HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

61
HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan SELMA YUSRIYYAH NIM AK.1.16.046 PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA 2020

Transcript of HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

Page 1: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC

BURNOUT PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI

SARJANA KEPERAWATAN UNIVERSITAS

BHAKTI KENCANA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai

Gelar Sarjana Keperawatan

SELMA YUSRIYYAH

NIM AK.1.16.046

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

2020

Page 2: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

i

Page 3: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

ii

Page 4: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

iii

Page 5: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

iv

ABSTRAK

Mahasiswa keperawatan dalam pendidikannya dituntut melakukan

berbagai proses perkuliahan. Tingginya tuntutan akademik pada mahasiswa

seringkali menyebabkan timbulnya stress. Stress yang dirasakan secara terus

menerus dan bersifat kronis dapat menjadikan terjadinya burnout.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan stress akademik dengan

academic burnout pada mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan

Universitas Bhakti Kencana.

Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode

korelasional dan design cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah

selurh mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan regular sebanyak 816

mahasiswa, dan sampel yang diambil sebanyak 86 mahasiswa dengan cara

pengambilan sampel Non-Probability Sampling dengan teknik Purposive

Sampling. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur stress adalah Student-Life

Stress Inventory (SSI) dan untuk academic burnout menggunakan Maslach

Burnout Inventory-Student Survey (MBI-SS). Uji korelasi yang digunakan adalah

pearson’s product moment.

Hasil penelitian menunjukan seluruh mahasiswa (100%) berada pada

tingkat stress akademik sedang, hampir seluruh mahasiswa (94,2%) berada pada

tingkat academic burnout rendah, dan ada hubungan positif dengan kekuatan

korelasi sedang antara stress akademik dengan academic burnout pada mahasiswa

program studi Sarjana Keperawatan Universitas Bhakti Kencana dengan nilai

korelasi pearson 0,458 dan nilai p = 0,000. Berdasarkan hasil penelitian,

diharapkan institusi dapat membuat program untuk manajemen stress pada

mahasiswa dan pencegahan academic burnout.

Kata Kunci : Academic Burnout, Mahasiswa Keperawatan, Stres Akademik

Daftar Pustaka : 11 Buku (2005 – 2020)

48 Jurnal (2001 – 2020)

Page 6: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

v

ABSTRACT

Nursing students in their educational process must through various

learning process. The high academic demands often makes students stress. Stress

that is felt continuously and chronic can cause burnout.

The purpose of this study is to analyze the relationship between academic

stress and academic burnout among students of Nursing Bachelor Program

Bhakti Kencana University.

The type of research is quantitative with correlational methods and the

design used cross sectional. The population in this study were 816 students of

Nursing Bachelor Program, and sample in this study were 86 taken by Non-

Probability Sampling with Purposive Sampling technique. Student-Life Stress

Inventory (SSI) used to measure academic stress and Maslach Burnout Inventory-

Student Survey (MBI-SS) used to measure academic burnout. Data was analyzed

with Pearson’s product moment.

The results showed that all students (100%) were at moderate level of

academic stress, almost all students (94,2%) were at low level of academic

burnout, and there was a positive relationship with moderate strength correlation

between academic stress and academic burnout with a Pearson value of 0.458

and p-value = 0,000. Based on the results, it is expected for institution to create a

program stress management for students and prevent academic burnout.

Keywords : Academic Burnout, Academic Stress, Nursing Students

Bibliography : 11 Books (2005 – 2020)

48 Journals (2001 – 2020)

Page 7: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Hubungan Stres Akademik dengan Academic Burnout pada Mahasiswa

Program Studi Sarjana Keperawatan Universitas Bhakti Kencana”.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

mendukung dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. H. Mulyana, S.Pd., S.H., M.Pd., MH.Kes., selaku ketua Yayasan Adhi Guna

Kencana

2. Dr. Entris Sutrisno, MH.Kes., Apt. selaku Rektor Universitas Bhakti Kencana

Bandung

3. Rd. Siti Jundiah, S.Kp., M.Kep selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Bhakti Kencana Bandung dan selaku pembimbing II yang telah

memberikan motivasi, saran, dan arahan kepada penulis selama

menyelesaikan skripsi ini

4. Lia Nurlianawati, S.Kep., Ners., M.Kep selaku Ketua Prodi Sarjana

Keperawatan Universitas Bhakti Kencana Bandung

Page 8: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

vii

5. Dedep Nugraha, S.Kep., Ners., M.Kep selaku pembimbing I yang telah

memberikan motivasi, saran, dan arahan kepada penulis selama

menyelesaikan skripsi ini

6. Seluruh Dosen, Staf dan karyawan Fakultas Keperawatan Universitas Bhakti

Kencana yang telah memberikan ilmu dan segala bantuan

7. Kepada Ibu (Yeti Setiawati), Bapak (Aben Iskandar), adik-adik (Tsaniya

Shafa Zahirah dan Saffanah Silmi Zharfan) yang selalu memberikan

dukungan, motivasi, dan doa yang tiada henti-hentinya

8. Kepada semua teman-teman Angkatan 2016, kelas A (Sedecim Infermiera),

teman-teman himpunan dan komunitas, serta adik-adik tingkat dan para

senior yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah

memberikan dukungan dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, oleh

karena itu kritik dan saran yang kontruksif diperlukan untuk menyempurnakan

skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua yang berkepentingan.

Juli, 2020

Penulis

Page 9: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................ iii

ABSTRAK ................................................................................................... iv

ABSTRACT.................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ................................................................................. vi

DAFTAR ISI ............................................................................................... vii

DAFTAR BAGAN ...................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 8

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 9

1.3.1 Tujuan Umum ...................................................................... 9

1.3.2 Tujuan Khusus ..................................................................... 9

1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 9

1.4.1 Manfaat Teoritis .................................................................. 9

1.4.2 Manfaat Praktis .................................................................... 10

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 12

2.1 Konsep Mahasiswa .......................................................................... 12

Page 10: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

ix

2.1.1 Definisi Mahasiswa .............................................................. 12

2.1.2 Karakteristik Perkembangan Mahasiswa .............................. 13

2.2 Konsep Academic Burnout .............................................................. 14

2.2.1 Definisi Academic Burnout .................................................. 14

2.2.2 Faktor-faktor yang Menyebabkan Academic Burnout ........... 15

2.2.3 Dimensi Academic Burnout.................................................. 20

2.2.4 Karakteristik Burnout ........................................................... 22

2.2.5 Gejala Burnout ..................................................................... 23

2.2.6 Alat Ukur Academic Burnout ............................................... 24

2.3 Konsep Stres Akademik .................................................................. 25

2.3.1 Definisi Stres ....................................................................... 25

2.3.2 Definisi Stres Akademik ...................................................... 26

2.3.3 Faktor-faktor Penyebab Stres Akademik .............................. 26

2.3.4 Faktor-faktor Penyebab Stres Akademik selama Perkuliahan Jarak

Jauh di Masa Pandemi Covid-19 .......................................... 31

2.3.5 Jenis-jenis Stres Akademik .................................................. 33

2.3.6 Klasifikasi Tingkat Stres ...................................................... 34

2.3.7 Mekanisme Stres .................................................................. 35

2.3.8 Tahapan Stres ...................................................................... 37

2.3.9 Dampak Stres....................................................................... 41

2.3.10 Alat Ukur Stres Akademik ................................................... 42

2.4 Hubungan Stres Akademik dengan Academic Burnout .................... 43

2.5 Kerangka Konseptual ...................................................................... 44

Page 11: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

x

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 45

3.1 Rancangan Penelitian ...................................................................... 45

3.2 Paradigma Penelitian ....................................................................... 45

3.3 Kerangka Penelitian ........................................................................ 47

3.4 Hipotesa Penelitian .......................................................................... 48

3.5 Variabel Penelitian .......................................................................... 48

3.5.1 Variabel Independen ............................................................ 48

3.5.2 Variabel Dependen .............................................................. 48

3.6 Definisi Konseptual dan Definisi Operasional ................................. 49

3.6.1 Definisi Konseptual ............................................................. 49

3.6.2 Definisi Operasional ............................................................ 50

3.7 Populasi dan Sampel ....................................................................... 51

3.7.1 Populasi ............................................................................... 51

3.7.2 Sampel ................................................................................. 52

3.8 Pengumpulan Data .......................................................................... 54

3.8.1 Instrumen Pengumpulan Data .............................................. 54

3.8.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ............................... 56

3.8.3 Teknik Pengumpulan Data ................................................... 57

3.9 Langkah-langkah Penelitian ............................................................ 59

3.10 Pengolahan Data dan Analisa Data…………………………… 61

3.10.1 Pengolahan Data .................................................................. 61

3.10.2 Analisa Data ........................................................................ 64

3.11 Etika Penelitian………………………………………………. 68

Page 12: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

xi

3.12 Lokasi dan Waktu Penelitian………………………………… 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 70

4.1 Hasil Penelitian ............................................................................... 70

4.1.1 Analisa Univariat ................................................................. 70

4.1.2 Analisa Bivariat ................................................................... 74

4.2 Pembahasan .................................................................................... 75

4.2.1 Tingkat Stres Akademik pada Mahasiswa Program Studi Sarjana

Keperawatan Universitas Bhakti Kencana ............................ 75

4.2.2 Tingkat Academic Burnout pada Mahasiswa Program Studi

Sarjana Keperawatan Universitas Bhakti Kencana ............... 81

4.2.3 Hubungan Stres Akademik dengan Academic Burnout pada

Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan Universitas

Bhakti Kencana.................................................................... 85

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 89

5.1 Simpulan ......................................................................................... 89

5.2 Saran ............................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 92

LAMPIRAN

Page 13: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

xiii

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 Kerangka Konseptual ................................................................... 44

Bagan 3.1 Kerangka Penelitian ..................................................................... 47

Bagan 3.2 Langkah-langkah Penelitian ......................................................... 59

Page 14: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional ...................................................................... 50

Tabel 3.2 Populasi Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan Reguler 51

Tabel 3.3 Sampel Penelitian Tiap Angkatan .................................................. 54

Tabel 3.4 Panduan Interpretasi Uji Hipotesis Korelatif .................................. 64

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Stres Akademik Mahasiswa Program Studi

Sarjana Keperawatan Universitas Bhakti Kencana ........................................ 70

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Stres Berdasarkan Indikator .............. 71

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Academic Burnout Mahasiswa Program

Studi Sarjana Keperawatan Universitas Bhakti Kencana ............................... 72

Tabel 4.4 Distrubusi Frekuensi Tingkat Academic Burnout Berdasarkan Dimensi

..................................................................................................................... 73

Tabel 4.5 Hubungan Stres Akademik dengan Academic Burnout pada Mahasiswa

Program Studi Sarjana Keperawatan Universitas Bhakti Kencana ................. 74

Page 15: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

xv

DAFTAR SINGKATAN

Riskesdas Riset Kesehatan Dasar

SMA Sekolah Menengah Atas

S1 Strata 1

P-value Nilai Probabilitas

HIMA Himpunan Mahasiswa

ADKESMA Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa

KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia

MBI-SS Maslach Burnout Inventory-Student Survey

ICCU Intensive Coronary Care Unit

SSI Student-Life Stress Inventory

KEPK Komisi Etik Penelitian Kesehatan

Poltekkes Politeknik Kesehatan

Nilai α Nilai Alpha Kesalahan Maksimal

Sig. Signifikansi

CC Coefficient Correlation

SGD Small Group Discussion

PR Pekerjaan Rumah

Page 16: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Studi Pendahuluan

Surat Permohonan Ijin Penelitian dan Pengambilan Data

Balasan Ijin Penelitian

Surat Keterangan Layak Etik

Lampiran 2 Naskah Penjelasan Penelitian

Lembar Informed Consent

Lembar Permohonan Menjadi Responden

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Lembar Instrumen Penelitian

Lampiran 3 Hasil Tes Plagiarisme

Lampiran 4 Karakteristik Responden

Hasil Pengukuran Tingkat Stres Akademik

Hasil Analisa Tingkat Stres

Hasil Pengukuran Tingkat Academic Burnout

Hasil Analisa Tingkat Academic Burnout

Page 17: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

xvii

Lampiran 5 Hasil Analisa Data

Lampiran 6 Lembar Persetujuan Menjadi Pembimbing

Lempar Persetujuan Topik/Judul Penelitian

Pergantian Judul Skripsi

Lembar Bimbingan

Lampiran 7 Daftar Riwayat Hidup

Page 18: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Prevalensi gangguan mental emosional pada usia lebih dari 15 tahun di

Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebesar 6% menjadi 9,8%

pada tahun 2018 (Riskesdas, 2018). Menurut Badan Pusat Statistik tercatat

sebanyak sekitar 13 juta jiwa, penduduk Indonesia dalam rentang usia 15 – 29

tahun masih menempuh pendidikan, baik di sekolah menengah atas (SMA)

maupun di pendidikan tinggi.

Salah satu lembaga pendidikan tinggi adalah universitas. Universitas

adalah lembaga pendidikan normatif yang memiliki tanggung jawab dalam

pengembangan sumber daya manusia dimana pemberian pendidikan yang baik

diharapkan dapat menjadi peningkatan kualitas individu sehingga terbentuk

manusia yang unggul. Tingginya harapan pada mahasiswa membuat mereka

dalam posisi yang penuh tekanan dan memberikan dampak buruk seperti

masalah kesehatan dan pengalaman depresif. Pengalaman depresif pada

mahasiswa dapat disebabkan karena tuntutan pada mahasiswa dan stress

akademik (Oktavia et.al., 2019).

Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi

(Undang-Undang No. 12 Tahun 2012). Dalam proses Pendidikan yang

dilaluinya, mahasiswa dituntut untuk melakukan berbagai proses perkuliahan

Page 19: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

2

dan menyelasikan tugas akademik seta mendapatkan penilaian performa yaitu

evaluasi dan kenaikan tingkat studi (Leupold et.al., 2019). Tingginya tuntutan

akademik pada mahasiswa seringkali menyebabkan timbulnya stress (Vizoso

et.al., 2019).

Mahasiswa adalah kelompok khusus yang berada pada fase transisi

dan kritis yang dipersiapkan untuk menghadapi kehidupan yang sesungguhnya

di masyarakat. Dalam fase transisi ini mahasiswa menghadapi banyak tekanan

diantaranya interaksi dengan orang lain, masalah dengan dosen, teman

maupun keluarga, masalah kesehatan dirinya sendiri, adaptasi dengan

lingkungan baru, tekanan dalam bidang akademik dan lain sebagainya yang

dapat menimbulkan stress (Hou et.al., 2016).

Stress, kecemasan, gangguan tidur dan stress yang berhubungan

dengan penyakit cenderung lebih tinggi pada mahasiswa keperawatan

dibanding mahasiswa jurusan lainnya (Barlett, 2016). Hal itu sejalan dengan

penelitian Labrague (2018) bahwa mahasiswa keperawatan mengalami stress

akademik dan stress eksternal dengan tingkat yang lebih tinggi dibandingkan

dengan mahasiswa fisioterapi, farmasi, kedokteran dan kedokteran gigi.

Stress pada mahasiswa keperawatan dapat disebabkan oleh akademik,

klinis, masalah keuangan, harapan orang tua, dan kompetensi untuk nilai serta

kompetensi untuk pekerjaan (Kalavathi et al., 2016).

Dalam proses pendidikannya mahasiswa keperawatan sering

mengalami stress karena tuntutan akademik dan beban kerja yang berlebih

terutama saat melakukan praktikum klinis (Valero, 2019). Selain itu,

Page 20: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

3

mahasiswa keperawatan juga dihadapkan dengan realita perkuliahan yang

berat, kesulitan saat menghadapi perbedaan antara ilmu keperawatan dengan

kondisi di lapangan serta dilema yang dirasakan saat menghadapi pasien

dengan kondisi kritis saat praktikum klinis (Njim, 2018). Dalam masa

pandemic Covid-19 saat ini stressor mahasiswa meningkat dengan adanya

adaptasi sitem perkuliahan baru yaitu perkuliahan jarak jauh yang dilakukan

secara daring. Pekuliahan secara daring membutuhkan adaptasi dan usaha agar

perkuliahan dapat dilaksanakan secara lancar. Mulai dari persiapan aplikasi

belajar dan video conference, akses internet yang stabil, dan usaha yang lebih

untuk memahami materi yang biasa disampaikan secara tatap muka menjadi

dalam bentuk tulisan, video, maupun live streaming (Sari, 2020). Selain

masalah yang dihadapi dalam bidang akademik mahasiswa juga sering

dihadapkan dengan hambatan dalam diri sendiri seperti rasa percaya diri akan

kemampuan yang dimiliki, manajemen diri dan waktu, kegiatan diluar

perkuliahan seperti organisasi maupun permasalahan finansial, dan keluarga

(Arlinkasari, 2016).

Hasil penelitian Rosyidah (2020) pada mahasiswa program studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Keperawatan di Universitas Hasanudin menunjukan

bahwa tingkat stress akademik pada mahasiswa keperawatan berada pada

tingkat stress sedang dan stress berat.

Stress pada mahasiswa keperawatan berkembang menjadi perhatian

khusus karena dapat menyebabkan dampak psikologikal distress, keluhan

fisik, masalah perilaku, dan performa akademik yang buruk (Pandey &

Page 21: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

4

Chalise, 2015). Stress yang dirasakan secara terus menerus dan bersifat kronis

dapat menjadikan terjadinya burnout pada mahasiswa (Vizoso et.al., 2019).

Hasil penelitian Musabiq dan Karimah (2018) menunjukan dampak

stress yang paling banyak dialami pada mahasiswa di Depok adalah aspek

fisik sebesar 32% dengan gejala yang sering dirasakan adalah kelelahan dan

lemas sebanyak 21,1%. Lee et al., (2013) menyebutkan bahwa stress dapat

menyebabkan munculnya emotional exhaustion yang merupakan manifestasi

awal dari burnout.

Stress akademik juga memiliki hubungan positif yang signifikan

dengan academic burnout (Yoon & Jung, 2014), selain itu Lee (2014)

menyebutkan bahwa untuk mencegah terjadinya academic burnout perlu

dilakukan penurunan tingkat stress akademik. Tingkat stress yang meningkat

disertai dengan strategi koping yang buruk menjadi kontributor dalam

terjadinya burnout (Fares et al., 2016).

Penelitian yang dilakukan Pines (dalam Rahmati, 2015) menunjukkan

bahwa mahasiswa berada pada tingkat menengah hingga teratas dalam skala

burnout ketika dibandingkan dengan perawat, konselor, dan pendidik. Hal

tersebut menunjukan bahwa burnout dapat dialami pada berbagai jenis

pekerjaan dan lingkungan termasuk dalam konteks akademik (Leupold et.al.,

2019).

Burnout dalam bidang akademik atau biasa dikenal dengan istilah

academic burnout, school burnout, atau student burnout adalah suatu kondisi

dimana seorang siswa atau mahasiswa merasakan kelelahan karena tuntutan

Page 22: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

5

akademik, munculnya sifat sinis, rasa pesimis dan berkurangnya minat pada

pelajaran dan tugas serta merasa tidak kompeten sebagai pelajar (Schaufeli

et.al., 2002). Schaufeli, et al (2002) juga mengungkapkan terdapat tiga

dimensi dalam academic burnout yaitu exhaustion atau kelelahan yaitu suatu

kondisi yang disebabkan karena tingginya tuntutan akademik yang dialami

oleh mahasiswa, cynicism yaitu suatu kondisi dimana timbulnya rasa

pesimistik dan berkurangnya minat terhadap akademik, dan Inefficacy yaitu

kondisi dimana mahasiswa merasa tidak kompeten sebagai pelajar. Academic

burnout juga dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana pelajar merasa

tidak mampu mengerjakan atau menjalani proses akademik dengan optimal

yang mengarah pada sikap negatif seperti kritik, devaluasi, kehilangan minat

dan motivasi dalam menyelesaikan studi (Hederich dan Caballero, 2016).

Academic burnout dapat menyebabkan absensi yang lebih tinggi pada

pelajar, motivasi yang lebih rendah untuk mengerjakan tugas, persentase drop

out yang meningkat dan lain sebagainya. Academic burnout juga dapat

menyebabkan mental distress dengan gejala yang muncul seperti kecemasan,

depresi, frustasi, permusuhan dan ketakutan (Rahmati, 2015). Hasil penelitian

lain juga menunjukkan bahwa burnout yang dialami pada masa perkuliahan

dapat terus berkembang hingga mempengaruhi professional practice

kedepannya (Reis, et al., 2015). Penelitian pada mahasiswa keperawatan

menunjukan dampak dari academic burnout juga memberikan efek signifikan

pada saat bekerja termasuk kinerja klinis nantinya (Rudman & Gustavsson,

2012). Selain itu dampak lainnya dari academic burnout pada mahasiswa

Page 23: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

6

keperawatan bisa menyebabkan mahasiswa tersebut meninggalkan profesi

keperawatan (Gibbons, 2010).

Mahasiswa keperawatan teridentifikasi memiliki prevalensi academic

burnout yang tinggi. Hasil penelitian di Brazil menunjukan 64,04%

mahasiswa keperawatan yang menjadi sampel penelitian memiliki emotional

exhaustion, 35,79% memiliki tingkat cynicism yang tinggi, dan 87,72%

memiliki level efficacy yang rendah (Njim, 2018). Hasil penelitian Alimah

(2016) pada mahasiswa keperawatan di Purwokerto menunjukan mayoritas

mahasiswa mengalami burnout tingkat sedang (56,4%) dengan Uji

Kolmogorov-Smirnov menunjukkan p-value 0,170.

Peneliti melakukan studi pendahuluan pada mahasiswa aktif program

studi Sarjana Keperawatan regular tingkat I – IV sebanyak 99 mahasiswa,

hasil studi pendahuluan menunjukan 56 orang menyatakan kadang-kadang

merasa tertekan secara emosional, 17 orang menyatakan sering, 7 orang

menyatakan sering sekali merasa tertekan secara emosional karena proses

perkuliahan.

Saat peneliti menanyakan apakah responden merasakan ketegangan

otot punggung, pusing, mual, dan keluhan fisik lainnya karena kegiatan

akademik yang dilakukan secara terus menerus 43 orang menyatakan kadang-

kadang, 20 orang menyatakan jarang, 15 orang menyatakan tidak pernah, 10

orang menyatakan jarang sekali, 10 orang menyatakan sering, dan 1 orang

menyatakan sering sekali. Lalu untuk pertanyaan apakah responden merasa

sangat kelelahan di akhir perkuliahan 37 orang menyatakan kadang-kadang,

Page 24: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

7

33 orang menyatakan sering, 10 orang menyatakan jarang, 7 orang

menyatakan sering sekali, 5 orang menyatakan jarang sekali, 4 orang

menyatakan selalu, 3 orang menyatakan tidak pernah. Sedangkan untuk

pertanyaan apakah responden merasa lelah ketika bangun di pagi hari dan

harus menjalankan perkuliahan 35 orang menyatakan kadang-kadang, 18

orang menyatakan jarang, 18 orang menyatakan tidak pernah, 18 orang

menyatakan sering, 6 orang menyatakan jarang sekali, 3 orang menyatakan

sering sekali, dan 1 orang menyatakan selalu merasa lelah Ketika harus

bangun pagi dan menjalani perkuliahan.

Peneliti juga melakukan wawancara pada pengurus Himpunan

Masahiswa (HIMA) S1 Keperawatan periode 2018 – 2019, berdasarkan hasil

poling aspirasi mahasiswa yang dilakukan oleh Divisi Advokasi dan

Kesejahteraan Mahasiswa (ADKESMA) pada 126 mahasiswa tingkat I – III

tahun 2018 didapatkan data bahwa mayoritas mahasiswa mengeluhkan

mengenai jadwal perkuliahan dan jadwal libur yang tidak sesuai dengan

kalender akademik, terutama pada jadwal praktikum yang banyak dan padat.

Peneliti juga melakukan wawancara pada empat orang mahasiswa

yang keluar untuk pindah jurusan, dua dari empat mahasiswa mengatakan

bahwa beban perkuliahan di keperawatan sangat berat dan melakukan caring

yang merupakan prinsip keperawatan juga sulit.

Peneliti juga melakukan wawancara pada ketua angkatan tingkat I – IV

program studi sarjana keperawatan, ketika peneliti bertanya mengenai apakah

ada mahasiswa yang pernah bercerita mengenai merasa salah mengambil

Page 25: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

8

jurusan atau merasa tidak mampu menghadapi masalah akademik dan merasa

tidak kompeten sebagai mahasiswa. Ketua angkatan tingkat I menyatakan

bahwa ada beberapa mahasiswa yang menyatakan seperti itu dan mereka

sudah keluar pada semester 2 awal, ketua angkatan tingkat II menyatakan

bahwa untuk permasalahan tersebut biasanya mahasiswa tingkat II lebih

banyak bercerita pada teman dekatnya masing-masing tetapi ada juga yang

bercerita kepada ketua angkatan bahwa dirinya merasa salah mengambil

jurusan, selain itu ketua angkatan menyatakan bahwa mahasiswa tingkat II

lebih merasa bingung dengan permasalahan akademik, mereka sudah berusaha

menyelesaikan masalah dengan wali dosen dan belum menemukan cara untuk

menyelesaikan masalah tersebut. Ketua angkatan tingkat III dan IV

mengatakan bahwa banyak mahasiswa yang menunjukan sikap dan merasa

seperti apa yang peneliti tanyakan dan perlu digali lebih jauh lagi.

Berdasarkan fenomena pada masalah diatas peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Stres Akademik dengan

Academic Burnout pada Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan

Universitas Bhakti Kencana”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimana hubungan stress akademik dengan academic

burnout pada mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan Universitas

Bhakti Kencana?

Page 26: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

9

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk

mengidentifikasi hubungan stres akademik dengan academic burnout

pada mahasiswa program studi sarjana keperawatan.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi tingkat stres akademik pada mahasiswa program

studi sarjana keperawatan.

2. Mengidentifikasi tingkat academic burnout pada mahasiswa

program studi sarjana keperawatan.

3. Menganalisa hubungan stress akademik dengan academic burnout

pada mahasiswa program studi sarjana keperawatan.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Bagi Pengembangan Ilmu Keperawatan

Data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat

dipergunakan sebagai sumber pengetahuan dan informasi baru

dalam bidang keperawatan khususnya dalam ranah pendidikan dan

manajemen keperawatan, dan keperawatan jiwa tentang hubungan

Page 27: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

10

stress akademik dengan academic burnout pada mahasiswa

program studi sarjana keperawatan.

2. Bagi Program Studi Sarjana Keperawatan Universitas Bhakti

Kencana

Data yang diperoleh dari hasil peneitian dapat dijadikan

sebagai salah satu faktor penyebab atau etiologi yang dapat

menyebabkan terjadinya academic burnout.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Manfaat untuk Mahasiswa

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

wawasan dan informasi kepada mahasiswa mengenai faktor-faktor

yang dapat dihindari agar tidak mengalami academic burnout.

2. Manfaat untuk Program Studi Sarjana Keperawatan Universitas

Bhakti Kencana

Data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat dijadikan

sebagai bahan evaluasi atau data dasar untuk membuat program

pencegahan mengenai academic burnout dan dampak yang

mungkin terjadi dari masalah tersebut.

3. Manfaat untuk Keperawatan

Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi salah satu

acuan untuk melakukan pecegahan pada academic burnout.

Page 28: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

11

4. Manfaat untuk Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini berguna sebagai data dasar bagi peneliti

selanjutnya untuk meneliti stress akademik maupun academic

burnout dengan menggunakan desain penelitian lainnya dan

variabel yang berbeda.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada variabel stress

akademik mahasiswa dan academic burnout, penelitian ini juga dilakukan di

kampus I Universitas Bhakti Kencana dengan populasi penelitian yang

diambil adalah mahasiswa regular program studi Sarjana Keperawatan yang

dinyatakan sebagai mahasiswa aktif.

Page 29: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Mahasiswa

2.1.1 Definisi Mahasiwa

Mahasiswa adalah seseorang yang belajar di perguruan tinggi

(KBBI Online). Dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 dijelaskan

bahwa mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang Pendidikan Tinggi.

Dalam prosesnya mahasiswa disiapkan untuk mendapatkan suatu

keahlian dalam bidang tertentu seperti keagamaan, humaniora, sosial,

kesehatan, ekonomi, Pendidikan, teknik, dan pertanian (Kementerian

Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, 2014). Mahasiswa S1

umumnya menyelesaikan masa studi dalam rentang waktu 3 – 7 tahun

(Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, 2016).

Mahasiswa adalah individu yang memasuki masa dewasa muda

yaitu dalam rentang usia 18 – 21 tahun (Papalia dan Feldman, 2014).

Mahasiswa adalah orang yang sedang menempuh pendidikan

perkuliahan dengan mengambil jurusan yang disenangi dan berpotensi

untuk mengembangkan bakatnya, dimana semakin tinggi ilmu yang

dituntutnya dalam perguruan tinggi semakin linier dan spesifik ilmu

pengetahuan yang digelutinya (Zamhari, 2016).

Page 30: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

13

Mahasiswa adalah seseorang yang memasuki tahap

perkembangan dewasa muda yang sedang menumpuh pendidikan di

perguruan tinggi dengan mengambil jurusan yang disenangi atau

berpotensi untuk mengembangkan bakatnya.

2.1.2 Karakteristik Perkembangan Mahasiswa

Mahasiswa adalah individu yang memasuki rentang

perkembangan dewasa muda dimana dalam tahap yang bisa dikatakan

masa transisi dari remaja ke dewasa individu berusaha mencari identitas

diri, mendapatkan kesempatan mencoba hal-hal baru dan melakukan

cara hidup yang berbeda. Mendapatkan pendidikan di perguruan tinggi

membuat perubahan mendasar dalam cara berfikir untuk menemukan

berbagai kecerdasan dan pertumbuhan individu, terutama dalam

keterampilan verbal dan kuantitatif, berfikir kritis serta penalaran moral.

Mahasiswa memberikan respon baru dalam menghadapi kurikulum

dengan kesadaran, penggunaan nilai-nilai dan cara berpikir yang baru

dari adanya perbedaan budaya di lingkungan sosial dan sivitas

akademis (Papalia dan Feldman, 2014).

Dalam proses perkembangannya mahasiswa mengalami

kemajuan dalam cara berfikir yaitu menjadi lebih fleksibel mengenai

kebenaran dan dari pilihan bebas ke komitmen, ide-ide baru yang

muncul dan sudut pandang yang meluas menjadikan mahasiswa belajar

Page 31: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

14

melihat semua pengetahuan yang didapatnya dengan nilai-nilai menjadi

saling berhubungan (Papalia dan Feldman, 2014).

2.2 Academic Burnout

2.2.1 Definisi Academic Burnout

Burnout adalah suatu kondisi emosial ketika individu merasakan

kelelahan dan jenuh secara fisik maupun emosional karena tingginya

beban pekerjaan namun kaku, serta adanya tuntutan dalam mencapai

hasil sesuai harapan meskipun bertentangan dengan realitas dalam

pekerjaan tersebut (Khairani dan Ifdil, 2015).

Burnout dalam bidang akademik atau biasa dikenal dengan

istilah academic burnout, school burnout, atau student burnout adalah

suatu kondisi dimana seorang siswa atau mahasiswa merasakan

kelelahan karena tuntutan akademik, munculnya sifat sinis, rasa pesimis

dan berkurangnya minat pada pelajaran dan tugas serta merasa tidak

kompeten sebagai pelajar (Schaufeli et.al., 2002).

Academic burnout juga dapat didefinisikan sebagai suatu

keadaan dimana pelajar merasa tidak mampu mengerjakan atau

menjalani proses akademik dengan optimal yang mengarah pada sikap

negatif seperti kritik, devaluasi, kehilangan minat dan motivasi dalam

menyelesaikan studi (Hederich dan Caballero, 2016).

Page 32: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

15

Academic burnout adalah suatu kondisi kelelahan dan kejenuhan

yang dirasakan oleh seorang pelajar karena tuntutan akademik yang

tinggi sehingga munculnya sikap negatif seperti sinisme, rasa pesimis

dan berkurangnya minat pada pelajaran dan tugas serta merasa tidak

kompeten sebagai pelajar.

2.2.2 Faktor-faktor yang Menyebabkan Academic Burnout

Maslach, Schaufeli, dan Leiter (2001) mengungkapkan terdapat

faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya burnout

1. Faktor Situasional

Maslach et al (2001) menjelaskan model yang

menghubungkan antara faktor situasional dengan enam bidang

kehidupan kerja yang berhubungan dengan secara sentral dengan

burnout diantaranya:

a. Workload (Beban Kerja)

Workload dalam konteks perkuliahan dapat diartikan

sebagai banyaknya tugas dan harus diselesaikan dalam waktu

singkat (Arlinkasari dan Akmal, 2017).

b. Control (Pengawasan)

Control dalam konteks academic burnout adalah

pengambilan keputusan terkait tugas-tugas perkuliahan yang

dominan dipengaruhi oleh teman, dan dapat juga dipengaruhi

oleh dosen serta peraturan-peraturan kampus (Arlinkasari dan

Akmal, 2017).

Page 33: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

16

c. Reward (Penghargaan)

Reward atau penghargaan adalah bentuk apresiasi atas

pencapaian mahasiswa yang didapat dari dosen, teman

perkuliahan serta orang tua (Arlinkasari dan Akmal, 2017).

d. Community (Komunitas)

Community atau komunitas dalam konteks perkuliahan

dapat diartikan sebagai hubungan yang terjalin antara

mahasiswa dengan teman perkuliahannya maupun dosen yang

dapat menimbulkan rasa nyaman dalam menjalani proses

perkuliahan (Arlinkasari dan Akmal, 2017).

e. Value (Nilai)

Value dapat diartikan sebagai nilai-nilai yang dianut

oleh mahasiswa itu sendiri (Arlinkasari dan Akmal, 2017).

f. Fairness (Keadilan)

Fairness atau keadilan yang didapatkan mahasiswa dari

pihak-pihak kampus (Arlinkasari dan Akmal, 2017).

2. Faktor Individu

a. Karakteristik Demografik

1) Jenis Kelamin

Hasil penelitian Aguayo et., al (2019) menunjukan

terdapat perbedaan frekuensi academic burnout antara

perempuan dan laki-laki karena kemungkinan disebabkan

oleh perbedaan coping style dimana perempuan cenderung

Page 34: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

17

lebih berfokus menggunakan emosi dan empati

dibandingkan dengan laki-laki. Sedangkan hasil penelitian

Arlinkasati dan Akmal (2017) menunjukan tidak ada

perbedaan skor antara perempuan dan laki-laki.

2) Tingkat Studi/Grade

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aguayo et., al

(2019) menunjukan bahwa mahasiswa tingkat awal

mengalami emotional exhaustion lebih tinggi dibandingkan

dengan mahasiswa yang berada di tingkat akhir, hal ini

kemungkinan disebabkan oleh mahasiswa tingkat awal

yang masih beradaptasi dengan lingkungan kampus. Hal itu

berbeda dengan hasil penelitian Arlinkasari dan Akmal

(2017) yang menunjukan bahwa tidak ada perbedaan

signifikan skor academic burnout bila dilihat dari

perbedaan semester.

3) Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)

Hasil penelitian Farahani (2016) menunjukan bahwa

terdapat hubungan negatif antara IPK dengan academic

burnout hal ini dapat diartikan bahwa mahasiswa yang

memiliki IPK tinggi cenderung memiliki tingkat academic

burnout yang lebih rendah.

Page 35: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

18

b. Karakteristik Kepribadian

Hasil peneilitian Lee, Choi, dan Chae (2017)

menunjukkan bahwa karakteristik kepribadian dapat

mempengaruhi tingkat academic burnout pada mahasiswa.

Maslach, Schaufeli, dan Leither (2001) menjelaskan yang

termasuk kedalam karakteristik kepribadian diantaranya:

1) Level of Hardiness

Individu yang memiliki tingkat hardiness rendah

cenderung memiliki tingkat burnout yang lebih tinggi

terutama pada dimensi exhaustion (Maslach et., al, 2001).

Hasil penelitian Fahmi dan Widyastuti (2018) menunjukan

terdapat hubungan negative antara hardiness dengan

burnout pada santri, individu dengan tingkat hardiness yang

tinggi menganggap bahwa beban tugas dan aktivitas yang

diberikan merupakan suatu tantangan yang harus

diselesaikan dan menganggap bahwa tantangan yang

didapat bukanlah suatu hambatan.

2) Locus of control

Individu dengan locus of control eksternal yaitu

individu yang menguhubungkan suatu kejadian dan prestasi

yang diperoleh disebabkan karena orang lain atau kebetulan

cenderung mengalami burnout lebih tinggi.

Page 36: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

19

3) Coping style

Individu dengan coping styles dalam mengahadapi

stress dengan cara pasif dan defensif cenderung memiliki

tingkat burnout yang lebih tinggi.

4) Tipe Kepribadian

Dalam big five personality ditemukan bahwa

neurotisme berhubungan dengan burnout. Perilaku

kepribadian tipe A yaitu berjiwa kompetisi, gaya hidup

yang disiplin, permusuhan, dan kebutuhan kontrol yang

berlebih berhubungan dengan dimensi exhaustion, selain itu

individu dengan feeling types cenderung mengalami

dimensi depersonalisasi dibandingkan dengan tipe thinking

types.

5) Self esteem

Harga diri rendah atau low self esteem berhubungan

dengan ketiga dimensi burnout. Individu dengan harga diri

rendah cenderung mengalami burnout yang berat (Sari,

2015). Hasil penelitian lain menunjukkan individu dengan

self esteem yang rendah menunjukan sumber daya koping

yang terbatas sehingga meningkatkan tekanan psikologis

dan kesulitan dalam mengendalikan kejadian yang dapat

menimbulkan stress dan menyebabkan munculnya

Page 37: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

20

emotional exhaustion yang merupakan manifestasi awal

dari burnout (Lee, et al, 2013).

Hasil penelitian Luo (2016) self esteem juga

menjadi mediator terbentuknya sifat perfeksionisme

maladaptif yang dapat menyebabkan terjadinya academic

burnout.

c. Job Attitudes

Individu dengan harapan yang tinggi akan berusaha

untuk mewujudkan harapan tersebut sehingga dalam prosesnya

individu tersebut dapat mengalami exhaustion dan

depersonalisasi jika usaha yang telah dilakukan tidak dapat

meraih harapan yang diinginkan.

2.2.3 Dimensi Academic Burnout

Dimensi Academic Burnout menurut Schaufeli (2002) terdiri dari:

1. Exhaustion

Exhaustion atau kelelahan yaitu suatu kondisi yang

disebabkan karena tingginya tuntutan akademik yang dialami oleh

mahasiswa (Hu & Schaufeli, 2009). Exhaustion menjadi inti

kualitas dari burnout dan merupakan manifestasi paling jelas dari

burnout (Maslach, 2001). Dimensi ini dapat menyebabkan

timbunya sikap menjauhkan diri secara kognitif dan emosional dari

tugas-tugas yang dihadapi karena seseorang yang mengalami

burnout tetap merasa lelah meskipun telah beristirahat, merasa

Page 38: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

21

kurang atau tidak berenergi untuk beraktivitas, dan tidak dapat

menyelesaikan pribadi yang dihadapi.

Dimensi ini disebut exhaustion karena bersifat lebih umum

dan bisa digunakan untuk seluruh jenis pekerjaan, exhaustion

digambarkan sebagai kelelahan yang tidak disebabkan dari

tuntutan kontak interperpersonal (Schaufeli, 2002) berbeda dengan

dimensi emotional exhaustion yang dijelaskan oleh Maslach &

Jackson (1981) dimana kelelahan tersebut terjadi karena tuntutan

kontak interpersonal.

2. Cynicism / Depersonalization

Cynicism adalah suatu kondisi dimana timbulnya rasa

pesimistik dan berkurangnya minat terhadap akademik (Schaufeli,

2002). Cynism mengacu pada sikap memberi jarak terhadap proses

pembelajaran yang dijalani (Hu & Schaufeli, 2009). Sikap yang

muncul biasanya merasa tidak peduli, cenderung meremehkan,

membolos, tidak mengerjakan tugas, bersikap kasar, sikap acuh tak

acuh dan berpikiran negatife terhadap dosen dan lingkungan

perkuliahan.

3. Inefficacy / Reduced Personal Accomplishment

Inefficacy adalah kondisi dimana mahasiswa merasa tidak

kompeten sebagai pelajar (Schaufeli, 2002). Awalnya dimensi ini

disebut efficacy namun seiring dengan munculnya penelitian-

penelitian selanjutnya diubah menjadi inefficacy karena label

Page 39: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

22

efficacy yang merupakan kalimat positif memiliki hubungan yang

rendah dengan kedua dimensi lainnya yang bersifat negative

(Schaufeli dan Salanova, 2007). Inefficacy terjadi saat pelajar tidak

mampu meraih prestasi akademik yang diinginkan (Chang et al.,

2015).

2.2.4 Karakteristik Burnout

Menurut Ayala Pines dan Elliot Aronso (dalam Khairini dan

Ifdil, 2015) individu yang mengalami burnout menunjukan

karakteristik diantaranya:

1. Kelelahan fisik seperti sakit kepala, demam, sakit punggung,

tegang pada otot leher dan bahu, sering flu, kesulitan tidur, dan

rasa lelah yang kronis.

2. Kelelahan emosi seperti bosan, mudah tersinggung, sikap sinisme,

mudah marah, gelisah, putus asa, perasaan sedih, tertekan, dan

merasa tidak berdaya.

3. Kelelahan mental seperti sikap acuh tak acuh pada lingkungan

sekitar, sikap negatif pada orang lain, konsep diri yang rendah,

putus asa dalam menjalani hidup, dan merasa tidak berharga.

Mahasiswa yang mengalami academic burnout biasanya

menunjukan karakteristik seperti merasakan beban akademik yang

tinggi, memiliki persepsi negatif terhadap lingkungan akademik,

kurang bersemangat dan kurang antusias menghadapi pelajaran yang

dilakukan, tidak berpartisipasi dalam kegiatan perkuliahan karena

Page 40: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

23

merasa kegiatan tersebut tidak berarti sehingga menimbulkan dampak

pada kinerja akademik (Oyoo, 2018).

Mahasiswa yang mengalami academic burnout memiliki

perasaan bahwa perkuliahan yang dilakukan hanya buang-buang

waktu, merasa tidak mampu mengerjakan tugas dan ujian yang

diberikan atau melakukan kegiatan setelah perkuliahan, kehilangan

minat pada hobi dan menjadi kurang bersosialisasi dengan keluarga

maupun teman (Lopez dan Garcia, 2019).

2.2.5 Gejala Burnout

Khairani dan Ifdil (2015) menjelaskan terdapat sebelas gejala

burnout yang biasa terlihat pada individu yang mengalami burnout:

1. Kelelahan karena proses kehilangan energi disertai kelelahan

2. Lari dari kenyataan sebagai media penyangkalan penderitaan

yang dialami

3. Kebosanan dan sinisme seperti merasa tidak tertarik lagi dengan

kegiatan yang dikerjakannya, munculnya rasa bosan dan pesimis

dengan bidang pekerjaannya

4. Emosional karena adanya penurunan kemampuan dalam

melakukan pekerjaan

5. Merasa yakin pada kemampuan diri sendiri dan merasa dirinya

yang terbaik

6. Merasa tidak dihargai

7. Disorientasi

Page 41: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

24

8. Muncul masalah psikosomatis

9. Curiga tanpa alasan yang jelas

10. Depresi

11. Menyangkal kenyataan mengenai keadaan dirinya sendiri.

2.2.6 Alat Ukur Academic Burnout

Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat digunakan

dalam mengukur academic burnout adalah Maslach Burnout

Inventory – Student Survey (MBI-SS) yang dikembangkan oleh

Schaufeli (2002). Instrument ini menggunakan skala rating dari 0

(tidak pernah), 1 (jarang sekali), 2 (jarang), 3 (kadang-kadang), 4

(sering), 5 (sering sekali), dan 6 (selalu). Di Indonesia alat ukur ini

telah diterjemahkan dan diuji reliabilitasnya pada mahasiswa di

Jakarta oleh Arlinkasari (2017) dengan nilai Croncach’s Alpha 0,913.

Instrumen ini terdiri dari 15 item pertanyaan untuk mengukur

tiga dimensi yaitu exhaustion, cynicism, dan inefficacy. Item pertanyaan

dari alat ukut ini terdiri dari 9 pertanyaan favorable dan 6 pertanyaan

unfavorable.

Page 42: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

25

2.3 Konsep Stres Akademik

2.3.1 Definisi Stres

Stress adalah suatu kondisi dimana adanya tekanan yang

disebabkan karena ketidaksesuaian antara situasi dengan

harapan dan adanya kesenjangan antara tuntutan dengan

kemampuan coping individu yang berpotensi menimbulkan

bahaya, menjadi ancaman, mengganggu dan menjadi tidak

terkendali bagi individu tersebut (Barseli, et al., 2017).

Stress adalah tanggapan atau reaksi tubuh terhadap

adanya berbagai tuntutan atau beban yang bersifat non spesifik.

Stress juga dapat menjadi faktor pencetus dan penyebab maupun

akibat atau dampak dari suatu gangguan atau penyakit dimana

faktor-faktor psikososial dapat menjadi penyebab terjadinya

stress. Saat tuntutan pada diri seseorang melampaui

kemampuannya maka keadaan tersebut disebut distress (Yosep,

2014).

Stress adalah suatu respon tubuh karena adanya tekanan

sehingga terjadi ketidaksesuian antara situasi dan coping yang

berpotensi menimbulkan gangguan baik secara fisik, psikologis,

maupun perilaku. Stress juga dapat menjadi faktor pencetus

maupun dampak dari suatu gangguan.

Page 43: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

26

2.3.2 Definisi Stres Akademik

Stress akademik adalah adanya tekanan yang berasal dari

persepsi subjektif mengenai suatu kondisi akademik yang

menimbulkan respon negatif pada fisik, perilaku, pikiran, dan

emosi karena tuntutan akademik (Barseli, et al., 2017).

Stress akademik adalah suatu kondisi dimana mahasiswa

mengalami perasaan seperti terlalu banyak tekanan dan tuntutan,

merasa khawatir tentang ujian dan tugas-tugas kuliah, serta tidak

dapat mengatur tugas karena jadwal yang terlalu sibuk (Munir

el.al., 2015).

Stress akademik adalah adanya perasaan terlalu banyak

tekanan dan tuntutan yang berasal dari persepsi subjektif

mengenai akademik yang menimbulkan respon negatif pada

fisik, perilaku, pikiran, dan emosi.

2.3.3 Faktor-faktor Penyebab Stres Akademik

Barseli et al., (2017) mengungkapkan terdapat dua faktor

yang mengakibatkan terjadinya stress akademik yaitu:

1. Faktor Internal

a. Pola Pikir

Individu dengan pola pikir tidak dapat

mengendalikan situasi biasanya cenderung mengalami

stress yang lebih berat dibandingkan dengan individu

yang dapat melakukan kendali dengan lebih baik.

Page 44: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

27

b. Kepribadian

Tipe kepribadian optimis biasanya cenderung

memiliki tingkat stress yang lebih rendah dibandingkan

dengan individu dengan kepribadian pesimis.

c. Keyakinan

Keyakinan atau pemikiran terhadap diri sendiri

memiliki peran penting dalam memandang situasi-

situasi yang dapat mengubah pola pikir individu

terhadap hal-hal yang dihadapinya sehingga dapat

menimbulkan stress secara psikologis.

2. Faktor Eksternal

a. Pelajaran Lebih Padat

Standar kurikulum Pendidikan yang semakin

tinggi menimbulkan muncul persaingan yang semakin

ketat, bertambahnya waktu belajar, dan beban yang

meningkat sehingga dapat menimbulkan tingkat stress

akademik yang lebih tinggi.

b. Tekanan untuk Berprestasi Tinggi

Tekanan yang bersumber dari orangtua,

keluarga, dosen, tetangga, teman sebaya, dan diri

sendiri untuk berprestasi dengan baik dapat

menimbulkan stress akademik.

Page 45: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

28

c. Dorongan Status Sosial

Individu dengan kulifikasi akademik yang

tinggi biasanya lebih dihormati di masyarakat, selain

itu siswa atau mahasiswa yang tidak berprestasi

biasanya disebut lambat, malas atau sulit dan cenderung

ditolak oleh dosen, dimarahi orang tua, dan diabaikan

teman sebayanya.

d. Orang tua Saling Berlomba

Orang tua pada kalangan yang lebih terdidik

dan kaya informasi cenderung memiliki persaingan

untuk menghasilkan anak-anak dengan kemampuan

dalam berbagai aspek dengan lebih keras.

Terdapat empat sumber stress pada mahasiswa diantaranya:

1. Interpersonal

Interpersonal adalah sumber stressor yang

tercipta dari hubungan dengan orang lain seperti

konflik dengan teman, orang tua, dan pacar (Musabiq &

Karimah, 2018).

2. Intrapersonal

Intrapersonal adalah sumber stressor yang

berasal dari diri sendiri seperti masalah keuangan,

Page 46: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

29

kebiasaan makan atau tidur, dan perubahan status

Kesehatan (Musabiq & Karimah, 2018).

3. Akademik

Sumber stressor yang berasal dari akademik

berhubungan dengan aktivitas perkuliahan dan masalah

penyerta lainnya seperti nilai ujian yang jelek, tugas

yang menumpuk, dan materi perkuliahan yang sulit

(Musabiq & Karimah, 2018).

4. Lingkungan

Sumber stressor ini berasal dari lingkungan

sekitar mahasiswa tersebut selain akademik, seperti

waktu libur yang kurang, macet, dan tidak nyamannya

lingkungan tempat tinggal (Musabiq & Karimah,

2018).

Stressor akademik adalah peristiwa atau stimulus

yang mengaharuskan penyesuaian pada diri seseorang

dengan hal-hal lain yang biasa terjadi dalam kesehariannya,

Gadzella dan Masten (2005) memaparkan stressor

akademik dibagi menjadi lima kategori yaitu:

1. Frustations (frustasi) adalah hal yang berhubungan

dengan keterlambatan mencapai tujuan, kesulitan yang

ditemui dalam keseharian, kekurangan sumber daya,

Page 47: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

30

kegagalan mencapai tujuan yang telah direncakan, tidak

diterima secara sosial, rasa kecewa dalam menjalani

hubungan, dan melewatkan kesempatan.

2. Conflicts (konflik) adalah hal yang berhubungan

dengan pilihan dua atau lebih alternatif terhadap hal

yang tidak diinginkan dan diantara alternative yang

diinginkan dan tidak diinginkan.

3. Pressures (tekanan) adalah hal yang berhubungan

dengan kompetisi, deadline, dan beban kerja yang

berlebihan.

4. Changes (perubahan) adalah hal yang berhubungan

dengan pengalaman tidak menyenangkan, perubahan

yang banyak dalam waktu bersamaan, serta tujuan dan

tujuan yang terganggu.

5. Self-imposed (pemaksaan diri) berhubungan dengan

keinginan untuk berkompetensi, disukai semua orang,

mengkhawatirkan banyak hal, prokrastinasi, memiliki

solusi terhadap masalah, dan kecemasan yang terjadi

dalam menghadapi tujuan.

Page 48: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

31

2.3.4 Faktor-faktor Penyebab Stres Akademik selama

Perkuliahan Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid-19

Perkuliahan daring adalah suatu sistem perkuliahan

dalam jaringan dengan menggunakan metode pembelajaran

jarak jauh. Proses pembelajaran dapat dilakukan dengan

menggunakan video conference agar mahasiswa dan dosen dapat

berkomunikasi secara tatap muka. Materi dan penugasan yang

diberikan dosen dapat dilaksanakan dan diunduh menggunakan

suatu aplikasi tertentu yang disebarkan melalui internet

(Sanjaya, 2020).

Pekuliahan secara daring membutuhkan adaptasi dan

usaha agar perkuliahan dapat dilaksanakan secara lancar. Mulai

dari persiapan aplikasi belajar dan video conference, akses

internet yang stabil, dan usaha yang lebih untuk memahami

materi yang biasa disampaikan secara tatap muka menjadi dalam

bentuk tulisan, video, maupun live streaming (Sari, 2020).

Berikut faktor-faktor penyebab stress pada mahasiswa

menurut Livana et., al (2020):

1. Tugas perkuliahan

2. Perasaan bosan karena di rumah saja

3. Tidak bisa bertemu dengan orang-orang yang disayangi

4. Proses pembelajaran daring yang mulai terasa

membosankan

Page 49: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

32

5. Tidak dapat melakukan praktikum seperti di laboratorium

karena alat tidak tersedia

6. Tidak bisa mengikuti perkuliahan daring karena kuota yang

terbatas

7. Tidak bisa melakukan hobi seperti biasa.

Faktor-faktor yang menjadi stressor mahasiswa selama

perkuliahan jarak jauh menurut Sari (2020) diantaranya yaitu:

1. Kesulitan memahami materi yang disampaikan selama

perkuliahan daring

2. Ketakutan terinfeksi Covid-19

3. Khawatir saat harus pergi ke luar rumah

4. Rasa bosan saat melakukan social distancing.

Faktor-faktor lainnya yang menjadi penyebab stress

akademik pada mahasiswa selama perkuliahan daring menurut

Harahap (2020) diantaranya:

1. Koneksi internet yang bermasalah

2. Menyelesaikan tugas yang banyak dalam waktu yang

terbatas

3. Keharusan merespon instruksi dengan cepat

4. Proses adaptasi dengan situasi baru melakukan perkuliahan

di rumah.

Page 50: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

33

2.3.5 Jenis-jenis Stres

Stress umumnya melibatkan perubahan fiologis yang

mungkin dapat dirasakan sebagai anxiousness (distress) atau

pleasure (eustress). Nasir dan Muhith (2011) menjelaskan dua

jenis stress yaitu:

1. Stress yang baik atau eustress, yaitu respon terhadap stress

yang bersifat positif, sehat, dan bersifat membangun. Stress

berdampak baik bila seseorang mencoba memenuhi tuntutan

untuk dirinya sendiri maupun orang lain dengan mendapatkan

sesuatu yang baik dan berharga sehingga semua pihak

merasakan keuntungan yang baik. Stress yang baik akan

memberikan kesempatan agar seseorang berkembang dan

memaksa mencapai kemampuan yang lebih tinggi. Eustress

terjadi jika stimulus yang muncul diartikan sebagai hal yang

dapat memberikan suatu pelajaran dan bukan sebuah tekanan.

2. Stress yang buruk atau distress adalah stress yang bersifat

negatif dan didapatkan dari sebuah proses dengan

mengartikan sesuatu adalah hal yang buruk serta respon yang

digunakan selalu negatif. Selain itu distress juga

diindikasikan dapat mengganggu identitas diri yang dianggap

sebagai suatu ancaman. Distress menyebabkan pikiran dan

perasaan merasa serba sulit karena cara pandang dalam

menghadapi masalah yang ada hanya dilihat dari sisi sempit

Page 51: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

34

dan merugikan. Distress terjadi bila stimulus diartikan

sebagai sesuatu yang merugikan diri sendiri dimana stimulus

dianggap untuk mencoba menyerang dirinya dan biasa terjadi

saat itu juga.

2.3.6 Klasifikasi Tingkat Stres

Klasifikasi tingkat stress menurut Potter dan Perry

(2005) diantaranya:

1. Stress Ringan

Tingkat stress ini sering terjadi dalam kehidupan

sehari-hari dan berlangsung sebentar selama beberapa menit

atau jam yang membuat individu lebih waspada dan

mencari cara bagaimana mencegah kemungkinan-

kemungkinan yang akan terjadi akibat dari munculnya

stress. Pada tingkat stress ini situasi yang dirasakan yaitu

stressor yang muncul secara teratur seperti menjadi banyak

tidur, lupa, kemacetan, kritikan dan saran. Stress ringan

tidak akan mengganggu aspek fisiologis individu dan

dirasakan secara teratur.

2. Stres Sedang

Tingkat stress ini ditandai dengan individu

memfokuskan hal penting saat ini dan menyampingkan hal

lainnya sehingga mempersempit persepsinya. Stress sedang

berlangsung lebih lama yaitu terjadi antara beberapa jam

Page 52: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

35

hingga beberapa hari. Stressor yang muncul seperti

berselisih dengan teman atau pacar dan dapat menyebabkan

timbulnya gejala.

3. Stres Berat

Pada tingkat stress ini lahan perpepsi individu

menjadi sangat menurun dan cenderung memusatkan

perhatian pada hal lain. Waktu terjadinya stress berat dalam

beberapa minggu hingga beberapa tahun. Stressor yang

muncul berasalah dari perselisihan dengan dosen atau

teman secara terus menerus, masalah finansial yang

berkepanjangan, dan penyakit fisik yang berkepanjangan.

Ketika individu semakin lama dan sering merasakan

stressor semakin tinggi resiko stress yang akan

dirasakannya, selain itu stressor yang muncul dapat

menyebabkan timbulnya gejala.

2.3.7 Mekanisme Stres

Maramis (2013) menjelaskan terdapat empat variabel

psikologik yang dapat mempengaruhi mekanisme respon stress,

yaitu:

1. Kontrol

Keyakinan mengenai memiliki kontrol terhadap

stressor untuk mengurangi intensitas dari respon stress.

Page 53: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

36

2. Prediktabilitas

Jenis stressor yang dapat diprediksi menghasilkan

respon stress yang tidak begitu berat dibandingkan dengan

stressor yang tidak dapat diprediksi.

3. Persepsi

Pandangan individu mengenai dunia dan stressor yang

dapat meningkatkan atau menurunkan intensitas respon

stress.

4. Respon Koping

Tersedianya efektifitas mekanisme yang mengikat

ansietas dapat berupa penambahan atau perubahan respon

stress.

Individu baru merasakan terjadinya stress ketika tekanan

dari stressor melebihi daya tahan untuk menghadapi stressor

tersebut, tetapi bila individu tersebut memandang bahwa dirinya

mampu menahan stressor tersebut maka stress belum terasa

nyata. Bila stressor bertambah besar dan menjadi nyata maka

akan terjadi kewalahan dan stress pada individu tersebut

(Gunarya et.al., 2011).

Page 54: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

37

2.3.8 Tahapan Stres

Robert J. Van Amberg (dalam Yosef, 2014)

mengemukakan tahapan stress diantaranya:

1. Stress tingkat I

Stress tingkat I merupakan tahapan stress yang

paling ringan, biasanya perasaan-perasaan yang muncul

pada tahap ini diantaranya:

a. Semangat besar

b. Penglihatan tajam

c. Berenergi dan gugup berlebih, kemampuan untuk

menyelesaikan pekerjaan lebih meningkat dari biasanya.

Pada tahapan ini biasanya terasa menyenangkan dan

lebih bersemangat tetapi sebenarnya cadangan energi

individu yang berada dalam tahap ini sedang menipis.

2. Stress tingkat II

Pada tahapan ini dampak stress yang terasa

menyenangkan mulai hilang dan muncul keluhan karena

energi sudah tidak cukup lagi untuk menjalankan aktivitas

sepanjang hari. Keluhan-keluhan yang muncul diantaranya:

a. Merasa lelah saat bangun pagi

b. Merasa lelah setelah makan siang

c. Merasa lelah saat menjelang sore

Page 55: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

38

d. Terkadang muncul gangguan sistem pencernaan

(gangguan usus dan perut kembut), dan jantung yang

berdebar-debar.

e. Perasaan tidak bisa lebih santai.

3. Stress tingkat III

Pada tahap ini keluhan kelelahan makin nampak dan

disertai dengan gejala-gejala:

a. Gangguan pada usus semakin terasa (sakit perut, mulas,

sering ingin ke kamar mandi).

b. Otot-otot terasa lebih tegang

c. Meningkatnya perasaan tegang

d. Gangguan tidur (sulit tidur, sering terbangun di malam

hari dan sulit untuk tidur kembali atau bangun terlalu

pagi).

e. Tubuh terasa semakin goyah, terasa seperti akan

pingsan (tidak sampai jatuh pingsan).

Pada tahapan ini penderita disarankan untuk

beekonsultasi dengan dokter kecuali bila beban stress atau

tuntutan yang dihadapi dikurangi dan tubuh mendapatkan

kesempatan untuk relaksasi dan istirahat agar bisa

memulihkan kembali suplai energi.

Page 56: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

39

4. Stress tingkat IV

Keadaan menjadi lebih buruk pada tahapan ini

ditandai dengan:

a. Merasa sulit untuk bertahan sepanjang hari

b. Kegiatan menyenangkan terasa menjadi sulit

c. Kehilangan kemampuan menghadapi situasi, pergaulan

sosial, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang terasa

menjadi berat.

d. Semakin sulit tidur, bermimpi buruk, dan sering

terbangun pada dini hari.

e. Perasaan negativistic

f. Penurunan konsentrasi yang drastic

g. Perasaan takut yang tidak bisa dijelaskan dan tidak

diketahui.

5. Stress tingkat V

Pada tahap ini terjadi keadaan yang lebih mendalam

dari tahap sebelumnya, yaitu:

a. Kelehan yang berat (physical and psychological

exhaustion)

b. Kurang mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan yang

sederhana

Page 57: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

40

c. Gangguan pada system pencernaan (masalah pada usus

dan maag) yang lebih sering, sulit buang air besar atau

sebaliknya menjadi diare dan sering ke toilet

d. Rasa takut yang semakin menjadi-jadi seperti panik.

6. Stress tingkat VI

Tahap ini merupakan tahapan puncak dan termasuk

kedalam keadaan gawat darurat. Tidak jarang penderita

diberikan perawatan di ICCU dengan gejala-gejala yang

muncul diantaranya:

a. Detak jantung yang sangat keras karena peningkatan

kadar adrenalin dalam peredaran darah

b. Badan bergetar, tubuh terasa dingin, dan keringat yang

bercucuran

c. Tidak memiliki tenaga bahkan untuk melakukan hal-hal

yang ringan, pingsan atau collaps.

Dalam tahapan ini terjadi manifestasi yang muncul

pada fisik dan psikis. Pada fisik muncul gejala berupa

kelelahan, sedangkan pada psikis muncul gejala berupa

kecemasan dan depresi yang disebabkan karena terjadinya

defisit pada energi fisik dan mental secara terus menerus.

Sering buang air kecil dan sulit tidur juga merupakan tanda

dari depresi.

Page 58: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

41

2.3.9 Dampak Stres

Dampak stress yang dapat muncul diantaranya:

1. Aspek Fisiologis

Stress dapat menimbulkan dampak berupa

perubahan fisiologis tubuh yang dapat berakibat pada

kesehatan. Gejala fisik yang dialami pada individu yang

mengalami stress akademik diantaranya sakit kepala,

pusing, mengalami gangguan tidur, sakit punggung, diare,

lelah atau kehilangan energi untuk belajar (Barseli et.al.,

2017).

2. Aspek Perilaku

Stress dapat menimbulkan dampak pada perilaku

dan berakibat lebih buruk pada masalah kesehatan. Perilaku

yang muncul pada seseorang yang mengalami stress adalah

perubahan pada nafsu makan seperti banyak makan atau

sebaliknya. Selain itu, perilaku merokok juga dapat muncul

pada Sebagian orang sebagai sarana penanggulangan stress,

waktu istirahat atau jam tidur juga dapat berubah karena

dampak dari stress (Sarafino & Smith, 2011). Selain itu

perilaku yang muncul pada individu yang mengalami stress

akademik diantaranya dahi berkerut, tidakan agresif,

menyendiri, ceroboh, melamun, menyalahkan orang lain,

tertawa dengan nada tinggi dan gelisah, jalan mondar-

Page 59: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

42

mandir, dan mengalami perubahan perilaku sosial (Barseli

et.al., 2017).

3. Aspek Emosi

Individu yang mengalami stress akademik akan

menunjukan gejala atau dampak secara emosional ditandai

dengan gelisah, cemas, sedih atau depresi karena tuntutan

akademik yang dihadapi serta merasa tidak mampu

melaksanakan tuntutan akademik dan mengalami

penurunan harga diri (Barseli et.al., 2017).

4. Burnout

Burnout adalah penurunan emosional dan perilaku

yang merupakan dampak dari terjadinya stress (Sarafino &

Smith, 2011). Tingkat stress yang meningkat disertai

dengan strategi koping yang buruk menjadi kontributor

dalam terjadinya burnout (Fares et al., 2016).

2.3.10 Alat Ukur Stres Akademik

Alat ukur atau instrumen yang dapat digunakan untuk

mengukur tingkat stress akademik adalah kuesioner Student-Life

Stress Inventory (SSI) yang dikembangkan oleh Gadzella &

Masten (2005). Kuesioner ini terdiri dari lima puluh satu item

pertanyaan yang terdiri dari sembilan kategori pertanyaan

dimana lima kategori termasuk kedalam faktor stress akademik

yaitu frustasi, konflik, tekanan, perubahan, dan pemaksaan diri,

Page 60: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

43

empat kategori termasuk kedalam reaksi stressor akademik yaitu

psikologis, emosi, perilaku, dan kognitif.

2.4 Hubungan Stres Akademik dengan Academic Burnout

Burnout adalah penurunan emosional dan perilaku yang

merupakan dampak dari terjadinya stress (Sarafino & Smith, 2011). Lee et

al., (2013) menyebutkan bahwa stress dapat menyebabkan munculnya

emotional exhaustion yang merupakan manifestasi awal dari burnout.

Stress akademik juga memiliki hubungan positif yang signifikan

dengan academic burnout (Yoon & Jung, 2014), selain itu Lee (2014)

menyebutkan bahwa untuk mencegah terjadinya academic burnout perlu

dilakukan penurunan tingkat stress akademik. Tingkat stress yang

meningkat disertai dengan strategi koping yang buruk menjadi kontributor

dalam terjadinya burnout (Fares et al., 2016).

Stress akademik menjadi salah satu prediktor terjadinya academic

burnout. Beberapa faktor dari stress akan membuat mahasiswa merasa

lelah, memiliki sikap sinis, merasa tidak terikat pada studi mereka dan

merasa tidak kompeten sebagai mahasiswa. Hal ini menunjukan bahwa

salah satu penyebab dari academic burnout karena ketidakmampuan

mahasiswa untuk mengatasi stress tertentu (Lin & Huang, 2014).

Page 61: HUBUNGAN STRES AKADEMIK DENGAN ACADEMIC BURNOUT …

44

2.5 Kerangka Konseptual

Bagan 2.1

Kerangka Konseptual

= Diteliti

= Tidak Diteliti

Sumber : Dimodifikasi dari Barseli et., al (2017), Potter & Perry (2005), Sarafino

& Smith (2011), Sari (2020), Livana et., al (2020), Harahap (2020), Fares et., al

(2016), Maslach et., al (2001), Schaufeli et., al (2002), dan Arlinkasari (2017)

Mahasiswa

Faktor penyebab stress akademik:

Faktor Internal

a. Pola Pikir

b. Kepribadian

c. Keyakinan

Faktor Eksternal

a. Pelajaran Lebih Padat

b. Tekanan untuk Berprestasi

c. Dorongan Status Sosial

d. Orang tua Saling Berlomba

Faktor lainnya pada masa

perkuliahan jarak jauh (daring)

a. Kesulitan memahami

materi perkuliahan

b. Banyaknya tugas dalam

waktu yang singkat

c. Koneksi internet yang tidak

stabil

d. Respon instruksi yang

cepat

e. Adaptasi situasi baru

dengan berkuliah di rumah

Stress Akademik

Tingkat Stress

1. Ringan

2. Sedang

3. Berat

Dampak Stres

1. Aspek Fisiologis

2. Aspek Perilaku

3. Aspek Emosi

4. Burnout

Tingkat Academic

Burnout

1. Rendah

2. tinggi