JURNAL REVISI 2
-
Upload
kang-faqih -
Category
Documents
-
view
105 -
download
1
description
Transcript of JURNAL REVISI 2
HUBUNGAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN MOTIVASI HIDUP BERSIH SISWA DENGAN PARTISIFASINYA DALAM
MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH
(Studi pada siswa SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya)
Oleh:DEDI SURYADINNIM : 118101047
Jurnal Elektronik
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam penyelesaian Program Magister Pendidkan pada Program Studi Pendidikan Kependudukan dan lingkungan Hidup
(PKLH)
PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA2013
HUBUNGAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN MOTIVASI HIDUP BERSIH SISWA DENGAN PARTISIFASINYA DALAM
MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH
(Studi pada siswa SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya)
Oleh:DEDI SURYADINNIM : 118101047
Jurnal Penelitian
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam penyelesaian Program Magister Pendidkan pada Program Studi Pendidikan Kependudukan dan lingkungan Hidup
(PKLH)
Pembimbing I, Pembimbing II,
Prof. DR. H. Rudi Priyadi, Ir. M.S. DR. Hj. Nani Ratnaningsih, Dra. M.Pd.
HUBUNGAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN MOTIVASI HIDUP BERSIH SISWA DENGAN PARTISIFASINYA
DALAM MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH
(Studi pada siswa Kelas XII SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya)
Oleh:
DEDI SURYADINNIM : 118101047
ABSTRACT
The research aims to determine the relationship between the implementation of quality management system with the participation of students in the school environment clean maintainer, clean living student motivation to participation in maintaining the cleanliness of the school environment, and determine the relationship between the implementation of quality management systems and clean living student motivation together with participation in maintenance cleanliness school environment.
The research was conducted at SMKN Bantarkalong Tasikmalaya District. The method was descriptive-correlational study involving two independent variables and one dependent variable. The number of samples was 47 respondents drawn completely at random (porposional random sampling). The analysis technique used is the correlation regression analysis and correlation of simple correlation double with two-way ANOVA at a significance level of = 0.05.
Based on the discussion of the results of the research, presented the following conclusions based on the discussion and review of relevant literature and the findings during the study. The conclusion that can be drawn from this study are as follows:(1) This is evidenced by the level of 0.999 and a correlation coefficient of
determination (r2) of 99.8% means that the variation in the variables increase student participation in the maintenance of hygiene and can be explained by the variable application of the quality management system of 99.8%, thus the factors other outside variables such as knowledge about clean living and other variables by 0.2%.
(2) This is evidenced by the level of 0.066 and a correlation coefficient of determination (r2) of 4.2%, which means that the variation of the variable increase student participation in the maintenance of cleanliness of schools can be explained by the variables of clean living student motivation by 4.2%. thus other factors outside variables such as knowledge about clean living and other variables at 95.8%.
(3) This is evidenced by the level of 0.999 and a correlation coefficient of determination (r2) of 99.6%, meaning that an increase in the variable student participation in school hygiene maintenance by 99.6% thus factors other than
these two variables by 0.4% such as knowledge about living a clean and healthy, and other variables.
A B S T R A K
Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penerapan sistem manajemen mutu dengan partisipasi siswa dalam pemelihara kebersihan lingkungan sekolah, motivasi hidup bersih siswa dengan partisipasinya dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah, dan mengetahui hubungan antara penerapan sistem manajemen mutu dan motivasi hidup bersih siswa secara bersama-sama dengan partisipasinya dalam pemeliharaan kebersiahan lingkungan sekolah.
Penelitian dilakukan di SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya. Metode penelitian adalah deskriptif-korelasional dengan melibatkan dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Jumlah sampel seluruhnya adalah 47 responden diambil secara acak (porposional random sampling). Teknik analisis yang dipergunakan adalah analisis regresi korelasi yaitu korelasi sederhana dan korelasi ganda dengan ANAVA dua arah pada taraf signifikansi = 0,05.
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, berikut ini disajikan kesimpulan yang didasarkan atas pembahasan dan kajian kepustakaan yang relevan dan temuan selama penelitian berlangsung. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Dibuktikan dengan tingkat korelasi sebesar 0.999 dan nilai koefisien determinasi
(r2) sebesar 99,8% artinya bahwa variasi peningkatan variabel partisipasi siswa dalam pemeliharaan kebersihan dan dapat dijelaskan oleh variabel penerapan sistem manajemen mutu sebesar 99,8%, dengan demikian faktor-faktor lain diluar variabel tersebut seperti pengetahuan tentang hidup bersih dan variabel lainnya sebesar 0,2 %.
(2) Dibuktikan dengan tingkat korelasi sebesar 0.066 dan nilai koefisien determinasi (r2) sebesar 4,2%, artinya bahwa variasi peningkatan variabel partisipasi siswa dalam pemeliharaan kebersihan sekolah dapat dijelaskan oleh variabel motivasi hidup bersih siswa sebesar 4,2%. dengan demikian faktor-faktor lain diluar variabel tersebut seperti pengetahuan tentang hidup bersih dan variabel lainnya sebesar 95,8 %.
(3) Dibuktikan dengan tingkat korelasi sebesar 0.999 dan nilai koefisien determinasi (r2) sebesar 99,6%, artinya bahwa peningkatan variabel partisipasi siswa dalam pemeliharaan kebersihan sekolah sebesar 99,6% dengan demikian faktor-faktor lain diluar kedua variabel sebesar 0,4% seperti pengetahuan tentang hidup bersih dan sehat, dan variabel lainnya.
Kata Kunci : Penerapan sistem manajemen mutu, motivasi hdup bersih, dan partisipasi.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Masalah kebersihan lingkungan merupakan hal yang penting karena dapat
mempengaruhi kenyamanan hidup. Dalam hal tersebut, masalah hidup bersih pada
sekolah merupakan tanggungjawab semua warga sekolah, tidak hanya
tanggungjawab petugas kebersihan atau para guru saja.
Kebersihan lingkungan sekolah beserta partisipasi warga dalam memelihara
kebersihan lingkungan sekolah merupakan salah satu komponen mutu pendidikan.
Peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan di bidang
pendidikan Nasional dan merupakan bagian integral dari upaya peningkatan kualitas
manusia Indonesia secara menyeluruh.
Sebagai standar mutu , penerapan sistem manajemen mutu sebagai salah satu
faktor yang berpengaruh terhadap mutu sekolah juga akan meningkatkan partisipasi
warga sekolah dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah. Selain penerapan
sistem manajemen mutu, motivasi hidup bersih juga mempengaruhi partisipasi.
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan
seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini
adalah intensitas, arah, dan ketekunan. Motif seringkali diartikan dengan istilah
dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk
berbuat. Jadi motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan
manusia untuk bertingkah-laku, dan di dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan
tertentu.
Selain penerapan sistem manajemen, motivasi hidup bersih memberikan
dampak positif bagi partisipasi dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah.
Dengan demikian, menarik untuk melakukan penelitian tentang masalah kebersihan
lingkungan di sekolah yang menerapkan Sistem Manajemen Mutu. Dalam
kenyataannya di lapangan khususnya di SMKN Bantarkalong masih ada di sekitar
lingkungan sekolah sampah yang berserakan dan kondisi jamban-jamban siswa
masih kotor dan kebersihannya tidak terpelihara. Adapun judul selengkapnya yang
penulis buat dalam penelitian ini adalah : Hubungan Penerapan Sistem Manajemen
Mutu dan Motivasi Hidup Bersih Siswa Dengan Partisipasinya Dalam
Memelihara Kebersihan Lingkungan Sekolah. (Studi pada siswa kelas XII SMK
Negeri Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dan tanpa mengecilkan peranan faktor
lainnya, maka secara operasional masalah dalam penelitian ini dipusatkan pada
pernyataan berikut :
1. Adakah hubungan antara penerapan Sistem Manajemen Mutu dengan
partisipasi siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah?
2. Adakah hubungan antara motivasi hidup bersih siswa dengan partisipasinya
dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah?
3. Adakah hubungan antara penerapan Sistem Manajemen Mutu dan motivasi
hidup bersih siswa dengan partisipasinya dalam memelihara kebersihan
lingkungan sekolah?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari:
1. Hubungan antara penerapan Sistem Manajemen Mutu dengan partisipasi siswa
dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah.
2. Hubungan antara motivasi hidup bersih dengan partisipasi siswa dalam
memelihara kebersihan lingkungan sekolah.
3. Hubungan antara penerapan Sistem Manajemen Mutu dan motivasi hidup
bersih denagan partisipasi siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan
sekolah.
2. KAJIAN PISTAKA
Sistem Manajemen Mutu merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi
dan praktek-praktek standar untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin
kesesuaian dari suatu proses dan produk terhadap kebutuhan atau persyaratan
tertentu. Standar Internasional untuk Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008
didasari oleh 8 Prinsip Manajemen (Gasperz,2002) yaitu :1.Fokus pada pelanggan,2.
Kepemimpinan,3. Pelibatan Orang,4. Pendekatan Proses,5. Pendekatan Sistem pada
Manajemen,6.Pebaikan berkesinambungan,7. Pendekatan fakta pada pengambilan
keputusan, dan 8. Hubungan pemasok yang saling menguntungkan.
Motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal
bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan
persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu,menurut Gray
(dalam Winardi, 2002).
Menurut Handoko, Martin (1992:61), ada dua cara untuk mengukur motivasi,
yaitu :
1. Mengukur faktor-faktor luar tertentu yang diduga menimbulkan dorongan
dalam diri seseorang.
2. Mengukur aspek tingkah laku tertentu yang mungkin menjadi ungkapan dari
motif tertentu.
Pengertian Partisipasi menurut Keith dan John W. Newstrong (dalam Samsul
Maarif 2010:37) dikemukan bahwa : “Partisipasi adalah keterlibatanmental/pikiran
dan emosi/perasaan di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk
memberikan sumbangan kepada kelompok dalam rangkamencapai tujuan serta turut
bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan”. Sedangkan menurut Santoso
Sastro Poetro (1988:15-52) mengatakan bahwa : “Partisipasi adalah keterlibatn
spontan dengan kesadaran disertai tanggung jawab terhadap kepentingan kelompok
untuk mencapai tujuan bersama”.
3. METODE PENELITIAN
3.1 Sampel Dan Sumber Data
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi
Arikunto, 2008, 174). Mengingat jumlah populasinya telah diketahui maka
selanjutnya penulis melakukan pengambilan sampel. Adapun pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 15% dari 296 orang diambil secara acak
( porposional random sampling) yang totalnya berjumlah 47 sampel dengan
pembulatan. Pengambilan sampel dengan cara tersebut diharapkan keterwakilan dari
tiap kelas bisa terwakili sehingga homogenitas sample dapat dihindari, maka
objektivitas penelitian lebih objektif.
Teknik pengumpulan data diusahakan untuk mendapatkan data yang
dibutuhkan dalam analisis penelitian. Angket (kuesioner), yang diberikan kepada
siswa kelas XII SMKN Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya sebagai responden,
dengan cara mengajukan pertanyaan/ pernyataan yang secara logis berhubungan
dengan masalah penelitian dan bersifat pertanyaan tertutup/berstruktur yang
menyangkut pendapat responden.
3.2. Variabel
Dalam penelitian ini melibatkan dua buah variabel bebas dan satu variabel
terikat. Variabel bebas pertama (X1) adalah variabel penerapan sistem manajemen
mutu terhadap partisipasi dalam pemeliharaan kebersihan lingkungan sekolah,
sedangkan variabel bebas (X2) kedua adalah motivasi hidup bersih. Adapun variabel
terikat (Y) berupa partisipasi siswa dalam pemeliharaan kebersihan lingkungan
sekolah. Penelitian ini berfungsi untuk mencari korelasi (r), dengan demikian yang
dipelajari adalah korelasi dan konstribusi variabel bebas dengan variabel terikat,
sehingga kajian ini lebih cenderung bersifat korelasi.
3.3 Instrumen Penelitian
Konsepsi, yang mendasari penyusunan instrumen penelitian ini adalah
untuk menjaring tiga jenis data, yaitu : (1) penerapan sistem manajemen mutu, (2)
motivasi hidup bersih siswa dan (3) partisipasi siswa dalam memelihara kebersihan
lingkungan sekolah.
Untuk menjaring ketiga data tersebut disusun seperangkat instrumen
sebagai berikut: (1) Penerapan sistem manajemen mutu pada penelitian ini diperoleh
dari angket yang disebarkan kepada siswa sebagai sampel penelitian. (2) Motivasi
hidup bersih siswa pada penelitian ini diperoleh dari angket yang disebarkan kepada
siswa sebagai sampel penelitian. (3) Partisipasi siswa dalam memelihara kebersihan
lingkungan didasarkan pada hasil angket yang disebarkan kepada siswa sebagai
sampel penelitian.
Hasil uji coba intrumen :
Uji instrumen dalam penelitian ini mengukur item – item pernyataan dari
penerapan sistem manajmen mutu, motivasi hidup bersih dan partisipasi sebanyak
35 item. Dengan bantuan SPSS 18 dapat diketahui nilai korelasinya. Nilai korelasi
yang diperoleh (nilai korelasi per item dengan total item yang diperoleh setelah
dikorelasikan secara statistik perindividu), selanjutnya di uji pada taraf kepercayaan
yang digunakan ( = 5%), dengan kaidah keputusan : jika r hitung lebih besar dari r
tabel berarti valid, berarti instrumen tersebut memenuhi kriteria validitas sehingga item
tersebut layak digunakan dalam penelitian. Jika r hitung lebih kecil dari r tabel berarti
tidak valid.
Hasil Uji Coba Validitas Variabel Penerapan Sistem Manajemen Mutu
Tabel 1. Hasil Uji Validitas Variabel Penerapan Sistem Manajemen (X1)
Tabel 2. Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi
Hidup Bersih
(X2)
Nomor Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Hasil Uji Validitas
NOMOR1 ,301 ,951 Tidak Valid
NOMOR2 ,019 ,953 Tidak Valid
NOMOR3 ,537 ,950 Valid
NOMOR4 ,551 ,950 Valid
NOMOR5 ,746 ,948 Valid
NOMOR6 ,822 ,948 Valid
NOMOR7 ,178 ,952 Tidak Valid
NOMOR8 ,636 ,949 Valid
NOMOR9 ,811 ,948 Valid
NOMOR10 ,628 ,949 Valid
NOMOR11 ,558 ,949 Valid
NOMOR12 ,749 ,948 Valid
NOMOR13 ,789 ,948 Valid
NOMOR14 ,799 ,948 Valid
NOMOR15 ,687 ,948 Valid
NOMOR16 ,696 ,948 Valid
NOMOR17 ,676 ,949 Valid
NOMOR18 -,089 ,955 Tidak Valid
NOMOR19 -,043 ,956 Tidak Valid
NOMOR20 -,001 ,954 Tidak Valid
NOMOR21 ,880 ,947 Valid
NOMOR22 ,760 ,948 Valid
NOMOR23 ,623 ,949 Valid
NOMOR24 ,792 ,948 Valid
NOMOR25 ,890 ,947 Valid
NOMOR26 ,876 ,947 Valid
NOMOR27 ,704 ,949 Valid
NOMOR28 ,753 ,753 Valid
NOMOR29 ,774 ,620 Valid
NOMOR30 ,833 ,369 Valid
NOMOR31 ,171 ,518 Valid
Nomor Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Hasil Uji Validitas
NOMOR1 ,870 ,950 Valid
NOMOR2 ,709 ,951 Valid
NOMOR3 ,743 ,951 Valid
NOMOR4 ,625 ,952 Valid
NOMOR5 ,380 ,953 Valid
NOMOR6 ,532 ,952 Valid
NOMOR7 ,681 ,951 Valid
NOMOR8 ,914 ,950 Valid
NOMOR9 ,530 ,952 Valid
NOMOR10 ,883 ,950 Valid
NOMOR11 ,748 ,951 Valid
NOMOR12 ,790 ,951 Valid
NOMOR13 ,800 ,951 Valid
NOMOR14 ,685 ,951 Valid
NOMOR15 ,691 ,951 Valid
NOMOR16 ,681 ,952 Valid
NOMOR17 ,000 ,957 Tidak Valid
NOMOR18 ,018 ,957 Tidak Valid
NOMOR19 ,102 ,956 Tidak Valid
NOMOR20 ,882 ,950 Valid
NOMOR21 ,763 ,951 Valid
NOMOR22 ,631 ,952 Valid
NOMOR23 ,792 ,951 Valid
NOMOR24 ,879 ,950 Valid
NOMOR25 ,300 ,954 Tidak Valid
NOMOR26 ,096 ,955 Tidak Valid
NOMOR27 ,532 ,952 Valid
NOMOR28 ,564 ,952 Valid
NOMOR29 ,744 ,951 Valid
NOMOR30 ,833 ,951 Valid
NOMOR31 ,171 ,954 Tidak Valid
Tabel 3. Hasil Uji Validitas Variabel Partisipasi Siswa (Y)
Keterangan
:
df = n – 2
df = 35 – 2
df = 33
r tabel = 0,333
Nomor Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Hasil Uji Validitas
NOMOR1 ,760 ,948 Valid
NOMOR2 ,623 ,949 Valid
NOMOR3 ,792 ,947 Valid
NOMOR4 ,885 ,947 Valid
NOMOR5 ,221 ,951 Tidak Valid
NOMOR6 ,140 ,952 Tidak Valid
NOMOR7 ,540 ,949 Valid
NOMOR8 ,546 ,949 Valid
NOMOR9 ,750 ,947 Valid
NOMOR10 ,830 ,947 Valid
NOMOR11 ,180 ,951 Tidak Valid
NOMOR12 -,100 ,955 Tidak Valid
NOMOR13 -,026 ,955 Tidak Valid
NOMOR14 ,076 ,953 Tidak Valid
NOMOR15 ,705 ,948 Valid
NOMOR16 ,757 ,947 Valid
NOMOR17 ,624 ,948 Valid
NOMOR18 ,370 ,950 Valid
NOMOR19 ,511 ,949 Valid
NOMOR20 ,678 ,948 Valid
NOMOR21 ,903 ,946 Valid
NOMOR22 ,538 ,949 Valid
NOMOR23 ,889 ,946 Valid
NOMOR24 ,752 ,947 Valid
NOMOR25 ,792 ,948 Valid
NOMOR26 ,799 ,947 Valid
NOMOR27 ,685 ,948 Valid
NOMOR28 ,799 ,947 Valid
NOMOR29 ,685 ,948 Valid
NOMOR30 ,687 ,948 Valid
NOMOR31 ,676 ,948 Valid
Hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini dapat disajikan pada tabel berikut :
Alat ukur atau instrumen dikatakan reliabel jika memiliki koefisien
reliabilitas yang bermakna sekurang-kurangnya kuat.
Tabel 4. Hasil uji reliabilitas instrumen Penerapan Sistem Manajemen Mutu
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa instrumen penelitian ini reliabel,
hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien r11 adalah 0,765 dengan kategori reliabilitas
tinggi.
Tabel 5. Hasil uji reliabilitas instrumen Motivasi Hidup Bersih Siswa
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa instrumen penelitian ini
reliabel, hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien r11 adalah 0,781 dengan kategori
reliabilitas tinggi.
Tabel 6. Hasil uji reliabilitas instrumen Partisipasi Siswa
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa instrumen penelitian ini
reliabel, hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien r11 adalah 0,764 dengan kategori
reliabilitas tinggi.
Teknik Analisis Data
Koefisien r11 Keterangan0,765 Reliabilitas tinggi
Koefisien r11 Keterangan0,781 Reliabiltas tinggi
Koefisien r11 Keterangan0,764 Reliabiltas tinggi
a. Uji normalitas : perhitungan uji normalitas dilakukan melalui uji kolmogrov
smirnov, dengan kaidah pengujian jika jika Asymp. Sig. Lebih besar dari level of
sicnifikant () maka data berdistribusi normal. Jika Asymp. Sig. Lebih kecil dari
level of sicnifikant ()=0,05 maka data berdistribusi tidak normal.
b. Uji linieritas : digunakan untuk menguji apakah ketiga varian memiliki hubungan
atau tidak. Maka berikut ini akan disajikan hasil uji linieritas regresi dari variabel –
variabel tersebut masing – masing digunakan teknik pengujian dengan prosedur
polinominal ANOVA satu jalur. Dengan kaidah : jika asymp. Sig. lebih kecil dari
harga probabilitas yang digunakan, maka regresi linier. Jika Asymp. Sig. lebih besar
dari harga probabilitas yang digunakan, maka regresi tidak linier.
c.Uji hipotesis : jika persyaratan analisis data terpenuhi, maka uji hipotesis
dilakukan dengan uji regresi, regresi linier sederhana dan berganda (statistika
parametrik), sedangkan jika Ho persyaratan analisis data tidak terpenuhi maka uji
hipotesis dilakukan uji korelasi dengan statistik non parametrik. Baik uji persyaratan
analaisis data maupun uji korelasi, menggunakan bantuan SPSS 18.
4. Hasil dan Pembahasan
4.1 Deskripsi Data
4.1.1 Penerapan Sistem Manajemen Mutu
Adapun hasil perhitungan adalah sebagai berikut :
55 + 4 x 8,77307 = 90,09
55 + 3 x 8,77307 = 81,32
55 + 2 x 8,77307 = 72,55
55 + 1 x 8,77307 = 63,77
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan
sistem manajemen mutu dengan rata-ratanya sebesar 75,1064 berada pada rentang
72,55 – 81,32 termasuk kategori cukup. Deskripsi umum dari data penerapan sistem
manajemen mutu, dapat dilihat pada tabel di halaman berikut ini.
Tabel 7. Deskripsi Umum Data Hasil Penelitian Variabel tentangPenerapan Sistem Manajemen Mutu
4.1.2. Motivasi Hidup Bersih Siswa
Adapun hasil perhitungan adalah sebagai berikut :
55 + 4 x 5,49392 = 76,96
55 + 3 x 5,49392 = 71,47
55 + 2 x 5,49392 = 65,98
55 + 1 x 5,49392 = 60,49
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi
hidup bersih dengan rata-ratanya sebesar 67,23 berada pada rentang 65,98 – 71,47
termasuk kategori cukup. Deskripsi umum dari motivasi hidup bersih, dapat dilihat
pada tabel di halaman berikut ini.
Deskripsi umum dari data motivasi hidup bersih para siswa SMKN
Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 8. Deskripsi Umum Data Hasil Penelitian Variabel Motivasi Hidup Bersih
4.1.3. Partisipasi Siswa
Adapun hasil perhitungan adalah sebagai berikut :
56 + 4 x 5,49392 = 90,91
Mean SD Skor Minimum Skor Maksimum
75,1064 8,77307 55,00 98,00
Mean SD Skor Minimum Skor Maksimum
67,2340 5,49392 55 80
56 + 3 x 5,49392 = 82,19
56 + 2 x 5,49392 = 73,46
56 + 1 x 5,49392 = 64,73
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa partisipasi
siswa dengan rata-ratanya sebesar 76,1702 berada pada rentang 73,46 –82,19
termasuk kategori cukup. Deskripsi umum dari data partisipasi siswa, dapat dilihat
pada tabel di halaman berikut ini.
Deskripsi umum dari data motivasi hidup bersih para siswa SMKN
Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 9. Deskripsi Umum Data Hasil Penelitian Variabel PartisipasiDalam Memelihara Kebersihan Lingkungan Sekolah
4.2 Pengujian Persyaratan Analisis
4.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas sebaran digunakan Uji Kolmogorov-Smirnov Goodness
(KSZ). Hasil uji coba normalitas dapat dilihat dari nilai KSZ untuk masing-masing
variabel dan nilai signifikansinya sebagai berikut :
Mean SD Skor Minimum Skor Maksimum76,1702 8,72856 56 99
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
X1 ,087 47 0,200* ,977 47 ,474
X2 ,066 47 0,200* ,985 47 ,814
Y ,087 47 0,200* ,977 47 ,490
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
4.2.2. Pengujian Linieritas Regresi
Uji linieritas regresi antara variabel tingkat penerapan sistem
manajemen mutu dengan partisipasi siswa dalam memelihara kebersihan
lingkungan sekolah didapat harga F hitung sebesar 1,100 pada taraf signifikansi 5%.
dan regresi tersebut linier, untuk variabel motivasi hidup bersih dengan partisipasi
siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah, diperoleh harga F hitung
sebesar 1,875 pada taraf signifikansi 5% dan regresi tersebut linier, untuk variabel
penerapan sistem manajemen mutu dan motivasi hidup bersih dengan partisipasi
siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah diperoleh F hitung sebesar
1,532 dan regresi tersebut linier.
Tabel 11. Hasil Uji Linieritas Variabel
Uji F KeteranganPenelitian
X1 Y 1,100 Linier X2 Y 1,875 LinierX1
+ X2 Y 1,532 Linier
4.3. Pengujian Hipotesis
Berikut ini akan disajikan hasil pengujian terhadap tiga buah hipotesis
penelitian seperti yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu.
4.3.1. Hubungan antara Penerapan Sistem Manajemen Mutu dengan Partisi pasi Siswa dalam memelihara Kebersihan Lingkungan Sekolah
Tabel 12. Hasil Pengujian Hipotesis
Correlations
X1 Y
X
1
Pearson Correlation 1 ,999**
Sig. (2-tailed) ,000
N 47 47
YPearson Correlation ,999** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 47 47
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,537 ,558 2,757 ,008
X1 ,994 ,007 ,999 134,721 ,000
a. Dependent Variable: Y
Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu terdapat
hubungan yang positif antara penerapan sistem manajemen mutu (X1) dengan
partisipasi siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah (Y).
Dari hasil analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian dihasilkan
konstanta a sebesar 1,537 dan koefisien arah regresi b sebesar 0,994. Bentuk
hubungan antara kedua variabel dapat disajikan oleh persamaan regresi
Y = 1,537 + 0,994 X1 , di mana X1 adalah simbol untuk tingkat penerapan sistem
manajemen mutu.
Kekuatan hubungan penerapan sistem manajemen mutu terhadap
pemeliharaan kebersihan lingkungan sekolah pada model persamaan
Y = 1,537 + 0,994 X1, dapat dilihat pada koefisien determinasi (r2) adalah 0,998, ini
berarti variabel penerapan sistem manajemen mutu memberikan sumbangan cukup
besar, yaitu sebesar 99,8% terhadap partisipasi dalam program pemeliharaan
kebersihan lingkungan sekolah, sisanya sebagian besar dipengaruhi oleh variable-
variabel lain.
Dalam tabel Coefficients diperoleh nilai Sig. sebesar 0,008 dibandingkan
dengan taraf signifikansi (α = 5%) 0,05 maka Sig < α yaitu 0,008 < 0,05. Ini H0
ditolak, jadi ada hubungan yang linier antara, penerapan sistem manajemen mutu
dengan partisipasi siswa dalam program pemeliharaan kebersihan lingkungan
sekolah.
Adanya hubungan penerapan sistem manajemen mutu dengan partisipasi
siswa dalam pemeliharaan kebersihan lingkungan sekolah dapat diartikan bahwa
penerapan sistem mutu dan pemeliharaan kebersihan lingkungan sekolah berkorelasi
positip.
4.3.2. Hubungan antara Motivasi Hidup Bersih dengan Partisipasi Siswa dalam Program Kebersihan Lingkungan Sekolah
Tabel 13. Hasil Pengujian Hipotesis
Correlations
X2 Y
X2 Pearson Correlation 1 ,066
Sig. (2-tailed) ,658
N 47 47
Y Pearson Correlation ,066 1
Sig. (2-tailed) ,658
N 47 47
Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu terdapat hubungan
yang positif antara kebiasaan hidup bersih (X2) dengan partisipasi siswa dalam
program kebersihan lingkungan sekolah (Y).
Dari hasil analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian dihasilkan
konstanta a sebesar 69,094 dan koefisien arah regresi b sebesar 0,105. Bentuk
hubungan antara kedua variabel dapat disajikan oleh persamaan regresi
Y = 69,094 + 0,105 X2.
Kekuatan hubungan antara variabel motivasi hidup bersih (X2) dengan
partisipasi siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan (Y) dari model
persamaan Y = 69,094 + 0,105 X2. Kekuatan hubungan dapat dilihat dari koefisien
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 69,094 15,941 4,334 ,000
X2 ,105 ,236 ,066 ,445 ,658
a. Dependent Variable: Y
determinasi (r2) diperoleh sebesar 0,042 ini berarti bahwa 4,2% variansi motivasi
hidup bersih memberikan konstribusi kepada variansi partisipasi dalam pemeliharaan
kebersihan lingkungan sekolah melalui model regresi Y = 69,094 + 0,105 X2.
Dalam tabel Coefficients diperoleh nilai Sig. sebesar 0,000 dibandingkan
dengan taraf signifikansi (α = 5%) 0,05 maka Sig < α yaitu 0,000 < 0,05. Ini berarti
H0 ditolak, jadi ada hubungan yang linier antara, motivasi hidup bersih dengan
partisipasi siswa dalam program kebersihan lingkungan sekolah dan dapat diartikan
bahwa motivasi hidup bersih dengan partisipasi siswa dalam memelihara
kebersihan lingkungan sekolah berkorelasi positip.
4.4.3. Hubungan antara Penerapan Sistem Mutu dan Motivasi Hidup Bersih Siswa dengan Partisipasinya dalam Memeliharaan Kebersihan Lingkungan Sekolah
Tabel 14. Hasil Pengujian Hipotesis
Correlations
X1 X2 Y
X1 Pearson Correlation 1 ,060 ,999**
Sig. (2-tailed) ,687 ,000
N 47 47 47
X2 Pearson Correlation ,060 1 ,066
Sig. (2-tailed) ,687 ,658
N 47 47 47
Y Pearson Correlation ,999** ,066 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,658
N 47 47 47
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 3496,095 2 1748,048 9003,203 ,000a
Residual 8,543 44 ,194
Total 3504,638 46
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu terdapat hubungan
yang positif antara penerapan sistem manajemen mutu (X1) dan motivasi hidup
bersih (X2) dengan partisipasi siswa dalam memeliharaan kebersihan lingkungan
sekolah (Y).
Dari hasil analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian dihasilkan
konstanta a sebesar 0,926 dan koefisien arah regresi b sebesar 0,998. Bentuk
hubungan antara kedua variabel dapat disajikan oleh persamaan regresi
Y = 0,926 + 0,993 X1 + 0,009 X2.
Kekuatan hubungan antara variabel motivasi hidup bersih (X2) dengan
partisipasi siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan (Y) dari model
persamaan Y = 0,926 + 0,993 X1 + 0,009 X2. Kekuatan hubungan dapat dilihat dari
koefisien determinasi (r2) diperoleh sebesar 0,996 ini berarti bahwa 99,6% variansi
penerapan sistem manajemen mutu dan motivasi hidup bersih siswa secara bersama
memberikan konstribusi kepada variansi partisipasi siswa dalam pemeliharaan
kebersihan lingkungan sekolah melalui model regresi
Y = 0,926 + 0,993 X1 + 0,009 X2 .
Dalam tabel ANOVA diperoleh nilai Sig. sebesar 0,000 dibandingkan
dengan taraf signifikansi (α = 5%) 0,05 maka Sig < α yaitu 0,000 < 0,05. Ini
berarti H0 ditolak, jadi ada hubungan yang linier antara, penerapan sistem mutu
dan motivasi hidup bersih siswa dengan partisipasinya dalam pemeliharaan
kebersihan lingkungan sekolah atau berkorelasi positip .
5. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan pengujian hipotesis dan pembahasan yang telah dikemukakan
pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Terdapat hubungan yang nyata antara penerapan sistem manajemen mutu
dengan partisipasi siswa dalam pemeliharaan kebersihan lingkungan sekolah
SMKN Bantarkalong Kabupaten Tasikmalya. Semakin tinggi skor penerapan
sistem manajemen mutu, maka semakin tinggi pula partisipasi siswa dalam
pemeliharaan kebersihan lingkungan sekolah yang disebabkan adanya
penerapan manajemen yang berorientasi pada mutu maka akan mendorong
peningkatan pelibatan orang banyak/ partisipasi dalam pemeliharaan
kebersihan lingkungannya.
2. Terdapat hubungan yang nyata antara motivasi hidup bersih siswa dengan
partisipasinya dalam pemeliharaan kebersihan lingkungan di SMKN
Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya. Dengan semakin besar pencerminan
motivasi hidup bersih, maka semakin tinggi pula perhatian siswa dalam
memelihara kebersiahan lingkungan sekolah yang disebabkan semakin
terbiasanya untuk berinteraksi dengan keadaan lingkungan sekitar.
3. Terdapat hubungan yang nyata secara bersama-sama antara pnerapan sistem
manajemen mutu dan motivasi hidup bersih siswa dengan partisipasinya
dalam pemeliharaan kebersihan lingkungan SMKN Bantarkalong. Penerapan
sistem manajemen mutu dan motivasi hidup bersih siswa telah memberikan
kontribusi yang positif terhadap warga sekolah tersebut dalam pemeliharaan
kebersiahan lingkungannya.
5.2. Implikasi
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan yang nyata antara
penerapan manajemen mutu dengan motivasi hidup bersih dalam memelihara
kebersiahan lingkungan sekolah, ada hubungan yang positif antara motivasi hidup
bersih para siswa dengan partisipasinya, dan ada hubungan antara penerapan sistem
manajemen mutu dan motivasi hidup bersih siswa secara bersama-sama dalam
peningkatan pemeliharaan kebersiahan lingkungan sekolah. Hal ini mengandung
implikasi bahwa model teoritik yang dikembangkan secara berpikir yang
dihipotetikkan dalam penelitian ini ternyata terbukti seluruhnya.
5.3. Saran-saran
Berdasarkan pembuktian hipotesis dan kesimpulan yang telah
dikemukakan terdahulu, maka di bawah ini disarankan sebagai berikut:
1. untuk meningkatkan penerapan sistem manajemen mutu dan motivasi hidup
bersih siswa dalam pertisipasinya dalam pemeliharaan kebersihan
lingkungan sekolah, dalam implementasinya melalui berbagai tata tertib/
peraturan dan program yang berkenaan dengan pemeliharaan kebersihan
lingkungan sekolah. Hendaklah dilakukan melalui kegiatan sosialisasi sistem
penerapan manajemen mutu (awareness), leaflet yang berisi informasi
tentang lingkungan hidup, perlombaan kesehatan dan kebersihan di sekolah.
2. untuk meningkatkan penerapan sistem manajemen mutu dan motivasi hidup
bersih siswa khususnya dalam partisipasinya memelihara kebersihan
lingkungan sekolah, perlu adanya upaya mencari dan menggali segi-segi
positif yang terkandung dalam berbagai kegiatan nyata yang dapat
melibatkan orang banyak (gotong royong) sehingga memberikan motivasi
bagi warga sekolah yang lainnya.
3. untuk meningkatkan penerapan sistem manajemen mutu dan motivasi hidup
bersih siswa khususnya dalam partisipasinya memelihara kebersihan
lingkungan sekolah, diperlukan adanya reward and funishment yang
berdasarkan fakta-fakta di lapangan dalam mengambil kesimpulannya
sehingga memberikan efek positif dan lebih implementatif.
Kebersihan dapat diartikan suatu keadaan yang bebas dari sumber penyakit,
sampah dan benda-benda yang dianggap dapat mengotori lingkungan seperti polusi
dan radiasi.
Kebersihan lingkungan sangat berpengaruh sekali terhadap kehidupan kita
bahkan memiliki peran yang sangat penting, karena kebersihan adalah salah satu
modal ketahanan hidup seseorang dari berbagai pengaruh penyakit yang
membahayakan kesehatan manusia.
Kita semua memahami bahwa agar terbebas dari penyebaran penyakit, maka
harus senantiasa menjaga dan memelihara kebersihan diri dan lingkungan sektar.
Pola hidup bersih harus sudah membudaya di masyarakat. Apalagi sebagai seorang
yang beragama, kita harus membudayakan pola hidup bersih karena semua itu
merupakan bagian dari ajaran dan tuntunan agama.
Beberapa cara sederhana yang dapat kita lakukan agar tetap bisa menjaga
dan memelihara kebersihan lingkungan di rumah, sekolah dan lingkungan sekitar
yaitu :
a. Pengelolaan sistem manajemen yang berorientasi pada mutu
(satisfactory customer focus)
b. Menyediakan tempat sampah atau tong sampah
c. Adanya reward and funishment dalam pelaksanaan pemeliharaan kebersihan
lingkungan sekolah.
d. Pengambilan keputusan yang berkaiatan dengan pemeliharaan kebersihan
lingkungan sekolah harus berdasarkan fakta nyata dilapangan.
e. Melakukan kegiatan gerakan pemeliharaan kebersihan lingkungan sekolah
bersama-sama (bergotong royong) seperti jum’at bersih.
Sebagai warga masyarakat yang baik, kita dituntut untuk senantiasa
menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan dimanapun kita berada mulai di
lingkungan rumah, sekolah, kantor, mall, dan lain-lain. Karena sekecil apapun
kepedulian kita terahadap kebersihan lingkungan tentu akan sangat bermanfaat
bagi keutuhan kebersihan lingkungan secara lebih luas di masysrakat.
DAFTAR PUSTAKA
Akdon, (2007), Strategic Manajement for Educational Manajement (Manajemen Strategik untuk Manajemen Pendidikan). Bandung: Alfa Beta
Arikunto, suharsimi (1999), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Riniek Cipta.
Aritonang R, Lerbin R., (2005). Kepuasan Pelanggan. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama.
Badriah. Dewi. L, (2010). Studi Kepustakaan/ Menyusun Kerangka Teoritis, Hipotesis Penelitian, dan Jenis Penelitian [online] Tersedia : www.kopertis4.or.id/.../studi kepustakaan DR%5B1%5D . Dewi.Doc2012.,13-09-2012
Budiono. B, (1997), Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat, Semarang: Universitas Diponegoro.
Dokumen SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya, (2008). Pedoma Pelaksanan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. SMK Negeri Kabupaten Tasikmalaya.
Gasverz, Vincent. 2003. Total Quality Manajement, Jakarta: Pustaka Utama
Gasverz, Vincent, (2003). ISO 9001:2000 and Continual Quality Improvment. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Juran, J.M and Godfrey, A.B. 1999, Juran’s Quality Sistem Handbook (5th Edition), New York, Mc Graw-Hill.
Maarif, Samsul (2010), Hubungan Antara Sikap Terhadap Kebiasaan Hidup Bersih
Tokoh Masyarakat Dengan Partisipasinya Dalam Program Kesehatan
Lingkungan Pedesaan. Universitas Siliwangi.
Nugraheni Endang, dkk (2007), Pengetahuan Dasar Ilmu Lingkungan, Jakarta : Universitas Terbuka.PT. TUV Rheinland Indonesia, (2012), Integrasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dan 8 Standar Nasional Pendidikan, PT. TUV Rheinland Indonesia.
PT. TUV Rheinland Indonesia. (2009), Internal Quality Audit Training, Public Training-Bandung, PT. TUV Rheinland Indonesia.
Salim, Emil, (1989). Kebijaksanaan Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Jakarta : Kantor Mentri Negera Kependudukan dan Lingkungan Hidup.
Setia Adi, Dadi (1979). Manusia dan lingkungannya, Semarang : PT. Mulana.
Soemanto, Wasty, (1987). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara.
Suardi, Rudi. (2004). Sistem Manajemen Mutu ISI 9001:2000: Penerapan Untuk Mencapai TQM. Jakarta:PPM.
Sugiono, (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung.
PT. TUV Rheindland Indonesia, (2008). Standar Persyaratan ISO 9001:2008, (Inggris-Indonseia), PT. TUV Rheindland Indonesia.
Sudjana, (1996), Metode Statistika, Edisi ke 6 Bandung : Tarsito
Sumarwoto, Otto (1990), Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Jakarta : Djambatan.
Sutarno,Nono (1991), Lingkungan Hidup, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Tjiptono, Fdan Diana, A. (1996), Total Quality Manajement. Yogyakarta: Penerbit Andi Ofset
Winardi, 1992. Manajemen Prilaku Organisasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Zen MT,(1981), Menuju Kelestarian Lingkungan Hidup, Jakarta : Gramedia
DAFTAR RIWAYAT HIDUP :Dedi Suryadin lahir di Tasikmalaya,8 Agustus 1971 dengan alamat : Jl. Karangnunggal No.248 Rt.03/07 Desa Karangnunggal, Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya. Riwayat Pendidikan: SD Negeri IV Karangnunggal, lulus tahun 1985, SMP Negeri 1 Karangnunggal, lulus tahun 1988, SMA Negeri 1 Kota Tasikmalaya, lulus tahun 1991, Diploma 3 Peternakan (TUTD) Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor tahun 1994, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Siliwangi Tasikmalaya lulus tahun 2003 dan tercatat sebagai mahasiswa Pasca Sarjana Program Studi Pendidikan Kependudukan Lingkungan Hidup.