Jurnal Reading (2)

download Jurnal Reading (2)

of 15

description

Jurnal Reading (2)

Transcript of Jurnal Reading (2)

Stres Harian dan Kejadian Negatif dalam Hidup pada Anak dengan Risiko Tinggi Menjadi Skizofrenia

Alexis E. Cullen, Helen L. Fisher, Ruth E. Roberts, Carmine M. Pariante and Kristin R. Laurens (BJP 2014, 204:354-360)

Suatu teori diathesis-stress pada skizofrenia menyatakan bahwa stressor lingkungan yang berinteraksi dengan kerentanan biologis dapat menyebabkan timbulnya psikosis. Selain itu, terdapat studi retrospektif pada pasien dengan skizofrenia dan studi populasi kohort prospektif yang menyatakan bahwa stresor lingkungan (meliputi hal hal besar yang terjadi dalam hidup dan trauma masa kecil, serta stresor dalam kehidupan sehari hari yang bersifat ringan) berkontribusi terhadap perkembangan dan pertahanan terhadap psikosis. Namun hanya sedikit studi prospektif yang meneliti tentang pengaruh stresor pada anak anak yang memiliki risiko tinggi, terhadap berkembangnya kelainan di tahap kehidupan selanjutnya. Beberapa studi memiliki keunggulan karena bias recall yang minimal dan dapat menjelaskan jalur kausa pada anak anak yang berisiko, yang selanjutnya akan memberikan prospek yang baik dalam intervensi pencegahan. Gejala psikotik subklinis yang dilaporkan pada wawancara telah digunakan untuk membedakan anak anak yang mungkin memiliki risiko tinggi menjadi skizofrenia. Kelleher, dkk menguji paparan trauma pada populasi ini dan menemukan bahwa dibandingkan dengan anak anak yang sehat tanpa gejala ini, mereka yang berisiko lebih tinggi cenderung mengalami kekerasan fisik dan paparan terhadap kekerasan di rumah. Selanjutnya, sebuah studi pada orang dewasa yang memiliki risiko tinggi menjadi skizofrenia dengan catatan diagnosisnya gangguan kepribadian skizotipal menyatakan bahwa pada masa mudanya mereka mengalami lebih banyak kejadian besar dibandingkan dengan teman sebaya mereka yang sehat, dan kesulitan yang lebih besar dihasilkan oleh masalah sehari hari. Kelompok kami adalah yang pertama di UK meneliti tentang bagaimana anak anak yang memiliki risiko tinggi skizofrenia dipengaruhi oleh stressor lingkungan. Kami menguji pengalaman hidup yang negatif dan stresor pada kehidupan sehari hari di antara anak anak dengan perbedaan profil kecenderungan terhadap psikosis yang meliputi: (a) anak anak yang diduga berisiko tinggi adalah mereka yang sebelumnya memiliki banyak antecedent of schizophrenia (kelompok ASz), (b) anak anak dengan risiko tinggi yang memiliki riwayat keluarga skizofrenia (kelompok FHx), dan (c) anak anak yang dengan typical development (kelompok TD). Kami memiliki hipotesis bahwa anak anak dengan risiko tinggi menjadi skizofrenia mengalami paparan stresor lingkungan yang lebih besar dibandingkan teman sebaya mereka yang berisiko rendah dan mengalami kesulitan yang lebih besar yang berkaitan dengan pengalaman tersebut. Kami juga menguji stresor lingkungan mana saja yang berhubungan dengan patofisiologi saat ini.METODE: Pengambilan sampel dan perekrutanSecara umum identifikasi seseorang yang memiliki risiko tinggi berkembang menjadi skizofrenia difokuskan pada mereka yang memiliki riwayat keluarga skizofrenia. Namun, sebagian besar mereka yang mengalami skizofrenia tidak memiliki keluarga dengan penyakit tersebut, maka dikembangkan strategi identifikasi alternatif. Kelompok kami telah mengembangkan suatu metode skrining komunitas baru yang mudah dan hemat biaya. Metode ini menggunakan kuesioner untuk mengidentifikasi anak anak yang secara jelas memiliki trias antecedent of shizophrenia meliputi: (a) keterlambatan atau abnormalitas perkembangan bicara dan/atau motorik; (b) masalah sosial, emosional dan/atau perilaku; dan (c) pernah mengalami gejala khas psikotik (gejala psikotik subklinis).Walaupun hanya tindak lanjut jangka panjang yang dapat menentukan spesifisitas dan sensitifitas dari trias tersebut dalam memprediksi timbulnya skizofrenia, bukti sebelumnya menunjukkan bahwa, relatif terhadap sebayanya, anak anak ini menunjukkan beberapa gambaran yang mencirikan orang dewasa dengan skizofrenia, diantaranya abnormalitas fungsi otak kemudian diikuti oleh penyimpangan perilaku, abnormalitas gerakan diskinetik involunter, abnormalitas struktural otak yang melibatkan lobus temporalis, fungsi intelektual dan kognisi yang lebih buruk, penarikan diri dari lingkungan sosial, dan penyimpangan pada pengenalan ekspresi wajah. Prosedur skrining sebelumnya telah dilakukan di London primary schools. Anak anak usia 9-12 tahun menyelesaikan kuesioner di sekolah dan para pengasuh menyelesaikan kuesioner di rumah. Keterlambatan atau abnormalitas dalam perkembangan berbicara dan/atau motorik dinilai dari laporan pengasuh menggunakan tiga pertanyaan kuantitatif dan enam pertanyaan kualitatif, yang secara kasar menggambarkan penyimpangan dari pencapaian milestone dan keahlian, dan perhatian orang tua mengenai perkembangan bicara/motorik. Masalah sosial, emosional, dan perilaku didefinisikan sebagai skor dalam lingkup klinis (memperkirakan 10 persentil teratas dari populasi normal di UK) pada sedikitnya satu dari empat skala psikopatologi Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ), yang meliputi gejala emosional pada masa kecil, atau masalah yang dilaporkan oleh pengasuh, hiperaktivitas-inatensi, atau masalah hubungan dengan teman sebaya. Adanya pengalaman yang menyerupai psikotik disefinisikan sebagai seorang anak yang dilaporkan dengan respon yang memang benar pada minimal satu diantara 9 hal (dideskripsikan kemudian) dari pengalaman yang menyerupai psikotik. Untuk mengidentifikasi anak anak dengan riwayat keluarga skizofrenia atau kelainan skizoafektif, kuesioner yang diberikan pada pengasuh juga menanyakan tentang kesehatan mental pada keluarga. Sebagai tambahan, catatan medis dari pelayanan kesehatan di South London and Maudsley (SLaM) National Health Service (NHS) Foundation. Kepercayaan kami uji untuk mengidentifikasi pasien dengan diagnosis skizofrenia atau kelainan skizoafektif dengan usia relatif antara 9 12 tahun. Keluarga yang diidentifikasi didekati mengikuti hubungan dengan pengasuh pasien.

Peserta yang merupakan kelompok FHx (diidentifikasi baik melalui skrining komunitas maupun catatan medis) memiliki paling sedikit satu riwayat keluarga dengan skizofrenia (first-degree maupun second degree). Kriteria eksklusi untuk seluruh keompok adalah ketidakmampuan berbahasa Inggris untuk menyelesaikan penilaian dan kondisi neurologis yang mempengaruhi perkembangan pencapaian milestone atau fungsi saat ini (yaitu epilepsy, cerebral palsy).

Kuesioner skrining telah diselesaikan oleh 1.343 orang anak dan pengasuh. Dari semua itu, 9,5% (n=128) anak anak menunjukkan trias dari antecedents of schizophrenia, dan terdapat 22,5% (n=302) dari mereka memenuhi kriteria kelompok TD. Dari 1.020 anak anak dengan riwayat keluarga yang informasinya tersedia pada kuesioner skrining, 3,4% (n=35) dilaporkan memiliki riwayat keluarga skizofrenia. Selanjutnya 36 anak yang masuk ke dalam kelompok FHx (mereka yang memiliki riwayat keluarga skizofrenia, dengan rincian kontak yang dapat dihubungi, dan dalam lingkup usia yang tepat) diidentifikasi melalui catatan medik. Anak anak yang memenuhi kriteria masing masing kelompok diundang untuk mengikuti penelitian jangka panjang tentang perkembangan anak. Secara keseluruhan, 41% (n=26) dari keluarga yang anak anaknya dengan antecedents of schizophrenia dan 42% (n=36) dari keluarga dengan anak anak dengan typical development menolak untuk ikut serta, dan 40% (n=17) keluarga dengan riwayat keluarga skizofrenia yang diidentifikasi baik melalui prosedur skrining di sekolah atau mlalui catatan medis menolak untuk ikut serta setelah pertama kali dihubungi. Anak anak di kelompok ASz dan TD yang ikut serta dalam penelitian tidak dibedakan secara usia, jenis kelamin, maupun etnis dari mereka yang tidak termasuk dalam kelompok ini. Untuk anak anak dengan antecedents of schizophrenia, prevalensi dari komponen trias tidak berbeda secara signifikan antara mereka yang ikut berpartisipasi dan yang tidak ikut berpartisipasi, dengan pengecualian gejala emosional SDQ secara klinis lebih sedikit pada mereka yang ikut serta dibandingkan dengan yang tidak. Prosedur dan pengukuranPenelitian ini melaporkan data cross sectional dari pengujian yang telah diselesaikan saat anak berusia 11-14 tahun (dengan rata rata 32 bulan setelah identifikasinya pada usia 9 12 tahun). Ijin secara etnis untuk penelitian ini telah diberikan oleh Joint SLaM and Institute of Psychiatry NHS Research Ethics Committee. Pengasuh dan anak anak diberikan informed consent dan persetujuan untuk keikut sertaan mereka.Pengukuran demografikStatus kekinian pengasuh diperoleh melalui wawancara semi terstruktur dan dikode ke dalam tiga kelas sesuai dengan klasifikasi UK National Statistics socioeconomic: (a) higher managerial, administrative and professional occupations; (b) intermediate occupations; (c) routine and manual occupations. Asal etnik peserta ditentukan berdasarkan rincian informasi yang didapatkan dari pengasuh selama wawancara FIGS.

PENGUKURAN HASILPeristiwa negatif dalam hidupTerdapat delapan permasalahan yang diukur dalam hal ini, untuk setiap permasalahan diberikan tiga penilaian: (a) apakah mereka pernah mengalaminya (ya/tidak); (b) bagaimana kesulitan itu mereka rasakan pada saat kejadian; (c) seberapa banyak peristiwa tersebut sering menekan mereka. Kedua kesulitan ini diberikan empat skala (0, tidak sama sekali; 1, sedikit; 2, cukup; 3, sangat). Jumlah dari peristiwa negatif dalam hidup dijumlahkan untuk mendapatkan skor total dan dua rata rata skor kesulitan (dulu dan sekarang) diperoleh dari membagi jumlah skor kesulitan dengan total jumlah peristiwa negatif dalam hidup.

Stresor sehari hari

Anak anak mengisi 37 permasalahan yang diadaptasi dari Heubeck & OSullivan, menguji stresor yang berhubungan dengan sekolah dalam empat domain kategori: pelajaran (9 permasalahan: seperti saya harus menyelesaikan ujian), rumah (4 permasalahan: seperti orang tua saya ingin saya melakukan hal yang lebih baik), teman sebaya (16 permasalahan: seperti anak-anak lain mengolok olok saya, mengejek saya, atau mengganggu saya) dan guru (8 permasalahan: seperti seorang guru berlaku tidak adil terhadap saya atau anak anak lainnya). Untuk setiap permasalahan diberikan empat skala penilaian seberapa sering stressor tersebut dialami dalam 6 bulan (0, tidak pernah; 1, jarang; 2, kadang kadang; 3, sering), seberapa tertekan mereka merasa karena permasalahan tersebut (0, tidak sama sekali; 1, sedikit; 2, cukup; 3, sangat). Penilaian frekuensi untuk permasalahan tersebut dimasukkan di setiap sub skala kemudian dijumlahkan untuk memberikan skor frekuensi domain (menggambarkan jumlah stresor yang dialami dan seberapa sering mereka mengalaminya). Total frekuensi stressor harian dihitung dengan menjumlahkan seluruh skor frekeensi dari setiap permasalahan. Rata rata skor di domain kesulitan dihitung dengan menjumlahkan nilai kesulitan dari setiap permasalahan dan dibagi jumlah permasalahan (menggambarkan rata rata kesulitan setiap permasalahan), prosedur yang sama juga digunakan pada seluruh permasalahan untuk mendapatkan keseluruhan rata rata harian skor kesulitan stresor. Setelah mengeksklusi satu permasalahan dari domain pelajaran yang dinilai kurang berhubungan dibandingkan dengan yang lain (saya memiliki kesulitan dalam membaca, menulis, atau mengeja), koefisien Cronbach alpha menunjukkan nilai sedang-tinggi (rentang: 0,71 0,89) untuk seluruh frekwensi domain dan skala kesulitan kecuali skala frekwensi rumah (a=0,55) dan skala kesulitan di rumah (a=0,59), yang sepertinya memperlihatkan sedikit permasalahan yang berhubungan dengan domain rumah. Kedua skala tersebut dipertahankan dalam analisis namun harus diinterpretasikan dengan hati hati. Konsistensi internal untuk frekuensi total dan keseluruhan skala kesulitan menunjukkan angka yang tinggi (0,88 dan 0,92, kedua skala tersebut masih berisi permasalahan yang dieksklusi dari domain pelajaran).

Psikopatologi Eksternalisasi dan internalisasi Child Behaviour Checklist (CBCL; untuk anak usia 6-18 tahun) dan Youth Self-Report (YSR; untuk anak usia 11-18 tahun) telah diselesaikan oleh pengasuh dan anak anak. Kedua daftar pertanyaan tersebut adalah kuesioner yang paling banyak digunakan untuk menentukan psikopatologi pada anak anak dan memiliki validitas dan reabilitas yang tinggi. Kuesioner tersebut dapat menunjukkan permasalahan yang terjadi selama 6 bulan terakhir (CBCL terdiri atas 113 permasalahan, YSR 112 permasalahn), di mana masing masing permasalahan diberi skor tiga skala nilai (0, tidak benar; 1, terkadang benar; 2, sangat benar atau sering benar). Penelitian saat ini menguji skor dari pengasuh dan anak anak pada skala internalisasi dan eksternalisasi.

Pengalaman seperti psikotikAnak anak mengisi kembali sembilan hal tentang pengalaman seperti psikotik, meliputi kuesioner skrining antecedent untuk menyediakan penilaian secara bersamaan dengan penilaian stressor. Lima hal diadaptasi dari Diagnostic Interview Schedule for Children (halusinasi auditori, membaca pikiran, acuan pikiran, ide paranoid dan ide perubahan somatik), dengan tambahan empat hal yang menilai halusinasi visual, fenomena pasivitas, pengalaman telepati dan grandiosity. Masing masing diberi tiga skala penilaian (0, tidak benar; 1, terkadang benar; 2, sangat benar) dan dijumlahkan untuk memperoleh nilai total. Perhitungan ini menunjukkan properti psikometrik dengan keseluruhan sembilan hal diproses menjadi suatu psychotic-like construct.

Analisis statistikSampel independen t - test , Mann - Whitney U - test , tes chi - kuadrat dan uji eksak Fisher digunakan untuk menguji perbedaan kelompok pada variabel demografis. Analisis regresi linier digunakan untuk menentukan apakah status kelompok memprediksi jumlah total peristiwa kehidupan yang negatif, menilai skala kesulitan peristiwa kehidupan yang negatif (sebelumnya dan saat ini), dan empat domain frekuensi stresor sehari-hari dan skala kesulitan. Terdapat dua variabel kesulitan peristiwa negatif kehidupan menunjukkan penyimpangan dari normal, sehingga analisis non - parametrik tambahan dilakukan pada dua variabel tersebut menggunakan kuantil (median) regresi untuk mengkonfirmasi pola hasil yang diperoleh dalam analisis parametrik (Tabel secara online DS1). Dalam setiap analisis, efek prediksi masing-masing kelompok risiko diuji secara independen (yaitu kelompok ASZ dan FHx diperiksa relatif terhadap kelompok TD tetapi tidak secara langsung dibandingkan satu sama lain karena terdapat beberapa anak yang memenuhi kriteria inklusi untuk kedua kelompok). Semua analisis regresi akan disesuaikan untuk faktor-faktor demografi yang berbeda secara signifikan antara kelompok. Untuk menentukan apakah efek status kelompok dijelaskan oleh suasana hati atau tekanan saat ini yang berkaitan dengan psikopatologi lain, analisis yang memeriksa efek status kelompok pada tekanan yang berkaitan dengan stres lingkungan ditambahkan dan disesuaikan dengan psikopatologi anak saat ini (gejala internalisasi dan eksternalisasi, pengalaman menyerupai psikotik). Koefisien regresi tidak terstandarisasi dari kedua analisis unadjusted dan adjusted digunakan untuk menurunkan perbedaan rata-rata standar (d) sebagai indeks dari effect size. Korelasi analisis eksplorasi dilakukan berikutnya untuk menguji hubungan antara stres lingkungan dan psikopatologi saat ini. Analisis korelasi non - parametrik ( Spearman rho ' r ' ) dilakukan pada skor gejala yang tidak terdistribusi normal. Untuk membatasi jumlah uji statistik, hanya skor total pada frekuensi stresor dan tekanan skala harian (sebagai lawan dari empat nilai domain individual) diperiksa dalam analisis korelasi. Analisis dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 20 dan Stata versi 11 pada Windows .HASIL

Karakteristi sampelSecara total, 95 anak-anak berpartisipasi dalam penelitian ini; 42 memenuhi kriteria TD, 29 memenuhi kriteria ASz saja, 19 memenuhi kriteria FHx saja, dan 5 anak-anak memenuhi kedua kriteria ASZ dan FHx. Kelima peserta yang memenuhi kedua kriteria ASz dan FHx termasuk dalam kedua kelompok ASZ dan FHx , menghasilkan data 34 orang dalam kelompok ASz dan 24 orang dalam kelompok FHx. Seperti dijelaskan sebelumnya, data dari kelompok-kelompok ASz dan FHx (non-mutually exclusive) ini diperiksa relatif terhadap kelompok TD saja, dan tidak dibandingkan secara langsung dengan satu sama lain. Analisis kemudian diulang untuk setiap kelompok setelah mengeksklusi lima anak-anak yang masuk ke dalam dua kriteria kelompok ASz dan FHx. Karakteristik demografi disajikan oleh kelompok pada Tabel 1. Dari keseluruhan sampel, usia rata-rata adalah 13,1 tahun. Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam kelompok usia atau selisih waktu antara skrining (rekrutmen) dan penilaian. Anak-anak dalam kelompok ASz secara bermakna lebih banyak laki-laki dibandingkan dengan kelompok TD (P=0,04). Ketika kelompok ASz dan FHx dibandingkan dengan kelompok TD, mereka masing-masing berbeda secara signifikan terhadap etnis (P