Sumiyati Bab II - Perpustakaan...

45
16 BAB II GERAKAN FEMINISME DALAM PENDIDIKAN A. GERAKAN FEMINISME 1. Pengertian Gerakan Feminisme Feminisme” asalnya adalah sebuah kata Perancis dan menjadi luas digunakan di Eropa, Amerika Serikat dan di negeri jajahan mereka pada abad 19 dan 20. Pada mulanya ia bermaksud menunjukkan adanya suatu “gerakan kaum perempuan” gerakan ini dimaksudkan untuk memajukan kedudukan kaum perempuan. kemudian gerakan ini semakin lama semakin besar sesuai kondisi zamannya bahkan tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Namun sampai saat ini belum ada definisi yang baku tentang gerakan feminisme tersebut. Secara konsep analisis “feminisme” berkaitan dengan berbagai persoalan seperti proses transformasi. Konsep “perempuan” yang selalu berubah dan goyah itu sendiri, identitas dan kesadaran. Akan tetapi menurut Leuritis yang dikutip oleh Wieringa dijelaskan bahwa feminisme mungkin kembali tentang kementerian ideologi dan cara bagaimana bekerjanya politik ditengah kehidupan sehari-hari, feminisme mendefinisikan sendiri sebagai suatu perihal politik, bukan sekedar politiks seks saja, tetapi politik pengalaman, kehidupan sehari-hari yang pada saatnya kemudian memasuki ruang lingkup ekspresi dan praktek kreatif masyarakat . 1 Maka feminisme bukan hanya politik dan etika perubahan, tetapi juga merupakan proses berwacana (discursive procces) suatu proses yang melahirkan arti, representasi yang menumbangkan gender dan menciptakan representasi gender baru, keperempuanan identitas dan diri kolektif Feminisme mengandung arti banyak yang tidak terbatas pada gerakan mutakhir 1 Saskia Eleonora Wieringa, Penghancuran Gerakan Perempuan di Indonesia, (Jakarta: Kalyana Mitra Garba budaya, 1999), Cet. I, hlm. 75.

Transcript of Sumiyati Bab II - Perpustakaan...

Page 1: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

16

BAB II

GERAKAN FEMINISME DALAM PENDIDIKAN

A. GERAKAN FEMINISME

1. Pengertian Gerakan Feminisme

“Feminisme” asalnya adalah sebuah kata Perancis dan menjadi

luas digunakan di Eropa, Amerika Serikat dan di negeri jajahan mereka

pada abad 19 dan 20. Pada mulanya ia bermaksud menunjukkan adanya

suatu “gerakan kaum perempuan” gerakan ini dimaksudkan untuk

memajukan kedudukan kaum perempuan. kemudian gerakan ini semakin

lama semakin besar sesuai kondisi zamannya bahkan tidak terbatas oleh

ruang dan waktu. Namun sampai saat ini belum ada definisi yang baku

tentang gerakan feminisme tersebut.

Secara konsep analisis “feminisme” berkaitan dengan berbagai

persoalan seperti proses transformasi. Konsep “perempuan” yang selalu

berubah dan goyah itu sendiri, identitas dan kesadaran. Akan tetapi

menurut Leuritis yang dikutip oleh Wieringa dijelaskan bahwa feminisme

mungkin kembali tentang kementerian ideologi dan cara bagaimana

bekerjanya politik ditengah kehidupan sehari-hari, feminisme

mendefinisikan sendiri sebagai suatu perihal politik, bukan sekedar

politiks seks saja, tetapi politik pengalaman, kehidupan sehari-hari yang

pada saatnya kemudian memasuki ruang lingkup ekspresi dan praktek

kreatif masyarakat .1

Maka feminisme bukan hanya politik dan etika perubahan, tetapi

juga merupakan proses berwacana (discursive procces) suatu proses yang

melahirkan arti, representasi yang menumbangkan gender dan

menciptakan representasi gender baru, keperempuanan identitas dan diri

kolektif Feminisme mengandung arti banyak yang tidak terbatas pada

gerakan mutakhir

1Saskia Eleonora Wieringa, Penghancuran Gerakan Perempuan di Indonesia, (Jakarta:

Kalyana Mitra Garba budaya, 1999), Cet. I, hlm. 75.

Page 2: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

17

Menurut Kamla Bhasin dan Nighat Said Khan, dua orang feminis

Asia Selatan, tidak mudah untuk merumuskan definisi feminisme yang

dapat diterima atau diterapkan pada semua feminis dalam semua waktu

dan di semua tempat. Karena feminisme tidak mengambil dasar

konseptual teoritis dari rumusan teori tunggal maka definisi feminisme

berubah-ubah sesuai dengan perbedaan realitas sosiokultural yang

melatarbelakangi lahirnya paham ini, dan perbedaan tingkat kesadaran,

persepsi serta tindakan yang dilakukan oleh para feminis itu sendiri.2

Dengan demikian konsep dan definisi gerakan feminisme harus

diredefinisi kembali sehingga image dahulu gerakan feminisme adalah

gerakan pembenci laki-laki akan berubah dan agar dapat memberi

pemahaman terhadap faham yang keliru. Oleh karena itu untuk memahami

tentang feminisme harus mempunyai dasar dan landasan yang kuat

sehingga tidak memunculkan berbagai interpretasi.

Untuk menghindari perbedaan persepsi maka penulis mengambil

definisi sebagai berikut: feminisme berasal dari kata “femina” yang berarti

memiliki sifat keperempuanan. Feminisme diawali oleh persepsi tentang

ketimpangan posisi perempuan dibandingkan laki-laki di masyarakat.3

Feminisme sebagai gerakan lebih menekankan pada definisi sebagai satu

faham yang memperjuangkan kebebasan perempuan dari dominasi laki-

laki. Selain itu gerakan feminisme berusaha mendobrak ketahanan

masyarakat yang semuanya didasarkan pada peran gender. Sementara itu

konsep gender adalah pembagian lelaki dan perempuan yang

dikrontruksikan secara sosial maupun kultural.4 Namun ketika dilihat

dalam Islam wanita (perempuan) dan pria adalah sama-sama manusia,

2Yunahar Ilyas, Feminisme Dalam Kajian Tafsir Al-qur’an Klasik dan Kontemporer, (

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997), hlm. 40. 3Fatalaya S. Hubies dalam Dadang S. Anshori dkk. (Eds.), Membincangkan Feminisme

Refleksi Muslimah Atas Peran Sosial Kaum Wanita, ( Bandung: Pustaka Hidayah,), 1997, hlm. 19 4Bainar, Wacana Dalam Keindonesian dan Kemodernan, ( Jakarta: Pustaka Cidesindo,

1998), hlm. 24.

Page 3: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

18

keduanya mendapatkan hak yang sama dan setara.5 Namun kesalahan

pemahaman masyarakat dalam pemaknaan konsep gender menghasilkan

satu reduksi bahwa isu gender identik dengan isu perempuan. Hal inilah

yang menjadi cikal bakal munculnya gerakan feminisme (gerakan

perempuan).

2. Sejarah Gerakan Feminisme

Feminisme adalah gerakan perempuan pada awalnya berangkat

dari asumsi bahwa kaum perempuan selama ini ditindas dan dieksploitasi

hak-haknya. Kaum perempuan hanya dipandang sebagai second people,

makhluk lemah dan selalu bergantung pada kekuatan laki-laki dalam

segala bidang. Sehingga hakekat dan subtansi perjuangan feminisme

adalah equal of life (kesetaraan martabat dan kehidupan baik di dalam

maupun di luar rumah). Perjuangan kaum feminis adalah

mentransformasikan sistem dan struktur yang tidak adil menjadi adil

(gerakan transformasi sosial).

Salah satu harapan dari gerakan feminisme ini adalah tuntutan

untuk kebebasan dan persamaan hak antara perempuan dan laki-laki

dalam bidang sosial, ekonomi dan kekuasaan politik. Sebagai akibatnya

banyak perempuan memasuki dunia maskulin dan berkiprah bersama laki-

laki. Partisipasi perempuan secara kuantitatif meningkat dengan pesat

sehingga dapat dikatakan sebagai pertanda “kemenangan” kaum

perempuan.6 Walaupun sudah banyak perempuan-perempuan yang

memperoleh kedudukan sejajar dengan laki-laki, namun kaum feminisme

tidak menghentikan langkah dalam berjuang, karena mereka sadar

peradaban modern masih belum memberi banyak kesempatan kedudukan

yang seimbang.

5Murtadha Muthahari, Hak-Hak Wanita Dalam Islam, Terj M. Hasem, Judul asli The Right

of Woman in Islam,( Jakarta: PT. Lentera Basritama, 2001), hlm. 79. 6Irwan Abdullah (ed.), Sangkan Peran Gender, ( Yogyakarta: PKK UGM, 1997), hlm. 11.

Page 4: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

19

Pada tahun 1980 muncul paradigma baru yang memuji

keunggulan kualitas feminim yang memaksimalkan perbedaan alami

antara laki-laki dan perempuan yang secara esensial berbeda.7 Hal ini

dilakukan sebagai upaya penghormatan terhadap perempuan. Pemujian

terhadap kualitas feminis berdasarkan pada perbedaan laki-laki dan

perempuan secara alamiah dimaksudkan untuk memberikan penghormatan

dan penghargaan kepada kaum perempuan. Penghargaan itu diberikan

karena perempuan mempunyai kelebihan. .

Gerakan fenimisme, secara umum merupakan suatu reaksi atas

ketimpangan dan ketidakadilan yang dihasilkan oleh suatu tatanan sosial

yang patriarkhis,secara historis, munculnya gerakan fenimisme di barat

sangat berkaitan dengan lahirnya renaissance di Italia yantg membawa

fajar kebangkitan kesadaran baru di Eropa.8 Bersamaan itu pula

muncullah para humanis yang menghargai manusia, baik laki-laki maupun

perempuan sebagai individu yang memiliki kebebasan dalam

menggunakan akal budinya, dan bebas dari pemasungan intelektual gereja.

Dalam upaya menguak gerakan perempuan maka perlu diketahui

dahulu tentang sejarah perempuan. Jika sejarah adalah memori kolektif

umat manusia dan memberikan pembenaran moral untuk masa kini, maka

ketiadaan perempuan di dalam sejarah” menyesatkannya dengan

membuatnya hanya laki-laki saja yang berperan serta dalam kejadian yang

di pandang sebagai berjasa dalam memelihara dan dengan menyajikan

gambaran yang salah tentang apa yang sebenarnya terjadi.9 Wacana

sejarah yang mengingkari tampilnya perempuan juga melestarikan

subordinasi mereka, dan citra mereka sebagai penerima pasif dari tindak

tanduk yang lain.

7 Ratna Megawangi dalam Sachito Murata,,The Tao of Islam, ( Bandung: Mizan,

2000),hlm. 8. 8Abdul Mustakim, Tafsir Feminis Versus Tafsir Patriarki, ( Yogyakarta: Sabda Persada ,

2003), Cet. I hlm 19. 9 Saskia Eleonora Weiringa, ,Op. cit., hlm. 65.

Page 5: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

20

Sejarah merupakan bagian dari politik gender. Untuk memberikan

bukti bahwa perempuan terlibat dalam berbagai gerakan yang dirumuskan

oleh laki-laki sendiri maka para feminis menulis kisah jasa-jasa

perempuan dalam fase sejarah pengimbang yang dikembangkan dalam

sejarah sumbangan.

Di samping itu semua kepentingan gender perempuan akan

dipakai sebagai konsep analisis untuk meneliti berubahnya wacana tentang

berbagai organisasi. sebagaimana organisasi membeda-bedakan,

merumuskan dan memprioritaskan sejumlah kepentingan yang mereka

perjuangkan di tangan konfigurasi politik yang berubah-ubah. Beberapa

persoalan dalam konseptualisasi mengenai kebutuhan dan kepentingan

perempuan itu kabur dan membingungkan. Seakan-akan terdapat

persetujuan, bahwa kebutuhan perempuan dapat dengan mudah diamati

dan diperoleh secara langsung dari realitas-realitas perempuan.

Sebenarnya kebutuhan dan kepentingan perempuan ada 2 yaitu: strategis

diformulasikan dari analisis tentang subordinasi perempuan terhadap laki-

laki sedangkan kebutuhan gender praksis diformulasikan dari kondisi real

pengalaman perempuan dalam posisi mereka yang ditimbulkan di dalam

pembagian kerja secara seksual, karena itulah pada hakikatnya feminisme

adalah gerakan transformasi sosial dalam arti tidak hanya melulu

memperjuangkan soal perempuan belaka.10

Gerda Lerner menyatakan bahwa kunci pemahaman mengenai

sejarah perempuan adalah menerima bahwa ia adalah sejarah mayoritas

manusia.11 Tujuan penulisan tentang sejarah perempuan ini adalah untuk

memperbaiki perempuan kedalam sejarah dan memperbaiki sejarah dalam

perempuan. Penelitian tentang sejarah perempuan akan dicatat sebagai

kesadaran sendiri hal ini akan menggabungkan psikis dan sejarah. Selain

itu munculnya gerakan feminisme ini muncul akibat adanya pembagian

10Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2001), Cet VI, hlm. 100. 11Maggie Humm, Ensiklopedia Feminisme, ( Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2002), hlm.

204.

Page 6: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

21

kerja secara seksual, yakni seorang perempuan harus bekerja dan

mempunyai tanggung jawab keibuan dan hal ini menjadi penyebab laten

dominasi laki-laki. Misalnya keibuan dan kebapakan bukan merupakan

yang simetris karena ayah tidak terlalu mempunyai komitmen terhadap

rumah.12

Secara global gerakan feminisme muncul dalam tiga konteks

Revolusi Perancis, Revolusi Industri dan perang kemerdekaan di Amerika

Utara.

a. Revolusi Perancis 1789

Shulamit Firestone mendefinisikan revolusi sebagai perolehan

kontrol terhadap sarana produksi oleh perempuan, yang akan berakibat

pada akhir dari keluarga biologis. Revolusi ini menumbangkan sistem

feodal dan memunculkan pandangan baru tentang hubungan laki-laki

dan perempuan serta dukungan terhadap hak-hak perempuan.

Semangat dan tradisi pencerahan ini diusung oleh seorang

feminis liberal yaitu Marry Wollstonecraff (1759-1797) dalam

bukunya Vindication of woman yang merupakan pertahanan hak-hak

perempuan dan tuntunan yang sama antara anak laki-laki dan

perempuan. Pada dekade ini muncul istilah individualisme dimana

istilah tersebut berkenaan dengan kepentingan perempuan.

Individualisme kepentingan bisa melihat kepentingan masing-masing

sebagai hal yang berbeda dari yang lain namun bisa juga melihat

mereka sebagai bagian dari model hubungan manusia kontraktual.

Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara

sosial politik dan demokratisasi Eropa Barat. Bersamaan dengan

liberalisasi sosial politik itu kaum perempuan bangkit untuk

memperjuangkan hak-haknya dan gerakan ini sering disebut sebagai

feminis individualis.

b. Revolusi Industri Abad XIX

12 Ibid, hlm. 327.

Page 7: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

22

Industrialisasi menyebabkan percepatan urbanisasi dan

diferensiasi antara kelas menengah dan buruh upah. Perempuan kelas

menengah keatas secara hukum bergantung sepenuhnya pada suami

mereka dan terikat di sektor domestik.

Definisi tentang kerja seringkali tidak hanya menyangkut apa

yang dilakukan seseorang, tetapi juga menyangkut kondisi yang

melatarbelakangi kerja tersebut, serta penilaian sosial yang diberi.

Selain itu dalam gerakan studi perempuan semangat melakukan

pengkategorisasian kerja, orang sering membuat dikotomi antara apa

yang disebut kerja produksi dan kerja repoduksi.13 Dengan adanya

konsep ini yang menjadi korban tetap perempuan. Lagi-lagi hal ini

disebabkan karena adanya pembedaan kerja secara seksual.

Akses pekerjaan dan pendidikan akan sulit atau bahkan hilang

ketika mereka hidup sendirian. Perempuan Grassroot seperti buruh,

PRT dan pelacur mengalami eksploitasi (buruh misalnya bekerja 14-

16 jam sehari). Sehingga terjadi pemogokan yang dilancarkan pada

tanggal 8 Maret 1910 dalam Konferensi Perempuan Sosialis II di

Kopenhagen. Selanjutnya tanggal tersebut ditetapkan sebagai Hari

Perempuan Internasional.

c. Perang Kemerdekaan di Amerika Utara

Perang ini dilakukan untuk menentang kolonialis Inggris dan

mendukung hak-hak warga negara. Pada masa ini perjuangan untuk

membebaskan perbudakan sangat gigih dilakukan hingga setengah

abad kemudian, muncul slogan “semua orang adalah sama”.

Pergerakan perempuan menaruh perhatian banyak pada hubungan

antara rasialisme dan seksisme. Suatu hubungan sosial yang

merendahkan perempuan, keyakinan dan praktek sosial yang seksis

bukan hanya membatasi aktivitas perempuan, namun merupakan cara

13Ratna Saptari, Brigicte Holner, Perempuan Kerja dan Perubahan Sosial, (Jakarta:

Graffiti, 1997), hlm. 15.

Page 8: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

23

yang praktis untuk melakukan pembedaan antara kedua jenis kelamin,

karena keduanya tidak didasarkan pada pembuktian.14 Psikoanalisis

feminis menyatakan bahwa seksisme berasal pada pembentukan

identitas gender serta bentukan budaya kontemporer. Sedangkan Ras

merupakan gambaran kepribadian dan perempuan sebagai makhluk

sosial dan ras menentukan konteks penindasan seksual.

Adapun tokoh-tokohnya adalah Susan B. Anthony, Elizabet

Cody Staron. Perjuangan mereka menitikberatkan pada pembebasan

budak dan kaum perempuan. Pada abad 19 dan awal abad 20 dinamika

gerakan feminisme difokuskan pada suatu isu yaitu untuk

mendapatkan hak memilih (the right to vote). Bersamaan dengan itu

muncul beberapa aliran gerakan feminisme pada gelombang pertama

abad XIX.

3. ALIRAN GERAKAN FEMINISME

1. Feminisme Liberal

Feminis liberal berakar pada kebangkitan liberalisme yang

lahir bersamaanyang lahir bersamaan dengan pertumbuhan

kapitalisme. Liberalisme menganggap bahwa semua memiliki

potensial individu yang sama ukuranya.

Fokus perjuangan perempuan dalam aliran ini adalah

melakukan perubahan ditingkat legislatif untuk mendapatkan hak

perempuan dalam bidang pendidikan, hak milik, alat kontrasepsi,

perceraian, pekerjaan, dan hak pilih. Kaum liberal percaya bahwa

kebebasan dan persamaan berakar pada rasionalis, dan karena Tuhan

rasional, maka mereka menuntut hak yang sama seperti kaum laki-

laki. Tokoh-tokohnya John Stuart Mills dan Harbet Taylor Milles

(suami isteri), Marry Wallstonecraft dalam Vindication the Right of

Women menyatakan agar kaum perempuan menggunakan otaknya

(rasio) untuk mendapatkan yang mereka inginkan. Ia menganjurkan

14Maggie Humm, loc.cit, hlm. 425.

Page 9: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

24

agar perempuan lebih berani mengekspresikan dirinya. Sementara

John Stuart Mills (1851) mengajukan proses atas hukum dan

perkawinan yang mana ia pandang sangat merugikan perempuan.

Kaum feminisme liberal tidak mempermasalahkan ketidakadilan

struktural dan penindasan ideologi patriarki. Feminisme liberal lebih

memfokuskan pada perubahan undang-undang dan hukum yang

dianggap dapat melestarikan sistem patriarkhi.15 Gerakan pada

pandangan feminis liberalis memiliki konsep dasar individu.

Ketidakadilan adanya pelanggaran terhadap kebebasan individu yang

berlangsung melalui pembangunan dan perbaikan konsep pada

kelompok tertentu (tertindas). Kesetaraan hanya dapat dicapai

melakukan perubahan peraturan (hukum) dan pendidikan.

Analisis feminisme liberal yangmenjadi aliran mainstream ini

mendapatkan kritik dari aliran teori sosial feminisme lain.16

2. Feminisme Marxis

Feminis Marxis merupakan reaksi atas feminis liberal dan

menolak gagasan biologis sebagai dasar pembedaan gender.

Penindasan perempuan adalah bagian dari penindasan kelas dalam

hubungan produksi, sehingga persoalan perempuan selalu diletakkan

dalam kerangka kritik atas kapitalisme, karena laki-laki mengontrol

produksi menjadi bagian kekayaan (properti) belaka.

Aliran ini berupaya menghilangkan struktur kelas dalam

masyarakat berdasarkan jenis kelamin dengan melontarkan isu bahwa

ketimpangan peran antara kedua jenis kelamin itu sesungguhnya lebih

disebabkan oleh faktor budaya alam.17 Di samping itu penindasan

perempuan dilanggengkan dengan pelbagai cara dan alasan. Misalnya

dengan “eksploitasi pulang ke rumah.” proses eksploitasi bisa

15Mansur Fakih et.al, Membincangkan Feminisme Diskursus Gender Perspektif Islam, (

Surabaya: Risalah Gusti, 1996), hlm. 228. 16Siti Handayani, et. al, Merekontruksi Realitas Dengan Perspektif Gender, ( Yogyakarta:

SBBY,1997), hlm. 10. 17Nasarudin Umar, Argumen Kesetaraan Gender Perspektif Al-qur’an, ( Jakarta:

Paramadia, 2001), Cet. II, hlm. 65.

Page 10: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

25

produktif (dalam industri) sehingga sangat bermanfaat dalam rangka

reproduksi buruh murah (buruh perempuan sebagai buruh cadangan).

Kondisi ini tentu saja sangat menguntungkan industri dan memperkuat

posisi tawar kapitalis, hal ini dapat berimplikasi pada existensi buruh.

Pembebasan individual adalah mustahil karena seksisme adalah

persoalan sosial yang berhembus dari penindasan institusional

terhadap perempun dalam kapitalisme.

Dalam posisi ini baik laki-laki maupun perempuan sama-sama

tertindas (buruh) dari pemilik modal, keterpukulan kaum laki-laki

pekerja menjadi sebab pengembangan kesadaran kelas sampai mereka

menyadari kepentingan kelas mereka di atas kepentingan mereka

sebagai individu dan hingga pada akhirnya bergabung dengan kaum

feminis.

Perjuangan Marxis untuk mengembangkan kesadaran ini

dalam kelas pekerja karena analisis mereka membawa mereka untuk

mengerti bahwa perjuangan oleh perempuan melawan penindasan

mereka sebagai perempuan dan perjuangan untuk menghilangkan

ketidaksetaraan kelas berjalan terus. Ini dilakukan hingga revolusi.

Sebaliknya hubungan yang erat antara penindasan gender dan kelas

memberikan arahan kepada perjuangan sosialisme sebuah perjuangan

terpadu juga. Tak ada revolusi sosialis tanpa pembebasan perempuan,

tak ada pembebasan perempuan tanpa revolusi sosialis. Sesungguhnya

persoalan perempuan itu bersifat struktural dan penyelesaiannya pun

terjadi bila ada perubahan struktur kelas.

Adapun tujuan feminisme marxis adalah mendriskipsikan

basis material ketundukan perempuan dan hubungan antara model –

model produksi dan status perempuan serta menerapkan teori

perempuan dalam kelas pada peran keluarga.

Pada dasarnya feminisme Marxisme belum mampu menjawab

mengapa penindasan perempuan tidak berakhir bahkan dituduh

sebagai kelompok yang buta gender. Lebih dari itu semua feminis

Page 11: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

26

marxis justru melahirkan aliran baru yang banyak mengkritiknya yaitu

feminis sosialis dan ekofeminis.

Gerakan feminis sosialis berlangsung di dua front yaitu ;

melawan kapitalisme dan menghadapi hubungan sosial dominasi laki-

laki. Aliran ini bertujuan menghapuskan ketidakadilan kelas dan

gender. Disamping itu mengkritik aliran marxis yang

mengesampingkan dominasi laki-laki yang merupakan penyebab

subordinasi perempuan.

Gerakan dari ekofeminisme biasanya dianggap sebagai kajian

dari feminis kultural. Perpaduan antara kajian ilmu ekologi dan

feminisme akan mewujudkan lingkungan yang humanis. Yang

dikatakan sebagai lingkungan yang humanis adalah lingkungan yang

tertata ( built enveriovment).18

3. Feminisme Radikal

Feminisme gelombang kedua pertama kali menggunakan

istilah radikal untuk dimaksudkan sebagai teori sosial yang lebih

revolusioner dari pada teori-teori New Left dari mana radikalisme

muncul dikutip dari Mary Doly menggunakan radikal yang

dimaksudkan sebagai metafisik dari pada radikal sebagai istilah

politik atau sosial. Feminisme radikal menyatakan bahwa

patriarkhi adalah karakteristik yang ada dalam masyarakat dan

bertujuan menghancurkan sistem kelas jenis kelamin. Adapun

yang melatarbelakangi adalah dominasi laki-laki dan klaim bahwa

semua bentuk penindasan adalah perpanjangan dan supremasi

laki-laki, penindasan yang terjadi pada perempuan menurut Ti

Grace Atkinson adalah bahwa sistem peran laki-laki perempuan

secara politik menindas. Adapun bentuk penindasan itu secara

psikologis dan bukan ekonomis.

18Judi Wacjman, Feminisme Versus Tehnologi, ( Yogyakarta: SBBY dan OXFAM),

hlm.129

Page 12: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

27

Feminisme radikal merupakan sebuah fenomena baru

tumbuh dalam gerakan pembebasan Amerika Serikat diakhir tahun

1960-an. Mereka yang terlihat pada umumnya adalah perempuan

berkulit putih, kelas menengah dan para perempuan berpendidikan

tinggi.

Teori feminisme radikal mempunyai tujuan yang sama dengan

feminis lainnya. Namun mempunyai pandangan berbeda terhadap

aspek biologis. (nature).19 Sehingga feminis radikal sering

menyerang institusi keluarga yang berpotensi besar

melanggengkan sistem patriarkhi. Hal ini termanifestasikan dalam

manifesto feminis radikal yang berjudul Notes from the second sex

(1970) yang mengatakan bahwa lembaga perkawinan adalah

lembaga formalisasi untuk menindas wanita.

Kaum feminis radikal ini menegaskan bahwa pengalaman

dan kepentingan-kepentingan mereka adalah pusat teori dan aksi

mereka. Satu-satunya teori adalah”oleh dan untuk mereka.” Salah

satu temanya yaitu tentang fundamental bahwa kelompok

perempuan yang merupakan kelompok sosial. Dengan demikian

perempuan membuat kontrol laki-laki di segala aspek kehidupan

baik domestik maupun publik. Bahkan untuk masalah yang

sifatnya privacypun juga tetap dalam controlling kaum feminis

misalnya perkawinan, reproduksi, keharusan seksual dan lain-lain.

Di sisi lain gerakan feminisme ini terjadi tumpang tindih

dengan pola-pola yang lain. Dengan kata lain para feminis ingin

mengkampanyekan bahwa seorang wanita dapat hidup tanpa

kehadiran seorang pria disisinya.20 Pada fase awal feminis radikal

terperosok dalam persoalan biologis namun pada akhir merambah

ke 2 sektor yaitu wilayah ekonomi dan tubuh kaum perempuan

yang mudah dieksploitasi

19Ratna Megawangi, Membiarkan Berbeda, ( Bandung: Mizan,1999), hlm. 178. 20Ibid, hlm. 180.

Page 13: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

28

Dalam pada itu, kendati feminisme radikal mengakui

adanya keragaman dikalangan kaum perempuan, namun mereka

lebih mengutamakan adanya kesamaan dikalangan perempuan

disamping menujukan perbedaan antara kaum perempuan dan

lelaki. Salah satu pengertian yang mendasar di dalam konsepsi

mereka persaudaraan perempuan itu bersifat global (sisterhood is

global) artinya setiap perempuan di dunia lebih banyak

persamaannya.

Dengan memandang kategori “seks” sebagai dasar

pembedaan dalam masyarakat serta kelas dan ras sebagai faktor

pendukung maka dominasi laki-laki, subordinasi terhadap

perempuan merupakan suatu model konseptual yang bisa

menjelaskan berbagai bentuk penindasan dan patriarki adalah

syitem hierarki seksual dimana laki-laki memiliki kekuasaan

superior dan penguasa ekonomi. Atas dasar ini muncul slogan

“The personal is political” yang mana hal ini dapat memberi

peluang politik bagi kaum perempuan, karena dominasi laki-laki

tidak hanya di arena publik, tetapi juga domestik yang sangat

pribadi. Maka usaha-usaha untuk menghapuskan subordinasi

justru dimulai dari dalam rumah. Aliran ini terutama menyoroti

dua konsep “patriarkhi dan seksualitas” isu-isu yang menjadi

perhatian aliran ini diantaranya kekerasan fisik (physic violence)

dan seksual, lesbianisme, androgini dan tekanan pada budaya dan

ruang gerak perempuan menjadi perhatian khusus. Menurut

Martha Shelley (1970) bahwa perempuan lesbian perlu dijadikan

model sebagai perempuan mandiri.21

Adapun strategi para feminis radikal dalam rangka

mewujudkan cita-citanya adalah pembebasan perempuan dengan

cara.22

21Mansur Fakih, et.al, Op.cit, hlm. 226. 22Abdul Mustakim, Op.cit, hlm. 29.

Page 14: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

29

Pertama melalui organisasi perempuan yang terpisah dan

memiliki otonomi. Kedua melalui kultural feminisme yaitu

menciptakan budaya yang berpusat pada perempuan. Feminis

lesbian yang di identikan dengan feminis radikal menyatakan

bahwa cita-cita perempuan tidak akan pernah berhasil kalau masih

berhubungan dengan laki-laki sehingga perlu adanya pemutusan

hubungan laki-laki dan perempuan.

4. Feminisme Muslim

Feminisme tidak hanya diartikan sebagai sebuah sudut

pandang ( Perspektif) yang memiliki akar sejarah yang berbeda –

beda melainkan telah menjadi sebuah gerakan dalam sejarah itu

sendiri.23 Feminisme lebih dikenal sebagai women liberation,

suatu upaya kaum Hawa dalam melindungi dirinya dari ekspolitasi

kaum Adam.

Emansipasi yang semakin banyak didengungkan ternyata

menimbulkan permasalahan tersendiri dikalangan umat Islam.

Menurut Qosim Amin seorang pembaharu Islam dan aktivis

feminis yang dikutip oleh Rustam mengatakan bahwa faktor

penyebab keterbelakangan umat Isalam adalah persepsi dan

perlakuan yang salah terhadap wanita. Oleh karena ia menggagas

munculnya gerakan emansipasi perempuan sebagai salah satu

antisipasi umat untuk mengejar ketertinggalan.24 Seorang aktivis

gerakan perempuan Amina Wadud Muhsin memberikan kritik

terhadap ayat- ayat al-Quran yang dianggap meupakan penyebab

adanya bias gender. Pemahaman dituangkan dalam pikiranya yang

menganalisis dari berbagai segi misalnya dari proses penciptaan,

proses fungsi jasamani bahkan perbedaan ganjaran antara laki-laki

dan perempuan diakhirat nanti.25 Amina mengawali

pembahasanya dengan mengkritik penafsiran – penafsiran yang

selam ini adan mengenai masalah wanita dalam Islam. Ia

23 Dadang S, Ansari, (Eds), Membincangkan Feminisme, ( Bandung: Pustaka Hidayah,

1997), hlm. 50. 24 Sri Suhandjati, (Ed), Bias Jender dalam Pemahaman Islam, ( Yogyakarta: Gama Media,

2002), hlm. 193. 25 Amina Wadud Muhsin, Wanita di Dalam Alqur’an, ( Bandung: Pustaka Hidayah, 1994),

hlm.57-60.

Page 15: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

30

membagai penafsiran tersebut kedalam tiga kategori: tradisional,

reaktif, dan holistik.26

Secara ringkas metode penafsiran yang digunakan oleh

Amina melalui kategori analisis: (1) dalam konteksnya, (2) dalam

konteks pembahasan topik yang sama dalam Alqur’an, (3)

menyangkut bahasa dan struktur sintaksis yang digunakan dalam

Alqur’an, berpegang teguh pada prinsip- prinsip Al- qur’an, (5)

dalam konteks Alqur’an sebagai weltanschauung atau pandangan

hidup.27

Adapun tokoh perempuan muslim yang lain antara lain

Fatima Mernisi, Rifat Hasan, Ashghar Ali dan Mansour Fakih di

Indonesia. Ashghar menggugat kesadaran kaum muslim dengan

mengatakan bahwa; demi mengekalkan kekuasaan atsa

perempuan, masyrakat kerapkali mengekang norma-norma yang

adil dan egaliter yang ada dalam Alquran. Ia juga mengatakan

bahwa kondisi zaman sekarang sudah berbeda dengan yang dulu.

Menurutnya hukum syariah dibuat secara evolutif dan memakan

waktu yang berabad-abad dan kondisi masyrakatpun tidak statis

semestinya syariahpun yang merupakan kaidah-kaidah yang

diperlukan untuk mengatur hidup manusia baik dalam hubunganya

dengan Tuhan maupun manusia semestinya tidak statis.

Keadilan yang dijustifikasi agama, dalam pandangan kaum

feminis, adalah pangkal penindasan perempuan dan yang perlu

dilakukan adalah rekontruksi terhadap ajaran-ajaran agama.

Sekarang yang diperlukan adalah gagasan pembaharuan

yang memperhatikan persoalan perempuan muslimah adalah

membentuk formasi gerakan yang menuntut dimulainya kembali

kehidupan yang islami terlebih dahulu, kemudian barulah terjadi

pembebasan perempuan muslimah sebagai konsekuensi logisnya.28

Disamping itu yang perlu dilakukan adalah perlu adanya reformasi

26 Nurul Agustin, Tradisionalisme Islam dan Feminisme dalam Jurnal Ulumul Qu’ran,

Edisi khusus, No 5 & 6, Vol. V, Tahun 1994, hlm. 53. 27 Ibid, hlm. 54. 28 Shalah Qazan, Membangun Gerakan Menuju Pembebasan Perempuan, (Solo: Era

Intermedia, 2001), hlm. 23.

Page 16: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

31

intelektualitas perempuan agar ia dapat berpartisipasi mewujudkan

revolusi Islam yang menyeluruh bersama laki-laki, karena ia juga

merupakan bagian dari revolusi Islam sendiri. Islam juga

menghendaki agar ia berpartisipasi secara sadar, terencana, dan

paham bukan sekedar ikut-ikutan atau berdasar kebodohan

ataupun kelalaian.29

Namun sayang nya, kesadaran perempuan muslimah

Indonesia datang bersamaan dengan masuknya gerakan

emansipasi perempuan yang di tempat asal munculnya, Eropa

barat, mulai abad ke-19 dan di Amerika Serikat denga Women

Liberation bangkit pada abad ke- 20. Kebersamaan bangkitnya

kesadaran pada satu sisi dan masuknya gerakan emansipasi

perempuan yang datang dari kedua kawasan tersebut pada sisi lain,

mempengaruhi kebersihan makna kesadaran diatasbahkan

mengaburkan arti kesadaran itu.30

Gerakan perempuan dalam Islam sendiri secara terpisah

tidak ada yang terintegrasi dalam berbagai bidang. Dalam

masyarakat Islam dan masyarakat lain terletak pada pandangan

teologi dan karena itu tidak dapat dilampaui tanpa membongkar

dasar-dasar teologis itu. Itu sebabnya Islam membutuhkan

“Teologi Feminis”, yaitu teologi dari sudut pandang perempuan,

sebagai tandingan teologi tradisional yang dikuasai laki-laki.31

4. Gerakan Perempuan di Indonesia Gerakan perempuan di seluruh dunia dalam buku Development,

Crisis, end Alternatif Vision, yang diterbitkan oleh DAWN (Development alternative With Women For New Era) yang dikutip oleh Widanti,

menyerukan : “Kami menginginkan dunia dimana ketidakadilan berdasarkan kelas, gender dan ras lenyap dari setiap negara. Kami menginginkan dunia dimana kebutuhan pokok menjadi hak dasar dan dimana kemiskinan dan segala kekerasan dilenyapkan setiap orang akan memiliki kesempatan mengembangkan potensi dan kreatifitannya masing-masing serta nilai

29 Ibid, hlm. 58. 30 Lily Zakiyah Munir ( Eds), Memposisikan Kodrat Perempuan dan Perubahan dalam

Perspektif Islam, ( Bandung: Mizan, 1999), hlm.133. 31Fatima Mernisi dan Riffat Hasan, Setara di hadapan Allah, ( Yogyakarta: LSPPA, 2000),

Cet. I, hlm. xiii

Page 17: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

32

pemeliharaan dan solidaritas dalam diri perempuan menjadi ciri hubungan yang manusiawi. Dalam dunia seperti itu produktif perempuan akan diperbaharui. Pengasuhan anak sama-sama menjadi tugas seluruh laki-laki, perempuan dan masyarakat.” 32

Makna yang tersirat dalam kutipan diatas adalah bahwasanya laki-

laki dan perempuan mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Misal

dalam hal hak asuh anak ini bukan hanya menjadi tanggung jawab

perempuan saja akan tetapi laki-laki juga punya hak asuh.

Di Indonesia perjuangan pergerakan perempuan yang lelah diawali

bersama-sama dengan perjuangan kemerdekaan, mirip dengan gerakan

perempuan di negara yang pernah di jajah oleh negara-negara Eropa.

Suara perempuan sedunia melalui DAWN telah mewakili kepentingan

gerakan-gerakan perempuan di negara ketiga seperti Indonesia. Strategi

DAWN demi perubahan mencakup perbaikan kontrol perempuan atas

keputusan ekonomi. Srategi lain yaitu pemanfaatan organisasi-organisasi

perempuan kelas bawah sebagai forum untuk menyusun kebijakan dengan

memasukkan pengalaman dan kepedulian perempuan miskin. Dalam

lingkup ekonomi, mereka berpendapat bahwa kelompok miskin harus

menjadi sentral bagi pembuatan perencanaan dan mengajukan kebijakan

yang mengembalikan kemandirian.

Untuk melihat gerakan perempuan di Indonesia secara

komprehensif ada beberapa tahap yang disesuaikan dengan masa dan

situasi politik dimana gerakan politik tumbuh.

a. Masa Kolonial ( 1928- 1941)

Pada masa kolonial khususnya pada akhir abad XIX dan awal

abad XX terdapat beberapa tokoh perempuan diberbagai penjuru

Indonesia, yang mana mereka tampil memperjuangkan hak rakyat. Cut

Nyak Dien, Cut Nyak Meutia, Crhishtina Martha Tiahahu, Dewi

Sartika adalah perjuangan senjata melawan Belanda yang sedang

terjadi saat itu. Selain itu juga lahir tokoh perempuan yang lain yaitu

32Agnes Widanti, “Gerakan Perempuan dan Demokrasi”, tt., hlm. 2

Page 18: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

33

RA Kartini,33 yang berhasil membuka sekolah yang pertama untuk

gadis-gadis pribumi, karena itulah perjuangan kartini, cita-cita kartini

ialah gambaran perjuangan dan cita-cita semua wanita di negeri ini.34

Banyak hal yang telah dilakukan kartini terhadap perjuangan

pembebasan perempuan baik dari belenggu dominasi laki-laki maupun

penjajah hal ini dapat dilihat dari kutipan suratnya sebagai berikut:

Aku sudah berjuang, bergulat menderita, dan aku tidak bias menjadi beban penderitaan ayah…tapi lebih suka aku membuat diriku luka parah sampai ke hakku sendiri… tak perlu kukatakan kepadamu, betapa beratnya bagiku, berbuat bertentangan dengan dari hati nuraniku sendiri, keyakinanku yang paling suci … sekarang ketahuilah olehmu sehingga mana girang bahagiaku, rasa hinaku, rasa maluku, aku telah dipertunangkan Bupati Rembang, seorang duda dengan 6 anak dan 3 isteri. Aku tak perlu banyak bercerita lagi padamu, bukan ? kamu cukup mengetahui aku. Biarlah menjadi penghiburan bagimu bahwa menundukkan aku disisinya…

Dan perlahan-lahan menjadi terang di mata hatiku bahwa pada saat sekarang mustahil bagi seorang gadis pribumi untuk berdiri sendiri, bekerja ditengah-tengah orang banyak, ia dibayangi oleh bahaya besar dari sisi laki-laki. Bagi laki-laki Jawa tidak ada perempuan yang terlalu buruk, sekarang kita tahu itu ........kita harus singkirkan angan-angan pergi ke Betawi untuk belajar. Kutipan-kutipan dari surat Kartini tanggal 14 Juli 1903, dalam dalam

tahun 1987.35

Dari surat tersebut di atas Kartini bukanya melarang wanita

kawin akan tetapi diharapkan belajar dahulu agar lebih cakaplah dia

dalam mendidik anaknya dan lebih cakaplah dia mengatur rumah

tangganya dan lebih majulah bangsanya.36

Gerakan perempuan pada masa kolonial dalam literaturnya

dikemukakan bahwa gerakan ini di Indonesia pada masa sebelum

perang keanggotaannya berasal dari kalangan atas, perjuangan

33 Kartini adalah tokoh perempuan yang lahir di Jepara yang merupakan putra Bupati

sehingga memungkinkan dia untuk dapat mengakses informasi dari segala penjuru sehingga seolah-olah dia mendapatkan hak yang lebih dari yang lain.

34Arminja Pane, Habis Gelap Terbitlah Terang, ( Jakarta: Balai Pustaka, 2000), hlm. 17. 35Saskia Eleonora Wirienga, Op.cit, hlm. 84. 36Arminjn Pane, Op.cit, hlm. 16.

Page 19: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

34

pendidikan untuk kaum perempuan dan reformasi perkawinan

merupakan masalah yang utama. Organisasi perempuan yang pertama

tumbuh pada masa perjuangan nasional adalah Poeteri Merdeka yang

didirikan pada tahun 1912, mempunyai ide-ide nasionalis dan ada

hubungan dengan organisasi pertama Budi Oetomo.

Pada dasarnya gerakan perempuan di Indonesia adalah barang

impor dari Barat yang merupakan gejala konkret yang kita hadapi

langsung.37 Setelah puteri merdeka ini, kemudian muncul banyak

organisasi perempuan yang juga menghasilkan banyak terbitan yang

berbicara tentang kejamnya perkawinan anak-anak dan permaduan.

Dimasa ini juga muncul perkumpulan-perkumpulan perempuan

dengan nama Puteri Sejati dan Wanita Utama. Sesudah tahun 1920

dalam skala lebih luas kaum perempuan mulai mengorganisasikan diri

menurut garis agama. Aisyiyah, organisasi perempuan dalam

Muhammadiyah dibentuk pada tahun 1917. selain itu ada juga

beberapa organisasi perempuan dari Kristen dan Katolik. Peranan

seorang isteri dan ibu yang baik sangat diutamakan. Dan agar semua

itu berjalan dengan baik, dianjurkan perempuan memperoleh

pendidikan dan ketrampilan, antara organisasi Islam dan organisasi

perempuan yang lain, dipisahkan sangat dalam oleh masalah sentral

yaitu poligami. Ketika organisasi Kristen dan lainnya melawan

poligami, sementara Aisyiyah menginginkan perbaikan kondisi di

dalam poligami. Dalam banyak hal sejarah gerakan perempuan ini

tidak terlepas dari gerakan nasional. Setiap organisasi nasional atau

partai politik berusaha membangun gerakan perempuannya sendiri.

Dan kebanyakan anggotanya adalah perempuan kelas menengah

keatas, kesulitan yang dihadapi kaum perempuan buruh terdapat

dalam kalangan perempuan yang aktif dalam Syarikat Islam.

37Fauzie Ridjal et. al., Dinamika Gerakan Perempuan di Indonesia, ( Yogyakarta: Tiara

Wacana Yogya, 1993), hlm. 119.

Page 20: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

35

Pada era 30-an gerakan perempuan mengorganisasikan

demontrasi politik buruh perempuan, menuntut perbaikan kondisi

kerja dan perbaikan upah sementara satu-satunya organisasi

perempuan Aisyiyah, tetapi organisasi ini tidak boleh menyuarakan

tuntutan-tuntutan sosial, dan pandangan mereka tentang perempuan

sangat dipengaruhi oleh ajaran-ajaran Islam ortodoks yang lebih

berorientasi pada kaum laki-laki. Kelahiran Aisyah tidaklah dimulai

dengan gagasan besar, tetapi bertolak dari kesadaran akan keperluan

sosial yang riil menurut “Persepsi reformis Islam”.38 Sehingga cukup

beralasan ketika Aisyiyah menolak penghapusan poligami. Pada awal

era ini, gerakan perempuan di Indonesia masih bersifat kedaerahan

perhatian mereka terhadap isu-isu perempuan tidak jauh berbeda

dengan yang menjadi perhatian negara lain, seperti permaduan dan

pelacuran. Dan transformasi informasi dilakukan terbatas pada

kalangan atas melalui terbitan yang mereka buat sampai pada

Konggres Perempuan Nasional Indonesia I yang diselenggarakan di

Yogyakarta 1928 mosi tentang reformasi perkawinan dan pendidikan

perempuan diterima. Tetapi sampai terbentuknya konggres perempuan

Indonesia (KPI) pada tahun 1955 (sebelumnya bernama Perhimpunan

Isteri Indonesia) dua isu besar itupun masih belum ada perubahan

yang signifikan.

Sebagaimana layaknya organisasi reformasi Islam, sejak

semula Aisyiyah telah melibatkan diri dalam usaha pemberantasan

segala hal yang dianggap perbuatan khurafat dan bid’ah syar’iah dan

berusaha pula melukiskan pengetahuan dan memperdalam kesadaran

keislaman.39

Dalam masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda kaum

perempuan Indonesia mengusahakan persatuan dan kerja sama antar

organisasi wanita ( red: Perempuan) untuk mencapai cita-citanya.

38Lies M. Marcoes Natsir dan John Hendrik Meuleman, Wanita Islam Indonesia Dalam Kajian Tekstual dan Kontekstual, (Jakarta: INIS, 1993), hlm. 78.

39Loc.cit, hlm. 78

Page 21: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

36

Dengan semangat Sumpah Pemuda dan atas inisiatif organisasi-

organisasi perempuan diselenggarakanlah Kongres Wanita (

perempuan) Indonesia I di Yogyakarta. Salah satu keputusannya

adalah mendirikan badan federasi dengan nama " Perikatan

Perkumpulan Perempuan Indonesia" ( PPPI) yang kemudian namanya

berubah menjadi Perikatan Perkumpulan Isteri Indonesia (PPII )

Dalam beberapa Konggres Perempuan Indonesia (KPI)

tersebut hal yang selalu mendapat perhatian adalah :

1. Kedudukan wanita dalam pewarisan (Islam)

2. Perlindungan wanita dan anak-anak dalam perkawinan

3. Mencegah perkawinan anak-anak

4. Pendidikan bagi anak-anak Indonesia khususnya bagi anak-anak

gadis didirikan yayasan "Seni Derma" untuk membantu anak-anak

gadis yang tidak mampu membayar sekolahnya.

Hal yang terpenting dalam PPPI atau PPII adalah keputusan bahwa

kesatuan pergerakan perempuan Indonesia berasaskan kebangsaan dan

menyatakan diri bagian dari pergerakan kebangsaan Indonesia.

Disamping itu kaum perempuan Indonesia juga turut serta dalam

Perkumpulan Pemberantas Perdagangan Perempuan dan Anak- anak

(P4A) . Untuk meningkatkan kualitas kaum perempuan sendiri

dibentuk Badan Pemberantasan Buta Huruf (BPBH)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perjuangan pergerakan

kaum perempuan saat memasuki dalam berbagai bidang kehidupan.

b. Masa Pendudukan Jepang dan Perang Kemerdekaan

Sampai era 30-an ketika perhatian utama pada masalah

reformasi perkawinan ada satu organisasi isteri sedar (1932) yang

tidak pernah berkompromi dengan isu yang menimbulkan kontradiksi

diantara organisasi perempuan Islam dengan lainnya. Sampai pada

masa pendudukan Jepang, Isteri Sedar adalah satu-satunya organisasi

perempuan yang cukup radikal dan terbuka mengecam pemerintahan

Page 22: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

37

kolonial dan mengambil perhatian pada anti kapitalisme. Munculnya

organisasi Isteri Sedar dimaksudkan hendak mengelakan diri dari

PPII.40 Isteri Sedar melakukan konggres tahun 1932 dipimpin oleh

ketuanya Suwarni Pringgodigdo ia menyerukan agar kaum perempuan

Indonesia terjun dalam perjuangan kemerdekaan nasional, pada

konggres itu Sukarno menyerukan agar perempuan membantu laki-

laki namun yang bertanggung jawab tetap laki-laki. Walau demikian

tidak merubah pendirian Isteri Sedar terhadap kemerdekaan nasional

terletak diatas prasyarat kesamaan atas perempuan dan laki-laki.

Sebenarnya dalam Konggres Isteri Sedar itu akan membahas

persoalan perubahan UU perkawinan namun tidak terjadi konsensus

hingga pada konggres tersebut ada pengalihan isu yaitu perdagangan

wanita, hak suara wanita perlunya kantor penerangan tenaga kerja

untuk perempuan.

Fujinkai sebuah organisasi perempuan Jepang bekerja

berdasarkan hierarki dengan suami (isteri pegawai negeri) bergerak

dalam isu pemberantasan buta huruf dan kerja-kerja sosial dan

menjadi satu-satunya organisasi yang legal.

Tujuan umum Fujinkai ialah untuk memobilisasi tenaga kerja

perempuan guna mendukung tentara Jepang dalam perang Asia Timur

Raya. Pada prakteknya mereka menengok para prajurit Jepang yang

menderita luka, menjahit kaus kaki yang robek, menghibur serdadu

Jepang dan peta. Mereka mendapat sekedar latihan melakukan tugas

pembelaan nasional, seperti kegiatan menghasilkan dan

mendistribusikan bahan pangan, serta membuat dapur minum.41

Banyak hal lain yang dikerjakan oleh masing-masing cabang Fujinkai

sesuai dengan kebutuhan.

Penempaan mental sebagai perempuan tidak kalah dengan

laki-laki bahwa perjuangan kaum perempuan pada masa ini lebih

40Saskia Eleonora Weirienga, Op.cit, hlm. 131. 41Saskia Eleonora Weiringa, Op.cit, hlm. 149.

Page 23: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

38

bersifat ke dalam (internal untuk memperbaiki dan melahirkan

sejumlah konsep gerakan perempuan yang bersifat egaliter).

Gerakan nasional lainnya seperti Gerakan Wanita Sosialis

melakukan gerakan bawah tanah pada masa pendudukan Jepang,

sesudah Jepang kalah dan Belanda berusaha kembali menguasai

gerakan perempuan tidak terlepaskan dari perjuangan

mempertahankan kemerdekaan. Walaupun gerakan perempuan telah

mencapai moment kesatuan tertinggi, tetapi gerakan yang ada tidak

dicapai atas dasar perjuangan bersama yang interest perempuan.

Sehingga pada masa ini muncul ketegangan diantara muslim dan non

muslim dalam masalah poligami selain itu juga tentang buruh

perempuan masih kabur yang mana isu ini nantinya akan menjadi

konsenitas permasalahan berbagai organisasi perempuan” kiri”.

c. Masa Orde Lama

Pada masa ini Indonesia memasuki tahun 1950-an sambil

mencari-cari doktrin, kebijakan dan metode pemerintahan untuk

mengisi tabularasa kemerdekaannya yang baru. Feith salah seorang

pengamat yang jeli dalam sejarah Indonesia pada periode ini

mengatakan bahwa unsur mistik magis sangat kuat mencuat selama

masa revolusi. Masyarakat desa percaya bahwa “kemenangan perang

kemerdekaan Indonesia tergantung pada semangat” mereka sendiri

dan para pemimpin dan bahwa kemerdekaan itu akan mendatangkan

jaman baru yang makmur.

Setelah perjuangan kemerdekaan mengalami kelesuan dalam

bergerak. Hal ini terjadi karena kondisi setelah merdeka berbeda

dengan sebelum merdeka. Apabila dizaman perjuangan Sukarno

mampu mengorganisir kekuatan kolektif perempuan namun saat ini

kaum perempuan mempunyai orientasi lain. Obsesi yang ingin dicapai

berkeinginan untuk menggagalkan reformasi perkawinan.

Kenyataanya keinginan besar tersebut belum dapat diwujudkan karena

terhadang oleh benteng yang besar yaitu dominasi laki-laki dimana

Page 24: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

39

ruang publik dan dilegitimasikan adalah milik laki-laki. Perjuangan

yang dilakukan belum banyak mendapatkan hasil hal ini terbukti

dengan masih statisnya posisi perempuan sebagai manusia kelas dua..

Sesudah tahun 1950 terutama dalam menghadapi pemilu 1955,

Persatuan Gerakan Perempuan di Indonesia dibangun seiring dengan

perjuangan yang mulai hancur. Berbagai macam-macam partai politik

memobilisasi penghasil suara dalam pemilu. Salah satunya adalah

Gerwani, hanya Gerwani sajalah satu-satunya organisasi perempuan

yang mengaku “politik” pada umumnya , sebagai bidang yang sah

untuk perempuan. Dengan cerdiknya organisasi ini bergerak ditengah-

tengah medan politik yang disibukan untuk berusaha menjembatani

jurang antara “politik laki-laki” dan “kebutuhan sosial perempuan”

tapi, bahkan di dalam batas-batas “keluarga komunis” yang dipimpin

laki-laki, mereka dirasakan sebagai mengganggu kodrat perempuan.42

Gerwani merupakan organisasi perempuan pada masa demokrasi

terpimpin, yang mampu mendominasi kancah politik Indonesia dan

organisasi perempuan sayap kiri pada waktu itu.

Konggres Wanita Indonesia secara aktif membina dengan

organisasi wanita luar negeri sebagai upaya untuk meningkatkan

sinergitas gerakan. Situasi politik negara menjadi tak menentu sampai

dikeluarkanya dekrit presiden 5 Juli 1959. Pasca ini gerkan perempuan

diarahkan menjadi "alat revolusi".43

d. Masa Orde Baru

Apakah ada gerakan perempuan Indonesia pada masa orde

baru? Sebuah pertanyaan yang belum ada jawabanya bahkan masih

menjadi perdebatan dikalangan aktivis demokrasi dan perempuan.

Pada masa ini ada anggapan bahwa gerakan sosial saat ini tidak ada

namun ketika mengacu pada definisi terbaru gerakan sosial itu ada.

Sebagai bukti yaitu adanya gerakan perempuan dan lingkungan hidup.

42SaskianEleonora Weireinga, Op.cit, hlm. 223. 43Kowani, Op. Cit., hlm. 162.

Page 25: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

40

Gerakan perempuan saat ini mulai bangkit dengan memunculkan

diskursus tentang penggunaan kata perempuan sebagai upaya

mengentaskan diri dari keterkungkungan orde baru yang

menggunakan kata wanita sebagai wujud dominasi rezim saat itu.

Alvarez dalam bukunya berjudul Engendering Democracy In

Brazil; Women's Movements In Transiton Politics (1990) yang dikutip

oleh Yanti Muchtar mendefenisikan sebuah gerakan perempuan

adalah gerkan sosial dan politik yang terdiri dari sebagian besar

perempuan yang memperjuangkan keadilan gender.44 Dalam hal ini

yang dimaksud adalah organisasi independent yang berupa kelompok-

kelompok studi dan organisasi non pemerintah.

Gerakan perempuan pada masa orde baru muncul sebagai

interaksi faktor-faktor politik makro (berkaitan dengan politik gender

orde baru demokratisasi yang semakin menguat sejak 80-an) dan

mikro (wacana feminisme pada masa orba). Politik gender orde baru

mengarahakan perempuan untuk menjadi ibu dan isteri. Hal inilah

yang menyebabkan hancurnya gerakan perempuan orde lama dan

menghalangi tumbuhnya gerakan feminisme pada masa orde baru.45

Langgenngnya kekuasaan orde baru selain karena persoalan dominasi

negara atas masyarakat sipil, struktur kelas, struktur ekonomi politik

global dan gender. Dalam usahanya memperkuat politik gender

tersebut, orde baru merevitalisasi organisasi perempuan yang

berhubungan dengan organisasi pemerintah pada tahun 1974 menjadi

Dharma Wanita, Dharma Pertiwi dan PKK. Dan untuk tingkat desa

selain Aisyiyah hanya PKK yang diperbolehkan bergerak. Politik

gender ini juga termanifestasi dalam GBHN dan undang-undang

Perkawinan No. 1 tahun 1974.

Aplikasi politik gender sampai mempolitisir dan menggunakan

tubuh perempuan sebagai instrumen bahwa gerakan perempuan

44Yanti Muchtar, Jurnal Perempuan, ( Jakarta: Yayasan jurnal Perempuan dan Ford Foundation, 2001), Edisi 14, hlm. 8.

45Ibid, hlm. 9

Page 26: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

41

Indonesia mengalami kelemahan baik dari segi ideologi maupun segi

sosial. Lalu manakah gambaran perempuan yang ideal menurut orde

baru ? perempuan yang ideal dalam orde baru adalah yang sopan,

lemah lembut dengan menggendong anaknya.46

Organisasi-organisasi perempuan ini telah mengebiri

kreatifitas perempuan dan menjadikan perempuan sebagai alat

pemerintah yang dapat dimanfaatkan dengan gratis seperti PKK

dengan posyandu dan keluarga berencana (KB) mereka aktif karena

takut kondisi suaminya yang pegawai negeri akan buruk jika mereka

tidak aktif. Sebaliknya pemerintah dapat memobilisasi tenaga

perempuan dalam jumlah banyak melalui instansi pemerintah untuk

melaksanakan program pemerintah secara sukarela dalam arti tanpa

dibayar. Akibatnya organisasi-organisasi ini tidak mendidik

perempuan di tingkat bawah.

Pandangan pemerintah orde baru terhadap emansipasi

perempuan mengatakan bahwa, karena sejak kemerdekaan

kesempatan untuk memperoleh pendidikan bagi perempuan yang

cukup lebar sudah diperoleh dan undang-undang dasar menjamin

kesamaan hak perempuan dan laki-laki di Indonesia, maka emansipasi

perempuan Indonesia sudah sama sekali terjamin, hingga karenanya

gerakan feminisme tidak diperlukan di Indonesia.47

Pada masa orde baru dapat dikatakan bahwa gerakan

perempuan di Indonesia mengalami kelemahan baik dari segi ideologi

maupun segi sosial. Hal ini terjadi karena adanya perubahan ekonomi

yang cepat yang berimplikasi pada perubahan tatanan sosial dan

politik perempuan di Indonesia masih terbatas pada kalangan

menengah atau jika ada rakyat jelata yang dilibatkan mereka hanya

dijadikan objek politik saja.

46Elvy Ria Pasaribu, dkk, (eds), Indonesia Masa Depan Dalam Perspektif Perempuan, (

Salatiga: Yayasan Bina Darma (YBD), 2000), hlm. 17. 47Sasakia Eleonora Wierienga, hlm. 27.

Page 27: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

42

Secara ringkas politik gender dan gerakan perempuan di rezim

Orba didasarkan pada ideologi ibuisme. Disamping itu juga gerakan

perempuan yang progresif telah dimusnahkan oleh rezim yang

berkuasa melalui politik gender yang memarginalkan perempuan di

seluruh lapisan masyarakat.

e. Masa Reformasi Sampai Sekarang

Reformasi politik di Indonesia sebenarnya memberikan

harapan besar bagi kaum perempuan yang selama 32 tahun terpasung

hak politiknya. Kekerasan politik, termasuk kekerasan Negara

merupak salah satu cirri menonjol dalam sejarah Abad XX dalam

seluruh sejarah peradaban manusia. Ironisnya kekerasan politik sangat

kurang mendapatkan perhatian serius dikalangan ilmuwan sosial.

Hingga di penghujung abad ini masih terlalu banyak yang belum

dipahami bahkan tidak mampu dipertanyakantentang seluk beluk

kekerasan politik termasuk kekerasan negara terhadap perempuan.

Kekerasan politik lebih dipahami secar kritis, dianalisis dengan

perangkat ilmu sosial yang tersedia dan diangkat sebagi sebuah

pemahaman teoritik.

Dalam situasi demikian dapatlah dipahami jika kekerasan

politik lebih banyak dicatat dan dikisahakan oleh penggiat Hak Asasi

Manusia, kalangan jurnalis, juru propaganda dan juga pihak korban.

Tanpa analisis kritis dan perdebatan teoritik yang memedai kekerasan

sosial hampir selalu dibicarakan terutama kalu bukan semata-mata

saebagi " alat" kekuasaan dari satu pihak untuk menjadi ,

memepertahankan atau memperbesar kepentingan dengan cara

melukai, membunuh dan menyiksa orang lain. Dengan kata lain dalam

keawaman yang menggelisahkan, kekerasan politik pada umunya

dianggap tidak lebih dari dalam dirinya.48

48Arel Hariyanto, Negara dan Kekerasan Terhadap Perempuan, ( Jakarta: YJP dan Ford

Foundation, 2000), hlm. 58.

Page 28: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

43

Dalam era reformasi yang diawali peristiwa 1 Mei 1998

berdampak baik positif maupun negatif. Dampak positifnya yaitu

mampu menurunkan penguasa tahta rezim otoriter hingga naiknya

masa transisi domokrasi. Namun disisi lain banyak terjadi pelecehan

dan kekerasan seksual sehingga banyak korban pemerkosaan. Kasus

ini menunjukan betapa lantangnya suara maskulinas dan kurangnya

perhatian terhadap perempuan korban peristiwa tersebut.

Gerakan-gerakan perempuan yang sebelumnya tidak

mempunyai energi muncul dengan berbagai usaha pemberdayaan hak-

hak perempuan khususnya hak politik dalam rangka mengentaskan

perempuan dari kubangan politik yang destruktif.49

Gerakan perempuan atau lebih tepatnya gerakan feminis

menyangkut dua hal. Pertama, sikap yang teguh mengenai

kesederajatan laki-laki dan perempuan; kedua, komitmen untuk

mengubah struktur, sistem , alam pikiran yang menimbulkan

ketidakadilan.50 Perjuangan perempuan memang harus menyangkut

sistem dan struktur di samping gender. Untuk mewujudkan itu semua

gerakan feminisme harus berangkat dari bawah sehingga pengalaman

buruh orde baru tentang ibuisme agar tidak terulang lagi.

Disisi lain di era reformasi yang harus dilakukan perempuan

adalah mampu menjadi pasangan atau patner laki-laki dalam

menentukan berbagai kebijakan. Hal itu dapat dilakukan perempuan

jika perempuan dapat masuk ke legeslatif karena disanalah wahana

untuk membuat kebijakan, walaupun demikian kuota tersebut harus

diimbangi keinginan perempuan dalam politik

5. Dampak Gerakan Feminisme

Upaya untuk mengaitkan gerakan feminisme disatu pihak dengan

gerakan di Indonesia seperti telah dikemukakan di depan, kini hanya dapat

49Gus Dur, dalam Tari Siwi Utami, Perempuan Politik di Parlemen, ( Yogyakarta: Gema

Media, 2001), hlm. 50Elvy Ria Pasaribu, Op.cit, hlm. 21.

Page 29: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

44

dilaksanakan secara impresionik. Ini adalah beberapa hal yang merupakan

dampak gerakan feminisme dalam kehidupan .

Secara umum gerakan feminisme membawa perubahan besar

dalam ini kehidupan. Misalnya dalam Islam tidak ada larangan perempuan

untuk menjadi pemimpin. Tidak seharusnya seorang pemimpin itu

laki-laki, sehingga yang penting bukan laki-laki atau perempuan namun

bagaimana kapabilitasnya dalam memenuhi persyaratan menjadi seorang

pemimpin.

R.A. Kartini sebagai bunga bangsa mempunyai harapan dan cita- cita

besar terutama menggugah aspirasi pendidikan bagi perempuan. Pengaruh

perjuangannya masih dapat dirasakan.

Tampilnya gerakan feminisme atau gerakan perempuan yang

terangsang oleh gerakan Sumpah Pemuda sekaligus kebangkitan kaum

perempuan. Kebangkitan tersebut memberi peluang kepada kaum

perempuan untuk lebih aktif dalam organisasi sehingga kehidupan

perempuan dapat terangkat. Dengan demikian ruang gerak perempuan

semakin luas sehingga akses informasi dan pendidikan dalam genggaman

perempuan.

Disisi lain gerakan feminisme mempunyai dampak diantaranya; 1)

Semakin dipahaminya tentang peran gender, 2) Semakin pahamnya

perempuan terhadap HAM dan HAP, 3) Adanya kuota 30 % bagi

perempuan dalam daftar Caleg dan diberlakukan juga pada berbagai

instansi atau lembaga tertentu, 4) Dimasukkanya materi kesetaraan gender

dalam kurikulum pendidikan, 5) Banyaknya kasus kekerasan terhadap

perempuan yang mendapat penyelesaian, 6) kasus perceraian semakin

meningkat.

Berkaitan dengan caleg UU No. 12 Tahun 2003 tentang pemilu

pasal 65 ayat 1 telah mengamatkan kepada partai politik untuk

menempatkan perempuan sebagai calon sekurang-kurangnya 30 %.

Keterwakilan perempuan dalam lembaga pengambilan kebijakan publik

sangat penting. Hal ini karena jumlah pemilih perempuan lebih banyak

Page 30: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

45

ketimbang laki-laki. Selain itu karena selama ini banyak kebijakan yang

mengabaikan kepentingan perempuan. Dalam hal ini perempuan mampu

merubah tatanan budaya yang maskulin menjadi feminim walaupun tidak

dapat dilakukan secara sekaligus akan tetapi membutuhkan langkah yang

sporadik. Sebagai mandat dalam pesta demokrasi memilih perempuan

merupakan langkah strategis untuk memenuhi keterwakilan di lembaga

pengambilan kebijakan publik.

B. PENDIDIKAN

1. Pengertian

Dalam kaitannya dengan pendidikan sejarah mempunyai peran

penting. Kemudian sebagai cabang ilmu pengetahuan sejarah

mengungkapkan peristiwa-peristiwa masa silam, baik peristiwa soal

politik, ekonomi, maupun agama dan budaya dari suatu bangsa, negara

atau dunia.51 Sejarah telah membolehkan bahwa lahirnya Islam disertai

dengan adanya revolusi pendidikan oleh Nabi pada masa itu. Beliau

mengajarkan ilmu-ilmu agama ini diawali dengan turunnya wahyu yang

pertama yaitu surat al-Alaq yang berisi perintah untuk belajar, sehingga

Nabi berhasil mengubah masyarakat Arab Jahiliyah menjadi masyarakat

Islam yang modern dan hal inilah yang mempengaruhi perkembangan

Islam.

Sebelum mendiskripsikan pengertian pendidikan Islam, maka ada

baiknya penulis menggambarkan pengertian pendidikan terlebih dahulu.

M. Chabib Thoha menyatakan bahwa untuk memahami pengertian

pendidikan dengan benar, pendidikan perlu dibedakan menjadi 2

pengertian, yaitu pengertian yang bersifat teoritik filosofis dan pengertian

dalam arti praktis.52 Menurutnya pendidikan dalam arti pertama, adalah

pemikiran manusia terhadap masalah-masalah kependidikan untuk

memecahkan dan menyusun teori-teori baru dengan berdasarkan kepada

51Zuhairimi dkk, Sejarah Pendidikan Islam, ( Jakarta: Bumi Aksara, 1997), hlm. 82. 52M. Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996),

hlm. 98.

Page 31: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

46

pemikiran normative, spekulatif, rasional empirik, rasional filosofik

maupun histories filosofik. Kedua, pendidikan dalam arti praktek yaitu

proses pemindahan pengetahuan ataupun pengembangan potensi diri

dengan segala sapek didalamnya secara terarah guna mendapatkan

perubahan tingkah laku untuk mewujudkan manusia yang berkepribadian

luhur.

Sedangkan pendidikan dalam arti praktis para ahli pendidikan

merumuskannya secara bervariasi.

- Menurut George F. Kneller

Education is the procces of self realization, in which the self

realization and develops all its potentialities.53

Pendidikan adalah proses relisasi diri dimana proses realisasi adalah pengembangan seluruh potensi. Maksud dari pernyataan diatas adalah pendidikan merupakan proses

untuk merealisasikan diri dan mengembangakan potensi diri. Jadi

dalam proses belajar mengajar peserta didik itu bukan barang jadi

yang mudah dibentuk sesuka hati pendidik namun siswa memiliki

potensi dan kemampuan dasar untuk dikembangkan.

- Menurut Fredirick J.Mc Donald

Education is a process or a activity which is directed at producing

desirable changes in the behavior of human beings.54

“Pendidikan adalah suatu proses atau aktivitas yang secara langsung

diharapkan bisa menghasilkan perubahan tingkah laku”.

Pengertian diatas dapat dimaknai bahwa pendidikan merupakan proses

atau aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu yaitu adanya perubahan

tingkah laku. Perubahan tingkah laku diharapkan dapat mewujudkan

diri yang dewasa. Karena tujuan pendidikan adalah proses

pendewasaan diri.

53George F. Kneller, Logic and language of Education ,( New York: john Kend Willey inc,

1996), hlm. 14-15. 54Fredirick J. Mc. Donald, Education Psychology, ( Sanfransisco: Wadsmorth Publishing

Company, Inc, 1959), hlm. 4

Page 32: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

47

- Menurut Abdurrahman Annahlawi

يل إ ي يؤد االجتماعي الذي التنظيم النفسي و التربية االسال مية هي 55.سالم و تطبيقة كليايف حياة الفرد واجلماعة اعتناق إل

Pendidikan Islam merupakan pengatur kehidupan manusia baik secara pribadi maupun kelompok yang mengajak kepada kebaikan dan mengikuti Islam secara menyeluruh didalam kehidupan individu dan kelompok. Maksud dari pernyataan diatas adalah bahwasanya pendidikan Islam berfungsi mengatur kehidupan manusia baik individu maupun kelompok dengan harapan dapat mengikuti Islam secara menyeluruh, karena pada dasarnya pendidikan Islam berdasar atas sumber hukum Islam. - Menurut Shaleh Abdul Aziz Abdul Majid

ربية تفال. ردربية هي املوثرات احملتلفة اىل توجه وتسيطرعلىحياة الف تالان ب 56 معيشتنا يقةتوجيه للحياة اوتشكيل لطر ن اذ

Bahwasanya Tarbiyah adalah usaha-usaha yang bervariasi yang ditujukan kepada setiap kehidupan individu. Adapun Tarbiyah merupakan proses untuk memudahkan jalan untuk mencapai tujuan hidup. Secara implisit kalimat diatas mengandung makna sesungguhnya pendidikan Islam adalah proses untuk mencapai tujuan hidup manusia.

- Menurut Musthafa Al Ghulayani :

د ءاالرشاسئني وسقيهامبا التربية هى غرس االخال ق الفاضلة يف نفوس النا س مث تكون مثرا ا الفضيلة تصبح ملكة من ملكات النف حىت, والنصيحة

57 .واخلري وحب العمل لنفع الوطن Pendidikan adalah penanaman akhlak yang mulia dalam jiwa anak-anak yang sedang tumbuh dan menyirami dengan siraman petunjuk dan nasehat, sehingga menjadi suatu watak yang melekat dalam jiwa, kemudian buahnya berupa keutamaan, kebaikan , suka beramal demi kemanfaatan bangsa.

Berdasarkan definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan adalah proses pengembangan potensi diri dengan segala aspek

55Abdurahman Annahlawi, Ushul Attarbiyah Al Islamiyah Wa Asalibiha, ( Suriyah : Darul Fikr, t.th), hlm. 21.

56Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, Attarbiyah Wa Thuruqul Tadriisi, (Mesir : Darul Ma'arif, 1979), hlm. 13.

57Muhammad Musthafa Al Gulayani, Idhatun Nasyiin, ( Beirut: Al Maktabah Al Ahliyah, 1949), hlm. 189.

Page 33: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

48

di dalamnya secara terarah guna mendapatkan perubahan tingkah laku

untuk mewujudkan manusia yang berkepribadian luhur.

Sedangkan pengertian pendidikan Islam menurut beberapa ahli

berbeda-beda. Menurut Ahmad Daeng Marimba "Pendidikan Islam adalah

bimbingan atau pertolongan secara sadar yang diberikan oleh pendidik

kepada si terdidik dalam perkembangan jasmaniah dan rohaniah ke arah

kedewasaan dan seterusnya kearah terbentuknya kepribadian muslim".58

Sementara itu Chabib Thoha memberikan definisi "Pendidikan Islam

adalah pendidikan yang falsafah, dasar dan tujuan serta teori-teori yang

ditanggung untuk melaksanakan praktek pendidikan didasarkan pada

nilai-nilai dasar Islam yang terkandung dalam al-Qur’an maupun hadits

Nabi".59

Menurut Ali Ashraf "Pendidikan Islam adalah pendidikan yang

melatih stabilitas murid-murid sedemikian rupa sehingga dalam perilaku

terhadap kehidupan lingkungan dan keputusan begitu pula pendekatan

mereka terhadap sesama ilmu pengetahuan mereka diatur oleh nilai- etika

Islam yang sangat dalam dirasakan".60

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah

aktifitas pendidikan yang berupa latihan, bimbingan, pengembangan fitrah

dan sumber daya manusia baik jasmani maupun rohani berdasarkan etika

dan hukum Islam dengan tujuan terbentuknya insan kamil sebagai wujud

manusia dewasa yaitu pribadi muslim yang muttaqin.

Dari pengertian diatas pendidikan Islam terkandung unsur pokok.

a. Proses latihan, bimbingan dan pengembangan b. Fitrah manusia (potensi)

c. Hukum dan etika Islam

d. Insan kamil.

58Ahmad Daeng Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, ( Bandung: Al-Ma’arif,

1989), hlm. 41. 59Chabib Thoha, Op.Cit, hlm. 99 60Ali Ashraf, Harison –horison Baru Pendidikan Islam, ( Jakarta: Pustraka Firdaus, 1984),

hlm. 23.

Page 34: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

49

2. Tujuan Pendidikan Islam

Dalam pelaksanan pendidikan itu harus ada orientasi yang jelas

terhadap apa ingin dicapai yaitu tujuan. Dikemukakan disini tujuan adalah

apa yang dicanangkan oleh manusia diletakkannya sebagai pusat perhatian

dan demi merealisasikannya dia menata tingkah lakunya.61 Kemudian

ditambahkan pula bahwa pendidikan Islam sarat dengan pengembangan

diri dan penataan perilaku serta emosi manusia dengan landasan dienul

Islam.62

Hasan Langgulung menyatakan bahwa berbicara tentang tujuan

pendidikan tidak dapat meninggalkan pembicaraan mengenai tujuan

hidup. Sebab pendidikan bertujuan memelihara kehidupan manusia.63

Sedangkan tujuan pendidikan adalah pembahasan yang diharapkan setelah

subjek didik mengalami perubahan proses pendidikan, baik pada tingkah

laku individu dan kehidupan pribadinya maupun kehidupan masyarakat

dan alam sekitarnya.64

Pada dasarnya bicara tentang tujuan pendidikan Islam tidak dapat

dilepaskan dengan tujuan pendidikan nasional. Hal ini karena terkait

dengan persoalan struktural dan institusioal pendidikan Islam.

Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang tujuan pendidikan nasional

dikatakan sebagai “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat,

61Abdurrrahman Annahlawi, Usul al-Islamiyah wa Asaibuha, Terjemahan. Drs. Herry Noer

Ali, Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam, CV. Diponegoro, Bandung: 1989, hlm. 160. 62Abdurrahman Annahlawi, Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan Masyarakat, Gema

Insani Press, Jakarta: 1999, hlm. 177. 63Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan “Suatu Analisa Psikologi Filsafat dan

Pendidikan, Pustaka Al-Husna, Jakarta: 1986, hlm. 33. 64Hasan Langgulung, Falsafah Pendidikan Islam, Bulan Bintang, Jakarta: 1979, hlm. 399.

Page 35: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

50

berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis dan bertanggung jawab.65

Sementara itu antara pendidikan Islam dan pendidikan nasional

Indonesia tak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Hal ini dapat

ditelusuri dari dua segi: Pertama, dari konsep penyusunan sistem

pendidikan nasional Indonesia itu sendiri, kedua dari hakekat pendidikan

Islam dalam kehidupan beragaman kaum muslimin di Indonesia.66

Kemudian langkah selanjutnya adalah bahwasanya tujuan

pendidikan Islam adalah dilihat dari pendidikan nasional yang kemudian

diintegralkan dengan asas dan hukum Islam.

Pendidikan Islam adalah pendidikan yang unik karena tujuan

pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia. Dalam

Islamlah tujuan pendidikan termaktub yaitu menciptakan pribadi-pribadi

hamba Allah yang selalu bertaqwa kepadaNYA dan dapat mencapai

kehidupan di dunia dan akhirat.67

Dengan demikian tujuan pendidikan Islam adalah perwujudan

nilai-nilai Islam dalam pribadi peserta didik yang diikhtiyarkan oleh

pendidik melalui proses yang berakhir pada produk yang berkepribadian

Islam, beriman, bertaqwa dan berilmu pengetahuan yang sanggup

mengembangkan dirinya menjadi hamba Allah yang taat.

Pendidikan Islam berjangkauan sama luasnya dengan kebutuhan

hidup manusia modern masa kini dan masa mendatang, dimana manusia

tidak hanya memerlukan iman dan agama melainkan juga ilmu

pengetahuan dan teknologi sebagai alat untuk memperoleh kesejahteraan

65UU No. 20 Tahun 2003, Tentang Sisdiknas beserta penjelasannya, (Bandung: Citra

Umbara, 2003), hlm. 7. 66Zuhairini dkk, Op.cit, hlm. 231. 67Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Mordenisasi Menuju Milenium Baru, (

Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm 8.

Page 36: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

51

hidup di dunia sebagai sarana untuk mencapai kehidupan spiritual yang

bahagia di akhirat.68

Pendidikan Islam adalah pendidikan yang sadar dan bertujuan dan

meletakkan asas-asas dan hukum Islam sebagai landasan pijakan. Sebagai

karakteristik pendidikan yang bercorak Islam maka perumusan tujuan

mengacu dan berpijak pada hukum-hukum ajaran Islam. Adapun tujuan

pendidikan Islam menurut M. Atiyah al-Abrasyi mengatakan bahwa

tujuan utama pendidikan Islam adalah pembentukan akhlak yang utama

atau pembentukan moral yang tinggi.69

Sedangkan Chabib Thoha mengatakan" tujuan pendidikan Islam

adalah:

1. Menumbuh dan mengembangkan ketaqwaan kepada Allah SWT.

2. Membina dan memupuk akhlaqul karimah. 3. Menumbuhkan jiwa dan sikap yang selalu beribadah pada Allah. 4. menciptakan pemimpin-pemimpin bangsa yang beramar ma’ruf

nahi munkar. 5. menumbuhkan kegiatan ilmiah melalui kegiatan penelitian, baik

terhadap kehidupan manusia, alam maupun makhluk lainnya."70

Kemudian menurut Ahmad Daeng Marimba dengan jelas

mengatakan "tujuan akhir pendidikan Islam adalah terbentuknya

kepribadian muslim".71

Lain halnya dengan Zakiah Darajat mengemukakan bahwa

"tujuan Islam itu berlangsung selama hidup, maka tujuan akhir terdapat

pada waktu hidup di dunia telah berakhir pula. Mati dalam keadaan

berserah diri kepada Allah sebagai muslim yang merupakan ujung taqwa

sebagai akhir dari proses hidup jelas berisi kegiatan pendidikan. Inilah

68Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan

Pendekatan Interdisipliner, ( Jakarta: Bumi Aksara, 1990), Cet. I, hlm 55. 69M. Atiyah al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, ( Jakarta: Bulan Bintang,

t.th), hlm. 10. 70Chabib Thoha, Op.cit, hlm. 101-102. 71Ahmad Daeng Marimba, Op.cit, hlm. 49.

Page 37: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

52

akhir dari proses pendidikan itu yang dapat dianggap sebagai tujuan akhir

hidupnya".72

Dengan demikian berdasarkan rumusan-rumusan yang ada di atas

maka dapat diambil sebuah konsep tentang tujuan pendidikan Islam

adalah terbentuknya pribadi muslim sebagai generasi penerus bangsa yang

taat pada Allah Swt didasari cerdasnya otak dan etos kerja yang tinggi

serta beramar ma’ruf dan nahi munkar.

3. Dasar Pendidikan Islam

Yang dimaksud dengan dasar pendidikan disini ialah landasan

yang mendasari seluruh aktifitas pendidikan Islam, baik dalam dataran

konsep maupun praktis. Dalam pendidikan dan pembinaan kepribadian

arah dari semua kegiatan. Dengan adanya dasar maka berfungsi sebagai

sumber semua peraturan yang diciptakan sebagai pegangan langkah dan

pelaksanaan serta sebagai jalur langkah yang menentukan arah tersebut. .73

Pendidikan merupakan satu hal yang mutlak adanya dan pada

dasarnya manusia adalah makhluk pedagogik. Maka dasar pendidikan

yang dimaksud ialah nilai- nilai tertinggi yang dijadikan pandangan hidup

suatu masyarakat atau bangsa dimana pendidikan itu berlaku. Pada

pembahasan ini adalah tentang pendidikan Islam maka pandangan hidup

yang digunakan adalah pandangan muslim (Islam).

Secara prinsip, dasar-dasar pendidikan Islam diletakkkan pada

dasar ajaran Islam serta pandangan hidup Islam dengan segala aspek

budayanya. Kemudian untuk lebih mendetail maka dalam hal ini akan

diuraikan tentang landasan dan dasar pendidikan.

1. Al-Qur’an

Yang mendasari pendidikan Islam yang pertama adalah Al-

qur’an yang firman Allah berupa wahyu yang disampaikan oleh Allah

melalui Jibril kepada Muhammad. Dalam Al-qur’an terkandung 2

72Zakiah Darajat dkk, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: Bumi Aksara dan Binbaga Depag RI, 1996), hlm. 31.

73Zuhairini dkk, Filsafat Pendidikan Islam, ( Jakarta: Bumi Aksara, 1994) hlm. 153.

Page 38: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

53

prinsip besar yang berhubungan dengan keimanan dan amal. Setiap

muslim percaya bahwa Al-qur’an adalah sumber nilai ajaran Islam

yang paling utama.74

Al-Qur’an diturunkan kepada manusia untuk memberikan

petunjuk ke arah jalan yang diridhai-Nya. Pendidikan dalam Al-qur’an

adalah pendidikan yang menyeluruh meliputi segala aspek manusia

yang menjadi tekanannya adalah segi rohaniah dan jasmaniah lebih

tepatnya segi psikofisik dan psikomotorik.75 Dari sini dapat dilihat

secara jelas bahwa pendidikan itu benar-benar menekankan adanya

perubahan yang positif baik jasmani maupun rohani, karena Islam

berlandaskan al-Qur’an sebagai sumber utama oleh karena pendidikan

Islam yang merupakan manifestasi ajaran Islam seharusnya

menjadikan al-Qur’an sebagai dasar dalam penyusunan teori dan

konsep pendidikannya.

Dan di dalam al-Qur’an itu sendiri sudah jelas bahwa Islam

menginginkan perubahan yang hal ini ditandai dengan wahyu pertama

QS. Al-Alaq ayat 1-5.

. اقرأ وربك االكرام. خلق االنسان من علق. اقرأ باسم ربك الّذى خلق . علّم االنسان مامل يعلم . الّذى علّم بالقلم

Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menjadikan manusia dari segumpal darah. Bacalah dengan nama Tuhanmu yang mulia. Yang mengajarkan manusia dengan kalam( pena). Mengajarkan apa-apa yang belum diketahuinya.

( QS. Al-Alaq 1-5).76

2. Assunah

Sunnah Rasul sering disebut dengan hadits ialah berupa ucapan,

perbuatan atau taqrir Nabi yang mengandung ajaran-ajaran Islam. Pada

dasarnya as-Sunnah dimaksudkan untuk mewujudkan 2 tujuan pertama:

74Al-Ghazali, Permata Al-Qur’an, ( Jakarta: CV. Rajawali, 1985), hlm. VI 75Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam, ( Yogyakarta: LPPAI dan

UII Press, 2001), hlm. 94. 76Mohamad Zuhri, Terjamah Juz 'Ama,( Jakarta: Pustaka Amani, 1994), hlm. 46-47.s

Page 39: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

54

menjelaskan kandungan al-Qur’an, kedua; menerangkan syari’at dan

adab-adab lain.77 Berkaitan dengan pendidikan, as-Sunnah berfungsi

sebagaimana al-Qur’an dalam mendidik dan meluruskan jalan bagi

manusia.

Dalam arah pendidikan nasional as-Sunnah mempunyai peranan

yaitu menterjemahkan konsep pendidikan menurut al-Qur’an memberikan

gambaran kesimpulan tentang metodologi pengajaran di masa Rasulullah.

Kemudian terkait dengan hal itu pendidikan Islam dengan landasan as-

Sunnah diharapkan mampu memberikan warna dalam pembentukan watak

muslim.

Jika pendidikan Islam meletakkan dasar pada al-Qur’an dan as-

Sunnah maka yang harus adalah nilai aqidah, keimanan, berfikir logis,

keseimbangan dan rahmatan lil ‘alamin. Hal ini membawa dampak bahwa

dalam rangka penyusunan konsep teoritis maupun operasional praktis

seharusnya pendidikan Islam diarahkan untuk pembentukan pribadi

muslim beraqidah, taat, berakhlak mulia dengan disertai sebagai

pemimpin bumi.

4. Kurikulum Dalam Pendidikan Islam

Pengertian kurikulum

Sebelum berbicara lebih jauh alangkah lebih baiknya diketahui

terlebih dahulu tentang apa itu kurikulum. "

" Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin yakni kurikulum awalnya mempunyai a running course dan dalam bahasa Perancis yakni courier berarti to run, berlari. Istilah itu kemudian digunakan untuk sejumlah mata pelajaran (courses) yang harus ditempuh untuk mencapai suatu gelar penghargaan dalam dunia pendidikan yang dikenal dengan ijazah".78 Menurut Arifin "dalam proses pendidikan itu seharusnya ada arah tujuan pendidikan, suatu tujuan kependidikan yang hendak dicapai

77Abdurrahman Annahlawi, Op.cit, hlm. 46. 78Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, ( Jakarta: Gaya Media

Pratama, 1999), hlm. 3-4.

Page 40: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

55

harus dicanangkan (diprogramkan) dalam apa yang disebut kurikulum".79

Kurikulum adalah program belajar atau dokumen yang berisikan

hasil belajar yang diniah (diharapkan dimiliki siswa) di bawah tanggung

jawab sekolah untuk mencapai definisi tentang kurikulum, jangan terlalu

luas karena akan kabur, menurutnya kurikulum adalah “a plan for

learning.” 80 Dalam hal ini dimaksudkan bahwa kurikulum itu sebenarnya

meliputi pengalaman yang terencana namun ada juga yang tidak terencana

yang sering disebut “hidden kurikulum” atau kurikulum tersembunyi.

Menurut penulis bahwa kurikulum adalah sejumlah materi (baik jelas

maupun tersembunyi yang harus diselesaikan dengan jangka waktu

tertentu yang telah terprogramkan.

Kurikulum Pendidikan Islam

Kurikulum pendidikan Islam bersumber dari tujuan pendidikan

Islam misalnya saja tujuan pendidikan menurut paham pragmatisme, yang

menitikberatkan pemanfaatan hidup manusia di dunia, yang menjadi

standart ukurannya sangat relatif, yang bergantung pada kebudayaan atau

peradaban manusia.81

Di samping itu orientasi pendidikan Islam memiliki keterkaitan

dengan fungsi manusia yaitu sebagai “khalifah fil ardh”. Agar fungsi

kekholifahan dapat berjalan dengan baik maka perlu adanya reorientasi

kurikulum. Orientasi kurikulum pendidikan Islam pada dasarnya yaitu

pengembangan ketiga aspek yaitu mempunyai proyeksi kedepan, inovatif

learning, aktif serta tidak dogmatis. Kurikulum sesungguhnya itu

merupakan jawaban atas kebutuhan peserta didik.

Sumber dan materi pendidikan dalam kurikulum pendidikan Islam

hendaknya dikembangkan melalui bahan yang ada dalam al-Qur’an dan

sunnah serta pemahaman realitas yang ada. Jadi kurikulum Islam

seharusnya ditata dengan rapi agar tidak normatif. Disisi lain kurikulum

79Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, ( Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm. 84. 80Nana Sudjana, dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, ( Bandung: Sinar Baru Algesindo,

2002), hlm. 3. 81S. Nasution, Pengembangan Kurikulum, ( Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), hlm. 10

Page 41: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

56

dalam pendidikan Islam itu harus integral antara pendidikan umum dan

Islam.

Komponen Penyusun Kurikulum Melihat pengertian diatas maka dapat diketahui komponennya sebagai

berikut:

• Tujuan

• Isi materi

• Organisasi strategi

• Media PBM

• Evaluasi

Dalam hal menyusun kurikulum harus memperhatikan aspek – aspek

tersebut. Selain memperhatikan aspek diatas hendaknya kurikulum

disusun berdasarkan realitas masyarakat sehingga pendidikan yang ada

tidak jauh dari harapan masyarakat Hal lain yang perlu diperhatikan

adalah kurikulum sedapat mungkin tidak normatif akan tetapi kontekstual.

5. Pendidikan Berperspektif Gender

Pendidikan berfungsi sebagai alat transformasi sosial, demikian

John Dewey mengatakan, yang dikutip oleh Budi Rajab. Sifat

transformasi itu dimungkinkan karena melalui pengajaran di sekolah yang

terorganisir orang dapat mengenal kemampuan dan kekuatan dirinya

sendiri didorong untuk mempertanyakan berbagai asumsi serta terus

mencari kebenaran.

Arah pendidikan yang dimaksud untuk mengembangkan potensi

yang ada pada diri manusia seluas-luasnya dan diharapkan dapat tumbuh

menjadi manusia bebas dan mampu berfikir kritis dan dapat memberi

penilaian sendiri atas berbagai situasi yang dihadapi, merefieksikannya,

dan kemudian menjadikanya landasan untuk realitas itu sendiri.

Pendidikan bukan sekedar mendorong manusia menerima dan beradaptasi

dengan realitas, tapi ikut mebuat sejarah itu sendiri.82

82

Budi Rajab , Jurnal Perempuan, ( Jakarta : YJP dan Ford Fondation , 2001), Edisi 23, hlm. 23.

Page 42: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

57

Karena itu Dewey merekomendasikan, bahwa pendidikan sekolah

ini secara langsung mesti diarahkan pada upaya-upaya untuk membentuk

masyarakat demokratis. Bila melihat bahwa sebetulnya sudah ada basis

legal yang mendukung kesetaraan gender dalam pendidikan, maka

seringkali pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan kaum feminis adalah :

lalu dimana persoalanya ? Bukankah aturan-aturan yang ada mendukung

kesetaraan perempuan dalam pendidikan. Sebaliknya, kaum feminispun

balik bertanya, mengapa aturan-aturan legal yang telah disepakati tetap

meminggirkan kaum perempuan dalam pendidikan?

Bagi kaum feminis ada 2 permasalahannya yang harus diperhatikan

yakni; pertama, aturan-aturan legal yang ditetapkan te rnyata masih sangat

umum dan belum secara spesifik masuk turunan-turunan gender

pendidikan dalam perundang-undangan di Indonesia. Kedua, untuk

membuat sebuah kebijakan yang melindungi hak-hak perempuan dalam

pendidikan, maka perlu sebuah kajian dan pemahaman tentang isu-isu

perempuan tidak diperhitungkan maka kebijakan-kebijakan yang

dihasilkan akan sangat tidak berguna dan bahkan bisa jadi menguatkan

bias gender dalam pendidikan.

Banyak orang yang menyangka bahwa feminisme merupakan

istilah baru atau paling tidak berkembang pada saat-saat "The Flower Generation "83 (tahun-tahun 1960-an), namun jauh dari saat itu sudah ada.

Seperti tulisan dihalaman sebelumnya ada beberapa teori feminis liberal

persoalan akses pendidikan sangat diperlukan oleh kaum perempuan

dengan dengan menyediakan program pelayanan bagi anak perempuan

dan keluarga yang kurang beruntung dan melakukan penuntutan

kesetaraan pendidikan yang sifatnya tidak radikal atau tidak mengancam.

Teori feminis radikal menyatakan bahwa bias gender dalam

pendidikan adalah budaya patriarkhal, opresi seksualitas, pemberdayaan

perempuan, mensentralkan kepentingan perempuan. Kemudian kalau

menurut teori postsrukturalis dan postmodernisme melakukan penaturan

bahasa-bahasa pendidikan yang sangat bias oleh sebab itu teori bukan saja

mengajak mereka yang berkepentingan dengan pendidikan untuk merubah

kurukulum tetap melihat bagaimana kurikulum bias gender terbentuk dan

83Ibid, hlm. 89.

Page 43: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

58

beroperasi secara luas. Adapun harapan yang dapat dibangun terhadap

perubahan pendidikan dengan adanya gerakan feminis yang dilakukan

berbagai elemen dalam bentuk kebijakan-kebijakan sebagai berikut:

1. Kebijakan yang memastikan akses pendidikan

Kebijakan inilah yang sering dilakukan oleh feminis liberal, misalnya

memastikan bahwa perempuan tidak akan diarahkan pada pada

pendidikan yang stereotype, tidak mengalami diskriminasi dalam

penyeleksian studi, adanya bantuan finansial bagi mereka yang

membutuhkan bahkan lebih jauh dari itu perlu adanya tindakan

afirmasi (Affirmative action), dan penyediaan fasilitas yang memadai

termasuk kualitas pengajar yang telah ikut pendidikan berperspektif

gender.

2. Kebijakan memperhatikan adanya persoalan budaya patriarkal

Hal tersebut diatas, banyak mendapat inspirasi dari pandangan feminis

radikal yang menginginkan adanya sangsi terhadap institusi

pendidikan yang mempraktekkan diskriminasi gender.

3. Kebijakan perekonomian (persoalan kemiskinan)

Kebijakan ini mengupayakan pendidikan gratis demi akses pendidikan

untuk semua golongan. Disamping itu persoalan kurikulum dan

fasilitas seharusnya memadai dan berkualitas.

4. Kebijakan yang memperhatikan kurikulum dan teks-teks sekolah

Hal ini dilakukan menganalis dan merubah teks-teks yang bias

gender. Dan pendidikan harus diajarkan dalam setiap tingkat pendidikan.

Sebuah idealitas yang ingin dicapai dalam gerakan feminisme dalam dunia

pendidikan adalah bagaimana, menciptakan pendidikan yang bebas gender

dimana tidak lagi ada pembedaan peran

Sebuah upaya yang harus dilakukan dalam rangka meningkatkan

sensitifitas dalam lingkunagan pendidikan adalah melalui Gender

mainstreaming dan gender analysys training. Sedangkan secara akadamis

yang diperlukan dalam training ini akan muncul sensitivitas baik secara

overt maupun hidden curriculum adalah perspektif gender. Yang

dimaksud overt curiculum adalah bagaimana persoalan gender terefleksi

Page 44: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

59

secara nyata dalam kurikulum yang tersedia sebagi bahan perkuliahan atau

pembelajaran. sedangkan hidden kurikulum adalah perspektif komunitas

yang menyampaikan materi kurikulum tersebut.84

Konsep pendidikan berwawasan gendr gender sangat ideal,diman

pendidikan dalam berbagiai dimensi baik perencanaan, kebijakan dan

pelaksanaan mempunya waawsan dan kepekaan terhadapa masalah

gender. Yang demikian dapat meluruskan pemhaman dan sikap yang tidak

menimbulkan ketimpangan gender. Upaya mewujudkan konsep ini tidak

mudah, karen aberbagai faktor yang cukup mempengaruhinya terlebih

dahulu berkaitan dengan masalah budaya dan kebijakan.

Oleh karena untuk menghadapi persolan tersebut dan sebagai upya

untuk mewujudkan sebuah pendidikan yang berwawasan gender tentunya

diperlukan langkah-langkah strategis untuk mencapai tujuan tersebut.

Pertama, sosialisasi pemahaman pegarusutaam gender kepada

stake holder secara terus menerus. Upaya ini dilakukan untuk menamkan

nilai-nilai adil gender dengan harapan akan tumbuh kesadaran kritis

tentang kesadaran gender pada pengambil kebijakan khususnya yang

terkait dengan pendidikan.

Kedua,dalam rangka memberikan kesempatan dan keluasaan akses

serta peningkatan partisipasi anak perempuan, maka program pendidikan

alternatif merupakan sebuah kemungkina. Halini memberikan kesempatan

kepada perempuanputus sekolah, disamping memberikan bea siswa bagi

perempuan.

Ketiga, menciptakan mengembnagkan metode pembelajaran yang

peka gender. Misalnya dengan revisi buku yang ada serta adanya

perubahan pemahaman kognitif ataupun perilaku guru dalam

menyampaikan pesanh agar tidak terjadi sesuatu yang timpang.

Keempat, perlu adanya perubahan budaya secara secara sporadic agar tercipta kondisi budaya yang egaliter baik dalam struktur masyarakat

maupun keluarga. Dalam keluarga harus dilakuakan sosialisasi tentang

84Siti Ruhaini Zuhayatin," Kajian Gender di Perguruan Tinggi Islam Indonesia Catatan

dari PSW IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dalam, Komarudin Hidayat dan Hendro Prasetyo, Problem dan Prospek IAIN Antologi Pendidikan Tinggi Islam , ( Jakarta: Depag RI, 2000), hlm. 306-307

Page 45: Sumiyati Bab II - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Dengan adanya revolusi Perancis ini menimbulkan prahara sosial politik dan

60

pendidikan tidak membedakan, karena keluarga merupakan pondasi

perkembangan anak.