Modul 4 (Regresi)

download Modul 4 (Regresi)

of 26

description

Statistic

Transcript of Modul 4 (Regresi)

  • MATERI / BAHAN PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke :

    Program Studi : Teknik Industri Modul ke :

    Kode Mata Praktikum: Jumlah Halaman :

    Nama Mata Praktikum`: Statistik Industri Mulai Berlaku :

    Halaman | 1

    UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

    MODUL IV

    KORELASI DAN REGRESI

    TUJUAN

    1. Menganalisis hubungan yang signifikan antara variabel.

    2. Mengetahui sistem pola antara variabel-variabel dependent dan independent.

    3. Menentukan atau memprediksi nilai variabel dependent.

    DESKRIPSI KORELASI

    Uji korelasi atau uji asosiasi pada dasarnya adalah sebuah cara dalam pengolahan data

    statistik yang digunakan untuk menganalisis apakah sebuah variabel mempunyai hubungan

    yang signifikan dengan variabel lainnya. Kemudian jika ada hubungan, bagaimana keeratan

    hubungan tersebut, serta seberapa jauh variabel tersebut mempengaruhi variabel lainnya.

    Keeratan hubungan itu dinyatakan dengan nama koefisien korelasi (atau dapat disebut

    korelasi saja). Dalam suatu kasus, kita ingin mengukur hubungan antara kedua peubah X dan

    Y, apabila X adalah umur suatu mobil bekas dan Y nilai jual mobil tersebut, maka kita

    membayangkan nilai-nilai X yang kecil berpadanan dengan nilai-nilai Y yang besar. Rumus

    korelasi merupakan metoda untuk menghitung koefisien korelasi yang kemudian diberikan

    penafsiran menurut kriteria tertentu. Nilai r terbesar adalah +1 dan r terkecil adalah -1.

    Hubungan positif sempurna ditunjukkan dengan r = +1, sedangan hubungan negatif sempurna

    ditunjukkan dengan r = -1. Korelasi (r) tidak mempunyai satuan atau dimensi. Tanda (+) dan

    (-) hanya menunjukkan arah hubungan. Intrepretasi nilai r adalah sebagai berikut:

    Tabel 6 Interpretasi Nilai R

    R Intrepretasi

    0 Tidak berkorelasi

    0.01 0.20 Korelasi sangat rendah

    0.21 0.40 Rendah

    0.41 0.60 Agak rendah

    0.61 0.80 Cukup

  • MATERI / BAHAN PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke :

    Program Studi : Teknik Industri Modul ke :

    Kode Mata Praktikum: Jumlah Halaman :

    Nama Mata Praktikum`: Statistik Industri Mulai Berlaku :

    Halaman | 2

    UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

    R Intrepretasi

    0.81 0.99 Kuat

    1 Sangat kuat

    Pada prakteknya, angka koefisien korelasi berada antara 0 sampai 1 dan pedoman

    umum penafsirannya adalah :

    koefisien korelasi antara 0 0.5 berarti korelasi cukup kuat

    koefisien korelasi antara 0.5 1 berarti korelasi kuat

    Analisis korelasi korelasi dan regresi (baik sederhana maupun ganda) sering menjadi alat

    analisis yang digunakan dalam uji asosiasi. Tujuan analisis korelasi adalah untuk mempelajari

    apakah ada hubungan antara dua variabel atau lebih, sedang analisis regresi memprediksi

    seberapa jauh pengaruh tersebut. Diantara beberapa teknik-teknik pengukuran asosiasi, ada

    dua teknik korelasi yang sangat populer sampai sekarang, yaitu Korelasi Pearson Product

    Moment (biasanya digunakan pada uji chi square) dan Korelasi Rank Spearman (biasanya

    digunakan pada regresi). Korelasi Pearson menggunakan data berskala interval atau rasio,

    Spearman dan Kendal menggunakan skala ordinal, sedangkan Chi Square menggunakan data

    nominal. Hasil perhitungan korelasi mempunyai kemungkinan penafsiran terhadap pengujian

    hipotesis dua arah (two tailed). Korelasi searah jika nilai koefesien korelasi diketemukan

    positif, sebaliknya jika nilai koefesien korelasi negatif, korelasi disebut tidak searah.

    1. Korelasi Pearson Product Moment

    Korelasi ini dilakukan jika sepasang variabel kontinu, memiliki korelasi. Jumlah

    pengamatan variabel X dan Y harus sama, atau kedua nilai variabel tersebut berpasangan.

    Semakin besar nilai koefisien, korelasinya maka akan semakin besar pula derajat hubungan

    antara kedua variabel. Korelasi Pearson biasanya pada hubungan yang berbentuk linier

    (keduanya meningkat atau keduanya menurun). Koefisien korelasi ini tidak menunjukkan

    adanya hubungan kausal antar variabelnya.

    Ukuran korelasi linier antara dua peubah yang paling banyak digunakan adalah yang

    disebut koefisien korelasi momen hasil kali pearson atau ringkasnya koefisien contoh.

    Menurut Robert F. Walpole dalam bukunya Pengantar Statistika, 1996, koefisien korelasi,

  • MATERI / BAHAN PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke :

    Program Studi : Teknik Industri Modul ke :

    Kode Mata Praktikum: Jumlah Halaman :

    Nama Mata Praktikum`: Statistik Industri Mulai Berlaku :

    Halaman | 3

    UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

    ukuran hubungan linier antara dua peubah x dan y diduga dengan koefisien korelasi contoh r,

    yaitu :

    r = Sy

    Sxb

    yiiynxiixn

    yixiyxin

    n

    i

    n

    i

    n

    i

    n

    i

    n

    i

    n

    i

    n

    i

    1

    2

    1

    2

    1

    2

    1

    2

    1 11

    1

    Contoh:

    Jika kita memiliki data produksi dan data ekspor suatu komoditi, kita ingin melihat hubungan

    antara keduanya (apakah ada korelasi antara total produksi dan ekspor). Penyelesaian

    menggunakan SPSS!

    Tahap 1 : Buka program SPSS. Inputkan variabel produksi dan ekspor pada variabel view,

    kemudian inputkan data ke dalam tabel-tabel pada data view.

    Tahap 2 : Klik dari menubar Analyze Correlate Bivariate, seperti berikut:

  • MATERI / BAHAN PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke :

    Program Studi : Teknik Industri Modul ke :

    Kode Mata Praktikum: Jumlah Halaman :

    Nama Mata Praktikum`: Statistik Industri Mulai Berlaku :

    Halaman | 4

    UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

    Tahap 3 : Kemudian masukkan kedua variabel ke kotak variables di sebelah kanan,

    checklist koefisien korelasi sebagai korelasi pearson product moment, gambar berikut:

  • MATERI / BAHAN PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke :

    Program Studi : Teknik Industri Modul ke :

    Kode Mata Praktikum: Jumlah Halaman :

    Nama Mata Praktikum`: Statistik Industri Mulai Berlaku :

    Halaman | 5

    UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

    4. Kemudian Klik OK, maka akan muncul output sebagai berikut :

    Correlations

    produksi Ekspor

    produksi Pearson Correlation 1 .839**

    Sig. (2-tailed) .009

    N 8 8

    ekspor Pearson Correlation .839** 1

    Sig. (2-tailed) .009

    N 8 8

    **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

    Penjelasan output diatas adalah sebagai berikut:

    N menunjukkan jumlah observasi atau sampel sebanyak 8

    Hubungan korelasi ditunjukkan oleh angka 0,839(**) yang artinya besar korelasi yang

    terjadi antara variabel X dan Y adalah baik yaitu sebesar 0,839.

    Sig. (2-tailed) adalah 0,009 masih lebih kecil daripada batas kritis = 0,025 (0,009 <

    0,025), berarti terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel.

    2. Korelasi Rank Spearman

    Uji korelasi Spearman dengan SPSS pada hakikatnya serupa dengan secara manual. Uji

    korelasi Spearman adalah uji statistik yang ditujukan untuk mengetahui hubungan antara dua

    atau lebih variabel berskala Ordinal. Asumsi uji korelasi Spearman adalah:

    a. Data tidak harus berdistribusi normal

    b. Data diukur dalam skala Ordinal.

    Menurut Sugiono (1999, hal.284) Uji koefisien korelasi tunggal/korelasi rank spearman

    untuk mengetahui hubungan variabel X dengan variabel Y, dengan rumus sebagai berikut:

  • MATERI / BAHAN PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke :

    Program Studi : Teknik Industri Modul ke :

    Kode Mata Praktikum: Jumlah Halaman :

    Nama Mata Praktikum`: Statistik Industri Mulai Berlaku :

    Halaman | 6

    UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

    Keterangan:

    rs = koefisien korelasi spearman

    di = selisih rangking variabel bebas dan terikat

    n = jumlah sampel penelitian

    Studi kasus

    Seorang Manajer Personalia ingin mengetahui apakah ada hubungan antara Prestasi

    Kerja seseorang dengan tingkat kecerdasan (diukur dengan IQ) dan motivasi kerja pekerja

    yang bersangkutan. Untuk itu, diambil 9 orang pekerja dan seorang supervisor diminta

    memberi penilaian pada tiap pekerja tersebut tentang prestasi kerja dan motivasi kerjanya.

    Tabel 7 Data Studi Kasus Korelasi

    Pekerja Prestasi IQ Motivasi

    1 84 110 85

    2 85 100 82

    3 87 90 84

    4 92 110 91

    5 91 100 83

    6 96 110 88

    7 83 95 82

    8 87 90 86

    9 88 100 84

    NB: Prestasi kerja dan motivasi kerja dinilai dalam range 0 (jelek sekali) sampai 100 (baik

    sekali). Sedang IQ didapat dari test kecerdasan saat pekerja melamar ke perusahaan.

  • MATERI / BAHAN PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke :

    Program Studi : Teknik Industri Modul ke :

    Kode Mata Praktikum: Jumlah Halaman :

    Nama Mata Praktikum`: Statistik Industri Mulai Berlaku :

    Halaman | 7

    UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

    Tahap 1 : Buka program SPSS. Inputkan variabel produksi dan ekspor pada variabel view,

    kemudian inputkan data ke dalam tabel-tabel pada data view.

    Tahap 2 : Klik dari menubar Analyze Correlate Bivariate, seperti berikut:

  • MATERI / BAHAN PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke :

    Program Studi : Teknik Industri Modul ke :

    Kode Mata Praktikum: Jumlah Halaman :

    Nama Mata Praktikum`: Statistik Industri Mulai Berlaku :

    Halaman | 8

    UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

    Tahap 3 : Kemudian masukkan kedua variabel ke kotak variables di sebelah kanan,

    checklist koefisien korelasi sebagai korelasi spearman, pilih test of significance: two tailed,

    seperti gambar berikut:

    Tahap 4: Klik OK

    Tabel 8 Hasil Output Korelasi

    Hasil output

    Correlations

    prestasi IQ motivasi

    Spearman's rho prestasi Correlation Coefficient 1.000 .409 .620

    Sig. (2-tailed) . .274 .075

    N 9 9 9

    IQ Correlation Coefficient .409 1.000 .450

    Sig. (2-tailed) .274 . .224

    N 9 9 9

    motivasi Correlation Coefficient .620 .450 1.000

    Sig. (2-tailed) .075 .224 .

    N 9 9 9

  • MATERI / BAHAN PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke :

    Program Studi : Teknik Industri Modul ke :

    Kode Mata Praktikum: Jumlah Halaman :

    Nama Mata Praktikum`: Statistik Industri Mulai Berlaku :

    Halaman | 9

    UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

    Berdasarkan hasil output diatas, maka dapat dianalisis bahwa korelasi pada variabel

    IQ dengan prestasi diperoleh angka probabilitas atau sig. (2-tailed) sebesar 0.274, korelasi

    antara motivasi kerja dengan IQ sebesar 0.224, kemudian korelasi antara motivasi dan

    prestasi sebesar 0.075. Karena ketiganya memiliki nilai sig. (2-tailed) > 0.025 maka H0

    diterima atau tidak memiliki hubungan (korelasi) antara ketiga variabel.

    DESKRIPSI REGRESI

    Persamaan regresi merupakan suatu persamaan formal untuk mengekspresikan 2 unsur

    penting dari suatu hubungan statistik. Regresi digunakan untuk memenuhi 2 tujuan yaitu

    menemukan pola antara variabel yang ada dan memprediksi atau menentukan nilai suatu

    variabel. Orang yang pertama kali memperkenalkan istilah regresi adalah Sir Francis Galton

    (1822-1911), seorang antropolog dan pakar meteorologi terkenal dari Inggris.

    1. REGRESI LINEAR SEDERHANA

    Dalam analisis regresi ada dua jenis variabel, yaitu variabel penjelas (explanatory

    variable) atau variabel bebas (independent variable) dan variabel repons (response variable)

    atau variabel tidak bebas (dependent variable). Yang dimaksud dengan variabel penjelas

    adalah suatu variabel yang nilainya dapat ditentukan atau dengan mudah dapat diukur.

    Sedangkan variabel respons adalah suatu variabel yang nilainya sukar ditentukan atau tidak

    mudah diukur. Variabel penjelas biasa disimbolkan dengan X dan disebut sebagai variabel

    yang mempengaruhi. Sedangkan variabel respons biasa disimbolkan dengan Y dan disebut

    sebagai variabel yang dipengaruhi. Analisis regresi digunakan pada kedua variabel tersebut

    terutama untuk menelusuri pola hubungan yang modelnya belum diketahui dengan sempurna,

    sehingga dalam penerapannya lebih bersifat eksploratif dan berakar pada pendekatan empirik.

    Analisis regresi adalah suatu analisis statistik yang memanfaatkan hubungan anatara dua

    variabel atau lebih yaitu variabel Y ( variabel dependen atau respons ) pada beberapa variabel

    lain X1 ,X2 , ,Xk , (variabel independent atau predictor). Dimana X diasumsikan

    mempengaruhi Y secara linear. Jika analisis regresi dilakukan untuk satu variabel dependen

    dan satu variabel independent maka regresi ini dinamakan regresi sederhana. Analisis regresi

  • MATERI / BAHAN PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke :

    Program Studi : Teknik Industri Modul ke :

    Kode Mata Praktikum: Jumlah Halaman :

    Nama Mata Praktikum`: Statistik Industri Mulai Berlaku :

    Halaman | 10

    UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

    linear diperoleh dari suatu motivasi bahwa plot data variabel X (pengaruh) dan Y (respons)

    cenderung linear.

    Model regresi linear sederhana

    Model regresi adalah cara yang digunakan untuk menyatakan dua hal :

    a. Kecenderungan berubah-ubahnya variabel dependen terhadap variabel independent dalam

    bentuk yang sistematis (teratur).

    b. Berpencarnya observasi di sekitar kurve yang menyatakan hubungan statistik.

    Kedua karakteristik itu ada dalam model regresi dengan mempostulasikan bahwa :

    a. Dalam populasi observasi di mana sample diambil, terdapat distribusi probabilitas dari Y

    untuk setiap level dari X.

    b. Harga harga mean distribusi probabilitas ini berbeda-beda dalam cara yang sistematik

    dengan X.

    Model regresi linear sederhana :

    iiY X i10 , n i ...,,2,1

    Keterangan:

    Yi harga variabel respons pada trial ke i.

    Xi konstan yang diketahui , yaitu harga variabel independent pada trial ke i.

    0 ,1 adalah parameter yang tidak diketahui nilainya dan akan diestimasi dengan

    statistik b0,b1.

    i= N(0;2) adalah suku sesatan random yang independent.

    Model di atas dapat dipahami sebagai model linear dengan melihat Yi = 0 + 1 Xi

    ditambah dengan adanya unsur i = N( 0;2 ) yang membuat data naik atau turun dari garis

    linear.

    Estimasi fungsi regresi

    Koefisien regresi 0 dan 1 harus diestimasi dari data sample. Untuk mendapatkan estimasi

    yang baik dari parameter regresi 0 dan 1, dapat menggunakan dua metode yaitu metode

    kuadrat terkecil ( least squares method ) dan metode LSE ( Least Squares Error ).

  • MATERI / BAHAN PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke :

    Program Studi : Teknik Industri Modul ke :

    Kode Mata Praktikum: Jumlah Halaman :

    Nama Mata Praktikum`: Statistik Industri Mulai Berlaku :

    Halaman | 11

    UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

    Metode kuadrat terkecil

    Untuk setiap pasangan observasi (Xi,Yi), metode ini memandang harga sesatan. Menurut

    metode kuadrat terkecil harga-harga estimasi b0 dan b1 adalah harga-harga yang memuat Q

    minimum. Harga estimasi (penduga) ini dikenal sebagai penduga kuadrat terkecil ( PKT ).

    Q akan minimum jika derivative parsial Q terhadap 0 dan 1 keduanya sama dengan nol.

    Metode LSE

    Metode LSE ( Least Squares Error ) yaitu suatu metode untuk meminimalkan jumlah

    kuadrat error.

    2

    10

    1

    i

    2N

    1i

    X) (Y

    N

    i

    iL

    Nilai L di atas akan minimum jika derivative parsialnya terhadap 0 dan1 sama dengan

    nol.

    Selanjutnya diperoleh persamaan linear dengan dua variabel estimator.Persamaan ini

    sering disebut juga dengan persamaan normal.

    0)X (Y2- i10i0

    bb

    L

    0).X (Y2- i10i1

    iXbb

    L

    Dengan menyelesaikan persamaan normal di atas diperoleh estimator regresi :

    XX

    XY

    i S

    S

    XnX

    YXYXb

    2

    11

    1

    dan

    X Y 10 bb

    Sehingga diperoleh persamaan regresi :

    iXbY 101 b

    Dimana :

    b0 disebut dengan intersept atau titik potong terhadap sumbu Y,

    b1 disebut dengan slope atau garis gradient persamaan regresi

  • MATERI / BAHAN PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke :

    Program Studi : Teknik Industri Modul ke :

    Kode Mata Praktikum: Jumlah Halaman :

    Nama Mata Praktikum`: Statistik Industri Mulai Berlaku :

    Halaman | 12

    UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

    Studi Kasus :

    PT. SINAR CAHAYA dalam beberapa bulan gencar mempromosikan sejumlah peralatan

    elektronik dengan membuka outlet-outlet di berbagai daerah. Berikut data mengenai

    penjualan dan biaya promosi yang dikeluarkan di 15 daerah di Indonesia.

    Daerah Sales (juta

    rupiah)

    Promosi (juta

    rupiah)

    JAKARTA 205 26

    TANGERANG 206 28

    BEKASI 254 35

    BOGOR 246 31

    BANDUNG 201 21

    SEMARANG 291 49

    SOLO 234 30

    YOGYA 209 30

    SURABAYA 204 24

    PURWOKERTO 216 31

    MADIUN 245 32

    TUBAN 286 47

    MALANG 312 54

    KUDUS 265 40

    PEKALONGAN 322 42

    Akan dilakukan analisis regresi untuk mengetahui hubungan di antara variabel penjualan

    dengan biaya promosi.

    Penyelesaian akan dilakukan dengan software SPSS.

    Hal yang ingin diketahui dari data tersebut adalah besar hubungan atau seberapa jauh biaya

    promosi berpengaruh terhadap penjualan PT. SINAR CAHAYA, maka akan dilakukan uji

    reresi, dengan variabel dependen adalah penjualan dan variabel independen adalah biaya

    promosi. Karena hanya ada satu variabel independen maka uji regresi tersebut dinamakan uji

    regresi sederhana.

  • MATERI / BAHAN PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke :

    Program Studi : Teknik Industri Modul ke :

    Kode Mata Praktikum: Jumlah Halaman :

    Nama Mata Praktikum`: Statistik Industri Mulai Berlaku :

    Halaman | 13

    UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

    Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut :

    o Data penjualan dan biaya promosi PT. SINAR CAHAYA dimasukkan ke dalam SPSS.

    o Kemudian pilih menu Analyze > Regression > Linear (untuk uji regresi secara linear).

    Masukkan variabel X ke dalam kolom independent dan variabel Y ke dalam kolom

    dependent.

    o Selanjutnya pilih kolom Options. Isi nilai probabilitas sesuai dengan yang diinginkan,

    dalam kasus ini nilai probabilitas sebesar 0,05. Checklist Include constant in equation

    dan Exclude cases listwise.

  • MATERI / BAHAN PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke :

    Program Studi : Teknik Industri Modul ke :

    Kode Mata Praktikum: Jumlah Halaman :

    Nama Mata Praktikum`: Statistik Industri Mulai Berlaku :

    Halaman | 14

    UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

    o Pilih kolom Statistics. Checklist Estimates, Model fit dan Casewise diagnostics serta

    pilih All cases.

    o Pilih kolom Plots. Masukkan SDRESID ke dalam kolom Y dan ZPRED ke dalam

    kolom X. Pilih Next, kemudian masukkan ZPRED ke dalam kolom Y dan DEPENDNT

    ke dalam kolom X. Checklist Normality probability plot.

  • MATERI / BAHAN PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke :

    Program Studi : Teknik Industri Modul ke :

    Kode Mata Praktikum: Jumlah Halaman :

    Nama Mata Praktikum`: Statistik Industri Mulai Berlaku :

    Halaman | 15

    UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

    o Tekan OK untuk proses data.

    Berikut OUTPUT dari langkah-langkah yang telah dilakukan:

    Output 1 :

    Model Summaryb

    Model

    R R Square Adjusted R Square

    Std. Error of the

    Estimate

    d

    i

    m

    e

    n

    s

    i

    o

    n

    0

    1 ,916a ,839 ,826 17,12683

    a. Predictors: (Constant), Biaya Promosi

    b. Dependent Variable: Data Penjualan

    Output Model Summary menunjukkan nilai R yang merupakan penjelas seberapa besar

    sebuah variabel mempengaruhi variabel lainnya.

    Angka R square pada tabel diatas adalah 0,893 yang merupakan pengkuadratan dari

    koefisien korelasi (0,916 x 0,916 = 0,839). R square bisa disebut koefisien determinasi (R2)

  • MATERI / BAHAN PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke :

    Program Studi : Teknik Industri Modul ke :

    Kode Mata Praktikum: Jumlah Halaman :

    Nama Mata Praktikum`: Statistik Industri Mulai Berlaku :

    Halaman | 16

    UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

    dimana hal itu berarti 83,9% dari variasi Sales bisa dijelaskan oleh variabel biaya promosi.

    Sementara sisanya (100% - 83,9% = 16,1%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain.

    R square berkisar pada angka 0 sampai 1, dengan catatan semakin kecil angka R square

    maka semakin lemah hubungan kedua variabel.

    Output 2 :

    ANOVAb

    Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

    1 Regression 19850,334 1 19850,334 67,673 ,000a

    Residual 3813,266 13 293,328

    Total 23663,600 14

    a. Predictors: (Constant), Biaya Promosi

    b. Dependent Variable: Data Penjualan

    Tabel ANOVA menunjukkan apakah sebuah model regresi bisa digunakan untuk

    melakukan sebuah prediksi atau tidak.

    Dari uji ANOVA atau F Test diatas, diperoleh F hitung sebesar 67,673 dengan tingkat

    signifikansi 0,0000. Oleh karena probabilitas (0,0000) jauh lebih kecil dari 0,05 maka model

    regresi bisa digunakan untuk memprediksi Sales.

    Output 3 :

    Coefficientsa

    Model

    Unstandardized Coefficients

    Standardized

    Coefficients

    t Sig. B Std. Error Beta

    1 (Constant) 111,523 16,982 6,567 ,000

    Biaya Promosi 3,891 ,473 ,916 8,226 ,000

    a. Dependent Variable: Data Penjualan

    Tabel diatas menggambarkan persamaan regresi yang muncul untul Sales dan biaya promosi.

    Y = 111,523 + 3,891 X

    Dimana Y = Sales dan X = Biaya Promosi

  • MATERI / BAHAN PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke :

    Program Studi : Teknik Industri Modul ke :

    Kode Mata Praktikum: Jumlah Halaman :

    Nama Mata Praktikum`: Statistik Industri Mulai Berlaku :

    Halaman | 17

    UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

    Output 4 :

    Chart diatas merupakan Normal Probability Plot yang menunjukkan apakah uji

    normalitas data yang digunakan sudah terpenuhi atau belum.

    Terlihat bahwa sebaran data pada chart di atas bisa dikatakan tersebar di sekeliling garis

    lurus tersebut (tidak terpencar jauh dari garis lurus). Maka dapat dikatakan bahwa persyaratan

    Normalitas bsia dipenuhi.

  • MATERI / BAHAN PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke :

    Program Studi : Teknik Industri Modul ke :

    Kode Mata Praktikum: Jumlah Halaman :

    Nama Mata Praktikum`: Statistik Industri Mulai Berlaku :

    Halaman | 18

    UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

    2. REGRESI LINEAR BERGANDA

    Analisis regresi adalah suatu analisis statistik yang memanfaatkan hubungan antara dua

    variable atau lebih yaitu variable Y ( variabel dependen atau respons) pada beberapa variabel

    lain X1, X2, Xk, ( variabel independent atau predictor ).

    Dalam bagian ini akan dijelaskan secara singkat bagaimana garis regresi dapat ditentukan dan

    yang akan ditinjau adalah garis regresi variable dependent (Y) atas variable-variabel

    independent (Xi) yang paling sederhana, yang selanjutnya disebut regresi linier berganda.

    Persamaan umum untuk regresi linier berganda yaitu:

    Dengan: k22110 X...X X kY

    0 = konstan

    1...k = koefisien populasi variable independent

    = Random error

    Koefisien-koefisien dari persamaan regresi berganda selanjutnya diestimasi dengan

    menggunakan sampel-sampel, yang prosesenya serupa dengan regresi linier sederhana yaitu

    dengan meminimalkan nilai error, sehingga diperoleh persamaan regresi:

    Dengan: ki2i21i10 X...X X kbbbbY

    b0 = nilai estimasi untuk konstan

    b1bk = nilai estimasi untuk koefisien variable independent

    Seperti halnya regersi linier sederhana, maka untuk regresi linier berganda, terlebih dahulu

    perlu diuji apakah regresi linier ganda yang diperoleh berdasarkan data sampel berguna atau

    tidak. Untuk itu dilakukan uji hipotesis nol bahwa model regresi tidak layak dipakai melawan

    hipotesis alternative yaitu model regresi layak dipakai. Uji yang digunakan adalah uji

    menggunakan statistik F berbentuk:

  • MATERI / BAHAN PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke :

    Program Studi : Teknik Industri Modul ke :

    Kode Mata Praktikum: Jumlah Halaman :

    Nama Mata Praktikum`: Statistik Industri Mulai Berlaku :

    Halaman | 19

    UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

    Dengan k adalah jumlah variable yang diikutsertakan dalam persaman regresi. Dalam uji

    hipotesis, digunakan daerah kritis:

    Selanjutnya, jika model regresi yang diperoleh layak digunakan akan dilakukan lagi uji

    terhadap koefisien-koefisien regresi secara terpisah untuk mengetahui apakah koefisien

    tersebut layak dipakai dalam persamaan atau tidak, dengan :

    Hipotesis

    H0:j= 0

    H1:j 0

    Statistik Uji

    Koefisien Determinasi Ganda

    Koefisien determinasi adalah nilai yang menunjukkan seberapa besar nilai variable Y

    dijelaskan oleh variable X.

    Nilai R2

    yang mendekati 0 (nol) menunjukkan bahwa data sangat tidak cocok dengan model

    regresi yang ada dan sebaliknya, jika nilai R2

    mendekati 1 (satu) menunjukkan bahwa data

    cocok terhadap model regresi.

    Koefisien Korelasi Berganda

    Koefisien korelasi berganda adalah nilai yang menunjukkan korelasi antara nilai prediksi

    dengan nilai observasi dari variable independent (Y).

  • MATERI / BAHAN PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke :

    Program Studi : Teknik Industri Modul ke :

    Kode Mata Praktikum: Jumlah Halaman :

    Nama Mata Praktikum`: Statistik Industri Mulai Berlaku :

    Halaman | 20

    UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

    Nilai koefisien korelasi merupakan akar kuadrat dari nilai koefisien determinasi ganda yang

    dapat digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan linier antara variable independent (Xi)

    dengan variable dependent (Y).

    Adjusted Coefeicients of Determination

    Nilai ini digunakan untuk mengoreksi apakah penambahan sebuah variable baru

    mempengaruhi/mengurangi nilai error sum of squares (jumlah kuadrat kesalahan),

    (dimana n = ukuran sampel, K = Jumlah variable independent). Nilai ini juga memberikan

    perbandingan yang lebih baik antara model regresi berganda dengan jumlah variable

    independent berbeda, karena nilainya lebih kecil jika dibandingkan dengan koefisien

    determinasi ganda.

    STUDI KASUS

    PT. SINAR CAHAYA dalam beberapa bulan hencar mempromosikan sejumlah peralatan

    elektronik dengan membuka outlet-outlet di berbagai daerah. Berikut data mengenai

    Penjualan, Biaya Promosi dan Jumlah Outlet yang dikeluarkan di 15 daerah di Indonesia :

    Daerah Sales (juta

    Rupiah)

    Promosi (juta

    Rupiah) Outlet (m2)

    JAKARTA 205 26 159

    TANGERANG 206 28 164

    BEKASI 254 35 198

    BOGOR 246 31 184

    BANDUNG 201 21 150

    SEMARANG 291 49 208

    SOLO 234 30 184

    YOGYA 209 30 154

    SURABAYA 204 24 149

    PURWOKERTO 216 31 175

  • MATERI / BAHAN PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke :

    Program Studi : Teknik Industri Modul ke :

    Kode Mata Praktikum: Jumlah Halaman :

    Nama Mata Praktikum`: Statistik Industri Mulai Berlaku :

    Halaman | 21

    UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

    Daerah Sales (juta

    Rupiah)

    Promosi (juta

    Rupiah) Outlet (m2)

    MADIUN 245 32 192

    TUBAN 286 47 201

    MALANG 312 54 248

    KUDUS 265 40 166

    PEKALONGAN 322 42 287

    Langkah- langkah penyelesaian Regresi Berganda :

    o Data penjualan, biaya promosi dan jumlah outlet PT. SINAR CAHAYA dimasukkan ke

    dalam SPSS.

    o Kemudian pilih menu Analyze > Regression > Linear (untuk uji regresi secara linear).

    Masukkan variabel X ke dalam kolom independent dan variabel Y ke dalam kolom

    dependent.

  • MATERI / BAHAN PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke :

    Program Studi : Teknik Industri Modul ke :

    Kode Mata Praktikum: Jumlah Halaman :

    Nama Mata Praktikum`: Statistik Industri Mulai Berlaku :

    Halaman | 22

    UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

    o Selanjutnya pilih kolom Statistics. Checklist Estimate, Model fit dan Descriptive.

    o Pilih kolom Plots. Checklist Produce all partial plots.

    o Tekan OK untuk proses data.

  • MATERI / BAHAN PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke :

    Program Studi : Teknik Industri Modul ke :

    Kode Mata Praktikum: Jumlah Halaman :

    Nama Mata Praktikum`: Statistik Industri Mulai Berlaku :

    Halaman | 23

    UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

    Berikut OUTPUT dari langkah-langkah yang telah dilakukan:

    Output 1

    Besar hubungan antar variabel Sales dengan Promosi yang dihitung dengan koefisien

    korelasi adalah 0,916, sedangkan variabel Sales dengan Outlet adalah 0,901. Secara teoritis,

    karena korelasi antara Sales dan Promosi lebih besar, maka variabel Promosi lebih

    berpengaruh terhadap Sales dibanding variabel Outlet.

    Tingkat signifikansi koefisien korelasi satu sisi dari output menghasilkan angka 0,000

    atau praktis 0. Oleh karena probabilitas jauh di bawah 0,05, maka korelasi di antara variabel

    Sales dengan Promosi dan Outlet sangat nyata.

  • MATERI / BAHAN PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke :

    Program Studi : Teknik Industri Modul ke :

    Kode Mata Praktikum: Jumlah Halaman :

    Nama Mata Praktikum`: Statistik Industri Mulai Berlaku :

    Halaman | 24

    UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

    Output 2

    Model Summaryb

    Model

    R R Square Adjusted R Square

    Std. Error of the

    Estimate

    d

    i

    m

    e

    n

    s

    i

    o

    n

    0

    1 ,976a ,952 ,944 9,75663

    a. Predictors: (Constant), Luas Outlet, Biaya Promosi

    b. Dependent Variable: Data Penjualan

    Sama seperti pada regresi linear sederhana, output Model Summary menunjukkan nilai R

    yang merupakan penjelas seberapa besar sebuah variabel mempengaruhi variabel lainnya.

    Angka R square pada tabel diatas adalah 0,952. Hal tersebut berarti 95,2% dari variasi Sales

    bisa dijelaskan oleh variabel biaya promosi dan outlet yang disewa. Sementara sisanya (100%

    - 95,2% = 4,8%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain.

    R square berkisar pada angka 0 sampai 1, dengan catatan semakin kecil angka R square maka

    semakin lemah hubungan kedua variabel.

    Output 3

    ANOVAb

    Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

    1 Regression 22521,299 2 11260,649 118,294 ,000a

    Residual 1142,301 12 95,192

    Total 23663,600 14

    a. Predictors: (Constant), Luas Outlet, Biaya Promosi

    b. Dependent Variable: Data Penjualan

  • MATERI / BAHAN PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke :

    Program Studi : Teknik Industri Modul ke :

    Kode Mata Praktikum: Jumlah Halaman :

    Nama Mata Praktikum`: Statistik Industri Mulai Berlaku :

    Halaman | 25

    UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

    Tabel ANOVA menunjukkan apakah sebuah model regresi bisa digunakan untuk

    melakukan sebuah prediksi atau tidak.

    Dari uji ANOVA atau F Test diatas, diperoleh F hitung sebesar 118,294 dengan tingkat

    signifikansi 0,0000. Oleh karena probabilitas (0,0000) jauh lebih kecil dari 0,05 maka model

    regresi bisa digunakan untuk memprediksi Sales. Atau bisa dikatakan bahwa promosi dan

    luas outlet yang disewa secara bersama-sama berpengaruh terhadap Sales.

    Output 4

    Coefficientsa

    Model

    Unstandardized Coefficients

    Standardized

    Coefficients

    t Sig. B Std. Error Beta

    1 (Constant) 64,639 13,112 4,930 ,000

    Biaya Promosi 2,342 ,398 ,551 5,892 ,000

    Luas Outlet ,535 ,101 ,496 5,297 ,000

    a. Dependent Variable: Data Penjualan

    Tabel diatas menggambarkan persamaan regresi yang muncul untul Sales dan biaya

    promosi.

    Y = 64,639 + 2,342 X1 + 0,535 X2

    Dimana Y = Sales, X1 = Biaya Promosi, dan X2 = Luas Outlet

    Output 5

  • MATERI / BAHAN PRAKTIKUM

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke :

    Program Studi : Teknik Industri Modul ke :

    Kode Mata Praktikum: Jumlah Halaman :

    Nama Mata Praktikum`: Statistik Industri Mulai Berlaku :

    Halaman | 26

    UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

    Chart di atas menunjukkan hubungan antara Sales dengan promosi. Terlihat bahwa

    sebaran data membentuk arah ke kanan atas, dan jika ditarik garis lurus akan didapat slope

    yang positif. Hal ini sesuai dengan koefisien regresi promosi yang positif.

    Chart di atas menunjukkan hubungan antara Sales dengan outlet. Terlihat bahwa sebaran

    data membentuk arah ke kanan atas, dan jika ditarik garis lurus akan didapat slope yang

    positif. Hal ini sesuai dengan koefisien regresi outlet yang positif.