K-1 HUKUM KES. 2

62
1 HUKUM HUKUM KESEHATAN KESEHATAN OLEH : Prof.Amri Amir / Dr.Rita M,Spf

Transcript of K-1 HUKUM KES. 2

Page 1: K-1 HUKUM KES. 2

1

HUKUMHUKUM KESEHATANKESEHATAN

HUKUMHUKUM KESEHATANKESEHATAN

OLEH : Prof.Amri Amir / Dr.Rita

M,Spf

OLEH : Prof.Amri Amir / Dr.Rita

M,Spf

Page 2: K-1 HUKUM KES. 2

2

Semua ketentuan yang hukum yang Semua ketentuan yang hukum yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan berhubungan langsung dengan pemeliharaan dan pemeliharaan kesehatan dan dan pemeliharaan kesehatan dan penerapannya. penerapannya.

Hukum Hukum Kesehatan :Kesehatan :

Bagian dari hukum kesehatan yang Bagian dari hukum kesehatan yang menyangkut pelayanan medik. menyangkut pelayanan medik.

Hukum Hukum Kedokteran :Kedokteran :

Page 3: K-1 HUKUM KES. 2

3

Menurut Menurut PERHUKIPERHUKI (Perhimpunan Hukum Kesehatan (Perhimpunan Hukum Kesehatan Indonesia). :Indonesia). :

Semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung Semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan atau pelayanan kesehatan dan dengan pemeliharaan atau pelayanan kesehatan dan penerapannya serta hak dan kewajiban baik dari penerapannya serta hak dan kewajiban baik dari perorangan dan segenap lapisan masyarakat sebagai perorangan dan segenap lapisan masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan dalam segala aspek penerima pelayanan kesehatan dalam segala aspek organisasi atau sarana, pedoman medis nasional atau organisasi atau sarana, pedoman medis nasional atau internasional serta ilmu pengetahuan dibidang internasional serta ilmu pengetahuan dibidang kedokteran ataupun kesehatan.kedokteran ataupun kesehatan.

Menurut Menurut VAN DER MI’JNVAN DER MI’JN.:.:

Sebagai perangkat peraturan yang langsung Sebagai perangkat peraturan yang langsung berhubungan dengan perawatan kesehatan sekaligus berhubungan dengan perawatan kesehatan sekaligus juga sebagai aplikasi dari hukum perdata, pidana dan juga sebagai aplikasi dari hukum perdata, pidana dan administratif. administratif.

Defenisi Hukum Defenisi Hukum Kesehatan :Kesehatan :

Page 4: K-1 HUKUM KES. 2

4

Menurut Menurut H,J,J, LEENENH,J,J, LEENEN.:.:

Hukum kesehatan meliputi semua ketentuan Hukum kesehatan meliputi semua ketentuan hukum yang berhubungan dengan hukum yang berhubungan dengan pemeliharaan kesehatan dan penerapannyapemeliharaan kesehatan dan penerapannya dari dari hukum perdata, pidana dan hukum perdata, pidana dan administratif dalam hubungan tersebut.administratif dalam hubungan tersebut.

Menurut Menurut Prof. DR. RANG (Belanda)Prof. DR. RANG (Belanda).:.:

Seluruh aturan-aturan hukum dan hubungan Seluruh aturan-aturan hukum dan hubungan kedudukan hukum yang langsung kedudukan hukum yang langsung berkembang dengan atau yang menentukan berkembang dengan atau yang menentukan situasi kesehatan dimana manusia itu situasi kesehatan dimana manusia itu berada.berada.

Page 5: K-1 HUKUM KES. 2

5

PERKEMBANGAN HUKUM PERKEMBANGAN HUKUM KESEHATANKESEHATAN

PERKEMBANGAN HUKUM PERKEMBANGAN HUKUM KESEHATANKESEHATAN

Dimulai dari World Congress on Medical LawWorld Congress on Medical Law di Belanda, 1967.

Negara MajuNegara Maju (belanda & Eropa)

Indonesia I november 1982 sepakat membentuk organisasi profesional di bidang Hukum Kesehatan.

7 Juli 1983 Membentuk PERHUKI

1987 Kongres PERHUKI I

Sumatera UtaraSumatera Utara, PERHUKI terbentuk thn 1986 beberapa kali pertemuan ilmiah

membahas topik yang berhubungan dengan hukum kesehatan/hukum kedokteran seperti :

1. Transaksi Terapeutik 3. Hubungan dokter dgn pasien

2. Informed Concent 4. Wajib simpan rahasia dokter

5. Mal praktek

Page 6: K-1 HUKUM KES. 2

6

TRANSAKSI TERAPEUTIK TRANSAKSI TERAPEUTIK ANTARA ANTARA

DOKTER DAN PASIENDOKTER DAN PASIEN

TRANSAKSI TERAPEUTIK TRANSAKSI TERAPEUTIK ANTARA ANTARA

DOKTER DAN PASIENDOKTER DAN PASIEN

Page 7: K-1 HUKUM KES. 2

7

DEFINISI DEFINISI DEFINISI DEFINISI

Persetujuan yang terjadi antara dokter dan pasien Persetujuan yang terjadi antara dokter dan pasien dalam pengobatan yang mencakup bidang dalam pengobatan yang mencakup bidang diagnosik, preventif, rehabilitatif maupun promotif. diagnosik, preventif, rehabilitatif maupun promotif.

Hubungan Hubungan DOKTER PASIENDOKTER PASIEN Transaksi Terapeutik Transaksi Terapeutik Kontak TerapeutikKontak Terapeutik Inspanning VerbintenisInspanning Verbintenis

Page 8: K-1 HUKUM KES. 2

8

Merupakan suatu transaksi untuk mencari dan Merupakan suatu transaksi untuk mencari dan menerapkan terapi dalam menyembuhkan penyakit.menerapkan terapi dalam menyembuhkan penyakit.

Perikatan antara dokter dan pasien Perikatan antara dokter dan pasien

1.1. Inspanningverbitenis Inspanningverbitenis diatur dalam diatur dalam

2.2. ResultaanverbitenisResultaanverbitenis buku III KUHAPbuku III KUHAP

3.3. 1 & 2 1 & 2

Syarat syahnya suatu persetujuan Syarat syahnya suatu persetujuan

( Pasal 1320 KUH Perdata )( Pasal 1320 KUH Perdata )

1.1. Sepakat antara mereka yang mengikat dirinyaSepakat antara mereka yang mengikat dirinya

2.2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatanKecakapan untuk membuat suatu perikatan

3.3. Suatu hal tertentuSuatu hal tertentu

4.4. Suatu sebab yang halalSuatu sebab yang halal

Page 9: K-1 HUKUM KES. 2

9

Suatu kesepakatan / persetujuan pasien atas upaya Suatu kesepakatan / persetujuan pasien atas upaya medis yang akan dilakukan dokter terhadap dirinya, medis yang akan dilakukan dokter terhadap dirinya, setelah pasien mendapat informasi dari dokter setelah pasien mendapat informasi dari dokter mengenai upaya yang dapat dilakukan menolong dirinya mengenai upaya yang dapat dilakukan menolong dirinya disertai informasi mengenai segala resiko yang mungkin disertai informasi mengenai segala resiko yang mungkin terjadi.terjadi.

Merupakan syarat terjadinya suatu transaksi / kontrak Merupakan syarat terjadinya suatu transaksi / kontrak terapeutik.terapeutik.

2 macam hak asasi 2 macam hak asasi

Hak menentukan Hak menentukan hak atas hak atas

nasib sendirinasib sendiri informasiinformasi

KESEPAKATAN/PERSETUJUAN PASIENKESEPAKATAN/PERSETUJUAN PASIENINFORMED CONCERNINFORMED CONCERN

Page 10: K-1 HUKUM KES. 2

10

Informed concern didasarkan pada kondisi :Informed concern didasarkan pada kondisi :

1.1. Secara faktualSecara faktual

2.2. Dengan/tanpa persetujuan faktualDengan/tanpa persetujuan faktual

Bentuk persetujuan pasien :Bentuk persetujuan pasien :

1.1. Persetujuan efektifPersetujuan efektif

Ekspresif Ekspresif

Non EkspresifNon Ekspresif

2.2. Persetujuan implikatifPersetujuan implikatif

(keadaan darurat)(keadaan darurat)

menurut ketentuan pasal 1354 KUH Perdatamenurut ketentuan pasal 1354 KUH Perdata

Page 11: K-1 HUKUM KES. 2

11

Pembatalan PersetujuanPembatalan Persetujuan

Persetujuan terapeutik tidak selamanya berjalan dengan Persetujuan terapeutik tidak selamanya berjalan dengan mulus mulus umumnya pembatalan / tidak melanjutkan umumnya pembatalan / tidak melanjutkan transaksi adalah keluarga pasien / pasien.transaksi adalah keluarga pasien / pasien.

Contoh pasien berobat jalan Contoh pasien berobat jalan tidak melakukan tidak melakukan pemeriksaan ulang (pemutusan ikatan)pemeriksaan ulang (pemutusan ikatan)

PASAL 1338 KUH Perdata : PASAL 1338 KUH Perdata :

Semua persetujuan yqang dibuat secara sah, berlaku Semua persetujuan yqang dibuat secara sah, berlaku sebagai undang-undangbagi mereka yang memuatnya. sebagai undang-undangbagi mereka yang memuatnya. Persetujuan ini tidak bisa ditarik kembali selain dengan Persetujuan ini tidak bisa ditarik kembali selain dengan kesepakatan kedua belah pihak atau alasan-alasan yang kesepakatan kedua belah pihak atau alasan-alasan yang oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk itu oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk itu persetujuan harus dilakukan dengan itikad baik.persetujuan harus dilakukan dengan itikad baik.

Page 12: K-1 HUKUM KES. 2

12

Pembatalan transaksi tidak selamanya harus tertulis, Pembatalan transaksi tidak selamanya harus tertulis, sebab alasan alasan yang undang-undang nyatakan sebab alasan alasan yang undang-undang nyatakan cukup, merupakan bukti persetujuan transaksi telah cukup, merupakan bukti persetujuan transaksi telah batal. batal.

Pembatalan transaksi tidak oleh satu pihak, tetapi Pembatalan transaksi tidak oleh satu pihak, tetapi kesepakatan dia belah pihakkesepakatan dia belah pihak

Pembatalan Persetujuan……Pembatalan Persetujuan……

Page 13: K-1 HUKUM KES. 2

13

INFORMED INFORMED CONSENTCONSENT

(PERSETUJUAN TINDAKAN (PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK)MEDIK)

Page 14: K-1 HUKUM KES. 2

14

DEFINISIDEFINISIPersetujuan yang diberikan pasien Persetujuan yang diberikan pasien atau keluarga atas dasar penjelasan atau keluarga atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang mengenai tindakan medik yang dilakukan terhadap pasien tersebut.dilakukan terhadap pasien tersebut.

Page 15: K-1 HUKUM KES. 2

15

Pasien mempunyai hak menerima Pasien mempunyai hak menerima dan menolak pengobatan dan hak dan menolak pengobatan dan hak

menerima informasi dari dokternya menerima informasi dari dokternya sebelum memberikan persetujuan sebelum memberikan persetujuan

atas tindakan medikatas tindakan medik. .

DECLARATION OF LISBON DECLARATION OF LISBON (1981) & AMERICAN HASPITAL (1981) & AMERICAN HASPITAL

ASSOCIATION (1972) :ASSOCIATION (1972) :

Page 16: K-1 HUKUM KES. 2

16

Dasar :Dasar :

I. I. Transaksi Terapeutik Antara :Transaksi Terapeutik Antara :

1.1. Medical ProvidersMedical Providers

dokter berkewajiban melakukandokter berkewajiban melakukan ::

DiagnosikDiagnosik

PengobatanPengobatan

Tindakan medik Tindakan medik

2.2. Medical RecevierMedical Recevier

pasien atau keluarga pasien mempunyai pasien atau keluarga pasien mempunyai hak untuk menentukan tindakan medik apa hak untuk menentukan tindakan medik apa yang dilaluinyayang dilaluinya

Page 17: K-1 HUKUM KES. 2

17

II.II. Hak Menentukan Nasib sendiri (HAM)Hak Menentukan Nasib sendiri (HAM)

III.III. Penghormatan kalangan medis/kesehatan Penghormatan kalangan medis/kesehatan terhadap terhadap otonomi peroranganotonomi perorangan

IV.IV. Ditetapkan dalam PP MENKES nO. Ditetapkan dalam PP MENKES nO. 585/PER/IX/1989585/PER/IX/1989

Tentang PTM Tentang PTM

Page 18: K-1 HUKUM KES. 2

18

APPELBAUM / GUNADI 1993APPELBAUM / GUNADI 1993

Tercapainya kesepakatan antara dokter dan pasien Tercapainya kesepakatan antara dokter dan pasien merupakan dasar dari seluruh proses tentang merupakan dasar dari seluruh proses tentang informed Concerninformed Concern

PERMENKES No. 589 TAHUN 1989PERMENKES No. 589 TAHUN 1989

Memberikan penjelasan terhadap semua keadaan Memberikan penjelasan terhadap semua keadaan tentang penyakit pasien dan tindakan medik apa tentang penyakit pasien dan tindakan medik apa yang dilakukan dokter serta hal-hal lain yang perlu yang dilakukan dokter serta hal-hal lain yang perlu dijelaskan dokter atas pertanyaan pasien atau dijelaskan dokter atas pertanyaan pasien atau keluargakeluarga

Page 19: K-1 HUKUM KES. 2

19

INFORMED CONSENTINFORMED CONSENT2 bentuk :2 bentuk :

1.1. Implied Consent / tersirat Implied Consent / tersirat Normal : Normal :

Tindakan biasaTindakan biasa SuntikSuntik HektingHekting LaboratoriumLaboratorium DllDll

Darurat :Darurat : keluarga tidak adakeluarga tidak ada Pasien tidak sadarPasien tidak sadar Keadaan Keadaan

emergency emergency ( gawat darurat )( gawat darurat )

Presume Consent Presume Consent Bila pasien dalam keadaan sadar akan menyetujui Bila pasien dalam keadaan sadar akan menyetujui

tindakan yang di lakukan (PERMENKES 585 tindakan yang di lakukan (PERMENKES 585 THN 1989 PASAL 11)THN 1989 PASAL 11)

Page 20: K-1 HUKUM KES. 2

20

2.2. Expressed Consent Expressed Consent

Lisan Lisan : Prosedur Pemeriksaan: Prosedur Pemeriksaan - Laboratorium- Laboratorium - RO- RO - USG- USG - EKG- EKG Tindakan Biasa Tindakan Biasa - Suntik - Suntik - Hekting- Hekting - Rektal tusse- Rektal tusse - Vaginal Tusse, dll- Vaginal Tusse, dll

Page 21: K-1 HUKUM KES. 2

21

Tulisan Tulisan : Tindakan Mengandung Resiko : Tindakan Mengandung Resiko - Operasi- Operasi - Kuretase- Kuretase - Pemeriksaan Invalsif- Pemeriksaan Invalsif - dll- dll

Page 22: K-1 HUKUM KES. 2

22

INFORMASIINFORMASI

What / apaWhat / apa : : apa yang perlu disampaikan apa yang perlu disampaikan

Segala sesuatu mengenai penyakit pasien. Segala sesuatu mengenai penyakit pasien. Tindakan & proses tindakanTindakan & proses tindakan ResikoResiko Alternatif lainAlternatif lain

When / Kapan :When / Kapan : waktu penyampaian dibuat agar pasien & waktu penyampaian dibuat agar pasien &

keluarga keluarga diberi waktu untuk membuat keputusan diberi waktu untuk membuat keputusan

Who / siapa :Who / siapa : Yang harus menyampaikan adalah dokter yang Yang harus menyampaikan adalah dokter yang merawat sendiri merawat sendiri

Page 23: K-1 HUKUM KES. 2

23

Pasien mendapat informasi yang jelasPasien mendapat informasi yang jelas

Pasien dewasa > 21 tahunPasien dewasa > 21 tahun

Sudah menikah Sudah menikah

Sehat mental Sehat mental

Dapat diwakili orangtua, keluarga terdekat, wali Dapat diwakili orangtua, keluarga terdekat, wali atau induk semang atau induk semang

PERSETUJUANPERSETUJUAN PERSETUJUANPERSETUJUAN

Page 24: K-1 HUKUM KES. 2

24

1.1. Diberikan secara bebas Diberikan secara bebas

2.2. Pada orang yang sanggup membuat perjanjianPada orang yang sanggup membuat perjanjian

3.3. Tindakan yang akan dilakukan jelasTindakan yang akan dilakukan jelas

4.4. Mengenai sesuatu yang khas Mengenai sesuatu yang khas

5.5. Tindakan itu juga dilakukan pada situasi yang Tindakan itu juga dilakukan pada situasi yang samasama

SYARAT UNTUK SAH PTMSYARAT UNTUK SAH PTMSYARAT UNTUK SAH PTMSYARAT UNTUK SAH PTM

Page 25: K-1 HUKUM KES. 2

25

HAK & KEWAJIBAN HAK & KEWAJIBAN DOKTERDOKTER

TERHADAP PASIENTERHADAP PASIEN

HAK & KEWAJIBAN HAK & KEWAJIBAN DOKTERDOKTER

TERHADAP PASIENTERHADAP PASIEN

Page 26: K-1 HUKUM KES. 2

26

PENDAHULUANPENDAHULUAN

Hubungan antar dokter dan pasien adalah Hubungan antar dokter dan pasien adalah hubungan antara manusia dan manusia. Dalam hubungan antara manusia dan manusia. Dalam hubungan ini mungkin timbul pertentangan hubungan ini mungkin timbul pertentangan antara dokter dan pasien, karena masing antara dokter dan pasien, karena masing mempunyai nilai yang berbedamempunyai nilai yang berbeda

Untuk melaksanakan tugasnya dengan baik, Untuk melaksanakan tugasnya dengan baik, tidak jarang dokter harus berjuang terlebih tidak jarang dokter harus berjuang terlebih dahulu melawan tradisi yang telah tertanam dahulu melawan tradisi yang telah tertanam dengan kuatdengan kuat

Page 27: K-1 HUKUM KES. 2

27

LAHIRNYA HUBUNGAN PASIEN & LAHIRNYA HUBUNGAN PASIEN & DOKTERDOKTER Hubungan antara dokter dan pasien bermula ketika Hubungan antara dokter dan pasien bermula ketika

dokter setuju untuk merawat pasien yang telah dokter setuju untuk merawat pasien yang telah menyampaikan keinginannya untuk dirawat, tidak menyampaikan keinginannya untuk dirawat, tidak penting apakah itu dokter menerima pembayaran atau penting apakah itu dokter menerima pembayaran atau tidak. Terlepas dari pertimbangan etik, bahwa seorang tidak. Terlepas dari pertimbangan etik, bahwa seorang dokter tidak harus menerima setiap pasien. Ia bahkan dokter tidak harus menerima setiap pasien. Ia bahkan boleh menolak seorang pasien, sekalipun tidak ada boleh menolak seorang pasien, sekalipun tidak ada dokter lain yang berpraktek. Namun sekali hubungan dokter lain yang berpraktek. Namun sekali hubungan pasien pasien dokter-pasiendokter-pasien terjadi, maka dokter bertanggung terjadi, maka dokter bertanggung jawab untuk merawat pasien itu selama yang jawab untuk merawat pasien itu selama yang dipersyaratkan untuk suatu praktek medis yang baikdipersyaratkan untuk suatu praktek medis yang baik

Faktor-faktor yang relavan dalam menentukan berapa Faktor-faktor yang relavan dalam menentukan berapa lama pasien harus dirawat adalah kondisi pasien itu lama pasien harus dirawat adalah kondisi pasien itu sendiri, keadaan penyakitnya serta kualitas dari sendiri, keadaan penyakitnya serta kualitas dari peralatan medik peralatan medik

Page 28: K-1 HUKUM KES. 2

28

Profesi medik kuno menjaga hubungan dokter-pasien Profesi medik kuno menjaga hubungan dokter-pasien dengan membangun suatu kepercayaan dan dengan membangun suatu kepercayaan dan keyakinan. Kemudian hukum akan mengiring keyakinan. Kemudian hukum akan mengiring harapan atas hubungan yang demikian itu, namun harapan atas hubungan yang demikian itu, namun dipengadilan tidak selalu akan dapat diberikan dipengadilan tidak selalu akan dapat diberikan perlindungan atas kepercayaan tersebut, apabila perlindungan atas kepercayaan tersebut, apabila tidak ada keistimewaan hubungan dokter-pasien. tidak ada keistimewaan hubungan dokter-pasien. Dokter, begitu juga pengacara, akan tetapi tidak Dokter, begitu juga pengacara, akan tetapi tidak seperti arsitek atau insinyur, mereka itu berada seperti arsitek atau insinyur, mereka itu berada dalam hubungan fidusia, yakni hubungan atas dasar dalam hubungan fidusia, yakni hubungan atas dasar kepercayaan. Itu berarti bahwa dokter mempunyai kepercayaan. Itu berarti bahwa dokter mempunyai kewajiban untuk benar-benar bekerja dengan itikad kewajiban untuk benar-benar bekerja dengan itikad baikbaik

Dokter tidak pernah boleh membiarkan terjadi Dokter tidak pernah boleh membiarkan terjadi konflik antar kewakiban profesionalnya dengan konflik antar kewakiban profesionalnya dengan kepentingan pribadi. kepentingan pribadi.

Page 29: K-1 HUKUM KES. 2

29

HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER-HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER-PASIENPASIEN

Hak pasien (KODEKI) :Hak pasien (KODEKI) :1.1. Hak hidup, hak atas tubuhnya sendiri & hak Hak hidup, hak atas tubuhnya sendiri & hak

untuk mati secara wajar.untuk mati secara wajar.

2.2. Memperoleh pelayanan kedokteran yang Memperoleh pelayanan kedokteran yang manusiawi sesuai dengan standar profesi manusiawi sesuai dengan standar profesi kedokterankedokteran

3.3. Memperoleh penjelasan tentang diagnosis & Memperoleh penjelasan tentang diagnosis & terapi dokter terapi dokter

4.4. Menolak prosedur diagnosis & terapi, bahkan Menolak prosedur diagnosis & terapi, bahkan menarik diri dari kontrak terapeutikmenarik diri dari kontrak terapeutik

5.5. Memperoleh tentang riset kedokteran yang Memperoleh tentang riset kedokteran yang diikutinya.diikutinya.

Page 30: K-1 HUKUM KES. 2

30

6.6. Menolak/menerima keikutsertaannya dalam risert Menolak/menerima keikutsertaannya dalam risert kedokteran kedokteran

7.7. Dirujuk kedokter spesialis bila perlu & Dirujuk kedokter spesialis bila perlu & dikembalikan kepada dokter yang merujuk setelah dikembalikan kepada dokter yang merujuk setelah selasai.selasai.

8.8. Kerahasiaan & rekam medik atas hal pribadinyaKerahasiaan & rekam medik atas hal pribadinya

9.9. Memperoleh penjelasan tentang peraturan-Memperoleh penjelasan tentang peraturan-peraturan R.S. peraturan R.S.

10.10. Berhubunag dengan keluarga, Berhubunag dengan keluarga, penasihat/rohaniwan dll, selama perawatan di R. S. penasihat/rohaniwan dll, selama perawatan di R. S. (bila perlu)(bila perlu)

11.11. Memperoleh penjelasan tentang : biaya rawat inap, Memperoleh penjelasan tentang : biaya rawat inap, obat, periksa laboratorium, USG, CT-Scan, dsbobat, periksa laboratorium, USG, CT-Scan, dsb

12.12. Memperoleh rawatan lanjutan.Memperoleh rawatan lanjutan.

Page 31: K-1 HUKUM KES. 2

31

Memberikan informasi kepada pasien berpedoman Memberikan informasi kepada pasien berpedoman pada :pada :

1.1. Bahasa yang mudah dimengerti pasienBahasa yang mudah dimengerti pasien

2.2. Pasien memperoleh informasi penyakitnya, Pasien memperoleh informasi penyakitnya, tindakan yang akan diambil, komplikasi & resiko tindakan yang akan diambil, komplikasi & resiko yang akan terjadi yang akan terjadi

3.3. Anak & pasien penyakit jiwa, informasinya Anak & pasien penyakit jiwa, informasinya diberikan kepada orang tua/walinya.diberikan kepada orang tua/walinya.

Page 32: K-1 HUKUM KES. 2

32

Kewajiban PasienKewajiban Pasien 1.1. Memeriksakan diri sendini mungkin pada Memeriksakan diri sendini mungkin pada

dokterdokter

1.1. Memberikan informasi yang benar & lengkapMemberikan informasi yang benar & lengkap

2.2. Mematuhi nasihat & petunjuk dokterMematuhi nasihat & petunjuk dokter

3.3. Menandatangani surat-surat porsetujuan Menandatangani surat-surat porsetujuan tindak medik, surat jaminan rawat, dll.tindak medik, surat jaminan rawat, dll.

4.4. Yakin pada dokter & yakin akan sembuhYakin pada dokter & yakin akan sembuh

5.5. Melunasi biaya perawatan R.S., resep, Melunasi biaya perawatan R.S., resep, pengobatan, dll.pengobatan, dll.

6.6. Mematuhi peraturan R. S. Mematuhi peraturan R. S.

Page 33: K-1 HUKUM KES. 2

33

Dalam lafal sumpah dokter mengenai hubungan Dalam lafal sumpah dokter mengenai hubungan dokter dengan pasien berbunyi demikian :dokter dengan pasien berbunyi demikian :

Saya akan menghormati setiap hidup insani Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan, saya akan mulai dari saat pembuahan, saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan penderita, senantiasa mengutamakan kesehatan penderita, saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya tidak terpengaruh oleh pertimbangan supaya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, perbedaan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, perbedaan kelamin, politik kepartaian atau kedudukan kelamin, politik kepartaian atau kedudukan sosial dalam menunaikan kewajiban terhadap sosial dalam menunaikan kewajiban terhadap penderitapenderita..

HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER-HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER-PASIENPASIEN

Page 34: K-1 HUKUM KES. 2

34

Diantara kewajiban dokter yang terdiri dari kewajiban umum serta Diantara kewajiban dokter yang terdiri dari kewajiban umum serta kewajiban terhadap pasien. Menurut Kode Etik Kedokteran Indonesia, kewajiban terhadap pasien. Menurut Kode Etik Kedokteran Indonesia, ada beberapa pasal yang sangat berkaitan dengan perlindungan ada beberapa pasal yang sangat berkaitan dengan perlindungan pasien :pasien :

Pasal 2 Pasal 2 : Setiap dokter harus senantiasa melakukan profesinya : Setiap dokter harus senantiasa melakukan profesinya menurut ukuran tertinggi menurut ukuran tertinggi

Pasal 3 Pasal 3 : Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya seorang : Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya seorang dokter dokter tidak boleh dipengaruhi oleh pertimbangan tidak boleh dipengaruhi oleh pertimbangan keuntungan keuntungan pribadi, yang mengakibatkan hilangnya pribadi, yang mengakibatkan hilangnya kebebasan profesi.kebebasan profesi.

Pasal 5Pasal 5 : Tiap perbuatan atau nasihat yang mungkin : Tiap perbuatan atau nasihat yang mungkin melemahkan melemahkan daya tahan mahluk insani, baik psikis maupun daya tahan mahluk insani, baik psikis maupun fisik, hanya fisik, hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan diberikan untuk kepentingan dan kebaikan penderita. penderita.

Pasal 7 Pasal 7 : Seorang dokter hanya memberikan keterangan dan : Seorang dokter hanya memberikan keterangan dan pendapat yang dapat dibuktikan kebenarannya. pendapat yang dapat dibuktikan kebenarannya.

Page 35: K-1 HUKUM KES. 2

35

Pasal 10Pasal 10 : Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan : Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban kewajiban melindungi hidup mahluk insani. melindungi hidup mahluk insani.

Pasal 11 Pasal 11 : Setiap dokter menghormati hak asasi penderita: Setiap dokter menghormati hak asasi penderita

Pasal 12Pasal 12 : Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan : Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan mempergunakan segala ilmu dan

keterampilannya untuk keterampilannya untuk kepentingan penderita. Dalam kepentingan penderita. Dalam hal ia tidak mampu melakukan hal ia tidak mampu melakukan pemeriksaan atau pemeriksaan atau pengobatan, maka ia wajib merujuk pengobatan, maka ia wajib merujuk penderita penderita kepada dokter lain yang mempunyai keahlian kepada dokter lain yang mempunyai keahlian dalam dalam bidang penyakit tersebutbidang penyakit tersebut

Pasal 13Pasal 13 : Setiap dokter harus memberikan kesempatan : Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada kepada penderita agar senantiasa dapat penderita agar senantiasa dapat berhubungan dengan berhubungan dengan keluarga dan keluarga dan penasihatnya dalam beribadat atau masalah penasihatnya dalam beribadat atau masalah lainnya. lainnya.

Pasal 14 Pasal 14 : Setiap dokter wajib merahasiakan segala yang : Setiap dokter wajib merahasiakan segala yang diketahuinya diketahuinya tentang seorang penderita bahkan juga tentang seorang penderita bahkan juga setelah penderita iitu setelah penderita iitu meninggal dunia. meninggal dunia.

Page 36: K-1 HUKUM KES. 2

36

HAK DOKTERHAK DOKTER

HakHak dokter adakah sebagai berikut : dokter adakah sebagai berikut : Melakukan praktek dokter setelah memperoleh Melakukan praktek dokter setelah memperoleh

Surat Izin Dokter (SID) dan Surat Izin Praktak Surat Izin Dokter (SID) dan Surat Izin Praktak (SIP)(SIP)

Memperoleh informasi yang benar dan lengkap Memperoleh informasi yang benar dan lengkap dari pasien/keluarga tenang penyakit.dari pasien/keluarga tenang penyakit.

Bekerja sesuai dengan standar profesiBekerja sesuai dengan standar profesi

Menolak melakukan tindakan medik yang Menolak melakukan tindakan medik yang bertentangan dengan etika, agama, hukum dan bertentangan dengan etika, agama, hukum dan hati nuraninya.hati nuraninya.

Mengakhiri hubungan dengan seorang pasien, jika Mengakhiri hubungan dengan seorang pasien, jika menurut penilaiannya kerjasama pasien dengannya menurut penilaiannya kerjasama pasien dengannya tidak ada gunanya lagi, kecuali dalam keadaan tidak ada gunanya lagi, kecuali dalam keadaan gawat darurat.gawat darurat.

Page 37: K-1 HUKUM KES. 2

37

Menolak pasien yang bukan bidang Menolak pasien yang bukan bidang spesialisasinya, kecuali dalam keadaan darurat spesialisasinya, kecuali dalam keadaan darurat atau tidak ada dokter lain yang mampu atau tidak ada dokter lain yang mampu menanganinya.menanganinya.

Hak atas ‘privacy’ dokterHak atas ‘privacy’ dokter

Ketentraman bekerjaKetentraman bekerja

Mengeluarkan suratMengeluarkan surat keterangan dokter keterangan dokter

Menerima imbalan jasaMenerima imbalan jasa

Hak membela diriHak membela diri

Page 38: K-1 HUKUM KES. 2

38

KESIMPULANKESIMPULAN Semakin meningkatnya kesadaran hukum Semakin meningkatnya kesadaran hukum

dikalangan masyarakat dewasa ini antara lain dikalangan masyarakat dewasa ini antara lain telah mengakibatkan timbulnya tuntutan pasien telah mengakibatkan timbulnya tuntutan pasien terhadap pelayanan kesehatab yang lebih baik, terhadap pelayanan kesehatab yang lebih baik, bahkan sering pula terjadi adanya pengaduan bahkan sering pula terjadi adanya pengaduan kepada pihak yang berwajib, diharapkan kepada kepada pihak yang berwajib, diharapkan kepada dokter untuk memperoleh informasi yang dokter untuk memperoleh informasi yang memadai tentang Kode Etik Kedokteran memadai tentang Kode Etik Kedokteran Indonesia, terutama yang berkenaan dengan hak Indonesia, terutama yang berkenaan dengan hak dan kewajiban sebagai seorang dokter.dan kewajiban sebagai seorang dokter.

Seorang dokter harus menghayati ddan Seorang dokter harus menghayati ddan mengamalkan Kode Etik Kedokteran dalam mengamalkan Kode Etik Kedokteran dalam menjalankan profesinya dengan baik sehingga menjalankan profesinya dengan baik sehingga martabat profesi kedokteran dapat lebih terjaga martabat profesi kedokteran dapat lebih terjaga

Page 39: K-1 HUKUM KES. 2

39

WAJIB SIMPAN WAJIB SIMPAN RAHASIA RAHASIA

KEDOKTERANKEDOKTERAN

Page 40: K-1 HUKUM KES. 2

40

PENDAHULUANPENDAHULUAN

Dokter PasienDokter Pasien

Bila rahasia tidak di jagaBila rahasia tidak di jaga

Dokter Dokter hilang kepercayaan hilang kepercayaan PasienPasien

Penting dipahami dengan baik Penting dipahami dengan baik

Dokter Dokter Saling percayaSaling percaya

Pasien Pasien

Harus dipatuhi dokterHarus dipatuhi dokter

Lafal Sumpah dokterLafal Sumpah dokter

Kode etik KedokteranKode etik Kedokteran

Peraturan dan PerundanganPeraturan dan Perundangan

Rahasia Pribadi

Page 41: K-1 HUKUM KES. 2

41

Pengertian :Pengertian :Rahasia pekerjaanRahasia pekerjaanRahasia jabatanRahasia jabatanRahasia kedokteran Rahasia kedokteran

Peraturan Pemerintah No. 10 Thn 1966Peraturan Pemerintah No. 10 Thn 1966

Rahasia PasienRahasia Pasien Contoh : Contoh : 1.1. Penderita penyakit kelaminPenderita penyakit kelamin2.2. Penderita Penyakit TBC aktifPenderita Penyakit TBC aktif3.3. Pemeriksa status perawanPemeriksa status perawan4.4. Seorang penjahat (buronan) berobat ke dokterSeorang penjahat (buronan) berobat ke dokter5.5. Seorang pasien Abortus provokatus bukan atas indikasi Seorang pasien Abortus provokatus bukan atas indikasi

medismedis

Ketentuan & Peraturan yang mengikatKetentuan & Peraturan yang mengikat a.a. Lafal Sumpah dokterLafal Sumpah dokter

Peraturan Pemerintah No. 26 thn 1960Peraturan Pemerintah No. 26 thn 1960b.b. Kode Etik Kedokteran Indonesia Bab II Pasal 11.Kode Etik Kedokteran Indonesia Bab II Pasal 11.

Page 42: K-1 HUKUM KES. 2

42

c.c. PP No. 10 Tahun 1966PP No. 10 Tahun 1966d.d. Sanksi hukum Pidana (Pasal 322 KUHP)Sanksi hukum Pidana (Pasal 322 KUHP)

a.a. Pasal 1367 KUH PerdataPasal 1367 KUH Perdatae.e. Sanksi hukum Perdata Sanksi hukum Perdata

a.a. Pasal 1365 KUH PerdataPasal 1365 KUH Perdata

Menanggalkan Rahasia Jabatan/pekerjaan Menanggalkan Rahasia Jabatan/pekerjaan

Dokter :Dokter :

1.1. Karena Undang UndangKarena Undang Undang

Pembuat VERPembuat VER

Melaporkan Penyakit yang menimbulkan wabahMelaporkan Penyakit yang menimbulkan wabah

Memenuhi kewajiban (KUHP Pasal 50)Memenuhi kewajiban (KUHP Pasal 50)

Wajib Pemeriksaan KematianWajib Pemeriksaan Kematian

Kewajiban memberikan keterangan Ahli disidang Kewajiban memberikan keterangan Ahli disidang

pengadilanpengadilan

Kewajiban PNS untuk melaporkan adanya tindak Kewajiban PNS untuk melaporkan adanya tindak

pidana pidana

Page 43: K-1 HUKUM KES. 2

43

2.2. Untuk kepentingan umum. KUHP Pasal 48Untuk kepentingan umum. KUHP Pasal 48

3.3. Untuk kepentingan Pasien. KUHP Pasal 170Untuk kepentingan Pasien. KUHP Pasal 170

Sanksi Membuka Rahasia Kedokteran :Sanksi Membuka Rahasia Kedokteran :

1.1. Sanksi Pidana. KUHP pasal 322Sanksi Pidana. KUHP pasal 322

2.2. Sanksi Perdata. KUH Predata Pasal 1365 & 1367Sanksi Perdata. KUH Predata Pasal 1365 & 1367

3.3. Sanksi Administratif. UU No. 23 thn 1992 pasal 54 Sanksi Administratif. UU No. 23 thn 1992 pasal 54 ayat 1ayat 1

4.4. Sanksi MasyarakatSanksi Masyarakat

Page 44: K-1 HUKUM KES. 2

44

Wajib simpan rahasia kedokteran mempunyai dasar Wajib simpan rahasia kedokteran mempunyai dasar hukum :hukum :

Kepentingan pasien adalah menjelaskan segala Kepentingan pasien adalah menjelaskan segala sesuatu mengenai dirinya kepada dokter tanpa ada sesuatu mengenai dirinya kepada dokter tanpa ada rasa khawartir bahwa hal itu akan diberitahukan rasa khawartir bahwa hal itu akan diberitahukan kepada pihak lain. Kerahasiaan ini akan memperkuat kepada pihak lain. Kerahasiaan ini akan memperkuat kepercayaan pasien terhadap dokterkepercayaan pasien terhadap dokter

Kepentingan umum menghendaki agar setiap warga Kepentingan umum menghendaki agar setiap warga masyarakat yang memerlukan bantuan kesehatan masyarakat yang memerlukan bantuan kesehatan tidak terhalang, oleh karena kekhawatiran bahwa tidak terhalang, oleh karena kekhawatiran bahwa data dirinya tidak dirahasiakan.data dirinya tidak dirahasiakan.

Profesi kedokteran menuntut agar kepercayaan yang Profesi kedokteran menuntut agar kepercayaan yang diberikan oleh posien terjamin kerahasiaannya. diberikan oleh posien terjamin kerahasiaannya.

Page 45: K-1 HUKUM KES. 2

45

KESIMPULANKESIMPULAN1.1. Wajib simpan rahasia kedokteran mempunyai dasar hukumWajib simpan rahasia kedokteran mempunyai dasar hukum

2.2. Ketentuan & Peraturan yang mengikat Ketentuan & Peraturan yang mengikat

a.a. Lafal Sumpah dokter,Peraturan Pemerintah No. 26 thn 1960Lafal Sumpah dokter,Peraturan Pemerintah No. 26 thn 1960

b.b. Kode Etik Kedokteran Indonesia Bab II Pasal 11. PP No. 10 Tahun 1966Kode Etik Kedokteran Indonesia Bab II Pasal 11. PP No. 10 Tahun 1966

c.c. Sanksi hukum Pidana (Pasal 322 KUHP)Sanksi hukum Pidana (Pasal 322 KUHP)

d.d. Pasal 1367 KUH PerdataPasal 1367 KUH Perdata

e.e. Sanksi hukum Perdata (Pasal 1365) & Pasal 1367 KUH PerdataSanksi hukum Perdata (Pasal 1365) & Pasal 1367 KUH Perdata

3.3. Dalam keadaanDalam keadaan tertentu dokter harus menanggalkan rahasia tertentu dokter harus menanggalkan rahasia jabatan/pekerjaan dokter, misalnya apabila diwajibkan oleh perundang-jabatan/pekerjaan dokter, misalnya apabila diwajibkan oleh perundang-undangan, atas permintaan hakim dan sidang pengadilan, untuk kepentingan undangan, atas permintaan hakim dan sidang pengadilan, untuk kepentingan umum dan atas permintaan pasien.umum dan atas permintaan pasien.

4.4. Sanksi Membuka Rahasia Kedokteran :Sanksi Membuka Rahasia Kedokteran :1.1. Sanksi Pidana. KUHP pasal 322Sanksi Pidana. KUHP pasal 3222.2. Sanksi Perdata. KUH Predata Pasal 1365 & 1367Sanksi Perdata. KUH Predata Pasal 1365 & 13673.3. Sanksi Administratif. UU No. 23 thn 1992 pasal 54 ayat 1Sanksi Administratif. UU No. 23 thn 1992 pasal 54 ayat 14.4. Sanksi MasyarakatSanksi Masyarakat

Page 46: K-1 HUKUM KES. 2

46

MAL MAL PRAKTEKPRAKTEK

Page 47: K-1 HUKUM KES. 2

47

DEFENISI DEFENISI

Mal praktek medik adalah : Mal praktek medik adalah : kelalaian kelalaian dokter dalam menggunakan tingkat dokter dalam menggunakan tingkat keterampilan dan ilmu pengetahuan yang keterampilan dan ilmu pengetahuan yang lazim di pergunakan dalam mengobati lazim di pergunakan dalam mengobati pasien atau orang yang terluka menurut pasien atau orang yang terluka menurut ukuran lingkungan yang samaukuran lingkungan yang sama

Page 48: K-1 HUKUM KES. 2

48

Yang dimaksud dengan kelalaian disini Yang dimaksud dengan kelalaian disini adalah sikap yang kurang hati-hati yaitu adalah sikap yang kurang hati-hati yaitu tidak melakukan apa yang seseorang tidak melakukan apa yang seseorang lakukan dengan sikap hati-hati lakukan dengan sikap hati-hati melakukannnya dengan wajar, atau melakukannnya dengan wajar, atau sebaliknya melakukan apa yang seorang sebaliknya melakukan apa yang seorang lakukan dengan sikap hati-hati tidak akan lakukan dengan sikap hati-hati tidak akan melakukannya dalam situsasi tersebut. melakukannya dalam situsasi tersebut.

Page 49: K-1 HUKUM KES. 2

49

Dokter dikatakan melakukan mal praktek Dokter dikatakan melakukan mal praktek jika : jika :

1.1. Dokter kurang mengusai iptek Dokter kurang mengusai iptek kedokteran yang sudah berlaku umum di kedokteran yang sudah berlaku umum di kalangan profesi kedokteran.kalangan profesi kedokteran.

2.2. Memberikan pelayanan kedokteran Memberikan pelayanan kedokteran dibawah standar profesidibawah standar profesi

3.3. Melakukan kelalaian yang berat atau Melakukan kelalaian yang berat atau memberikan pelayanan dengan tidak memberikan pelayanan dengan tidak hati-hati.hati-hati.

4.4. Melakukan tindakan medik yang Melakukan tindakan medik yang bertentangan dengan hukum.bertentangan dengan hukum.

Page 50: K-1 HUKUM KES. 2

50

Jenis-jenis mal praktek :Jenis-jenis mal praktek :

1.1. Mal praktek kriminalMal praktek kriminal

2.2. Mal praktek sipilMal praktek sipil

3.3. Mal praktek etik Mal praktek etik

Ad. 1. Mal praktek kriminal.Ad. 1. Mal praktek kriminal.

Dokter dalam menjalankan profesinya Dokter dalam menjalankan profesinya jika melanggar hukum pidana maka jika melanggar hukum pidana maka persoalannya akan dituntut oleh negara. persoalannya akan dituntut oleh negara.

Page 51: K-1 HUKUM KES. 2

51

Yang termasuk dengan mal praktek Yang termasuk dengan mal praktek kriminal adalah : kriminal adalah :

a.a. Menyebabkan pasien mati atau terluka Menyebabkan pasien mati atau terluka karena kelalaiankarena kelalaian

b.b. Melakukan Abortus provokatus Melakukan Abortus provokatus kriminaliskriminalis

c.c. Melakukan pelanggaran kesusilaan atau Melakukan pelanggaran kesusilaan atau kesopanan kesopanan

d.d. Membuka rahasia kedokteran Membuka rahasia kedokteran e.e. Pemalsuan surat keterangan Pemalsuan surat keterangan f.f. Bersepakat melakukan tindakan pidanaBersepakat melakukan tindakan pidanag.g. Sengaja tidak memberikan pertolongan Sengaja tidak memberikan pertolongan

pada orang yang dalam keadaan bahaya pada orang yang dalam keadaan bahaya

Page 52: K-1 HUKUM KES. 2

52

Ad. 2. Mal praktek sipilAd. 2. Mal praktek sipil

Adalah suatu tindakan bentuk dimana Adalah suatu tindakan bentuk dimana dokter telah mengakibatkan kematian dokter telah mengakibatkan kematian atau cedera. Karena tindakan yang salah atau cedera. Karena tindakan yang salah atau tidak berkonsultasi dengan ahli atau atau tidak berkonsultasi dengan ahli atau melakukan operasi tanpa persetujuan melakukan operasi tanpa persetujuan keluarga pasien atau salah dalam keluarga pasien atau salah dalam mendiagnosa suatu penyakit yang fatal mendiagnosa suatu penyakit yang fatal dan atau kematian pasien.dan atau kematian pasien.

Page 53: K-1 HUKUM KES. 2

53

Ad. 3. Mal Praktek Etik Ad. 3. Mal Praktek Etik

Mengenai mal praktek etik perlu Mengenai mal praktek etik perlu dikemukakan bahwa jalur etik tidak begitu dikemukakan bahwa jalur etik tidak begitu melihat kepada akibat atau kerugian yang melihat kepada akibat atau kerugian yang ditimbulkan karena etik lebih menekankan ditimbulkan karena etik lebih menekankan kepada tindakan yang dilakukan si pelaku kepada tindakan yang dilakukan si pelaku dengan berpedoman kepada kode etik dengan berpedoman kepada kode etik profesi. Untuk kalangan dokter pada kode profesi. Untuk kalangan dokter pada kode etik kedokteran Indonesia (KODEKI). Dan etik kedokteran Indonesia (KODEKI). Dan untuk rumah sakit pada etik rumah sakit untuk rumah sakit pada etik rumah sakit (ERSI).(ERSI).

Sangsi etik bertujuan edukatif, bukan Sangsi etik bertujuan edukatif, bukan sebagai hukuman atau mengganti kerugian.sebagai hukuman atau mengganti kerugian.

Page 54: K-1 HUKUM KES. 2

54

Lafal Sumpah Dokter:Lafal Sumpah Dokter:““Saya akan senantiasa mengutamakan Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan penderitakesehatan penderita “ “

KODEKI bab II pasal 10:KODEKI bab II pasal 10:““Seorang Dokter wajib melakukan Seorang Dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas pertolongan darurat sebagai suatu tugas kemanusiaankemanusiaan .” .”

KUHP pasal 304:KUHP pasal 304:““Barangsiapa dengan sengaja menyebabkan Barangsiapa dengan sengaja menyebabkan atau membiarkan seseorang dalam atau membiarkan seseorang dalam kesengsaraan, sedangkan ia wajib membari kesengsaraan, sedangkan ia wajib membari kehidupan, perawatan dan pemeliharaan kehidupan, perawatan dan pemeliharaan berdasarkan hukum yang berlaku baginya berdasarkan hukum yang berlaku baginya atau karena suatu perjanjian, dihukum atau karena suatu perjanjian, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 2 dengan hukuman penjara selama-lamanya 2 tahun 8 bulan atau denda sebanyak-tahun 8 bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 4500,-banyaknya Rp 4500,- “ “

Page 55: K-1 HUKUM KES. 2

55

KODEKI Bab I Pasal 2”KODEKI Bab I Pasal 2”““Seorang dokter harus senantiasa melakukan Seorang dokter harus senantiasa melakukan profesinya menurut ukuran tertinggi profesinya menurut ukuran tertinggi .”.”

KODEKI Bab I Pasal 11:KODEKI Bab I Pasal 11:““Dalam hal tidak mampu melakukan suatu Dalam hal tidak mampu melakukan suatu pemeriksaaan atau pengobatan maka ia wajib pemeriksaaan atau pengobatan maka ia wajib merujuk penderita kepada Dokter lain yang merujuk penderita kepada Dokter lain yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebutmempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.”.”

KUHP Pasal 360 :KUHP Pasal 360 :““Barangsiapa karena kesalahannya Barangsiapa karena kesalahannya menyebabkan orang lain mendapat luka berat menyebabkan orang lain mendapat luka berat atau luka sedemikian, sehingga berakibat atau luka sedemikian, sehingga berakibat penyakit atau halangan sementara untuk penyakit atau halangan sementara untuk menjalankan jabatan atau pekerjaannya, menjalankan jabatan atau pekerjaannya, dihukum dengan hukuman penjara selama-dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 5 tahun.”lamanya 5 tahun.”

Page 56: K-1 HUKUM KES. 2

56

KUHP Pasal 306 :KUHP Pasal 306 :

““(2) (2) Jika salah satu perbuatan tersebut Jika salah satu perbuatan tersebut berakibat kematian maka, bersalah berakibat kematian maka, bersalah dihukum dengan hukuman penjara dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 9 tahunselama-lamanya 9 tahun.”.”

B. Jika tertundanya pembedahan tersebut B. Jika tertundanya pembedahan tersebut disebabkan keluarga penderita belum disebabkan keluarga penderita belum membayar uang panjar untuk rumah membayar uang panjar untuk rumah sakit, maka rumah sakitlah yang terkena sakit, maka rumah sakitlah yang terkena pelanggaran KODEKI.pelanggaran KODEKI.

Page 57: K-1 HUKUM KES. 2

57

Contoh kasusContoh kasus1.1. Seorang Dokter memberi cuti sakit berulangkali Seorang Dokter memberi cuti sakit berulangkali

kepada seorang tahanan. Padahal orang kepada seorang tahanan. Padahal orang tersebut mampu menghadiri sidang pengadilan tersebut mampu menghadiri sidang pengadilan perkaranya. Dalam hal ini Dokter melanggar perkaranya. Dalam hal ini Dokter melanggar KODEKI Bab I Pasal 7 dan KUHP Pasal 267.KODEKI Bab I Pasal 7 dan KUHP Pasal 267.KODEKI Bab I Pasal 7:KODEKI Bab I Pasal 7:“ “ Seorang Dokter hanya memberi keterangan Seorang Dokter hanya memberi keterangan atau mendapat yang dapat dibuktikan atau mendapat yang dapat dibuktikan kebenarannyakebenarannya.”.”KUHP Pasal 267:KUHP Pasal 267:““Dokter yang dengan sengaja memberi surat Dokter yang dengan sengaja memberi surat keterangan palsu tentang ada atau tidaknya keterangan palsu tentang ada atau tidaknya penyaki. Kelamahan atau cacat, dihuklum penyaki. Kelamahan atau cacat, dihuklum dengan hukuman penjara 4 tahun.dengan hukuman penjara 4 tahun.” ”

Page 58: K-1 HUKUM KES. 2

58

2.2. Seorang Penderita Gawat Darurat DirawatSeorang Penderita Gawat Darurat Dirawat

Dirumah sakit dan ternyata memrlukan Dirumah sakit dan ternyata memrlukan pembedahan segera, ternyata pembedahan segera, ternyata pembedahan tertunda-tunda, sehingga pembedahan tertunda-tunda, sehingga penderita meninggal dunia.penderita meninggal dunia.

Pelanggaran etik dan hukum kasus ini ada Pelanggaran etik dan hukum kasus ini ada 2 kemungkinan:2 kemungkinan:

a.a. Jika tertundanya pembedahan tersebut Jika tertundanya pembedahan tersebut disebabkan oleh kelalaian Dokter, maka disebabkan oleh kelalaian Dokter, maka sikap Dokter tersebut bertentangan sikap Dokter tersebut bertentangan dengan lafal Sumpah Dokter, KODEKI dengan lafal Sumpah Dokter, KODEKI Bab II Pasal 10 dan KUHP Pasal 304 Bab II Pasal 10 dan KUHP Pasal 304 dan 306:dan 306:

Page 59: K-1 HUKUM KES. 2

59

3.3. Seorang Dokter Umum melakukan Seorang Dokter Umum melakukan pembedahan benjolan pada leher pembedahan benjolan pada leher seorang wanit yang kemudian timbul seorang wanit yang kemudian timbul komplikasi pendarahan, Dokter komplikasi pendarahan, Dokter menghentikan tindakannya sedangkan menghentikan tindakannya sedangkan benjolan tersebut belum diangkat benjolan tersebut belum diangkat seluruhnya. Padahal di kota tempat seluruhnya. Padahal di kota tempat Dokter ini bekerja ada Dokter Spesialis Dokter ini bekerja ada Dokter Spesialis Bedah. Dalam kasus ini Dokter Umum Bedah. Dalam kasus ini Dokter Umum tersebut melanggar KODEKI Bab I Pasal tersebut melanggar KODEKI Bab I Pasal 1 dan 11, KUHP Pasal 360.1 dan 11, KUHP Pasal 360.

Page 60: K-1 HUKUM KES. 2

60

KESIMPULANKESIMPULAN

1.1. Mal Praktek merupakan suatu tindakan Mal Praktek merupakan suatu tindakan yang salah atau lalai dalam melakukan yang salah atau lalai dalam melakukan Pratek kedokteran, sehingga Pratek kedokteran, sehingga menyebabkan kerusakan atau kerugian menyebabkan kerusakan atau kerugian bagi kesehatan dan kehidupan pasien, bagi kesehatan dan kehidupan pasien, karena kelalaiannya ini dapat ditindak karena kelalaiannya ini dapat ditindak hukum pidana atau perdata.hukum pidana atau perdata.

2.2. Dokter perlu mengetahui secara jelas Dokter perlu mengetahui secara jelas batasan yang dapat dikerjakan atau batasan yang dapat dikerjakan atau dialaksanakan dalam menjalankan profesi dialaksanakan dalam menjalankan profesi kedokteran sehingga terhindar dari suatu kedokteran sehingga terhindar dari suatu perkara yang berkaitan dengan Mal perkara yang berkaitan dengan Mal Praktek.Praktek.

Page 61: K-1 HUKUM KES. 2

61

3.3. Hendaknya seorang Dokter dalam Hendaknya seorang Dokter dalam menjalankan profesi kedokteran menjalankan profesi kedokteran melakukan pelayanan kesehatan, melakukan pelayanan kesehatan, menjunjung tinggi nilai etik kedokteran menjunjung tinggi nilai etik kedokteran serta berupaya untuk selalu menjaga serta berupaya untuk selalu menjaga nama baik dan citra seorang dokter.nama baik dan citra seorang dokter.

4.4. Pengetahuan dan kesadaran hukum Pengetahuan dan kesadaran hukum masyarakat pada saat ini menunjukkan masyarakat pada saat ini menunjukkan kemajuan pesat, sehingga kemungkinan kemajuan pesat, sehingga kemungkinan untuk menuntut dan menggugat Dokter untuk menuntut dan menggugat Dokter semakain besar, untuk itu dituntut pula semakain besar, untuk itu dituntut pula pengetahuan Dokter dalam bidang hukum pengetahuan Dokter dalam bidang hukum dan menjalin kerjasama yang baik dengan dan menjalin kerjasama yang baik dengan badan-badan hukum.badan-badan hukum.

Page 62: K-1 HUKUM KES. 2

62

SEKIAN &

TERIMA KASIH