EFEK ASAM SITRAT DAN LIDAH BUAYA (Aloe vera (L.) Burm. …digilib.unila.ac.id/58009/3/SKRIPSI TANPA...
Transcript of EFEK ASAM SITRAT DAN LIDAH BUAYA (Aloe vera (L.) Burm. …digilib.unila.ac.id/58009/3/SKRIPSI TANPA...
EFEK ASAM SITRAT DAN LIDAH BUAYA (Aloe vera (L.) Burm. f.)
TERHADAP BROWNING BUAH PISANG KEPOK (Musa paradisiaca L.)
( Skripsi )
Oleh
Rima Novianti
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
EFEK ASAM SITRAT DAN LIDAH BUAYA (Aloe vera (L.) Burm. f.)
TERHADAP BROWNING BUAH PISANG KEPOK (Musa paradisiaca L.)
Oleh
Rima Novianti
ABSTRAK
Asam Sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan buah.
Lidah Buaya memiliki kandungan zat aloe emodin, yaitu senyawa organik dari
golongan antrokuinon yang mengaktivasi jenjang sinyal insulin. Buah pisang kepok
(Musa paradisiaca L.) sangat mudah mengalami pencoklatan (browning) apabila
penanganannya kurang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah asam
sitrat dan lidah buaya (Aloe vera (L.) Burm. f.) memiliki potensi sebagai anti
browning terhadap buah pisang kepok ( Musa paradisiaca L.). Penelitian ini
dilakukan dalam percobaan faktorial. Faktor A adalah lidah buaya dengan 2 taraf
konsentrasi: 0% b/v dan 10% b/v. Faktor B adalah asam sitrat dengan 3 taraf
konsentrasi: 0% b/v, 2% b/v, dan 4% b/v. Homogenesis ragam ditentukan
berdasarkan uji levene/bartlett dan analisis ragam dan uji BNT dilakukan pada taraf
nyata 5%. Hasil yang diperoleh adalah pisang kepok perlakuan berwarna lebih terang
daripada kontrol. Asam sitrat dan lidah buaya tidak berpengaruh nyata terhadap
indeks browning. Terjadi penurunan aktivitas enzim dehidrogenase pada perlakuan
yang diberi asam sitrat. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah asam
sitrat dengan konsentrasi 2% dapat menurunkan indeks browning buah pisang kepok
sebanyak 29%. Ekstrak yang terdapat pada lidah buaya dengan konsentrasi 10%
dapat menurunkan kandungan karbohidrat terlarut total buah pisang kepok putih
sebanyak 8%.
Kata kunci : Asam sitrat, buah pisang kepok, browning, lidah buaya
EFEK ASAM SITRAT DAN LIDAH BUAYA (Aloe vera (L.) Burm. f.)
TERHADAP BROWNING BUAH PISANG KEPOK (Musa paradisiaca L.)
Oleh
Rima Novianti
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA SAINS (S.Si.)
Pada
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tulang Bawang Baru, pada 4 November
1996, sebagai anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan
Bapak M. Ridwan S. dan Ibu Marijem. Penulis menyelesaikan
pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Tulang Bawang Baru
pada tahun 2009, dilanjutkan Sekolah Menengah Pertama di
SMP Negeri 8 Bandar Lampung Lulus pada tahun 2012, dan melanjutkan Sekolah
Menengah Atas di SMA YP Unila Bandar Lampung lulus pada tahun 2015. Penulis
terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Lampung
pada tahun 2015 melalui jalur MANDIRI.
Selama menjadi mahasiswa, penulis Melaksanakan Kerja Praktik di Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung pada tahun 2018 dan telah menyelesaikan
Laporan Kerja Praktik dengan judul “Karakteristik Morfologi Ratoon Beberapa
Klon Tebu (Saccharum officinarum) di Kebun Percobaan Tegineneng Milik
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung”. Dan, Penulis
Melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Rebang Tinggi, Kecamatan Banjit,
Kabupaten Waykanan pada Januari-Februari 2019.
Pada tahun 2019 penulis melaksanakan penelitian dan menyelesaikan skripsi dengan
judul “Efek Asam Sitrat dan Lidah Buaya (Aloe vera (L.) Burm. f.) Terhadap
Browning Buah Pisang Kepok (Musa paradisiaca L.)”.
Kini dengan penuh perjuangan, kerja keras, dan proses pembelajaran yang tiada
henti,akhirnya penulis dapat menyelesaikan pendidikan strata 1 (satu) di Jurusan
Biologi FMIPA Universitas Lampung.
MOTTO
“Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di
jalan Allah” .
(HR.Turmudzi)
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebaikan) yang
diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya”.
(Al-Baqarah ayat 286)
“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah
akan mudahkan baginya jalan menuju surga”.
(HR. Muslim, no.2699)
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.
Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”.
(Al-Insyirah ayat 5-6)
“Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib
baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki
kehidupan akhirat, maka wajib baginya memiliki ilmu, dan
barang siapa yang menghendaki keduanya maka wajib baginya
memiliki ilmu”.
(HR. Turmudzi)
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas
segala limpahan Rahmat, Ridho, dan Karunia-Nya yang tak
henti-hentinya Dia berikan,
Kupersembahkan karya kecilku ini untuk:
Mamak dan Ayahku tercinta yang senantiasa mengucap
namaku dalam doa, mencurahkan kasih dan sayangnya
untukku, serta selalu mendukung dan memotivasi dalam setiap
langkahku,
Kakak dan Kedua Adikku tersayang yang juga selalu
mendoakan dan memberikan semangat,
Bapak dan Ibu Dosen yang selalu memberikanku ilmu yang
bermanfaat, yang membuat diriku memahami kebesaran Allah
SWT dan membantuku dalam menggapai kesuksesan,
Teman-teman, kakak-kakak, dan adik-adik yang selalu
memberikanku pengalaman berharga, motivasi, dan semangat,
Serta Almamaterku tercinta.
SANWACANA
Alhamdulillahirrobilalamin puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT.
Berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
“Efek Asam Sitrat dan Lidah Buaya (Aloe vera (L.) Burm. f.) Terhadap
Browning Buah Pisang Kepok (Musa paradisiaca L.)”.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
baik secara moril maupun materil. Untuk itu dengan terselesainya skripsi ini penulis
ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada :
1. Bapak Drs. Suratman, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. M. Kanedi, M.Si. selaku Ketua Jurusan Biologi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
3. Ibu Dra. Martha Lulus Lande, M.P., selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah
memberikan ilmu, bimbingan, masukan, arahan, kritik, saran serta motivasi selama
pembuatan skripsi ini.
4. Bapak Ir. Zulkifli M. Sc., selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah dengan sabar
memberikan ilmu, bimbingan, arahan, masukan, dan motivasi untuk kesempurnaan
skripsi ini.
5. Ibu Dr. Sri Wahyuningsih, M.Si., selaku Dosen Penguji Utama yang senantiasa
memberikan masukan, arahan, dan nasihat yang membangun, serta ide dan
motivasi untuk kesempurnaan skripsi ini.
6. Mamakku Marijem dan Ayahku M. Ridwan S., Kakak Dr. Halimatus Sahdiah S,
dan kedua adik Fadillah Hanna Maryam dan M. Aulia Amana S. selaku keluarga
penulis yang memberikan doa, mendukung, membimbing, memberi kasih dan
sayang, semangat dan motivasi tiada hentinya kepada penulis, semoga selalu
dalam lindungan Allah SWT.
7. Ibu Rochmah Agustrina, Ph.D. selaku Sekretaris Jurusan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Lampung.
8. Bapak Ir. Salman Farisi, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik.
9. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Biologi FMIPA Unila terimakasih atas ilmu dan
bimbingan yang telah diberikan selama penulis melaksankan studi di Jurusan
Biologi.
10. Karyawan dan staf serta laboran di Jurusan Biologi yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini.
11. Sahabat-sahabatku Edelyn Stephani Salim, Garinda Linggar Nasansia, Vina
Sri Setyorini, Wilujeng Ratu Ayomi, Dian Putri Sani dan Elsi Diana yang telah
memberikan semangat, canda, tawa, doa, dan dukungan kepada penulis.
12. Teman-teman Biologi angkatan 2015 terima kasih atas kebersamaan selama ini.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam skripsi ini
jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana
ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, 18 Juli 2019
Penulis,
Rima Novianti
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL DALAM ...................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................ v
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vi
MOTTO .......................................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... ix
SANWACANA ............................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah .............................................................. 1
B. Tujuan Penelitian ................................................................................ 2
C. Manfaat Penelitian .............................................................................. 3
D. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 3
E. Hipotesis ............................................................................................. 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Tanaman Pisang Kepok ..................................................... 5
1. Klasifikasi ...................................................................................... 5
2. Botani Pisang ................................................................................. 5
3. Habitat Tumbuhan .......................................................................... 12
4. Kandungan Gizi dan Manfaat ........................................................ 13
5. Browning pada Buah-buahan dan Sayur-sayuran .......................... 15
6. Karbohidrat dan Gula Pereduksi .................................................... 16
B. Deskripsi Lidah Buaya ...................................................................... 17
1. Klasifikasi ..................................................................................... 17
2. Botani Tanaman Lidah Buaya ....................................................... 18
3. Manfaat ......................................................................................... 19
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat ............................................................................ 21
B. Alat dan Bahan .................................................................................. 21
C. Rancangan Percobaan ....................................................................... 22
D. Variabel dan Parameter ..................................................................... 23
E. Pelaksanaan ....................................................................................... 24
1. Penyiapan Larutan Asam Sitrat ......................................................... 24
2. Penyiapan Larutan Lidah Buaya ....................................................... 24
3. Penyiapan Satuan Percobaan............................................................. 24
4. Pemberian Perlakuan ......................................................................... 24
5. Pengukuran Parameter ...................................................................... 24
1. Indeks Browning ........................................................................... 24
2. Kandungan Karbohidrat Terlarut Total ......................................... 25
3. Kurva Standar Glukosa ................................................................. 25
6. Penentuan Aktifitas Enzim Dehidrogenase ....................................... 26
F. Analisis Data ...................................................................................... 26
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................. 27
1. Perubahan Warna Buah Pisang Kepok Putih Setelah 72 Jam
Dalam Aquadest, Larutan Lidah Buaya dan Asam Sitrat ............. 27
2. Indeks Browning ........................................................................... 28
3. Kandungan Karbohidrat Terlarut Total ......................................... 29
4. Aktivitas Enzim Dehidrogenase .................................................... 32
B. Pembahasan ....................................................................................... 33
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................ 38
B. Saran .................................................................................................. 38
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 39
LAMPIRAN ................................................................................................... 44
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kandungan Zat Gizi Pisang ............................................................... 14
Tabel 2. Kandungan Zat Gizi Lidah Buaya per 100 gram .............................. 20
Tabel 3. Notasi faktor, Taraf dan Kombinasi Perlakuan .................................. 22
Tabel 4. Rata-rata Indeks browning Buah Pisang Kepok Putih setelah
Perlakuan Asam Sitrat dan Lidah Buaya .......................................... 28
Tabel 5. Rata-rata Kandungan Karbohidrat Terlarut Total .............................. 30
Tabel 6. Rata-rata, Standard deviasi, Ragam, Standard error, Koefisien
Keragaman dan Selang Kepercayaan Indeks browning ..................... 44
Tabel 7. Absolute Residual Value .................................................................... 44
Tabel 8. Analisis ragam Vassar Stat Online (Two Way Anova), Uji Tukey
Pengaruh Asam Sitrat dan Ekstrak Lidah Buaya terhadap Indeks
browning Buah Pisang Kepok ............................................................ 45
Tabel 9. Analisis ragam Vassar Stat Online (Two Way Anova), Uji Tukey
Pengaruh Asam Sitrat dan Ekstrak Lidah Buaya terhadap Kandungan
Karbohidrat Terlarut Total Buah Pisang Kepok ................................ 46
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Buah Pisang Kepok ........................................................................ 11
Gambar 2. Reaksi Enzimatis oleh PPO (Queiroz dkk, 2008) .......................... 15
Gambar 3. Tanaman Lidah Buaya ................................................................... 18
Gambar 4. Daun Lidah Buaya .......................................................................... 19
Gambar 5. Tata Letak Sampel yang Diletakkan Secara Acak ......................... 23
Gambar 6. Perubahan Warna Buah Pisang Kepok Setelah 72 Jam ................. 27
Gambar 7. Main effect Asam Sitrat terhadap Indeks browning
Buah Pisang Kepok ........................................................................ 29
Gambar 8. Kurva Interaksi Antara Asam Sitrat dan Lidah Buaya Terhadap
Kandungan Karbohidrat terlarut total Buah Pisang Kepok........... 30
Gambar 9. Aktivitas Enzim Dehidrogenase ..................................................... 32
Gambar 10. Data Karbohidrat Menggunakan Perhitungan Vassarstats.net ..... 47
Gambar 11. Data Browning Menggunakan Perhitungan Vassarstats.net ........ 48
Gambar 12. Proses Penggerusan Buah Pisang Kepok ..................................... 49
Gambar 13. Proses Penambahan Larutan Asam Sulfat .................................... 49
Gambar 14. Proses Untuk Menghomogenkan Sampel Penelitian ................... 50
Gambar 15. Sampel Buah Pisang Kepok di Dalam Tabung Reaksi yang
Sudah Siap Di Spektro ................................................................. 50
Gambar 16. Sampel Enzim Dehidrogenase yang didiamkan Selama 48 jam 51
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah
Pisang kepok merupakan salah satu buah pisang yang enak dimakan setelah diolah
terlebih dahulu. Pisang kepok memiliki bentuk buah yang sedikit pipih dan kulit
yang tebal, jika sudah matang warna kulit buahnya menjadi kuning. Pisang kepok
mempunyai banyak jenis, tetapi yang lebih dikenal adalah pisang kepok putih dan
pisang kepok kuning. Warna buahnya sesuai dengan nama jenis pisang tersebut
yaitu putih dan kuning. Pisang kepok kuning memiliki rasa yang lebih enak
dibandingkan dengan pisang kepok putih sehingga lebih disukai oleh masyarakat
(Prabawati dkk, 2008).
Menurut Prabawati dkk (2008), pisang kepok mempunyai kulit yang sangat tebal
dan berwarna kuning kehijauan serta bernoda cokelat, lalu memiliki daging yang
rasa buahnya manis. Pisang kepok tumbuh di suhu optimum pertumbuhannya
sekitar 270C dan suhu maksimum sekitar 380C. Bentuk buah pisang kepok gepeng
dan bersegi. Ukuran buahnya kecil, panjangnya sekitar 10-12 cm dan beratnya 80-
120 gram. Pisang kepok memiliki warna daging buah kuning dan putih.
2
Browning merupakan perubahan kecokelatan pada buah yang terjadi akibat proses
enzimatik oleh polifenol oksidasi. Umumnya perubahan browning sering terjadi
pada buah-buahan seperti pisang, pear, salak, pala, dan apel. Perubahan browning
terbagi menjadi dua bagian yaitu enzimatik dan non enzimatik. Bahan pangan
sayur dan buah dapat dengan mudah mengalami pencokelatan jika bahan pangan
tersebut terkelupas atau dipotong. Browning (pencokelatan) merupakan proses
pembentukan pigmen berwarna kuning yang nantinya akan berubah menjadi
cokelat gelap (Rachmawan, 2001).
Asam sitrat adalah salah satu asam organik penting dalam kehidupan manusia,
karena cukup banyak digunakan dalam dunia industri. Sekitar 70% dari asam sitrat
yang dihasilkan digunakan dalam industri makanan dan minuman untuk berbagai
keperluan, sedangkan 12% digunakan dalam industri obat-obatan dan sekitar 18%
untuk kegunaan industri lainnya (Kareem SO dan Rahman RA, 2011).
Lidah buaya mempunyai kandungan zat aloe emodin, yaitu sebuah senyawa
organik dari golongan antrokuinon yang mengaktivasi jenjang sinyal insulin
seperti pencerap insulin-beta dan -substrat1, fosfatidil inositol-3 kinase dan
meningkatkan laju sintesis glikogen dengan menghambat sehingga sangat berguna
untuk mengurangi rasio gula darah (Wahyono dan Kusnandar, 2002).
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah asam sitrat, lidah buaya,
dan campuran asam sitrat dan lidah buaya dapat menurunkan indeks browning
3
buah pisang kepok , dan apakah penurunan indeks browning berkolerasi dengan
perubahan kandungan karbohidrat terlarut total dan aktivitas enzim dehidrogenase
buah pisang kepok.
C. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberi informasi ilmiah tentang pengaruh
fisiologi asam sitrat dan lidah buaya terhadap proses browning buah pisang kepok.
Dari segi teknologi pasca panen hasil penelitian ini diharapkan dapat diterapkan
dalam upaya meningkatkan kualitas buah pisang kepok.
D. Kerangka Pemikiran
Asam sitrat dan lidah buaya adalah salah satu asam organik yang dapat
memperlambat proses browning pada pada buah-buahan dan sayur-sayuran.
Efektivitas asam sitrat sebagai senyawa anti browning sangat bergantung pada
konsentrasi yang digunakan. Asam sitrat menghambat aktivitas enzim polifenol
oksidase yang ditunjukkan oleh penurunan indeks browning. Pemotongan dan
pengupasan buah pisang kepok sering kali menyebabkan browning. Asam sitrat
merupakan senyawa yang dapat menghambat browning pada buah pisang kepok.
Berdasarkan fakta diketahui bahwa potensi asam sitrat sebagai senyawa anti
browning sangat bergantung terhadap konsentrasi yang digunakan. Oleh sebab itu
tingkat penghambatan aktivitas PPO atau penurunan indeks browning buah pisang
kepok sangat bergantung pada konsentrasi asam sitrat karena berpengaruh
terhadap penghambatan aktivitas enzim polifenol oksidase yang ditunjukkan oleh
4
indeks browning. Asam sitrat menyebabkan penurunan indeks browning pada
buah pisang kepok, maka proses fisiologi lainnya seperti hidrolisis pati dan reaksi-
reaksi redoks juga akan mengalami perubahan. Lidah buaya digunakan karena
mengandung komponen glikomanan yang mampu menghambat kerusakan setelah
buah pisang mengalami pemotongan. Untuk mengevaluasi potensi asam sitrat dan
lidah buaya sebagai senyawa anti browning buah pisang kepok maka pendekatan
yang dilakukan adalah dengan membandingkan indeks browning, karbohidrat
terlarut total, dan penentuan aktifitas enzim dehidrogenenase buah pisang kepok
yang diberi perlakuan asam sitrat dan lidah buaya dengan buah pisang kepok yang
tidak diberi perlakuan.
E. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Asam sitrat dan lidah buaya mempengaruhi indeks browning, dan karbohidrat
terlarut total buah pisang kepok.
2. Ada hubungan linear antara indeks browning dengan kandungan karbohidrat
terlarut total buah pisang kepok.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Tanaman Pisang Kepok
1. Klasifikasi
Klasifikasi tanaman pisang kepok menurut Cronquist (1981), adalah:
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Zingiberales
Suku : Musaceae
Marga : Musa
Jenis : Musa paradisiaca L.
2. Botani Pisang
Tanaman pisang termasuk dalam golongan terna monokotil tahunan berbentuk
pohon yang tersusun atas batang semu. Batang semu merupakan tumpukan
pelepah daun yang tersusun secara teratur. Percabangan tanaman bertipe
6
simpodial dengan meristem ujung memanjang dan membentuk bunga lalu
buah. Bagian batang bawah pisang menggembung berupa umbi yang disebut
bonggol. Pucuk lateral muncul dari kuncup tidak pada bonggol yang
selanjutnya tumbuh menjadi tanaman pisang. Buah pisang umumnya tidak
berbiji atau bersifat partenokarpi. Pisang memiliki bunga majemuk, yang tiap
kuncup bunga dibungkus oleh seludang berwarna merah kecokelatan.
Seludang akan lepas dan jatuh ke tanah jika bunga telah membuka. Bunga
betina akan berkembang dan tetap tertutup oleh seludang dan disebut sebagai
jantung pisang, tiap kelompok bunga disebut sisir, yang tersusun dalam
tandan. Jumlah sisir betina antara 5-15 buah (Rukmana, 1999).
Tanaman pisang kepok (Musa paradisiaca L.) adalah jenis pisang olahan
yang sering diolah menjadi olahan pisang goreng pada berbagai macam
variasi dan sangat cocok diolah menjadi keripik, dan aneka olahan tradisional.
Pisang ini bisa digunakan sebagai alternatif pangan pokok karena
mengandung karbohidrat yang tinggi, sehingga dapat menggantikan sebagian
konsumsi beras dan terigu (Prabawati dkk, 2008).
Akar pisang kepok memiliki akar serabut, berdiameter 0,5 - 1 cm, berbentuk
silinder. Akar yang menjalar ke samping rata-rata panjangnya adalah 4 - 5 m
dan hanya 75 - 150 cm untuk tumbuh ke dalam tanah. Akar ini keluar dalam
kelompok-kelompok yang terdiri dari 3 - 4 akar. Anatomi akar tersusun atas
jaringan epidermis, sistem jaringan dasar berupa (korteks, endodermis, dan
empulur) yang sistem berkas pembuluhnya terdiri dari xylem dan floem
7
(Tjahjadi, 1991). Batang pisang dibedakan menjadi dua macam yaitu batang
asli yang disebut bonggol dan batang semu atau juga batang palsu. Bonggol
berada di pangkal batang semu dan berada di bawah permukaan tanah serta
memiliki banyak mata tunas yang merupakan tempat tumbuhnya akar
(Rukmana, 2006).
Batang semu terbentuk dari pelepah daun yang membesar pada pangkalnya
dan mengumpul membentuk struktur berselang seling sehingga tampak
sebagai batang (pseudo stem). Batang pisang yang sebenarnya berada di tanah
dan terkadang muncul ke permukaan tanah berbentuk umbi yang tumbuh akar
dan tunas. Secara umum batang terdiri atas epidermis yang berkutikula dan
kadang terdapat stomata (Nakasone, 1998).
Menurut Djulkarnain (1998) batang pohon pisang kepok memiliki bahan aktif
yaitu saponin, antrakuinon, kuinon yang dapat menghilangkan rasa sakit, dan
merangsang pembentukan sel-sel baru pada kulit. Kandungan lignin yang
terdapat pada batang pisang kepok membantu peresapan senyawa pada kulit
sehingga dapat digunakan untuk mengobati luka memar, luka bakar, bekas
gigitan serangga, dan sebagai anti radang.
Daun pisang letaknya tersebar, dan memiliki helaian daun berbentuk lanset
memanjang yang panjangnya sekitar 30-40 cm. Daun yang paling muda
tumbuh memanjang dan terbentuk pada bagian tengah dari tanaman.
Kemudian membuka secara progresif. Helaian daun memiliki bentuk lanset
8
memanjang, mudah koyak, dan memiliki panjang 1,5-3m, lebar 30-70 cm,
permukaan bawah daun pada daun pisang berlilin, tulang tengah penopangnya
jelas dan disertai tulang daun yang nyata, tersusun menyirip dan sejajar
(Suyanti dan Satuhu, 1992).
Subartento (2006) mendiskripsikan daun pisang sebagai berikut : Secara
fisiologis pisang memiliki daun yang berwarna hijau tua ketika dewasa dan
berwarna hijau muda pada daun yang masih muda kecuali untuk beberapa
spesies. Daun pisang mempunyai bercak merah pada lembaran daun dan ibu
tulang daunnya. Daun pisang pada waktu muda menggulung, sedangkan daun
yang telah dewasa berbentuk lonjong dan pertulangan daunnya menyirip.
Perlekatan daun pisang pada batang membentuk roset batang. Daun pisang
memiliki helai daun lebih panjang dari tangkai daunnya.
Selanjutnya Subartento (2006) juga menjelaskan daun pisang memiliki
pelepah daun yang besar dari tangkai daunnya. Daun pisang memiliki pelepah
daun yang membesar dan mengumpul berselang-seling membentuk suatu
struktur seperti batang yang disebut pseudo stem. Memiliki kutikula di bawah
permukaan daun untuk mencegah terjadinya penguapan berlebih, sedangkan
permukaan bawah daun dilapisi lapisan lilin tebal yang berfungsi menahan air
agar tidak membasahi daun. Secara anatomi daun tumbuhan tersusun atas
epidermis yang berkutikula dan terdapat stomata atau trikoma.
9
Pisang memiliki bunga majemuk yang pada setiap kuncup bunga dibungkus
oleh seludang berwarna merah kecokelatan. Seludang akan lepas dan jatuh ke
tanah jika bunga telah membuka. Bunga betina berkembang secara normal,
sedangkan bunga jantan tidak berkembang dan tetap tertutup oleh seludang
yang disebut sebagai jantung pisang. Pada setiap kelompok bunga disebut
sisir, yang tersusun di dalam tandan. Jumlah sisir pada betina 5-15 buah. Buah
pada pisang kepok ini merupakan buah buni berbentuk bulat memanjang dan
membengkok, tersusun seperti sisir dua baris, dengan warna kulit hijau,
kuning, dan coklat. Kelompok buah atau sisir terdiri dari beberapa buah
pisang. Berbiji atau tanpa biji, bijinya kecil, bulat, dan warna hitam Bentuk
buah pisang kepok bersegi dan agak gepeng. Karena bentuknya gepeng, ada
yang menyebutnya sebagai pisang gepeng. Ukuran buahnya kecil, panjangnya
sekitar 10-12 cm dan beratnya 80-120 g. Kulit buahnya berwarna kuning
kehijauan dan sangat tebal (Suhardiman, 1997).
Tanaman pisang bisa ditanam dan tumbuh dengan baik pada berbagai macam
topografi tanah, baik tanah datar ataupun tanah miring. Produktivitas pisang
yang optimum akan menghasilkan pisang yang ditanam pada tanah datar pada
ketinggian di bawah 500 m di atas permukaan laut (dpl) dan keasaman tanah
pada pH 4,5-7,5. Suhu harian berkisar antara 25 o - 27 o C dengan curah hujan
2000-3000 mm/tahun (Satuhu dan Supriyadi, 1990).
10
Morfologi tanaman pisang terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya daun,
batang, akar, bunga dan buah, untuk lebih lengkap tentang ciri-ciri tanaman pisang
bisa dilihat dibawah ini:
Daun
Tanaman pisang merupakan tanaman berdaun lebar, panjang daun bisa mencapai 2
meter dengan lebar 40-50 cm yang dipisahkan dengan tangkai daun, posisi tangkai
daun membelah daun menjadi 2 bagian, daun pisang mempunyai garis-garis
ditepian daun sehingga daun mudah sekali robek.
Batang
Tanaman pisang memiliki tinggi 2-3 meter tergantung jenis pisang, batang
langsung terhubung dengan akar dan bonggol pisang, bentuk batang bulat dengan
dilapisi pelepah di bagian batangnya, batang pisang mempunyai kadar air yang
tinggi sehingga mudah untuk ditebas.
Akar
Dengan digolongkan ke dalam kelas monokotil, tanaman pisang mempunyai
perakaran yang serabut dengan berpusat pada bonggol pisang, perakaran pisang
tidak terlalu dalam masuk ke dalam tanah sehingga tanaman pisang mudah roboh
jika tanah bertekstur gembur, pada bagian bonggol tumbuh tunas baru.
Bunga
Bunga tanaman pisang berwarna kuning, dengan dilapisi kelopak bunga yang
berwarna merah, kita sering menyebut bunga pisang dengan sebutan jantung
pisang, letak bunga di ujung tandang buah pisang. Bunga tanaman ini merupakan
bunga yang sempurna yang terdiri dari jantan dan betina
11
Buah
Buah pisang mempunyai warna kuning saat matang dan hijau pada saat masih
mentah, buah pisang terletak pada sisir tanaman yang menempel pada tandan
pisang, setiap sisir terdapat 10-20 buah pisang, sedangkan setiap tandan memiliki
6-20 sisir pisang (Pertanian, 2017).
Gambar 1. Buah pisang kepok
A. Tangkai buah ; B. Buah pisang
Sumber: Safitrah, 2017
Tumbuhan pisang berasal dari Asia Tenggara, menyebar dari India sampai Polinesia
(Simmonds, 1962). Pisang adalah tumbuhan monokotiledon dalam genus Musa.
Tumbuhan pisang merupakan terna raksasa, umumnya sampai 3 m tingginya, dengan
tanpa lignifikasi atau penebalan sekunder batang yang merupakan karakteristik pohon
(Tomlinson, 1969). Pusat keragaman berada di Malaysia dan Indonesia
(Daniells dkk, 2001). Dan memiliki keragaman yang cukup besar terutama pada
pinggiran hutan hujan tropis (Wong dkk, 2002).
B
A
A
12
3. Habitat Tumbuhan
Pisang dapat ditanam di dataran rendah pada suhu 21o C – 32o C dan
beriklim lembab. Lahan yang datar dengan kemiringan 8o adalah tofografi
lahan yang baik untuk tumbuhan pisang (daerah tropis antara 16 o LU – 12o
LS). Pisang akan berhenti tumbuh dan akhirnya mati pada suhu kurang dari
13o C dan lebih dari 38oC (Suyanti dan Ahmad, 2008).
Hampir disetiap tempat dapat dengan mudah ditemukan tumbuhan pisang.
Iklim tropis basah, lembab, dan panas mendukung pertumbuhan pisang.
Tumbuhan pisang ini toleran akan ketinggian dan kekeringan. Pisang di
Indonesia umumnya dapat tumbuh di dataran rendah sampai ke pegunungan
setinggi 2.000 m di bawah permukaan laut (dpl). Pisang kepok, tumbuh baik
sampai ketinggian 1.000 m dpl. Pisang masih dapat tumbuh di daerah
subtropis. Pisang masih bisa tumbuh pada kondisi tanpa air karena air
disuplai dari batangnya yang berair tetapi produksinya tidak dapat
diharapkan (Ida, 2011).
Pisang sebaiknya ditanam pada tanah dengan kandungan bahan organik dan
kesuburan yang tinggi serta ditanam pada tanah dengan pH 4,5 – 7,5.
Tekstur tanah dapat berupa pasir hingga liat. Tanah yang kaya akan humus
baik untuk pertumbuhan dan produksi pisang. Curah hujan yang baik untuk
pertumbuhan pisang berkisar 1500 – 3800 mm per tahun. Cahaya matahari
13
yang penuh diperlukan untuk pertumbuhan yang baik
(Nakasone and Paull, 1998).
Hal yang menghambat pertumbuhan pisang adalah angin topan dan kumbang
yang dapat merusak daun serta mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan ini.
Pisang dapat tumbuh di tanah yang kaya humus, dan tanah yang
mengandung kapur. Pisang sebaiknya ditanam di tanah berhumus dengan
pemupukan. Air harus selalu tersedia tetapi tidak boleh menggenang karena
tumbuhan pisang harus diairi berkali-kali.Tanah harus mudah dalam meresap
air. Pisang tidak hidup pada tanah yang mengandung garam 0,07%
(Ida, 2011).
4. Kandungan Gizi dan Manfaat
Semua jenis buah pisang memiliki kandungan gizi yang berbeda-beda. Rata-
rata dalam setiap 100 g daging buah pisang mengandung air sebanyak 70 g,
protein 1,2 g, lemak 0,3 g, pati 2,7 g, dan serat 0,5 g. Buah pisang juga kaya
akan potassium, sebanyak 400 mg/100 g. Potassium merupakan bahan
makanan untuk diet karena mengandung nilai kolestrol, lemak dan garam
yang rendah. Pisang kaya akan vitamin C, B6, vitamin A, thiamin,
ribaflavin, dan niacin. Energi yang terkandung dalam setiap 100 g daging
buah pisang sebesar 275 kJ – 465 kJ. (Ashari, 2006).
14
Pisang memiliki kandungan vitamin yang tinggi, terutama provitamin A,
yaitu betakaroten, sebesar 45 mg per 100 gram berat kering, sedangkan pada
apel hanya 15 mg. Pisang juga mengandung vitamin B, yaitu tiamin,
riboflavin, niasin, dan vitamin B6 (piridoxin) (Suyanti dan Ahmad, 1992).
Kandungan vitamin B6 pisang cukup tinggi, yaitu sebesar 0,5 mg per 100
gram. Selain berfungsi sebagai koenzim untuk beberapa reaksi dalam
metabolisme, vitamin B6 berperan dalam sintetis dan metabolisme protein,
khususnya serotonin. Serotonin diyakini berperan aktif sebagai
neurotransmitter dalam kelancaran fungsi otak. Vitamin B6 juga berperan
dalam metabolisme energi yang berasal dari karbohidrat
(Suyanti dan Ahmad, 1992).
Tabel 1. Kandungan Zat Gizi Pisang
Zat Gizi Kadar
Air (g) 68,90
Karbohidrat (g) 18,50
Lemak (g) 2,11
Protein (g) 0,32
Kalsium (mg) 715
Fospor (mg) 117
Zat Besi (mg) 1,60
Vitamin B (mg) 0,12
Sumber: Balai Penelitian dan Pengembangan Industri Jatim Surabaya (1982)
15
5. Browning pada Buah-buahan dan Sayur-sayuran
1. Reaksi enzimatis
Kaviya (2012) enzim polifenol oksidase adalah enzim yang memiliki
gugus Cu sebagai kofaktor sehingga dapat mengkatalisis pengikatan
molekul O2 dalam posisi orto dan membentuk gugus hidroksil pada
cincin aromatik yang diikuti oleh proses oksidasi difenol menjadi
kuinon hal ini diperkuat oleh Queiroz dkk, (2008) yang menggambarkan
reaksi enzimatis oleh PPO ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Reaksi enzimatis oleh PPO (Queiroz dkk, 2008).
2. Karakteristik enzim polifenol oksidase
Fenol oksidase, polifenol oksidase (PPO), fenolase atau polifenolase
adalah enzim yang mengkatalisis reaksi oksidasi dalam proses browning
pada buah-buahan dan sayur-sayuran (Winarno, 2002). Enzim PPO adalah
enzim yang mengkatalisis konversi senyawa fenol menjadi melanin
sehingga menyebabkan browning pada buah-buahan dan sayur-sayuran.
Enzim PPO aktif pada pH 3 sampai 8,5, dan aktivitas maksimum enzim
16
polifenol oksidase adalah pada pH 7 (Weller dkk., 2007; Variyar dkk.,
2008).
6. Karbohidrat dan Gula Pereduksi
Karbohidrat merupakan senyawa yang mengandung unsur C, H, dan O
yang terdapat pada tumbuhan hingga 75%. Rumus senyawa kimia
karbohidrat adalah Cn(H2O) (Wiratmaja, 2011). Karbohidrat berada di
jaringan tumbuhan sebagai polisakarida pati dan selulosa serta berbagai
gula sederhana seperti monosakarida, disakarida, dan oligosakarida.
Sebagian besar non-polisakarida larut dalam ethanol dan sering disebut
karbohidrat terlarut dalam ethanol. Hal ini berkaitan dengan ekstraksi dan
penentuan berdasarkan dari jumlah yang larut dalam ethanol hadir dalam
jaringan cauli bunga. (Witham dkk., 1986).
Beberapa kategori pentingnya karbohidrat bagi tumbuhan yaitu : pertama,
karbohidrat menyediakan karbon untuk fungsi dan struktur senyawa dalam
tumbuhan. Kedua, menyediakan energi yang digunakan untuk reaksi
metabolisme. Ketiga, karbohidrat adalah unsur penting struktur jaringan.
Tiga kategori karbohidrat yang utama adalah 1) monosakarida,
2) oligosakarida, 3) polisakarida (Witham dkk, 1986). Istilah karbohidrat
meliputi gula dan polimernya. Karbohidrat yang paling sederhana adalah
monosakarida, gula tunggal yang juga dikenal sebagai gula sederhana.
Disakarida adalah gula ganda, yang terdiri atas dua monosakarida yang
17
dihubungkan melalui kondensasi. Karbohidrat yang merupakan makromolekul adalah
polisakarida, polimer yang terdiri dari banyak gula. Monosakarida paling umum
memiliki peran penting yang utama dalam kimia kehidupan (Campbell dkk., 2002).
Monosakarida adalah karbohidrat dalam bentuk sederhana yang tergolong
berdasarkan nomor atom karbon, oleh sebab itu monosakarida tergolong triosa
(3 atom karbon), pentosa (5 atom karbon), heksosa (6 atom karbon), dan seterusnya.
Monosakarida mungkin juga digolongkan berdasarkan karbonil oksigen bagian dari
kelompok aldehida (aldosa) atau keton (ketosa). Kelompok ini disebut pereduksi
karena ia mudah teroksidasi oleh senyawa yang mudah direduksi, oleh karena itu
kelompok gula ini disebut gula pereduksi (Witham dkk, 1986).
B. Deskripsi Lidah Buaya
1. Klasifikasi
Berikut adalah kedudukan taksonomi dari lidah buaya menurut Cronquist
(1981):
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Liliales
Suku : Aloeaceae
Marga : Aloe
Jenis : Aloe vera (L.) Burm. f.
18
2. Botani Tanaman Lidah Buaya
Lidah buaya masuk pertama kali ke Indonesia sekitar abad ke 17. Tanaman
tersebut dibawa oleh petani keturunan Cina. Tanaman lidah buaya dimanfaatkan
sebagai tanaman hias yang ditanam di pekarangan rumah dan digunakan sebagai
kosmetika untuk penyubur rambut. (Furnawanthi, 2002).
Gambar 3. Tanaman lidah buaya
A. Bunga ; B. Daun
Sumber: Rahmawati, 2007
Jenis yang banyak dikembangkan di Asia, termasuk Indonesia, adalah Aloe
chinensis Baker, yang berasal dari Cina, tetapi bukan asli tanaman Cina. Jenis ini di
Indonesia sudah ditanam secara komersial di Kalimantan Barat dan lebih di kenal
dengan lidah buaya Pontianak, yang di deskripsikan oleh Baker pada tahun 1877.
Ciri-ciri tanaman ini adalah bunga berwarna orange, pelepah berwarna hijau muda,
B
A
19
plepah bagian atas agak cekung, dan mempunyai totol putih di daunnya
(Furnawanthi, 2002).
3. Manfaat
Kandungan dalam lidah buaya menyebabkan tanaman ini menjadi tanaman
multikhasiat. Kandungan tersebut berupa aloin, emodin, resin, lignin, saponin,
antrakuinon, vitamin, mineral, dan lain sebagainya. Selain itu lidah buaya tidak
menyebabkan keracunan baik pada tanaman ataupun pada hewan, sehingga dapat
digunakan dalam industri dengan diolah menjadi gel, serbuk, ekstrak, pakan
ternak, atau berbagai produk yang lain (Suryowidodo, 1988).
Gambar 4. Daun lidah buaya
A. Penampang melintang daun lidah buaya ; B. Daun lidah buaya
Sumber: Puspita, 2017
Masing-masing kandungan dalam lidah buaya memiliki efek yang berbeda.
Saponin pada lidah buaya mempunyai efek yang dapat membunuh kuman.
Antrakuinon dan kuinon berperan sebagai antibiotik dan penghilang rasa sakit.
A
B
20
Aloin dapat berperan sebagai obat pencahar. Lignin pada gel lidah buaya mampu
menembus ke dalam kulit sehingga membantu mencegah hilangnya cairan tubuh
dari permukaan kulit (Suryowidodo, 1988).
Tabel 2. Kandungan Zat Gizi Lidah Buaya per 100 gram
Zat gizi Kandungan per 100 gram
bahan
Energi (kal) 4,00
Protein (g) 0,10
Lemak (g) 0,20
Serat (g) 0,30
Abu (g) 0,10
Kalsium (mg) 85,00
Fosfor (mg) 186,00
Besi (mg) 0,80
Vitamin A (IU) 4,594
Vitamin B1 (mg) 0,01
Kadar air (g) 99,20
Vitamin C (mg) 3,476
Sumber: Departemen Kesehatan RI , 1992
21
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2019 di Laboratorium Botani I,
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lampung.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah beaker glass, erlenmeyer, gelas
ukur, tabung reaksi dan raknya, mortar dan penggerus, pipet volume, pipet tetes,
cawan petri, neraca digital, pisau, tissue, kertas label, kapas, sentrifuge dan
spektrofotometer.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah pisang kepok putih yang
diperoleh dari pasar di Bandar Lampung, asam sitrat, lidah buaya, aquadest,
fenol, metilen blue, reagen Benedict dan H2SO4.
22
C. Rancangan Percobaan
Penelitian ini dilakukan dalam percobaan faktorial 2 × 3. Faktor A adalah lidah
buaya dengan 2 taraf konsentrasi: 0% b/v dan 10% b/v. Faktor B adalah asam
sitrat dengan 3 taraf konsentrasi: 0% b/v, 2% b/v, dan 4% b/v. Setiap kombinasi
perlakuan diulang 4 kali ulangan sehingga jumlah satuan percobaan adalah 24.
Notasi faktor, taraf dan kombinasi perlakuan ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 3. Notasi faktor, taraf dan kombinasi perlakuan
FAKTOR b (Asam Sitrat)
a (Lidah
Buaya)
Taraf b1 b2 b3
a1 a1b1 a1b2 a1b3
a2 a2b1 a2b2 a2b3
Keterangan:
a1b1 = 0% lidah buaya dan 0% asam sitrat
a2b1 = 10% lidah buaya dan 0% asam sitrat
a1b2 = 0% lidah buaya dan 2% asam sitrat
a2b2 = 10% lidah buaya dan 2% asam sitrat
a1b3 = 0% lidah buaya dan 4% asam sitrat
a2b3 = 10% lidah buaya dan 4% asam sitrat
23
Gambar 5. Tata letak sampel yang diletakkan secara acak
Keterangan:
a1 : 0% lidah buaya
b2 : 10% lidah buaya
b1 : 0% asam sitrat
b2 : 2% asam sitrat
b3 : 4% asam sitrat
u1-u4 : ulangan
D. Variabel dan Parameter
Variabel dalam penelitian ini adalah indeks browning, kandungan karbohidrat
terlarut total, aktifitas enzim dehydrogenase, dan level gula pereduksi.
Parameter kuantitatif dalam penelitian ini adalah nilai tengah dari indeks
browning, kandungan karbohidrat terlarut total, dan aktifitas enzim
dehydrogenase, sedangkan parameter kualitatif adalah gula pereduksi.
24
E. Pelaksanaan
Penelitian ini dilakukan dalam 4 tahap yaitu : penyiapan satuan percobaan,
pemberian perlakuan, pengukuran parameter, dan analisis data.
1. Penyiapan larutan asam sitrat
100 ml dengan 3 taraf konsentrasi: 0% b/v, 2% b/v, dan 4% b/v.
2. Penyiapan larutan lidah buaya
dengan 2 taraf konsentrasi: 0% b/v dan 10% b/v.
3. Penyiapan satuan percobaan
Buah pisang kepok putih dengan tingkat kematangan dan ukuran yang relatif
seragam dipotong dengan ketebalan 1 cm.
4. Pemberian perlakuan
100 ml asam sitrat dengan konsentrasi masing-masing 0% b/v (kontrol); 2%
b/v; 4% b/v disiapkan dalam 6 beaker glass. Sebanyak 5 potongan buah pisang
kepok putih dimasukkan kedalam masing-masing beaker glass dan dibiarkan
selama 10 menit.
5. Pengukuran parameter
1. Indeks browning
Penentuan indeks browning menurut Jeong dkk, (2008). Potongan buah
pisang kepok putih 1gram dari setiap ulangan digerus sampai halus dalam
mortar dan ditambahkan 10 ml aquades. Estrak disaring kedalam Enlemeyer
25
dengan kertas saring Whatman no 1. Absorbansi diukur menggunakan
spektrofotometer uv pada panjang gelombang 420 nm.
2. Kandungan karbohidrat terlarut total
Kandungan karbohidrat terlarut total ditentukan berdasarkan metoda fenol
sulfur. 1 gram buah pisang kepok putih digerus sampai halus dalam mortar, lalu
ditambah 100 ml aquades. Estrak disaring ke dalam enlenmeyer dengan
mengguanakan kertas saring Whatman no1. Ekstrak pisang diambil 1 ml dan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Selanjutnya 2 ml larutan H2SO4 pekat dan 1
ml larutan fenol ditambahkan pada ekstrak tersebut. Tabung reaksi didiamkan
beberapa saat, warna coklat kemerahan menunjukkan adanya karbohidrat
terlarut. Nilai absorbsansi diukur dengan spektrofotometer uv pada panjang
gelombang 490 nm. Nilai absorbansi setiap ekstrak pisang dicatat. Kandungan
karbohidrat ditentukan berdasarkan kurva standar glukosa dan dinyatakan dalam
satuan mg/g.
3. Kurva Standar Glukosa
Sebanyak 10 mg glukosa dilarutkan dalam 100 ml aquades. Selanjutnya 0,2 ; 0,4
; 0,6 ; 0,8 dan 1ml larutan glukosa di pipet kedalam 5 tabung reaksi yang sudah
diberi label konsentrasi glukosa. Volume disesuaikan menjadi 3 ml dengan
menambahkan aquades. 2 ml asam sitrat dan 1 ml fenol ditambahkan ke setiap
tabung reaksi, diaduk rata dan diinkubasi sampai warnanya merah kecoklatan.
Absorbansi diukur dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 490 nm.
26
Kurva standar diplot dengan sumbu X sebagai konsentrasi dan sumbu Y sebagai
absorbansi.
6. Penentuan Aktivitas Enzim Dehidrogenase
Aktifitas enzim dehidrogenase diukur berdasarkan metoda methylene blue
(Witham dkk, 1986). Daging buah pisang dipotong dengan ukuran 1 cm, dan buah
pisang dimasukkan ke tabung reaksi ditambah methylen blue sebanyak 0,025%.
Tabung reaksi ditutup rapat dengan plastik dan diikat dengan karet gelang, dan
diinkubasi selama 24 jam. Perubahan warna ditentukan berdasarkan absorbansi
larutan pada panjang gelombang 600nm. Sebagai kontrol adalah daging buah
pisang yang telah dinonaktifkan enzim dehidrogenasenya dengan cara direndam
dalam air panas selama 20 menit. Aktivitas enzim dehidrogenase ditunjukkan oleh
transmisi larutan methylen blue. Semakin besar transmisi maka semakin bening
larutan, maka semakin tinggi aktifitas enzim dehidrogenase.
F. Analisis Data
Homogenesis ragam ditentukan dengan uji Levene pada taraf nyata 5 %. Analisis
ragam dan uji BNT dilakukan pada taraf nyata 5 % jika interaksi antara asam sitrat
dan lidah buaya nyata. Simple effect lidah buaya pada setiap konsentrasi
asam sitrat.
38
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Asam sitrat dengan konsentrasi 2% dapat menurunkan indeks browning
buah pisang kepok sebanyak 29%.
2. Ekstrak yang terdapat pada lidah buaya dengan konsentrasi 10% dapat
menurunkan kandungan karbohidrat terlarut total buah pisang kepok putih
sebanyak 8%.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian terhadap browning buah pisang kepok putih
dengan menggunakan campuran asam organik lainnya dengan lidah buaya.
39
DAFTAR PUSTAKA
Ariska, P. 2017. Manfaat Lidah Buaya. https://lifestyle.kompas.com/read/2017/11/04
083353220/10-manfaat-lidah-buaya-yang-jarang-diketahui. Diakses pada 11
November 2018. Pukul 02.13.
Campbell, N.A., Mitchell, L. G., dan Reece, J.B. 2002. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Cheng, G.W., and crisoto, C.G. 2005. Browning potential, phenolic composition, and
Polyphenoloxidase activity pf buffer extracts of peach and nectarine skin
tissue. J. Amer Soc. Hort. Sct. 120 (5):835-838.
Cronquist, A. 1981. An Integrated System of Classification of Flowering Plants. New
York. Columbia University Press.
Daniells, J., Jenny, C., Karamura, D., Tomekpe, K., Arnaud, E., and Sharrock, S.
2001. Musalogue: : A catalogue of Musa Germplasm. Diversity in the Genus
Musa. International Network for the Improvement of Banana and Plantain,
Montpellier, France.
Djulkarnain, H. 1998. Pohon Obat Keluarga. Intisari. Jakarta.
Eksin, N. A. M., and Henderson, H.M. 1971. Biochemistry of Food. Academic Press.
New York.
Ida, D. 2011. Analisis Tumbuhan Pisang. (Internet). Tersedia pada
http://idadhoe.blogspot.co.id/2011/12/analisis-tumbuhan-pisang.html. Diakses
pada tanggal 31 Oktober 2018.
Kareem, S.O, dan Rahman, R.A. 2011. Utilization of Banana Peels for Citric Acid
Production by Aspergillus niger. Agriculture and Biology Journal Of North
America.; 384-387.
Kaviya, R. and Tsuchiya. 2012. Comparative Studies On The Inhibitor of Banana
Peel Polyphenol Oxidase (PPO). Departement of Biotechlogopy, Karamaguru
College of Technology. Coimbatore.
40
Loannou dan Goul, M. 2013. Prevention of enzymatic browning in fruit and
vegetables, European Scientific. 9 (30), 310-341.
Manolopoulou, E. and Varzakar, T, 2011. Effect of Storage Conditions on the
Sensory Quality, Colour and Texture of Fresh- Cut Minimally Processed
Cabbage. Food and nutirition Sciences. 2: 956- 963.
Mardiah E. 1996. Penentuan Aktivitas dan Inhibisi Enzim. Gramedia. Jakarta.
Margono dan Tri. 1993. Buku Panduan Teknologi Pangan. Pusat Informasi Wanita
dalam Pembangunan. PDII-LIPI. Jakarta.
Miller. 1998. Food Chemistry. A Laboratory manual. New York: J Wiley & Sons Inc.
Nakasone. 1998. Healthy Life with Banana. (Internet). Tersedia pada:
Http://www.Nakasone.Byethost13.com/pisang.Html. Diakses pada tanggal 1
April 2016. Nakasone, H. Y., and R. E. Paull. 1998. The Environment
Trofical Fruits. CABI Publishing. New York.
Nussinovitch, A. 1997. Gum Technologi in The Food and Other Industries. Blackie
Academic and Professional. London.
Prabawati, S., Suyanti dan Setyabudi, D. A. 2008. Teknologi Pascapanen dan
Pengolahan Buah Pisang Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Pascapanen Pertanian. Dalam seminar Badan Litbang. Pertanian Departemen
Pertanian Bogor.
Purwanto, Y. A. 2016. Jurnal Keteknikan Pertanian. P-ISSN No. 2407-0475 E-ISSN
No. 2338-8439 4 (2) : 7-11.
Queiroz, C., Lopes, M. L. M., Fialho, E., and Mesquita, V. L. V. 2008. Polyphenol
oxidase: characteristics and mechanisms of browning control, Food Reviews
International. 24, 361–375
Rachmawan. 2001. Pengeringan, Pendinginan, dan Pengemasan Komoditas
Pertanian. Buletin Agroindustri 5:12-23.
Rahmawati. 2007. Pengaruh Ekstrak Daun Lidah Buaya (Aloe vera L.) terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus auresi Secara in vitro. Skripsi. FMIPA.
Unsyiah.
Rahmawati, F. 2008. Pengaruh vitamin C terhadap aktivitas polifenol oksidase buah
Apel merah (Pyrus malus) secara in vitro (skripsi). Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
41
Rukmana, R. 2006. Usaha Tani Pisang. Jakarta. Kanisius.
Safitrah, Y. 2017. Seputar Buah. http://www.seputarbuah.com/manfaat-pisang-
html. Diakses pada 11 November 2018 Pukul 02.01 WIB.
Satuhu dan Supriyadi, 1990. Pisang : Budidaya, Pengolahan, dan Prospek Pasar.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Simmonds, N. 1962. The Evolution of Bananas. Longmans, Green & Co. London.
Song, H.Y., Song, W.S., Song, N.B., and Song, K.B. 2013. Quality Change of Apple
Slices Coated with Aloe vera Gel during Storage. Food Science Vol. 78, Issue
6:C817–C822 (DOI:10.1111/1750-3841.12141).
Subartento. 2006. Kimia Makanan. Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Suhardiman, 1997. Penanganan dan Pengolahan Buah Pasca Panen. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Suryowidodo, C.W. 1988. Lidah Buaya (Aloe vera) sebagai Bahan Baku Industri,
Warta IHP. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil
Pertanian (BBIHP). Bogor.
Suyanti dan Satuhu. 1992. Pisang Budi Daya Pengolahan dan Prospek Pasar.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Suyanti dan Ahmad. 1992. Pisang : Budidaya, Pengolahan, dan Prospek Pasar.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Tomlinson, P. 1969. Anatomy of The Monocotyledons III. Commelinales–
Zingiberales. Oxford: Clarendhon Press.
Tjahjadi. 1991. Taksonomi Tumbuhan Spermathophyta. Gajah Mada University
Press. Yogyakarta.
Wahyono, E. dan Kusnandar. 2002. Khasiat dan Manfaat Tanaman Lidah Buaya.
Pinir Jaya. Bandung.
Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta.
Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta.
Wiratmaja, I. G. 2011. Pembuatan Etanol Generasi Kedua dengan Memanfaatkan