KDK FIX (Repaired)

download KDK FIX (Repaired)

of 17

description

HT

Transcript of KDK FIX (Repaired)

BAB IIILAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH

III.1Identitas Keluarga1. Identitas pasien Nama: Tn. SutarmanUmur: 64 TahunJenis Kelamin: Laki laki Status Perkawinan: MenikahAlamat: Dusun Harjosari RT 003/RW 002 Madyocondro, Secang, Kabupaten Magelang, Jawa TengahAgama: IslamSuku Bangsa: Jawa

2. Identitas kepala keluargaNama: Tn. SutarmanUmur: 64 TahunJenis Kelamin: Laki lakiStatus Perkawinan: MenikahAlamat: Dusun Harjosari RT 003/RW 002 Madyocondro, Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah Agama: IslamSuku Bangsa: JawaPendidikan Terakhir: Tamat STMPekerjaan: Karyawan SwastaIII.2Karakteristik Kedatangan Penderita ke PuskesmasPenderita datang pertama kali pada tanggal 5 Oktober 2014 ke puskesmas oleh dr. Farida. Penderita datang dengan keluhan tiba-tiba sulit jalan dan lemah bagian kiri. Keesokannya pasien memeriksakan ke bidan saat posyandu dan saat dicek gula darah didapatkan nilainya 420 mg/dl. Kemudian penderita disarankan berobat ke Puskesmas Secang I untuk mendapatkan penatalaksanaan lebih lanjut. Penderita disarankan untuk melakukan pemeriksaan cek gula darah oleh dokter di puskesmas, didapatkan nilai 380 mg/dl. Setelah itu dokter menyarankan penderita untuk mengonsumsi obat yang diresepkan dan kontrol rutin ke Puskesmas Secang I setiap bulannya.

III.3Karakteristik Demografis KeluargaAlamat penderita di Dusun Harjosari RT 003/RW 002 Madyocondro, Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Daerah tersebut merupakan daerah perdesaan. Penderita tinggal bersama suami dan kedua anaknya.

Tabel 1. Daftar anggota keluarga serumahNoNamaKedudukan di keluargaSexUmur (thn)PendidikanTerakhirPekerjaanKet.

1.SutarmanKKL64Tamat STMWiraswastaSakit

2.SuryahIstriP58Tamat SDIbu Rumah TanggaSehat

3.Surono WibowoAnakL39Tamat SMAKaryawan SwastaSehat

4.Sugeng SulistiyonoAnakL37Tamat STMKaryawan SwastaSehat

5Tri HartantoAnakL31SMAKaryawan SwastaSehat

Sumber : Kartu Keluarga Pasien

Keterangan :1. Ayah Penderita: sudah meninggal2. Ibu Penderita: sudah meninggal3. Kakak Penderita: sudah meninggal4. Kakak Penderita: sehat5. Kakak Penderita: sudah meninggal6. Penderita: Hipertensi7. Adik Penderita: sehata. Istri Penderita: sehatb. Anak Pertama Penderita: sehatc. Anak Kedua Penderita: sehatd. Anak Ketiga Penderita: sehatIII. 4.Resume Penyakit dan Penatalaksanaan yang Telah Diberikan 1. Anamnesis Ny. KAnamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada hari Sabtu, 20 Januari 2016 pukul 17.00 WIB di rumah pasien. a. Keluhan utama Lemas sejak 2 minggu yang lalu.b. Keluhan tambahan Tidak ada.c. Riwayat penyakit sekarangPasien merupakan penderita DM yang sedang melakukan pengobatan.d. Riwayat penyakit dahuluTidak ada.e. Riwayat penyakit keluargaTidak ada.f. Riwayat LingkunganTidak ada.

2. Hasil Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik dilakukan pada hari Senin, 1 Februari 2016 pukul -7.00 WIB. Keadaan umum: Tampak sakit ringan Kesadaran: Kompos mentis BB: 55 Kg TB: 158 Cm

Tanda vital: TD : 160/100 mmHgRR : 20 ax/menitN : 88 x/menit T : 36,2o C Status Generalis Kepala: Normocephal, warna rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut. Mata : Visus : 6/6, Gerakan bola mata ke segala arah, kornea arcus senilis (+/+), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), iris berwarna hitam, pupil bulat, reflek cahaya pupil langsung (+/+) dan reflek cahaya pupil tak langsung (+/+). Hidung: Sekret (-), septum deviasi (-), konka inferior hipremis (-/-). Mulut: Mukosa bibir kering. Telinga : Serumen (+/+), sekret (-/-). Leher: Pembesaran KGB (-), deviasi trakea (-) Toraks: Normochest, jejas (-) JantungI: Iktus cordis tidak tampakPa: Iktus cordis tidak teraba pada ICS V 2 cm medial LMC sinistraPe: Batas kanan atas: ICS II LPS dextra Batas kanan bawah: ICS IV LPS dextra Batas kiri atas: ICS II LPS sinistra Batas kiri bawah: ICS VI LMC sinistraA: S1>S2 regular, murmur (-), gallop (-) ParuI: Simetris, datar, tidak ada pergerakan nafas yang tertinggalPa: Vokal fremitus (+/+) Pe: Sonor seluruh lapang paruA: Suara dasar: Vesikuler Suara tambahan: Wheezing (-/-), ronkhi (-/-) AbdomenI: Datar, tidak ada sikatrik, tidak ada venektasiPa: Supel, hepar/lien tidak teraba, tidak ada nyari tekanPe: Timpani di seluruh lapang abdomenA: Bising usus (+) normal Genitalia : Tidak dilakukan Ekstremitas: Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-) Status Neurologi Pemeriksaan Nervus CranialisDalam batas normal Tanda Rangsang Meningeal Test kaku kuduk : (-)Test Laseuque: (-/-) Test Brudzinsky I : (-)Test Brudzinsky II : (-/-) Test Kernig : (-/-) Reflex Fisiologi Reflex biceps : (+/+)Reflex patella : (+/+) Reflex trisep : (+/+)Reflex Achilles : (+/+)

Reflex Patologis Reflex Hoffman-tromer: (-/-) Reflex Babinsky : (-/-)Reflex Schaeffer : (-/-) Reflex Chaddok : (-/-)Reflex Gordon : (-/-) Reflex Oppenheim : (-/-) Reflex Motorik Tonus : NormalTrophy : Normal Paresis 5555 55555555 5555 Pemeriksaan Sensorik Propioseptif: posisi, getar: tidak ada gangguan Eksteroseptif: nyeri, suhu, raba : tidak terdapat pengurangan sensasi nyeri, tekan dan suhu pada keempat ekstremitas. Sikap Dan Koordinasi Test Romberg: tidak ada kelainan Test tenden gait: tidak ada kelainan Dismetri telunjuk-hidung: tidak ada kelainan Fungsi Vegetatif Miksi: normal Defekasi: normal

3. Hasil Pemeriksaan Penunjang Tes Gula Darah : 380 mg/dl

4. Diagnosis KerjaHipertensi Grade II

5. Rencana Penatalaksanaana. Terapi medikamentosa Glibenklamid 1 x 5 mg Metformin 1 x 500mg

b. Edukasi Kurangi penggunaan garam yang banyak Kurangi konsumsi makanan yang berlemak dan berminyak Perbanyak aktivitas fisik Perbanyak olahraga Rutin minum obat Rutin kontrol ke puskesmas

6. Hasil Penatalaksanaan Medis Pemeriksaan dilakukan saat kunjungan ke puskesmas pada tanggal 14 Januari 2014, kondisi penderita tampak lemas. Faktor pendukung : peran keluarga untuk mengurangi gula dan meningkatkatkan aktivitas fisik pasien. Faktor penghambat: - Indikator keberhasilan: pengetahuan keluarga dan pasien meningkat, kesadaran mengurangi gula dan meningkatkan aktivitas fisik.

III. 5.Bentuk dan Siklus KeluargaBentuk keluarga ini ialah keluarga extended, yaitu keluarga yang terdiri dari 2 kepala keluarga, yaitu pasien dan istri beserta satu anak laki-laki pasien dan anak kembarnya. Keluarga ini berada dalam 1 siklus keluarga, yaitu tahap keluarga dengan anak usia remaja.

III.6Identifikasi Fungsi-Fungsi Keluarga a. Fungsi Biologis dan ReproduksiDari hasil wawancara didapatkan informasi bahwa saat ini semua anggota keluarga kecuali pasien dalam keadaan sehat. Dalam keluarga pasien terdapat penyakit degeneratif seperti hipertensi dan diabetes melitus pada anggota keluarga. Selama 2 bulan terakhir anggota keluarga dan pasien tidak mengalami penyakit menular seperti cacar air, campak, influenza, dan diare. Pasien memiliki riwayat haid teratur, telah melahirkan 2 orang anak, tidak pernah mengalami keguguran dan menggunakan KB spiral selama 10 tahun.

b. Fungsi KeluargaPasien tinggal bersama istri dan anak pertama beserta cucu kembar perempuan pasien. Di dalam keluarga pasien jika terdapat suatu masalah baik masalah eksternal maupun internal selalu didiskusikan bersama-sama dan yang berperan sebagai pembuat keputusan akhir adalah kepala keluarga yaitu pasien sendiri. Jika ada masalah yang berhubungan dengan keluarga diselesaikan secara musyawarah. Pasien mengakui jarang berkumpul bersama dengan keluarga pasien, jarang menonton tv, makan, dan sholat berjamaah. Padahal pasien mengatakan sudah membuat mushola dirumah agar bias berjamaah tapi istri, anak, dan cucu pasien selalu sholat masing-masing.

c. Fungsi PendidikanPasien menempuh pendidikan samapai tamat Sekolah Tinggi Mesin (STM), sedangkan istri pasien menempu pendidikan hanya sampai tamat Sekolah Dasar (SD). Semua anak pasien sudah bekerja di perusahaan swasta dan punya keluarga masing-masing. Semua anak pasien menempuh pendidikan samapai tamat Sekolah Menengah Atas (SMA). d. Fungsi Sosial dan BudayaPasien memberikan kebebasan kepada anak-anaknya untuk bersosialisasi. Pasien tinggal di kawasan kabuapten dan kedudukan keluarga di tengah lingkungan sosial adalah warga biasa. Pasien bekerta sebagai wiraswasta, sedangkan istri pasien merupakan ibu rumah tangga. Pergaulan umumnya berasal dari kalangan menengah. tidak ada kepercayaan terhadap mitos atau hal-hal lain yang berhubungan dengan kesehatan.

e. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan KebutuhanSumber penghasilan dalam keluarga berasal dari usaha pasien sebagai penjual bakso dengan penghasilan setiap bulan Rp 1.500.000,-. Penghasilan tersebut digunakan untuk pemenuhan kebutuhan primer, sekunder, dan tersier keluarga. Pengaturan penggunaan dana untuk pemenuhan kebutuhan tersebut dilakukan oleh pasien. Dari penghasilan tersebut masih ada yang dapat ditabung.

f. Fungsi ReligiusSeluruh anggota keluarga rutin melakukan ibadah di rumah,. Terdapat ruangan khusus untuk ibadah di rumah, yaitu mushola di lantai dua. Tetapi biasanya keluarga pasien selalu beribadah biasa dilakukan di kamar masing-masin, sedangkan pasien di mushola di rumahnya. Setiap seminggu sekali pasiem mengikuti kegiatan pengajian.

III. 7.Pola Konsumsi Makan Pasien dan KeluargaFrekuensi makan pasien dan keluarga teratur setiap hari 3 kali. Makanan diolah sendiri oleh istri pasien dengan makanan yang bervariasi setiap hari, tetapi makanan yang dibuat hanya untuk istri pasien dan cucu-cucunya. Pasien sendiri selalumakan di luar atau di warung baksonya. Hanya dengan nasi putih beserta lauk tahu, tempe, dan sayur-sayuran. Pasien mengakui memliki variasi makanan yang dikonsumsi antara lain: roti, susu, serta buah-buahan.

III. 8.Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan a. Faktor Perilaku KeluargaDalam beraktivitas sehari-hari pasien lebih sering melakukan kegiatan di luar dan dalam rumah. Di luar rumah pasien mengrus dagangan baksonya, sedangkan didalam rumah pasien menanam pohon. Pasien melakukan olahraga tiap pagi hari, yaitu berjalan kaki keliling daerah komplek rumah 30 menit. Setiap hari pasien mengkonsumsi makanan di luar sebanyak 3 kali/ hari dan juga buah-buahan, namun pasien suka mengkonsumsi kopi sebanyak 2 3 kali dalam sehari. Jika keluar rumah lebih sering berjalan kaki. Pasien merokok.Keluarga yang tinggal serumah mengkonsumsi makanan yang dimasak dirumah, anggota keluarga ada yang merokok, namun jarang berolahraga. Jika ada anggota keluarga yang sakit, pasien dan keluarga langsung berobat ke Puskesmas. Pasien dan keluarga belum menjadi peserta BPJS.

b. Faktor Non-PerilakuTerdapat fasilitas pelayanan kesehatan yang sering didatangi oleh pasien yaitu bidan desa yang berjarak 200 meter dapat ditempuh dengan berjalan kaki dan Puskesmas yang berjarak 2 kilometer dapat ditempuh dengan angkutan umum. Pembiayaan pengobatan pasien maupun keluarga dengan menjadi peserta BPJS.

III.9Identifikasi Lingkungan Rumah Gambaran LingkunganRumah penderita terletak di pemukiman penduduk yang tidak terlalu padat dan termasuk pemukiman biasa, dengan ukuran luas 165 m2. Secara umum rumah terdiri atas 1 ruang tamu dengan ruang keluarga (ukuran 3x10 m2), 5 ruang tidur (ukuran 3x2 m2), ruang makan (ukuran 4x3 m2), 3 kamar mandi (ukuran 2x1 m2), dapur (ukuran 4x3 m2), dan mushola dengan alas lantai dari keramik. Atap rumah dari genteng, dinding dari tembok, dan lantai dari keramik.Perbandingan luas lantai dan jendela di ruang tamu dengan ruang keluarga >25%, ruang tidur 25%, dan ruang makan >25%. Lubang ventilasi di ruang tamu dengan ruang keluarga berukuran 2x1,5 m2 dan lubang ventilasi terdapat kasa nyamuk, di ruang makan 2x1 m2, dan terdapat lubang ventilasi di ruang tidur. Penerangan di dalam rumah cukup terang. Ruangan tidak terasa lembab karena kesan ventilasi di dalam rumah dalam keadaan terbuka. Kebersihan di dalam rumah bersih, dan tata letak barang-barang di dalam rumah cukup rapi. Sumber air minum, cuci, dan masak dari PDAM. Jumlah kamar mandi ada 3, dengan ukuran 2x1 m2. Jarak septik tank dengan sumber air minum jauh 2 m2. Limbah rumah tangga dialirkan ke septic tank, serta tempat sampah di luar rumah tidak ada. Rumah penderita dikelilingi dengan pepohonan dan kebun. Pepohonan merupakan pohon rambutan dan pohon kelapa. Di sekeliling rumah penderita juga banyak rerumputan dan tanah. Jika hujan menjadi becek. Kebersihan di luar rumah bersih, sampah di sekitar lingkungan rumah penderita selalu dibersihkan setiap hari.

Denah Rumah87653

KeteranganGambar 2. Denah Rumah421

1. Teras2. Ruang Tamu3. Ruang Keluarga4. Kamar Anak5. Kamar Utama6. Kamar Mandi7. Ruang Makan8. DapurPeta Rumah Dicapai dari Pelayanan Kesehatan Puskesmas Secang I

Jl. Raya Secang-MagelangKe Kota Magelang Jl. Raya Temanggung

Kecamatan Secang

Rumah Pasien

Gambar 3. Peta rumah dari pelayanan kesehatan

III.11Diagram Realita yang Ada Pada Keluarga Lingkungan Ventilasi kamar baik Ventilasi ruangan rumah baik Rumah dikelilingi oleh pepohonan, dan belakang rumah terdapat sawah dan kebun

Derajat kesehatan Tn. S

Penderita HT grade 2Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan terjangkau

Genetik

Ada keturunan penyakit degeneratif

Perilaku Pasien memiliki kebiasaan merokok dan minum kopi Pasien suka berolahraga jalan kaki tiap pagi hari Pasien mau memeriksakan diri ke puskesmas

Gambar 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan dalam keluarga

III.12Risiko, Permasalahan, dan Rencana Pembinaan Kesehatan KeluargaTabel 2. Masalah kesehatan dan rencana pembinaanNo.Risiko dan Masalah KesehatanRencana PembinaanSasaran

1.Diabetes MelitusEdukasi dan konseling tentang DM, Pencegahan gula darah meningkat dengan kurangi penggunaan gula berlebih dan makan manis-manis, perbanyak olahragaPasien dan keluarga

III.13. Pembinaan dan Hasil KegiatanTabel 3. Pembinaan dan hasil kegiatanTanggalKegiatan yang dilakukanKeluarga yang terlibatHasil kegiatan

16 Januari 2015Penyuluhan tentang penyakit DM, dari tanda dan gejala, pencegahan, pengobatan untuk penderita DMPasien dan keluargaPengetahuan tentang DM meningkat

23 Januari 2015Monitoring hasil penyuluhanPasien dan keluargaPenyuluhan berhasil

6 Februari 2015Evaluasi hasil penyuluhanPasien dan keluargaKeluhan pasien berkurang dan gula darah normal

III.14Kesimpulan Pembinaan Keluarga1. Tingkat pemahaman Pemahaman terhadap edukasi dan penyuluha yang dilakukan cukup baik.2. Faktor pendukung(1) Keluarga mampu memahami dan menangkap penjelasan yang diberikan dengan baik.(2) Kesadaran keluarga pasien untuk mendukung kesembuhan penderita sangat baik, sehingga keluarga sangat kooperatif untuk mengubah perilaku yang tidak baik bagi kesehatan(3) Makan dengan menu bervariasi dan gizi seimbang.(4) Keluarga mau memeriksakan diri di puskesmas3. Faktor penyulit : tidak ada4. Indikator keberhasilan(1) Pengetahuan tentang DM meningkat sehingga dapat membantu kesembuhan penderita.(2) Kesadaran berobat ke puskesmas dan minum obat.(3) Kesadaran melakukan aktivitas fisik dan olahraga.(4) Keluhan berkurang dan gula darah normal.

BAB IVPENUTUP

IV.1KesimpulanBerdasarkan hasil kesimpulan yang di dapat dari data dan kunjungan rumah pada Ny. Kustiyah di Dusun Harjosari RT 003/RW 002 Madyocondro Secang di dapatkan sebagai berikut : Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan Ny. Kustiyah terdiri dari empat hal yaitu faktor genetik, perilaku, lingkungan, dan pelayanan kesehatan. Adapun faktor yang paling berpengaruh adalah perilaku, dimana pasien memiliki kebiasaan ngemil dan makan minum manis, pasien jarang beraktivitas banyak, dan jarang berolahraga. Keluarga memiliki peranan penting dalam proses kesembuhan pasien DM pada Ny. Kustiyah terutama dalam hal pengawasan minum obat, pengonsumsian dan penggunaan gula berlebihan. Peran keluarga untuk meningkatkan derajat kesehatan dengan peningkatan pengetahuan tentang DM.IV.2Saran1. Kepada keluarga untuk selalu melakukan pengawasan minum obat 2. Kepada tenaga kesehatan untuk juga melakukan pendekatan kedokteran keluarga dalam menangani kasus DM.3. Penyuluhan, Penyebaran pamflet dan poster kepada masyarakat tentang DM berguna untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat agar lebih sigap dalam pengenalan gejala dini dan pengobatan.