kebutuhan oksigenasi
-
Upload
agung-rudianzyah -
Category
Documents
-
view
67 -
download
1
description
Transcript of kebutuhan oksigenasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pentingnya proses oksigensasi dalam tubuh memang sangat berpengaruh sekali
dalam proses sirkulasi di dalam tubuh. Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan
oksigen (O2). Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang
digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya,
dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila lebih dari 4 menit orang tidak
mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat
diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal.
B. Tujuan
Tujuan umum penyusunan makalah ini adalah agar mahasiswa mengetahui tentang
pengkajian keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen.
C. Sistematika Penulisan
a. Cover
b. Kata Pengantar
c. Daftar Isi
d. BAB I Pendahuluan
e. BAB II Pembahasan
f. BAB III Penutup & Kesimpulan
g. Daftar Pustaka
Kebutuhan Oksigenasi 1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kebutuhan Oksigenasi
Kebutuhan oksigenasi merupakan salah satu kebutuhan dasar pada manusia yaitu
kebutuhan fisiologis. Pemenuhuan kebutuhan oksigenasi ditujukan untuk menjaga
kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidupnya, dan melakukan aktivitas
bagi berbagai organ atau sel.
B. Sistem Tubuh yang Berperan Dalam Kebutuhan Oksigenasi
Saluran pernapasan bagian atas:
Hidung, proses oksigenasi diawali dengan masuknya udara melalui hidung.
Faring, merupakan pipa berotot yang terletak dari dasar tengkorak sampai dengan
esophagus.
Laring, merupakan saluran pernapasan setelah faring.
Epiglotis, merupakan katup tulang rawan yang bertugas menutup laring saat proses
menutup.
Saluran pernapasan bagian bawah.
Trakhea, merupakan kelanjutan dari laring sampai kira-kira ketinggian vertebrae torakalis
kelima.
Bronkhus, merupakan kelanjutan dari trakhea yang bercabang menjadi bronchus
kanan dan kiri.
Bronkiolus, merupakan saluran percabangan setelah bronchus.
Alveoli, merupakan kantung udara tempat terjadinya pertukaran oksigen dengan
karbondioksida.
C. Proses Oksigenasi
1. Ventilasi.
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau
dari alveoli ke atmosfer.
Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor :
Adanya konsentrasi oksigen di atmosfer.
Kebutuhan Oksigenasi 2
Adanya kondisi jalan napas yang baik.
Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru dalam melaksanakan
ekspansi atau kembang kempis.
2. Difusi
Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen dialveoli dengan kapiler paru dan
CO2 di kapiler dengan alveoli.
Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu :
Luasnya permukaan paru-paru
Tebal membran respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan
interstisial.
Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2.
Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan saling mengikat Hemoglobin.
3. Transportasi
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke jaringan tubuh
dan CO2 jaringan tubuh ke kaviler. Transportasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa
factor :
Curah jantung (kardiak output).
Kondisi pembuluh darah.
Latihan (exercise).
Perbandingan sel darah dengan darah secara keseluruhan (hematokrit), serta
eritrosit dan kadar Hb.
D. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi
1. Saraf otonom
Rangsangan simpatis dan parasimpatis dari saraf otonom dapat mempengaruhi
kemampuan untuk dilatasi dan konstriksi. Hal ini dapat terlihat ketika terjadi rangsangan
baik oleh simpatis maupun parasimpatis.
2. Hormonal dan obat
Semua hormon termasuk derivat katekolamin yang dapat melebarkan saluran
pernapasan.
3. Alergi pada saluran napas
Banyak faktor yang menimbulkan keadaan alergi antara lain debu, bulu binatang, serbuk
benang sari bunga, kapuk, makanan dan lain-lain.
Kebutuhan Oksigenasi 3
4. Faktor perkembangan
Tahap perkembangan anak dapat mempengaruhi jumlah kebutuhan oksigenasi
karena usia organ di dalam tubuh seiring dengan usia perkembangan anak.
5. Faktor lingkungan
Kondisi lingkungan yang dapat memengaruhi kebutuhan oksigenasi, seperti faktor
alergi, ketinggian dan suhu. Kondisi-kondisi tersebut mempengaruhi kemampuan adaptasi.
6. Faktor perilaku
Perilaku yang dimaksud diantaranya adalah perilaku dalam mengkonsumsi
makanan (status nutrisi), aktivitas yang dapat meningkatkan kebutuhan oksigenasi,
merokok dan lain-lain.
E. Jenis Pernapasan
1. Pernapasan Eksternal
Pernapasan eksternal merupakan proses masuknya O2 dan keluarnya CO2 dari
tubuh, sering disebut sebagai pernapasan biasa. Proses pernapasan ini dimulai dari
masuknya oksigen melalui hidung dan mulut pada waktu bernapas, kemudian oksigen
masuk melalui trakea dan pipa bronchial ke alveoli, lalu oksigen akan menembus
membran yang akan diikat oleh Hb sel darah merah dan dibawa ke jantung. Setelah itu, sel
darah merah dipompa oleh arteri ke seluruh tubuh untuk kemudian meninggalkan paru
dengan tekanan oksigen 100 mmHg.
2. Pernapasan Internal
Pernapasan internal merupakan proses terjadinya pertukaran gas antar sel jaringan
dengan cairan sekitarnya yang sering melibatkan proses perpusi.
F. Pengukuran Fungsi Paru
Paru-paru adalah salah satu organ pada sistem pernapasan yang berfungsi sebagai
tempat bertukarnya oksigen dari udara yang menggantikan karbondioksida di dalam darah.
Arti sistem pernafasan sendiri merupakan sistem yang memiliki fungsi untuk mengambil
oksigen, menyediakan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida ke luar tubuh. Terdiri
dari hidung, faring, laring, trakea / trakhea, bronki dan paru-paru.
Proses ini dinamakan sebagai respirasi dengan menggunakan bantuan haemoglobin
sebagai pengikat oksigen. Setelah O2 didalam darah diikat oleh hemoglobin, selanjutnya
dialirkan ke seluruh tubuh.
Kebutuhan Oksigenasi 4
Fungsi paru paru adalah menukar oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari
darahdan mengalirkannya keseluruh organ tubuh yang lain. Prosesnya disebut “pernapasan
eksternal” atau bernapas. .
Paru-paru juga memiliki fungsi nonrespirasi yang artinya Paru-paru berfungsi
dalam mengatur pernafasan dan membantu jantung dalam mengatur fungsinya. Keadaan
kulit dan bulu mencerminkan kuat dan lemahnya fungsi paru-paru.
Paru-Paru terletak di rongga dada dan diatas diafragma, dilindungi oleh tulang
dada dan tulang rusuk. Paru-paru berfungsi untuk mengambil oksigen dari udara melalui
proses pernafasan. Bila dijelaskan secara singkat, cara kerja paru-paru adalah bila kedua
paru-paru mengembang, maka itu berarti oksigen masuk ke paru-paru dan bila kedua paru-
paru mengempis, maka itu berarti karbondiaoksida keluar dari paru-paru.
G. Masalah Kebutuhan Oksigenasi
1. Hipoksia
Hipoksia merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen
dalam tubuh akibat defisiensi oksigen atau peningkatan penggunaan oksigen di sel,
sehingga dapat memunculkan tanda seperti kulit kebiruan (sianosis).
2. Perubahan Pola Pernapasan
1) Takipnea, merupakan pernapasan dengan frekuensi lebih dari 24 kali per menit.
Proses ini terjadi karena paru-paru dalam keadaan atelektaksis atau terjadi emboli.
2) Bradipnea, merupakan pola pernapasan yang lambat abnormal, ±10 kali per menit.
Pola ini dapat ditemukan dalam keadaan peningkatan tekanan intracranial yang di
sertai narkotik atau sedatif.
3) Hiperventilasi, merupakan cara tubuh mengkompensasi metabolisme tubuh yang
melampau tinggi dengan pernapasan lebih cepat dan dalam, sehingga terjadi
peningkatan jumlah oksigen dalam paru-paru. Proses ini ditandai adanya
peningkatan denyut nadi, napas pendek, adanya nyeri dada, menurunnya
konsentrasi CO2 dan lain-lain.
4) Kussmaul, merupakan pola pernapasan cepat dan dangkal yang dapat ditemukan
pada orang dalam keadaan asidosis metabolik.
Kebutuhan Oksigenasi 5
5) Hipoventilasi, merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan karbondioksida
dengan cukup pada saat ventilasi alveolar, serta tidak cukupnya jumlah udara yang
memasuki alveoli dalam penggunaan oksigen.
6) Dispnea, merupakan sesak dan berat saat pernapasan. Hal ini dapat disebabkan oleh
perubahan kadar gas dalam darah/jaringan, kerja berat/berlebuhan, dan pengaruh
psikis.
7) Ortopnea, merupakan kesulitan bernapas kecuali pada posisi duduk atau berdiri
dan pola ini sering ditemukan pada seseorang yang mengalami kongesif paru-paru.
8) Cheyne stokes, merupakan siklus pernapasan yang amplitudonya mula-mula naik
kemudian menurun dan berhenti, lalu pernapasan dimulai lagi dari siklus baru.
Periode apnea berulang secara teratur.
9) Pernapasan paradoksial, merupakan pernapasan dimana dinding paru-paru
bergerak berlawanan arah dari keadaan normal. Sering ditemukan pada keadaan
atelektasis.
10) Biot, merupakan pernapasan dengan irama yang mirip dengan cheyne stokes, akan
tetapi amplitudonya tidak teratur.
11) Stridor, merupakan pernapasan bising yang terjadi karena penyempitan pada
saluran pernapasan. Pada umumnya ditemukan pada kasus spasme trachea atau
obstruksi laring.
3. Obstruksi jalan napas
Obstruksi jalan napas merupakan suatu kondisi pada induvidu dengan pernapasan
yang mengalami ancaman, terkait dengan ketidak mampuan batuk secara efektif. Hal ini
dapat disebabkan oleh sekret yang kental atau berlebihan akibat penyakit infeksi,
immobilisasi, statis sekresi, serta batuk tidak efektif karena penyakit persarafan seperti
cerebro vascular accident (CVA), akibat efek pengobatan sedative, dan lain-lain.
4. Pertukaran gas
Pertukaran gas merupakan suatu kondisi pada individu yang mengalami penurunan
gas, baik oksigen maupun karbondioksida, antar alveoli paru-paru dan sistem vaskular.
Hal ini dapat disebabkan oleh sekret yang kental atau immobilisasi akibat sistem saraf;
depresi susunan saraf pusat; atau penyakit radang pada paru-paru.
Terjadinya gangguan dalam pertukaran gas ini menunjukkan bahwa penurunan
kapasitas difusi dapat menyebabkan pengangkutan O2 dari paru-paru ke jaringan
terganggu, anemia dengan segala macam bentuknya, keracunan CO2, dan terganggunya
aliran darah. Penurunan kapasitas difusi tersebut antara lain disebabkan oleh menurunnya
Kebutuhan Oksigenasi 6
luas permukaan difusi, menebalnya membran alveolar kapiler, dan rasio ventilasi perfusi
yang tidak baik.
H. Proses Keperawatan pada Masalah Kebutuhan Oksigenasi
Pengkajian
Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST)
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh klien pada
saat perawat mengkaji, dan pengkajian tentang riwayat keluhan utama seharusnya
mengandung unsur PQRST (Paliatif/Provokatif, Quality, Regio, Skala, dan Time).
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada pasien dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi diantaranya adalah :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Pola napas tidak efektif
3. Gangguan pertukaran gas
4. Penurunan kardiak output
5. Rasa berduka
6. Koping tidak efektif
7. Perubahan rasa nyaman
8. Potensial/resiko infeksi
9. Interaksi sosial terganggu
10. Intoleransi aktifitas, dll sesuai respon klien
Rencana Keperawatan
1) Mempertahankan terbukanya jalan napas
2) Mobilisasi sekresi paru
3) Mempertahankan dan meningkatkan pengembangan paru
4) Mengurangi / mengoreksi hipoksia dan kompensasi tubuh akibat hipoksia
5) Meningkatkan transportasi gas dan Cardiak Output
Implementasi
Kebutuhan Oksigenasi 7
Implementasi keperawatan sesuai dengan intervensi dan evaluasi dilakukan sesuai
tujuan dan kriteria termasuk di dalamnya evaluasi proses.
I. Tindakan Keperawatan
1. Latihan napas
Latihan napas merupakan cara bernapas untuk memperbaiki ventilasi alveoli atau
memelihara pertukaran gas, mencegah atelektaksis, meningkatkan efisiensi batuk, dan
dapat mengurangi stress.
Prosedur Kerja :
Cuci tangan
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
Atur posisi (duduk atau terlentang)
Anjurkan untuk mulai latihan dengan cara menarik napas terlebih dahulu melalui
hidung dengan mulut tertutup.
Kemudian anjurkan pasien untuk menahan napas sekitar 1-1,5 detik dan disusul
dengan menghembuskan napas melalui bibir dengan bentuk mulut seperti orang
meniup.
Catat respon yang terjadi
Cuci tangan
2. Latihan batuk efektif
Latihan batuk efektif merupakan cara melatih pasien yang tidak memiliki
kemampuan batuk secara efektif untuk membersihkan jalan napas (laring, trachea, dan
bronkhiolus) dari sekret atau benda asing.
Prosedur Kerja :
Cuci tangan.
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
Atur posisi dengan duduk di tepi tempat tidur dan membungkuk ke depan.
Anjurkan untuk menarik napas, secara pelan dan dalam, dengan menggunakan
pernapasan diafragma.
Setelah itu tahan napas selama ± 2 detik.
Batukkan 2 kali dengan mulut terbuka. Tarik napas dengan ringan.
Istirahat.
Kebutuhan Oksigenasi 8
Catat respons yang terjadi.
Cuci tangan.
3. Pemberian oksigen
Pemberian oksigen merupakan tindakan memberikan oksigen ke dalam paru-paru
melalui saluran pernapasan dengan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada pasien
dapat melalui tiga cara yaitu melalui kanula, nasal, dan masker. Pemberian oksigen
tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia.
Persiapan Alat dan Bahan :
Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter dan humidifier.
Nasal kateter, kanula, atau masker.
Vaselin,/lubrikan atau pelumas ( jelly).
Prosedur Kerja :
Cuci tangan
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
Cek flowmeter dan humidifier
Hidupkan tabung oksigen
Atur posisi semifowler atau posisi yang telah disesuaikan dengan kondisi pasien.
Berikan oksigen melalui kanula atau masker.
Apabila menggunakan kateter, ukur dulu jarak hidung dengan telinga, setelah itu
berikan lubrikan dan masukkan.
Catat pemberian dan lakukan observasi.
Cuci tangan
4. Fisioterapi dada
Fisioterapi dada merupakan tindakan melakukan postural drainage, clapping, dan
vibrating pada pasien dengan gangguan sistem pernapasan untuk meningkatkan efisiensi
pola pernapasan dan membersihkan jalan napas.
Persiapan Alat dan Bahan :
Pot sputum berisi desinfektan
Kertas tisu
Dua balok tempat tidur (untuk postural drainage)
Satu bantal (untuk postural drainage)
Prosedur Kerja :
Kebutuhan Oksigenasi 9
Postural drainage
Cuci tangan
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan
Miringkan psien ke kiri (untuk membersihkan bagian paru-paru kanan)
Miringkan pasien ke kanan (untuk membersihkan bagian paru-paru kiri)
Miringkan pasien ke kiri dengan tubuh bagian belakang kanan disokong satu
bantal (untuk membersihkan bagian lobus tengah)
Lakukan postural drainage ± 10-15 menit
Observasi tanda vital selama prosedur
Setelah pelaksanaan postural drainage, dilakukan clapping, vibrating, dan suction.
Lakukan hingga lendir bersih
Catat respon yang terjadi
Cuci tangan
Clapping
Cuci tangan
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan
Atur posisi pasien sesuai dengan kodisinya
Lakukan clapping dengan cara kedua tangan perawat menepuk punggung pasien
secara bergantian hingga ada rangsangan batuk.
Bila pasien sudah batuk, berhenti sebentar dan anjurkan untuk menampung
sputum pada pot sputum.
Lakukan hingga lendir bersih.
Catat respon yang terjadi.
Cuci tangan.
Vibrating
Cuci tangan.
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan.
Atur posisi pasien sesuai dengan kondisinya
Lakukan vibrating dengan menganjurkan pasien untuk menarik napas dalam dan
meminta pasien untuk mengularkan napas perlahan-lahan. Untuk itu, letakkan
kedua tangan di atas bagian samping depan dari cekungan iga dan getarkan secara
perlahan-lahan. Hal tersebut dilakukan secara berkali-kali hingga pasien
ingin batuk dan mengeluarkan sputum.
Kebutuhan Oksigenasi 10
Bila pasien sudah batuk, berhenti sebentar dan anjurkan untuk menampung
sputum di pot sputum.
Lakukan hingga lendir bersih
Catat respon yang terjadi
Cuci tangan
5. Pengisapan lendir
Pengisapan lendir (suction) merupakan tindakan pada pasien yang tidak mampu
mengeluarkan sekret atau lendir secara sendiri. Tindakan tersebut dilakukan untuk
membersihkan jalan napas dan memenuhi kebutuhan oksegenasi.
Persiapan Alat dan Bahan :
Alat pengisap lendir dengan botol yang berisi larutan desinfektan
Kateter pengisap lendir
Pinset steril
Dua kom berisi larutan akuades/NaCl 0,9% dan larutan desinfektan
Kasa steril
Kertas tisu
Prosedur Kerja :
Cuci tangan
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan.
Atur pasien dalam posisi terlentang dan kepala miring ke arah perawat
Gunakan sarung tangan
Hubungakan kateter penghisap dengan selang penghisap
Hidupkan mesin penghisap
Lakukan penghisapan lendir dengan memasukan kateter pengisap ke dalam kom
berisi akuades atau NaCl 0,9% untuk mencegah trauma mukosa.
Masukkan kateter pengisap dalam keadaan tidak mengisap
Tarik lendir dengan memutar kateter pengisap sekitar 3-5 detik
Bilas kateter dengan akuades atau NaCl 0,9%
Lakukan hingga lendir bersih
Catat respon yang terjadi
Cuci tangan
Kebutuhan Oksigenasi 11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang di gunakan untuk
kelangsungan metabolism sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ
atau sel.
Adapun proses oksigenasi diantaranya transportasi, ventilasi, difusi.
B. Saran
Diharapkan perawat serta tenaga kesehatan lainnya mampu memahami dan
mendalami Kebutuhan fisiologis oksigenasi yang merupakan kebutuhan dasar manusia
yang sangat mendasar
Kebutuhan Oksigenasi 12
DAFTAR PUSTAKA
Allen, CarolVestal, (1998), Memahami Proses Keperawatan Dengan Pendekatan Latihan,
EGC, Jakarta.
A.Aziz Alimul H. (2006) Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Salemba Medika. Jakarta.
Greven, Ruth, (1999), Fundamental Of Nursing: Human Health and Function. EGC
Jakarta.
Potter & Perry (2006).Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
http://makalahcentre.blogspot.com/2010/11/makalah-oksigenasi-kebutuhan-dasar.html
http://obatherbalradangparuparu.com/65/fungsi-organ-paru-paru.html
http://athearobiansyah.blogspot.com/2008/03/asuhan-keperawatan-kebutuhan-
oksigenasi.html
Kebutuhan Oksigenasi 13