KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

100
KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E DENGAN KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA PADA DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELLITUS DI KELURAHAN WONOASIH KOTA PROBOLINGGO Oleh: Natasya Lady Cerella NIM. 1801077 PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KERTA CENDEKIA SIDOARJO 2021 i

Transcript of KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

Page 1: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

KARYA TULIS ILMIAH

iv

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E DENGAN

KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA PADA

DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELLITUS

DI KELURAHAN WONOASIH

KOTA PROBOLINGGO

Oleh:

Natasya Lady Cerella

NIM. 1801077

PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KERTA CENDEKIA

SIDOARJO

2021

i

Page 2: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

KARYA TULIS ILMIAH

ii

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E DENGAN

KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA PADA

DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELLITUS

DI KELURAHAN WONOASIH

KOTA PROBOLINGGO

Sebagai Prasyarat untuk Memperoleh Gelar

Ahli Madya Keperawatan (Amd.Kep)

Di Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo

Oleh :

NATASYA LADY CERELLA

NIM. 1801077

PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KERTA CENDEKIA

SIDOARJO

2021

Page 3: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Natasya Lady Cerella

Nim 1801077

Tempat, Tanggal Lahir : Probolinggo, 23 Februari 2000

Insitusi : Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “ASUHAN

KEPERAWATAN PADA Ny. E dengan KETIDAKSTABILAN KADAR

GLUKOSA PADA DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELLITUS DI

KELURAHAN WONOASIH KOTA PROBOLINGGO” adalah bukan Karya

Tulis Ilmiah orang lain baik sebagaian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk

kutipan yang telah disebut sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan

apabila pertanyaan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi.

Pasuruan, 24 Mei 2021

Yang menyatakan,

Natasya Lady Cerella

Mengetahui

Pembimbing 1

Dini Prastyo Wijayanti, S.Kep. Ns, M.Kep

NIDN. 0704068901

Pembimbing 2

Erik Kusuma, S. Kep.Ns, M. Kes

NIDN. 3428098001

Page 4: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

iv

LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULISILMIAH

Nama : Natasya Lady Cerella

Judul : Asuhan Keperawatan Pada Ny. E dengan Ketidakstabilan Kadar

Glukosa pada Diagnosa Medis Diabetes Mellitus Di Kelurahan Wonoasih Kota

Probolinggo

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Seminar Karya Tulis

Ilmiah pada tanggal : 24 Mei 2021

Oleh :

Pembimbing 1

Dini Prastyo Wijayanti, S.Kep. Ns, M.Kep

NIDN. 0704068901

Pembimbing 2

Erik Kusuma, S. Kep.Ns, M. Kes

NIDN. 3428098001

Mengetahui,

Direktur

Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo

Agus Sulistyowati, S. Kep., M. Kes

NIDN. 0703087801

Page 5: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

v

HALAMAN PENGESAHAN

Telah di uji dan di setujui oleh tim penguji pada sidang di program D3

Keperawatan di Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo.

Tanggal : 24 Mei 2021

TIM PENGUJI

Tanda tangan

Penguji : 1. Ns. Faida Annisa, S.Kep.,MNS ...................

2 Ns. Erik Kusuma, S.Kep.,M.Kes ...................

3 Ns. Dini Prastyo Wijayanti, S.Kep.,M.Kep ..................

Mengetahui,

Direktur

Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo

Agus Sulistyowati, S. Kep., M. Kes

NIDN. 070308780

Page 6: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

vi

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillaah kami panjatkan kehadirat Allaah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah dengan judul ”Asuhan Keperawatan pada Ny. E dengan

Ketidakstabilan Kadar Glukosa pada Diagnosa Medis Diabetes Mellitus di

Kelurahan Wonoasih Kota Probolinggo” ini dengan tepat waktu sebagai

persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program D3 Keperawatan di

Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo.

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan

berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Agus Sulstyowati, S. Kep., M, Kes selaku Direktur Akademi Keperawatan

Kerta Cendekia Sidoarjo yang telah mengesahkan ini.

2. Dini Prastyo Wijayanti, S.Kep. Ns, M.Kep selaku pembimbing I yang selalu

bijaksana memberikan bimbingan, mencurahkan perhatian, doa dan nasihat

serta yang selalu meluangkan waktunya untuk membantu penulis

menyelesaikan penulisan ini.

3. Erik Kusuma, S. Kep.Ns., M. Kes selaku pembimbing II yang selalu

memberikan bimbingan, nasihat serta waktunya selama penulisan Karya Tulis

Ilmiah ini.

4. Keluarga responden yang telah memberikan kesempatan untuk dapat

memberikan asuhan keperawatan keluarga.

5. Para sahabat yang telah mendukung untuk terselesaikannya ini dengan tepat

waktu, saling menyemangati dan memotivasi.

6. Teman-teman senasib dan seperjuangan Mahasiswa Keperawatan Politeknik

Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo Tahun 2018. Terimakasih atas dukugan

dan bantuan yang telah diberikan.

7. Pihak-pihak yang turut berjasa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Page 7: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

vii

Penulis sadar bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belum mencapai

kesempurnaan, sebagai bekal perbaikan, penulis akan berterimakasih apabila para

pembaca berkenan memberikan masukan, baik dalam bentuk kritikan maupun

saran demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis berharap Karya Tulis

Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi teman sejawat.

Sidoarjo, 24 Mei 2021

Natasya Lady Cerella

NIM : 1801077

Page 8: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

viii

LEMBAR PERSEMBAHAN

Syukur alhamdulillah senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT,

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Laporan Tugas Akhir

ini dapat terselesaiakan.

Isi pikiran yang tersampikan dalam karya ini saya persembahkan untuk :

1. Keluarga saya (Kakek, Nenek, Mama, Om, Tante, Syahrul), terima kasih kalian

selalu memberikan saya kekuatan dalam menjalani studi ini dan selalu mendoakan

saya dalam segala hal urusan Dunia dan Akhirat saya.

2. Terima kasih kepada bapak ibu dosen yang selalu membimbing saya dalam

penyelesaian tugas akhir dan masukan serta saran yang dapat membangun untuk

penyelesaian tugas akhir saya.

3. Terima kasih kepada teman saya dan sahabat saya (Mega, Ika, Lily, Ira, Jihan)

kalian yang selalu memberikan semangat, kekuatan, serta dukungan dan semoga

dilancarkan semua yang kalian inginkan, Aamiin.

4. Saudara – saudara saya seangkatan terima kasih kalian telah melalui hal yang

sama dan kita bersama – sama menjalani studi, penyelesaian tugas akhir sehingga

berada di titik ini semoga ilmu yang kita dapatkan selama kita menjalani studi ini

menjadi ilmu yang berokah dan di ridhoi Allah SWT.

Page 9: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

ix

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN ................................................................................................. iii

LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULISILMIAH ................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... v

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... vi

LEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................................... 5

1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................................. 5

1.3.3 Manfaat Teoritis ............................................................................................. 6

1.3.4 ManfaatPraktis ................................................................................................ 6

1.4 Metode Penulisan ........................................................................................................ 6

1.4.1 Metode ............................................................................................................ 6

1.4.2 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 7

1.4.3 Sumber Data ................................................................................................... 7

1.4.4 Studi Kepustakaan .......................................................................................... 8

1.5 Sistematika Penulisan .................................................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 10

2.1 Konsep Diabetes Mellitus ......................................................................................... 10

2.1.1 Definisi ......................................................................................................... 10

2.1.2 Klasifikasi Diabetes Mellitus ........................................................................ 10

2.1.3 Etiologi Diabetes Mellitus ............................................................................ 13

2.1.4 Faktor Resiko Diabetes Mellitus .................................................................. 13

2.1.5 Manifestasi Klinis ......................................................................................... 15

2.1.6 Komplikasi ................................................................................................... 17

2.1.7 Patofisiologi Diabetes Mellitus..................................................................... 19

2.1.8 Pathway Diabetes Mellitus ........................................................................... 20

2.1.9 Penatalakasaan Diabetes Mellitus ................................................................. 21

2.2 Konsep Lansia ........................................................................................................... 24

2.2.1 Definisi Lansia .............................................................................................. 24

2.2.2 Batasan Lansia .............................................................................................. 25

2.2.3 Teori Proses Menua ...................................................................................... 26

2.2.4 Perubahan Pada Lansia ................................................................................. 29

2.3 Konsep Ketidakstabilan Kadar Glukosa ....................................................................... 31

2.4 Konsep Asuhan Keperawatan ................................................................................... 32

2.4.1 Pengkajian .................................................................................................... 32

2.4.2 Diagnosa Keperawatan ................................................................................. 42

2.4.3 Intervensi Keperawatan ................................................................................ 42

Page 10: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

x

2.4.4 Implementasi Keperawatan ......................................................................... 50

2.4.5 Evaluasi ........................................................................................................ 50

BAB III TINJAUAN KASUS ......................................................................................... 52

3.1.1 Identitas............................................................................................................ 52

3.1.2 Struktur Keluarga ........................................................................................... 53

3.1.3 Riwayat Pekerjaan dan Status Ekonomi ...................................................... 53

3.1.4 Riwayat Kesehatan ......................................................................................... 53

3.1.5 Genogram ........................................................................................................ 55

3.1.1 Tabel 3.4 Lingkungan dan Aktifitas ............................................................. 56

3.1.6 Pengkajian Status Fungsional Kognitif, Afektif, Psikologis dan Sosial ...... 58

BAB IV PEMBAHASAN................................................................................................ 71

4.1 Pengkajian ................................................................................................................. 71

4.2 Diagnosa Keperawatan .............................................................................................. 73

4.3 Intervensi Keperawatan ............................................................................................. 74

4.4 Implementasi Keperawatan ......................................................................................... 75

4.5 Evaluasi Keperawatan ................................................................................................. 76

BAB V PENUTUP ........................................................................................................... 78

5.1 Simpulan ..................................................................................................................... 78

5.2 Saran ........................................................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 81

LAMPIRAN ................................................................................................................... 83

Page 11: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

xi

DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Tabel Hal

Tabel 2.1

Intervensi.......................................................................

43

Tabel 3.1 Struktur Keluarga.......................................................... 53

Tabel 3.2 Shorth Portable Mental Status Quesioner (Spmsq)...... 53

Tabel 3.3 Riwayat Kesehatan........................................................ 53

Tabel 3.4 Lingkungan dan Aktivitas............................................. 56

Tabel 3.5 Pengkajian Status Fungsional Kognitif, Afektif,

Psikologis.............................................................................

58

Tabel 3.6 Short Portable Mental Status Quesioner (Spmsq).......... 60

Tabel 3.7 Geriatric Depression Scale Skala Depresi..................... 61

Tabel 3.8 Apgar Keluarga............................................................... 67

Tabel 3.9 Analisa Data.................................................................... 63

Tabel 3.10 Daftar Diagnosa Keperawatan........................................ 64

Tabel 3.11 Intervensi Keperawatan.................................................. 65

Tabel 3.12 Implementasi Keperawatan............................................ 67

Tabel 3.13 Evaluasi Keperawatan.................................................... 69

Page 12: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pathway Diabetes Mellitus (Smeltzel dan Bare 2015) ..................... 20

Gambar 3.1 Genogram ........................................................................................ 55

Page 13: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Judul Lampiran Hal

Lampiran 1

Lembar Permohonan Izin Penelitian

82

Lampiran 2 Lembar Informed Consent 83

Lampiran 3 Lembar Konsultasi Bimbingan (Pembimbing 1) 85

Lampiran 4 Lembar Konsultasi Bimbingan (Pembimbing 2) 87

Page 14: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketidakstabilan kadar glukosa darah adalah variasi dimana kadar glukosa

darah mengalami kenaikan atau penurunan dari rentang normal yaitu mengalami

hiperglikemi atau hipoglikemi (PPNI, 2017). Disebabkan karena faktor keturunan,

obesitas, makan secara berlebihan, kurang olahraga, serta perubahan gaya hidup

(Kusnanto, 2013). Penurunan fungsi sel beta pankreas pada penderita Diabetes

Mellitus dapat dibedakan menjadi 2 tipe yaitu: Diabetes Mellitus tipe 1

didapatkan keadaan seseorang dengan jumlah insulin yang kurang akibat dari

adanya kerusakan pada sel beta pankreas, sedangkan pada Diabetes Mellitus tipe 2

terjadi resistensi insulin atau kualitas insulinnya tidak baik. Meskipun insulin dan

reseptor ada, tetapi karena kelainan pada sel itu sendiri maka pintu masuk sel

tidak terbuka sehingga glukosa yang ada dalam darah tidak dapat masuk ke dalam

sel untuk dimetabolisme menjadi energi yang menyebabkan terjadinya

ketidakstabilan kadar glukosa dalam darah (Ginting, 2014). Ketidakstabilan kadar

glukosa dalam darah pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 dapat disebabkan

karena ketidak patuhan dalam pola makan klien serta ketidakpatuhan klien dalam

pengobatan (Ginting, 2014). Klien Diabetes Mellitus dengan ketidakstabilan kadar

glukosa darah bila tidak ditangani dengan baik maka akan beresiko menyebabkan

komplikasi. Jika hal ini berlanjut dan bertambah parah maka akan terjadi

perubahan serius dalam kimia darah akibat defisiensi insulin. Perubahan tersebut

disertai dengan dehidrasi, gangguan penglihatan seperti mata buram, gangguan

pada neuropati seperti merasa kesemutan, gangguan pada nefropati sehingga

Page 15: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

2

menyebabkan komplikasi pada pelvis ginjal, serta dapat terjadi diabetes

ketoasidosis hingga terjadi kematian (Bryer, 2016).

Menurut Internasional of Diabetic Federation, terjadi peningkatan kasus

Diabetes Melitus di dunia dari tahun 2013 sampai tahun 2017. Pada tahun 2013

terdapat sekitar 382 juta kasus Diabetes Melitus. Tahun 2015 terjadi peningkatan

menjadi 415 juta kasus. Pada tahun 2017 terjadi peningkatan menjadi 425 juta

kasus (IDF, 2017). Penderita diabetes pada usia 60-79 tahun diperkirakan

sebanyak 2.000.000 orang (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2017).

Usia diatas 40 tahun merupakan usia yang beresiko tinggi terjadinya DM tipe 2

Hal ini disebabkan resistensi insulin pada DM tipe 2 cenderung meningkat pada

usia 40-65 tahun, disamping adanya riwayat obesitas dan adanya faktor keturunan

(Smeltzer & Bare, 2008). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018

secara nasional Prevalensi diabetes melitus di Provinsi Jawa Timur berdasarkan

hasil adalah 2,0% (Riskesdas, 2018). Menurut hasil laporan tahunan dari Dinas

Kesehatan. (DM) tipe 2 disebabkan life style atau gaya hidup. Sekitar 90-95% dari

keseluruhan pasien diabetes merupakan pengidap Diabetes Melitus tipe 2

(Syamsiyah, 2017). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang sudah di lakukan di

Desa Wonoasih Kota Probolinggo dengan menggunakan metode wawancara

kepada 4 responden pada penderita DM tipe 2 hasil data yang yang didapatkan

yaitu 1 pasien mengalami perawatan ulang akibat komplikasi gagal ginjal, 2

pasien mengatakan mengatakan memiliki gejala banyak makan, banyak minum

dan banyak kencing dimalam hari, 2 pasien mengatakan mata rabun, dan 1

diantaranya mengatan gigi gampang goyah, lepas dan semuanya mengatakan berat

badannya menurun.

Page 16: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

3

Kegagalan sel beta pankreas dan resistensi insulin sebagai patofisiologi

kerusakan sentral pada DM Tipe 2 sehingga memicu ketidakstabilan kadar

glukosa darah hiperglikemi. Defisiensi insulin menyebabkan penggunaan glukosa

oleh sel menjadi menurun, sehingga kadar gula dalam plasma menjadi tinggi

(Hiperglikemia). Jika hiperglikemia ini parah dan melebihi dari ambang ginjal

maka timbul glukosuria. Glukosuria ini menyebabkan diuresis osmotik yang akan

meningkatkan pengeluaran kemih (poliuri) dan timbul rasa haus (polidipsi)

sehingga terjadi dehidrasi (Price, 2015). Pada gangguan sekresi insulin berlebihan,

kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat normal atau sedikit meningkat.

Tapi, jika sel beta tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan insulin

maka kadar glukosa darah meningkat. Tidak tepatnya pola makan juga dapat

mempengaruhi ketidakstabilan kadar glukosa darah pada penderita DM tipe 2.

Ketidakstabilan kadar glukosa darah hipoglikemia terjadi akibat dari

ketidakmampuan hati dalam memproduksi glukosa. Ketidakmampuan ini terjadi

karena penurunan bahan pembentuk glukosa, gangguan hati atau

ketidakseimbangan hormonal hati. Penurunan bahan pembentuk glukosa terjadi

pada waktu sesudah makan 5-6 jam. Keadaan ini menyebabkan penurunan sekresi

insulin dan peningkatan hormon kontra regulator yaitu glukagon, epinefrin.

Hormon glukagon dan efinefrin sangat berperan saat terjadi penurunan glukosa

darah yang mendadak. Hormon tersebut akan memacu glikonolisis dan

gluconeogenesis dan proteolysis di otot dan liolisi pada jaringan lemak sehingga

tersedia bahan glukosa. Penurunan sekresi insulin dan peningkatan hormon kontra

regulator menyebabkan penurunan penggunaan glukosa di jaringan insulin

Page 17: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

4

sensitive dan glukosa yang jumlahnya terbatas disediakan hanya untuk jaringan

otak (Soegondo, 2010).

Perawat memiliki peran untuk memandirikan klien Diabetes Mellitus tipe

2 dalam mengelola penyakitnya agar tercapai pengontrolan kadar glukosa darah

dan pencegahan terhadap kejadian komplikasi. Aktivitas yang mendukung

pengelolan Diabetes Mellitus yaitu dengan self-care. Upaya secara mandiri yang

dilakukan oleh penderita Diabetes Mellitus tipe 2 yang meliputi edukasi terhadap

klien dengan keluarga agar menjaga makan-makanan yang sehat dan menghindari

kebiasaan makan makanan yang tinggi kadar gulanya sesuai indikasi, pengobatan

dan pencegahan komplikasi disebut dengan self-care Diabetes (Sirgudardottir,

2005). Self-care diabetes sebagai program atau tindakan yang harus dijalankan

sepanjang kehidupan dan menjadi tanggungjawab penuh bagi setiap penderita

Diabetes Mellitus itu sendiri (Bai dkk, 2009). Keadaan tersebut diakibatkan

ketidakstabilan kadar gula darah yang pertama melakukan cara edukasi, penderita

harus memahami betul-betuk mengenai Diabetes Mellitus (DM), cara yang kedua

yaitu tentang pembatasan diet makanan, penderita harus memahami dan

mengikuti pola diet yang dijalani tidak boleh melebihi batasan diet yang

disesuaikan, selanjutnya dengan berolahraga atau gerak badan sangat diperlukan

untuk membakar kadar gula dalam darah yang sudah berlebih, yang terakhir

dengan terapi-terapi seperti farmakologis (Santoso, 2011).

Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti tertarik pada kasus ini dan

berharap dapat memberikan implementasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan

serta menambah wawasan keluarga pasien dengan memberikan pendidikan

kesehatan terutama pada Diabetes Mellitus di lingkungan sekitar khususnya

Page 18: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

5

asuhan keperawatan lansia Diabetes Mellitus dengan masalah keperawatan

ketidakstabilan kadar glukosa darah di Desa Wonoasih kota Probolinggo.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan keperawatan pada Ny. E dengan ketidakstabilan kadar

glukosa pada diagnosa medis diabetes mellitus di kelurahan wonoasi kota

probolinggo?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Menggambarkan asuhan keperawatan pada Ny. E dengan ketidakstabilan kadar

glukosa pada diagnosa medis diabetes mellitus di kelurahan wonoasih kota

probolinggo

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Menggambarkan pengkajian pada Ny. E dengan ketidakstabilan kadar

glukosa pada diagnosa medis diabetes mellitus di kelurahaan wonoasih

kota probolinggo

1.3.2.2 Menggambarkan diagnosa keperawatan pada Ny. E dengan

ketidakstabilan kadar glukosa pada diagnosa medis diabetes mellitus di

kelurahan wonoasih kota probolinggo

1.3.2.3 Menggambarkan perencanaan keperawatan pada Ny. E dengan

ketidakstabilan kadar glukosa pada diagnosa medis diabetes mellitus di

kelurahan wonoasih kota probolinggo

Page 19: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

6

1.3.2.4 Menggambarkan tindakan keperawatan pada Ny. E dengan

ketidakstabilan kadar glukosa pada diagnosa medis diabetes mellitus di

kelurahan wonoasih kota probolinggo

1.3.2.5 Menggambarkan evaluasi keperawatan pada Ny. E dengan ketidakstabilan

kadar glukosa pada diagnosa medis diabetes mellitus di kelurahan

wonoasih kota probolinggo

Manfaat Penelitian

1.3.3 Manfaat Teoritis

Sebagai kerangka pikir ilmiah dalam pengembangan ilmu keperawatan

terutama keperawatan lansia Diabetes Mellitus dengan masalah keperawatan

ketidakstabilan kadar glukosa darah.

1.3.4 ManfaatPraktis

1.4.1.1 Bagi Pasien dan Keluarga

Pasien dan keluarga dapat mengerti gambaran umum tentang penyakit

Diabetes Mellitus beserta tindakan yang benar untuk pasien agar pasien

mendapatkan tindakan keperawatan yang tepat dalam keluarganya.

1.4.1.2 Bagi Perawat

Referensi dan sumber pengetahuan untuk meningkatkan kualitas asuhan

keperawatan secara komprehensif di Desa Wonoasih Kota Probolinggo

1.4 Metode Penulisan

1.4.1 Metode

Menggunakan metode deskriptif yaitu dengan metode yang sifatnya

mengungkapkan peristiwa atau gejala yang terjadi pada waktu sekarang yang

Page 20: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

7

meliputi studi kepustakaan yang mempelajari, mengumpulkan, membahas data

dengan studi pendekatan proses keperawatan dengan langkah-langkah pengkajian,

diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, danevaluasi. Metode ini dilakukan oleh

peneliti dengan jangka waktu bulan januari hingga bulan Maret. Sebagai alat ukur

bahwa klien mengalami Ketidakstabilan Kadar Gula Darah adalah alat GDA

untuk mengetahui kadar gula klien.

1.4.2 Teknik Pengumpulan Data

1.5.2.1 Wawancara

Data diambil/diperoleh percakapan baik dengan klien, keluarga maupun

tim kesehatan lain.

1.5.2.2 Observasi

Data yang diambil melalui pengamatan secara langsung terhadap keadaan,

reaksi, sikap dan perilaku klien yang dapat diamati.

1.5.2.3 Pemeriksaan

Meliputi pemeriksaan fisik dan laboratorium yang dapat menunjang

menegakkan diagnose dan pengamatan selanjutnya.

1.4.3 Sumber Data

1.5.3.1 Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari klien.

1.5.3.2 Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari keluarga atau orang

terdekat dari klien, catatan medis perawat, hasil-hasil pemeriksaan dan tim

kesehatan lain.

Page 21: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

8

1.4.4 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah mempelajari buku sumber yang berhubungan

dengan judul studi kasus dan masalah yang dibahas.

1.5 Sistematika Penulisan

Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari dan memahami

studi kasus ini, secara keseluruhan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1.5.1 Bagian awal

Memuat halaman judul, persetujuan pembimbing, kata pengantar, dan

daftar isi.

1.5.2 Bagian inti

Bagian ini terdiri dari tiga bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub-

bab berikut ini:

BAB 1 Pendahuluan: Latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB 2 Tinjauan Teori : Konsep penyakit dari sudut medis dan asuhan

keperawatan klien dengan diagnosa Ketidakstabilan Gula Darah, serta kerangka

masalah

BAB 3 Tinjauan Kasus : Berisi tentang hasil pelakasaan asuhan keperawatan yang

dimulai dari tahap pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

pada waktu dan ruang yang digunakan pengambilan kasus.

BAB 4 Pembahasan : Berisi tentang deskripsi kesenjangan yang terjadi antara

tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dalam asuhan keperawatan.

Page 22: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

9

BAB 5 Penutup : Berisi tentang simpulan dan saran bagian akhir terdiri

dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

1.5.3 Bagian akhir

Terdiri dari daftar pustaka dan lampiran.

Page 23: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

10

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Diabetes Mellitus

2.1.1 Definisi

Diabetes Mellitus adalah kondisi ketika tubuh tidak dapat mengendalikan

kadar gula dalam darah (glukosa), yang normalnya pada gula darah puasa 80-

130mg/dL, kadar gula darah sewaktu 100-200mg/dL, serta kadar gula darah 2 jam

PP 120-200. Glukosa merupakan hasil penyerapan makanan oleh tubuh, yang

kemudian menjadi sumber energi,. Pada umumnya, penderita Diabetes Mellitus,

kadar glukosa ini terus meningkat sehingga terjadi penumpukan (Pundiastuti,

2016). Secara umum Diabetes Mellitus adalah suatu keadaan dimana seseorang

mengalami ketidakstabilan kadar glukosa yang ditandai dengan adanya

ketidakabsolutan insulin dalam tubuh (Kemenkes RI, 2015).

2.1.2 Klasifikasi Diabetes Mellitus

Klasifikasi etiologis diabetes menurut American Diabetes Assosiation

2018 dibagi dalam 4 jenis yaitu Diabetes Mellitus Tipe 1

DM tipe 1 terjadi karena adanya destruksi sel beta pankreas karena

sebab autoimun. Pada DM tipe ini terdapat sedikit atau tidak sama sekali

sekresi insulin dapat ditentukan dengan level protein c-peptida yang

jumlahnya sedikit atau tidak terdeteksi sama sekali. Manifestasi klinik

pertama dari penyakit ini adalah Ketoasidosis. Faktor penyebab

terjadinya DM Tipe I adalah infeksi virus atau rusaknya sistem kekebalan

tubuh yang disebabkan karena reaksi autoimun yang merusak sel-sel

penghasil insulin yaitu sel β pada pankreas, secara menyeluruh. Oleh sebab

Page 24: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

11

11

itu, pada tipe I, pankreas tidak dapat memproduksi insulin.

Penderita DM untuk bertahan hidup harus diberikan insulin dengan cara

disuntikan pada area tubuh penderita. Apabila insulin tidak diberikan maka

penderita akan tidak sadarkan diri, disebut juga dengan koma ketoasidosis

atau koma diabetic.

2.1.2.1 Diabetes Melitus Tipe 2

Pada penderita DM tipe ini terjadi hiperinsulinemia tetapi insulin

tidak bisa membawa glukosa masuk ke dalam jaringan karena terjadi

resistensi insulin yang merupakan turunnya kemampuan insulin untuk

merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk

menghambat produksi glukosa oleh hati. Oleh karena terjadinya resistensi

insulin (reseptor insulin sudah tidak aktif karena dianggap kadarnya masih

tinggi dalam darah) akan mengakibatkan defisiensi relatif insulin. Hal

tersebut dapat mengakibatkan berkurangnya sekresi insulin pada adanya

glukosa bersama bahan sekresi insulin lain sehingga sel beta pankreas akan

mengalami desensitisasi terhadap adanya glukosa. Diabetes mellitus tipe 2

disebabkan oleh kegagalan relatif sel β pankreas dan resisten insulin.

Resisten insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang

pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat

produksi glukosa oleh hati. Sel β pankreas tidak mampu mengimbangi

resistensi insulin ini sepenuhnya, artinya terjadi defensiesi relatif insulin.

Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada

rangsangan glukosa, maupun pada rangsangan glukosa bersama bahan

perangsang sekresi insulin lain. Diabetes mellitus tipe 2 disebabkan oleh

Page 25: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

12

kegagalan relatif sel β pankreas dan resisten insulin. Resisten insulin

adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan

glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa

oleh hati. Sel β pankreas tidak mampu mengimbangi resistensi insulin ini

sepenuhnya, artinya terjadi defensiesi relatif insulin. Ketidakmampuan ini

terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan glukosa,

maupun pada rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekresi

insulin lain. Gejala pada DM tipe ini secara perlahan-lahan bahkan

asimptomatik. Dengan pola hidup sehat, yaitu mengonsumsi makanan

bergizi seimbang dan olah raga secara teratur biasanya penderita brangsur

pulih. Penderita juga harus mampu mepertahannkan berat badan yang

normal. Namun pada penerita stadium akhir kemungkinan akan diberikan

suntik insulin.

2.1.2.2 Diabetes Melitus Tipe Lain

DM tipe ini terjadi akibat penyakit gangguan metabolik yang

ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah akibat faktor genetik fungsi sel

beta, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, penyakit

metabolik endokrin lain, iatrogenik, infeksi virus, penyakit autoimun dan

sindrom genetik lain yang berkaitan dengan penyakit DM. Diabetes tipe

ini dapat dipicu oleh obat atau bahan kimia (seperti dalam pengobatan

HIV/AIDS atau setelah transplantasi organ).

2.1.2.3 Diabetes Melitus Gestasional

DM tipe ini terjadi selama masa kehamilan, dimana intoleransi

glukosa didapati pertama kali pada masa kehamilan, biasanya pada

Page 26: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

13

trimester kedua dan ketiga. DM gestasional berhubungan dengan

meningkatnya komplikasi perinatal. Penderita DM gestasional memiliki

risiko lebih besar untuk menderita DM yang menetap dalam jangka waktu

5-10 tahun setelah melahirkan.

2.1.3 Etiologi Diabetes Mellitus

2.1.3.1 Faktor Keturunan

Keturunan merupakan faktor yang tidak dapat diubah. Bila ada

anggota keluarga anda yang terkena diabetes, maka anda juga dapat

beresiko menjadi penderita diabetes (Tandra, 2017).

2.1.3.2 Faktor Nutrisi

Nutrisi merupakan faktor yang penting untuk timbulnya Diabetes

Mellitus. Gaya hidup yang kebarat-baratan dan hidup santai serta

panjangnya angka harapan hidup merupakan faktor yang meningkatan

prevelensi Diabetes Mellitus (Pudiastuti, 2016).

2.1.4 Faktor Resiko Diabetes Mellitus

2.1.4.1 Usia

Terjadinya DM tipe 2 bertambah dengan pertambahan usia (jumlah

sel β yang produktif berkurang seiring pertambahan usia).

2.1.4.2 Berat Badan

Berat badan lebih BMI >25 atau kelebihan berat badan 20%

meningkatkan dua kali risiko terkena DM. Prevalensi Obesitas dan

diabetes berkolerasi positif, terutama obesitas sentral Obesitas menjadi

salah satu faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit DM. Obesitas

dapat membuat sel tidak sensitif terhadap insulin (retensi insulin). Semakin

Page 27: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

14

banyak jaringan lemak dalam tubuh semakin resisten terhadap kerja

insulin, terutama bila lemak tubuh terkumpul di daerah sentral atau perut.

2.1.4.3 Riwayat Keluarga

Orang tua atau saudara kandung mengidap DM. Sekitar 40%

diaebetes terlahir dari keluarga yang juga mengidap DM, dan+ 60%-90%

kembar identic merupakan penyandang DM.

2.1.4.4 Gaya Hidup

Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditujukkan dalam

aktivitas sehari-hari. Makanan cepat saji (junk food), kurangnya

berolahraga dan minum-minuman yang bersoda merupakan faktor pemicu

terjadinya diabetes melitus tipe 2. Penderita DM diakibatkan oleh pola

makan yang tidak sehat dikarenakan pasien kurang pengetahuan tentang

bagaimanan pola makan yang baik dimana mereka mengkonsumsi

makanan yang mempunyai karbohidrat dan sumber glukosa secara

berlebihan, kemudian kadar glukosa darah menjadi naik sehingga perlu

pengaturan diet yang baik bagi pasien dalam mengkonsumsi makanan

yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-harinya.

2.1.4.5 Riwayat Diabetes pada kehamilan (Gestational)

Seorang ibu yang hamil akan menambah konsumsi makanannya,

sehingga berat badannya mengalami peningkatan 7-10 kg, saat makanan

ibu ditambah konsumsinya tetapi produksi insulin kurang mencukupi

maka akan terjadi DM. Memiliki riwayat diabetes gestational pada ibu

yang sedang hamil dapat meningkatkan resiko DM, diabetes selama

Page 28: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

15

kehamilan atau melahirkan bayi lebih dari 4,5 kg dapat meningkatkan

resiko DM tipe 2.

2.1.5 Manifestasi Klinis

2.1.5.1 Poliuri (banyak kencing)

Merupakan Gejala umum pada penderita Diabetes Mellitus.

Banyaknya kencing ini disebabkan kadar gula dalam darah (glukosa) yang

berlebih, sehingga merangsang tubuh untuk mengeluarkan kelebihan gula

tersebut melalui ginjal bersama urine. Gejala ini terutama muncul pada

malam hari, yaitu saat kadar gula dalam darah relative lebih tinggi dari

pada malam hari (Ginting, 2016).

2.1.5.2 Polidipsi (banyak minum)

Merupakan akibat reaksi tubuh karena banyak mengeluarkan urine.

Gejala ini sebenarnya merupakan usaha tubuh untuk menghindari

kekurangan cairan (dehidrasi). Oleh karena tubuh banyak mengeluarkan

air, secara otomatis menimbulkan rasa haus untuk menggati cairan keluar.

Selama kadar gula dalam darah belum terkontrol baik, akan timbul terus

keinginan untuk terus-menerus minum. Sebaliknya minum banyak akan

terus menimbulkan keinginan untuk selalu kencing. Dua hal ini merupakan

serangkaian sebab akibat yang akan terus terjadi selagi tubuh belum dapat

mengendalikan kadar gula dalam darahnya (Ginting, 2016).

2.1.5.3 Polipaghi (banyak makan)

Merupakan gejala lain yang dapat diamati. Terjadi gejala ini,

disebabkan oleh berkurangnya cadangan gula dalam tubuh meskipun kadar

Page 29: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

16

gula dalam darah tinggi. Oleh karena ketidakmampuan insulin dalam

menyalurkan gula sebagai sumber tenaga dalam tubuh, membuat tubuh

lemas seperti kurang tenaga sehingga timbuk rasa lapar (Ginting, 2016).

2.1.5.4 Rasa lelah dan kelemahan otot akibat dari gangguan aliran darah pada

klien diabetes lama, ketabolisme protein diotot dan ketidak mampuan

sebagian besar sel dalam menggunakan glukosa sebagai energi (Ginting,

2016).

2.1.5.5 Peningkatan angka infeksi akibat penurunan protein sebagai bahan

pembentukan antibodi, peningkatan konsentrasi glukosa disekresi mukus,

gangguan fungsi imun, dan penurunan aliran darah pada diabetes kronik

(Ginting, 2016).

2.1.5.6 Kelainan kulit berupa gatal-gatal, biasanya terjadi di daerah ginjal. Lipatan

kulit seperti diketiak dan di bawah payudara. Biasanya akibat tumbuhnya

jamur (Sukarmin & Riyadi, 2015).

2.1.5.7 Kelainan genekologis keputihan dengan penyebab tersering yaitu jamur

terutama candidia (Sukarmin & Riyadi, 2015).

2.1.5.8 Kesemutan rasa kebas akibat terjadinya neuropati karena regenerasi sel

persyarafan mengalami gangguan akibat kekurangan bahan dasar utama

yang berasal dari unsur protein akibatnya perifer mengalami kerusakan

(Sukarmin & Riyadi, 2015).

2.1.5.9 Kelemahan tubuh terjadi akibat penurunan produksi energi metabolik yang

dilakukan oleh sel melalui proses glikogenesis tidak berlangsung secara

optimal (Sukarmin & Riyadi, 2015).

Page 30: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

17

2.1.5.10 Mata kabur yang disebabkan oleh gangguan refraksi akibat perubahan

pada lensa oleh hiperglikemi (Sukarmin & Riyadi, 2015).

2.1.6 Komplikasi

2.1.6.1 Komplikasi Diabetes Mellitus Akut

1) Diabetes Ketoasidosis

Adalah komplikasi akut dan berbahaya dengan tingkat insulin rendah

menyebabkan hati menggunakan lemak sebagai sumber energi. Hal

tersebut normaml jika terjadi secara periodik namun akan menjadi

masalah serius jika terjadi secara periodik namun akan terjadi masalah

dehidrasi serta pernapasan

2) Hiperglikemia

Adalah air dalam cairan sel ditarik keluar dari sel-sel masuk kedalam

darah dan ginjal, kemudian membantu membuang glukosa ke dalam

urine. Jika cairan dalam sel yang keluar tidak diganti maka akan

muncul efek osmotic karena kadar glukosa tinggi dan hilangnya air

yang kemudian akan mengarak kepada dehidrasi. Kondisi elektrolit

yang tidak seimbang juga mengganggu dan berbahaya (Hasdianah,

2012).

3) Hipoglikemia

Atau kondisi tidak normal akibat glukosa darah yang rendah. Penderita

akan mengalami perasaan gelisah, berkeringat, lemah, dan mengalami

semacam rasa takut dan bergerak panik. Hal ini disebabkan oleh faktor

faktor, seperti terlalu banyak atau salah penggunaan insulin, terlalu

Page 31: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

18

banyak atau salah waktu olahraga, dan tidak cukup asupan makanan

(Hasdianah, 2012).

2.1.6.2 Komplikasi Kronik

1) Makroangiopati

Peningkatan kadar glukosa secara kronis dalam darah

menyebabkan kerusakan pembuluh darah. Sel endotel yang melapisi

pembuluh darah mengambil glukosa lebih dari biasanya karena sel-sel

tersebut tidak tergantung pada insulin. Sel-sel tersebut kemudian

membentuk permukaan glikoprotein lebih dari biasanya sehingga

menyebabkan membran basal tumbuh lebih tebal dan lebih lemah.

2) Mikroangiopati

Perubahan – perubahan mikrovaskuler yang ditandai dengan

penebalan dan kerusakan membran diantara jaringan dan pembuluh

darah sekitar. Terjadi pada penderita DMTI/IDDM yang terjadi

neuropati, nefropati, dan retinopati. Nefropati terjadi karena perubahan

mikrovaskuler pada struktur dan fungsi ginjal yang menyebabkan

komplikasi pada pelvis ginjal.

3) Retinopati

Yaitu perubahan dalam retina karena penurunan protein dalam

retina. Hal ini mengakibatkan gangguan dalam penglihatan. Retinopati

dibagi menjadi 2 tipe yaitu :

(1) Retinopati back ground yaitu mikroneuronisma di dalam pembuluh

retina menyebabkan pembentukan eksudat keras.

Page 32: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

19

(2) Retinopati proliferatif yaitu perkembangan lanjut dari retinopati back

ground yang terjadi pembentukan pembuluh darah baru pada retina

akan menyebabkan pembuluh darah menciut dan tarikan pada retina

serta pendarahan di rongga vitreum. Juga mengalami pembentukan

katarak yang disebabkan hiperglikemia berkepanjangan.

(3) Neuropati diabeti yaitu akumulasi orbital dalam jaringan dan perubahan

metabolik mengakibatkan penurunan fungsi sensorik dan motorik saraf

yang menyebabkan penurunan persepsi nyeri.

(4) Kaki diabetik perubahan mikroangiopati, mikroangiopati dan neuropati

menyebabkan perubahan pada ekstermitas bawah. Komplikasinya dapat

terjadi gangguan sirkulasi, terjadi infeksi, gangrene, penurunan sensasi,

dan hilangnya fungsi saraf sensorik. (Sukarmin &Riyadi, 2013)

2.1.7 Patofisiologi Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 disebabkan oleh faktor usia, genetik,

obesitas yang menjadikan sel beta pankreas mengakibatkan terjadinya gangguan

sekresi insulin yang harusnya didapat oleh tubuh. Gangguan sekresi insulin

mempengaruhi tingkat produksi insulin, sekresi insulin yang tidak adekuat

membuat produksi insulin menjadi menurun dan mengakibatkan

ketidakseimbangan produksi insulin. Penurunan sekresi intra sel menjadikan

insulin tidak terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel yang pada

akhirnya gula dalam darah tidak dapat dibawa masuk oleh sel. Gula yang tidak

dapat masuk ke dalam sel mengakibatkan kadar glukosa dalam darah meningkat

dan menyebabkan Hiperglikemi. Pengobatan yang tidak teratur serta

ketidakpatuhan dalam diit mengakibatkan glukosa dalam darah tidak dapat

Page 33: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

20

Diabetes

melitus tipe 1

menjadi energi sehingga menyebabkan terjadinya ketidakstabilan kadar glukosa

(Ginting, 2016)

2.1.8 Pathway Diabetes Mellitus

Gambar 2.1 Pathway Diabetes Mellitus (Smeltzel dan Bare 2015)

Usia, obesitas, genetik

Reaksi autoimun

Sel beta pankreas

menurun

Diabetes melitus

tipe 2

Ginjal Koma Retina

Mual,

Nyeri

abdomen Makro

vaskuler

Defisit Nutrisi

Ketidakstabilan

kadar glukosa darah

Penyumbata

n pada otak

Defisiensi Insulin

Kerusakan

pada antibodi

Anabolisme

proses

Gliserol asam

lemak bebas

Liposis

meningkat

Hiperglikemia

Penurunan

pemakaian glukoksa

Kekebalan

tubuh Anteroskerosis

ketonuria

Katogenesi

Polifagia

Poliurea

Polidipsi Aliran darah

melambat

Viskolita

darah

Ischemik

jaringan

Risiko

perfus

i

perifer

tidak

ketoasidosis

Neuropati

sensori perifer

Makro

veskuler

Klien merasa

sakit pada luka

selebral

Miocard

infark

Jantung

Gangguan

penglihatan

Gagal ginjal

Neuropati

Nyeri akut

Sel beta pankreas

hancur

Page 34: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

21

2.1.9 Penatalakasaan Diabetes Mellitus

2.1.9.1 Edukasi

Pemberian informasi tentang gaya hidup yang perlu diperbaiki

secara khusus memperbaiki pola makan, pola latihan fisik, serta rutin

untuk melakukan pemeriksaan gula darah. Informasi yang cukup dapat

memperbaiki pengetahuan serta sikap bagi penderita Diabetes Mellitus

2.1.9.2 Terapi Gizi

Pada penderita Diabetes Mellitus prinsip pengaturan zat gizi

bertujuan untuk mempertahankan atau mencapai berat badan yang

ideal,mempertahankan kadar glukosa dalam darah mendekati normal,

mencegah komplikasi akut dan kronik serta meningkatkan kualitas hidup

diarahkan pada gizi seimbang dengan cara melakukan diet 3J:

2.1.9.3 Jumlah makanan

Kebutuhan kalori setiap orang berbeda, bergantung pada jenis

kelamin, berat badan, tinggi badan serta kondisi kesehatan pada klien.

Yang memperhitungkan usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan,

hingga tingkat aktivitas fisik yang dilakukan.

2.1.9.4 Jenis makan

Pada penderita Diabetes Mellitus sebaiknya menghindari makanan

dengan kadar glukosa yang tinggi seperti madu, dan susu kental manis.

Pilih makanan dengan indeks glikemik rendah dan kaya serat seperti

sayur-sayuran, biji-bijian dan kacang-kacangan. Batasi makanan yang

mengandung purin (jeroan, sarden, burung darah, unggas, kaldu dan

emping). Cegah dislipidemia dengan menghindari makanan berlemak

Page 35: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

22

secara berlebih (telur, keju, kepiting, udang, kerang, cumi, santan, susu

full cream atau makanna dengan lemak jenuh). Batasi konsumsi garam

natrium yang berlebih. Jadwal makanan:

Jadwal diit harus diikuti sesuai dengan intervalnya yaitu dengan

1) Sarapan pagi jam 6.00

2) Kudapan/snack jam 9.00

3) Makan siang jam 12.00

4) Kudapan/snack jam 15.00

5) Makan malam jam 18.00

6) Kudapan/snack jam 21.00

Mengatur jam makan yang teratur sangat penting, jarak antar 2 kali

makan yang ideal sekitar 4-5 jam jika jarak waktu 2 kali makan terlalu

lama akan membuat gula darah menurun sebaliknya jika terlalu dekat

jaraknya gula darah akan tinggi.

2.1.9.5 Latihan Fisik

Dalam penatalaksannan diabetes, latihan fisik atau olahraga

sangatlah penting bagi penderita Diabetes Mellitus karena efeknya dapat

menurunkan kadar gula darah dan mengurangi faktor resiko kardio

vaskuler.

2.1.9.6 Farmakoterapi

Penggunaan obat-obatan merupakan upaya terakhir setelah

beberapa upaya yang telah dilakukan tidak berhasil, sehingga penggunaan

obat-obatan dapat membantu menyeimbangkan kadar glukosa darah pada

Diabetes Mellitus.

Page 36: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

23

1) Obat

(1) Obat-obatan Hipoglikemik Oral (OHO)

((1) Golongan Sulfoniluria

Cara kerja golongan ini adalah merangsang sel beta pankreas untuk

mengeluarkan insulin, jadi golongan sulfonuria hanya bekerja bila sel-

sel beta utuh, menghalangi pengikatan insulin, mempertinggi

kepekaan jaringan terhadap insulin dan menekan pengeluaran

glukagon.

((2) Golongan Biguanid

Cara kerja golongan ini tidak merangsang sekresi insulin. Golongan

biguanid dapat menurunkan kadar gula darah menjadi normal dan

istimewanya tidak pernah menyebabkan hipoglikemi.

((3) Alfa Glukosidase Inhibitor

Obat ini berguna menghambat kerja insulin alfa glucosidase didalam

saluran cerna sehingga dapat menurunkan penyerapan glukosa dan

menurunkan hiperglikemia post prandial. Obat ini bekerja di lumen

usus dan tidak menyebabkan hipoglikemi serta tidak berpengaruh

pada kadar insulin.

(2) Insulin Sensitizing Agent

Efek farmakologi pada obat ini meningkatkan sensitifitas berbagai

masalah akibat resistensi insulin tanpa menyebabkan hipoglikemia.

(3) Insulin

Dari sekian banyak jenis insulin menurut cara kerjanya yaitu; yang

bekerja cepat (Reguler Insulin) dengan masa kerja 2-4 jam; yang

Page 37: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

24

kerjanya sedang (NPN) dengan masa kerja 6-12 jam; yang kerjanya

lambat (Protamme Zinc Insulin) masa kerjanya 12-24 jam.

(4) Mengontrol Gula Darah

Bagi penderita Diabetes Mellitus mengontrol gula darah sebaiknya

dilakukan secara rutin agar dapat memantau kondisi kesehatan saat

menjalankan diet maupun tidak. Dengan mengontrol gula darah secara

rutin, penderita dapat memahami kondisi tubuhnya mengalami

hiperglikemi atau hipoglikemi.

2.2 Konsep Lansia

2.2.1 Definisi Lansia

Lansia merupakan tahap akhir dalam kehidupan manusia. Menua atau

menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia.

Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu

waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan

proses alamiah. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang

berangsur-angsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif, merupakan proses

menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi ransangan dari dalam dan luar

tubuh yang berakhir dengan kematian (Nugroho, 2015).Proses menua adalah

suatu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk

memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur serta fungsi

normalnya sehingga tidak dapat bertahan jejas dan memperbaiki kerusakan yang

diderita. Dapat disimpulkan bahwa manusia, secara perlahan mengalami

kemunduran struktur dan fungsi organ. Kondisi ini dapat mempengaruhi

kemandirian dan kesehatan lansia (Nugroho, 2015).

Page 38: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

25

2.2.2 Batasan Lansia

Tidak ada batasan yang pasti tentang lansia. Umur yang dijadikan batasan

lansia berbeda-beda, umumnya berkisar antara 60-65 tahun. Berikut dikemukakan

beberapa pendapat ahli mengenai batasan lansia :

2.2.2.1 Menurut organisasi kesehatan dunia, WHO, ada empat tahap, yakni :

1) Usia pertengahan (middle age), yaitu 45-49 tahun

2) Lanjut usia (elderly), yaitu 60-74 tahu

3) .Lanjut usia tua (old), yaitu 75-90 tahun

4) .Usia sangat tua (very old), yaitu di atas 90 tahun)

2.2.2.2 Menurut Prof. Dr. dr. Koesoemanto Setyonegoro, Sp.KJ., lansia (usia lebih

dari 70 tahun), terbagi menjadi :

1) Usia 70-75 tahun (young old)

2) Usia 75-80 tahun (old)

3) Usia lebih dari 80 tahun (very old)

2.2.2.3 Menurut Hurlock (1979), perbedaan lansia terbagi dalam dua tahap, yakni:

1) Early old age(usia 60-70 tahun)

2) Advanced old age(usia 70 tahun ke atas)

2.2.2.4 Menurut Burnside (1979), ada empat tahap lansia, yakni :

1) Young old(usia 60-69 tahun)

2) Middle ageold(usia 70-79 tahun)

3) Old-old (usia 80-89 tahun)

4) Very old-old (usia 90 tahun ke atas)

2.2.2.5 Menurut para ahli, batasan lansia di Indonesia adalah 60 tahun ke atas. Hal

ini dipertegas dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang

Page 39: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

26

kesejahteraan lansia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2, bahwa yang disebut

dengan lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas,

baik pria maupun wanita (Nugroho, 2015).

2.2.3 Teori Proses Menua

Ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses penuaan, yaitu teori

biologis, teori sosial, teori spiritual, dan teori psikologis.

2.2.3.1 Teori Biologis

Teori Biologis mencakup teori genetik, teori somatik, teori sistem

imun, teori metabolism, serta teori radikal bebas.

1) Teori Genetic clock

Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk

spesies-spesies tertentu. Tiap spesies mempunyai jam genetik di dalam

inti sel yang telah berputar menurut replikasi tertentu. Jam ini akan

menghitung mitosis dan menghentikan replikasi sel bila tidak diputar,

jadi menurut konsep ini bila jam kita itu berhenti akan meninggal dunia,

meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir

(Darmojo dan Martono, 2004).

2) Teori Somatik (Teori Error Catastrophe)

Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam menganalisis

faktor-faktor penyebab terjadinya proses menua adalah faktor

lingkungan yang menyebabkan terjadinya mutasi somatik. Diketahui

bahwa radiasi dan zat kimia dapat memperpendek umur. Menurut teori

ini terjadinya mutasi yang progresif pada DNA sel somatik, akan

Page 40: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

27

menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan fungsional sel tersebut

(Darmojo dan Martono, 2004).

3) Rusaknya Sistem Imun Tubuh

Mutasi yang berulang atau perubahan protein pasca translasi, dapat

menyebabkan kemampuan berkurangnya kemampuan sistem imun

tubuh mengenali dirinya sendiri. Perubahan inilah yang menjadi dasar

terjadinya peristiwa autoimun. Selain itu, sistem imun tubuh sendiri

daya pertahanannya mengalami penurunan pada proses menua, daya

serangnya terhadap sel kanker menjadi menurun, sehingga sel kanker

leluasa membelah-belah. Inilah yang menyebabkan terjadinya kanker

meningkat sesuai meningkatnya umur (Darmojo dan Martono, 2004).

4) Teori Menua Akibat Metabolisme

Pentingnya metabolisme sebagai faktor penghambat umur panjang,

dimana terdapat hubungan antara tingkat metabolisme dengan panjang

umur. Mamalia yang dirangsang untuk hibernasi, selama musim dingin

ditempatkan pada temperatur yang rendah tanpa dirangsang

berhibernasi, metabolismenya meningkat dan berumur lebih pendek.

Walaupun umurnya berbeda, namun jumlah kalori yang dikeluarkan

untuk metabolisme selama hidup adalah sama (Darmojo dan Martono,

2004).

5) Kerusakan akibat Radikal Bebas

Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, dan di dalam tubuh

jika fagosit dipecah, dan sebagai produk sampingan di dalam rantai

pernafasan di dalam mitokondria. Radikal bebas yang terbentuk

Page 41: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

28

tersebut adalah: (1) Superoksida (O2), (2) Hidroksil (OH), dan juga (3)

Perioksida hidrogen (H2O2). Radikal bebas bersifat merusak, karena

sangat reaktif, sehingga dapat bereaksi dengan DNA, protein, asam

lemak tak jenuh, seperti membran sel, dan dengan gugus SH (Darmojo

dan Martono, 2004).

2.2.3.2 Teori Sosial

Pada lansia, kekuasaan dan prestise yang berkurang menyebabkan

berkurangnya interaksi sosial, yang tersisa hanyalah harga diri dan

kemampuan mereka untuk mengikuti perintah. Kemiskinan yang dialami

lansia dan menurunnya derajat kesehatan mengakibatkan seorang lansia

secara perlahan-lahan menarik diri dari pergaulan sekitar. Proses penuaan

mengakibatkan interaksi sosial mulai menurun, baik secara kualitas

maupun kuantitas (Maryam dan Ekasari, 2008).

2.2.3.3 Teori Spiritual

Komponen spiritual dan tumbuh kembang merujuk pada pengertian

hubungan individu dengan alam semesta dan persepsi individu tentang arti

kehidupan. Kepercayaan merupakan suatu pengetahuan dan cara

berhubungan dengan kehidupan akhir. Kepercayaan adalah suatu

fenomena timbal balik, yaitu suatu hubungan aktif antara seseorang

dengan orang lain dalam menanamkan suatu keyakinan, cintakasih, dan

harapan. Perkembangan spiritual pada lansia berada pada tahap

penjelmaan dari prinsip cinta dan keadilan (Maryam dan Ekasari, 2008).

Page 42: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

29

2.2.3.4 Teori Psikologis

Pada lansia, proses penuaan terjadi secara alamiah seiring dengan

penambahan usia. Perubahan psikologis yang terjadi dapat dihubungkan

pula dengan keakuratan mental dan keadaan fungsional yang efektif.

Kepribadian individu yang terdiri atas motivasi dan intelegensi dapat

menjadi karakteristik konsep diri dari seorang lansia. Konsep diri yang

positif dapat menjadikan seorang lansia mampu berinteraksi dengan

mudah terhadap nilai-nilai yang ada, ditunjang dengan status sosialnya

(Maryam dan Ekasari, 2008).

Adanya penurunan dari intelektualitas yang meliputi persepsi,

kemampuan kognitif, memori, dan belajar pada lansia menyebabkan

mereka sulit untuk berinteraksi dan dipahami. Dengan adanya penurunan

fungsi sistem sensorik, maka akan terjadi pula penurunan kemampuan

untuk menerima, memproses, dan merespon stimulus sehingga terkadang

akan muncul aksi atau reaksi yang berbeda dari stimulus yang ada. Selain

itu, kurangnya motivasi pada lansia juga berperan. Motivasi akan semakin

menurun dengan menganggap bahwa lansia sendiri merupakan beban bagi

orang lain dan keluarga (Maryam dan Ekasari, 2008).

2.2.4 Perubahan Pada Lansia

2.2.4.1 Perubahan Fisik

Dengan bertambahnya usia, begitu banyak perubahan fisik yang

terjadi sehingga sulit untuk menetapkan batas-batas normal. Semakin tua

seseorang, perubahan fisiologis normal dalam semua sistem tubuh bersifat

universal, progresif, dan intrinsik. Perubahan yang terjadi meliputi

Page 43: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

30

penurunan fungsi tingkat sel, sistem persarafan, sistem pendengaran,

sistem penglihatan, sistem kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, sistem

pernafasan, sistem pencernaan, sistem reproduksi, sistem genito urinaria,

sistem endokrin, sistem integumen, serta sistem muskuloskeletal

(Bastable, 2002).

2.2.4.2 Perubahan Mental

Di bidang mental atau psikis pada lansia, perubahan dapat berupa

sikap yang semakin egosentrik, mudah curiga, serta bertambah pelit

terhadap sesuatu yang dimiliki. Sikap umum yang ditemukan pada hampir

setiap lanjut usia, yakni keinginan berumur panjang, tenaganya sedapat

mungkin dihemat. Perubahan kepribadian yang drastis jarang terjadi.

Lebih sering berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang

(Bastable, 2002).

2.2.4.3 Perubahan Psikososial

Depresi, kesedihan, dan kesepian biasa terjadi di antara lansia.

Banyak orang yang mengalami kehilangan ganda dalam periode waktu

yang singkat berkaitan dengan jaringan pendukung terdahulu, seperti

teman, keluarga dan pekerjaan. Kehilangan seperti ini, yang berarti

ancaman terhadap otonomi, kemandirian, dan pembuatan keputusannya

mengakibatkan pengucilan, ketidakamanan keuangan, berkurangnya

mekanisme koping, dan penurunan jati diri, nilai pribadi, dan

keberhargaan dalam masyarakat (Bastable, 2002).

Page 44: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

31

2.3 Konsep Ketidakstabilan Kadar Glukosa

2.3.1 Definisi

Ketidakstabilan kadar glukosa dalam darah adalah variasi dimana kadar

glukosa darah mengalami kenaikan atau penurunan gula darah dari rentang

normal yang disebut dengan Hiperglikemi atau Hipoglikemia (Wilkinson, 2015).

Glukosa dalam darah merupakan sumber terpenting yang kebanyakan diserap ke

dalam aliran darah sebagai glukosa dan gula lain diubah menjadi glukosa di hati.

Glukosa adalah bahan bakar utama dalam tubuh serta berfungsi untuk

menghasilkan energi dalam tubuh. Kadar glukosa dalam darah sangat erat

kaitannya dengan penyakit Diabetes Melitus. Pada hiperglikemia mengalami

peningkatan jumlah glukosa berlebih yang beredar dalam plasma darah dengan

rentang normal glukosa sewaktu 100 - 200 mg /dL, kadar glukosa puasa 80 - 130

mg/dL , kadar glukosa darah 2 jam setelah makan 120 - 200 mg/dL (Pudiastuti,

2013).

2.3.2 Penyebab Ketidakstabilan Kadar Glukosa

Pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 yang mengalami hiperglikemi

dapat disebabkan karena adanya resistensi insulin pada jaringan lemak, otot, dan

hati, kenaikan glukosa oleh hati serta kekurangan sekresi insulin yang dihasilkan

oleh pankreas, dapat menyebabkan gangguan pada kadar glukosa dalam darah.

(PPNI, 2016)

2.3.3 Tanda dan Gejala Ketidakstabilan Kadar Glukosa

Pada penderita Diabetes Mellitus yang mengalami hiperglikemia dapat

disertai dengan gejala sebagai berikut :

Page 45: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

32

2.3.3.1 Mudah lelah dan lesu

2.3.3.2 Mulut terasa kering

2.3.3.3 Mengalami rasa haus berlebih

2.3.3.4 Urin yang dihasilkan jumlahnya meningkat

2.3.3.5 Serta kadar glukosa dalam darah / urin relatif tinggi. (PPNI, 2016)

2.4 Konsep Asuhan Keperawatan

2.4.1 Pengkajian

Pengumpulan data meliputi :

2.4.1.1 Biodata

Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan dan

pekerjaan. Penyakit Diabetes Mellitus sering muncul setelah seseorang

memasuki usia 45 tahun terlebih pada orang dengan berat badan berlebih

(Sukarmin &Riyadi , 2013).

2.4.1.2 Riwayat kesehatan

Keluhan utama : Keluhan utama yang biasanya dirasakan oleh klien

Diabetes Mellitus yaitu badan terasa sangat lemas sekali disertai dengan

penglihatan kabur, sering kencing (Poliuria), banyak makan (Polifagia),

banyak minum (Polidipsi) (Riyadi dan Sukarmin, 2013).

2.4.1.3 Riwayat kesehatan sekarang

Keluhan dominan yang dialami klien adalah munculnya gejala sering

buang air kecil (poliuria), sering merasa lapar dan haus (polifagi dan

polidipsi), luka sulit untuk sembuh, rasa kesemutan pada kaki, penglihatan

semakin kabur,cepat merasa mengantuk dan mudah lelah,serta sebelumya

klien mempunyai berat badan berlebih (Riyadi danSukarmin, 2013)

Page 46: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

33

2.4.1.4 Riwayat penyakit dahulu

Menurut Riyadi dan Sukarmin (2013) penyakit Diabetes Mellitus klien

pernah mengalami kondisi suatu penyakit dan mengkonsumsi obat-obatan

atau zat kimia tertentu. Penyakit yang dapat menjadi pemicu timbulnya

Diabetes Mellitus dan perlu dilakukan pengkajian diantaranya:

1) Penyakit pankreas

2) Gangguan penerimaan insulin

3) Gangguan hormonal

4) Pemberian obat-obatan seperti :

(1) Furosemid (diuretik)

(2) Thiazid (diuretik) (Riyadi dan Sukarmin, 2013)

2.4.1.5 Riwayat penyakit keluarga

Diabetes Mellitus dapat berpotensi pada keturunan keluarga, karena

kelainan gen yang dapat mengakibatkan tubuhnya tidak dapat

menghasilkan insulin dengan baik (Riyadi dan Sukarmin, 2013)

2.4.1.6 Riwayat kehamilan

Pada umumnya Diabetes Mellitus dapat terjadi pada masa kehamilan, yang

terjadi hanyalah pada saat hamil saja dan biasanya tidak dialami setelah

masa kehamilan serta diperhatikan pula kemungkinan mengalami penyakit

Diabetes Mellitus yang sesungguhnya dikemudian hari (Riyadi dan

Sukarmin, 2013).

2.4.1.7 Riwayat psikososial

Diabetes Mellitus dapat terjadi jika klien pernah mengalami atau sedang

mengalami stress baik secara fisik maupun emosional (yang dapat

Page 47: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

34

meningkatkan kadar hormone stress seperti kortisol, epinefrin, dan

glukagon) yang dapat menyebabkan kadar gula darah

meningkat(Susilowati, 2014).

2.4.1.8 Pola fungsi kesehatan

1) Pola metabolik nutrisi

Penderita Diabetes Mellitus selalu ingin makan tetapi berat badan

semakin turun, cenderung mengkonsumsi glukosa berlebih dengan jam

dan porsi yang tidak teratur, karena glukosa yang ada tidak dapat ditarik

kedalam sel sehingga terjadi penurunan masa sel. Pada pengkajian

intake cairan yang terkaji sebanyak 2500 – 4000 cc per hari dan

cenderung manis (Susilowati, 2014).

2) Pola eliminasi

Data eliminasi buang air besar pada klien Diabetes Millitus tidak ada

perubahan yang mencolok. Frekuensinya satu hingga dua kali perhari

dengan warna kekuningan, sedangkan pada eliminasi buang air kecil.

Jumlah urin yang banyak akan dijumpai baik secara frekuensi maupun

volume ( pada frekuensi biasanya lebih dari 10 x perhari, sedangkan

volumenya mencapai 2500 – 3000 cc perhari). Untuk warna tidak ada

perubahan sedangkan bau ada unsur aroma gula (Susilowati, 2014).

3) Pola aktivitas

Penderita Diabetes Mellitus mengalami penurunan gerak karena

kelemahan fisik, kram otot, penurunan tonus otot gangguan istirahat

dan tidur, takikardi atau takipnea pada saat melakukan aktivitas hingga

terjadi koma. Adanya luka gangren dan kelemahan otot-otot bagian

Page 48: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

35

tungkai bawah pada penderita Diabetes Mellitus akan mengalami

ketidakmampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara

maksimal serta mudah mengalami kelelahan. Penderita Diabetes

Mellitus mudah jatuh karena penurunan glukosa pada otak akan

berakibat penurunan kerja pusat keseimbangan (diserebrum/otak kecil)

(Susilowati, 2014)

4) Pola tidur dan istirahat

Pada penderita Diabetes Mellitus mengalami gejala sering kencing pada

malam hari (Poliuria) yang mengakibatkan pola tidur dan waktu tidur

penderita mengalami perubahan (Susilowati, 2014).

5) Pola konsep diri

Mengalami penurunan harga diri karena perubahan penampilan,

perubahan identitas diri akibat tidak bekerja, perubahan gambaran diri

karena mengalami perubahan fungsi dan struktur tubuh, lamanya

perawatan, banyaknya biaya perawatan serta pengobatan menyebabkan

klien mengalami gangguan peran pada keluarga serta kecemasan

(Susilowati, 2014).

6) Aktualisasi diri

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan puncak pada hirarki kebutuhan

Maslow, jika klien sudah mengalami penurunan harga diri maka klien

sulit untuk melakukan aktivitas di rumah sakit enggan mandiri, tampak

tak bergairah, dan bingung (Susilowati, 2014).

Page 49: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

36

7) Pola nilai keyakinan

Nilai keyakinan mungkin meningkat seiring dengan kebutuhan

mendapatkan sumber kesembuhan dari Tuhan (Susilowati, 2014).

8) Pemeriksaan Fisik

(1) Keadaan umum : Cukup

(2) Tingkat kesadaran kesehatan Kesadaran composmentis, latergi, strupor,

koma, apatis tergantung kadar gula yang tidak stabil dan kondisi

fisiologi untuk melakukan konpensasi kelebihan gula darah.

(3) Tanda tanda vital

(4) Frekuensi nadi dan tekanan darah : takikardi dan hipertensi dapat terjadi

pada penderita Diabetes Mellitus karena glukosa dalam darah yang

meningkat dapat menyebabkan darah menjadi kental.

(5) Frekuensi pernafasan: Takipnea (pada kondisi ketoasidosis)

(6) Suhu tubuh

Hipertemi ditemukan pada klien Diabetes Mellitus yang mengalami

komplikasi infeksi pada luka atau pada jaringan lain. Sedangkan

hipotermi terjadi pada penderita yang tidak mengalami infeksi atau

penurunan metabolik akibat penurunan masukan nutrisi secara drastis

(7) Berat badan dan tinggi badan

Kurus ramping pada Diabetes Mellitus fase lanjutan dan lama tidak

melakukan terapi. Sedangkan pada penderita Diabetes Mellitus gemuk

padat atau gendut merupakan fase awal penyakit atau penderita lanjutan

dengan pengobatan yang rutin dan pola makan yang masih belum

terkontrol. (Willem Pieter, 2013)

Page 50: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

37

(8) Kulit

Pemeriksaan ini untuk menilai warna, kelembapan kulit, suhu, serta

turgor kulit. Pada klien yang menderita Diabetes Mellitus biasanya

ditemukan:

((1) Warna : kaji adanya warna kemerahan hingga kehitaman pada luka.

Akan tampak warna kehitaman disekitar luka. Daerah yang seringkali

terkena adalah ekstermitas bawah

((2) Kelembapan kulit : lembab pada penderita yang tidak memiliki

diuresis osmosis dan tidak mengalami dehidrasi. Kering pada

klienyang mengalami diuresis, osmosis dan dehidrasi.

((3) Suhu : klien yang mengalami hipertermi biasanya mengalami infeksi.

((4) Turgor : menurun pada saat dehidrasi

(9) Kuku Warna : pucat, sianosis terjadi karena penurunan perfusi pada

kondisi ketoasidosis atau komplikasi saluran pernafasan

(10) Kepala

((1) Inspeksi : Kaji bentuk kepala warna rambut jika hitam kemerahan

menandakan nutrisi kurang, tekstur halus atau kasar penyebaran

jarang atau merata, kwantitas tipis atau tebal pada kulit kepala

terdapat benjolan atau lesi antara lain : kista pilar dan psoriasis yang

rentan terjadi pada penderita DM karena penurunan antibody. Amati

bentuk wajah apakah simetris serta ekspresi wajah seperti paralisis

wajah.

((2) Palpasi : raba adanya massa dan atau nyeri tekan

Page 51: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

38

(11) Mata

((1) Inspeksi : pada klien dengan DM terdapat katarak karena kadar gula

dalam cairan lensa mata naik. Konjungtiva anemis pada penderita

yang kurang tidur karena banyak kencing pada malam hari.

Kesimetrisan pada mata. penglihatan yang kabur dan ganda serta lensa

yang keruh serta kesimetrisan bola mata.

((2) Palpasi : saat dipalpasi bola mata teraba kenyal, tidak teraba nyeri

tekan.

(12) Hidung

((1) Inspeksi : Pengkajian daerah hidung dan fungsi sistem penciuman,

septum nasi tepat di tengah, kebersihan lubang hidung, jalan nafas/

adanya sumbatan pada hidung seperti polip, peradangan, adanya

sekret atau darah yang keluar, kesulitan bernafas atau adanya kelainan

bentuk dan kelainan lain

((2) Palpasi : ada tidaknya nyeri tekan pada sinus

(13) Telinga

((1) Inspeksi Pengkajian pada daerah telinga serta sistem fungsi

pendengaran, keadaan umum telinga gangguan saat mendengar,

pengguanaan alat bantu dengar, adanya kelainan bentuk dan kelainan

lain, kebersihan telinga, kesimetrisan telinga kanan dan kiri.

((2) Palpasi : ada tidaknya nyeri tekan pada daerah tragus

(14) Mulut dan gigi

((1) Inspeksi : Adanya peradangan pada mulut (mukosa mulut, gusi, uvula

dan tonsil), adanya karies gigi, terdapat stomatitis, air liur menjadi

Page 52: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

39

lebih kental, gigi mudah goyang, serta gusi mudah bengkak dan

berdarah. Adakah bau nafas seperti bau buah yang merupakan

terjadinya ketoasidosis diabetik pada penderita DM serta mudah sekali

terjadi infeksi.

((2) Palpasi : tidak ada nyeri tekan. (Rohman, 2010)

(15) Leher

((1) Inspeksi : pembesaran pada leher , pembesaran kelenjar limfa leher

dapat muncul jika ada pembesaran kelenjar sistemik, persebaran kulit.

((2) Palpasi : ada tidaknya pembendungan vena jugularis (Susilowati,

2014)

(16) Thorax

((1) Inspeksi : persebaran warna kulit, ada tidaknya bekas luka, ada

tidaknya sesak nafas, batuk, nyeri dada, pergerakan dinding dada

((2) Palpasi : kesimetrisan dada, taktil fremitus

((3) Perkusi : semua lapang paru terdengar resonan, tidak ada penumpukan

sekret, cairan atau darah

((4) Auskultasi : ada atau tidaknya suara nafas tambahan seperti ronchi dan

whezzing di semua lapang paru (Mulyati, 2014)

(17) Pemeriksaan jantung

((1) Inspeksi : tampak atau tidaknya iktus kordis pada permukaan dinding

dada di ICS 5 midklavikula sinistra

((2)Palpasi : teraba atau tidaknya iktus kordis di ICS 5 midklavikula

sinistra.

((3)Perkusi : pada ICS 3 hingga ICS 5 terdengar pekak

Page 53: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

40

((4)Auskultasi : bunyi jantung S1 dan S2 terdengar tunggal, tidak ada suara

jantung tambahan (Muttaqin, 2012).

(18) Pemeriksaan abdomen

((1) Inspeksi : warna kulit merata, ada atau tidaknya lesi, bentuk abdomen

apakah datar, cembung, atau cekung. Kaji adanya mual atau muntah

disebabkan karena kadar kalium yang menurun akibat polyuria,

pankreastitis, kehilangan nafsu makan. Terjadi peningkatan rasa lapar

dan haus pada individu yang mengalami ketoasidosis

((2) Auskultasi : bising usus terdengar 5-30 x/menit

((3) Palpasi : ada massa pada abdomen, kaji ada tidaknya pembesaran

hepar, kaji ada tidaknya asites, ada atau tidaknya nyeri tekan pada

daerah ulu hati (epigastrium) atau pada 9 regio

((4) Perkusi : Bunyi timpani, hipertimpani untuk perut kembung, pekak

untuk jaringan padat

(19) Genetalia dan reproduksi

((1) Inspeksi : Klien yang mengalami DM biasanya pada saat berkemih

terasa panas dan sakit, terdapat keputihan pada daerah genetalia, ada

atau tidaknya tanda-tanda peradangan pada genetalia.

(20) Ekstremitas

((1) Inspeksi : kaji persebaran warna kulit, kaji turgor kulit, akral hangat,

sianosis, persendian dan jaringan sekitar saat memeriksa kondisi

tubuh. Amati kemudahan dan rentan gesekan kondisi sekitar. Klien

akan merasakan cepat lelah, lemah dan nyeri, serta adanya gangrene di

ekstermitas, amati warna dan kedalaman pada bekas luka di

Page 54: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

41

ekstermitas, serta rasa kesemutan atau kebas pada ekstermitas

merupakan tanda dan gejala penderita DM.

((2) Palpasi : kaji kekuatan otot, ada tidaknya pitting edema. (Sudarta,

2012)

2.4.1.9 Pemeriksaan Diagnostik

1) Glukosa darah : gula darah puasa lebih dari 130 ml/dL , tes toleransi

glukosa lebih dari 200 ml/dL 2 jam setelah pemberian glukosa.

2) Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok

3) Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat

4) Osmolalitas serum meningkat kurang dari 330mOsm/L

5) Amilase darah : terjadi peningkatan yang dapat mengindikasikan

adanya pankreasitis akut sebagai penyebab terjadinya Diabetes

Ketoacidosis

6) Insulin darah : pada DM tipe 2 yang mengindikasi adanya gangguan

dalam penggunaannya (endogen dan eksogen). Resistensi insulin

dapat berkembang sekunder terhadap pembentukan antibody

7) Pemeriksaan fungsi tiroid : pemeriksaan aktivitas hormone tiroid

dapat meningkatkan glukosa dalam darah dan kebutuhan akan insulin

8) Urine : gula darah aseton positif; berat jenis dan osmolalitas mungkin

meningkat.

9) Kultur dan sensitivitas : kemungkinan adanya infeksi pada saluran

kemih, infeksi saluran pernafasan serta infeksi pada luka.

10) HbA1c : rata-rata gula darah selama 2 hingga 3 bulan terakhir yang

digunakan bersama dengan pemeriksaan gula darah biasa untuk

Page 55: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

42

membuat penyesuaian dalam pengendalian Diabetes Mellitus. (Wijaya

& Putri, 2013)

2.4.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis tentang respon

individu, keluarga atau kelompok terhadap proses kehidupan/masalah kesehatan.

Aktual atau potensial dan kemungkinan dan membutuhkan tindakan keperawatan

untuk memecahkan masalah tersebut (Taqiyyah Bararah & Mohammad Jauhar,

2013). Diagnosa keperawatan berdasarkan analisa data menurut SDKI (2016),

ditemukan diagnosa keperawatan sebagai berikut:

2.4.2.1 Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah b/d Hiperglikemia

2.4.2.2 Risiko Perfusi Perifer tidak Efektif b/d Hipertensi

2.4.2.3 Defisit Nutrisi b/d ketidakmampuan mengabsorsi nutrien

2.4.2.4 Nyeri Akut b/d neuropati sensori perifer

2.4.3 Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan adalah serangkaian tindakan yang dapat mencapai

tujuan khusus. Perencanaan keperawatan meliputi perumusan tujuan, tindakan,

dan penilaian rangkaian asuhan keperawatan pada pasien berdasarkan analisis

pengkajian agar masalah kesehatan klien dapat diatasi (Taqiyyah Bararah &

Mohammad Jauhar, 2013) Intervensi Keperawatan ketidakstabilan kadar glukosa

darah berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) SLKI

(Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi

Keperawatan Indonesia) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24

jam kadar gula dalam darah stabil.

Page 56: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

43

43

2.4.3 Intervensi Keperawatan

2.1 Tabel Intervensi

No SDKI SLKI SIKI

1 Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah

Definisi: Variasi Kadar Glukosa darah naik/turun

dari rentang normal. Penyebab:

1. Disfungsi pankreas

2. Resistensi insulin

3. Gangguan toleransi glukosa darah

4. Gangguan glukosa darah puasa

Gejala dan tanda mayor

Subjektif: Hipoglikemia

a) Mengantuk

b) Pusing Hiperglikemia

a) Lelah atau lesu

Objektif: Hipoglikemia

a) Gangguan koordinasi

b) Kadar glukosa dalam darah/urin rendah

Hiperglikemia a) kadar glukosa dalam darah/urin tinggi

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama x 24 jam kadar

gula dalam darah stabil Luaran utama :

kestabilan kadar glukosa darah Luaran tambahan :

kontrol resiko

Perilaku mempertahankan berat badan

Perilaku menurunkan berat badan

Status atepartum

Status intrapartum

Status nutrisi

Status pasca partum

Tingkat pengetahuan

Dengan kriteria hasil: a) Kesadaran meningkat b) Mengantuk menurun

c) Perilaku aneh menurun

d) Keluhan lapar menurun

e) Kadar glukosa dalam darah membaik

Manajemen Hiperglikemia

Observasi :

a) Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia

b) Monitor kadar glukosa darah

c) Monitor tanda dan gejala

hiperglikemia (mis, poliurs,

polidipsia, polifagia, kelemahan

pandangan kabur, sakit kepala)

d) Identifikasi situasi yang

menyebabkan kebutuhan insulin

meningkat (mis, penyakit

kambuhan) Terapeutik:

a) Berikan asupan cairan oral

b) Konsultasi dengan medis jika

tanda dan gejala hiperglikemia

tetap ada atau memburuk

Edukasi:

a) Anjurkan menghindari olahraga

saat kadar glukosa darah lebih

dari 250 mg/dL

b) Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga

Page 57: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

44

44

Gejala dan tanda minor

Subjektif:

Hipoglikemia a) Palpitasi

b) Mengeluh lapar -Hiperglikemia

a) Mulut kering

b) Haus meningkat

Objektif:

Hipoglikemia

a) Gemetar b) Kesadaran menurun

c) Perilaku aneh

d) Sulit bicara

e) Berkeringat Hiperglikemia

a) Jumlah urin meningkat

c) Ajarkan pengelolaan diabetes

(mis, penggunaan insulin, obat

oral)

Manajemen Hipoglikemia

Observasi :

a) Identifikasi tanda dan gejala hipoglikemia

b) Identifikasi kemungkinan

penyebab hipoglikemia

Terapeutik:

a) Berikan karbohidrat

sederhana, jika perlu

b) Berikan karbohidrat

kompleks dan protein sesuai

diet

c) Hubungi layanan medis

darurat, jika perlu

Edukasi:

a) Anjurkan memnawa

karbohidrat sederhana setiap

hari

b) Jelaskan interasi anatara

diet, insulin oral, dan

olahraga

c) Ajarkan perawatan mandiri

untuk mencegah

hipoglikemia (mis.

Mengurangi insulin/agen

oral dan atau meningkatkan asupan makanan untuk

Page 58: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

45

45

Risiko perfusi perifer tidak efektif

Definisi : Beresiko mengalami penurunan sirkulasi

darah pada level kapiler yang dapat mengganggu

metabolisme tubuh

Faktor resiko : 1) Hiperglikemia 2) Gaya hidup kurang gerak

3) Hipertensi 4) Merokok

5) Prosedur endovaskuler

6) Trauma

7) Kurang terpapar informasi tentang faktor

pemberat (mis. Merokok, gaya hidup kurang

gerak, obesitas, imobilitas)

Kondisi klinis terkait:

1) Arterosklerosis

2) Raynaud’s disease

3) Trombosis arteri 4) Atritis reumatoid

5) Leriche’s syndrome

6) Aneurisma

7) Varises 8) Diabetes mellitus

9) Hipotensi

10) Kanker

Luaran utama : perfusi perifer

Luaran tambahan:

Fungsi sensori

Mobilitas fisik

Penyembuhan luka

Status sirkulasi

Tingkat cedera

Tingkat perdarahan Dengan kriteria hasil :

a. Denyut nadi perifer

meningkat

b. Penyembuhan luka

meningkat c. Sensasi meningkat

d. Warna kulit pucat

minangkat

e. Edema perifer

meningkat

f. Nyeri esktremitas

g. Parastesia meningkat

h. Kelemahan otot

meningkat

i. Kram otot meningkat

berolahraga).

Intervensi utama :

Pencegahan syok

Observasi :

a) Mengontrol status pulmonal

(frekuensi dan kekuatan nadi , frekuensi napas, TD)

b) Monitor status oksglenasi

(oksimetri nadi, AGD)

c) Monitor status cairan

(masukan dan haluran,

turgor kulit, CRT)

d) Monitor tingkat kesadaran

dan respon pupil e) Periksa riwayat alergi

Terapeutik :

a) Berikan oksigen untuk

mempertahankan saturasi

oksigen> 94%

b) Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis, jika perlu

c) Pasang jalur IV, jika perlu

d) Pasang kateter urine untuk

menilai produksi urine, jika

perlu

e) Lakukan skin tes untuk

mencegah reaksi alergi

Page 59: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

46

46

2.

.

Defisit nutrisi

Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk

memenuhi kebutuhan metabolisme

Penyebab :

1) Kurangnya asupan makanan

2) Ketidakmampuan menelan makanan 3) Ketidakmampuan mencerna makanan

4) Ketidakmampuan mengabsorsi nutrien

5) Peningkatan kebutuhan metabolisme

6) Faktor ekonomi (mis. Finansial tidak mencukupi)

7) Faktor psikologis (mis. stress, keenggangan

untuk makan)

Gejala dan tanda mayor:

Subjektif : (Tidak tersedia) Objektif :

Berat badan menurun,minimal 10% dibawah rentang ideal

Luaran utama :

Status nutrisi

Luaran tambahan :

Berat badan

Eliminasi fekal

Fungsi gastrointestial

Nafus makan

Perilaku meningkatkan berat badan

Status menelan Tingkat depresi Tingkat nyeri

Dengan kriteria hasil :

a) Porsi makanan yang

dihabiskan menurun

b) Kekuatan otot pengunyah

menurun

c) Kekuatan otot menelan menurun

Edukasi :

a) Jelaskan penyebab/faktor

resiko syok

b) Jelaskan tanda dan gejala

awal syok

c) Anjurkan melapor jika

menemukan/merasakan

tanda dan gejala awal syok

d) Anjurkan memperbanyak

asupan cairan oral

e) Anjurkan menghondari

alergi

Intervensi utama :

Manajemen nutrisi

Observasi : a) Identifikasi status nutrisi

b) Identifikasi alergi dan

intoteransi makanan

c) Indentifikasi makanan disukai

d) Identifikasi kebutuhan kalori

dan jenis nutrision

e) Identifikasi perlunya

penggunaan selang

nasogastrik f) Moitor asupan makanan

g) Monitor berat badan

h) Monitor hasil pemeriksaan

laboraturium

Page 60: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

47

47

Gejala dan tanda minor:

Subyektif 1. Cepat kenyang setalah makan 2. Kram/nyeri abdomen

3. Nafsu makan menurun

Objektif:

1.Bising Usus Hiperaktif

2.Otot Pengunyah Melemah

3.Membran Mukosa Pucat

4.Sariawan

5. Serum Albumin Turun

6.Rambut Rontok Berlebihan

7.Diare

Kondisi klinis:

1.Stroke

2.Parkinson

3.Mobiussyndrom/

4.Cerebral Palsy/

5.Cleft Lip 6. Cleft Palate

7. Amyotropic Lateral Sclerosis

8.Kerusakan Neuromuskular

9.Luka Bakar

10.Kanker

11.Infeksi

12.Aids

13.Penyakit Kronis

14.Enterokolitis

15.Fibrosis Kistic

d) Nafsu makan memburuk Terapeutik :

a) Lalukan oral hygine sebelum

makan, jika perlu

b) Sajikan makanan secara

menarik dan suhu yang

sesuai

c) Fasilitasi menentukan pedoman diet

d) Berikan makanan tinggi

serat untuk mencegah

konstipasi

e) Berikan makanan tinggi

kalori dan tinggi protein

f) Berikan suplemen makanan,

jika perlu

g) Hentikan pemberian makan

melalui selang nasogratik

jika asupan oral dapat di

toleransi Edukasi :

a) Anjurkan posisi duduk, jika

perlu

b) Ajarkan diet yang di

programkan

Page 61: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

48

48

3. Nyeri Akut

Definisi: Pengalaman sensorik atau emosional yang

berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau

fungsional,dengan onset mendadak atau lambat dan

berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung

kurang dari 3 bulan Penyebab:

1. agen pencedera fisiologis

(mis:inflamasi,iskemia,neoplasma) 2. agen pencedera kimia (mis:terbakar,bahan kimia iritan)

3. agen pencedera fisik

(mis:abses,amputasi,terbakar,terpotong,mengangkat

berar,prosedur operasi,trauma,latihan fisik

berlebihan)

Gejala dan tanda mayor:

Subjektif:

1.mengeluh nyeri

Objektif: 1. tampak mringis

2. bersikap protektif (mis:waspada,posisi

menghindari nyeri)

3. gelisah

4. frekwensi nadi meningkat

5.sulit tidur

Gejala dan tanda minor

Subjektif: (tidak tersedia)

Objektif:

1.tekanan darah meningkat 2.pola nafas berubah

Luaran utama :

Tingkat nyeri

Luaran tambahan:

Fungsi gastrointedtinial

Kontrol nyeri

Mobilitas fisik

Penyembuhan luka

Perfusi miokard

Perfusi perifer Pola tidur

Status kenyamanan

Tingkat cedera

Dengan kriteria hasil :

a) Keluhan nyeri meningkat

b) Meringis meningkat

c) Sikap protektif meningkat

d) Gelisah meningkat

e) Kesulitan tidur meningkat

Intervensi utama :

Manajemen nyeri

Observasi :

a) Identifikasi lokasi,

karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas intensitas

nyeri b) Identifikasi skla nyeri

c) Identifikasi respon nyeri

non verbal

d) Identifikasi faktor yang

memperberat dan

memperingan nyeri

e) Identifikasi pengetahuan dan

keyakinan tentang nyeri

f) Identifikasi pengaruh

budaya terhadap respon

nyeri identifikasi nyeri pada

kualitas hidup

g) Monitor keberhasilan terapi

komplemeter yang sudag

diberikan h) Monitor efek samping

penggunaan analgetik

Terapeutik :

a) Berikan tehknik non

farmakologis untuk

mengurangi rasa nyeri (mis.

Hipnosis, akupresur, terapi

musik, biofeedback terapi pijat, aromaterapi,tehknik

Page 62: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

49

49

3. nafsu makan berubah

4.proses berfikir terganggu

5.menarik diri

6/berfokus pada diri sendiri

7.diaforesis

Kondisi klinis terkait:

1.kondisi pembedahan

2.cedera traumatis

3.infeksi

4. sindrom koroner akut

5.glaukoma

imajinasi terbimbing,

kompres hangat atau dingin)

b) Kontrol lingkunngan yang

memperberat rasa nyeri(mis.

Suhu ruangan, pencahayaan,

kebisingan)

c) Fasilitas istirahat dan tidur

Edukasi :

a) Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nteri

b) Jelaskan strategi meredakan

nyeri

c) Anjurkan memonitor nyeri

secara mandiri

d) Anjurkan menggunakan

analgetik secara tepat e) Ajarkan tekhnik non

farmakologis untuk

mengurangi rasa nyeri

Page 63: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

50

2.4.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan pengelolahan dan wujud dari

rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan atau intervensi

(Setiadi, 2012). Implementasi merupakan realisasi tindakan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi

pengumpulan data berkelanjutan. Mengobservasi respon klien selama dan sesudah

pelaksanaan tindakan dan menilai data yang baru (Nikmatur dan Walid, 2017)

Pada penelitian ini penulis menggunakan implementasi keperawatan

sebagai perencanaan yang sudah ditentukan untuk lansia Diabetes Mellitus

dengan Ketidakstabilan Gula Darah

2.4.5 Evaluasi

Tahap penilaian atau evaluasi adalah suatu perbandingan yang sistematis

dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan,

dilakukan dengan cara berkesinambungan yang melibatkan klien, keluarga, serta

tenaga medis lainnya. Tujuan dalam evaluasi adalah untuk melihat kemampuan

klien dalam mencapai tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap

perencanaan (Setiadi, 2012).

Pada penelitian ini penulis menggunakan evaluasi keperawatan yang

mengacu pada kriteria evaluasi lansia Diabetes Mellitus dengan Ketidakstabilan

Gula Darah dengan harapan hasil yang diterima pada proses keperawatan klien

sebagai berikut:

2.4.5.1 Kadar gula dalam darah klien pada rentang normal kadar gula darah puasa

80-130mg/dL , kadar gula darah sewaktu 100-200mg/dL , dan kadar gula

darah 2 jam PP 120-200 mg/dL.

Page 64: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

51

2.4.5.2 Klien dapat melakukan diet sehat

2.4.5.3 Klien dapat memanagemen dan mencegah penyakit agar tidak semakin

parah

2.4.5.4 Klien dapat patuh terhadap diit dan pengobatan

Page 65: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

52

BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian

3.1.1 Identitas

Nama : Ny. E

Umur : 64 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan Terakhir : S1

Status Perkawinan : Kawin

Alamat : Desa Wonoasih kota Probolingo

Agama : Islam

Suku : Jawa

No. RM : -

Tanggal MRS : -

Tanggal Pengkajian : 10-12 Maret 2021

Orang yang paling dekat / bisa di hubungi

Nama : Tn. S

Alamat : Desa Wonoasih Kota- Probolinggo

Jenis kelamin : Laki-Laki

Hubungan dengan klien : Suami

53

Page 66: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

53

3.1.2 Struktur Keluarga

Tabel 3.1 Sturktur Keluarga

No. Nama Umur Jenis

Kelamin Hubungan Dg Klien

Pekerjaan Keterangan

1. Ny. E 64 Perempuan Klien Tidak

bekerja

2. Tn. S 69 Laki-Laki Suami klien

Tidak bekerja

3.1.3 Riwayat Pekerjaan dan Status Ekonomi

Tabel 3.2 Riwayat Pekerjaan dan Status Ekonomi

Pekerjaan saat ini Tidak Bekerja

Pekerjaan sebelumnya Guru

Sumber pendapatan Dari gaji pension

Kecukupan Pendapatan Cukup

3.1.4 Riwayat Kesehatan

Tabel 3.3 Riwayat Kesehatan

Keluhan Utama Klien mengatakan badan terasa lemas pusing dan gula darah tinggi, sering BAK 10 X dalam sehari

Riwayat Sekarang

Penyakit

keluhan utama dalam 1 tahun

Klien mengatakan badan lemas, kaki kesemutan

Gejala yang dirasakan Klien mengatakan gejala sering

diraskan badan lemas dan kaki

kesemutan dibagian paha hingga telapak kaki terasa tebal

Factor pencetus Penyakit mellitus)

yang diderita (diabetes

Timbul keluhan Klien mengatakan timbulnya keluhan

badan lemas dan kaki kesemutan

pada pada saat akan melakukan aktivitas

Upaya mengatasi

Minum obat rutin dari dokter dan kontrol rutin setiap satu bulan sekali di RS

Riwayat dahulu

penyakit

penyakit yang Klien mengatakan pernah memiliki

Page 67: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

54

pernah diderita riwayat hipertensi dan diabetes mellitus pada awal tahun 2007

Riwayat alergi Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi

Riwayat kecelakaan Klien tidak pernah mengalami kecelakaan

Riwayat pernah

dirawat di RS

Klien mengatakan bahwa pernag

dirawat di RS pada awal tahun 2007

karena gula darah tinggi 500mgdL

dan pada tahun 2018 karena

hipertensi 200/120mmhg dan gula darah tinggi 248mg//dL

Riwayat pemakaian

obat Klien mengatakan hingga saat ini

masih minum obat rutin pada pagi

hari sebelum makan yaitu glimepiride dan sesudah makan yaitu metformin

Riwayat penyakit keluarga Klien mengatakan bahwa

keluarganya tidak memiliki riwayat

penyakit turunan, hanya klien saja

yang mengalami penyakit hipertensi dan diabetes mellitus tersebut.

Page 68: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

55

Tn. E

45 th

Tn. D

39 th

Tn. W

36 th

Tn. S

69 th

Ny. E

64 th

Tn. B

72 th

Tn. N

69 th

Ny. S

70 th

Ny. W

68 th

3.1.5 Genogram

Gambar 3.1 Genogram Ny. E

Keterangan Gambar :

: Laki-laki

: Perempuan

: Orang Terdekat

: Garis Perkawinan

: Garis Keturunan

: Tinggal Serumah

: Pasien/ Klien

: Meninggal

Page 69: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

56

3.1.6 Lingkungan dan Aktifitas

3.1.1 Tabel 3.4 Lingkungan dan Aktifitas

Riwayat Tempat Tinggal Jumlah orang yang tinggal

dirumah

Klien hanya tinggal berdua

bersama suaminya

Kebersihan dan kerapian Tempat tinggal yang

ditempati bersih dan rapi

Penerangan / sirkulasi udara Adanya penerangan dan

sirkulasi udara yang cukup

Keadaan kamar mandi dan

WC

Keadaan kamar mandi dan

WC tampak bersih

Pembuangan air kotor Pembuangan air kotor

melalui saluran pipa yang

menuju ke sungai belakang

rumah

Sumber air minum Klien biasanya membeli

galon aqua untuk air minum

Pembuangan sampah Klien membuang sampah di

depan rumah untuk di ambil

petugas kebersihan

Sumber Pencemaran Tidak ada sumber

pencemaran

Rekreasi Jika ada waktu senggang

biasanya digunakan untuk

berkumpul dan bersantai

dengan menonton televisi

atau hanya saling bercerita

Pola Fungsi Kesehatan Pola tidur / Istirahat

Pola Eliminasi BAK : Pasien biasanya

BAK 10 x sehari tidak ada

masalah

BAB : Pasien BAB 1 x

sehari saat pagi hari bangun

tidur dan setelah makan

siang. Tidak ada masalah

Pola Nutrisi Makan : Makan 3x sehari

(Nasi, Ikan, Sayur) dengan

porsi satu piring habis

Minum : 7-8 gelas sehari

(air minum)

Kebiasaan yang Mempengaruhi

Klien selalu minum obat setiap hari dan kontrol ke

Page 70: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

57

Kesehatan RS 1 bulan sekali

Pola Kognitif Persepsual Penglihatan Klien tidak dapat melihat

dengan jelas atau

penglihatannya sedikit

kabur

Pendengaran Normal, Klien dapat

mendengarkan suara

dengan jelas

Pengecapan Normal, klien mengatakan

masih bisa mengecap

Sensasi / Peraba Normal, klien mengatakan

masih terasa jika diraba

Persepsi diri-pola

konsep diri

Gambaran Diri Klien mengatakan

bersyukur dan anggota

tubuh yang masih lengkap

Identitas Diri Klien mengatan bersyukur

sebagai perempuan

Peran Diri Klien mengatakan sebagai

ibu dan nenek

Ideal Diri Klien mengatakan

harapannya ingin sehat dan

tidak ingin membebani

anaknya

Harga Diri Klien mengatakan senang

karena merasa diperhatikan

oleh keluarganya ketika

sakit

Pola toleransi-Stres

koping

Penyebab Stres Klien mengatakan ingin

cepat sembuh dari

penyakitnya

Penanganan Penanganan yang dilakukan

hanya memberi motivasi

dan rajin minum obat

supaya lekas sembuh

Pola seksual Klien mengatakan tidak

melakukan hubungan

seksual karena sudah tua

Pola Hubungan Peran Saat ini klien berperan

sebagai ibu dan nenek. Dan

hubungannya dengan

keluarganya sangat baik.

Pola Keyakinan - Nilai Keyakinan Akan Kesehatan Klien mengatakan bahwa sakit yang dideritanya saat

Page 71: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

58

ini adalah ujian dari Allah

SWT

Keyakinan Spiritual Klien selalu melaksanakan

ibadah 5 waktu dengan

tepat waktu

Sesuatu yang bernilai dalam

hidupnya

Klien mengatakan sesuatu

yang bernilai dalam

hidupnya adalah keluarga

anak beserta cucu

Persepsi kesehatan dan

pola managemen

kesehatan

Klien mengatakan jikaklien

atau keluarganya sakit akan

segera di bawa ke RS untuk

periksa

Pola Hubungan – Peran Saat ini klien berperan

sebagai ibu dan nenek. Dan

hubungannya dengan

keluarganya sangat baik.

3.1.6 Pengkajian Status Fungsional Kognitif, Afektif, Psikologis dan

Sosial

Tabel 3.5 Pengkajian Status Fungsional Kognitif, Afektif, Psikologis dan Sosial

No Aktivitas Mandiri Tergantung

1 Mandi Mandiri:

Bantuan hanya pada satu bagian mandi

(seperti punggung atau ekstremitas yang

tidak mampu ) atau mandi sendiri

sepenuhnya

Tergantung :

Bantuan mandi lebih dari satu bagian

tubuh, bantuan masuk dan keluar dari bak mandi, serta tidak mandi sendiri

2 Berpakaian Mandiri :

Mengambil baju dari lemari,

memakai pakaian, melepaskan pakaian,

mengancingi/mengikat pakaian. Tergantung :

Tidak dapat memakai baju sendiri atau hanya sebagian

3 Ke Kamar Kecil Mandiri :

Masuk dan keluar dari kamar

Tergantung :

Menerima bantuan untuk masuk ke kamar kecil dan menggunakan pispot

Page 72: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

59

4 Berpindah Mandiri :

Berpindah ke dan dari tempat tidur untuk

duduk, bangkit dari kursi sendiri

Bergantung : Bantuan dalam naik atau turun dari tempat

tidur atau kursi, tidak melakukan satu, atau lebih perpindahan

5 Kontinen Mandiri :

BAK dan BAB seluruhnya dikontrol sendiri

Tergantung :

Inkontinensia parsial atau total; penggunaan

kateter, pispot, enema dan pembalut (pampers)

6 Makan Mandiri :

Mengambil makanan dari piring dan

menyuapinya sendiri

Bergantung :

Bantuan dalam hal mengambil makanan dari

piring dan menyuapinya, tidak makan sama

sekali, dan makan parenteral (NGT)

Keterangan :

Beri tanda ( v ) pada point yang sesuai kondisi klien Analisis Hasil :

Nilai A: Kemandirian dalam hal makan, kontinen ( BAK/BAB ), berpindah,

kekamar kecil, mandi dan berpakaian.

Nilai B: Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut

Nilai C: Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi

tambahan

Nilai D: Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, dan satu

fungsi tambahan

Nilai E: Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar

kecil, dan satu fungsi tambahan.

Nilai F : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar

kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan

Nilai G: Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut

Lain – lain : ketergantungan sedikitnya dua fungsi tetapi tidak dapat

Page 73: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

60

diklasifikasikan sebagai C, D, E, F, G

3.1.7 Pengkajian status kognitif dan afektif

Tabel 3.6 Shorth Portable Mental Status Quesioner (SPMSQ)

No Item

Pertanyaan

Benar Salah

1 Jam berapa sekarang ?

Jawab:…………………………………………………………

2 Tahun berapa sekarang ?

Jawab:…………………………………………………………

3 Kapan Bapak/Ibu lahir?

Jawab:………………………………………………………….

4 Berapa umur Bapak/Ibu sekarang ?

Jawab : ……………………………………………………….. √

5 Dimana alamat Bapak/Ibu sekarang ?

Jawab :…………………………………………………………

6 Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal bersama

Bapak/Ibu? Jawab :…………………………………………………………

7 Siapa nama anggota keluarga yang tinggal bersama Bapak/Ibu

?

Jawab :………………………………….……………………..

8 Tahun berapa Hari Kemerdekaan Indonesia ?

Jawab : …………………………...……………………………

9 Siapa nama Presiden Republik Indonesia sekarang ?

Jawab :………………………………………………………… √

10 Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1 ?

Jawab :…………………………………………………………

JUMLAH 10

Analisis Hasil :

Skore Salah : 0-2 : Fungsi intelektual Utuh

Skore Salah : 3-4 : Kerusakan intelektual Ringan

Skore Salah : 5-7 : Kerusakan intelektual Sedang

Skore Salah :8-10 : Kerusakan intelektual Berat

Page 74: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

61

3.10 Pengkajian status psikologi

Tabel 3.7 Geriatric Depression Scale (Skala Depresi)

No Pertanyaan

1 Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan Anda? Ya

2 Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan

minat/kesenangan anda

Ya

3 Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? Tidak

4 Apakah anda sering merasa bosan? Ya

5 Apakah anada mempunyai semangat yang baik setiap

saat?

Ya

6 Apakah anda merasa takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda?

Ya

7 Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup

anda?

Ya

8 Apakah anda merasa sering tidak berdaya? Ya

9 Apakah anda lebih sering dirumah daripada pergi keluar dan mengerjakan sesuatu hal yangbaru?

Tidak

10 Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah

dengan daya ingat anda dibandingkan kebanyakan

orang?

Tidak

11 Apakah anda pikir bahwa kehidupan anda sekarang menyenangkan?

Ya

12 Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat ini?

Ya

13 Apakah anda merasa penuh semangat? Ya

14 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan?

Tidak

15 Apakah anda pikir bahwa orang lain, lebih baik keadaannya daripada anda?

Tidak

*) Setiap jawaban yang sesuai mempunyai skor “1 “ ( satu ) : skor 5-9

kemungkinan depresi. Skor 10 atau lebih : depresi

Page 75: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

62

3.1.11 Apgar Keluarga

Tabel 3.8 Apgar Keluarga

Selalu

Kadang-

Tidak

No. Items penilaian ( 2 )

kadang

( 1 )

pernah

( 0 )

1 A : Adaptasi

Saya puas bahwa saya dapat kembali

pada keluarga (teman-teman) saya

untuk membantu pada waktu sesuatu √

menyusahkan saya

2 P : Partnership

Saya puas dengan cara keluarga

(teman- teman) saya membicarakan

sesuatu dengan saya dan √ mengungkapkan masalah saya.

3 G : Growth

Saya puas bahwa keluarga (teman-

teman) saya menerima & mendukung

keinginan saya untuk melakukan √

aktifitas atau arah baru.

4 A : Afek

Saya puas dengan cara keluarga

(teman- teman) saya mengekspresikan

afek dan berespon terhadap emosi- √

emosi saya, seperti marah, sedih atau

mencintai.

5 R : Resolve

Saya puas dengan cara teman-teman

saya dan saya menyediakan waktu

bersama- sama mengekspresikan afek √

dan berespon

JUMLAH 2 4

Penilaian :

Nilai : 0-3 : Disfungsi keluarga sangat tinggi

Nilai : 4-6 : Disfungsi keluarga sedang Nilai : 7-10 fungsi keluarga baik

Page 76: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

63

3.2 ANALISA DATA

Tabel 3.9 Analisa Data

Data Penunjang Interpretasi data Masalah

DS:

Klien mengatakan badan terasa

lemas, lesuh dan gula darah

tinggi, sering BAK 10 x dalam

sehari.

DO:

Kesadaran : compos mentis

GCS: 4-5-6 TTV: N : 80x/menit

TD : 160/80 mmHg

RR : 18x/menit

CRT : <2 detik k/u : lemah

GDA : 284 mg/dL

Penurunan pemaikain glukosa

Hiperglikemia

Polifagia

Polidipsi

Poliura

Ketidakstabilan kadar glukosa darah

Ketidakstabilan

kadar glukosa

darah

DS:

Klien mengatakan, nyeri pada

kaki kesemutan dan terasa

tebal.

P : saat klien bangun tidur

Q : kesemutan

R : daerah kaki (paha hingga

telapak kaki)

T : terjadi sering saat dipaksa

bergerak melakukan aktivitas

DO :

Kesadaran : compos mentis GCS: 4-5-6

TTV: N : 80x/menit

TD : 160/80 mmHg

S : 5

GDA : 284 mg/dL

Defesiensi insulin

Anablosme proses

Kerusakan pada antibodi

Kekebalan tubuh

Neuropati sensori perifer

Nyeri akut

Nyeri akut

Page 77: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

64

3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN

Tabel 3.10 Diagnosa Keperawatan

Hari/

Tanggal

No. Diagnosa

Diagnosa Keperawatan Tanggal

Teratasi

TT

10 1 Ketidakstabilan kadar glukosa darah 12 Maret Maret berhubungan dengan Hiperglikemi 2021

2021

10 2 Nyeri akut berhubungan dengan 12 Maret Maret Neuropati sensori perfifer 2021

2021

Page 78: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

65

65

3.4 Intervensi Keperawatan

Tabel 3.11 Intervensi Keperawatan

No.

SDKI SLKI SIKI

Kode Diagnosa Kode Luaran Kode Intervensi

1. D.0027 Ketidakstabilan Kadar

Glukosa Darah

berhubungan dengan

hiperglikemia

Definisi: Variasi Kadar

Glukosa darah

naik/turun dari rentang

normal.

Penyebab :

Disfungsi pankreas Resistensi insulin

Gangguan toleransi

glukosa darah

Gangguan glukosa darah puasa

L.03022 Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam kadar

gula dalam darah stabil, meliputi

dengan kriteria hasil :

Kadar glukosa dalam darah membaik

dari hiperglikemia 248mg/dL menjadi

normal 100mg/dL

Lelah atau lesu menurun

Keluhan lapar menurun

Keluhan pusing menurun dari

TD : 160/80 mmhg menjadi

120/80mmhg

I.14513 Manajemen Hiperglikemia

Observasi :

Identifikasi kemungkinan penyebab

hiperglikemia Monitor kadar glukosa darah

Monitor tanda dan gejala hiperglikemia

(mis, poliurs, polidipsia, polifagia,

kelemahan pandangan kabur, sakit

kepala)

Identifikasi situasi yang menyebabkan

kebutuhan insulin meningkat (mis,

penyakit kambuhan) Terapeutik:

Berikan asupan cairan oral

Konsultasi dengan medis jika tanda dan

gejala hiperglikemia tetap ada atau

memburuk Edukasi:

Anjurkan menghindari olahraga saat

kadar glukosa darah lebih dari 250

mg/dL

Ajarkan pengelolaan diabetes (mis,

penggunaan insulin, obat oral

Page 79: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

66

66

2. D.0077 Nyeri akut berhubungan

dengan neuropati

sensori perifer

L.08066 Setelah dilakukan tindakan asuhan

keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan tindakan kesehatan agar

nyeri dapat berkurang, meliputi :

Tingkat nyeri

Keluhan nyeri menurun dari nyeri

berat menjadi nyeri ringan

Ttv dalam rentan normal

GDA normal dari 248mg/dL

I.08238 1) Manajemen nyeri

Observasi :

(1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri

(2) Identifikasi skala nyeri

(3) Identifikasi respons nyeri non verbal

(4) Identifikasi factor yang

memperberat dan memperingan nyeri

(5) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup

Terapeutik :

(6) Fasilitasi istirahat tidur

(7) Pertimbangkan jenis dan sumber

nyeri dalam pemilihan strategi

meredakan nyeri Edukasi :

(8) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

Page 80: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

67

67

3.5 Implementasi Keperawatan

Tabel 3.12 Implementasi Keperawatan

Diagnosis

Keperawatan

10 Maret 2021 11 Maret 2021 12 Maret 2021

Pukul Implementasi Pukul Implementasi Pukul Implementasi

Ketidakstabilan

Kadar Glukosa

Darah

berhubungan

dengan

hiperglikemia

09.00 WI

09.05 WI

09.15 WI

09.20 WI

1) Membina hubungan saling percaya pada klien

2) Menjelaskan kontrak

waktu dan tujuan

pertemuan

3) Menciptakan lingkungan

yang tenang dan nyaman

4) Menjelaskan kepada

klien tentang diabetes

melitus

5) Mengidentifikasi

penyebab hiperglikemia

6) Mengobservasi tanda-

tanda vital

TD : 160/80mmHg

N : 80x/menit

Pemeriksaan gula darah puasa : 284 mg/dl

09.00 WIB

09.10 WIB

09.15 WIB

1) Memberi salam

2) Mendiskusikan

cara perawatan

atau pola hidup

yang sehat untuk

klien

3) Menganjurkan

klien untuk rutin

mengonsumsi

obat

4) Mengobservasi

tanda-tanda vital

TD :130/90mmHg

N : 83x/menit

pemeriksaan gula darah

acak: 258 mg/dl

1) Mengkaji skala nyeri

P : saat klien bangun

tidur

09.00 WIB

09.10 WIB

09.15 WIB

1) Memberi salam

2) Mendiskusikan

cara perawatan

atau pola hidup

yang sehat

untuk klien

3) Menganjurkan

klien untuk rutin

mengonsumsi

obat

4) Menganjurkan

klien untuk

membatasi

aktivitas yang

terlalu berat

5) Mengobservasi

tanda-tanda vital

TD : 120/80mmHg

N : 82x/menit

Page 81: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

68

68

Nyeri akut

berhubungan

dengan

Neuropati sensori

perfifer

09.00 WI

09.05 WI

09.15 WI

09.20 WI

1) Mengkaji keluhan

pasien. Klien mengeluh

nyeri pada kaki

kesemutan dan terasa

tebal

2) Mengkaji nyeri pasien

P : saat klien bangun

tidur

Q : kesemutan

R : daerah kaki (paha

hingga telapak kaki)

S : 5

T : terjadi sering saat

dipaksa bergerak

melakukan aktivitas

3) Mengkaji TTV pasien TD : 160/80mmHg

N : 80 x/menit

RR : 18 x/menit

Menggali pengetahuan

dan keyaninan dalam

mengontrol atau mengurangi nyeri

09.00 WIB

09.10 WIB

09.15 WIB

Q : kesemutan

R : daerah kaki (paha

hingga telapak kaki)

S : 4 (nyeri berkurang)

T : terjadi sering saat

dipaksa bergerak

melakukan aktivitas

2) TTV pasien

TD :130/90mmHg

N : 83x/menit

RR : 22x/menit

3) Mengajarkan cara

mengontrol atau

mengurangi nyeri

dengan teknik

nonfarmakologis

yaitu dengan

kompres air

hangat dan

meminta klien

mempraktekan

ulang sesuai yang

diajarkan

09.00 WIB

09.10 WIB

09.15 WIB

1) Mengkaji skala nyeri

P : saat klien bangun

tidur Q : kesemutan

R : daerah kaki (paha

hingga telapak kaki)

S : 3 (nyeri

berkurang)

T : nyeri hilang timbul

2) TTV pasien

TD : 120/80mmHg

N : 82x/menit

RR : 22x/menit

Page 82: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

69

69

3.6 Evaluasi Keperawatan

Tabel 3.13 Evaluasi Keperawatan

Diagnosa

Keperawatan

10 Maret 2021 11 Maret 2021 12 Maret 2021

Ketidakstabilan

Kadar Glukosa

Darah

berhubungan

dengan

hiperglikemia

S : Klien mengatakan badan terasa lemas,

lesuh dan gula darah tinggi, seing BAK 10

x dalam sehari O :

1) Keadaan umum : Lemah 2) Mukosa bibir : kering

3) GCS :4-5-6 Composmentis

4) TTV :

TD : 160/80mmHg N : 80 x/menit

Kadar glukosa darah puasa : 284 mg/dl

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

S : Klien mengatakan masih merasa

lemas , lesuh O:

1) Keadaan umum : Cukup

baik 2) GCS : 4-5-6 Composmentis 3) Mukosa bibir : lembab

4) TTV :

TD :130/90mmHg N : 83x/menit

5) Kadar glukosa darah acak :

258 mg/ dL

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

S : Klien mengatakan tidak ada

keluhan

O :

1) Keadaan umum : Baik

2) GCS :4-5-6 Composmentis

3) Mukosa bibir : lembab

4) TTV :

TD : 120/80mmHg N : 82x/menit

A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan

Nyeri akut

berhubungan

dengan Neuropati

sensori perfifer

S : Klien mengatakan nyeri pada kaki kesemutan dan terasa tebal

P : saat klien bangun tidur

Q : kesemutan

R : daerah kaki hingga (paha hingga

telapak kaki)

S : Klien mengatakan masih merasa

nyeri pada kaki kesemutan dan terasa

tebal P : saat klien bangun tidur Q : kesemutan R : daerah kaki hingga (paha hingga

S : Klien mengatakan sudah tidak ada keluhan

P : saat klien bangun tidur

Q : kesemutan

R : daerah kaki hingga (paha

hingga telapak kaki)

Page 83: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

70

70

T : terjadi sering saat dipaksa bergerak

melakukan aktivitas

O :

1) Keadaan umum : Lemah

2) GCS :4-5-6 Composmentis 3) Skala nyeri 5

4) Wajah klien tampak meringis saat

menahan nyeri

5) Klien tampak gelisah

6) Klien tampak memijat bagian yang

nyeri

7) Klien berusaha melindungi bagian

yang nyeri ketika akan disentuh oleh

orang lain TTV :

TD : 160/80mmHg N : 80 x/menit

RR : 18 x/menit

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

telapak kaki)

T : hilang timbul

O :

1) Keadaan umum : Cukup

2) GCS :4-5-6 Composmentis

3) Skala nyeri 4 ( nyeri berkurang)

4) Wajah klien tampak sedikit rileks

5) Klien tampak gelisah

6) Klien tampak mengkompres bagian yang nyeri

7) TTV :

TD :130/90mmHg

N : 83x/menit

RR : 22x/menit

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

T : hilang timbul

O :

8) Keadaan umum : Baik

9) Skala nyeri 3 ( nyeri berkurang)

10) Wajah klien tampak rileks

11) Klien tampak tidak gelisah lagi

12) TTV :

TD : 120/80mmHg

N : 82x/menit

RR : 22x/menit

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

Page 84: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

BAB 4

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini penulis akan menguraikan tentang kesenjangan

yang terjadi antara tinjauan pustaka dalam asuhan keperawatan pada pasien

dengan diagnosa Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah di Desa Wonoasih Kota

Probolinggo yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi

keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan.

4.1 Pengkajian

Fakta yang didapatkan pada pengkajian tersebut adalah Ny. E berusia 64

tahun, berjenis kelamin perempuan dan pekerjaan sebegai purna

tugas/pensiun guru. Pada tinjauan pustaka disebutkan bahwa Penyakit

Diabetes Mellitus sering muncul setelah seseorang memasuki usia 45

tahun terlebih pada orang dengan berat badan berlebih (Sukarmin &Riyadi

, 2013).

Pada tinjauan kasus didapatkan data pasien mengeluh badan terasa

lemas, pusing, dan gula darah tinggi, kesemutan pada kaki, dengan pola

diet yang tidak terkontrol, jumlah urin meningkat sering BAK 10 x dalam

sehari dengan pola diet yang tidak terkontrol sehingga menyebabkan kadar

gula dalam darah meningkat mencapai 284mg/dL. Pada tinjauan pustaka

disebutkan pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 bertambah dengan

pertambahan usia (jumlah sel β yang produktif berkurang seiring

pertambahan usia). Pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 yang

mengalami hiperglikemi dapat disebabkan karena Keluhan dominan yang

71

Page 85: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

72

dialami klien adalah munculnya gejala sering buang air kecil

(poliuria), sering merasa lapar dan haus (polifagi dan polidipsi), rasa

kesemutan pada kaki, penglihatan semakin kabur, cepat merasa mengantuk

dan mudah lelah,serta sebelumya klien mempunyai berat badan berlebih

(Riyadi dan Sukarmin, 2013) Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang

ditujukkan dalam aktivitas sehari-hari. Makanan cepat saji (junk food),

kurangnya berolahraga dan minum-minuman yang bersoda merupakan

faktor pemicu terjadinya diabetes melitus tipe 2. Penderita DM

diakibatkan oleh pola makan yang tidak sehat dikarenakan pasien kurang

pengetahuan tentang bagaimanan pola makan yang baik dimana mereka

mengkonsumsi makanan yang mempunyai karbohidrat dan sumber

glukosa secara berlebihan, kemudian kadar glukosa darah menjadi naik.

Pada pengkajian identitas didapatkan bahwa klien Ny. E tidak

terdapat kesenjangan antara fakta dan teori dimana kadar glukosa Ny. E

melebihi rentang normal, dengan pola diet yang tidak terkontrol sehingga

menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat mencapai 284mg/dL Ny.

E mengalami mudah lelah, letih, lesu, kaki kesemutan, dan jumlah urin

meningkat.

Pada tinjauan kasus disebutkan Ny.E memiliki riwayat penyakit

hipertensi dan diabetes mellitus karena gula darah tinggi. Pada tinjauan

pustaka disebutkan bahwa Kadar gula darah yang terlalu tinggi dalam

darah dapat menyebabkan terbentuknya sumbatan dan deposit lemak di

pembuluh darah. Ketika pembuluh darah tersumbat, suplai oksigen dan

Page 86: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

73

darah ke otak akan terganggu sehingga terjadilah penyakit stroke.

Pada penderita DM tipe ini terjadi hiperinsulinemia tetapi insulin tidak

bisa membawa glukosa masuk ke dalam jaringan karena terjadi resistensi

insulin yang merupakan turunnya kemampuan insulin untuk merangsang

pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat

produksi glukosa oleh hati. Oleh karena terjadinya resistensi insulin

(reseptor insulin sudah tidak aktif karena dianggap kadarnya masih tinggi

dalam darah) akan mengakibatkan defisiensi relatif insulin.

4.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan berdasarkan analisa data menurut SDKI

(2016), ditemukan diagnosa keperawatan sebagai berikut:

1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah b/d Hiperglikemia

2. Risiko Perfusi Perifer tidak Efektif b/d Hipertensi

3. Defisit Nutrisi b/d ketidakmampuan mengabsorsi nutrien

4. Nyeri Akut b/d neuropati sensori perifer

Diagnosa yang muncul pada Ny. E :

1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan Hiperglikemi

2. Nyeri akut berhubungan dengan Neuropati sensori perfifer

Diagnosa yang tidak muncul pada Ny. E :

1. Risiko Perfusi Perifer tidak Efektif b/d Hipertensi

2. Defisit Nutrisi b/d ketidakmampuan mengabsorsi nutrien

Diagnosa yang tidak muncul semua tidak sesuai dengan teori karena

batasan karakteristik pada pengkajian tidak ada yang mendukung.

Page 87: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

74

4.3 Intervensi Keperawatan

pada tinjauan pustaka dan tinjauan kasus terdapat kesamaan secara umum,

namun masing-masing intervensi tetap mengacu pada sasaran, data dan kriteria

hasil yang telah ditetapkan. Berikut intervensi yang telah disusun sesuai SDKI

(2016), SLKI dan SIKI (2018) dengan menyesuaikan tinjauan kasus, yaitu :

1.5.2 Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan

hiperglikemia

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam kadar

gula dalam darah stabil, dengan tindakan keperawatan yang telah

direncanakan sesuai dengan SDKI (2016), SLKI dan SIKI (2018).

Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia (Pola diet yang

tidak teratur, mengalami stress dengan penyakit yan diderita),

monitor kadar glukosa darah dengan hasil (284mg/dL) monitor

tanda dan gejala hiperglikemia ( mudah lelah, letih, lesu, kaki

kesemutan, sering buang air kecil 10x sehari) . Identifikasi

kemungkinan penyebab hiperglikemia monitor kadar glukosa darah

monitor tanda dan gejala hiperglikemia (mis, poliurs, polidipsia,

polifagia, kelemahan kaki kesemutan) SIKI (2018). Pada kasus ini

tidak didapatkan kesenjangan antara fakta dan teori dikarenakan

pada intervensi keperawatan untuk tinjuan kasus dilakukan sesuai

dengan teori.

4.3.2 Nyeri akut berhubungan dengan neuropati sensori perifer

Dilakukan intervensi selama 3x 24 jam, diharapkan tingkat nyeri menurun

dengan tindakan keperawatan yang telah direncanakan, sebagai berikut : 1)

74

Page 88: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

75

identifikasi lokasi, karakteristik nyeri, durasi, frekuensi, intensitas nyeri, 2)

observasitanda-tanda vital, 3) identifikasi skala nyeri, 4) identifikasi

pengetahuan dan keyaninan tentangnyeri, 5) ajarkan terapi non farmakologis

untuk mengurangi nyeri (kompres hangat, dan relaksasi napas dalam).

Pada kasus ini tidak didapatkan kesenjangan antara fakta dan teori

dikarenakan pada intervensi keperawatan untuk tinjuan kasus dilakukan

sesuai dengan teori.

4.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi pada tinjauan pustaka hanya membahas teori asuhan

keperawatan dan pada tinjauan kasus implementasi tersebut diwujudkan

langsung pada klien disertai pendokumentasian tindakan dari intervensi

keperawatan.

2.5.2 Pada diagnosa keperawatan ketidakstabilan kadar glukosa darah

berhubungan dengan hiperglikemia semua intervensi keperawatan

telah dilakukan selama 3 hari meliputi tindakan keperawatan seperti :

identifikasi penyebab hiperglikemia, pemeriksaan kadar glukosa darah

puasa 284mg/dL, memonitor tanda tanda vital TD : 160/80mmhg, N :

80 x/menit, RR : 20 x/menit, S: 36,5 C. Monitor tanda dan gejala

hiperglikemia (mis poliuris, polidipsia, polifagia, kelemahan)

dibuktikan dengan keluhan Ny. E mengatakan nadan terasa lemas,

lesuh, sering BAK 10 x dalam sehari. Pada diagnosa ketidakstabilan

kadar glukosa darah semua intervensi yang telah disusun dilakukan

semua pada tindakan keperawatan sehingga tidak ditemukan

kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus.

Page 89: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

76

3.5.2 Nyeri akut berhubungan dengan neuropati sensori perifer

Pada diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan neuropati sensori

perifersemua intervensi keperawatan telah dilakukan selama 3 hari

meliputi tindakan keperawatan seperti :i dentifikasi lokasi nyeri (daerah

kaki paha hingga telapak kaki) karateristik nyeri (kesemutan), frekuensi

nyeri (hilang timbul), skala nyeri (5), faktor yang memperberat dan

memperingan nyeri (nyeri timbul jika melakukan aktivitas yang berat),

memonitor TTV (TD : 160/80mmHg, S : 36,60C, N : 80x/menit, RR :

18x/menit, berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri

(mengkompres dengan air hangat),periode (hilang timbul), dan pemicu

nyeri (melakukan aktivitas berat), jelaskan strategi meredakan nyeri

(teknik massage/memijat, kompres hangat). Tindakan keperawatan

yang dilakukan merupakan pengaplikasian intervensi yang telah

disusun sebelumnya. Pada diagnosa nyeri akut semua intervensi yang

telah disusun dilakukan semua pada tindakan keperawatan sehingga

tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan

kasus.

4.5 Evaluasi Keperawatan

Setelah dilakukan implementasi selama 3 kali kunjungan rumah,

didapatkan catatan perkembanagan pada evaluasi hari terakhir sebagai

berikut :

4.5.2 ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan

hiperglikemia

Page 90: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

77

Evaluasi pada Ny.E didapatkan data subjektif : klien mengatakan

sudah tidak merasakan lemas, lesu, Data objektif : keadaan umum

baik, mukosa bibir lembab, TTV : TD: 120/80mmhg, N :

82x/menit, RR : 22 x/menit, S : 36,5 C kadar glukosa darah puasa :

180mg/dL. Setelah dilakukan tindakan sesuai dengan intervensi

dan kriteria hasil yang telah disusun sebelumnya, masalah

keperawatan pada diagnosa ini dapat teratasi.

5.5.2 Nyeri akut berhubungandenganneuropati sensori perifer

Evaluasi pada Ny.E didapatkan data subjektif : klien mengatakan

kesemutan pada kaki sudah jarang timbul. Data objektif : klien

tampak rileks, klien sudah tidak tampak gelisah, skala nyeri 3.

Setelah dilakukan tindakan sesuai dengan intervensi dan kriteria

hasil yang telah disusun sebelumnya, masalah keperawatan pada

diagnosa ini dapat teratasi. Sesuai dengan luaran yang telah

ditetapkan yaitu keluhan nyeri menurun (sebelumnya skala nyeri

klien 5 lalu setelah dilakukan tindakan keperawatan menurun

menjadi 3), meringis menurun (sebelumnya klien tampak meringis

setelah dilakukan tindakan keperawatan menjadi lebih rileks),

gelisah menurun, (sebelumnya pasien merasa nyeri pada kaki,

kesemutan, dan terasa tebal saat dipaksa bergerak melakukan

aktivitas setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien tidak

merasa nyeri ketika kakinya disentuh).Hasil evaluasi pada Ny.E

sudah sesuai dengan harapan masalah teratasi.

Page 91: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Dari hasil uraian yang telah diuraikan tentang asuhan keperawatan pada klien

dengan masalah keperawatan Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah di Desa

Wonoasih Kota Probolinggo maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai

berikut:

5.1.1 Pengkajian

Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan keluhan Ny. E dengan

pola diet yag tidak terkontrol seingga menyebabkan kadar gula dalam

darah meningkat mencapai 284mg/dL badan lemas, lesuh dan gula

darah tinggi intensitas kencing meningkat terutama malam hari.

5.1.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan prioritas pada kasus ini yaitu

ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan hiperglikemia

yang ditandai dengan kadar glukosa darah tinggi

5.1.3 Intervensi Keperawatan

Intervensi yang dilakukan antara lain identifikasi penyebab

hiperglikemi memonitor TTV, kolaborasi pemberian analgetik,

memberi asupan cairan oral (glimepiride dan sesudah makan yaitu

metformin) edukasi menghindari olahraga saat kadar glukosa darah

lebih dari 250 mg/dL.

78

Page 92: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

80

5.1.5 implementasi Keperawatan

Implementasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi yang

disusun.

5.1.5 Evaluasi Keperawatan

Dari hasil evaluasi disimpulkan ketidakstabilan kadar glukosa

darah berhubungan dengan hiperglikemia teratasi dengan klien

mengatakan sudah tidak merasakan lemas, lesu kadar glukosa darah

puasa : 180mg/dL.

5.2 Saran

Penulis memberikan saran sebagai berikut :

5.2.1 Bagi Mahasiswa

Supaya bisa menjadi reverensi dalam membuat Karya Tulis Ilmiah

dan penyuluhan kepada masyarakat bagi mahasiswa keperawatan

dalam memperluas wawasan mengenai pasien dengan Diabetes

Melitus dengan adanya pengetahuan dan wawasan yang luas,

mahasiswa akan mampu mengembangkan diri dalam masyarakat dan

memberikan pendidikan kesehatan bagi masyarakat mengenai

Diabetes Melitus , dan faktor-faktor pencetusnya serta bagaimana

pencegahan untuk diabetes melitus tersebut

5.2.2 Bagi institusi

Sebagai peningkatan kualitas dan pengembangan ilmu mahasiswa

untuk studi kasus agar dapat menerapkan asuhan keperawatan pada

pasien diabetes melitus

Page 93: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

81

5.2.3 Bagi klien dan keluarga

Sebagai pedoman untuk merawat anggota keluarga yang

mengalami diabetes melitus agar mendapatkan penanganan yang

tepat.

5.2.4 Bagi Penulis Selanjutnya

Diharapkan penulis selanjutnya dapat melakukan studi kasus

yang lebih mendalam dengan waktu yang lebih lama dan melakukan

implementasi keperawatan sesuai dengan standar operasional prosedur

yang telah ditetapkan.

Page 94: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

81

DAFTAR PUSTAKA

(Riskesdas), R. K. (2018). Dipetik februari 10, 2021, dari

http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorpop

_2018/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf

Bryer, M. (2016). 100 tanya jawab mengenai Diabetes . Jakarta : indeks .

Hasdianah. (2012). Mengenal Diabetes Mellitus Pada Orang Dewasa dan Anak

Anak Dengan Solusi Herbal . Yogyakarta: Nuha Medika.

Jauhar, T. B. (2013). Asuhan Keperawatan : Panduan lengkap menajdi Perawat

Profesional jilid 2. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Kusnanto. (2013). pengantar profesi dan praktik keperawatan profesional .

Jakarta : EGC.

Mulyati. (t.thn.). Hubungan Indeks Masa Tubuh (IMT) Dengan Kadar Gula Darah

Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 . Gizi Universitas muhammadiyah .

Muttaqin. (2012). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan . Jakarta:

Salemba Medika.

Nugroho. (2015). Keperawatan Gerontik & Geriatrik Edisi 3. jakarta : EGC.

PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator

Dianostik . jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan

Keperawatan . jakarta : DPP PPNI .

PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisidan Kriteria

Hasil Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI.

RI, K. K. (2017). Rencana Strategi Kementrian . Jakarta : Kementrian Kesehatan.

RI, K. K. (2018). depkes. Dipetik februari 12, 2021, dari http://www.depkes.go.id

Riyadi, S. d. (2015). Asuhan Keperawatan Pada pasien dengan Gangguan

Eksokrin dan Endrokin pada Pankreas . Yogyakarta : Graha Ilmu.

Susilawati. (2016). Gizi dalam Daur Kehidupan . Bandung : Refika Aditama.

Tandra, H. (2017). Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes .

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama (21-6) .

Page 95: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

83

Lampiran 1

YAYASAN KERTA CENDEKIA POLITEKNIK

KESEHATAN KERTA CENDEKIA

Jalan Lingkar Timur, Rangkah Kidul, Sidoarjo 61232

Telepon: 031-8961496; Faximile : 031-8961497 Email

: [email protected]

Sidoarjo, 19 Maret 2021

No. Surat : 230/BAAK/III/2021

Perihal : Surat Pengantar Studi Penelitian

Kepada Yth.

Kepala Desa Wonoasih

Kel. Pakistaji Kec.

Wonoasih Kota

Probolinggo di

Tempat

Dengan hormat,

Sehubungan dengan kegiatan penyusunan Karya Tulis Ilmiah mahasiswa Politeknik

Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo Tahun Akademik 2020/2021. Bersama surat ini

kami mohon Kepala Desa Wonoasih Kel. Pakistaji Kec. Wonoasih Kota Probolinggo

mengijinkan mahasiswa kami untuk megambil data dasar di tempat tersebut. Berikut

adalah informasi mahasiswa kami.

Demikian surat permohonan ini kami sampaikan semoga sudi kiranya

memperhatikan untuk dipertimbangkan. Atas perhatian dan kerjasamanya kami

sampaikan terima kasih.

Mengetahui,

Nama Mahasiswa : Natasya Lady Cerella

NIM : 1801077

Alamat : Perumahan Pakistaji Asri, Blok L-17 RT 002 RW 007

Kel. Pakist Wonoasih Kota Probolinggo

Tempat Tanggal Lahir : Probolinggo, 23 Februari 2000

No. Hp : 081335897693

Judul KTI : Asuhan keperawatan lansia Diabetes Mellitus dengan masalah keperawatan Ketidakstabilan Kadar Glukosa di

Desa Wonoasih Kota Probolinggo

Page 96: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

84

Lampiran 2

INFORMED CONSENT

Judul : “Asuhan Keperawatan Pada Ny. E dengan Ketidakstabilan

Kadar Glukosa pada Diagnosa Medis Diabetes Mellitus Di Kelurahan

Wonoasih Kota Probolinggo”

Tanggal :

Sebelum tanda tangan dibawah, saya telah mendapatkan informasi tentang

tugas pengambilan studi kasus ini dengan jelas dari mahasiswi Natasya Lady

Cerella proses pengambilan studi kasus ini dan saya mengerti semua yang telah

dijelaskan tersebut.

Saya setuju untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan studi kasus ini

dan saya telah menerima salinan dari form ini.

Saya, Nona/Nyonya/Tuan ……………….., dengan ini saya memberikan

kesediaan setelah mengerti semua yang telah dijelaskan oleh peneliti terkait

dengan proses pengambilan studi kasus ini dengan baik. Semua data dan

informasi dari saya sebagai partisipan hanya akan digunakan untuk tujuan dari

studi kasus ini.

Tanda tangan partisipan

(……………………………)

Tanda tangan sanksi

(…………………………)

Tanda tangan peneliti

(…………………………)

Page 97: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

85

Lampiran 3

LEMBAR KONSULTASI PEMBIMBING 1

Nama : Natasya Lady Cerella

NIM 1801077

Dosen Pembimbing : 1. Dini Prastyo Wijayanti, S.Kep. Ns, M.Kep

No. Tanggal Pembimbing Uraian

konsultasi

Tanda tangan

1 21 januari

2021

Dini Prastyo Wijayanti,

S.Kep. Ns, M.Kep

Konsul Judul

Acc Judul

2 27 Januari

2021 Dini Prastyo Wijayanti,

S.Kep. Ns, M.Kep

Konsul BAB 1

3 30 Januari

2021

Dini Prastyo Wijayanti,

S.Kep. Ns, M.Kep

Revisi BAB 1

4 31 Januari

2021

Dini Prastyo Wijayanti,

S.Kep. Ns, M.Kep

Revisi BAB 1

5 10 Februari

2021

Dini Prastyo Wijayanti,

S.Kep. Ns, M.Kep

Revisi BAB 1

Konsul BAB 2

6 11 Februari

2021

Dini Prastyo Wijayanti,

S.Kep. Ns, M.Kep

Acc BAB 1

Revisi BAB 2

7 15 Februari

2021

Dini Prastyo Wijayanti,

S.Kep. Ns, M.Kep

Revisi BAB 2

8 25 Maret

2021

Dini Prastyo Wijayanti,

S.Kep. Ns, M.Kep

Revisi BAB 2

Konsul BAB 3

9 26 Maret

2021

Dini Prastyo Wijayanti,

S.Kep. Ns, M.Kep

Revisi BAB 3

10 21 Mei 2021 Dini Prastyo Wijayanti,

S.Kep. Ns, M.Kep

Revisi BAB 3

11 22 Mei 2021 Dini Prastyo Wijayanti, Konsul BAB 4

Page 98: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

86

S.Kep. Ns, M.Kep Konsul BAB 5

12

13.

23 Mei 2021

24 Mei 2021

Dini Prastyo Wijayanti,

S.Kep. Ns, M.Kep

Dini Prastyo Wijayanti,

S.Kep. Ns, M.Kep

Revisi BAB 4-5

ACC KTI

Page 99: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

87

Lampiran 4

LEMBAR KONSULTASI PEMBIMBING 2

Nama : Natasya Lady Cerella

NIM 1801077

Dosen Pembimbing :2 Erik Kusuma, S. Kep.Ns, M. Kes

No. Tanggal Pembimbing Uraian

konsultasi

Tanda tangan

1. 21 januari

2021

Erik Kusuma, S.

Kep.Ns, M. Kes

Konsul Judul

Acc Judul

2. 27 Januari

2021

Erik Kusuma, S.

Kep.Ns, M. Kes

Konsul BAB 1

3. 30 Januari

2021

Erik Kusuma, S.

Kep.Ns, M. Kes

Revisi BAB 1

4. 31 Januari

2021

Erik Kusuma, S.

Kep.Ns, M. Kes

Revisi BAB 1

5. 10 Februari

2021

Erik Kusuma, S.

Kep.Ns, M. Kes

Revisi BAB 1

Konsul BAB 2

6. 11 Februari

2021

Erik Kusuma, S.

Kep.Ns, M. Kes

Acc BAB 1

Revisi BAB 2

7. 15 Februari

2021

Erik Kusuma, S.

Kep.Ns, M. Kes

Revisi BAB 2

8. 25 Maret

2021

Erik Kusuma, S.

Kep.Ns, M. Kes

Revisi BAB 2

Konsul BAB 3

9. 26 Maret

2021

Erik Kusuma, S.

Kep.Ns, M. Kes

Revisi BAB 3

10. 21 Mei 2021 Erik Kusuma, S.

Kep.Ns, M. Kes

Revisi BAB 4-5

11. 22 Mei 2021 Erik Kusuma, S.

Kep.Ns, M. Kes

Konsul BAB 4

Page 100: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E …

88

Konsul BAB 5

12. 23 Mei 2021 Erik Kusuma, S.

Kep.Ns, M. Kes

ACC KTI