HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI …repository.unjaya.ac.id/864/1/Hery...
Transcript of HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI …repository.unjaya.ac.id/864/1/Hery...
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI
MENGGUNAKAN KANULNASAL TERHADAP PERUBAHAN
SATURASI OKSIGENPADA PASIEN DENGAN GANGGUAN
PEMENUHANKEBUTUHAN OKSIGENASIDI RUANGIGD
DAN ICU RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Disusun Oleh:
HERY PURNAJAYA
NPM. 3210068
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2014
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
ii
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
tulis yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi lain sebelumnya. Berdasarkan pengetahuan saya juga tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain
kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Yogyakarta, Juli 2014
Hery Purnajaya
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillāhirabbil Ālamīn, segala puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT Yang maha Rahman dan Rahim karena atas limpahan
Rahmat dan Hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan
judul: “HubunganKetepatanPemasanganAlatOksigenasiMenggunakanKanula
Nasal terhadapPerubahanSaturasiOksigen (SpO2)
padaPasiendenganGangguanPemenuhanKebutuhanOksigenasi di Ruang IGD dan
ICU RSUD Panembahan Senopati BantulYogyakarta”.
Tidak lupa pula shalawat serta salam selalu bermuara kepada penghulu umat
Nabi Besar Muhammad SAW, kepada keluarga dan para sahabatnya yang telah
memplopori zaman yang jahiliyah menuju zaman addin yang penuh dengan ilmu
pengetahuan seperti sekarang.Penulis masih merasa kurang tanpa bimbingan,
arahan dan bantuan dari berbagai pihak untuk menyelesaikan penelitian ini. Oleh
karena itu penulis menyampaikan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini,
terutama pada Bapak/Ibu/Saudara yang penulis hormati yaitu:
1. dr. I. Edy Purwoko, Sp.B, selaku Ketua Stikes A. Yani Yogyakarta yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk penelitian ini.
2. Dewi RetnoPamungkas,MNg, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Stikes A. Yani Yogyakarta yang telah memberikan arahan, izin dan
kemudahan dalam penelitian ini.
3. Dwi Kartika Rukmi, M.Kep.,Sp.Kep.MB, selaku penguji yang telah
memberikan arahan, dan motivasi sehingga penulis mampu menyelesaikan
penelitian ini.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
v
4. Maryana, M.Kep, selaku pembimbing satu yang telah dengan tulus ikhlas
membimbing, dan memberikan arahan dan motivasi dalam proses bimbingan
untuk menyelesaikan penelitian ini.
5. FrediErwanto, S.Kep.,Ns, selaku pembimbing dua yang telah memberikan
arahan, bimbingan dan motivasi sehingga penulis mampu menyelesaikan
penelitian ini.
6. Ida Nursanti, S.Kep.,Ns.,MPH selaku koordinator skripsi yang telah
memberikan arahan, kelancaran, dan motivasi dalam proses bimbingan untuk
menyelesaikan penelitian ini.
7. Kepada BAPPEDA Kabupaten Bantuldan RSUD Panembahan Senopati
Bantul Yogyakarta yang telahmemberikan ijin
daninformasikepadapenelitiuntukmenyelesaikanpenelitianini.
8. Kepada Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Bantul Yogyakarta dengan
memberikan ijin, dan informasi kepada penulis untuk menyelesaikan
penelitian ini.
9. Kedua orang tua tercinta yang senantiasa selalu memberikan do‟a dukungan
moral, dan material sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
10. Semua pihak yang sudah ikut serta dalam penyelesaian penelitian ini, yang
tidak bisa saya sebut satu persatu, penulis ucapkan terimakasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya.
Semoga Do‟a, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan dalam
bentuk apapun itu, menjadi catatan amal kebaikan serta mendapatkan balasan
dari Allah SWT.Penulis menyadari atas keterbatasan, dan kemampuan dalam
menyelesaikan penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan saran serta masukan dari semua pihak.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penulis
Hery Purnajaya
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
vi
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
PERNYATAAN ............................................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x
INTISARI ...................................................................................................... xi
ABSTRACT .................................................................................................... xii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... xiii
MOTO ............................................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang ........................................................................... 1
B. RumusanMasalah ...................................................................... 4
C. TujuanPenelitian ....................................................................... 4
D. ManfaatPenelitian ..................................................................... 5
E. KeaslianPenelitian ..................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Terapi Oksigen .......................................................................... 8
B. Saturasi oksigen ........................................................................ 16
C. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi ......................... 18
D. Kerangka Teori.......................................................................... 24
E. Kerangka Konsep ...................................................................... 25
F. Hipotesis .................................................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN
A. RancanganPenelitian ................................................................. 26
B. LokasidanWaktuPenelitian ....................................................... 26
C. PopulasidanSampel ................................................................... 26
D. VariabelPenelitian ..................................................................... 28
E. DefinisiOperasional................................................................... 29
F. AlatdanMetodePengumpulanData ............................................ 30
G. Analisa dan Model Statistik ..................................................... 30
H. Etika Penelitian ......................................................................... 34
I. Jalannya Penelitian .................................................................... 35
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
vii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .......................................................................... 37
B. Pembahasan................................................................................ 44
C. Keterbatasan Penelitian .............................................................. 47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................... 48
B. Saran ......................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.DefinisiOpersional ........................................................................ 30
Tabel 2. Panduan Interpretasi Hasil Uji Hipotesis Korelasi ...................... 34
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Usia diRuang IGD
dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta .......... 39
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Jenis Kelamin di
Ruang IGD dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta..................................................................................... 39
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Pendidikan
di Ruang IGD dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta..................................................................................... 40
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Masa Kerja di
Ruang IGD dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta..................................................................................... 40
Tabel 7. DistribusiFrekuensiKetepatanPemasanganAlat
OksigenasiMenggunakanKanula Nasal sesuai SOP oleh
Perawat di Ruang IGD dan ICU RSUD PanembahanSenopati
BantulTahun 2014 ......................................................................... 41
Tabel 8. StatistikDeskriptifPerubahanSaturasiOksigenpadaPasien
denganGangguanPemenuhanKebutuhanOksigenasi di Ruang
IGD dan ICU RSUD PanembahanSenopatiBantul ........................................ 41
Tabel 9. Klasifikasi Kenaikan Saturasi Oksigen pada Pasien dengan
Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi di Ruang IGD
dan ICU Panembahan Senopati Bantul ....................................... 42
Tabel 10. Distribusi Kenaikan Saturasi Oksigen dengan Dosis 3 dan 4
Liter Per Menit ............................................................................ 42
Tabel 11. HasilUjiNormalitas ....................................................................... 43
Tabel 12. HasilUjiNormalitasSetelahTransformasiData ............................... 43
Tabel 13. HasilUjiSpearman Rho ................................................................. 44
Tabel 13. Lembar Bimbingan Penelitian ...................................................... 44
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.Kerangka Teori ....................................................................... 25
Gambar 2. Kerangka Konsep ................................................................. 26
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lampiran Lembar Obsevasional/ Checklist.
Lampiran 2.SuratPermohonanMenjadiResponden.
Lampiran 3. Lembar Pernyataan Penelitian.
Lampiran 4. SuratIzin studi pendahuluan dari STIKES Jenderal Achmad
Yani Yogyakarta.
Lampiran 5. SuratIzin studi pendahuluan dari BAPPEDA Kabupaten
Bantul.SuratIzin studi pendahuluan dari direktur RSUD
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
Lampiran 6. SuratIzin studi pendahuluan dari direktur RSUD Panembahan
Senopati Bantul Yogyakarta.
Lampiran 7. SuratIzin penelitian dari STIKES Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta.
Lampiran 8. SuratIzin penelitian dari BAPPEDA Kabupaten Bantul Yogyakarta.
Lampiran 9. SuratIzin penelitian dari direktur RSUD Panembahan Senopati
Bantul Yogyakarta.
Lampiran 10. Jadwal penyusunan skripsi.
Lampiran 11. Lembar bimbingan penelitian
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xi
HUBUNGAN KETEPATAN PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI
MENGGUNAKAN KANULNASAL TERHADAP PERUBAHAN
SATURASI OKSIGEN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN
PEMENUHANKEBUTUHAN OKSIGENASIDI RUANGIGD
DAN ICU RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
YOGYAKARTA
Purnajaya1, Maryana
2,Erwanto
3.
INTISARI
Latar Belakang: Kebutuhan oksigen dalam tubuh yang tidak adekuat akan
mengakibatkan hipoksemia, kerusakan otak,dan dapat mengancam kehidupan
sesorang. Data dari RSUD Panembahan Senopati Bantul menunjukkan pasien
yang mengalami gangguan oksigenasi dan terpasang kanul nasal sebanyak 433
(20,5%) dari 6333 pasien yang berkunjung. Pemberian terapi oksigen
menggunakan kanul nasal dengan tepatdiharapkan mampu mempertahankan
kebutuhan oksigen dalam jaringan sehingga saturasi oksigen tetap dalam rentang
normal.
Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan ketepatan pemasangan alat oksigenasi
menggunakan kanul nasal terhadap perubahan saturasi oksigen pada pasien
dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik
dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan yaitu total
sampling dengan jumlah sampel 34. Pengambilan data dilakukan menggunakan
checklist.Teknik analisismenggunakan Spearman Rho.
Hasil Penelitian: Ketepatan pemasangan alat oksigenasi menggunakan
kanulnasal sebagian besar kategori baik (52 %). Perubahan saturasi oksigen pada
pasien dengan gangguan oksigenasi rata-rata 2,86 %. Hubungan ketepatan
pemasangan alat oksigenasi menggunakan kanulnasal terhadap perubahan saturasi
oksigen pada pasien dengan gangguan oksigenasi yaitusignifikan (p=0,016).
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara ketepatan pemasangan alat oksigenasi
menggunakan kanulnasal terhadap perubahan saturasi oksigen pada pasien dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi.
Kata Kunci: Terapi oksigen, saturasi oksigen, gangguanoksigenasi.
1Mahasiswa PSIK STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
2Dosen POLTEKES Kemenkes Yogyakarta.
3Dosen STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xii
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE ACCURACY OF INSTALLING
THEOXYGENATION TOOL USING NASAL CANNULAE AND OXYGEN
SATURATION CHANGES IN PATIENTS WITH DISRUPTION
INFULFILLING THE NEEDS OF OXYGENATION IN EMERGENCY
INSTALLATION UNIT AND INTENSIVECARE UNIT ROOMS
IN PANEMBAHAN SENOPATI HOSPITAL IN BANTUL
YOGYAKARTA
ABSTRACT
Purnajaya1, Maryana
2,Erwanto
3
Background: The need for oxygen in the weak body will result in hypoxemia,
brain damage, and it can threaten a person's life. Data from Panembahan Senopati
regional public hospital in Bantul showed that patients with the impaired
oxygenation attached to nasal cannulae amounted to 433 (20.5%) of 6333 visited
patients. Oxygen therapy using nasal cannulae accurately was expected to
maintain the oxygen demand in the network, so that the oxygen saturation
remained within a normal range.
Objective: This research aims to know the relationship between the accuracy of
installing the oxygenation tool using nasal cannulae and changes in the oxygen
saturation in patients with impaired oxygenation fulfillment.
Methods: This research used a descriptive analytic method with a cross-sectional
approach. The sampling technique used was the total sampling with 34 samples.
Data were collected by using a checklist. The analysis technique used Spearman's
Rho.
Results: The accuracy of installing the oxygenation tool using nasal cannulae was
categorized mostly good (52%). Changes in oxygen saturation in patients with
impaired oxygenation averaged 2.86%. The relationship between the accuracy of
installing the oxygenation tool using nasal cannulae and changes in the oxygen
saturation in patients with impaired oxygenation was significant (P = 0.016).
Conclusion: There is a relationship between the accuracy of installing
oxygenation tool using nasal cannulae and changes in the oxygen saturation in
patients with impaired oxygenation fulfillment.
Keywords: Oxygen Therapy, Oxygen Saturation, Impaired Oxygenation.
1Nursing Science Student of STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
2Lecturer of POLTEKES Kemenkes Yogyakarta.
3Lecturer of STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi
untuk meningkatkan derajat kesehatan manusia. Kebutuhan dasar manusia
mempunyai lima kebutuhan dasar yang dikenal dengan “Hiererki Maslow”. Lima
kebutuhan dasar Maslow disusun berdasarkan kebutuhan yang paling dasar hingga
yang paling tinggi, adapun kebutuhan yang dimaksud meliputi: kebutuhan
fisiologi, kebutuhan keamanan dan keselamatan, kebutuhan cinta dan memiliki,
serta kebutuhan harga diri serta kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhanfisiologis
merupakan kebutuhan yangharus terpenuhi daripada kebutuhan yang lainnya salah
satunya kebutuhan oksigenasi (Mubarak dan Chayatin, 2007).
Kebutuhan oksigen (O2) dalam tubuh harus mendapatkan suplai yamg
adekuat. Apabila oksigen dalam tubuh berkurang, akan mengakibatkan kerusakan
pada otak dan apabila kondisi ini berlangsung lama maka dapat menyebabkan
kematian jaringan bahkan mengancam kehidupan seseorang. Pemberian terapi
oksigen dengan menggunakan kanula nasal dengan tepatsesuai standar
operasional prosedur (SOP)dalam asuhan keperawatan diharapkan mampu
memberikan dan mempertahankan kebutuhan oksigen dalam tubuh sehingga
saturasi oksigen pasien tetap dalam batas normal (Hidayat, 2006).
Pemenuhan kebutuhan oksigenasi tidak terlepas darigangguan yang
terjadi pada sistem respirasi baik anatomi maupun fisiologis organ-organ respirasi.
Permasalahan dalam pemenuhan tersebut juga dapat disebabkan karena adanya
gangguan pada sistem tubuh yang lain, misalnya sistem kardiovaskuler. Gangguan
pada sistem respirasi dapat disebabkanolehperadangan, obstruksi, trauma, kanker,
degeneratif dan lain-lain. Gangguan tersebut akan menyebabkan kebutuhan
oksigen dalam tubuh tidak tercukupi secara adekuat. Gangguan pemenuhan
kebutuhan oksigenasi antara lain berupa hipoksia, perubahan pola pernapasan,
obstruksi jalan napas, dan masalah pertukaran gas (Asmadi, 2008).
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan
kesehatan sehingga pelayanan keperawatan mempunyai arti penting bagi pasien
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
2
khususnya untuk penyembuhan maupun rehabilitasi di rumah sakit. Upaya
pelayanan kesehatan tersebut mencakup upaya peningkatan, pencegahan,
pengobatan, dan pemulihan kesehatan. Upaya kesehatan harus dilaksanakan
secara menyeluruh, terpadu, berkesinambungan, dan perlu adanya kerja sama
antara pemerintah dengan masyarakat dalam penerapannya yang harusdidukung
oleh sumber daya kesehatan (Depkes RI, 2010).
Pelayanan keperawatan di masa mendatang memberikan consumer
minded terhadap pelayanan yang diterima. Hal ini didasarkan pada “trends”
perubahan saat ini dan persaingan yang semakin ketat. Perawat diharapkan dapat
menjelaskan, mengimplementasikan, dan mengukur perbedaan bahwa praktik
keperawatan dapat sebagai indikator terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan yang profesional di masa depan. Perawat diharapkan mampu
memberikan ketrampilannya dalam melakukan tindakan keperawatan salah
satunya tindakan pemberian terapi oksigen menggunakan kanul nasal dengan
teapat untuk mempertahankan saturasi oksigen pasien dengan masalah oksigenasi
(Nursalam, 2011).
Menurut Widayanti (2009), dari hasil penelitiannya pada tahun (2008),
didapatkan hasil 35% responden (100%) tidak patuh terhadap SOP oksigenasi
yang ada. Ketepatan pemberian oksigen khususnya dengan alat bantu kanul nasal,
diharapkan mampumempertahankansuplai oksigen dalam tubuh yang adekuat.
Oleh karena itu, perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan harus memberikan
terapi oksugen sesuai protap standar operasional prosedur oksigenasi. Apabila
perawat dalam memberikan terapi oksigen menggunakan kanula nasal tidak
dilakukan sesuai dengan SOP oksigenasi maka akan mengakibatkan pasien sesak,
sianosis, pucat, pusing dan keletihan.
Menurut Berman et al (2009), saturasi oksigen adalah ukuran banyaknya
presentase oksigen yang mampu dibawa oleh hemoglobin. Oksimetri nadi
merupakan alat non invasif yang digunakan untuk mengukur saturasi oksigen
darah arteri pasien yang dipasang pada ujung jari, ibu jari, hidung, daun telinga
atau dahi. Oksimetri nadi dapat mendeteksi hipoksemia sebelum tanda dan gejala
klinis muncul. Kisaran normal saturasi oksigen adalah > 95 %-100 %.Pulse
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
3
oximetry(oksimetri nadi) merupakan alat pemantauan saturasi paling bermanfaat
yang tersedia saat ini, sehingga menjadi metode pilihan untuk pemantauan
oksigenasi darah arteri secara berkesinambungan. Pulse oximetry digunakan
sebagai standar untuk memonitor hipoksemia dan sebagai pedoman dalam
pemberian terapi oksigen pada pasien.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di
ruang IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta, terkait dengan
masalah ketepatan pemasangan alat oksigenasi menggunakan kanula nasal sesuai
standar operasional prosedur (SOP) terhadap perubahan saturasi oksigen
didapatkan hasil jumlah pasien keseluruhan tahun 2013 sebanyak 25.336 pasien.
Data terakhir tahun 2014 yang dihitung dari tiga bulan terakhir mulai dari bulan
Januari sampai Maret menunjukkan jumlah pasien yang masuk ruang instalasi
gawat darurat sebanyak 6333 pasien. Pasien yang mengalami gangguan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi dan mendapatkan terapi oksigen menggunakan
kanul nasal sebanyak 433(20,5 %).Hasil wawancara dengan kepala ruangIGDjuga
mengatakan bahwa di rumah sakit umum daerah Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta terdapat 18 perawat enam diantaranya adalah berjenis kelamin
perempuan dan 12 dianataranya berjenis kelamin laki-laki dengan rata-rata
pendidikan D III Keperawatan.
Hasil studi pendahuluan di ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul
didapatkan hasil setiap bulan jumlah pasien di ruang ICU yang mengalami
gangguan oksigenasi rata-rata mencapai 35 pasien dan semuanya mendapatkan
terapi oksigenasi menggunakan kanul nasal (100%). Jumlah perawat di ruang ICU
sebanyak 16 perawat. Tiga perawat diantaranya adalah berjenis kelamin laki-laki
dan tiga belas perawat berjenis kelamin perempuan dengan latar belakang
pendidikan rata-rata DIII keperawatan. Hasil observasi penelititerhadap4 perawat
didapatkantigaperawatmemberikan terapi oksigen menggunakan kanul nasal tidak
sesuai standar operasional prosedur rumah sakit,sehingga tidak ada perubahan
saturasi oksigen pada pasien. Satu orang perawat memberikan terapi oksigen
menggunakan kanul nasal dengan tepat dan sesuai standar operasional prosedur
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
4
rumah sakit terlihat perubahan saturasi oksigen sekitar 2 % - 3 % pada pasien
yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti merasa
tertarik untuk melakukan penelitian mengenaihubungan ketepatan pemasangan
alat oksigenasi menggunakan kanula nasal terhadap perubahan saturasi oksigen
(SpO2) pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang
IGD dan ICU RSUD Panembahan Senopati BantulYogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah: “Adakah hubungan ketepatan pemasangan
alat oksigenasi menggunakan kanula nasal terhadap perubahan saturasi oksigen
(SpO2) pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang
IGD dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui Hubungan ketepatan pemasangan alat oksigenasi
menggunakan kanula nasal terhadap perubahan saturasi oksigen (SpO2) pada
pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang IGD dan
ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui ketepatan pemasangan alat oksigenasi menggunakan kanula
nasal sesuai standar operasional prosedur (SOP) oleh perawatdi ruang
IGD dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
b. Mengetahui perubahan saturasi oksigen (SpO2) pada pasien dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang IGD dan ICU
RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
5
D. Manfaat Penelitian
Harapan peneliti bahwa dengan penelitian ini nantinya akan bermanfaat
bagi semua pihak meliputi:
1. Manfaat Secara Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan informasi yang dapat digunakan
sebagai masukan pada ilmu pengetahuan dan acuan pengembangan penelitian
dalam praktik ilmu keperawatan khususnya mengenai ketepatan pemasangan
alat oksigenasi menggunakan kanula nasal terhadap perubahan saturasi
oksigen pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi.
2. Manfaat Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
a. Institusi Rumah Sakit
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk
mengevaluasi ketepatan perawat dalam memasang alat oksigenasi
menggunakan kanula nasal terhadap perubahan saturasi oksigen pada
pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi dan juga
sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki penampilan kerja
keperawatan dalam menghadapi tuntutan perkembangan pelayanan dan
persaingan.
b. Institusi Pendidikan Kesehatan
Memberi informasi tentang hubungan ketepatan pemasangan alat
oksigenasi menggunakan kanula nasal terhadap perubahan saturasi
oksigen pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi
yang nantinya bisa digunakan sebagai bahan pustaka, serta dapat
digunakan sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya.
c. Peneliti lain
Sebagai bahan masukan atau acuan bagi peneliti selanjutnya
khususnya bidang kesehatan untuk menambah pengetahuan dan
pengalaman, khususnya penelitian mengenai ketepatan pemasangan alat
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
6
oksigenasi menggunakan kanula nasal terhadap perubahan saturasi
oksigen pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi.
E. Keaslian Penelitian
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan variabel
penelitian ini, di antaranya adalah:
1. Widayanti (2009), “Studi Tingkat KepatuhanPerawat
dalamPemberianOksigenMelalui
KanulNasalSesuaiStandarOperasionalProsedurOksigenasi di
RuangRawatInapRumkital Dr. Ramelan Surabaya”.Penelitian ini bertujuan
mengetahui hubungan tingkat kepatuhanperawat
dalampemberianoksigenmelalui nasal
kanulsesuaistandaroperasionalproseduroksigenasi. Hasil penelitiannya yaitu
terdapat hubungan antara tingkat kepatuhanperawat dalampemberianterapi
oksigenmelalui nasal kanulsesuaistandaroperasionalproseduroksigenasi
dengan p-value 0,001.
Persamaan dengan penelitian ini adalah terletak pada metode
penelitiannya yaitu menggunakan metode deskriptif analitik dengan
mengobservasi pemberianterapi oksigenmelalui kanul nasal
sesuaistandaroperasionalproseduroksigenasi oleh perawat.Variabel terikat
pada penelitian Widayanti yaitu tingkat kepatuhanperawat dalam pemberian
oksigen menggunakan kanul nasal sesuai standar operasional prosedur
sedangkan pada penelitian ini variabel terikatnya adalah ketepatan
pemasangan alat oksigenasi menggunakan kanul nasal sesuai standar
operasional prosedur.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah terletak pada tempat
penelitiannya penelitian Widayanti, tempat penelitiannya di ruang rawat inap
rumah sakit Dr. Ramelan Surabaya sedangkan pada penelitian ini tempat
penelitianya yaitu di ruang instalasi gawat darurat dan ruang intensive care
unit RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Teknik sampling yang
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
7
digunakan pada penelitian tersebut yaitu purposive sampling sedangkan pada
penelitian ini menggunakan total sampling.
2. Khalid (2005),”Pengaruh Pemberian Perbedaan Dosis Terapi Oksigen
Menggunakan Kanul Nasal terhadap Perubahan Saturasi Oksigen pada Pasien
Stroke di Rumah Sakit Staffordshire Newcastel”. Penelitian ini bertujuan
mengetahui pengaruh pemberian perbedaan dosis terapi oksigen menggunakan
kanul nasal terhadap perubahan saturasi oksigen pada pasien stroke. Hasil
penelitian yang didapatkan yaitu ada pengaruh perbedaan pemberian dosis
oksigenterhadap perubahan saturasi oksigen pada pasien dengan stroke dengan
p-value 0,001.
Persamaan dengan penelitian ini adalah terletak pada variabel
terikatnya yaitu perubahan saturasi oksigenpada pasien dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi.Perbedaan dengan penelitian ini adalah
terletak pada variabel bebasnya. Pada penelitian ini variabel bebasnya adalah
ketepatan pemasangan alat oksigenasi menggunakan kanul nasal oleh perawat
sedangkan pada penelitian Khalid, variabel bebasnya yaitu perubahan saturasi
oksigen. Metode dan rancangan penelitiannya yaitu penelitian ini
menggunakan metode deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional
sedangkan pada penelitian Khalid menggunakan metode preexperimental
dengan rancangan pretest-postest.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
37
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Hasil penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati Bantul
merupakan salah satu rumah sakit milik Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul
yang telah berdiri sejak tahun 1953 dengan nama rumah sakit Hongerodem
(HO) dan pada tanggal 29 maret 2003 berubah nama menjadi RSUD
Panembahan Senopati. RSUD Panembahan Senopati Bantul merupakan rumah
sakit tipe B non-pendidikan sesuai dengan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan No. 142/Menkes/SK//I/2007.
RSUD Panembahan Senopati Bantul terletak di Jln. Dr. Wahidin
Sudiro Husodo No. 14, Desa Borongan, Trirenggo, Bantul Yogyakarta, yang
mana sebelah Timur berbetasan dengan Kecamatan Jetis, sebelah Selatan
berbatasan dengan Kecamatan Bambanglipuro, sebelah Barat berbatasan
dengan Kecamatan Pandak dan sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan
Sewon. Luas dari RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah 1856 km2
dengan luas bangunan 1149 km2.
Jumlah total pasien yang masuk ruang IGD RSUD Panembahan
Senopati Bantul Yogyakarta tahun 2013 sebanyak 25.336 pasien. Data terakhir
tahun 2014 yang dihitung dari tiga bulan terakhir mulai dari bulan Januari
sampai Maret menunjukkan jumlah pasien yang masuk ruang instalasi gawat
darurat sebanyak 6333 pasien. Pasien yang mengalami gangguan pemenuhan
kebutuhan oksigenasi dan mendapatkan terapi oksigen menggunakan kanul
nasal sebanyak 433 (20,5 %). Hasil wawancara dengan kepala ruang IGD juga
mengatakan bahwa di rumah sakit umum daerah Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta terdapat 18 perawat enam diantaranya adalah berjenis kelamin
perempuan dan 12 diantaranya berjenis kelamin laki-laki dengan rata-rata
pendidikan D III Keperawatan.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
38
Jumlah pasien di ruang ICU yang mengalami gangguan oksigenasi
rata-rata setiap bulannya mencapai 35 pasien dan sebagian besar mendapatkan
terapi oksigenas menggunakan kanul nasal.Jumlah perawat di ruang ICU
sebanyak 16 perawat.Tiga perawat diantaranya adalah berjenis kelamin laki-
laki dan tiga belas perawat berjenis kelamin perempuan dengan latar belakang
pendidikan rata-rata D III keperawatan.Penelitian ini dilaksanakan diruang
IGD dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Karakteristik
ruang IGD sebagai ruang instalasi gawat darurat yaitu terdapat ruang
observasi, ruang tindakan bedah, ruang emergensi, ruang tindakan kebidanan,
ruang tindakan bayi dan neonatus, lima ruang rawat sementara dan nurse
station. Karakteristik ruang ICU sebagai ruang intensive care unit yaitu
terdapat enam tempat tidur pasien dan 2 ruang isolasi serta terdapat nurse
station.
2. Karakteristik Responden
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 02 Mei sampai 09 Juni 2014 di
ruang IGD dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul. Gambaran distribusi
frekuensi karakteristik subjek penelitian disajikan dalam tabel 4.1 dibawah ini.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Usia di ruang IGD
dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2014
(n=34)
Usia F %
20-30 tahun
31-40 tahun
> 40 tahun
8
21
5
23.5
61,8
14,7
Total 34 100
Sumber: (Data Sekunder, 2014).
Tabel 1.menunjukkan bahwa karakteristik perawat berdasarkan usia
sebagian besar pada rentang usia 31-40 tahun yaitu 61,8 % dan sebagian kecil
usia > 40 tahun yaitu 14,7 %.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
39
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Jenis Kelamin di ruang
IGD dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2014.
(n=34)
Jenis kelamin F %
Laki-laki
Perempuan
15
19
44,1
55,9
Total 34 100
Sumber: (Data Sekunder, 2014).
Tabel 2.menunjukkan karakteristik perawat berdasarkan jenis kelamin
sebagian besar perempuan sekitar 55,9 % dan dengan jenis kelamin laki-laki
sebesar 44,1 %.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Pendidikan di ruang
IGD dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2014
(n=34)
Pendidikan f %
SPK
D III Keperawatan
SI Keperawatan
SI Keperawatan dan Ners
0
29
4
1
0
85,3
11,8
2,9
Total 34 100
Sumber: (Data Sekunder, 2014).
Tabel 3. menunjukkan karakteristik perawat berdasarkan pendidikan
sebagian besar adalah D III Keperawatan yaitu 85,3 % dan sebagian kecil
dengan pendidikan S1 Keperawatan dan Ners yaitu 2,9 %.
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Masa Kerja di ruang
IGD dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2014.
(n=34)
Masa kerja F %
1-5 tahun
5-10 tahun
> 10 tahun
11
10
13
32,4
29,4
38,2
Total 34 100
Sumber: (Data Sekunder, 2014).
Tabel 4.menunjukkan karakteristik perawat berdasarkan masa kerja
menunjukkan sebagian besar perawat memiliki masa kerja > 10 tahun yaitu
38,2 % dan sebagian kecil memiliki masa kerja 5-10 tahun yaitu 29,4 %.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
40
3. Univariabel
a. Ketepatan pemasangan alat oksigenasi menggunakan kanula nasal sesuai
standar operasional prosedur (SOP) oleh perawat.
Hasil penelitian terhadap ketepatan pemasangan alat oksigenasi
menggunakan kanula nasal sesuai standar operasional prosedur (SOP) oleh
perawat di ruang IGD dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta disajikan pada tabel berikut:
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Ketepatan pemasangan Alat Oksigenasi
Menggunakan Kanula Nasal Sesuai Standar Operasional Prosedur
(SOP) oleh Perawat di Ruang IGD dan ICU RSUD Panembahan
Senopati Bantul Tahun 2014.
Ketepatan pemasangan alat
oksigenasi menggunakan
kanula nasal sesuai SOP
N %
Baik 53 52
Cukup 48 47
Kurang 1 1
Total 102 100
Sumber: (Data Primer, 2014).
Tabel 5.menunjukkan ketepatan pemasangan alat oksigenasi
menggunakan kanula nasal sesuai standar operasional prosedur (SOP)
sebagian besar kategori baik yaitu 52 % dan kategori kurang sebesar 1 %.
b. Perubahan saturasi oksigen (SpO2) pada pasien dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi.
Hasil penelitian terhadap perubahan saturasi oksigen (SpO2) pada
pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang IGD
dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta disajikan pada
tabel berikut:
Tabel 6. Statistik Deskriptif Perubahan Saturasi Oksigen Pada Pasien
dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi di Ruang IGD
dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Variabel N Min Max Mean SD
Perubahan
saturasi
oksigen
102
-1,0 7,0 2,186 1,447
Sumber: (Data Primer, 2014).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
41
Tabel 6.menunjukkan perubahan saturasi oksigen (SpO2) pada
pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi rata-rata
sebesar 2,186 %.
Tabel 7. Klasifikasi Kenaikan Saturasi Oksigen pada Pasien dengan
Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi di Ruang IGD
Dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Perubahan SpO2 Frekuensi %
-1,0
0,0
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
7,0
1
8
18
44
19
7
1
4
1,0
7,8
17,6
43,1
18,6
6,9
1,0
3,9
Total 102 100,0
Sumber: (Data Primer, 2014).
Tabel 7. menunjukkan klasifikasi kenaikan saturasi oksigen (SpO2)
pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi yaitu paling
banyak naik sebesar 2 %dan paling rendah sebesar -1 %.
Tabel 8.Distribusi Kenaikan Saturasi Oksigen dengan kecepatan aliran
3 dan 4 liter per menit pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan
oksigenasi.
Kecepatan Aliran
oksigen (Lpm)
N
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
3
4
75
27
1,773
3,333
0,9942
1,8605
0,1148
0,3581
Sumber: (Data Primer, 2014).
Tabel 8. menunjukkan perubahan saturasi oksigen (SpO2) pada pasien
yang terpasang kanul nasal dengan kecepatan aliran (dosis) 3 liter per menit
dapat meningkatkan saturasi oksigen rata-rata 1,773 % sedangkan dengan
kecepatan aliran (dosis) 4 liter per menit dapat meningkatkan saturasi oksigen
rata-rata mencapai 3,333 %.
4. Analisa Bivariabel
Sebelum dilakukan uji statistik terlebih dahulu dilakukan uji
normalitas data guna menentukan jenis statistik yang digunakan apakah
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
42
parametrik atau non parametrik.Uji normalitas data yang digunakan dalam
menentukan jenis statistiknya dapat menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov.Uji Kolmogorov-Smirnov dapat digunakan apabila jumlah sampel
penelitian yang digunakan lebih dari 50 responden. Hasil uji normalitas
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov disajikan pada tabel berikut:
Tabel 9. Hasil Uji Normalitas Menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov.
Variabel Statistik Sig.
Ketepatan pemasangan alat
oksigenasi
Perubahan saturasi oksigen
1,718
2,498
0,005
0,000
Sumber: (Data Primer, 2014).
Tabel 9.Menunjukkan hasil uji normalitas data. Hasil uji normalitas
pada variabel ketepatan pemasangan alat oksigenasi menggunakan kanul
nasal didapatkan hasil dengan nilai p (0,005) < 0,05, yang menunjukkan
data tidak berdistribusi normal. Hasil uji normalitas pada variabel perubahan
saturasi oksigen pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan
oksigenasi diperoleh nilai p (0,000) < 0,05, hal ini juga menunjukkan bahwa
data tidak berdistribusi normal. Data yang tidak berdistribusi normal
tersebut selanjutnya akandilakukan upaya transformasi data dengan
menggunakan metode logaritma dan kuadrat. Hasil uji normalitas
menggunakan uji yang sama setelah dilakukan transformasi datadapat
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 10. Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Data
Variabel Statistik Sig.
Log ketepatan pemasangan alat
oksigenasi
Perubahan saturasi oksigen^2
1,797
3,149
0,003
0,000
Sumber: (Data Primer, 2014).
Tabel 10. Menunjukkan hasil uji normalitas setelah dilakukan upaya
transformasi data didapatkan hasil dengan nilai p pada kedua variabel yaitu
< 0,05,berarti data tetap tidak berdistribusi normal. Berdasarkan uji
normalitas tersebut maka uji hubungan ketepatan pemasangan alat
oksigenasi menggunakan kanul nasal terhadap perubahan saturasi oksigen
menggunakan uji korelasi Spearman‟s Rho.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
43
Hasil uji korelasi Spearman Rhohubungan ketepatan pemasangan
alat oksigenasi menggunakan kanula nasal sesuai standar operasional
prosedur (SOP) oleh perawatterhadap perubahan saturasi oksigen (SpO2)
pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang
IGD dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta disajikan
pada tabelberikut:
Tabel 11. Hasil Uji Spearman‟s Rho
Log
ketepatan
pemasangan
kanul nasal
Perubahan
saturasi
oksigen^2
Spearman‟s
rho
Log
ketepatan
pemasangan
kanul nasal
Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
1,000
.
102
0,238
0,016
102
Perubahan
saturasi
oksigen^2
Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
0,238
0,016
102
1,000
.
102
Sumber: (Data Primer, 2014).
Berdasarkan Tabel 11. diperoleh p-value sebesar 0,016 < (0,05)
dengan kekuatan korelasi rendah. Berdasarkan nilai p-value tersebut maka
dapat disimpulkan bahwaterdapat hubungan antara ketepatan pemasangan
alat oksigenasi menggunakan kanula nasal terhadap perubahan saturasi
oksigen (SpO2) pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan
oksigenasi di ruang IGD dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
44
B. Pembahasan Penelitian
a. Ketepatan pemasangan alat oksigenasi menggunakan kanul nasal.
Hasil penelitian menunjukkan ketepatan pemasangan alat oksigenasi
menggunakan kanula nasal sesuai standar operasional prosedur (SOP) oleh
perawat di ruang IGD dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagian
besar adalah kategori baik yaitu sebesar 52 %. Berikut ini adalah karakteristik
responden pada penelitian ini diantaranya usia, pendidikan, jenis kelamin, dan,
masa kerja.
Pada penelitian ini karakteristik perawat berdasarkan jenis kelamin
sebagian besar perempuan sekitar 55,9 % dan sebagian kecil laki-laki sebesar
44,1 %.Pada penelitian inisebagian besar perawat yang melakukan pemasangan
alat oksigenasi menggunakan kanul nasal dengan tepat atau dalam kategori
baik yaitu sebagian besar berusia 31-40 tahun atau sebesar 61,8 %. Hal ini
dikarenakan puncak karir bisa dicapai di usia dewasa muda akhir yaitu sekitar
usia 40 tahun (Dariyo, 2003). Berdasarkan rentang usia tersebut, seseorang
dianggap telah cukup matang, bijaksana, dan secara psikososial kerap kali
dianggap lebih mampu menyelesaikan tugas-tugas sosial dan lebih bertanggung
jawab terhadap pekerjaannya.
Pendidikan perawat dalam penelitian ini sebagian besar adalah D III
Keperawatan atau sebanyak 85,3 %. Menurut Hasibuan (2007) proses
pendidikan merupakan suatu pengalaman yang berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan kualitas kepribadian seseorang, dimana
semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin besar motivasinya untuk
memanfaatkan pengetahuan dan keterampilannya.
Masa kerja perawat dalam penelitian ini adalah sebagian besar lebih
dari 10 tahun sekitar 38,2 %. Menurut Krietner dan Kinicki (2008) serta
Robbins (2003), menyatakan bahwa semakin lama seseorang bekerja maka
akan semakin terampil dan semakin berpengalaman pula dalam melaksanakan
pekerjaannya. Peningkatan keterampilan dan pengalaman diharapkan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
45
kepercayaan diri perawat dapat meningkat sehingga motivasi dan performa
kerja yang ditunjukkan akan semakin baik.
b. Perubahan saturasi oksigen (SpO2) pada pasien dengan gangguan pemenuhan
kebutuhan oksigenasi.
Hasil penelitian menunjukkan perubahan saturasi oksigen (SpO2) pada
pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang IGD dan
ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta rata-rata terjadi
perubahan yaitu sebesar 2,186 %. Perubahan saturasi oksigen paling banyak
naik sebesar 2,0 dengan frekuensi 44 sedangkan kenaikan saturasi paling
rendah sebesar -1,0 dengan frekuensi 1.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukan oleh Aini
(2011), darah memerlukan oksigen untuk dapat berfungsi dengan
baik.Kekurangan oksigen dalam darah bisa membuat tubuh mengalami
masalah serius. Transfusi darah, asupan nutrisi yang baik dan, pemberian terapi
oksigen dapat meningkatkan saturasi oksigen dalam darah. Salah satu indikator
yang sangat penting dalam suplai oksigen di dalam tubuh adalah saturasi
oksigen (SpO2).Kekurangan oksigen dalam jaringan beresiko pada kerusakan
organ-organ penting di dalam tubuh dan bahkan dapat mengancam kehidupuan.
Saturasi oksigen adalah persentase daripada hemoglobin yang mengikat
oksigen dibandingkan dengan jumlah total hemoglobin yang ada di dalm
tubuh. Hubungan antara tekanan tekanan parsial oksigen dalam darah (PO2)
dan saturasi oksigen dalam darah adalah “makin tinggi PO2 dalam darah maka
makin tinggi pula SaO2. Nilai PO2 dalam keadaan normal adalah sekitar 90
mmHg dan saturasi oksigen paling sedikit 95%.Oleh karena itu, pemberian
terapi oksigen merupakan salah satu terapi yang dapat meningkatkan saturasi
oksigen dalam jaringan salah satunya menggunakan kanul nasal.
Menurut Djojodibroto (2007), dampak dari perubahan saturasi oksigen
(SpO2) dibawah normal akan mengakibatkan pasien hipoksemia. Hipoksemia
merupakan kekurangan oksigen didalam darah.Oleh karena itu, jarang terjadi
tidak ada oksigen sama sekali dalam jaringan. Hipoksemia ringan dinyatakan
pada keadaan PaO2 60-79 mmhg dan SpO2 90-94%, hipoksemia sedang jika
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
46
PaO2 40-60 mmhg dan SpO2 75%-89%, hipoksemia berat bila PaO2 kurang dari
40 mmhg dan SpO2 kurang dari 75%.Oleh karena itu, kadar oksigen yang
inadequat di dalam jaringan akan mengakibatkan seseorang hipoksemia.
c. Hubungan ketepatan pemasangan alat oksigenasi menggunakan kanul nasal
terhadap perubahan saturasi oksigen (SpO2) pada pasien dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi.
Hasil uji korelasi Spearman‟s Rhomenunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara ketepatan pemasangan alat oksigenasi menggunakan kanul
nasal terhadap perubahan saturasi oksigen (SpO2) pada pasien dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi dengan p-value 0,016.Ketepatan
pemasangan alat oksigenasi menggunakan kanul nasal sesuai standar
operasional prosedur (SOP) sebagian besar dalam kategori baik sehingga dapat
menaikkan saturasi oksigen rata-rata sebesar 2,186 %. Terapi oksigen
menggunakan kanul nasal dapat meningkatkan konsentrasi oksigen dalam
tubuh. Setiap satu liter pemberian terapi oksigen menggunakan kanul nasal
dapat meningkatkan fraksi oksigen sebesar 4 % (Berman et al, 2009).
Perubahan saturasi oksigen (SpO2) pada pasien dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi yang menggunakan kanul nasal dengan dosis
3 dan 4 liter per menit di ruang IGD dan ICU RSUD Panembahan Senopati
Bantul Yogyakarta yaitu pemberian terapi oksigen menggunakan kanul nasal
dengan kecepatan aliran (dosis) 3 liter per menit dapat meningkatkan saturasi
oksigen rata-rata 1,773 % sedangkan pemberian terapi oksigen dengan
kecepatan aliran (dosis) 4 liter per menit dapat meningkatkan saturasi oksigen
rata-rata mencapai 3,333 %.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Khalid (2005), berdasarkan
hasil penelitiannya menyatakan bahwa ada pengaruh pemberian kecepatan
aliran oksigen (dosis oksigen) terhadap perubahan saturasi oksigen pada pasien
dengan stroke dengan p-value 0,001. Pemberian terapi oksigen menggunakan
kanul nasal dengan kecepatan aliran (dosis oksigen) 2 liter per menit dapat
meningkatkan saturasi oksigen sebesar 2,2 % dan kecepatan aliran oksigen 3
liter per menit dapat meningkatkan saturasi oksigen sebesar 2,9 %.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
47
Ketepatan pemberian oksigen khususnya dengan alat bantu kanul nasal
dapat mempertahankan suplai oksigen dalam tubuh yang adekuat. Oleh karena
itu, perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan dapat memberikan terapi
oksigen sesuai protap standar operasional prosedur oksigenasi. Apabila
perawat dalam memberikan terapi oksigen menggunakan kanula nasal tidak
dilakukan sesuai dengan SOP oksigenasi maka akan mengakibatkan pasien
sesak, sianosis, pucat, pusing dan keletihan (Asmadi, 2008).
C. Keterbatasan Penelitian
1. Kesulitan Penelitian
a. Banyaknya mahasiswa yang sedang praktik klinik membuat peneliti
kesulitan untuk melakukan obsevasi pada responden penelitian sehingga
peneliti harus berada ditempat penelitian lebih lama.
b. Dalam penelitian ini, peneliti keterbatasan alat pulse oximetry untuk
melakukan penelitian. Peneliti hanya memiliki satu alat saja sehingga
ketika ada pasien yang datang lagi peneliti tidak bisa melakukan observasi
pada responden yang lainnya.
2. Kelemahan Penelitian
a. Jumlah sampel penelitian yang berjumlah 34 dan menggunakan teknik
total sampling sehingga hasil penelitian kurang maksimal.
b. Dalam penelitian ini, peneliti tidak mampu mengendalikan variabel
pengganggu yaitu seperti hipertensi, pasien banyak bergerak, terjadinya
akral dingin serta pasien perdarahan.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
48
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu:
1. Ketepatanpemasangan alat oksigenasi menggunakan kanula nasal sesuai
standar operasional prosedur (SOP) oleh perawatdi ruang IGD dan ICU RSUD
Panembahan Senopati Bantul sebagian besar adalah kategori baik yaitu 52 %.
2. Perubahansaturasi oksigen (SpO2) pada pasien dengan gangguan pemenuhan
kebutuhan oksigenasi dengan kecepatan aliran 3 dan 4 liter per menit di ruang
IGD dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta rata-rata
sebesar 2,186 %.
3. Terdapathubungan antara ketepatan pemasangan alat oksigenasi menggunakan
kanula nasal terhadap perubahan saturasi oksigen (SpO2) pada pasien dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang IGD dan ICU RSUD
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
B. Saran
Harapan peneliti bahwa dengan penelitian ini nantinya diharapkan
memberikan manfaat bagi semua pihak namun ada beberapa saran yang menjadi
bahan pertimbangan atau perhatian dari penelitian ini. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:
3. Saran Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang dapat
digunakan sebagai bahan masukan pada ilmu pengetahuan dan acuan
pengembangan penelitian dalam praktik ilmu keperawatan khususnya
mengenai ketepatan pemasangan alat oksigenasi menggunakan kanula nasal
terhadap perubahan saturasi oksigen pada pasien dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
49
4. Saran Secara Praktis
d. Institusi Rumah Sakit
Manajerial dan atau kepala bidang keperawatan rumah sakit Panembahan
Senopati Bantul Yogyakarta diharapkan terus melakukan upaya perbaikan
dan evaluasi terhadap perawat khusunya dalam melakukan setiap tindakan
sesuai dengan protap yang sudah disepakati bersama.Hal ini sangat
penting dalam menghadapi tuntutan perkembangan pelayanan kesehatan
dan persaingan khususnya terkait dengan ketepatan pemasangan alat
oksigenasi menggunakan kanula nasaldan juga sebagai bahan
pertimbangan untuk memperbaiki penampilan kerja keperawatan dalam
menghadapi tuntutan perkembangan pelayanan dan persaingan.
e. Institusi Pendidikan Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pustaka guna
meningkatkan mutu kegiatan proses belajar mengajar terutama tentang
hubungan ketepatan pemasangan alat oksigenasi menggunakan kanula
nasal terhadap perubahan saturasi oksigen pada pasien dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi.
f. Peneliti lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
hubungan ketepatan pemasangan alat oksigenasi menggunakan kanul
nasal terhadap perubahan saturasi oksigen pada pasien dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi yang nantinya bisa digunakan sebagai
bahan pustaka, serta dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi peneliti
selanjutnya.Selain itu apabila ingin melakukan penelitian dengan judul
yang terkait dengan penelitian ini, peneliti selanjutnya diharapkan
memperhatikan variabel pengganggu, jumlah sampel dan teknik
pengambilan sampelnya sehingga hasilnya lebih maksimal.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR PUSTAKA
Aini, C,N. (2011). Data Penunjang Oksigenasi. Jakarta: Demedia.
Asmadi.(2008). TeknikProseduralKeperawatanKonsepdanAplikasiKlien.Jakarta:
SalembaMedika.
Bermanet al. (2009).Buku Ajar PraktikKeperawatanKlinis,Ed. 5. Jakarta: EGC.
Dariyo, A. (2003). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda (20-40 Tahun).
Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia.
Depkes RI. (2010). Sub Direktorat Penyakit Kronis Degeneratif Lainnya.Jakarta:
Depkes RI.
Djojodibroto, D. (2007). Respirology (Respirotory Medicine). Jakarta: EGC.
Guiliano, K. (2006). Knowledge of Pulse Oximetry among Critical Care
Nurses.Dimensions of Critical Nursing 25, 44-49.
Hasibuan, M. (2007).ManajemenSumberDayaManusia. Jakarta: BumiAksara.
Harahap,I.A. (2005).Oksigenasi
dalamAsuhanKeperawatan.JurnalKeperawatanRufaidah Sumatra Utara
Volume 1: 29-35.
Hidayat, A. (2006). PengantarKebutuhanDasarManusiaAplikasiKonsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta: SalembaMedika.
Hidayat, A. (2010). MetodePenelitianKebidanandanTeknikAnalisa Data. Jakarta:
SalembaMedika.
Hidayat, A, danUliyah, M.(2009).BukuSakuPraktikKebutuhanDasarManusia.
Jakarta: EGC.
Isgiyanto, A. (2009). TeknikPengambilanSampel padaPenelitian Non-
Eksperimental. Yogyakarta: MitraCendika Press.
Khalid, M.A. (2005). The Effect of Different Doses Oxygen Administration on
Oxygen Saturation on Patients With Stroke. Springfield Unit, University
Hospital of North Staffordshire, UK.
Kreitner,B,dan Kinicki, K. (2008). Organizational Behavior, Ed 8.MicGraw Hill
International Ediition. Jakarta: PT. Indeks.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
Mubarak, W, danChayatin, N. (2007).Buku Ajar
KebutuhanDasarManusiaTeoridanAplikasidalamPraktik. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, S. (2010).MetodePenelitianKesehatan. Jakarta: RinekaCipta.
Nursalam. (2011). Proses & Dokumentasi Keperawatan konsep dan praktik.
Jakarta: Salemba Medika.
Potter, P. A, & Perry, A.G. (2005). Fundamental of Nursing: Concept Process
and Practice, Ed.4. Jakarta: EGC.
Riwidikdo. (2010). Statistik Untuk Penelitian Kesehatan Dengan Aplikasi
Program SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Robins, S. (2003). Perilaku Organisasi, Ed. 9. Jakarta: PT. Indeks.
Sopiyudin, D, M. (2011). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Deskriptif,
Bivariat dan Multivariat Dilengkapi Aplikasi dengan Menggunakan
SPSS. Jakarta: Salemba Medika.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: Afabeta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Afabeta.
Surjanto, E. (2009). The Relationship Between Underliying Disesae of
Respiratory Failure with The Treatment Outcome on Hospitalized
Patients in Dr. Moewardi Hospital Surakarta. Departement of
Pulmonology and Respirology Faculty of Medicene Sebelas Maret
University Surakarta.
Suzanneet al. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Ed. 8.Jakarta:
EGC
Tarwoto, W.(2006).KeperawatanDasarManusia dan Proses Keperawatan, Ed. 4.
Jakarta: SalembaMedika.
Welch, J. (2005). Pulse Oximeters. Biomedical Instrumentation and Technology,
125-130.
Widayanti, D. (2009). Studi Tingkat KepatuhanPerawat
dalamPemberianOksigenMelalui Nasal
KanulSesuaiStandarOperasionalProsedurOksigenasi di
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
RuangRawatInapRumkital Dr. Ramelan Surabaya:
JurnalIlmiahKeperawatanVol 1 No. 1 Hlm. 1-76 Surabaya Juni 2009.