ASKEP OKSIGENASI

23
ASKEP OKSIGENASI OKSIGENASI Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia. Dalam tubuh, oksigen berperan penting di dalam proses metabolisme sel. Oksigenisasi adalah proses penambahan O2 ke dalam system. Saat bernapas, tubuh mengambil O2 dari lingkungan untuk kemudian di angkut ke seluruh tubuh melalui darah duna di lakukan pembakaran. Selanjutnya, sisa pembakaran berupa CO2 akan kembali di angkut oleh darah ke paru-paru umtuk di buang ke lingkungan karena tidak berguna lagi oleh tubuh. Kapasitas udara dalam paru-paru adalah 4.500 – 5.000 ml. udara yang diproses dalam paru-paru hanya sekitar 10%, yakni yang di hirup (inspirasi) dan yang di hembuskan (ekspirasi) pada pernapasan biasa. Anatomi system pernapasan A. Sistem pernapasan atas Hidung udara yang masuk akan mengalami proses penyaringan, humidifikasi, dan penghangatan di hidung Faring merupakan saluran yang terbagi 2, untuk udara dan makanan. Faring terdiri atas nasofaring dan orofaring yang kaya akan jaringan limfoid yang berfungsi menangkap dan menghancurkan kuman yang

description

ok

Transcript of ASKEP OKSIGENASI

Page 1: ASKEP OKSIGENASI

ASKEP OKSIGENASI

OKSIGENASI

Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia. Dalam tubuh, oksigen berperan penting di dalam proses metabolisme sel. Oksigenisasi adalah proses penambahan O2 ke dalam system. Saat bernapas, tubuh mengambil O2 dari lingkungan untuk kemudian di angkut ke seluruh tubuh melalui darah duna di lakukan pembakaran. Selanjutnya, sisa pembakaran berupa CO2 akan kembali di angkut oleh darah ke paru-paru umtuk di buang ke lingkungan karena tidak berguna lagi oleh tubuh. Kapasitas udara dalam paru-paru adalah 4.500 – 5.000 ml. udara yang diproses dalam paru-paru hanya sekitar 10%, yakni yang di hirup (inspirasi) dan yang di hembuskan (ekspirasi) pada pernapasan biasa.

Anatomi system pernapasan

A. Sistem pernapasan atas Hidungudara yang masuk akan mengalami proses penyaringan, humidifikasi, dan penghangatan di hidung Faringmerupakan saluran yang terbagi 2, untuk udara dan makanan. Faring terdiri atas nasofaring dan orofaring yang kaya akan jaringan limfoid yang berfungsi menangkap dan menghancurkan kuman yang masuk ber Laring sering disebut jakun, berperan dalam menghasilkan suara dan berfungsi mempertahankan kepatenan jalan napas dan melindungi jalan napas bawah dari air dan makanan yang masuk.B. Sistem pernapasan bawah

Trakeamerupakan pipa membran yang disokong oleh cincin-cincin kartilgo yang menghubungkan laring dengan bronkus utama kiri dan kanan. Keseluruhan jalan napas membentuk pohon bonkus

Page 2: ASKEP OKSIGENASI

Lung terletak di sebelah kiri dan kanan yang masing-masing terdiri dari beberapa lobus (paru kanan tiga lobus dan paru kiri 2 lobus) dan dipasok oleh satu bronkus. Jaringan paru sendiri terdiri atas serangkaian jalan napas yang bercabang-cabang, yaitu alveolus, pembuluh darah paru, dan jaringan ikat elastis.

Fisiologi Sistem Pernapasan

Pernapasan eksternalPetrnapasan eksternal (pernapasan pulmoner) mengacu pada keseluruhan proses pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal dan sel tubuh. Secara umum, proses ini berlangsung dalam tiga langkah yaitu: a. Ventilasi pulmonerSaat bernapas, udara bergantian masuk-keluar paru melalui proses ventilasi sehingga terjadi pertukaran gas antara lingkungan eksternal dan alveolus. Proses ini dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu napas yang bersih, system saraf pusat dan system pernapasan yang utuh, rongga toraks yang mampu mengemban dan berkontraksi dengan baik, serta komplians paru yan adekuat.b. Pertukaran gas alveolarSetelah oksigen memasuki alveolus, proses pernapasan berikutnya adalah difusioksigen dari alveolus ke pembuluh darah pulmuner. Difusi adalah pergerakan molecular dari area berkonsentrasi atau bertekanan tinggi ke area berkonsentrasi atau bertekanan rendah. Proses ini berlangsung di alveolus dan membrane kapiler, dan dipengaruhi oleh ketebalan membrane serta perbedaan tekanan gas. c. Transport oksigen dan karbon dioksidaTahap ketiga pada proses pernapasan adalah transport gas-gas pernapasan. Pada proses ini, oksigen diangkut dari paru menuju jaringan dan karbon dioksida diangkut dari jaringan kembali ke paru. Transpor O2, proses ini berlangsung pada system jantung dan paru-paru. Normalnya, sebagian besar O2 berikatan lemah dengan Hb dan diangkut ke seluruh jaringan dalam bentuk oksihemoglobin, dan sisanya terlarut dalam plasma. Proses ini dipengaruhi oleh ventilasi dan perfusi. Transpor CO2, karbon dioksida sebagai hasil metabolisme sel terus-menerus diproduksi dan diangkut menuju paru.

Pernapasan internalPernapasan internal mengacu pada proses metabolisme intrasel yang berlangsung dalam mitokondria, yang menggunakian oksigen dan menghasilkan karbon dioksida selama proses penyerapan energi molekul nutrient. Pada proses ini, darah yang banyak mengandung oksigen dibawa ke seluruhan tubuh hingga mencapai kapiler sistemik. Selanjutkan terjadi pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara kapiler sistemik dan sel jaringan. Seperti di kapiler paru, pertukaran ini juga melalui proses difusi pasif mengikuti penurunan gradient tekanan parsial.

Jenis-Jenis Pernapasan

Pernapasan Biasa/ Quiet BreathingDisebut juga eupnea, inhalasinya melibatkan kontraksi otot diafragma dan eksternal interkostal, tetapi ekshalasinya merupakan proses pasif. Saat pernapasan diafragma atau pernapasan dalam, kontraksi diafragma mengakibatkan perubahan penting volume rongga dada. Udara masuk ke paru-paru saat diafragma berkontraksi, dan diekshalasi secara pasif saat diafragma berelaksasi.

Page 3: ASKEP OKSIGENASI

Pada pernapasan kostal atau pernapasan dangkal, volume rongga dada berubah karena tulang rusuk merubah bentuknya. Inhalasi terjadi saat kontraksi otot eksternal interkostal menaikkan tulang rusuk dan memperbesar volume rongga dada. Ekshalasi terjadi secara pasif ketika otot-otot tersebut berelaksasi.

Pernapasan Kuat/ Forced BreathingDisebut juga hiperpnea, melibatkan pergerakan aktif inspiratori dan ekspiratori. Inhalasi pada pernapasan kuat dibantu oleh otot aksesori, ekshalasi melibatkan kontraksi otot internal interkostal. Pada tingkat pernapasan kuat mutlak, otot abdominal juga dilibatkan dalam ekshalasi. Kontraksinya dapat memampatkan isi abdomen, mendorongnya ke atas melawan diafragma sehingga menurunkan volume rongga dada.

•Volume tidal (VT) adalah volume udara ketika ekspirasi atau inspirasi dalam 1 siklus respirasi dengan kondisi rileks. Jumlah pada pria dan wanita sama yaitu sekitar 500 ml. •Volume inspirasi cadangan (VIC) adalah volume udara yang masih dapat di inspirasi setelah melakukan inspirasi biasa. Jumlah pada pria dan wanita dewasa berbeda, pada pria sekitar 3100 ml dan pada wanita sekitar 1900 ml.•Volume ekspirasi cadangan (VEC) adalah volume udara yang masih dapat di ekspirasikan setelah melakukan ekspirasi biasa. Jumlah pada pria dan wanita dewasa berbeda, pada pria sekitar 1200 ml dan pada wanita sekitar 700 ml.•Volume residu adalah volume udara yang masih terdapat dalam paru-paru setelah melakukan ekspirasi maksimal. Jumlah pada pria dan wanita dewasa berbeda tapi tidak terlalu signifikan, pada pria sekitar 1200 ml dan pada wanita sekitar 1100 ml.

Terdapat empat jenis kapasitas respirasi antara lain kapasitas vital, residual fungsional, inspirasi, dan kapasitas paru-paru total. Dengan masing-masing pengertian, sbb :•Kapasitas total paru (KTP) adalah jumlah maksimal udara yang terdapat dalam paru-paru setelah melakukan inspirasi maksimal. Jumlah pada pria dan wanita dewasa berbeda, pada pria sekitar 6000 ml dan pada wanita sekitar 4200 ml. KTP = VT+ VIC+ VEC+ VR.•Kapasitas vital (KV) adalah jumlah maksimal udara yang dapat di ekspirasikan setelah melakukan inspirasi maksimal. Jumlah pada pria dan wanita dewasa berbeda, pada pria sekitar 4800 ml dan pada wanita sekitar 3100 ml. KV = VT+ VIC+ VEC (sekitar 80 % dari volume KTP).•Kapasitas inspirasi (KI) adalah jumlah maksimal udara yang dapat di inspirasi setelah melakukan ekspirasi normal. Jumlah pada pria dan wanita dewasa berbeda, pada pria sekitar 3600 ml dan pada wanita sekitar 2400 ml. KI = VT+ VIC.•Kapasitas residual fungsional (KRF) adalah jumlah udara yang masih terdapat dalam paru-paru setelah melakukan ekspirasi biasa. Jumlah pada pria dan wanita dewasa berbeda, pada pria sekitar 2400 ml dan pada wanita sekitar 1800 ml. KRF= VEC+ VR.http://1.bp.blogspot.com/spirometri.jpg

Gangguan pada fungsi pernapasan Perubahan pola napas Pola napas mengacu pada frekuensi, volume, irama, dan usaha pernapasan. Pola napas yang umum terjadi adalah takipnea, bradipnea, hiperventilasi, napas kussmaul, hipoventilasi, dispnea dan orthopnea. HipoksiaHipoksia adalah kondisi ketika kadar oksigen dalam tubuh tidak adekuat akibat kurangnya penggunaan atau pengikatan oksigen pada tingkat sel. Kondisi ini di tandai dengan kelelahan,

Page 4: ASKEP OKSIGENASI

kecemasan, pusing, pucat, sianosis dan dispnea. Obstruksi jalan napasObstruksi jalan napas dapat terjadi di seluruh tempat di sepanjang jalan napas atas atsu bawah. Pada jalan napas atas disebabkan oleh benda asing seperti makanan, akumulasi secret dan lidah yang menyumbat orofaring pada klien yang tidak sadar. Sedangkan pada jalan napas bawah meliputi sumbatan total atau sebagian pada jalan napas bronkus dan paru.

Asuhan keperawatan klien dengan masalah oksigenasi

a) Pengkajian Riwayat keperawatan Pemeriksaan fisik Pemeriksaan diagnostikb). Penetapan diagnosa, menurut NANDA (2003) Ketidakefektifan bersihan jalan napas Ketidakefektifan pola napas Gangguan pertukaran gas Intoleransi aktivitasc). Perencanaan dan implementasi Ketidakefektifan bersihan jalan napas, berhubungan dengan : Kriteria hasil Indikator Intervensi Rasional

Diagnosa yang diangkat adalah ketidakektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan: Sekret yang berlebihan dan kental, sekunder akibat (infeksi, inflamasi, alergi, merokok, penyakit jantung atau paru) Imobilisasi, stasis sekret, dan batuk tak-efektif, sekunder akibat (depresi ssp/trauma kepala, cedera serebrovaskular) Supresi refleks batu Efek trakeostomi (perubahan sekret) Imobilisasi, sekunder akibat (pembedahan/trauma, nyeri, ansietas, kelemahan, gangguan persepsi/kognitif) Kelembapan yang sangat tinggi atau sangat rendah Terpajan udara dingin, tertawa, menangis,alergen, merokok

Kriteria hasil individu tidak akan mengalami aspirasi

Indikator memperlkihatkan upaya batuk yang efektif dan peningkatan pertukaran gas Menjelaskan rasional intervensi untuk meningkatkan batuk

Intervensi umumMandiri o Kaji faktor penyebab (ex: batuk tidak efektif, nyeri, sekret yang kental)

Page 5: ASKEP OKSIGENASI

o Kurangi atau hilangkan faktor penyebabnyao Ajarkan klien metode batauk efektif yang benara. bernapas dalam dan pelansambil meninggikan badan setinggi mungkinb. gunakan pernapasan diafragmac. Tahan napas selama 3-5 detik dan perlahan keluarkan melalui mulut semaksimal mungkin d. ambil napas kedua kali, tahan, keluarkan perlahan dan batukkan dengan kekuatan penuho Lakukan fisioterapi dada dan drainase postural sesuai kebutuhano Jika ada nyeri, berikan obat peredanyeri sesuai kebutuhano Sesuaikan pemberian dosis analgesik dengan sesi latihan batuk o Tentukan waktu ketika klien terlihat paling bebas dari rasa nyeri, yakni saat tingkat kesadaran dan penampilan fisiknya optimal. Saat itu, waktu yang tepet untuk latihannapas dan batuk aktifo Pastikan bahwa latihan batuk dilakukan pada puncak periodekenyamanan setelah pemberian analgesik,bukan pada puncak rasa kantuko Pertahankan posisi tubuh yang baik untuk mencegah nyeri /cedera ototo jika sekret kental, pertahankan hidrasi yang adekuat (tingkatkan asupan cairan hingga 2-3 x sehari jika tidak ada kontraindikasi)o Pertahankan kelembapan udara inspirasi yang adekuato Jika batuk kronik, minimalisirkan iritan pd udara inspirasi (ex, debu,alergen)o Izinkan klien beristirahat setelah berlatih batuk dan sebelum makano Berikan periode istirahat yang tidak tergangguo Berikan obat yang telah diresepkan-depresan batuko Redakan iritasi membran mukosa dengan memberikan kelembapan.

Kolaborasi Kolaborasi dengan dokter untuk tindakan suction guna mempertahankan kepatenan jalan napas Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian oksigen melalui masker, kanula hidung, dan transtrakea guna mempertahankan dan meningkatkan oksigenasi

Rasional Batuk yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kelelahan dan tidak efektif, dan bisa menyebabkan bronkitis Latihan napas dalam dapat melebarkan jalan napas, menstimulasi produksi surfaktan, dan mengembangkan permukaan jaringan paru sehingga meningkatkan pertukaran gas. Duduk pada posisi tegak menyebabkan organ2 abdomen terdorong menjauhi paru, akibatnya pengembangan paru menjadi lebih besar Pernapasan diafragma mengurangi frekuensi pernapasan dan meningkatkan ventilasi alveolar Sekret yang kental sulit di keluarkan dan dapat menyebabkan henti mukus Nyeri atau rasa takut dapat melelahkan dan menyakitkan Dukungan emosional menjadi semangat bagi klien Air hangat dapat membantu relaksasi

ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

I. PENGERTIAN OKSIGENASIOksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada tekanan 1 atmosfir

Page 6: ASKEP OKSIGENASI

sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.

II. TUJUAN PEMBERIAN OKSIGENASI1. Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan2. Untuk menurunkan kerja paru-paru3. Untuk menurunkan kerja jantung

III. ANATOMI SISTEM PERNAPASANA. Saluran Nafas Atas1. Hidung• Terdiri atas bagian eksternal dan internal• Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago• Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum• Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung• Permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi lendir secara terus menerus dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia• Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru• Hidung juga berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru• Hidung juga bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghidu) karena reseptor olfaktori terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang sejalan dengan pertambahan usia

2. Faring• Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring• Faring dibagi menjadi tiga region : nasal (nasofaring), oral (orofaring), dan laring (laringofaring)• Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratorius dan digestif3. Laring• Laring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trakea• Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas :- Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan- Glotis : ostium antara pita suara dalam laring- Kartilago tiroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk jakun (Adam's apple)- Kartilago krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak di bawah kartilago tiroid)- Kartilago aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid- Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara (pita suara melekat pada lumen laring)• Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi• Laring juga berfungsi melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batu4. Trakea• Disebut juga batang tenggorok

Page 7: ASKEP OKSIGENASI

• Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karinaB. Saluran Nafas Bawah1. Bronkus• Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri• Disebut bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus)• Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental• Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri, limfatik dan saraf2. Bronkiolus• Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus• Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas3. Bronkiolus Terminalis• Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia)4. Bronkiolus respiratori• Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori• Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara jalan napas konduksi dan jalan udara pertukaran gas5. Duktus alveolar dan Sakus alveolar• Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar• Dan kemudian menjadi alveoli6. Alveoli• Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2• Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2• Terdiri atas 3 tipe :- Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel yang membentuk dinding alveoli- Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara metabolik dan mensekresi surfaktan (suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps)- Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis dan bekerja sebagai mekanisme pertahananPARU• Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut• Terletak dalam rongga dada atau toraks• Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa pembuluh darah besar• Setiap paru mempunyai apeks dan basis• Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura interlobaris• Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus• Lobos-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen bronkusnya

PLEURA• Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis• Terbagi mejadi 2 :- Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada- Pleura viseralis yaitu yang menyelubingi setiap paru-paru• Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernapasan, juga untuk mencegah

Page 8: ASKEP OKSIGENASI

pemisahan toraks dengan paru-paru• Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk mencegah kolap paru-paru

IV. FISIOLOGI SISTEM PERNAPASANBernafas / pernafasan merupkan proses pertukaran udara diantara individu dan lingkungannya dimana O2 yang dihirup (inspirasi) dan CO2 yang dibuang (ekspirasi).Proses bernafas terdiri dari 3 bagian, yaitu :1. Ventilasi yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru atau sebaliknya.Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan tekanan antara udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang, diafragma turun dan volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif.Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi :a. Tekanan udara atmosfirb. Jalan nafas yang bersihc. Pengembangan paru yang adekuat2. Difusi yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan kapiler paru-paru.Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran respirasi.Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien tekanan oksigen antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg.Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :a. Luas permukaan parub. Tebal membran respirasic. Jumlah darahd. Keadaan/jumlah kapiler darahe. Afinitasf. Waktu adanya udara di alveoli3. Transpor yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh dan sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler.Oksigen perlu ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 % oksigen akan berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel-sel.Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi :a. Curah jantung (cardiac Output / CO)b. Jumlah sel darah merahc. Hematokrit darahd. Latihan (exercise)

V. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERNAPASANFaktor-faktor yang mempengaruhi oksigenasi adalah :1. Tahap PerkembanganSaat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya berisi cairan

Page 9: ASKEP OKSIGENASI

menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola napas.2. LingkunganKetinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan dan jantung yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat.Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen.3. Gaya HidupAktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi penyakit paru.4. Status KesehatanPada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.5. NarkotikaNarkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan.6. Perubahan/gangguan pada fungsi pernapasanFungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang dapat mempengarhi pernapasan yaitu :a. Pergerakan udara ke dalam atau keluar parub. Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paruc. Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan dari sel jaringan.Gangguan pada respirasi yaitu hipoksia, perubahan pola napas dan obstruksi sebagian jalan napas.Hipoksia yaitu suatu kondisi ketika ketidakcukupan oksigen di dalam tubuh yang diinspirasi sampai jaringan. Hal ini dapat berhubungan dengan ventilasi, difusi gas atau transpor gas oleh darah yang dapat disebabkan oleh kondisi yang dapat merubah satu atau lebih bagian-bagian dari proses respirasi. Penyebab lain hipoksia adalah hipoventilasi alveolar yang tidak adekuat sehubungan dengan menurunnya tidal volume, sehingga karbondioksida kadang berakumulasi didalam darah.Sianosis dapat ditandai dengan warna kebiruan pada kulit, dasar kuku dan membran mukosa yang disebabkan oleh kekurangan kadar oksigen dalam hemoglobin. Oksigenasi yang adekuat sangat penting untuk fungsi serebral. Korteks serebral dapat mentoleransi hipoksia hanya selama 3 - 5 menit sebelum terjadi kerusakan permanen. Wajah orang hipoksia akut biasanya terlihat

Page 10: ASKEP OKSIGENASI

cemas, lelah dan pucat.7. Perubahan pola nafasPernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama jaraknya dan sedikit perbedaan kedalamannya. Bernapas yang sulit disebut dyspnoe (sesak). Kadang-kadang terdapat napas cuping hidung karena usaha inspirasi yang meningkat, denyut jantung meningkat. Orthopneo yaitu ketidakmampuan untuk bernapas kecuali pada posisi duduk dan berdiri seperti pada penderita asma.8. Obstruksi jalan napasObstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di sepanjang saluran pernapasan di sebelah atas atau bawah. Obstruksi jalan napas bagian atas meliputi : hidung, pharing, laring atau trakhea, dapat terjadi karena adanya benda asing seperti makanan, karena lidah yang jatuh kebelakang (otrhopharing) bila individu tidak sadar atau bila sekresi menumpuk disaluran napas.Obstruksi jalan napas di bagian bawah melibatkan oklusi sebagian atau lengkap dari saluran napas ke bronkhus dan paru-paru. Mempertahankan jalan napas yang terbuka merupakan intervensi keperawatan yang kadang-kadang membutuhkan tindakan yang tepat. Onbstruksi sebagian jalan napas ditandai dengan adanya suara mengorok selama inhalasi (inspirasi).

VI. PENGKAJIAN KEPERAWATANSecara umum pengkajian dimulai dengan mengumpulkan data tentang :1. Biodata pasien (umur, sex, pekerjaan, pendidikan)Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik secara fisik maupun psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui hubungan dan pengaruhnya terhadap terjadinya masalah/penyakit, dan tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap pengetahuan klien tentang masalahnya/penyakitnya.2. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST)Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh klien pada saat perawat mengkaji, dan pengkajian tentang riwayat keluhan utama seharusnya mengandung unsur PQRST (Paliatif/Provokatif, Quality, Regio, Skala, dan Time)3. Riwayat perkembangana. Neonatus : 30 - 60 x/mntb. Bayi : 44 x/mntc. Anak : 20 - 25 x/mntd. Dewasa : 15 - 20 x/mnte. Dewasa tua : volume residu meningkat, kapasitas vital menurun4. Riwayat kesehatan keluargaDalam hal ini perlu dikaji apakah ada anggota keluarga yang mengalami masalah / penyakit yang sama.5. Riwayat sosialPerlu dikaji kebiasaan-kebiasaan klien dan keluarganya, misalnya : merokok, pekerjaan, rekreasi, keadaan lingkungan, faktor-faktor alergen dll.6. Riwayat psikologisDisini perawat perlu mengetahui tentang :a. Perilaku / tanggapan klien terhadap masalahnya/penyakitnyab. Pengaruh sakit terhadap cara hidupc. Perasaan klien terhadap sakit dan therapid. Perilaku / tanggapan keluarga terhadap masalah/penyakit dan therapi7. Riwayat spiritual8. Pemeriksaan fisika. Hidung dan sinus

Page 11: ASKEP OKSIGENASI

Inspeksi : cuping hidung, deviasi septum, perforasi, mukosa (warna, bengkak, eksudat, darah), kesimetrisan hidung.Palpasi : sinus frontalis, sinus maksilarisb. FaringInspeksi : warna, simetris, eksudat ulserasi, bengkakc. TrakheaPalpasi : dengan cara berdiri disamping kanan pasien, letakkan jari tengah pada bagian bawah trakhea dan raba trakhea ke atas, ke bawah dan ke samping sehingga kedudukan trakhea dapat diketahui.d. ThoraksInspeksi :• Postur, bervariasi misalnya pasien dengan masalah pernapasan kronis klavikulanya menjadi elevasi ke atas.• Bentuk dada, pada bayi berbeda dengan orang dewasa. Dada bayi berbentuk bulat/melingkar dengan diameter antero-posterior sama dengan diameter tranversal (1 : 1). Pada orang dewasa perbandingan diameter antero-posterior dan tranversal adalah 1 : 2Beberapa kelainan bentuk dada diantaranya : Pigeon chest yaitu bentuk dada yang ditandai dengan diameter tranversal sempit, diameter antero-posterior membesar dan sternum sangat menonjol ke depan. Funnel chest merupakan kelainan bawaan dengan ciri-ciri berlawanan dengan pigeon chest, yaitu sternum menyempit ke dalam dan diameter antero-posterior mengecil. Barrel chest ditandai dengan diameter antero-posterior dan tranversal sama atau perbandingannya 1 : 1.Kelainan tulang belakang diantaranya : Kiposis atau bungkuk dimana punggung melengkung/cembung ke belakang. Lordosis yaitu dada membusung ke depan atau punggung berbentuk cekung. Skoliosis yaitu tergeliatnya tulang belakang ke salah satu sisi.• Pola napas, dalam hal ini perlu dikaji kecepatan/frekuensi pernapasan apakah pernapasan klien eupnea yaitu pernapasan normal dimana kecepatan 16 - 24 x/mnt, klien tenang, diam dan tidak butuh tenaga untuk melakukannya, atau tachipnea yaitu pernapasan yang cepat, frekuensinya lebih dari 24 x/mnt, atau bradipnea yaitu pernapasan yang lambat, frekuensinya kurang dari 16 x/mnt, ataukah apnea yaitu keadaan terhentinya pernapasan.Perlu juga dikaji volume pernapasan apakah hiperventilasi yaitu bertambahnya jumlah udara dalam paru-paru yang ditandai dengan pernapasan yang dalam dan panjang ataukah hipoventilasi yaitu berkurangnya udara dalam paru-paru yang ditandai dengan pernapasan yang lambat.Perlu juga dikaji sifat pernapasan apakah klien menggunakan pernapasan dada yaitu pernapasan yang ditandai dengan pengembangan dada, ataukah pernapasan perut yaitu pernapasan yang ditandai dengan pengembangan perut.Perlu juga dikaji ritme/irama pernapasan yang secara normal adalah reguler atau irreguler, ataukah klien mengalami pernapasan cheyne stokes yaitu pernapasan yang cepat kemudian menjadi lambat dan kadang diselingi apnea, atau pernapasan kusmaul yaitu pernapasan yang cepat dan dalam, atau pernapasan biot yaitu pernapasan yang ritme maupun amplitodunya tidak teratur dan diselingi periode apnea.Perlu juga dikaji kesulitan bernapas klien, apakah dispnea yaitu sesak napas yang menetap dan kebutuhan oksigen tidak terpenuhi, ataukah ortopnea yaitu kemampuan bernapas hanya bila dalam posisi duduk atau berdiri.Perlu juga dikaji bunyi napas, dalam hal ini perlu dikaji adanya stertor/mendengkur yang terjadi karena adanya obstruksi jalan napas bagian atas, atau stidor yaitu bunyi yang kering dan nyaring dan didengar saat inspirasi, atau wheezing yaitu bunyi napas seperti orang bersiul, atau rales yaitu bunyi yang mendesak atau bergelembung dan didengar saat inspirasi, ataukah ronchi yaitu bunyi napas yang kasar dan kering serta di dengar saat ekspirasi.

Page 12: ASKEP OKSIGENASI

Perlu juga dikaji batuk dan sekresinya, apakah klien mengalami batuk produktif yaitu batuk yang diikuti oleh sekresi, atau batuk non produktif yaitu batuk kering dan keras tanpa sekresi, ataukah hemoptue yaitu batuk yang mengeluarkan darah• Status sirkulasi, dalam hal ini perlu dikaji heart rate/denyut nadi apakah takhikardi yaitu denyut nadi lebih dari 100 x/mnt, ataukah bradikhardi yaitu denyut nadi kurang dari 60 x/mnt.Juga perlu dikaji tekanan darah apakah hipertensi yaitu tekanan darah arteri yang tinggi, ataukah hipotensi yaitu tekanan darah arteri yang rendah.Juga perlu dikaji tentang oksigenasi pasien apakah terjadi anoxia yaitu suatu keadaan dengan jumlah oksigen dalam jaringan kurang, atau hipoxemia yaitu suatu keadaan dengan jumlah oksigen dalam darah kurang, atau hipoxia yaitu berkurangnya persediaan oksigen dalam jaringan akibat kelainan internal atau eksternal, atau cianosis yaitu warna kebiru-biruan pada mukosa membran, kuku atau kulit akibat deoksigenasi yang berlebihan dari Hb, ataukah clubbing finger yaitu membesarnya jari-jari tangan akibat kekurangan oksigen dalam waktu yang lama.Palpasi :Untuk mengkaji keadaan kulit pada dinding dada, nyeri tekan, massa, peradangan, kesimetrisan ekspansi dan taktil vremitus.Taktil vremitus adalah vibrasi yang dapat dihantarkan melalui sistem bronkhopulmonal selama seseorang berbicara. Normalnya getaran lebih terasa pada apeks paru dan dinding dada kanan karena bronkhus kanan lebih besar. Pada pria lebih mudah terasa karena suara pria besar

VII. DIAGNOSA KEPERAWATANDiagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi diantaranya adalah :1. Bersihan jalan nafas tidak efektif2. Pola napas tidak efektif3. Gangguan pertukaran gas4. Penurunan kardiak output5. Rasa berduka6. Koping tidak efektif7. Perubahan rasa nyaman8. Potensial/resiko infeksi9. Interaksi sosial terganggu10. Intoleransi aktifitas, dll sesuai respon klien1. Bersihan jalan napas tidak efektifYaitu tertumpuknya sekresi atau adanya obstruksi pada saluran napas.Tanda-tandanya :• Bunyi napas yang abnormal• Batuk produktif atau non produktif• Cianosis• Dispnea• Perubahan kecepatan dan kedalaman pernapasanKemungkinan faktor penyebab :• Sekresi yang kental atau benda asing yang menyebabkan obstruksi• Kecelakaan atau trauma (trakheostomi)• Nyeri abdomen atau nyeri dada yang mengurangi pergerakan dada• Obat-obat yang menekan refleks batuk dan pusat pernapasan• Hilangnya kesadaran akibat anasthesi• Hidrasi yang tidak adekuat, pembentukan sekresi yang kental dan sulit untuk di expektoran• Immobilisasi

Page 13: ASKEP OKSIGENASI

• Penyakit paru menahun yang memudahkan penumpukan sekresi2. Pola napas tidak efektifYaitu respon pasien terhadap respirasi dengan jumlah suplay O2 kejaringan tidak adekuatTanda-tandanya :• Dispnea• Peningkatan kecepatan pernapasan• Napas dangkal atau lambat• Retraksi dada• Pembesaran jari (clubbing finger)• Pernapasan melalui mulut• Penambahan diameter antero-posterior• Cianosis, flail chest, ortopnea• Vomitus• Ekspansi paru tidak simetrisKemungkinan faktor penyebab :• Tidak adekuatnya pengembangan paru akibat immobilisasi, obesitas, nyeri• Gangguan neuromuskuler seperti : tetraplegia, trauma kepala, keracunan obat anasthesi• Gangguan muskuloskeletal seperti : fraktur dada, trauma yang menyebabkan kolaps paru• CPPO seperti : empisema, obstruksi bronchial, distensi alveoli• Hipoventilasi akibat kecemasan yang tinggi• Obstruksi jalan napas seperti : infeksi akut atau alergi yang menyebabkan spasme bronchial atau oedema• Penimbunan CO2 akibat penyakit paru3. Gangguan pertukaran gasYaitu perubahan asam basa darah sehingga terjadi asidosis respiratori dan alkalosis respiratori.4. Penurunan kardiak outputTanda-tandanya :• Kardiak aritmia• Tekanan darah bervariasi• Takikhardia atau bradikhardia• Cianosis atau pucat• Kelemahan, vatigue• Distensi vena jugularis• Output urine berkurang• Oedema• Masalah pernapasan (ortopnea, dispnea, napas pendek, rales dan batuk)Kemungkinan penyebab :• Disfungsi kardiak output akibat penyakit arteri koroner, penyakit jantung• Berkurangnya volume darah akibat perdarahan, dehidrasi, reaksi alergi dan reaksi kegagalan jantung• Cardiak arrest akibat gangguan elektrolit• Ketidakseimbangan elektrolit seperti kelebihan potassiom dalam darah

VIII. RENCANA KEPERAWATAN1. Mempertahankan terbukanya jalan napasA. Pemasangan jalan napas buatanJalan napas buatan (artificial airway) adalah suatu alat pipa (tube) yang dimasukkan ke dalam mulut atau hidung sampai pada tingkat ke-2 dan ke-3 dari lingkaran trakhea untuk memfasilitasi ventilasi dan atau pembuangan sekresi

Page 14: ASKEP OKSIGENASI

Rute pemasangan :• Orotrakheal : mulut dan trakhea• Nasotrakheal : hidung dan trakhea• Trakheostomi : tube dimasukkan ke dalam trakhea melalui suatu insisi yang diciptakan pada lingkaran kartilago ke-2 atau ke-3• Intubasi endotrakhealB. Latihan napas dalam dan batuk efektifBiasanya dilakukan pada pasien yang bedrest atau post operasiCara kerja :• Pasien dalam posisi duduk atau baring• Letakkan tangan di atas dada• Tarik napas perlahan melalui hidung sampai dada mengembang• Tahan napas untuk beberapa detik• Keluarkan napas secara perlahan melalui mulut dampai dada berkontraksi• Ulangi langkah ke-3 sampai ke-5 sebanyak 2-3 kali• Tarik napas dalam melalui hidung kemudian tahan untuk beberapa detik lalu keluarkan secara cepat disertai batuk yang bersuara• Ulangi sesuai kemampuan pasien• Pada pasien pot op. Perawat meletakkan telapak tangan atau bantal pada daerah bekas operasi dan menekannya secara perlahan ketika pasien batuk, untuk menghindari terbukanya luka insisi dan mengurangi nyeriC. Posisi yang baik• Posisi semi fowler atau high fowler memungkinkan pengembangan paru maksimal karena isi abdomen tidak menekan diafragma• Normalnya ventilasi yang adekuat dapat dipertahankan melalui perubahan posisi, ambulasi dan latihanD. Pengisapan lendir (suctioning)Adalah suatu metode untuk melepaskan sekresi yang berlebihan pada jalan napas, suction dapat dilakukan pada oral, nasopharingeal, trakheal, endotrakheal atau trakheostomi tube.E. Pemberian obat bronkhodilatorAdalah obat untuk melebarkan jalan napas dengan melawan oedema mukosa bronkhus dan spasme otot dan mengurangi obstruksi dan meningkatkan pertukaran udara.Obat ini dapat diberikan peroral, sub kutan, intra vena, rektal dan nebulisasi atau menghisap atau menyemprotkan obat ke dalam saluran napas.2. Mobilisasi sekresi paruA. HidrasiCairan diberikan 2±secara oral dengan cara menganjurkan pasien mengkonsumsi cairan yang banyak - 2,5 liter perhari, tetapi dalam batas kemampuan/cadangan jantung.B. HumidifikasiPengisapan uap panas untuk membantu mengencerkan atau melarutkan lendir.C. Postural drainageAdalah posisi khuus yang digunakan agar kekuatan gravitasi dapat membantu di dalam pelepasan sekresi bronkhial dari bronkhiolus yang bersarang di dalam bronkhus dan trakhea, dengan maksud supaya dapat membatukkan atau dihisap sekresinya.Biasanya dilakukan 2 - 4 kali sebelum makan dan sebelum tidur / istirahat.Tekniknya :• Sebelum postural drainage, lakukan :- Nebulisasi untuk mengalirkan sekret- Perkusi sekitar 1 - 2 menit

Page 15: ASKEP OKSIGENASI

- Vibrasi 4 - 5 kali dalam satu periode• Lakukan postural drainage, tergantung letak sekret dalam paru.3. Mempertahankan dan meningkatkan pengembangan paruA. Latihan napasAdalah teknik yang digunakan untuk menggantikan defisit pernapasan melalui peningkatan efisiensi pernapasan yang bertujuan penghematan energi melalui pengontrolan pernapasanJenis latihan napas :• Pernapasan diafragma• Pursed lips breathing• Pernapasan sisi iga bawah• Pernapasan iga dan lower back• Pernapasan segmentalB. Pemasangan ventilasi mekanikAdalah alat yang berfungsi sebagai pengganti tindakan pengaliran / penghembusan udara ke ruang thoraks dan diafragma. Alat ini dapat mempertahankan ventilasi secara otomatis dalam periode yang lama.Ada dua tipe yaitu ventilasi tekanan negatif dan ventilasi tekanan positif.C. Pemasangan chest tube dan chest drainageChest tube drainage / intra pleural drainage digunakan setelah prosedur thorakik, satu atau lebih chest kateter dibuat di rongga pleura melalui pembedahan dinding dada dan dihubungkan ke sistem drainage.Indikasinya pada trauma paru seperti : hemothoraks, pneumothoraks, open pneumothoraks, flail chest.Tujuannya :• Untuk melepaskan larutan, benda padat, udara dari rongga pleura atau rongga thoraks dan rongga mediastinum• Untuk mengembalikan ekspansi paru dan menata kembali fungsi normal kardiorespirasi pada pasien pasca operasi, trauma dan kondisi medis dengan membuat tekanan negatif dalam rongga pleura.Tipenya :a. The single bottle water seal systemb. The two bottle waterc. The three bottle water4. Mengurangi / mengoreksi hipoksia dan kompensasi tubuh akibat hipoksiaDengan pemberian O2 dapat melalui :• Nasal canule• Bronkhopharingeal khateter• Simple mask• Aerosol mask / trakheostomy collars• ETT (endo trakheal tube)5. Meningkatkan transportasi gas dan Cardiak OutputDengan resusitasi jantung paru (RJP), yang mencakup tindakan ABC, yaitu :A : Air way adalah mempertahankan kebersihan atau membebaskan jalan napasB : Breathing adalah pemberian napas buatan melalui mulut ke mulut atau mulut ke hidungC : Circulation adalah memulai kompresi jantung atau memberikan sirkulasi buatanJadi secara umum intervensi keperawatan mencakup di dalamnya :a. Health promotion• Ventilasi yang memadai• Hindari rokok

Page 16: ASKEP OKSIGENASI

• Pelindung / masker saat bekerja• Hindari inhaler, tetes hidung, spray (yang dapat menekan nervus 1)• Pakaian yang nyamanb. Health restoration and maintenance• Mempertahankan jalan napas dengan upaya mengencerkan sekret• Teknik batuk dan postural drainage• Suctioning• Menghilangkan rasa takut dengan penjelasan, posisi fowler/semi fowler, significant other• Mengatur istirahat dan aktifitas dengan memberikan HE yang bermanfaat, fasilitasi lingkungan, tingkatkan rasa nyaman, terapi yang sesuai, ROM• Mengurangi usaha bernapas dengan ventilasi yang memeadai, pakaian tipis dan hangat, hindari makan berlebih dan banyak mengandung gas, atur posisi• Mempertahankan nutrisi dan hidrasi juga dengan oral hygiene dan makanan yang mudah dikunyah dan dicerna• Mempertahankan eliminasi dengan memberikan makanan berserat dan ajarkan latihan• Mencegah dan mengawasi potensial infeksi dengan menekankan prinsip medikal asepsis• Terapi O2• Terapi ventilasi• Drainage dada

IX. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASIImplementasi keperawatan sesuai dengan intervensi dan evaluasi dilakukan sesuai tujuan dan kriteria termasuk di dalamnya evaluasi proses.