kdm 2 editan

12
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia mendapatkan oksigen melalui proses bernapas yang disebut respirasi, proses bernapas tersebut terdiri dari inhalasi dan ekspirasi. Kebutuhan oksigen menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia sehari-hari. Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memberi tahukan kepada klien dalam memenuhi kebutuhan pemasangan kannul dan masker bagi penderita gangguan pola pernapasan. Pemasanagan kannul dan masker memerlukan tahapan- tahapan yang sesuai dengan prosedur, karena jika terjadi sebuah kesalahan maka akan menimbulkan resiko yang fatal. Untuk mencegah terjadinya kesalahan tersebut, seorang perawat harus memperhatikan kehati-hatian, ketepatan dan ketelitian dalam melakukan tindakan keperawatan. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari pembahasan pemberian oksigen, nasal kanul dan masker adalah sebagai berilkut : a. Apa pengertian dari oksigen, nasal cannula dan masker ? b. Apa tujuan dari pemberian oksigen nasal kanul dan masker ? c. Apa Indikasi dan kontra indikasi dari pemberian oksigen nasal kanul dan masker? d. Bagaimana cara pemasangan nasal kanul dan masker dalam pemberian oksigen?

Transcript of kdm 2 editan

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangManusia mendapatkan oksigen melalui proses bernapas yang disebut respirasi, proses bernapas tersebut terdiri dari inhalasi dan ekspirasi. Kebutuhan oksigen menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia sehari-hari. Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memberi tahukan kepada klien dalam memenuhi kebutuhan pemasangan kannul dan masker bagi penderita gangguan pola pernapasan.Pemasanagan kannul dan masker memerlukan tahapan-tahapan yang sesuai dengan prosedur, karena jika terjadi sebuah kesalahan maka akan menimbulkan resiko yang fatal. Untuk mencegah terjadinya kesalahan tersebut, seorang perawat harus memperhatikan kehati-hatian, ketepatan dan ketelitian dalam melakukan tindakan keperawatan.

1.2 Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah dari pembahasan pemberian oksigen, nasal kanul dan masker adalah sebagai berilkut :a. Apa pengertian dari oksigen, nasal cannula dan masker ?b. Apa tujuan dari pemberian oksigen nasal kanul dan masker ?c. Apa Indikasi dan kontra indikasi dari pemberian oksigen nasal kanul dan masker?d. Bagaimana cara pemasangan nasal kanul dan masker dalam pemberian oksigen?

1.3 Tujuan PenulisanTujuan dari penulisan makalah yang berjudul pemberian oksigen, nasal kannul, dan masker adalah sebagai berikut :a. Untuk memahami oksigen nasal kanul dan masker.b. Untuk memahami tujuan dari pemberian oksigen nasal kanul dan masker.c. Untuk memahami indikasi dan kontra indikasi pemberian oksigen nasal kanul dan masker.d. Untuk mengetahui cara pemasangan nasal kanul dan masker.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian2.1.1 OksigenOksigen adalah gas untuk bertahan hidup yang diedarkan ke sel-sel dalam tubuh melalui sistem pernapasan dan sistem kardiovaskuler (peredaran darah). Dalam keadaan normal, proses oksigenasi terjadi tanpa disertai pemikiran serius mengenai apa yang terjadi. Namun, ketika tubuh kekurangan oksigen seseorang dapat segera merasakan efeknya. Dengan kata lain, anda tidak membutuhkan oksigen sampai sumur anda mengering (Bennita W.Vaughans)

2.1.2 Nasal Cannula Nasal Cannula adalah sebuah alat plastic yang sekali pakai, dibuang dengan kedua cabang menonjol untuk dimasukan kedalam lubang hidung. Alat ini diletakkan dengan sebuah tali yang melingkari kepala yang dapat mulur sebelum zat asam dialirkan kedalam alat tersebut, zat asam digelembungkan melalui alat pelembab yang berisi air destilasi. Metode pengaturan ini dilakukan dibadan-badan kesehatan dan rumah-rumah. ( Wolff, Weitzel dan Fuerst ).

2.1.3MaskerMasker wajah yang menutupi hidung dan mulut klien dapat digunakan untuk inhalasi oksigen. Bagian ekshalasi pada kedua sisi masker memungkinkan dikeluarkannya karbon dioksida yang dihembuskan. ( Kozier, Erb, Berman dan Snyder, 2004 ).Beragam masker oksigen yang digunakan:a. Masker wajah sederhana mengalirkan oksigen dengan konsentrasi dari 40% sampai 60% pada volume aliran masing-masing sebesar 5 sampai 8 L/mnt.b. Masker partial rebreather mengalirkan oksigen dengan konsentrasi 60% sampai 90% pada volume aliran masing-masing 6 sampai 10L/mnt. Kantung reservoir oksigen yang terhubung memungkinkan klien mengambil nafas kembali sekitar 1/3 dari udara yang dihembuskan bersamaan dengan oksigen. Dengan demian, kantung rebreather partial tidak boleh mengempis secara total selama inspirasi tujuannya untuk menghingdari karbon dioksida.c. Masker nonrebreather mengalirkan oksigen dengan konsentrasi tertinggi hingga 95% sampai 100% dengan cara selalu intubasi atau ventilasi mekanis, pada volume aliran 10 sampai 15 L/mnt. Untuk mencegah terbentuknya karbon dioksida, kantung nonrebreather tidak boleh mengempis secara total selama inspirasi.d. Masker venturi mengalirkan oksigen dengan konsentrasi bervariasi dari 24% sampai 40% atau 50% pada aliran bervolume 4 sampai 10L/mnt. Masker venturi memiliki selang berukuran besar dan jet adapter yang diberi kode warna yang berespon terhadap konsentrasi oksigen dan volume aliran yang tepat. Misalnya, adapter biru mengalirkan oksigen berkonsentrasi 24% pada aliran 4L/mnt dan adapter hijau mengalirkan berkonsentrasi 35% pada aliran 8L/ mnt. Memberikan oksigen dengan masker sama dengan memberikan oksigen dengan kanula.2.2 Tujuana. Memberikan tambahan oksigen dengan kadar sedang dengan konsentrasi dan kelembaban yang lebih tinggi dibandingkan dengan kanul. (Suparmi, 2008:68)b. Memberikan oksigen dengan konsentrasi relatif rendah saat kebutuhan oksigen minimal.c. Memberikan oksigen yang tidak terputus saat klien makan atau minum.(Aryani, 2009:54)d. Tujuan dari nasal kanul itu sendiri adalah untuk memenui kebutuhan oksigen dalam tubuh karena mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen.

2.3 Indikasi dan Kontra indikasia. IndikasiTerapi oksigen diberikan pada klien dengan:1.Gagal nafasKetidakmampuan tubuh dalam mempertahankan tekanan parsial normal O2 dan CO2 di dalam darah, disebabkan oleh gangguan pertukaran O2 dan CO2 sehingga sistem pernapasan tidak mampu memenuhi metabolisme tubuh.2.Gangguanjantung(gagaljantung)Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap nutrien dan oksigen.3.KelumpuhanalatpernafasanSuatu keadaan dimana terjadi kelumpuhan pada alat pernapasan untuk memenuhi kebutuhan oksigen karena kehilangan kemampuan ventilasi secara adekuat sehingga terjadi kegagalan pertukaran gas O2 dan CO2.4.Perubahanpolanapas.Hipoksia (kekurangan oksigen dalam jaringan), dyspnea (kesulitan bernapas, misal pada pasien asma),sianosis (perubahan warna menjadi kebiru-biruan pada permukaan kulit karena kekurangan oksigen), apnea (tidak bernapas/ berhenti bernapas), bradipnea (pernapasan lebih lambat dari normal dengan frekuensi kurang dari 16x/menit), takipnea (pernapasan lebih cepat dari normal dengan frekuensi lebih dari 24x/menit (Tarwoto&Wartonah, 2010:35)5.Keadaangawat(misalnya: koma)Pada keadaan gawat, misal pada pasien koma tidak dapat mempertahankan sendiri jalan napas yang adekuat sehingga mengalami penurunan oksigenasi.6. Trauma paruParu-paru sebagai alat penapasan, jika terjadi benturan atau cedera akan mengalami gangguan untuk melakukan inspirasi dan ekspirasi.7. Metabolisme yang meningkat : luka bakarPada luka bakar, konsumsi oksigen oleh jaringan akan meningkat dua kali lipat sebagai akibat dari keadaan hipermetabolisme.8. Post operasiSetelah operasi, tubuh akan kehilangan banyak darah dan pengaruh dari obat bius akan mempengaruhi aliran darah ke seluruh tubuh, sehingga sel tidak mendapat asupan oksigen yang cukup.9. Keracunan karbon monoksidaKeberadaan CO di dalam tubuh akan sangat berbahaya jika dihirup karena akan menggantikan posisi O2 yang berikatan dengan hemoglobin dalam darah.(Aryani, 2009:53)Kontraindikasi

Tidak ada konsentrasi pada pemberian terapi oksigen dengan syarat pemberian jenis dan jumlah aliran yang tepat. Namun demikan, perhatikan pada khusus berikut ini 1. Pada klien dengan PPOM (Penyakit Paru Obstruktif Menahun) yang mulai bernafas spontan maka pemasangan masker partial rebreathing dan non rebreathing dapat menimbulkan tanda dan gejala keracunan oksigen. Hal ini dikarenakan jenis masker rebreathing dan non-rebreathing dapat mengalirkan oksigen dengan konsentrasi yang tinggi yaitu sekitar 90-95%2. Face mask tidak dianjurkan pada klien yang mengalami muntah-muntah3. Jika klien terdapat obstruksi nasal maka hindari pemakaian nasal kanul.(Aryani, 2009:53)Hal - hal yang perlu diperhatikan Perhatikan jumlah air steril dalam humidifier, jangan berlebih atau kurang dari batas. Hal ini penting untuk mencegah kekeringan membran mukosa dan membantu untuk mengencerkan sekret di saluran pernafasan klien Pada beberapa kasus seperti bayi premature, klien dengan penyakit akut, klien dengan keadaan yang tidak stabil atau klien post operasi, perawat harus mengobservasi lebih sering terhadap respon klien selama pemberian terapi oksigen Pada beberapa klien, pemasangan masker akan memberikan tidak nyaman karena merasa terperangkat. Rasa tersebut dapat di minimalisir jika perawat dapat meyakinkan klien akan pentingnya pemakaian masker tersebut. Pada klien dengan masalah febris dan diaforesis, maka perawat perlu melakukan perawatan kulit dan mulut secara extra karena pemasangan masker tersebut dapat menyebabkan efek kekeringan di sekitar area tersebut. Jika terdapat luka lecet pada bagian telinga klien karena pemasangan ikatan tali nasal kanul dan masker. Maka perawat dapat memakaikan kassa berukuran 4x4cm di area tempat penekanan tersebut. Akan lebih baik jika perawat menyediakan alat suction di samping klien dengan terapi oksigen Pada klien dengan usia anak-anak, biarkan anak bermain-main terlebih dahulu dengan contoh masker. Jika terapi oksigen tidak dipakai lagi, posisikan flow meter dalam posisi OFF Pasanglah tanda : dilarang merokok : ada pemakaian oksigen di pintu kamar klien, di bagian kaki atau kepala tempat tidur, dan di dekat tabung oksigen. Instrusikan kepada klien dan pengunjung akan bahaya merokok di area pemasangan oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran. (Aryani, 2009:53)

b. Kontra IndikasiTidak kontraindaksi absololut, pemberiannya tidak dianjurkan pada klien dengan keterbatasan jalan nafas yang berat dengan keluhan utama dispneu dan tidak mempunyai hipoksia kronis.

2.4 Penatalaksanaan

a. Nasal kanulPenggunaan oksigen melalui Nasal Kanul, Flow meter terhubung kedalam suplai oksigen Humidifier dengan air suling steril. Implementasi tindakan:1. Membawa peralatan yang diperlukan, letakan di samping tempat tidur atau meja overbed.2. Membersihkan tangan dan memakai APD.3. Mengidentifikasi pasien.4. Tutup tirai disekitar tempat tidur dan menutup pintu kamar jika mungkin.5. Menjelaskan apa yang akan anda lakukan dan alasan untuk melakukannya kepada pasien. Meninjau tindakan pencegahan keamanan yang diperlukan ketika oksigen digunakan. Beri tanda "tidak merokok" di daerah tersebut.6. Menghubungkan kanula nasal untuk set up oksigen dengan humidifikasi.7. Penggunaan peralatan menyesuaikan laju aliran seperti yang diperintahkan. periksa oksigen yang mengalir keluar dari kanul. Menempatkan kanul dalam lubang hidung pasien. Menempatkan selang oksigen di samping telinga dengan nyaman . Secara bergantian, pipa dapat ditempatkan di sekitar kepala pasien, dengan pengaturan di bagian belakang atau dasar kepala. Menempatkan kain kassa di telinga bawah pipa yang diperlukan. Menyesuaikan fit dari cannula yang diperlukan. Tali pengikat harus nyaman tetapi tidak ketat terhadap kulit.8. Atur pasien untuk bernapas melalui hidung, dengan mulut tertutup. 9. Menilai kembali status pernapasan pasien, termasuk tingkat pernapasan, usaha, dan suara paru-paru. Perhatikan tanda-tanda gangguan pernapasan, seperti tachypnea,, penggunaan otot aksesori, atau dyspnea. 10. Lepaskan APD, jika sudah tidak digunakan. 11. Mengenakan sarung tangan bersih. Keluarkan dan bersihkan kanula dan memeriksa alat tersebut setidaknya setiap 8 jam, atau sesuai dengan rekomendasi.

b. MaskerPenggunaan oksigen melalui Masker, Flow meter terhubung kedalam suplai oksigen Humidifier dengan air suling steril. Implementasi tindakan:1. Bawa peralatan yang diperlukan letakan di samping tempat tidur atau meja overbed.2. Membersihkan tangan dan memakai APD.3. Identifikasi pasien.4. Tutup tirai di sekitar tempat tidur dan menutup pintu ke kamar.5. Jelaskan apa yang akan anda lakukan dan alasan untuk melakukannya kepada pasien. Tinjau tindakan pencegahan keamanan yang diperlukan ketika oksigen digunakan. Tempatkan tanda "No Smoking" di daerah yang tepat.6. Pasang masker ke sumber oksigen (dengan humidifikasi jika sesuai , untuk masker khusus). Mulai aliran oksigen pada tingkat yang ditentukan. Untuk masker dengan reservoir, pastikan oksigen siap mengisi kantong sebelum melanjutkan ke langkah berikutnya .7. Posisikan masker ke hidung dan mulut pasien. Sesuaikan tali elastis sehingga masker nyaman di gunakan. Sesuaikan kecepatan aliran dengan tingkat yang ditentukan 8. Jika pasien melapor ada iritasi atau kemerahan, gunakan kain kassa di bawah tali elastis pada titik-titik luka untuk mengurangi iritasi pada telinga dan kulit kepala .9. Menilai kembali status pernapasan pasien , termasuk tingkat pernapasan , usaha, dan suara paru-paru . Perhatikan tanda-tanda gangguan pernapasan , seperti tachypnea , napas cuping hidung , penggunaan otot aksesori , atau dyspnea .10. keringkan kulit setiap 2 sampai 3 jam jika oksigen berjalan terus menerus . Jangan gunakan bedak di sekitar masker 11. Lepas APD dan bersihkan tangan.

BAB IIIPENUTUP2.5 Kesimpulan

Oksigen adalah gas untuk bertahan hidup yang diedarkan ke sel-sel dalam tubuh melalui sistem pernapasan dan sistem kardiovaskuler (peredaran darah).Nasal Cannula adalah sebuah alat plastic yang sekali pakai, dibuang dengan kedua cabang menonjol untuk dimasukan kedalam lubang hidung.Masker wajah yang menutupi hidung dan mulut klien dapat digunakan untuk inhalasi oksigen. Bagian ekshalasi pada kedua sisi masker memungkinkan dikeluarkannya karbon dioksida yang dihembuskan. Pemasangan nasal kanul dan oksigen diberikan hanya untuk pasien yang tidak dapat bernafas dengan baik. Oleh karena itu perawat harus mengetahui prosedur pemasangan nasal kanul dan masker dengan cara yang tepat dan benar. 2.6 Saran dan Kritik

Penulis mengharapkan saran serta kritik yang membangun untuk lebih memajukan dalam pembuatan makalah ini.