KASUS HT

69
KASUS HIPERTENSI KASUS 1 Seorang Ibu hamil, 30 tahun memeriksakan kehamilannya yang kedua di puskesmas. Saat ini kehamilannya memasuki usia 28 minggu. Ibu tersebut mengeluh sering merasa mual dan nyeri ulu hati dalam 1 minggu terakhir, selain itu Ia juga sering merasa sakit kepala. Dari pemeriksaan fisik ditemukan TD: 160/100, N: 86x/menit, P:24x/ menit. TFU pasien : 27 cm. Sejak mengetahui dirinya hamil pasien rajin memeriksakan kandungannya, Pada ANC sebelumnya TD ibu tersebut selalu normal. Keluhan yang sama tidak dirasakannya pada kehamilan pertama. Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium, ditemukan proteinuria 2+. Tentukan Pengobatan yang rasional dan tuliskan resepnya dengan benar. a. Permasalahan Sering merasa mual Nyeri ulu hati dalam 1 minggu terakhir Sakit kepala TD: 160/100 N: 86x/menit TFU: 27cm proteinuria +2 Diagnosa: Preeklamsia b. Tujuan terapi Menurunkan tekanan darah Memperbaiki keadaan umum pasien (tirah baring dan diet normal) c. Daftar kelompok obat yang manjur sesuai tujuan terapi Golongan obat antihipertensi: β-blocker α dan β Blocker Vasodilator Calcium-channel Blocker Diuretik Central simpatolitik 1

description

ht

Transcript of KASUS HT

KASUS HIPERTENSI

KASUS 1Seorang Ibu hamil, 30 tahun memeriksakan kehamilannya yang kedua di puskesmas. Saat ini kehamilannya memasuki usia 28 minggu. Ibu tersebut mengeluh sering merasa mual dan nyeri ulu hati dalam 1 minggu terakhir, selain itu Ia juga sering merasa sakit kepala. Dari pemeriksaan fisik ditemukan TD: 160/100, N: 86x/menit, P:24x/ menit. TFU pasien : 27 cm. Sejak mengetahui dirinya hamil pasien rajin memeriksakan kandungannya, Pada ANC sebelumnya TD ibu tersebut selalu normal. Keluhan yang sama tidak dirasakannya pada kehamilan pertama. Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium, ditemukan proteinuria 2+. Tentukan Pengobatan yang rasional dan tuliskan resepnya dengan benar.a. Permasalahan Sering merasa mual Nyeri ulu hati dalam 1 minggu terakhir Sakit kepala TD: 160/100 N: 86x/menit TFU: 27cm proteinuria +2Diagnosa: Preeklamsia

b. Tujuan terapi Menurunkan tekanan darah Memperbaiki keadaan umum pasien (tirah baring dan diet normal)

c. Daftar kelompok obat yang manjur sesuai tujuan terapi Golongan obat antihipertensi: -blocker dan Blocker Vasodilator Calcium-channel Blocker Diuretik Central simpatolitikd. Penilaian kelompok obat yang manjurGolongan obat antihipertensi : -blocker Efficacy: Mekanisme kerja: Mengikat reseptor beta dan secara kompetitif mengurangi pengikatan reseptor oleh katekolamin dan agonis beta lainnya. Memblok reseptor beta di jantung, pembuluh darah, sehingga menurunkan cardiac output.Farmakokinetik: Golongan obat ini dapat diserap dengan baik setelah pemberian peroral, kadar puncak plasma dicapai setelah 1-3 jam menelan obat. Cepat didistribusi dengan volume distribusi yang besar. Waktu paruh umumnya 2-5 jam. Safety: Efek samping: Gangguan GIT, hipotensi, asidosis metabolik. Suitability: Hati-hati pada kehamilan, dapat menyebabkan IUGR. dan Blocker Efficacy: Mekanisme kerja: blocker vasodilatasi (termasuk uteroplacental blood vessel), -blocker mencegah reflex takikardia.Menurunkan tekanan darah dengan mengurangi tahanan sistemik vascular tanpa perubahan curah jantung maupun frekuensi jantung yang nyata. Safety: Efek samping: Hipertensi postural, kelemahan, sakit kepala, nyeri epigastrium, mual muntah. Suitability: Cocok untuk pasien pada kasus ini, tidak ada kontraindikasi. Vasodilator Efficacy: Mekanisme kerja: Menyebabkan relaksasi otot polos arteriol, mengurangi tahanan vascular sistemik.Farmakokinetik: Waktu paruh hidralazin berkisar 2-4 jam, tetapi efek vascular tampak lebih panjang. Safety: Efek samping: Sakit kepala, mual, anoreksia. Suitability: Cocok untuk pasien pada kasus ini, tidak ada kontraindikasi. Calcium-channel Blocker Efficacy: Mekanisme kerja: Hambatan terhadap influx kalsium ke dalam sel otot polos arteri, sel miokard kontraktilitas miokard berkurang, pembentukan dan perambatan impuls elektrik jantung ditekan, dan mengurangi tonus arteri koroner dan pembuluh darah sitemik. Safety: Efek samping: Gangguan GI, hipotensi,oedem, palpitasi, sakit kepala, letargi,dll Suitability: Hati-hati pada ibu hamil. Diuretik Efficacy: Mekanisme kerja: Menurunkan tekanan darah dengan mengosongkan simpanan natrium tubuh, menghambat reabsorbsi natrium pada tubulus ginjal.Farmakokinetik: Bekerja dalam 1-2 jam setelah pemberian oral dan memiliki durasi kerja selama 12-24 jam. Safety: Efek samping: Gangguan GIT, hipotensi postural, reaksi hipersensitivitas. Suitability: Hati-hati pada kehamilan dan menyusui, dapat menyebabkan trombositopenia neonatal, supresi sumsum tulang, jaundice. Central simpatolitik Efficacy: Mekanisme kerja: Mengurangi resistensi vaskuler tanpa menyebabkan perubahan yang banyak pada cardiac output atau heart rate. Safety: Efek samping: Depresi, hipotensi ortostatik, pusing, mulut kering. Suitability: Cocok untuk pasien pada kasus ini, tidak ada kontraindikasi.

Skoring golongan obat:Kemanjuran (Efficacy)Keamanan (Safety)Kecocokan (Suitability)Biaya (Cost)Total Skor

-blocker807080230

dan Blocker808080240

Vasodilator809060230

Calcium-channel Blocker808080240

Diuretik805080210

Central simpatolitik809080250

Dari hasil skoring di atas, kami memilih central symphatolytic sebagai antihipertensi pilihan pada kasus di atas.Obat-obat yang temasuk dalam golongan ini antara lain: Methyldopa Efficacy: idem dengan central symphatolytic Safety: Efek samping: Gangguan GIT, mulut kering, stomatitis, sakit kepala, bradikardia, pankinsonisme. Suitability: Cocok untuk pasien pada kasus ini, tidak ada kontraindikasi. Cost: Rp. 300 Clonidine Efficacy: idem dengan central symphatolytic Safety: Efek samping: Mulut kering, sedasi, depresi, sakit kepala, nausea, konstipasi. Suitability: Hati-hati pada ibu hamil, bisa menyebabkan penurunan detak jantung janin. Cost: Rp. 260 Moxonidine Efficacy: idem dengan central symphatolytic Safety: Efek samping: Mulut kering, sakit kepala, rash, gangguan tidur, nausea. Suitability: Hati-hati pada ibu hamil. Cost: agak mahal

Skoring jenis obat:Kemanjuran (Efficacy)Keamanan (Safety)Kecocokan (Suitability)Biaya (Cost)Total Skor

Methyldopa90809080340

Clonidine90807085325

Moxonidine90808070320

Dari hasil skoring di atas, kami memilih methyldopa sebagai terapi antihipertensi pada kasus di atas.Dosis metyldopa: Dosis awal 250 mg 2-3 kali sehari, dinaikkan secara berangsur-angsur dengan interval paling sedikit 2 hari, maksimal 3 gram sehari.Bentuk sediaan obat : tablet

Resep yang lege artis

Dr. SORAYASIP No: 006/046/UP/DINKESPraktek:Jl. Sriwijaya no. 103A MataramTlp: 644066Mataram, 21 Mei 2010R/ Tab. Metildopa 250 mg no. IV S. 2 d.d. tab. I a.c. ParafPro: Ny. KarmilaUmur: 30 tahunAlamat: Jl. Surabaya no.5 Mataram

Metildopa diberikan sebanyak 4 tablet untuk dua hari terlebih dahulu, untuk melihat efeknya kemudian dosisnya ditingkatkan bila dosis awal tersebut belum adekuat.

Kasus 2Seorang ibu hamil 37 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan sering merasa mual-mual sampai muntah. Badannya juga terasa lemas dan mudah capek. Ia sebenarnya sudah melakukan tes urine menggunakan alat yang dijual di apotik, dan hasilnya positif. Setelah dilakukan pemeriksaan lab. Ulang di puskesmas hasilnya tetap positif. Jika dihitung dari HPHT Dokter memperkirakan usia kehamilan ibu tersebut 7 minggu Kehamilan ini merupakan kehamilan keempat. Dari pemeriksaan fisik ditemukan TD:160/90 , N 80x/Menit P 20x/ menit. Pasien mengaku memang tekanan darahnya sudah tinggi sebelumnya. Pada beberapa kali pemeriksaan Tekanan darahnya di atas normal. Hal tersebut terjadi sejak setahun terakhir, tetapi ia jarang mengkonsumsi obat penurun tekanan darah. Tentukan pengobatan yang rasional dan tuliskan resepnya dengan benar.

Permasalahan : Mual-mual sampai muntah Badan lemas dan mudah capek Tekanan darah tinggiDiagnosa: hipertensi dengan kehamilanTujuan terapi: Mengurangi mual dan muntah, mengembalikan kondisi tubuh yang lemas dan mudah capek Mengendalikan tekanan darah sampai