Journal of Psychologystaffnew.uny.ac.id/upload/132063919/penelitian/Academic... · Penalaran Moral...

18
Journal of Psychology ISSN : 1412-1735 Volume 20, Nomor 2 Oktober 2014

Transcript of Journal of Psychologystaffnew.uny.ac.id/upload/132063919/penelitian/Academic... · Penalaran Moral...

Page 1: Journal of Psychologystaffnew.uny.ac.id/upload/132063919/penelitian/Academic... · Penalaran Moral Siswa Berinteligensi Tinggi Ditinjau Dari Gaya Pengasuhan Orang Tua Rina Mirza Perbedaan

Journal

of Psychology

ISSN : 1412-1735

Volume 20, Nomor 2 Oktober 2014

Page 2: Journal of Psychologystaffnew.uny.ac.id/upload/132063919/penelitian/Academic... · Penalaran Moral Siswa Berinteligensi Tinggi Ditinjau Dari Gaya Pengasuhan Orang Tua Rina Mirza Perbedaan

Salam Redaksi

Redaksi mengucapkan syukur Alhamdulillah dapat menerbitkan Jurnal Tazkiya edisi Oktober untuk dihadirkan kepada para pembaca. Pada edisi kali ini, redaksi banyak menerima artikel dari berbagai pihak untuk diterbitkan. Dewan redaksi telah membaca artikel-artikel tersebut dan mempertimbangkan untuk diterbitkan. Kepada mereka yang telah mengirimkan artikelnya, redaksi mengucapkan terima kasih atas partisipasinya.

Pada edisi ini, Tazkiya menampilkan beberapa artikel dengan topik yang sesuai dengan kekhasan dari jurnal ini. Artikel pertama berjudul “

”, yang ditulis oleh . Artikel kedua ditulis oleh

dengan judul “ Artikel ketiga ditulis oleh berjudul “

“. Artikel keempat ditulis oleh berjudul “

“, artikel kelima ditulis oleh dengan judul “

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terbitnya edisi ini, terutama kepada para penulis atas sumbangan artikelnya. Kami berharap ke depan akan semakin banyak partisipasi para ahli, peneliti, mahasiswa untuk menuangkan hasil penelitiannya dalam jurnal ini. Semoga.

Oktober 2014

Pengaruh Dukungan Sosial dan Attachment Style terhadap Perasaan Kesepian pada Remaja yang Tinggal di Panti Asuhan Khazanah Kebajikan

Astrid Febry Nurdiani dan Rachmat Mulyono Ilmi Amalia Pengaruh Religiusitas terhadap Hardiness “,

Fristy Vidya Kusuma Ayudia Resiliensi Penyandang Tuna Daksa: Pengaruh Dukungan Sosial Dan Gratitude Dalam Membentuk Individu Yang Resilien Nurhayani

Penalaran Moral Siswa Berinteligensi Tinggi Ditinjau Dari Gaya Pengasuhan Orang Tua Rina Mirza

Perbedaan Kecemasan dalam Menghadapi Ujian antara Siswa Program Reguler dengan Siswa Program Akselerasi di SMA Swasta Al-azhar Medan”, dan artikel ke enam di tulis oleh Muhammad Nur Wangid dengan judul

“Academic Procrastination: Behavior to be Removed “

Page 3: Journal of Psychologystaffnew.uny.ac.id/upload/132063919/penelitian/Academic... · Penalaran Moral Siswa Berinteligensi Tinggi Ditinjau Dari Gaya Pengasuhan Orang Tua Rina Mirza Perbedaan

DAFTAR ISI

Pengaruh Dukungan Sosial dan Attachment Style terhadap Perasaan Kesepian pada Remaja yang Tinggal di Panti Asuhan Khazanah Kebajikan

1

Astrid Febry NurdianiRachmat Mulyono

Pengaruh Religiusitas terhadap Hardiness 16Ilmi Amalia

Resiliensi Penyandang Tuna Daksa: Pengaruh Dukungan Sosial Dan Gratitude Dalam Membentuk Individu Yang ResilienFristy Vidya Kusuma Ayudia

Penalaran Moral Siswa Berinteligensi Tinggi Ditinjau Dari Gaya Pengasuhan Orang Tua Nurhayani

Perbedaan Kecemasan dalam Menghadapi Ujian antara Siswa Program Reguler dengan Siswa Program Akselerasi di SMA Swasta Al-azhar MedanRina Mirza

Journal

of PsychologyVolume 20, Nomor 2, Oktober 2014

Susunan RedaksiSalam RedaksiDaftar Isi

iiv

vii

25

48

64

Academic Procrastination: Behavior to be Removed

Muhammad Nur Wangid

77

Page 4: Journal of Psychologystaffnew.uny.ac.id/upload/132063919/penelitian/Academic... · Penalaran Moral Siswa Berinteligensi Tinggi Ditinjau Dari Gaya Pengasuhan Orang Tua Rina Mirza Perbedaan

Pendahuluan

Dalam kehidupan sehari-hari hampir setiap orang pasti pernah melakukan kegiatan penundaan (prokrastinasi). Ada sebagian orang melakukan penundaan suatu kegiatan karena keterbatasan waktu, atau memilih waktu lain yang lebih baik, lebih longgar, sehingga hasilnya lebih baik. Namun ada pula, sebagian orang menunda melaksanakan suatu tugas tanpa sebab yang je las a tau membatalkan suatu kegiatan tanpa

sebab sehingga menjadikan orang lain k e b i n g u n g a n m e n g i k u t i p o l a kegiatannya. Oleh karena itu, hasil yang diperoleh orang yang kedua ini bernilai negatif, berbeda sama sekali dengan kasus pertama di atas. Dengan demikian, persoalan tunda menunda pada dasarnya netral, semua orang sangat mungkin melakukannya, hanya saja konteks penundaan tersebut menjadi persoalan.

Dalam dunia akademis melaksanakan kegiatan belajar mestinya merupakan kebutuhan atau

ACADEMIC PROCRASTINATION: BEHAVIOR TO BE REMOVED

Muhammad Nur WangidFakultas Ilmu Pendidikan Universitas Yogyakarta

ABSTRAK

Prokrastinasi merupakan salah satu fenomena permalahan yang mempengaruhi jutaan pelajar di seluruh dunia. Prokrastinasi akademik adalah salah satu alasan yang paling sering dipergunakan dalam merasionalisasi kegagalan atau kinerja akademik yang tidak maksimal dari mahasiswa di perguruan tinggi. Banyak bukti-bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa prokrastinasi akademik banyak berhubungan dengan berbagai macam kerugian dalam bidang akademik maupun non-akademik. Efek prokrastinasi pada umumnya mahasiswa akan mengalami penurunan akademik, di samping itu mereka juga dihinggapi ketegangan dan kecemasan yang tinggi. Pada dasarnya ada dua hal yang mempengaruhi prokrastinasi yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa aspek fisiologis dan psikologis, sedangkan faktor eksternal berupa berbagai hal yang mempengaruhi individu dalam perkembangannya mulai dari gaya pengasuhan orang tua, pengaruh keluarga, dan sebagainya. Berbagai tip untuk mengatasi prokrastinasi didiskusikan baik dalam aspek preventif, developmental, maupun kuratif.

Kata Kunci: Prokrastinasi Akademik

77

Page 5: Journal of Psychologystaffnew.uny.ac.id/upload/132063919/penelitian/Academic... · Penalaran Moral Siswa Berinteligensi Tinggi Ditinjau Dari Gaya Pengasuhan Orang Tua Rina Mirza Perbedaan

kesadaran dari mahasiswa. Namun dalam kenyataan yang diketemukan keseharian dijumpai bahwa mahasiswa dengan sengaja dan tanpa rasa bersalah mengatakan “kumpulkan besok saja”; “ Pak maaf tugas belum selesai, mohon minta waktu tambahan untuk mengerjakan”; dan sebagainya. U n g k a p a n - u n g k a p a n t e r s e b u t menunjukkan bahwa mahasiswa belum siap dengan tugasnya, sehingga dampaknya berbagai upaya dilakukan untuk mengejar ketertinggalannya. Penundaan dilakukan mahasiswa tanpa alasan yang jelas, atau tujuan yang pasti. Hanya menunda dan terus menunda. Inilah kebiasaan yang menjad i masa lah yang harus d i h i l a n g k a n . D a m p a k d a r i ketidakmampuan memenuhi tugas-tugas yang harus dikerjakan dan diserahkan kepada dosen adalah prestasi belajar yang tidak maksimal.

Oleh karena itu, intensitas keterlambatan menyerahkan tugas sering juga dipandang sebagai bentuk kesulitan belajar (Abin Syamsudin, 1996). Hal itu karena gejala kesulitan belajar banyak berkaitan dengan kemampuan individu/mahasiswa dalam mengikuti proses perkuliahan yang diselenggarakan oleh dosen. Walaupun banyak sekali gejala yang dapat dipakai untuk mendeteksi kesulitan dalam mengikuti kegiatan akademis , kebiasaan per i laku prokrastinasi dapat dipakai menjadi salah satu tanda untuk menunjukkan betapa korelasi yang terjadi antara prokrastinasi dengan perolehan prestasi akademis (Howel dan Watson, 2007).

Kebiasaan suka menunda-

nunda oleh banyak pihak ditangkap sebagai sesuatu masalah yang serius dalam kehidupan sehari-hari dan dalam dunia pendidikan pada masyarakat modern. Penelitian melalui s e j a r a h m e n u n j u k k a n b a h w a prokrastinasi telah menjadi suatu bencana yang merusak individu paling tidak sejak tiga ribu tahun yang lalu (Steel dalam Sepehrian dan Lotf, 2012: 2987). Kondisi sekarang ditunjukkan dengan hasil penelitian Eliss dan Knaus (Sepehrian dan Lotf, 2012); dan informasi data dari Wikipedia menyatakan bahwa lebih dari 95 % mahasiswa di Amerika Serikat menunda untuk segera memulai mengerjakan tugas, dan lebih dari 70% mereka akan mengulanginya . Gambaran ini dapat menjadi cerminan kondisi mahasiswa di Indonesia.

PembahasanSecara harafiah prokrastinasi

berasal dari bahasa Latin procrastinat ; procrastinare yang berarti “defer till the morning” (Concise Oxxford English Dictionary: 2005) menunda sampai besok pagi, makna tersebut diperoleh dari asal kata pro yang berarti forward dan crastinus yang berarti belonging to tomorrow sehingga pengertian prokrastinasi pada dasarnya merujuk pada pengertian kecenderungan untuk menunda atau bahkan menghindar melakukan suatu kegiatan sampai besok hari atau bahkan sampai waktu yang tidak ditentukan. Dengan demikian, pengertian prokrastinasi sangatlah tidak menguntungkan apalagi dalam dunia akademik. Hal ini karena tanpa k e s e d i a a n m a h a s i s w a u n t u k

78 TAZKIYA Journal of Psychology Volume 20 Nomor 2, Oktober 2014

Muhammad Nur Wangid

Page 6: Journal of Psychologystaffnew.uny.ac.id/upload/132063919/penelitian/Academic... · Penalaran Moral Siswa Berinteligensi Tinggi Ditinjau Dari Gaya Pengasuhan Orang Tua Rina Mirza Perbedaan

melakukan atau melaksanakan tugas yang diberikan oleh dosen, atau atas kesadaran sendiri mengerjakan kegiatan akademis maka proses kegiatan belajar yang diharapkan tidak pernah terjadi. Hal itu karena p rokras t inas i mencakup juga menghindar dari sesuatu yang diketahui yang seharusnya dikerjakan. Dengan kata lain, keengganan melaksanakan atau menunaikan tugas-tugas akademik baik disengaja atau tidak disengaja tetap sama saja akan berakibat tidak baik terhadap individu. Untuk itu, adanya keinginan untuk menunda mengerjakan tugas atau bahkan menghindar dari melaksanakan tugas-tugas akademik merupakan sesuatu yang merugikan, dan oleh sebab itu harus dihilangkan. Dalam situasi akademik tersebut Senecal et. all (1995: 607) menjelaskan “procrastination as '…knowing that one is supposed to and perhaps even wanting to complete an academic task but failing to perform the activity within the expected or desired time frame'. Procrastination involves avoiding doing what we know we should be doing. Sometimes we can be creative in our avoidance strategies. If you find yourself procrastinating on a regular basis then a bit of soul searching is worth doing to help you understand the reasons for your inactivity”.

Perkembangan studi tentang prokrastinasi menunjukkan bahwa p rok ra s t i na s i bukan masa l ah kemampuan membagi waktu semata. Hal itu merupakan proses yang kompleks yang mencakup masalah afektif, kognitif , dan komponen

perilaku (Burka dan Yuen, 2008: 1-3). Dengan demikian, aspek permasalahan prokrastinasi tidaklah sederhana, namun melibatkan banyak aspek individu.

Seperti dikemukakan di atas bahwa tidak semua tingkah laku prokrastinasi memiliki efek negatif. Oleh karena itu, Chu dan Choi (2005: 247) membagi prokrastinasi menjadi dua: (a) passive procrastination, yaitu meliputi mereka yang melakukan prokrastinasi dalam artian tradisional. Secara kognitif, mereka yang termasuk passive procrastinator tidak dengan sengaja melakukan penundaan mengerjakan tugas, tetapi lebih cenderung menunda tugas karena tidak mampu membuat keputusan dengan cepat dan bertindak dengan segera. O l e h k a r e n a i t u , p a s s i v e procrastination merupakan penundaan yang tidak bertujuan, berakibat jelek, dan sering menimbulkan masalah. Berdasarkan perspektif di atas maka a d a d u a b e n t u k p a s s i v e procrastination yaitu terkait dengan keputusan (decisional), dan yang kedua berupa tindakan menghindar ( a v o i d a n c e ) . D e c i s i o n a l procrastination merupakan suatu penundaan da lam mengambi l keputusan. Bentuk proskrastinasi ini merupakan sesuatu yang mengawali (anteseden) kognitif dalam menunda untuk memulai melakukan suatu tugas. Hal itu dilakukan karena menganggap atau mempersepsikan situasi tugas sebagai sesuatu yang penuh dengan tekanan. Dampak dari hal tersebut lebih jauh adalah munculnya avoidance procrastination yang berupa perilaku untuk menghindarkan

TAZKIYA Journal of Psychology Volume 20 Nomor 2, Oktober 2014 79

Academic Procrastination : Behavior to be Removed

Page 7: Journal of Psychologystaffnew.uny.ac.id/upload/132063919/penelitian/Academic... · Penalaran Moral Siswa Berinteligensi Tinggi Ditinjau Dari Gaya Pengasuhan Orang Tua Rina Mirza Perbedaan

diri dari kondisi yang dianggap penuh tekanan (stress) tersebut. Bentuk perilaku yang nampak (behavioral) penundaan dianggap sebagai cara untuk menghindari tugas yang tidak menyenangkan dan sulit dilakukan. Prokrastinasi di lakukan untuk menghindari kegagalan dalam menyelesaikan tugas namun yang terjadi justru sebaliknya hasil buruk, merasa tidak mampu, gagal, dan sebagainya. Oleh karena itu, passive procrastinator merupakan perilaku negatif yang tidak berujung – lingkaran setan. Dan sebaliknya (b) active procrastination yaitu penundaan mengerjakan tugas yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dan akurat, penundaan dilakukan karena sebaliknya pelaku merasa sanggup bertanggung jawab terhadap perilakunya menunda. Mereka menunda tindakannya secara s e n g a j a d a n m e m f o k u s k a n perhatiannya pada tugas lain yang lebih penting. Penundaan dilakukan secara disengaja untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam semua tugas yang dihadapi. Hal ini karena dirinya mampu mengatur diri dan tugas secara efektif. Dengan demikian, passive procrastinator dan active procrastinator berbeda baik secara kognitif, afektif, dan perilakunya. Di dalam artikel ini, prokrastinasi yang d i m a k s u d a d a l a h p a s s i v e procrastinator, proskrastinasi inilah yang harus segera dihentikan.

Jenis-jenis Tugas pada Prokrastinasi Akademik

Azure (2010: 63); serta Solomon dan Rothblum (1984: 504)

dalam penelitiannya menggunakan enam area akademik untuk melihat jenis-jenis tugas yang sering diprokrastinasi oleh mahasiswa, yaitu :

1. Writing a term paper (Tugas mengarang). Tugas mengarang m e l i p u t i p e n u n d a a n melaksanakan kewajiban atau tugas-tugas menulis, misalnya menulis makalah, laporan, atau tugas mengarang lainnya.

2. Studying for an exam (Belajar menghadapi ujian). Tugas belajar menghadapi ujian mencakup penundaan belajar untuk menghadapi ujian misalnya ujian tengah semester, akhir semester, atau ulangan mingguan.

3. Keeping up with weekly r e a d i n g a s s i g n m e n t s (Membaca). Tugas membaca meliputi adanya penundaan untuk membaca buku atau referensi yang berkaitan dengan tugas akedemik yang diwajibkan.

4. Performing administrative tasks (Kinerja administratif). Kinerja tugas administratif, seperti menyalin catatan, mendaftarkan diri dalam presensi kehadiran, daftar p e s e r t a p r a k t i k u m d a n sebagainya.

5. A t t e n d i n g m e e t i n g s (Menghadiri pertemuan). Menghadiri pertemuan, yaitu p e n u n d a a n m a u p u n k e t e r l a m b a t a n d a l a m menghad i r i pe l a j a r an , praktikum dan pertemuan-pertemuan lainnya.

80 TAZKIYA Journal of Psychology Volume 20 Nomor 2, Oktober 2014

Muhammad Nur Wangid

Page 8: Journal of Psychologystaffnew.uny.ac.id/upload/132063919/penelitian/Academic... · Penalaran Moral Siswa Berinteligensi Tinggi Ditinjau Dari Gaya Pengasuhan Orang Tua Rina Mirza Perbedaan

6. Performing academic tasks in general (Kinerja tugas-tugas akademik secara keseluruhan). Yaitu menunda mengerjakan atau menyelesaikan tugas-tugas akademik secara umum.Namun demikian, sangat

mungkin masih ada aspek lain yang belum tersebut dan berbeda dengan apa yang sudah diungkapkan oleh para peneliti di atas.

Penyebab

Faktor yang menyebabkan mahasiswa melakukan prokrastinasi dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor internal, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu yang mempengaruhi prokrastinasi. Faktor-faktor itu meliputi kondisi fisik dan kondis i ps iko log is dar i individu, yaitu:

1) Kondis i f i s io logis (fisik) individu. Faktor dari dalam diri individu yang turut mempengaruhi munculnya prokrastinasi akademik adalah berupa keadaan fisik dan kondisi ke seha t an i nd iv idu . Penelitian tentang penyebab fisiologis prokrastinasi sebagian besar mengarah p a d a p e r a n k o r t e k s prefrontal. Ini area otak yang bertanggung jawab untuk fungsi otak eksekutif seperti perencanaan, kontrol impuls, perhatian, dan

bertindak sebagai filter d e n g a n m e n g u r a n g i rangsangan mengganggu dari daerah otak lainnya. Kerusakan atau aktivasi yang rendah di daerah ini d a p a t m e n g u r a n g i kemampuan individu untuk menyaring rangsangan mengganggu, akhirnya m e n g h a s i l k a n perorganisasian perilaku y a n g l e b i h s e d i k i t , kehilangan perhatian dan a k h i r n y a prokrastinasi/penundaan m e n i n g k a t (

). Contoh lain adalah kelelahan. S e s e o r a n g y a n g m e n g a l a m i k e l e l a h a n (fatigue) akan memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk melakukan prokrastinasi daripada yang tidak mengalami kelelahan (Ferrari dalam Chu dan Choi, 2005).

2) Kondisi psikologis individu. Menurut Chu dan C h o i ( 2 0 0 5 ) s i f a t kepribadian individu yang turu t mempengaruhi m u n c u l n y a p e r i l a k u prokrastinasi, misalnya ciri kepribadian yang berupa kemampuan mengatur diri (Park dan Sperling, 2012). Tingginya kemampuan mengatur diri dibarengi dengan besarnya motivasi yang dimiliki seseorang

http://psychology.wikia.com/wiki/Procrastination

TAZKIYA Journal of Psychology Volume 20 Nomor 2, Oktober 2014 81

Academic Procrastination : Behavior to be Removed

Page 9: Journal of Psychologystaffnew.uny.ac.id/upload/132063919/penelitian/Academic... · Penalaran Moral Siswa Berinteligensi Tinggi Ditinjau Dari Gaya Pengasuhan Orang Tua Rina Mirza Perbedaan

juga akan mempengaruhi prokrastinasi secara negatif, di mana semakin tinggi motivasi intrinsik yang dimiliki individu ketika menghadapi tugas, akan s e m a k i n r e n d a h kecenderungannya untuk prokrastinasi akademik (Rakes dan Dunn, 2010). Berbagai hasil penelitian lain yang menunjukkan aspek-aspek psikologis lain pada diri individu yang turu t mempengaruhi s e s e o r a n g u n t u k m e m p u n y a i s u a t u kecenderungan perilaku prokrastinasi, antara lain: (a) rendahnya kontrol diri dalam tujuan penggunaan dan kontrol waktu ( Chu dan Choi, 2005); (b) self-compassion dan motivasi (William et all., 2008) yang m e n u n j u k k a n b a h w a semakin individu merasa kasihan terhadap dirinya sendir i dan didukung dengan motivasi yang tinggi maka semakin rendah kemungkinan prokrastinasi a k a n d i l a k u k a n ; ( c ) kecemasan (Azure, 2011) yang mengungkapkan b a h w a k e c e m a s a n berkorelasi dengan perilaku prokrastinasi akademik yang dilakukan mahasiswa; (d) atribusi (Gargari et all., 2011) yang mengungkapkan b a h w a k u n c i u n t u k m e m a h a m i p e n y e b a b

prokrastinasi akademik adalah “the knowledge of causal attribution styles to organize their learning” yang berarti bahwa kunci penyebab prokrastinasi akademik adalah pada pengetahuan tentang gaya penyebab untuk mengatur perilaku belajarnya; (e) Self-Regulation (kemampuan m e n g a t u r d i r i ) y a n g m e n u n j u k k a n b a h w a mereka yang melakukan prokrastinasi akademik pada umumnya lemah dalam mengatur diri, dan bertingkah laku defensif (Park and Sperling, 2012); demikian pula Rakes and D u n n ( 2 0 1 0 ) y a n g menunjukkan bahwa pada saat motivasi intrinsik untuk belajar dan usaha untuk mengatur diri menurun maka yang terjadi adalah prokrastinasi akademik meningkat.

b. Faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang terdapat di luar diri individu yang mempengaruhi prokrastinasi. Faktor-faktor itu antara lain berupa pengasuhan orang tua dan lingkungan yang kondusif, yaitu lingkungan yang lenient.

1) Gaya pengasuhan orangtua. Vahedi et. all. (2009) menjelaskan hasil penelitiannya bahwa orang tua yang menggunakan gaya pengasuhan cenderung

82 TAZKIYA Journal of Psychology Volume 20 Nomor 2, Oktober 2014

Muhammad Nur Wangid

Page 10: Journal of Psychologystaffnew.uny.ac.id/upload/132063919/penelitian/Academic... · Penalaran Moral Siswa Berinteligensi Tinggi Ditinjau Dari Gaya Pengasuhan Orang Tua Rina Mirza Perbedaan

keras atau tidak mendukung a n a k ( h a r s h a n d unsupportive) yang ditandai d e n g a n p e n o l a k a n , k e k a c a u a n , p a k s a a n , kekerasan (rejection, chaos, coercion) berhubungan secara negatif dengan perilaku prokrastinasi, sebaliknya orang tua yang cenderung menggunakan authoritative parenting yang di tandai dengan hubungan yang hangat (warmth), terstruktur jelas, d a n d u k u n g a n u n t u k mandiri (autonomy support) b e r k o r e l a s i u n t u k pengembangan kebiasaan pengaturan diri sehingga tidak menimbulkan masalah prokrastinasi.

2) Kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan yang lunak terhadap prokrastinasi akademik lebih banyak dilakukan pada lingkungan y a n g r e n d a h d a l a m p e n g a w a s a n d a r i p a d a lingkungan yang penuh pengawasan. Rosario et all. (2009) menjelaskan temuan penel i t iannya sebagai b e r i k u t p e r i l a k u prokrastinasi akademik menurun ketika pendidikan orang tua semakin tinggi, tetapi perilaku prokrastinasi akan semakin tinggi terjadi pada mahasiswa yang jumlah keluarga/saudara semakin banyak, tingkat ( g r a d e l e v e l ) , d a n

mahasiswa yang mengalami underachievement.

Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik dapat dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu dan faktor eksternal berupa faktor di luar diri individu. Faktor tersebut dapat menjadi pemicu munculnya perilaku prokrastinasi atau menjadi faktor konduktor yang akan menjadi katalisator sehingga perilaku prokrastinasi akademik seseorang justru semakin meningkat dengan adanya pengaruh faktor tersebut. Namun mungkin sebaliknya keberadaan faktor-faktor tersebut dapat pula menjadi penghambat untuk berkembangnya perilaku prokrastinasi

Beberapa Pendekatan Umum Untuk Dipahami dalam Mengatasi

Berdasa rkan penyebab prokrastinasi tersebut maka pada dasarnya terdapat dua pendekatan untuk mengatasi prokrastinasi. Kedua pendekatan tersebut sesuai dengan jenis penyebab prokrastinasi, yaitu:

1. Pendekatan internalMaksudnya adalah untuk m e n g a t a s i p e n y e b a b prokrastinasi yang cenderung disebabkan oleh faktor internal inividu. Oleh karena itu berbagai hal pada diri individu perlu dievaluasi di mana letak hambatan d i r i sehingga melakukan prokrast inasi akademik. Apakah berasal dari kondisi fisik ataukah dari faktor-faktor psikologis. Jika

TAZKIYA Journal of Psychology Volume 20 Nomor 2, Oktober 2014 83

Academic Procrastination : Behavior to be Removed

Page 11: Journal of Psychologystaffnew.uny.ac.id/upload/132063919/penelitian/Academic... · Penalaran Moral Siswa Berinteligensi Tinggi Ditinjau Dari Gaya Pengasuhan Orang Tua Rina Mirza Perbedaan

memang berasal dari faktor fisiologis maka mau tidak mau kondis i f i s io log is yang mengganggu harus dihilangkan terlebih dahulu atau dipulihkan kondisinya terlebih dahulu. Mahasiswa yang merasa sangat lelah sehingga kelelahan maka k o n d i s i t e r s e b u t h a r u s dipulihkan terlebih dahulu. Jika kondisi fisiologis ada gangguan maka keaadaan fisiologis tersebut harus diobati terlebih dahulu. Demikian pula jika kondisi psikologis banyak m e n g h a m b a t d a l a m melaksanakan tugas-tugas akademik maka kondisi mental tersebut harus dibenahi terlebih dahulu sehingga justru dapat mendorong dilaksanakannya tugas-tugas akademis tersebut.

2. Pendekatan eksternal, artinya upaya mengatasi prokrastinasi akademik melalui berbagai upaya yang dilakukan terutama berbagai hal yang ada di luar individu, hal ini karena penyebab prokrastinasi ada di l u a r i n d i v i d u . N a m u n demikian, faktor-faktor di luar individu tidak serta merta dapat diubah. Banyak diantaranya hal tersebut bersifat alamiah sehingga tidak bisa diubah.

Beberapa Tip

Berikut diberikan beberapa hal yang dapat digunakan dalam b e r b a g a i k o n t e k s u n t u k pencegahan, pengembangan, maupun untuk penyembuhan prokrastinasi akademik.

1. Preventifa. Tentukan tujuan secara

jelas.T u j u a n y a n g j e l a s merupakan arah kegiatan yang akan dilakukan. Oleh karena itu setiap kali ada tugas mahasiswa harus memiliki pengertian yang jelas mengenai tugas yang h a r u s d i l a k u k a n n y a . Jangan takut bertanya jika memang belum jelas, hal tersebut merupakan kunci u n t u k d i c a p a i n y a p e m a h a m a n y a n g mencukupi tentang tujuan y a n g a k a n d i c a p a i . Kejelasan tujuan akan mendorong terpilihnya strategi yang paling efektif untuk mencapai tujuan. Sebaliknya, ketidakjelasan tujuan akan mengarahkan m a h a s i s w a u n t u k menebak-nebak jenis tugas y a n g d i b e r i k a n , dampaknya mahasiswa menjadi ragu-ragu, dan akhirnya mahasiswa akan m e m i l i h m e l a k u k a n p e n u n d a a n u n t u k mengerjakan tugasnya, bahkan untuk waktu yang sudah sangat mendesak.

b. Buatlah pekerjaan yang besar atau kompleks menjadi lebih sederhana, lebih kecil, lebih memungkinkan ditangani (Chow, 2011).Seringkali setiap menerima tugas akademis mahasiswa

84 TAZKIYA Journal of Psychology Volume 20 Nomor 2, Oktober 2014

Muhammad Nur Wangid

Page 12: Journal of Psychologystaffnew.uny.ac.id/upload/132063919/penelitian/Academic... · Penalaran Moral Siswa Berinteligensi Tinggi Ditinjau Dari Gaya Pengasuhan Orang Tua Rina Mirza Perbedaan

mempersepsi tugas tersebut sebagai suatu tugas yang sangat berat, sangat sulit, s a n g a t b a n y a k , d a n sebagainya. Hal tersebut berdampak pada s is i psikologis mahasiswa, yaitu mereka akan merasa t i dak be rdaya un tuk m e n g e r j a k a n t u g a s te rsebut . Dampaknya mahasiswa akan memilih m e n g h i n d a r u n t u k m e n g e r j a k a n t u g a s tersebut. Sebenarnya tugas tersebut walaupun sangat kompleks atau sangat b a n y a k a k a n d a p a t ditangani jika mahasiswa memiliki strategi untuk mengerjakannya. Saat menghadapi tugas yang s a n g a t b a n y a k a t a u kompleks maka startegi yang palimg jitu adalah mengerjakan tugas tersebut sedikit demi sedikit, diubah menjadi sesuatu tugas yang lebih sederhana, lebih kecil sehingga tugas tersebut akan terasa ringan, terasa lebih mudah dikerjakan.

c. Biasakan untuk selalu mengevaluasi diri (Chow, 2011), menentukan batas waktu sendiri untuk suatu tugas (Humprey and H a r b i n , 2 0 1 0 ) , d a n memperhatikan kegiatan-keg ia tan yang dapa t menjadi alasan untuk melakukan prokastinasi.M a h a s i s w a k e t i k a

mendapatkan tugas dari dosen sering merasa tugas tersebut mudah ditangani, s e h i n g g a p a d a s a a t dihadapkan pada pilihan mengerjakan tugas yang d i r a s a r i n g a n a t a u melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan sering tidak terasa terlena dengan kegiatan yang sebenarnya sama sekali tidak berkaitan dengan t u g a s a t a u b a h k a n menghambat tersebut. Akibatnya tanpa terasa batas waktu sudah di depan mata, kehabisan waktu. Hal i n i d a p a t d i h i n d a r i sebenarnya jika mahasiswa s e l a l u m e n g a v a l u a s i dirinya terkait dengan batas waktu dan jenis-jenis tugas yang harus dilakukan. Artinya mahasiswa selalu membuat prioritas kegiatan yang harus dilakukan. Jika perlu ditambahkan batas-batas waktu yang lebih sempit untuk memberikan k e s e m p a t a n s e g e r a mengerjakan tugas sesuai dengan pilihan prioritas kegiatan.

d. Hindari harapan yang d i l u a r j a n g k a u a n (unrealistic).Tidak ada manusia yang sempurna baik dalam pribadi ataupun karya-karyanya. Jika hal ini dapat dipahami dengan baik, maka mahasiswa tidak

TAZKIYA Journal of Psychology Volume 20 Nomor 2, Oktober 2014

Academic Procrastination : Behavior to be Removed

Page 13: Journal of Psychologystaffnew.uny.ac.id/upload/132063919/penelitian/Academic... · Penalaran Moral Siswa Berinteligensi Tinggi Ditinjau Dari Gaya Pengasuhan Orang Tua Rina Mirza Perbedaan

perlu merasa rendah diri dengan tugas-tugas atau karyanya. Masa mahasiswa adalah masa belajar yang tentu saja dalam proses menuju lebih baik, lebih s e m p u r n a . Ketidaksempurnaan hasil karya yang ada atau terjadi pada saat mahasiswa tidak p e r l u d i t u n g g u kesempurnaannya dengan cara melakukan penundaan untuk mengerjakan tugas. Ketidaksempurnaan karya merupakan cara belajar yang harus dilakukan dan d i t empuh mahas i swa menuju hasil yang lebih baik dan lebih sempurna. Melalui proses selalu m e n c o b a u n t u k mengerjakan tugas dengan sebaik mungkin pada saat perkembangannya akan m e m u d a h k a n p r o s e s kesempurnaan ter jadi secara alami. Artinya mahasiswa bisa belajar dari hasil karyanya sendiri yang selalu diupayakan lebih baik. Oleh karena itu, kita tidak perlu berharap yang di luar jangkauan kita.

2. Pengembangana. Pastikan dan biasakan

memiliki waktu yang cukup untuk berubah.Pada saat awal memasuki p e r g u r u a n t i n g g i merupakan masa emas untuk membentuk suatu perilaku akademis di

perguruan tinggi. Momen seperti itu tidak pasti diperoleh ketika hendak mengembangkan suatu perilaku yang realtif baru. P a d a s a a t s e b a g a i mahasiswa baru minimal memiliki semangat baru dengan diperoleh suatu status sosial baru. Kondisi demikian pada umumnya dapat dipengaruhi dengan nilai-nilai baru sebagai m a s u k a n u n t u k pengembangan aspek-aspek kepribadian tertentu. Hal ini ditambah dengan k o n d i s i y a n g memungkinkan mahasiswa memiliki waktu yang lebih panjang untuk melakukan peruabahan perbaikan. P e n g e m b a n g a n kepribadian (kebiasaan baru) memang memerlukan waktu yang relatif lebih lama. Oleh karena itu, d a l a m r a n g k a pengembangan kebiasaan akademik yang lebih baik diperlukan kesediaan dan waktu yang cukup untuk berubah.

b. P e r h a t i k a n perkembangan diri dengan membuat jadwal secara t e r a t u r , m e n d a t a n g i k e l o m p o k b e l a j a r , berkonsultasi dengan dosen w a l i , k o n s e l o r , d a n sebagainya. Kemajuan perubahan yang signifikan a k a n d i p e r o l e h j i k a

86 TAZKIYA Journal of Psychology Volume 20 Nomor 2, Oktober 2014

Muhammad Nur Wangid

Page 14: Journal of Psychologystaffnew.uny.ac.id/upload/132063919/penelitian/Academic... · Penalaran Moral Siswa Berinteligensi Tinggi Ditinjau Dari Gaya Pengasuhan Orang Tua Rina Mirza Perbedaan

perkembangan tersebut diikuti perubahannya. P r o s e s m e n g i k u t i perubahan tersebut dapat d i l a k u k a n d e n g a n melakukan pemantauan secara teratur terhadap perubahan atau dilakukan secara terjadwal. Proses perubahan diri juga bisa d i l a k u k a n d e n g a n m e n g i k u t i k e g i a t a n -kegiatan secara kelompok, artinya melakukan proses indentifikasi dan copying terhapa perilaku yang dikehendaki melalui proses kelompok. Jika masih k e s u l i t a n u n t u k m e n e n t u k a n perkembangan diri dapat d i l a k u k a n m e l a l u i k o n s u l t a s i d e n g a n penasehat akademik atau konselor. Melalui proses ini dapat dilakukan evaluasi oleh orang lain yang bernilai lebih obyektif. Apabila hasil evaluasi tersebut digunakan untuk melakukan refleksi maka perubahan yang positif pasti terjadi (Chow, 2011).

c. Memberikan hadiah pada diri sendiri (Humprey and Harbin, 2010).Biasakanlah bers ikap santai tidak tegang. Namun pada saat menghadapi tugas yang cukup banyak secara sadar ataupun tidak kondisi fisik maupun psikis

c e n d e r u n g b e r u b a h menjadi tegang. Dalam kondisi tegang orang cenderung memilih solusi yang cepat atau instan, dan jika merasa tidak berdaya orang leb ih memil ih melakukan penundaan tugas tersebut. Oleh karena itu, harus pandai-pandai mengelola kondisi fisik dan psikis dengan memberikan k e s e m p a t a n u n t u k b e r s a n t a i . Wa l a u p u n sebentar hal ini merupakan h a d i a h y a n g s a n g a t b e r m a k n a . A p a l a g i menghadapi tugas yang terus menerus seakan tanpa hent i dengan t ingkat kesulitan yang semakin kompleks. Apabila mampu memberikan hadiah-hadiah yang dibutuhkan oleh kondisi fisik maupun psikis maka return yang diperoleh akan sangat berlipat ganda kond i s inya demik ian Humprey and Harbin (2010) menjelaskan.

d. Bersikap positif .Menurut Burka and Yuen ( 2 0 0 8 : 2 6 4 ) u n t u k meningkatkan sikap positif ada beberapa hal yang bisa d i l akukan , ya i tu (1 ) meningkatkan mindset untuk selalu berkembang. Kesadaran untuk selalu berkembang memberikan dorongan positif untuk berubah lebih baik. Energi posi t i f tersebut akan

TAZKIYA Journal of Psychology Volume 20 Nomor 2, Oktober 2014

Academic Procrastination : Behavior to be Removed

Page 15: Journal of Psychologystaffnew.uny.ac.id/upload/132063919/penelitian/Academic... · Penalaran Moral Siswa Berinteligensi Tinggi Ditinjau Dari Gaya Pengasuhan Orang Tua Rina Mirza Perbedaan

banyak mewarnai pola sikap dan perilaku. Sikap dan perilaku yang postif a k a n m e m u n g k i n k a n menangani masalah tugas walaupun jumlah banyak dan waktu yang sangat terbatas. Artinya batas waktu atau deadline akan dapat diatasi dengan sikap dan perilaku yang positif (Humprey and Harbin, 2 0 1 0 ) ; ( 2 ) m e n j a g a perspektif diri sendiri, maksudnya jika mahasiswa tidak mudah ikut arus teman atau orang lain maka memungkinkan dirinya akan tetap bisa bersikap positif terhadap keadaan. Kondisi sebaliknya akan terjadi jika mahasiswa mudah terpengaruh dari kondisi lingkungan sekitar; (3) bekerja sama. Menjalin kerja sama dengan orang lain akan memberikan wawasan makna tugas dari perspektif lain. Negosiasi makna ter jadi ket ika kondisi sendiri t idak mampu menemukan jalan k e l u a r s e h i n g g a memungkinkan mahasiswa merubah perspektif yang lebih positif; (4) fleksibel dengan strategi. Suatu strategi yang matang belum tentu efektif untuk semua persoalan yang dihadapi. Oleh karena itu, bersikap fleksibel untuk menangani m a s a l a h d e n g a n

m e n g g u n a k a n s u a t u strategi sangat diperlukan. F l e k s i b i l i t a s a k a n m e n j a m i n d i n a m i k a k r e a t i v i t a s d a l a m menghadapi berbagai konteks permasalahan yang muncul; dan (5) agar tetap bisa bers ikap posi t i f diseyogyakan untuk selalu ingat yang paling penting. Maksudnya tujuan yang telah ditetapkan atau tugas yang diberikan harus menjadi panduan utama dalam memilih melakukan b e r b a g a i a k t i v i t a s . Ketaatan menentukan p r i o r i t a s m e n j a d i p e n d o r o n g u n t u k mengembangkan mindset yang selalu berkembang. Dengan demikian, sikap p o s i t i f a k a n d a p a t terbangun dari dalam diri mahasiswa, dan akan memberikan dampak yang l u a r b i a s a b a g i p e n g e m b a n g a n d i r i mahasiswa.

3. KuratifUntuk dapat memperbaiki diri dari perilaku prokrastinasi yang telah dilakukan ada beberapa hal yang perlu diperhatikana. Memaafkan diri. Wohl

et all ( 2010) dalam penelitiannya menjelaskan b a g a i m a n a p e r a n memaafkan diri dalam mengubah keb i a saan

88 TAZKIYA Journal of Psychology Volume 20 Nomor 2, Oktober 2014

Muhammad Nur Wangid

Page 16: Journal of Psychologystaffnew.uny.ac.id/upload/132063919/penelitian/Academic... · Penalaran Moral Siswa Berinteligensi Tinggi Ditinjau Dari Gaya Pengasuhan Orang Tua Rina Mirza Perbedaan

p r o k r a s t i n a s i p a d a mahas i swa . Ternya ta kemauan memaafkan diri merupakan langkah yang paling awal untuk memulai perubahan. Memaklumi kondisi diri di masa lalu kemudian diikuti keinginan dan kesadaran untuk berubah menjadi lebih baik ternyata cukup efektif untuk memulai perubahan.

b. Memberikan instruksi pada diri sendiri (self-talk). S e t e l a h d i p e r o l e h kesadaran dan keinginan un tuk berubah maka individu (mahasiswa) harus berani menentukan arah d e n g a n m e m b e r i k a n perintah atau instruksi apa yang harus diperbuat. K e s a d a r a n u n t u k m e l a k u k a n s e s u a t u perubahan ini menjadi sangat penting sebagai t u j u a n y a n g h a r u s dicapai/dilakukan. Di samping itu, keberanian memberikan instruksi kepada diri sendiri juga b e r m a k n a k e t i k a menghadapi berbagai macam godaan atau pilihan maka diri (self) harus b e r a n i s e c a r a t e g a s menentukan pilihan yang paling tepat sesuai dengan tujuan.

c. Segera mulai untuk m e n c o b a b e r u b a h . Keberanian memilih yang

terbaik bagi diri serta diperolehnya asertivitas perilaku untuk berubah harus segera diikuti dengan bukti untuk mencoba melakukan/mengerjakan pilihan atau tugas yang m e n j a d i k e w a j i b a n . Banyak bukti menunjukkan bahwa banyak orang paham perlunya berubah, n a m u n s a a t h a r u s melaksanakan kewajiban tersebut orang kembali menjadi ragu-ragu, bahkan menundakembali tugas tersebut. Oleh karena itu, keinginan untuk berubah harus segera dilaksanakan seirng asertivitas dan sikap p o s i t i f y a n g s e d a n g berkembang.

Kesimpulan

Prokrastinasi pasif harus segera dihentikan dikalangan mahasiswa. Hal ini karena membawa kerugian yang luar biasa. Strategi umum yang dapat dilakukan untuk menghentikan prokrastinasi adalah dari diri sendiri dan luar individu. Secara teknis pomotongan siklus prokrastinasi dapat dilakukan dalam tiga mode. Pertama d e n g a n m e n c e g a h i n d i v i d u m e l a k u k a n , k e d u a d e n g a n mengembangkan perilaku dan sikap positif, dan yang ketiga dengan mengobati bagi mereka yang telah mengidap perilaku yang kontra produktif ini.

TAZKIYA Journal of Psychology Volume 20 Nomor 2, Oktober 2014

Academic Procrastination : Behavior to be Removed

Page 17: Journal of Psychologystaffnew.uny.ac.id/upload/132063919/penelitian/Academic... · Penalaran Moral Siswa Berinteligensi Tinggi Ditinjau Dari Gaya Pengasuhan Orang Tua Rina Mirza Perbedaan

Daftar Pustaka

Abin Syamsudin M. (1996). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT. Remadja Rosda Karya.

Azure, J.A. (2011). Correlates of course anxiety and academic procrastination in higher education.. Global Journal of Educational Research. Vol 10, No. 1, 2011: 55-65

Burka, J.B and Yuen, L.M. (2008). Procrastination: Why You Do It, What To Do About It Now. New York: Da Capo Lifelong Books

Procrastination A m o n g U n d e r g r a d u a t e Students: Effects of Emotional Intelligence, School Life, Self-Evaluation, and Self-EfficacyAlberta Journal of Educational Research, Vol. 57, No. 2, Summer 2011, 234-240

Gargari, B.R, Sabouri, H, Norzad F. ( 2 0 1 1 ) . A c a d e m i c p r o c r a s t i n a t i o n : T h e relationship between causal attribution styles and behavi oral postponement. Iran Jurnal Psychiatry Behavior Science.

Chow, H.P.H. (2011).

.

Chu, A.H.C., and Choi, J.M. (2005). Rethinking Procrastination: Positive Effects of “Active” Procrastination Behavior onAttitudes and Performance. T h e J o u r n a l o f S o c i a l Psychology, 2005, 145(3), 245–264.

Concise Oxford English Dictionary th

11 . (2005). Soane, C. & Stevenson, A. (Edt). London: Oxford.

2011; 5(2): 76-82.Howel, A.J. and Watson, D.C. (2007).

Procrastination: Associations w i t h a c h i e v e m e n t g o a l orientation and learning strategies. Personality and Individual Differences. 43 (2007) 167–178.

Humprey, P. and Harbin, J. (2010). An exploratory study of the effect of rewards and deadlines on academic procrastination in web-based classes. Academy of Educat ional Leadersh ip Journal, Volume 14, Number 4, 2010.

Park, S.W. and Sperling, S.A. (2012). Academic Procrastinators and T h e i r S e l f - R e g u l a t i o n . Psychology. 2012. Vol.3, No.1, 12-23.

Rakes, GC, and Dunn, KE. (2010). The Impact of Online Graduate Students' Motivation and Self-Regulation on Academic Procrastination. Journal of Online Interactive Learning. Vol. 9 No. 1. 77-93.

Rosário, P., Costa, M., Núñez, JC., González-Pienda, J., Solano, P., Valle, A. (2009). Academic procrastination: associations with personal, school, and family var iables . Spain Journal of Psychology. 2009 May;12(1):118-27.

Senecal, C., Koestner, R., & Vallerand, R. (1995). Self-regulation and academic procrastination. The Journal of Social Psychology, 133(5), 607-619.

Sepehrian, F. and Lotf, J.J. (2012). The Effects of Coping Styles and

90 TAZKIYA Journal of Psychology Volume 20 Nomor 2, Oktober 2014

Muhammad Nur Wangid

Page 18: Journal of Psychologystaffnew.uny.ac.id/upload/132063919/penelitian/Academic... · Penalaran Moral Siswa Berinteligensi Tinggi Ditinjau Dari Gaya Pengasuhan Orang Tua Rina Mirza Perbedaan

G e n d e r o n A c a d e m i c P r o c r a s t i n a t i o n a m o n g University Students. Journal B a s i c A p p l i e d S c i e n c e Research, 1(12)2987-2993.

Solomon, L.J. and Rothblum, E.D. ( 1 9 8 4 ) . A c a d e m i c Procrastination: Frequency and C o g n i t i v e - B e h a v i o r a l C o r r e l a t e s . J o u r n a l o f Counseling Psychology. Vol. 31 No.4, 503-509.

Va h e d i , S . , M o s t a f a f i , F. , Mortazanajad, H. (2009). Self-Regulation and Dimensions of Parenting Styles Predict Psychological Procrastination of Undergraduate Students. Iran Journal of Psychiatry. 2009; 4:147-154.

Williams, JF, Stark, S.K. and Foster, E.E. (2008). Start Today or the Ve r y L a s t D a y ? T h e Relationships Among Self-Compassion, Motivation, and Procrastination. American Journal of Psychological Research. Volume 4, Number 1, 37-44.

Wohl, M.J.A., Pychyl, T.A., and Bennett, S.H. (2010). I forgive myself, now I can study: How s e l f - f o r g i v e n e s s f o r procrastinating can reduce f u t u r e p r o c r a s t i n a t i o n . Personality and Individual D i f f e re n c e s 4 8 ( 2 0 1 0 ) 803–808.

. Procrastination. Diunduh http://psychology.wikia.com/wiki/Procrastination

TAZKIYA Journal of Psychology Volume 20 Nomor 2, Oktober 2014

Academic Procrastination : Behavior to be Removed