ANTIHISTAMIN 2003

34
Kelompok 3

Transcript of ANTIHISTAMIN 2003

Page 1: ANTIHISTAMIN 2003

Kelompok 3

Page 2: ANTIHISTAMIN 2003

Agnes Melva L 141524009 Irmawati 141524053 Venny C S Sitompul 141524016 Syilvi Rinda Sari 141524054 Henni Lestari M 141524017 Aidiya Tri Yolanda 141524055 Dian Asmaradhani 141524021 Alfia Rahmi 141524056 Pretty F Butarbutar 141524023 Fakhraina Yamami

R141524057 Dhara Moulida 141524026 Dian Sally Siregar` 141524059 Dian Gusriawan 141524027 Paul Y A K Hutapea 141524061 Nurgaya Aristantia 141524028 Fatmailani Ritonga

141524062 Nia Alvionita 141524029 Winda Aldriani P 141524063 Tiara Sari Surbakti 141524030 Rizky Pratama 141524064 Husnul Khotimah 141524031 Agrin F Yunanda 141524065 Rahimah Nasution 141524035 Desi Monalisa P 141524066 Darma Ericson 141524037 Chinty Indria M S 141524069 Elli Yusnora H 141524041 Sarah Christy H 141524070 Alwan Husein S 141524042 Ervina Septa Y 141524071 Eka Dini Wulandari 141524044 M. Adly Tawakkal

141524045 Zurratul Mudhaiyaah 141524073 Rifka Nadya Sari 141524074

Page 3: ANTIHISTAMIN 2003

Histamin disintesis pada tahun 1907 dan kemudian diisolasi dari jaringan mamalia.

Histamin juga ditemukan pada berbagai jaringan tubuh, pleh karena itu diberi nama histamin (histos = jaringan).

Pada manusia histamin merupakan mediator penting dari reaksi alergi dan reaksi inflamasi; memiliki peran penting dalam sekresi asam lambung; dan berfungsi sebagai neurotransmitter dan neuromodulator.

Page 4: ANTIHISTAMIN 2003

Histamin merupakan 2-(4-imidazoil) etilamin, didapat pada tanaman maupun jaringan hewan serta merupakan komponen dari beberapa racun dan sekret sengatan binatang.

Histamin dibentuk dari asam amino histidin oleh pengaruh enzim histidin dekarboksilase.

Page 5: ANTIHISTAMIN 2003

Biosintesis histamin

Page 6: ANTIHISTAMIN 2003

Histamin Endogen didalam tubuh, seperti kulit, limfa, hati dan paru-paru

Histamin Eksogen diluar tubuh, didapat dari daging dan bakteri dalam lumen usus

Page 7: ANTIHISTAMIN 2003
Page 8: ANTIHISTAMIN 2003

Reseptor H1 Konstriksi otot licin

bronchi Vasodilatasi Permeabilitas

kapiler naik Katecholamin

dilepaskan Kontraktilitas

jantung naik

Reseptor H2 Sekresi zat asam

dan pepsin naik Vasodilatasi Kontraktilitas

jantung naik

Reseptor H3Mengurangi Pelepasan transmiter baik histmin maupun norepineprin, serotonin dan setikolin.

Page 9: ANTIHISTAMIN 2003

Adalah zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histamin yang berlebihan di dalam tubuh, dengan jalan memblok reseptornya. Atas dasar jenis reseptor histamin, dibedakan dua macam antihistaminika, yaitu :

Page 10: ANTIHISTAMIN 2003

Cell mastSel basofil

Antigenantibiotika

Penghambat Histamin

Histamin

Antihistamin / H1

blokersReseptor

H1

H2 Antagonis

Reseptor H2

MEKANISME ANTIHISTAMIN

Page 11: ANTIHISTAMIN 2003

Berdasarkan kerjanya terhadap SSP, AH1 terbagi 2 yaitu:Obat generasi ke-1:Prometazin, oksometazin, tripelennamin, (klor) feniramin, difenhidramin, klemastin (Tavegii), siptoheptadin (periactin), azelastin (Allergodil), sinarizin, merklozin, hidroksizin, ketotifen (zaditen) dan oksatomida (tinset).

Obat generasi ke-2 : Asetmizol, terfenadin dan fexofenadin, akrivastin (semprex), setirizin, loratidin, levokabastin (livocab) dan emedastin (emadin). zat-zat ini bersifat hidrofil dan sukar mencapai CCS (Cairan cerebrospinal), maka pada dosis terapeutis tidak bekerja sedatif. keuntungan lainnya adalah plasma t1/2 nya lebih panjang, sehingga dosisnya cukup dengan 1-2 kali sehari. Efek anti-alerginya selain berdasarkan khasiat antihistamin, juga berkat dayanya menghambat sintesis mediator-radang, seperti prostaglandin, leukotrien dan kinin.

Page 12: ANTIHISTAMIN 2003

FarmakokinetikSetelah pemberian oral atau parenteral, AH1 diabsorbsi secara baik. Efeknya timbul 15-30 menit setelah pemberian, Derivat piperizin seperti meklizin dan hidroksizin memiliki masa kerja yang lebih panjang.

Tempat utama biotransformasi AH1 ialah hati, tetapi dapat juga pada paru-paru dan ginjal. AH1 diekskresi melalui urin setelah 24 jam, terutama dalam bentuk metabolitnya.

Farmakodinamik Antagonisme terhadap histamin. AH1 menghambat efek histamin pada pembuluh darah, bronkus dan bermacam-macam otot polos, selain itu AH1 bermanfaat untuk mengobati reaksi hipersensitivitas atau keadaaan lain yang disertai penglepasan histamin endogen berlebihan.

Page 13: ANTIHISTAMIN 2003

Indikasi AH1 berguna untuk pengobatan simtomatik berbagai Penyakit alergi, yaitu alergi tipe eksudatif akut misalnya pada polinosis dan urtikaria, dan mencegah atau mengobati mabuk perjalanan. AH1 tertentu misalnya difenhidramin, dimenhidrinat, derivat piperazin dan prometazin dapat digunakan untuk mencegah dan mengobati mabuk perjalanan udara laut dan darat. Dahulu digunakan skopolamin untuk mabuk perjalanan untuk mabuk berat dengan jarak dekat (kurang dari 6 jam). Tetapi sekarang AH1 lebih banyak digunakan, karna efektif dengan dosis relatif kecil. Karena AH1 seperti juga skopolamin memiliki antikolinergik yang kuat, maka diduga sebagian besar efek terhadap mabuk perjalan didasarkan oleh efek antikolinergiknya.

Page 14: ANTIHISTAMIN 2003

Efek Samping Pada dosis terapi, semua AH1 menimbulkan efek samping walaupun jarang bersifat serius dan kadang-kadang hilang bila pengobatan diteruskan. Efek samping yang paling sering adalah sedasi, yang justru menguntungkan pasien yang dirawat di RS atau pasien yang perlu banyak tidur. Tetapi efek ini mengganggu bagi pasien yang memerlukan kewaspadaan tinggi sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan. efek samping yang berhubungan dengan efek sentral AH1 ialah vertigo, tinitus, lelah, penat, inkoordinasi, penglihatan kabur, diplopia, euforia, gelisah, insomnia dan tremor.PengobatanPengobatan diberikan secara simtomatik dan suportif karena tidak ada antidotum spesifik. Depresi SSP dan AH1 tidak sedalam yang ditimbulkan oleh barbiturat. Pernapasan biasanya tidak mengalami gangguan yang berat dan tekanan darah dapat dipertahankan secara baik. Bila terjadi gagal nafas, maka dilakukan nafas buatan, tindakan ini lebih baik daripada memberikan analeptik yang justru akan mempermudah timbulnya konvulsi. Bila terjadi konvulsi, maka diberikan tiopental atau diazepam.

Page 15: ANTIHISTAMIN 2003

Antagonis reseptor H2 bekerja menghambat sekresi asam lambung. Burimamid dan metiamid merupakan antagonis reseptor H2 yang pertama kali ditemukan, namun karena toksik tidak digunakan di klinik. Antagonis reseptor H2 yang ada dewasa ini adalah simetidin, ranitidin, famotidin, dan nizatidin.

Page 16: ANTIHISTAMIN 2003

FarmakodinamikSimetidin dan ranitidin menghambat reseptor H2 secara selektif dan reversibel. Perangsangan reseptor H2 merangsang sekresi asam lambung, sehingga pada pemberian simetidin atau ranitidin sekresi asam lambung dihambat. Pengaruh fisiologik simetidin dan ranitidin terhadap reseptor H2 lainnya, tidak begitu penting. Walaupun tidak sebaik penekanan sekresi asam lambung pada keadaan basal, simetidin dan ranitidin dapat menghambat sekresi asam lambung akibat perangsangan obat muskarinik, stimulasi vagus, atau gastrin. Simetidin dan ranitidin juga mengganggu volume dan kadar pepsin cairan lambung.FarmakokinetikBioavailabilitas oral simetidin sekitar 70%, sama dengan setelah pemberian IV atau IM. Ikatan protein plasmanya hanya 20%. Absorpsi simetidin diperlambat oleh makanan, sehingga simetidin diberikan bersama atau segera setelah makan dengan maksud untuk memperpanjang efek pada periode pascamakan. Absorpsi simetidin terutama terjadi pada menit ke 60-90. Simetidin masuk ke dalam SSP dan kadarnya dalam cairan spinal 10-20% dari kadar serum. Sekitar 50-80% dari dosis IV dan 40% dari dosis oral simetidin diekskresi dalam bentuk asal dalam urin. Masa paruh eliminasinya sekitar 2 jam.Bioavailabilitas ranitidin yang diberikan secara oral sekitar 50% dan meningkat pada pasien penyakit hati. Masa paruhnya kira-kira 1,7-3 jam pada orang dewasa, dan memanjang pada orang tua dan pada pasien penyakit gagal ginjal. Ranitidin mengalami metabolisme lintas pertama di hati dalam jumlah cukup besar setelah pemberian oral. Ranitidin dan metabolitnya diekskresi terutama melalui ginjal, sisanya melalui tinja.

Simetidin dan Ranitidin

Page 17: ANTIHISTAMIN 2003

IndikasiSimetidin, ranitidin, dan antagonis reseptor H2 lainnya efektif untuk mengatasi gejala akut tukak duodenum dan mempercepat penyembuhannya. Dengan dosis lebih kecil umumnya dapat membantu mencegah kambuhnya tukak duodenum. Antagonis reseptor H2 juga diindikasikan untuk gangguan refluks lambung-esofagus (Gastro-esophageal Reflux Disorder = GERD), meskipun lebih sulit di atasi, memerlukan frekuensi pemberian yang lebih sering, dan dosis per hari yang mungkin lebih besar.Efek SampingEfek samping ini antara lain nyeri kepala, pusing, malaise, mialgia, mual, diare, konstipasi, ruam kulit, pruritus, kehilangan libido dan impoten.Simetidin mengikat reseptor androgen dengan akibat disfungsi seksual dan ginekomastia. Ranitidin tidak berefek antiandrogenik sehingga penggantian terapi dengan ranitidin mungkin akan menghilangkan impotensi dan ginekomastia akibat simetidin. Simetidin IV akan merangsang sekresi prolaktin, tetapi hal ini pernah pula dilaporkan setelah pemberian simetidin kronik secara oral. Pengaruh ranitidin terhadap peninggian prolaktin ini kecil.

Page 18: ANTIHISTAMIN 2003

Antasid dan metoklopramid mengurangi bioavailabilitas oral simetidin sebanyak 20-30%. Interaksi ini mungkin tidak bermakna secara klinis, akan tetapi dianjurkan selang waktu minimal 1 jam antara penggunaan antasid atau metoklopramid dan simetidin oral.

Ketokonazol harus diberikan 2 jam sebelum pemberian simetidin karena absorpsi ketokonazol berkurang sekitar 50% bila diberikan bersama simetidin. Selain itu ketokonazol membutuhkan pH asam untuk dapat bekerja dan menjadi kurang efektif pada pH lebih tinggi yang terjadi pada pasien yg juga mendapat AH2.

Simetidin menghambat sitokrom P-450 sehingga menurunkan aktivitas enzim mikrosom hati, jadi obat lain yang merupakan substrat enzim tersebut akan terakumulasi bila diberikan bersama simetidin. Obat yang metabolismenya dipengaruhi simetidin antara lain warfarin, fenitoin, kafein, teofilin, fenobarbital, karbamazepin, dizepam, propanolol, metoprolol dan imipramin.

Page 19: ANTIHISTAMIN 2003

Zat-zat ini memiliki daya kerja antikolinegik dan sedative yang agak kuat.Contoh :-Dipenhidramin (benadril)-Klemastin

Page 20: ANTIHISTAMIN 2003

FarmakokinetikaDiphenhydramine merupakan amine stabil dan cepat diserap pada pemberian secara oral, dengan konsentrasi darah puncak terjadi pada 2-4 jam. Di dalam tubuh dapat terdistribusi meluas dan dapat dengan segera memasuki sistem pusat saraf, sehingga dapat menimbulkan efek sedasi dengan onset maksimum 1-3 jam. Diphenhydramine memiliki waktu kerja / durasi selama 4-7 jam. Obat tersebut memiliki waktu paruh eliminasi 2-8 jam dan 13,5 jam pada pasien geriatri. Bioavailabilitas pada pemakaian oral mencapai 40%-60% dan sekitar 78% terikat pada protein. Sebagian besar obat ini di metabolisme dalam hati dan mengalami first-pass efect, namun beberapa di metabolisme dalam paru-paru dan system ginjal, kemudian diekskresikan lewat urin.

Page 21: ANTIHISTAMIN 2003

FarmakodinamikaDifenhidramin ini memblokir aksi histamin, yaitu suatu zat dalam tubuh yang menyebabkan gejala alergi. Difenhidramin menghambat pelepasan histamin (H1) dan asetilkolin. Hal ini memberi efek seperti peningkatan kontraksiotot polos vaskular, sehingga mengurangi kemerahan, hipertermia dan edema yang terjadi selama reaksi peradangan. Difenhidramin menghalangi reseptor H1 pada perifer nociceptors sehingga mengurangi sensitisasi dan akibatnya dapat mengurangi gatal yang berhubungan dengan reaksi alergi. Memberikan respon yang menyebabkan efek fisiologis primer atau sekunder atau kedua-duanya. Efek primer untuk mengatasi gejala-gejala alergi dan penekanan susunan saraf pusat (efek sekunder).

Page 22: ANTIHISTAMIN 2003

Mekanisme AksiKerja antihistaminika H1 akan meniadakan secara kompetitif kerja histamin pada reseptor H1, dan tidak mempengaruhi histamin yang ditimbulkan akibat kerja pada reseptor H2. Reseptor H1 terdapat di saluran pencernaan, pembuluh darah, dan saluran pernapasan. Difenhidramin bekerja sebagai agen antikolinergik (memblok jalannya impuls-impuls yang melalui saraf parasimpatik), spasmolitik, anestetika lokal dan mempunyai efek sedatif terhadap sistem saraf pusat.

Page 23: ANTIHISTAMIN 2003

Kontra IndikasiHipersensitif pada difenhidramin, asma akut dan tidak boleh untuk neonatus.

 KhasiatMengatasi gejala alergi pernapasan dan alergi kulit, memberi efek mengantuk bagi orang yang sulit tidur, mencegah mabuk perjalanan dan sebagai antitusif, anti mual dan anestesi topikal.

Efek SampingPusing, mengantuk, mulut kering

Page 24: ANTIHISTAMIN 2003
Page 25: ANTIHISTAMIN 2003

Obat-obat dari kelompok ini pada umumnya memiliki daya kerja sedative yang lebih ringan

Contoh : Antazolin (antistin, tripelennamin, mepirin, klemizol

Page 26: ANTIHISTAMIN 2003

Indikasi : Kelainan kulit akibat alergi, gatal-gatal, digigit serangga, terbakar sinar matahari.

Efek samping : Gejala overdosis termasuk kejanggalan atau kegoyangan, kejang, mengantuk, mulut kering, hidung, atau tenggorokan, merasa pingsan, disiram atau kemerahan wajah, halusinasi, kejang otot (terutama leher dan punggung), gelisah, sesak napas atau bernapas bermasalah , menyeret kaki, gerakan tic-seperti kepala dan wajah, gemetar dan gemetar tangan dan kesulitan dalam tidur.

Dosis : dapat digunakan sebagai obat luar (cream 2% ) dan obat secara oral (tablet 25 mg -100mg)

Page 27: ANTIHISTAMIN 2003

. Mekanisme : Senyawa yang mengandung gugus phenylmethtylamine, yang terdiri dari kelompok fenil tersubstitusi oleh methanamine. Digunakan untuk mengurangi gejala-gejala reaksi hipersensitivitas, batuk, dan pilek. Tripelennamine adalah antihistamin. Histamin, yang bekerja pada H 1 reseptor, menghasilkan pruritis, vasodilatasi, hipotensi, flushing, sakit kepala, takikardia, dan bronkokonstriksi. Histamin juga meningkatkan permeabilitas pembuluh darah dan mempotensiasi nyeri. Tripelennamine merupakan antagonis histamin H1. Bersaing dengan histamin untuk normal H 1 situs reseptor pada sel-sel efektor dari saluran pencernaan, pembuluh darah dan saluran pernapasan. Antihistaminic (H 1 reseptor) digunakan dalam pengobatan alergi tindakan dengan bersaing dengan histamin untuk H 1 situs reseptor pada sel efektor. Mereka dengan demikian mencegah, tetapi tidak membalik, tanggapan dimediasi oleh histamin saja.

Page 28: ANTIHISTAMIN 2003

Farmakokinetik : biasanya diabsorbsi dengan baik di saluran cerna, kadar puncak plasma dicapai dalam 2-3 jam efeknya berakhir 4-6 jam. Distribusi obat luas termasuk di ssp dalam jumlah kecil dijumpai dalam urine dengan bentuk metabolit. Eliminasi obat ini cepat pada anak-anak dan dapat menginduksi enzim mikrosomal hepatic.

Page 29: ANTIHISTAMIN 2003

CETIRIZINECetirizine di HCL yang merupakan antihistamin generasi kedua lebih sedikit menimbulkan efek

sedative pada pasien dibandingkan generasi pertama. Selain efek sedative hebat, antihistamin generasi pertama seperti CTM dan difenhidramin juga menimbulkan rasa berdebar-debar.Farmakologi :

Cetirizine melintasi penghalang darah-otak hanya sedikit, mengurangi efek samping umum obat penenang dengan antihistamin yang lebih tua. Hal ini juga telah terbukti dapat menghambat kemotaksis eosinofil dan LTB4 rilis. Pada dosis 20 mg, Boone dkk. menemukan bahwa hal itu menghambat ekspresi VCAM-1 pada pasien dengan dermatitis atopik. Enansiomer levorotary dari cetirizine, yang dikenal sebagai levocetirizine, adalah bentuk yang lebih aktif.

Page 30: ANTIHISTAMIN 2003

Indikasi :Pengobatan rhinitis alergi menahun ataupun musiman, dan urtikaria idiopatik kronik.

Kontra Indikasi :• Penderita dengan riwayat hipersensitif terhadap kandungan dalam obat.• Wanita menyusui, karena kandungan aktif cetirizine diekskresi pada air susu ibu.

Farmakokinetik : Dalam studi pemberian 10 mg tablet , sekali sehari selama 10 hari, tingkat serum rata-rata puncak 311 ng / mL. Puncak level darah untuk 0,3 ug/ml dicapai antara 30- 60 menit setelah pemberian Cetirizine 10 mg. Waktu paruh plasma kira-kira 11 jam. Absorpsi sangat konsisten pada semua subjek. Efek metabolik cetirizine yang tersisa dalam sistem untuk maksimal 21 jam sebelum dibuang, eliminasi rata -hidup adalah 8 jam. Sekitar 70% dari obat tersebut diekskresi atau dikeluarkan melalui buang air kecil, yang setengah diamati sebagai senyawa cetirizine tidak berubah. Lain 10% diekskresikan. Pengeluaran melalui ginjal 30 ml/menit dan waktu paruh ekskresi kira-kira 9 jam. Cetirizine terikat kuat pada protein plasma.

Page 31: ANTIHISTAMIN 2003

Efek samping :Kekeringan pada mulut, hidung dan tenggorokan. Pusing, Retensi urin, Penglihatan kabur, Mimpi buruk, Sakit perut, Pada beberapa individu terjadi reaksi hipersensitif, termasuk reaksi kulit dan mungkin terjadi angiodema.

Dosis dan Pemberian:•Dewasa dan anak usia diatas 12 tahun : 1 tablet 10 mg, 1 kali sehari.• Penggunaan pada penderita gangguan fungsi ginjal : dosis sebaiknya dikurangi menjadi ½ tablet sehari.

DERIVAT FENOTIAZINSenyawa fenotiazin ini

memiliki daya kerja antihistamin dan antikolinergis yang tidak begitu kuattetapi sering kali berefek sentral kuat dengan khasiat neuroleptis. Berdasarkan sifat ini, turunannya banyak dignakan sebagai obat pada keadaan psikosis, juga sering kali digunakan dalam obat batuk berhubungan dengan efek sedatifnya dan meredakan batuk.

Contoh obat : Prometazin dan isotipendil

Page 32: ANTIHISTAMIN 2003

Indikasi : Alergi terhadap tumbuhan, gigitan serangga, mencegah mual dan mabuk jalan, digunakan juga pada vertigo dan sebagai sedativum pada batuk dan sukar tidur terutama pada anak-anak.

Efek samping : kadang dapat terjadi hipotensi, fotosensibilisasi, hipotermia, dan efek darah ( leukopenia, agranulocytosis).

Dosis : Oral : 3 dd 25-50 mg, i.m 50 mg; sebaiknya dimulai pada malam hari.

Page 33: ANTIHISTAMIN 2003

Zat-zat ini memiliki daya kerja antiserotonin kuat dengan menstimulasi nafsu makan

Page 34: ANTIHISTAMIN 2003