Kelompok 6 Dm Khmln

download Kelompok 6 Dm Khmln

If you can't read please download the document

description

ASKEP

Transcript of Kelompok 6 Dm Khmln

22

BAB IPENDAHULUAN

Latar BelakangDiabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan toleransi glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak. Pada kehamilan trimester pertama kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini merupakan respon terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin. Sebagian besar DMG asimtomatis sehingga diagnosis ditentukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin. 1

Di Indonesia insiden DMG sekitar 1,9-3,6% dan sekitar 40-60% wanita yang pernah mengalami DMG pada pengamatan lanjut pasca persalinan akan mengidap diabetes mellitus atau gangguan toleransi glukosa. Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah sewaktu dan 2 jam post prandial (pp). Bila hasilnya belum dapat memastikan diagnosis DM, dapat diikuti dengan test toleransi glukosa oral. DM ditegakkan apabila kadar glukosa darah sewaktu melebihi 200 mg%. Jika didapatkan nilai di bawah 100 mg% berarti bukan DM dan bila nilainya diantara 100-200 mg% belum pasti DM. Pada wanita hamil, sampai saat ini pemeriksaan yang terbaik adalah dengan test tantangan glukosa yaitu dengan pembebanan 50 gram glukosa dan kadar glikosa darah diukur 1 jam kemudian. Jika kadar glukosa darah setelah 1 jam pembebanan melebihi 140 mg% maka dilanjutkan dengan pemeriksaan test tolesansi glukosa oral. Gangguan DM terjadi 2 % dari semua wanita hamil, kejadian meningkat sejalan dengan umur kehamilan, tetapi tidak merupakan kecenderungan orang dengan gangguan toleransi glokusa , 25% kemungkinan akan berkembang menjadi DM. DM gestasional merupakan keadaan yang perlu ditangani dengan professional, karena dapat mempengaruhi kehidupan janin/ bayi dimasa yang akan dating, juga saat persalinanTujuan Tujuan UmumUntuk menerapkan Asuhan Keperawatan Pada ibu hamil dengan Diabetes melitus

Tujuan KhususMampu dan mengetahui pengertian pada pasien dengan diabetes mellitus pada kehamilanMampu dan mngetahui pengaruh diabetes mellitus pada masa kehamilan Mampu dan mengetahui penyebab pada pasien dengan diabetes mellitus pada kehamilanMampu dan mengetahui tanda dan gejala pada pasien dengan diabetes mellitus pada kehamilanMampu dan mengetahui patofisiologi pada pasien dengan diabetes mellitus pada kehamilanMampu melakukan tinjauan teoritis tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan diabetes mellitus pada kehamilan

BAB IITINJAUAN TEORITIS

Konsep DasarPengertian Diabetes Melitus pada KehamilanDiabetes Mellitus (DM) adalah kelainan metabolisme karbohidrat, di mana glukosa darah tidak dapat digunakan dengan baik, sehingga menyebabkan keadaan hiperglikemia. DM merupakan kelainan endokrin yang terbanyak dijumpai. Yang paling sering terjadi yaitu: diabetes mellitus yang diketahui sewaktu hamil yang disebut DM gestasional dan DM yang telah terjadi sebelum hamil yang dinamakan DM pragstasi. Diabetes mellitus merupakan ganguan sistemik pada metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Diabetes mellitus ditandai dengan hiperglikemia atau peningkatan glukosa darah yang diakibatkan produksi insulin yang tidak adekuat atau penggunaan insulin secara tidak efektif pada tingkat seluler. (Bobak. Lowdermilk, Jensen.2004. Edisi 4 hal 699)Diabetes pragestasi, artinya sudah diketahui diabetes mellitus kemudian hamil. Mereka tanpa komplikasi atau dengan komplikasi yang ringan. mereka dengan komolikasi berat, khususnya retinopati, nefropati dan hipertensi. Diabetes Melitus Pada Masa Kehamilan3

Kehamilan yang disertai diabetes mellitus merupakan kondisi yang berisiko tinggi, oleh karena itu perlu penanganan dan pendekatan multidisiplin untuk mencapai hasil akhir yang baik. Perawat yang memberikan asuhan keperawatan kepada wanita diabetik yang sedang hamil harus memahami respon fisiologis normal terhadap kehamilan dan perubahan metabolisme akibat diabetes, perawat juga harus mengetahui implikasi implikasi psikososial kehamilan diabetik, sehingga ia dapat mengarahkan wanita yang sedang hamil dalam perencanaan pengimplementasian dan pengevaluasian terhadap wanita dan keluarganya.Disebut diabetes gestasional bila gangguan toleransi glukosa yang terjadi sewaktu hamil kembali normal dalam 6 minggu setelah persalinan. dianggap diabetes mellitus (jadi bukan gestasi) bila gangguan toleransi glukosa menetap setelah persalinan. Pada golongan ini, kondisi diabetes dialami sementara selama masa kehamilan. Artinya kondisi diabetes atau intoleransi glukosa pertama kali didapati selama masa kehamilan, biasanya pada trimester kedua atau ketiga.Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan toleransi glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak. Pada kehamilan trimester pertama kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini merupakan respon terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin. Sebagian besar DMG asimtomatis sehingga diagnosis ditentukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin. Diabetes melitus gestational adalah keadaan intoleransi karbohidrat dari seorang wanita yang diketahui pertama kali ketika dia sedang hamil. Diabetes gestational terjadi karena kelainan yang dipicu oleh kehamilan, diperkirakan karena terjadinya perubahan pada metabolisme glukosa.4Teori yang lain mengatakan bahwa diabetes tipe 2 ini disebut sebagai unmasked atau baru ditemukan saat hamil dan patut dicurigai pada wanita yang memiliki ciri gemuk, riwayat keluarga diabetes, riwayat melahirkan bayi > 4 kg, riwayat bayi lahir mati, dan riwayat abortus berulang. Angka lahir mati terutama pada diabetes yang tidak terkendali dapat terjadi 10 kali dari normal.Perubahan metabolic selama dan setelah masa kehamilan

Kehamilan normal dikatakan sebagai suatu kondisi diabetogenik, dimana kebutuhan akan glukosa meningkat. Metabolisme maternal mengalami perubahan untuk memastikan suplai glukosa yang adekuat dan konstan untuk perkembangan janin. Glukosa maternal ditransfer ke janin melalui proses difusi-difasilitasi. Insulin ibu tidak menembusd plasenta. Pada usia gentasi sepuluh minggu, janin meyekresi insulinnya sendiri dengan kadar yang adekutat, yang memungkinnya menggunankan glukosa yang diperoleh dari ibu.Pada trimester pertama kehamilan, kadar glukosa ibu menurun dengan cepat dibawah kadar glukosa tidak hamil sampai antara 55 dan 65 mg/dl. Akibat pengaruh estrogen dan progesterone, pancreas meningkatkan produksi insulin, yang meningkatkan penggunaan glukosa. Pada saat yang sama, penggunaan glukosa oleh janin meningkat, sehingga menurunkan kadar glukosa ibu. Selain itu, trimester pertama juga ditandai dengan nausea, vomitus, dan penurunan asupan makanan sehingga kadar glukosa ibu semakin menurun dan selama tri mester kedua dan ketiga peningkatan kadar laktogen plasental human, estrogen, progesterone, kortisol,prolaktin, dan insulin meningkatkan resistansi insulin melalui kerjanya sebagai suatu antagonis. Resistansi insulin merupakan suatu mekanisme penghematan glukosa yang memastikan suplai glukosa yang berlimpah untuk janin. Kebutuhan ibu akan insulin meningkat sejak trimester ke 2. Kebutuhan insulin dapat meningkat 2-4 kali lipat pada kehamilan cukup bulan.Pada saat bayi lahir, lepasnya plasenta menyebabkan penurunan mendadak kadar hormone plasenta, kortisol dan insulin yang bersirkulasi. Ke jaringan maternal dengan cepat kembali peka terhadap insulin seperti pada periode sebelum hamil. Pada ibu yagn tidak menyusui bayi, keseimbangan insulin karbohidrat prakehamilan biasanya dicapai kembali dalam sekitar 7-10 hari. Dalam laktasi, glukosa maternal digunakan sehinggu kebutuhan insulin ibu yang menyusui ibu tetap rendah selama 9 bulan. Setelah penyapihan berakhir, kebutuhan insulin ibu kembali ke kebutuhan insulinnya sebelum hamil.EtiologiEtiologi Diabetes Melitus menurut Kapita Selekta Jilid III, 2006, Yaitu :

Faktor autoimun setelah infeksi mumps, rubella dan coxsakie B4.Genetik

Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab diabetes mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes mellitus. Pewarisan gen ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicit walaupun resikonya sangat kecil.Secara klinis, penyakit DM awalnya didominasi oleh resistensi insulin yang disertai defect fungsi sekresi. Tetapi, pada tahap yang lebih lanjut, hal itu didominasi defect fungsi sekresi yang disertai dengan resistensi insulin. Kaitannya dengan mutasi DNA mitokondria yakni karena proses produksi hormon insulin sangat erat kaitannya dengan mekanisme proses oxidative phosphorylation (OXPHOS) di dalam sel beta pankreas. Penderita DM proses pengeluaran insulin dalam tubuhnya mengalami gangguan sebagai akibat dari peningkatan kadar glukosa darah. Mitokondria menghasilkan adenosin trifosfat (ATP). Pada penderita DM, ATP yang dihasilkan dari proses OXPHOS ini mengalami peningkatan. Peningkatan kadar ATP tersebut otomatis menyebabkan peningkatan beberapa senyawa kimia yang terkandung dalam ATP. Peningkatan tersebut antara lain yang memicu tercetusnya proses pengeluaran hormon insulin. Berbagai mutasi yang menyebabkan DM telah dapat diidentifikasi. Kalangan klinis menyebutnya sebagai mutasi A3243G yang merupakan mutasi kausal pada DM. Mutasi ini terletak pada gen penyandi ribo nucleid acid (RNA). Pada perkembangannya, terkadang para penderita DM menderita penyakit lainnya sebagai akibat menderita DM. Penyakit yang menyertai itu antara lain tuli sensoris, epilepsi, dan stroke like episode. Hal itu telah diidentifikasi sebagai akibat dari mutasi DNA pada mitokondria. Hal ini terjadi karena makin tinggi proporsi sel mutan pada sel beta pankreas maka fungsi OXPHOS akan makin rendah dan defect fungsi sekresi makin berat.Prevalensi mutasi tersebut biasanya akan meningkat jumlahnya bila penderita DM itu menderita penyakit penyerta tadi.Kerusakan / kelainan pangkreas sehingga Kekurangan produksi insulin

Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan radang pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Penyakit seperti kolesterol tinggi dan dislipidemia dapat meningkatkan resiko terkema diabetes mellitus.Meningkatnya hormon antiinsulin seperti GH, glukogen, ACTH, kortisol, dan epineprin.Obat-obatan.

Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang pankreas, radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi pankreas menurun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala jenis residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi pankreas. Contohnya Minum soda dalam keadaan perut kososng (misalnya stelah berpuasa atau waktu bangun tidur dipagi hari) juga harus dihindari. Sirup dengan kadar fruktosa tinggi, soda, dan pemanis buatan yang terdapat dalam minuman soda dapat merusak pangkreas yang menyebabkan meningkatnya berat badan, jika kebiasaan ini diteruskan, lama kelamaan akan menderita penyakit DM. Penelitian membuktikan bahwa perempuan yang mengkonsumsi soda lebih dari 1 kaleng per hari memiliki resiko 2 kali terkena diabeters tipe 2 dalam jangka waktu 4 tahun kedepannya.Wanita obesitas

Sebenarnya DM bisa menjadi penyebab ataupun akibat. Sebagai penyebab, obesitas menyebabkan sel beta pankreas penghasil insulin hipertropi yang pada gilirannya akan kelelahan dan jebol sehingga insulin menjadi kurang prodeksinya dan terjadilah DM. Sebagai akibat biasanya akibat penggunaan insulin sebagai terapi DM berlebihan menyebabkan penimbunan lemak subkutan yang berlebihan pula.

PatofisiologiPatogenesis Diabetes mellitus menurut Mansjoer (2000), Yaitu :

Pada penyakit DM 1 didapat kerusakan (dekstruksi) sel beta pankreas penggunaan glukosa sebagai dengan akibat menurunnya produksi insulin tubuh menggunakan lemak dan protein sebagai sumber energi terganggu ketosis dan ketoasidosis energi. Metabolisme tidak sempurna.Fungsi insulin menurun. Pada penyakit DM 11 didapat retensi insulin Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel beta tidak mampu mengimbangi resistensi ini sepenuhnya sehingga terjadi defisiensi relatif insulin.Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrindan karbohidrat sehingga terjadi inadekuatnya pembentukan dan penggunaan insulin yang berfungsi memudahkan glukosa berpindah ke dalam sel-sel jaringan. Tanpa insulin yang adekuat, glukosa tidak dapat memasuki sel-sel untuk digunakan sebagai sumber energi dan tetap berada dalam daerah sehingga kadar glukosa darah meningkat di atas batas normal yang menyebabkan air tertarik dari sel-sel ke dalam jaringan/darah sehingga terjadi dehidrasi seluler. Tingginya kadar glukosa darah menyebabkan ginjal harus mengsekresikannya melalui urine dan bekerja keras sehingga ginjal tidak dapat menanggulanginya sebab peningkatan laju filter glonurulus dan penurunan kemampuan tubulus renalif profesional/renalis untuk mereabsorbsi glukosa. Hal ini meningkatkan tekanan osmotik dan mencegah reabsorbsi air oleh tubulus ginjal yang menyebabkan dehidrasi ekstreaoseluler. Karena glukosa dan energi dikeluarkan dari tubuh bersama urine, tubuh mulai menggunakan lemak dan protein untuk sumber energi yang dalam prosesnya menghasilkan keton dalam darah. Pemecahan lemak dan protein juga menyebabkan lelah, lemah, gelisah yang dilanjutkan dengan penurunan berat badan mendadak ditambah terbentuknya keton akan cepat berkembang keadaan koma dan kematian.

Manifestasi KlinikMenurut Sujono & Sukarmin (2008) manifestasi klinis pada penderita DM, yaitu:

a) Gejala awal pada penderita DM adalah 1. Poliuria (peningkatan volume urine)2. Polidipsia (peningkatan rasa haus) akibat volume urine yang sangat besar dan keluarnya air yang menyebabkan dehidrasi ekstrasel. Dehisrasi intrasel mengikuti dehidrasi ekstrasel karena air intrasel akan berdifusi keluar sel mengikuti penurunan gradien konsentrasi ke plasma yang hipertonik (sangat pekat). Dehidrasi intrasel merangsang pengeluaran ADH (antidiuretic hormone) dan menimbulkan rasa haus.3. Polifagia (peningkatan rasa lapar). Sejumlah kalori hilang kedalam air kemih, penderita mengalami penurunan berat badan. Untuk mengkompensasi hal ini penderita seringkali merasa lapar yang luar biasa.4. Rasa lelah dan kelemahan otot akibat gangguan aliran darah pada pasien diabetes lama, katabolisme protein diotot dan ketidakmampuan sebagian besar sel untuk menggunakan glukosa sebagai energi.b) Gejala lain yang muncul: 1. Peningkatan angka infeksi akibat penurunan protein sebagai bahan pembentukan antibody, peningkatan konsentrasi glukosa disekresi mukus, gangguan fungsi imun dan penurunan aliran darah pada penderita diabetes kronik.2. Kelainan kulit gatal-gatal, bisul. Gatal biasanya terjadi di daerah ginjal, lipatan kulit seperti di ketiak dan dibawah payudara, biasanya akibat tumbuhnya jamur.3. Kelainan ginekologis, keputihan dengan penyebab tersering yaitu jamur terutama candida.4. Kesemutan rasa baal akibat neuropati. Regenerasi sel mengalami gangguan akibat kekurangan bahan dasar utama yang berasal dari unsur protein. Akibatnya banyak sel saraf rusak terutama bagian perifer.5. Kelemahan tubuh6. Penurunan energi metabolik yang dilakukan oleh sel melalui proses glikolisis tidak dapat berlangsung secara optimal.7. Luka yang lama sembuh, proses penyembuhan luka membutuhkan bahan dasar utama dari protein dan unsur makanan yang lain. Bahan protein banyak diformulasikan untuk kebutuhan energi sel sehingga bahan yang diperlukan untuk penggantian jaringan yang rusak mengalami gangguan.8. Laki-laki dapat terjadi impotensi, ejakulasi dan dorongan seksualitas menurun karena kerusakan hormon testosteron. 9. Mata kabur karena katarak atau gangguan refraksi akibat perubahan pada lensa oleh hiperglikemia.

Klasifikasi Diabetes Mellitus pada KehamilanPada ibu hamil dengan diabetes mellitus dapat dikemukakan beberapa bentuk klasifikasi sesuai dengan pengamatan ahli. Klasifikasi pertama berdasarkan apakah memerlukan insulin atau tidak sehingga disebut dependen insulin/nondependent insulin sebagai berikut :

White (1965) membagi diabetes berdasarkan kemungkinan komplikasi ibu hamil dengan diabetes mellitus. Pembagian berdasarkan fungsional diabetes mellitus gestasional adalah:D.M. GestasionalKelas A Diabetes kimiawi, disebut juga diabetes laten, subklinis atau diabetes kehamilan; tes toleransi glukosa tidak normal. Penderita tidak memerlukan insulin, cukup diobati dengan diet saja. Prognosis bagi ibu dan anak baik.Kelas B Diabetes dewasa, diketahui secara klinis setelah umur 19 tahun dan berlangsung kurang daripada 10 tahun, dan tidak disetai kelainan pembuluh darah.Kelas C Diabetes yang diderita antara 10-19 tahun atau timbul pada umur antara 10-19 tahun, dan tampa kelainan pembuluh darah. Kelas D Diabetes telah diderita lama; 20 tahun atau lebih; atau diderita sebelum umur 10 tahun; atau disertai kelainan embuluh darah, termasuk arteroskelrosis pada retina dan tungkai, dan retinitis.Kelas E Diabetes yang disertai pengapuran pada pembuluh-pembuluh darah penggul, termasuk arteria uterine.Kelas F Diabetes dengan nefropatia, termasuk glumeluronefritis.Prekonsepsi dan D.M.Tanpa komplikasi :1) Tipe I: dependen insulin.

2) Tipe II: nondependen insulin.Disertai komplikasi dalam bentuk:1) Retinopati lanjut2) Nefropati.3) Neuropati autonomic.4) Penyakit jantung koroner.Dasar klasifikasi ibu hamil dengan diabetes mellitus adalah:Umur saat terjadi diabetes mellitus adalah makin muda terjdi, komplikasi semakin besar. Tatalaksana pemberian terapi semakin sulit.Lamanya menderita diabetes mellitus makin lama menderita, komplikasi akan semakin berat. Dampaknya terjadi morbiditas dan mortalitas ibu hamil dan janinnya semakin besar.Komplikasi penyakit: kombinasi umur muda dan lamanya menderita akan memperbesar komplikasi ibu hamil/janin. Terapi akan semakin sulit karena harus memerhatikan fungsi organ vital yang diharapkan dapat mendukung kesembuhannya.Kebutuhan insulin:

Membutuhkan insulin berarti penyakitnya cukup serius disertai komplikasi.Pemberian insulin seharusnya dikonsultasikan dengan ahli penyakit dari subdivisi endokrinologi.

Dengan memerhatikan klasifikasi dan dasar pembuatan klasifikasi berarti bahwa ibu hamil dengan diabetes mellitus memerlukan konsultasi dalam bentuk tim. Dengan demikian, terapi dapat diteruskan dengan perencanaan bersama, termasuk persalinan tepat waktu dan tepat tindakan untuk mencapai konsep well born baby dan well health mother.Upaya terapi untuk ibu hamil dengan diabetes mellitus kelas A.1 adalah dengan melakukan diet seperti yang dijabarkan sebagai berikut.BB saat ini dan tendensi kenaikan untuk mencapai BB idealKebutuhan kalori/kg untuk mencapai BB idealHarapan ideal pertambahan BB ibu hamil 140 mg/dl. Kadar gula sewaktu >200 mg/dl.Tes toleransi glukosa. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam pp >200 mg/dl.Glukosa darah: darah arteri / kapiler 5-10% lebih tinggi daripada darah vena, serum/plasma 10-15% daripada darah utuh, metode dengan deproteinisasi 5% lebih tinggi daripada metode tanpa deproteinisasiGlukosa urin: 95% glukosa direabsorpsi tubulus, bila glukosa darah > 160-180% maka sekresi dalam urine akan naik secara eksponensial, uji dalam urin: + nilai ambang ini akan naik pada orang tua. Metode yang populer: carik celup memakai GOD.Benda keton dalam urine: bahan urine segar karena asam asetoasetat cepat didekrboksilasi menjadi aseton. Metode yang dipakai Natroprusid, 3-hidroksibutirat tidak terdeteksiPemeriksan lain: fungsi ginjal ( Ureum, creatinin), Lemak darah: (Kholesterol, HDL, LDL, Trigleserid), Ffungsi hati, antibodi anti sel insula langerhans ( islet cellantibody)

PencegahanPrimer : untuk mengurangi obesitas dan BB.Sekunder : deteksi dini, kontrol penyakit hipertensi, anto rokok, perawatan.Tersier : Pendidikan tentang perawatan kaki, cegah ulserasi, gangren dan amputasi. Pemeriksaan optalmologistAlbuminuria monitor penyakit ginjalKontrol hipertensi, status metabolic dan diet rendah proteinPendidikan pasien tentang penggunaan medikasi untuk mengontrol medikasi

B.Asuhan Keperawatan Teoritis1.PengkajianPengkajian merupakan awal dalam proses keperawatan, meliputi identitas klien Usia : perlu diketahui kapan ibu dan berapa tahun ibu mendeita Diabetes melitus, karena semakin lama ibu menderita DM semakin berat komplikasi yang muncul. Seperti yang dijelaskan pada klasifikasi DM.Riwayat Kesehatan

Riwayat Kesehatan Dahulu (RKD)

Tanyakan apakah dahulunya ibu memiliki riwayat penyakit Diabetes melitusRiwayat Kesehatan Sekarang (RKS)

Biasanya ibu hamil dengan DM mengeluh Mual, muntah, penambahan berat badan berlebihan atau tidak adekuat, polipdipsi, poliphagi, poluri, nyeri tekan abdomen dan retinopati.Riwayat Kesehatan Keluarga (RKK)

Perlu dikaji apakah ada keluarga yang menderita DM, karena DM bersifat keturunan.Riwayat Obstetri

Riwayat menstruasi meliputi: Menarche, lamanya siklus, banyaknya, baunya , keluhan waktu haid, HPHTRiwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin yang keberapa, Usia mulai hamilRiwayat hamil, persalinan dan nifas yang laluRiwayat hamil meliputi: Waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada abortus, retensi plasentadan perlu dikaji apakah ada riwayat Diabetes mellitus gestasional, Hipertensi karena kehamilan, Infertilitas, Bayi low gestasional age, Riwayat kematian janin, Lahir mati tanpa sebab jelas, Anomali congenital, Aborsi spontan, Polihidramnion, Makrosomia atau berat bayi lebih dari 4000 gram.Riwayat persalinan meliputi: Tua kehamilan, cara persalinan, penolong, tempat bersalin, apakah ada kesulitan dalam persalinan anak lahir atau mati, berat badan anak waktu lahir, panjang waktu lahirRiwayat nifas meliputi: Keadaan lochea, apakah ada pendarahan, ASI cukup atau tidak dan kondisi ibu saat nifas, tinggi fundus uteri, kontraksi, dan adanya infeksi.

Riwayat Kehamilan sekarangHamil muda, keluhan selama hamil mudaHamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan, tinggi badan, suhu, nadi, pernafasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi akibat mual, keluhan lain. Riwayat antenatal care

Dimana tempat pelayanan, beberapa kali, perawatan serta pengobatannya yang didapat. Pada saat antenatalcare perlu diobservasi secara ketat juga kepatuhan ibu dalam menjalani diet, kadar gula darah dan perawatan yang diberikan.

Pemeriksaan FisikKeadaan umum : jika dalam keadaan hipoglikemi ibu bisa merasa lemah dan letihTD : ibu dengan DM perlu diobservasi tekanan darahnya karena komplikasi dari ibu dengan DM adalah preeklamsia dan eklamsia

Nadi : pada keadaan hiperlikemi biasanya nadi lemah dan cepat.Respirasi: pada keadaan hiperglikemi atau diabetik ketoasidosis biasanya RR meningkat dan napas bau ketonSuhu: tidak ada gangguan, tetapi biasanya kulit pasien lembab pada kondisi hipoglikemi.Berat badan : ibu dengan DM biasanya memiliki berat badan berlebih, dan terjadi peningkatan berat badan waktu hamil yang berlebih.Kepala : Tidak ada gangguan

Wajah: Pasien pada keadaan hipoglekmia biasanya terlihat pucat.Mata : Pada keadaan hipoglikemi pasien akan mengeluh pandangan kabur atau ganda dan pada keadaan hiperglikemi pasien akan mengeluh pandangan redup.Hidung: Pasien dengan hiperglikemia pernapasana cepat dan dangkal, napas bau keton.

Leher : Tidak ada gangguanDada / Thorak

Inspeksi : Biasanya pernafasan cepat dan dangkalPalpasi : Biasanya fremitus kiri dan kananPerkusi : Biasanya SonorAuskultasi : Biasanya vesicular

Jantung

Inspeksi : Biasanya ictus cordis tidak terlihatPalpasi : Biasanya ictus Cordis teraba di ruang inter costal

2 linea deksta sinistraPerkusi : Biasanya PekakAuskultasi : Biasanya irama jantung teratur

Perut / Abdomen

Inspeksi :Biasanya tidak acitesAuskultasi : Biasanya bising usus normal, berkisar antara

5-35 kali/menitPalpasi : Biasanya tidak teraba lien,hepar dan ginjal.Perkusi : Biasanya Tympani

Ekstremitas dan Kulit

Pada keadaan hipoglikemia pasien akan berkeringat dan kulit pasien lembab.Data Pola Kebiasaan Sehari-hari

Nutrisi

Biasanya pasien dengan DM mengeluh sering lapar dan haus.Eliminasi

BAK : pasien dengan DM memiliki gejala yaitu poliuri atau sering berkemih.BAB : biasanya tidak ada gangguan.Istirahat dan tidur

Gangguan pola tidur karena perubahan peran dan melaporkan kelelahan yang berlebihan.Pola personal Hygiene

Pola atau frekuensi mandi, menggosok gigi, keramas.Pola Aktivitas dan Latihan

Aktivitas yang berlebih pada keadaan hipoglikemi dapat menyebabkan rasa lapar meningkat, pusing, nyeri kepala, berkeringat, letih, lemah, pernapasan dangkal dan pandangan kabur. Jika ini terjadi maka ibu akan rentan terhapad cedera dan jika rasa lapar berlebih ini akan menyebabkan ketidakpatuhan diet ibu.3. Diagnosa KeperawatanSetelah dilakukan pengkajian, data-data yang didapatkan dalam pengkajian tersebut dianalisa dan dapat ditegakkan diagnose keperawatannya sesuai dengan masalah yang sedang dihadapi klien, maka, Kemungkinan diagnosa yang mungkin muncul pada klien dengan atresia ani yaitu :Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmoticKetidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna makananKeletihan berhubungan dengan status penyakit, kehamilan Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan, ancaman pada status kesehatan

3. Intervensi KeperawatanNoDiagnosaNocNic 1.Kekuranga volume cairan berhubungan dengan diuresis osmoticFluide balance, HydrationKk fluide management :M Pertahankan intake dan output yang Adekuat Monitor status hidrasi (kelembapan membrane mukosa, nadi adekuat) Monitor vital sign Kolaborasikan pemberian cairan IV2Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan

Nutritional Status : Food and fluid intake dan Nutritional status : Nutrien Intake

Nutrition Management Anjurkan pasien untuk meningkatkan asupan protein dan vitamin C.

Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi. Ajarkan pasien untuk membuat catatan makanan harian. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.

Nutrition Monitoring Monitor lingkungan selama makan. Monitor mual dan muntah. Monitor kadar albumin, total protein, Hb dan kadar Ht.

3Keletihan berhubungan dengan status penyakit, kehamilan

Energy conservation dan Nutritional status : EnergyEnergy Management Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat.

Bantu aktivitas sehari-hari sesuai dengan kebutuhan pasien.

Tingkatkan tirah baring dan pembatasan aktivitas (tingkatkan oeriode istirahat) Konsultasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan makanan yang berenergi tinggi (selain karbohidrat) sesuai dengan kebutuhan pasien

4.Implemetasi Keperawatan Implementasi merupakan langkah keempat dalam tahap proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi kesehatan (tindakan keperawatan) yang telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan.5.Evaluasi Keperawatan Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak.

BAB IIIPENUTUP

Kesimpulan

Diabetes Mellitus (DM) adalah kelainan metabolisme karbohidrat, di mana glukosa darah tidak dapat digunakan dengan baik, sehingga menyebabkan keadaan hiperglikemia. DM merupakan kelainan endokrin yang terbanyak dijumpai. Yang paling sering terjadi yaitu: diabetes mellitus yang diketahui sewaktu hamil yang disebut DM gestasional dan DM yang telah terjadi sebelum hamil yang dinamakan DM pragstasi. Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan toleransi glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak.Saran

Dengan adanya proposal ini diharapkan bertambahnya wawasan bagi para pembaca, dan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan diabetes pada kehamilan.

29

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, lowdermik, dan Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGCManuaba, Ida Bagus Gede dan I N Chandranita Manuaba. 2007. Pemgantar Kuliah Obstetri. \ Jakarta: EGC1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGCPurwaningsih, Wahyu dan Siti Fatmawati. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jogjakarta : Nuha MedikaMansjoer, Arief, dkk. 2000.Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1.Jakarta : Media Aesculapius FKUI. NANDA International. 2012.Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2012-2014,Editor; Barrarah Barid, dkk. Jakarta: EGC. N urarif, Amin Huda & Hardi Kusuma.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC Jilid 1 & 2.Yogyakarta : Mediaction Publishing.Smeltzer, S. dan Bare, B. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8; Volume 1.Jakarta: EGC.

MAKALAH SISTEM REPRODUKSI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIABETES MELITUS PADA KEHAMILAN

DOSEN PEMBIMBING : Ns.

KELOMPOK 6

NINIT YULISTIERI NOVIRAASTIKA RAHMA LUSISUSMIATI

PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN PROGRAM BSTIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal Sistem Pencernaan dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diabetes Melitus pada Kehamilan Penyusunan proposal ini tidak banyak mendapatkan kesulitan, maka dari itu penulis dapat meyelesaikannya dalam waktu yang tepat.Mudah-mudahan semua bimbingan, petunjuk dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis dapat diterima sebagai suatu amal baik dan mendapatkan balasan dari ALLAH SWT.Penulis menyadari bahwa proposal ini masih belum sempurna dan bayak kekurangannya. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar penulis dapat menghasilkan proposal yang lebih baik. Permohonan maaf penulis ucapkan jika ada kesalahan dalam penulisan proposal ini. Semoga proposal ini dapat berguna bagi mahasiswa, para dosen dan pembaca lainnya.

Padang, Januari 2015

Penulis