Proposal Revisi 2

28
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kubis bunga atau bunga kol (Brassica oleraceae, L.) merupakan tanaman dataran tinggi, karena menghendaki cuaca yang sejuk selama pertumbuhannya dan dapat tumbuh sampai pada ketinggian lebih dari 600m di atas permukaan laut. Namun sekarang ini banyak varietas yang dapat ditanam di daerah rendah maupun medium. Kubis bunga adalah salah satu anggota tanaman kubis-kubisan (Cruciferae) yang bagian kelopak bunganya dapat dikonsumsi. Kubis bunga sampai saat ini masih termasuk tanaman yang mewah karena harganya cukup mahal (Siswandi, 2006). Tanaman kubis bunga atau bunga kol membentuk bagian yang padat berwarna putih atau kekuningan- kuningan (krem). Diameternya dapat mencapai 30cm. Adapun nilai kandungan gizi tanaman kubis bunga yaitu air sebanyak 90ml; protein 3g; lemak 0,2g; karbohidrat 5g; serat 1g; kalsium 30mg; besi 1mg; vitamin A 20UI;

Transcript of Proposal Revisi 2

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Kubis bunga atau bunga kol (Brassica oleraceae, L.) merupakan tanaman dataran tinggi, karena menghendaki cuaca yang sejuk selama pertumbuhannya dan dapat tumbuh sampai pada ketinggian lebih dari 600m di atas permukaan laut. Namun sekarang ini banyak varietas yang dapat ditanam di daerah rendah maupun medium. Kubis bunga adalah salah satu anggota tanaman kubis-kubisan (Cruciferae) yang bagian kelopak bunganya dapat dikonsumsi. Kubis bunga sampai saat ini masih termasuk tanaman yang mewah karena harganya cukup mahal (Siswandi, 2006). Tanaman kubis bunga atau bunga kol membentuk bagian yang padat berwarna putih atau kekuningan-kuningan (krem). Diameternya dapat mencapai 30cm. Adapun nilai kandungan gizi tanaman kubis bunga yaitu air sebanyak 90ml; protein 3g; lemak 0,2g; karbohidrat 5g; serat 1g; kalsium 30mg; besi 1mg; vitamin A 20UI; tiamin 0,1mg; nikotinamide 0,7mg; dan asam askorbat 80mg; kelopak bunganya yang disebut bunga atau kol (curd) (Ashari, 1995). Prospek pengembangan budidaya kubis bunga cukup cerah. Daya tarik komoditas ini, selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri kubis bunga juga dipasarkan secara meluas ke luar negeri antara lain Jepang, Singapura, Malaysia, dan Taiwan. Bahkan kubis bunga telah menduduki jajaran kelompok 6 besar sayuran segar yang menjadi andalan komoditi ekspor Indonesia ke beberapa

negara bersamaan dengan bawang merah, tomat, kentang, cabai, dan kubis (Cahyono, 2001). Dengan adanya permintaan konsumen dari dalam dan luar negeri yang tinggi, maka perlu adanya pengembangan budidaya kubis bunga untuk meningkatkan produksi. Sedangkan pengembangan budidaya kubis bunga antara lain bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi yang sesuai dengan permintaan konsumen. Selain dapat dikembangkan di daerah tropis, juga mempunyai nilai ekonomis dan sosial yang tinggi. Hal ini menuntut upaya-upaya perbaikan produktivitas dan kualitas hasil, pengendalian hama dan penyakit secara terpadu, dan penanganan pasca panen yang memadai (Rukmana, 1994). Menurut Cahyono (2001), dengan pemeliharan yang intensif produksi kubis bunga dapat mencapai 15 - 40ton/ha, tergantung varietas yang ditanam. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil yaitu perbaikan teknik budidaya dengan cara pemupukan. Pemberian pupuk dimaksudkan untuk memelihara dan memperbaiki kesuburan tanah dengan memberikan unsur hara atau zat hara ke dalam tanah, diantaranya pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik biasanya diberikan pada saat pengolahan tanah karena lama dalam menyediakan unsur hara. Pupuk anorganik dapat langsung menyediakan unsur hara dan diserap oleh tanaman (Lingga, 1992). Pupuk anorganik terdiri dari unsur hara Nitrogen (N), Fosphor (P), dan Kalium (K). Pupuk NPK diperlukan banyak dalam pertumbuhan dan pembentukan hasil, sedang untuk produksi maksimal pemberian pupuk kalium

yang tepat juga sangat berpengaruh karena fungsi kalium adalah dapat mempercepat pertumbuhan jaringan merestimatik, serta berperan dalam metabolisme air, mempertahankan turgor dan membentuk batang yang kuat pada tanaman (Lakitan, 1995)

1.2. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis pupuk kalium (K) yang tepat terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kubis bunga (Brassica oleraceae, L.).

1.3. Hipotesis Diduga pemberian pupuk kalium dengan dosis 100kg/ha memberikan pengaruh yang baik pada pertumbuhan dan produksi tanaman kubis bunga (Brassica oleraceae, L.). .

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Morfologi Tanaman Kubis Bunga (Brassica oleraceae, L.) Kubis bunga (Brassica oleraceae, L.) termasuk tanaman yang mempunyai batang agak pendek, daunnya berbentuk bujur telur atau panjang dan bergerigi. Tangkai bunga dan pangkal daun menebal, bunganya berwarna putih kekuningkuningan dan lunak. Daun kubis bunga umumnya lebih panjang dan lebih sempit dibanding kubis krop. Daun-daunnya yang tumbuh sebelum terbentuk massa bunga, umumnya berukuran kecil dan melengkung untuk melindungi bunga. Massa bunga (curd) terdiri dari bakal bunga yang belum mekar, tersusun atas lebih dari 5000 kuntum bunga dengan tangkai pendek sehingga tampak membulat padat dan tebal. Diameter bunga mencapai lebih dari 10-11cm tergantung varietas dan kecocokan tempat bertanam (Rukmana, 1994). Menurut Wahyudi (2006), kubis bunga memiliki varietas yang banyak beredar di masyarakat, baik lokal maupun varietas yang berasal dari luar negeri. Varietas-varietas kubis bunga merupakan varietas unggul (F-1 hibrida) yang dapat meningkatkan produksi kubis bunga dan meningkatkan pendapatan petani. Varietas-varietas kubis bunga yang merupakan varietas unggul (F-1 hibrida) dan menguntungkan untuk dibudidayakan antara lain : A. Varietas Couli Flower PM 126 Varietas ini pertumbuhan tanaman yang tegak, kuat, dan seragam. Bunga berbentuk kubah dan kompak. Bunga berwarna putih dengan diameter 8-9cm dan tinggi 8-9cm. Berat bunga 500g dan tahan suhu panas sehingga bisa ditanam di

dataran sedang dan varietas ini banyak ditanam oleh petani. Adapun deskripsinya adalah sebagai berikut : Berumur sangat pendek yaitu dapat dipanen pada umur 45hst sampai 50hst Tahan kondisi panas maupun terhadap penyakit berbahaya contoh busuk hitam dan bercak hitam Tandan bunga kecil dengan masa bunga berwarna putih kekuning kuningan dan beratnya kurang lebih 0,5kg per bunga Tidak dianjurkan untuk ditanam pada daerah yang cuacanya dingin bersuhu kurang dari 20C. B. Varietas Luna F-1 Varietas ini pertumbuhan tanaman kuat dan seragam. Bunga berbentuk kubah, kompak, dan tidak berbulu. Bunga berwarna putih gading dengan diameter 10-11cm dan tinggi 10-11cm. Berat bunga 900-1000g cocok ditanam di dataran tinggi. C. Varietas Farmers Early (506) Varietas ini pertumbuhan tanaman seragam yang berukuran sedang dan agak terbuka. Bunga berwarna putih dan padat. Berat bunga kurang lebih 1,3kg baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi.

2.2. Syarat Tumbuh Kubis bunga merupakan tanaman sayuran dataran tinggi, meskipun sekarang ini banyak varietas yang ditanam untuk dataran rendah maupun medium. Kondisi iklim yang dikehendaki tanaman kubis bunga adalah daerah yang

mempunyai suhu berkisar 15,5C-18C. Keadaan suhu di suatu daerah atau wilayah berkaitan erat dengan ketinggian tempat dari permukaan air laut (dpl). Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 400-2000m dpl (Siswandi, 2006). Tanah yang cocok ditanami kubis bunga adalah tanah lempung sampai lempung berpasir, subur, gembur dan mengadung bahan organik serta tidak mudah becek (menggenang), juga udara dalam tanah baik. Derajat keasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhan kubis bunga berkisar antara 6,0-6,8 (Wahyudi, 2006).

2.3. Pengaruh Pupuk Kalium (K) Terhadap Tanaman Kubis Bunga Pengaruh kalium sesungguhnya sangat nyata bagi tanaman. Menurut Sutejo (1999), kalium terdapat pada air irigasi kurang mencukupi bagi keperluan pertumbuhan tanaman terutama untuk mendapatkan hasil yang optimal, sehingga tanpa pemupukan kalium maka tanaman akan mengalami defisiensi unsur hara kalium. Menurut Sutarminingsih (2003), bahwa kalium sangat penting dalam setiap metabolisme tanaman. Kalium sangat penting dalam proses fotosintesis karena mempengaruhi kecepatan asimilasi karbohidrat. Kalium sangat diperlukan pada tanah-tanah kering karena kenyataan K lebih banyak yang hilang atau terangkut oleh tanah melalui pencucian air hujan atau erosi. Hal ini juga sesuai dengan yang dikemukakan Cahyono (2001) bahwa zat kalium berpengaruh terhadap pembentukan karbohidrat, zat hijau daun (klorofil), dan masa bunga.

Peningkatan ketahanan terhadap penyakit, pencegahan kelayuan pada tanaman karena dapat meningkatkan daya serap air. Tanaman yang mengalami kekurangan zat kalium akan memiliki masa bunga yang berukuran kecil dan tidak padat atau tidak kompak, sehingga kualitasnya kurang baik. Selain itu, tanaman akan tumbuh kerdil akibat sedikitnya zat hijau daun yang terbentuk, sehingga proses asimilasi tidak berjalan normal. Gejala yang tampak pada tanaman kekurangan zat kalium adalah menguningnya bagian tepi daun, yang akan meluas hingga ke pangkal daun. Kelebihan unsur kalium juga dapat menyebabkan tanaman tumbuh tidak normal. Adapun kebutuhan unsur hara kalium untuk kubis bunga selama pertumbuhannya 310kg/ha. Kubis bunga termasuk tanaman yang peka terhadap kekurangan atau kelebihan unsur hara. Tanaman kubis bunga yang mengalami kekurangan kalium menyebabkan batang tanaman mudah patah, pertumbuhannya lambat, dan tanaman kerdil. Bunga yang dihasilkan tidak sempurna (kurang padat), tidak tahan untuk disimpan lama begitu juga apabila kelebihan kalium tumbuhan juga akan tumbuh kerdil dan bunganya kecil. Pemberian pupuk kalium yang tepat untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kubis bunga dapat maksimal (Rukmana, 1994). Hasil penelitian Santoso (1998) pada tanaman kubis bunga menunjukkan bahwa perlakuan dosis pupuk kalium 100kg/ha memberikan hasil tertinggi jumlah daun (12,5 helai) dan berat basah (232,638gram) adanya kalium dapat mempercepat sintesa dan translokasi karbohidrat sehingga mempercepat ketebalan sel dan kekuatan tangkai tanaman.

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Tempat dan Waktu Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan di lahan sawah Desa Turi, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan dengan ketinggian tempat 6m di atas permukaan laut. Penelitian ini akan dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan September 2012.

3.2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian adalah cangkul, sekrop, sabit, pisau, gembor, hand sprayer, penggaris, timbangan, dan timbangan analitik. Sedang bahan yang digunakan adalah benih kubis bunga varietas Couli Flower PM 126, pupuk kandang sapi, pupuk anorganik (Urea, SP-36, dan KCl), jerami, insektisida, dan fungisida.

3.3. Metode Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) diulang 6 kali. Perlakuan yang diuji adalah pupuk kalium yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu : K0 : Dosis pupuk kalium 50kg/ha setara dengan 1g/tanaman K1 : Dosis pupuk kalium 100kg/ha setara dengan 2g/tanaman K2 : Dosis pupuk kalium 200kg/ha setara dengan 4g/tanaman K3 : Dosis pupuk kalium 300kg/ha setara dengan 6g/tanaman

3.4. Pelaksanaan Penelitian 3.4.1. Pengolahan Tanah Pertumbuhan tanaman sayuran sangat dipengaruhi oleh keadaan fisik serta struktur lahan tanamnya, untuk itu perlu dilakukan pengolahan tanah. Pengolahan tanah dilakukan sebelum tanam dalam dua tahap. Pengolahan tanah pertama dilakukan 3 minggu sebelum tanam dengan cara membalik dan meratakan dengan maksud untuk menggemburkan tanah. Kedua, pembuatan bedengan-bedengan dengan ukuran 2m X 1m dilakukan 2 minggu sebelum tanam.Tinggi bedengan 2025cm dan jarak antar bedengan 30cm.

3.4.2. Persemaian Persemaian dilakukan dalam polybag yang berisi media campuran pasir, tanah, pupuk kandang (2:1:1) sebelumnya benih direndam dengan air dingin selama 12 jam, kemudian ditiriskan salama 12 jam lalu disemaikan. Untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit dalam persemaian dilakukan penyemprotan pestisida.

3.4.3. Penanaman Setelah bibit berumur 23-28 hari setelah semai, dipindah ke lahan dengan memilih bibit yang pertumbuhannya baik, penampakannya segar, berdaun sejati minimum 3 helai dan tidak rusak, serta tidak terserang hama dan penyakit. Jarak tanam yang digunakan adalah 40cm X 50cm, sedang penanaman dilakukan pada waktu pagi hari.

3.4.4. Penyiraman Penyiraman merupakan hal yang mutlak dalam menanam sayuran. Bukan saja untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman tetapi juga untuk membersihkan tanaman dari tanah, pasir atau debu yang menempel pada daun sayuran. Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi dan sore mulai dari menyemai sampai dengan siap panen.

3.4.4. Pemupukan Pemupukan dasar menggunakan pupuk kandang sapi yang diberikan seluruhnya dengan cara dibenamkan merata ke dalam bedengan sedalam 10 cm. Waktu pemberianya dilakukan dua minggu sebelum tanam dengan dosis 20 ton/ha (4 kg/petak). Untuk pupuk anorganik yang dipakai pupuk dasar diberikan 3 hari sebelum tanam sesuai dengan dosis. Adapun untuk dosis pupuk anorganik yang digunakan pupuk dasar dan pupuk susulan sebagai berikut : Tabel 1. Dosis Pemupukan Anorganik Setiap AplikasiDosis Pemupukan (gram/tanaman) Jenis Pupuk Urea SP-36 KCl (K0) KCl (K1) KCl (K2) KCl (K3)

Dosis Perkaluan Pupuk 6 10 1 2 4 6

Pemupukan Susulan Pupuk Dasar 10hst 1,5 2,5 0,25 0,5 1 1,5 1,5 2,5 0,25 0,5 1 1,5 20hst 1,5 2,5 0,25 0,5 1 1,5 30hst 1,5 2,5 0,25 0,5 1 1,5

Pemberian pupuk anorganik dengan cara tanah ditugal terlebih dahulu pada kedalaman 5cm, kemudian pupuk diberikan sesuai dosis perlakuan pada lubang yang akan ditanami.

3.4.6. Pemeliharaan Penyulaman segera dilakukan begitu tampak ada gejala tanaman yang layu atau mati. Penyulaman dilakukan pada umur 7 hst sedangkan penyiangan dilakukan begitu tampak adanya tumbuhan pengganggu mulai umur 14 hst, kemudian diulang lagi umur 21 hst sesuai dengan perkembangan gulma yang ada.

3.4.7 Pengendalian Hama Dan Penyakit Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara mekanis dilihat kondisi yang terjadi di lahan. Pada bagian tanaman yang terserang, pemotongan atau pencabutan tanaman yang sakit dengan tujuan untuk mengurangi sumber infeksi. Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida dan fungisida. Apabila populasi hama dan penyakit sangat tinggi dan diperkirakan akan sangat merusak tanaman, maka insektisida dan fungisida dapat digunakan untuk mengendalikannya. Insektisida yang digunakan adalah Curakron 500EC, sedangkan fungisida digunakan adalah Dithane M 45. Adapun hama yang sering menyerang tanaman kubis bunga diantaranya ulat tanah, ulat grayak, ulat perusak daun dan cara mengendalikannya yaitu menggunakan insektisida. Untuk penyakit yang sering menyerang tanaman kubis bunga diantaranya penyakit busuk lunak dan penyakit akar gada. Cara pengendaliannya disemprot menggunakan fungisida.

3.5. Pemanenan Pemanenan dilakukan setelah bunga kubis terbentuk pada umur 55 hst, yang diambil berwarna putih kekuningan dan padat. Pemanenan dilakukan pada pagi hari untuk menghasilkan bunga segar, sedangkan cara pemanenannya di ikut sertakan daun sebanyak 6 helai daun.

3.6. Pengamatan Pengamatan dilakukan pada fase pertumbuhan dan produksi serta seluruh tanaman dalam satu petak yang diamati. Pengamatan fase pertumbuhan dilakukan setelah tanaman berumur 9 hst sampai umur 30 hst dengan interval 7 hari, sedangkan pengamatan produksi umur 55 hst . Pertumbuhan tanaman yang diamati meliputi : a. Tinggi tanaman (cm) Diukur mulai dari pangkal batang sampai ujung daun yang tertinggi dilakukan sampai tanaman memasuki fase generatif b. Jumlah daun (helai) Dihitung mulai dari daun yang telah membuka sempurna sampai memasuki fase generatif yang ditandai dengan munculnya primordia bunga Sedangkan pengamatan produksi meliputi : a. Munculnya bunga per tanaman (buah) Munculnya bunga pertama kali pada tanaman kubis bunga b. Diameter Bunga (cm)

Diameter bunga dihitung diameter bunga yang paling besar menggunakan jangka sorong c. Berat basah tanaman (gram) Berat basah tanaman dihitung dengan menimbang seluruh bagian atas dari tanaman d. Berat bunga per tanaman (gram) Berat bunga yang dihitung sebagai berat bunga tanpa daun e. Berat bunga per petak (kg) Berat bunga yang ditimbang berat seluruh bunga per petak. f. Berat bunga per hektar (ton) Berat bunga yang dihitung dengan cara mengkonversikan berat buah per petak ke hektar.

3.7. Analisis Data Untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk kalium terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kubis bunga (Brassica oleracea,L.) menggunakan analisa ragam, bila perbedaan nyata antar perlakuan maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) 5%.

DAFTAR PUSTAKA

Ashari, Sumeru. 1995. Holtikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia (UI Press). Jakarta. 229 halaman Cahyono, Bambang. 2001. Kubis Bunga dan Brocoli. Kanisius. Yogyakarta. 63 halaman Lakitan, Benyamin. 1995. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT. Raja Grafindo Perkasa. Jakarta. 84 halaman Lingga, Pinus. 1992. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. 163 halaman Santoso, Budi. 1998. Pengaruh Pemupukan Nitrogen dan Kalium Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kubis Bunga (Brassica olereceae, L.). Universitas Merdeka Pasuruan. Halaman 30 Sutejo, M.M. 1999. Pupuk Dan Cara Pemupukan. PT. Rineka Cipta. Jakarta. 117 halaman Siswandi. 2006. Bertanam Sayuran Secara Vertikultur. PT. Citra Aji Parama. Yogyakarta. 20 halaman Rukmana, Rahmat. 1994. Budidaya Kubis Bunga dan Brocoli. Kanisius. Yogyakarta. 64 halaman Sutarminingsih, Lilies. 2003. Vertikultur Pola Bertanam Secara Vertikal. Kanisius.Yogyakarta. 56 halaman Wahyudi. 2006. Bertanam Sayuran Praktis. Gramedia. Jakarta. 105 halaman.

Gambar 1. Ulangan 1

Denah Penelitian Ulangan 2 Ulangan 3 Ulangan 4 Ulangan 5 Ulangan 6

K2

K1

K4

K3

K1

K4

30cm

K4

K3

K1

K2

K3

K2

U K1 K2 K3 K4 K2 K3

K3

K4

K2 30cm

K1

K4

K1

Keterangan : K1 : dosis pupuk kalium 50kg/ha setara dengan 1g/tanaman K2 : dosis pupuk kalium 100kg/ha setara dengan 2g/tanaman K3 : dosis pupuk kalium 200kg/ha setara dengan 4g/tanaman K4 : dosis pupuk kalium 300kg/ha setara dengan 6g/tanaman

Lampiran 1. No 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Jadwal Kegiatan Jenis Kegiatan Penyemaian Pengolahan tanah Pemupukan organik Pemupukan awal Pindah tanam Tanggal 2 Juli 2012 9 Juli 2012 16 Juli 2012 27 Juli 2012 30 Juli 2012 7 Agustus 2012 Tiap 7 hari sekali Keterangan

Penyulaman dan penyiangan

7.

Pengamatan umur 9 HST

8 Agustus 2012

Tiap 7 hari sekali

8.

Pemupukan susulan pertama

9 Agustus 2012

Tiap 10 hari sekali

9. 10. 11. 12.

Pengamatan umur 16 HST Pemupukan susulan kedua Pengamatan umur 23 HST Pemupukan susulan ketiga dan pengamatan umur 30 HST

15 Agustus 2012 19 Agustus 2012 22 Agustus 2012 29 Agustus 2012

13. 14.

Pemupukan susulan keempat Pemanenan

7 September 2012 22 September 2012

Lampiran 2. Cara Menghitung Dosis Pupuk Kandang Per Petak Diketahui : Luas petak = 2m X 1 m Kebutuhan pupuk kandang 20ton/ha Ditanya Jawab : : Dosis pupuk kandang per petak ?

Dosis pupuk kandang/petak = Luas petak/Luas 1 ha X Kebutuhan pupuk kandang/ha = 2m2/ 1 haX 20ton = 2m2/10 000m2 X 20 000kg = 4kg Jadi dosis pupuk kandang per petak adalah 4kg

Lampiran 3. Cara Menghitung Dosis Pupuk Buatan (ZA, SP-36, KCl) Per Tanaman

Diketahui

:

Luas petak = 2m X 1 m, jarak tanam 40cm X 50cm Kebutuhan pupuk Urea = 300kg/ha Kebutuhan pupuk SP-36 = 500kg/ha Kebutuhan pupuk KCl (K1) = 100kg/ha Kebutuhan pupuk KCl (K2) = 200kg/ha Kebutuhan pupuk KCl (K3) = 300kg/ha

Ditanya Jawab

: :

Dosis pupuk buatan (ZA, SP-36, KCL) per tanaman ? Populasi tanaman/ha = luas 1ha/jarak tanam = 10 000m/0,2m = 50 000

Dosis pupuk/tanaman = keb.pupuk 1ha/ populasi tanaman/ha Dosis pupuk Urea/tanaman = 300 000g/50 000 = 6g/tanaman Dosis pupuk SP-36/tanaman = 500 000g/50 000 = 10 g/tanaman Dosis pupuk KCl/tanaman (K1) = 50 000g/50 000 = 1g/tanaman Dosis pupuk KCl/tanaman (K2) = 100 000g/50 000 = 2g/tanaman Dosis pupuk KCl/tanaman (K3) = 200 000g/50 000 = 4g/tanaman

Dosis pupuk KCl/tanaman (K4) = 300 000g/50 000 = 6g/tanaman Jadi kebutuhan pupuk anorganik/tanaman adalah Urea 6g, SP-36, 10g, dan kalium 1g, 2g, 4g, dan 6g.