kesmas
-
Upload
dasninkdara -
Category
Documents
-
view
51 -
download
6
description
Transcript of kesmas
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam rangka melaksanakan konsep Pembangunan Kesehatan Masyarakat
Desa di Indonesia maka dilaksanakan salah satu kegiatan yaitu Posyandu. Gambaran
keadaan masyarakat Indonesia di masa depan atau visi yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan dirumuskan sebagai INDONESIA SEHAT 2010 yaitu,
gambaran masyarakat Indonesia masa depan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dengan
perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya (Depkes RI, 2006).Untuk mencapai Indonesia sehat 2010 harus dimulai
dari bagian yang terkecil dari Indonesia yaitu menciptakan dusun sehat 2010 terlebih
dahulu
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) sebagai salah satu pelayanan kesehatan
tingkat masyarakat harus digerakkan untuk mencapai dusun sehat 2010 (Hartoyo,
2008). Hingga 2003, sebagian besar dari 245.154 posyandu bahkan belum
menjalankan fungsinya sebagaimana seharusnya (http://www.menegpp.go.id).
Posyandu merupakan pos pelayanan kesehatan dasar yang pada hakkekatnya
merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan untuk masyarakat, namun saat ini
1
sebagian Posyandu telah kehilangan perannya (Badan Pemberdayaan Masyarakat
Provinsi Jawa Tengah, 2008). Kegiatan Posyandu adalah perwujudan dari peran serta
masyarakat dalam menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan.Prinsip dasar
posyandu salah satunya adalah mempunyai sasaran penduduk yang sama yaitu bayi 0-
1 tahun, anak balita 1-4 tahun, ibu hamil, PUS.
Ketika dicanangkan pada tahun 1986, Posyandu sebagai upaya kesehatan
yang dikelola dan diselenggarakan oleh dan dari masyarakat berjumlah 25.000 unit.
Data tahun 2003 menunjukkan peningkatan jumlah Posyandu dari tahun 1986 sudah
hampir sepuluh kali lipat, menjadi 245.154 unit. Akan tetapi, peningkatan jumlah ini
tidak diiringi dengan peningkatan kualitas pelayanan dan pencapaian sasaran.
(http://www.menegpp.go.id).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapatkan rumusan masalah
mengenai faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kurangnya kehadiran sasaran di
Posyandu sehingga dapat ditemukan bagaimana cara pemecahan penyebab masalah
tersebut.
1.3 Dasar Teori Posyandu
1.3.1 Definisi Posyandu
Posyandu merupakan jenis Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) yang mempunyai kegiatan prioritas yang meliputi Kesejahteran Ibu dan
2
Anak (KIA), KB, gizi, imunisasi dan penanggulangan diare
(http://www.dinkesjatengprov.go.id).
1.3.2 Dasar Pelaksanaan Kegiatan Posyandu
Pelaksanan kegiatan Posyandu berdasarkan pada surat keputusan bersama
antara Mendagri No.23 tahun 1985, Menkes No. 21/Men.Kes/Inst.B./IV 1985 dan
BKKBN No. 1I2/HK-011/ A/1985 tentang penyelenggaraan Posyandu yaitu:
a. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral untuk menyelenggarakan Posyandu
dalam lingkup LKMD dan PKK.
b. Mengembangkan peran serta masyarakat dalarn meningkatkan fungsi
Posyandu serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam program-program
pembangunan masyarakat desa.
c. Meningkatkan fungsi dan peranan LKMD PKK dan mengutamakan peranan
kader pembangunan.
d. Melaksanakan pembentukan Posyandu di wilayah/di daerah masing-masing
dari melaksanakan pelayanan paripurna sesuai petunjuk Depkes dan BKKBN.
e. Undang-undang no. 23 tahun 1992 pasal 66 , dana sehat sebagai cara
penyelenggaraan dan pengelolaan pemeliharaan kesehatan secara paripurna.
1.3.3 Tujuan Penyelenggara Kegiatan Posyandu.
Menurut Sembiring (2004) penyelenggaraan kegiatan Posyandu bertujuan
untuk:
3
a. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (ibu Hamil,
melahirkan dan nifas).
b. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang
menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
c. Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan
ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera.
1.3.4 Kriteria Pembentukan dan Kriteria Kader Posyandu
Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Puskesmas agar
pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai sedangkan satu
Posyandu melayani 100 balita.(Sembiring 2004) Sedangkan kriteria kader Posyandu
adalah:
a. Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan
b. Dapat membaca dan menulis.
c. Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat.
d. Mempunyai waktu yang cukup.
e. Berpenampilan ramah dan simpatik
f. Bertempat tinggal di wilayah Posyandu.
g. Diterima masyarakat setempat.
4
1.3.5 Pelaksanaan Kegiatan Posyandu.
Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh LKMD, kader,
tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan dari KB. Pada hari buka
Posyandu dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 (lima) meja yaitu :
a. Meja I : Pendaftaran.
b. Meja II : Penimbangan
c. Meja III : Pengisian KMS
d. Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS.
e. Meja V : Pelayanan KB dan kesehatan seperti: imunisasi, pemberian
vitamin A dosis tinggi pada bulan Februari dan Agustus.
Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan Meja V
merupakan meja pelayanan paramedis (Jurim, Bindes, perawat dan petugas KB).
1.3.6 Sasaran Posyandu
Sasaran kegiatan Posyandu menurut Sembiring (2004) adalah:
a. Bayi (berusia kurang dari satu tahun)
b. Balita (usia 1-5 tahun)
c. Ibu hamil, ibu menyusui dan ibu nifas.
d. WUS dan PUS.
Sedangkan keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan:
S : Semua balita di wilayah kerja Posyandu.
K : Semua balita yang memiliki KMS.
5
D : Balita yang ditimbang.
N : Balita yang naik berat badannya.
Baik atau tidak baiknya peran serta masyarakat tercermin dari perbandingan
antara jumlah balita yang ditimbang dengan jumlah semua balita di wilayah kerja
Posyandu (D/S). Sedangkan untuk melihan keberhasilan program Posyandu dapat
dilihat dari perbandingan jumlah balita yang naik berat badanny dengan jumlah balita
yang ditimbang (N/D). Untuk melihat kelestarian Posyandu dapat dilihat dari jumlah
sumua balita yang memiliki KMS dibandingkan dengan semua balita yang ada di
wilayah kerja Posyandu (K/S).
1.3.7 Dana
Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat melalui gotong
royong dengan kegiatan jimpitan peserta Posyandu dan hasil potensi desa lainnya
serta sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang dihimpunan melalui kegiatan
dana sehat (Sembiring, 2004).
1.3.8 Klasifikasi Posyandu
Posyandu dikelompokkan menjadi:
a. Posyandu Pratama (warna merah) :
• Belum mantap.
• Kegiatan belum rutin.
• Kader terbatas.
6
b. Posyandu Madya (warna kuning) :
Kegiatan lebih teratur
Jumlah kader 5 orang
c. Posyandu Purnama (Warna hijau) :
• Kegiatan sudah teratur.
• Cakupan program/kegiatannya baik.
• Jumlah kader 5 orang
• Mempunyai program tambahan
d. Posyandu Mandiri (warna biru) :
• Kegiatan secara teratur dan mantap
• Cakupan program/kegiatan baik.
• Memiliki Dana Sehat dan JPKM yang mantap
Salah satu indikator program promosi kesehatan adalah Posyandu.yang terdiri dari 2
jenis Posyandu, yaitu:
a. Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader yang bertugas 5
orang atau lebih, cakupan program utama lebih dari 50 %, mampu
menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber
pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya
7
masih terbatas yakni kurang dari 50% KK diwilayah kerja Posyandu (Dinkes,
Jateng, 2005).
b. Posyandu Mandiri
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader yang bertugas 5
orang atau lebih, cakupan program utama lebih dari 50 %, mampu
menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber
pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya
masih terbatas yakni lebih dari 50% KK diwilayah kerja Posyandu (Dinkes,
Jateng, 2005).
Dari konsep diatas, dapat disimpulkan beberapa indikator sebagai penentu
jenjang antar strata Posyandu adalah :
a. Jumlah buka Posyandu pertahun.
b. Jumlah kader yang bertugas.
c. Cakupan kegiatan.
d. Program tambahan.
e. Dana sehat/JPKM.
8
LINGKUNGAN
Fisik KependudukanSosial budaya
Sosial ekonomikebijakan
BAB II
ANALISIS MASALAH
Berdasarkan dari wawancara serta survey yang dilakukan ke beberapa
Posyandu, kurang tercapainya sasaran Posyandu masih menjadi masalah yang perlu
diupayakan pemecahannya dengan menggunakan kerangka pemikiran pendekatan
sistem, sebagai berikut :
Kerangka Pemikiran Pendekatan Sistem
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Pendekatan Sistem
9
INPUT
ManMoneyMethodMaterialMachine
PROSES
P1P2P3
OUTPUT
Cakupanprogram
Masalah yang timbul terdapat pada output dimana hasil kegiatan tidak sesuai
standar minimal. Hal yang penting pada upaya pemecahan masalah adalah kegiatan
dalam rangka pemecahan masalah harus sesuai dengan penyebab masalah tersebut,
berdasarkan pendekatan sistem masalah dapat terjadi pada input maupun proses.
10
BAB III
ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
3.1 Analisis Penyebab Masalah
Pemecahan masalah dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mengidentifikasi
kemungkinan penyebab masalah yang dapat berasal dari internal maupun eksternal.
Penyebab masalah internal diidentifkasi dengan menggunakan pendekatan sistem.
Dari berbagai kemungkinan penyebab yang menimbulkan masalah dicari penyebab
yang paling mungkin, setelah itu dilakukan penanggulangan untuk masalah yang
mendasar.
3.2 Kemungkinan Penyebab Masalah
Untuk mencari kemugkinan penyebab masalah berdasarkan metode
pendekatan sistem, maka dapat digunakan diagram Fish Bone sebagai berikut:
11
Gambar 5. Diagram Fish Bone
Berikut kemungkinan penyebab masalah dari sisi tidak tercapainya sasaran di
Posyandu di wilayah Puskesmas Secang 1 dengan menggunakan metode pendekatan
sistem.
3.3 Siklus Pemecahan Masalah
Untuk memecahkan masalah menurut Hartoyo (2008) dapat menggunakan
siklus pemecahan masalah seperti gambar di bawah ini:
PROSES
P2
P1P3
MASALAH
dll
Money
Man
INPUT
LINGKUNGAN
12
Gambar 2. Siklus Pemecahan Masalah
Urutan dalam siklus pemecahan masalah antara lain :
a. Identifikasi Masalah
Membandingkan antara keadaan nyata yang terjadi dengan keadaan
tertentu yang diinginkan serta indikator yang sudah ditentukan.
b. Penentuan Prioritas Masalah
Penentuan prioritas masalah adalah suatu proses untuk menentukan urutan
masalah dari yang paling penting sampai dengan yang kurang penting.
Metode yang mudah dipakai untuk menentukan prioritas masalah adalah
metode Hanlon Kuantitatif.
c. Penentuan Penyebab Masalah
Digali berdasarkan data atau kepustakaan. Penetuan penyebab masalah
hendaknya jangan menyimpang dari masalah. Untuk membantu
b. Penentuan Prioritas Masalah
c. Penentuan Penyebab Masalah
d. Memilih Penyebab yang Paling Mungkin
e. Menentukan Alternatif
Pemecahan Masalah
h. Monitoring dan Evaluasi
g. Penyusunan Rencana Penerapan
f. Penetapan Pemecahan
MasalahTerpilih
a. Identifikasi Masalah
13
menentukan kemungkinan penyebab masalah dapat dipergunakan diagram
tulang ikan (Fish Bone Diagram).
d. Memilih Penyebab yang Paling Mungkin
Penyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih dari sebab-sebab
yang didukung oleh data atau konfirmasi.
e. Menentukan Alternatif Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari penyebab yang
sudah diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas, maka dapat langsung pada
alternatif pemecahan masalah.
f. Menetapkan Pemecahan Masalah Terpilih
Apabila didapatkan beberapa alternatif pemecahan masalah, maka
digunakan Hanlon Kualitatif untuk menentukan/memilih pemecahan
terbaik.
g. Penyusunan Rencana Penerapan
Setelah pemecahan masalah terpilih ditentukan, langkah selanjutnya
menentukan kegiatan–kegiatan dalam rangka pemecahan masalah.
Rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk PoA (Plan
of Action).
3.4 Kerangka Pikir Pemecahan Masalah
14
Untuk dapat memecahkan suatu masalah dapat dilakukan dengan
menganalisis kemungkinan penyebab masalah tersebut terlebih dahulu. Kemungkinan
penyebab masalah dapat berasal dari internal maupun eksternal. Kemungkinan
penyebab masalah internal dianalisis dengan menggunakan pendekatan sistem.
Dari berbagai kemungkinan penyebab yang menimbulkan masalah dicari
penyebab yang paling mungkin dengan cara mengkonfirmasi kemungkinan penyebab
yang ditemukan ke bagian program masalah tersebut. Setelah menemukan penyebab
yang paling mungkin dilakukan penanggulangan penyebab masalah dengan
menyusun alternatif pemecahan masalah tersebut dan dilakuakan penentuan prioritas
alternatif pemecahan penyebab masalah dengan metode Hanlon kualitatif. Setelah
menemukan urutan prioritasnya maka langkah selanjutnya menyusun Plan Of Action.
15
BAB IV
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
6.1 Analisis/ Inventarisasi Penyebab Masalah
Hal yang mendasari timbulnya kesenjangan antara hasil yang
diharapkan dengan hasil yang nyata dicapai dapat disebabkan oleh beberapa
faktor. Untuk menentukan penyebab masalah dapat dilakukan dengan
membuat diagram fish bone dengan memasukkan data yang diperoleh selama
satu tahun terakhir.
Penentuan penyebab masalah diakibatkan oleh berbagai faktor, antara
lain berdasarkan metode pendekatan sistem:
Kemungkinan penyebab masalah adalah:
1. Input
1. Man
Kurang aktifnya petugas dalam memberikan penjelasan dan
menganjurkan mengenai sasaran dari Posyandu
Petugas kurang menganjurkan sasaran (seperti ibu hamil) untuk
memeriksakan diri ke Posyandu
2. Money
16
Anggaran Posyandu untuk penyelenggaraan penyuluhan dan
pengadaan pelatihan petugas mengenai sasaran Posyandu tidak
mencukupi.
3. Method
Cara penyampaian informasi yang digunakan kurang maksimal
sehingga sasaran yang diharapkan tidak tercapai.
4. Materials
Kurangnya poster, leaflet tentang pencegahan, penyebab serta
pengobatan penyakit TB
Lokasi kegiatan Posyandu tidak strategis
5. Machine
Alat untuk kegiatan Posyandu tidak lengkap
Adanya alat yang tidak berfungsi dengan baik, seperti timbangan berat
badan yang tidak akurat
2. Proses
Fungsi Manajemen
P1 (Perencanaan)
Penemuan kasus suspek TB bersifat pasif (passive case finding).
Identifikasi keluarga dengan faktor resiko penularan TB paru.
P2 (Penggerakkan Pelaksanaan)
Program yang telah dibuat tidak dijalankan dengan maksimal.
17
Kurangnya SDM untuk program yang telah dibuat.
P3 (Pengawasan, Pengendalian, Penilaian)
Pelaporan dari Pustu dan PKD belum berjalan dengan baik
Kurangnya pemantauan efektifitas terhadap penyuluhan yang telah
dilaksanakan.
Kurangnya sosialisasi tentang deteksi dini gejala TB paru.
3. Lingkungan
Karena sebagian besarKurangnya kepatuhan masyarakat
melaksanakan pemeriksaan BTA.
Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pola hidup sehat,
sehingga tidak tercipta lingkungan yang sehat
18
PROSES
P1
Penemuan kasus suspek TB bersifat pasif Identifikasi keluarga dengan faktor resiko penularan TB paru
Program yang telah dibuat tidak dijalankan dengan maksimal Kurangnya SDM untuk program yang telah dibuat
P2
P3
Pelaporan dari Pustu dan PKD belum berjalan dengan baik Kurangnya pemantauan efektifitas terhadap penyuluhan yang telah dilaksanakan Kurangnya sosialisasi tentang deteksi dini gejala TB paru
LINGKUNGAN
Anggaran Puskesmas untuk penyelenggaraan penyuluhan dan pengadaan pelatihan petugas mengenai penyakit TB tidak mencukupi
MAN
Kurang terampil kader untuk mengenali gejala dini dari TB Paru Kurang aktifnya petugas dalam memberikan penjelasan dan penyuluhan mengenai pencegahan dan bahaya penyakit TB pada masyarakat Kurang disiplinnya petugas dalam melaksanakan program TB paru yang telah dibuat
MONEY
Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan dan pengobatan penyakit TB Kurangnya kepatuhan masyarakat melaksanakan pemeriksaan BTA Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pola hidup sehat, sehingga tidak tercipta lingkungan yang sehat
MATERIAL
Kurangnya poster, leaflet tentang pencegahan, penyebab serta pengobatan penyakit TB
METHODE
Kurangnya program Puskesmas yang berkesinambungan berupa penyuluhan kepada masyarakat mengenai pencegahan, penyebab serta pengobatan TB. Cara penyampaian informasi yang digunakan kurang maksimal sehingga efek yang diharapkan tidak tercapai
MACHINE
Kurangnya penyediaan pot sputum, reagen, mikroskop untuk penegakkan diagnosa TB di wilayah kerja Puskesmas Secang I
Hasil Penentuan Penyebab Masalah Berdasarkan Digram Fish Bone
6.2 Inventarisasi Kemungkinan Penyebab Masalah dan Penerapannya.
19
Penyebab Masalah Pemecahan dan penerapannya
Kurang terampil kader untuk mengenali
gejala dini dari TB Paru
Memberikan pelatihan kader secara rutin
dan mengevaluasi hasil pelatihan untuk
mengetahui target yang diharapkan.
Kurang disiplinnya petugas dalam
melaksanakan program TB paru yang
telah dibuat
Mengingatkan kembali komitmen
petugas dalam menjalankan tugasnya.
Kurangnya pengetahuan masyarakat
mengenai pencegahan dan pengobatan
penyakit TB
Memberikan penyuluhan kepada
masyarakat tentang pencegahan dan
pengobatan penyakit TB
Mendidik kader – kader untukdi berikan
penyuluhan kepada masyarakat
mengenai pencegahan dan pengobatan
penyakit TB
Kurang aktifnya petugas dalam
memberikan penjelasan dan penyuluhan
mengenai pencegahan dan bahaya
penyakit TB pada masyarakat
Meningkatkan keaktifan petugas dalam
memberikan penyuluhan kepada
masyarakat mengenai penyakit TB
Perencanaan dan pengalokasian dana
Kurangnya program Puskesmas yang
berkesinambungan berupa penyuluhan
kepada masyarakat mengenai
pencegahan, penyebab serta pengobatan
TB
Membuat program yang
berkesinambungan untuk penyuluhan
tentang penyakit TB
Meningkatkan pemantauan terhadap
penyuluhan yang telah dilaksanakan
Kurangnya kepatuhan masyarakat
melaksanakan pemeriksaan BTA
Memberikan pengertian kepada
masyarakat tentang pemeriksaan BTA
Kurangnya penyediaan pot sputum,
reagen, mikroskop untuk penegakkan
diagnosa TB di wilayah kerja Puskesmas
Melakukan inventarisasi rutin pengadaan
barang untuk dilaporkan pada saat rapat
bulanan
20
Secang I
Pelaporan dari Pustu dan PKD belum
berjalan dengan baik
Meningkatkan sistem pencatatan dan
pelaporan dari Pustu dan PKD
Penyebab Masalah Pemecahan dan penerapannya
Kurangnya pemantauan efektifitas
terhadap penyuluhan yang telah
dilaksanakan.
Memberikan masukan kepada petugas
agar lebih efektif dalam memberikan
penyuluhan
Penemuan kasus suspek TB bersifat pasif
(passive case finding)
Meningkatkan kerjasama lintas program
dalam penemuan suspek TB
Lebih mendayagunakan kader – kader
untuk mencari suspek TB di
lingkungannya
Kurangnya kesadaran masyarakat
tentang pola hidup sehat, sehingga tidak
tercipta lingkungan sehat
Mengadakan penyuluhan kepada
masyarakat tentang pentingnya
lingkungan yang sehat
Anggaran Puskesmas untuk
penyelenggaraan penyuluhan dan
pengadaan pelatihan petugas mengenai
penyakit TB tidak mencukupi
Mengalokasikan dana Puskesmas untuk
penyuluhan penyakit TB
Cara penyampaian informasi yang
digunakan kurang menarik sehingga
tidak menggugah perhatian serta sulit
dimengerti oleh masyarakat
Membuat sarana informasi yang menarik,
sederhana dan mudah dipahami oleh
masyarakat
Kurangnya poster, leaflet tentang
pencegahan, penyebab serta pengobatan
penyakit TB
Memperbanyak poster dan leaflet tentang
penyakit TB
Penempelan pamflet di tempat yang
strategis yang banyak di lalui orang
21
Identifikasi keluarga dengan faktor
resiko penularan TB paru
Memberikan edukasi kepada keluarga
agar dapat mengetahui tanda – tanda dan
cara penularan dari penyakit TB
Kurangnya sosialisasi tentang deteksi
dini gejala TB paru
Meningkatkan sosialisasi tentang deteksi
dini gejala
Kurangnya SDM untuk program yang
telah dibuat
Meningkatkan SDM untuk program yang
telah dibuat
Setelah mendapatkan data primer dan sekunder terhadap masalah
cakupan suspek TB paru, maka disimpulkan adanya beberapa kendala dalam
pelaksanaan pemecahan masalah – masalah diatas, yaitu antara lain:
Dana operasional
Waktu
Sumber daya manusia
Maka diambil empat pemecahan masalah yang dapat dilaksanakan
dengan mudah dalam waktu dekat.
6.3 Alternatif Pemecahan Masalah
Alternatif kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:
a. Meningkatkan kerjasama lintas program dalam penemuan suspek TB
Paru
b. Membuat program yang berkesinambungan untuk penyuluhan tentang
penyakit TB Paru
c. Pengalokasi dana Puskesmas untuk penyuluhan penyakit TB Paru
d. Membuat sarana informasi yang menarik, sederhana dan mudah
dipahami oleh masyarakat
22
a. Berdasarkan Mendesak/Urgency
Tabel 5. Penentuan Proritas Alternatif Pemecahan Masalah
dengan Metode Hanlon Kualitatif Berdasarkan Urgency/Mendesak
No Alternatif Pemecahan Masalah 1 2 3 4 5 Horizontal
1. Penambahan jumlah kader yang terlatih di
setiap Posyandu+ + + +
4
2. Membagi seluruh jenis kader kepada
seluruh kader Posyandu+ + +
3
3. Membuat tempat khusus untuk
pelaksanaan kegiatan Posyandu_ _
0
4. Penyuluhan mengenai manfaat dan
pentingya mengikuti kegiatan Posyandu.+
1
5. Memanfaatkan waktu kegiatan masyarakat
yang telah ada (perkumpulan PKK) untuk
menimbang balita yang berumur lebih dari
1 tahun.
0
Vertikal 0 0 0 1 1
Horizontal 4 3 0 1 0
Total 4 3 0 2 1
23
b. Berdasarkan Kegawatan/Seriousness
Tabel 6. Penentuan Proritas Alternatif Pemecahan Masalah
dengan Metode Hanlon Kualitatif Berdasarkan Seriousness/Kegawatan
No Alternatif Pemecahan Masalah 1 2 3 4 5 Horizontal
1. Penambahan jumlah kader yang terlatih di
setiap Posyandu+ + + +
4
2. Membagi seluruh jenis kader kepada
seluruh kader Posyandu+ + +
3
3. Membuat tempat khusus untuk
pelaksanaan kegiatan Posyandu_ _
0
4. Penyuluhan mengenai manfaat dan
pentingya mengikuti kegiatan Posyandu.+
1
5. Memanfaatkan waktu kegiatan masyarakat
yang telah ada (perkumpulan PKK) untuk
menimbang balita yang berumur lebih dari
1 tahun.
0
Vertikal 0 0 0 1 1
Horizontal 4 3 0 1 0
Total 4 3 0 2 1
24
c. Berdasarkan Menyebar/Growth
Tabel 7. Penentuan Proritas Alternatif Pemecahan Masalah
dengan Metode Hanlon Kualitatif Berdasarkan Growth/Menyebar
No Alternatif Pemecahan Masalah 1 2 3 4 5 Horizontal
1. Penambahan jumlah kader yang terlatih di
setiap Posyandu+ + + +
4
2. Membagi seluruh jenis kader kepada
seluruh kader Posyandu+ _ +
2
3. Membuat tempat khusus untuk
pelaksanaan kegiatan Posyandu_ _
0
4. Penyuluhan mengenai manfaat dan
pentingya mengikuti kegiatan Posyandu.+
1
5. Memanfaatkan waktu kegiatan masyarakat
yang telah ada (perkumpulan PKK) untuk
menimbang balita yang berumur lebih dari
1 tahun.
0
Vertikal 0 0 0 2 1
Horizontal 4 2 0 1 0
Total 4 2 0 3 1
Dari hasil Urgency, Seroius, Growth diatas dengan menggunakan Hanlon
Kualitatif, maka dapat diurutkan prioritas masalah sebagai berikut ini:
25
Tabel 8. Urutan Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah
Rendahnya Cakupan Posyandu Mandiridi Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I
No Alternatif Pemecahan Masalah U S G Total Prioritas
1
Penambahan jumlah kader yang terlatih di
setiap Posyandu 4 4 4 12 I
2
Membagi seluruh jenis kader kepada
seluruh kader Posyandu 3 3 2 8 II
3
Membuat tempat khusus untuk pelaksanaan
kegiatan Posyandu 0 0 0 0 V
4
Penyuluhan mengenai manfaat dan
pentingya mengikuti kegiatan Posyandu 2 2 3 7 III
5
Memanfaatkan waktu kegiatan masyarakat
yang telah ada (perkumpulan PKK) untuk
menimbang balita yang berumur lebih dari
1 tahun. 1 1 1 3 IV
Setelah melakukan penentuan prioritas alternatif pemecahan penyebab
masalah dengan menggunakan metode Hanlon Kualitaif maka didapatkan urutan
prioritas alternatif pemecahan penyebab-penyebab masalah rendahnya cakupan skor
pencapaian Posyandu mandiri di wilayah kerja Puskesmas Salaman I sebagai berikut:
a. Penambahan jumlah kader yang terlatih di setiap Posyandu, priritas I.
26
b. Membagi seluruh jenis kader kepada seluruh kader Posyandu, prioritas II.
c. Penyuluhan mengenai manfaat dan pentingya mengikuti kegiatan Posyandu,
prioritas III.
d. Memanfaatkan waktu kegiatan masyarakat yang telah ada (perkumpulan
PKK) untuk menimbang balita yang berumur lebih dari 1 tahun, prioritas IV.
e. Membuat tempat khusus untuk pelaksanaan kegiatan Posyandu, prioritas IV.
27
3.4. Plan of Action
Tabel 9. Plan of Action Masalah Rendahnya Cakupan Posyandu Mandiri
di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I
No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Dana Lokasi Pelaksana Metode Tolok ukur
1. Perekrutan baru
dan pelatihan
seluruh kader
Menambah jumlah
kader posyandu
yang terlatih
Meningkatkan
keterampilan
kader posyandu
Ibu-ibu PKK
dan kader
posyandu
Setelah
Lebaran
Operasional
Puskesmas
Puskesmas
Salaman I
Balai Desa
Dokter
Puskesmas
Salaman I
dan Bidan
desa
Wawanca
ra
Diskusi
Tanya
Jawab
Terlaksana
nya
kegiatan
sesuai
dengan
waktun
yang
direncana-
kan
Jumlah
kader
posyandu
bertambah
Keterampil
an kader
meningkat
28
No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Dana Lokasi Pelaksana Metode Tolok ukur
2. Membagi
seluruh jenis
kader kepada
seluruh kader
posyandu
Agar setiap kader
posyandu
mempunyi tugas
sesuai dengan jenis
kader yang
dimilikinya
Seluruh
kader
posyandu
Sesuai
kesepakatan
Swadaya
peserta
posyandu
Balai
Dusun/Desa
Bidan desa
Pengurus
posyandu
yang
bersangkut-
an
Tatap
muka
Terlaksana
nya
kegiatan
sesuai
dengan
waktun
yang
disepakati
Masing-
masing
kader
memiliki
tugas sesuai
dengan
jenis kader
yang
diterimanya
29
No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Dana Lokasi Pelaksana Metode Tolok ukur
3. Penyuluhan
mengenai
manfaat dan
pentingya
mengikuti
kegiatan
Posyandu
Meningkatkan
pengetahuan
mengenai manfaat
dan pentingnya
mengikuti kegiatan
Posyandu
Sasaran
kegiatan
Posyandu,
terutama
ibu-ibu yang
memiliki
Balita
Sesuai
kesepakatan/
pada saat
kegiatan
Posyandu
Swadaya
peserta
posyandu
Tempat
kegiatan
Posyandu
Bidan desa
kader
posyandu
Tatap
muka
Terlaksana
nya
kegiatan
sesuai
dengan
waktun
yang
disepakati
Meningkat-
nya jumlah
peserta
Posyandu
yang
mengikuti
kegiatan
Posyandu
secara rutin
30
No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Dana Lokasi Pelaksana Metode Tolok ukur
4. Memanfaatkan
waktu kegiatan
masyarakat
yang telah ada
(perkumpulan
PKK) untuk
menimbang
balita yang
berumur lebih
dari 1 tahun.
Meningkatkan
jumlah balita yang
ditimbang.
Balita
berumur
lebih dari 1
tahun dan
orang tuanya
Sesuai
dengan
jadwal
kegiatan
masyarakat
(perkumpul-
an PKK)
Swadaya
peserta
posyandu
Tempat
kegiatan
masyarakat
(perkumpu-
an PKK)
kader
posyandu
masyarakat
(Ibu-ibu
PKK)
Tatap
muka
Terlaksana
nya
penimbang
an berat
badan pada
waktu
kegiatan
masayara-
kat
(perkumpul
an PKK)
Meningkat-
nya jumlah
balita yang
ditimbang
31
No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Dana Lokasi Pelaksana Metode Tolok ukur
5. Membuat
tempat khusus
untuk
pelaksanaan
kegiatan
posyandu
Perencanaan:
Pembentukan
tim
Pengusulan
proposal ke
perangkat desa
Membentuk tim
khusus untuk
pembangunan
tempat posyandu
Memberitahu
perangkat desa
tentang rencana
kegiatan dan
anggaran
pembangunan
tempat posyandu
Pengurus
posyandu
dan
masayara-
kat
Perangkat
desa
Sesuai
kesepakat-
an
Sesuai
kesepakat-
an
Swadaya
peserta
posyandu
Swadaya
peserta
posyandu
Dususn/
Desa yang
bersangkut
an
Kantor
kepala
desa
Pengurus
posyandu
dan bidan
desa
Tim khusus
pemba-
ngunan
tempat
posyandu
Tatap
muka/
rapat
Tatap
muka
Terbentuk
tim
pembangun
an tempat
posyandu
Adanya
proposal
dan
diajukan ke
perangkat
desa
32
. Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Dana Lokasi Pelaksana Metode Tolak Ukur
Pelaksanaan:
Pembangunan
bangunan baru
atau renovasi
bangunan lama
Pengawasan:
Evaluasi
kegiatan
Membuat tempat
khusus posyandu
Mengetahui
apakah
perencanaan dan
pelaksanaan
berjalan dengan
baik
Lokasi
posyandu
Tim khusus
dan semua
kegiatan
Sesuai
kesepakat-
an
Selama dan
setelah
kegiatan
berjalan
Revitalisasi
posyandu,
anggaran
pembangun
an desa,
swadaya
peserta
posyandu
dan
sumbangan
donatur
Swadaya
peserta
posyandu
Dususn/
Desa yang
bersangkut
an
Dususn/
Desa yang
bersangkut
an
Tim
khusus,
masayrakat,
tenaga
pembangun
Pengurus
posyandu
Gotong
royang
Tatap
muka/
rapat
Adanya
tempat
khusus
posyandu
Adanya
evaluasi
hasil
kegiatan
33
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
a. Setelah melakukan analisis kemungkinan penyebab masalah rendahnya cakupan
pencapaian Posyandu mandiri diwilayah kerja Puskesmas Salamn I dengan
pendekatan sistem dan setelah melakukan konfirmasi ke bagian program tersebut
maka didapatkan penyebab masalah yang paling mungkin yaitu:
Kurangnya jumlah kader yang terlatih.
Kurangnya jenis kader disetiap Posyandu
Belum adanya tempat khusus untuk pelaksanaan kegiatan Posyandu
Sebagaian besar balita yang berumur lebih dari 1 tahun tidak rutin datang ke
Posyandu untuk menimbang barat badan.
b. Alternatif pemecahan penyebab masalah tersebut ialah:
Penambahan jumlah kader yang terlatih di setiap Posyandu, priritas I.
Membagi seluruh jenis kader kepada seluruh kader Posyandu, prioritas II.
Penyuluhan mengenai manfaat dan pentingya mengikuti kegiatan Posyandu,
prioritas III.
Memanfaatkan waktu kegiatan masyarakat yang telah ada (perkumpulan
PKK) untuk menimbang balita yang berumur lebih dari 1 tahun, prioritas IV.
Membuat tempat khusus untuk pelaksanaan kegiatan Posyandu, prioritas IV
Penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah di atas berdasarkan metode
Hanlon kualitatif.
4.2 Saran
a. Menghimbau kepada Puskesmas Salaman I agar melakuakan penentuan strata
ulang setiap Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Salaman I
b. Menghimbau Puskesmas Salaman I melakukan perekrutan kader baru.
c. Menghimbau Puskesmas Salaman I melakukan kegiatan pelatihan kader
Posyandu secara rutin dan berkesinambungan agar keterampilan kader
Posyandu selalu meningkat.
d. Menghimbau Puskesmas Salaman I agar melakukan penyuluhan ke
masayarakat mengenai manfaat dan pentingnya mengikuti kegiatan Posyandu.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Tengah, 2008. Panduan Penghitungan Strata Posyandu Secara Kuantitatif di Provinsi Jawa tengah Tahun 2008.
Departemen akesehatan RI, 2006, Petunjuk Teknis Penghgunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Kesehatan tahun 2006. http://www.djpbn-jateng.go.id/skepse/dak_kesehatan.pdf
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2004. Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 71 Tahun 2004 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Jawa tengah.
Dinkes Propinsi Jawa Tengah, 2003. Pencapaian Program Kesehatan Menuju Jawa Tengah Sehat. http://www.jawatengah.go.id/dinkes/new/Profile2003/bab4.htm
Hartoyo, 2008. Pengelolaan Pelayanan Puskesmas dan Permasalahannya. http://www.lib.fkuii.org/index.php?option=com_docman&task=doc_download&gid=79&Itemid=78
Hartoyo, 2008. Peran Puskesmas dalam Sistem Pelayanan Kesehatan. http://www.lib.fkuii.org/index.php?option=com_docman&task=doc_download&gid=79&Itemid=78
Hatmoko, 2006. Sisitem Pelayanan Kesehatan dasar Puskesmas.http://www.freewebtown.com/cakmoki/library/document/moki/moki_yankesread.pdf
http://www.menegpp.go.id/menegpp.php?cat=detail&id=media&dat=260
Sembiring, Nasab. 2004. Posyandu Sebagai Saran Peran Serta Masyarakat Dalam Usaha Peningkatan Kesehatan Masyarakat. Bagian Kependudukan dan Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. http://www.libraryusu.com
Yuniar, 2008. Upaya Kesehatan Puskesmas dan Indikator. Kumpulan Materi Pembekalan Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat.