JURUSAN AL AHWAL AL SYAHSIYAH - Perpustakaan...

111
i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ORANG TUA TIDAK MEMBERIKAN NAFKAH PENDIDIKAN KEPADA ANAK KANDUNG (Study Kasus Keluarga Nelayan Di Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Syariah Oleh : AHMAD MUHAJIR NIM : 072111037 JURUSAN AL AHWAL AL SYAHSIYAH FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012

Transcript of JURUSAN AL AHWAL AL SYAHSIYAH - Perpustakaan...

  • i

    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ORANG TUA

    TIDAK MEMBERIKAN NAFKAH PENDIDIKAN

    KEPADA ANAK KANDUNG

    (Study Kasus Keluarga Nelayan Di Desa Tambak Mulyo Kelurahan

    Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi SyaratGuna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1

    Dalam Ilmu Syariah

    Oleh :

    AHMAD MUHAJIRNIM : 072111037

    JURUSAN AL AHWAL AL SYAHSIYAH

    FAKULTAS SYARIAH

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

    SEMARANG

    2012

  • ii

    Drs. H. Eman Sulaeman, M.H.Jl. Tugurejo A.3 RT 2/l Semarang.Anthin Lathifah, M.Ag.Jl. Banjarsari RT I/VII Beringin Nagilyan Semarang.

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Lamp : 4 ( empat ) eks.

    Hal : Naskah skripsi

    A.n. Sdr. Ahmad Muhajir

    Kepada Yth.

    Dekan Fakultas Syariah

    IAIN Walisongo Semarang

    Di Semarang

    Assalamualaikum Wr. Wb.

    Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya bersama ini saya

    kirim naskah skripsi saudara :

    Nama : Ahmad Muhajir

    Nim : 072111053

    Jurusan : Al-Ahwal Al-Syakhsiyah

    Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ORANGTUA TIDAK MEMBERIKAN NAFKAH PENDIDIKANKEPADA ANAK KANDUNG (Study Kasus Keluarga NelayanDi Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas KecamatanSemarang Utara Kota Semarang)

    Dengan ini mohon kiranya skripsi saudara tersebut dapat segera

    dimunaqosahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

    Wassalamualaikum Wr. Wb.

    Semarang, 05 Juni 2012

  • iii

    KEMENTRIAN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

    FAKULTAS SYARIAH SEMARANGJl. Prof. Dr. Hamka KM 02 Ngaliyan Telp. (024) 7601291 Semarang

    PENGESAHANNama : Ahmad Muhajir

    Nim : 072111053

    Jurusan : Al-Ahwal Al-Syakhsiyah

    Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ORANGTUA TIDAK MEMBERIKAN NAFKAH PENDIDIKANKEPADA ANAK KANDUNG (Study Kasus Keluarga NelayanDi Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas KecamatanSemarang Utara Kota Semarang)

    Telah dimunaqosahkan oleh dewan penguji Fakultas Syariah Institut Agama Islam

    Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude / baik / cukup,

    pada tanggal : 28 Juni 2012

    Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana strata 1 tahun

    akademik 2012/2013.

    Semarang, 01 Juli 2012

  • iv

    MOTTO

    Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. dan

    orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang

    diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang

    melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan

    memberikan kelapangan sesudah kesempitan(Q.S. al-Thalaq: 7)1

    1 Al-Quran, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Quran, Al-Quran dan Terjemahnya,Jakarta : Depag RI., Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Quran, 1989, hlm. 946.

  • v

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tuatercinta, Ibu Muzaziroh dan Bapak Masyahid. Atas

    curahan Doa, bimbingan dan kasih sayang mereka berduapenulis bisa seperti sekarang ini.

    Kakaku tercinta, Ahmad Jamaluddin (alm), dan Adikkusatu-satunya yang tercinta Ahmad Maimun

    Keluarga besar Murobbi ruhina H. Dahlan dan H. Dimyati,KH. Abdullah Salam, KH. Mamun Muzayyin

    Segenap Keluarga Besar PP. Permata (Al-Hikmah) danKeluarga Besar Perguruan Islam Matholiul Falah (PIM)

    Ds. Kajen Kec. Margoyoso Kab. Pati Jawa Tengah

    Sahabat-sahabat karibku dan Kawan-kawan seperjuanganJangan pernah lemahkan kepalan tangan kiri, karena

    perjuangan belum Usai.!!!

  • vi

    DEKLARASI

    Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis

    Menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang

    telah atau pernah ditulis oleh orang lain atau

    diterbitkan. Dengan demikian skripsi ini tidak berisi

    satupun pikiran orang lain, kecuali informasi yang

    terdapat dalam referensi yang menjadi bahan rujukan.

    Semarang, 05 Juni 2012

    Deklarator,

    Ahmad MuhajirNIM. 072111053

  • vii

    ABSTRAK

    Pernikahan adalah sesuatu yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya,karena pernikahan tersebut banyak mengandung hikmah, antara lain untukmenyemurnakan agama, kebahagiaan, untuk menjalin persaudaraan, memperteguhkelanggengan rasa cinta antar keluarga dan memperkuat hubungan kemasyarakatanyang diberkahi oleh Islam. Demikianlah yang dikehendaki adanya pernikahan menurutIslam, sehingga apabila pernikahan ini dilaksanakan dengan konsekuen menurutpedoman yang digariskan, maka segala bentuk masalah tidak akan timbul, karenamasing-masing pihak tahu akan hak dan kewajibannya dan akhirnya terwujudlahtujuan dan hikmah dari pernikahan itu. Namun tidak selamanya tujuan dan hikmahdari perkawinan tersebut dapat terlaksana dan terwujud sesuai dengan idealnya. Salahsatu contohnya adalah di bidang pemberian nafkah suami. Dari permasalahan diatas,penelitian ini akan mengkaji tentang faktor-faktor apakah yang menyebabkan orangtua tidak memberikan nafkah pendidikan kepada anak kandungnya ? danbagaimanakah pandangan hukum Islam terhadap orang tua tidak memberikan nafkahpendidikan kepada anak kandungnya di Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung MasKecamatan Semarang Utara Kota Semarang?

    Adapun jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan(fieldresearch). Data penelitian dihimpun dengan interview, observasi dan dokumentasi.Selanjutnya dianalisis menggunakan metode normative sosiologis yang mengungkappersoalan mengenai akibat dan implikasinya terhadap pengaruh Orang Tua TidakMemberikan Nafkah Pendidikan Kepada Anak Kandung di Desa Tambak MulyoKelurahan Tanjung Mas Kec. Semarang Utara Kota Semarang.

    Hasil studi penelitian menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhiorang tua tidak memberikan nafkah pendidikan kepada anak kandungnya di DesaTambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara Kota Semarangyaitu kesadaran pentingnya pendidikan rendah, keterbatasan keuangan, apatismeterhadap pentingnya pendidikan, orientasi kerja yang menjadi prioritas, Bahwamasyarakat di sana secara ekonomi berada pada tingkatan level menengah ke bawah,Habisnya pendapatan dalam perjalanan dalam melaut (sadoh), Anggapan terbatas dantidak pentingnya pendidikan, Sebagian besar anak dari informan di Tambak MulyoKelurahan Tanjung Mas Kec. Semarang Utara pendidikannya berada pada tingkatanSLTP saja, karena pendidikan hanya sebatas baca, tulis dan hitung. Adapun nafkahditinjau dari hukum Islam adalah pengeluaran yang harus dikeluarkan oleh orang yangwajib memberi nafkah seseorang, dari pengertian tersebut menunjukkan bahwa suamiwajib menafkahi keluarganya khususnya di bidang pendidikan kepada anakkandungnya, tetapi hal tersebut urung di lakukan para suami di Desa Tambak MulyoKelurahan Tanjung Mas Kec. Semarang Utara Kota Semarang. Adapun suami yangbenar-benar mampu namun tidak mau memberikan nafkah pendidikan anaknya sertamempengaruhi anaknya untuk tidak sekolah, maka orang tua tersebut dapat dikenakansanksi atau dipaksa oleh hakim atau dipenjarakan sampai ia bersedia menunaikankewajibannya, karena telah meninggalkan kewajiban pemberian nafkah kepadaanaknya, seperti yang tertera dalam KHI pasal 80 dan UU Perkawinan No. 1 tahun1974 pasal 34 dan 45.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmanirrahim.

    Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karuniaNya

    kepada kita semua berupa akal dan fikiran sehingga manusia mampu merenungi

    kebesaran dan kuasaNya. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada bagida

    besar sayyidina Muhammad SAW. Semoga kita termasuk umatnya yang mendapatkan

    limpahan syafaatnya di akhirat kelak.

    Dengan penuh kerendahan hati, penulis bersyukur dapat menyelesaikan karya

    ilmiah yang sederhana berupa skripsi dengan judul FAKTOR-FAKTOR YANG

    MEMPENGARUHI ORANG TUA TIDAK MEMBERIKAN NAFKAH

    PENDIDIKAN KEPADA ANAK KANDUNG (STUDY KASUS KELUARGA

    NELAYAN DESA TAMBAK MULYO KELURAHAN TANJUNG MAS KEC.

    SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG) dengan lancar tanpa banyak kendala

    yang berarti.

    Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini bukanlah hasil jerih

    porang tua penulis secara pribadi. Tetapi semua itu merupakan wujud akumulasi dari

    usaha dan bantuan, pertolongan serta doa dari berbagai pihak yang telah membantu

    penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, sudah sepatutnya penulis

    menyampaikan terimakasih kepada:

    1. Prof. DR. H. Muhibbin, M.Ag, rektor IAIN Walisongo Semarang.

    2. DR. H. Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah IAIN Walisongo

    Semarang dan Pembantu Dekan I, II dan III yang telah memberikan ijin kepada

    penulis untuk menulis skripsi ini dan yang telah mencurahkan tenaga dan fikiranya

    guna menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif sehingga penulis bisa

    menyelesaikan studi formal di bangku kuliah dengan baik.

    3. Anthin Lathifah.,M.Ag, selaku ketua Jurusan AL-Ahwal Al-Syakhsiyah, dan Ibu

    Nur Hidayati Setyani, selaku Sekretaris AL-Ahwal Al-Syakhsiyah Fakultas

    Syariah IAIN Walisongo Semarang.

    4. H. Eman Sulaiman, MH. dan Anthin Lathifah.,M.Ag. selaku Dosen Pembimbing

    yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan dan

    memberi petunjuk dengan sabar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  • ix

    5. Kedua orang tua penulis, Ibuku Muzaziroh dan Bapaku Masyahid yang selalu

    berdoa. Atas motivasi dan arahannya, beserta segenap keluarga, atas segala doa,

    perhatian dan arahan kasih sayangnya yang tidak dapat penulis ungkapan dalam

    untaian kata-kata.

    6. Al-Mukarrom Murobbi ruhina keluarga besar H. Dahlan, H. Dimyati, KH.

    Abdullah Salam, KH. Mamun Muzayyin, matur agunging panuwun dating

    punopo ingkang sampun panjenengan paringaken, sembah salam bekti soho

    tadzim kawulo tansah kanjuk katur dumatheng panjenengan sekeluargo.

    7. Segenap keluarga besar PP Al-Hikmah (Permata) dan Perguruan Islam Matholiul

    Falah (PIM) matur suwun sanget ilmu yang telah panjenengan berikan, semoga

    menjadi ilmu yang manfaat, barokah fiddini, waddunya, wal akhiroh amin,,,,,,

    8. Semua Teman-teman kosku ringinsari II tercinta yang penuh canda dan tawa, saya

    sebut dari sesepuhe dulu faqih (Mbah Jenggot), ibad (Kadabrak), Ghufron (pakde),

    lutfi, zuhri, qodir (Kempot), judin, fajrin, latif, jirin, jiki, alan, opat, mereka yang

    selalu memberikan motivasi sehingga terselesainya skripsi ini, I miss you all.

    Semoga Allah membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih

    dari mereka berikan pada penulis, amin.

    9. Sahabat karibku yang selalu memotivasi sampai skripsi ini jadi, THANK

    TO,,,EKO (Kodok sesepuhe Tambak Lorok Pelabuhan) Thank Nasi Padangnya

    (Simpang Raya) tetap jaya.

    10. Teman-teman senasib seperjuangan yang tidak bisa aku sebutkan satu per satu,

    terutama teman-teman AS angkatan 2007 dan teman-teman di lingkungan Fakultas

    Syariah IAIN Walisongo Semarang.

    Penulis juga menyadari dengan segala kerendahan hati bahwa penulisan skripsi

    ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, semua kritik dan saran yang

    membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga hasil penelitian ini

    dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca yang budiman pada

    umumnya. Amin.

    Semarang, 05 Juni 2012

    Penulis,

    Ahmad MuhajirNIM. 072111053

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL. i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING. ii

    HALAMAN PENGESAHAN. iii

    HALAMAN MOTTO.. iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN................ . v

    HALAMAN DEKLARASI... . vi

    ABSTRAK... vii

    KATA PENGANTAR.. viii

    DAFTAR ISI.................................... xi

    BAB I: PENDAHULUAN

    A. Latar belakang masalah. 1

    B. Perumusan masalah. 6

    C. Tujuan penelitian.. 7

    D. Telaah pustaka.. 7

    E. Metode penelitian 9

    F. Sistematika penulisan...... 14

    BAB II: TINJAUAN UMUM TENTANG NAFKAH

    A. Pengertian nafkah. 17

    B. Dasar hukum kewajiban memberi nafkah.. 20

    C. Sebab dan syarat memperoleh nafkah..... 24

  • xi

    BAB III: GAMBARAN UMUM FAKTOR-FAKTOR YANG

    MEMPENGARUHI ORANG TUA TIDAK MEMBERIKAN

    NAFKAH PENDIDIKAN KEPADA ANAK KANDUNG DI DESA

    TAMBAK MULYO KELURAHAN TANJUNG MAS KEC.

    SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG

    A. Gambaran umum geografis masyarakat Desa Tambak Mulyo

    Kelurahan Tanjung Mas Kec. Semarang Utara Kota

    Semarang... 40

    B. Faktor-Faktor yang mempengaruhi orang tua tidak memberikan

    nafkah pendidikan kepada anak kandung di Desa Tambak Mulyo

    Kelurahan Tanjung Mas Kec. Semarang Utara Kota

    Semarang... 47

    BAB IV: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

    ORANG TUA TIDAK MEMBERIKAN NAFKAH PENDIDIKAN

    KEPADA ANAK KANDUNG DALAM KELUARGA NELAYAN DI

    DESA TAMBAK MULYO KELURAHAN TANJUNG MAS KEC.

    SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG

    A. Analisis Terhadap Faktor-Faktor yang mempengaruhi orang tua tidak

    memberikan nafkah pendidikan kepada anak kandung dalam keluarga

    nelayan di Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas Kec.

    Semarang Utara Kota Semarang. 71

    B. Analisis hukum Islam terhadap Faktor-faktor yang mempengaruhi

    orang tua tidak memberikan nafkah pendidikan kepada anak kandung

  • xii

    di Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas Kec. Semarang

    Utara Kota Semarang. 78

    BAB V: PENUTUP

    A. Kesimpulan 92

    B. Saran-saran........ 95

    C. Penutup...... 96

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Allah SWT telah menciptakan semua makhluk-Nya di muka bumi ini

    untuk saling berpasang-pasangan. Demikian juga halnya dengan manusia yang

    diciptakan sebagai laki-laki dan perempuan yang satu dengan yang lainnya

    saling membutuhkan untuk hidup berpasangan dengan kasih sayang dalam

    satu ikatan pernikahan. Allah telah menegaskan dalam firman-Nya:

    Artinya : Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya Dia menciptakanuntukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderungdan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantara kamurasa kasih sayang. Sesungguhya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir (QS. ArRuum : 21)1

    Ayat di atas menerangkan bahwa di antara tanda-tanda yang

    menunjukkan kekuasaan Allah dan kasih sayang-Nya ialah Dia menjadikan

    kaum perempuan sebagai istri dari jenis (tubuh) laki-laki, agar nyatalah

    kecocokan dan sempurnalah kemanusiaan. Dia juga menjadikan rasa

    1 Al-Quran, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Quran, Al-Quran danTerjemahnya, Jakarta : Depag RI., Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Quran, 1989, hlm. 644.

  • 2

    mawaddah dan ar-rahmah antara keduanya supanya saling membantu dalam

    melengkapi kehidupan.2

    Berdasarkan dalil di atas, maka pernikahan adalah salah satu asas

    pokok hidup, yang penting dalam bermasyarakat karena pernikahan itu adalah

    jalan untuk mengatur kehidupan rumah tangga dan keturunan.

    Pengertian perkawinan menurut Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974

    pasal 1 : Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

    seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga

    (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

    Esa.3 Pengertian perkawinan tersebut dipertegas dalam pasal 2 Kompilasi

    Hukum Islam (KHI) : Perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan,

    yaitu akad yang sangat kuat atau mitsaqan ghalidzan untuk menaati perintah

    Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah.4 Ada juga yang

    mendefinisikan bahwa nikah adalah ijab qobul (aqad) yang membolehkan atau

    menghalalkan bercampur (bersetubuh) laki-laki dengan perempuan dengan

    mengucapkan kata-kata nikah.5

    Bertitik tolak dari pengertian pernikahan tersebut di atas, dapat

    diketahui, bahwa pernikahan adalah sesuatu yang diperintahkan oleh Allah

    dan Rasul-Nya, karena pernikahan tersebut banyak mengandung hikmah,

    2 Wahbah Az-Zuhaily, Tafsir al- Munir, juz 21, Beirut-Libanon : Dar Al-Fakir Al-Muasir, Cet. Ke-1, 1991, hlm. 69

    3 Departemen Agama RI Perwakilan Jawa Tengah, Undang-Undang Perkawinan,Semarang : CV. Al Alawiyah, 1974, hlm. 5

    4 Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam,Kompilasi Hukum Islam,2000, hlm. 14

    5 Idris Ahmad, Fiqh Menurut Madzhab Syafii, Jakarta : Wijaya, 1969, hlm. 166

  • 3

    antara lain untuk kemakmuran,6 untuk menjalin persaudaraan, memperteguh

    kelanggengan rasa cinta antar keluarga dan memperkuat hubungan

    kemasyarakatan yang diberkahi oleh Islam. Karena masyarakat yang saling

    berhubungan dan menyayangi adalah masyarakat yang kuat dan bahagia.7

    Demikianlah yang dikehendaki adanya pernikahan menurut Islam,

    sehingga apabila pernikahan ini dilaksanakan dengan konsekuen menurut

    pedoman yang digariskan, maka segala bentuk masalah tidak akan timbul,

    karena masing-masing pihak tahu akan hak dan kewajibannya dan akhirnya

    terwujudlah tujuan dan hikmah dari pernikahan itu. Namun tidak selamanya

    tujuan dan hikmah dari perkawinan tersebut dapat terlaksana dan terwujud

    sesuai dengan idealnya. Salah satu contohnya adalah di bidang pemberian

    nafkah orang tua.

    Nafkah dalam konteks hukum Islam merupakan kewajiban yang

    menjadi konsekuensi bagi seorang orang tua akibat dari adanya perkawinan.

    Secara bahasa, nafkah berasal dari bahasa Arab al-Nafaqah, yang artinya

    biaya atau belanja.8 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, nafkah memiliki

    pengertian sebagai berikut:

    a. Belanja untuk memelihara kehidupan.

    b. Rizki, makan sehari-hari.

    c. Uang belanja yang diberikan kepada isteri.

    6 Syeikh Ali Ahmad Al Jurjawi, Hikmah At Tasyri Wa Falsafatuhu, Juz 1, Beirut :Libanon : Dar al-Fikr, hlm. 15.

    7 Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Jilid 2, Beirut : Libanon : Dar al-Fikr, 1992, hlm. 12.8 Adib Bisri Munawir AF, Al-Bisyri Kamus Arab Indonesia, Yogyakarta: Pustaka

    Progresif, t.th., hlm. 732.a

  • 4

    d. Gaji uang pendapatan.9

    Sedangkan menurut istilah nafkah adalah pengeluaran yang harus

    dikeluarkan oleh orang yang wajib memberi nafkah seseorang, baik berbentuk

    roti, gula, pakaian, tempat tinggal, dan segala sesuatu yang berhubungan

    dengan keperluan hidup sehari-hari seperti air, minyak, lampu, dsb.10

    Batasan pemberian nafkah tersebut secara lebih jelas dan tegas

    disebutkan dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI), yakni pada Pasal 80 ayat

    (4) yang mengklasifikasikan nafkah yang harus diberikan dari penghasilan

    suami sebagai berikut:

    a. Nafkah kiswah dan tempat kediaman bagi isteri.

    b. Biaya rumah tangga, biaya perawatan dan pengobatan bagi isteri

    dan anak.

    c. Biaya pendidikan bagi anak.11

    Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa nafkah yang diberikan

    oleh orang tua pada umumnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

    Lingkup keluarga terdekat yang harus dipenuhi nafkahnya oleh para orang tua

    adalah isteri dan anak-anak, dengan klasifikasi sebagaimana disebutkan dalam

    Pasal 80 ayat (4) Kompilasi Hukum Islam (KHI).

    Akan tetapi, ada beberapa kasus yang berhubungan dengan pemenuhan

    nafkah orang tua. Salah satu contohnya adalah pemenuhan nafkah orang tua

    kepada anak di bidang pendidikan. Hal ini seperti terjadi di masyarakat Desa

    9 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1976,hlm. 667.

    10 Djaman Nur, Fiqh Munakahat, Semarang: Toha Putra, cet. I, 1993, hlm. 100.11 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Akademika Pressindo,

    Edisi I, 1992, hlm. 133.

  • 5

    Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara yang

    sebagian besar para orang tua di sana tidak memberikan nafkah pendidikan

    kepada anak-anaknya. Padahal secara ukuran pendapatan, para orang tua

    tersebut memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan nafkah pendidikan

    anak-anaknya. Namun hal itu, tidak dilakukan oleh para orang tua di Desa

    Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara.

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis bermaksud untuk

    melakukan penelitian yang berhubungan dengan faktor-faktor yang

    memepengaruhi orang tua tidak memberikan nafkah pendidikan kepada anak

    kandung di masyarakat Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas

    Kecamatan Semarang Utara. Pada umumnya anak di sana banyak yang tidak

    tamat SMA atau sederajat, di banding yang tamat SD atau sederajat, mereka

    lebih memilih bekerja dari pada sekolah, mereka beralasan kerena bekerja bisa

    mendapatkan uang buat masa depan kelak, di banding sekolah tinggi-tinggi

    malah menghabiskan uang dan belum tentu mendapatkan pekerjaan yang

    sesuai harapan, dan ironisnya asumsi mereka di dukung orang tuanya,

    seharusnya orang tua itu bisa mengarahkan anaknya dalam hal kebaikan,

    khususnya di bidang pendidikan, karena menuntut ilmu itu dapat bermanfaat

    untuk bangsa, negara dan dirinya, pada kenyataanya anak adalah potensi serta

    penerus cinta-cita bangsa yang dasar-dasarnya telah diletakkan oleh generasi

    sebelumnya. Dan ada pula sebagian anak yang di tawarin kerja pabrik oleh

    tetangganya, tapi setelah di rasakan hasilnya sangat memuaskan, akhirnya

    anak tersebut di suruh berhenti sekolah oleh orang tuanya, itung-itung gajinya

  • 6

    buat membayar utang orang tuanya dan membiayai sekolah adik-adiknya,12

    adapun jumlah anak yang tidak tamat SD atau sederajat yaitu 3741 anak, dan

    jumlah anak yamg tamat SD atau sederajat 1217 anak. Dari fenomena di atas

    maka penelitian ini akan diberi judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

    Orang Tua Tidak Memberikan Nafkah Pendidikan Kepada Anak Kandung

    (Study Kasus Keluarga Nelayan Di Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung

    Mas Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang)

    B. Perumusan Masalah

    Bertitik tolak dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka

    penulis tertarik dengan beberapa masalah yang kiranya perlu dikaji dan diteliti

    diantaranya :

    1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi orang tua tidak memberikan

    nafkah pendidikan kepada anak kandung di Desa Tambak Mulyo

    Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang?

    2. Bagaimanakah pandangan hukum Islam terhadap orang tua yang tidak

    memberikan nafkah pendidikan kepada anak kandung di Desa Tambak

    Mulyo Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara Kota

    Semarang?

    12 Wawancara dengan Evi Septiani anak dari bapak Chusnul Hadi. Tgl 15 Nopember2011

  • 7

    C. Tujuan Penelitian

    Dalam penulisan skripsi ini ada beberapa tujuan yang hendak dicapai

    oleh penulis diantaranya :

    1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi orang tua tidak

    memberikan nafkah pendidikan kepada anak kandung di Desa Tambak

    Mulyo Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara Kota

    Semarang.

    2. Untuk mengetahui bagaimanakah pandangan hukum Islam terhadap orang

    tua yang tidak memberikan nafkah pendidikan kepada anak kandung di

    Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara

    Kota Semarang.

    D. Telaah Pustaka

    Bertitik tolak dari permasalaha di atas, sepengetahuan penulis,

    permasalahan tentang orang tua yang tidak memberi nafkah pendidikan

    kepada anak kandung kayaknya belum ada yang membahasnya secara

    spesifik. Hanya saja menemukan beberapa tulisan mengenai hal-hal yang

    berkaitan dengan permasalahan tersebut.

    Dalam penggunaan telaah penulis menggunakan dokumentasi baik

    yang berupa kitab-kitab, buku-buku, ataupun karya-karya ilmiah yang ada

    kaitannya dengan skripsi penulis, Penelitian yang dimaksud di antaranya:

    1. Skripsi yang disusun oleh Nur Ely Diana (052111172), Fakultas Syariah

    Iain Walisongo dengan judul Analisis Putusan No. 619 / Pdt.G/2003/ PA.

  • 8

    Demak Tentang Penolakan Majelis Hakim Terhadap Nafkah Anak

    (Hadhanah). Adapun hasil dari penelitian ini adalah: 1) Jika dilihat dari

    aspek formilnya putusan PA No.619/Pdt.G/2003/PA.Dmk sudah sesuai

    dengan ketentuan yang berlaku sebagaimana dalam UU No 7/1989 yang

    telah diamandemenkan menjadi UU No. 3 Th 2006 pasal 62. 2) penulis

    kurang setuju dengan apa yang menjadi putusan majelis hakim.

    Bagaimanapun juga Kewajiban memberi nafkah itu terletak pada orang tua

    ketika orang tua tidak mampu memberi biaya maka ibu juga ikut memikul

    biaya tersebut, sebagaimana tercantum dalam UU No. 1 Tahun 1974

    tentang Perkawinan pasal 41 huruf (b) dan Kompilasi Hukum Islam pasal

    156 huruf (d)

    2. Skripsi yang disusun oleh Buyani (NIM: 2195131) yang berjudul Tidak

    Adanya Fasahk Terhadap Suami Kaya Yang Menolak Memberikan

    Nafkah (Study Analisis Pemikiran Assyafii) Dalam skripsi ini dijelaskan

    bahwa hanya membahas mengenai status kebolehan suami kaya yang tidak

    memberikan nafkah kepada istri menurut imam Syafii.

    3. Skripsi yang disusun oleh saudari Misleni (NIM: 2199014) dengan judul

    Study Analisis Pendapat Ibn Hazm Tentang Kewajiban Memberi Nafkah

    Kepada Kerabat dalam pembahasan ini yang di kaji adalah mengenai

    kewajiban suami terhadap kerabatnya menurut Ibn Hazm.

    4. Skripsi yang disusun Salbiyah (NIM: 2197172) yang berjudul Study

    Analisis Pendapat Imam Syafii Tentang Tidak Wajib Nafkah Selain

    Tempat Tinggal Kepada Istri Yang Di Talak Bain Kubro dalam skripsi

  • 9

    ini dijelaskan hanya sebatas membahas tentang ketidak wajiban suami atas

    memberikan nafkah terhadap istri yang telah di talak bain kubro menurut

    Imam Syafii.

    Dari telaah pustaka ini, tampak bahwa fokus penelitiian ini berbeda

    dengan fokus penelitian terdahulu kerena penelitian terdahulu belum secara

    khusus membahas tentang Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Orang Tua

    Tidak Memberikan Nafkah Pendidikan Kepada Anak Kandungnya (Study

    Kasus Keluarga Nelayan di Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas

    Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang)

    E. Metode Penelitian

    Metode penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini

    adalah:

    1. Jenis penelitian

    Jenis Penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan.

    Penelitian (field research) yaitu penelitian yang didasarkan pada obyek

    lapangan didaerah atau lokasi tertentu guna mendapatkan data-data yang

    nyata dan benar. Dalam hal ini penulis mengadakan penelitian lapangan

    pada keluarga nelayan di Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas

    Kec. Semarang Utara Kota Semarang.

  • 10

    2. Sumber Data

    Sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah subyek

    dari mana data yang diperoleh.13

    Ada dua macam data yang dipergunakan, yakni data primer dan data

    sekunder.

    a. Data Primer.

    Yang dimaksud data primer adalah data yang diperoleh langsung

    dari sumbernya yaitu dari obyek yang akan diteliti.14 Jadi data primer

    ini merupakan hasil wawancara dengan para orang tua atau informan

    yang tidak memberikan nafkah pendidikan kepada anak kandungnya.

    Adapun masyarakat di sana yang mayoritas sebagai nelayan, sebagian

    besar memiliki perahu sendiri dan ada juga yang tidak memiliki

    perahu, adapun para nelayan yang tidak memiliki perahu, maka

    meraka menjadi jurag (buruh nelayan).

    b. Data Sekunder.

    Data sekunder adalah sumber data yang dijadikan data pelengkap

    dan pendukung dari data primer.15 Yang diambil dari buku-buku yang

    memiliki relevansi langsung dengan tema penulisan skripsi ini.

    3. Metode Pengumpulan Data.

    Untuk memperoleh data, peneliti menggunakan beberapa

    instrumen pengumpulan data, diantaranya adalah sebagai berikut:

    13 Hadi Sutrisno, Metodologi Penelitian, jilid 2, Yogyakarta: Ofset, 2000n, hlm. 66.14 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

    PT.Rineka Cipta, 1992, hlm. 120.15 Surachmad, Dasar Dan Tehnik Reseach, Bandung: CV.Tarsito, 1990, hlm. 134.

  • 11

    a. Metode interview.

    Yang sering disebut juga dengan wawancara adalah sebuah

    dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) yang

    mengajukan pertanyaan dan wawancara (interviewee) yang

    memberikan jawaban atas pertanyaan itu.16

    Wawancara adalah salah satu bagian yang terpenting dari setiap

    survey. Tanpa wawancara, peneliti akan kehilangan informasi yang

    dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada responden.17

    Dalam hal ini penulis menggunakan interview bebas dan

    terpimpin yaitu mendapatkan informasi dari informan atau subyek

    penelitian. Adapun informan yang di maksud adalah para orang tua di

    Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas Kec. Semarang Utara

    Kota Semarang.

    b. Metode observasi.

    Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan

    sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki.18

    Observasi juga meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap

    suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indra.19.

    Dalam penelitian ini penulis mengunakan jenis observasi non

    partisipatif, yaitu penulis tidak melibatkan diri secara langsung dalam

    16 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT, Rimaya RosdaKarya, 2006, hlm. 186.

    17 Masri Singarimbuan, dan Sofian Efendi, Metodologi Penelitian Survey, Jakarta: PT.Pustaka Lp3ES, 1955, hlm. 192.

    18 Hadi, Sutrisno, Metodologi Penelitian, jilid 2, Yogyakarta: Ofset, 2004, hlm.151.19 Op.Cit, hlm.156.

  • 12

    observasi, namun hanya melakukan pengamatan secara sepintas

    kepada orang tua di Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas

    Kec. Semarang Utara Kota Semarang pada saat tertentu.

    c. Metode dokumentasi.

    Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau

    variabel yang berupa catatan atau transkip, surat kabar, majalah,

    prasasti, notulen, rapat, agenda dan sebagainya.20

    Yaitu cara memperoleh dengan menelusuri dan mempelajari

    dokumen baik secara tertulis maupun tidak tertulis, catatan, buku-

    buku, peraturan perundang-undangan. Metode ini digunakan untuk

    memperoleh data-data atau dokumen yang dapat memberikan

    penjelasan terhadap situasi di Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung

    Mas Kec. Semarang Utara Kota Semarang pada saat sekarang.

    4. Metode Analisis Data.

    Setelah data hasil penelitian dikumpulakan oleh peneliti (tentunya

    dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data), langkah

    selanjutnya yang dapat dilakukan oleh peneliti adalah bagaimana

    menganalisis data yang telah diperoleh tadi. Langkah ini diperlukan karena

    tujuan dari analisis data adalah untuk menyusun dan menginterpretasikan

    data yang sudah diperoleh.21.

    Untuk mengolah data yang diperoleh, dalam skripsi ini penulis

    menggunakan analisis normatif sosiologis. Analisis data normatif yaitu

    20 Ibid. hlm. 231.21 Bambang Prasetyo, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi 2007, hlm. 170.

  • 13

    suatu analisis yang pada hakekatnya menekankan pada metode deduktif

    sebagai pegangan utama, dan metode induktif sebagai tata kerja

    penunjang. Analisis normative terutama mempergunakan bahan-bahan

    kepustakaan sebagai data penelitiannya. 22 Metode ini secara sosiologis di

    gunakan untuk menggambarkan fakta yang terjadi pada masyarakat Desa

    Tambak Mulyo dan menganalisis terhadap faktor-faktor yang

    mempengaruhi orang tua tidak memberikan nafkah pendidikan kepada anak

    kandung pada masyarakat nelayan di Desa Tambak Mulyo Kelurahan

    Tanjung Mas Kec. Semarang Utara Kota Semarang. Pada kenyataannya

    kebanyakan para orang tua di sana tidak menafkahi anaknya di bidang

    pendidikan sampai SMA, mereka berasumsi bahwa pendidikan hanya

    sebatas baca, tulis dan hitung saja, dan ada sebagian anak yang bilang

    bekerja lebih penting dari pada sekolah karena bekerja bisa menghasilkan

    uang buat masa depannya, kalau sekolah malah menghabiskan uang dan

    belum tentu mendapatkan kerja sesuai dengan ijazahnya.23

    Dalam metode ini peneliti akan mengungkap persoalan mengenai

    faktor-faktor yang mempengaruhi orang tua tidak memberikan nafkah

    pendidikan kepada anak kandung pada masyarakat nelayan di Desa

    Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas Kec. Semarang Utara Kota

    Semarang.

    22 Amiruddin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2006. hlm. 166.

    23 Wawancara dengan Subiyanto anak dari Bapak Maskuri, informan Desa TambakMulyo Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang, tanggal 13Nopember 2011.

  • 14

    Sedangkan analisis data sosiologis yaitu analisis yang tunduk pada

    cara analisis data ilmu-ilmu sosial. Untuk menganalisis data tergantung

    sungguh pada sifat data yang dikumpulkan oleh peneliti (tahap

    pengumpulan data). Sifat data yang dikumpulkan hanya sedikit, bersifat

    monografis atau terwujud kasus-kasus sehingga tidak dapat disusun

    kedalam suatu struktur klasifikasi, analisis yang dipakai adalah kualitatif.24

    Dalam menganalisis data sosiologis, penulis akan mengungkap

    persoalan mengenai akibat dan implikasinya terhadap orang tua yang tidak

    memberikan nafkah pendidikan kepada anak kandung di Desa Tambak

    Mulyo Kelurahan Tanjung Mas Kec. Semarang Utara Kota Semarang.

    F. Sistematika Penulisan Skripsi

    Skripsi ini terdiri dari lima bab susunan sebagai berikut:

    Bab satu yang berisi tentang Pendahuluan, bab ini merupakan bab

    pedahuluan yang akan membahas tentang garis besar penulisan skripsi ini

    yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan

    Penelitian, Telaah Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

    Bab dua adalah tentang tinjauan umum tentang nafkah. Bab ini

    merupakan landasan teori, maka pembahasan bab ini akan terpusat pada

    tinjauan umum tentang pengertian nafkah, dasar hukum kewajiban memberi

    nafkah, sebab dan syarat memperoleh nafkah.

    24 Ibid, hlm. 168.

  • 15

    Bab tiga merupakan penyajian data yang akan di teliti dalam skripsi ini

    yaitu data-data dari keluarga nelayan di Desa Tambak Mulyo Kelurahan

    Tanjung Mas Kec. Semarang Utara Kota Semarang. Bab ini berisi tentang

    gambaran umum Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas Kec.

    Semarang Utara Kota Semarang, meliputi letak geografis Desa Tambak

    Mulyo Kelurahan Tanjung Mas Kec. Semarang Utara Kota Semarang (ditinjau

    dari aspek ekonomi, agama, pendidikan, sosial dan budaya (adat istiadat),

    faktor-faktor yang mempengaruhi orang tua tidak memberikan nafkah

    pendidikan kepada anak kandung di Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung

    Mas Kec. Semarang Utara Kota Semarang.

    Bab empat merupakan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

    orang tua tidak memberikan nafkah pendidikan kepada anak kandung di Desa

    Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas Kec. Semarang Utara Kota

    Semarang, Analisis hukum Islam terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

    orang tua tidak memberikan nafkah pendidikan kepada anak kandung di desa

    tambak mulyo kelurahan tanjung mas kec. semarang utara kota semarang.

    Bab lima adalah merupakan bab terakhir sekaligus bab Penutup.

    Dalam bab ini terdiri dari kesimpulan, Saran-saran dan Penutup.

    Sedangkan bagian akhir berisikan daftar pustaka, lampiran-lampiran,

    dan daftar riwayat hidup penulis.

  • 16

    BAB II

    TINJAUAN UMUM TENTANG NAFKAH

    A. Pengertian Nafkah.

    Nafkah menurut Bahasa Indonesia mempunyai pengertian:

    a. Belanja untuk memelihara kehidupan

    b. Rizki, makan sehari-hari

    c. Uang belanja yang diberikan kepada isteri

    d. Gaji uang pendapatan.1

    Adapun menurut bahasa Arab, nafkah berasal dari kata al-

    nafaqah, yang artinya biaya atau belanja.2 Sedangkan menurut

    Abdurrahman al-Jaziri, nafkah secara bahasa berasal dari kata al-infaq,

    yang berarti keluar dan pergi.3

    Sedangkan menurut istilah nafkah adalah pengeluaran yang

    harus dikeluarkan oleh orang yang wajib memberi nafkah seseorang, baik

    berbentuk roti, gula, pakaian, tempat tinggal, dan segala sesuatu yang

    berhubungan dengan keperluan hidup sehari-hari seperti air, minyak,

    lampu, dsb.4

    1 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1976,hlm. 667.

    2 Adib Bisri Munawir AF, al-Bisyri Kamus Arab Indonesia, Yogyakarta: PustakaProgresif, t.th., hlm. 732.

    3 Abd al-Rahman al-Jaziri, al-Fiqh Ala Madzahib al-Arbaah, Juz I, Beirut Libanon:Daar al-Fikr, 1976, hlm. 482.

    4 Djamaan Nur, Fiqh Munakahat, Semarang: Toha Putra, cet. I, 1993, hlm. 100.

  • 17

    Adapun menurut para fuqaha nafkah adalah:

    a. Menurut Sayyid Sabiq

    :

    5.

    Artinya: Pengertian nafkah di sini adalah memberikan sesuatu yangdibutuhkan isteri baik berupa makanan, tempat tinggal,pembantu rumah tangga dan pengobatan isteri walaupun isteriitu kaya.

    b. Menurut Abd al-Rahman al-Jaziri sebagai berikut

    6.

    Artinya: Nafkah menurut istilah ahli fiqh yaitu mengeluarkannyaseseorang ongkos terhadap orang yang wajib dinafkahinya dariroti, lauk-pauk, pakaian, tempat tinggal dan apa yangmengikutinya dari air, minyak dan sebagainya.

    c. Menurut al-Sanani

    7.

    Artinya: Nafkah adalah segala sesuatu yang dapat menutupi kebutuhanmanusia untuk dirinya atau ditambah orang lain yangmencakup makanan dan minuman.

    5 Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Jilid VII, Beirut: Daar al-Fikr, 1968, hlm. 147.6 Al-Jaziri, op.cit., hlm. 482.7 Muhammad bin Ismail al-Asqalani, Subul al-Salam, Juz III, Semarang: Maktabah

    Toha Putra, t.th., hlm. 218.

  • 18

    Menurut para ahli hukum, pengertian nafkah adalah sebagai

    berikut:

    a. Uang belanja yang diperlukan guna memelihara kehidupan orang

    yang memerlukannya.8

    b. Menurut Ensiklopedi Hukum Islam, nafkah adalah pengeluaran yang

    biasanya dipergunakan oleh seseorang untuk sesuatu yang baik atau

    dibelanjakan untuk orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya.9

    Menurut Kompilasi Hukum Islam (KHI), pasal 80 ayat (4) telah

    menyebutkan bahwa sesuai penghasilannya suami menanggung:

    a. Nafkah kiswah dan tempat kediaman bagi isteri

    b. Biaya rumah tangga, biaya perawatan dan pengobatan bagi isteri dan

    anak.

    c. Biaya pendidikan bagi anak.10

    Sedangkan pengertian kerabat menurut Kamus Bahasa

    Indonesia mempunyai pengertian, yaitu: Dekat (Pertalian Keluarga) dan

    Keluarga atau sanak saudara.11

    Dan menurut Bahasa Arab berasal dari kata qoribun artinya

    dekat.12 Dan menurut istilah adalah orang yang masih ada hubungan

    8 R. Subekti, Kamus Hukum, Jakarta: Pradya Pramita, ce II, t.th., hlm. 76.9 Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, cet. I,

    1996, hlm. 1281.10 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Akademika Pressindo,

    Edisi I, 1992, hlm. 133.11 W.J.S. Poerwadarminta, op. cit., hlm. 485.12 Adib Bisri dan Munawir AF, op. cit., hlm. 589.

  • 19

    keturunan atau nasab baik ke atas maupun ke bawah, baik termasuk ahli

    waris maupun tidak termasuk ahli waris atau disebut juga dengan famili.13

    B. Dasar Hukum Kewajiban Memberi Nafkah

    Mengenai dasar hukum nafkah yang dimaksud adalah dalil atau

    hujjah yang menunjukkan adanya kewajiban seseorang untuk memberi

    nafkah kepada orang yang menjadi tanggungannya.

    Adapun dalil dari nash al-Qur'an yang menerangkan kewajiban

    memberi nafkah adalah di antaranya sebagai berikut:

    )233: (

    Artinya: Dan kewajiban ayah memberi nafkah, dan pakaian kepadapara ibu dengan cara yang makruf. Seseorang tidak dibebanimelainkan menurut kadar kesanggupannya. (al-Baqarah:233).14

    Sedangkan rizki dalam ayat ini adalah makanan yang cukup.

    Kiswah artinya pakaian. Sedangkan arti bi al-maruf, adalah yang sesuai

    dengan adat dalam batasan syariat tidak berlebihan dan tidak terlalu

    minim.15

    13 M.Abdul Mujib dan Mabruri Tolhah, Kamus Istilah Fiqh, Jakarta, Pustaka Firdaus,1994, hlm.155.

    14 Departemen Agama RI, al-Qur'an dan Terjemahnya, Semarang: CV. Al-Waah, t.th.,hlm. 57.

    15 Abdul Hamid Kisyik, Keluarga Sakinah, Jakarta: Mizan al-Bayan, t.th., hlm. 128.

  • 20

    Dalam surat Al-Thalaq ayat 6 disebutkan:

    )6: (

    Artinya: Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempattinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamumenyusahkan mereka untuk menyempitkan hati mereka. Jikamereka sedang hamil, maka berikanlah nafkah mereka sampaimereka bersalin. (Q.S. al-Thalaq: 6).16

    Perbedaan kewajiban antara si kaya dengan si miskin

    didasarkan pada firman Allah S.W.T. dalam surat al-Thalaq ayat 7 yang

    berbunyi sebagai berikut:

    ) 7:(

    Artinya: Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurutkemampuannya. Dan orang yang disempitkan rizkinyahendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan AllahSWT. kepadanya, Allah SWT. tidak memikulkan beban kepadaseseorang melainkan sekadar apa yang Allah SWT. berikankepadanya. Allah SWT. akan memberikan kelapangan sesudahkesempitan. (Q.S. al-Thalaq: 7).17

    Dari ayat di atas secara jelas menunjukkan adanya perbedaan

    kewajiban nafkah antara satu orang dengan orang lain, antara orang kaya

    dan orang miskin, karena adanya perbedaan kemampuan dan harta yang

    dimiliki tiap orang menurut kadar dan keadaannya.

    16 Departemen Agama RI, op.cit., hlm. 946.17 Ibid.

  • 21

    Lain dari itu Allah SWT. juga mengingatkan akan hak-hak

    terhadap kerabat yang secara langsung adalah merupakan perluasan dari

    sistem kekeluargaan dengan firman-Nya antara lain:

    ) 215: (

    Artinya: Jawablah: apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklahdiberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim,orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalamperjalanan. (Q.S. al-Baqarah: 215).18

    Dan juga Allah S.W.T. berfirman:

    )26:(

    Artinya: Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akanhaknya kepada orang miskin, dan orang-orang dalamperjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan(hartamu) secara boros. (Q.S. al-Isra: 26).19

    Adapun hujjahnya menurut sunnah adalah:

    :

    20.

    Artinya: Dari Aisyah bahwa Hindun binti Utbah pernah bertanya:wahai Rasulullah sesungguhnya Abu Sufyan adalah orangyang kikir. Ia tidak mau memberi nafkah kepadaku dan anakku,sehingga aku mesti mengambil dari padanya apa yang

    18 Ibid., hlm. 52.19 Ibid., hlm. 428.20 Abu Abdullah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Shahih Bukhari, Juz III, Indonesia:

    Maktabah Dahlah, t.th., hlm. 2218-2219.

  • 22

    mencukupi bagiku dan anakku dengan cara yang baik. (H.R.Bukhari dan Muslim).

    Hadits tersebut menjelaskan bagi isteri yang kebetulan

    suaminya kikir, ia boleh mengambil harta suami secukupnya untuk

    kebutuhan pokok sehari-hari.21

    :

    22.

    Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:sedinar yang engkau infakkan di jalan Allah, sedinar yangengkau infakkan dalam (membebaskan) hamba, sedinar yangengkau sedekahkan kepada seorang miskin dan sedinar yangengkau infakkan kepada keluarga maka lebih besar pahalanyaadalah yang engkau infakan kepada keluargamu. (H.R.Ahmad dan Muslim).

    23.

    Artinya: Dari Thoriq al Muharibi ra. Ia berkata: Kami datang keMadinah, tiba-tiba rasulullah SAW. Berdiri di atas mimbar danberpidato kepada manusia, beliau bersabda: Tangan orangyang memberi itu adalah tinggi, dahulukan orang-orang yangkamu tanggung, ibumu, ayahmu, saudara perempuanmu, dan

    21 Abdul Hadi, Fiqh Munakahat, Jilid I, Semarang: Duta Grafika, 1989, hlm. 104.22 Muhammad Al-Syaukani, Nail al-Authar, Jilid IV, Beirut Libanon: Daar al-Kitab al-

    Arabi, t.th., hlm. 424.23 Muhammad Jalaluddin al-Syuyuti, Sunnah An Nasai, Beirut Libanon: Daar al-Fikr,

    Juz I, 1930, hlm. 61.

  • 23

    saudara laki-laki. Kemudian yang lebih bawah dan yang lebihbawah seterusnya.

    Di dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) pasal 80 ayat (2) dan

    (4) huruf a, b disebutkan sebagai berikut:

    Pasal 80

    ayat (2): suami wajib melindungi isterinya dan memberikan segalasesuatu keperluan hidup rumah tangga sesuai dengankemampuannya.

    Ayat (4): sesuai dengan penghasilannya suami menanggung (a)Kiswah, kiswah dan tempat tinggal bagi isteri, (b) biayarumah tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatan bagiisteri dan anak.24

    Sedangkan di dalam Undang-undang Perkawinan (UUP) No. 1

    tahun 1974 di sebutkan sebagai berikut:

    Pasal 34

    ayat (1): suami wajib melindungi istrinya, dan memberikan segalasesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai dengankemampuannya.

    Pasal 45

    ayat (1): kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-baiknya.25

    C. Sebab dan Syarat Memperoleh Nafkah

    Yang menyebabkan wajib memberi nafkah ada tiga, yaitu

    karena ikatan perkawinan, hubungan kerabat atau sebagai hak milik.

    Nafkah yang diberikan dalam bentuk; makan/minuman dan yang

    sebanding dengannya, pakaian yang layak dan memadai, tempat tinggal

    24 Abdurrahman, op.cit., hlm. 133.25 Amak F.Z., Undang-Undang Perkawinan No 1 Tahun 1974, bandung, pt al-maarif,

    cet. 1, 1976, hlm. 144-146.

  • 24

    yang layak meskipun rumah sewa dan perabot dan perlengkapan rumah

    tangga.26

    Nafkah kerabat adalah menjadi kewajiban anak, laki-laki dan

    perempuan untuk memberi nafkah kedua orang tuanya kakek neneknya.

    Demikian pula orang tua harus memberi nafkah kepada faranya laki-laki

    dan perempuan. Dalam melaksanakan kewajiban tersebut, perbedaan

    agama tidak menjadi halangan. Syaratnya adalah bahwa orang yang

    berkewajiban memberi nafkah itu harus mampu dan yang berhak

    menerimanya tidak mampu.27 Dijelaskan dalam kitab Mughni al-Muhtaj,

    disebutkan macam-macam nafkah, yaitu:

    1. Nafkah pribadi.

    2. Nafkah kepada orang lain yang menyebabkan munculnya sebab-sebab

    memperoleh nafkah.28

    Di antara sebab-sebab memperoleh nafkah adalah: Sebab

    perkawinan, Sebab kekerabatan dan Sebab kepemilikan.

    A. Sebab perkawinan

    Yaitu wajib bagi seorang suami memberi nafkah kepada

    isterinya dan anak-anaknya sehingga terwujudlah keluarga yang sejahtera

    dan bahagia.29 Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT. dalam surat Al-

    Baqarah ayat 228 yaitu yang berbunyi:

    26 peunoh daly, Hukum Perkawinan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, Cet. I, 1988, hlm.88.

    27 Ibid, hlm. 100.28 Muhammad al-Khatib al-Syarbani, Mughni al-Muhtaj, juz V, Beirut, Libanon, Daar

    al-Kitab al-Ilmiyah, t.th, 151.29 Abdul Muhaimin Asad, Risalah Nikah, Surabaya: Bintang Terang, t.th., hlm. 91.

  • 25

    )228: (

    Artinya: Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengankewajibannya menurut cara yang makruf.(Q.S. al-Baqarah:228).30

    Suami diwajibkan memberi nafkah kepada isterinya yang taat,

    baik makanan, pakaian, tempat tinggal, perkakas rumah tangga, dan lain

    sebagainya menurut keadaan di tempat masing-masing dan menurut

    kemampuan suami.

    Dijelaskan dalam fiqh sunnah syarat seorang isteri menerima

    nafkah diantaranya;31 isteri dengan syarat sebagaimana dijelaskan oleh

    Sayyid Sabiq dalam Fiqh al-Sunnah, dengan catatan:

    1) Adanya akad pernikahan yang sah.

    2) Isteri harus menyerahkan sepenuhnya kepada suaminya.

    3) Suaminya dapat menikmati dirinya.

    4) Tidak meralat untuk pindah tempat yang telah disediakan atau

    dikehendaki suami.

    5) Memberi kesempatan kepada suami untuk menikmati dirinya.

    Nafkah yang diterima oleh seorang isteri dari suaminya adalah

    tergantung dari ketaatannya. Karena itulah seorang isteri yang

    membangkang, menyakiti hati suaminya tidak berhak untuk menerima

    nafkah dari suaminya.32

    30 Departemen Agama RI, loc.cit. hlm. 55.31 Sayyid Sabiq, op.cit., Juz VII, hlm. 88.32 Asad, loc.cit. hlm. 92.

  • 26

    Sabda Rasulullah s.a.w.:

    33.

    Artinya: Takutlah kamu kepada Allah SWT. dalam urusan wanita.Sesungguhnya kamu mengambil mereka dengan kepercayaanAllah SWT. dan halal bagimu mencampuri mereka dengankalimat Allah dan diwajibkan atas kamu (suami) memberinafkah dan pakaian kepada mereka (isteri) dengan cara yangsebaik-baiknya. (H.R. Muslim).

    Kata-kata maruf (pantas) dalam hadits di atas, dapat diartikan

    sebagai ukuran yang sudah sama-sama diketahui dan dapat diakui

    bersama kepantasannya. Menurut pengertian yang sehat, menurut keadaan

    suatu tempat dan disesuaikan dengan kemampuan suami serta

    kedudukannya dalam masyarakat. Banyaknya nafkah adalah menurut

    kecukupan yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang lazim pada

    suatu waktu dan tempat. Walaupun sebagian ulama mengatakan bahwa

    nafkah isteri itu ditetapkan dengan keadaan yang tertentu, hanya sekedar

    cukup serta disesuaikan dengan keadaan suami.34

    B. Sebab kerabat

    Yaitu orang yang masih ada hubungan keturunan atau nasab

    sebab dan terjadinya suatu akad perkawinan, baik ke atas maupun ke

    bawah, baik yang termasuk ahli waris maupun tidak termasuk ahli waris.

    Sebutan lain dari kerabat adalah family.35

    33Ibid.34Ibid.35M. Abdul Mujib dan Mabrur Tholhah, op.cit, hlm. 155.

  • 27

    Adapun yang dinamakan kerabat, apabila memenuhi kriteria

    sebagai berikut:

    a. Mahramiyah, artinya; harus dari kerabat yang haram dinikah

    b. Adanya kebutuhan untuk meminta dari kerabat

    c. Disyaratkan lemahnya orang yang meminta nafkah kecuali dalam

    nafkah yang wajib bagi orang tua kepada anak.

    d. Disyaratkan mampu memberi nafkah kepada salah satu orang tua atas

    anak laki-lakinya dan nafkah anak atas bapaknya.36

    Maka memberi nafkah karena kerabat bagi seseorang juga

    merupakan kewajiban. Apabila mereka cukup mampu dan karib

    kerabatnya itu benar-benar memerlukan pertolongan karena miskin dan

    lain sebagainya. Sebagaimana firman Allah:

    )26:(

    Artinya: Dan berikanlah kepada kerabat-kerabat yang dekat akanhaknya (juga kepada) orang-orang miskin dan orang yangdalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan(hartamu) secara boros. (Q.S. al-Isra: 26).37

    Maksud dari ayat di atas adalah: berikanlah olehmu wahai kaum

    mukallaf, kepada kerabatmu segala haknya yaitu: hubungan kasih sayang

    dan bergaul dengan baik dengan mereka. Jika mereka berhajat kepada

    nafkah, berilah sekedar menutupi kebutuhannya. Demikian juga berilah

    pertolongan akan orang miskin dan musafir yang berjalan untuk sesuatu

    kepentingan yang dibenarkan syara, agar maksudnya tercapai.

    36 M. Abu Zahrah, al-Ahwal al-Syakhsiyah, Mesir: Daar al-Fikr, t.th., hlm. 487.37 Departemen Agama RI, loc.cit, 428.

  • 28

    Hubungan karib kerabat itu selalu akan menimbulkan satu hak

    dan kewajiban, di mana kerabat yang mampu berkewajiban membantu

    kerabatnya yang tidak mampu, di mana hidupnya dalam keadaan serba

    kekurangan. Sebaliknya kerabat yang tidak mempunyai kemampuan

    mempunyai hak untuk memperoleh bantuan dari kerabat yang mampu.

    Telah dijelaskan juga di dalam al-Qur'an yang menyuruh untuk

    memperkuat hubungan kerabat ini dengan mengadakan hubungan baik

    (silaturahmi) dan tolong menolong, baik moril maupun materiil, urusan

    kebendaan dan kerohanian. Akan tetapi hubungan erat dengan kerabat itu

    tidak boleh sampai menghilangkan rasa keadilan, atau hanya adil untuk

    kerabat yang kaya dan tidak adil terhadap kerabat yang miskin.38

    Sebagaimana firman Allah SWT.:

    )90:(

    Artinya: Sesungguhnya Allah memerintahkan supaya menjalankankeadilan, berbuat baik dan memberi kerabat-kerabat. Allahmelarang perbuatan keji, pelanggaran dan kedurhakaan. Diamengajarkan supaya kamu mengerti. (Q.S. al-Nahl: 90).39

    Seseorang yang hidup di tengah-tengah keluarga dan

    kerabatnya tidak dapat melepaskan diri dari kewajiban memperhatikan

    resiko keluarga dan kerabatnya itu, maka seorang kerabat wajib ikut serta

    memikirkan dan berusaha meningkatkan kualitas keluarga dan kerabat,

    38 Fahruddin HS., Ensiklopedi al-Qur'an, Jilid I, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992, hlm.599.

    39 Departemen Agama RI, loc.cit, 415.

  • 29

    sebagai sarana pembangunan keluarga baik di bidang mental spiritual

    maupun di bidang fisik materiil. Hubungan hukum yang bersifat materiil

    terhadap kerabat dan keluarga dekat ialah hubungan kecintaan,

    penghormatan, kebajikan, mendoakan, sikap rendah diri, belas kasih,

    bersilaturahmi, tenggang rasa dan ikut serta bertanggung jawab terhadap

    nama baik dan kebahagiaan serta kesejahteraan seluruh kerabat dan

    keluarga atas dasar cinta kasih dan kasih sayang. Sebagaimana firman

    Allah SWT. sebagai berikut:

    )215:(

    Artinya: Mereka menanyakan kepada engkau: apakah yang akanmereka nafkahkan? Katakanlah: apa saja kebaikan yang kamunafkahkan adalah untuk ibu bapak, karib kerabat, anak-anakyatim, orang-orang miskin dan orang yang dalam perjalanan.Apa saja kebaikan yang kamu kerjakan, sesungguhnya allahmaha tahu tentang itu. (Q.S. al-Baqarah: 215).40

    Kerabat merupakan salah satu sebab adanya nafkah bagi

    keluarga dekat sebagai kewajiban atas keluarga dekat yang mampu. Pada

    umumnya para ulama sepakat bahwa yang wajib diberi nafkah ialah:

    keluarga yang dekat yang memerlukan nafkah saja, tidak keluarga jauh.

    Bila seseorang cukup mampu dalam hal membiayai kehidupannya, maka

    dia juga berkewajiban menafkahi sanak keluarganya yang miskin

    terutama mereka yang bertalian darah dan bersaudara serta berhak untuk

    memperoleh bagian warisan pada saat kerabat yang melarat itu wafat.

    40 Ibid., hlm. 52.

  • 30

    Seseorang yang kaya juga diwajibkan membantu dan menafkahi orang-

    orang miskin dan membutuhkan yang tinggal di sekitarnya, tanpa

    membedakan kedudukan, kepercayaan ataupun warna kulit, kalau dia

    mampu melakukan hal yang sedemikian itu.41 Sebagaimana firman Allah

    SWT.:

    : (

    233(

    Artinya: Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada paraibu dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebanimelainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorangibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayahkarena anaknya dan warispun berkewajiban demikian. (Q.S.al-Baqarah: 233).42

    Adapun syarat-syarat kewajiban memberi nafkah kepada

    kerabat adalah sebagai berikut:

    1) Adanya orang yang berhak menerima nafkah

    Orang yang wajib diberi nafkah itu membutuhkan nafkah tersebut.

    Dengan demikian, tidak wajib memberi nafkah pada orang yang

    tidak membutuhkannya.

    Anggota kerabat itu tidak mempunyai kesanggupan untuk berusaha

    dan tidak mempunyai harta untuk kebutuhan nafkahnya sehingga

    41 Basri Iba Asghary dan Wadi Masturi, Perkawinan dalam Syariat Islam, Jakarta: PT.Rineka Cipta, cet. I, 1992, hlm. 129.

    42 Departemen Agama RI, loc.cit., hlm. 57.

  • 31

    dapat menjaga kelangsungan hidupnya. Berdasarkan pendapat ulama

    Hanafi dan Syafii berpendapat: ketidakmampuan bekerja tidak

    merupakan syarat bagi kewajiban memberi nafkah kepada para ayah

    dan para kakek.

    2) Adanya orang yang berkewajiban memberi nafkah.

    Menurut kesepakatan seluruh mazhab kecuali Hanafi, persyaratan

    orang yang berhak memberi nafkah itu haruslah orang yang

    berkecukupan dan mampu. Tetapi Hanafi mengatakan bahwa

    persyaratan orang yang memberikan nafkah itu harus kaya, hanya

    berlaku bagi kaum kerabat yang tidak terletak pada jalur pokok.

    3) Disyaratkan harus seagama.

    Apabila salah seorang diantaranya muslim dan lainnya non muslim

    maka menurut Hambali tidak ada kewajiban memberi nafkah

    sedangkan menurut Maliki dan Syafii tidak disyaratkan harus

    seagama. Seorang muslim wajib memberi nafkah kepada kerabatnya

    yang bukan muslim, sebagaimana halnya dengan nafkah untuk isteri

    yang beragama ahli kitab, sedangkan suaminya seorang muslim.

    Akan tetapi Hanafi berpendapat kaitannya dengan ayah dan anak,

    tidak disyaratkan harus seagama, sedangkan bila bukan ayah dan

    anak diharuskan seagama. Dengan demikian seseorang tidak wajib

    memberi nafkah kepada saudaranya yang bukan muslim dan

  • 32

    sebaliknya.43

    Adapun urutan orang-orang yang berhak dan berkewajiban

    diberi nafkah, sebagaimana syarat-syarat di atas, maka yang paling utama

    diberi nafkah ialah kerabat yang tidak mempunyai harta untuk menjaga

    kelangsungan hidupnya dan ia belum memperoleh usaha dan pekerjaan

    yang dapat menghasilkan sesuai untuk nafkahnya. Tentu saja kerabat yang

    paling dekat lebih utama diberi nafkah dari kerabat yang agak jauh.

    Persoalan timbul jika derajat hubungan kerabat yang memerlukan nafkah

    itu adalah sama. Kemungkinan itu ialah:

    a) Jika seorang mempunyai ayah, ibu dan anak.

    Dalam hal ini didahulukan anak karena anak adalah milik

    ayahnya, berdasarkan hadits:

    44. :

    Artinya: Bersabda Rasulullah SAW.: engkau dan harta engkau adalahmilik bapak engkau.

    Jika seorang harus menafkahi ayah dan ibu (karena manafkahi

    keduanya tidak sanggup), maka ia wajib mendahulukan ibunya,

    berdasarkan hadits:

    :

    : :

    43 M. Jawad Mughniyah, Al-ahwal al syahsiyah, Dar al Ilmiah, Beirut, t. th., hlm. 117-118.

    44 Ibid., hlm. 199.

  • 33

    , : ,

    45.

    Artinya: Dari Thariq al-Muharabi semoga Allah SWT. meridhainya, iaberkata: aku datang dari Madinah, maka apabila Rasulullahs.a.w. berkhutbah beliau berkata: tangan memberi adalahmulia dan mulialah orang yang lebih berhak engkau berinafkah, yaitu ibu engkau, bapak engkau, saudara perempuanengkau dan saudara laki-laki engkau kemudian yang agak dekatdan yang agak dekat denganmu. (H.R. Nasai dan Ibn Hiban).

    Dari hadits di atas juga dipahamkan bahwa jika dua orang

    kerabat sama tingkat dan kewarisannya, maka kerabat yang wanita

    didahulukan dari kerabat laki-laki, dan kakek serta nenek termasuk ushul,

    maka urutannya setelah orang tua.

    b) Setelah kerabat furu dan ushul barulah kerabat hawasy.

    Hawasy yaitu kerabat yang dalam hubungan garis ke samping,

    sesuai dengan hadits di atas maka didahulukan saudara perempuan,

    kemudian saudara laki-laki, kemudian bibi, kemudian paman dan

    seterusnya.46

    Kewajiban memberi nafkah kepada kaum kerabat adalah dalam

    jumlah yang bisa menutupi kebutuhan pokok yaitu berupa gandum (nasi),

    lauk-pauk, pakaian dan tempat tinggal. Sebab, hal itu diwajibkan dalam

    rangka mempertahankan hidup dan menghindari bencana. Besar nafkah

    diukur dengan hal itu.47

    45 Ibid hlm. 6146 Departemen Agama RI, Ilmu Fiqh, hlm. 201.47 Muhammad Jawad Mughniya, op.cit,. hlm. 116.

  • 34

    C. Sebab milik

    Sebab milik yang dimaksudkan adalah sebagai berikut, yaitu

    pertama apabila seseorang mempunyai budak baik laki-laki atau

    perempuan48 dan kedua binatang peliharaan, apakah itu binatang ternak

    (lembu, kerbau, dsb), ayam, burung dan kucing, maka binatang tersebut

    harus dipeliharanya dengan baik, diberinya makanan yang cukup, dan

    dibuatkan tempat tinggal (kandang) dengan baik. Walhasil tidak boleh

    disia-siakan.49

    Sabda Nabi SAW.:

    :

    50.

    Artinya: Dari Ibn Umar bahwasannya nabi SAW. bersabda: telahdisiksa seorang perempuan sebab menyandra seekor kucing(dan tidak diberinya makan dan minum), sehingga kucing itumati. (H.R. Bukhari Muslim).

    Adapun sebab dan syarat memperoleh nafkah tersebut secara

    lebih tegas dan ringkas juga di sebutkan dalam Kompilasi Hukum Islam

    (KHI) yakni pada pasal 77 ayat 3 suami isteri memikul kewajiban untuk

    mengasuh dan memelihara anak-anak mereka, baik mengenai

    pertumbuhan jasmani, rohani maupun kecerdasannya dan pendidikan

    agamanya. Kalimat suami istri memikul kewajiban untuk mengasuh dan

    48 Idris Ahmad, Fiqh Menurut Madzhab Syafii, Jakarta: Wijaya Djakarta, t. th., hlm.283.

    49 As'ad, op.cit., hlm. 92.50Ibid..

  • 35

    memelihara anak-anak mereka, baik mengenai pertumbuhan jasmani,

    rohani maupun kecerdasannya dan pendidikan agamanya secara hakekat

    terkandung dua pihak, yakni suami dan isteri. Maksudnya adalah kedua

    pihak tersebut memiliki kesamaan kewajiban dalam memelihara anak-

    anak mereka, termasuk dalam pendidikan. Konsekuensinya adalah adanya

    kebolehan isteri untuk membantu suami manakala suami kurang dapat

    atau bahkan tidak dapat memenuhi kebutuhan nafkah pendidikan anak.

    Dalam pasal 80 ayat (4) juga mengklasifikasikan susuai dengan

    penghasilannya suami menanggung:

    a. Nafkah kiswah dan tempat kediaman bagi isteri.

    b. Biaya rumah tangga, biaya perawatan dan pengobatan bagi

    isteri dan anak.

    c. Biaya pendidikan bagi anak.51

    Hal tersebut juga di jelaskan syarat wajibnya memberikan

    nafkah untuk anak-anaknya, yaitu:

    a. Bahwa anak itu masih kecil, (belum balig)

    b. Bahwa anak itu miskin, tiada mempunyai harta sendiri

    unntuk nafkahnya.52

    Apabila anak itu telah balig dan telah kuasa berusaha, maka

    bapak tiada wajib memberi nafkah untuk anak itu. Begitu juga, jika anak

    51 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Akademika Pressindo,Edisi I, 1992, hlm. 133

    52 Mahmud Yunus, Hukum Perkawinan Dalam Islam, Jakara, Hidakarya Agung, Cet.X, 1983, Hlm. 127

  • 36

    itu mempunyai harta sendiri untuk nafkahnya, meskipun dia masih kecil,

    maka tiada wajib bapak memberi nafkahnya.

    Hal itu juga di klasifikasikan dalam Kompilasi Hukum Islam

    (KHI) pasal 98 ayat 1 batas usia anak yang mampu berdiri sendiri atau

    dewasa adalah 21 tahun, sepanjang anak tersebut tidak bercacat fisik

    maupun mental atau belum pernah melangsungkan perkawinan.53

    Sehingga sangatlah jelas bahwa seorang suami adalah kepala

    rumah tangga yang mempunyai kewajiban memenuhi kebutuhan rumah

    tangga dengan memberikan nafkah, perlindungan kepada semua anggota

    keluarga, memberi biaya perawatan dan pengobatan bagi istri dan anak

    serta biaya pendidikan anak-anaknya. Hal tersebut juga di jelaskan di

    Undang undang perkawinan mengatur hak dan kewajiban antara orang tua

    dan anak yang menyangkut beberapa hal. Pertama mengatur tentang

    kewajiban pemeliharaan dan pendidikan, bahwa kedua orang tua wajib

    memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-baiknya. Kewajiban

    orang tua yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini berlaku sampai anak itu

    kawin atau dapat berdiri sendiri, kewajiban mana berlaku terus meskipun

    perkawinan antara kedua orang tua putus.54 Ketentuan ini di atur di dalam

    pasal 45 ayat 1 dan 2 dan pasal 47 ayat 1 undang-undang perkawinan No

    1 tahun 1974 disebutkan sebagai berikut:

    53 Tim Redaksi FOKUSMEDIA, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Cet. II, 2007,hlm. 34

    54 Sudarsono, Hukum Perkawinan Nasional, Jakarta, Rineka Cipta, Cet. I, 1991, hlm.188

  • 37

    Pasal 45

    Ayat (1): Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-baiknya.

    Ayat (2): Kewajiban orang tua yang dimaksud dalam ayat (1) pasalini berlaku sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri,kewajiban mana berlaku terus meskipun perkawinan antarakedua orang tua putus.

    Pasal 47

    Ayat (1): Anak yang belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahunatau belum pernah melangsungkan perkawinan adadibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidakdicabut dari kekuasaannya.55

    Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa nafkah yang

    diberikan oleh ayah (suami) pada pokoknya ditujukan untuk memenuhi

    kebutuhan keluarga. Lingkup keluarga terdekat yang harus dipenuhi

    nafkahnya oleh para orang tua adalah isteri dan anak-anaknya dengan

    klasifikasi sebagaimana disebutkan dalam Pasal 80 ayat (4) Kompilasi

    Hukum Islam (KHI) dan UU perkawinan pasal 45 ayat 1 dan 2 dan pasal

    47 ayat 1.

    Akan tetapi, ada beberapa kasus yang berhubungan dengan

    pemenuhan nafkah orang tua. Salah satu contohnya adalah pemenuhan

    nafkah orang tua kepada anak di bidang pendidikan. Hal ini seperti terjadi

    di masyarakat Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan

    Semarang Utara yang banyak dari para orang tua yang tidak

    55 Amak F.Z., Undang-Undang Perkawinan No 1 Tahun 1974, Bandung, PT Al-Maarif, Cet. 1, 1976, hlm. 146-147

  • 38

    melaksanakan kewajiban memberikan nafkah pendidikan anak mereka.

    Padahal secara ukuran pendapatan, para orang tua tersebut memiliki

    kemampuan untuk memenuhi kebutuhan nafkah pendidikan anak-anak

    mereka. Namun hal itu, urung dilakukan oleh para orang tua di Desa

    Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara Kota

    Semarang.

  • 39

    BAB III

    GAMBARAN UMUM FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

    ORANG TUA TIDAK MEMBERIKAN NAFKAH PENDIDIKAN KEPADA

    ANAK KANDUNG DI DESA TAMBAK MULYO KELURAHAN

    TANJUNG MAS KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA

    SEMARANG

    A. Gambaran Umum Geografis Masyarakat Desa Tambak Mulyo

    Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang

    Desa Tambak Mulyo atau dulunya juga disebut dengan nama Desa

    Tambak Lorok merupakan salah satu wilayah yang berada di bawah

    administrasi pemerintahan Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang

    Utara Kota Semarang yang membawahi dua wilayah perkampungan. Satu

    perkampungan lain yang berada di bawah wilayah Kelurahan Tanjung Mas

    adalah Sidodadi.1

    1. Adapun batas-batas wilayah di Desa Tambak Mulyo Keluran Tanjung Mas

    Kec. Semarang Utara Kota Semarang yaitu:

    a. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kendal.

    b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Demak.

    c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Semarang.

    d. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa.

    1 Kedua wilayah tersebut terpisah oleh jalan alteri. Wilayah Tambak Mulyo lebih dekatdengan wilayah laut daripada wilayah Sidodadi

  • 40

    Adapun jumlah penduduk Desa Tambak Mulyo Kel.Tanjung Mas yang

    terdiri atas 16 RW dari 129 RT terdapat sekitar 13.000 jiwa dengan 2.600

    kepala keluarga (KK).2 Pada tahun 2011 laporan Monografi kelurahan

    Tanjung Mas Kec. Semarang Utara Kota Semarang.

    2. Pada kawasan ini terdapat data yang menyebutkan bahwa jumlah rumah

    dengan kriteria:

    a. Rumah permanen sebanyak 635 buah.

    b. Rumah semi permanen 1.168 buah.

    c. Rumah non permanen 1.487 buah.3

    Secara ekonomi menunjukkan bahwa masyarakat di sana rata-rata

    rumahnya semi permanen dan non permanen yang terbuat dari dindingnya

    setengah tembok dan setengah bambu, atapnya terbuat dari genteng maupun

    seng atau asbes berdinding kayu, bambu atau gedek, dan tidak berlantai (lantai

    tanah), dari uraian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa masyarakat di sana

    bisa di kategorikan sebagai masyarakat mampu, dalam arti mampu menafkahi

    keluarganya khususnya dalam menafkahi pendidikan anaknya.

    3. Penduduk menurut agama di kelurahan Tanjung Mas.

    Dalam bidang agama Desa Tambak mulyo kelurahan Tanjung Mas

    adalah mayoritas penduduknya beragama islam, tetapi dalam kerukunan umat

    beragamanya sangat terjaga dengan baik antara agam yang satu dengan yang

    lainnya, hal itu dapat dilihat pada monografi Desa Tambak Mulyo Kelurahan

    Tanjung Mas tahun 2011.

    2 Dikutip dari data monografi Kelurahan Tanjung Mas Tgl 20 Februari 2012.3 http://eprints.undip.ac.id/21600/ diakses tanggal 14 Desember 2011.

    http://eprints.undip.ac.id/21600/
  • 41

    a. Islam : 21582

    b. Khatolik : 7324

    c. Protestan : 838

    d. Hindu : 315

    e. Budha : 271

    f. Konghuchu : -

    4. Banyaknya tempat peribadatan di Kelurahan Tanjung Mas.

    Adapun untuk menampung kegiatan bagi para penganut agama dan

    kepercayaan, di Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas tersedia 4

    tempat peribadatan, rinciannya dapat dilihat sebagai berikut:

    a. Masjid : 12 buah

    b. Surau/Musolla/Langgar : 28 buah

    c. Gereja Protestan : 1 buah

    d. Gereja Katolik : 2 buah

    e. Kuil/Vihara : -

    f. Pura : -

    g. Klenteng : -

    5. Ditinjau dari tingkat pendidikannya di Kelurahan Tanjung Mas.

    a. Belum Sekolah : 1787 orang

    b. Tidak tamat SD/sederajat : 3741 orang

    c. Tamat SD/sederajat : 1217 orang

    d. Tamat SLTP/sederajat : 899 orang

    e. Tamat SLTA/sederajat : 664 orang

  • 42

    f. Tamat akademi/sederajat : 197 orang

    g. Tamat pergpuruan tinggai/sederajat : 84 orang

    h. Buta huruf : 31 orang

    Dari data di atas menunjukkan bahwa masyarakat Tambak Mulyo

    Kelurahan Tanjung Mas, apabila di tinjau dari aspek pendidikannya maka

    terlihat bahwa jumlah yang tamat SD atau tidak tamat SD terlihat tampak

    paling banyak di banding yang tamat SMA atau yang lainnya. Hal ini perlu

    perhatian bagi masyarakat yang tidak memberikan nafkah pendidikan kepada

    anak kandungnya, khususnya para orang tua di Desa Tambak Mulyo

    Kelurahan Tanjung Mas agar lebih peduli lagi pada anaknya untuk mengasih

    semangat agar mau sekolah yang lebih tinggi lagi.

    6. Penduduk menurut mata pencaharian di Kelurahan Tanjung Mas.

    a. Petani Sawah : -

    b. Nelayan : 2345 orang

    c. Pengusaha Sedang/Besar : 12 orang

    d. Pengrajin/Industri Kecil : 11 orang

    e. Buruh Industri : 5287 orang

    f. Buruh Bangunan : 4107 orang

    g. Buruh Pertambangan : -

    h. Buruh Perkebunan : -

    i. Pedagang : 560 orang

    j. Pengangkutan : 278 orang

    k. Pegawai Negeri Sipil : 816 orang

  • 43

    l. ABRI : 105 orang

    m. Pensiunan (ABRI/PNS) : 361 orang.4

    Dari data di atas menunjukkan bahwa masyarakat Tambak Mulyo

    Kelurahan Tanjung Mas sebagian besar bekerja sebagi nelayan dan buruh

    industri di banding profesi yang lainnya.

    Sebagai wilayah yang berdekatan dengan pantai, Kelurahan Tanjung

    Mas memiliki nilai penting bagi sumber pendapatan daerah. Sebab di sinilah

    terdapat pelabuhan Tanjung Mas yang menjadi pintu masuk perdagangan

    maupun transportasi manusia dari dan menuju kota Semarang. Selain sebagai

    wilayah pelabuhan, Kelurahan Tanjung Mas juga dikenal sebagai wilayah

    nelayan, khususnya di Desa Tambak Mulyo atau Tambak Lorok. Di wilayah

    ini, mata pencaharian penduduknya didominasi oleh aktifitas nelayan.

    Kondisi saat ini menunjukkan tinggi permukaan tanah maksimal di

    kawasan Kelurahan Tanjung Mas adalah 0,50 m di atas permukaan air laut,

    sementara rata-rata tinggi genangan air pasang maksimal adalah 0,40 - 0,60 m.

    Berdasarkan penzoningan wilayah pantai Kota Semarang, kawasan Kelurahan

    Tanjung Mas termasuk pada Zona Amblesan > 0,20 m per tahun. Sementara

    berdasarkan keterangan penduduk setempat (Tambak Mulyo), diperoleh

    informasi bahwa tinggi penurunan yang terjadi adalah antara 0,15 hingga 0,25

    m per tahun. Akibat adanya penurunan tanah tersebut adalah seringnya air rob

    yang masuk ke dalam wilayah perkampungan setinggi 60 cm hingga 1 meter.

    Hal tersebut telah menyebabkan 22 Kepala Keluarga memilih untuk

    4 Dikutip dari data monografi Kelurahan Tanjung Mas Tgl 20 Februari 2012.

  • 44

    mengungsi ke tempat lain.5 Bahkan pada akhir Januari, tepatnya tanggal 25

    Januari 2012, banjir akibat meluapnya air laut telah melanda kawasan Tambak

    Mulyo yang menyebabkan beberapa rumah penduduk mengalami kerusakan

    yang lumayan parah.6

    Bahkan menurut perhitungan matematis, sebagaimana disiarkan dalam

    acara Trans 7, dalam jangka waktu 3 hingga 5 tahun Desa Tambak Mulyo

    diperkirakan akan tenggelam apabila tidak segera dilakukan pembenahan

    terkait dengan kondisi tanah. Selain permasalahan tanah, masalah ekonomi

    juga menjadi salah satu masalah penting dalam kehidupan masyarakat Desa

    Tambak Mulyo. Meski berdekatan dengan pelabuhan nasional, hal tersebut

    ternyata tidak mampu mendongkrak perekonomian masyarakat. Maka tidak

    mengherankan manakala penduduk Desa Tambak Mulyo lebih didominasi

    oleh nelayan miskin.7

    7. Keadaan Sosial Keagamaan dan Sosial Kebudayaan.

    Data menurut Biro Pusat Statistik Kelurahan Tanjung Mas tahun 2011

    menunjukan bahwa jumlah penduduk di kelurahan Tanjung Mas kecamatan

    Semarang Utara Kota Semarang, sekitar 13.000 jiwa. Dan 21582 diantaranya

    beragama Islam, penduduk yang beragama katolik 7324 orang, Protestan 838

    orang, Hindu 315 orang, dan Budha 271 orang dan konghucu tidak ada.

    5 Sebagaimana diberitakan dalam Antara, 8 Desember 2008, dikutip darihttp://www.antaranews.com/view/?i=1228688606&c=WBM&s= diakses tanggal 14 Desember2011.

    6 Lihat dalam Ombak Besar Rusak Rumah Warga Tambak Lorok, Suara Merdekasebagaimanadikutipdari http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/01/25/107696/ Ombak-Besar Rusak-Rumah-Warga-Tambaklorok- diakses tanggal 27 Januari 2012.

    7 Sebagaimana disajikan dalam Indonesiaku episode 085 Trans 7, dapat juga dilihat dalamhttp://www.mytrans.com/video/2265/tambak-lorok-kampung-nelayan-miskin-kota-semarang/diakses tanggal 29 Pebruari 2012.

    http://www.antaranews.com/view/?i=1228688606&c=WBM&shttp://www.mytrans.com/video/2265/tambak-lorok-kampung-nelayan-miskin-kota-semarang/
  • 45

    Masyarakat kelurahan Tanjung Mas pada umumnya beragama Islam.

    Masyarakat Semarang Utara sangat menjunjung kerukunan antar umat

    beragama, etnis keturunan dan pemerintah. Bukti lain dari indikasi tersebut

    juga dapat dilihat dari sarana peribadatan yang terdapat di Kec. Semarang

    Utara. Serta banyaknya jumlah masyarakat keturunan warga negara asing

    yang berdomisili dikabupaten Semarang Utara dan beranak pinak hingga

    menjadi suatu perkampungan.

    Bedasarkan hasil observasi penulis, kehidupan keagamaan yang kuat

    mendominasi perilaku sosial budaya masyarakat di Desa Tambak Mulyo Kec.

    Semarang Utara. Hal tersebut terbukti dengan sifat dan karakteristik yang

    telah mengakar yaitu:

    Solidaritas yang tinggi dan toleransi

    Patuh terhadap ulama dan orang yang dituakan

    Gotong royong dan kekeluargaan

    Kepercayaan yang kuat dan patuh terhadap Islam sebagai ciri

    masyarakat agamis

    . Masyarakat Tambak Mulyo Kec. Semarang Utara masih dipengaruhi

    oleh ajaran kepercayaan yang mistik masih relatif tinggi, hal itu dapat dilihat

    dari tradisi tahunan masyarakat Semarang Utara dalam Berbagai upacara adat,

    seperti upacara sedekah laut, sedekah bumi yang di laksanakan satu tahun

    sekali dengan membuang kepala kerbau di laut dan membawa nasi janganan

  • 46

    jadah pasar, tujuannya agar bekerjanya di beri kelancaran rizki yang melimpah

    dan keselamatan dalam beraktifitas.8

    B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Orang Tua Tidak Memberikan

    Nafkah Pendidikan Kepada Anak Kandung di Desa Tambak Mulyo

    Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang

    1. Deskripsi Informan Penelitian

    Masyarakat yang menjadi sampel (informan) dalam penelitian ini

    adalah masyarakat nelayan di Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung

    Mas Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang yang mempengaruhi

    orang tua tidak memberikan nafkah pendidikan kepada anak. Jumlah

    masyarakat yang tidak memberikan kewajiban nafkah pendidikan anak di

    Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara

    mencapai sekitar 40 keluarga. Namun yang memberikan izin dan bersedia

    dijadikan sampel dalam penelitian ini hanya 15 keluarga di antaranya

    adalah: Bpk Usmadi, Budi Supriyatin, Sudaryanto, Chusnul Hadi, Sunardi,

    Agus Supriyanto, Mustofa, Budi Ari Wibowo, Soebowo, Ahmad Arifin,

    Dawan, Maskuri(Cerai Mati), Senapun, Suhartono, Marni, sedangkan

    sebanyak 25 keluarga tidak mau memberikan izin untuk menjadi informan

    penelitian.

    Dari ke-15 keluarga yang menjadi informan, mencapai 33 anak

    dari informan yang tidak diberikan nafkah pendidikan oleh orang tuanya,

    8 Dikutip dari data Monografi Kelurahan Tanjung Mas Tgl 20 Februari 2012.

  • 47

    namun penulis hanya mengambil 15 anak dari beberapa keluarga informan

    saja, kebanyakan anak dari informan memiliki tingkat pendidikan Sekolah

    Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dengan jumlah informan sebanyak 8

    orang, tingkat pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)

    sebanyak 4 orang, dan tingkat Sekolah Dasar (SD) sebanyak 3 orang.

    Berikut ini tabulasi informan berdasarkan tingkat pendidikannya:

    Tabel I

    Klasifikasi Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan

    No Nama Umur Tingkat Pendidikan

    1 Bellinda 17 SD

    2 Fauzi 18 SD

    3 Dwi Fajar. S 26 SD

    4 Fahri Ardiyansah 14 SLTP

    5 Subiyanto 28 SLTP

    6 Hafidz 22 SLTP

    7 Nur Muhamad 23 SLTP

    8 Puspita 26 SLTP

    9 Pradema 20 SLTP

    10 Emi kustiyaningsih 17 SLTP

    11 Ahmad Dawam 19 SLTP

    12 Mustadim 33 SLTA

    13 Alrifki. F. W. 15 SLTA

    14 Turmudi 18 SLTA

  • 48

    15 Rudy bagus 24 SLTA

    Dari keterangan tabel di atas adalah hanya sebagian anak dari

    keluarga informan saja, kalau penulis persentasekan sesuai dengan tingkat

    pendidikannya yaitu: lulusan SD 20,0%, SLTP 3,3%, SLTA 26,7%.

    Adapun dalam tingkat pendidikan anak di Desa Tambak Mulyo Kelurahan

    Tanjung Mas sangat minim sekali, hal itu terlihat dalam minimnya

    pendapatan ayah dalam bekerja bagi ayah yang tidak memiliki perahu

    sendiri, padahal anaknya ingin melanjutkan pendidikannya yang lebih

    tinggi lagi, tapi pada kenyataannya asumsi tersebut malah terbalik dengan

    ayah yang memiliki perahu sendiri dan berpenghasilan banyak, akan tetapi

    anaknya malah tidak mau melanjutkan sekolah, asumsi mereka sekolah

    hanya sebatas baca, tulis dan hitung saja, karena di masyarakat sana ada

    yang pendidikannya sampai sarjana namun pada kenyataannya masih sulit

    mencari kerja, hal itu memperkuat anak dan orang tua untuk tidak

    melanjutkan sekolahnya.

    Masyarakat nelayan di Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung

    Mas tidak seluruhnya memiliki perahu sendiri, ada beberapa nelayan yang

    tidak memiliki perahu sendiri. Begitu pula dari masyarakat yang menjadi

    informan penelitian ini tidak seluruhnya memiliki perahu. Dari ke-15

    informan, sebanyak 4 orang tidak memiliki perahu sendiri sedangkan

    sebanyak 11 telah memiliki perahu sendiri. Berikut ini tabulasi informan

    berdasarkan kepemilikan perahu:

  • 49

    Tabel II

    Klasifikasi Keluarga Informan Berdasarkan Kepemilikan Perahu

    No Kepemilikan Perahu Jumlah Persentase (%)

    1 Memiliki perahu 11 73,3

    2 Tidak memiliki perahu 4 26,7

    Dari ke-11 orang informan yang memiliki perahu, ada yang

    memiliki perahu yang lebih dari satu buah yakni sebanyak 4 orang. Satu

    dari 3 orang tersebut memiliki tiga buah perahu dan lebih dari 3 perahu,

    sedangkan 2 orang memiliki dua perahu.

    Dalam melaut, ada nelayan yang melakukan seorang diri dan ada

    juga yang melakukannya secara bersama-sama. Selain itu, ada nelayan

    yang ikut dengan orang lain (buruh nelayan/jurag) serta ada juga nelayan

    yang tidak melaut dan hanya menyewakan perahunya kepada orang lain.

    Berdasarkan dari proses melaut, informan penelitian dapat diklasifikasikan

    sebagai berikut:

    Tabel III

    Klasifikasi Informan Berdasarkan Cara Melaut

    No Cara Melaut Jumlah Persentase (%)

    1 Melaut Sendiri 2 13,3

    2 Menyewakan perahu dan bagi hasil 3 20,0

    3 Buruh nelayan/jurag 4 26,7

  • 50

    4 Melaut bersama (bergiliran) 6 40,0

    Usaha melaut yang dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Tambak

    Mulyo meliputi wilayah sekitar Tambak Mulyo hingga wilayah di luar

    Kota Semarang, seperti Kaliwungu (Kendal), Batang, hingga Pekalongan.

    Jika melaut di sekitar Tambak Mulyo, umumnya dilakukan dalam 1 hari

    (langsung pulang). Untuk melaut ke Batang kadang dilakukan selama 3

    sampai 4 hari. Sedangkan proses melaut ke luar wilayah yang lumayan

    jauh seperti Pekalongan dibutuhkan waktu sekitar satu minggu hingga dua

    minggu, tapi semua itu tergantung musiman. Dari lokasi melaut, mayoritas

    informan melaut hingga luar wilayah Tambak Mulyo yakni sebanyak 9

    orang seringnya hingga Batang dan Pekalongan, 3 orang hingga

    Kaliwungu, sedangkan sisanya hanya melaut di sekitar wilayah Tambak

    Mulyo. Berikut ini tabulasi informan berdasarkan wilayah melautnya:

    Tabel IV

    Klasifikasi Informan Berdasarkan Wilayah Melaut

    No Wilayah Melaut Jumlah Persentase (%)

    1 Batang dan Pekalongan 9 60,0

    2 Kaliwungu (Kendal) 3 20,0

    3 Sekitar Tambak Mulyo 3 20,0

    Dalam melaut, para nelayan memiliki beberapa jenis jala/jaring

    yang digunakan untuk menjaring hewan laut. Tidak setiap hari seluruh

  • 51

    jaring dibawa oleh nelayan. Jenis jaring yang dibawa disesuaikan dengan

    target yang ingin didapat sebab ada target yang keberadaannya dapat

    ditemukan setiap musim namun ada juga yang hanya bersifat musim-

    musim tertentu. Jenis tangkapan yang munculnya tergantung musim

    seperti ikan tongkol, urang barat (udang putih yang besar) dan rajungan,

    sedangkan untuk tangkapan harian dapat berupa ikan asin, kerang dan

    udang kecil (rebon).

    Berdasarkan ekonomi informan yang melautnya di Batang,

    Pekalongan atau Kendal itu lebih banyak pendapatannya dari pada nelayan

    yang melaut di Tambak Mulyo, karena yang melaut di luar Tambak Mulyo

    itu berdasarkan informasi dari temannya yang sudah nelayan di daerah

    tersebut, bahwa melaut di daerah tersebut saat ini lagi rame

    penghasilannya/ikan.

    Adapun berdasarkan tingkat pendidikan anak informan yang

    melaut di luar Tambak Mulyo yang pendapatannya sangat banyak di

    banding informan yang hanya melaut di daerah Tambak Mulyo atau

    informan yang hanya menjadi jurag (buruh nelayan), secara tingkat

    pendidikan anaknya malah lebih tinggi yang hanya melaut di Tambak

    Mulyo yang penghasilannya lebih kecil dari pada informan yang nelayan

    di luar Tambak Mulyo, karena pedidikan di sana hanya sebatas baca, tulis

    dan hitung saja, kebanyakan asumsi tersebut di dominasi oleh anak

    informan yang memunyai penghasilan lebih besar.

  • 52

    Berdasarkan tingkat ekonomi masyarakat di sana menunjukkan

    berpenghasilan minim dalam mendapatkan uang sehari-harinya dalam

    melaut, para informan sebagian besar bekerja sebagai nelayan yang

    penghasilannya di tentukan dengan musim dalam menangkap ikan, adapun

    suami yang tidak memiliki perahu sendiri atau jadi jurag (buruh nelayan)

    sebagian besar istrinya membantu bekerja dengan usaha kecil-kecilan agar

    dapat memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.

    Hasil perolehan tangkapan dalam satu hari berbeda-beda. Nelayan

    yang melaut dalam satu hari terkadang tidak mendapatkan hasil sama

    sekali dan paling banyak mendapatkan 2-4 basket9 atau sekitar 100-200

    kg. Hasil tersebut merupakan hasil tangkapan yang dilakukan nelayan

    secara bekerjasama dengan minimal dua orang nelayan dan maksimal 4

    orang nelayan. Apabila nelayan melakukan kegiatan melaut sendirian,

    maka hasil maksimalnya sebanyak 25 kg setiap hari.

    Tabel V

    Klasifikasi Informan Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua dan Tingkat

    Pendidikan Anak

    No Orang Tua Pekerjaan Nama anak Umur Pendidikan

    1

    Ayah

    Ibu

    Usmadi

    Sriyatun

    BuruhNelayanBuruhPabrik

    1. Pradema2. Bellinda

    2017

    1. SLTP2. SD

    2Ayah Budi

    SupriyatinNelayan 1. Puspita

    2. Hafidz2622

    1. SLTP2. SLTP

    9 Basket adalah istilah tempat ikan yang telah ditangkap. Ukurannya panjang 1 meter danlebar 0,5 meter dengan tinggi sekitar 20-25 cm berbentuk persegi dengan bagian atas terbuka.Tempat ini dapat menampung ikan dengan bobot sekitar 40-50 kg.

  • 53

    Ibu EffiKusriyati

    PedagangNasi

    3. Fauzi 18 3. SD

    3

    AyahIbu

    SudaryantoNurAzizah

    NelayanBuruhPabrik

    1. Fatkhan2. Lailatussaadah.S

    2219

    1. SLTP2. SLTA

    4

    Ayah

    Ibu

    ChusnulHadiSiti Aminah

    BuruhNelayanBuruhPabrik

    1. Evi Septiani2. Emi

    kustiyaningsih3. Elvana Fitriyani

    2217

    13

    1. SD2. SLTP

    3. SD

    5

    AyahIbu

    SunardiMutoharoh

    NelayanPedagangIkan(bakulikan)

    1. Fahri Ardiyansah 14 1. SLTP

    6

    Ayah

    Ibu

    AgusSupriyantoSiti

    Zulaikah

    Nelayan

    IbuRumahTangga

    1. Vivi Maharani 15 1. SD

    7

    Ayah

    Ibu

    Mustofa

    Jumilah

    BuruhNelayanBuruhPabrik

    1. Mustadim2. Suparno3. Mudah

    333023

    1. SLTA2. SLTP3. SD

    8

    Ayah

    Ibu

    Budi AriWibowoMusyarofah

    Nelayan

    PedagangNasi

    1. Alrifki. F. W 15 1. SLTA

    9

    AyahIbu

    SoebowoS. Sri lestari

    NelayanBuruhPabrik

    1. Hapsari. S2. Pramita Dewi. A.

    P3. Sebastian. A

    2725

    23

    1. SD2. SD

    3. SLTP

    10

    Ayah

    Ibu

    AhmadArifinHafsari

    Nelayan

    IbuRumahTangga

    1. Ahmad Dawam 19 1. SLTP

    11

    AyahIbu

    DawanMashah

    NelayanBuruhPabrik

    1. Turmudi2. Wahyu Ningsih

    1815

    1. SLTA2. SLTP

    12

    Ayah

    Ibu

    Maskuri(CeraiMati)Safaatun

    Nelayan

    BuruhPabrik

    1. Subiyanto2. Abdul Wahid3. Supriyanto

    282115

    1. SD2. SLTA3. SD

    13Ayah Senapun Buruh

    Nelayan1. Rondonah2. Nur Muhamad

    2823

    1. SD2. SLTP

  • 54

    Ibu Musripah Pedagang(bakulikan)

    3. Nur Kasanah 21 3. SLTA

    14

    AyahIbu

    SuhartonoKhotijah

    NelayanBuruhPabrik

    1. Ika Haryanti2. Dwi Fajar. S3. Achmad Saifudin

    282620

    1. SD2. SD3. SLTP

    15

    AyahIbu

    MarniFarida

    NelayanBuruhPabrik

    1. Yazuri2. Rudy bagus

    3224

    1. SLTA2. SLTP

    Tabel VI

    Klasifikasi Informan Berdasarkan Pekerjaan Dan Penghasilan Isteri

    Dalam Satu Bulan

    NO Penghasilan Isteri Penjual nasi/bakul ikan Ibu rumah tangga

    1 LemburTidak

    lemburNasi Bakul ikan -

    2 1.600.000800.000-

    950.000700.000 2.000.000 -

    Dari keterangan di atas menunjukkan bahwa para isteri nelayan di

    Desa Tambak Mulyo di dominasi oleh ibu yang bekerja sebagai buruh

    pabrik di banding yang lainnya, adapun menurut penghasilannya ibu yang

    bekerja di pabrik kalau lembur berkisar antara 1.600.000,-, adapun kalau

    yang tidak lembur di sesuaikan UMR Kota Semarang, kira-kira sekitar

    800.000,- sampai 950.000,-, penjual nasi 750.000, bakul ikan 2.000.000.

    Adapun para suami di Tambak Mulyo sebagian besar bekerja sebagai

    nelayan, dan sebagian para suami di sana ada yang di bantu oleh isterinya

    bekerja sampingan, seperti: penjual nasi, buruh pabrik, penjual ikan (bakul

  • 55

    ikan/rajungan). itu artinya masyarakat Desa Tambak Mulyo Kelurahan

    Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang secara ekonomi