jurnal oksigenasi

download jurnal oksigenasi

of 14

  • date post

    08-Feb-2018
  • Category

    Documents

  • view

    249
  • download

    2

Transcript of jurnal oksigenasi

  • 7/22/2019 jurnal oksigenasi

    1/14

    8

    Pengaruh Pemberian Bronkodilator (Ventolin) secaraInhalasi terhadap Tingkat Reversibilitas Faal Paru

    Penderita Asma Bronkiale

    Slamet Santosa*, Adhytiya Dwipa R. Teguh**, Jahja Teguh Widjaja***

    * Bagian Biokimia, Fakultas Kedokteran, UK. Maranatha, Bandung** Mahasiswa Semester VIII Fakultas Kedokteran, UK. Maranatha, Bandung*** Bagian Penyakit Dalam (Pulmonologi), Fakultas Kedokteran, UK.

    Maranatha,Bandung

    AbstrakAsma merupakan masalah kesehatan yang serius. Asma dapat menjadi beban bukan

    hanya dari segi perawatan kesehatan saja tetapi juga berkurangnya produktifitas danpartisipasi dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu perlu dilakukanberbagai upaya medis yang bersifat edukatif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar Ventolin inhaler(=Salbutamol) dapat memperbaiki reversibilitas faal paru, yang merupakan karakteristik asma.

    Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental (uji klinis) semu, komparatif denganrancangan pra dan pos tes pada 20 orang sukarelawan penderita asma bronkiale yangmemenuhi kriteria penelitian dan dipilih berdasarkan kedatangan setelah diberi informed-consent sebelumnya. Setiap subyek penelitian diukur nilai arus puncak ekspirasi (APE)-nyasebelum dan sesudah pemberian Ventolin inhaler. Analisis data dilakukan secara statistikdengan mencari nilai rata-rata perubahan APE dan kemudian diuji kemaknaannya dengan uji

    tyang berpasangan (=0,01).Hasil dari penelitian ini adalah didapatkan nilai rata-rata peningkatan APE predicted

    setelah pemberian Ventolin inhaler sebesar 23,52 % (p

  • 7/22/2019 jurnal oksigenasi

    2/14

    9

    Pengaruh Pemberian Bronkodilator (Ventolin) secara Inhalasi terhadapTingkat Reversibilitas Faal Paru Penderita Asma Bronkiale

    Slamet Santosa, Adhytiya Dwipa R. Teguh, Jahja Teguh Widjaja

    hadap berbagai rangsangan.(GINA, 2002)

    Patogenesis utama yangmendasari terjadinya seranganasma adalah terjadinya hiper-

    iritabilitas yang tidak spesifikdari percabangan saluran napas.Se-jumlah hipotesis dan postulattelah diajukan untuk menjelas-kan terjadinya peningkatanreaktivitas saluran napas padapenderita asma, tetapi mekanis-me dasar yang lengkap belumdiketahui. Umumnya para ahliberpendapat bahwa patogenesisasma adalah multi faktor. Hipo-

    tesis yang paling popular saatini adalah terjadinya inflamasisa-luran napas sebagaimekanisme dasar. Peningkatansel mast, sel epitel, neutrofil,eosinofil, dan limfosit telahditemukan pada bilasan bronkuspenderita asma bronkiale.Proses inflamasi pada salurannapas bersifat kronik, sekaliterjadi akan cenderung menetap

    dan akan mengalami fluktuasidari waktu ke waktu. Apabilaproses ini tidak terkon-trol danmengalami perburukan terus-menerus, maka akan terja-diperubahan pada dinding sa-luran napas yang dikenal seba-gai airway remodelling, dimanapada keadaan ini kemampuanreversibilitas konstriksi salurannapas yang menjadi ciri khas

    serangan asma menjadi semakinberkurang dan akhirnya menjadiirreversibel. Stimuli yang berhu-bungan dengan peningkatan res-pon saluran napas dan mence-

    tuskan serangan akut asma,dapat dibagi dalam 7 kategoribesar, yaitu : alergen, zat-zatfarmakologi, lingkungan, peker-jaan, infeksi (terutama infeksivirus), aktivitas fisik (exercise-related), dan emosi. Stimuli inidapat terjadi sendiri-sendiri ataumerupakan gabungan. (McFadden, 1991)

    Tanda utama dari pato-

    fisiologi asma adalah terjadipengurangan diameter saluranpernapasan disebabkan olehkontraksi otot polos, edema daridinding bronkus, dan sekretyang kental dan banyak. Hasilakhirnya adalah peningkatantahanan saluran napas, penu-runan volume ekspirasi paksa(VEP), hiperinflasi paru dantoraks, peningkatan kerja napas,

    perubahan fungsi otot-otot per-napasan, perubahan elastic recoil,distribusi yang abnormal dariventilasi dan aliran darah paru,dan perubahan gas darah. Jadisekalipun asma adalah penyakitsaluran napas tetapi semua as-pek dari fungsi/faal paru men-jadi ikut terganggu pada waktuserangan. Hipoksia ditemukansecara universal pada semua

  • 7/22/2019 jurnal oksigenasi

    3/14

    10

    JKM.

    Vol. 4, No1, Juli 2004

    penderita asma yang sedangdalam serangan, tetapi kegagal-an ventilasi (ventilatory failure)tidak sering ditemukan, hanyasekitar 10-15% dari pasien yang

    diterapi. Secara klinis tidakselalu mudah untuk mendeteksiterjadinya hipoksia ini, karenatanda-tanda sianosis umumnyabaru muncul pada fase yanglebih lanjut, sehingga bahayadari hipoksia yang dapat me-ngancam jiwa sering tidak terde-teksi. Oleh karena itu dianjurkanpada setiap penderita yangsedang mengalami serangan

    akut untuk diberikan oksigen.(McFadden, 1991)Reversibilitas (yang me-

    rupakan karakteristik asma) da-pat dilihat melalui pengukuranfaal paru (arus puncak ekspirasi:APE atau VEP1) sebelum dansesudah pemberian obat bronko-dilator, misalnya dengan in-halasi 2 adrenergik agonis. JikaAPE atau VEP1 meningkat 15%atau lebih sesudah inhalasibronkodilator maka menunjuk-kan masih terdapat reversibilitassaluran napas. Variasi pada nilaiAPE yang lebih dari 20 % antaradua pengukuran ini menunjuk-kan pasien asma menggunakanbronkodilator, sedangkan padapenderita yang tidak mengguna-kan bronkodilator variasi nilai

    APE-nya antara 10 20%. Olah-

    raga berat seperti lari cepatdapat menurunkan nilai APE,dan pada penderita asma akanterjadi penurunan nilai APE 15% atau lebih besar setelah mela-

    kukan aktivitas ini. (GINA, 2002)

    SpirometerPemeriksaan faal paru

    yang lebih akurat dan lengkapadalah dengan spirometer, yaitudapat menentukan VolumeEkspirasi Paksa detik pertama(VEP1) dan rasio VEP1 terhadapKapasitas Vital Paksa (KVP),

    dan VEP1 ini merupakanukuran yang terbaik untukmenilai faal paru. Spirometerdapat membe-rikan gambarantentang faal paru secara baik,namun alat ini tidak praktis,terlalu mahal dan biasanyahanya terdapat di klinik ataurumah sakit.(www.olivija.com/peakflow,

    2003)

    Peak Flow MeterPeak flow meter adalah alat

    berupa tabung kecil, mudah di-bawa dan disertai ukuran meter-an. Alat ini berfungsi untuk me-ngukur arus puncak ekspirasi(APE), yaitu seberapa besar ke-

    kuatan seseorang untuk menge-

    http://www.olivija.com/peakflowhttp://www.olivija.com/peakflowhttp://www.olivija.com/peakflowhttp://www.olivija.com/peakflowhttp://www.olivija.com/peakflow
  • 7/22/2019 jurnal oksigenasi

    4/14

    11

    Pengaruh Pemberian Bronkodilator (Ventolin) secara Inhalasi terhadapTingkat Reversibilitas Faal Paru Penderita Asma Bronkiale

    Slamet Santosa, Adhytiya Dwipa R. Teguh, Jahja Teguh Widjaja

    luarkan udara dengan ekspirasimaksimal.

    Gambar 1. Volume dan kapasitas paru

    Keterangan : VC : vital capacity ; RV : residual volume ; IC : inspiratory capacityERV : expiratory residual volume ; FRC : forced residual capacityVT : tidal volume ; TLC : total lung capacity

    Gambar 2. Spirometer

    APE ini berkorelasidengan VEP1. (www.olivija.com/peakflow, 2003). Pemerik-

    saan ini agak kurang akuratdibandingkan spirometer, se-

    hingga lebih mempunyai arti bi-la digunakan secara serial. Va-riabilitas nilai APE sebesar 20%

    atau lebih antara pagi dan sorememiliki nilai diagnostik bagi

  • 7/22/2019 jurnal oksigenasi

    5/14

    12

    JKM.

    Vol. 4, No1, Juli 2004

    penyakit asma. (GINA, 2002)Peak flow meter ini tidak hanyadapat digunakan di rumah sakitmaupun di klinik saja, tetapidapat juga digunakan di rumahataupun di kantor untuk mem-

    bantu mendiagnosis asma danevaluasi respon terapi. Lebihlanjut peak flow meter dapatmemberikan peringatan lebihawal terhadap pasien jika terjadiperubahan pada fungsi sistempernapasan. APE ini memilikinilai yang dipengaruhi olehbeberapa faktor, yaitu tinggibadan, umur dan jenis kelamin.Seseorang dikatakan masihdalam batas skala normal, jikanilai APE-nya antara 80%-120%dari nilai yang seharusnya.(www.Olivija.com/peakflow,2003)

    Klasifikasi AsmaTimbulnya serangan as-

    ma sangat bervariasi, dapatintermiten, persisten ringan,persisten sedang, atau persisten

    berat. Serangan asma dapatringan, sedang, atau berat. Asmaberbeda untuk setiap orang dansetiap waktu. Sebagai contoh,asma sedang pada masa anak-anak dan ringan pada masadewasa, dapat menjadi berathanya selama beberapa musim.Beratnya asma dapat ditentukanmelalui penilaian terhadapgejala-gejala dan tanda-tanda

    klinis.Bagaimanapun, bila ha-

    nya dengan mengandalkan padagejala-gejala dan tanda klinissaja dapat menyesatkan, peme-riksaan sehingga diperlukan pe-meriksaan penunjang seperti pe-ngukuran APE untuk memberi-kan informasi tambahan yanglebih bernilai.

    Gambar 3. Peak Flow Meter

    http://www.olivija.com/peakflowhttp://www.olivija.com/peakflowhttp://www.olivija.com/peakflowhttp://www.olivija.com/peakflowhttp://www.olivija.com/peakflow
  • 7/22/2019 jurnal oksigenasi

    6/14

    13

    Pengaruh Pemberian Bronkodilator (Ventolin) secara Inhalasi terhadapTingkat Reversibilitas Faal Paru Penderita Asma Bronkiale

    Slamet Santosa, Adhytiya Dwipa R. Teguh, Jahja Teguh Widjaja

    Gambar 4. Arus Puncak Ekspirasi Rata-rata Pada Orang Dewasa

    Tabel 1. Klasifikasi Asma Berdasarkan Berat Penyakit (GINA, 2002)

    Derajat Gejala Gejala

    malam

    Peak F low Rate

    (PFR)Persisten berat Terus menerus

    Aktifitas fisikterbatas

    Sering 60%,prediksiVariabilitas >30%

    Persisten sedang Tiap hari >1 kaliseminggu

    >60% - 30%

    Persisten ringan 1 kali seminggu tapi2 kali sebulan 80%,prediksiVariabilitas 2030%

    Intermiten

  • 7/22/2019 jurnal oksigenasi

    7/14

    14

    JKM.

    Vol. 4, No1, Juli 2004

    AsimptomatikdenganPFR normaldiantara gejala

    Variabilitas

  • 7/22/2019 jurnal oksigenasi

    8/14

    15

    Pengaruh Pemberian Bronkodilator (Ventolin) secara Inhalasi terhadapTingkat Reversibilitas Faal Paru Penderita Asma Bronkiale

    Slamet Santosa, Adhytiya Dwipa R. Teguh, Jahja Teguh Widjaja

    Secara keseluruhan, efek sam-ping yang terjadi adalah tidakumum dan jarang didapat, dantimbul sebagai hasil dari terapiyang tidak berlanjut. Efek sam-ping yang mungkin terjadi anta-

    ra lain: vasodilatasi pembuluhdarah dengan reflek takikardi,iritabilitas, tremor, hiperaktifi-

    - Pria atau Wanita- Usia 10 60 tahun- Penderita asma bronkiale

    berdasarkan diagnosis klinik Kriteria eksklusi : Sedang

    dalam serangan asmaAlat-alat dan Bahan:1. Obat Ventolin inhaler pro-

    duksi Glaxo Wellcometas, gangguan gastrointestinal 2. Peak Flow Meter merk(mual dan muntah), bronkospas- Clement Clarke Internationalme paradoksimal, hipoksemiaparadoksimal,hipokalemi.(Rowley, 1996)

    Pada penelitian ini ingindiketahui apakah Ventolin in-

    haler dapat memperbaiki rever-sibilitas faal paru penderitaasma bronkiale, sehingga pada

    Ltd.3. Arloji merk Seiko

    Variabel perlakuan dalampenelitian ini adalah pemberianVentolin inhaler 4 puff, sedang-

    kan variabel responnya adalahNilai Arus Puncak Ekspirasi(APE) yang diukur sebelum dan

    akhirnya dapat meningkatkan 15 menit sesudah diberi Ven-keyakinan dalam memilih obatasma yang baik.

    Subyek Penelitian, Bahan danCara Kerja

    Penelitian ini bersifatprospektif eksperimental (uji

    tolin inhaler 4 puff.

    Cara kerja : SP melakukan exercise berupa

    senam aerobik selama 45menit.

    Sesudah exercise tersebutsegera diukur Arus Puncak

    klinis) semu, komparatif dengan Ekspirasinya dengan meng-memakai rancangan pra dan postes.

    Subyek penelitian terdiridari 20 orang penderita asmabronkiale yang berminat mengi-kuti penelitian secara sukareladan dipilih secara consecutive by

    gunakan Peak Flow Meter. Kemudian berikan Ventolin

    inhaler 4 puff. 15 menit kemudian ukur

    Arus Puncak Ekspirasinyaselama 3x berturut-turut de-ngan menggunakan Peak

    admission serta memenuhi kri- Flow Meter dan ambil nilai

    teria sebagai berikut : tertingginya. Kriteria inklusi :

  • 7/22/2019 jurnal oksigenasi

    9/14

    16

    JKM.

    Vol. 4, No1, Juli 2004

    Hitung persentase perubah-an nilai APE pre dan postVentolin inhaler.

    Analisis DataStatistik yang diukur ada-

    lah nilai rata-rata (mean) danstandar deviasi (SD) dari nilaiAPE sebelum dan sesudah pem-berian Ventolin inhaler serta

    sama atau lebih rendahdaripada nilai APEsebelum mema-kaiVentolin inhaler.

    H1 : Nilai Arus PuncakEkspirasi (APE) setelah

    memakai Ventolin inhalerlebih tinggi daripada nilaiAPE sebelum memakaiVento-lin inhaler.

    Kriteria uji : tolak H0 bila t

    rata-rata persentase perubahannilai APE pre dan post Ventolin

    inhaler. Statistik uji perbedaandua nilai rata-rata dengan me-

    hitung t tabeldalam hal lainnya.

    dan terima

    makai uji t yang berpasanganpada = 0,01.

    Hipotesis Penelitian :Pemberian Ventolin in-

    haler akan memperbaiki reversi-bilitas faal paru penderita asmabronkiale melalui peningkatannilai arus puncak ekspirasi(APE)

    Hipotesis Statistik :H0 : Nilai Arus Puncak

    Ekspirasi (APE) setelahmemakai Ventolin inhaler

    Hasil Percobaan danPembahasan1. Karakteristik Subyek Peneli-

    tianKarakteristik Subyek Peneli-

    tian ditinjau dari gender danpembagian usia tampak padatabel 2.

    Terlihat bahwa sebagianbesar subyek penelitian adalah

    perempuan (95%) dan terutamaberusia 40 - 49 tahun (45%).

    Tabel 2. Usia dan Gender Subyek Penelitian

    Usia Lakilaki Perempuan( n = 1 ) ( n = 19 )

    - 1019 th - 1

    - 2029 th - 3

  • 7/22/2019 jurnal oksigenasi

    10/14

    17

    Pengaruh Pemberian Bronkodilator (Ventolin) secara Inhalasi terhadapTingkat Reversibilitas Faal Paru Penderita Asma Bronkiale

    Slamet Santosa, Adhytiya Dwipa R. Teguh, Jahja Teguh Widjaja

    - 3039 th - 4

    - 4049 th 1 8

    - 5059 th - 3

    Tabel 3. Lama Menderita Asma

    -

    -

    -

    -

    Lama menderita asma

    < 1 th 1

    15 th 8

    610 th 2

    > 10 th 9

    Tabel 4. Frekuensi serangan asma

    -

    -

    -

    -

    Frekuensi serangan asma %

    Tiap hari 8 40

    Tidak tiap hari, > 1x/minggu 5 25

    23x/bulan 5 25

    1x dalam beberapa bulan 2 10

    Ditinjau dari lama men-derita asma, tampak karakter-istik subyek penelitian sepertipada tabel 3. Terlihat bahwasebagian besar subyek penelitiansudah menderita asma lebih dari1 tahun.

    Ditinjau dari frekuensi se-rangan asma, tampak karakter-istik subyek penelitian sepertipada tabel 4.

    Dari tabel 4 ternyata 40%subyek penelitian merupakan

    pendertia asma persisten sedangyang mengalami serangan asmasetiap hari dan hanya 10% su-byek penelitian yang frekuensiserangannya 1x dalam beberapabulan merupakan penderitaasma intermiten.

    Ditinjau dari faktor-faktorpencetus asma, tampak karak-teristik subyek penelitian sepertipada tabel 5

    Dari tabel 5 terlihat seba-gian besar subyek penelitian

  • 7/22/2019 jurnal oksigenasi

    11/14

  • 7/22/2019 jurnal oksigenasi

    12/14

    19

    Pengaruh Pemberian Bronkodilator (Ventolin) secara Inhalasi terhadapTingkat Reversibilitas Faal Paru Penderita Asma Bronkiale

    Slamet Santosa, Adhytiya Dwipa R. Teguh, Jahja Teguh Widjaja

    terdapat variasi nilai APE yang ma yang menggunakan bronko-lebih dari 20 % antara duapengukuran pada penderita as-

    dilator

    Tabel 7. Nilai Arus Puncak Ekspirasi SubyekPenelitianSebelum dan Sesudah Pemberian Bronkodilator

    SP Arus Puncak Ekspirasi(APE) predicted ( % )

    Perubahan nilai

    APE predicted ( % )

    Sebelum Sesudah123

    45

    67

    8

    9

    101112

    13

    14

    15

    161718

    1920

    64,2832,0067,37

    48,9854,35

    63,7450,53

    71,74

    25,53

    51,2823,4524,34

    30,61

    57,32

    64,93

    86,2874,7321,14

    53,1932,60

    83,3364,0084,21

    69,3973,91

    81,3180,00

    80,43

    42,55

    66,2451,1779,10

    59,18

    70,06

    80,09

    99,5694,5057,08

    74,4778,26

    + 19,05+ 32,00+ 16,84

    + 20,41+ 19,56

    + 17,57+ 29,47

    + 8,69

    + 17,02

    + 14,96+ 27,72+ 54,76

    + 28,57

    + 12,74

    + 15,16

    + 13,28+ 19,77+ 35,94

    + 21,28+ 45,66

    Rata-rata 49,92 73,44 + 23,52(Sd = 59,39165279)

    Uji StatistikDari hasil uji t yang

    berpasangan didapatkan pe-

    ningkatan nilai APE predicted se-besar 23,52 %, dimana :

    t hitung = 8,508794406t tabel 1% = 2,539Sehingga

    t hitung > t tabel tolak H0

  • 7/22/2019 jurnal oksigenasi

    13/14

    20

    JKM.

    Vol. 4, No1, Juli 2004

    Kesimpulan statistik : Nilai ArusPuncak Ekspirasi (APE) setelahmemakai Ventolin inhaler lebihtinggi daripada nilai APE sebe-lum memakai Ventolin inhaler.

    KesimpulanDari hasil penelitian da-

    pat disimpulkan bahwa Vento-lin inhaler dapat memperbaikireversibilitas faal paru penderita

    nilai APE sehingga dapatdigunakan un-tuk mengatasiserangan asma.

    Daftar PustakaAnonim. Peak Flow. 2003 (cited 2 Mei

    2003); 1:(12 screens). Availablefrom:www.Olivija.com/peakflow

    Anonim. Salbutamol: Pharmacology. 2003(cited 2 Mei 2003); 1:(1 screens).Available from:www.infomed.org/100drugs/salp har.html

    asma bronkiale yang menjadisubyek penelitian melalui pe-ningkatan nilai arus puncak eks-

    Global Initiative for Asthma (GINA).2002. Asthma Management andPrevention. National Institutes ofHealth Publication. 1, 6-10.

    pirasi (APE), yaitu didapatkan

    peningkatan rata-rata nilai APEpredicted sebesar 23,52 %.

    McFadden, E.R., Jr. 1991. Asthma inDisorders The Respiratory System.Harrsions Principles of InternalMedicine. Edisi 12. McGraw-Hill,Inc., New York. 1047-1053.

    SaranBronkodilator inhaler be-

    Rowley, S., Asher, I., Cooper, D.Salbutamol. 1996 (cited 2 Mei 2003);2:(2 screens). Available from:

    ta 2 agonis (Ventolin inhaler)merupakan salah satu obat pili-han untuk memperbaiki rever-sibilitas faal paru karenaterbukti dapat meningkatkan

    http://www.adhb.govt.nz/newborn/DrugProtocols/Salbutamol Pharmacology.htm

    http://www.infomed.org/100drugs/salphar.htmlhttp://www.infomed.org/100drugs/salphar.htmlhttp://www.infomed.org/100drugs/salphar.htmlhttp://www.infomed.org/100drugs/salphar.htmlhttp://www.infomed.org/100drugs/salphar.htmlhttp://www.infomed.org/100drugs/salphar.htmlhttp://www.infomed.org/100drugs/salphar.htmlhttp://www.infomed.org/100drugs/salphar.htmlhttp://www.infomed.org/100drugs/salphar.htmlhttp://www.infomed.org/100drugs/salphar.htmlhttp://www.infomed.org/100drugs/salphar.htmlhttp://www.infomed.org/100drugs/salphttp://www.infomed.org/100drugs/salphttp://www.adhb.govt.nz/newborn/DrugProtocols/Salbutamol%20Pharmacology.htmhttp://www.adhb.govt.nz/newborn/DrugProtocols/Salbutamol%20Pharmacology.htmhttp://www.adhb.govt.nz/newborn/DrugProtocols/Salbutamol%20Pharmacology.htmhttp://www.adhb.govt.nz/newborn/DrugProtocols/Salbutamol%20Pharmacology.htmhttp://www.adhb.govt.nz/newborn/DrugProtocols/Salbutamol%20Pharmacology.htmhttp://www.adhb.govt.nz/newborn/DrugProtocols/Salbutamol%20Pharmacology.htmhttp://www.adhb.govt.nz/newborn/DrugProtocols/Salbutamol%20Pharmacology.htmhttp://www.adhb.govt.nz/newborn/DrugProtocols/Salbutamol%20Pharmacology.htmhttp://www.infomed.org/100drugs/salphttp://www.infomed.org/100drugs/salphttp://www.infomed.org/100drugs/salphar.htmlhttp://www.infomed.org/100drugs/salphar.htmlhttp://www.infomed.org/100drugs/salphar.htmlhttp://www.infomed.org/100drugs/salphar.htmlhttp://www.infomed.org/100drugs/salphar.htmlhttp://www.infomed.org/100drugs/salphar.htmlhttp://www.infomed.org/100drugs/salphar.htmlhttp://www.infomed.org/100drugs/salphar.html
  • 7/22/2019 jurnal oksigenasi

    14/14

    21