7/21/2019 Kajian Kasus Herpes Zoster
1/16
MAKALAH PRESENTASI KASUS DIPERSIAPKAN
HERPES ZOSTER
Disusun oleh :
1. Dimas Ba us Pamun !as 11111"#"""""#$. Nu%ul Kha&i'( Su)e!*i 11111"#""""+,#. Raei(a Ol- ia Ra/hman 11111"#""""+0
. Ras-a' 2i/a!sono 11111"#""""
Pem)im)in :
'%. De3i Ma%*ini4 S5KK
KEPANITERAAN KLINIK
SM6 KULIT DAN KELAMIN RSUP 6ATMA2ATI
PRO7RAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
6AKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUIN S8ARI6 HIDA8ATULLAH
9AKARTA
$"1
KATA PEN7ANTAR
7/21/2019 Kajian Kasus Herpes Zoster
2/16
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan rahmatNya lah
kami dapat menyelesaikan makalah presentasi kasus dipersiapkan yang berjudul He%5es Zos*e%
dengan baik. Shalawat serta salam tak henti-hentinya mengalir kepada junjungan kita Nabi
Muhammad saw. bereserta keluarga, sahabat, dan sem ga kepada kita semua selaku umatnya.
!capan terimakasih, penulis haturkan kepada berbagai pihak yang telah membantu dan
berk ntribusi dalam menyeleaikan makalah ini. Seperti kata pepatah, tak ada gading yang tak
retak, begitu pula dengan makalah ini masih terdapat kekurangan. "leh karena itu, segala kritik
dan saran yang bersi#at membangun sangat penulis harapkan.
Sem ga makalah ini dapat berman#aat, kususnya penulis sendiri maupun bagi yang
membacanya.
$akarta, % N &ember '()*
Penulis
BAB 1
7/21/2019 Kajian Kasus Herpes Zoster
3/16
ILUSTRASI KASUS
I. I'en*i*as
Nama + Tn. S Tanggal lahir !sia + / tahun $enis 0elamin + laki-laki Alamat + 1iledug, Tangerang Agama + 2slam Pendidikan Terakhir + S3TA Pekerjaan + Pedagang Status Pernikahan + Menikah Suku + $awa
II. Anamnesis
4ata didapat dari aut anamnesis pada tanggal 5 N &ember '()*.
0eluhan !tamaTimbul lenting-lenting di dagu, pipi, dan kulit kepala sebelah kiri sejak ' hari lalu,
kemudian pecah ) hari lalu disertai nyeri dan rasa panas. 0eluhan tambahan
Tidak ada
6iwayat Penyakit Sekarang
3enting-lenting di daerah dagu, pipi, hingga kulit kepala sebelah kiri dirasakan
timbul sejak ' hari yang lalu. Sebelumnya, pasien merasa ada sariawan, setelah sariawan
pecah, kemudian mulai timbul lenting-lenting pada daerah dagu, pipi, daun telinga,
hingga kulit kepala bagian kiri. 0eluhan nyeri dirasakan pada bagian lenting yang telah
pecah akibat penggunaan handuk setelah mencuci muka. Pasien juga merasakan panas
pada daerah wajah dan kulit kepala sebelah kiri. 0ulit di sekitar lenting dan luka terasa
nyeri jika disentuh dan digerakkan. 0eluhan demam disangkal. Sebelumnya, pasien
mengaku telah minum b dre7 migraine untuk mengurangi rasa nyeri di kepala sebelah
kiri dan nyeri tidak terasa mereda. Tidak ada riwayat alergi bat sebelumnya.
6iwayat Penyakit 4ahulu
7/21/2019 Kajian Kasus Herpes Zoster
4/16
Pasien belum pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya. 6iwayat cacar air
disangkal. 6iwayat imunisasi lengkap. Pasien mengaku pernah mengalami sakit kuning
selama 8 tahun, namun sudah dinyatakan sembuh. 6iwayat Penyakit 0eluarga
Tidak ada angg ta keluarga yang mengalami hal serupa dengan pasien.
6iwayat S sial
9nam tahun terakhir, pasien makan hanya ) kali sehari. Satu minggu lalu pasien
berpergian ke gunung dengan kendaraan pribadi. Setiap hari pasien tidur di ruang tengah,
dengan p sisi tidur lebih nyaman dengan miring.
III. Peme%i!saan 6isi!
0eadaan umum + Tampak sakit ringan
0esadaran + 1 mp s Mentis
Tanda &ital +
- tekanan darah + )8( %( mm:g- nadi + %* 7 menit, reguler, isi cukup- #rekuensi pernapasan + '( 7 menit- suhu + 85,8;1
T + -
0epala + rambut hitam, sebagian telah putih, tidak mudah dicabut, distribusi
merata Mata + Sklera 2kterik - -, 0 njungti&a Anemis - -, Pupil bulat is k r 4
submandibula
Th ra7 +
7/21/2019 Kajian Kasus Herpes Zoster
5/16
- $antung +
2 + 2ctus 1 rdis tidak terlihat
P + 2ctus 1 rdis tidak teraba
P + atas jantung n rmal
A + unyi $antung 2 dan 22 regular, gall p -, murmur -- Paru
2 + simetris kanan dan kiri saat statis dan dinamis
P + massa -, & kal #remitus simetris kanan dan kiri, tidak terdapat
pelebaran penyempitan sela iga.
P + s n r di kedua lapang paru
A + suara na#as &esikuler = =, rh nki - -, whee?ing - -
Abd men +
2 + datar, massa -P + nyeri tekan -, massa -, hepar dan lien tidak terabaP + timpani di seluruh lapang abd menA + bising usus = n rmal
0> + preaurikular - -, retr aurikular - -, submental -, t nsilar - -, submandibula - =,
c li anteri r - -, c li p steri r - -, suprakla&ikula - -, in#rakla&ika - -
9kstremitas- Atas + akral hangat = =, edema - -, sian sis - -, 16T @ '- awah + akral hangat = =, edema - -, sian sis - -, 16T @ '
I . S*a*us De%ma*olo i!us
Pada regi ralis, mentalis, bucal sinistra, auricular sinistra, dan temp ral sinistra
terdapat &esikel berkel mp k, dengan dasar eritemat sa dengan susunan herpeti# rmis
disertai dengan er si, esk riasi, dan krusta kuning.
. Peme%i!saan Penun;anTidak dilakukan
!sulan pemeriksaan +- T?ank smear - 2mmun #lu resensi antigen BCB
I. Resume
7/21/2019 Kajian Kasus Herpes Zoster
6/16
7/21/2019 Kajian Kasus Herpes Zoster
7/16
0husus +
D)E Sistemik 6 Asikl &ir tab *(( mg N . 3FF S dd tab 22
D'E T pikal6S
7/21/2019 Kajian Kasus Herpes Zoster
8/16
BAB $
ANALISIS KASUS
4iagn sis herpes ? ster pada pasien ditegakkan berdasarkan pada+
1. Dasa% 'ia nosis1. Su);e!*i e
No. Dasa%5ene a!an)e%'asa%!an
Men'u!un
) 2dentitas !sia / tahun H :erpes ? ster lebih rentan terjadi pada usia tua
' Anamnesis Timbul lenting yang tersebar di daerah sekitar mulut, pipi kiri, belakang telinga kiri, dan kulit kepala sebelah kiri.
>atal kr nis residi# sejak * tahun yang lalu. Awal keluhan H kulit kemerahan dan terasa gatal H digaruk
sampai kulit menjadi merah dan lecet. >atal lebih dirasakan malam hari dan saat berkeringat. 0ulit kering, terasa kasar, berisisik. 6iwayat alergi makanan ada 0 njungti&itis berulang ada Pasien mengeluh nyeri pada lipat bibir 6iwayat at pi di keluarga ada + ayah asma dan kakak dermatitis
at pik.8 Pemeriksaan
#isik
Pada regi #r ntalis, pada seperti distal regi ante brachii anteri r,regi glutea de7tra sinistra, regi #em ris p steri r dan anteri rde7tra sinistra, regi cruris p steri r dan anteri r de7tra sinistra,regi inguinal, regi retr aurikular de7tra sinistra, regi nucha,terdapat bercak multipel, sebagian eritem dan sebagianhiperpigmentasi, berbatas tidak jelas, berukuran lentikular sampai
plakat, tersebar secara diskret, disertai dengan er si dan skuama.
* Pemeriksaan penunjang
0": )(I + tidak didapatkan gambaran hi#a ataupun sp ra.
$. Dasa% Dia nosis )an'in 'e%ma*i*is se)o%oi!
7/21/2019 Kajian Kasus Herpes Zoster
9/16
De%ma*i*i! a*o5i! De%ma*i*is se)o%oi!
9pidemi l gi 3ebih sering terjadi pada anakdibandingkan dewasa. Perempuanlebih sering dari laki-laki.
Merupakan sebuah penyakit yangditurunkan.
Terjadi pada bayi di bulan-bulan pertama kehidupan, kemudian jarangdan kembali memuncak pada usia )/-
*( tahun. 3ebih sering terjadi pada laki-laki di banding perempuan.
Jakt r pemicu
Stress psikis 0elelahan jasmani
Stress em si nal 0elelahan 2n#eksi 4e#isiensi imun
Tanda 0linis 0adar lemak epidermis K dankehilangan air L sehingga keringdan pucat. $ari teraba dingin,
pruritus yang lebih hebat pada
malam hari, karena digaruke#l resensinya menjadi p lim r#.Pasien rata-rata astenik,intelegensia diatas rata-rata, seringcemas, eg is, #rustrasi, agresi# danmerasa tertekan.
9ritema dan skuama berminyak yangagak kekuningan, batas kurang jelasdan mudah r nt k. Pada k ndisi ringanskuama nya halus. Pada k ndisi berat
dapat timbul krusta tebal, k t r,eksudati#, berbau
9##l resensi Papul, &esikel, eritem, er si,eksk riasi, skuama, eksudasi,krusta, likeni#ikasi
9ritem, skuama halus sampaikekuningan dan tebal.
Predileksi 4.A. in#antil + muka, skalp, leher,
pergelangan tangan, lengan dantungkai4.A. anak + lipat siku, lipat lutut,
pergelangan tangan bagian #leks r,kel pak mata, leher 4.A. dewasa + lipat siku, lipatlutut, samping leher, dahi dansekitar mata
0epala, dahi, glabela, telinga
p saurikular, leher, liang telinga luar,lipatan nas labial, sternal, are lamamae, lipatan bawah mame,intrascapularis, umbilikus, lipat pahadan daerah an genital.
Pemeriksaan penunjang
Prick test
Dasa% Dia nosis Ban'in *inea /%u%is
De%ma*i*i! a*o5i! Tinea /%u%is
9pidemi l gi 3ebih sering terjadi pada anak 4apat terjadi pada siapa saja
7/21/2019 Kajian Kasus Herpes Zoster
10/16
dibandingkan dewasa. Perempuanlebih sering dari laki-laki.Merupakan sebuah penyakit yangditurunkan.
Jakt r pemicu
Stress psikis 0elelahan jasmani
0elembapan tinggi Sering berkeringat, jarang mandi danganti pakaian
Tanda 0linis 0adar lemak epidermis K dankehilangan air L sehingga keringdan pucat. $ari teraba dingin,
pruritus yang lebih hebat padamalam hari, karena digaruke#l resensinya menjadi p lim r#.Pasien rata-rata astenik,intelegensia diatas rata-rata, seringcemas, eg is, #rustrasi, agresi# danmerasa tertekan.
ercak eritem, berbatas tegas, tepi p lisiklik, biasanya berukuran plakat,tepi lebih akti# eritem dengan bagiantengah lebih tenang disebut jugasebagai sentral healling, disertaiskuama dan er si Dakibat garukanE
9##l resensi Papul, &esikel, eritem, er si,eksk riasi, skuama, eksudasi,krusta, likeni#ikasi
ercak eritem, disertai skuama daner si
Predileksi 4.A. in#antil + muka, skalp, leher, pergelangan tangan, lengan dantungkai4.A. anak + lipat siku, lipat lutut,
pergelangan tangan bagian #leks r,kel pak mata, leher 4.A. dewasa + lipat siku, lipatlutut, samping leher, dahi dansekitar mata
3ipat paha, inguinal, derah perineum,sekitar anus, gluteus dan perut bagian
bawah
Pemeriksaan penunjang
Prick test 0": )(I + ditemuka hi#a panjang, berskat, bercabang dan bersp ra padasediaan.
#. Dasa% Ta*ala!sana
!mum +
). Menghindari #akt r predisp sisi, seperti kelelahan, stress psikis dan bahan alergen
'. Mandi dengan air biasa dan sabun bayi
8. $angan menggaruk daerah lesi
7/21/2019 Kajian Kasus Herpes Zoster
11/16
0husus +
D)E Sistemik 6 1etir?ine )( mg tab N . F
S )dd 2 DmalamE
!ntuk mengurangi rasa gatal dapat diberikan cetiri?ine, yang bekerja sebagai anti
histamin. 1etiri?ine memiliki daya sedati# rendah. 0enapa diberikan malam hari
karena pasien sering menggaruk pada saat tidur dalam keadaan tidak sadar. 4iberikan
satu kali karena itu merupakan d sis terapetik Dd sis tunggalE
D'E T pikal6 hidr c rtis n )I cr '( gr !rea )(I cr '(gr M#. 3a. cr tube N .)
S'dd ue
Ster id dalam bentuk cream dibutuhkan untuk mengatasi in#lamasi secara l kal pada
bagian peradangan kulit. 1ukup diberikan ster id d sis rendah karena anak-anak
masih memiliki kulit tipis dan halus, selain itu ste id d sis rendah sudah cukup
e#ekti# dan menjauhi e#ek samping penggunaan ster id. Salah satu e#ek ster id pada
anak yang harus diwaspadai adalah menghambat pertumbuhan pada anak.
4ibutuhkan urea karena pasien dengan dermatitis at pik karena pada pasien ini kulit
cenderung kering karena kelembapannya berkurang sehingga menjadi mudah gatal
dan sensiti#. "leh karena itu urea dibutuhkan untuk memberikan kelembapan pada
kulit.
. Dasa% 5%o nosis Ad &itam + b nam
0arena penyakit ini tidak mengancam hidup.
Ad #uncti nam + b nam0arena #ungsi kulit dan sara# cenderung pulih seutuhnya bila diberikan tatalaksana yang
tepat Ad sanati nam + b nam
0arena penyakit herpes ? ster hampir tidak pernah terjadi lebih dari satu kali pada
indi&idu yang immunocompetent .
7/21/2019 Kajian Kasus Herpes Zoster
12/16
7/21/2019 Kajian Kasus Herpes Zoster
13/16
BAB III
TIN9AUAN PUSTAKA
He%5es Zos*e%
De&inisi
:erpes ? ster adalah penyakit yang disebabkan leh in#eksi &irus &arisela-? ster DBCBE
yang menyerang kulit dan muk sa, in#eksi ini merupakan reakti&asi &irus yang terjadi setelah
in#eksi primer.
E5i'emiolo i
:erpes ? ster umumnya terjadi lebih sering pada pasien dengan usia lanjut. 4i Amerika
!tara dan 9r pa, insiden herpes ? ster per tahun mencapai ), hingga 8,( per )((( penduduk
seluruh usia, namun pada penduduk berusia di atas 5( tahun, insiden herpes ? ster mencapai
hingga )) per )((( penduduk. :al ini berbeda dengan &aricella yang umumnya terjadi pada usia
muda.
:erpes ? ster yang terjadi pada usia muda umumnya terkait dengan k ndisi penyebab
supresi imunitas tubuh seperti A24S, lim# ma dan penyakit penyakit keganasan lainnya, serta
transplantasi sumsum tulang maupun ginjal. egitu pula pada rang dewasa yangimmun k mpeten, herpes ? ster sangat jarang terjadi lebih dari sekali. Penyakit mirip herpes
? ster yang bisa terjadi lebih dari sekali pada pasien immun k mpeten umumnya merupakan
in#eksi &irus herpes simpleks ? steri# rm.
Jakt r lain yang diduga meningkatkan risik terjadinya herpes ? ster adalah jenis
kelamin wanita, trauma #isik pada dermat m yang terkait, dan ras kulit hitam.
E*iolo i
Baricella C ster Birus DBCBE adalah salah satu jenis &irus dari #amili herpes&irus. $enis
&irus lain yang pat genik terhadap manusia antara lain adalah :SB-), :SB-', cyt megal &irus,
9pstein- arr &irus, ::B-5, ::- dan ::B-/. Seluruh jenis herpes&irus memiliki m r# l gi
yang serupa dan mampu mengin#eksi secara laten pada inangnya sampai seumur hidup.
7/21/2019 Kajian Kasus Herpes Zoster
14/16
>en me yang dimiliki BCB tersusun atas sekitar ( gen unik yang sebagian besar
memiliki sekuens 4NA dan h m l gi #ungsi nal dengan gen herpes&irus lainnya. 6egulasi
replikasi &irus diatur leh pr duk-pr duk gen paling awal D immediate early gene products E.
0 mp nen-k mp nen yang diperlukan untuk melakukan replikasi, seperti en?im p limerasi
4NA &irus, terdapat pada susunan gen awal D early gene products E. Pr tein-pr tein struktural
yang menjadi target resp n imun tubuh terdapat pada susunan gen akhir D late gene products E.
Pa*o enesis a%i/ella 'an He%5es Zos*e%
$alur masuk BCB ke dalam tubuh manusia adalah lewat saluran pernapasan atas dan
r #aring. 6eplikasi &irus terjadi di n dus lim#atik sekitar daerah ini sebelum akhirnya menyebar
melalui darah dan pembuluh lim#e D&iremia primerE. Selama masa inkubasi, perkembangan
in#eksi &irus ditahan leh sistem imun n nspesi#ik di sistem retikul end telial tubuh sembari
mempersiapkan resp n imun spesi#ik.
Pada sebagian indi&idu, replikasi &irus dapat mengalahkan pertahanan tubuh sehingga
terjadi &iremia sekunder dan akhirnya gejala-gejala dan lesi mulai tampak. 4i dalam tubuh, &irus
bersirkulasi dengan bersembunyi di dalam leuk sit m n nuklear, terutama lim# sit. Selain pada
kulit, &iremia sekunder dapat menyebabkan in#eksi subklinis di berbagai rgan. ila resp n imun
tubuh cukup baik, &iremia dapat diterminasi sehingga pr gres penyakit akan terhenti. 6esp n
imun hum ral dan selular yang terbentuk terhadap &aricella dapat bertahan sampai bertahun-tahun dan melindungi tubuh dari in#eksi, baik dari luar maupun akibat reakti&asi &irus.
Pada perjalanan penyakit &aricella, BCB dapat berpindah dari lesi di permukaan kulit dan
muk sa ke ujung sara# sens rik. 4ari ujung sara# sens rik, &irus dapat berpindah ke ganglia
sens rik yang mempersara#i dermat m terkait. 4i dalam ganglia, &irus dapat mengin#eksi secara
laten dan bertahan hingga seumur hidup.
Meski kemampuan untuk mengin#eksi yang dimiliki &irus dalam #ase laten tidak lebih
lemah daripada sebelumnya, kemungkinan untuk terjadinya reakti&asi tidaklah besar. Mekanisme
reakti&asi BCB yang laten masih belum jelas, namun seringkali terkait dengan penurunan sistem
imun tubuh, stress em si nal, radiasi pada tulang belakang, trauma l kal, manipulasi bedah pada
tulang belakang, dan sinusitis #r ntal. Namun, #akt r yang paling memengaruhi diduga adalah
penurunan pertahanan hum ral terhadap BCB yang menurun seiring pertambahan usia.
7/21/2019 Kajian Kasus Herpes Zoster
15/16
Meskipun mengalami reakti&asi, antigen BCB yang keluar dari dari gangli n dapat memicu
penguatan kembali sistem imun spesi#ik terhadap &irus tersebut.
0etika imunitas spesi#ik terhadap BCB menurun hingga batas tertentu, reakti&asi &irus
tidak dapat terbendung. Birus dapat menyebar keluar dari gangli n dan memicu terjadinya
necr sis neur n dan in#lamasi berat sepanjang jalur dermat mnya sehingga timbul neuralgia
yang berat. 0etika mencapai ujung sara# sens rik, &irus dapat berpindah ke kulit dan
menimbulkan lesi khas berupa &esikel-&esikel yang tersusun berkel mp k.
Mani&es*asi Klinis
3esi kulit pada penyakit herpes ? ster memiliki l kalisasi dan distribusi yang khas. 3esi
hampir selalu terletak unilateral dan terbatas pada area dermat m yang dipersara#i leh satu
gangli n sens rik. eberapa area yang paling sering terjangkit antara lain adalah yang
dipersara#i leh ner&us trigeminalis dan T8 hingga 3'. ila terdapat lesi di luar area dermat m
yang terjangkit, umumnya tidak banyak dan letaknya tidak jauh dari kumpulan lesi utama.
Meski bentuk lesi herpes ? ster serupa dengan &aricella, lesi herpes ? ster cenderung
tersusun berkel mp k, berbeda dengan &aricella yang cenderung tersusun diskret dan menyebar
di seluruh tubuh. Perbedaan susunan ini sesuai dengan mekanisme penyebaran &irus pada
masing-masing penyakit, yakni secara intraneural pada herpes ? ster dan secara hemat gen pada
&aricella.>ambaran e##l resensi yang terlihat pada awal penyakit adalah makula eritemat sa dan
papul. 4alam )'-'* jam, lesi tersebut berkembang menjadi &esikel. Pada hari ketiga, &esikel
dapat berubah menjadi pustul. 4alam -)( hari, lesi berubah menjadi krusta yang dapat bertahan
hingga '-8 minggu. Pada hari pertama, lesi-lesi baru masih dapat bermunculan di antara lesi-
lesi lama, sehingga dapat timbul gambaran p lim r#ik.
Selain kelainan pada kulit, gangguan lain yang timbul pada herpes ? ster adalah nyeri.
Nyeri dapat timbul sebelum, saat, dan sesudah terjadinya lesi kulit. 4erajat keparahan nyeri
dapat ber&ariasi dari ringan hingga parah. Jakt r-#akt r yang memengaruhi derajat keparahan
nyeri antara lain adalah usia, k ndisi imunitas pasien, dan jumlah lesi.
Pada sebagian kasus, reakti&asi &irus tidak hanya melibatkan gangli n p steri r, namun
melibatkan gangli n anteri r juga sehingga terjadi paresis. :erpes ? ster yang terjadi pada
cabang #talmikus ner&us trigeminalis dapat menimbulkan lesi pada mata, sedangkan pada
7/21/2019 Kajian Kasus Herpes Zoster
16/16
cabang maksilaris dan mandibularis dapat menimbulkan gejala dan lesi di mulut, telinga, #aring,
maupun laring. :erpes ? ster yang terjadi pada ner&us #asialis dan &estibul k klearis dapat
menimbulkan sindr m 6amsay :unt yang ditandai dengan paresis t t- t t wajah, tinnitus,
&ertig , dan gangguan pendengaran.
Peme%i!saan Penun;an
Penegakan diagn sis in#eksi BCB dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan
hist pat l gi, pewarnaan T?anck, immun #lu resensi antigen, dan P16. Pada pemeriksaan
hist pat l gi, &esikel-&esikel pada herpes ? ster umumnya terletak intraepidermal. 4i bagian
dalam, terutama pada tepi, dapat ditemukan sel-sel besar yang disebut balloon cells , yaitu sel-sel
stratum spin sum yang mengalami degenerasi. Pada epitel &esikel, dapat ditemukan badan
inklusi asid #ilik, serupa dengan kasus herpes simple7. 0eratin sit berinti banyak, nukleus
tersusun berdekatan, dan k ndensasi peri#er nukle plasma adalah gambaran khas pada in#eksi
BCB maupun :SB. 4i sekitar &esikal dapat ditemukan edema interselular maupun intraselular.
Pada bagian atas dermis dapat ditemukan dilatasi pembuluh darah, edema, dan in#iltrasi lim# sit
dan sel-sel p lim r# nuklear di daerah peri&askular. 3im# sit atipik dapat ditemukan sebagai
tanda in#eksi &irus. >ambaran pr ses in#lamasi dan nekr sis dapat ditemukan pada sara#-sara#
yang terjangkit reakti&asi &irus. Secara umum, gambaran hist pat l gis in#eksi BCB dan :SB
sulit untuk dibedakan.Pemeriksaan yang lebih sederhana adalah uji pewarnaan T?anck. Sampel yang digunakan
didapat dari dasar &esikel. Pewarnaan ini dilakukan dengan mem#iksasi sampel menggunakan
aset n maupun metan l dan mewarnainya menggunakan pewarna >iemsa. Pada kasus in#eksi
herpes&irus dapat ditemukan sel datia berinti banyak, yakni makr #ag-makr #ag yang menyatu.
!ji perwarnaan T?anck juga tidak dapat digunakan untuk membedakan in#eksi BCB dengan
herpes&irus lainnya.
2mmun #lu resensi antigen dan P16 dapat dilakukan dengan menggunakan sampel dari
dasar &esikel maupun lesi pre&esikular. 0edua uji ini memiliki sensiti#itas dan spesi#isitas yang
baik terhadap in#eksi BCB. Pemeriksaan ini dapat membedakan antara in#eksi BCB, :SB, dan
herpes&irus lainnya.