Ketuban Pecah Dini Referat

download Ketuban Pecah Dini Referat

of 18

Transcript of Ketuban Pecah Dini Referat

  • 8/19/2019 Ketuban Pecah Dini Referat

    1/18

    Referat

    KETUBAN PECAH DINI

    Disusun oleh :

    Annisa Nurul Azizah

    11020110!

    Pe"#i"#in$ :

    Dr% Isnaena Per&ira' ()% *+

    Ke)aniteraan Ba$ian *#$,n

    -a.ultas Ke/o.teran Uniersitas AR(I

    R(UD Ara&inan$un

    3aret 201!

    BAB I

    PENDAHU4UAN

  • 8/19/2019 Ketuban Pecah Dini Referat

    2/18

    Pengelolaan Ketuban Pecah Dini (KPD) merupakan masalah yang masih

    kontroversial dalam ilmu kebidanan. Pengelolaan yang optimal dan yang baku masih

     belum ada, selalu berubah. KPD sering kali menimbulkan konsekuensi yang dapat

    menimbulkan morbiditas dan mortalitas pada ibu maupun bayi terutama kematian

     perinatal yang cukup tinggi. Kematian perinatal yang cukup tinggi ini antara lain

    disebabkan karena kematian akibat kurang bulan, dan kejadian infeksi yang

    meningkat karena partus tak maju, partus lama, dan partus buatan yang sering

    dijumpai pada pengelolaan kasus KPD terutama pada pengelolaan konservatif.

    Dilema sering terjadi pada pengelolaan KPD dimana harus segera bersikap

    aktif terutama pada kehamilan yang cukup bulan, atau harus menunggu sampai

    terjadinya proses persalinan, sehingga masa tunggu akan memanjang berikutnya akan

    meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi. Sedangkan sikap konservatif ini

    sebaiknya dilakukan pada KPD kehamilan kurang bulan dengan harapan tercapainya

     pematangan paru dan berat badan janin yang cukup.

    da ! komplikasi yang sering terjadi pada KPD, yaitu " pertama, infeksi,

    karena ketuban yang utuh merupakan barier atau penghalang terhadap masuknya

     penyebab infeksi. Dengan tidak adanya selaput ketuban seperti pada KPD, flora

    vagina yang normal ada bisa menjadi patogen yang akan membahayakan baik pada

    ibu maupun pada janinnya. #leh karena itu membutuhkan pengelolaan yang agresif 

    seperti diinduksi untuk mempercepat persalinan dengan maksud untuk mengurangi

    kemungkinan resiko terjadinya infeksi $ kedua, adalah kurang bulan atau prematuritas,

    karena KPD sering terjadi pada kehamilan kurang bulan. %asalah yang sering timbul

     pada bayi yang kurang bulan adalah gejala sesak nafas atau respiratory Distress

    Syndrom (&DS) yang disebabkan karena belum masaknya paru.

    BAB II

    TIN5AUAN PU(TAKA

    !

  • 8/19/2019 Ketuban Pecah Dini Referat

    3/18

    2%1 Definisi

    Ketuban Pecah Dini (KPD) atau Premature Ruptures of Membrane (P%),

    term PROM, prelabor rupture of membranes, merupakan ruptur dari membran

    khorioamniotik ' jam sebelum onset persalinan pada * minggu gestasi atau

    lebih. Preterm premature rupture of membranes (PP%) merupakan P%

    yang terjadi sebelum kehamilan * minggu. 

    +ambar !. P%

    2%2

    E)i/e"iolo$i

    P% terjadi

    setidaknya

    - pada

    kehamilan

    (berkisar !.*- hingga

    *-), dengan -

    hingga /- terjadi

     pada term. P% yang terjadi pada kehamilan prematur atau PP% dapat

    terjadi pada !- hingga - kehamilan. !,

    Setidaknya /- kehamilan term terjadi ruptur fetal membran sebelum

     persalinan dimulain. - dari 0anita ini akan mengalami persalinan secara

    spontan dalam !1 jam dan lebih dari 23- dalam 1/ jam. - tetap hamil

    melebihi 2 jam.1

    %eta analisis dari ! studi pada induksi a0al dari persalinan (sesegera

    mungkin atau hingga ! jam setelah presentasi dengan P% term)

    dibandingkan dengan penanganan ekspektan, dimana terapi yang ditujukan

    untuk memperpanjang usia kehamilan untuk meningkatkan outcome neonatal.

    (dengan variasi antara !1 hingga 2 jam sebelum induksi), menunjukan tidak 

    terdapat perbedaan dalam laju sesarea dan persalinan operatif, analisis kedua

    menunjukan penurunan laju infeksi neonatal dalam grup induksi a0al.

  • 8/19/2019 Ketuban Pecah Dini Referat

    4/18

    4ntervensi a0al diasosiasikan dengan infeksi maternal lebih sedikit dan

     penanganan neonatal lebih sedikit. 1

    2% Etiolo$i

    5erjadinya P% merupakan gabungan dari fisiologi normal pelemahan membran

    dan kekuatan merobek dari kontraksi uterine.6

    Sebagian besar kasus P% terjadi pada 0anit dengan faktor resiko yang tidak dapat

    teridentifikasi. 7aktor resiko P% diantaranya"

    • Primiparitas

    • &i0ayat P%

    • Kontraksi prematur 

    • Perdarahan pada trimester pertama

    Penyebab P% diantaranya"

    • 4diopatik 

    • 4nfeksi

    • Polihidramnion

    • 4nkompetensi servikal

    • bnormalitas uterin• mniosentesis

    • 5rauma, juga termasuk kecelakaan lalu lintas atau kekerasan rumah tangga

    • &i0aya operasi servikal (conisasi atau biopsi)

    • 8ain9lain" &i0ayat obstetrikal (usia kehamilan saat persalinan, termasuk 

     preterm P%)

    • &as

    • Perokok 

    • Penggunaan obat ilegal

    •+aya hidup dan stres

    •  :utrisi

    2%6 Patofisiolo$i

    1

  • 8/19/2019 Ketuban Pecah Dini Referat

    5/18

    +ambar !.! 8apisan Ketuban

    -isiolo$i Air Ketu#an*

    Pada usia kehamilan term, amnion merupakan membran keras, kokoh, namun dapat

    dilipat. %embran fetal avaskular terdalam ini berbatasan dengan cairan ketuban dan

    memeliki peran sangat penting dalam kehamilan manusia. mnion menyediakan

    hampir seluruh kekuatan membran fetal. #leh karea itu, menghindari terjadinya ruptur 

    secara vital sangat penting untuk keberhasilan outcome kehamilan.  *

    ;ourne (2!) menjelaskan lima lapisan amnion. 8apisan permukaan dalam,

    dimandikan oleh cairan amnion, merupakan epitel kuboid lapis tunggal yang

     berkesinambungan.

  • 8/19/2019 Ketuban Pecah Dini Referat

    6/18

    aselular relatif, yang berdekatan dengan membran fetal kedua, celah korion. Ketuban

    manusia kurang sel otot polos, saraf, limfe dan yang paling penting pembuluh darah.

    Per.e"#an$an A"nion*

    Dalam implantasinya, celah berkembang antara masa sel embrionik dan trofoblast

    terdekat. Sel kecil yang menggarisi permukaan dalam dari trofoblast dinamakan sel

    amniogenik>prekursor epitel amnion.

    mnion pertama kali diidentifikasikan pada hari ke * atau / dari perkembangan

    embrio. 0alnya, benda tersebut merupakan gelembung sangat kecil, kemudian

     berkembang menjadi kantong kecil yang menutupi permukaan dorsal embrio.

    Sebagaimana amnion membesar, amnion tersebut memasukkan embrio yang tumbuh,

    yang kemudian prolaps kedalam lubang tersebut.

    Ke.uatan Re$an$ A"nion*

    Dalam uji kekuatan regang, desidua dan amnion memberikan usaha lebih sebelum

    terjadinya ruptur amnion. %emang, membran tersebut elastis dan dapat melebar 

    hingga dua kali ukuran normal dari kehamilan. Kekuatan regang amnion secara

    khusus terdapat pada lapisan padat, yang terdiri dari kolagen interstial 4 dan 444

     berseberangan dan sejumlah kolagen ? dan ?4.

    Kekuatan regang amnion diregulasi bersama dengan kolagen fibrilar yang

     berhubungan dengan preteoglikan seperti decorin, dimana memberikan kekuatan

     jaringan. Perubahan komposisi pada 0aktu persalinan terdiri dari penurunan dari

    decorin dan peningkatan hyaluronan. @al ini menyebabkan hilangnya kekuatanregang.

    -un$si 3eta#oli. A"nion*

    mnion merupakan membran avaskular sederhana yang memiliki cairan amnion.

    %embran ini aktif secara metabolik, dan terlibat dalam transport larutan dan air dalam

    homeostasis cairan amnion, dan memproduksi gabungan senya0a bioaktif. mnion

     bertanggung ja0ab baik pada peregangan mekanik atau pun akut dan kronik.

  • 8/19/2019 Ketuban Pecah Dini Referat

    7/18

    Cairan A"nion *

    @ingga kehamilan 1 minggu, cairan normal bening yang terdapat dalam kavitas

    amnion meningkat selama kehamilan berjalan. Setelahnya, volume cairan tersebut

    menurun. Pada usia kehamilan cukup, volume rata9rata berkisar m8, meskipun

    hal ini dapat bervariasi pada kondisi normal maupun abnormal.

    Patofisiolo$i PR*3

    Penyebab P% masih sulit dipahami. Sebagian besar penelitian yang menyelidiki

     penyebab P% menjadi mengfokuskan pada PP% atau gagal membedakan

    PP% dan P%. Peneliti telah menghipotesiskan bah0a PP% dan P%

    merupakan hasil dari mekanisme berbeda, memberikan spekulasi bah0a PP%

    diasosiasikan mekanisme patologis seperti infeksi, sementara P% secara

    sederhana merupakan variasi dari persalinan normal. Penelitian terbaru menyarankan

     bah0a P% merupakan hasil dari Aproses perlemahan terprogramB dimana

    membran melemah sebelum persalinan. %ekanisme disarankan lainnya terdiri dari

    membran melemah akibat kekuatan mekanik, seperti polihydramnion atau gestasi

    multipel. Studi kasus kecil terkontrol menginvestigasi penyebab PP% dan P%

    secara berulang menemukan P% pada kehamilan berbeda memiliki penyebab asal

     berbeda. 5elah didiuga bah0a 0anita dengan P% yang tidak langsung mengalami

     persalinan spontan setelah fase laten panjang dapat memiliki produk prostaglandin

    atau jalur prostanoid biosintesis berkurang.!

    2%7 3anifestasi Klinis,6

     Keluhan Utama (Chief Concern/CC)

    Keluar cairan dari vagina

    -isi. 

    • 5anda ?ital

    • Periksa tanda demam tinggi (C/ pada khorioamnionitis)

    • 5akikardia dapat dijumpai (maternal dan fetal) dengan khorioamnionitis

    *

  • 8/19/2019 Ketuban Pecah Dini Referat

    8/18

    • bdomen

    Pengukuran tinggi fundus, manuver 8eopold atau ES+ untuk ukuran dan

     presentasi

    • Pelvis

    • @indari pemeriksaan dalam pada pasien yang belum persalinan aktif 

    • Pada pemeriksaan spekulum steril perhatikan"

    •  Pooling  cairan

    • Kebocoran cairan dari lubang servikalis

    • 5anda9tanda servisitis

    • Prolaps korda umbilikalis

    • mbil cairan dari forniks posterior untuk pemeriksaan

    •  p@ dengan kertas :itra=ine (cairan amniotic biasanya memiliki p@ *.9

    *. dan mengubah kertas :itra=ine menjadi biru)

    •   Ferning 

    • Eterus yang lembek dapat mengindikasikan khorioamnionitis

    2%! Dia$nosa 1'7

    Diagnosa biasanya dapat ditegakan secara klinis melalui ri0ayat keluar cairan dari

    vagina dan atau penampakan cairan amniot mele0ati os servikalis dan pooling pada

    vagina sebelum onset persalinan.

    5es yang dilakukan pada cairan vagina

    . Kertas :itra=ine

    • Positif pada cairan amnion bila berubah menjadi biru tua

    • airan amnion memiliki p@ *.9*., dimana urin atau sekresi vaginal

     biasanya bersifat asam (F*.)

    • 7alse positive biasanya bila terdapat darah, semen, antiseptik alkalin

    atau vaginosis bakterial• 7alse negative dapat terjadi pada ruptur membran berkepanjangan dan

    cairan residual minimal

    /

  • 8/19/2019 Ketuban Pecah Dini Referat

    9/18

    +ambar !. 5es :itri=in

    !. 5es 7ern

    • Positif melalui mikroskopis terlihat pola fernGpakisGpaku dengan

    cabang multipel jelas

    • 7alse positive dapat terjadi apabila terdapat mukus servikal

    • 7alse negative dapat terjadi apabila terdapat banyak darah

    • 5idak dipengaruhi oleh p@

    ES+ bukan merupakan bagian dari diagnostik namun memeriksa volume cairan

    amniotic dapat membantu diagnosa.

    +ambar !.1 5es 7erning

    Selain pemeriksaan tersebut dilakukan kultur mikrobiologis dari cairan tes pooling

     berupa :. gonorrhoeae, . trachomatis, +roup. ; streptococcus.

    2

  • 8/19/2019 Ketuban Pecah Dini Referat

    10/18

    2%8 Dia$nosa Ban/in$1'7

    a) %ucous Asho0B dengan efakasi dan dilatasi serviks

     b) Discharge dari vaginitis atau servisitis

    c) 4nkontinensia urin

    d) Semen

    e) Douche vaginal

    2%9 Tatala.sana

    Ruptur membran pada term tanpa kontraksi uterin spontan merupakan

    komplikasi yang terjadi setidaknya 8 % kehamilan. Hingga saat ini, tatalaksana

    terdiri dari stimulasi induksi persalinan bila kontraksi tidak dimulai setelah 6—

    12 jam. Intervensi ini berkembang lebih dari 50 tahun yang lalu karena

    komplikasi fetal dan maternal akibat khorioamnionitis. Intervensi rutin ini

    awalnya merupakan praktek yang diterima hingga Kappy dan kolega (1979)

    menemukan bahwa persalinan sesar pada kehamilan cukup bulan dengan

    membran ruptur diberi penanganan stimulasi persalinan dibandingkan dengan

    penanganan ekspektan.7

    5atalaksana P% ditentukan melalui apakah serviks HfavorableIGbaik untuk induksi

     persalinan. (#+) Penilaian ini dapat dilakukan dengan inspeksi visal dari serviks

    menggunakan pemeriksaan spekulum steril. Pemeriksaan menggunakan pemeriksaan

    digital tunggal memiliki hubungan terhadap peningkatan resiko infeksi neonatal./

    Pada pemeriksaan visual, jika serviks posterior pada vagina tebal dan menutup, hal

    tersebut dianggap unfavorableGbelum baik. Jika yang ditemukan adalah vagina

    midposisi hingga anterior, setidaknya berdilatasi sebanyak ! cm dapat dianggap

    favorableGbaik. ;ila pemeriksaan visual sulit, pemeriksaan digital steril dapat

    dilakukan dan skor ;ishop dinilai. Skor ;ishop lebih dari dapat dianggap baik untuk 

    induksi./

    -aora#le Ceri/

  • 8/19/2019 Ketuban Pecah Dini Referat

    11/18

    Jika serviks pasien favorable , tidak banyak yang didapatkan dengan menunda

     persalinan. Persalinan dapat diinduksi dengan menggunakan oksitoksin interavena.

    Pemeriksaan vaginal harus diminimalkan, terutama pada fase laten persalinan. ;ila

    total panjang % melebihi / jam, atau terdapat faktor resiko lain seperti infeksi

    grup ; streptococcus, antibiotik profilaksis harus diberikan intrapartum.

    Unfaora#le Ceri2

    • ;erikan Pgserviks

    • ;erikan oksitoksin bila respon terhadap Pg< buruk 

    • Kurangi pemeriksaan vaginal

    Segera tangani bila terdapat tanda9tanda infeksi

    ;ila terdapat amnionitis, abrupsio plasenta, kematian janin, segera lakukan persalinan.

    +unakan antibiotik spektrum luas. pabila tidak terdapat penyakit penyerta,

    tatalaksana dilakukan berdasarkan usia gestasi.2

    Esia Kehamilan 5atalaksana

    F! minggu   • 5erminasi dapat menjadi pilihan,

    tergantung pada usia kehamilan, cairan

    ketuban

    • ;ed &est untuk resealing

    • Perhatikan tanda infeksi, abrupsio atau

     persalinan

    • Jika tidak ada patologis,

     pertimbangkan tatalaksana konservatif 

    !9 minggu Konservatif  

  • 8/19/2019 Ketuban Pecah Dini Referat

    12/18

    Jika imatur, pertimbangkan tatalaksana

    konservatif dengan kortikosteroid dan

    antibiotik, diikuti dengan persalinan

    setelah !19!/ jam

    Jika matur lakukan persalinan

    ntibiotik untuk grup ; streptococcus

     profilaksis kecuali kultur negatif 

    19 minggu 8akukan persalinan

    ntibiotik intrapartum untuk grup ;

    streptococcus kecuali kultur negatif

    5abel !. 5atalaksana P% berdasarkan usia kehamilan2

    3onitor rutin,6

    • 4nisiasi pengamatan detak jantung janin

    • Pemeriksaan servikal digital harus dihindari kecuali pasien pada persalinan

    aktif atau antisipasi persalinan iminen

    Persalinan /ire.o"en/asi.an

    Persalinan harus diinduksi pada saat 0aktu presentasi, biasanya menggunakan infusi

    4? oksitoksin

    4nduksi persalinan mengurangi resiko morbiditas infeksi maternal tanpa

    meningkatkan kelahiran operasi dan seksio cesarean

    %isoprostol merupakan induksi aman dan efektif setelah P%. %isoprostol oral 6

     > mcg setiap 1 jam memendekan 0aktu persalina setelah P%

    ntibiotik profilaksis dapat tidak menurunkan resiko infeksi maternal atau neonatal

    namun dapat meningkatkan resiko persalinan sesar pada 0anita dengan P% yang

    mendekati term. Dasar keputusan profilaksis streptococcus grup ; berdasarkan hasil

    kultur jika hasil kultur sebelumnya belum dilakukan

    In/u.si Persalinan

    merican ollege of #bstetrics and +ynecology (#+) mengeluarkan panduan

    manajemen klinis untuk P%

    !

  • 8/19/2019 Ketuban Pecah Dini Referat

    13/18

    . tentukan usia gestasi

    !. lakukan pemantuan detak jantung janin

    . direkomendasikan melakukan persalinan

    1. persalinan harus diinduksi, biasanya menggunakan infus oksitoksin 4?

    6. pemeriksaan servikal harus dihindari kecuali pasien dalam persalinan aktif 

    . dasar keputusan profilaksis grup ; streptococcal berdasarkan pada hasil kultur 

    sebelumnya atau faktor resiko jika tidak dilakukan kultur 

    4nduksi pada P% term menurunkan resiko morbiditas infeksi maternal tanpa

    meningkatkan kemungkinan cesarean section dan kelahiran vaginal operatif 

    4nduksi persalinan menurunkan khorioamnionitis maternal dan memperpendek 

     persalinan dibandingkan penanganan kehamilan pada P% term namun tidak menurunkan laju infeksi neonatal

    3e/i.asi untu. in/u.si )ersalinan

    . #ksitoksin biasanya digunakan sebagai induksi persalinan pada 0anita ' 1

    minggu kehamilan

    !. %isoprostol

    misoprostol merupakan induksi persalinan aman dan efektif setelah P%

    term. %isoprostol oral 6> mcg tiap 1 jam memperpendek 0aktu

     persalinan setelah P% term

    misoprostol sublingual lebih efektif dalam induksi persalinan pada dosis

    rendah dibandingkan dengan misoprostol oral

    . Dinoprostone

    Penambahan dinoprostone vaginal sebelum oksitoksin dapat meningkatkan

    laju persalinan vaginal dibandingkan oksitoksin saja pada 0anita dengan

    induksi persalinan pada P% term.

    Anti#ioti. 

    dministrasi antibiotik profilaksis tidak menurunkan resiko infeksi maternal atau

    neonatal namun dapat meningkatkan resiko persalinan sesarean pada 0anita dengan

    P% term atau mendekati term.

    Profilaksis antibiotik dapat menurunkan resiko chorioamnionitis dan endometritis

     pada 0anita dengan P% pada term atau mendekati tern dan fase laten C! jam.

  • 8/19/2019 Ketuban Pecah Dini Referat

    14/18

    ntibiotik profilaksis terdiri dari"

    • mpisilin g 4? setiap jam ditambah gentamisin / mg 4% setiap / jam

    (atau eritromisin 6 mg 4% setiap jam jika terdapat alergi terhadap

     penisilin)• efuroime *6 mg 4? setiap / jam ditambah clindamycin mg 4? setiap

     jam hingga 1/ jam kemudian cefuroime !6 mg per oral setiap ! jam

    ditambah clindamycin mg per oral tiap hingga !1 jam

    • mpisilin g 4? setiap jam ditambah gentamicin !1 mg 4? harian

    • Dosis tunggal ampisilin9sulbactam 6 mg 4?

    1

  • 8/19/2019 Ketuban Pecah Dini Referat

    15/18

    +ambar !.6 lgoritma tatalaksana P%/

    !.2 Komplikasi

    . Khorioamnionitis

    !. 4nfeksi neonatal yang dikaitkan dengan khorioamnionitis dan stus grup ;

    streptococcal ; positif pada 0anita dengan P% term

    . brupsi plasenta

    1. Kompresi tali pusar dalam persalinan

    6

  • 8/19/2019 Ketuban Pecah Dini Referat

    16/18

    6. Prolaps tali pusar 

    2%; Pro$nosis1'7

    Prognosis pada ketuban pecah dini sangat variatif tergantung pada "

    • Esia kehamilan

    • danya infeksi G sepsis

    • 7actor resiko G penyebab

    • Ketepatan Diagnosis a0al dan penatalaksanaan

    Prognosis dari KPD tergantung pada 0aktu terjadinya, lebih cepat kehamilan, lebih

    sedikit bayi yang dapat bertahan. ;agaimanapun, umumnya bayi yang lahir antara 1

    dan * minggu mempunyai komplikasi yang tidak serius dari kelahiran premature.

    6- 0anita dengan P% pada term akan melahirkan dalam 6 jam dan 26- dalam

    !/ jam.

    2%10 Preensi

    Suplemen vitamin dapat menurunkan resiko P%.

    BAB IIIPENUTUP

  • 8/19/2019 Ketuban Pecah Dini Referat

    17/18

    Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah penting dalam obstetrik 

     berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi korioamnionitis

    sampai sepsis, yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal dan

    menyebabkan infeksi ibu.

    ;eberapa peneliti melaporkan insidensi KPDGP% berkisar antara / L -

    dari semua kehamilan. @al ini menunjukkan, P% lebih banyak terjadi pada

    kehamilan yang cukup bulan dari pada yang kurang bulan, yaitu sekitar 26 -,

    sedangkan pada kehamilan tidak cukup bulan atau P% pada kehamilan preterm

    terjadi sekitar 1 - semua kelahiran prematur.

    Pengelolaan P% merupakan masalah yang masih kontroversial dalam

    kebidanan. Pengelolaan yang optimal dan yang baku masih belum ada, selalu

     berubah. Protokol pengelolaan yang optimal harus mempertimbangkan adanya infeksi

    dan usia gestasi serta faktor9faktor lain seperti fasilitas serta kemampuan untuk 

    mera0at bayi yang kurang bulan. %eskipun tidak ada satu protokol pengelolaan yang

    dapat untuk semua kasus P%, tetapi harus ada panduan pengelolaan yang strategis,

    yang dapat mengurangi mortalitas perinatal dan dapat menghilangkan komplikasi

    yang berat baik pada anak maupun pada ibu.

    RE-EREN(I

    *

  • 8/19/2019 Ketuban Pecah Dini Referat

    18/18

    1. Canavan TP, Simhan HN, Caritis S. An evidence-based approach to the evaluation

    and treatment of premature rupture of membranes: Part I. Obstet Gynecol Surv.

    2004 Sep;59(9):669-77

    2. Association of Ontario Midwives. Clinical Pratical Guideline: Management of PROM at Term. In: Ontario Midwies. 2010

    3. ALARM International. Pre-labour Rupture of Membranes. In: Fourth Edition of 

    the ALARM International Program. 2005:1-6

    4. Royal Cornwall Hospital. Pre Labour Rupture of Membranes At Term (Term

    Prom) – Clinical Guideline for Management. Accessed from

    http://www.rcht.nhs.uk/DocumentsLibrary/RoyalCornwallHospitalsTrust/Clinical/ 

    MidwiferyAndObstetrics/RuptureOfMembranesAtTermTermPROMGuidelineOnTheManagementOfPreLabour.pdf at 2 January 2016

    5. ACOG Committee on Practice Bulletins-Obstetrics. Practice Bulletin No.

    139: premature rupture of membranes. Obstet Gynecol. 2013 Oct;122(4):918-30

    6. Ladfors L1, Mattsson LA, Eriksson M, Milsom I. (PROM) at or near-term in an

    urban Swedish population. J Perinat Med. 2000;28(6):491-6.

    7. Cunningham G.F., Leveno K.J., Bloom S.L., Hauth J.C., Rouse D.J., Spong C.Y.,et al. 2014. Williams Obstetrics. 24rd ed. USA : McGraw-Hill Company.

    8. Duff, P, Glob. libr. women's med ., Management of Premature Rupture of the

    Membrane.

    (ISSN: 1756-2228) 2011; DOI 10.3843/GLOWM.10119

    9. ACOG. Premature Rupture of Membrane. Accessed from

    http://www.acog.org/-/media/Districts/District-VIII-Junior-Fellows/jfprom.pdf?

    dmc=1 at 2 January 2016

    /

    http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15329560?dopt=Abstract&http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15329560?dopt=Abstract&http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24084566?dopt=Abstract&http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Ladfors%20L%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=11155436http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Mattsson%20LA%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=11155436http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Eriksson%20M%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=11155436http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Milsom%20I%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=11155436http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11155436?dopt=Abstract&http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24084566?dopt=Abstract&http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Ladfors%20L%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=11155436http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Mattsson%20LA%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=11155436http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Eriksson%20M%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=11155436http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Milsom%20I%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=11155436http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11155436?dopt=Abstract&http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15329560?dopt=Abstract&http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15329560?dopt=Abstract&