Obat antihistamin dan abat

25
sTugas : individu Dosen :meilina,s.si.Apt OBAT ANTIHISTAMIN DAN ABAT ANTIALERGI SETRA PENGGOLONGANNYA Nama : EMI SAILAN Nim : 9123129061 05 Dosen : MEILIANA ,S.SI.APT Prodi : S1 Keperawatan STIK AVICENNA KAMPUS IV MUNA T.A 2014/2015 1

Transcript of Obat antihistamin dan abat

Page 1: Obat antihistamin dan abat

sTugas : individu

Dosen :meilina,s.si.Apt

OBAT ANTIHISTAMIN DAN ABAT

ANTIALERGI SETRA PENGGOLONGANNYA

Nama: EMI SAILAN

Nim : 9123129061 05

Dosen : MEILIANA ,S.SI.APT

Prodi : S1 Keperawatan

STIK AVICENNA

KAMPUS IV MUNA

T.A 2014/2015

KATA PENGANTAR

1

Page 2: Obat antihistamin dan abat

Assalamu ‘ alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT Yang telah memberikan kesempatan dan petunjuk

kepada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Serta tidak lupa pula kita panjatkan  Sholawat

dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita nabi besar Muhammad  SAW.

Dalam makalah ini membahas tentang “obat anti histamine dan anti alergi serta

penggolonganya”. Jika terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam makalah ini, mohon maaf

karena saya sendiri dalam tahap belajar.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,

sehingga diharapkan kritik dan sarannya yang dapat membangun, sehingga pembuatan makalah

berikutnya bisa lebih baik. Mudah – mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.

 Wassalamu ‘ alaikum Wr. Wb.

Penulis

Raha, 27 November 2015

DAFTAR ISI

2

Page 3: Obat antihistamin dan abat

Halaman Judul......................................................................................................i

Kata Pengantar.....................................................................................................ii

Daftar Isi..............................................................................................................iii

BAB I : Pendahuluan

1.1 Latar Belakang..................................................................................3

1.2 Tujuan ..............................................................................................4

1.3 manfaat.............................................................................................4

BAB II : Pembahasan

2.1 Pengertian obat antihustamin dan anti alergi...................................5

2.2 Penggolongan obat antihistain dan anti alergi..................................6

BAB III : Penutup

3.1 Kesilmpulan.....................................................................................17

3.2 Saran................................................................................................18

Daftar Pustaka......................................................................................................iv

BAB I

3

Page 4: Obat antihistamin dan abat

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Antihistamin adalah zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histamin

terhadap tubuh dengan jalan memblok reseptor–histamin (penghambatan saingan).Pada

awalnya hanya dikenal satu tipe antihistaminikum, tetapi setelah ditemukannya jenis reseptor

khusus pada tahun 1972, yang disebut reseptor-H2,maka secara farmakologi reseptor

histamin dapat dibagi dalam dua tipe , yaitu reseptor-H1 da reseptor-H2. Berdasarkan

penemuan ini, antihistamin juga dapat dibagi dalam dua kelompok, yakni antagonis reseptor-

H1 (sH1-blockers atau antihistaminika) dan antagonis reseptor-H2 ( H2-blockers atau zat

penghambat-asam).

Antihistamin yang digunakan sebagai anti alergi adalah golongan antagonis reseptor H1.

Secara farmakodinamik, AH1 dapat menghambat efek histamine pada pembuluh darah,

bronkus dan pemacam otot polos. AH1 bermanfaat untuk mengobati reaksi hipersensitivitas

atau keadaan lain yang disertai pelepasan histamine endogen berlebihan. Bronkokonstriksi,

peninggian permeabilitas kapiler dan edema akibat histamine dapat dihambat dengan baik.

B. Rumusan Masalah

1. Apapengertian dari antihistamin

2. Apa golongan dari antihistaminantagonis reseptor-H1

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari antihistamin

2. Untuk mengetahui golongan dari antihistaminantagonis reseptor-H1

BAB II

4

Page 5: Obat antihistamin dan abat

PEMBAHASAN

1.Pengertian Antihistamin dan Antialergi

a. Anti Histamin (AH1)

      Antihistamin adalah zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histamin

terhadap tubuh dengan jalan memblok reseptor –histamin (penghambatan saingan). Pada

awalnya hanya dikenal satu tipe antihistaminikum, tetapi setelah ditemukannya jenis reseptor

khusus pada tahun 1972, yang disebut reseptor-H2,maka secara farmakologi reseptor histamin

dapat dibagi dalam dua tipe , yaitu reseptor-H1 da reseptor-H2. Berdasarkan penemuan ini,

antihistamin juga dapat dibagi dalam dua kelompok, yakni antagonis reseptor-H1 (sH1-blockers

atau antihistaminika) dan antagonis reseptor-H2 ( H2-blockers atau zat penghambat-asam).

Antihistamin yang digunakan sebagai anti alergi adalah golongan antagonis reseptor H1.

Secara farmakodinamik, AH1 dapat menghambat efek histamine pada pembuluh darah, bronkus

dan pemacam otot polos. AH1 bermanfaat untuk mengobati reaksi hipersensitivitas atau keadaan

lain yang disertai pelepasan histamine endogen berlebihan. Bronkokonstriksi, peninggian

permeabilitas kapiler dan edema akibat histamine dapat dihambat dengan baik.

Mekanisme aksi dari antihistamin diantaranya adalah:

Mengeblok kerja histamine pada reseptornya.

Berkompetisi dengan histamine untuk mengikat reseptor yang masih kosong. Jika

histamine sudah terikat, antihistamin tidak bisa memindahkan histamine.

Pengikat AH1 mencegah efek merugikan akibat stimulasi histamine seperti vasodilatasi,

peningkatan secret gastrointestinal dan respirasi serta peningkatan permeabilitas kapiler.

Antihistamin juga digunakan untuk mengatasi inflamasi. Invasi virus direspons oleh

sistem kekebalan, yang tersusun secara berlapis, dengan sasaran mempertahankan keseimbangan

antara lingkungan di luar dan didalam. Alat pertahanan itu antara lain kulit, selaput lender, batuk,

flora normal, dan berbagai sel seperti limfosit T (sel T) dan limfosit B (sel B) dalam jaringan

limfoid. Meknisme pertahanan itu disebut sebagai inflamasi yang dirasakan sebagai kemerahan,

sembab, demam, dan nyeri.

5

Page 6: Obat antihistamin dan abat

Antihistamin disebut sebagai anti-alergi karena alergi juga menimbulkan inflamasi. Ia adalah

reaksi yang berlebihan dari sistem pertahanan tubuh terhadap gangguan dari luar, baik makanan,

obat, maupun udara dingin. Salah satu alat serang yang dilepas tubuh ke dalam pembuluh darah

adalah histamine yang menyebabkan kontraksi atau menciutnya berbagai alat vital, sperti

bronkus dan usus, serta peningkatan sekresi mucus atau lender dan resistansi saluran napas.

2.Penggolongan Obat Antihistamin Dan Antialergi

Antagonis Reseptor H-1 :

1. Chlorpheniramine (ctm)

2. Cetirizine (incidal)

3. Chlopromazine

4. Cyproheptadine (ennamax, pronyci)

5. Dexchlorpheniramine (polofar)

6. Diphenhydramine (benadryl)

7. Loratadine (aloris)

8. Fexofenadine

9. Triprolidine (grafed)

6

Page 7: Obat antihistamin dan abat

1. Chlorpheniramine CTM

Chlorphenirmengandung chlorpheniramine maleate. Chlorpheniramine maleate termasuk

dalam kategori agen antialergi, yaitu histamin (H1-receptor antagonist). Chlorpheniramine

maleate memiliki nama kimia 2-Pyridinepropanamine, b-(4-chlorophenyl)-N,N-dimethyl.Obat

ini biasa digunakan untuk meredakan bersin, gatal, mata berair, hidung atau tenggorokan gatal,

dan pilek yang disebabkan oleh hay fever (rinitis alergi), atau alergi pernapasan lainnya.

Indikasi:

Kondisi alergi Bersin, gatal, mata berair, hidung atau tenggorokan gatal, dan pilek

yang disebabkan oleh hay fever (rinitis alergi), atau alergi pernapasan lainnya.

Syok anafilaktik

Dosis:

Dewasa: 3 - 4 kali sehari 0.5 - 1 tablet.

Anak-anak 6 - 12 tahun: 0.5 dosis dewasa.

Anak-anak 1 - 6 tahun: 0.25 dosis dewasa.

Efek Samping:

Sedasi, gangguan gastro intestinal, efek muskarinik, hipotensi, kelemahan otot, tinitus,

eufria, sakit kepala, merangsang susunan saraf pusat, reaksi alergi, kelainan darah

Contoh ketersediaan daganganya yaitu:

CTM, Chlorphenamine, Chlorpheniramin Maleat

Obat Kombinasi : Aficitom, Allergen, Alleron, Bephenon, Bernamin, Ceteem,

Chlorophene, Chlorphenon, Cohistan, Decaphenon, Defemin, Histacure,

Hufaphenon, Iphachlor, Kalphenon, Kalphenon, Metachlor, Metasma, M-Phenon,

Orphen, Paraphenon, Pehachlor, Piriton Expectorant Linctus, Phenfamal, Piriton,

Prohistab, Samphenon, Sinamin, Tiramin, Xepachlor, Zecamex

2. Cetirizine (incidal)

7

Page 8: Obat antihistamin dan abat

Cetirizine adalah antihistamin selektif, antagonis reseptor-H1 perifer yang mempunyai

efek sedatif yang rendah pada dosis aktif dan mempunyai sifat tambahan sebagai anti alergi.

Cetirizine berkerja menghambat pelepasan histamin pada fase awal dan mengurangi migrasi sel

inflamasi.

Indikasi :

Alergi,

Rhinitis alergi, dan

Urtikaria idiopatik kronis.

Dosis :

Dewasa dan anak usia lebih dari 12 tahun adalah 1 x sehari 1 kapsul.

Efek samping:

Cetirizine mempunyai efek samping yang bersifat sementara diantaranya : pusing sakit,

kepala, rasa kantuk, agitasi, mulut kering dan rasa tidak enak pada lambung. Pada beberapa

penderita dapat terjadi reaksi hipersensitifitas termasuk reaksi kulit dan angiodema.

Contoh ketersediaan daganganya yaitu:

Betarhin (Mahakam BF), Cerini (Sanbe), Cetinal (Kalbe Farma), Cetrixal (Sandoz), *Cirrus

(UCB Pharma), Estin (Gracia Pharmindo), Falergi (Fahrenheit), Histrine (Ferron), Incidal-OD

(Bayer Schering Pharma), Intrizin (Interbat), Lerzin (Ifars), Ozen, (Pharos), Risina (Tempo SP),

Rydian (Guardian Ph), Ryvel (Novell Pharma), Ryzen (UCB Pharma), Ryzicor ((Pharmacore),

Ryzo (Soho)

3. Chlopromazine

Chlorpromazine merupakan obat antipsikotik turunan phenotiazine. Mekanisme kerjanya

secara pasti tidak diketahui. Prinsip efek farmakologinya adalah sebagai psikotropik dan ia juga

mempunyai efek sedatif dan anti-emetik. Chlorpromazine bekerja pada taraf susunan saraf pusat,

terutama pada tingkat subkortikal maupun pada berbagai sistem organ. Chlorpromazine

8

Page 9: Obat antihistamin dan abat

mempunyai efek anti-adrenergik kuat dan antikolinergik perifer lemah, serta efek penghambatan

ganglion yang relatif lemah. Ia juga mempunyai efek antihistamin dan antiserotonin lemah.

Indikasi

Mengendalikan mania, terapi shcizofrenia, mengendalikan mual dan muntah,

menghilangkan kegelisahan dan ketakutan sebelum operasi, porforia intermiten

akut,

Terapi tambahan pada tetanus. Cegukan tidak terkontrol,

Perilaku anak 1-12 tahun yang ekplosif dan mudah tersinggung dan terapi jangka

pendek untuk anak hiperaktif.

Dosis:

Untuk anak :

Oral : 0,5-1 mg/kg/dosis setiap 4-6 jam; Anak yang lebih tua mungkin membutuhkan 200

mg/hari atau lebih besar;

im, iv: 0,5-1 mg/kg/dosis setiap 6-8 jam,

< 5 tahun (22,7 kg): maksimum 75 mg/hari

Dewasa :

Oral : 30-2000 mg/hari dibagi dalam 1-4 dosis, mulai dengan dosis rendah, kemudian

sesuaikan dengan kebutuhan.

Dosis lazim : 400-600 mg/hari,

beberapa pasien membutuhkan 1-2 g/hari. im.,iv.: awal: 25 mg, dapt diulang 25-50 mg ,

dalam 1-4 jam, naikkan bertahap sampai maksimum 400 mg/dosis setiap 4-6 jam sampai

pasien terkendali;

Dosis lazim : 300-800 mg/hari.

Cegukan tidak terkendali : Oral, im.: 25-50 mg sehari 3-4 kali.

Efek samping:

9

Page 10: Obat antihistamin dan abat

Kardiovaskuler : hipotensi postural, takikardia, pusing, perubahan interval QT tidak

spesifik.

SSP : mengantuk, distonia, akathisia, pseudoparkinsonism, diskinesia tardif, sindroma

neurolepsi malignan, kejang.

Kulit : fotosensitivitas, dermatitis, pigmentasi (abu-abubiru).

Metabolik & endokrin : laktasi, amenore, ginekomastia, pembesaran payudara,

hiperglisemia, hipoglisemia, test kehamilan positif palsu.

Saluran cerna : mual, konstipasi xerostomia.

Agenitourinari : retensi urin, gangguan ejakulasi, impotensi.

Hematologi : agranulositosis, eosinofilia, leukopenia, anemia hemolisis, anemia aplastik,

purpura trombositopenia.

Hati : jaundice.

Mata : penglihatan kabur, perubahan kornea dan lentikuler, keratopati epitel, retinopati

pigmen.

Contoh ketersediaan dagangannya :

Cepezet – Meprosetil – Promactil – Largactil

4. Cyproheptadine (ennamax, pronyci)

Cyproheptadine adalah obat golongan hormon kortikosteroid. Memang bila digunakan

dalam jangka panjang obat ini akan menimbulkan penimbunan lemak di tempat-tempat tertentu,

misalnya di sekitar wajah dan di pundak. Dalam dosis tinggi obat ini juga dapat menimbulkan

penimbunan cairan. Maka tak heran orang yang mengkonsumsi obat ini dalam jangka panjang

dan dosis tinggi akan terlihat "gemuk".

Indikasi:

Dexamethasone Harsen adalah obat anti inflamasi dan anti alergi yang sangat kuat.

Sebagai perbandingan Dexamethasone 0.75 mg setara obat sbb: 25 mg Cortisone, 20 mg

hydrocortisone, 5 mg prednisone, 5 mg prednisolone. Obat ini memang dapat meningkatkan

nafsu makan, tetapi banyak efek samping lain yang lebih berbahaya, seperti hipertensi, diabetes,

10

Page 11: Obat antihistamin dan abat

depresi, katarak, osteoporosis, sakit ulkus peptik (maag), dll. Oleh karena itu obat ini tidak

pernah diajurkan untuk dipakai sebagai perangsang nafsu makan.

Dosis:

Untuk dewasa:

Oral: 0.5 mg - 10 mg per hari

(rata-rata 1.5 mg - 3 mg per hari)

Parenteral: 5 mg - 40 mg per hari

Untuk keadaan yang darurat diberikan intra vena atau intra muskular.

Anak-anak: 0.08 mg - 0.3 mg/kg berat badan/perhari dibagi dalam 3 atau 4 dosis.

Efek Samping:

Pengobatan yang berkepanjangan dapat mengakibatkan efek katabolik

steroid seperti kehabisan protein, osteoporosis dan penghambatan

pertumbuhan anak.

Penimbunan garam, air dan kehilangan potassium jarang terjadi bila

dibandingkan dengan beberapa glucocorticoid lainnya.

Penambahan nafsu makan dan berat badan lebih sering terjadi.

Contoh ketersediaan dagangannya :

1. Asammefenamat

2. Pronicy

5. Dexchlorpheniramine (polofar)

Indikasi:

Demam parah dengan peradangan selaput lendir hidung dan tenggorokan, asma saluran

pernafasan yang parah dan kronis, peradangan selaput lendir hidung karena alergi, peradangan

kulit yang disebabkan oleh alergi melalui pernafasan atau makanan (eksim) dan sentuhan, hasil

ikutan yang ditimbulkan oleh obat-obat tertentu atau serum, peradangan selaput lendir mata

11

Page 12: Obat antihistamin dan abat

karena alergi, peradangan kornea, nongranulomatous iritis dan lain-lain taraf peradangan pada

gangguan mata.

Dosis:

Dewasa:

Permulaan rata-rata: 4 x sehari 1 atau 2 tablet sesudah makan dan sebelum tidur.

Bila penyembuhan sudah tampak, dosis lambat laun harus dikurangi dan

pengobatan dihentikan bila mungkin.

Anak : 3 - 4 x 1/2 tablet sesudah makan dan sebelum tidur.

Efek samping yaitu: 

Sedasi, gangguan saluran cerna, efek antimuskarinik, hipotensi, kelemahan otot,

tinnitus,euforia, nyeri kepala, stimulasi SSP, reaksi alergi, kelainan darah

Contoh ketersediaan dagangannya :

Actifed, Alerfed, Crofed, Flutrop, Grafed, Lapifed, Librofed, Mertisal, Protifed,

Nichofed, Nostel, Protifed, Quantidex, Tremenza, Trifed, Trifedrin, Valved, Zentra, Alco Plus,

Aldisa SR, Bodrexin Pilek Alergi, Cirrus, Rhinofed, Rhinos Junior, Rhinos SR, Clarinase,

Cronase, Fexofed, Telfast Plus, Triaminic Pilek, Nalgestan

6. Diphenhydramine (benadryl)

Difenhidramin merupakan generasi pertama obat antihistamin. Dalam proses terapi

difenhidramin termasuk kategori antidot, reaksi hipersensitivitas, antihistamin dan sedatif. 

Memiliki sinonim Diphenhydramine HCl dan digunakan untuk mengatasi gejala alergi

pernapasan dan alergi kulit, memberi efek mengantuk bagi orang yang sulit tidur, mencegah

mabuk perjalanan dan sebagai antitusif, anti mual dan anestesi topikal.

Indikasi:

Ekspektoran (peluruh dahak) dan antitusif untuk menghilangkan batuk akibat pilek atau alergi.

12

Page 13: Obat antihistamin dan abat

Dosis:

Dewasa : 3-4 kali sehari 1-2 sendok teh.

Anak-anak : 3-4 kali sehari ½-1 sendok teh.

Efek samping :

Mengantuk, pusing, mulut kering, gangguan saluran pencernaan.

Contoh ketersediaan dagangannya :

Actifed Expectorant, Allerin Expectorant, Bufagan Expectorant, OBB, Triadex

Expectorant

7,Loratadine (aloris

a. Indikasi dan kontra indikasi

Indikasi :

Rinitis alergi, urtikaria kronik, dermatitis alergi, rasa gatal pada hidung dan mata,

rasa terbakar pada mata.

Kontra indikasi :

hipersensitivitas

b. Dosis

Dewasa dan anak 12 tahun atau lebih: sehari 1 tablet.

c. Efek samping

Loratadine tidak memperlihatkan efek mengantuk yang secara klinis bermakna

pada pemberian dosis 10 mg perhari.

Efek samping loratadine yang pernah dilaporkan : lelah, sakit kepala, somnolensi,

mulut kering, gangguan pencernaan, nausea, gastritis dan alergi yang menyerupai

ruam.

13

Page 14: Obat antihistamin dan abat

Pernah dilaporkan terjadinya alopesia, anafilaksis, fungsi hati abnormal dan

takiaritmia supraventrikuler walaupun jarang.

d. Contoh sedian dagang

Alernitis, Allohex, Alloris, Anhissen, Anlos, Clarihis, Claritin, Cronitin, Hislorex,

Histaritin, Imunex, Inclarin, Klinset, Lergia, Lesidas, Lolergi, , Loran,

Lorapharm, Loratadine, Lorihis, Nosedin, Prohistin, Rahistin, Rihest, Safetin,

Sohotin, Tinnic, Winatin.

8.Fexofenadine

a. Indikasi

Meredakan gejala-gejala yang berhubungan dengan alergi seperti rinitis alergika

& urtikaria (biduran/kaligata) idiopatik kronik pada orang dewasa & anak berusia

12 tahun atau lebih.

b. Dosis

Dewasa & anak berusia 12 tahun atau lebih : 1 tablet sekali sehari.

c. Efek samping

Mulut kering, diare, nyeri perut, mual, mengantuk, sakit kepala, pusing,

peningkatan enzym hati, meningkatkan nsfsu makan, nyeri otot dan sendi, reaksi

alergi, dan dapat menimbulkan eraksi alergi yang fatal ( anafilaktik )

d. Contoh sedian dagang

Telfast OD

Allegra,

9 Triprolidine (grafed)

a. Indikasi

Meringankan gejala gangguan saluran pemafasan bagian atas,misalnya rhinitis

(pilek),baik karena alergi maupun gangguan vasomotor.

b. Dosis

Dewasa : 1 tablet, 3 kali sehari.

14

Page 15: Obat antihistamin dan abat

c. Efek samping

Mengantuk,depresi atau ksitasi saraf pusat,tremor,tinitus,takikardi,

aritmia,palpitasi.

Mulut,hidung dan tenggorokan kering,sakit kapala,ruam kulit,retensi urin.

Insomnia,pandangan kabur,gelisah, kadang-kadang terjadi

halusinasi.

d. Contoh sedian dagang

Lapifed, Librofed, Flutrop, Quantidex, Tremenza

BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa terapi pengobatan yang dapat diberikan masing-masing

penderita:

A.    Golongan Antihistamin dan Antialergi :

15

Page 16: Obat antihistamin dan abat

-          Generasi I

         Difenhidramin (Benadryl),

         Dimenhidrat (Vormex A),

         Doksilamin (Mereprine),

         Klemastin (Tavegyl),

         Dimentiden (Fenistil),

         Kloramfeniksamin (Systral),

         Feniramin (Avil),

         Bamipin (Soventol),

         Meklozin (Bonamine),(Peremesin),

         Chlorpheniramine Maleate (Orphen),

         Ethylenediamines, Piperazin, Phenothiazine, Piperadines.

-          Generasi II

         Fexofenadine (Telfast),

         Loratadine (Lisino),

         Setrizin (Zyrtec),

         Azelastin (Allergodi).

B. Antidot/Antidotum

NAMA GENERIK

         Leucovorin

NAMA DAGANG

         Nalokson (Nokoba)

         Atropin (Aludonna D)

         Asam Folinat (Calciumlevofolinat Ebewe)

16

Page 17: Obat antihistamin dan abat

3.2 Saran

Untuk pemilihan dan penggunaan antidotum & zat antitoksik yang tepat ada baiknya

anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter dan melakukan terapi pengobatan pada

apoteker sebagai ahli kesehatan dalam pengobatan, untuk mendapatkan Informasi Obat dan

penjelasannya.

DAFTAR PUSTAKA

http://obatantihistamin.blogspot.com/2010/12/obat-antihistamin.html

http://arintaantihistamin.blogspot.com/

http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDNews=393

http://habib.blog.ugm.ac.id/kuliah/histamin-dan-antihistamin/

17

Page 18: Obat antihistamin dan abat

http://milissehat.web.id/?p=1474

18

Page 19: Obat antihistamin dan abat

19