Jurnal Skripsi Vera

download Jurnal Skripsi Vera

of 14

description

JURNAL

Transcript of Jurnal Skripsi Vera

  • IMPLEMENTASI PROGRAM PENYALURAN BERAS UNTUKKELUARGA MISKIN (RASKIN) DALAM UPAYA MENINGKATKAN

    KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MISKIN(Studi Deskriptif di Desa Umbulsari, Kecamatan Umbulsari

    Kabupaten Jember)

    SKRIPSI

    oleh:

    Fera YuningsihNIM. 080910301024

    JURUSAN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIALFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

    UNIVERSITAS JEMBER

  • IMPLEMENTASI PROGRAM PENYALURAN BERAS UNTUKKELUARGA MISKIN (RASKIN) DALAM UPAYA MENINGKATKAN

    KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MISKIN(Studi Deskriptif di Desa Umbulsari, Kecamatan Umbulsari

    Kabupaten Jember)Fera yuningsih

    Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas JemberE-mail : [email protected]

    Abstrak: Program Penyaluran Beras Untuk Keluarga Miskin (RASKIN)dilaksanakan di bawah tanggung jawab Departemen Dalam Negeri dan Perum Bulogsesuai dengan SKB (Surat Keputusan Bersama) Menteri Dalam Negeri denganDirektur Utama Perum Bulog Nomor : 25 Tahun 2003 dan Nomor : PKK-12/07/2003,yang melibatkan instansi terkait, Pemerintah Daerah dan masyarakat. Berdasarkanhasil analisis yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya tentang peranan aparatpemerintah desa dalam menyelesaikan implementasi program penyaluran beras untukkeluarga miskin di Desa Umbulsari Kecamatan Umbulsari, maka dapat disimpulkansebagai: persiapan petugas dan persiapan lapangan, pelalaksanaan kegiatan yangdidalamnya terdapat sosialisasi dan pembagian Raskin, evaluasi dan terminasi.

    Kata kunci: implementasi Raskin

    Pendahuluan:Indonesia masih menghadapi masalah kemiskinan dan kerawanan pangan.

    Masalah ini menjadi perhatian nasional dan penanganannya perlu dilakukan secaraterpadu melibatkan berbagai sektor baik di tingkat pusat maupun daerah. Upaya-upaya tersebut telah dicantumkan menjadi salah satu program prioritas dalamRencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2008.

    Program Raskin (Program Penyaluran Beras Untuk Keluarga Miskin) adalahsebuah program perlindungan sosial dari pemerintah. Program tersebut adalah sebuahupaya untuk mengurangi beban pengeluaran dari rumah tangga miskin sebagai

  • bentuk dukungan dalam meningkatkan ketahanan pangan dengan memberikanperlindungan sosial beras murah dengan jumlah maksimal 15 kg/rumah tanggamiskin/bulan dengan masing-masing seharga Rp. 1600,00 per kg (netto) di titikdistribusi. Program ini mencakup di seluruh provinsi, sementara tanggung jawab daridistribusi beras dari gudang sampai ke titik distribusi di kelurahan dipegang olehPerum Bulog. (www. Jawapos.com/index/accessed 26 mei 2012)

    Berdasarkan keterangan yang di peroleh dari P.FZ Kepala Desa UmbulsariKecamatan Umbulsari pada tanggal 20 juni 2012 dengan mendasarkan pada databuku statistik penerima RASKIN di desa Umbulsari, menerangkan bahwa beras

    untuk orang miskin (RASKIN) diberlakukan sejak tanggal 1 Oktober 2010. Desa

    umbulsari merupakan desa dengan jumlah penduduknya 7582 orang, terbanyak daridesa lainnya. Sejauh ini, jumlah penerima RASKIN di Desa Umbulsari terbanyakdibandingkan dengan penerima program Raskin dari desa lain di kecamatanUmbulsari sebanyak 444 KK. Sedangkan jumlah penerima RASKIN di desa lain 345sampai 378 KK .

    Bantuan kepada masyarakat miskin membutuhkan pelayanan yang optimal.Dengan pemberian bantuan dan pelayanan yang efektif, maka diharapkan dapatmembantu masyarakat. Bantuan tersebut salah satunya berbentuk bantuan berasmiskin atau RASKIN, maka penyaluran bantuan RASKIN tersebut harus sesuaidengan tujuan semula yang telah direncanakan. Harapan masyarakat dalam programbantuan RASKIN tersebut agar meringankan beban mereka dalam pemenuhankebutuhan hidup. Akan tetapi dalam pelayanannya masih saja terdapatpenyimpangan-penyimpangan dan tujuan implementasi di Desa UmbulsariKecamatan Umbulsari. Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalampenelitian ini adalah Bagaimana Implementasi Program Raskin (Beras UntukMasyarakat Miskin) Dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraaan Masyarakat Miskin(Studi Kasus Pada Kelurahan Umbulsari Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember).Tujuan dari penelitian ini sangat penting untuk seluruh kegiatan penelitian agar tidakterjadi penyimpangan yang membuat penelitian tersebut tidak relevan lagi. Tanpa

  • adanya tujuan maka seorang peneliti akan mengalami kesulitan dalam penelitian.Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk Menganalisa,menggambarkan dan menjelaskan Implementasi Program Raskin (Beras UntukRakyat Miskin) Dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraaan Masyarakat Miskin(Studi Kasus Pada Kelurahan Umbulsari Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember).

    Manfaat Dapat memberikan masukan kepada masyarakat tentang perananaparat pemerintahan desa dalam optimilisasi pelayanan bantuan beras miskin(RASKIN) dan Sebagai masukan untuk pelaksana RASKIN yang sesuai prosedurpelaksanaan yang bertujuan menghindari kesalahan dalam pelaksanaan programRASKIN.

    Rumusan Masalah

    Program Penyaluran Beras Untuk Keluarga Miskin(RASKIN) adalah sebuahprogram perlindungan sosial dari pemerintah. Program tersebut adalah sebuah upayauntuk mengurangi beban pengeluaran dari rumah tangga miskin sebagai bentukdukungan dalam meningkatkan ketahanan pangan dengan memberikan perlindungansosial beras murah dengan jumlah maksimal 15 kg/rumah tangga miskin/bulandengan masing-masing seharga Rp. 1600,00 per kg (netto) di titik distribusi. Programini mencakup di seluruh provinsi, sementara tanggung jawab dari distribusi beras darigudang sampai ke titik distribusi di kelurahan dipegang oleh Perum Bulog. (www.Jawapos.com/index/accessed 26 mei 2012)

    Berdasarkan penelitian ini implementasi program penyaluran beras untukkeluarga miskin(RASKIN) pelaksanaan penelitian difokuskan pada bulan juni sampainovember tahun 2012. Dalam keterangan yang di peroleh dari P.FZ Kepala DesaUmbulsari Kecamatan Umbulsari pada tanggal 20 juni 2012 dengan mendasarkanpada data buku statistik penerima RASKIN di desa Umbulsari, menerangkan bahwaberas untuk keluarga miskin (RASKIN) diberlakukan sejak tanggal 1 Oktober2010. Desa umbulsari merupakan desa dengan jumlah penduduknya 7582 orang,terbanyak dari desa lainnya. Sejauh ini, jumlah penerima RASKIN di Desa Umbulsari

  • terbanyak dibandingkan dengan penerima program Raskin dari desa lain dikecamatan Umbulsari sebanyak 444 KK. Sedangkan jumlah penerima RASKIN didesa lain 345 sampai 378 KK.

    Bantuan kepada masyarakat miskin membutuhkan pelayanan yang optimal.Dengan pemberian bantuan dan pelayanan yang efektif, maka diharapkan dapatmembantu masyarakat. Bantuan tersebut salah satunya berbentuk bantuan berasmiskin atau RASKIN, maka penyaluran bantuan RASKIN tersebut harus sesuaidengan tujuan semula yang telah direncanakan. Harapan masyarakat dalam programbantuan RASKIN tersebut agar meringankan beban mereka dalam pemenuhankebutuhan hidup. Akan tetapi dalam pelayanannya masih saja terdapatpenyimpangan-penyimpangan dan tujuan implementasi di Desa UmbulsariKecamatan Umbulsari. Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalampenelitian ini adalah Bagaimana Implementasi Program Penyaluran Beras Untuk

    Keluarga Miskin(RASKIN) Dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraaan MasyarakatMiskin (Studi Deskriptif Pada Kelurahan Umbulsari Kecamatan Umbulsari,Kabupaten Jember).

    Salah sasaranProgram Raskin yang semestinya disalurkan atau dijual kepada keluarga-

    keluarga miskin ternyata banyak juga yang jatuh pada kelompok masyarakat lain(keluarga sejahtera). Salah sasaran ini banyak disebabkan oleh human error, di manapara petugas lapangan justru membagi-bagikan kupon raskin pada keluarga dekatatau teman kerabatnya. Bahkan tidak sedikit keluarga sejahtera yang "MenagihJatah", beras murah tersebut. Menurut Lembaga Penelitian (www.ppk.or.id, diaksespada tanggal 09 Mei 2012) mengatakan bahwa Raskin menjangkau 52,6% rumahtangga miskin, namun rumah tangga tidak miskin yang terjangkau juga relatif tinggi,yakni 36,9%. Bahkan World Bank (2006: 215) melaporkan bahwa Raskin lebihbanyak diterima oleh rumah tangga bukan miskin.

  • Jumlah beras yang dibagikan tidak sesuai dengan apa yang telah diprogramkanJumlah beras yang dibagikan sering tidak sesuai dengan apa yang telah

    diprogramkan. Jumlah Raskin yang dijual kepada masyarakat (miskin) sudah pastiberkurang karena pembagian beras, sering tidak diukur dalam bentuk kilogram(sesuai dengan program) tetapi dalam liter, sehingga kuantitas beras yang diterima taksesuai dengan apa yang telah diprogramkan. Kekurangan jumlah itu juga terjadikarena petugas lapangan berusaha untuk bertindak adil dengan membagikan Raskinkepada (hampir) seluruh warga termasuk yang tidak menerima kupon. World Bank(2005: 3) mengemukakan bahwa penerima manfaat rata-rata hanya memperoleh 6-10kg per distribusi. Menurut data Bulog, penerima manfaat memperoleh 9,814,9 kgper bulan, sedangkan menurut data SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional)BPS (Badan Pusat statistik) hanya 5,78,9 kg per bulan. Jumlah tersebut masing-masing hanya mencapai 65%78% dan 35%45% dari jatah alokasi per penerimamanfaat

    (http://www.ppk.or.id/downloads/EfektivitasPelaksanaanRaskin.pdf diakses padatanggal 3 maret 2012).

    Kesalahan data jumlah keluarga miskinBerhubungan dengan masalah sebelumnya, yakni disebabkan kesalahan data

    jumlah keluarga miskin. Hal ini terjadi akibat masih buruknya koordinasi antarabirokrasi baik dari pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga desa, atau kelurahan.Akibatnya, kuantitas (jumlah) keluarga miskin yang didata bisa lebih besar atau lebihsedikit dari yang sebenarnya, sehingga Raskin yang dibagikan akan berdampak padakekurangan atau (bahkan) kelebihan jatah. Menurut tinjauan dokumen yakniberdasarkan hasil penelitian dari Lembaga Penelitian (dalam www.ppk.or.id),penargetan merupakan poin utama kelemahan Program Raskin karena tidak seluruhrumah tangga miskin menerima beras Raskin dan banyak rumah tangga tidak miskinyang menerimanya. Hasil analisis data SUSENAS menyimpulkan kondisi yang sama,yakni Beras Raskin diterima oleh semua kelompok rumah tangga berdasarkan tingkat

  • kesejahteraan (kelompok pengeluaran rumah tangga per kapita). Rumah tangga darikelompok 1 dan 2 yang merupakan kelompok paling tidak sejahtera hanya mencapai53% dari total penerima dengan kata lain, terdapat kebocoran sebesar 47%. Selama20052006, proporsi rumah tangga miskin yang terjangkau Program Raskinmeningkat 19,8 titik persen dari 62,9% menjadi 82,7%. Akan tetapi, peningkatanjangkauan terhadap rumah tangga miskin tersebut juga dibarengi dengan peningkatanjangkauan terhadap rumah tangga tidak miskin sebesar 8 titik persen dari 23,8%menjadi 31,8%.

    Harga tidak sesuai dengan perencanaan awalHarga yang tidak sesuai dengan perencanaan awal. Naiknya harga Raskin

    yang harus ditebus warga disebabkan oleh alasan yang seringkali dimunculkan parapetugas untuk menjawab ketidaktersediaan dana untuk pengangkutan (distribusi berasatau biaya transportasi), pengadaan kantong plastik, dan lain-lain. Akibatnya, biayaini dibebankan kepada warga, sehingga tidak heran kalau harga awal berbeda denganharga di lapangan (http://newspaper.pikiran-rakyat.com di akses pada tanggal 12 mei2012)

    Terkait dengan permasalahan kemiskinan yang ada pada Indonesia,dikeluarkannya intruksi presiden nomor 68 tahun 2002 tentang ketahanan panganyang dinamakan program RASKIN. Kabupaten Jember merupakan salah satukabupaten yang tergolong miskin dengan RTM (rumah tangga miskin) sebesar248.356 RTM. Perum Bulog yang ada di Jember Kepala Bulog Subdivre XI Jembermemberi jatah beras untuk masyarakat miskin (RASKIN) 13 kilogram (kg) untuksetiap rumah tangga sasaran (RTS). Sesuai dengan kebijakan pemerintah, jatahRASKIN naik menjadi 15 kg per RTS sejak bulan Juni, namun realisasi kenaikanRASKIN baru dilaksanakan pada bulan Agustus mendatang. Setiap RTS akanmenerima tambahan rapelan jatah RASKIN pada bulan Agustus 2010, karena BulogJember akan menambahkan rapelan jatah RASKIN bulan Juni dan Juli. Pada bulanAgustus jatah rapelan RASKIN pada bulan Agustus mencapai 19 kg per RTS,

  • selanjutnya pada bulan September hingga Desember mendatang jatah RASKINsebanyak 15 kg per RTS. Jumlah penerima RASKIN di Kabupaten Jember sebanyak237.700 RTS, sehingga distribusi RASKIN setiap bulan mencapai 3.090.100 kg,dengan jatah RASKIN 13 kg per RTS. Misalkan jatah RASKIN setiap RTS menjadi15 kg maka Bulog Jember akan mendistribusikan RASKIN sebanyak 3.565.500 perbulan. Jumlah penerima RASKIN di Kabupaten Jember tahun 2010 berkurangdibandingkan pada tahun 2009 sebanyak 248.356 RTS, dengan jatah RASKIN yangdikeluarkan Bulog sebanyak 3.725.340 kg per bulan atau 44.704.080 kg per tahun.Sesuai dengan aturan, penyaluran RASKIN berawal dari surat perintah alokasi (SPA)dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember kepada Bulog Subdivre XI Jemberberdasarkan pagu RASKIN sesuai dengan alokasi yang sudah ditentukan. Pada saatberas didistribusikan, Bulog Jember menerbitkan surat perintah pengeluaran barangberas untuk masing-masing kecamatan atau desa kepada satuan kerja RASKIN dilapangan, tambahan jatah RASKIN pada Bulan Agustus mendatang dapatmengurangi beban masyarakat miskin karena harga beras di pasar melambung tinggi.Stok beras dan gabah di Bulog Jember hingga pertengahan Juli mencapai 42.445 tonsetara beras yang disimpan di enam gudang Bulog setempat. (www.Bulogjember.com)

    kesimpulanBerdasarkan hasil analisis yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya tentang

    peranan aparat pemerintah desa dalam menyelesaikan implementasi atau maslah-masalah tentang beras miskin (RASKIN) di Desa Umbulsari Kecamatan Umbulsari,maka dapat disimpulkan sebagai berikut.a. RASKIN sangat bermanfaat bagi RTM terutama di Desa Umbulsari Kecamatan

    Umbulsari. Akan tetapi pelayanannya tidak sesuai tujuan. Hal ini dibuktikandengan kenyataan-kenyataan dimasyarakat bahwa pelaksanaannya tidak berjalandengan semestinya.

    b. Adapun tahapan peranan perangkat desa pada pelaksanaan RASKIN :

  • 1) PesiapanDalam hal ini peran yang menjadi tanggung jawab informan pelaksanaprogram Raskin adalah dengan pelayanan yang tepat sesuai dengan programyang sudah dilakukan.a) Petugas

    Dalam tahap persiapan ini, perangkat desa di Desa Umbulsari mempunyaitugas masing-masing yaitu:.

    (1) KadesSebagai koordinator yaitu orang yang mengatur jalannya pelayananRASKIN

    (2) SekdesSebagai seketaris koordinator yang mempunyai tugas dibagianadministrasi

    (3) BMDSebagai penasihat kades yaitu yang mengontrol kemungkinan-kemungkinan masalah yang terjadi dari pelayanan RASKIN

    (4) KasunSebagai pendata yaitu dengan tugas mendata warga miskin yangpantas untuk menerima bantuan RASKIN

    (5) KesraSebagai pelaksana yang mempunyai tugas untuk melaksanakankegiatan penyaluran bantuan RASKIN

    b) LapanganProses pendataan RASKIN di Desa Umbulsari berjalan tidak valid. Agarpenyaluran RASKIN benar-benar tepat sasaran, maka sebaiknyapendataan RASKIN di Desa Umbulsari harus valid. Valid dalam artibahwa pendataan harus dilakukan dengan cara medatangi dari rumah-kerumah warga sehingga data yang didapatkan kongkrit.

    2) Pelaksanaan kegiatan

  • Informasi penerima manfaat Raskin yang merasa kurang puas denganpelayanan tersebut beralasan bahwa informan pelaksana program kurangmemperhatikan lokasi dan waktu penyaluran RASKIN, pembagian bantuanRASKIN dibagikan kesemua warga desa, bukan kepada masyarakat miskinsaja. Meskipun informan Pelaksana program Raskin melakukan hal tersebutdengan alasan takut terjadi konflik lagi. Akan tetapi informan penerimamanfaat Raskin memberikan pendapat bahwa informan pelaksana programtidak melakukan tugasnya dengan baik karena tidak melakukan intervensi darimasalah yang menghambat pencapaian tujuan RASKIN inia) Sosialisasi

    proses sosialisasi yaitu agar masyarakat terutama masyarakat miskin

    mengerti tentang tujuan bantuan RASKIN tersebut. Apabila jalan awal initidak dilakukan maka masyarakat Desa Umbulsari ada kemungkinankurang memanfaatkan bantuan ini dan tetap saja berkonflik yang dapatmenghambat tujuan dari program RASKIN tersebut.

    b) Pembagian RaskinPengawasan program RASKIN di Desa Umbulsari tidak berjalan dengansemestinya atau amburadul karena:a) Jumlah RASKIN yang sampai ketangan warga miskin hanya 5 Kg.b) RASKIN bukan hanya untuk warga miskin tetapi juga diberikan

    kepada warga mampu.c) Bantuan RASKIN berkualitas jelek.d) Pembagian RASKIN lambate) Pelayanan RASKIN kurang maksimalf) Harga yang telalu mahal

    3) EvaluasiKegiatan evaluasi di Desa Umbulsari tidak dilakukan. Pelaksanaan kegiatanpelayanan bantuan RASKIN ini hanya pada sebatas mencatat masyarakatyang menerima bantuan ini dan menyalurkannya

  • 4) TerminasiRaskin sampai saat ini masih tetap berjalan. Hal ini menunjukkan bahwaprogram bulanan masuk dalam program terperinci.

    SaranDari analisis data dan penarikan kesimpulan dapat diketahui bahwa peranan

    Aparat Pemerintahan Desa di Desa Umbulsari berjalan tidak optimal dan terjadipenyimpangan sehingga dalam hal ini saran yang diberkan adalah.a. Hedaknya aparat pemerintah desa meksanakan ugas dan perannya dengan sebaik-

    baiknya, tidak curang seperti mengurangi jatah bantuan RASKIN atau mengambilhak orang miskin

    b. Meningkatkan perannya dalam proses sosialisasi RASKIN kepada masyarakat,memberikan pelayanan yang efektif, melakukan pengawasan dengan baik,meningkatkan kerjasama yang baik antar petugas, mengoptimalkan pelayananserta melakukan evaluasi kegiatan RASKIN

    c. Hendaknya membentuk organisasi pelayanan sosial dalam program RASKINguna mempelancar dan mempermudah melaksanakan pelayanan RASKIN kepadamasyarakat

    d. Hendaknya pihak aparat pemerintah desa dalam menyelesaikan masalah melaluicara musyawarah desa yang melibatkan masyarakat setempat.

    e. Bagi warga masyarakat, hendaknya mau bekerjasama dengan pihak aparatpemerintah desa dan warga masyarakat lainnya untuk mensukseskan programRASKIN dan mewujudkan kesejahteraan desa.

    f. Dengan adanya bantuan RASKIN diharapkan masyarakat mampu memanfaatkanbantuan pemerintah ini dan mempunyai motivasi untuk lebih giat dalam mencapaihidup yang lebih baik.

    g. Pemerintah sebaiknya membuat suatu program yang lebih menekankan padaekonomi kerakyatan dengan cara memberikan kesempatan yang produktif bagi

  • oang miskin seperti peningkatan investasi disektor pertanian tradisional danmenjalankan kebijakan strategi kebutuhan pokok.

    Daftar Referensi

    Adi, Isbandi Rukminto. 2003. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat DanIntervensi Komunitas. Jakarta Lembaga Penerbit Fakultas EkonomiUniversitas Indonesia.

    ______. 2008. Intervensi Komunitas: Pengembangan Masyarakat Sebagai UpayaPemberdayaan Masyarakat. Jakarta : Rajawali Press.

    Adi, Rianro. 2004. Metodoloi Penelitian Sosial Dan Hukum. Jakarta: Ganit.

    Asra, Abuzar. 2000. Poverty And Equality In Indonesia: Estimates, Decomposition,And Key Issues. Journal Of The Asia Pacific Economy (Pp. 91-111): TaylorAnd Francis Ltd.

    BPS Jember. Data Badan Pusat Statistik Tahun 2005.

    Badan Pusat Statistik. Berita Resmi Statistik (2010). Tingkat Kemiskinan DiIndonesia Tahun 2010. No. 38/07/Th.X, 2 Juli 2010.

    Brata Kusuma.Dedy Supriady & Solihin, Dadang.2002. Otonomi PenyelenggaraanPemerintah Daerah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

    Bungin Burhan. 2003. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Jakarta:PT.Raja GrafindoPersada.

    Islami, Irfan. 1984. Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Malang: PT.Bumi Aksara.

    Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Pengertian Kemiskinan. Jakarta : DepartemenPendidikan Nasional.

    Moleong, Jl. Lexy. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. RemajaRosdakarya.

    ______. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.______. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

  • Mulyana, Deddy. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. RemajaRosdakarya.

    Parson, PW. 2008. Pengantar Teori dan Praktek Analisis Kebijakan. Jakarta :Prenada Media Group.

    Robandi, Imam. 2008. Becoming The Winner, Riset, Menulis Ilmiah, PublikasiIlmiah, & Presentasi. Yogyakarta : Andi Offset.

    Soejadi. 2001. Upaya Pembebasan Kemiskinan. Yogyakarta : Philosophy Press.Soekanto, Soerjono. 1995. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo.Soenarko. 2003. Prinsip-Prinsip Kebijakan Negara. Malang : Bumi Aksara.Sugiono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.Sumardjan, Selo. 1996. Aspek Sosial Budaya Pembangunan Desa Dalam

    Masyarakat. Jurnal Sosiologi, Vol. 11.

    Suparlan, P. 1995. Kemiskinan di Perkotaan. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 Tentang PemerintahanDesa.

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004, Tentang PemerintahDaerah.

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009, Tentang APBN 2010.

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2002, Tentang KetahananPangan.

    Wibowo, Agus Setya. 2002. Penerimaan Beras Jatah Operasi Pasar Khusus (OPK)Beras dan Pemenuhan Kebutuhan Pokok Pangan. Fakultas Ilmu Sosial danIlmu Politik, UNEJ.

    Daftar Pustaka Berasal Dari Internet

    http://www.menkokesra.go.id (diakses pada tanggal 2 Maret 2012)

  • http://www.menkokesra.go.id/pdf (diakses pada tanggal 2 Maret 2012)

    http://www.menkokesra.go.id/pdf (diakses pada tanggal 2 Maret 2012)www.pnpm-mandiri.org/elibrary/download (diakses pada tanggal 2 Maret 2012)

    www.digilib.itb.ac.id (diakses pada tanggal 3 Maret 2012)

    www.pelita.co.id (diakses pada tanggal 3 Maret 2012)

    www.ppk.or.id (diakses pada tanggal 9 Mei 2012)

    http://www.ppk.ir.id/downloads/efektivitas-pelaksanaan-raskin.pdf (diakses padatanggal 3 Maret 2012)

    www.ppk.or.id (diakses pada tanggal 3 Maret 2012)

    http://newspaper.pikiran-rakyat.com (diakses pada tanggal 12 Mei 2012)

    www.bulog-jember.com (diakses pada tanggal 26 Mei 2012)

    www.jawapos.com/index/accessed (diakses pada tanggal 26 Mei 2012)