Kep Kel Stroke

109
BAB I TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Dasar 1. Konsep Keluarga a. Pengertian Keluarga 1) Menurut Salvion G Bailon dan Amcelis Maglaya Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Jhonson L & Leny R, 2010). 2) Menurut Friedman Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan keluarga oleh ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga. ( Friedman, Marylin. M. 2010) b. Fungsi Keluarga

description

keperawatan keluarga

Transcript of Kep Kel Stroke

BAB II

PAGE

BAB ITINJAUAN TEORITISA. Konsep Dasar

1. Konsep Keluarga

a. Pengertian Keluarga

1) Menurut Salvion G Bailon dan Amcelis Maglaya

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Jhonson L & Leny R, 2010).

2) Menurut FriedmanKeluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan keluarga oleh ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga. ( Friedman, Marylin. M. 2010)

b. Fungsi KeluargaAdapun fungsi yang dijalankan keluarga adalah sebagai berikut :

1) Fungsi Pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak.

2) Fungsi Sosialisasi anak dilhat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.3) Funsi Perlindungan dilhat dari bagaimana keluarga melindungi anak sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.

4) Fungsi Perasaan dilhat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam rumah tangga.

5) Fungsi Agama dilhat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lain melaui kepala keluarga menanmkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia.

6) Fungsi Eknomi dilhat dari bagaimana keluarga kepala keluarga mencari penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.

7) Fungsi Rekreatif dilhat dari bagaimana keluargamenciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga.

8) Funsi Biologis dilhat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai generasi selanjutnya. Memberikan kasih saying, perhatian, dan rasa aman diantara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadia anggota keluarga (Jhonson L & Leny R, 2010).c. Tipe Keluarga1) Keluarga inti (nuclear family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak2) Keluarga besar (extended family), adalah keluarga inti di tambah dengan sanak saudara

3) Keluarga berantai (serial family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.

4) Keluarga duda / janda (single family), adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian

5) Keluarga berkompisisi (composite), adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.

6) Keluarga kabitas (cohabitation), adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.

7) Keluarga yang dientuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and lesbian family (Suprajitno, 2004).d. Tahap-tahap dan Tugas Perkembangan KeluargaSiklus tugas dan perkembangan keluarga, menurut Evlin Duval terdiri atas:1) Tahap I (keluarga pemula)

Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga, keluarga yang menikah dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang kehubungan baru yang intim. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :

a) Membangun perkawinan yang saling memuaskan

b) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis

c) Keluarga berencana : keputusan tentang kedudukan sebagai orangtua2) Tahap II (keluarga yang sedang mengasuh anak)

Tahap ini di mulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :

a) Membentuk keluarga muda sebagai unit yang mantap

b) Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dengan kebutuhan anggota keluarga

c) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

d) Memperluas persahabatan dan keluarga besar dengan menambahkan peran-peran orang tua dan kakek nenek3) Tahap III (keluarga dengan anak usia prasekolah)

Tahap ini dimulai ketika anak berusia 2 tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :

a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain dan keamanan

b) Mensosialisasikan anak

c) Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak-anak yang lain

d) Mempertahankan hubungan yang sehat di dalam dan di luar keluarga

4) Tahap IV (keluarga dengan anak usia sekolah)

Tahap ini di mulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah dasar serta berakhir pada usia 13 tahun. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :

a) Mensosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat

b) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

c) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga

5) Tahap V (keluarga dengan anak remaja)

Tahap ini di mulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun. Tahap ini berlangsung selama 6-7 tahun. Tahap ini bisa lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :

a) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri

b) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan

c) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak6) Tahap VI (keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda)

Tahap ini dimulai ketika anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :

a) Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapatkan dari perkawinan anak.

b) Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan

c) Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami maupun istri.

7) Tahap VII (orang tua usia pertengahan)

Tahap ini di mulai ketika anak terakhir meningggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :

a) Tahap Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan

b) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orang tua, lansia dan anak-anak

8) Tahap VIII (keluarga dengan masa pensiun dan lansia)

Tahap ini di mulai saat salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lain meninggal. Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :

a) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan

b) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun

c) Mempertahankan hubungan perkawinan

d) Menyesuaikan terhadap kehilangan pasangan

e) Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi

f) Penelaahan dan integrasi hidup(Setiawati Santun dan Dermawan, 2005)

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan keluarga1) Factor Fisik

Ros, Mirowsaky dan Goldstein (1990) memberikan gambaran bahwa ada hubungan positif antara perkawinan dan kesehatan fisik. Contoh dari hubungan positif tersebut antara lain : seorang suami sebelum menikah terlihat kurus maka beberapa bulan kemudian setelah menikah akan terlihat lebih gemuk, beberapa alasan dikemukan bahwa dengan menikah suami ada yang memperhatikan dan pola makan lebih teratur begitu sebaliknya yang terjadi pada isteri. Contoh lain seorang isteri yang sebelum menikah mempunyai kebiasaan makan makanan pedas setelah ,menikah suami akan mengingatkan masalah kesehatan yang bisa timbul karena kebiasaan tersebut. 2) Factor Psikis

Terbentuknya keluarga akan menimbulkan dampak psikologis yang besar, perasaan nyaman karena saling memperhatikan, saling memberikan penguatan atau dukungan. Suami akan merasa tentram dan terarah setelah beristri begitupun sebaliknya.

Berdasarkan riset ternyata tingkat kecemasan isteri lebih tinggi dibanding dengan suami, hal ini dimungkinkan karena bertambahnya beban yang dialami isteri setelah bersuami.

3) Factor Sosial

Status sosial memiliki dampak yang signifikan terhadap fungsi kesehatan sebuah keluarga. Dalam sebuah keluarga ada kecenderungan semakin tinggi tingkat pendapatan yang diterima semakin baik taraf kehidupannya. Tingginya pendapatan yang diterima akan berdampak pada pemahaman tentang pentingnya kesehatan, jenis pelayanan kesehatan yang dipilih, dan bagaimana berespon terhadap masalah kesehatan yang ditemukan dalam keluarga.Status sosial ekonomi yang rendah memaksa keluarga untuk memarginalkan fungsi kesehatan keluarganya, dengan alas an keluarganya akan mendahulukan kebutuhan dasarnya.

4) Factor Budaya

Factor budaya meliputi :

a) Keyakinan dan praktek kesehatan

b) Nilai-nilai keluarga

c) Peran dan pola komunikasi keluarga

d) Koping keluarga

(Setiawati Santun dan Dermawan, 2005)

f. Tugas dan Fungsi Perawat Keluarga1) Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan menurut Suprajitno (2004) Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu di pahami dan dilakukan meliputi:

a) Mengenal masalah kesehatan keluarga

b) Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga

c) Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan

d) Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga

e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitar keluarga

2) Keperawatan kesehatan keluarga

Perawat kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang di tujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang di rawat, dengan sehat tujuan melalui perawatan sebagai sarananya.2. Konsep Dasar Penyakit Strokea. Pengertian

Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak (Brunner dan Sudarth alih bahasa Agung Waluyo, dkk, 2002).b. Penyebab

Menurut Brunner dan suddarth yang di alih bahasakan oleh Agung Waluyo, (2002). Stroke biasanya di akibatkan dari salah satu dari empat kejadian:

1) Trombosis (bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher)

2) Embolisme serebral (bekuan darah di dalam pembuluh darah atau material lain yang di bawa ke otak dari bagian tubuh yang lain)

3) Iskemia (penurunan aliran darah ke area otak)

4) Hemoragik serebral (pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak)

Faktor resiko pada stroke:

a) Hipertensi faktor resiko utama. Pengendalian hipertensi adalah kunci untuk mencegah stroke.

b) Penyakit kardiovaskuler embolisme serebral berasal dari jantung: penyakit arteri koronaria, gagal jantung, hipertrofi ventrikel kiri, abnormalitas irama, penyakit jantung kongestif.

c) kolesterol tinggi

d) Obesitas

e) Peningkatan hematokrit meningkatkan resiko infark serebral

f) Diabetes di kaitkan dengan aterogenesis terakselerasi

g) Kontrasepsi oral hormonal.

h) Merokok.

i) Penyalahgunaan obat/ konsumsi alkohol

c. Stroke dapat di golongkan sesuai dengan etiologi atau dasar perjalanan penyakitnya, maka stroke dapat di bagi menjadi tiga jenis :

1) Serangan iskemik sepintas (TIA): merupakan gangguan neurologis fokal yang timbul mendadak dan menghilang dalam beberapa menit sampai beberapa jam.

2) Progresif (stroke yang sedang berkembang) : perjalanan stroke berlangsung meskipun akut

3) Stroke lengkap : gangguan neurologis maksimal sejak awal serangan dengan sedikit perbaikan.

d. Tanda dan Gejala Stroke

Stroke menyebabkan defisit neurologis, bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat). Defisit neurologis ini dapat sembuh dalam 24 jam atau biasa juga lebih namun dapat sembuh dengan sempurna, dan ada juga gejala klinis stroke sempurna mengalami defisit permanen.

1) Kehilangan motorik mengakibatkan kehilangan kontrol volunter terhadap gerakkan motorik.

2) Kehilangan komunikasi. Fungsi otak lain yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan komunikasi.

3) Gangguan persepsi. Persepsi adalah ketidakmampuan untuk menginterprestasikan sensasi.

4) Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologis. Bila kerusakan telah terjadi pada lobus frontal, mempelajari kapasitas, memori, atau fungsi intelektual kortikal yang lebih tinggi mungkin rusak.

5) Disfungsi Kandung kemih. Mengalami inkotinensia urine sementara karena konfusi.

6) Defisit lapang penglihatan : kehilangan setengah lapang penglihatan, kehilangan penglihatan perifer, diplopia.

Kemungkinan kecacatan yang berkaitan dengan stroke

Stroke hemisfer kiri

Hemiparesis atau hemiplegi sisi kanan, perilaku lambat dan sangat hati-hati, kelainan bidang pandang kanan, ekspresif, reseptif, atau disfagia global, mudah frustasi.

Stroke hemisfer kanan

Hemiparesis atau hemiplegi sisi kiri, defisit spasial perseptual, penilaian buruk, memperlihatkan ketidaksadaran defisit pada bagian yang sakit oleh karena mempunyai kerentanan untuk jatuh atau cedera lainnya, kelainan bidang visual kirie. Penatalaksanaan / pengobatan

Untuk merawat keadaan akut perlu di perhatikan faktor-faktor kritis sebagai berikut:

1) Menstabilkan tanda-tanda vital: mempertahankan saluran nafas, kendalikan tekanan darah

2) Deteksi dan memperbaiki aritmia jantung.

3) Merawat kandung kemih

4) Menempatkan posisi penderita dengan baik secepat mungkin: penderita harus dibalik setiap jam dan latihan pasif setiap 2 jam, dalam beberapa hari di anjurkan untuk di lakukan gerakkan pasif penuh sebanyak 50 x / hari.

f. Dampak dari stroke

1) Hipoksia serebral

Fungsi otak bergantung pada ketersediaan oksigen yang dikirimkan ke jaringan. Pemberian oksigen suplemen dan mempertahankan hemoglobin serta hemotrokit pada tingkat dapat di terima akan membantu dalam mempertahankan oksigenisasi jaringan.

2) Aliran darah serebral

Bergantung pada tekanan darah, curah jantung, dan integritas pembuluh darah serebral. Hidrasi adekuat (cairan intravena) harus menjamin penurunan viskositas darah dan memperbaiki aliran darah serebral.3) Embolisme serebral

Dapat terjadi setelah infark miokard atau fibrilasi atrium atau dapat berasal dari katup jantung prostetik. Embolisme akan menurunkan darah ke otak dan selanjutnya menurunkan aliran darah ke otak dan selanjutnya menurunkan aliran darah serebral.

g. Perawatan stroke di rumah

Proses penyembuhan dan rehabilitasi pada stroke dapat terjadi dalam waktu yang lama, yang membutuhkan kesabaran dan ketekunan pasien dan keluarga.

Keluarga diberitahu pasien mudah lelah, akan menjadi peka rangsang dan kecewa dengan kejadian kecil. Depresi biasanya terjadi dan menjadi masalah serius pada pasien stroke.

1) Kamar dekat kamar mandi, ruang makan dan dapur

2) Bantu penderita untuk memenuhi kebutuhannya

3) Pujilah setiap usaha yang di lakukan

4) Bantu untuk menggerakkan anggota tubuh dan persendian untuk digerakkan

5) Bantu untuk mempertahankan dengan dunia luar

6) Luangkan waktu bersama penderita

7) Kendalikan faktor pemicu

Bagaimana cara mencegah stroke berulang seperti:

Kendalikan kencing manis

Batasi gula kopi dan makanan berpengawet

Kendalikan tekanan darah dengan :

1) Kontrol tekanan darah secara teratur.

2) Minum obat secara teratur.

3) Menurunkan berat badan untuk yang kegemukan.

4) Ubah gaya hidup dengan menghindari merokok, minuman keras.

5) Kurangi stress psikologis.

6) Diet rendah garam, rendah lemak, rendah kolesterol, tinggi serat.

Diet rendah garam bagi penderita hipertensi adalah sebagai berikut:1) Diet rendah garam I

Diet ini diberikan kepada klien dengan :

Tekanan darah systole 180 210 mmHg.

Adanya oedema, ascites dan hipertensi berat.

Dalam masakan tidak ditambahkan garam dapur.

2) Diet rendah garam II

Diet ini diberikan kepada klien dengan keadaan hipertensi sebagai berikut

Tekanan darah systole 160 170 mmHg.

Adanya oedema, ascites dan hipertensi sedang.

Dalam masakan ditambahkan garam sendok teh (1 gram) sehari.3) Diet Rendah garam III

Diet ini diberikan kepada klien dengan keadaan hipertensi sebagai berikut:

Tekanan darah systole 140 150 mmHg.

Adanya oedema dan hipertensi ringan.

Dalam masakan ditambahkan garam sebanyak sendok teh sehari. Untuk jenis makanan lemak dan kolesterol, sebaiknya dihindari untuk mengurangi timbunan lemak dan kolesterol dalam tubuh yang akan memperberat sistem kerja pembuluh darah sehingga hipertensi akan semakin berat.h. Masalah Kesehatan KeluargaAda tiga kelompok dalam membedakan masalah diagnosis keperawatan yaitu :

1) Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat.

2) Diagnosis resiko atau resiko tinggi adalah masalah keperawatan yang belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan actual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan perawat.

3) Diagnosis potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat ditingkatkan (Suprajitno, 2004)Apabila masalah kesehatan keluarga cukup banyak akan tidak mungkin diatur sekaligus mengingat ada keterbatasan, untuk itu perlu disusun skala prioritas.

Dan dibawah ini tabel dalam menentukan skala prioritas.

Tabel 2.1

Skala Prioritas Dalam Menentukan Masalah KesehatanNoKriteriaNilai Bobot

1Sifat masalah:

Skala : Tidak atau kurang sehat3

Ancaman kesehatan21

Keadaan sejahtera1

2kemungkinan masalah dapat diubah

Skala : Dengan mudah2

Hanya sebagian12

Tidak dapat0

3Potensi masalah dapat diubah

Skala : Tinggi3

Cukup21

Rendah1

4Menonjolkan masalah

Skala : Masalah berat harus ditangani2

Masalah yang tidak selalu ditangani11

Masalah tidak dirasakan0

Sumber :(Suprajitno, 2004)Penentuan prioritas dengan kriteria skala : Untuk kriteria pertama, prioritas utama diberikan pada tidak atau kurang sehat karena perlu tindakan segera dan biasanya disadari oleh keluarga.

Untuk kriteria kedua perlu diperhatikan :

Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi, dan tindakan untuk menangani masalah.

Sumber daya keluarga : fisik, keungan, tenaga.

Sumber daya perawat : pengetahuan, keterampilan, waktu.

Sumberdaya lingkunga : fasilitas, organisasi, dan dukungan. Untuk kriteria ketiga perlu diperhatikan :

Kepelikan dari masalah yang brhubungan dengan penyakit atau masalah.

Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu.

Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk memperbaiki masalah.

Adanya kelompok yang berisiko untuk dicegah agar tidak actual dan menjadi parah.

Untuk kriteria keempat, perawat perlu menilai presepsi atau bagaimana keluarga menilai masalah keperawatan tersebut.

i. Proses Keperawatan Keluarga

Menurut Suprajitno, (2004) proses keperawatan keluarga meliputi 1) Pengkajian

Pengkajian adalah suatu tahap ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya.2) Perencanaan

Perencanaan keperawatan mencakup tujuan umum dan khusus yang didasarkan pada maslah yang dilengkapi dengan criteria dan standar yang mengacu kepada penyebab, selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi pada criteria dan standar

3) Pelaksanaan

Pada tahap ini, perawat yang mengasuh keluarga sebaiknya tidak bekerja sendiri, tetapi perlu dilibatkan secara integrasi semua profesi kesehatan yang menjadi tim perawatan kesehatan di rumah. Peran perawat yang dilaksanakan adlah sebagaikoordinator, namun perawat juga dapat mengambil peran sebagai pelaksana asuhan keperawatan.

4) Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Bila hasil evaluasi tidak berhasil sebagaian, perlu disusun rencana perawatan yang baru.B. Tinjauan Teoritis Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Stroke Asuhan keperawatan pada keluarga dengan stroke dilakukan dengan empat tahap yaitu :

1. Pengkajian

Dalam pengkajian itu terdapat pengkajian keluarga dan individu

a. Pengkajian keluarga ( format 1 A )

1) Identitas Puskesmas.

2) Nomor register

3) Tanggal pengkajian

4) Jarak untuk mencapai pelayanan kesehatan

5) Nama kepala keluarga

6) Alamat

7) Kolom. Pada kasus dengan stroke umur dan jenis kelamin serta status sehat sangat penting karena berpengaruh dengan insiden.

8) Tipe keluarga, pada keluarga dengan stroke tipe keluarga sangat berpengaruh karena klien yang sakit tersebut masih memerlukan bantuan dan dukungan untuk penyembuhannya.

9) Tahap perkembangan keluarga. Dalam tahapan ini biasanya stroke terjadi pada tahap lansia.

10) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, tugas perkembangan tahapan akan terganggu karena tahapan ini membutuhkan ketenangan.

11) Biologis keluarga

a) Keadaan kesehatan

b) Kebersihan keluarga.

c) Penyakit yang sering di derita.

d) Penyakit kronis/ menular, stroke mempunyai faktor pencetus seperti hipertensi, hiperlypidemia, penyakit jantung, dan Diabetes Melitus.

e) Kecacatan anggota keluarga, stroke terdapat gejala sisa yaitu suatu kelumpuhan atau kelemahan pada tubuh baik yang kiri dan kanan.

f) Pola makan, keluarga dengan stroke makanan untuk penderita dan keluarga berbeda karena penderita menyesuaikan dengan dietnya.misal dengan hipertensi, mengikuti diet rendah garam.

g) Pola istirahat, pada klien dengan stroke istirahat tidur terganggu.

h) Reproduksi / akseptor KB

12) Psikologis keluarga

a) Keadaan emosi / mental, ini tergantung dari berapa lama keluarga menghadapi stroke ini, semakin lama keluarga akan merasakan frustasi karena tidak ada perbaikan dari klien.

b) Koping keluarga, menjelaskan cara keluarga menyikapi masalah stroke ini biasanya keluarga sudah pasrah anggota keluarga yang terkena stroke.

c) Kebiasaan buruk, yang dapat mempengaruhi stroke adalah kebiasaan makan keluarga, merokok, minum-minuman keras, dan obat-obatan.

d) Rekreasi

e) Pola komunikasi keluarga, klien dengan stroke terdapat kelumpuhan dalam berbicara, maka terdapat kerusakan dalam komunikasinya.

f) Pengambil keputusan

g) Peran informal13) Sosial ekonomi keluarga

a) Hubungan dengan orang lain

b) Kegiatan organisasi sosial , keluarga dengan stroke jarang mengikuti kegiatan sosial karena sibuk mengurus klien.

c) Keadaan ekonomi, dengan anggota keluarga sakit stroke keluarga harus menyisihkan uang untuk pengobatan dan perawatannya.

14) Spiritual keluarga

a) Keadaan beribadah.

b) Keyakinan tentang kesehatan

c) Nilai dan norma

d) Adat yang mempengaruhi kesehatan

15) Lingkungan rumah

a) Kebersihan dan kerapihan, rumah untuk penderita stroke bersih, tidak licin, dan aman.

b) Penerangan, menjelaskan keadekuatan penerangan, rumahnya harus cukup cahaya karena penderita stroke biasanya terganggu penglihatannya.

c) Ventilasi, menjelaskan mengenai keadekuatan sirkulasi udara di dalam rumah, rumah tidak bau dan sirkulasi udara cukup sehat bagi penderita.

d) Jamban, menjelaskan mengenai kondisi fasilitas MCK, tidak boleh licin, dan memudahkan yang stroke untuk memakai jamban.

e) Sumber air minum

f) Pemanfaatan halaman

g) Pembuangan air kotor

h) Pembuangan sampah

i) Sumber pencemaran

Catatan tambahan, di isi bila ada keterangan lain

b. Pengkajian individu ( format 1 B )

Pengkajian individu dilakukan pada individu di isi sesuai dengan format yang ada.

1) Identitas klien meliputi : umur dan jenis kelamin sangat penting di ketahui karena berpengaruh terhadap tindakan selanjutnya.

2) Alasan ke puskesmas / dikunjungi, menjelaskan keluhan utama klien biasanya terjadi penurunan fungsi otak dan gejala dari defisit neurologi.

3) Riwayat kesehatan

a) Masalah kesehatan yang pernah dialami, adakah riwayat hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung dan kebiasaan klien yang buruk seperti merokok, minuman keras, dan juga mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Sudah berapa lama klien mengidap suatu penyakit, dan upaya untuk menyelesaikan masalah kesehatan tersebut.

b) Masalah kesehatan keluarga, menjelaskan penyakit keturunan, menular dalam satu rumah. Penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus dan juga kebiasaan yang buruk dari anggota keluarga.

c) Informasi khusus ini bagi BALITA dan wanita usia subur4) Kebiasaan sehari-hari

a) Biologis, nafsu makan menghilang, mual, muntah, kehilangan sensasi rasa, dan kesulitan menelan. pola minum dalam satu hari, pola tidur klien susah untuk tidur, tidur sebentar-bentar. pola eliminasi BAB/BAK terdapat perubahan pola eliminasi, inkonensia urine dan anuria. aktivitas sehari-hari klien akan merasa kesulitan melakukan aktivitas karena kelemahan, kehilangan sensasi atau paralisis dan mudah lelah

b) Psikologis, menjelaskan keadaan emosi dari klien biasanya klien merasa tidak berdaya, putus asa, emosi labil dan ketidak siapan untuk marah, sedih, dan gembira, kesulitan untuk mengekspresikan diri.

c) Sosial, menjelaskan hubungan klien dengan keluarga dan dengan orang lain biasanya klien jarang melakukan sosialisasi karena kelemahannya.

d) Spiritual / kultural, menjelaskan pelaksanaan ibadah klien saat ini, dan keyakinan klien tentang kesehatan klien akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan ibadah karena kelumpuhan atau kelemahan anggota gerak badannya.

5) Pemeriksaan

a) Tanda vital, menjelaskan tentang keadaan umum dari klien, kesadaran, suhu, nadi, tensi, pernapasan, tinggi badan, berat badan dari klien. Biasanya terdapat penurunan kesadaran, TD meningkat, penampilannya tidak bersih, berat badan menurun dan pernafasan cepat.

b) Pemeriksaan fisik dan kebersihan perorangan

Pemeriksaan klien dilakukan dengan hoed to toe di jelaskan juga kebersihan dari klien secara obyektif. Pada pemeriksaan fisik ini akan ditemui defisit neurologi seperti lapang pandang berkurang, penerimaan cahaya terhadap pupil berkurang, penglihatan kabur/ berkurang, sensasi rasa dan raba menghilang atau berkurang, sering sakit kepala, terdapat penurunan fungsi otak dalam mengingat sesuatu dan perhitungan, kemampuan dalam berbicaranya menurun, kekakuan sendi dan pergerakan pada ekstremitas terbatas.

c) Lain-lain, di isi bila terdapat informasi tambahan

d) Informasi penunjang, menjelaskan tentang diagnosa medik, hasil laboratorium bila ada, dan terapi medik yang sedang di jalani. Bila ada periksa CT-Scan atau MRI lihat adakah pembuluh darah yang pecah atau terdapat penyumbatan pembuluh darah.c. Pengkajian fungsi perawatan kesehatan keluarga ( format 1 C )

Untuk mengelompokkan data-data pendukung dari masalah keperawatan.d. Genogram dan denah rumah ( format 1 D )

Pada penderita stroke akibat hipertensi essensial terdapat faktor genetik/ keturunan. Denah menggambarkan keadaan tempat tinggal klien.

e. Pengkajian Fungsi Perawatan Keluarga

Data-data yang menyimpang dari pengkajian stroke dikelompokkan dan timbul masalah keperawatan seperti :

1) Perubahan perfusi jaringan serebral

2) Kerusakan mobilitas fisik

3) Kerusakan komunikasi verbal.

4) Perubahan persepsi sensori

5) Kurang perawatan diri

6) Gangguan harga diri

7) Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan pengobatan

f. Perumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga

Menentukan skoring masalah :

1) Perubahan perfusi jaringan, serebral. Masalah bersifat tidak atau kurang sehat. Kemungkinan masalah dapat di ubah hanya sebagian, Potensi masalah untuk di cegah cukup. Menonjolnya masalah: masalah berat harus segera ditangani.

2) Kerusakan mobilitas fisik. Masalah bersifat tidak atau kurang sehat, Kemungkinan masalah dapat di ubah sebagian. Potensi masalah untuk di cegah cukup. Menonjolnya masalah ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani

3) Kerusakan komunikasi verbal. Masalah bersifat tidak atau kurang sehat. Kemungkinan masalah dapat di ubah hanya sebagian. Potensi masalah untuk di cegah cukup. Menonjolnya masalah ada, tetapi tidak perlu segera ditangani

4) Perubahan persepsi sensori. Menonjolnya masalah tidak atau kurang sehat. Kemungkinan masalah dapat di ubah hanya sebagian. Potensi masalah untuk di cegah cukup. Menonjolnya masalah ada, tetapi tidak perlu segera di tangani

5) Kurang perawatan diri. Sifat masalah tidak atau kurang sehat, kemungkinan masalah dapat di ubah hanya sebagian. Potensi masalah untuk di cegah tinggi. Menonjolnya masalah ada, tetapi tidak perlu segera ditangani.

6) Gangguan harga diri. Menonjolnya masalah ancaman kesehatan, kemungkinan masalah dapat di ubah hanya sebagian. Potensi masalah untuk di cegah tinggi. Menonjolnya masalah : masalah tidak dirasakan

7) Kurang pengetahuan. Menonjolnya masalah ancaman kesehatan, kemungkinan masalah dapat di ubah hanya sebagian. Potensi masalah untuk di cegah cukup. Menonjolnya masalah ada, tetapi tidak perlu segera di tangani.

Diagnosa di kembangkan sesuai dengan prioritas dari masalah keperawatan.

g. Pengkajian Keluarga Mandiri

Pada keluarga dengan stroke termasukkeluarga mandiri 1-4

2. Tahap Perencanaan

Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang mencakup tujuan umum dan khusus merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang di harapkan dari setiap tindakan keperawatan.

Diagnosa dan rencana yang biasa di temukan pada klien stroke :

a. Perubahan perfusi jaringan, serebral di tandai dengan perubahan tingkat kesadaran, kehilangan memori, perubahan dalam respon motorik/sensori, gelisah, defisit sensori, bahasa, intelektual dan emosi, dan perubahan tanda-tanda vital. Kriteria yang di harapkan : mempertahankan tingkat kesadaran, membaiknya fungsi kognitif, dan motorik/sensori. Mendemontrasikan tanda-tanda vital stabil dan tak ada tanda-tanda peningkatan TIK. Menunjukan tidak ada kelanjutan deteriorasi/kekambuhan defisit neurologi.

b. Letakan kepala dengan posisi agak di tinggikan dan dalam posisi anatomis

c. Pertahankan keadaan tirah baring; ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman

d. Berikan obat sesuai aturan

e. Pantau secara periodik tanda-tanda vital klien dan tanda-tanda peningkatan TIK

f. Catat perubahan dalam penglihatan, seperti adanya kebutaan dan gangguan lapang pandang.

g. Kerusakan mobilitas fisik ditandai dengan : ketidakmampuan dalam bergerak, kerusakan koordinasi, keterbatasan rentang gerak, penurunan kekuatan otot. Kriteria yang diharapkan: mempertahankan posisi optimal dari fungsi yang dibuktikan dengan tidak adanya kontraktur, mempertahankan atau mempersiapkan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang terkena atau kompensasi, mendemontrasikan tehnik/ perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas, mempertahankan integritas kulit.

1) Mulailah melakukan latihan rentang gerak aktif dan pasif pada semua ekstremitas, dan latihan meremas bola karet dan merentangkan jari dan kaki.

2) Libatkan keluarga dalam latihan ini

3) Anjurkan keluarga dan klien untuk latihan sesering mungkin

4) Anjurkan klien untuk membantu latihan dengan sokongan bagian badan yang sehat

5) Bantu klien dalam melakukan aktivitas semampu mungkin

6) Motivasi klien dan keluarga untuk selalu latihan.

h. Kerusakan komuniksi verbal di tandai dengan : kerusakan artikulasi, tidak dapat bicara, ketidakmampuan memahami tulisan. Dengan kriteria : mengindikasikan pemahaman tentang masalah komunikasi, membuat metode komunikasi dimana kebutuhan dapat diekspresikan, menggunakan sumber-sumber dengan tepat.

1) Berikan metode komunikasi alternatif, seperti menulis atau menggambar dan juga gerakkan visual seperti gerakkan tangan

2) Bicaralah dengan nada normal dan hindari percakapan yang cepat

3) Diskusikan bersama keluarga untuk berkomunikasi dengan klien dalam topik yang menarik dengan kata-kata sederhana

4) Hargai kemampuan klien dalam berbicara

i. Perubahan persepsi sensori di tandai dengan : Disorientasi terhadap waktu, tempat dan orang, perubahan dalam pola perilaku biasanya terhadap rangsang, respon emosional berlebihan, konsentrasi buruk, perubahan proses pikir, inkoordinasi motor. Kriteria yang diharapkan: memulai/ mempertahankan tingkat kesadaran dan fungsi perseptual, mengakui perubahan dalam kemampuan dan adanya keterbatasan, mendemontrasikan perilaku untuk mengkompensasi terhadap/ defisit persepsi sensori.

1) Ciptakan lingkungan yang sederhana, pindahkan perabot yang membahayakan.

2) Berikan stimulasi terhadap rasa sentuhan

3) Hilangkan kebisingan / stimulasi eksternal yang berlebihan sesuai kebutuhan

4) Orientasikan kembali klien secara teratur pada lingkungan

j. Kurang perawatan diri ditandai dengan kerusakan kemampuan aktivitas sehari-hari. Kriteria yang diharapkan : mendemontrasikan tehnik/ perubahan gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri, melakukan aktivitas perawatan diri dalam tingkat kemampuan sendiri, mengidentifikasi sumber pribadi/ komunitas memberikan bantuan sesuai kebutuhan.

1) Hindari melakukan sesuatu untuk klien yang dapat di lakukan klien sendiri, berikan bantuan sesuai kebutuhan.

2) Pertahankan dukungan, sikap yang tegas dan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugasnya.

3) Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang di lakukan

4) Buat rencana terhadap gangguan penglihatan yang ada.

k. Gangguan konsep diri (harga diri) di tandai dengan : perubahan aktual dalam stuktur dan fungsi, perasaan negatif tentang tubuh, perasaan putus asa, berfokus pada kekuatan, fungsi, atau penampilan masa lalu, tidak menyentuh atau melihat pada bagian tubuh yang sakit. Kriteria yang di harapkan : bicara / berkomunikasi dengan orang terdekat tentang situasi dan perubahan yang telah terjadi, mengungkapkan penerimaan pada diri sendiri dalam situasi, mengenali dan menggabungkan perubahan dalam konsep diri dalam cara yang akurat tanpa menimbulkan harga diri yang negatif.

1) Anjurkan klien untuk mengekspresikan perasaanya termasuk rasa bermusuhan dan perasaan marah

2) Tetapkan pada realita masih dapat menggunakan bagian tubuh yang sehat

3) Tekankan keberhasilan yang kecil sekalipun baik mengenai penyembuhan fungsi tubuh ataupun kemandirian klien

4) Bantu dan dorong kebiasaan berpakaian yang baik

5) Berikan dukungan terhadap perilaku/usaha dalam peningkatan kegiatan rehabilitasi

l. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan pengobatan di tandai dengan ketidakakuratan mengikuti aturan dan terjadinya komplikasi atau stroke yang berulang. Kriteria yang diharapkan : berpartisipasi dalam proses belajar, mengungkapkan pemahaman tentang kondisi/ prognosis dan aturan terapeutik, memulai perubahan gaya hidup yang di perlukan.

1) Diskusikan bersama klien / keluarga kemungkinan melakukan aktivitas kembali.

2) Pertegas kembali pengobatan secara teratur dan mengikuti aturan

3) Identifikasi sumber-sumber yang ada di masyarakat yang dapat mendukung kesehatan klien

4) Kendalikan faktor pemicu

5) Perhatikan diet makanan yang akan di berikan3. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan realisasi dari perencanaan

4. Evaluasi

Evaluasi dilakukan dengan dua cara yaitu Formatif dan Submatif

BAB IITINJAUAN KASUS PEMBAHASANLaporan kasus

1. Pengkajian

a. Struktur dan Sifat Keluarga

1) Struktur Keluarga

a) Identitas Keluarga

Nama Kepala Keluarga: Tn. M

Umur

: 65 Tahun

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Buruh Suku atau Bangsa

: Sunda atau Indonesia

Status perkawinan: Kawin

Alamat : Dusun Pangandaran RT 05 RW 04 Desa Pangandaran Kec. Pangandaran .

b) Daftar Susunan Anggota KeluargaTabel 3.1

Susunan anggota Keluarga

NoNama Anggota KeluargaUmurHub. Dengan KeluargaL/PAgamaStatus KawinPendi-dikanPeker-jaanImunisasiKet

BCGDPTPolioCMPHepa-titis

123123

1Ny. S60 thIstripIslamKawinSDIRTSakit

2Tn. M65 thSuamiLIslamKawinSDBuruhSehat

c) Tipe Keluarga

Tipe keluarga Tn. M adalah tipe keluarga inti Keluarga inti (Nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak dalam satu rumah.

d) Tahap Perkembangan Keluarga

Tn. M menikah dengan Ny. S selama 60 tahun, dan dikaruniai lima orang anak yaitu anak Ny. T, Tn, K, Ny, M, Tn, M dan Tn, T. Tetapi anak anaknya sudah menikah dan mempunyai rumah sendiri serta tinggal bersama suaminya.

e) Genogram

Penjelasan :

Keluarga tinggal dalam satu rumah terdiri dari : Ayah (Tn. M), Ibu (Ny. S ), Sedangkan anak anaknya sudah menikah dan sekarang tinggal bersama suaminya.

f) Sifat Keluarga

(1) Pengambilan Keputusan

Keluarga Tn. M bila ada masalah selalu dimusyawarahkan dengan keluarganya, dan Tn. M lebih berperan dalam mengambil keputusan karena sebagai kepala keluarganya.

g) Hubungan Interaksi Sosial Dalam Keluarga

hubungan antar anggota keluarga cukup harmonis, jarang terjadi pertengkaran yang berarti didalam anggota keluarga Tn. M

h) Kebiasaan hidup keluarga sehari-hari

(1) Kebiasaan Istirahat Tidur

Pada saat di kaji Tn. M menyatakan tidur 7-8 jam /hari, kadang tidak bisa tidur dan anggota keluarganya tidur masing masing jam 21.00 WIB dan bangun jam 05. 00 WIB sedangkan Ny. S lebih sering tertidur, jumlah tidur 8 9 lebih sehari, dan Ny. S kesulitan jika sedang bangun, untuk mertuanya mereka selalu tidur jam 8 an dan bangun jam 05.00 WIB.(2) Kebiasaan Makan dan Minum Keluarga

Frekuensi makan keluarga Tn. M rata-rata 1- 2 kali / hari. Jenisnya nasi, tahu, tempe, sayuran dan protein hewani. Tapi makan tersebut tidak setiap hari di konsumsi. Di dalam keluarga Tn. M tidak ada makanan yang di pantang kecuali Ny. S yang menderita penyakit stroke. Frekuensi minum keluarga adalah 6 8 gelas sehari, berupa air teh dan air putih yang sebelumnya di masak terlebih dahulu.

(3) Kebersihan Diri (Personal Hygiene)

Kebersihan keluarga cukup . seluruh anggota keluarga mandi 1-2 x / hari dengan memakai sabun dan diguyur, untuk mencuci rambut rata-rata 2 x /mg memakai sampo dan menggosok gigi setiap kali mandi. Mencuci tangan biasa dilakukan sebelum dan sesudah makan. Semua anggota keluarga biasanya memakai alas kaki apabila di luar rumah.

(4) Kebiasaan Rekreasi atau Liburan Keluarga

Menurut Tn. M hiburan dalam keluarganya hanya satu yaitu menonton TV, dan kadang menyediakan waktu luang untuk berekreasi apabila ada uang.

2) Faktor Ekonomi, Sosial, Budaya dan Spiritual (Jean Watson)a) Data Ekonomi

(1) Pekerjaan

Sebelum sakit Ny. S biasa bekerja sebagai buruh harian lepas dan pendapatannya tidak selalu sama dalam satu bulannya,sedangkan suaminya yaitu Tn. M bekerja sebagai buruh dan sebagai kepala rumah tangga.

(2) Penghasilan

Keluarga Tn. M memenuhi kebutuhan sehari-hari dari penghasilan bekerja sebagai buruh tidak menentu dan Ny. S menderita penyakit Stroke kebutuhan sehari-hari dan sebagian biaya untuk pengobatan klien sendiri dibantu dari anaknya yang pertama (Ny. T)(3) Simpanan Keluarga

Keluarga Tn. M tidak mempunyai tabungan, tetapi kalau ada keperluan yang mendesak Tn. M meminta bantuan kepada anaknya atau saudaranya.

(4) Penentu Keuangan Keluarga

Dalam memecahkan masalah sehari-hari keluarga biasanya bermusyawarah dengan anak - anaknya, kemudian diambil keputusan secara bersama-sama atas pertimbangan Tn. M dan Ny S.

b) Data Sosial

(1) Hubungan Dengan Orang Lain

Keluarga dapat berinteraksi dengan baik di lingkungan sekitarnya dan tidak ada masalah dengan tetangganya.

(2) Kegiatan Organisasi Sosial

Menurut Tn. M untuk saat ini istrinya (Ny. S) jarang mengikuti kegiatan masyarakat di lingkungannya dikarenakan Ny. S menderita Stroke.

c) Data Spiritual

(1) Ketaatan beribadah

Semua anggota keluarga menganut agama Islam, keluarga selalu mengikuti kegiatan keagamaan seperti pengajian di Mesjid terdekat. Klien dan anggota keluarga yang lainnya selalu melaksanakan sholat yang lima waktu serta klien selalu berdoa untuk kesembuhannya.

(2) Keyakinan Tentang Kesehatan

Keluarga Tn. M menganggap kesehatan merupakan sesuatu hal yang penting dan harus disyukuri, karena setelah sakit kesehatan itu mahal, keluarga kadang membawa yang sakit ke puskesmas apabila setelah itu bertambah sakit maka keluarga akan membawa ke Puskesmas atau dokter terdekat.

(3) Nilai dan Norma

Keluarga Tn. M tidak mempunyai nilai dan norma dalam keluarganya yang bertentangan dengan kesehatan dan masyarakat. d) Data Budaya

Keluarga Tn. M beserta anggota keluarga berasal dari suku sunda asli sehingga budaya sunda sangat dominan di dalam kehidupan anggota keluarga.

3) Faktor lingkungan

a) Kebersihan dan kerapihan

Rumah klien selalu terlihat bersih dan rapih. Lantai rumah klien tegel dan tampak licin dan rumah semi permanenb) VentilasiSirkulasi rumah baik, terdapat jendela besar dan ventilasinya, serta pintu selalu terbuka di siang hari, kecuali di kamar tidur dan dapur yang sedikit pengap.

c) Penerangan

Penerangan rumah menggunakan listrik, bagian kamar dan dapur kurang terang sehingga rumah terlihat gelap. Tapi diruangan lainnya penerangan cukup tidak memerlukan lampu pada siang hari.

4) Pembuangan Sampah dan Pembuangan Air Limbah

a) Pembuangan Sampah

Sampah dikumpulkan dan kemudian langsung di buang ke bak sampah yang berada di belakang rumahnya dan kemudian langsung dibakar

b) Pembuangan Air Limbah

Keluarga menggunakan saluran pembuangan ke selokan yang berada di belakang rumah yang sekarang ditutupi oleh tembok.

5) Fasilitas Jamban atau WC

Keluarga Tn. M mempunyai jamban keluarga dalam rumah, terletak di belakang rumah, tembok terasa sedikit licin.

6) Lingkungan Pekarangan Rumah

Di pekarangan Tn. M terdapat pekarangan di depan rumah, yang dimanfaatkan untuk tanaman hias tetapi dipekarangan Tn. M sedikit agak kotor dan kurang terawat sehingga dapat mengakibatkan permasalahan terhadap kebersihan lingkungan.

7) Denah Rumah

8) Sarana Komunikasi dan Informasi

Keluarga memiliki media komunikasi seperti televisi, dan keluarga selalu menggunakan fasilitas Hp untuk berkomunikasi bilamana ada kepentingan untuk berkomunikasi. dan untuk bepergian keluarga selalu menggunaklan fasilitas kendaraan umum yang tersedia seperti angkot dan ojek,

9) Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan yang terdekat adalah Puskesmas Pangandaran, dokter umum yang letaknya tidak begitu jauh, dan keluarga Tn. M selalu memanfaatkan fasilitas Puskesmas Pangandaran bila ada anggota keluarga yang sakit.

b. Data Kesehatan Keluarga

1) Riwayat Kesehatan dahulu

Sejak 2 tahun yang lalu Ny. S sudah menderita penyakit Hipertensi tetapi Klien jarang ada keluhan yang berarti sehingga Ny. S jarang memeriksakan kesehatan, keluarga mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit menular.

2) Riwayat kesehatan Sekarang

a) Ny. S (Klien)

Ny. S dalam keadaan sakit semenjak 2 tahun yang lalu karena serangan stroke, sebelumnya klien menderita hipertensi sejak tahun 2012, klien sering kontrol namun 1 tahun yang lalu klien pernah jatuh karena tidak dapat bergerak setelah itu klien dirawat di Rumah Sakit, akhir-akhir ini klien jarang berobat ke petugas kesehatan, klien mengatakan tidak tahu tentang segala sesuatunya tentang stroke dan cara pencegahannya serta perawatan di rumah termasuk latihan fisik dan dietnya.

b) Tn. M ( suami )

Tn. M jarang sakit dan hampir tidak ada keluhan kesehatan yang menyebabkan dia masuk Rumah Sakit. c. Pemeriksaan fisik pada Keluarga

1) Pemeriksaan fisik pada Ny. S (Klien)

a) Tanda-tanda vital

Keadaan umum

: Lemas dan letih TB = 158 cm

Kesadaran

: compos mentis BB = 45 kg

Tekanan darah

: 190/120 mmHg

Respirasi

: 24 kali/menit

Nadi

: 80 kali/menit

Suhu

: 36,40C

b) Pemeriksaan fisik

Kepala

Bentuk simetris, distribusi rambut merata, uban ada, parasit tidak ada. Dan tidak teraba massa

Wajah

Wajah klien tampak pucat.

Mata

Mata bersih, konjungtiva berwarna merah muda, sklera tidak ikterik, fungsi penglihatan masih bagus.

Hidung

Keadaan hidung bersih, secret tidak ada, deviasi septum tidak ada, fungsi penciuman baik

Telinga

Telinga bersih, serumen tidak ada, sekresi tidak ada, nyeri daerah mastoid tidak ada, fungsi pendengaran baik

Mulut

Mucosa mulu lembab, warna bibir merah kehitaman, gusi warna merah muda, mucosa lembab, lesi tidak ada, sensasi raba masih terasa, gigi tampak bersih. Tonsil tidak membesar, lidah bersih, fungsi pengecapan baik. Tidak terdapat nyeri tekan. Gigi sudah tidak lengkap lagi. Untuk mulut kiri klien sering merasa baal dan kesemutan.

Leher

Posisi leher simetris tidak terdapat benjolan. Dan tidak ada pembesaran KGB dan peningkatan JVP.

Dada

Luas permukaan dada simetris, vokal fremitus kiri dan kanan simetris. Bunyi jantung normal ( tidak ada bunyi tambahan ), bunyi nafas normal.

Perut

Bentuk perut datar dan tidak terdapat lesi, tidak terdapat tanda tanda ascites, bising usus normal frekuensi 8 x/ menit.

Genetalia

Klien mengatakan tidak ada keluhan di genetalia.

Ekstremitas

Ekstremitas kiri dan kanan tidak tampak simetris, untuk ekstremitas atas dan bawah klien tampak sedikit kecil untuk sebelah kiri, gerakkan terbatas pada daerah bahu, siku dan pergelangan tangan. Sendi pada tangan dan kaki sebelah kiri kaku dan jarang digerakkan.

Ekstremitas bawah tidak simetris dan klien berjalan sedikit diseret, jarang digerakkan, sendi kaku pada sendi plantar kaki.

53

54

Kekuatan otot

2) Pemeriksaan fisik pada anggota keluarga lainTabel 3.2

Pemeriksaan Fisik Pada Anggota Keluarga Lain

Head to toeTn. M

12

KU

T,S,N,RrCompos mentis

T140/90 mmHg

N 84 x / mnt

S 360 C

Rr 24 x /mnt

KepalaBentuk kepala simetris, tidak terdapat benjolan, penyebaran rambut merata, warna rambut beruban, keadaan kulit kepala sedikit kotor, rambut tidak mudah dicabut

MataBentuk simetris, lapang pandang tidak menyempit, klien dapat membaca dalam jarak 15 cm tidak memakai kacamata baca, reflek pupil bagus, konjungtiva tidak pucat, tidak terdapat oedema

HidungBentuk simetris, hidung berlendir, tidak terdapat pembengkakan , tidak terdapat nyeri tekan pada daerah sinus, dapat mencium bau the

TelingaBentuk simetris, telinga bersih, klien masih dapat mendengar pertanyaan dari perawat

MulutMulut simetris, lidah dapat di gerakkan gigi sudah tidak lengkap, tidak terdapat luka pada daerah mulut

LeherBentuk simetris, tidak teraba pembesaran kalenjer tyroid, tidak terdapat nyeri tekan dan luka, reflek menelan baik

DadaPengembangan paru simetris, tidak terlihat retraksi dada, suara paru resonan, suara jantung murni reguller

PunggungTidak simetris, scoliosis, tidak terdapat nyeri tekan

PerutBentuk simetris, tidak terdapat luka, BU 5 x /menit

EkstremitasBentuk simetris, pergerakkan bebas, tidak terdapat nyeri sendi dan luka, reflek patella ada, kekuatan otot 55

d. Data Psikologis

1) Keadaan emosi atau mental

Keadaan emosi keluarga Tn. M termasuk stabil, terbukti jika masing-masing anggota dapat saling memahami, sehingga semua masalah dapat ditangani secara baik.

2) Koping Keluarga

Keluarga Tn. M jika mempunyai masalah maka mereka akan bermusyawarah dengan anggota keluarga yang lainnya.

3) Kebiasaan Buruk

Tn. M mempunyai kebiasaan buruk merokok, kebiasaan yang tidak mendukung lainnya adalah Ny. S sering tidur. Keluarga ini juga jarang melakukan olahr aga terutama Ny. S.4) Pola komunikasi Keluarga

Menurut Tn. M komunikasi antar anggota keluarganya berjalan dengan baik. Setiap anggota keluarga saling terbuka jika sedang mempunyai masalah.

5) Peran Informal

Peran informal dari setiap anggota keluarga adalah penurut terhadap semua keputusan yang telah disetujui bersama. Dan juga anak-anaknya merupakan motivator bagi kesembuhan Ny. S6) Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan

Keluarga berharap kepada petugas kesehatan supaya depat membantu terhadap masalah masalah kesehatan yang sedang di alami oleh Ny. S

2. Analisa DataTabel 3.3

Analisa DataNoDataDiagnosa Keperawatan

123

1.DS :

Keluarga Tn. M mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit stroke (pengertian, tanda dan gejala dan penyebab stroke ).

DO :

1. Keluarga tidak mengetahui tentang arti , tanda gejala dan penyebab dari penyakit stroke2. T : 190/120 MmHg

3. N: 80x/ menit

4. R: 24x/ menit

S : 36,70 CDS :

1. Ny. S mengatakan mempunyai riwayat Hipertensi sejak 2 tahun yang lalu

2. Keluarga mengatakan Ny. S merasa bosan apabila selalu di rumah

3. Ny.S mengatakan pernah terjatuh di kamar mandi akibat lantainya licin

DO : 1. Ny. S mengeluh merasa lemas pada kaki dan tangan sebelah kiri

2. Ny. S tampak letih dan lemas3. Ny. S berjalan dipapah dibantu keluarga 4. Kamar mandi Ny. S terlihat licin5. Ny. S mengalami kesulitan apabila merubah dari posisi duduk mau berdiriKekuata bn otot 5 3

5 4

Defisit pengetahuan keluarga tentang penyakit stroke berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal pengertian , tanda dan gejala serta penyebab dari penyakit stroke.Resiko tinggi terjadinya trauma fisik pada Ny. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan sekitar.

a. Prioritas masalah1) Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit stroke berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal pengertian , tanda dan gejala serta penyebab dari penyakit stroke.Tabel 3.4Prioritas Masalah 1NoKriteriaPerhitunganNilaiPembenaran

1

2

3

4

Sifat masalah :

- Aktual

Kemungkinan masalah dapat di ubah :

- Sebagian

Potensial masalah untuk dapat dicegah :

- Cukup

Menonjolnya masalah

-Masalah berat harus segera ditangani3/3x1

1/2x2

2/3x1

2/2x1

1

1

2/3

1Keluarga belum mengetahui arti, penyebab, tanda dan gejala dari penyakit StrokeSumber daya untuk mengatasi masalah hanya sebagian yang dapat dijangkau hanya dari segi perhatian keluarga terhadap kesehatan anggota keluarga.

Keluarga kooperatif dan mengerti jika diberi penjelasan.

Keluarga tidak menyadari adanya masalah kesehatan.

Skor Total3 2/3

2) Resiko tinggi terjadinya trauma fisik pada Ny. S berhbungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan sekitar.Tabel 3.5Prioritas Masalah 2NoKriteriaPerhitunganNilaiPembenaran

1

2

3

4

Sifat masalah :

- Resiko

Kemungkinan masalah dapat di ubah :

- Sebagian

Potensial masalah untuk dapat dicegah :

- Cukup

Menonjolnya masalah

- Masalah harus segera ditangani2/3x1

1/2x2

2/3x1

2/2x1

2/3

1

2/3

1Akan mengancam kondisi kesehatan sebab adanya kebiasaan yang tidak mendukung.

Sumber daya yang tersedia kurang tetapi keluarga yang cukup kooperatif dan berkeinginan untuk mengatasi masalah.

Adanya kemauan dari keluarga untuk memelihara kesehatan.

Keluarga merasa ada masalah Resiko tinggi trauma fisik Tn I harus segera ditangani.

Skor Total2 2/3

3. Diagnosa keperawatan

a. Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit stroke berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal pengertian , tanda dan gejala serta penyebab dari penyakit stroke.b. Resiko tinggi terjadinya trauma fisik pada Ny. S berhbungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.4. Perencanaan

Tabel 3.6

Rencana Tindakan Keperawatan

No.Diagnosa KeperawatanTujuanEvaluasiIntervensi

Jangka PanjangJangka PendekEvaluasi KriteriaEvaluasi Standar

1234567

1.

Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit stroke berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal pengertian , tanda dan gejala serta penyebab dari penyakit stroke.

DS :

Keluarga Tn. M mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit stroke (pengertian, tanda dan gejala serta, penyebab dari stroke ).

DO :

Keluarga tidak mengetahui tentang arti , tanda gejala dan penyebab dari penyakit strokeSetelah 3 x kunjungan ke rumah keluarga dapat memahami arti tanda dan gejala serta penyebab penyakit strokeTUK 1

Setelah 1x30 menit kunjungan keluarga mampu mengenal pengertian, tanda dan gejala penyakit stroke1. Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda, gejala dan penyebab dari penyakit stroke

Respon verbal

1. Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak (Ratna Dewi Pudiastuti).

2. Tanda dan gejala dari stroke diantaranya :

a. Kelumpuhan wajah atau anggota badan yang timbul mendadak

b. Gangguan sensabilitas pada satu atau lebih anggota badan (gangguan hemisensorik )

c. Afasia (Bicara kurang lancer, kurangnya ucapan dan kesulitan memahami ucapan )

d. Disatrial ( bicara pelo atau cadel )

e. Gangguan penglihatan

f. Mual dan muntah atau nyeri kepala

g. Ataksia (Trunkal atau anggota badan)

3. Penyebab yang di akibatkan oleh penyakit stroke menurut (Ratna Dewi Pudiastuti : 2011)

a. Trombus

b. Embolisme

c. Iskemia

d. Hemoragi

e. Migraine

f. Hipertensi

g. Diabetes mellitus

h. Kolestrol

i. Penyakit ginjal

j. Penyakit vaskuler perifer

k. Riwayar stroke dalam keluarga

l. Gangguan jantung

m. Kurang olah raga

n. Merokok

o. Obesitas

p. Stress

q. narkoba

1.1 Kaji pengetahuan keluarga tentang pengertian tanda, gejala dan penyebab dari stroke1.2 Diskusikan dengan keluarga mengenai konsep dasar penyakit stroke (arti, penyebab tanda dan gejala)

1.3 Tanyakan kepda keluarga tentang pengertian, penyebab tanda,dan gejala dari penyakit stroke1.4 Diskusikan kembali dengan keluarga tentang konsep dasar penyakit stroke (arti, penyebab tanda dan gejala)

1.5 Tanyakan kembali pada keluarga tentang arti tanda gejala stroke1.6 Beri kesempatan kepada keluarga untuk menjelaskan

TUK 2

Setelah 1x30 menit kunjungan keluarga mampu :

2. Mengambil keputusan dalam menangani anggota keluaraga yang mengalami stroke2.1 Akibat yang dapat terjadi jika stroke tidak ditanganiRespon VerbalKomplikasi yang dapat terjadi pada pasien stroke:

1. Hipoksia serebral (kekurangan suplai oksigen ke otak)

2. Terjadinya penurunal tekanan aliran darah

3. Embolisme serebral (terdapat gumpalan darah di aliran darah)2.1 Diskusikan dengan keluarga tentang akibat tidak diobatinya stroke2.2 Diskusikan kembali dengan keluarga tentang keinginan keluarga untuk merawat anggota keluarga dengan stroke2.3 Berikan reinforcemen positif atas keputusan keluarga untuk merawat anggota keluarga dengan stroke.

TUK 3

Setelah 1x30 menit kunjungan keluarga mampu :

3. Merawat anggota keluaraga yang mengalami stroke

Respon verbal

Perawatan stroke di rumah

8) Kamar dekat kamar mandi, ruang makan dan dapur

9) Bantu penderita untuk memenuhi kebutuhannya

10) Pujilah setiap usaha yang di lakukan

11) Bantu untuk menggerakkan anggota tubuh dan persendian untuk digerakkan

12) Bantu untuk mempertahankan dengan dunia luar

13) Luangkan waktu bersama penderita

14) Kendalikan faktor pemicucara mencegah stroke berulang

Kendalikan kencing manis

Batasi gula kopi dan makanan berpengawet

Kendalikan tekanan darah

3.1 Diskusikan dengan keluarga tentang pencegahan stroke dan perawatan stroke di rumah3.2 Motivasi keluarga untuk menyebutkan pencegahan stroke dan perawatan di rumah3.3 Minta keluarga untuk mengulang kembali mengenai pencegahan dan perawatan dirumah.

TUK 4

Setelah 1x30 menit kunjungan keluarga mampu :

4. Keluarga dapat memodifikasi lingkungan sekitar

4.1 Mengatur pola diit anggota keluarga yang mengalami stroke.

Respon

Verbal

Syarat dalam melakukan diit stroke:

1. Protein cukup yaitu 0,8-1 g/kg BB. Apabila pasein berada dalam keadaan gizi kurang, protein diberikan 1,2-1,5 g/kg BB.2. Energi yang cukup yaitu 25-45 kkal/kg BB. Pada fase akut nergi diberikan 1100-1500 kkal/ hari.3. Lemak cukup yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total.4. Karbohidrat cukup yaitu 60-70% dari kebutuahn energi total. Untuk pasien dengan diabetes mellitus diutamalan karbohidrat kompleks.5. Vitamin cukup, terutama vitamin A, riboflavin B6, asam folat, B12, C dan vitamin E.6. Mineral cukup, terutama kalsium, magnesium dan kalium.Bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk penderita stroke :1. Sumber Karbohidrat : Mie, soda (Baking powder), kue-kue yang terlalu manis.

2. Sumber protein hewani : Daging sapi dan ayam yang berlemak, jeroan, keju, protein hewani yang diawetkan.

3. Sumber protein nabati : Pindakas, Produk kacang-kacangan olahan yang diawetkan.

4. Sayuran : Sayur-sayuran yang mengandung gas seperti kol, sawi, kembang kol, lobak.

5. Buah-buahan : Buah-buahan yang mengandung gas seperti durian, nangka, dan buah-buah yang diawetkan (Buah kaleng).

6. Sember lemak : santan kental dan produk goreng-gorengan.

4.1 kaji pengetahuan klien dalam memodifikasi lingkungan dengan anggota keluarga yang mengalami stroke

4.2 diskusikan dengan keluarga syarat dalam melakukan diit stroke

4.3 Diskusikan dengan keluarga tantang bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk pasien stroke

4.4 Minta keluarga mengulang kembali penjelasan yang telah disampaikan

4.5 Beri pujian

TUK 5

Setelah 1x20 menit kunjungan, keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan Dengan cara :

5. Memberi tahukan kepada keluarga pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkanRespon Verbal

Fasilitas kesehatan yang dapat digunakan :

-Rumah sakit/puskesmas

-Perawat keluarga

-Praktek dokter/Bidan

-Fasilitas yankes yang dapat di kunjungi pada jam kerja selain praktek dokter / bidan pada sore hari

-Fasilitas kesehatan yang mudah dijangkau akan mengurangi biaya dan kemudahan dalam transportasi

-Biaya yang diperlukan sesuai dengan yankes yang digunakan

5.1 Sebutkan kepada keluarga beberapa fasilitas kesehatan yang dapat digunakan5.2 Diskusikan bersama keluarga berbagai sarana pelayanan kesehatan yang tersedia yang dapat digunakan 5.3 Jelaskan akan pentingnya fasilitas pelayanan kesehatan tersebut5.4 Dorong keluarga untuk mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan

2.

Resiko tinggi terjadinya trauma fisik pada Ny. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan sekitar.DS :

Ny. S mengatakan mempunyai riwayat Hipertensi sejak 2 tahun yang lalu

Keluarga mengatakan Ny. S merasa bosan kalau selalu di rumah

DO :

Ny. S tampak letih dan lesu

Ny. S mengeluh merasa lemas pada kaki dan tangan sebelah kiri

Ny. S berjalan dengan sedikit sedikit.

Ny. S mengalami kesulitan jika sedang bangun.

Kekuatan otot 5 3

5 4

Keluarga dapat mengetahui terjadinya resiko tinggi trauma fisik pada yang akan terjadinya pada penderita.TUK 1

Setelah 1x30 menit kunjungan keluarga mampu :

1. Menyebutkan resiko tinggi trauma fisik pada penderita stroke

Respon verbal

Keluarga menyebutkan macam resiko tinggi trauma fisik seperti terjatuhnya penderita stroke akibat banyak beraktifitas atau tampa bantuan.1.1 motivasi keluarga untuk menginformasikan kepada keluarga mengenai resiko trauma fisik1.2 Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali akibat terjadimya resiko trauma fisik.1.3 Beri pujian atas jawaban keluarga.

TUK 2

Setelah 1x30 menit kunjungan keluarga mampu :

2. Mengambil keputusan dalam memodifikasi Lingkungan sekitar rumah.

Rspon Verbal

Keluarga mampu membuat keputusan dalam perencanaan keluarga.2.1 Diskusikan dengan keluarga perencanaan memodifikasi lingkungan.2.2Bantu keluarga membuat keputusan kapan dan jumlah anak yang diinginkan

2.3Berikan reinforcement positif jika keluarga mampu membuat keputusan yang baik sesuai dengan sumber daya yang dimiliki keluarga

TUK 3

Setelah 1x30 menit kunjungan keluarga mampu :

3. Merawat Lingkungan sekitar rumah.

Respon VerbalLangkah merawat rumah:

1. Memanfaatkan RuangRuang-ruang kosong bisa bermanfaat bila Anda cermat

2. Faktor PencahayaanPencahayaan dalam ruangan perlu Anda perhatikan. Sinar cahaya lampu yang Anda dapat manfaatkan berwarna kuning dan putih.

3. Letak Jendela dan Pemilihan KacaAturlah letak dari jendela-jendela Anda agar posisinya tepat. Gunakan ukuran jendela yang tidak besar dan kaca tidak bermotif.

4. Cat DindingWarna terang sangat cocok untuk cat dinding3.1 Kaji pengetahuan keluarga mengenai cara merawat rumah3.2 Diskusika dengan keluarga langkah merawat rumah

3.3 Minta kelurga mengulang kembali materi yang telah disampaikan

TUK 4

Setelah 1x20 menit kunjungan, keluarga mampu memodifikasi lingkungan pada anggota keluarga yang menderita stroke. Dengan Cara :4. Menyebutkan cara memodifikasi lingkunganRespon Verbal

Lingkungan yang baik bagi para penderita stroke ketika mendapatkan pengobatan dan perawatan di rumah adalah sebagai berikut :

Kamar tidur dekat dengan kamar mandi atau WC agar mudah untuk dijangkau.

Adanya pegangan di kamar mandi yang digunakan.

Menyediakan alat bantu komunikasi jika diperlukan, misalnya adalah dengan menyediakan kertas serta pena di dekat pasien.

Menyediakan alat bantu berjalan atau berpindah tempat bagi pasien stroke seperti halnya kursi roda ataupun tongkat (walker).

Menyediakan dan mendekatkan barang-barang yang sering digunakan seperti buku-buku atau telepon.

Menyediakan alas kaki yang nyaman yang memudahkan untuk leluasa dalam berjalan.4.1 Diskusikan bersama keluarga mengenai cara memodifikasi 4.2 Tanyakan kembali pada keluarga mengenai cara memodifikasi 4.3 Berikan reinforcemen positif atas usaha yang dilakukan keluarga

TUK 5

Setelah 1x20 menit kunjungan, keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan Dengan cara :

5. Memberi tahukan kepada keluarga pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkanRespon Verbal

Fasilitas kesehatan yang dapat digunakan :

-Rumah sakit/puskesmas

-Perawat keluarga

-Praktek dokter/Bidan

-Fasilitas yankes yang dapat di kunjungi pada jam kerja selain praktek dokter / bidan pada sore hari

-Fasilitas kesehatan yang mudah dijangkau akan mengurangi biaya dan kemudahan dalam transportasi

-Biaya yang diperlukan sesuai dengan yankes yang digunakan

5.1 Sebutkan kepada keluarga beberapa fasilitas kesehatan yang dapat digunakan5.2 Diskusikan bersama keluarga berbagai sarana pelayanan kesehatan yang tersedia yang dapat digunakan 5.3 Jelaskan akan pentingnya fasilitas pelayanan kesehatan tersebut5.4 Dorong keluarga untuk mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan

5. Pelaksanaan dan Evaluasi KeperawatanTabel 3.7Pelaksanaan dan Evaluasi KeperawatanNo.TanggalDXImplementasiEvaluasi

12345

1.

04 -12 - 2014Jam10.00

Dx.ITUK 1

TUK 2

TUK 3

TUK 4

TUK 5

1.1 menkaji pengetahuan keluarga tentang pengertian tanda, gejala dan penyebab dari stroke1.2 mendiskusikan dengan keluarga mengenai konsep dasar penyakit stroke (arti, penyebab tanda dan gejala)

1.3 menanyakan kepda keluarga tentang pengertian, penyebab tanda,dan gejala dari penyakit stroke1.4 mendiskusikan kembali dengan keluarga tentang konsep dasar penyakit stroke (arti, penyebab tanda dan gejala)

1.5 menanyakan kembali pada keluarga tentang arti tanda gejala stroke1.6 memberikan kesempatan kepada keluarga untuk menjelaskan

2.1 mendiskusikan dengan keluarga tentang akibat tidak diobatinya stroke2.2 mendiskusikan kembali dengan keluarga tentang keinginan keluarga untuk merawat anggota keluarga dengan stroke2.3 memberikan reinforcemen positif atas keputusan keluarga untuk merawat anggota keluarga dengan stroke.3.1 mediskusikan dengan keluarga tentang pencegahan stroke dan perawatan stroke di rumah3.2 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan pencegahan stroke dan perawatan di rumah3.3 Meminta keluarga untuk mengulang kembali mengenai pencegahan dan perawatan dirumah.4.1 mengkaji pengetahuan klien dalam memodifikasi lingkungan dengan anggota keluarga yang mengalami stroke4.2 mendiskusikan dengan keluarga syarat dalam melakukan diit stroke4.3 mendiskusikan dengan keluarga tantang bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk pasien stroke4.4 Meminta keluarga mengulang kembali penjelasan yang telah disampaikan

4.5 memberikan pujian

5.1 menyebutkan kepada keluarga beberapa fasilitas kesehatan yang dapat digunakan5.2 mendiskusikan bersama keluarga berbagai sarana pelayanan kesehatan yang tersedia yang dapat digunakan 5.3 menjelaskan akan pentingnya fasilitas pelayanan kesehatan tersebut5.4 mendorong keluarga untuk mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan

04-12-2014 jam 13.00 WIB

S :

Keluarga dan klien mengatakan kurang memahami tentang penyakit strokeO :

Keluarga dapat menyebutkan sebagaian dari pengertian tanda dan gejala dari penyakit stroke Keluarga dapat menyebutkan sebagaian dari pencegahan dari penyakit stroke keluarga memperhatikan petugas pada saat pengkajian berlangsung

keluarga tersenyum pada saat diberikan pujianA :

Masalah teratasi sebagaian

P :

Melanjutkan implementasi pada kunjungan brikutnya untuk melihat sejauh mana keluarga memahami penyakit stroke

204 12 - 2014Jam10.30

Dx.

II

TUK 1

TUK 2

TUK 3

TUK 4

TUK 51.1 memotivasi keluarga untuk menginformasikan kepada keluarga mengenai resiko trauma fisik1.2 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali akibat terjadimya resiko trauma fisik.1.3 Memberikan pujian atas jawaban keluarga2.1 mendiskusikan dengan keluarga perencanaan memodifikasi lingkungan.2.2membantu keluarga membuat keputusan kapan dan jumlah anak yang diinginkan

2.3memberikan reinforcement positif jika keluarga mampu membuat keputusan yang baik sesuai dengan sumber daya yang dimiliki keluarga3.1 mengkaji pengetahuan keluarga mengenai cara merawat rumah3.2 mendiskusika dengan keluarga langkah merawat rumah

3.3 Meminta kelurga mengulang kembali materi yang telah disampaikan

4.1 mendiskusikan bersama keluarga mengenai cara memodifikasi 4.2 menanyakan kembali pada keluarga mengenai cara memodifikasi

4.3 memberikan reinforcemen positif atas usaha yang dilakukan keluarga5.1 menyebutkan kepada keluarga beberapa fasilitas kesehatan yang dapat digunakan

5.2 mendiskusikan bersama keluarga berbagai sarana pelayanan kesehatan yang tersedia yang dapat digunakan

5.3 menjelaskan akan pentingnya fasilitas pelayanan kesehatan tersebut

5.4 mendorong keluarga untuk mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan04-12-2014 jam 13.10 WIB

S :

Keluarga mengatakan belum memahami tentang perawatan pada anggota keluarga yang mempunyai riwayat strokeO :

Pada saat di Tanya keluarga menyatakan bahwa lantai WC yang licin dan penempatan barang rumah tangga yang biasa menjadi faktor penyebab terjadinya trauma fisik. keluarga memperhatikan petugas pada saat pengkajian berlangsung

keluarga tersenyum pada saat diberikan pujianA:

Masalah belum teratasi

P :

Motifasi keluarga untuk memperbaiki lingkungan yang biasa menyebabkan terjadinya trauma fisik.

I :

Memotifasi keluarga untuk memperbaiki lingkungan yang biasa menyebabkan terjadinya trauma fisik

E :

Keluarga menanggapinya dengan positif

DAFTAR PUSTAKA

Friedman, Marylin. M. 2010.Ajaran keperawatan keluarga: riset, teori dan praktek. Jakarta. EGCDoengoes, et, al. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan dan Dokumentasi Keperawatan. (Edisi 3). Jakarta : EGC. Jhonson L dan Leny. (2010). Asuhan Keperawatan Keluraga : Tinjauan Keluarga Jakarta : EGC

Jouch. (2005). Tentang Ilmu Keperawatan Praktek Klinik. Jakarta : EGCPrice, Wilson. (2005). Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. (Edisi 6). Jakarta EGC.Setiawati, Santun dan Dermawan. (2005). Tuntunan Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Bandung : Rizki Press

Suprajitno, S. Kp. (2004). Asuhan Keperawatan keluarga : Aplikasi dalam Praktek Jakarta : EGCWaluyo, Manajemen stroke, http://www.klinik pria.com, April, (2004).

: Menikah

: Laki-Laki

Keterangan :

: Anak Kandung

: Perempuan

: Tinggal satu rumah

: Klien

: Meninggal

Keterangan :

3, 4, 5: Kamar Tidur

6 : Dapur

: Ruang Tamu

7 : WC

2: Ruang Keluarga

1

2

5

4

3

6

7

PAGE