Ketuban Pecah Dini

6
KPD 1. Pengertian, 10 etiologi dan patofisiologi 2. Gejala klinis dan diagnosis 3. Komplikasi pada ibu dan janin 4. Penanganan 5. Syarat, indikasi, KI oksitosin drip 6. Tanda-tanda ruptur uteri imminens dan apabila telah terjadi ruptur uteri 7. Cara menentukan usia kehamilan 1. Pengertian KPD KPD adalah pecahnya selaput ketuban secara spontan pada saat belum in partu atau selaput ketuban pecah 1 jam kemudian tidak diikuti dengan tanda-tanda awal persalinan (tanpa melihat umur kehamilan) Etiologi dan patofisiologi 1. Peningkatan kerapuhan membran (bisa disebabkan korioamnionitis) 2. Penurunan ketegangan membran 3. Ketegangan rahim yang berlebihan (polihidramnion, kehamilan kembar) 4. Kelainan letak (sungsang, lintang) tidak ada bagian terendah janin yang menutup PAP, yang dapat mengurangi tekanan terhadap selaput bagian bawah 5. Panggul sempit 6. Kelainan bawaan 7. Defisiensi vit C (tembaga atau as. Askorbat)

description

Ketuban Pecah Dini, Pengertian Ketuban Pecah Dini, Tugas Ketuban PEcah Dini, KPD, Penjelasan Ketuban Pecah Dini

Transcript of Ketuban Pecah Dini

KPD1. Pengertian, 10 etiologi dan patofisiologi2. Gejala klinis dan diagnosis3. Komplikasi pada ibu dan janin4. Penanganan5. Syarat, indikasi, KI oksitosin drip6. Tanda-tanda ruptur uteri imminens dan apabila telah terjadi ruptur uteri7. Cara menentukan usia kehamilan

1. Pengertian KPDKPD adalah pecahnya selaput ketuban secara spontan pada saat belum in partu atau selaput ketuban pecah 1 jam kemudian tidak diikuti dengan tanda-tanda awal persalinan (tanpa melihat umur kehamilan)Etiologi dan patofisiologi1. Peningkatan kerapuhan membran (bisa disebabkan korioamnionitis)2. Penurunan ketegangan membran3. Ketegangan rahim yang berlebihan (polihidramnion, kehamilan kembar)4. Kelainan letak (sungsang, lintang) tidak ada bagian terendah janin yang menutup PAP, yang dapat mengurangi tekanan terhadap selaput bagian bawah5. Panggul sempit6. Kelainan bawaan7. Defisiensi vit C (tembaga atau as. Askorbat)8. Inkompetensi servix kanalis servikalis yang selalu terbuka karena kelainan serviks uteri (faktor kongenital faktor fisiologis)9. Infeksi (korioamnionitis, ISK, vaginitis)10. trauma2. Gejala klinis dan diagnosis1. Anamnesis :a. Kapan keluarnya cairanb. Warnac. Baud. Adakah partikel-partikel di dalam cairan2. Inspeksi : Keluar cairan per vaginam3. Inspekulo :Bila fundus ditekan atau bagian terendah digoyangkan, keluar cairan dari OUE, dan terkumpul di forniks posterior. 4. Periksa dalam :a. Adanya cairan dalam vaginab. Selaput ketuban tidak ada5. Pemeriksaan laboratorium :Dengan kertas lakmus menunjukkan reaksi basa (lakmus merah berubah jadi biru).

Bila dengan cara di atas ternyata selaput ketuban sudah pecah, maka diambil ketentuan sbb : Saat selaput ketuban pecah ditentukan berdasarkan anamnesis pasti tentang kapan pecahnya. Jika anamnesis tidak pasti, maka selaput ketuban pecah saat penderita MRS.Jika berdasarkan anamnesis pasti bahwa selaput ketuban sudah pecah > 12 jam, maka setelah masuk kamar bersalin dievaluasi 2 jam. Bila setelah 2 jam tidak ada tanda-tanda in partu, dilakukan terminasi kehamilan (induksi / sectio cesarea).3. Komplikasi pada ibu dan janin Pada ibu : Infeksi maternal Induksi yang gagal menyebabkan SC Pada janin Infeksi fetal/neonatal Kompresi tali pusat atau prolaps Kelahiran prematur Amniotic band syndrome yaitu kelainan bawaan akibat ketuban pecah sejak hamil muda. Oligohidramnion Deformasi fetal4. Penanganan1) KPD dengan kehamilan aterma. Berikan antibiotik (Inj. Ampicillin 1 gr/6 jam IV, skin test terlebih dahulu)b. Observasi suhu rektal tiap 3 jam, bila meningkat > 37,6oC segera terminasic. Bila suhu rektal tidak meningkat ditunggu 12 jam, bila belum ada tanda-tanda in partu dilakukan terminasi.2) KPD dengan kehamilan preterm Perkiraan berat badan janin > 1500 mg :a. Berikan antibiotik (Inj. Ampicillin 1 gram/6 jam IV selama 2 hari, dilanjutkan dengan Amoxycillin 3 x 500 mg/hari selama 3 hari).b. Berikan kortikosteroid untuk merangsang maturasi paru janin, yaitu injeksi Deksametason 10 mg IV atau injeksi Betametason 12 mg IV 2x selama 24 jam.c. Observasi 2x 24 jam, bila belum ada tanda-tanda in partu segera terminasi.d. Observasi suhu rektal tiap 3 jam, bila ada kecenderungan meningkat > 37,6oC segera terminasi. Perkiraan berat badan janin < 1500 mg :a. Berikan antibiotik (Inj. Ampicillin 1 gram/6 jam IV selama 2 hari, dilanjutkan dengan Amoxycillin 3 x 500 mg/hari selama 3 hari).b. Observasi 2x 24 jam dan suhu rektal tiap 3 jam. c. Bila suhu rektal ada kecenderungan meningkat > 37,6oC segera terminasi.d. Bila dalam 2x 24 jam air ketuban tidak keluar, dilakukan USG : Bila jumlah air ketuban cukup, kehamilan dilanjutkan (konservatif) Bila jumlah air ketuban sedikit, segera terminasi.e. Bila dalam 2x 24 jam air ketuban tetap keluar, segera terminasi.f. Bila konservatif, sebelum penderita pulang diberi nasehat : Segera kembali ke RS bila ada tanda-tanda demam atau keluar air ketuban lagi. Tidak boleh coitus Tidak boleh manipulasi vaginal5. Syarat, indikasi dan kontra indikasi oksitosin drip Syarat oksitosin drip: skor bishop>5, dilakukan monitoring yang baik pada ibu dan janin Tabel : Bishops Score for status of the servixSkor0123

Pembukaan serviks01-23-45+

Panjang serviks (cm)3210

Station-3-2-1+1,+2

Konsistensi KakuSedangLunak

PositionPosteriorMidAnterior

Indikasi drip oksitosin Postterm Ketuban Pecah Dini Inersia uteri sekunder Preeklampsia Pertumbuhan Janin Terhambat Dll Kontra indikasi oksitosin drip Kelainan letak CPD Placenta Previa Bekas seksio, miomektomi, dll (relatif)6. Tanda dan gejala RUI: Nyeri tajam pada abdomen bag. Bawah saat kontraksi Kontraksi uterus semakin sering dan kuat, muncul >5x dalam 10 menit dengan durasi 60-90 detik Djj > 160x/menit atau