KAJIAN PROFIL PEMAKAIAN DAN PEMAHAMAN TERHADAP … · medicine benefits was high to know the...
-
Upload
phamkhuong -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
Transcript of KAJIAN PROFIL PEMAKAIAN DAN PEMAHAMAN TERHADAP … · medicine benefits was high to know the...
KAJIAN PROFIL PEMAKAIAN DAN PEMAHAMAN TERHADAP
KHASIAT DAN EFEK SAMPING OBAT TRADISIONAL PADA
SEKELOMPOK WANITA DI DESA MAGUWOHARJO
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Anastasia Noveni
NIM : 068114015
FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2010
ii
KAJIAN PROFIL PEMAKAIAN DAN PEMAHAMAN TERHADAP
KHASIAT DAN EFEK SAMPING OBAT TRADISIONAL PADA
SEKELOMPOK WANITA DI DESA MAGUWOHARJO
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Anastasia Noveni
NIM : 068114015
FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2010
iii
iv
v
“Bagi Dia yang duduk di atas tahta dan
bagi Anak Domba, adalah puji-pujian
dan hormat dan kemuliaan dan kuasa
sampai selama-lamanya!”
(Wahyu 5 : 13)
Apapun fakta yang ada di depan kita tidak lebih
penting dari pada sikap kita dalam
menghadapinya, karena itulah yang menentukan
keberhasilan atau kegagalan kita
(Norman Vincent Peale)
Kupersembahkan untuk……Dia yang Terbaik, Termulia, Tercinta dan Berkuasa atas diriku,Tuhan Yesus KristusBunda Maria ibu pelindungkuOrangtuaku yang sangat aku cintaiMy Lovely Pooh Evan Stephensky penyemangat hidupkuAlmamaterku
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUANPUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Anastasia NoveniNomor Mahasiswa : 068114015
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada PerpustakaanUniversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :“Kajian Profil Pemakaian dan Pemahaman Terhadap Khasiat dan EfekSamping Obat Tradisional Pada Sekelompok Wanita di Desa Maguwoharjo”beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikankepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkandalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lainuntuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikanroyalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 8 Juni 2010
Yang menyatakan
(Anastasia Noveni)
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala
penyertaan, kekuatan, kebijaksanaan, berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari, bahwa penulisan skripsi ini
bukanlah sesuatu hal yang mudah, hanya dengan bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt. selaku Dosen Pembimbing dalam
penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas bimbingan, arahan, dan kesabaran
yang diberikan kepada penulis selama menjadi pembimbing dalam proses
penyusunan skripsi dari awal hingga selesainya skripsi ini.
2. Rita Suhadi, M. Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta dan sekaligus Dosen Penguji skripsi yang telah
memberikan saran sehingga penyusunan skripsi menjadi lebih baik.
3. Dr. C. J. Soegihardjo, Apt. selaku Dosen Penguji skripsi yang telah
memberikan saran dan kritik yang bermanfaat sehingga penyusunan skripsi
menjadi lebih baik.
4. Christine Patramurti, M.Si., Apt selaku Dosen Pembimbing Akademis yang
selama masa perkuliahan memberikan motivasi kepada penulis.
5. Drs. A. Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Dosen Metodologi Penelitian yang
memberikan saran yang bermanfaat bagi skripsi ini.
viii
6. Sahabat-sahabat seperjuangan Amelia Kristina, Priska Firstya, Fransisca
Desiana, Dion Arga Anggayasta. Terima kasih atas semangat, bantuan, dan
segala pengalaman yang tak terlupakan dari awal semester hingga sekarang.
7. Teman-teman farmasi angkatan 2006 Heni Sulistyaningsih, Frida
Mayangsari, Yenni Christina, Pius Perwita Setyohadi, Grace Litad atas segala
kebersamaan selama ini.
8. Teman-teman kos tercinta Titien Christinawati, Ken Pradnya, Nana, Dewi
Arlen, Kristin, Agnes Astieka, Santi, Anintia Mara Christy, Ipin terima kasih
atas segala kebersamaan selama ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada skripsi ini. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 8 Juni 2010
Penulis
ix
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 8 Juni 2010
Penulis
Anastasia Noveni
x
INTISARI
Masyarakat Indonesia masih menggunakan obat tradisional untukmengatasi masalah kesehatan. Obat tradisional tersebut digunakan untukmeningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan pemulihankesehatan. Selain memiliki manfaat, obat tradisional juga diketahui memiliki efeksamping. Pemakaian dan pemahaman masyarakat tentang khasiat dan efeksamping obat tradisional berbeda-beda, sehingga perlu diteliti bagaimana profilpemakaian obat tradisional serta pemahaman masyarakat terhadap khasiat danefek samping obat tradisional.
Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan rancangansurvei deskriptif. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Data diolahmenggunakan teknik perhitungan persentase kemudian disajikan dalam bentukdiagram dan tabel.
Dari hasil penelitian diketahui profil pemakaian obat tradisional padasekelompok wanita di Desa Maguwoharjo terdiri dari sumber pengetahuan obattradisional yang berasal dari keluarga/teman/kerabat (65,2%), membeli obattradisional biasanya di warung (36,8%), alasan penggunaan karena berasal daribahan alami (50,0%), tujuan untuk mengobati penyakit (36,0%), bentuk obattradisional yang sering digunakan adalah tablet/pil/cairan (64,7%), respondentidak menggunakan obat tradisional bersama dengan obat lain (88,9%) sertamemiliki persediaan obat tradisional (51,8%) dan responden merasakan sembuhsetelah menggunakan obat tradisional (74,6%). Pemahaman terhadap khasiat obattradisional tinggi karena mereka mengetahui khasiat obat tradisional yang merekagunakan (88,9%). Pemahaman terhadap efek samping rendah dengan setujubahwa obat tradisional tidak memiliki efek samping atau efek yang merugikan(72,2%), tidak setuju pernah merasakan kondisi tubuh menjadi semakin buruksetelah menggunakan obat tradisional (90,7%).
Kata kunci: obat tradisional, profil pemakaian, pemahaman, khasiat, efeksamping
xi
ABSTRACT
The Indonesians still use traditional medicine to overcome their healthproblems. Those traditional medicines are used to improve their health, preventillness, kill disease, cure disease, and recover their health. Traditional medicinesnot only have some benefits but also side-effects. The use of traditional medicineand people’s understanding toward the benefits but also side-effects are different.This research investigated the profile of the use of traditional medicine andpeople’s understanding toward the benefits and side-effects of traditionalmedicine.
This research is non-experimental research which employed descriptivesurvey. The researcher used questionnaire as the research instrument. The datawas analyzed by percentage then was described in form of diagram and table.
The result showed that source of knowledge from family/friend/relative(65.2%), buy in a shop (36.8%), the use because the material is natural (50.0%), tocure disease (36.0%), the form of medicine often used tablet/pill/liquid (64.7%),consume without consuming other medicine (88.9%), have stock (51.8%), recoverafter consuming traditional medicine (74.6%). The understanding of traditionalmedicine benefits was high to know the traditional medicine benefits consumed(88.9%). On the other hand, the understanding of side-effect was low by agreeingthat traditional medicine had no side-effect (72.2%) and did not agree that peoplenever felt the health got worse after consuming the traditional medicine (90.7).
Key word: traditional medicine, consuming profile, understanding, benefit, sideeffect
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...………....... . vi
PRAKATA ................................................................................................... vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... ix
INTISARI ..................................................................................................... x
ABSTRACT ................................................................................................. xi
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xviii
BAB I. PENGANTAR ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
1. Rumusan masalah ............................................................................ 3
2. Keaslian penelitian ........................................................................... 4
3. Manfaat penelitian ............................................................................ 5
B. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6
1. Tujuan umum ................................................................................... 6
2. Tujuan khusus .................................................................................. 6
xiii
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA.......................................................... 7
A. Obat Tradisional ..................................................................................... 7
B. Pengobatan Tradisional .......................................................................... 9
C. Pemahaman, Perilaku Kesehatan, dan Profil Pemakaian......................... 12
D. Khasiat dan Efek Samping ..................................................................... 15
E. Keterangan Empiris……………………………………………………. 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 20
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................................. 20
B. Variabel Penelitian……………………………………………………… 20
C. Definisi Operasional ................................................................................ 21
D. Responden Penelitian …………………………………………………. 22
E. Instrumen Penelitian ............................................................................... 22
F. Tata Cara Penelitian ................................................................................ 23
1. Studi pustaka .................................................................................... 23
2. Analisis situasi .................................................................................. 23
a. Penentuan lokasi penelitian……………………………………... 23
b. Perijinan………………………………………………………… 24
3. Penyebaran kuesioner ....................................................................... 24
4. Analisis data………………………………………………………. 25
G. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 25
xiv
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 26
A. Karakteristik Responden .......................................................................... 26
1. Usia ................................................................................................... 26
2. Pendidikan ........................................................................................ 27
3. Pekerjaan ………………................................................................... 29
B. Profil Pemakaian Obat Tradisional.......................................................... 30
1. Pendapat responden tentang obat tradisional ................................... 30
2. Sumber pengetahuan responden tentang obat tradisional................. 31
3. Pemakaian obat tradisional .....................................................…… 33
a. Tempat pembelian obat tradisonal………….………………… 33
b. Alasan dan tujuan pemakaian obat tradisional……………….. 34
c. Bentuk dan cara pemakaian obat tradisional…………………. 36
d. Frekwensi pemakaian obat tradisional………………………... 37
e. Pemakaian obat tradisional bersama dengan obat lain……….. 38
f. Persediaan dan tempat penyimpanan obat tradisional………… 39
4. Hasil dari pemakaian obat tradisional.............................................. 40
a. Efek setelah pemakaian obat tradisional………………………. 40
b. Pengalaman responden setelah pemakaian obat tradisional….... 42
C. Pemahaman Terhadap Khasiat dan Efek Samping Obat Tradisional.... 42
1. Pemahaman khasiat obat tradisional ............................................. 42
2. Pemahaman efek samping obat tradisional..................................... 44
xv
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN....................................................... 46
A. Kesimpulan............................................................................................. 46
B. Saran........................................................................................................ 47
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 48
LAMPIRAN.................................................................................................. 51
BIOGRAFI PENULIS.................................................................................. 66
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel I. Lokasi penelitian di Desa Maguwoharjo.................................... 24
Tabel II. Pengalaman obat tradisional yang dilakukan responden.......... 41
Tabel III. Pemahaman khasiat obat tradisional oleh responden…………. 43
Tabel IV. Pemahaman efek samping obat tradisional oleh responden....... 45
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Teori aksi Weber dan Parson…………………………………. 14
Gambar 2. Karakteristik usia responden ..................................................... 26
Gambar 3. Karakteristik tingkat pendidikan responden .............................. 27
Gambar 4. Karakteristik pekerjaan responden…………………................. 29
Gambar 5. Pendapat responden tentang obat tradisional…......................... 31
Gambar 6. Sumber pengetahuan responden tentang obat tradisional ......... 32
Gambar 7. Tempat pembelian obat tradisional ......................................... 34
Gambar 8. Alasan pemakaian obat tradisional…………………….......... 35
Gambar 9. Tujuan pemakaian obat tradisional……………..................... 36
Gambar 10.Bentuk obat tradisional yang digunakan responden.................. 37
Gambar 11.Frekwensi pemakaian obat tradisional .................................... 38
Gambar 12.Tempat penyimpanan obat tradisional .................................... 39
Gambar 13.Efek setelah pemakaian obat tradisional.................................. 40
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Peta Lokasi penelitian di Desa Maguwoharjo....................... 51
Lampiran 2. Kuesioner penelitian……………………………………….. 52
Lampiran 3. Karakteristik responden di Desa Maguwoharj……….……. 56
Lampiran 4. Hasil kuesioner profil pemakaian obat tradisional..……….. 58
Lampiran 5. Hasil kuesioner pemahaman khasiat obat tradisional……… 62
Lampiran 6. Hasil kuesioner pemahaman efek samping obat tradisional.. 63
Lampiran 7. Surat ijin BAPEDA Kabupaten Sleman……………………. 64
Lampiran 8. Surat ijin Pemerintah Desa Maguwoharjo…......................... 65
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat di Indonesia
untuk menjadi sehat adalah dengan menggunakan obat tradisional atau sering
disebut pengobatan tradisional. Pelayanan kesehatan tradisional adalah
pengobatan dan atau perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada
pengalaman dan keterampilan turun temurun secara empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat (Anonim, 2009 b).
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran
dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan,
dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat (Anonim,
2009 b). Obat tradisional yang beredar di pasaran bentuknya bermacam-macam.
Contoh obat tradisional yang beredar di Indonesia adalah dalam bentuk rajangan,
serbuk, pil, dodol atau jenang, pastiles, kapsul, tablet, cairan obat dalam, sari
jamu, parem, pilis dan tapel, koyok, cairan obat luar dan salep/krim (Anonim,
1994).
2
Penggunaan obat tradisional oleh masyarakat Indonesia masih tinggi,
secara turun temurun obat tradisional telah digunakan antar generasi. Obat
tradisional sudah menjadi tradisi budaya dalam mengatasi masalah kesehatan
oleh masyarakat baik yang di kota maupun yang di desa (Handayani dan
Suharmiati, 2002). Pemakaian obat tradisional tersebut bisa bermacam-macam
sehingga perlu diteliti bagaimana profil pemakaian obat tradisional di
masyarakat.
Obat tradisional tidak hanya bermanfaat untuk pengobatan (kuratif), tetapi
juga bermanfaat dalam peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit
(preventif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) (Soedibyo, 1998). Efek
samping obat tradisional sudah diketahui berabad-abad silam. Tetapi jika
dibandingkan dengan obat modern, angka efek samping obat tradisional lebih
kecil sehingga akhir-akhir ini lebih mempopulerkan pengobatan obat tradisional
di kalangan masyarakat (Agoes, 1993). Pemahaman masyarakat tentang khasiat
dan efek samping obat tradisional berbeda-beda, sehingga memungkinkan
terjadinya penggunaan yang tidak tepat, oleh sebab itu perlu diteliti bagaimana
pemahaman masyarakat terhadap khasiat dan efek samping.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Sanata
Dharma melaporkan bahwa masyarakat pembeli obat tradisional kios jamu di
Yogyakarta lebih sering menggunakan obat tradisional daripada obat modern
(Ningsih, 2005). Diketahui juga minat masyarakat Desa Maguwoharjo sangat
tinggi terhadap penggunaan jamu instan dan pengetahuan masyarakat Desa
3
Maguwoharjo terhadap informasi dari kemasan jamu terkait indikasi penggunaan,
cara pemakaian, efek samping dan lain-lain juga tergolong tinggi (Wisely, 2008).
Responden yang dipilih adalah wanita, karena wanita lebih peduli
terhadap kesehatannya sendiri dan kesehatan keluarga (Sarwono, 2007). Usia
responden dibatasi hingga umur 60 tahun karena seseorang yang berusia di atas 60
tahun memiliki kemampuan swamedikasi yang rendah (Holt dan Hall, 1990).
Sedangkan usia minimal adalah 26 tahun karena pada usia tersebut seseorang
diharapkan dapat menentukan dan bertanggungjawab sendiri dalam pengobatan
tradisional yang dilakukan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terhadap
masyarakat pengguna obat tradisional di Yogyakarta khususnya masyarakat
Maguwoharjo, maka perlu dilakukan penelitian “Kajian Profil Pemakaian dan
Pemahaman Terhadap Khasiat dan Efek Samping Obat Tradisional Pada
Sekelompok Wanita di Desa Maguwoharjo”.
1. Rumusan Masalah
a. Bagaimana karakteristik responden yang menggunakan obat tradisional di
Desa Maguwoharjo ?
b. Bagaimana profil pemakaian obat tradisional oleh sekelompok wanita di
Desa Maguwoharjo ?
c. Bagaimana pemahaman sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo
terhadap khasiat dan efek samping obat tradisional ?
4
2. Keaslian Penelitian
Sejauh ini telah ditemukan penelitian yang sejenis, yaitu Ningsih (2005)
yang berjudul “Perilaku Pengguna Obat Tradisional pada Pengunjung Kios Jamu
di Kota Yogyakarta Periode Desember 2004-Februari 2005 : Kajian Motivasi,
Pengetahuan dan Penggunaan” dan Wisely (2008) yang berjudul “Studi Tentang
Pemahaman Obat Tradisional Berdasarkan Informasi Pada Kemasan dan Alasan
Pemilihan Jamu Ramuan Segar atau Jamu Instan Pada Masyarakat Desa
Maguwoharjo”. Penelitian Ningsih (2005) memfokuskan pada motivasi
penggunaan obat tradisional, pengetahuan terhadap bahan penyusun (komposisi)
dan kegunaannya, waktu kadaluarsa, efek samping, peringatan, dan larangan obat
tradisional yang digunakan, serta gambaran penggunaan obat tradisional oleh
pengunjung kios jamu di Kota Yogyakarta. Sedangkan Wisely (2008)
memfokuskan penelitiannya untuk mengetahui pemahaman masyarakat terhadap
informasi pada kemasan obat tradisional yang meliputi logo, nomor ijin edar,
nama produk, komposisi, cara pemakaian, khasiat, kontraindikasi, efek samping,
nomor batch, dan keterangan kadaluwarsa serta untuk mengetahui faktor-faktor
yang melatarbelakangi atau alasan masyarakat di Desa Maguwoharjo dalam
memilih jamu ramuan segar ataupun jamu instan.
Penelitian lain yang sejenis, yaitu Gitawati dan Handayani (2008) yang
berjudul “Profil Konsumen Obat Tradisional Terhadap Ketanggapan Akan
Adanya Efek Samping Obat Tradisional” lebih memfokuskan untuk mengetahui
profil konsumen yang menggunakan obat tradisional, dan ketanggapan atas
kemungkinan adanya reaksi efek samping.
5
Dalam Penelitian ini lebih difokuskan untuk mengetahui profil pemakaian
obat tradisional terkait dengan pendapat tentang obat tradisional, sumber
pengetahuan tentang obat tradisional, pemakaian obat tradisional dan hasil setelah
pemakaian obat tradisional oleh sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo serta
untuk mengetahui pemahaman sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo
terhadap efek samping dan khasiat obat tradisional.
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis : hasil penelitian dapat digunakan untuk menambah
pengetahuan ilmu kefarmasian terkait dengan penggunaan obat tradisional.
b. Manfaat Praktis : hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran tentang bagaimana profil pemakaian dan pemahaman terhadap
khasiat dan efek samping obat tradisional yang nantinya dapat dijadikan
sebagai dasar dalam meningkatkan pelayanan obat tradisional di
masyarakat Desa Maguwoharjo.
6
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Memberi informasi mengenai profil pemakaian obat tradisional dan
pemahaman terhadap obat tradisional di masyarakat desa sekarang ini.
2. Tujuan khusus
a. Memberikan informasi karakteristik responden yang menggunakan obat
tradisional di Desa Maguwoharjo.
b. Mengetahui profil pemakaian obat tradisional terkait dengan pendapat
responden tentang obat tradisional, sumber pengetahuan tentang obat
tradisional, pemakaian obat tradisional dan hasil setelah pemakaian obat
tradisional oleh sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo.
c. Mengetahui pemahaman sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo terhadap
efek samping dan khasiat obat tradisional.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Obat Tradisional
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran
dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan,
dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat (Anonim,
2009 b).
Terdapat perbedaan yang mencolok antara obat tradisional dengan obat
modern dilihat dari bahan pembuatnya. Obat tradisional terbuat dari berbagai
macam tubuh-tumbuhan, bahan hewan ataupun bahan mineral yang langsung
diambil dari alam, sedangkan obat modern dihasilkan dari senyawa bahan kimia
sintesis (Anonim, 2000). Orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan
pengobatan tradisional, disebut sebagai Pengobatan Tradisional yang biasa
disingkat Batra (Agoes, 1993).
Berdasarkan sumber pembuat atau yang memproduksi obat tradisional,
obat tradisional dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Obat tradisional buatan sendiri
Obat tradisional jenis ini merupakan akar dari pengembangan obat
tradisional di Indonesia saat ini. Pada zaman dahulu, nenek moyang kita
mempunyai kemampuan untuk menyediakan ramuan obat tradisional yang lebih
mengarah kepada self care untuk menjaga kesehatan anggota keluarga serta
7
8
penanganan penyakit ringan yang dialami oleh anggota keluarga. Sumber tanaman
disediakan oleh masyarakat sendiri, baik secara individu, keluarga maupun
kolektif dalam suatu lingkungan masyarakat. Namun, tidak menutup
kemungkinan bahan baku dibeli dari pasar tradisional yang banyak menjual bahan
jamu yang pada umumnya juga merupakan bahan untuk keperluan bumbu dapur
masakan asli Indonesia (Handayani dan Suharmiati, 2002).
2. Obat tradisional berasal dari pembuat jamu/herbalist
Yang termasuk pembuat jamu/herbalist yaitu pembuat sekaligus penjual
jamu gendong, tabib lokal dan sinshe. Pembuat jamu gendong merupakan salah
satu penyedia obat tradisional dalam bentuk cairan minum yang sangat digemari
masyarakat. Pembuat jamu lainnya yaitu tabib lokal, biasanya melaksanakan
praktik pengobatan dengan menyediakan ramuan dengan bahan alam yang berasal
dari bahan lokal, sedangkan sinshe merupakan pembuat obat tradisional yang
berasal dari etnis Tionghoa yang melayani pengobatan menggunakan ramuan obat
tradisional bersumber dari pengetahuan Cina. Pada umumnya sinshe
menggunakan bahan-bahan yang berasal dari Cina meski tidak jarang juga
dicampur dengan bahan lokal yang sejenis dengan yang dijumpai di Cina
(Handayani dan Suharmiati, 2002).
3. Obat tradisional buatan industri
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.246/Menkes/Per/V/1990,
Industri obat tradisional digolongkan menjadi industri obat tradisional dan industri
kecil obat tradisional berdasarkan total aset yang mereka miliki, tidak termasuk
harga tanah dan bangunan. Dengan semakin maraknya obat tradisional,
9
tampaknya industri farmasi mulai tertarik untuk memproduksi obat tradisional.
Pada umumnya yang berbentuk sediaan modern seperti bentuk tablet, kapsul, pil,
salep, krim (Handayani dan Suharmiati, 2002).
WHO merekomendasikan penggunaan obat tradisional termasuk herbal
dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit,
terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan kanker. WHO juga
mendukung upaya-upaya dalam peningkatan keamanan dan khasiat dari obat
tradisional (Anonim, 2003).
Obat herbal telah diterima secara luas di hampir seluruh Negara di dunia.
Menurut WHO, negara-negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin menggunakan
obat herbal sebagai pelengkap pengobatan primer yang mereka terima. Bahkan di
Afrika, sebanyak 80% dari populasi menggunakan obat herbal untuk pengobatan
primer (Anonim, 2003).
Faktor pendorong terjadinya peningkatan penggunaan obat herbal di
negara maju adalah usia harapan hidup yang lebih panjang pada saat prevalensi
penyakit kronik meningkat, adanya kegagalan penggunaan obat modern untuk
penyakit tertentu di antaranya kanker serta semakin luas akses informasi
mengenai obat herbal di seluruh dunia (Sukandar, 2006).
B. Pengobatan Tradisional
Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah
dilakukan oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu terbukti dari
adanya naskah lama pada daun lontar Husodo (Jawa), Usada (Bali), Lontarak
10
pabbura (Sulawesi Selatan), dokumen Serat Primbon Jampi, Serat Racikan Boreh
Wulang Dalem dan relief candi Borobudur yang menggambarkan orang sedang
meracik obat (jamu) dengan tumbuhan sebagai bahan bakunya (Sukandar, 2006).
Pengobatan tradisional di Indonesia telah lama dimanfaatkan oleh Bangsa
Indonesia. Tradisi meracik dan meminum jamu sudah membudaya pada masa
periode kerajaan Hindu-Jawa. Hal ini dibuktikan dengan adanya pahatan di
beberapa candi, antara lain candi Borobudur. Di candi tersebut terdapat beberapa
lukisan tanaman obat, cara mengolah dan cara memanfaatkannya
(Soedibyo,1998).
Pengobatan tradisional dalam konteks ini adalah pengobatan menggunakan
obat tradisional yang sejak zaman dahulu memegang peranan penting dalam
menjaga kesehatan, mempertahankan stamina, dan mengobati penyakit. Obat
tradisional masih berakar kuat dalam kehidupan masyarakat sampai saat ini
(Soedibyo, 1998).
Pengobatan tradisional ialah kumpulan pengetahuan atau tindakan atau
cara pengobatan, berdasarkan kepada kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang pada umumnya bersifat turun temurun, empiris, menjadi rahasia keluarga
yang kemanjurannya terbukti serta dipercaya lingkungan. Pengobatan tradisional
adalah semua upaya pengobatan dengan cara lain di luar ilmu kedokteran
berdasarkan pengetahuan yang berakar pada tradisi tertentu (Agoes, 1993).
Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan atau perawatan
dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun
11
temurun secara empiris yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai
dengan norma yang berlaku di masyarakat (Anonim, 2009 b).
Masyarakat yang memanfaatkan upaya pengobatan tradisional secara
umum dapat dikelompokkan ke dalam tiga bentuk, yaitu :
(a) Kelompok masyarakat yang memanfaatkan pengobatan tradisional sebagai
pertolongan pertama, artinya masyarakat tersebut apabila sakit akan
mengobati penyakitnya dengan cara pengobatan tradisional baru kemudian
apabila penyakitnya tidak sembuh kemudian berobat ke sarana pengobatan
formal (modern),
(b) kelompok masyarakat yang memanfaatkan pengobatan tradisional secara
bersamaan dengan pengobatan formal (modern), artinya masyarakat tersebut
apabila sakit akan mengobati penyakitnya dengan cara pengobatan tradisional
disamping pengobatan formal (modern),
(c) kelompok masyarakat yang memanfaatkan pengobatan alternatif terakhir,
artinya apabila mereka menderita sakit setelah diupayakan dengan pengobatan
formal (modern) ternyata tidak sembuh, mereka akan memanfaatkan cara
pengobatan tradisional (Azwar dan Jakob, 1993).
12
C. Pemahaman, Perilaku Kesehatan, dan Profil Pemakaian
Pemahaman adalah proses, perbuatan atau cara memahami, dan
memahamkan. Menurut Bloom, pemahaman merupakan kemampuan untuk
menangkap arti dari apa yang tersaji, kemampuan untuk menterjemahkan dari satu
bentuk ke bentuk yang lain dalam kata-kata, angka ataupun interpretasi berbentuk
penjelasan, ringkasan, prediksi, dan hubungan sebab akibat (Suparno, 2001).
Sebelum tahap pemahaman, ada tahap yang dinamakan tahap eksposur.
Pada tahap ini orang akan menerima informasi melalui panca indranya, salah satu
karakteristik yang menonjol dari tahap ini adalah selektivitas. Orang akan lebih
cenderung untuk memperhatikan rangsangan yang berkaitan dengan kebutuhan
terbaru dan harapan mereka, sehingga orang lebih cenderung memperhatikan
rangsangan yang menyimpang jauh dari biasanya (Mowen, 2002).
Kemudian tahap selanjutnya adalah tahap perhatian, pada tahap ini mereka
mengalokasikan kapasitas pemrosesan menjadi rangsangan. Apabila seseorang
memberikan perhatian pada rangsangan, maka orang tersebut sangat sadar dengan
penerimaan informasi. Seseorang pada awalnya akan mengevaluasi informasi
yang diperolehnya untuk menentukan apakah hal itu cukup penting untuk diproses
lebih jauh. Jika memang perlu, maka orang tersebut akan mengalokasikan sumber
daya kognitif tambahan ke rangsangan dan menggeser ke tahap perhatian dari
pemrosesan informasi (Mowen, 2002).
Kemudian tahap pemahaman, pada tahap ini mereka menyusun dan
menginterpretasikan informasi untuk mendapatkan arti tentang informasi tersebut.
Proses interpretasi dimulai selama tahap perhatian dan berlanjut setelahnya,
13
dimana orang akan berusaha untuk memperoleh pemahaman tentang apa
rangsangan itu dan bagaimana mereka harus bereaksi menghadapinya (Mowen,
2002).
Notoatmodjo dalam bukunya menyebutkan bahwa Skinner mendefinisikan
perilaku kesehatan sebagai suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus
atau suatu objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan (Notoatmodjo, 2007).
Teori yang dapat digunakan untuk analisis perilaku kesehatan individu
maupun suatu kelompok masyarakat adalah teori aksi Max Weber. Pada teori aksi
yang dikenal sebagai teori bertindak diketahui bahwa individu melakukan suatu
tindakan berdasarkan atas pengalaman, persepsi, pemahaman dan penafsiran atas
suatu objek stimulus atau situasi tertentu. Teori ini dikembangkan oleh Talcott
dan Parsons, yang menyatakan bahwa aksi merupakan respon mekanik terhadap
suatu stimulus bukan perilaku, sedangkan perilaku adalah suatu proses mental
yang aktif dan kreatif. Menurut Parsons yang utama bukanlah tindakan individu,
melainkan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang menuntun dan mengatur
perilaku (cit, Sarwono, 1997).
Kondisi objektif disatukan dengan komitmen kolektif terhadap suatu nilai
akan mengembangkan suatu bentuk tindakan sosial tertentu. Parsons melihat
bahwa tindakan individu dan kelompok dipengaruhi oleh tiga sistem, yaitu sistem
sosial, sistem budaya dan sistem kepribadian diri masing-masing individu.
Keterkaitan individu dengan sistem sosialnya melalui status dan perannya.
Individu menduduki suatu tempat tertentu dalam setiap sistem sosial dan
14
bertindak sesuai dengan norma atau aturan yang dibuat oleh sistem aturan tersebut
dan perilaku individu ditentukan pula oleh tipe kepribadiannya.
Gambar 1. (a) Teori Aksi Weber dan (b) Parson (Sarwono, 1997)
Menurut teori Lawrence, kesehatan seseorang atau masyarakat
dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu perilaku (behavior causes) dan faktor dari
luar perilaku (Non-behavior causes), selanjutnya perilaku itu sendiri terbentuk
tiga faktor, yaitu:
1. Faktor predisposisi, yaitu faktor yang mempermudah dan mendasari terjadinya
perilaku tertentu yang terwujud dalam bentuk pengetahuan dari pendidikan
formal, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan budaya serta beberapa
karakteristik individu yaitu: pengetahuan tentang pengobatan tradisional.
15
2. Faktor pemungkin (Enabling factor), yaitu yang memungkinkan untuk
terjadinya perilaku tertentu terbentuk yang berwujud dalam lingkungan fisik
dan ketersediaan fasilitas dan sarana kesehatan, yaitu ketersediaan,
ketercapaian fasilitas dan ketrampilan yang berkaitan dengan kesehatan.
3. Faktor pendorong (reinforcing factor) yaitu faktor yang memperkuat
terjadinya perilaku tersebut, yaitu mendapat dukungan dari keluarga/kerabat,
teman, petugas kesehatan, dan lain-lain (Notoatmodjo, 2003).
Salah satu hasil dari perilaku kesehatan oleh pengguna obat tradisional
bisa digambarkan dalam profil pemakaian obat tradisional. Menurut kamus istilah
psikologi, profil merupakan suatu bentuk, potret atau riwayat hidup, sedangkan
pemakaian adalah suatu pemanfaatan, penggunaan atau konsumsi dari suatu hal
(Bruno, 1989).
Sehingga secara etimologi, yang dimaksud dengan profil pemakaian obat
tradisional adalah suatu bentuk atau potret dari pemanfaatan dan penggunaan dari
obat tradisional pada suatu lingkungan masyarakat.
D. Khasiat dan Efek Samping
Khasiat adalah suatu keampuhan, kemanjuran, faedah, kegunaan atau
manfaat dari suatu hal (Anonim, 2009 a).
Obat dikatakan berkhasiat apabila obat tersebut bisa memberikan efek
sesuai yang diharapkan oleh penggunanya. Efek yang dimaksud dalam hal ini
adalah efek terapi dari suatu obat untuk tujuan pemeliharaan kesehatan atau
menyembuhkan suatu penyakit (Anonim, 2008).
16
Khasiat dari obat tradisional tidak hanya untuk pengobatan (kuratif), tetapi
juga bermanfaat dalam peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit
(preventif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) (Soedibyo, 1998).
Efek samping adalah setiap reaksi atau akibat dari pengobatan atau terapi
baik pengobatan modern maupun pengobatan tradisional yang efeknya tidak
diinginkan dan memberikan gejala seperti mual, mulut kering (Anonim, 2009 a).
Efek samping obat adalah suatu reaksi yang tidak diharapkan dan
berbahaya yang diakibatkan oleh suatu pengobatan. Efek samping obat, seperti
halnya efek obat yang diharapkan, merupakan suatu kinerja dari dosis atau kadar
obat pada organ sasaran (Anonim, 2007).
Obat tradisional memiliki kedudukan yang khusus dalam masyarakat
karena merupakan produk yang diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan masyarakat. Namun demikian, penggunaan yang berlebih dan tidak
tepat dapat membahayakan kesehatan masyarakat (Anonim, 1994).
Efek samping obat tradisional sudah diketahui berabad-abad silam.
Semakin maju orang berfikir dan menemukan obat untuk melepaskan manusia
dari penderitaan, insidennya semakin bertambah. Tetapi jika dibandingkan dengan
obat modern, angka efek samping obat tradisional lebih kecil sehingga akhir-akhir
ini lebih mempopulerkan pengobatan obat tradisional di kalangan masyarakat
(Agoes, 1993).
Efek yang tidak diinginkan dari obat tradisional dapat disebabkan karena
proses penyiapan bahan obat dan dan pembuatan obat tradisional. Kontaminasi
dan degradasi serta perubahan kimia kandungan obat yang terjadi pada proses
17
penyiapan dan pembuatan obat tradisional menyebabkan efek yang tidak
dikehendaki. Pengeringan dan penyimpanan bahan obat yang tidak baik dapat
menyebabkan bahan obat menjadi cepat busuk dan berjamur, sedangkan
penyimpanan yang tidak baik menyebabkan terjadinya kerusakan pada obat
tradisional. Hal ini dapat terjadi karena pengaruh dari kelembapan yang tinggi
yang dapat menyebabkan peruraian zat kandungan dan mempercepat
pertumbuhan organisme. Mikroorganisme dapat tumbuh dengan mengambil zat
makanan yang terdapat dalam obat tradisional seperti karbon, mineral sehingga
menyebabkan beberapa reaksi katalis enzim serta reaksi-reaksi lain yang tidak
dikehendaki (Soediro, 1997).
Efek samping obat tradisional relatif kecil jika digunakan secara tepat,
penggunaan yang tepat tersebut meliputi:
a. Kebenaran bahan
Tanaman obat di Indonesia terdiri dari beragam spesies yang terkadang sulit
untuk dibedakan satu dengan yang lain. Kebenaran bahan menentukan tercapai
atau tidaknya efek terapi yang diinginkan. Sebagai contoh adalah lempuyang.
Lempuyang yang ada di pasaran ada beberapa macam yang sulit untuk dibedakan
satu dengan yang lain. Lempuyang emprit (Zingiber amaricans) memiliki bentuk
yang lebih kecil, berwarna kuning dengan rasa yang pahit. Lempuyang emprit
berkhasiat sebagai penambah nafsu makan. Jenis yang kedua adalah lempuyang
gajah (Zingiber zerumbet) yang memiliki bentuk lebih besar dan berwarna kuning,
yang berkhasiat sebagai penambah nafsu makan. Jenis yang ketiga adalah
18
lempuyang wangi (Zingiber aromaticum) yang memiliki warna agak putih dan
berbau harum dan memiliki khasiat sebagai pelangsing (Sastroamidjojo, 2001).
b. Ketepatan dosis
Tanaman obat, seperti halnya obat buatan pabrik memang tidak bisa
dikonsumsi sembarangan. Tetap ada dosis yang harus dipatuhi, seperti halnya
resep dokter. Sebagai contoh adalah buah mahkota dewa. Buah mahkota dewa
hanya boleh dikonsumsi dengan perbandingan 1 buah dalam 3 gelas air,
sedangkan daun mindi baru berkhasiat jika direbus sebanyak 7 lembar daun dalam
takaran air tertentu (Suarni, 2005).
c. Ketepatan waktu penggunaan
Kunyit diketahui bermanfaat untuk mengurangi nyeri haid dan sudah turun-
temurun dikonsumsi dalam ramuan jamu kunir asam yang sangat baik dikonsumsi
saat datang bulan. Jika diminum pada awal masa kehamilan berisiko
menyebabkan keguguran. Hal ini menunjukkan bahwa ketepatan waktu
penggunaan obat tradisional menentukan tercapai atau tidaknya khasiat yang
diharapkan (Sastroamidjojo, 2001).
d. Ketepatan cara penggunaan
Satu tanaman obat bisa memiliki banyak zat aktif yang berkhasiat di
dalamnya. Masing-masing zat berkhasiat kemungkinan berbeda dalam
penggunaannya. Sebagai contoh adalah daun kecubung. Jika daun kecubung
dihisap seperti rokok dapat bersifat bronkodilator dan digunakan sebagai obat
asma. Jika diseduh dan diminum dapat menyebabkan keracunan atau mabuk
(Patterson dan Hagan, 2002).
19
e. Ketepatan informasi
Perkembangan teknologi informasi saat ini mendorong derasnya arus
informasi yang mudah untuk diakses. Informasi yang tidak didukung oleh
pengetahuan dasar yang memadai dan kajian yang cukup seringkali mendatangkan
hal yang menyesatkan. Ketidaktahuan bisa menyebabkan obat tradisional menjadi
bahan membahayakan. Informasi di media massa menyebutkan bahwa biji jarak
(Ricinus communis L) mengandung risin yang jika dimodifikasi dapat digunakan
sebagai antikanker. Risin sendiri bersifat racun sehingga jika biji jarak dikonsumsi
secara langsung dapat menyebabkan keracunan (Sastroamidjojo, 2001).
f. Tanpa penyalahgunaan
Tanaman obat maupun obat tradisional relatif mudah untuk didapatkan karena
tidak memerlukan resep dokter, hal ini mendorong terjadinya penyalahgunaan
manfaat dari tanaman obat maupun obat tradisional tersebut. Sebagai contoh
adalah jamu peluntur untuk terlambat bulan sering disalahgunakan untuk
pengguguran kandungan. Risiko yang terjadi adalah bayi lahir cacat, ibu menjadi
infertil, terjadi infeksi bahkan kematian (Sari, 2006).
E. Keterangan Empiris
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai profil
pemakaian obat tradisional dan pemahaman terhadap khasiat dan efek samping obat
tradisional oleh sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo.
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tim yang dilakukan oleh dua orang
peneliti yang dilakukan dengan lokasi penelitian, responden penelitian, jumlah
responden penelitian dan instrumen penelitian yang sama. Perbedaan terletak pada
variabel penelitian, rancangan penelitian dan analisis data yang digunakan serta
hasil yang didapatkan dari penelitian.
Penelitian yang berjudul “Kajian Profil Pemakaian dan Pemahaman
Terhadap Khasiat dan Efek Samping Obat Tradisional Pada Sekelompok Wanita
di Desa Maguwoharjo” ini termasuk jenis penelitian non eksperimental dengan
rancangan survei deskriptif. Penelitian dilakukan terhadap fenomena kesehatan
dalam masyarakat tanpa adanya perlakuan yang tujuannya melakukan eksplorasi-
deskriptif terhadap profil pemakaian obat tradisional dan pemahaman terhadap
khasiat dan efek samping obat tradisional oleh sekelompok wanita di Desa
Maguwoharjo. Penelitian ini memaparkan sejelas mungkin fenomena yang terjadi,
tanpa menganalisa bagaimana dan mengapa fenomena tersebut terjadi (Pratiknya,
2001).
B. Variabel Penelitian
1. Profil pemakaian obat tradisional sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo.
2. Pemahaman sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo terhadap khasiat dan
efek samping obat tradisional.
20
21
C. Definisi Operasional
1. Kajian : studi yang dilakukan untuk memperdalam atau mengetahui dengan
lebih jelas tentang profil pemakaian, pemahaman terhadap khasiat, dan
pemahaman terhadap efek samping obat tradisional pada masyarakat.
2. Profil pemakaian : pemakaian obat tradisional yang terdiri dari pendapat
responden tentang obat tradisional, sumber pengetahuan responden,
pemakaian obat tradisional, dan hasil setelah pemakaian obat tradisional.
3. Pemahaman : kemampuan responden untuk mengartikan, menangkap, dan
menjelaskan mengenai obat tradisional.
4. Khasiat : manfaat yang diharapkan dari obat tradisional sesuai dengan klaim
khasiat dari obat tradisional tersebut.
5. Efek samping : kejadian (efek) yang tidak sesuai dengan manfaat (khasiat)
yang diharapkan dari obat tradisional.
6. Obat tradisional : obat dengan bahan berupa bahan tumbuhan segar ataupun
simplisia yang dibuat dengan cara diramu sehingga dihasilkan dalam
berbagai bentuk seperti cairan ataupun serbuk kering, dengan klaim khasiat
tertentu.
7. Pemahaman rendah : jika nilai persentase pemahaman kurang dari sama
dengan 50% (≤50%).
8. Pemahaman tinggi : jika nilai persentase pemahaman lebih besar dari 50%
(>50%).
22
D. Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah wanita yang pernah menggunakan
obat tradisional, berusia 26 sampai 60 tahun, dan bertempat tinggal di Desa
Maguwoharjo.
Jumlah responden pada penelitian ini ditentukan dengan cara judgmental
sampling atau purposive sampling. Karena pada penelitian ini jumlah populasi
wanita yang menggunakan obat tradisional tidak diketahui dengan pasti
(Sastroasmoro dan Ismael, 2008). Penentuan jumlah responden didasarkan pada
pertimbangan subjektif, bahwa responden tersebut dapat memberikan informasi
yang memadai untuk menjawab pertanyaan penelitian terkait dengan profil
pemakaian obat tradisional dan pemahaman terhadap khasiat dan efek samping
obat tradisional. Jumlah responden yang ditentukan untuk penelitian deskriptif ini
adalah sebesar 54 responden.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner.
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang seseorang
ketahui (Arikunto, 2006). Kuesioner dibuat dengan bahasa yang sederhana agar
mudah dipahami dan tidak terjadi perbedaan penafsiran yang dapat mempengaruhi
hasil penelitian (Azwar, 1995).
Kuesioner dibagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama terdiri dari pertanyaan
terbuka yang berisi data responden. Sedangkan bagian kedua merupakan
23
pertanyaan semiterbuka yang berisi pertanyaan terkait dengan profil pemakaian
obat tradisional. Pertanyaan terdiri dari bentuk pilihan ganda dan isian. Dan
bagian terakhir merupakan pernyataan yang berisi pemahaman sekelompok
wanita di Desa Maguwoharjo terhadap khasiat dan efek samping obat tradisional.
Untuk setiap butir pernyataan diberi empat alternatif jawaban, yaitu : sangat setuju
(SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS).
F. Tata Cara Penelitian
1. Studi pustaka
Penelitian ini dimulai dengan studi pustaka, yaitu membaca literatur-
literatur atau website yang berhubungan dengan obat tradisional, perilaku
kesehatan, sikap manusia, pembuatan kuesioner, metodologi penelitian, statistik,
dan perhitungan data yang diperlukan.
2. Analisis situasi
a. Penentuan lokasi penelitian
Lokasi penelitian ditentukan dengan cara undian, sehingga didapatkan
lokasi penelitian sebanyak 10 dusun. Lokasi penelitian yang diperoleh adalah
sebagai berikut.
24
Tabel I. Lokasi penelitian di Desa Maguwoharjo
No Nama dusun Jumlah responden
1 Denokan 5 orang
2 Krodan 5 orang
3 Jenengan 5 orang
4 Pugeran 6 orang
5 Karangnongko 6 orang
6 Nayan 6 orang
7 Setan 6 orang
8 Tajem 5 orang
9 Kalongan 5 orang
10 Nanggulan 5 orang
Total 54 orang
b. Perijinan
Sebelum dilakukan penelitian dilakukan perijinan. Perijinan dimulai dari
tingkat Kabupaten, hingga ke tingkat RT. Di samping melakukan perijinan,
peneliti juga mencari informasi mengenai data penduduk dan nama Dusun di
kantor Kelurahan Maguwoharjo.
3. Penyebaran kuesioner
Kuesioner ditujukan kepada responden wanita yang pernah menggunakan
obat tradisional, berumur 26-60 tahun, dan bertempat tinggal di Desa
Maguwoharjo, dengan melakukan pendekatan-pendekatan terlebih dahulu.
Responden diberi kesempatan mengerjakan kuesioner saat itu juga dan langsung
dikembalikan. Peneliti akan mendampingi responden dalam mengisi kuesioner.
Peneliti mendampingi responden pada saat pengisian kuesioner untuk
menghindari kesalahan pada saat pengisian dan memeriksa kelengkapan
karakteristik responden.
25
4. Analisis data
Analisis data dilakukan dengan metode statistik deskriptif dengan teknik
perhitungan persentase yang kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel dan
diagram. Penghitungan persentase dilakukan dengan menggunakan rumus :
x 100%
Keterangan :
P : persentase jawaban (dalam %)
A : jumlah jawaban yang sejenis
B : jumlah responden total
G. Keterbatasan Penelitian
1. Adanya lokasi penelitian yang tersebar membuat kesulitan dalam memberi
batas dari satu dusun dengan dusun lain.
2. Ada beberapa responden yang menolak diajak membantu untuk mengisi
kuesioner.
26
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini terdiri dari beberapa aspek,
antara lain : usia, pendidikan dan pekerjaan.
Dari jawaban 54 responden yang terkumpul dengan cara penyebaran
kuesioner, semuanya diolah dan diperoleh gambaran seperti pada gambar berikut.
1. Usia
Gambar 2. Karakteristik usia responden
Usia merupakan salah satu aspek yang dapat berpengaruh pada pengobatan
yang dilakukan oleh seseorang. Usia responden pada penelitian ini dibatasi hingga
umur 60 tahun karena seseorang yang berusia diatas 60 tahun memiliki
26
27
kemampuan swamedikasi yang rendah (Holt dan Hall, 1990). Sedangkan usia
minimal dalam penelitian ini adalah 26 tahun. Karena pada usia tersebut
diharapkan seseorang sudah dapat mengambil keputusan sendiri dan
bertanggungjawab dalam melakukan pengobatan khususnya dalam pengobatan
tradisional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 54 orang responden,
sejumlah 44,4% berusia 26-35 tahun, 38,8% berusia 36-45 tahun, 9,3% berusia
56-65 tahun dan 7,5% berusia 46-56 tahun. Dari hasil penelitian (gambar 2)
diketahui bahwa sebagian besar (44,4%) usia responden dalam penelitian adalah
umur 26-35 tahun. Pada usia 26-35 tahun sebagian besar responden diketahui
menggunakan obat tradisional untuk tujuan mengobati penyakit. Pada usia
tersebut juga diketahui bahwa pemahaman terhadap khasiat obat tradisional
tinggi, sedangkan pemahaman terhadap efek samping obat tradisional rendah.
2. Pendidikan
Gambar 3. Karakteristik pendidikan responden
28
Pendidikan seseorang dapat dipengaruhi oleh tingkah laku, kepribadian
dalam masyarakat maupun pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Semakin tinggi
jenjang pendidikan seseorang tempuh maka kemungkinan akan semakin baik pula
pola berpikirnya (Hadikusumo, 1996). Pendidikan juga dapat berpengaruh pada
pengobatan yang dilakukan seseorang. Pendidikan dapat memberi pengaruh pada
kemampuan responden dalam menerima serta mengolah informasi tentang suatu
pengobatan. Menurut Holt dan Hall (1990), pendidikan memiliki hubungan
dengan perilaku kesehatan seseorang seperti dalam memutuskan suatu pengobatan
yang dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas informasi kesehatan yang didapat
dari masyarakat. Dharmasari (2003) dalam penelitiannya menemukan bahwa
tingkat pendidikan mempengaruhi pengobatan. Semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang, semakin berhati-hati dalam melakukan pengobatan. Dari hasil
penelitian (gambar 3) diketahui bahwa pendidikan sebagian besar (51,9%)
responden adalah SMA/SMK. Selanjutnya responden dengan pendidikan
perguruan tinggi sebesar 31,5%, dan responden yang memiliki pendidikan SMP
sebesar 11,1%. Responden dengan pendidikan SD adalah sebesar 5,5%.
Responden yang memiliki pendidikan SMA/SMK sebagian besar mendapat
informasi dan pengetahuan obat tradisional dari keluarga, teman, dan kerabat.
Pada tingkat pendidikan tersebut juga diketahui bahwa pemahaman terhadap
khasiat obat tradisional tinggi sedangkan pemahaman terhadap efek samping obat
tradisional rendah.
29
3. Pekerjaan
Gambar 4. Karakteristik pekerjaan responden
Pekerjaan merupakan aspek sosial yang penting, karena begitu banyak segi
kehidupan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan. Jika kita mengetahui jenis
pekerjaan seseorang, maka kita bisa menduga tinggi rendahnya pendidikan,
standar hidup, teman-teman, jam kerja, dan kebiasaan sehari-hari keluarga orang
itu. Dengan kata lain, setiap jenis pekerjaan merupakan bagian dari cara hidup
yang sangat berbeda dengan pekerjaan lainnya. Proses yang dijalani selama
bekerja setidaknya mempengaruhi pola pikir responden dan pada akhirnya
mempengaruhi keputusan pengobatan yang diambil (Sarwono, 1997). Oleh sebab
itu, pekerjaan merupakan salah satu aspek yang dapat mempengaruhi pengobatan
tradisional yang dilakukan seseorang. Menurut Sarwono (1997), pekerjaan dapat
berpengaruh pada perilaku kesehatan seseorang karena adanya kebutuhan sebagai
upaya pemenuhan tuntutan kelompok sosialnya. Dari hasil penelitian (gambar 4)
30
diketahui bahwa sebagian besar (33,3%) responden adalah ibu rumah tangga.
Selanjutnya responden dengan pekerjaan wirausaha sebesar 31,5%, responden
dengan pekerjaan karyawan sebesar 18,5%, responden dengan pekerjaan PNS
adalah sebesar 9,3% dan pekerjaan sebagai petani sebesar 7,4% . Dari hasil
kuesioner, responden yang memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebagian
besar menjawab membeli obat tradisional di pasar dan karena alasannya murah.
Diketahui pula bahwa responden ibu rumah tangga memiliki pemahaman terhadap
khasiat obat tradisional tinggi tetapi pemahaman terhadap efek samping obat
tradisional rendah.
B. Profil Pemakaian Obat Tradisional
Profil pemakaian obat tradisional dalam penelitian ini terbagi dalam
beberapa hal yaitu pendapat responden tentang obat tradisional, sumber
pengetahuan responden, pemakaian obat tradisional, dan hasil setelah pemakaian
obat tradisional.
1. Pendapat responden tentang obat tradisional
Dari hasil penelitian (gambar 5), ketika responden diberi pertanyaan
tentang hal yang terlintas di fikiran mereka ketika mendengar kata obat
tradisional, sebagian besar responden menjawab bahwa obat tradisional
merupakan obat alami yang berasal dari bahan alam sebesar 48,7%, responden
yang menjawab obat tradisional adalah obat warisan dari nenek moyang (sudah
turun-temurun) sebesar 24,3%, sedangkan responden yang memilih jawaban obat
yang biasanya dikenal dengan nama jamu sebesar 27,0% dan responden yang
31
memilih jawaban obat warisan dari nenek moyang (sudah turun temurun) sebesar
24,3%. Jawaban responden tersebut sudah sesuai dengan definisi dari obat
tradisional itu sendiri dimana obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan
yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian
(galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah
digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang
berlaku di masyarakat (Anonim, 2009).
Gambar 5. Pendapat responden tentang obat tradisional
2. Sumber pengetahuan responden tentang obat tradisional
Dari hasil penelitian diketahui bahwa responden mendapat pengetahuan
tentang obat tradisional dari keluarga/teman/kerabat sebesar 65,2 %, responden
mengetahui pengetahuan tentang obat tradisional dari media massa (18,1%),
32
kemudian dari tenaga kesehatan sebesar 16,7 %. Dari hasil penelitian (Gambar 6)
dapat diketahui bahwa sebagian besar (65,2%) responden mendapat pengetahuan
tentang obat tradisional dari keluarga/teman/kerabat. Keluarga, teman dan kerabat
adalah orang terdekat yang berada di lingkungan sekitar kita. Hampir dapat
dipastikan bahwa kita banyak bergerak dalam lingkungan keluarga dan teman.
Lingkungan ini paling berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Sesuai dengan
yang dikatakan oleh Kotler (1997) bahwa keluarga, saudara dan teman merupakan
kelompok yang memiliki pengaruh secara langsung terhadap konsumen karena
selalu berinteraksi dengan konsumen, sedangkan iklan adalah hal yang
berpengaruh secara tidak langsung terhadap konsumen. Sumber pengetahuan
terendah adalah dari tenaga kesehatan (16,7%). Dengan kenyataan seperti ini
diharapkan tenaga kesehatan khususnya apoteker lebih meningkatkan perannya
dalam memberikan pengetahuan tentang obat tradisional.
Gambar 6. Sumber pengetahuan responden tentang obat tradisional
33
3. Pemakaian obat tradisional
Untuk mengetahui tentang pemakaian obat tradisional di masyarakat maka
ada beberapa hal yang perlu diketahui yaitu tempat pembelian, alasan dan tujuan,
bentuk dan cara pakai, frekwensi pemakaian, pemakaian dengan obat lain,
persediaan (stok), dan penyimpanan obat tradisional.
a. Tempat pembelian obat tradisional
Dari hasil penelitian (gambar 7) sebagian besar responden membeli obat
tradisional di warung (36,8%), kemudian diikuti 35,5 % pembelian obat
tradisional di pasar, 22,4 % pembelian obat di apotek/toko obat dan hasil terendah
memilih jawaban lainnya (5,3%). Jawaban lainnya merupakan tempat yang
disebutkan oleh responden sendiri selain jawaban yang disediakan, antara lain :
stockis (grosir), jamu gendong keliling, dan warung jamu. Tempat pembelian obat
tradisional ini sangat dipengaruhi oleh jarak tempat pembelian obat tradisional
dari tempat tinggal responden. Sebagian besar responden menyatakan bahwa
membeli obat di warung memudahkan responden dalam membeli obat tradisional
dengan jarak yang tidak jauh dari rumah. Dari informasi yang disampaikan oleh
salah satu responden diketahui bahwa responden cenderung malas membeli obat
tradisional di apotek karena merasa canggung ketika ditanya oleh pegawai apotek.
34
Gambar 7. Tempat pembelian obat tradisional
b. Alasan dan tujuan pemakaian obat tradisional
Dari hasil penelitian (gambar 8 dan 9) diketahui bahwa sebagian besar
(50,0%) alasan responden menggunakan obat tradisional adalah karena obat
tradisional berasal dari bahan alami. Responden sebagian besar menyatakan
bahwa mereka merasa aman menggunakan obat tradisional karena berasal dari
bahan alam. Selanjutnya sebesar 31,2% responden menjawab alasan
menggunakan obat tradisional adalah karena harganya murah. Beberapa orang
responden diketahui sering membeli bahan baku sendiri dan meracik obat
tradisional sesuai resep ramuan keluarga. Dan sebagian responden juga menjawab
alasan menggunakan obat tradisional karena mudah di dapat/mudah dibeli
(tersedia di tempat yang bisa saya jangkau) (18,8%). Hal ini juga mendukung
jawaban responden yang dapat dilihat pada gambar 7 bahwa responden sebagian
besar membeli obat tradisional di warung.
35
Tujuan dari penggunaan obat tradisional sebagian besar (36,0%) untuk
mengobati penyakit, sedangkan tujuan lainnya dari pemakaian obat tradisional
(4,0%) yang ditulis sendiri oleh responden, antara lain : untuk meningkatkan daya
tahan tubuh, melancarkan ASI, dan menurunkan berat badan. Pemakaian obat
tradisional untuk melancarkan ASI dan menurunkan berat badan sangat khas
dengan pemanfaatan obat tradisional yang dilakukan oleh responden wanita. Hal
ini didukung dengan pernyataan bahwa obat tradisional tidak hanya bermanfaat
untuk pengobatan (kuratif), tetapi juga bermanfaat dalam peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif) dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif) (Soedibyo, 1998).
Gambar 8. Alasan pemakaian obat tradisional
36
Gambar 9. Tujuan pemakaian obat tradisional
c. Bentuk dan cara pemakaian obat tradisional
Obat tradisional yang beredar di pasaran bentuknya bermacam-macam.
Contoh obat tradisional yang beredar di Indonesia adalah dalam bentuk rajangan,
serbuk, pil, dodol atau jenang, pastiles, kapsul, tablet, cairan obat dalam, sari
jamu, parem, pilis dan tapel, koyok, cairan obat luar dan salep/krim (Anonim,
1994). Berdasarkan hasil penelitian (gambar 10) diketahui bahwa sebagian besar
(64,7%) bentuk obat tradisional yang digunakan oleh responden adalah bentuk
tablet/pil/cairan. Sebagian besar responden menyatakan bahwa cara pemakaian
obat tradisional yang berbentuk tablet/pil/cairan adalah langsung ditelan.
37
Gambar 10. Bentuk obat tradisional yang digunakan responden
d. Frekwensi pemakaian obat tradisional
Berdasarkan hasil penelitian (Gambar 11) sebagian besar (57,3%)
responden menjawab bahwa frekwensi pemakaian obat tradisional selain dari
jawaban yang sudah disediakan, yaitu : apabila mengalami sakit, saat mengalami
menstruasi dan 2 kali seminggu. Pemakaian obat tradisional juga cukup sering
dilakukan oleh responden setiap hari (16,7%), 1 kali seminggu (13,0%), dan 1 kali
sebulan (13,0%). Hal ini dilakukan oleh responden sesuai dengan tujuan
penggunaan obat tradisional yang terlihat pada gambar 9 yaitu untuk mencegah
penyakit dan meningkatkan kesehatan.
38
Gambar 11. Frekwensi pemakaian obat tradisional
e. Pemakaian obat tradisional bersama dengan obat lain
Dari hasil penelitian diketahui bahwa Penggunaan obat tradisional
bersamaan dengan obat lain baik obat tradisional lainnya atau obat modern perlu
dipertimbangkan. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya interaksi obat
yang dapat menyebabkan efek samping atau efek toksik yang membahayakan
konsumen. Pada bulan Mei 2003, Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)
Pekanbaru menarik 9.708 kotak obat tradisional dari peredaran dan
memusnahkannya. Obat yang ditarik dari peredarannya sebagian besar berupa
jamu yang mengandung bahan-bahan kimia obat (BKO) berbahaya bagi tubuh.
Bahan-bahan kimia obat tersebut dapat menimbulkan efek negatif di dalam tubuh
jika digunakan dalam jumlah banyak (Anonim, 2003). Dari hasil penelitian
diketahui bahwa sebagian besar (88,9%) responden tidak menggunakan obat
tradisional bersama dengan obat lain, sedangkan yang menggunakan obat
39
tradisional bersamaan dengan obat lain hanya sebesar 11,1%. Responden menulis
obat yang digunakan bersamaan dengan obat tradisional, antara lain : antibiotik,
obat penambah darah, dan obat antipiretik (penurun panas).
f. Persediaan dan tempat penyimpanan obat tradisional
Gambar 12. Tempat penyimpanan obat tradisional
Penyimpanan bahan obat yang tidak baik dapat menyebabkan bahan obat
menjadi cepat busuk dan berjamur, sehingga menyebabkan terjadinya kerusakan
pada obat tradisional. Hal ini dapat terjadi karena pengaruh dari kelembapan yang
tinggi yang dapat menyebabkan peruraian zat kandungan dan mempercepat
pertumbuhan organisme (Soediro, 1997). Sebesar 51,8% responden mengaku
bahwa mereka memiliki persediaan (stok) obat tradisional, sedangkan sisanya
48,2% tidak memiliki persediaan (stok) obat tradisional. Dari hasil penelitian
(gambar 12) diketahui bahwa sebagian besar (38,3%) responden yang memiliki
40
persediaan (stok) memilih tempat penyimpanan lainnya diluar jawaban yang telah
disediakan, antara lain : Lemari es dan tas khusus untuk menyimpan persediaan
obat.
4. Hasil dari pemakaian obat tradisional
a. Efek setelah pemakaian obat tradisional
Gambar 13. Efek setelah pemakaian obat tradisional
Dari hasil penelitian (gambar 13) sebagian besar (74,6%) responden
merasakan sembuh setelah menggunakan obat tradisional. Berdasarkan jawaban
tertulis yang dibuat oleh responden ada bermacam-macam pengalaman pemakaian
obat tradisional dan manfaat yang dihasilkan oleh obat tradisional yang mereka
gunakan. Pengalaman tersebut antara lain terlihat pada tabel berikut (tabel II.
Pengalaman obat tradisional). Dari 54 responden terlihat bahwa sebagian besar
responden 16 orang menceritakan pengalaman menggunakan jamu kunyit asam.
Menurut Wisely (2008) dalam penelitiannya, menyatakan bahwa jenis jamu
41
ramuan segar yang sering dibuat oleh masyarakat Maguwoharjo adalah kunyit
asam, sedangkan hasil terbanyak ditunjukkan bahwa 20 orang responden
menceritakan menggunakan jamu instan untuk masuk angin. Hal ini juga
memberikan informasi bahwa masyarakat Maguwoharjo cenderung sering
menggunakan obat tradisional instan.
Tabel II. Pengalaman obat tradisional yang dilakukan responden
Obat tradisional ManfaatJumlah
responden
Jeruk nipis diperas, airnyadiminum
Mengurangi batuk1
Jamu instan beras kencur Mengurangi badan pegal2
Obat gosok Mengurangi badan pegal2
Batang serai, direbus, diminumairnya
Mengurangi gula darah2
Teh benalu, diseduh, diminumairnya
Mengurangi bengkak1
Jahe, direbus, diminum airnya Mengurangi masuk angindan demam
2
Jamu kunyit asam, kunyit danasam direbus, diminum airnya
Mengurangi sakit perut saatmenstruasi
16
Teh herbal instan, diseduh,diminum airnya
Mengurangi alergi danmengurangi berat badan
2
Asam jawa, kunyit dan daun katukdihaluskan, disaring, air saringandiminum
Melancarkan ASI1
Jamu instan masuk angin Mengurangi masuk angin20
Jamu instan pencahar Melancarkan buang airbesar
1
Daun sirih, direbus, airnyaditeteskan ke mata
Mengurangi mata merah1
Buah mahkota dewa, direbus,diminum airnya
Mengurangi tekanan darah1
42
Jamu instan diare Mengurangi diare1
Kunyit, diparut, ditempelkan dikulit
Mengencangkan kulit1
b. Pengalaman responden setelah pemakaian obat tradisional
Dari hasil penelitian diketahui bahwa responden sebagian besar (74,1%)
menceritakan pengalaman pemakaian obat tradisional kepada orang lain. Dan
hanya 25,9% dari responden yang tidak menceritakan pengalaman pemakaian
obat tradisional kepada orang lain. Dari pengalaman yang ditulis oleh responden
pengalaman tersebut diceritakan kepada keluarga dan teman.
C. Pemahaman Terhadap Khasiat dan Efek Samping Obat Tradisional
Dari jawaban 54 responden yang terkumpul dengan cara penyebaran
kuesioner, semuanya diolah dan diperoleh gambaran pemahaman terhadap khasiat
dan efek samping obat tradisional seperti pada tabel III dan IV.
1. Pemahaman Khasiat Obat Tradisional
Obat dikatakan berkhasiat apabila obat tersebut bisa memberikan efek
sesuai yang diharapkan oleh penggunanya (Anonim, 2008). Pengobatan
tradisional adalah pengobatan menggunakan obat tradisional sudah sejak zaman
dahulu yang memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan,
mempertahankan stamina, dan mengobati penyakit (Soedibyo, 1998). Dari hasil
penelitian (tabel III) diketahui bahwa tingkat pemahaman masyarakat terhadap
khasiat obat tradisional tinggi. Responden sebagian besar (66,7%) tidak setuju
43
bahwa obat tradisional lebih berkhasiat menyembuhkan penyakit dibandingkan
dengan obat modern (obat jadi). Hal tersebut juga didukung dengan sebagian
besar (88,9%) responden setuju bahwa mereka mengetahui dengan pasti khasiat
obat tradisional yang mereka gunakan.
Tabel III. Pemahaman khasiat obat tradisional oleh responden
Pernyataan SS+S TS+STS Kecenderungan
Obat tradisional dapat
menyembuhkan berbagai
penyakit dari penyakit yang
ringan, penyakit yang sedang
hingga penyakit yang parah.
48,1 % 51,9 %TIDAK
SETUJU
Obat tradisional hanya
digunakan saat sakit saja.48,2 % 51,8 %
TIDAK
SETUJU
Saya akan menggunakan obat
tradisional ketika saya sakit.59,3 % 40,7 % SETUJU
Setelah menggunakan obat
tradisional saya menjadi sehat.66,7 % 33,3 % SETUJU
Saya mengetahui dengan pasti
khasiat obat tradisional yang
saya gunakan.
88,9 % 11,1 % SETUJU
Obat tradisional lebih
berkhasiat menyembuhkan
penyakit dibandingkan dengan
obat modern (obat jadi).
33,3 % 66,7 %TIDAK
SETUJU
Obat tradisional lebih murah
dibandingkan dengan obat
modern (obat jadi).
85,2 % 14,8 % SETUJU
44
2. Pemahaman Terhadap Efek Samping Obat Tradisional
Efek samping obat adalah suatu reaksi yang tidak diharapkan dan
berbahaya yang diakibatkan oleh suatu pengobatan (Anonim, 2007). Obat
tradisional meskipun sering dinyatakan aman, kenyataannya masih mungkin
memiliki potensi toksik baik secara intrinsik maupun ekstrinsik. Dalam penelitian
Gitawati dan Handayani (2008) dilaporkan bahwa penggunaan obat tradisional
oleh masyarakat masih belum tepat antara lain dengan banyaknya pengguna obat
tradisional yang menyatakan bahwa obat tradisional manjur untuk semua penyakit
dan lebih aman (tidak ada efek samping) dibandingkan penggunaan obat modern.
Pemahaman responden terhadap efek samping obat tradisional dalam
penelitian ini (tabel IV) rendah. Karena responden sebagian besar (72,2%) setuju
dengan pernyataan bahwa obat tradisional tidak memiliki efek samping/efek yang
merugikan. Hal tersebut juga didukung oleh jawaban responden yang sebagian
besar (90,7%) tidak setuju bahwa mereka pernah merasakan kondisi tubuh
menjadi semakin buruk setelah menggunakan obat tradisional. Sebenarnya efek
samping obat tradisional sudah diketahui sejak berabad-abad silam. Tetapi jika
dibandingkan dengan obat modern, angka efek samping obat tradisional relatif
lebih kecil dari obat modern. Sehingga obat tradisional dinyatakan tetap memiliki
efek samping walaupun dalam jumlah yang kecil (Agoes, 1993).
Walaupun pemahaman responden terhadap efek samping tergolong
rendah, tetapi responden sebagian besar peduli dengan efek samping yang
mungkin terjadi setelah pemakaian obat tradisional. Hal ini terlihat dari jawaban
responden yang sebagian besar setuju (88,9%) harus menghentikan penggunaan
45
obat tradisional jika merasakan efek yang merugikan dari obat tradisional dan
sebagian besar (53,7%) setuju perlu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan ketika
menggunakan obat tradisional.
Tabel IV. Pemahaman efek samping obat tradisional oleh responden
Pernyataan SS+S TS+STS KecenderunganObat tradisional tidak memilikiefek yang merugikan.
72,2 % 27,8 % SETUJU
Dengan mengkonsumsi obattradisional dalam jumlahbanyak maka saya akansemakin sehat.
29,6 % 70,4 %TIDAK
SETUJU
Obat tradisional yang sayagunakan hanya memberikankhasiat sesuai dengan yang sayaharapkan.
81,4 % 18,6 % SETUJU
Saya pernah merasakan kondisitubuh saya menjadi semakinburuk setelah menggunakanobat tradisional.
9,3 % 90,7 %TIDAK
SETUJU
Jika saya merasakan efek yangmerugikan dari obat tradisionalmaka saya harus menghentikanpenggunaannya.
88,9 % 11,1 % SETUJU
Saya tidak melakukanapapun saat merasakan efekyang merugikan dari obattradisional yang saya gunakan.
9,3 % 90,7 %TIDAK
SETUJU
Bila efek yang terjadi tidaksesuai dengan khasiat yangsaya harapkan, saya akanberhenti menggunakan obattradisional tersebut.
85,1 % 14,9 % SETUJU
Bila menggunakan obattradisional, saya perluberkonsultasi dengan tenagakesehatan.
53,7 % 46,3 % SETUJU
Semua golongan usia dapatmenggunakan obat tradisional.
49,9 % 50,1 %TIDAK
SETUJU
46
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Karakteristik responden wanita pengguna obat tradisional terbanyak di Desa
Maguwoharjo adalah wanita yang memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah
tangga, berusia 26-35 tahun, dan memiliki pendidikan SMA/SMK atau
sederajat.
2. Profil pemakaian obat tradisional pada sekelompok wanita di Desa
Maguwoharjo terdiri dari sumber pengetahuan obat tradisional yang berasal
dari keluarga/teman/kerabat (65,2%), membeli obat tradisional biasanya di
warung (36,8%), alasan penggunaan karena berasal dari bahan alami (50,0%),
tujuan untuk mengobati penyakit (36,0%), bentuk obat tradisional yang
digunakan adalah tablet/pil/cairan (64,7%), responden tidak menggunakan obat
tradisional bersama dengan obat lain (88,9%) serta memiliki persediaan obat
tradisional (51,8%) dan responden merasakan sembuh setelah menggunakan
obat tradisional (74,6%).
3. Pemahaman terhadap khasiat obat tradisional tinggi karena mereka mengetahui
khasiat obat tradisional yang mereka gunakan (88,9%).
4. Pemahaman terhadap efek samping rendah dengan setuju bahwa obat
tradisional tidak memiliki efek samping atau efek yang merugikan (72,2%),
tidak setuju pernah merasakan kondisi tubuh menjadi semakin buruk setelah
menggunakan obat tradisional (90,7%).
46
47
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian serupa lagi dengan menggunakan responden
penelitian pria yang bertempat tinggal di Desa Maguwoharjo.
2. Perlu dilakukan lagi penelitian untuk mengetahui tentang hubungan antara
karakteristik responden dengan profil pemakaian serta pemahaman terhadap
khasiat dan efek samping obat tradisional oleh masyarakat Desa Maguwoharjo.
48
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1994, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
661/IMENKES/SK/VII/1994 tentang Persyaratan Obat Tradisional,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Anonim, 2000, Apakah Jamu itu ?, http://www.jamuiboe.com/jamu.php , diakses
tanggal 16 November 2009
Anonim, 2003 a, BPOM Pekanbaru Tarik 9.708 Kotak Obat Tradisional dari
Peredaran, http://kompas.co.id/kompas-cetak/0305/11/Fokus/306422,
edisi 31 Mei 2003, diakses 10 April 2010
Anonim, 2003 b, Traditional medicine,
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs34/en/, diakses 10 April 2010
Anonim, 2007, Memahami Efek Samping Obat, http://www.apoteker.info.htm,
diakses tanggal 16 November 2009
Anonim, 2008, Obat herbal,
http://www.medicastore.com/apotikonline/index.htm, diakses tanggal 16
November 2009
Anonim, 2009 a, Kamus Saku Mosby ; Kedokteran, Keperawatan dan Kesehatan,
EGC, Jakarta
Anonim, 2009 b, Undang-Undang Kesehatan 2009,
http://pdflost.com/ebook/UUkesehatan2009, diakses tanggal 9 November
2009
Agoes, A., 1993, Kapita Selekta Farmakologi dan Obat Tradisional, 119-135,
Angkasa, Bandung
Arikunto, S., 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, 128-129,
Penerbit Rieka Cipta, Jakarta
Azwar, S., 1995, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Edisi II, 106-125,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Azwar, A., dan Jacob, T., 1992, Antropologi Kesehatan Indonesia, Jilid I, 160-
165, Kedokteran EGC, Jakarta
Bruno, J,F., 1989, Kamus Istilah Kunci Psikologi, 50-58, Kanisius, Yogyakarta
Dharmasari, S., 2003, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku
Pengobatan Sendiri yang Aman, Tepat dan Rasional pada Masyarakat
Kota Bandar Lampung Tahun 2003, Tesis,
http://mfi.farmasi.ugm.ac.id/files/news/5.pdf, diakses 11 April 2010
Gitawati, R., dan Handayani, R.S., 2008, Profil Konsumen Obat Tradisional
Terhadap Ketanggapan Akan Adanya Efek Samping Obat Tradisional,
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 11 (3), 283-288
Hadi, S., 1991, Analisis Butir Untuk Instrumen Angket, Tes dan Skala Nilai
dengan Basica, 1-21, Andi Offset, Yogyakarta
48
49
Hadikusumo, K., 1996, Pengantar Pendidikan, 1-15, Semarang: IKIP Semarang
Press
Handayani dan Suharmiati, 2002, Meracik Obat Tradisional Secara Rasional,
Medika, Vol. XXVIII, Tahun 2002, 648-651
Holt, G. A., dan Hall, L., 1990, The Self-Care Movement, Handbook of
Nonprescription Drugs, 9 th edition, 1-10, AphA, Washington D.C.
Kotler, P., 1997, Managemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi,
dan Kontrol, 229-273, Prenhallindo, Jakarta
Mowen, J., dan Minor, M., 2002, Perilaku Konsumen, Erlangga, Jakarta
Ningsih, K., 2005, Perilaku Pengguna Obat Tradisional pada Pengunjung Kios
Jamu di Kota Yogyakarta Periode Desember 2004-Februari 2005 : Kajian
Motivasi, Pengetahuan dan Penggunaan, Skripsi, Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Notoatmodjo, S., 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, 114-134, P.T.
Rhineka Cipta, Jakarta
Notoatmodjo, S., 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, 133-151, Rhineka
Cipta, Jakarta
Pratiknya, A. W., 2001, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan, Cetakan 5, 10-18, PT. Raja Grafindo Perkasa, Jakarta
Patterson S, O’Hagan D., 2002, Biosynthetic studies on the tropane alkaloid
hyoscyamine in Datura stramonium; hyoscyamine is stable to in vivo
oxidation and is not derived from littorine via a vicinal interchange
process., Phytochemistry, 61(3): 323-9
Sari, L. O. R. Kumala, 2006, Pemanfaatan Obat Tradisional dengan Pertimbangan
Manfaat dan Keamanannya, Majalah Ilmu Kefarmasian, 3, diakses 10
April 2010
Sarwono, S., 1997, Sosiologi Kesehatan ; Beberapa Konsep Beberapa
Aplikasinya, 54-78, UGM Press, Yogyakarta
Sarwono, S., 2007, Sosiologi Kesehatan, 1-9, UGM Press, Yogyakarta
Sastroamidjojo, S., 2001, Obat Asli Indonesia, Dian Rakyat, 170, Jakarta
Sastroasmoro dan Ismael, 2008, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, 89,
Sagung Seto, Jakarta.
Soedibyo, B. R. A. Mooryati, 1998, Alam Sumber Kesehatan dan Manfaat dan
Kegunaannya, 1-11, Balai Pustaka, Jakarta
Soediro, I., 1997, Tinjauan Aspek Keamanan Obat Tradisional, 76-81, ITB,
Bandung
Suarni, 2005, Tanaman Obat tak Selamanya Aman, http://pikiranrakyat.com ,
diakses 10 April 2010
50
Sukandar, E. Y., 2006, Tren dan Paradigma Dunia Farmasi, Industri-Klinik-
Teknologi Kesehatan, http://itb.ac.id/focus/focus_file/orasi-ilmiah-dies-
45.pdf, diakses 10 April 2010
Suparno, A. S., 2001, Membangun Kompetensi Belajar, 6-11, Departeman
Pendidikan Nasional, Jakarta
Wisely, 2008, Studi Tentang Pemahaman Obat Tradisional Berdasar Kemasan dan
Motivasi Pemilihan Jamu Ramuan Segar atau Jamu Instan Pada
Masyarakat Desa Maguwoharjo Depok Sleman Yogyakarta, Skripsi,
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
LAMPIRAN
51
Lampiran 1. Lokasi penelitian di Desa Maguwoharjo
51
52
Lampiran 2. Kuesioner penelitian
Kuesioner
Data RespondenUsia : ......................................Pendidikan : ......................................Pekerjaan : ......................................
Profil pemakaian obat tradisional
1. Apa yang terlintas di fikiran anda ketika mendengar kata Obat tradisional?a. Obat alami yang berasal dari bahan alamb. Obat warisan dari nenek moyang (sudah turun temurun)c. Obat yang biasanya dikenal dengan nama jamud. Lainnya………………………………………………………………………………………
…………………………………………………….....(silahkan isi sendiri)2. Darimana anda pertama kali mendapat pengetahuan tentang obat tradisional ?
a. Keluarga / teman / kerabatb. Media massac. Tenaga kesehatan (perawat, bidan, apoteker)d. Lainnya…………………………………………………………………………………..……
…………………………………………………….……….(silahkan isi sendiri)3. Dimana anda biasanya membeli obat tradisional ?
a. Warungb. Pasarc. Apotek / toko obatd. Lainnya……………………………….………………………………………………………
………………………………………………………………(silahkan isi sendiri)4. Kenapa anda menggunakan obat tradisional ?
a. Harganya murahb. Karena berasal dari bahan alamic. Mudah didapat / mudah dibeli (tersedia di tempat yang bisa saya jangkau)d. Lainnya………………………………………………………………………………………
……………………………….………………………………….(silahkan isi sendiri)5. Apa tujuan anda menggunakan obat tradisional ?
a. Mengobati penyakitb. Mencegah penyakitc. Meningkatkan kesehatand. Lainnya………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………(silahkan isi sendiri)6. Apa bentuk obat tradisional yang paling sering anda gunakan?
a. Tablet / pil / cairanb. Rajangan
53
c. Koyok / salep / krimd. Lainnya………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………(silahkan isi sendiri)7. Berdasarkan jawaban bentuk obat tradisional yang anda gunakan (no 6),
bagaimanakah cara penggunaannya?a. Langsung ditelanb. Direbus / diseduh / diolah secara khusus dahuluc. Dioleskan pada bagian luar tubuhd. Lainnya……………………………..…………………………………………………………
……………………………………………………………..(silahkan isi sendiri)Untuk memperjelas jawaban nomor 5, 6 dan 7, silahkan anda memberikan 1 contohpengalaman anda dalam pemilihan dan pemakaian obat tradisional…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
8. Apakah anda rutin menggunakan obat tradisional ?a. Yab. Tidak
9. Seberapa sering anda menggunakan obat tradisional ?a. Setiap harib. 1 kali semingguc. 1 kali sebuland. Lainnya………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………..(silahkan isi sendiri)10. Kapan anda menggunakan obat tradisional ?
a. Ketika mengalami suatu penyakitb. Saat badan terasa lelah (daya tahan tubuh menurun)c. Setiap hari, walaupun tidak sakit atau badan tidak terasa lelahd. Lainnya………………………………………………………………………………………
…………………………………………………….…………(silahkan isi sendiri)11. Ketika menggunakan obat tradisional apakah anda juga menggunakan obat lain
secara bersamaan?a. Yab. TidakJika ya, sebutkan obat apa yang anda gunakan……………………………….
12. Apakah anda memiliki persediaan (stok) obat tradisional di rumah anda ?a. Yab. Tidak
13. Jika anda menyediakan persediaan obat tradisional di rumah anda, dimanakah andamenyimpannya ?a. Lemari / lacib. Toples / kotak obatc. Kantong plastikd. Lainnya……………………………….…………………………(silahkan isi sendiri)
14. Apa yang anda rasakan setelah menggunakan obat tradisional ?a. Sembuhb. Semakin parah
54
c. Tidak berkhasiat (tidak merasakan perubahan apa-apa)d. Lainnya…………………………………………… (silahkan isi sendiri)
15. Apakah anda menceritakan pengalaman anda setelah menggunakan obat tradisionalkepada orang lain ?a. Yab. TidakUntuk memperjelas jawaban nomor 14 dan 15, silahkan anda memberikan 1 contohpengalaman anda setelah menggunakan obat tradisional.………………………………………………………………………………............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Petunjuk :
Baca dan pahami setiap pernyataan dengan baik kemudian berilah tanda (X) pada kolom
yang telah tersedia. Pilihan jawaban atas pernyataan tersebut adalah sebagai berikut :
SS : bila Anda menjawab Sangat Setuju terhadap pernyataan
S : bila Anda menjawab Setuju terhadap pernyataan
TS : bila Anda menjawab Tidak Setuju terhadap pernyataan
STS : bila Anda menjawab Sangat Tidak Setuju terhadap pernyataan
Jawaban yang diberikan tidak akan mendapat penilaian BENAR atau SALAH, sebab
jawaban yang paling benar adalah yang sesuai dengan apa yang Anda ketahui.
Pengetahuan responden terhadap khasiat obat tradisional
No Pernyataan SS S TS STS
1 Obat tradisional dapat menyembuhkan
berbagai penyakit dari penyakit yang ringan,
penyakit yang sedang hingga penyakit yang
parah.
2 Obat tradisional hanya digunakan saat sakit
saja.
3 Saya akan menggunakan obat tradisional ketika
saya sakit.
4 Setelah menggunakan obat tradisional saya
menjadi sehat.
5 Saya mengetahui dengan pasti khasiat obat
tradisional yang saya gunakan.
55
6 Dengan mengkonsumsi obat tradisional dalam
jumlah banyak maka saya akan semakin sehat.
7 Obat tradisional lebih berkhasiat
menyembuhkan penyakit dibandingkan dengan
obat modern (obat jadi).
8 Obat tradisional lebih murah dibandingkan
dengan obat modern (obat jadi).
9 Obat tradisional tidak memiliki efek yang
merugikan.
Pengetahuan responden terhadap efek samping obat tradisional
10 Obat tradisional yang saya gunakan hanya
memberikan khasiat sesuai dengan yang saya
harapkan.
11 Saya pernah merasakan kondisi tubuh saya
menjadi semakin buruk setelah menggunakan
obat tradisional.
12 Jika saya merasakan efek yang merugikan dari
obat tradisional maka saya harus menghentikan
penggunaannya.
13 Saya tidak melakukan apapun saat
merasakan efek yang merugikan dari obat
tradisional yang saya gunakan.
14 Bila efek yang terjadi tidak sesuai dengan
khasiat yang saya harapkan, saya akan
berhenti menggunakan obat tradisional
tersebut.
15 Bila menggunakan obat tradisional, saya perlu
berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.
16 Semua golongan usia dapat menggunakan
obat tradisional.
56
Lampiran 3. Karakteristik responden di Desa Maguwoharjo
No Alamat Usia Pendidikan Pekerjaan
1 Denokan 27 SMP Wirausaha
2 Denokan 30 SMK Ibu Rumah Tangga
3 Denokan 44 Perguruan Tinggi Ibu Rumah Tangga
4 Denokan 29 SMA Wirausaha
5 Denokan 28 SMA Wirausaha
6 Krodan 40 SMA Wirausaha
7 Krodan 54 SD Petani
8 Krodan 37 SMA Wirausaha
9 Krodan 36 SMK Ibu Rumah Tangga
10 Krodan 54 Perguruan Tinggi Ibu Rumah Tangga
11 Jenengan 26 SMA Ibu Rumah Tangga
12 Jenengan 28 SMP Wirausaha
13 Jenengan 45 SMA Petani
14 Jenengan 28 SD Ibu Rumah Tangga
15 Jenengan 28 SMA Wirausaha
16 Pugeran 43 SD Petani
17 Pugeran 26 SMK Karyawan
18 Pugeran 55 SMA Karyawan
19 Pugeran 38 SMA Ibu Rumah Tangga
20 Pugeran 40 Perguruan Tinggi Wirausaha
21 Pugeran 28 SMP Ibu Rumah Tangga
22 Karangnongko 31 SMA Ibu Rumah Tangga
23 Karangnongko 56 SMA PNS
24 Karangnongko 43 SMA Wirausaha
25 Karangnongko 36 Perguruan Tinggi Wirausaha
26 Karangnongko 48 Perguruan Tinggi Wirausaha
27 Karangnongko 26 Perguruan Tinggi Wirausaha
28 Nayan 26 SMK Karyawan
29 Nayan 29 Perguruan Tinggi Wirausaha
30 Nayan 57 SMA Ibu Rumah Tangga
31 Nayan 27 Perguruan Tinggi PNS
32 Nayan 38 Perguruan Tinggi Wirausaha
33 Nayan 26 SMA Ibu Rumah Tangga
34 Setan 26 Perguruan Tinggi Karyawan
35 Setan 26 Perguruan Tinggi Ibu Rumah Tangga
36 Setan 37 SMA Karyawan
57
37 Setan 41 Perguruan Tinggi Wirausaha
38 Setan 45 SMA Wirausaha
39 Setan 32 SMA Ibu Rumah Tangga
40 Tajem 43 Perguuan Tinggi PNS
41 Tajem 26 SMA Ibu Rumah Tangga
42 Tajem 39 SMA Wirausaha
43 Tajem 42 Perguruan Tinggi PNS
44 Tajem 27 Perguruan Tinggi Karyawan
45 Kalongan 27 Perguruan Tinggi Karyawan
46 Kalongan 36 SMA Ibu Rumah Tangga
47 Kalongan 29 SMP Wirausaha
48 Kalongan 40 SMA Ibu Rumah Tangga
49 Kalongan 48 SMA Ibu Rumah Tangga
50 Nanggulan 35 SMA Karyawan
51 Nanggulan 43 SMP Ibu Rumah Tangga
52 Nanggulan 40 Perguruan Tinggi PNS
53 Nanggulan 28 SMA Karyawan
54 Nanggulan 49 SMP Petani
58
Lampiran 4. Hasil kuesioner profil pemakaian obat tradisional
1. Apa yang terlintas di fikiran anda ketika mendengar kata Obat tradisional?No Jawaban Jumlah Presentase1 Obat alami yang berasal dari bahan alam 36 48,7 %
2 Obat warisan dari nenek moyang (sudah turuntemurun)
18 24,3 %
3 Obat yang biasanya dikenal dengan nama jamu 20 27,0 %
4 Lainnya 0 0,0 %Total 74 100,0 %
2. Darimana anda pertama kali mendapat pengetahuan tentang obat tradisional ?No Jawaban Jumlah Presentase1 Keluarga / teman / kerabat 43 65,2 %2 Media massa 12 18,1 %3 Tenaga kesehatan (perawat, bidan, apoteker) 11 16,7 %4 Lainnya 0 0,0%
Total 66 100,0%
3. Dimana anda biasanya membeli obat tradisional ?No Jawaban Jumlah Presentase1 Warung 28 36,8 %2 Pasar 27 35,5 %3 Apotek / toko obat 17 22,4 %4 Lainnya 4 5,3 %
Total 76 100,0 %
4. Kenapa anda menggunakan obat tradisional ?No Jawaban Jumlah Presentase1 Harganya murah 25 31,2 %2 Karena berasal dari bahan alami 40 50,0 %3 Mudah didapat / mudah dibeli (tersedia di tempat
yang bisa saya jangkau)25 18,8 %
4 Lainnya 0 0,0%Total 80 100,0 %
59
5. Apa tujuan anda menggunakan obat tradisional ?No Jawaban Jumlah Presentase1 Mengobati penyakit 27 36,0 %2 Mencegah penyakit 26 34,7 %3 Meningkatkan kesehatan 19 25,3 %4 Lainnya 3 4,0 %
Total 75 100,0 %
6. Apa bentuk obat tradisional yang paling sering anda gunakan?No Jawaban Jumlah Presentase1 Tablet / pil / cairan 42 64,7 %2 Rajangan 7 10,9 %3 Koyok / salep / krim 11 17,0 %4 Lainnya 5 7,4 %
Total 65 100,0 %
7. Berdasarkan jawaban bentuk obat tradisional yang anda gunakan (no 6),bagaimanakah cara penggunaannya ?No Jawaban Jumlah Presentase1 Langsung ditelan 28 47,5 %2 Direbus / diseduh / diolah secara khusus dahulu 17 28,8 %3 Dioleskan pada bagian luar tubuh 12 20,3 %4 Lainnya 2 3,4 %
Total 59 100,0 %
8. Apakah anda rutin menggunakan obat tradisional ?No Jawaban Jumlah Presentase1 Ya 19 35,2 %2 Tidak 35 64,8 %
Total 54 100,0 %
60
9. Seberapa sering anda menggunakan obat tradisional ?No Jawaban Jumlah Presentase1 Setiap hari 9 16,7 %
2 1 kali seminggu 7 13,0 %3 1 kali sebulan 7 13,0 %4 Lainnya 31 57,3 %
Total 54 100,0%
10. Kapan anda menggunakan obat tradisional ?No Jawaban Jumlah Presentase1 Ketika mengalami suatu penyakit 28 50,0 %2 Saat badan terasa lelah (daya tahan tubuh
menurun)10 17,8 %
3 Setiap hari, walaupun tidak sakit atau badan tidakterasa lelah
9 16,1 %
4 Lainnya 9 16,1 %Total 56 100,0 %
11. Ketika menggunakan obat tradisional apakah anda juga menggunakan obatlain secara bersamaan?No Jawaban Jumlah Presentase1 Ya 6 11,1 %2 Tidak 48 88,9 %
Total 54 100,0 %
12. Apakah anda memiliki persediaan (stok) obat tradisional di rumah anda ?No Jawaban Jumlah Presentase1 Ya 28 51,8 %2 Tidak 26 48,2 %
Total 54 100,0 %
61
13. Jika anda menyediakan persediaan obat tradisional di rumah anda, dimanakahanda menyimpannya ?No Jawaban Jumlah Presentase1 Lemari / laci 19 27,9 %2 Toples / kotak obat 16 23,5 %3 Kantong plastik 7 10,3 %4 Lainnya 1 38,3 %
Total 68 100,0 %
14. Apa yang anda rasakan setelah menggunakan obat tradisional ?No Jawaban Jumlah Presentase1 Sembuh 41 74,6 %2 Semakin parah 0 0,0%3 Tidak berkhasiat (tidak merasakan perubahan
apa-apa)1 1,8 %
4 Lainnya 13 23,6 %Total 55 100,0 %
15. Apakah anda menceritakan pengalaman anda setelah menggunakan obattradisional kepada orang lain ?No Jawaban Jumlah Presentase1 Ya 40 74,1 %2 Tidak 14 25,9 %
Total 54 100,0 %
62
Lampiran 5. Hasil kuesioner pemahaman khasiat obat tradisional
No Pernyataan SS S TS STS1 Obat tradisional dapat
menyembuhkan berbagaipenyakit dari penyakit yangringan, penyakit yang sedanghingga penyakit yang parah.
59,3%
2342,6%
1527,8%
1120,3%
2 Obat tradisional hanya digunakansaat sakit saja.
916,7%
1731,5%
2037,0%
814,8%
3 Saya akan menggunakan obattradisional ketika saya sakit.
59,3%
2750,0%
1833,3%
47,4%
4 Setelah menggunakan obattradisional saya menjadi sehat.
712,9%
2953,7%
1425,9%
47,5%
5 Saya mengetahui dengan pastikhasiat obat tradisional yang sayagunakan.
2342,6%
2546,3%
611,1%
00,0%
6 Dengan mengkonsumsi obattradisional dalam jumlah banyakmaka saya akan semakin sehat.
59,3%
1120,4%
2648,2%
1222,1%
7 Obat tradisional lebih berkhasiatmenyembuhkan penyakitdibandingkan dengan obatmodern (obat jadi).
611,1%
1222,2%
2750,0%
916,7%
8 Obat tradisional lebih murahdibandingkan dengan obatmodern (obat jadi).
2037,0%
2648,2%
712,9%
11,9%
63
Lampiran 6. Hasil kuesioner pemahaman efek samping obat tradisional
No Pernyataan SS S TS STS9 Obat tradisional tidak memiliki
efek yang merugikan.13
24,1%26
48,1%11
20,4%4
7,4%10 Obat tradisional yang saya
gunakan hanya memberikankhasiat sesuai dengan yang sayaharapkan.
1222,2%
3259,2%
814,8%
23,8%
11 Saya pernah merasakan kondisitubuh saya menjadi semakinburuk setelah menggunakan obattradisional.
11,8%
47,4%
3259,3%
1731,5%
12 Jika saya merasakan efek yangmerugikan dari obat tradisionalmaka saya harus menghentikanpenggunaannya.
2342,6%
2546,4%
35,5%
35,5%
13 Saya tidak melakukan apapunsaat merasakan efek yangmerugikan dari obat tradisionalyang saya gunakan.
00,0%
59,3%
2851,8%
2138,9%
14 Bila efek yang terjadi tidak sesuaidengan khasiat yang sayaharapkan, saya akan berhentimenggunakan obat tradisionaltersebut.
2240,7%
2444,4%
59,3%
35,6%
15 Bila menggunakan obattradisional, saya perluberkonsultasi dengan tenagakesehatan.
1425,9%
1527,8%
1527,8%
1018,5%
16 Semua golongan usia dapatmenggunakan obat tradisional.
1833,3%
916,6%
2240,7%
59,4%
64
Lampiran 7. Surat ijin BAPEDA Kabupaten Sleman
65
Lampiran 8. Surat ijin Pemerintah Desa Maguwoharjo
66
BIOGRAFI PENULIS
Anastasia Noveni, merupakan anak pertama dari pasangan
Mutansi Pagang dan Yade, Lahir di Buntok, Kalimantan
Tengah pada tanggal 26 Juli 1988. Pendidikan awal dimulai
di Taman Kanak-Kanak Katolik St.Cecilia, Buntok pada
tahun 1992-1994, Sekolah Dasar Negeri V, Buntok pada
tahun 1994-2000. Dilanjutkan ke jenjang pendidikan
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri I, Buntok pada tahun 2000-2003.
Kemudian naik ke jenjang Sekolah Menengah Atas Katolik St. Don Bosco,
Banjarmasin pada tahun 2003-2006. Selanjutnya pada tahun 2006 melanjutkan
pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi di Fakultas Farmasi Sanata Dharma
Yogyakarta dan menyelesaikan masa studi pada tahun 2010.