kesmas

52
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka melaksanakan konsep Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa di Indonesia maka dilaksanakan salah satu kegiatan yaitu Posyandu. Gambaran keadaan masyarakat Indonesia di masa depan atau visi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan dirumuskan sebagai INDONESIA SEHAT 2010 yaitu, gambaran masyarakat Indonesia masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes RI, 2006).Untuk mencapai Indonesia sehat 2010 harus dimulai dari bagian yang 1

description

ikm

Transcript of kesmas

Page 1: kesmas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam rangka melaksanakan konsep Pembangunan Kesehatan Masyarakat

Desa di Indonesia maka dilaksanakan salah satu kegiatan yaitu Posyandu. Gambaran

keadaan masyarakat Indonesia di masa depan atau visi yang ingin dicapai melalui

pembangunan kesehatan dirumuskan sebagai INDONESIA SEHAT 2010 yaitu,

gambaran masyarakat Indonesia masa depan yang ingin dicapai melalui

pembangunan kesehatan yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dengan

perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang

bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya (Depkes RI, 2006).Untuk mencapai Indonesia sehat 2010 harus dimulai

dari bagian yang terkecil dari Indonesia yaitu menciptakan dusun sehat 2010 terlebih

dahulu

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) sebagai salah satu pelayanan kesehatan

tingkat masyarakat harus digerakkan untuk mencapai dusun sehat 2010 (Hartoyo,

2008). Hingga 2003, sebagian besar dari 245.154 posyandu bahkan belum

menjalankan fungsinya sebagaimana seharusnya (http://www.menegpp.go.id).

Posyandu merupakan pos pelayanan kesehatan dasar yang pada hakkekatnya

merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan untuk masyarakat, namun saat ini

1

Page 2: kesmas

sebagian Posyandu telah kehilangan perannya (Badan Pemberdayaan Masyarakat

Provinsi Jawa Tengah, 2008). Kegiatan Posyandu adalah perwujudan dari peran serta

masyarakat dalam menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan.Prinsip dasar

posyandu salah satunya adalah mempunyai sasaran penduduk yang sama yaitu bayi 0-

1 tahun, anak balita 1-4 tahun, ibu hamil, PUS.

Ketika dicanangkan pada tahun 1986, Posyandu sebagai upaya kesehatan

yang dikelola dan diselenggarakan oleh dan dari masyarakat berjumlah 25.000 unit.

Data tahun 2003 menunjukkan peningkatan jumlah Posyandu dari tahun 1986 sudah

hampir sepuluh kali lipat, menjadi 245.154 unit. Akan tetapi, peningkatan jumlah ini

tidak diiringi dengan peningkatan kualitas pelayanan dan pencapaian sasaran.

(http://www.menegpp.go.id).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapatkan rumusan masalah

mengenai faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kurangnya kehadiran sasaran di

Posyandu sehingga dapat ditemukan bagaimana cara pemecahan penyebab masalah

tersebut.

1.3 Dasar Teori Posyandu

1.3.1 Definisi Posyandu

Posyandu merupakan jenis Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat

(UKBM) yang mempunyai kegiatan prioritas yang meliputi Kesejahteran Ibu dan

2

Page 3: kesmas

Anak (KIA), KB, gizi, imunisasi dan penanggulangan diare

(http://www.dinkesjatengprov.go.id).

1.3.2 Dasar Pelaksanaan Kegiatan Posyandu

Pelaksanan kegiatan Posyandu berdasarkan pada surat keputusan bersama

antara Mendagri No.23 tahun 1985, Menkes No. 21/Men.Kes/Inst.B./IV 1985 dan

BKKBN No. 1I2/HK-011/ A/1985 tentang penyelenggaraan Posyandu yaitu:

a. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral untuk menyelenggarakan Posyandu

dalam lingkup LKMD dan PKK.

b. Mengembangkan peran serta masyarakat dalarn meningkatkan fungsi

Posyandu serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam program-program

pembangunan masyarakat desa.

c. Meningkatkan fungsi dan peranan LKMD PKK dan mengutamakan peranan

kader pembangunan.

d. Melaksanakan pembentukan Posyandu di wilayah/di daerah masing-masing

dari melaksanakan pelayanan paripurna sesuai petunjuk Depkes dan BKKBN.

e. Undang-undang no. 23 tahun 1992 pasal 66 , dana sehat sebagai cara

penyelenggaraan dan pengelolaan pemeliharaan kesehatan secara paripurna.

1.3.3 Tujuan Penyelenggara Kegiatan Posyandu.

Menurut Sembiring (2004) penyelenggaraan kegiatan Posyandu bertujuan

untuk:

3

Page 4: kesmas

a. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (ibu Hamil,

melahirkan dan nifas).

b. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk

mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang

menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.

c. Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan

ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera.

1.3.4 Kriteria Pembentukan dan Kriteria Kader Posyandu

Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Puskesmas agar

pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai sedangkan satu

Posyandu melayani 100 balita.(Sembiring 2004) Sedangkan kriteria kader Posyandu

adalah:

a. Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan

b. Dapat membaca dan menulis.

c. Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat.

d. Mempunyai waktu yang cukup.

e. Berpenampilan ramah dan simpatik

f. Bertempat tinggal di wilayah Posyandu.

g. Diterima masyarakat setempat.

4

Page 5: kesmas

1.3.5 Pelaksanaan Kegiatan Posyandu.

Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh LKMD, kader,

tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan dari KB. Pada hari buka

Posyandu dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 (lima) meja yaitu :

a. Meja I : Pendaftaran.

b. Meja II : Penimbangan

c. Meja III : Pengisian KMS

d. Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS.

e. Meja V : Pelayanan KB dan kesehatan seperti: imunisasi, pemberian

vitamin A dosis tinggi pada bulan Februari dan Agustus.

Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan Meja V

merupakan meja pelayanan paramedis (Jurim, Bindes, perawat dan petugas KB).

1.3.6 Sasaran Posyandu

Sasaran kegiatan Posyandu menurut Sembiring (2004) adalah:

a. Bayi (berusia kurang dari satu tahun)

b. Balita (usia 1-5 tahun)

c. Ibu hamil, ibu menyusui dan ibu nifas.

d. WUS dan PUS.

Sedangkan keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan:

S : Semua balita di wilayah kerja Posyandu.

K : Semua balita yang memiliki KMS.

5

Page 6: kesmas

D : Balita yang ditimbang.

N : Balita yang naik berat badannya.

Baik atau tidak baiknya peran serta masyarakat tercermin dari perbandingan

antara jumlah balita yang ditimbang dengan jumlah semua balita di wilayah kerja

Posyandu (D/S). Sedangkan untuk melihan keberhasilan program Posyandu dapat

dilihat dari perbandingan jumlah balita yang naik berat badanny dengan jumlah balita

yang ditimbang (N/D). Untuk melihat kelestarian Posyandu dapat dilihat dari jumlah

sumua balita yang memiliki KMS dibandingkan dengan semua balita yang ada di

wilayah kerja Posyandu (K/S).

1.3.7 Dana

Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat melalui gotong

royong dengan kegiatan jimpitan peserta Posyandu dan hasil potensi desa lainnya

serta sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang dihimpunan melalui kegiatan

dana sehat (Sembiring, 2004).

1.3.8 Klasifikasi Posyandu

Posyandu dikelompokkan menjadi:

a. Posyandu Pratama (warna merah) :

• Belum mantap.

• Kegiatan belum rutin.

• Kader terbatas.

6

Page 7: kesmas

b. Posyandu Madya (warna kuning) :

Kegiatan lebih teratur

Jumlah kader 5 orang

c. Posyandu Purnama (Warna hijau) :

• Kegiatan sudah teratur.

• Cakupan program/kegiatannya baik.

• Jumlah kader 5 orang

• Mempunyai program tambahan

d. Posyandu Mandiri (warna biru) :

• Kegiatan secara teratur dan mantap

• Cakupan program/kegiatan baik.

• Memiliki Dana Sehat dan JPKM yang mantap

Salah satu indikator program promosi kesehatan adalah Posyandu.yang terdiri dari 2

jenis Posyandu, yaitu:

a. Posyandu Purnama

Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan

lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader yang bertugas 5

orang atau lebih, cakupan program utama lebih dari 50 %, mampu

menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber

pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya

7

Page 8: kesmas

masih terbatas yakni kurang dari 50% KK diwilayah kerja Posyandu (Dinkes,

Jateng, 2005).

b. Posyandu Mandiri

Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan

lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader yang bertugas 5

orang atau lebih, cakupan program utama lebih dari 50 %, mampu

menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber

pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya

masih terbatas yakni lebih dari 50% KK diwilayah kerja Posyandu (Dinkes,

Jateng, 2005).

Dari konsep diatas, dapat disimpulkan beberapa indikator sebagai penentu

jenjang antar strata Posyandu adalah :

a. Jumlah buka Posyandu pertahun.

b. Jumlah kader yang bertugas.

c. Cakupan kegiatan.

d. Program tambahan.

e. Dana sehat/JPKM.

8

Page 9: kesmas

LINGKUNGAN

Fisik KependudukanSosial budaya

Sosial ekonomikebijakan

BAB II

ANALISIS MASALAH

Berdasarkan dari wawancara serta survey yang dilakukan ke beberapa

Posyandu, kurang tercapainya sasaran Posyandu masih menjadi masalah yang perlu

diupayakan pemecahannya dengan menggunakan kerangka pemikiran pendekatan

sistem, sebagai berikut :

Kerangka Pemikiran Pendekatan Sistem

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Pendekatan Sistem

9

INPUT

ManMoneyMethodMaterialMachine

PROSES

P1P2P3

OUTPUT

Cakupanprogram

Page 10: kesmas

Masalah yang timbul terdapat pada output dimana hasil kegiatan tidak sesuai

standar minimal. Hal yang penting pada upaya pemecahan masalah adalah kegiatan

dalam rangka pemecahan masalah harus sesuai dengan penyebab masalah tersebut,

berdasarkan pendekatan sistem masalah dapat terjadi pada input maupun proses.

10

Page 11: kesmas

BAB III

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

3.1 Analisis Penyebab Masalah

Pemecahan masalah dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mengidentifikasi

kemungkinan penyebab masalah yang dapat berasal dari internal maupun eksternal.

Penyebab masalah internal diidentifkasi dengan menggunakan pendekatan sistem.

Dari berbagai kemungkinan penyebab yang menimbulkan masalah dicari penyebab

yang paling mungkin, setelah itu dilakukan penanggulangan untuk masalah yang

mendasar.

3.2 Kemungkinan Penyebab Masalah

Untuk mencari kemugkinan penyebab masalah berdasarkan metode

pendekatan sistem, maka dapat digunakan diagram Fish Bone sebagai berikut:

11

Page 12: kesmas

Gambar 5. Diagram Fish Bone

Berikut kemungkinan penyebab masalah dari sisi tidak tercapainya sasaran di

Posyandu di wilayah Puskesmas Secang 1 dengan menggunakan metode pendekatan

sistem.

3.3 Siklus Pemecahan Masalah

Untuk memecahkan masalah menurut Hartoyo (2008) dapat menggunakan

siklus pemecahan masalah seperti gambar di bawah ini:

PROSES

P2

P1P3

MASALAH

dll

Money

Man

INPUT

LINGKUNGAN

12

Page 13: kesmas

Gambar 2. Siklus Pemecahan Masalah

Urutan dalam siklus pemecahan masalah antara lain :

a. Identifikasi Masalah

Membandingkan antara keadaan nyata yang terjadi dengan keadaan

tertentu yang diinginkan serta indikator yang sudah ditentukan.

b. Penentuan Prioritas Masalah

Penentuan prioritas masalah adalah suatu proses untuk menentukan urutan

masalah dari yang paling penting sampai dengan yang kurang penting.

Metode yang mudah dipakai untuk menentukan prioritas masalah adalah

metode Hanlon Kuantitatif.

c. Penentuan Penyebab Masalah

Digali berdasarkan data atau kepustakaan. Penetuan penyebab masalah

hendaknya jangan menyimpang dari masalah. Untuk membantu

b. Penentuan Prioritas Masalah

c. Penentuan Penyebab Masalah

d. Memilih Penyebab yang Paling Mungkin

e. Menentukan Alternatif

Pemecahan Masalah

h. Monitoring dan Evaluasi

g. Penyusunan Rencana Penerapan

f. Penetapan Pemecahan

MasalahTerpilih

a. Identifikasi Masalah

13

Page 14: kesmas

menentukan kemungkinan penyebab masalah dapat dipergunakan diagram

tulang ikan (Fish Bone Diagram).

d. Memilih Penyebab yang Paling Mungkin

Penyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih dari sebab-sebab

yang didukung oleh data atau konfirmasi.

e. Menentukan Alternatif Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari penyebab yang

sudah diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas, maka dapat langsung pada

alternatif pemecahan masalah.

f. Menetapkan Pemecahan Masalah Terpilih

Apabila didapatkan beberapa alternatif pemecahan masalah, maka

digunakan Hanlon Kualitatif untuk menentukan/memilih pemecahan

terbaik.

g. Penyusunan Rencana Penerapan

Setelah pemecahan masalah terpilih ditentukan, langkah selanjutnya

menentukan kegiatan–kegiatan dalam rangka pemecahan masalah.

Rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk PoA (Plan

of Action).

3.4 Kerangka Pikir Pemecahan Masalah

14

Page 15: kesmas

Untuk dapat memecahkan suatu masalah dapat dilakukan dengan

menganalisis kemungkinan penyebab masalah tersebut terlebih dahulu. Kemungkinan

penyebab masalah dapat berasal dari internal maupun eksternal. Kemungkinan

penyebab masalah internal dianalisis dengan menggunakan pendekatan sistem.

Dari berbagai kemungkinan penyebab yang menimbulkan masalah dicari

penyebab yang paling mungkin dengan cara mengkonfirmasi kemungkinan penyebab

yang ditemukan ke bagian program masalah tersebut. Setelah menemukan penyebab

yang paling mungkin dilakukan penanggulangan penyebab masalah dengan

menyusun alternatif pemecahan masalah tersebut dan dilakuakan penentuan prioritas

alternatif pemecahan penyebab masalah dengan metode Hanlon kualitatif. Setelah

menemukan urutan prioritasnya maka langkah selanjutnya menyusun Plan Of Action.

15

Page 16: kesmas

BAB IV

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

6.1 Analisis/ Inventarisasi Penyebab Masalah

Hal yang mendasari timbulnya kesenjangan antara hasil yang

diharapkan dengan hasil yang nyata dicapai dapat disebabkan oleh beberapa

faktor. Untuk menentukan penyebab masalah dapat dilakukan dengan

membuat diagram fish bone dengan memasukkan data yang diperoleh selama

satu tahun terakhir.

Penentuan penyebab masalah diakibatkan oleh berbagai faktor, antara

lain berdasarkan metode pendekatan sistem:

Kemungkinan penyebab masalah adalah:

1. Input

1. Man

Kurang aktifnya petugas dalam memberikan penjelasan dan

menganjurkan mengenai sasaran dari Posyandu

Petugas kurang menganjurkan sasaran (seperti ibu hamil) untuk

memeriksakan diri ke Posyandu

2. Money

16

Page 17: kesmas

Anggaran Posyandu untuk penyelenggaraan penyuluhan dan

pengadaan pelatihan petugas mengenai sasaran Posyandu tidak

mencukupi.

3. Method

Cara penyampaian informasi yang digunakan kurang maksimal

sehingga sasaran yang diharapkan tidak tercapai.

4. Materials

Kurangnya poster, leaflet tentang pencegahan, penyebab serta

pengobatan penyakit TB

Lokasi kegiatan Posyandu tidak strategis

5. Machine

Alat untuk kegiatan Posyandu tidak lengkap

Adanya alat yang tidak berfungsi dengan baik, seperti timbangan berat

badan yang tidak akurat

2. Proses

Fungsi Manajemen

P1 (Perencanaan)

Penemuan kasus suspek TB bersifat pasif (passive case finding).

Identifikasi keluarga dengan faktor resiko penularan TB paru.

P2 (Penggerakkan Pelaksanaan)

Program yang telah dibuat tidak dijalankan dengan maksimal.

17

Page 18: kesmas

Kurangnya SDM untuk program yang telah dibuat.

P3 (Pengawasan, Pengendalian, Penilaian)

Pelaporan dari Pustu dan PKD belum berjalan dengan baik

Kurangnya pemantauan efektifitas terhadap penyuluhan yang telah

dilaksanakan.

Kurangnya sosialisasi tentang deteksi dini gejala TB paru.

3. Lingkungan

Karena sebagian besarKurangnya kepatuhan masyarakat

melaksanakan pemeriksaan BTA.

Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pola hidup sehat,

sehingga tidak tercipta lingkungan yang sehat

18

Page 19: kesmas

PROSES

P1

Penemuan kasus suspek TB bersifat pasif Identifikasi keluarga dengan faktor resiko penularan TB paru

Program yang telah dibuat tidak dijalankan dengan maksimal Kurangnya SDM untuk program yang telah dibuat

P2

P3

Pelaporan dari Pustu dan PKD belum berjalan dengan baik Kurangnya pemantauan efektifitas terhadap penyuluhan yang telah dilaksanakan Kurangnya sosialisasi tentang deteksi dini gejala TB paru

LINGKUNGAN

Anggaran Puskesmas untuk penyelenggaraan penyuluhan dan pengadaan pelatihan petugas mengenai penyakit TB tidak mencukupi

MAN

Kurang terampil kader untuk mengenali gejala dini dari TB Paru Kurang aktifnya petugas dalam memberikan penjelasan dan penyuluhan mengenai pencegahan dan bahaya penyakit TB pada masyarakat Kurang disiplinnya petugas dalam melaksanakan program TB paru yang telah dibuat

MONEY

Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan dan pengobatan penyakit TB Kurangnya kepatuhan masyarakat melaksanakan pemeriksaan BTA Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pola hidup sehat, sehingga tidak tercipta lingkungan yang sehat

MATERIAL

Kurangnya poster, leaflet tentang pencegahan, penyebab serta pengobatan penyakit TB

METHODE

Kurangnya program Puskesmas yang berkesinambungan berupa penyuluhan kepada masyarakat mengenai pencegahan, penyebab serta pengobatan TB. Cara penyampaian informasi yang digunakan kurang maksimal sehingga efek yang diharapkan tidak tercapai

MACHINE

Kurangnya penyediaan pot sputum, reagen, mikroskop untuk penegakkan diagnosa TB di wilayah kerja Puskesmas Secang I

Hasil Penentuan Penyebab Masalah Berdasarkan Digram Fish Bone

6.2 Inventarisasi Kemungkinan Penyebab Masalah dan Penerapannya.

19

Page 20: kesmas

Penyebab Masalah Pemecahan dan penerapannya

Kurang terampil kader untuk mengenali

gejala dini dari TB Paru

Memberikan pelatihan kader secara rutin

dan mengevaluasi hasil pelatihan untuk

mengetahui target yang diharapkan.

Kurang disiplinnya petugas dalam

melaksanakan program TB paru yang

telah dibuat

Mengingatkan kembali komitmen

petugas dalam menjalankan tugasnya.

Kurangnya pengetahuan masyarakat

mengenai pencegahan dan pengobatan

penyakit TB

Memberikan penyuluhan kepada

masyarakat tentang pencegahan dan

pengobatan penyakit TB

Mendidik kader – kader untukdi berikan

penyuluhan kepada masyarakat

mengenai pencegahan dan pengobatan

penyakit TB

Kurang aktifnya petugas dalam

memberikan penjelasan dan penyuluhan

mengenai pencegahan dan bahaya

penyakit TB pada masyarakat

Meningkatkan keaktifan petugas dalam

memberikan penyuluhan kepada

masyarakat mengenai penyakit TB

Perencanaan dan pengalokasian dana

Kurangnya program Puskesmas yang

berkesinambungan berupa penyuluhan

kepada masyarakat mengenai

pencegahan, penyebab serta pengobatan

TB

Membuat program yang

berkesinambungan untuk penyuluhan

tentang penyakit TB

Meningkatkan pemantauan terhadap

penyuluhan yang telah dilaksanakan

Kurangnya kepatuhan masyarakat

melaksanakan pemeriksaan BTA

Memberikan pengertian kepada

masyarakat tentang pemeriksaan BTA

Kurangnya penyediaan pot sputum,

reagen, mikroskop untuk penegakkan

diagnosa TB di wilayah kerja Puskesmas

Melakukan inventarisasi rutin pengadaan

barang untuk dilaporkan pada saat rapat

bulanan

20

Page 21: kesmas

Secang I

Pelaporan dari Pustu dan PKD belum

berjalan dengan baik

Meningkatkan sistem pencatatan dan

pelaporan dari Pustu dan PKD

Penyebab Masalah Pemecahan dan penerapannya

Kurangnya pemantauan efektifitas

terhadap penyuluhan yang telah

dilaksanakan.

Memberikan masukan kepada petugas

agar lebih efektif dalam memberikan

penyuluhan

Penemuan kasus suspek TB bersifat pasif

(passive case finding)

Meningkatkan kerjasama lintas program

dalam penemuan suspek TB

Lebih mendayagunakan kader – kader

untuk mencari suspek TB di

lingkungannya

Kurangnya kesadaran masyarakat

tentang pola hidup sehat, sehingga tidak

tercipta lingkungan sehat

Mengadakan penyuluhan kepada

masyarakat tentang pentingnya

lingkungan yang sehat

Anggaran Puskesmas untuk

penyelenggaraan penyuluhan dan

pengadaan pelatihan petugas mengenai

penyakit TB tidak mencukupi

Mengalokasikan dana Puskesmas untuk

penyuluhan penyakit TB

Cara penyampaian informasi yang

digunakan kurang menarik sehingga

tidak menggugah perhatian serta sulit

dimengerti oleh masyarakat

Membuat sarana informasi yang menarik,

sederhana dan mudah dipahami oleh

masyarakat

Kurangnya poster, leaflet tentang

pencegahan, penyebab serta pengobatan

penyakit TB

Memperbanyak poster dan leaflet tentang

penyakit TB

Penempelan pamflet di tempat yang

strategis yang banyak di lalui orang

21

Page 22: kesmas

Identifikasi keluarga dengan faktor

resiko penularan TB paru

Memberikan edukasi kepada keluarga

agar dapat mengetahui tanda – tanda dan

cara penularan dari penyakit TB

Kurangnya sosialisasi tentang deteksi

dini gejala TB paru

Meningkatkan sosialisasi tentang deteksi

dini gejala

Kurangnya SDM untuk program yang

telah dibuat

Meningkatkan SDM untuk program yang

telah dibuat

Setelah mendapatkan data primer dan sekunder terhadap masalah

cakupan suspek TB paru, maka disimpulkan adanya beberapa kendala dalam

pelaksanaan pemecahan masalah – masalah diatas, yaitu antara lain:

Dana operasional

Waktu

Sumber daya manusia

Maka diambil empat pemecahan masalah yang dapat dilaksanakan

dengan mudah dalam waktu dekat.

6.3 Alternatif Pemecahan Masalah

Alternatif kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:

a. Meningkatkan kerjasama lintas program dalam penemuan suspek TB

Paru

b. Membuat program yang berkesinambungan untuk penyuluhan tentang

penyakit TB Paru

c. Pengalokasi dana Puskesmas untuk penyuluhan penyakit TB Paru

d. Membuat sarana informasi yang menarik, sederhana dan mudah

dipahami oleh masyarakat

22

Page 23: kesmas

a. Berdasarkan Mendesak/Urgency

Tabel 5. Penentuan Proritas Alternatif Pemecahan Masalah

dengan Metode Hanlon Kualitatif Berdasarkan Urgency/Mendesak

No Alternatif Pemecahan Masalah 1 2 3 4 5 Horizontal

1. Penambahan jumlah kader yang terlatih di

setiap Posyandu+ + + +

4

2. Membagi seluruh jenis kader kepada

seluruh kader Posyandu+ + +

3

3. Membuat tempat khusus untuk

pelaksanaan kegiatan Posyandu_ _

0

4. Penyuluhan mengenai manfaat dan

pentingya mengikuti kegiatan Posyandu.+

1

5. Memanfaatkan waktu kegiatan masyarakat

yang telah ada (perkumpulan PKK) untuk

menimbang balita yang berumur lebih dari

1 tahun.

0

Vertikal 0 0 0 1 1

Horizontal 4 3 0 1 0

Total 4 3 0 2 1

23

Page 24: kesmas

b. Berdasarkan Kegawatan/Seriousness

Tabel 6. Penentuan Proritas Alternatif Pemecahan Masalah

dengan Metode Hanlon Kualitatif Berdasarkan Seriousness/Kegawatan

No Alternatif Pemecahan Masalah 1 2 3 4 5 Horizontal

1. Penambahan jumlah kader yang terlatih di

setiap Posyandu+ + + +

4

2. Membagi seluruh jenis kader kepada

seluruh kader Posyandu+ + +

3

3. Membuat tempat khusus untuk

pelaksanaan kegiatan Posyandu_ _

0

4. Penyuluhan mengenai manfaat dan

pentingya mengikuti kegiatan Posyandu.+

1

5. Memanfaatkan waktu kegiatan masyarakat

yang telah ada (perkumpulan PKK) untuk

menimbang balita yang berumur lebih dari

1 tahun.

0

Vertikal 0 0 0 1 1

Horizontal 4 3 0 1 0

Total 4 3 0 2 1

24

Page 25: kesmas

c. Berdasarkan Menyebar/Growth

Tabel 7. Penentuan Proritas Alternatif Pemecahan Masalah

dengan Metode Hanlon Kualitatif Berdasarkan Growth/Menyebar

No Alternatif Pemecahan Masalah 1 2 3 4 5 Horizontal

1. Penambahan jumlah kader yang terlatih di

setiap Posyandu+ + + +

4

2. Membagi seluruh jenis kader kepada

seluruh kader Posyandu+ _ +

2

3. Membuat tempat khusus untuk

pelaksanaan kegiatan Posyandu_ _

0

4. Penyuluhan mengenai manfaat dan

pentingya mengikuti kegiatan Posyandu.+

1

5. Memanfaatkan waktu kegiatan masyarakat

yang telah ada (perkumpulan PKK) untuk

menimbang balita yang berumur lebih dari

1 tahun.

0

Vertikal 0 0 0 2 1

Horizontal 4 2 0 1 0

Total 4 2 0 3 1

Dari hasil Urgency, Seroius, Growth diatas dengan menggunakan Hanlon

Kualitatif, maka dapat diurutkan prioritas masalah sebagai berikut ini:

25

Page 26: kesmas

Tabel 8. Urutan Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah

Rendahnya Cakupan Posyandu Mandiridi Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I

No Alternatif Pemecahan Masalah U S G Total Prioritas

1

Penambahan jumlah kader yang terlatih di

setiap Posyandu 4 4 4 12 I

2

Membagi seluruh jenis kader kepada

seluruh kader Posyandu 3 3 2 8 II

3

Membuat tempat khusus untuk pelaksanaan

kegiatan Posyandu 0 0 0 0 V

4

Penyuluhan mengenai manfaat dan

pentingya mengikuti kegiatan Posyandu 2 2 3 7 III

5

Memanfaatkan waktu kegiatan masyarakat

yang telah ada (perkumpulan PKK) untuk

menimbang balita yang berumur lebih dari

1 tahun. 1 1 1 3 IV

Setelah melakukan penentuan prioritas alternatif pemecahan penyebab

masalah dengan menggunakan metode Hanlon Kualitaif maka didapatkan urutan

prioritas alternatif pemecahan penyebab-penyebab masalah rendahnya cakupan skor

pencapaian Posyandu mandiri di wilayah kerja Puskesmas Salaman I sebagai berikut:

a. Penambahan jumlah kader yang terlatih di setiap Posyandu, priritas I.

26

Page 27: kesmas

b. Membagi seluruh jenis kader kepada seluruh kader Posyandu, prioritas II.

c. Penyuluhan mengenai manfaat dan pentingya mengikuti kegiatan Posyandu,

prioritas III.

d. Memanfaatkan waktu kegiatan masyarakat yang telah ada (perkumpulan

PKK) untuk menimbang balita yang berumur lebih dari 1 tahun, prioritas IV.

e. Membuat tempat khusus untuk pelaksanaan kegiatan Posyandu, prioritas IV.

27

Page 28: kesmas

3.4. Plan of Action

Tabel 9. Plan of Action Masalah Rendahnya Cakupan Posyandu Mandiri

di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I

No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Dana Lokasi Pelaksana Metode Tolok ukur

1. Perekrutan baru

dan pelatihan

seluruh kader

Menambah jumlah

kader posyandu

yang terlatih

Meningkatkan

keterampilan

kader posyandu

Ibu-ibu PKK

dan kader

posyandu

Setelah

Lebaran

Operasional

Puskesmas

Puskesmas

Salaman I

Balai Desa

Dokter

Puskesmas

Salaman I

dan Bidan

desa

Wawanca

ra

Diskusi

Tanya

Jawab

Terlaksana

nya

kegiatan

sesuai

dengan

waktun

yang

direncana-

kan

Jumlah

kader

posyandu

bertambah

Keterampil

an kader

meningkat

28

Page 29: kesmas

No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Dana Lokasi Pelaksana Metode Tolok ukur

2. Membagi

seluruh jenis

kader kepada

seluruh kader

posyandu

Agar setiap kader

posyandu

mempunyi tugas

sesuai dengan jenis

kader yang

dimilikinya

Seluruh

kader

posyandu

Sesuai

kesepakatan

Swadaya

peserta

posyandu

Balai

Dusun/Desa

Bidan desa

Pengurus

posyandu

yang

bersangkut-

an

Tatap

muka

Terlaksana

nya

kegiatan

sesuai

dengan

waktun

yang

disepakati

Masing-

masing

kader

memiliki

tugas sesuai

dengan

jenis kader

yang

diterimanya

29

Page 30: kesmas

No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Dana Lokasi Pelaksana Metode Tolok ukur

3. Penyuluhan

mengenai

manfaat dan

pentingya

mengikuti

kegiatan

Posyandu

Meningkatkan

pengetahuan

mengenai manfaat

dan pentingnya

mengikuti kegiatan

Posyandu

Sasaran

kegiatan

Posyandu,

terutama

ibu-ibu yang

memiliki

Balita

Sesuai

kesepakatan/

pada saat

kegiatan

Posyandu

Swadaya

peserta

posyandu

Tempat

kegiatan

Posyandu

Bidan desa

kader

posyandu

Tatap

muka

Terlaksana

nya

kegiatan

sesuai

dengan

waktun

yang

disepakati

Meningkat-

nya jumlah

peserta

Posyandu

yang

mengikuti

kegiatan

Posyandu

secara rutin

30

Page 31: kesmas

No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Dana Lokasi Pelaksana Metode Tolok ukur

4. Memanfaatkan

waktu kegiatan

masyarakat

yang telah ada

(perkumpulan

PKK) untuk

menimbang

balita yang

berumur lebih

dari 1 tahun.

Meningkatkan

jumlah balita yang

ditimbang.

Balita

berumur

lebih dari 1

tahun dan

orang tuanya

Sesuai

dengan

jadwal

kegiatan

masyarakat

(perkumpul-

an PKK)

Swadaya

peserta

posyandu

Tempat

kegiatan

masyarakat

(perkumpu-

an PKK)

kader

posyandu

masyarakat

(Ibu-ibu

PKK)

Tatap

muka

Terlaksana

nya

penimbang

an berat

badan pada

waktu

kegiatan

masayara-

kat

(perkumpul

an PKK)

Meningkat-

nya jumlah

balita yang

ditimbang

31

Page 32: kesmas

No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Dana Lokasi Pelaksana Metode Tolok ukur

5. Membuat

tempat khusus

untuk

pelaksanaan

kegiatan

posyandu

Perencanaan:

Pembentukan

tim

Pengusulan

proposal ke

perangkat desa

Membentuk tim

khusus untuk

pembangunan

tempat posyandu

Memberitahu

perangkat desa

tentang rencana

kegiatan dan

anggaran

pembangunan

tempat posyandu

Pengurus

posyandu

dan

masayara-

kat

Perangkat

desa

Sesuai

kesepakat-

an

Sesuai

kesepakat-

an

Swadaya

peserta

posyandu

Swadaya

peserta

posyandu

Dususn/

Desa yang

bersangkut

an

Kantor

kepala

desa

Pengurus

posyandu

dan bidan

desa

Tim khusus

pemba-

ngunan

tempat

posyandu

Tatap

muka/

rapat

Tatap

muka

Terbentuk

tim

pembangun

an tempat

posyandu

Adanya

proposal

dan

diajukan ke

perangkat

desa

32

Page 33: kesmas

. Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Dana Lokasi Pelaksana Metode Tolak Ukur

Pelaksanaan:

Pembangunan

bangunan baru

atau renovasi

bangunan lama

Pengawasan:

Evaluasi

kegiatan

Membuat tempat

khusus posyandu

Mengetahui

apakah

perencanaan dan

pelaksanaan

berjalan dengan

baik

Lokasi

posyandu

Tim khusus

dan semua

kegiatan

Sesuai

kesepakat-

an

Selama dan

setelah

kegiatan

berjalan

Revitalisasi

posyandu,

anggaran

pembangun

an desa,

swadaya

peserta

posyandu

dan

sumbangan

donatur

Swadaya

peserta

posyandu

Dususn/

Desa yang

bersangkut

an

Dususn/

Desa yang

bersangkut

an

Tim

khusus,

masayrakat,

tenaga

pembangun

Pengurus

posyandu

Gotong

royang

Tatap

muka/

rapat

Adanya

tempat

khusus

posyandu

Adanya

evaluasi

hasil

kegiatan

33

Page 34: kesmas

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

a. Setelah melakukan analisis kemungkinan penyebab masalah rendahnya cakupan

pencapaian Posyandu mandiri diwilayah kerja Puskesmas Salamn I dengan

pendekatan sistem dan setelah melakukan konfirmasi ke bagian program tersebut

maka didapatkan penyebab masalah yang paling mungkin yaitu:

Kurangnya jumlah kader yang terlatih.

Kurangnya jenis kader disetiap Posyandu

Belum adanya tempat khusus untuk pelaksanaan kegiatan Posyandu

Sebagaian besar balita yang berumur lebih dari 1 tahun tidak rutin datang ke

Posyandu untuk menimbang barat badan.

b. Alternatif pemecahan penyebab masalah tersebut ialah:

Penambahan jumlah kader yang terlatih di setiap Posyandu, priritas I.

Membagi seluruh jenis kader kepada seluruh kader Posyandu, prioritas II.

Penyuluhan mengenai manfaat dan pentingya mengikuti kegiatan Posyandu,

prioritas III.

Memanfaatkan waktu kegiatan masyarakat yang telah ada (perkumpulan

PKK) untuk menimbang balita yang berumur lebih dari 1 tahun, prioritas IV.

Membuat tempat khusus untuk pelaksanaan kegiatan Posyandu, prioritas IV

Page 35: kesmas

Penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah di atas berdasarkan metode

Hanlon kualitatif.

4.2 Saran

a. Menghimbau kepada Puskesmas Salaman I agar melakuakan penentuan strata

ulang setiap Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Salaman I

b. Menghimbau Puskesmas Salaman I melakukan perekrutan kader baru.

c. Menghimbau Puskesmas Salaman I melakukan kegiatan pelatihan kader

Posyandu secara rutin dan berkesinambungan agar keterampilan kader

Posyandu selalu meningkat.

d. Menghimbau Puskesmas Salaman I agar melakukan penyuluhan ke

masayarakat mengenai manfaat dan pentingnya mengikuti kegiatan Posyandu.

Page 36: kesmas

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Tengah, 2008. Panduan Penghitungan Strata Posyandu Secara Kuantitatif di Provinsi Jawa tengah Tahun 2008.

Departemen akesehatan RI, 2006, Petunjuk Teknis Penghgunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Kesehatan tahun 2006. http://www.djpbn-jateng.go.id/skepse/dak_kesehatan.pdf

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2004. Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 71 Tahun 2004 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Jawa tengah.

Dinkes Propinsi Jawa Tengah, 2003. Pencapaian Program Kesehatan Menuju Jawa Tengah Sehat. http://www.jawatengah.go.id/dinkes/new/Profile2003/bab4.htm

Hartoyo, 2008. Pengelolaan Pelayanan Puskesmas dan Permasalahannya. http://www.lib.fkuii.org/index.php?option=com_docman&task=doc_download&gid=79&Itemid=78

Hartoyo, 2008. Peran Puskesmas dalam Sistem Pelayanan Kesehatan. http://www.lib.fkuii.org/index.php?option=com_docman&task=doc_download&gid=79&Itemid=78

Hatmoko, 2006. Sisitem Pelayanan Kesehatan dasar Puskesmas.http://www.freewebtown.com/cakmoki/library/document/moki/moki_yankesread.pdf

http://www.menegpp.go.id/menegpp.php?cat=detail&id=media&dat=260

Sembiring, Nasab. 2004. Posyandu Sebagai Saran Peran Serta Masyarakat Dalam Usaha Peningkatan Kesehatan Masyarakat. Bagian Kependudukan dan Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. http://www.libraryusu.com

Yuniar, 2008. Upaya Kesehatan Puskesmas dan Indikator. Kumpulan Materi Pembekalan Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat.