KARYA TULIS KUALITAS SPERMA MENCIT JANTAN · PDF fileDaftar Gambar ... dan gelombang TV. ......
Transcript of KARYA TULIS KUALITAS SPERMA MENCIT JANTAN · PDF fileDaftar Gambar ... dan gelombang TV. ......
i
KARYA TULIS KUALITAS SPERMA MENCIT JANTAN (Mus musculus L.) YANG
TERPAPAR RADIASI SINAR X
Oleh :
1. NI WAYAN SUDATRI, S.Si., M.Si. 2. NI MADE SUARTINI, S.Si.,M.Si
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2016
ii
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang maha Esa karena atas berkatNya penulis berhasil menyelesaikan karya tulis yang berjudul ” Kualitas sperma mencit jantan (Mus musculus) yang terpapar radiasi sinar X” tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Udayana
yang telah mendanai penelitian ini 2.Dra. AA..SA.Sukmaningsih, M.Repro. selaku pembimbing yang banyak memberikan
arahan serta bantuan alat dan zat yang diberikan kepada penulis selama penelitian berlangsung.
3. Ni Made Suartin, S.Si.M.Si. dan Dwi Ariani Y., S.Si.,M.Si. atas bantuannya selama penelitian.
Penulis menyadari bahwa laporan akhir penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan agar di dalam penulisan-penulisan berikutnya menjadi lebih sempurna. Dan semoga tulisan ini dapat memberikan mamfaat bagi pihak yang memerlukannya.
Denpasar, Januari 2016
Penulis
iii
Daftar Isi
Kata Pengantar......................................................................................................... ii Daftar Isi................................................................................................................... iii Daftar Gambar............................................................................................................. iii I. Pendahuluan............................................................................................................. 1 II. Tinjauan Pustaka..................................................................................................... 3 III. Tujuan dan Manfaat Penelitian.............................................................................. 4 IV. Metode Penelitian................................................................................................. 4 V. Hasil dan Pembahasan.......................................................................................... 7 VI. Simpulan dan Saran.............................................................................................. 13 VII. Daftar Pustaka..................................................................................................... 14
Daftar Gambar
Gambar 1. Grafik rata-rata jumlah spermatozoa mencit jjantan dewasa (Mus musculus L.) kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang diradiasi sinar .........................................................................................… 9
Gambar 2. Viabilitas Sperma; a=sperma hidup dengan warna kepala bening b= sperma mati dengan warna kepala merah/terwarnai….……………… 9 Gambar 3 : Grafik rata-rata viabilitas spermatozoa mencit jjantan dewasa (Mus musculus L.) kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang
diradiasi sinar x ………………………………………………………….. 10 Gambar 4 : Grafik rata-rata Morfologi spermatozoa mencit jjantan dewasa
(Mus musculus L.) kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang diradiasi sinar x……………………………………………………..….. 10
Gambar 5. Morfologi Spermatozoa yang normal dna abnormal…………….. 11 Gambar 6 : Grafik rata-rata motilitas spermatozoa mencit jjantan dewasa
(Mus musculus L.) kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang diradiasi sinar x………………………………………………………….. 12
1
I. PENDAHULUAN
Sinar X merupakan salah satu radiasi pengion yang dikelompokkan ke dalam tife
gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang pendek. Yang termasuk radiasi
gelombang elektromagnetik diantaranya sinar UV, infrared, sinar lampu, gelombang radio
dan gelombang TV. Sinar X mempunyai daya tembus yang tinggi karena panjang
gelombangnya yang pendek.
Dalam bidang kedokteran nuklir, radiasi sinar X telah lama dimanfaatkan untuk
mendiagnosis dan terapi penyakit. Dengan photo sinar X bagian-bagian tulang yang
mengalami kelainan ataupun patah bisa diketahui, munculnya tumor atau kelainan-kelainan
organ bagian dalam juga bisa dideteksi. Terapi tumor atau kanker dengan radiasi telah
meningkatkan harapan hidup rata-rata pada manusia (Baker, 2008).
Namun dibalik manfaat yang diberikan oleh teknologi radiasi, efek negatifnya juga
sering diperdebatkan. Sinar X merupakan radiasi pengion yang berenergi tinggi. Sinar ini
akan mengionkan bahan-bahan yang dilaluinya (Soewondo, 1988). Ketika terapi, selain
membunuh sel-sel kanker, radiasi ini juga merusak sel-sel normal disekitarnya. Hal ini akan
mengakibatkan sel normal ikut mati atau kalau tidak mati dia akan mengalami mutasi yang
dalam jangka waktu tertentu berubah menjadi sel kanker (Balentova, 2007). Di samping itu,
bayi dan anak-anak relatif lebih sensitif terhadap radiasi dibandingkan dengan orang dewasa
(Anonim, 2013).
Sel-sel dan jaringan pada manusia semuanya peka terhadap radiasi. Sel-sel yang
termasuk sangat peka terhadap radiasi adalah sel sel yang sedang aktif membelah seperti sel-
sel embrio, sel-sel darah serta sel sel gonad (ovarium dan testis). Penyinaran dengan sinar X
dapat mengganggu keselamatan dan perkembangan janin dalam kandungan sehingga
penyinaran ini diterapkan sangat selektif pada ibu hamil. Penggunaan radiasi sinar X untuk
tujuan diagnosis penyakit atau terapi penyakit memerlukan kehati-hatian mengingat faktor
resiko yang ditimbulkannya (Anonim, 2013).
Testis merupakan gonad jantan yang berfungsi untuk menghasilkan sel-sel sperma. Di
dalam Testis terdapat tubulus seminiferus, dimana spermatogenis terjadi. Hasil penelitian
Suharjo (2002) menunjukkan bahwa mencit jantan yang diiradiasi dengan radiasi sinar X
dosis tunggal 200 rad mengalami penurunan jumlah dan diameter Tubulus Seminiferus. Berat
badan dan berat testis tikus jantan yang diradiasi dengan dosis 2 sampai 5 gray juga
2
mengalami penurunan (Yamasaki, et al. 2010). Sedangkan hasil penelitian Zhang et
al.(1999) menunjukkan motilitas reaksi akrosomal sperma manusia yang diberikan radiasi
tinggi 16, 32, dan 64 gray dikombinasikan dengan ion 16O+ 6 mengalami penurunan yang
sangat tajam.
Oleh karena itu, saya ingin melihat efek radiasi sinar X terhadap kualitas sperma
dengan mempergunakan mencit jantan dewasa sebagai hewan coba.
Bagaiman kualitas sperma mencit jantan dewasa (Mus musculus L.) yang diradiasi dengan sinar X ?
3
II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sinar X
Sinar X merupakan radiasi elektromagnetik, tidak bermuatan dan mempunyai daya
tembus yang sangat kuat. Frekuensi sinar x berkisar dari 106 sampai 1020 Hertz (Hz) dan
panjang gelombangnya berkisar antara 10-9 sampai 10-6 cm. Sinar X mempunyai
karakteristik yang mirif dengan sinar gamma. Perbedaannya terletak pada frekuensi dan
panjang gelombangnya. Sinar gamma mempunyai frekuensi 1020–1025 Hertz dan panjang
gelombangnya jauh lebih pendek dari sinar X yaitu 10-11– 10-8cm. Perbedaan lainnya adalalah
sinar X dibangkitkan melalui pesawat sinar X sehingga kekuatan sinarnya dapat diatur
dengan menaikkan dan menurunkan voltase listrik, sedangkan sinar gamma dipancarkan
langsung oleh inti atom radioaktif ((Sumardika, 2009); Muklis, 2000).
Sinar X dapat menembus berbagai materi yang tidak dapat ditembus oleh sinar
tampak biasa. Dengan kemampuannya itu, dalam bidang kesehatan sinar X banyak dipakai
untuk mendiagnosis penyakit dan terapi penyakit seperti kanker dan tumor. Namun dibalik
manfaatnya, sejak lama diketahui bahwa sinar ini menimbulkan reaksi-reaksi biologis yang
dapat merusak seperti; menyebabkan kemandulan, menyebabkan mutasi gen dan kelainan-
kelainan morfologi. Besarnya pengaruh yang terjadi pada materi biologi tergantung dari dosis
radiasi yang diterima, dan karakteristik dari jaringan tersebut. Pengaruh ini sangat kuat pada
sel-sel yang sedang aktif membelah (Soewondo, 1988; Suyatno, 2008).
2.2. Testis
Testis merupakan gonad jantan yang berfungsi untuk menghasilkan sel-sel sperma.
Di dalam Testis terdapat tubulus seminiferus, dimana spermatogenis terjadi. Sel cikal bakal
sperma disebut dengan spermatogonium. Spermatogonium dalam tubulus semeiniferus
adalah jaringan yang sedang aktif membelah. Spermatogonium sangat sensitif terhadap sinar
X. Dalam percobaan pada mencit jantan menggunakan berbagai dosis sinar-X (108-504 rad),
yang kemudian dikawinkan pada berbagai interval waktu (1-7, 8-14, 15-21 dan 64-80) hari
setelah iradiasi dapat menyebabkan kematian post implantasi dominan yang bertambah
sejalan dengan dosis, dan paling tinggi dicapai dalam minggu ketiga. Tingkat
radiosensitivitasnya diketahui lebih besar pada tahap spermatid awal. (Williams, 1981 dalam
Suharjo. 2002). Sedangkan organ reproduksi lain seperti prostat, vesikula seminalis dan
epididimis relatif resinten terhadap radiasi.
4
Hasil Penelitian Sailer et al. (2006) menunjukkan bahwa testis tikus yang terkena
radiasi 400 rad menghasilkan sperma yang banyak mengalami abnormalitas pada
morfologinya. Pada tingkat penyinaran yang kronik maka testis menjadi atrofis dan mengecil
serta fibrotik, dua atau tiga bulan setelah iradiasi terjadi penebalan pada dasar membram
tubulus yaitu dengan adanya perubahan hyaline pada jaringan pengikat. Pada keadaan ini,
sperma yang rusak telah disingkirkan, dan memperlihatkan tidak adanya proses
spermatogenesis. Beberapa sel sertoli dan sel Leydig tidak diubah.
III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas Sperma mencit jantan
dewasa (Mus musculus L.) yang diradiasi dengan sinar X.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai landasan pengetahuan dan
dapat memberikan sumbangan informasi tentang efek radiasi sinar X terhadap kualitas
sperma, sehingga pada manusia, diagnosis maupun terapi dengan sinar X dilakukan lebih
hati-hati .
IV.METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di kandang percobaan dan laboratorium Fisiologi Hewan
Jurusan Biologi UNUD serta radiasi dilakukan di Bagian Radiologi RSU Sanglah Denpasar.
Pemeliharaan dan perlakuan hewan coba dilakukan selama kurang lebih 1 bulan dan
dilanjutkan dengan pengumpulan data.
4.2. Alat dan Bahan
Alat alat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dissecting set, hand counter,
timbangan, gelas ukur, cawan, petri, pipet tetes, batang pengaduk, hemositometer, kaca
preparat dan gelas penutup, mikroskop cahaya. serta pesawat sinar X merek Stabilipan buatan
Siemens (bagian Radiologi RSU Sanglah).
Bahan- bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah NaCl 0.9%, pewarna
Eosin 2% dalam aquades, Metanol 2% dalam aquades dan aquades.
5
Sedangkan hewan coba yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 32 ekor
mencit jantan (Mus musculus L.) galur Swiss, umur 3 bulan, berat badan 25-30 gram yang
diberi makan pelet standar untuk ayam dan air minum ad libitum.
4.3. Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan
Eksperimental dimana : 24 ekor mencit jantan diradiasi , sedangkan 8 ekor sebagai kontrol.
- Kelompok pertama 8 ekor diradiasi dengan sinar X dosis 1 x 200 rad
- Kelompok kedua 8 ekor diradiasi dengan sinar X dosis 2 x 200 rad
- Kelompok ketiga 8 ekor diradiasi dengan sinar X dosis 3 x 200 rad
- Kelompok keempat 8 ekor sebagai kontrol
Sehari setelah perlakuan pada masing-masing kelompok dibunuh dengan cara dislokasi leher
dan dibedah. Spermatozoa diambil dari cauda epididimis. Cauda epididimis diletakkan di
cawan petri yang telah berisi 2 ml Na Cl 0,9%, kemudian organ dicacah menjadi potongan-
potongan kecil.
4.4. Variabel dan Pengamatan
Variabel yang diamati meliputi :
- Motilitas spermatozoa
- Viabilitas spermatozoa
- Morfologi Spermatozoa
- Jumlah Spermatozoa
Motilitas Sperma
Suspensi spermatozoa dalam NaCl 0.9% diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran
100x. Pengamatan diulang 2x untuk satu ekor. Jumlah spermatozoa yang motil dihitung
berdasarkan kriteria WHO (Anonim , 1988 : Subrata , 1999) . Kategori 0 (sperma tidak
bergerak sama sekali), katagori 1 (sperma bergerak lambat), katagori 2 (sperma bergerak ke
depan dengan kecepatan sedang atau berputar-putar), katagori 3 sperma bergerak lurus ke
depan. Persentase katagori sperma motil ditentukan berdasarkan katagori 2 dan 3 dibagi
dengan banyaknya sperma yang diamati dikalikan 100%.
Viabilitas Sperma
Untuk melihat viabilitas spermatozoa, suspensi spermatozoa dalam NaCl 0.9% dipipet
sebanyak satu tetes, kemudian diletakkan pada gelas objek, dilanjutkan dengan fiksasi
formalin 2% dalam aquades selama 10 menit lalu dibuat apusan. Setelah kering lalu diberi
6
pewarna Eosin 2% dalam aquades selama 15 menit kemudian dibilas dengan aquades dan
diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 400x. Sperma yang hidup tidak berwarna
sedangkan sperma yang mati berwarna. Dan hasilnya dinyatakan dalam persen.(Lina, 2012)
Morfologi Sperma
Pengamatan morfologi spermazoa dilakukan dengan sediaan apusan spermatozoa yang
diwarnai denga Eosin 2% dengan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 400x.
Pengamatan morfologi ditekankan pada kelainan bentuk dan abnormalitas spermatozoa.
Bentuk spermatozoa disebut abnormal bila terdapat satu atau lebih bagian spermatozoa yang
abnormal (kepala, midpiece, ekor). Hasilnya dinyatakan dalam persen.
Jumlah Spermatozoa
Untuk melihat jumlah spermatozoa, suspensi spermatozoa dalam NaCl 0.9% dipipet dan
diteteskan pada kamar hitung Neubauer/hemositometer dan diamati di bawah mikroskop
dengan pembesaran 100x. Jumlah spermatozoa dinyatakan dalam satuan juta per cauda
epididimis.
4.5. Analisa Data
Data kuantitatif yang didapatkan dianalisis secara statistika dengan analisis sidik
ragam one way ANOVA memakai program komputer dan bila terdapat perbedaan yang nyata
atau sangat nyata akan dilanjutkan dengan uji LSD dengan Post Hoc test . Sedangkan data
qualitatif (morfologi sperma) akan disajikan dalam bentuk gambar.
7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.Hasil
Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa pemaparan radiasi sinar X dengan dosis
200 rad sebanyak satu kali, pemaparan sinar x dosis 200 rad 2 kali dan pemaparan sinar x
dosis 200 rad 3 kali memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap beberapa variabel
kualitas sperma yang diamati. Hasil pengamatan dan uji one way ANOVA ditunjukkan pada
tabel dan gambar berikut.
Tabel 1. Hasil rata-rata dan standar deviasi kualitas sperma mencit jantan yang terpapar radiasi sinar X
Keterangan : huruf yang sama pada variable dalam satu baris berarti tidak berbeda nyata (memiliki
pengaruh yang sama), sedangkan huruf yang berbeda pada variable dalam baris yang sama berarti memiliki pengaruh yang berbeda (berbeda nyata) terhadap kualitas sperma mencit jantan dewasa (Mus musculus L.)
5.1.1. Jumlah Spermatozoa Berdasarkan hasil analisis statistik terhadap jumlah sperma didapatkan bahwa pemaparan sinar X dengan dosis 200 rad secara berulang memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap penurunan jumlah spermatozoa mencit jantan dewasa. Hasil uji LSD dengan Post Hoc test terhadap perbedaan bermakna (P<0.05) antara kontrol dan perlakuan menunjukkan bahwa pemaparan radiasi sinar x satu kali, dua kali dan 3 kali menurunkan jumlah sperma yang dihasilkan dibandingkan dengan kontrol.
Va riabel Perlakuan Kontrol Radiasi 1 x200
rad Radiasi 2x 200
rad Radiasi 3x rad
Viabilitas Hidup 82.5 ± 7.326 a 74.75 ±10.307 a 33.75 ±8.846 b 33.75 ±9.945 b Mati 17.7 ±7.326 a 25.25 ±10.307 a 66.25 ±8.846 b 66.25 ±9.945 b
Mortalitas
Gerak cepat 52 ±8.286 a 25.5 ±10.213 a b 15.5 ±9.746 b 8 ±9.673 c Gerak di tempat 11.5 ±6.608 14 ±10.231 11 ±6.377 11 ±2.500
Gerak pelan 8.5 ±3.00 7.5 ±7.593 15 ± 10.39 17 ±8.449 Diam 27.75 ± 5.73 a 53 ±18.293 b 59 ±10.344 b 64 ± 6.481 b
Morfologi Normal 80.25 ±11.6 a 64.25 ±7.97 a b 50.50 ±9.883 bc 33.50 ±9.94 c Abnormal 19.75 ±11.6 a 35.75 ±7.97 b 49.5 ±9.88 b 66.5 ± 9.94 c
Jumlah sperma/ lapangan pandang 6.75 ±1.258 a 5.0 ±1.154 a b 4.5 ±0.577 b c 2.75 ±1.707 c
8
Gambar 1. Grafik rata-rata jumlah spermatozoa mencit jjantan dewasa (Mus musculus L.)
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang diradiasi sinar x 5.1.2. Viabilitas Spermatozoa
Dari hasil analisis one way ANOVA menunjukkan bahwa pemaparan radiasi
berpengaruh nyata terhadap viabilitas spermatozoa. Viabilitas spermatozoa yang dipapar
radiasi sinar x dosis 200 rad sebanyak dua kali dan tiga kali berbeda nyata dibandingkan
dengan kontrol. Pemaparan radiasi secara berulang menurunkan jumlah spermatozoa yang
hidup dibandingkan dengan jumlah sperma yang mati.
Gambar 2. Viabilitas Sperma; a=sperma hidup dengan warna kepala bening b= sperma mati dengan warna kepala merah /terwarnai (pembesaran
400x)
6.75
54.5
2.25
0
1
2
3
4
5
6
7
8
Kontrol P1x P2x P3x
Jumlah sperma
(juta/cauda epididimis)
(Perlakuan)
Jumlah Spermatozoa
a
b
9
Gambar 3 : Grafik rata-rata viabilitas spermatozoa mencit jjantan dewasa (Mus musculus
L.) kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang diradiasi sinar x
5.1.3. Morfologi Spermatozoa
Hasil uji one way ANOVA menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Jumlah morfologi normal spermatozoa
kelompok kontrol berbeda nyata dengan jumlah morfologi normal kelompok perlakuan P2
dan P3. Jumlah morfologi normal spermatozoa P2 dan P3 lebih sedikit dibandingkan dengan
kontrol. Sedangkan morfologi abnormal spermatozoa kebalikannya. Jumlah morfologi
abnormal P2 dan P3 lebih banyak dibandingkan dengan kelompok kontrol.
82.5
74.75
33.75 33.75
17.7
25.25
66.25 66.25
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Kontrol P1x P2x P3x
Viabilitas (%)
Perlakuan
Viabilitas
Hidup
Mati
10
Gambar 4 : Grafik rata-rata Morfologi spermatozoa mencit jjantan dewasa (Mus musculus L.) kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang diradiasi sinar x
Gambar 5. Morfologi Spermatozoa yang normal dan abnormal (pembesaran 400x) 5.1.3. Motilitas Spermatozoa
Motilitas sperma meliputi : jumlah sperma yag bergerak cepat, gerak lambat, gerak di
tempat dan tidak bergerak/ diam. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa jumlah
80.25
64.25
50.5
33.5
19.75
35.75
49.5
66.5
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Kontrol P1x P2x P3x
Morfologi (%)
Perlakuan
Morfologi
Normal
Abnormal
Normal Ekor dobel Ekor lingkar
Ekor pendek Kepala kecil
11
spermatozoa yang bergerak cepat berbeda nyata dibandingkan dengan kontrol. Jumlah
spermatozoa yang bergerak cepat lebih sedikit dibandingkan dengan kontrol pada semua
perlakuan. Sedangkan jumlah sperma yang gerak lambat dan gerak di tempa, menurut hasil
uji statistik tidak berbeda secara nyata. Sebaliknya jumlah sperma yang tidak bergerak/diam
berbeda nyata dibandingkan dengan kontrol pada semua perlakuan. Jumlah sperma yang
tidak bergerak meningkat drastis pada semua perlakuan.
Gambar 6 : Grafik rata-rata motilitas spermatozoa mencit jjantan dewasa (Mus musculus
L.) kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang diradiasi sinar x
5.2.Pembahasan
Pemaparan radiasi sinar x dosis 200 rad memberikan pengaruh yang nyata pada
hampir semua parameter yang diamati, baik yang dilakukan sekali maupun yang dilakukan
berulang kali. Hal ini diakibatkan karena rasiasi sinar x mempunyai energi tinggi sehingga
mampu mengionkan materi yang dilaluinya termasuk materi biologi yaitu sel. Sel-sel yang
terkena radiasi akan mengalami kerusakan sehinggga bisa mengganggu proses fisiologis sel
tersebut atau bisa menyebabkan kematian sel. Disamping itu sel-sel pembentuk sel- sel
kelamin dan sel-sel yang sedang aktif membelah mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap
radiasi.
Terganggunya sel-sel pembentuk kelamin dalam hal ini testis, akan berakibat terhadap
kualitas sperma yang dihasilkan. Hal ini terlihat sangat nyata pada jumlah spermatozoa
52
25.5
15.5
811.5
1411 11
8.5 7.5
1517
28
53
59
64
0
10
20
30
40
50
60
70
Kontrol P1x P2x P3x
Motilitas(%)
Perlakuan
Motilitas
Gerak cepat
Gerak di tempat
Gerak lambat
Tak bergerak/diam
12
percauda epididimis yang dihasilkan. Jumlah spermatozoa pada kelompok yang dipapar
radiasi sinar x menurun drastis dibandingkan dengan kontrol. Begitu juga halnya motilitas
sperma. Spermatozoa yang terpapar radiasi sinar x lebih banyak banyak yang tidak bergerak/
diam dan jumlah spermatozoa yang bergerak cepat lebih sedikit dibandingkan dengan kontrol.
Begitu juga halnya dengan viabilitas sperma, pada kelompok perlakuan lebih banyak
spermatozoa yang mati dibandingkan dengan sperma yang hidup. Sedangkan untuk
morfologi sperma, kelompok perlakuan lebih banyak spermatozoa yang mempunyai
morfologi abnormal terutama perlakuan P3. Banyak spermatozoa kelompok perlakuan yang
mempunyai ekor sperma berbentuk lingkar atau melengkung sehingga dari segi motilitas
akan menurun. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sailer
et al. (2006) yaitu terjadi peningkatan abnormalitas morfologi sperma pada testis mencit yang
diradiasi dengan dosis 400 rad.
Penurunan kualitas sperma pada kelompok mencit jantan yang terpapar radiasia sinar
x, sudah tentu akan menurunkan fertilitas pada hewan tersebut sehingga efek radiasi ini pada
manusia diperkirakan kurang lebih akan mirif karena kita memiliki kemiripan sistem
fisiologis dengan hewan ini. Oleh karena itu penggunaan dosis radiasi sinar x secara
berulang pada manusia, baik untuk diagnosis maupun untuk terapi harus lebih hati-hati lagi
sehingga tidak mengakibatkan infertilitas.
13
VI. SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa pemaparan
radiasi sinar x dosis 200 rad memberikan pengaruh yang nyata terhadap penurunan kualitas
sperma mencit jantan (Mus musculus L.). Penurunan kualitas sperma semakin meningkat
dengan dilakukannya pemaparan berulang.
6.2. Saran
Untuk mengetahui korelasi antara penurunan kualitas sperma dan kerusakan sel- sel
testis pada mencit jantan maka perlu dilakuan penelitiann lebih lanjut mengenai dampak
radiasi sinar x secara berulang terhadap gambaran histologis testis mencit jantan (Mus
musculus L.).
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus, 2013. Efek Radiasi Sinar X Terhadap Jaringan. www. Geocities.com/radiologis_vet (diunduh 13 Pebruari 2013) Anonimus, 1988. Penuntun Laboratorium WHO untuk Pemeriksaan Semen Manusia dan
Interaksi Semen Getah Servik. Balai Penerbitan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta
Anonimus, 2013. X-Rays: How safe are they? National Radiological Protection Board. www.nrpb.org.uk (diunduh 13 Pebruari 2013)
Alatas, Zubaidah, 2006. Efek Pewarisan Akibat Radiasi Pengion. Buletin Alara. Vol 8 (2). Baker, Mike, 2008. Role of Epigenic Change in Direct and Indirect Radiation Effects.
Univercity of Lethbrigde. Canada.pp. 144. Balentova S., Racecova E., 2007. Effects of Low Dose Irradiation on Proliferation Dinamic
Rostal Migration Steam of Adult Rats. Folia Biologica.. Vol..53 (1).74-75. Lina ,P, 2012. Kualitas Spermatozoa Mencit jantan Dewasa Setelah Diberikan Monosodium
Glutamat. Skripsi S1. Tidak Dipublikasikan. Mukhlis A., 2000. Dasar-Dasar Proteksi Radiasi.Penerbit Rineka Cipta. Jakarta, hal 31-33. Sailer, B.L., L.K. Josh, Erickson, Tajiran M.A., Evenson D.P, 2006. Effects of X-irradiation
on mouse testicular cells and sperm chromatin structure. Environmental and Molecular Mutagenesis.Vol. 25 ( 1), 23–30.
Soewondo J. AL., 1988. Dasar-dasar Radioisotop dan Radiasi dalam Biologi. Pusat Antar Universitas Institut Pertanian Bogor.hal 207-268.
Suharjo, 2002. Efek Radiasi Dosis Tunggal Pada Sel Spermatogenik Mencit Dewasa Strain Quacker Bush (CSL). Jurnal Bionatura. Vol 4 (2). 87-95.
Subrata, I, M, 1999. Analisis Sperma Rutin. PT Upsada Sastra.Bali Suryatno, Ferry, 2008. Aplikasi Radiasi Sinar X. Di Bidang Kedokteran Untuk Menunjang
Kesehatan Masyarakat. Seminar Nasional IV SDM Teknologi Nuklir 25-26 Agustus 2008. Yogyakarta.
Sumardika, Alit I.B., 2009. Pengaruh Radiasi Gelombang Elektromagnetik Terhadap Kesehatan Manusia. Jurnal Teknologi Elektro.Vol 8 (1).
Yamasaki, Hideki., Moses A. Sandrof, and Kim Boekelheide. 2010. Suppression of Radiation-Induced Testicular Germ Cell Apoptosis by 2,5-Hexanedione Pretreatment. I. Histopathological Analysis Reveals Stage Dependence of Attenuated Apoptosis. Toxicological Sciences 117(2), 449–456
Zhang H, Wei ZQ, Li WJ, Li Q, Dang BR, Chen WQ, Xie HM, Zhang SM, He J, Huang T, Zheng RL.1999. Effects of 16O+6 ion irradiation on human sperm spontaneous chemiluminescence, motility, acrosome reaction and viability in vitro.Pubmed 32(1):1-6.