Kelainan Skrotum Tutor Uro
-
Upload
zahraafriliani -
Category
Documents
-
view
71 -
download
4
description
Transcript of Kelainan Skrotum Tutor Uro
Kelainan skrotum Afriliani Zahra
03010036FK TRISAKTIRSUD KOTA
BEKASI
Anatomi Skrotum
Testis Maldesensus
Testis tidak berada didalam kantong skrotum Etiologi : kelainan pada gubernakulum testis,
kelainan intrinsik testis atau defisiensi hormon gonadotropin
Kriptorkismus Testis ektopik Anamnesis :
Bayi : tidak dijumpai testis pada kantong skrotum
Dewasa : infertilitas, benjolan perut bawah
Pemeriksaan fisik : Inspeksi : hipoplasia kulit skrotum Palpasi : testis tidak teraba di kantung skrotum,
melainkan di tempat lain Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan
hormonal, flebografi selektif, diagnostik laparoskopi
Diagnosis banding : testis retraktil, anorkismus
Terapi : Terapi hormonal Orkidopeksi
Torsio Testis Terpuntirnya funikulus spermatikus sehingga
terjadi gangguan aliran darah pada testis Anamnesis : nyeri hebat daerah skrotum,
mendadak, pembengkakan testis, nyeri menjalar ke inguinal atau perut bawah, tidak ada demam
Pemeriksaan fisik : testis membengkak, letaknya lebih tinggi dan lebih horizontal, teraba adanya lilitan atau penebalan funikulus spermatikus
Pemeriksaan penunjang : tidak ada leukosituria, tidak ada leukositosis, kecuali pada torsio yang sudah lama, stetoskop doppler, USG doppler, sintigrafi testis
Diagnosis banding : orchitis, epididimitis akut, hernia skrotalis, hidrokel terinfeksi, tumor testis, edema skrotum
Terapi Detorsi manual Operasi orkidopeksi (viable) atau orkidektomi
(nekrosis)
Orchitis Reaksi inflamasi akut dari testis terhadap infeksi,
sebagian besar berhubungan dengan infeksi virus gondong, namun virus dan bakteri lain dapat menyebabkan orchitis.
Faktor resiko : kateter uretra, refluks urine terinfeksi Anamnesis : nyeri pada testis dan pembengkakan,
mialgia, lelah, demam, menggigil, mual, sakit kepala, riwayat gondongan
Pemeriksaan fisik : pembesaran testis dan skrotum, erythematous kulit skrotum dan lebih hangat, pembengkakan KGB inguinal
Penatalaksanaan : Suportif : bedrest, analgesik, elevasi skrotum Antibiotik
Epididimitis Reaksi inflamasi yang terjadi pada epididimis karena
bakteri Anamnesis : nyeri mendadak pada daerah skrotum,
kadang hingga ke pinggang, bengkak, demam, malaise, duh uretra, frekuensi dan urgensi miksi, rasa panas dan perih saat miksi
Pemeriksaan fisik : pembengkakan hemiskrotum, pada palpasi sulit untuk memisahkan epididimis dan testis, jika dilakukan elevasi testis nyeri berkurang
Pemeriksaan penunjang : proses inflamasi pada pemeriksaan urine dan darah, peningkatan aliran darah di daerah epididimis pada pemeriksaan USG doppler dan stetoskop doppler
Terapi : antibiotika sesuai kuman penyebab
Hidrokel Penumpukan cairan yang berlebihan di
antara lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis
Etiologi pada bayi baru lahir adalah belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis atau belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum
Etiologi pada dewasa dapat terjadi secara primer (idiopatik) maupun sekunder (tumor, infeksi, trauma pada testis atau epididimis)
Keluhan : benjolan di kantung skrotum yang tidak nyeri
Pemeriksaan fisik : benjolan di kantung skrotum dengan konsistensi kistus, transluminasi (+)
Pemeriksaan penunjang : USG Tipe hidrokel
Hidrokel testis Hidrokel funikulus Hidrokel komunikan
Kantong hidrokel mengelilingi testis
Kantong hidrokel berada di funikulus
Terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga peritonium
Testis tidak teraba Testis dapat teraba Kantong hidrokel terpisah dari testis
Besar kantong hidrokel tidak berubah
Besar kantong hidrokel tidak berubah
Besar kantong hidrokel berubah
Penatalaksanaan : Aspirasi dan operasi Hidrokel kongenital : pendekatan inguinal
(sering diserertai hernia inguinalis sekaligus herniorapi)
Hidrokel testis dewasa : pendekatan skrotal eksisi dan marsupialisasi kantong hidrokel dengan cara Winkelman atau plikasi kantong hidrokel dengan cara Lord)
Hidrokel funikulus : ekstirpasi hidrokel secara in toto
Varikokel Dilatasi abnormal vena pada pleksus
pampiniformis akibat gangguan aliran darah balik vena spermatikus interna
Gangguan spermatogenesis infertilitas Anamnesis : belum punya anak, benjolan
diatas testis yang terasa nyeri Pemeriksaan fisik dilakukan dalam posisi
berdiri dan jika perlu melakukan manuver valsava terdapat bentukan seperti kumpulan cacing-cacing di dalam kantung yang berada di sebelah kranial testis
Derajat varikokel : Kecil : dapat dipalpasi setelah valsava manuver Sedang : dapat dipalpasi tanpa valsava manuver Besar : sudah dapat dilihat bentuknya
Pemeriksaan lainnya : Auskultasi dengan stetoskop doppler Orkidometer Analisis semen
Terapi : Ligasi tinggi vena spermatika interna secara
Palomo melalui bedah terbuka atau laparoskopi Varikokelektomi cara Ivanisevich Secara perkutan dengan memasukkan bahan
sklerosing ke dalam vena spermatika interna
Abses Skrotum
Abses skrotum adalah kumpulan purulen pada ruang diantara tunika vaginalis parietalis dan viseralis yang berada mengelilingi testis
Abses skrotum terjadi apabila terdapat infeksi bakteri dalam skrotum yang tidak diobati, infeksi tersebut dapat berasal dari kandung kemih, uretra, prosat atau dari PMS (yang paling patogen Neisseria gonorrhea).
Pada umumnya merupakan komplikasi dari appendicitis, epididimitis, orchitis, abses pelvis, varikokel dan trauma
Asbes skrotum superfisial : infeksi pada folikel rambut ataupun luka bekas operasi pada skrotum
Abses intraskrotal : epididimitis bakteri, epididimitis tb, abses testis yag pecah melalui tunika albuginea, drainase usus buntu kedalam skrotum melalui prosesus vaginalis
Infeksi yang menyebabkan terkumpulnya cairan didalam tunika vaginalis. Akumulasi abses dapat mengganggu suplai darah ke testikular dan memperparah infeksi dan menimbulkan infark testikular sehingga terjadi ruptur tunika albugenia atau jika awal mula infeksi berada dalam abdomen maka penyebaran abses ke skrotum melalui prosesus vaginalis.
Anamnesis : riwayat epididimitis atau orchitis yang tidak diobati dengan adekuat, demam, nyeri skrotum, rasa panas pada skrotum, bengkak, gelaja yang berkaitan dengan etiologi ( ISK/PMS frekuensi, urgensi disuri, dll)
Pemeriksaan fisik : skrotum teraba lembut atau kenyal, bengkak, tidak keras, merah, fluktuan, pada palpasi juga digambarkan ukuran, karakteristik dan massa pada testis, transluminasi
Pemeriksaan penunjang : DPL, USG, CT-Scan
Penatalaksanaan : drainase, antibiotik, orkidoktomi,
Fournier Gangren
Fascitis nekrotikans pada daerah perineum perianal atau genital
Faktor resiko : ketidakmampuan menjaga kebersihan perineum , trauma, post operasi, imunodefisiensi
Proses nekrosis biasanya didapat dari infeksi anorektal, saluran urogenital atau kulit disekitar alat kelamin
Anorektal : perianal, abses perirektal, fisura ani, radang usus, divertikulitis kolon, dll
Urogenital : infeksi kelenjar bulbourethral, cedera uretra, cedera iatrogenik sekunder pada strikutur uretra, epididimis, orkitis, ISK
Dermatologi : supuratif hidradenitis, ulserasi karena tekanan skrotum dan trauma
Wanita : sepsis aborsi, abses kel. Bartholini, histerektomi, episiotomi
Anak : sirkumisisi, strangulasi hernia inguinalis, gigitan serangga, trauma, perirektal abses dan infeksi sistemik.
Kultur dari pasien fournier gangren adalah infeksi polimikroba dengan rata-rata 4 isolat perkasus. Escheria coli adalah aerob dominan dan Bacteroides adalah anaerob dominan.
Kedaruratan urologi onset sangat mendadak, cepat berkembang, bisa menjadi gangren yang luas dan menyebabkan septikemia
Infeksi lokal berdekatan dengan portal masuk adalah dasar terjadinya fournier gangren.
Infeksi fasia perineum (fasia colles) dapat menyebar ke penis dan skrotum melalui fasia buck dan dartos atau ke dinding perut anterior melalui fasia scarpa, atau sebaliknya.
Bakteri penyebab infeksi akan menghasilkan enzim atau toksin yang akan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk perkembangan mikroba lainnya.
Mikroorganisme dapat menghasilkan enzim yang diperlukan untuk menyebabkan koagulasi pembuluh darah, trombosis pembuluh darah ini dapat mengurangi suplai darah lokal dan dengan demikian suplai oksigen ke jaringan menjadi berkurang. Hipoksia jaringan memungkinkan pertumbuhan bakteri anaerob. Mikroorganisme lainnya dapat menghasilkan enzim yang menyebabkan kerusakan dari fasia sehaingga memicu perluasan infeksi.
Manifestasi klinis : Anamnesis : sakit dan nyeri tekan pada alat
kelamin, bengkak, kemerahan, gatal, gejala prodromal demam dan letargi yang muncul dalam 2-7 hari
Inspeksi : gangren pada alat kelamin disertai drainase purulen dari luka, ulkus, eritema, edema, sianosis,
Palpasi : subkutan krepitasi, nyeri lokal, indurasi
Colok dubur Bau amis akibat gas dari bakteri anaerob dan
Clostridium Pemeriksaan penunjang : DPL, foto polos, CT-
Scan, USG, histopatologis
Penatalaksanaan : Terapi konservatif : memperbaiki keadaan umum,
pemberian antibiotik, debridement Pembedahan diperlukan untuk diagnosis definitif
dan eksisi jaringan nekrotik Oksigen hiperbarik
Komplikasi : Ereksi yang menyakitkan, disfungsi ereksi Infertilitas Karsinoma sel skuamosa pada jaringan parut Imobilisasi dengan kontraktur yang lama Perubahan sekunder pada ubuh karena gangguan
depresi dismorfik Lymphodema dari kaki sekunder untuk
debridement panggul yang seanjutnya thrombophlebitis
Terimakasih