Farmakologi Anti Inflamasi
-
Upload
bayu-mario-ginting -
Category
Documents
-
view
159 -
download
7
description
Transcript of Farmakologi Anti Inflamasi
17/04/2023
Obat - ObatAnalgetik, Antipiretik dan anti
inflamasi
.
17/04/2023
Definisi
• Analgetika adalah zat-zat yang mengurangi rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
• Antipiretik adalah zat-zat yang dapat mengurangi suhu tubuh.
• Anti-inflamasi adalah obat atau zat-zat yang dapat mengobati peradangan atau pembengkakan.
17/04/2023
Mekanisme Kerja
• Berdasarkan penghambatan biosintesis prostagandin (PG)
• PG akan dilepaskan bila sel mengalami kerusakan
• Analgetik menghambat enzim siklooksigenase sehingga konversi asam arakidonat menjadi PGG2 terganggu
Trauma/luka sel
Gangguan pada membran sel
fosfolipid
Asam arakidonat
dihambat kortikosteroid Enzim fosfolipase
hidroperoksid Endoperoksid
PGG2/PGH
Leukotrien
PGE2, PGF2, PGD2
Tromboksan A2
Prostasiklin
Enzim lipoksigenase Enzim siklooksigenase
Dihambat obat AINS (serupa aspirin)
Biosintesis Prostaglandin
17/04/2023
Nyeri dan Demam• PG hanya berperan pada nyeri yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan atau inflamasi• PG menimbulkan keadaan hiperalgesia, kemudian mediator
kimiawi seperti bradikinin dan histamin merangsangnya dan menimbulkan nyeri yang nyata
• Suhu badan diatur oleh keseimbangan antara produksi dan hilangnya panas
• Alat pengatur suhu tubuh berada di hipotalamus• Secara kimia diawali pelepasan pirogen endogen atau sitokin
yang memacu pelepasan PG yg berlebihan
17/04/2023
Efek samping• Yang paling sering adalah induksi tukak lambung yang kadang-
kadang disertai anemia sekunder akibat perdarahan saluran pencernaan
• Beratnya efek samping berbeda pada masing-masing obat• Mekanisme terjadinya iritasi lambung:
– Iritasi yang bersifat lokal, yang menyebabkan difusi kembali asam lambung ke mukosa dan menyebabkan kerusakan jaringan
– Iritasi atau perdarahan lambug yg bersifat sistemik melalui hambatan biosintesis PGE2 dan PGI2. Kedua PG ini banyak ditemukan di mukosa lambung dengan fungsi menghambat sekresi asam lambung dn merangsang sekresi mukus usus halus yang bersifat sitoprotektif
17/04/2023
ANALGETIKA
• Analgetika atau obat penghilang rasa nyeri adalah zat-zat yang
mengurangi atau menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran (perbedaan dengan anastetika umum)
• Atas dasar kerja farmakologisnya, analgetik dibagi dalam 2 kelompok
besar, yaitu:
1. Analgetik perifer (non-narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang
tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.
2. Analgetik narkotik, khusus digunakan untuk menghalau nyeri hebat
seperti pada kanker.
17/04/2023
Penanganan Rasa Nyeri
• Merintangi terbentuknya rangsangan pada reseptor
nyeri perifer dengan analgetik perifer
• Merintangi penyaluran rangsangan di saraf-saraf
sensoris, misal dengan anastetik lokal
• Blokade pusat nyeri di susunan saraf pusat dengan
analgetik sentral (narkotik) atau dengan anastetik
umum.
17/04/2023
ANALGETIK PERIFER • Parasetamol• Salisilat : Asetosal, salisilamid, dan benorilat• Penghambat prostaglandin (NSAID’S) ; ibupropen• Derivat-derivat Pirazolinon : aminofenazon• Derivat-derivat antranilat : mefenaminat• Lainnya : benzidamin
17/04/2023
Penggunaan• Efek Analgetik
Meringankan atau menghilangkan rasa nyeri tanpa mempengaruhi susunan saraf pusat atau
menurunkan kesadaran, juga tidak menimbulkan ketagihan (intensitas nyeri ringan sampai
sedang)
• Efek antipiretik
Obat-obat ini akan menurunkan suhu badan hanya pada keadaan demam. Daya antipiretiknya
berdasarkan rangsangan terhadap pusat pengatur kalor di hipotalamus yang mengakibatkan
vasodilatasi perifer (di kulit) dan bertambahnya pengeluaran kalor dan disertai keluar keringat
yang banyak.
• Efek anti radang atau anti inflamasi
Analgetik juga memiliki daya anti radang, khususnya kelompok NSAID’S (Non-Steroid Anti
Inflamasi Drugs) termasuk asetosal
Zat-zat ini digunakan untuk rasa nyeri yang disertai peradangan
17/04/2023
Efek Samping
• Efek samping yang paling umum adalah gangguan lambung-usus (salisilat, penghambat prostaglandin=NSAID’S, derivat-derivat pirazolinon), kerusakan darah (parasetamol, salisilat, derivat antranilat, derivat pirazolinon), kerusakan hati dan ginjal (parasetamol, penghambat prostaglandin), dan juga reaksi alergi pada kulit.
• Efek samping ini terutama terjadi pada penggunaan lama atau dalam dosis tinggi.
17/04/2023
ANALGETIK ANTI RADANG (NSAID’S)
• NSAID’S (Non Steroid Anti InflamasiDrugs) berkhasiat analgetik, antipiretik dan anti radang dan sering digunakan untuk menghalau gejala penyakit rema, seperti arthritis rheumatica, artrosis.
• Obat ini juga efektif untuk peradangan lain akkibat trauma (pukulan, benturan, kecelakaan). Juga pada setelah pembedahan atau memar akibat olah raga. Intinya obat ini mencegah pembengkakan bila diminum sedini mungkin dalam dosis yang cukup tinggi.
17/04/2023
Obat AINS
Asam karboksilat
Asam enolat
Asam asetat
Der as salisilat
Der as propionat
Der as fenamat
Der pirazolon
Der oksikam
Aspirin
Diflunisal
salisilat
Ibuprofen
Ketoprofen
naproksen
As mefenamat
meklofenamat
Fenilbutazon
oksifenbutazon
Piroksikam
Tenoksikam
Der asam fenilasetat Der asam asetat indol
Diklofenak
fenklofenakIndometasin
Sulindak
tolmetin
Penggolongan AINS berdasarkan struktur kimia
17/04/2023
Penggolongan
• Salisilat : asetosal, benorilat dan diflunisal
Dosis anti radang 2-3 kali lebih tinggi dari pada dosis analgetik. Tetapi karena
resiko efek samping sehingga jarang digunakan dalam obat rema.
• Asetat : diklofenak, alklofenak, indometasin, sulindac
Alklofenak jarang digunakan lagi karena menimbulkan reaksi kulit.
Indometasin termasuk obat yang terkuat daya anti radangnya. Tetapi lebih sering
menyebabkan keluhan lambung.
• Propionat: Ibupropen, ketopropen, naproksen
• Oxicam : piroksikam, tenoxicam, meloxicam
• Antranilat: mefenaminat, nifluminat dan meclofenamic acid
• Pirazolon : (oxy) fenilbutazon, azapropazon
17/04/2023
Mekanisme Kerja
• Cara kerja NSAID’S sebagian besar berdasarkan hambatan sintesa prostaglandin dimana kedua jenis ciklo-oksigenase diblokir
• NSAID’S idealnya hanya menghambat ciklo-oksigenase II/COX-II (peradangan) dan tidak COX-I (perlindungan mukosa lambung)
17/04/2023
Efek Samping
• Efek ulcerogan : mual, muntah, nyeri lambung, gastritis• Obat yang banyak menimbulkan keluhan lambung serius adalah
indometasin, piroksikam.• Gangguan fungsi ginjal: insufisiensi, kelainan pada regulasi elektrolit
dan air (udem, hiperkalemia). Prostaglandin (PG) memelihara volume darah yang mengalir melalui ginjal (perfusi) karena terhambatnya sintesa PG maka perfusi dan laju filtrasi glomeruler berkurang dengan efek-efek tersebut.
• Agregasi trombosit dikurangi, sehingga masa perdarahan dapat diperpanjang. Efek ini reversible kecuali asetosal.
• Reaksi kulit : ruam dan urtikaria (diklofenak dan sulindac)• Lain-lain : bronkokontriksi, efek sentral, gangguan fungsi hati
(diklofenak)
17/04/2023
ANALGETIK NARKOTIK • Disebut juga OPIOIDA (=mirip opiat) adalah zat yang
bekerja terrhadap reseptor opioid khas di susunan saraf pusat (SSP) hingga persepsi nyeri dan respon emosional terhadap nyeri berubah (dikurangi).
• Tubuh dapat mensintesa zat-zat opioidnya sendiri, yakni zat endorfin (adalah kelompok polipeptida endogen yang terdapat di cairan cerebrospinal (CCS) dan dapat menimbulkan efek yang menyerupai efek morfin).
17/04/2023
Berdasarkan Kerjanya:• Agonis Opiat
– Alkaloid candu : morfin, kodein, heroin, nicomorfin– Zat sintesis : metadon dan derivat-derivatnya
(propoksifen), petidin dan derivatnya serta tramadolCara kerja obat ini sama dengan morfin, hanya berbeda mengenai potensi dan lama kerjanya, efek samping serta resiko habituasi dan adiksi.
• Antagonis Opiat : Nalokson, nalorfin, pentazosinBila digunakan sebagai analgetik, obat ini dapat menduduki reseptor
• KombinasiZat ini juga dapat mengikat pada reseptor opioid, tetapi tidak mengaktivasi kerjanya dengan sempurna
17/04/2023
Mekanisme Kerja
• Endorfin bekerja dengan jalan menduduki reseptor-reseptor nyeri di susunan saraf pusat hingga perasaan nyeri dapat diblokir.
• Khasiat analgetik opioida berdasarkan kemampuannya menduduki sisa-sisa reseptor nyeri yang belum ditempati endorfin.
• Tetapi bila analgetik tersebut digunakan terus-menerus. Pembentukan reseptor-reseptor baru distimulasi dan produksi endorfin di ujung saraf di rintangi. Akibatnya terjadilah kebiasaan dan ketagihan.
17/04/2023
Penggunaan • Tangga analgetik. WHO telah menyusun suatu program penggunaan
analgetik untuk nyeri hebat (misal pada kanker), digolongkan dalam 3 kelas :
1. Non-opioid : NSAID’S, termasuk asetosal dan kodein2. Opioida lemah : d-propoksifen, tramadol dan kodein atau kombinasi
parasetamol+kodein3. Opioida kuat : morfin dan derivatnya serta zat sintesis opioida.
• Pertama obat 4 dd 1 g Parasetamol (4 kali sehari 1 gram parasetamol), bila efeknya kurang ke 4-6 dd kodein 30-60 mg (bersama parasetamol). Bila tidak juga baru opioida kuat : morfin (oral, subkutan, kontinu, IV). Tujuannya di buat suatu tangga pengobatan teresbut diatas untuk menghindari resiko habituasi dan adiksi untuk opioida.
17/04/2023
Efek Samping Umum• Supresi SSP, mual sedasi, menekan pernafasan, batuk, pada
dosis lebih tinggi mengakibatkan menurunnya aktivitas mental dan motoris.
• Saluran cerna : motilitas berkurang (obstipansi), kontraksi sfingter kandung empedu (kolik batu empedu)
• Saluran urogenital : retensi urin (karena naiknya tonus dari sfingter kandung kemih)
• Saluran nafas : bronkokontriksi, pernafasan menjadi lebih dangkal dan frekuensinya turun
• Sistem sirkulasi : vasodilatasi, hipertensi, bradikardia• Kebiasaan : dengan resiko adiksi pada penggunaan lama.
17/04/2023
Pembahasan Obat
• Parasetamol• Asam mefenamat• Asetosal• Ibuprofen
17/04/2023
Parasetamol• Parasetamol tidak memiliki aktivitas anti-
inflamasi. • Parasetamol kurang mengiritasi lambung.• Overdosis dengan parasetamol khususnya
berbahaya karena dapat mengakibatkan kerusakan hati yang kadang-kadang tidak tampak dalam 4-6 hari pertama.
• Kategori: - Ibu Hamil : B - Ibu Menyusui : A
17/04/2023
Parasetamol• Indikasi: nyeri ringan sampai sedang, demam• Peringatan: berkurangnya fungsi hati dan ginjal,
ketergantungan pada alkohol• Efek samping: efek samping sangat jarang, kecuali ruam kulit,
kelainan darah, pankreatitis akut, dilaporkan setelah penggunaan jangka panjang kerusakan hati.
• Dosis: – Oral: 0,5-1 g tiap 4-6 jam hingga maksimum 4 g sehari.– Anak 2 bulan: 60 mg pada demam paskaimunisasi, sebaliknya,
dibawah usia 3 bulan (hanya dengan nasehat dokter) 10 mg/kg (5 mg/kg bila terkena sakit kuning)
– 3 bulan – 1 tahun: 60-120 mg, 1-5 tahun: 120-250 mg, 6-12 tahun: 250-500 mg, dosis-dosis ini boleh diulang tiap 4- 6 jam bila diperlukan (maksimum sebanyak 4 dosis dalam 24 jam)
17/04/2023
Bentuk sediaan:• Parasetamol (generik) sirup 120 mg/5 ml, tablet 100 mg, 500
mg• Biogesic (medifarma) sirup 120 mg/5 ml, tablet 500 mg• Bodrex (Tempo) tabet 500 mg• Itramol (Itrasal) sirup 120 mg/5 ml• Pamol (Interbat) sirup 120 mg/ 5 ml, tablet 500 mg• Panadol (Sterling) drops 100 mg/ml, kaptab 500 g, sirup 160
mg/5 ml, tab kunyah 80 mg• Sanmol (Sanbe) drops 80 mg/0,8 ml, sirup 120 mg/5 ml,
tablet 500 mg.• Tempra (Squibb) drops 100 mg/ml, sirup 160 mg/5 ml.
Asam Mefenamat
• Asam mefenamat termasuk salah satu golongan analgesik dan juga anti-inflamasi golongan nonsteroid.
• Efek samping asam mefenamat adalah gangguan gastrointestinal (pencernaan), reaksi hipersensitif (pada kulit dan juga penyempitan saluran nafas yang istilah medisnya bronkokonstriksi) dan diare.
17/04/2023
• Dosis– Dewasa dan anak di atas 14 tahun : dosis awal yang dianjurkan 500 mg
kemudian dilanjutkan 250 mg tiap 6 jam.– Dismenore: 500 mg 3 kali sehari, diberikan pada saat mulai menstruasi
ataupun sakit dan dilanjutkan selama 2-3 hari.
• Efek samping: dapat terjadi gangguan saluran cerna, antara lain iritasi lambung, kolik usus, mual, muntah dan diare, rasa mengantuk, pusing, sakit kepala, penglihatan kabur, vertigo, dispepsia.
• Kontraindikasi: pada penderita tukak lambung, radang usus, gangguan ginjal, asma dan hipersensitif terhadap asam mefenamat.
17/04/2023
17/04/2023
Asetosal• Asetosal diindikasikan untuk sakit kepala, nyeri
muskuloskleletal sementara, dismenore, dan demam. • Pada peradangan, lebih disukai anti inflamasi dan
AINS lain yang mungkin lebih dapat ditoleransi dan lebih nyaman untuk pasien.
• Asetosal makin banyak dipakai karena sifat antiplateletnya.
• Tablet asetosal atau tablet terlarutkan (dispersibel) asetosal memadai untuk sebagian besar penggunaan karena efeknya yang cepat.
• Kategori: - Ibu Hamil : C - Ibu Menyusui : A
17/04/2023
Asetosal• Indikasi: nyeri ringan sampai sedang, demam, antiplatelet.• Peringatan: asma, alergi, menurunnya fungsi ginjal atau hati,
dehidrasi, kehamilan, pasien lanjut usia, defisiensi G6DP.• Kontraindikasi: anak dibawah usia 12 tahun dan anak yang
sedang disusui, ulserasi saluran cerna, hemofilia, tidak untuk pengobatan gout.
• Efek samping: biasanya ringan dan tidak sering, tetapi insidens tinggi untuk iritasi saluran cerna dengan perdarahan ringan yang asimptomatis, memanjangnya bleeding time, bronkospasme, dan reaksi kulit pada pasien hipersensitif.
• Dosis: 300-900 mg tiap 4-9 jam bila diperlukan, maksimum 4 g per hari.
17/04/2023
Bentuk Sediaan:• Asetosal (Generik) tablet 100 mg, 500 mg• Aspilet (medifarma) tablet 81 mg• Aspirin (Bayer) tablet 100 mg, 300 mg, 500 mg• Contrexyn (Supra Ferbindo) tabet• Farmasal (Pratapa Nirmala) tabet 100 mg• Inzana (Konimex) tablet• Naspro (Nocholas) table 300 mg
Ibuprofen• Ibuprofen termasuk jenis analgesik dan
antipiretik non-steroid (nonsteroidal anti-inflammatory drug).
• Ibuprofen bisa digunakan sebagai obat sakit kepala, mengurangi sakit otot, nyeri haid, selesma, flu dan sakit selepas pembedahan.
• Obat ini dijual dengan merk dagang Advil, Motrin, Nuprin, dan Brufen.
• Kategori: - Ibu Hamil : B - Ibu Menyusui : A
17/04/2023
17/04/2023
Obat analgetik yang berisiko pada kehamilan
• AINS– Trimester 3– Disarankan untuk dihindari, kecuali apabila diperkirakan
manfaatnya lebih besar dari risikonya– Menyebabkan penutupan duktus arteriosus janin in utero,
hipertensi pulmoner persisten pada bayi– Menunda bermulanya persalinan dan memperlama proses
persalinan
17/04/2023
• Analgesik opioid– Trimester 3– Menekan pernafasan bayi– Gastrik stasis dan risiko pneumonia inhalasi pada ibu selama
persalinan• Asetosal
– Kegagalan fungsi platelet dan risiko hemoragi– Menunda persalinan dan memperlama proses persalinan dengan
peningkatan perdarahan– Hindari minum obat ini pada minggu-minggu terakhir– Kernikterus pada bayi-kuning
Penggunaan Obat pada Ibu Hamil
• Kategori A : obat-obat yang telah banyak digunakan oleh wanita hamil tanpa disertai kenaikan frekuensi malformasi janin atau pengaruh buruk lainnya
• Kategori B : obat-obat yang pengalaman pemakaiannya pada wanita hamil masih terbatas, tetapi tidak terbukti meningkatkan frekuensi malformasi atau pengaruh buruk lainnya pada janin
17/04/2023
• Kategori C : obat-obat yang dapat memberi pengaruh buruk pada janin tanpa disertai malformasi anatomi, semata-mata karena efek obat didalam tubuh, umumnya bersifat reversibel.
• Kategori D : obat-obat yang terbukti menyebabkan meningkatnya kejadian malformasi janin pada manusia atau menyebabkan kerusakan janin yang bersifat irreversibel.
17/04/2023
• Kategori X : obat yang telah terbukti mempunyai resiko tinggi terjadinya pengaruh buruk yang menetap (irreversibel) pada janin jika diminum pada masa kehamilan. Obat dalam kategori ini merupakan kontraindikasi mutlak selama kehamilan.
17/04/2023
Penggunaan Obat pada Ibu Menyusui
• Kategori A : Relatif aman• Kategori B : Membutuhkan perhatian• Kategori C : Tidak diketahui• Kategori D : Kontraindikasi
17/04/2023
17/04/2023
RADANGADALAH RESPON VASCULER DAN SELULER DARI JARINGAN HIDUP
TERHADAP CIDERA
Inflamasi
17/04/2023
Penyebab Radang
• Keberadaan Benda Asing Dalam
Jaringan: - Jaringan donor - Agen Biologis - Benda mati
• Kerusakan Jaringan yang menimbulkan Nekrosa; Infark; Hemoragi; Thrombus
Terkait infeksi : Trauma fisik, Radiasi,
Racun, Suhu Ekstrim, Respon Imun.
17/04/2023
CIRI – CIRI RADANG
a. Rubor ( Redness ) = Kemerahanb. Kalor ( Heat ) = Panasc. Tumor ( Swelling ) = Bengkakd. Dolor ( Pain ) = rasa Sakite. Fungsio laesa ( Loss Of Function ) = Fungsi jaringan / organ terganggu
Anti-inflammatory
corticosteroid NSAID
Non Steroid Antiinflammation Drugs
Antiinflamasi
17/04/2023
17/04/2023
Kortikosteroid• Bersifat kurang spesifik, dan telah digunakan
bertahun-tahun untuk terapi inflamasi dan penyakit imunologis pada mata.
• Untuk mencegah efek inflamasi: pembentukan jaringan ikat &neovaskularisasi
• Lebih efektif pada fase akut
Genevieuve N; Clinical and Experimental Optometry 2006
17/04/2023
Kortikosteroid: Mekanisme Kerja
Peran pada hampir semua aspek inflamasi:Vaskular:• Permiabilitas pembuluh darah ↓
Selular :• Penghambatan proliferasi limfosit (limfosit T), dengan imunitas
selular ↓• Penekanan kerja limfokin dalam migrasi makrofag dan produksi
faktor pertumbuhan • Inhibisi degranulasi netrofil granulosit, makrofag, sel mast, dan
basofil• supresi sintesis asam arakidonat produksi prostaglandin ↓Genevieuve N; Clinical and Experimental Optometry 2006
17/04/2023
Kortikosteroid: Preparat
Prednisolone
Studi menunjukkan bahwa Prednisolone memiliki efektivitas anti-inflamasi terbesar dibanding steroid topikal mata lainnya.
Prednisolone acetate 1% merupakan steroid topikal mata yang paling efektif untuk terapi uveitis dan inflamasi kornea.
Dapat digunakan pada inflamasi berat mata seperti episkleritis, iritis, luka bakar kimiawi atau thermal pada kornea.
Dexamethasone
Pada konsentrasi yang sesuai, Dexamethasone secara klinis kurang efektif dibanding prednisolone dan berpotensi lebih besar dalam menaikkan Tekanan Intra Okular drug of second choice.
Reveiw of optamometry; June 2006
17/04/2023
Kortikosteroid: Preparat
Fluorometholones
Memiliki sifat antiinflamasi yang cukup baik, tetapi juga menyebabkan peningkatan TIO
sekunder. Terdapat dalam dua bentuk formulasi: fluorometholone alkohol dan asetat.
Fluorometholone alkohol
Digunakan untuk menangani kondisi inflamasi sedang pada permukaan mata, memerlukan
lama terapi yang panjang (hingga 3-4 minggu) seperti pada iridosiklitis kronik dan alergi.
Bermanfaat pada kondisi kronis o.k. Kurang menimbulkan peningkatan TIO
Fluorometholone acetate
Merupakan bentuk klinis yang lebih aktif. Menimbulkan efektivitas yang lebih besar. Indikasi:
bila terdapat efek samping dengan preparat kortikosteroid yang lain
17/04/2023
Rimexolone
Cukup poten dan relatif aman, tapi tidak seefektif prednisolone acetate1% ; pengaruh pada TIO menyerupai fluorometholones.
• Bentuk Sediaan:– Topikal– Sistemik– Periokular
17/04/2023
Kortikosteroid Topikal
• Keuntungan: – Dapat diberikan didekat
lokasi yang memerlukan indikasi untuk inflamasi segmen anterior
– Dapat digunakan untuk salah satu mata saja
– Menghindari efek sistemik
• Kerugian:– Terkadang dapat terjadi
supresi adrenal– Ulkus dendritik– Menimbulkan residu
keputihan– Keratopati epitel bila
penggunaan terlalu sering
– Terkadang menimbulkan infeksi konjungtiva
17/04/2023
Efek Samping Steroid Topikal
• Peningkatan TIO – Dapat menimbulkan kebutaan permanen bila tidak
terdeteksi/diterapi
• Meningkatkan kerawanan terhadap infeksi virus atau jamur– Berpotensi menimbulkan kebutaan
• Penipisan sklera/kornea– Berpotensi menimbulkan kebutaan
• Penundaan atau gangguan penyembuhan luka • Katarak
17/04/2023
• Digunakan pasca operasi untuk inflamasi pada mata
• Hanya boleh digunakan dibawah panduan dokter spesialis mata
• Dosis diturunkan bertahap sebelum dihentikan sepenuhnya• Dihentikan mendadak: rebound
effectMenimbulkan relaps
Tetes Mata Kortikosteroid
17/04/2023
Kortikosteroid Topikal: Ringkasan• Topikal
– Preparat:• prednisolone, dexamethasone, fluorometholone, remixolone
– Mekanisme: • menghambat pelepasan asam arakidonat dari fospolipid dengan
cara menghambat fosfolipase A2– Indikasi kegunaan inflamasi segmen anterior
• pasca operasi, uveitis anterior, konjungitvitis alergi berat, konjungtivitis vernal, pencegahan reaksi penolakan graft kornea, episkleritis, skleritis
– Efek samping: • rawan terhadap infeksi, glaukoma, katarak, ptosis, midriasis,
pelunakan sklera, atrofi kulit• Prednisolone dan Dexamethasone paling poten menimbulkan
tekanan intraokular (TIO)
17/04/2023
Kortikosteroid Sistemik
• Keuntungan: – Mudah pemberiannya:
dengan tablet– Dapat mencapai seluruh
mata dengan lebih baik
• Kerugian:– Terkadang dapat terjadi
supresi adrenal– Efek sistemik
17/04/2023
Kortikosteroid Sistemik: Efek Samping
• Peningkatan TIO• Hipertensi• Gula darah >>• Berat badan >/edema• Gangguan sal cerna• Gangguan psikiatrik• Infeksi oportunistik
• Osteoporosis• Katarak• Supresi adrenal•
17/04/2023
Kortikosteroid
• Sistemik:– Preparat:
• prednisolone, cortisone, triamcinolone, depomedrol
– Indikasi : inflamasi segmen posterior• Uveitis posterior, neuritis optikus, arteritis temporal anterior
dengan neuropathy iskemik
– Efek samping: • Lokal: posterior subcapsular cataract, glaukoma, central serous
retinopathy• Sistemik: supresi aksis hipofisis-adrenal, hyperglikemia,
osteoporosis, ulkus peptikum, psikosis
17/04/2023
Kortikosteroid : Kontraindikasi
• Pada pasien DM, gagal ginjal, hipertensi• Sistemik: KI pada ulkus peptikum,
osteoporosis, psikosis• Topikal: KI pada glaukoma• KI pada sebagian besar infeksi, oleh karena:
– Tidak membunuh bakteri– Menurunkan resistensi terhadap mikroorganisme– Menyamarkan progresivitas infeksi
17/04/2023Terima Kasih