KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID...

47
KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Farmasi Oleh: Kornela Mira Pratiwi Penois NIM : 148114119 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID...

Page 1: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID

(OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI

DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Kornela Mira Pratiwi Penois

NIM : 148114119

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

i

KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID

(OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI

DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Kornela Mira Pratiwi Penois

NIM : 148114119

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

vi

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas rahmat, penyertaan dan kasih karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Ketepatan Penggunaan Obat Anti Inflamasi Non Steroid

(OAINS) pada Pasien Geriatri dengan Keluhan Nyeri Disertai Komorbiditas

Kardiovaskular” sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Keberhasilan penulis dalam penyusunan

skripsi ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan

kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ibu Dr. Sri Hartati Yuliani, Apt. selaku Dosen Pembimbing Akademik

serta Kepala Program Studi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Dr. dr. Rizaldy Taslim Pinzon, M.Kes., SpS. selaku dosen

pembimbing yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran,

bersedia meluangkan waktu, tenaga serta pikiran untuk berdiskusi, selalu

memberikan motivasi dan membantu mengarahkan penulis selama proses

penyusunan skripsi.

4. Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt. dan Bapak Christianus Heru Setiawan,

M.Sc., Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan arahan, kritik

dan saran yang membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Direktur Rumah Sakit Bethesda, Poliklinik Saraf dan Penyakit Dalam

yang memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian dan

pengambilan data. Dan seluruh perawat Poliklinik Sarat dan Penyakit

Dalam di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta atas kesediaannya

membantu dalam pengambilan data selama proses penelitian.

6. Orang tua tercinta Bapak Petrus Itus dan Ibu Marsia Nonis yang selalu

mendoakan dan memberikan kasih sayang, yang tidak pernah lelah

memberikan motivasi, nasehat, dukungan moril serta material sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi tepat waktu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................... v

PRAKATA ............................................................................................................. vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ x

ABSTRAK ............................................................................................................. xi

ABSTRACT ............................................................................................................ xii

PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

METODE PENELITIAN ......................................................................................... 2

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................ 4

KESIMPULAN ...................................................................................................... 15

SARAN .................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 16

LAMPIRAN ........................................................................................................... 19

BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................... 34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

ix

DAFTAR TABEL

Tabel I. Karakteristik Umum Pasien Lanjut Usia ........................................... 5

Tabel II. Karakteristik Klinis Pasien Lanjut Usia ............................................. 6

Tabel III. Gambaran Umum Pengggunaan Obat Anti Nyeri ............................. 8

Tabel IV. Pola Peresepan OAINS ...................................................................... 9

Tabel V. Ketepatan Penggunaan OAINS berdasarkan Faktor Resiko GI ...... 10

Tabel VI. Ketepatan Pengobatan Nyeri berdasarkan Tipe Nyeri ..................... 13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Faktor Risiko CV ............................................................................. 19

Lampiran 2. Faktor Risiko GI .............................................................................. 21

Lampiran 3. Ethical Clearance ............................................................................ 23

Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian ......................................................................... 24

Lampiran 5. Informed Consent ............................................................................. 25

Lampiran 6. Lembar Esesmen Nyeri .................................................................... 29

Lampiran 7. Besar Sampel Minimal ..................................................................... 32

Lampiran 8. Definisi Operasional ........................................................................ 33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

xi

ABSTRAK

Pendahuluan: Pada populasi lanjut usia, nyeri merupakan salah satu keluhan yang

sering mereka alami. Nyeri itu sendiri sering diabaikan karena pasien sebelumnya

sudah mengalami penyakit penyerta lain yang lebih harus dipertimbangkan, seperti

penyakit kardiovaskular. Penggunaan OAINS pada pasien dengan komorbiditas

kardiovaskular perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya efek samping

ataupun interaksi dalam pengobatan, sehingga diperlukan pengobatan nyeri yang

tepat sesuai dengan komorbiditas kardiovaskular serta tipe nyeri yang dialami

pasien. Tujuan: Mengidentifikasi serta menganalisis ketepatan penggunaan obat

anti inflamasi non steroid pada pasien lanjut usia dengan keluhan nyeri disertai

komorbiditas kardiovaskular. Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional

deskriptif dengan rancangan penelitian cross-sectional yang menggunakan data

prospektif dari hasil wawancara pasien melalui lembar esesmen nyeri. Ketepatan

pola pengobatan nyeri dilihat berdasarkan acuan American Geriatrics Society’s dan

beberapa acuan lain yang mendukung. Hasil: Data 48 pasien lansia yang

mengalami nyeri terdiri dari 19 laki-laki (40%) dan 29 perempuan (60%);

komorbiditas kardiovaskular yang paling sering terjadi adalah hipertensi (77%);

ketepatan pengobatan nyeri pada pasien lansia berdasarkan komorbiditas dan risiko

GI sebesar 52,1%; ketepatan pengobatan nyeri pada pasien lansia berdasarkan tipe

nyeri sebesar 77,1%. Kesimpulan: Pemberian terapi OAINS pada pasien lanjut

usia dengan keluhan nyeri disertai komorbiditas kardiovaskular dan risiko GI

sebesar 52,1% dan ketepatan pengobatan berdasarkan tipe nyeri sebesar 77,1%.

Kata kunci: Nyeri; lanjut usia; OAINS; kardiovaskular; ketepatan pengobatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

xii

ABSTRACT

Introduction: In the elderly population, pain is one of their frequent complaints.

The pain itself is often neglected because the patients also have another

accompanying comorbidity to be consitered more, such as cardiovascular disease.

The use of NSAIDs in patients with cardiovascular comorbidity should be observed

to prevent adverse effects or interactions in treatment, so that the right treatment

of pain is required based on the type of pain and the presence of comorbidities of

the patient. Aim: To identify and analyze the accuracy of the use of non-steroidal

anti-inflammatory drugs in geriatric patients with pain and cardiovascular

comorbidity. Methods: The method used for this study was descriptive

observational with cross sectional study design using prospective data from

interview result through pain assessment sheet. The accuracy of pain treatment

patterns was seen with the reference of American Geriatrics Society’s and other

supporting references. Results: Data of 48 geriatric patients with pain and

cardiovasculer comorbidities consisted of 19 men (40%) and 29 women (60%); the

most common cardiovascular comorbidities are hypertension (77%); the accuracy

of pain treatment in geriatric patients based on comorbidity and GI risk is 52,1%;

accuracy of treatment of pain in geriatric patients based on the type of pain is

77,1%. Conclusion: The accuracy of NSAIDs therapy to geriatric patients with

pain accompanied by cardiovascular comorbidity and GI risk is 52,1% and the

accuracy based on the type of pain is 77,1%.

Keywords: Pain; geriatric; NSAIDs; cardiovascular comorbidities

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

1

PENDAHULUAN

Nyeri merupakan suatu keluhan umum yang sering dialami oleh pasien

geriatri, nyeri itu sendiri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak

menyenangkan dan biasanya berkaitan dengan adanya kerusakan jaringan aktual

maupun potensial. Tanpa pengobatan yang tepat, nyeri yang dialami oleh pasien

geriatri dapat menurunkan kualitas hidup dan menyebabkan gangguan fungsional

seperti gangguan tidur, disfungsi kognisi ataupun kejadian polifarmasi. Kondisi

medis pada pasien geriatri seperti derajat nyeri pasien ataupun penyakit penyerta

yang dialami pasien harus menjadi pertimbangan dalam melakukan

penatalaksanaan nyeri (Asbury et al., 2013; Kaye et al., 2014).

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004,

lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Berdasarkan

data proyeksi penduduk, diperkirakan tahun 2017 terdapat 23,66 juta jiwa

penduduk lansia di Indonesia atau setara dengan 9,03% (Kemenkes RI, 2017).

Menurut data dari Susenas Tahun 2012, Yogyakarta merupakan provinsi dengan

persentase penduduk lansia yang paling tinggi di Indonesia, yaitu 13.04%. Sejalan

dengan meningkatnya populasi lansia, maka meningkat pula jumlah kasus nyeri

terkait disabilitas dan perubahan degeneratif pada kelompok lansia. Prevalensi

kasus nyeri khususnya nyeri kronis pada lansia berkisar antara 25-89% (Barus,

2015). Penelitian di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta pada tahun 2015 juga

menunjukkan bahwa proporsi pasien yang datang dengan intensitas nyeri ringan

adalah 19%, nyeri sedang 60% dan nyeri berat 21% (Pinzon, 2015).

Penanganan nyeri pada pasien usia lanjut sangat kompleks, hal ini

disebabkan karena adanya perubahan fisiologis terkait usia yang menyebabkan

terjadinya penurunan dalam ekskresi obat di ginjal dan penyerapan obat dalam

tubuh, kerusakan saraf sensorik, kejadian polifarmasi dan multimorbiditas. Selain

itu, acuan dalam penanganan nyeri pada lansia juga terbatas karena pada subjek

dengan usia lansia kurang terwakili populasinya dalam penelitian atau sering

dikeluarkan dari uji klinis suatu penelitian dikarenakan penurunan fungsi organ

yang mereka alami ataupun adanya kondisi komorbiditas seperti gangguan kognitif

ataupun penyakit kardiovaskular yang sering menjadi kriteria eksklusi sebuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

2

penelitian (Galloway et al., 2016). Obat anti inflamasi non steroidal (OAINS) atau

yang biasa dikenal dengan NSAIDs merupakah salah satu obat yang sering

digunakan untuk mengatasi nyeri yang digunakan sebagai obat lini kedua apabila

asetaminofen atau parasetamol tidak mampu mengatasi rasa nyeri (Koes et al.,

2010). Berdasarkan data dari Badan POM RI tahun 2014 menunjukkan penggunaan

OAINS masuk dalam 10 besar golongan obat yang diduga dapat menimbulkan efek

samping bagi penggunanya terutama pada pasien geriatri yang telah mengalami

penurunan fungsi organ (Badan POM RI, 2015). Efek samping OAINS pada lansia

adalah dispepsia, ulkus saluran pencernaan, kolitis, perdarahan, hipertensi, retensi

cairan dan garam, nefritis interstitial, nekrosis papilaris, gagal ginjal akut,

peningkatan serum transaminase, serangan asma, hipersensitivitas, trombosis, dan

vertigo (Anonim, 2014). OAINS juga dapat menyebabkan peningkatan risiko

trombotik kardiovaskular serius, infark miokard dan stroke yang dapat berakibat

fatal, risiko dapat meningkat dengan lamanya penggunaan pada pasien dengan

penyakit kardiovaskular atau yang memiliki faktor risiko (Pionas,2015).

Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi serta menganalisis

karakteristik, pola pengobatan OAINS pada pasien geriatri dengan keluhan nyeri

dan ketepatan pemberian OAINS terhadap pola pengobatan nyeri pada pasien

geriatri dengan komorbiditas kardiovaskular di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional deskriptif dengan

rancangan cross-sectional dan pengambilan data secara prospektif. Data diperoleh

dari hasil wawancara serta pengamatan rekam medis pasien. Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah lembar esesmen nyeri yang sesuai dengan

Panduan Managemen Nyeri Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Data yang didapat

diperoleh melalui hasil wawancara dengan pasien yang kemudian dilanjutkan

dengan melihat rekam medis pasien untuk memastikan pengobatan anti nyeri yang

diterima pasien, riwayat serta komorbiditas pasien.

Jumlah subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah 48

responden, dimana sudah sesuai dengan besar sampel minimal yang diperlukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

3

dalam penelitian adalah 48 responden. Pada pemilihan subjek penelitian ini, peneliti

menggunakan metode non random sampling dengan jenis consecutive sampling,

dimana pengambilan sampel dilakukan berdasarkan kriteria pasien yang memenuhi

kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian. Kriteria inklusi pada penelitian ini

adalah geriatri dengan keluhan nyeri nyeri disertai komorbiditas kardiovaskular

dengan usia ≥ 60 tahun, pasien yang menerima peresepan OAINS, bersedia menjadi

subjek penelitian dengan menandatangani informed consent, sedangkan kriteria

eksklusi penelitian ini adalah pasien dengan catatan rekam medik yang tidak

lengkap, pasien yang tidak memiliki riwayat komorbiditas dan pasien yang tidak

menerima peresepan OAINS. Data yang diperoleh kemudian ditabulasi dengan

Microsoft Excel sehingga data dapat disajikan dalam bentuk tabel dengan beberapa

keterangan seperti pada lampiran.

Pasien dinyatakan memiliki komorbiditas kardiovaskular apabila pasien

memiliki riwayat hipertensi, dislipidemia, Ischemic Heart Disease, miokard infark,

gagal jantung dan tekanan darah yang tidak terkontrol. Pasien dinyatakan positif

berisiko efek samping gastrointestinal jika subjek memiliki lebih dari 2 faktor risiko

berikut: 1) pasien berusia ≥65 tahun; 2) mendapatkan terapi. OAINS bersamaan

dengan acetyl salicylic acid (ASA), kortikosteroid, antikoagulan; 3) memiliki

riwayat perdarahan pada gastrointestinal, ulkus peptikum, dispepsia; 4)

menggunakan OAINS dengan dosis maksimal atau menggunakan dua obat

kombinasi OAINS (Lanas et al., 2011).

Tipe nyeri dikelompokkan menjadi nyeri neuropatik, inflamatorik dan

campuran. Untuk membedakan tipe nyeri neuropatik dan non-neuropatik digunakan

skor ID pain yang dinyatakan oleh pasien pada lembar esesmen, apabila skor ID

pain nyeri > 2 (nilai menunjukkan skor 3, 4 atau 5), maka dapat dinyatakan bahwa

pasien mengalami nyeri neuropatik (Portenoy, 2006). Untuk nyeri campuran dapat

dilihat dari esesmen deskripsi rasa nyeri serta skor ID pain pasien. Ketepatan pola

pengobatan nyeri pada pasien geriatri disertai komorbiditas kardiovaskular

dianalisis dengan membandingkan ketepatan penggunaan obat anti inflamasi non

steroid (OAINS) terhadap tipe nyeri dan faktor risiko gastrointestinal yang dialami

pasien berdasarkan beberapa guideline dimana terapi dinyatakan tepat apabila

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

4

pasien menerima analgesik non opioid, baik acetaminofen ataupun OAINS sesuai

dengan tipe nyeri disertai dengan pemberian gastroprotektan, tidak menerima lebih

dari satu terapi OAINS, tidak menerima peresepan OAINS dengan antiplatelet,

kortikosteroid dan ACEi, serta tidak mengalami efek samping obat saat penelitian

dilakukan (Cavalieri, 2007; Fine, 2012; Galloway et al., 2016; Ong et al., 2007).

Penelitian ini telah disetujui oleh Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta.

Penelitian ini telah mendapat ijin dari Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Keaslian

penelitian telah disetujui oleh Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari penelitian yang dilakukan diperoleh data pasien geriatri yang

mengalami nyeri dengan komorbiditas kardiovaskular sejumlah 48 pasien di

poliklinik Saraf dan Penyakit Dalam Rumah Sakit Bethesda, Yogyakarta. Data

yang diambil telah disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi penelitian, yaitu

pasien laki-laki atau perempuan yang berusia ≥ 60 tahun dengan keluhan nyeri

disertai komorbiditas kardiovaskular (hipertensi, dislipidemia, miokard infark,

penyakit jantung, IHD dan AF). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi

serta menganalisis karakteristik, pola pengobatan OAINS pada pasien geriatri

dengan keluhan nyeri dan ketepatan pemberian OAINS terhadap pola pengobatan

nyeri pada pasien geriatri dengan komorbiditas kardiovaskular di Rumah Sakit

Bethesda Yogyakarta.

A. Karakteristik Pasien

Data pada tabel I menunjukkan bahwa kejadian nyeri pada pasien geriatri

perempuan adalah 29 orang (60%) dan pada pasien laki-laki adalah 19 orang (40%).

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa prevalensi nyeri pada perempuan

lebih tinggi bila dibandingkan dengan laki-laki (Fillingim et al., 2009; Kress et al.,

2014; Pinzon, 2015).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

5

Pasien dengan usia yang sudah memenuhi kriteria inklusi dikelompokkan

menjadi tiga kelompok, yaitu pasien dengan usia 60–69 tahun, 70-79 tahun dan 80-

89 tahun. Persentasi terbesar nyeri dialami oleh pasien dengan usia 60-69 tahun,

yaitu sebesar 29%. Hal ini dapat membuktikan bahwa subjek penelitian telah

mengalami nyeri pada awal masa lanjut usia, dimana pada masa lanjut usia tersebut

pasien mengalami penurunan fungsi organ, adanya komorbiditas serta kerentanan

terhadap efek samping (Kress et al., 2014).

Tabel I. Karakteristik Pasien Lanjut Usia

Karakteristik Jumlah

(n)

Persentase

(%)

Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

19

29

40

60

Usia

60-69

70-79

80-89

29

12

7

60,4

25

14,6

Karakteristik pasien dapat dilihat pula dari segi klinis yaitu berdasarkan

derajat nyeri, tipe nyeri, sifat nyeri, lokasi nyeri serta komorbiditas yang dialami

pasien. Untuk meggambarkan derajat nyeri pada pasien digunakan NRS (Numeric

Rating Scale) pada lembar esesmen dan berdasarkan derajat nyeri tersebut, pasien

sebagian besar mengalami nyeri sedang dengan persentase sebesar 24%. Hal ini

sejalan dengan penelitian Pinzon (2015), yang menyatakan bahwa sebagian pasien

lanjut usia memiliki derajat nyeri sedang pada penelitian yang dilakukan di RS

Bethesda Yogyakarta periode Februari 2013 (Pinzon, 2015). Berdasarkan tipe

nyeri, prevalensi pasien dengan nyeri campuran lebih banyak bila dibandingkan

dengan nyeri neuropatik dan inflamatorik, yaitu sebanyak 37 pasien dengan

persentase 77%.

Dan bila dilihat berdasarkan sifat nyeri, nyeri yang paling banyak terjadi

adalah nyeri kronis, yaitu sebesar 62,5%. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Bruckenthal (2008), prevalensi nyeri terbanyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

6

adalah nyeri kronis yaitu nyeri yang terjadi lebih dari 3 bulan, ditunjukkan dengan

persentase sebesar 25-80% pada pasien dengan nyeri kronis (Bruckenthal, 2008).

Tabel II. Karakteristik Klinis Pasien Lanjut Usia

Karakteristik Jumlah

(n)

Persentase

(%)

Derajat Nyeri

Ringan (skala 1-3)

Sedang (skala 4-6)

Berat (skala 7-10)

16

24

8

33

50

17

Tipe Nyeri

Neuropatik

Inflamatorik

Campuran

2

9

37

4

19

77

Sifat Nyeri

Akut

Kronis

18

30

37,5

62,5

Lokasi Nyeri

Multiple site pain

Nyeri tangan

Nyeri leher

Nyeri punggung bawah

Nyeri kaki

Lain-lain

14

4

3

11

7

7

33,3

8,3

6,3

22,9

14,6

14,6

Komorbiditas Kardiovaskular

Hipertensi

Dislipidemia

Riwayat Penyakit Jantung

Ischemic Heart Disease

Miokard Infark

Atrial Fibrilation

37

15

4

3

3

1

77

31,3

8,3

6,3

6,3

2,1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

7

Letak lokasi nyeri yang paling sering dijumpai menurut penelitian ini

adalah pasien yang memiliki diagnosis nyeri lebih dari satu lokasi (multiple-site

pain) yaitu sebesar 33,3% dan kemudian disusul dengan nyeri punggung bagian

bawah sebesar 22,9%. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Patel et al., (2014) yang menyatakan bahwa sebagian besar pasien dengan

lanjut usia mengalami nyeri dibeberapa lokasi dengan persentase 74,9% (Patel et

al., 2014). Nyeri punggung bawah yang menempati urutan kedua setelah multiple-

site pain disebabkan oleh beberapa faktor yang terdapat pada setiap individu seperti

aktivitas fisik, durasi aktivitas, faktor penuaan, ataupun kekuatan otot dan mobilitas

tulang belakang tiap individu yang mungkin kurang memadai (Norasteh, 2012).

B. Gambaran Umum Penggunaan OAINS pada Pasien Geriatri Nyeri

dengan Komorbiditas Kardiovaskular

Kejadian komorbiditas kardivaskuler tertinggi terjadi pada pasien dengan

riwayat hipertensi sebesar 77%, disusul dengan dislipidemia 31,3%, riwayat

penyakit jantung 8,3%, Ischemic Heart Disease dan miokard infark masing-masing

6,3% dan atrial fibrilation sebesar 2,1% (Tabel II). Penatalaksanaan pengobatan

nyeri perlu dipertimbangkan pada pasien dengan komorbiditas kardiovaskular

untuk mencegah terjadinya efek samping obat dan keterulangan atau peningkatan

kejadian kardiovaskular sehingga penggunaan OAINS selektif maupun nonselektif

harus dibatasi (Pinzon & Sanyasi, 2018).

Berdasarkan data yang terdapat pada tabel III, seluruh pasien menerima

peresepan OAINS dimana penggunaan terbesar ditunjukkan oleh peresepan

ibuprofen (52%). Jenis OAINS lain yang diresepkan dalam penelitian ini adalah

metampiron, meloxicam dan diklofenak. Selain menerima peresepan OAINS, obat

yang banyak digunakan untuk mengatasi nyeri dalam penelitian adalah gabapentin

(60,4%) dan parasetamol (47,9%). Parasetamol relatif aman untuk diberikan pada

pasien lanjut usia dan tidak memiliki efek yang signifikan pada kardiovaskular,

ginjal, ataupun gastrointestinal sehingga selain pemberian OAINS.

Dari data yang ditunjukkan pada tabel II, diketahui bahwa pada penelitian

sebagian besar pasien mengalami nyeri campuran (nyeri nosiseptik dan neuropatik),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

8

sehingga pada peresepan dapat dilihat bahwa pasien diberikan adjuvan seperti

antikonvulsan, antianxietas dan kortikosteroid. Adjuvan sendiri merupakan

golongan obat yang dikembangkan untuk mengubah atau mengurangi persepsi

nyeri pada banyak kondisi nyeri dimana obat tersebut dapat mengubah potensi

membran saraf, saluran ion, permukaan sel situs reseptor, tingkat neurotransmiter

sinaptik dan proses neuron lainnya yang terlibat dalam pemrosesan sinyal nyeri.

(Kukkar et al., 2013; Votrubec & Thong, 2013).

Tabel III. Gambaran Umum Penggunaan Obat Anti Nyeri

Golongan dan Jenis Obat Jenis Obat Jumlah (%)

Analgesik Parasetamol 23 47,9

OAINS

Ibuprofen 25 52

Metampiron 9 18,8

Meloxicam

Na Diklofenak

12

2

25

4,2

Adjuvan

Kortikosteroid Metilprednisolone 2 4,2

Triamcinolone 1 2,1

Antikonvulsan Gabapentin 29 60,4

Antianxietas Diazepam

Alprazolam

20

1

41,7

2,1

Menurut acuan American Geriatrics Society’s, obat golongan

kortikosteroid digunakan pada populasi kecil pasien dimana subjek tersebut

mungkin kurang responsif terhadap obat lain ataupun terdapat kemungkinan yang

cukup besar untuk terkena efek samping. Golongan kortikosteroid ini diberikan

untuk pasien dengan gangguan nyeri inflamasi diberikan dengan dosis rendah untuk

mencegah efek steroid dan diberikan dengan jangka pendek untuk antisipasi retensi

cairan (Ferrell et al., 2009).

OAINS dapat menyebabkan peningkatan risiko trombotik kardiovaskular

serius dan infark miokard yang dapat berakibat fatal, risiko dapat meningkat seiring

dengan lamanya penggunaan pada pasien dengan penyakit kardiovaskular atau

yang memiliki faktor risiko (Pionas, 2015). FDA juga menyarankan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

9

peresepan OAINS harus diberikan pada dosis efektif terendah untuk lama

pemberian yang singkat dengan memperhatikan tujuan terapi setiap individu pasien

(Galloway et al., 2016).

Tabel IV. Pola Peresepan OAINS

Golongan dan Jenis Obat Jumlah (%)

OAINS tunggal 11 22,9

OAINS + Parasetamol 2 4,2

OAINS + Adjuvan

OAINS + Parasetamol + Adjuvan

12

23

25

47,9

Pada tabel IV menunjukkan bahwa pola peresepan OAINS pada pasien

lansia tidak hanya diberikan terapi tunggal, tetapi juga mengggunakan kombinasi

terapi (77,1%). Pemberian kombinasi terapi diperbolehkan selama perhitungan

efektivitas dan efek samping diperhatikan dengan baik, namun pemberian

kombinasi analgesik yang berasal dari golongan yang sama harus dihindari (Barus,

2015). Terapi kombinasi diberikan dengan menggunakan obat yang mekanisme

aksinya kemungkinan besar memiliki efek sinergis, sehingga dapat memberikan

efek penghilang rasa nyeri yang lebih besar dengan efek samping yang lebih kecil

bila dibandingkan dengan dosis obat tunggal yang tinggi (Abdulla et al., 2013).

Pola peresepan kombinasi tersebut antara lain adalah OAINS dengan parasetamol

(4,2%), OAINS dengan adjuvan (25%) dan pola peresepan kombinasi tertinggi

yaitu OAINS dengan parasetamol dan adjuvan (47,9%).

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian cross-sectional dengan

pengambilan data secara prospektif, dimana data yang didapat hanya menunjukkan

kejadian yang terjadi selama proses pengambilan data, sehingga tidak dapat

diketahui apakah terapi tunggal ataupun kombinasi lebih baik dalam memberikan

efek penghilang rasa nyeri ataupun dalam meminimalisir efek samping yang

dialami pasien saat mendapatkan terapi untuk mengatasi nyeri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

10

C. Ketepatan Pengobatan Nyeri

Penatalaksanaan nyeri dilakukan berdasarkan terapi analgesik non-opioid,

opioid dan adjuvan sesuai dengan tipe nyeri yang dialami pasien (Lanas et al.,

2011). Ketepatan pemilihan terapi dinilai berdasarkan panduan dari Panduan

Manajemen Nyeri Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta dan Guidance on

Management of Pain in Older People. Berdasarkan komorbiditas kardiovaskular

serta risiko gastrointestinal yang dialami pasien, terapi dinyatakan tepat apabila

pasien menerima OAINS non selektif dengan gastroprotektan, tidak menerima

OAINS bersamaan dengan antiplatelet, kortikosteroid dan ACEi serta tidak

mengalami efek samping gastrointestinal maupun kardiovaskular saat penelitian

berlangsung (Cavalieri, 2007; Fine, 2012; Galloway et al., 2016; Ong et al., 2007).

Tabel V. Ketepatan Penggunaan OAINS berdasarkan komorbiditas

kardiovaskular dan risiko gastrointestinal

Golongan Obat

TOTAL

Tepat Tidak Tepat

n % n %

OAINS 25 52,1 23 47,9

Dari hasil penelitian didapatkan pasien lanjut usia dengan keluhan nyeri

disertai komorbiditas CV memiliki risiko GI adalah sebanyak 8 orang pasien

dengan persentase sebesar 16,7%. Sebanyak 75% pasien dengan risiko GI tinggi

juga mendapat terapi kombinasi antara OAINS dengan aspirin dosis rendah pada

pengobatannya dan 25% mendapatkan terapi kortikosteroid bersamaan dengan

OAINS. Penggunaan OAINS bersamaan dengan obat antiplatelet dan

kortikosteroid memiliki interaksi obat yang berhubungan dengan risiko

gastrointestinal. Terapi kortikosteroid dikaitkan dengan adanya peningkatan risiko

GI yang merugikan termasuk gastritis, ulkus lambung, perdarahan serta dispepsia

apabila pemberian kortikosteroid dikombinasikan dengan OAINS (Liu et al., 2013).

Beberapa penelitian juga menunjukkan penggunaan OAINS bersamaan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

11

aspirin dosis rendah dapat meningkatkan risiko perdarahan GI dua kali lipat dan

dapat meningkatkan risiko keterulangan miokard infark (Lanas et al., 2011).

Dalam Precision Trial penggunaan OAINS selektif COX-2 seperti

celecoxib menunjukkan kejadian gastrointestinal yang lebih sedikit bila

dibandingkan dengan ibuprofen dan naproxen (Nissen et al., 2016). Demikian pula

dalam studi MEDAL, ditunjukkan bahwa penggunaan diklofenak menyebabkan

risiko gastrointestinal atas lebih besar bila dibandingkan dengan etoricoxib. Risiko

kardiovaskular seperti hipertensi, retensi cairan dan gagal jantung lebih tinggi pada

penggunaan etoricoxib bila dibandingkan dengan naproxen (Psaty and Weiss,

2007). Golongan OAINS selektif dikatakan memiliki efek samping GI yang lebih

minimal, namun memiliki risiko efek samping CV yang lebih besar (Pinzon, 2015).

Oleh karena itu pasien dengan komorbiditas kardiovaskular pemberian terapi harus

diperhatikan dan berfokus pada terapi yang memiliki risiko kardiovaskular yang

rendah yaitu OAINS non selektif, kemudian apabila nyeri tidak berkurang dapat

diberikan OAINS non selektif dengan aktivitas lebih pada COX-2 inhibitor dan

pilihan OAINS selanjutnya adalah OAINS selektif COX-2, pemilihan OAINS ini

juga didasari dengan mempertimbangkan risiko dan manfaat terapi (FitzGerald,

2007).

Pada pasien yang mengalami risiko GI sebaiknya pasien diberikan terapi

gastroprotektan seperti obat golongan PPI yang dapat berikatan dengan H+/K+

ATPase (pompa proton) pada permukaan kelenjar sel parietal lambung,

menghasilkan penghambatan sekresi asam lambung. Pada pasien yang tidak

mengalami risiko GI tinggi (< 2 faktor risiko) juga perlu menerima peresepan

gastroprotektan untuk mencegah terjadinya efek samping pada GI yang dapat

disebabkan oleh terjadinya penurunan fungsi organ (Galloway et al., 2016). Hal ini

sudah tepat dimana penggunaan OAINS bersamaan dengan terapi gastroprotektan

berupa PPI (lansoprazole) mencapai persentase tertinggi yaitu 52,1% yang

menunjukkan bahwa peresepan yang diterima oleh pasien dapat membantu

mengurangi terjadinya risiko perdarahan pada gastrointesinal baik pada pasien

tanpa risiko GI ataupun dengan risiko GI (Ong et al., 2007)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

12

Dilihat dari kondisi komorbiditas kardiovaskular yang dialami oleh pasien,

penggunaan OAINS seperti ibuprofen bersamaan dengan aspirin dapat menurunkan

efek kardioprotektif aspirin dengan menurunkan efek antiplatelet dari aspirin dosis

rendah dengan memblok sisi aktif dari platelet siklooksigenase, apabila pemberian

harus tetap dilakukan maka pemberian ibuprofen dilakukan 8 jam sebelum

pemberian aspirin atau sekurang-kurangnya 2 sampai 4 jam setelah mengkonsumsi

aspirin (Medscape, 2017). Terapi pada pasien dengan hipertensi juga harus

diperhatikan, dimana OAINS dapat menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan

darah melalui jalur renin angiotensin, perubahan pada sodium dan retensi cairan,

menghambat vasodilatasi prostaglandin dan mempengaruhi produksi dari berbagai

faktor vasokontriksi (Stollberger & Finsterer, 2003).

Penggunaan OAINS dengan obat antihipertensi golongan ACEi juga harus

dihindari, dalam penelitian terdapat pemberian terapi meloxicam bersamaan dengan

lisinopril dimana kedua obat tersebut berinteraksi secara farmakodinamik, OAINS

dapat menyebabkan ACEi kehilangan efek antihipertensi dan saling meningkatkan

toksisitas satu sama lain, sehingga pemberian terapi dapat dinyatakan tidak tepat

(Medscape, 2017). Sebuah penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa konsumsi

OAINS tidak berhubungan dengan peningkatan risiko terjadinya gagal jantung pada

orang yang tidak memiliki penyakit jantung sebelumnya, namun dilaporkan bahwa

edema terjadi pada 5-10% pasien yang mengkonsumsi OAINS baik yang selektif

maupun non-selektif. Edema ini dapat disebabkan karena adanya hipertensi,

peningkatan permeabilitas kapiler dan retensi natrium yang dapat dianggap sebagai

efek samping terhadap ginjal dari penggunaan OAINS (Zahra et al., 2017).

Ketepatan penggunaan OAINS pada pasien geriatri dengan keluhan nyeri

disertai komorbiditas kardiovaskular juga dinilai berdasarkan tipe nyeri yang

dialami oleh pasien. Berdasarkan data yang diperoleh, pasien paling banyak

mengalami nyeri campuran yaitu sebesar 77%, diikuti dengan nyeri inflamatorik

(non-neuropatik) sebesar 18,8% dan nyeri neuropatik sebesar 4,2%. Tabel VI akan

menjelaskan ketepatan pengobatan nyeri pada pasien geriatri dengan komorbiditas

kardiovaskular berdasarkan tipe nyeri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

13

Tabel VI. Ketepatan Pengobatan Nyeri berdasarkan Tipe Nyeri

Ketepatan Pengobatan n

(%)

Tepat

(%)

Tidak Tepat

(%)

Neuropatik 2

(4,2)

1

(2,1)

1

(2,1)

Inflamatorik 9

(18,8)

7

(14,6)

2

(4,2)

Campuran 37

(77)

30

(62,5)

7

(14,6)

Total 48

(100)

38

(79,2)

10

(20,8)

Pada pasien dengan nyeri neuropatik, terapi dikatakan tepat apabila pasien

menerima adjuvan seperti gabapentin atau pregabalin sebagai terapi lini pertama,

dimana gabapentin lebih efektif dan lebih dapat ditoleransi pada pasien lansia

(Cavalieri, 2007; Finnerup et al., 2016). Berdasarkan hasil yang diperoleh,

ketepatan pengobatan nyeri neuropatik adalah sebesar 2,1%. Terapi yang diterima

oleh pasien dinyatakan tepat karena pasien pada penelitian ini pasien menerima

peresepan terapi adjuvan dan terapi dinyatakan tidak tepat karena pasien tidak

menerima peresepan terapi adjuvan dalam penanganan nyeri neuropatik yang

mereka alami.

Pada nyeri inflamatorik, terapi dinyatakan tepat bila pasien mendapatkan

terapi analgesik non opioid, opioid dan atau kortikosteroid, tetapi bila nyeri belum

teratasi dapat ditambahkan terapi adjuvan lain untuk mengurangi persepsi nyeri

pasien. Adjuvan tersebut dapat diberikan bersamaan dengan analgesik opioid

ataupun nonopioid. Pemberian terapi pada pasien lansia, komorbiditas tidak boleh

diabaikan begitu saja. Selain dilihat dari sisi ketepatan berdasarkan acuan,

ketepatan pengobatan juga dilihat berdasarkan komorbiditas ataupun efek samping

yang dapat terjadi selama pengobatan diberikan. Ketepatan penatalaksanaan terapi

nyeri pada nyeri inflamatorik 14,6% dari total keseluruhan pasien. Ketidaktepatan

pengobatan yang terjadi sebanyak 4,2% dari total keseluruhan pasien yang

mengalami nyeri inflamatorik disebabkan oleh adanya interaksi OAINS dengan

aspirin yang dapat menyebabkan peningkatan risiko perdarahan GI, sehingga

sebaiknya pemberian kedua obat secara bersamaan harus dihindari walaupun saat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

14

penelitian dilakukan, efek samping ataupun peningkatan risiko tidak dapat diamati

dikarenakan terbatasnya penelitian.

Pada pasien dengan nyeri campuran, terapi dikatakan tepat apabila pasien

mendapatkan terapi dari kedua tipe nyeri tersebut (nosiseptik dan neuropatik), yaitu

pasien menerima analgesik opioid ataupun nonopioid (tergantung kondisi pasien)

dengan adjuvan (kortikosteroid, antikonvulsan). Ketepatan penatalaksanaan terapi

nyeri pada nyeri campuran sebesar 62,5%. Dalam penelitian ini masih terdapat

pemilihan obat yang tidak tepat terutama pada nyeri campuran. Pemilihan obat yang

kurang tepat ini akan mempengaruhi ketercapaian yang diinginkan oleh pasien

seperti nyeri berkurang atau hilang, efek samping kecil serta tidak terjadi

peningkatan risiko.

Kelemahan dari penelitian ini adalah penelitian dilakukan dengan metode

cross sectional tanpa melakukan follow up pada pasien, sehingga peneliti tidak

dapat melihat outcome atau luaran pasien setelah menerima terapi OAINS serta

dampak jangka panjang dari pengobatan tersebut. Keunggulan dari penelitian ini

adalah data penelitian didukung dengan rekam medis pasien untuk memastikan

jawaban responden terkait data penggunaan OAINS dan obat anti nyeri lainnya

serta mengetahui riwayat penyakit atau komorbiditas lain yang dialami oleh pasien,

sehingga terjadinya bias dapat terminimalisir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

15

KESIMPULAN

Karakteristik pasien nyeri berdasarkan jenis kelamin, laki-laki sebesar

40% dan perempuan sebesar 60%. Nyeri disertai komorbiditas kardiovaskular

paling banyak dialami oleh pasien dengan rentang usia 60-69 tahun sebesar 60,4%.

OAINS yang paling banyak digunakan dalam penelitian adalah ibuprofen yaitu

sebesar 52% dan pola peresepan OAINS dengan kombinasi sebesar 77,1%.

Ketepatan pola pengobatan OAINS pada pasien lansia dengan keluhan nyeri

disertai komorbiditas kardiovaskular berdasarkan faktor risiko GI sebesar 42,1%

dari total seluruh pasien dan ketepatan pola pengobatan nyeri berdasarkan tipe nyeri

sebesar 81,3% dari total keseluruhan.

SARAN

Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor risiko

gastrointestinal dan kardiovaskular terhadap pasien lansia dengan keluhan nyeri

disertai komorbiditas kardiovaskular dengan periode penelitian yang lebih lama

agar dapat melihat luaran dari pengobatan yang diterima oleh pasien. Untuk praktek

klinis, penggunaan atau peresepan OAINS pada pasien geriatri dengan keluhan

nyeri disertai komorbiditas kardiovaskular sebaiknya lebih memperhatikan kondisi

komorbiditas serta faktor risiko yang dialami oleh pasien, sehingga dapat mencegah

terjadinya efek samping pengobatan, keterulangan penyakit penyerta atau adanya

kemungkinan peningkatan risiko komorbiditas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

16

DAFTAR PUSTAKA

Abdulla, A. et al. (2013) ‘Guidance on the management of pain in older people.’,

Age and ageing, 42 Suppl 1. doi: 10.1093/ageing/afs200.

Anonim (2014) Rekomendasi Perhimpunan Reumatologi Indonesia Untuk

Diagnosis dan Pengelolaan Artritis Reumatoid.

Asbury, M. et al. (2013) ‘Experience of Pain in the Elderly in Relation to Mood,

Anxiety and Physical Quality of Life in a PACE/BHL Program’, The

American Journal of Geriatric Psychiatry. Elsevier Inc, 21(3), pp. S109–

S110. doi: 10.1016/j.jagp.2012.12.146.

Badan POM RI (2015) Bulletin Berita MESO Drug for Patient Safety, Badan POM

RI, 33(1): 1-12.

Barus, J. (2015) ‘CONTINUING CONTINUING MEDICAL MEDICAL

EDUCATION Penatalaksanaan Farmakologis Nyeri pada Lanjut Usia’,

42(3), pp. 167–171.

Bruckenthal, P. (2008) ‘Assessment of Pain in the Elderly Adult’, Clinics in

Geriatric Medicine, 24(2), pp. 213–236. doi: 10.1016/j.cger.2007.12.002.

Cavalieri, T. a (2007) ‘Managing Pain in Geriatric Patients’, The Journal of the

American Osteopathic Association, 107(6), pp. 10–16.

Ferrell, B., Argoff, C. and Epplin, J. (2009) ‘Pharmacological Management of

Persistent Pain in Older Persons’, Journal of the American Geriatrics

Society, 57(6 Suppl), pp. 1331–1346. doi: 10.1111/j.1532-

5415.2009.02376.x.

Fillingim, R. B. et al. (2009) ‘Sex, Gender, and Pain: A Review of Recent Clinical

and Experimental Findings’, Journal of Pain. Elsevier Ltd, 10(5), pp. 447–

485. doi: 10.1016/j.jpain.2008.12.001.

Fine, P. G. (2012) ‘Treatment guidelines for the pharmacological management of

pain in older persons.’, Pain medicine (Malden, Mass.), 13 Suppl 2(May),

pp. S57-66. doi: 10.1111/j.1526-4637.2011.01307.x.

Finnerup, N. B. et al. (2016) ‘Pharmacotherapy for neuropathic pain in adults:

systematic review, meta-analysis and updated NeuPSIG

recommendations’, 14(2), pp. 162–173. doi: 10.1016/S1474-

4422(14)70251-0.Pharmacotherapy.

FitzGerald, G. A. (2007) ‘COX-2 in play at the AHA and the FDA’, Trends in

Pharmacological Sciences, 28(7), pp. 303–307. doi:

10.1016/j.tips.2007.05.007.

Galloway, D. A. et al. (2016) ‘HHS Public Access’, 32(4), pp. 87–92. doi:

10.1016/j.coviro.2015.09.001.Human.

Kaye, A. D. et al. (2014) ‘Geriatric pain management, pharmacological

nonpharmacological considerations’, Psychology and Neuroscience, 7(1),

pp. 15–26. doi: 10.3922/j.psns.2014.1.04.

Kemenkes RI (2017) ‘Analisis lansia di Indonesia’, Pusat data dan informasi, pp.

1–2. www.depkes.go.id/download.php?file=download/.../infodatin lansia

2016.pdf%0A.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

17

Koes, B. W. et al. (2010) ‘An updated overview of clinical guidelines for the

management of non-specific low back pain in primary care’, European

Spine Journal, 19(12), pp. 2075–2094. doi: 10.1007/s00586-010-1502-y.

Kress, H.-G. et al. (2014) ‘Managing chronic pain in elderly patients requires a

CHANGE of approach’, Current Medical Research and Opinion, 30(6),

pp. 1153–1164. doi: 10.1185/03007995.2014.887005.

Kukkar, A. et al. (2013) ‘Implications and mechanism of action of gabapentin in

neuropathic pain’, Archives of Pharmacal Research, 36(3), pp. 237–251.

doi: 10.1007/s12272-013-0057-y.

Lanas, A. et al. (2011) ‘Prescription patterns and appropriateness of NSAID therapy

according to gastrointestinal risk and cardiovascular history in patients

with diagnoses of osteoarthritis’, BMC Medicine, 9. doi: 10.1186/1741-

7015-9-38.

Liu, D. et al. (2013) ‘A practical guide to the monitoring and management of the

complications of systemic corticosteroid therapy’, Allergy, Asthma and

Clinical Immunology. Allergy, Asthma & Clinical Immunology, 9(1), p.

1. doi: 10.1186/1710-1492-9-30.

Medscape (2017) Drug Interaction Checker. Available at:

https://reference.medscape.com/drug-interactionchecker (Accessed: 20

May 2017).

Norasteh, A.S (2012) Low Back Pain. Edited by A. A. Norasteh. Iran: Guilan

University. doi: 10.5772/3151.

Nissen, S. E. et al. (2016) ‘Cardiovascular Safety of Celecoxib, Naproxen, or

Ibuprofen for Arthritis’, New England Journal of Medicine, 375(26), pp.

2519–2529. doi: 10.1056/NEJMoa1611593.

Ong, C. K. S. et al. (2007) ‘An evidence-based update on nonsteroidal anti-

inflammatory drugs’, Clinical Medicine and Research, 5(1), pp. 19–34.

doi: 10.3121/cmr.2007.698.

Patel, K. V. et al. (2014) ‘Prevalence and Impact of Pain among Older Adults in the

United States: Findings from the 2011 National Health and Aging Trends

Study’, 154(12), pp. 1–22. doi: 10.1016/j.pain.2013.07.029.Prevalence.

Pinzon, R. (2015) ‘Komorbiditas Nyeri pada Pasien Lanjut Usia’, Cdk-226, 42(3),

pp. 173–175.

Pinzon, R. dan Rosa D.L.Sanyasi. (2018) Nyeri. Cetakan I. Yogyakarta: Sumber

Aksara, Yogyakarta.

PIONAS (2015) Antiinflamasi Nonsteroid (AINS), Badan POM RI. Available at:

http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-10-otot-skelet-dan-sendi/101-obat-

reumatik-dan-gout/1011-antiinflamasi-nonsteroid-ains (Accessed: 30

March 2018).

Portenoy, R. (2006) ‘Development and testing of a neuropathic pain screening

questionnaire: ID Pain’, Current Medical Research and Opinion, 22(8),

pp. 1555–1565. doi: 10.1185/030079906X115702.

Psaty, B. M. and Weiss, N. S. (2007) ‘NSAID trials and the choice of comparators-

-questions of public health importance.’, The New England journal of

medicine, 356(4), pp. 328–30. doi: 10.1056/NEJMp068286.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

18

Stollberger, C. and Finsterer, J. (2003) ‘Nonsteroidal anti-inflammatory drugs in

patients with cardioor cerebrovascular disorders’, Zeitschrift for

Kardiologie, 92(9), pp. 721–729. doi: 10.1007/s00392-003-0964-x.

Votrubec, M. and Thong, I. (2013) ‘Neuropathic pain--a management update.’,

Australian family physician, 42(3), pp. 92–7. Available at:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23529516.

Zahra, A. P. et al. (2017) ‘Obat Anti-inflamasi Non-steroid ( OAINS ):

Gastroprotektif vs Kardiotoksik Non-steroidal Anti-inflammatory Drugs (

NSAIDs ): Gastroprotective vs Cardiotoxic’, 6, pp. 153–158.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

19

Lampiran 1. Faktor Risiko Kardiovaskuler (CV)

Keterangan :

Faktor risiko CV : 0 = tidak, 1 = ya

No RM

HT Dislipidemia Jantung MI IHD AF

37

(77%)

15

(31,3%)

4

(8%) 3 (6,3%) 3 (6,3%) 1 (2,1%)

1 00-96-60-05 0 1 0 0 0 0

2 00-94-41-70 1 0 0 0 0 0

3 00-45-10-37 1 0 0 0 0 0

4 00-53-33-07 1 0 0 0 0 0

5 00-75-78-86 1 0 0 0 0 0

6 01-93-82-98 1 1 0 0 0 0

7 01-98-34-41 1 0 0 1 0 0

8 01-00-35-22 1 0 0 0 0 0

9 02-03-65-24 0 0 0 1 0 0

10 01-91-50-16 1 0 0 0 0 0

11 00-15-58-72 1 1 0 0 0 0

12 01-05-92-46 1 0 0 0 1 0

13 00-30-86-43 1 1 0 0 1 0

14 01-02-25-36 1 0 0 0 0 0

15 00-15-10-36 0 0 0 0 0 0

16 00-29-92-68 1 0 0 0 0 0

17 00-74-95-17 1 0 0 0 0 0

18 00-54-32-97 1 0 0 1 0 0

19 00-63-93-27 1 0 0 0 0 0

20 00-58-07-63 0 0 0 0 0 0

21 00-26-80-97 1 1 0 0 0 0

22 01-16-24-75 0 1 0 0 0 0

23 00-65-42-34 0 0 0 0 0 0

24 00-97-01-97 1 0 0 0 0 0

25 01-00-19-56 1 0 0 0 0 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

20

26 00-32-31-89 1 1 1 0 0 0

27 01-13-58-24 1 0 0 0 0 0

28 00-94-78-80 0 0 0 0 0 0

29 02-01-29-24 1 0 0 0 0 0

30 01-12-10-63 1 1 1 0 0 0

31 01-11-53-72 1 0 0 0 0 0

32 01-10-65-46 1 1 0 0 0 0

33 01-12-33-21 1 0 1 0 1 1

34 00-69-66-58 1 0 0 0 0 0

35 00-66-13-21 1 1 0 0 0 0

36 00-67-65-20 0 1 0 0 0 0

37 00-67-77-59 1 0 0 0 0 0

38 00-74-26-13 1 0 0 0 0 0

39 00-92-47-08 1 1 0 0 0 0

40 01-96-76-13 1 1 0 0 0 0

41 01-97-08-32 1 0 0 0 0 0

42 02-04-22-08 1 0 0 0 0 0

43 00-15-59-70 0 1 1 0 0 0

44 00-31-20-64 1 0 0 0 0 0

45 00-49-33-54 1 0 0 0 0 0

46 00-50-04-06 0 1 0 0 0 0

47 01-09-87-22 1 0 0 0 0 0

48 00-14-06-57 0 0 0 0 0 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

21

Lampiran 2. Faktor Risiko Gastrointestinal (GI)

Keterangan :

Faktor risiko GI : 0 = tidak, 1 = ya

Kesimpulan risiko GI : 0 = tidak terdapat faktor risiko; 1 = terdapat lebih

dari 2 faktor risiko; atau yang menggunakan NSAIDs dengan kortikosteroid

dan antikoagulan; atau dua obat NSAIDs; atau riwayat perdarahan ulkus;

atau riwayat dispepsia

No

Usia

≥65

th

Aspirin Kortikosteroid Antikoagulan

Riwayat

ulkus

peptikum

Riwayat

dispepsia

Dua

terapi

OAINS

Kesimpulan

resiko GI

tinggi

35 12 3 0 0 0 0 8

1 0 1 0 0 0 0 0 0

2 1 0 1 0 0 0 0 1

3 1 0 0 0 0 0 0 0

4 0 0 0 0 0 0 0 0

5 1 0 0 0 0 0 0 0

6 1 0 0 0 0 0 0 0

7 1 1 0 0 0 0 0 1

8 1 0 0 0 0 0 0 0

9 1 1 0 0 0 0 0 1

10 1 0 0 0 0 0 0 0

11 0 0 0 0 0 0 0 0

12 1 0 0 0 0 0 0 0

13 1 0 0 0 0 0 0 0

14 1 0 0 0 0 0 0 0

15 1 0 0 0 0 0 0 0

16 1 0 0 0 0 0 0 0

17 1 0 0 0 0 0 0 0

18 1 1 0 0 0 0 0 1

19 1 0 0 0 0 0 0 0

20 1 0 0 0 0 0 0 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

22

21 1 0 0 0 0 0 0 0

22 1 1 0 0 0 0 0 1

23 1 0 0 0 0 0 0 0

24 1 0 0 0 0 0 0 0

25 0 0 1 0 0 0 0 0

26 0 1 0 0 0 0 0 0

27 0 0 0 0 0 0 0 0

28 1 0 0 0 0 0 0 0

29 1 0 0 0 0 0 0 0

30 1 0 0 0 0 0 0 0

31 1 0 0 0 0 0 0 0

32 1 1 0 0 0 0 0 1

33 1 0 0 0 0 0 0 0

34 0 0 0 0 0 0 0 0

35 0 0 0 0 0 0 0 0

36 1 0 0 0 0 0 0 0

37 1 0 0 0 0 0 0 0

38 1 0 0 0 0 0 0 0

39 0 1 0 0 0 0 0 0

40 1 0 1 0 0 0 0 1

41 0 1 0 0 0 0 0 0

42 0 1 0 0 0 0 0 0

43 0 1 0 0 0 0 0 0

44 1 1 0 0 0 0 0 1

45 1 0 0 0 0 0 0 0

46 1 0 0 0 0 0 0 0

47 0 0 0 0 0 0 0 0

48 1 0 0 0 0 0 0 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

23

Lampiran 3. Ethical Clearance

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

24

Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

25

Lampiran 5. Informed Consent

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

29

Lampiran 6. Lembar Esesmen Nyeri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

32

Lampiran 7. Besar Sampel Minimal

Besar Sampel Minimal

Besar sampel ditentukan dengan rumus berikut:

𝑛 =𝑍2 𝛼 ∙ 𝑝(1 − 𝑝)

𝑒2

Keterangan:

𝑍2 𝛼 : Nilai Z pada derajat kemaknaan 95% : 1,96

p : proporsi sebesar 14,6%

e : presisi diasumsikan 10%

(Swarjana, 2012)

𝑛 =1,962 ∙ 0.146(1 − 0,146)

0,12= 47,898 ≈ 48

Perhitungan besar sampel minimal menggunakan proporsi 14,6%

berdasarkan data penelitian Pinzon (2015) yang menyatakan persentase

kerjadian nyeri disertai komorbiditas hipertensi, riwayat sakit jantung

dan stroke (penyakit kardiovaskular), dengan presisi yang diasumsikan

peneliti sebesar 10% kesalahan yang dapat diterima dalam penelitian.

Jumlah sampel minimal yang diperoleh dari perhitungan besar sampel,

yaitu 48 orang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

33

Lampiran 8. Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional

Ketepatan penggunaan

obat anti inflamasi non

steroid

Ketepatan penggunaan OAINS merupakan tinjauan

ulang untuk mengetahui dan menginterpretasi

penggunaan OAINS untuk menjamin ketepatan

dalam memutuskan pengobatan sesuai dengan

guideline, tipe nyeri serta komorbiditas yang dialami

oleh pasien. Terapi dinyatakan tepat apabila pasien

menerima analgesik non opioid, baik acetaminofen

ataupun OAINS sesuai dengan tipe nyeri disertai

dengan pemberian gastroprotektan dan tidak

menerima lebih dari satu terapi OAINS.

Tipe nyeri Tipe nyeri yang dialami pasien lansia dengan peyakit

penyerta berupa nyeri nosiseptif, neuropati atau

campuran. Nyeri digolongkan sebagai nyeri

nosiseptif apabila skor menunjukkan angka -1

sampai dengan 2, dan apabila skor > 2 maka

dinyatakan sebagai nyeri neuropati (Portenoy, 2006).

Tipe nyeri diukur dengan ID Pain yang terdiri dari 5

komponen nyeri neuropatik, yaitu rasa kesemutan,

panas terbakar, kebas/baal, rasa kesetrum, nyeri

bertambah bila disentuh dan 1 komponen nyeri

nosiseptik yaitu nyeri yang terbatas pada

persendian/otot/gigi/lainnya.

Derajat nyeri Derajat nyeri yang dialami pasien lansia dengan

penyakit penyerta berupa nyeri ringan, sedang atau

berat. Derajat nyeri diukur dengan NRS (Numeric

Rating Scale) yang terdapat pada lembar

esesmen.Nyeri ringan apabila skala nyeri yang

dialami pasien berkisar antara 1 – 3. Nyeri sedang

apabila skala nyeri yang dialami pasien berkisar

antara 4 – 6, dan nyeri berat apabila skala nyeri yang

dialami pasien berkisar antara 7 – 10.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON ...KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS) PADA PASIEN GERIATRI DENGAN KELUHAN NYERI DISERTAI KOMORBIDITAS KARDIOVASKULAR

34

BIOGRAFI PENULIS

Kornela Mira Pratiwi Penois, lahir di Pontianak, 21 Maret

1996. Penulis merupakan anak tunggal dari pasangan Bapak

Petrus Itus, G. dan Ibu Marsia Nonis. Riwayat pendidikan

formal yang telah ditempuh oleh penulis adalah TK Bruder

Nusa Indah Pontianak (2001-2002), SD Bruder Nusa Indah

Pontianak (2002-2008), SMP Bruder Pontianak (2008-2011),

SMA Santo Paulus Pontianak (2011-2014) dan pada tahun

2014 melanjutkan pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Selama menempuh pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma, penulis aktif dalam beberapa kegiatan kemahasiswaan seperti Anggota

Divisi Dana dan Usaha PPRTOS tahun 2015, Anggota Divisi Liaison Officer 3on3

Farmasi tahun 2015 dan 2016, Bendahara Lomba Cerdas Cermat Kimia tahun 2016,

Bendahara Pharmacy Performance tahun 2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI