kimed antihistamin 2
-
Upload
fatma-aldila-marsaid -
Category
Documents
-
view
206 -
download
23
description
Transcript of kimed antihistamin 2
Antihistamin
Definisi
“Obat Antihistamin”
Obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan
kerja histamin dalam tubuh melalui mekansime penghambatan bersaing
pada sisi reseptor H1,H2, dan H3.
Antagonis-H1 / Antihistamin-H1/ Antihistamin Klasik
adalah senyawa yang dalam kadar rendah dapat menghambat secara bersaing kerja histamin pada jaringan yang mengandung reseptor H1.
Antagonis-H2
Adalah senyawa yang menghambat secara bersaing interaksi histamin dengan reseptor H2 sehingga dapat menghambat sekresi asam
lambung
Tujuan Pengobatan
Histamin, zat kimia yang dibentuk dalam banyak jaringan manusia, memperantarai banyak dari respon-respon imun.
Sel mast dan basofil melepaskan histamin sebagai respons terhadap berbagai antigen.
Setelah dilepaskan, histamin berikatan dengan reseptor histamin H1 atau H2 yang menyebabkan berbagai efek.
Selain alergan, beberapa substansi lain menyebabkan pelepasan histamin, antara lain zat warna radio diagnostik, beberapa antibiotik, kinin (zat kimia yang dilepaskan oleh sel imun) dan beberapa bisa.
• Istilah “antihistamin” secara umum menunjukan obat-obat yang memblok reseptor histamin H1.
• Zat-zat ini mencegah kontraksi otot polos bronkus & menghambat vasodilatasi yang diinduksi oleh histamin dan peningkatan permeabilitas kapiler sehingga antihistamin H1 terutama berguna untuk mengobati alergi.
• Antagonis H2 menghambat sekresi asam dan pepsin dalam saluran cerna dan digunakan untuk mengobati penyakit ulkus peptikum.
• Antagonis reseptor H1 & H2 bekerja dengan bersaing dengan histamin yang telah dilepaskan.
• Strategi kedua untuk mengurangi gejala yang diinduksi oleh histamin adalah mencegah pelepasan histamin dari sel mast dan basofil.
• Penghambat pelepasan histamin tersedia untuk profilaksis melawan alergi dan gejala asma.
MEKANISME
Antagonis H₁
Antagonis H₁ memblok efek karena vasodilatasi arteri sehingga permeabel terhadap cairan dan plasma protein, yang menyebabkan sembab, pruritik, dermatitis, dan urtikaria.
8
MEKANISME (lanjutan)Antagonis H₂•Sekresi asam lambung dipengaruhi oleh histamin, gastrin, dan asetilkolin.•Antagonis H₂ menghambat secara langsung kerja histamin pada sekresi asam (efikasi intrinsik) dan menghambat kerja potensiasi histamin pada sekresi asam, yang dirangsang oleh gastrin atau asetilkolin (efikasi potensiasi).•Histamin mempunyai efikasi intrinsik dan efikasi potensial, sedang gastrin dan asetilkolin hanya mempunyai efikasi potensial.•Hanya histamin yang dapat meningkatkan sekresi asam, sedang gastrin atau asetilkolin hanya meningkatkan sekresi asam karena efek potensiasiny dengan histamin.
9
MEKANISME (lanjutan)
Antagonis H₃
Antagonis H₃ memblok reseptor histamin yang terletak pada ujung saraf jaringan otak dan jaringan perifer, yang mengontrol sintesis dan pelepasan histamin, mediator alergi lain dan peradangan.
10
Turunan Eter Aminoalkil
• Struktur umum Ar(Ar-CH2 )CH-O-CH2 -CH2 –N(CH3)2
Hubungan Struktur dan Aktivitas
• Pada posisi para cincin aromatik, pemasukan gugus Cl, Br, dan OCH3 aktivitas dan ES
• Pemasukan CH3 pada posisi orto akan menghilangkan efek antagonis –H1 dan aktivitas antikolinergik.
• Senyawa turunan eter aminoalkil mempunyai aktivitas antikolinergik yang cukup bermakna karena mempunyai struktur mirip dengan eter aminoalkohol, suatu senyawa pemblok kolinergik
• Turunan eter aminoalkil yang pertama kali:
Difenhidramin
• ES umum turunan aminoalkil eter tersier : mengantuk
pada saluran cerna relatif rendah
• Contoh :
1. Difenhidramin HCl
2. Dimenhidrinat
3. Karbinoksamin maleat
4. Klorfenoksamin HCl
5. Klemastin fumarat
6. Piprinhidrinat
Difenhidramin HCl
• Antihistamin kuat punya efek sedatif dan antikolinergik• Untuk pengobatan berbagai kondisi alergi (pruritik,
urtikaria, dermatitis atopik, rinitis, antispasmosik, antiemetik, dan obat batuk.
• Diikat oleh plasma protein 80-98%.• Kadar tertinggi dicapai dalam 2-4 jam po• T1/2 + 9jam
Dimenhidrinat
• Garam yang terbentuk dari difenhidramin dan 8-kloroteofilin
• Digunakan untuk antimabuk, diberikan 1,5 sebelum perjalanan
• Antimual untuk wanita hamil
Karbinoksamin maleat (Clistin)
• Mengandung 1 atom C asimetrik yang mengikat 2 cincin aromatik.
• Bentuk yang aktif yaitu isomer levo dengan konfigurasi S, karena dapat berinteraksi secara serasi dengan resptor H1
• Menimbulkan efek sedatif < difenhidramin• Dalam perdagangan tersedia bentuk rasemat
Klorfenoksamin HCl (Systral)
• Penyerapan dalam saluran cerna rendah, untuk mencapai sistemik diperlukan dosis cukup besar
• Digunakan untuk antipruritik dan antialergi
• Juga digunakan analgesik karena mempunyai efek anestesi setempat
Klemastin fumarat (Tavegyl)
• Antagonis-H1 kuat dengan masa kerja panjang• Efek antikolinergik dan penekan SSP kecil• Bentuk yang aktif yaitu isomer dekstro dengan pusat kiral yang
membentuk konfigurasi R.• Digunakan untuk memperbaiki gejala pada alergi rinitis, dermatosis,
urtikaria, ekzem, dermatitis/erupsi, dan sebagai antikolinergik• Diserap cepat dan sempurna pada saluran cerna• Kadar plasma tinggi +5-7jam dan masa kerja panjang +10-12 jam
Piprinhidrinat (Kolton)
• Difenilpiralin 8-kloroteofilinat
• Digunakan terutama untuk pengobatan rinitis, alergi konjungtivitis dan demam karena alergi
• Dosis : 3-6 mg 2 dd.
Turunan alkilamin
• Struktur umum :
Ar(Ar’)CH-CH2-CH2-N(CH3)2• Antihistamin dengan indeks terapetik (batas keamanan) cukup
besar dengan ES dan toksisitas yang relatif rendah
Contoh :
1. Feniramin maleat
2. Bromfeniramin maleat
3. Klorfeniramin maleat
4. Deksklorfeniramin maleat
5. Tripolidin HCl
Feniramin maleat (Avil)
• Efek antihistamin H1 terendah
• Diperdagangkan dalam bentuk campuran rasemat
Klorfeniramin maleat (Chlor-Trimeton=CTM, Cohistan,
Pehaclor)• Antihistamin H1 yang populer dan banyak digunakan
dalam bentuk kombinasi• Pemasukan gugus klor pada posisi para cincin aromatik
feniramin maleat aktivitas antihistamin• Aktivitas 20 kali > dibanding feniramin • Keamanan 50 kali > dibanding tripelenamin• Penyerapan obat dalam saluran cerna cukup baik• Terikat pada protein plasma +70%
• Kadar darah tertinggi obat dicapai 2-3 jam po• T ½ plasma 18-40 jam • Bromfeniramin maleat punya aktivitas yang
sabanding dengan klorfeniramin maleat• Deksklorfeniramin maleat (Polaramine,
Polamec) adalah isomer dekstro klorfeniramin maleat, punya aktivitas lebih besar dibanding campuran rasematnya
Dimetinden maleat (Fenistil)
• Aktif dalam bentuk isomer levo
• Digunakan untuk pengobatan pruritik dan berbagai bentuk alergi
• Awal kerja obat cepat 20-60 menit setelah pemberian po
• Efek berakhir setelah 8-12 jam
Antagonis-H1 turunan Etilendiamin
Struktur umum:
Ar(Ar')N-CH2-CH2-N(CH3)2
Nama obat turunan etilendiamin:
1. fenbenzamin2.Tripelenamin
3.Pirilamin4.antazolin5.bamipin
6.mebihidrolin
Fenbenzamin (mepiramin)
merupakan antagonis-H1 turunan etildiamin yang pertama kali digunakan dalam klinik.
Tripelenamin
Penggantian isosterik gugus fenil dengan gugus 2-piridil, seprti pada tripelenamin, dapat meningkatkan aktivitas dan menurunkan toksisitas.
Contoh: Tripelenamin HCl
Tripelenamin HCl(Azaron, Tripel)
• Mempunyai efek antihistamin sebanding difenhidramin dengan efek samping lebih rendah.
• Tripelenamin juga digunakan untuk pemakaian setempat karena mempunyai efek anestesi setempat.
Efektif untuk pengobatan gejala alergi kulit, seperti pruritis dan
urtikaria kronik
Pirilamin
Pemasukan gugus metoksi pada posisi para benzil tripelenamin, seperti pada pirilamin, akan meningkatkan aktivitas dan memperpanjang masa kerja obat.
Antazolin HCl(antistine)
Mempunyai aktivitas antihistamin lebih rendah dibandingkan etilendiamin lain.
Dosis untuk mata: larutan 0,5%
Mempunyai efek antikolinergik dan lebih banyak digunakan untuk pemakaian setempat karena mempunyai efek anestesi setempat dua kali lebih besar dibanding prokain HCl.
Mebhidrolin nafadisilat(Incidal, Histapan)
• Strukturnya mengandung rantai samping aminopropil dalam sistem heterosiklik karbolin dan bersifat kaku.
• Senyawa tidak menimbulkan efek analgesik dan anestesi setempat.
• Digunakan pengobatan gejala pada alergi dermal, seperti dermatitis dan ekzem, konjungtivitis dan asma bronkial.
• Penyerapan obat dalam saluran cerna relatif lambat, kadar plasma tertinggi dicapai setelah ±2 jam dan menurun bertahap sampai 8 jam.
Struktur Antagonis-H1 turunan etildiamin
Struktur Kimia Nama Obat Dosis
Fenbenzenamin
Tripelenamin (R=H)
Pirilamin (R=OCH3)
Antazolin
Bamipin
Mebhidrolin
50mg 3dd3% (krim)
25-50 mg 3-4 dd
100 mg 3-4 dd
50 mg 3-4 dd
50 mg 3 dd
Antagonis H-1 Turunan Piperazin
• Struktur Umum
• contoh Antagonis H-1 turunan piperazin
siklizin, buklizin, setrizin, sinarizin, homoklorsiklizin, hidroksizin HCl, dan oksatomid.
Homoklorsiklizin(Homoclomin)
Mempunyai spektrum kerja luas.
Digunakan untuk: gejala pada alergi dermal, seperti pruritis, ekzem dermatitis dan erupsi, alergi rinitis.
Antagonis yang kuat terhadap histamin,
serotonin, asetilkolin, blok kerja bradikinin dan
SRS-A
Penyerapan obat dalam saluran cerna cukup baik,
kadar plasma tertinggi dicapai 1 jam setelah
pemberian oral.
Hidroksizin HCl(Iterax)
untuk memperbaiki gejala ketegangan dan kecemasan pada
psikoneurosis,sebagai sedatif pada pramedikasi
anestesi.
Mempunyai efek antihismin, bronkodilator, analgesik dan antiemetik
Awal kerja cepat ± 15-30 menit. kadar tertinggi dalam darah dicapai ± 2 jam pemberian oral, t1/2 plasma
± 12-20 jam
Oksatomid(Tinset)
Antialergi baru yang efektif berbagai jenis
alergi.Kerja antialergi lebih luas
dibandingkan dengan yang klasik.
Mekanisme kerja: berbeda dengan
antihistamin klasik lainnya, yaitu dengan
menenkan pengeluaran mediator kimia dari sel
mast, sehingga menghambat efeknya.
untuk pencegahan dan pengobatan alergi rinitis, urtikaria kronik dan alergi
makanan, pengobatan asma akstrinsik.
umumnya diberikan sesudah makan.
Struktur Antagonis H-1 Turunan piperazin
R1 R2 Nama Obat Dosis
H
Cl
Cl
H
H
H
H
-CH2OCH2CH2OH
Siklizin
Homoklorsiklizin
Buklizin
Hidroksizin
Oksatomid
50 mg 4-6 dd
10-20 mg 3 dd
50 mg 3 dd
25 mg 3 dd
30 mg 2dd
Olson, J., 2004. Belajar Mudah Farmakologi, Jakarta: EGC.
Siswandono dan Soekardjo B. (Eds). Kimia Medisinal II, Surabaya: Airlangga University Press,2008.
Daftar Pustaka