Kajian Kasus Herpes Zoster

download Kajian Kasus Herpes Zoster

of 16

Transcript of Kajian Kasus Herpes Zoster

  • 7/21/2019 Kajian Kasus Herpes Zoster

    1/16

    MAKALAH PRESENTASI KASUS DIPERSIAPKAN

    HERPES ZOSTER

    Disusun oleh :

    1. Dimas Ba us Pamun !as 11111"#"""""#$. Nu%ul Kha&i'( Su)e!*i 11111"#""""+,#. Raei(a Ol- ia Ra/hman 11111"#""""+0

    . Ras-a' 2i/a!sono 11111"#""""

    Pem)im)in :

    '%. De3i Ma%*ini4 S5KK

    KEPANITERAAN KLINIK

    SM6 KULIT DAN KELAMIN RSUP 6ATMA2ATI

    PRO7RAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

    6AKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUIN S8ARI6 HIDA8ATULLAH

    9AKARTA

    $"1

    KATA PEN7ANTAR

  • 7/21/2019 Kajian Kasus Herpes Zoster

    2/16

    Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan rahmatNya lah

    kami dapat menyelesaikan makalah presentasi kasus dipersiapkan yang berjudul He%5es Zos*e%

    dengan baik. Shalawat serta salam tak henti-hentinya mengalir kepada junjungan kita Nabi

    Muhammad saw. bereserta keluarga, sahabat, dan sem ga kepada kita semua selaku umatnya.

    !capan terimakasih, penulis haturkan kepada berbagai pihak yang telah membantu dan

    berk ntribusi dalam menyeleaikan makalah ini. Seperti kata pepatah, tak ada gading yang tak

    retak, begitu pula dengan makalah ini masih terdapat kekurangan. "leh karena itu, segala kritik

    dan saran yang bersi#at membangun sangat penulis harapkan.

    Sem ga makalah ini dapat berman#aat, kususnya penulis sendiri maupun bagi yang

    membacanya.

    $akarta, % N &ember '()*

    Penulis

    BAB 1

  • 7/21/2019 Kajian Kasus Herpes Zoster

    3/16

    ILUSTRASI KASUS

    I. I'en*i*as

    Nama + Tn. S Tanggal lahir !sia + / tahun $enis 0elamin + laki-laki Alamat + 1iledug, Tangerang Agama + 2slam Pendidikan Terakhir + S3TA Pekerjaan + Pedagang Status Pernikahan + Menikah Suku + $awa

    II. Anamnesis

    4ata didapat dari aut anamnesis pada tanggal 5 N &ember '()*.

    0eluhan !tamaTimbul lenting-lenting di dagu, pipi, dan kulit kepala sebelah kiri sejak ' hari lalu,

    kemudian pecah ) hari lalu disertai nyeri dan rasa panas. 0eluhan tambahan

    Tidak ada

    6iwayat Penyakit Sekarang

    3enting-lenting di daerah dagu, pipi, hingga kulit kepala sebelah kiri dirasakan

    timbul sejak ' hari yang lalu. Sebelumnya, pasien merasa ada sariawan, setelah sariawan

    pecah, kemudian mulai timbul lenting-lenting pada daerah dagu, pipi, daun telinga,

    hingga kulit kepala bagian kiri. 0eluhan nyeri dirasakan pada bagian lenting yang telah

    pecah akibat penggunaan handuk setelah mencuci muka. Pasien juga merasakan panas

    pada daerah wajah dan kulit kepala sebelah kiri. 0ulit di sekitar lenting dan luka terasa

    nyeri jika disentuh dan digerakkan. 0eluhan demam disangkal. Sebelumnya, pasien

    mengaku telah minum b dre7 migraine untuk mengurangi rasa nyeri di kepala sebelah

    kiri dan nyeri tidak terasa mereda. Tidak ada riwayat alergi bat sebelumnya.

    6iwayat Penyakit 4ahulu

  • 7/21/2019 Kajian Kasus Herpes Zoster

    4/16

    Pasien belum pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya. 6iwayat cacar air

    disangkal. 6iwayat imunisasi lengkap. Pasien mengaku pernah mengalami sakit kuning

    selama 8 tahun, namun sudah dinyatakan sembuh. 6iwayat Penyakit 0eluarga

    Tidak ada angg ta keluarga yang mengalami hal serupa dengan pasien.

    6iwayat S sial

    9nam tahun terakhir, pasien makan hanya ) kali sehari. Satu minggu lalu pasien

    berpergian ke gunung dengan kendaraan pribadi. Setiap hari pasien tidur di ruang tengah,

    dengan p sisi tidur lebih nyaman dengan miring.

    III. Peme%i!saan 6isi!

    0eadaan umum + Tampak sakit ringan

    0esadaran + 1 mp s Mentis

    Tanda &ital +

    - tekanan darah + )8( %( mm:g- nadi + %* 7 menit, reguler, isi cukup- #rekuensi pernapasan + '( 7 menit- suhu + 85,8;1

    T + -

    0epala + rambut hitam, sebagian telah putih, tidak mudah dicabut, distribusi

    merata Mata + Sklera 2kterik - -, 0 njungti&a Anemis - -, Pupil bulat is k r 4

    submandibula

    Th ra7 +

  • 7/21/2019 Kajian Kasus Herpes Zoster

    5/16

    - $antung +

    2 + 2ctus 1 rdis tidak terlihat

    P + 2ctus 1 rdis tidak teraba

    P + atas jantung n rmal

    A + unyi $antung 2 dan 22 regular, gall p -, murmur -- Paru

    2 + simetris kanan dan kiri saat statis dan dinamis

    P + massa -, & kal #remitus simetris kanan dan kiri, tidak terdapat

    pelebaran penyempitan sela iga.

    P + s n r di kedua lapang paru

    A + suara na#as &esikuler = =, rh nki - -, whee?ing - -

    Abd men +

    2 + datar, massa -P + nyeri tekan -, massa -, hepar dan lien tidak terabaP + timpani di seluruh lapang abd menA + bising usus = n rmal

    0> + preaurikular - -, retr aurikular - -, submental -, t nsilar - -, submandibula - =,

    c li anteri r - -, c li p steri r - -, suprakla&ikula - -, in#rakla&ika - -

    9kstremitas- Atas + akral hangat = =, edema - -, sian sis - -, 16T @ '- awah + akral hangat = =, edema - -, sian sis - -, 16T @ '

    I . S*a*us De%ma*olo i!us

    Pada regi ralis, mentalis, bucal sinistra, auricular sinistra, dan temp ral sinistra

    terdapat &esikel berkel mp k, dengan dasar eritemat sa dengan susunan herpeti# rmis

    disertai dengan er si, esk riasi, dan krusta kuning.

    . Peme%i!saan Penun;anTidak dilakukan

    !sulan pemeriksaan +- T?ank smear - 2mmun #lu resensi antigen BCB

    I. Resume

  • 7/21/2019 Kajian Kasus Herpes Zoster

    6/16

  • 7/21/2019 Kajian Kasus Herpes Zoster

    7/16

    0husus +

    D)E Sistemik 6 Asikl &ir tab *(( mg N . 3FF S dd tab 22

    D'E T pikal6S

  • 7/21/2019 Kajian Kasus Herpes Zoster

    8/16

    BAB $

    ANALISIS KASUS

    4iagn sis herpes ? ster pada pasien ditegakkan berdasarkan pada+

    1. Dasa% 'ia nosis1. Su);e!*i e

    No. Dasa%5ene a!an)e%'asa%!an

    Men'u!un

    ) 2dentitas !sia / tahun H :erpes ? ster lebih rentan terjadi pada usia tua

    ' Anamnesis Timbul lenting yang tersebar di daerah sekitar mulut, pipi kiri, belakang telinga kiri, dan kulit kepala sebelah kiri.

    >atal kr nis residi# sejak * tahun yang lalu. Awal keluhan H kulit kemerahan dan terasa gatal H digaruk

    sampai kulit menjadi merah dan lecet. >atal lebih dirasakan malam hari dan saat berkeringat. 0ulit kering, terasa kasar, berisisik. 6iwayat alergi makanan ada 0 njungti&itis berulang ada Pasien mengeluh nyeri pada lipat bibir 6iwayat at pi di keluarga ada + ayah asma dan kakak dermatitis

    at pik.8 Pemeriksaan

    #isik

    Pada regi #r ntalis, pada seperti distal regi ante brachii anteri r,regi glutea de7tra sinistra, regi #em ris p steri r dan anteri rde7tra sinistra, regi cruris p steri r dan anteri r de7tra sinistra,regi inguinal, regi retr aurikular de7tra sinistra, regi nucha,terdapat bercak multipel, sebagian eritem dan sebagianhiperpigmentasi, berbatas tidak jelas, berukuran lentikular sampai

    plakat, tersebar secara diskret, disertai dengan er si dan skuama.

    * Pemeriksaan penunjang

    0": )(I + tidak didapatkan gambaran hi#a ataupun sp ra.

    $. Dasa% Dia nosis )an'in 'e%ma*i*is se)o%oi!

  • 7/21/2019 Kajian Kasus Herpes Zoster

    9/16

    De%ma*i*i! a*o5i! De%ma*i*is se)o%oi!

    9pidemi l gi 3ebih sering terjadi pada anakdibandingkan dewasa. Perempuanlebih sering dari laki-laki.

    Merupakan sebuah penyakit yangditurunkan.

    Terjadi pada bayi di bulan-bulan pertama kehidupan, kemudian jarangdan kembali memuncak pada usia )/-

    *( tahun. 3ebih sering terjadi pada laki-laki di banding perempuan.

    Jakt r pemicu

    Stress psikis 0elelahan jasmani

    Stress em si nal 0elelahan 2n#eksi 4e#isiensi imun

    Tanda 0linis 0adar lemak epidermis K dankehilangan air L sehingga keringdan pucat. $ari teraba dingin,

    pruritus yang lebih hebat pada

    malam hari, karena digaruke#l resensinya menjadi p lim r#.Pasien rata-rata astenik,intelegensia diatas rata-rata, seringcemas, eg is, #rustrasi, agresi# danmerasa tertekan.

    9ritema dan skuama berminyak yangagak kekuningan, batas kurang jelasdan mudah r nt k. Pada k ndisi ringanskuama nya halus. Pada k ndisi berat

    dapat timbul krusta tebal, k t r,eksudati#, berbau

    9##l resensi Papul, &esikel, eritem, er si,eksk riasi, skuama, eksudasi,krusta, likeni#ikasi

    9ritem, skuama halus sampaikekuningan dan tebal.

    Predileksi 4.A. in#antil + muka, skalp, leher,

    pergelangan tangan, lengan dantungkai4.A. anak + lipat siku, lipat lutut,

    pergelangan tangan bagian #leks r,kel pak mata, leher 4.A. dewasa + lipat siku, lipatlutut, samping leher, dahi dansekitar mata

    0epala, dahi, glabela, telinga

    p saurikular, leher, liang telinga luar,lipatan nas labial, sternal, are lamamae, lipatan bawah mame,intrascapularis, umbilikus, lipat pahadan daerah an genital.

    Pemeriksaan penunjang

    Prick test

    Dasa% Dia nosis Ban'in *inea /%u%is

    De%ma*i*i! a*o5i! Tinea /%u%is

    9pidemi l gi 3ebih sering terjadi pada anak 4apat terjadi pada siapa saja

  • 7/21/2019 Kajian Kasus Herpes Zoster

    10/16

    dibandingkan dewasa. Perempuanlebih sering dari laki-laki.Merupakan sebuah penyakit yangditurunkan.

    Jakt r pemicu

    Stress psikis 0elelahan jasmani

    0elembapan tinggi Sering berkeringat, jarang mandi danganti pakaian

    Tanda 0linis 0adar lemak epidermis K dankehilangan air L sehingga keringdan pucat. $ari teraba dingin,

    pruritus yang lebih hebat padamalam hari, karena digaruke#l resensinya menjadi p lim r#.Pasien rata-rata astenik,intelegensia diatas rata-rata, seringcemas, eg is, #rustrasi, agresi# danmerasa tertekan.

    ercak eritem, berbatas tegas, tepi p lisiklik, biasanya berukuran plakat,tepi lebih akti# eritem dengan bagiantengah lebih tenang disebut jugasebagai sentral healling, disertaiskuama dan er si Dakibat garukanE

    9##l resensi Papul, &esikel, eritem, er si,eksk riasi, skuama, eksudasi,krusta, likeni#ikasi

    ercak eritem, disertai skuama daner si

    Predileksi 4.A. in#antil + muka, skalp, leher, pergelangan tangan, lengan dantungkai4.A. anak + lipat siku, lipat lutut,

    pergelangan tangan bagian #leks r,kel pak mata, leher 4.A. dewasa + lipat siku, lipatlutut, samping leher, dahi dansekitar mata

    3ipat paha, inguinal, derah perineum,sekitar anus, gluteus dan perut bagian

    bawah

    Pemeriksaan penunjang

    Prick test 0": )(I + ditemuka hi#a panjang, berskat, bercabang dan bersp ra padasediaan.

    #. Dasa% Ta*ala!sana

    !mum +

    ). Menghindari #akt r predisp sisi, seperti kelelahan, stress psikis dan bahan alergen

    '. Mandi dengan air biasa dan sabun bayi

    8. $angan menggaruk daerah lesi

  • 7/21/2019 Kajian Kasus Herpes Zoster

    11/16

    0husus +

    D)E Sistemik 6 1etir?ine )( mg tab N . F

    S )dd 2 DmalamE

    !ntuk mengurangi rasa gatal dapat diberikan cetiri?ine, yang bekerja sebagai anti

    histamin. 1etiri?ine memiliki daya sedati# rendah. 0enapa diberikan malam hari

    karena pasien sering menggaruk pada saat tidur dalam keadaan tidak sadar. 4iberikan

    satu kali karena itu merupakan d sis terapetik Dd sis tunggalE

    D'E T pikal6 hidr c rtis n )I cr '( gr !rea )(I cr '(gr M#. 3a. cr tube N .)

    S'dd ue

    Ster id dalam bentuk cream dibutuhkan untuk mengatasi in#lamasi secara l kal pada

    bagian peradangan kulit. 1ukup diberikan ster id d sis rendah karena anak-anak

    masih memiliki kulit tipis dan halus, selain itu ste id d sis rendah sudah cukup

    e#ekti# dan menjauhi e#ek samping penggunaan ster id. Salah satu e#ek ster id pada

    anak yang harus diwaspadai adalah menghambat pertumbuhan pada anak.

    4ibutuhkan urea karena pasien dengan dermatitis at pik karena pada pasien ini kulit

    cenderung kering karena kelembapannya berkurang sehingga menjadi mudah gatal

    dan sensiti#. "leh karena itu urea dibutuhkan untuk memberikan kelembapan pada

    kulit.

    . Dasa% 5%o nosis Ad &itam + b nam

    0arena penyakit ini tidak mengancam hidup.

    Ad #uncti nam + b nam0arena #ungsi kulit dan sara# cenderung pulih seutuhnya bila diberikan tatalaksana yang

    tepat Ad sanati nam + b nam

    0arena penyakit herpes ? ster hampir tidak pernah terjadi lebih dari satu kali pada

    indi&idu yang immunocompetent .

  • 7/21/2019 Kajian Kasus Herpes Zoster

    12/16

  • 7/21/2019 Kajian Kasus Herpes Zoster

    13/16

    BAB III

    TIN9AUAN PUSTAKA

    He%5es Zos*e%

    De&inisi

    :erpes ? ster adalah penyakit yang disebabkan leh in#eksi &irus &arisela-? ster DBCBE

    yang menyerang kulit dan muk sa, in#eksi ini merupakan reakti&asi &irus yang terjadi setelah

    in#eksi primer.

    E5i'emiolo i

    :erpes ? ster umumnya terjadi lebih sering pada pasien dengan usia lanjut. 4i Amerika

    !tara dan 9r pa, insiden herpes ? ster per tahun mencapai ), hingga 8,( per )((( penduduk

    seluruh usia, namun pada penduduk berusia di atas 5( tahun, insiden herpes ? ster mencapai

    hingga )) per )((( penduduk. :al ini berbeda dengan &aricella yang umumnya terjadi pada usia

    muda.

    :erpes ? ster yang terjadi pada usia muda umumnya terkait dengan k ndisi penyebab

    supresi imunitas tubuh seperti A24S, lim# ma dan penyakit penyakit keganasan lainnya, serta

    transplantasi sumsum tulang maupun ginjal. egitu pula pada rang dewasa yangimmun k mpeten, herpes ? ster sangat jarang terjadi lebih dari sekali. Penyakit mirip herpes

    ? ster yang bisa terjadi lebih dari sekali pada pasien immun k mpeten umumnya merupakan

    in#eksi &irus herpes simpleks ? steri# rm.

    Jakt r lain yang diduga meningkatkan risik terjadinya herpes ? ster adalah jenis

    kelamin wanita, trauma #isik pada dermat m yang terkait, dan ras kulit hitam.

    E*iolo i

    Baricella C ster Birus DBCBE adalah salah satu jenis &irus dari #amili herpes&irus. $enis

    &irus lain yang pat genik terhadap manusia antara lain adalah :SB-), :SB-', cyt megal &irus,

    9pstein- arr &irus, ::B-5, ::- dan ::B-/. Seluruh jenis herpes&irus memiliki m r# l gi

    yang serupa dan mampu mengin#eksi secara laten pada inangnya sampai seumur hidup.

  • 7/21/2019 Kajian Kasus Herpes Zoster

    14/16

    >en me yang dimiliki BCB tersusun atas sekitar ( gen unik yang sebagian besar

    memiliki sekuens 4NA dan h m l gi #ungsi nal dengan gen herpes&irus lainnya. 6egulasi

    replikasi &irus diatur leh pr duk-pr duk gen paling awal D immediate early gene products E.

    0 mp nen-k mp nen yang diperlukan untuk melakukan replikasi, seperti en?im p limerasi

    4NA &irus, terdapat pada susunan gen awal D early gene products E. Pr tein-pr tein struktural

    yang menjadi target resp n imun tubuh terdapat pada susunan gen akhir D late gene products E.

    Pa*o enesis a%i/ella 'an He%5es Zos*e%

    $alur masuk BCB ke dalam tubuh manusia adalah lewat saluran pernapasan atas dan

    r #aring. 6eplikasi &irus terjadi di n dus lim#atik sekitar daerah ini sebelum akhirnya menyebar

    melalui darah dan pembuluh lim#e D&iremia primerE. Selama masa inkubasi, perkembangan

    in#eksi &irus ditahan leh sistem imun n nspesi#ik di sistem retikul end telial tubuh sembari

    mempersiapkan resp n imun spesi#ik.

    Pada sebagian indi&idu, replikasi &irus dapat mengalahkan pertahanan tubuh sehingga

    terjadi &iremia sekunder dan akhirnya gejala-gejala dan lesi mulai tampak. 4i dalam tubuh, &irus

    bersirkulasi dengan bersembunyi di dalam leuk sit m n nuklear, terutama lim# sit. Selain pada

    kulit, &iremia sekunder dapat menyebabkan in#eksi subklinis di berbagai rgan. ila resp n imun

    tubuh cukup baik, &iremia dapat diterminasi sehingga pr gres penyakit akan terhenti. 6esp n

    imun hum ral dan selular yang terbentuk terhadap &aricella dapat bertahan sampai bertahun-tahun dan melindungi tubuh dari in#eksi, baik dari luar maupun akibat reakti&asi &irus.

    Pada perjalanan penyakit &aricella, BCB dapat berpindah dari lesi di permukaan kulit dan

    muk sa ke ujung sara# sens rik. 4ari ujung sara# sens rik, &irus dapat berpindah ke ganglia

    sens rik yang mempersara#i dermat m terkait. 4i dalam ganglia, &irus dapat mengin#eksi secara

    laten dan bertahan hingga seumur hidup.

    Meski kemampuan untuk mengin#eksi yang dimiliki &irus dalam #ase laten tidak lebih

    lemah daripada sebelumnya, kemungkinan untuk terjadinya reakti&asi tidaklah besar. Mekanisme

    reakti&asi BCB yang laten masih belum jelas, namun seringkali terkait dengan penurunan sistem

    imun tubuh, stress em si nal, radiasi pada tulang belakang, trauma l kal, manipulasi bedah pada

    tulang belakang, dan sinusitis #r ntal. Namun, #akt r yang paling memengaruhi diduga adalah

    penurunan pertahanan hum ral terhadap BCB yang menurun seiring pertambahan usia.

  • 7/21/2019 Kajian Kasus Herpes Zoster

    15/16

    Meskipun mengalami reakti&asi, antigen BCB yang keluar dari dari gangli n dapat memicu

    penguatan kembali sistem imun spesi#ik terhadap &irus tersebut.

    0etika imunitas spesi#ik terhadap BCB menurun hingga batas tertentu, reakti&asi &irus

    tidak dapat terbendung. Birus dapat menyebar keluar dari gangli n dan memicu terjadinya

    necr sis neur n dan in#lamasi berat sepanjang jalur dermat mnya sehingga timbul neuralgia

    yang berat. 0etika mencapai ujung sara# sens rik, &irus dapat berpindah ke kulit dan

    menimbulkan lesi khas berupa &esikel-&esikel yang tersusun berkel mp k.

    Mani&es*asi Klinis

    3esi kulit pada penyakit herpes ? ster memiliki l kalisasi dan distribusi yang khas. 3esi

    hampir selalu terletak unilateral dan terbatas pada area dermat m yang dipersara#i leh satu

    gangli n sens rik. eberapa area yang paling sering terjangkit antara lain adalah yang

    dipersara#i leh ner&us trigeminalis dan T8 hingga 3'. ila terdapat lesi di luar area dermat m

    yang terjangkit, umumnya tidak banyak dan letaknya tidak jauh dari kumpulan lesi utama.

    Meski bentuk lesi herpes ? ster serupa dengan &aricella, lesi herpes ? ster cenderung

    tersusun berkel mp k, berbeda dengan &aricella yang cenderung tersusun diskret dan menyebar

    di seluruh tubuh. Perbedaan susunan ini sesuai dengan mekanisme penyebaran &irus pada

    masing-masing penyakit, yakni secara intraneural pada herpes ? ster dan secara hemat gen pada

    &aricella.>ambaran e##l resensi yang terlihat pada awal penyakit adalah makula eritemat sa dan

    papul. 4alam )'-'* jam, lesi tersebut berkembang menjadi &esikel. Pada hari ketiga, &esikel

    dapat berubah menjadi pustul. 4alam -)( hari, lesi berubah menjadi krusta yang dapat bertahan

    hingga '-8 minggu. Pada hari pertama, lesi-lesi baru masih dapat bermunculan di antara lesi-

    lesi lama, sehingga dapat timbul gambaran p lim r#ik.

    Selain kelainan pada kulit, gangguan lain yang timbul pada herpes ? ster adalah nyeri.

    Nyeri dapat timbul sebelum, saat, dan sesudah terjadinya lesi kulit. 4erajat keparahan nyeri

    dapat ber&ariasi dari ringan hingga parah. Jakt r-#akt r yang memengaruhi derajat keparahan

    nyeri antara lain adalah usia, k ndisi imunitas pasien, dan jumlah lesi.

    Pada sebagian kasus, reakti&asi &irus tidak hanya melibatkan gangli n p steri r, namun

    melibatkan gangli n anteri r juga sehingga terjadi paresis. :erpes ? ster yang terjadi pada

    cabang #talmikus ner&us trigeminalis dapat menimbulkan lesi pada mata, sedangkan pada

  • 7/21/2019 Kajian Kasus Herpes Zoster

    16/16

    cabang maksilaris dan mandibularis dapat menimbulkan gejala dan lesi di mulut, telinga, #aring,

    maupun laring. :erpes ? ster yang terjadi pada ner&us #asialis dan &estibul k klearis dapat

    menimbulkan sindr m 6amsay :unt yang ditandai dengan paresis t t- t t wajah, tinnitus,

    &ertig , dan gangguan pendengaran.

    Peme%i!saan Penun;an

    Penegakan diagn sis in#eksi BCB dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan

    hist pat l gi, pewarnaan T?anck, immun #lu resensi antigen, dan P16. Pada pemeriksaan

    hist pat l gi, &esikel-&esikel pada herpes ? ster umumnya terletak intraepidermal. 4i bagian

    dalam, terutama pada tepi, dapat ditemukan sel-sel besar yang disebut balloon cells , yaitu sel-sel

    stratum spin sum yang mengalami degenerasi. Pada epitel &esikel, dapat ditemukan badan

    inklusi asid #ilik, serupa dengan kasus herpes simple7. 0eratin sit berinti banyak, nukleus

    tersusun berdekatan, dan k ndensasi peri#er nukle plasma adalah gambaran khas pada in#eksi

    BCB maupun :SB. 4i sekitar &esikal dapat ditemukan edema interselular maupun intraselular.

    Pada bagian atas dermis dapat ditemukan dilatasi pembuluh darah, edema, dan in#iltrasi lim# sit

    dan sel-sel p lim r# nuklear di daerah peri&askular. 3im# sit atipik dapat ditemukan sebagai

    tanda in#eksi &irus. >ambaran pr ses in#lamasi dan nekr sis dapat ditemukan pada sara#-sara#

    yang terjangkit reakti&asi &irus. Secara umum, gambaran hist pat l gis in#eksi BCB dan :SB

    sulit untuk dibedakan.Pemeriksaan yang lebih sederhana adalah uji pewarnaan T?anck. Sampel yang digunakan

    didapat dari dasar &esikel. Pewarnaan ini dilakukan dengan mem#iksasi sampel menggunakan

    aset n maupun metan l dan mewarnainya menggunakan pewarna >iemsa. Pada kasus in#eksi

    herpes&irus dapat ditemukan sel datia berinti banyak, yakni makr #ag-makr #ag yang menyatu.

    !ji perwarnaan T?anck juga tidak dapat digunakan untuk membedakan in#eksi BCB dengan

    herpes&irus lainnya.

    2mmun #lu resensi antigen dan P16 dapat dilakukan dengan menggunakan sampel dari

    dasar &esikel maupun lesi pre&esikular. 0edua uji ini memiliki sensiti#itas dan spesi#isitas yang

    baik terhadap in#eksi BCB. Pemeriksaan ini dapat membedakan antara in#eksi BCB, :SB, dan

    herpes&irus lainnya.