journal bipolar

11
Ringkasan [4] Cognitive Function Across Manic or Hypomanic, Depressed, and Euthymic States in Bipolar Disorder Rumusan: Studi ini dilakukan bagi melihat fungsi neuropsikologis bagi setiap tahapan dari gangguan bipolar dan menentukan hubungan antara manifestasi klinis, performa neuropsikologis dan fungsi psiko-sosial. Studi dilakukan secara case control dengan individu dengan gangguan bipolar yang diambil dari Hospital Clinic of Barcelona. Beberapa fungsi kognitif diuji pada 30 individu dengan depressed bipolar, 34 individu dengan manic bipolar atau hypomanic bipolar, dan 44 individu dengan euthymic bipolar. Kelompok kontrol diambil sebanyak 30 individu yang sehat dan tidak mempunyai riwayat kelainan neurologis maupun psikiatrik. Suatu psychological battery dijalankan bagi menguji fungsi eksekusi, atensi, serta memori verbal dan visual. Rangkuman Jurnal : Studi sebelumnya menunjukkan penurun fungsi kognitif yang signifikan pada fase aku gangguan bipolar. Individu dengan gangguan bipolar fase aku menunjukkan disfungsi pada beberapa area kognitif: i. Atensi ii. Fungsi eksekusi iii. Pembelajaran dan memori iv. Kelajuan psikomotor

description

gangguan bipolar

Transcript of journal bipolar

Page 1: journal bipolar

Ringkasan [4]

Cognitive Function Across Manic or Hypomanic, Depressed, and Euthymic States in Bipolar Disorder

Rumusan:

Studi ini dilakukan bagi melihat fungsi neuropsikologis bagi setiap tahapan dari gangguan bipolar dan menentukan hubungan antara manifestasi klinis, performa neuropsikologis dan fungsi psiko-sosial.

Studi dilakukan secara case control dengan individu dengan gangguan bipolar yang diambil dari Hospital Clinic of Barcelona.

Beberapa fungsi kognitif diuji pada 30 individu dengan depressed bipolar, 34 individu dengan manic bipolar atau hypomanic bipolar, dan 44 individu dengan euthymic bipolar. Kelompok kontrol diambil sebanyak 30 individu yang sehat dan tidak mempunyai riwayat kelainan neurologis maupun psikiatrik.

Suatu psychological battery dijalankan bagi menguji fungsi eksekusi, atensi, serta memori verbal dan visual.

Rangkuman Jurnal :

Studi sebelumnya menunjukkan penurun fungsi kognitif yang signifikan pada fase aku gangguan bipolar. Individu dengan gangguan bipolar fase aku menunjukkan disfungsi pada beberapa area kognitif:

i. Atensiii. Fungsi eksekusi

iii. Pembelajaran dan memoriiv. Kelajuan psikomotor

Bagaimanapun, masih menjadi pembahasan samada disfungsi kognitif terjadi secara stabil dan berdiri sendiri. Studi menyatakan bahwa disfungsi kognitif tetap terjadi pada saat remisi, lama setelah terjadinya episode gangguan terkait.

Page 2: journal bipolar

Hasil neuroimaging menunjukkan beberapa struktur anatomis dari otak yang terkait dengan disfungsi kognitif akibat dari gangguan bipolar:

i. Substansi alba subkortikalii. Ganglia basalis

iii. Hippocampusiv. Amygdalav. Lobus frontalis

vi. Lobus temporalisvii. Cerebellum

Dari hipotesis menyatakan yang disfungsi kognitif pada individu dengan gangguan bipolar mungkin terkait dengan frekuensi dari terjadinya episode gangguan, terutamanya episode mania,dan durasi dari gangguan atau episode yang berlansung. Secara garis besar dapat dinyatakan individu dengan gangguan bipolar mempunyai prognosis ad fungsional yang buruk.

Tujuan dari studi ini adalah untuk menjelaskan samada individu bipolar, dengan variasi episode dari 3 kumpulan berbeda ini, menunjukkan performa fungsi neuropsikologis yang bervariasi tergantung dari tipe gangguan bipolar yang diuji.

Satu lagi tujuan dari studi ini adalah untuk observasi akan terjadinya disfungsi kognitif pada pasien yang asimptomatik (merujuk ke euthymic bipolar)

Hipotesis:

a) Individu dengan gangguan bipolar akut menunjukkan disfungsi kognitif yang tidak specifik dan bersifat generalisata

b) Individu dengan euthymic bipolar akan memberi hasil yang lebih buruk dibanding subjek kontrol dalam memori verbal dan fungsi eksekusi.

c) Terdapat hubungan antara fungsi neuropsikologis dengan variabel klinis dan hasil penilaian fungsi dari individu

d) Terdapat hubungan antara defisit kognitif dengan penurunan fungsi sosial dan pekerjaan.

Metode

Subjek:

Terdapat 4 kelompok yang dinilai dalam studi ini. Setiap individu yang berpartisipasi dalam studi ini akan dinilai terlebih dahulu oleh dokter spesialis kesehatan jiwa dengan menggunakan referensi/penilaian berikut:

i. Kriteria dari DSM – IVii. Hamilton Depression Rating Scale

iii. Young Mania Rating Scale (Spain)

Page 3: journal bipolar

Syarat ekslusi dari studi ini:

i. Penyakit neurologis atau fisik yang signifikan terkait studiii. Riwayat trauma kapitis

iii. Gangguan neurodegeneratifiv. Riwayat penyalahgunaan zat adiktif atau ketergantungan (minimal 1 tahun

kelmarin)v. Riwayat ECT (minimal 1 tahun kelmarin)

4 kelompok yang di seleksi adalah seperti berikut:

a) 30 individu dengan gangguan depressed bipolar : Kriteria DSM – IV gangguan bipolar I atau II dengan depresi berat Hamilton Depression Scale Score >17

b) 34 individu dengan gangguan manic bipolar atau hypomanic bipolar: Kriteria DSM – IV gangguan bipolar I atau II dengan episode mania atau

hipomania Young Mania Rating Scale >12

c) 44 individu dengan gangguan euthymic bipolar : Kriteria DSM – IV gangguan bipolar I atau II Remisi minimal 6 bulan Hamilton Depression Scale Score <8 Young Mania Rating Scale <6

d) 30 individu sehat tanpa riwayat penyakit neurologis maupun psikiatrik (kontrol).

Penilaian klinis dan psikososial:

Variabel klinis : dikumpulkan sebagai syarat protokol bagi Bipolar Disorder Programme

Evaluasi Psikopatologis : menggunakan Positive and Negative Syndrome Scale

Evaluasi Psikososial : Global Assessment of Functioning (DSM – IV)

Fungsi Pekerjaan:

i. Baik : bekerja pada tahapan fungsional yang baikii. Buruk : Tidak bekerja atau tahapan fungsional yang buruk selama 3 tahun evaluasi.

Penilaian Neuropsikososial

Page 4: journal bipolar

Penilaian atau tes yang dijalankan hanyalah menggunakan battery yang biasa digunakan pada studi atau literatur sebelumnya. Penilaian neuropsikososial diterapkan agar berspektrum luas, supaya dibutuhkan banyak fungsi kognitif untuk menyelesaikan test yang berkaitan.

Tes yang dilakukan adalah seperti berikut:

i. Estimasi IQ pre-morbid: WAIS vocabulary subtestii. Fungsi eksekusi frontal: Wisconsin Card Sorting Test, the Stroop Colour and

Word Test, the Controlled Oral Word Association Test FAS, animal naming-subtest.

iii. Tes penilaian atensi dan konsentrasi dan mental tracking: WAIS digit subtest, the Trail Making Test.

iv. Tes penilaian pembelajaran verbal dan memori: the California Verbal Learning Test, Weschler Memory Scale, logical memory subtest.

v. Tes penilaian pembelajaran non-verbal dan memory: WMS-R visual reproduction subtest.

Analisis statistikal:

Berdasarkan jumlah variabel dependen dan independen yang bersifat multivariat, peneliti menuggunakan tes ANOVA dan MANOVA dalam menguji null hypothesis pada studi ini.

Hasil analisis

Hubungan antara demografik dan variabel klinis dengan fungsi kognitif:

Hasil tes ANOVA menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan antara variabel demografik subjek yang diteliti dengan fungsi kognitif, kecuali melibatkan nilai IQ pre-morbid (p = 0.01)

Hubungan antara neuropsikologis dengan fungsi kognitif:

Hasil test MANOVA menunjukkan daripada 16 perbandingan dari sejumlah 19 perbandingan terdapat hubungan dengan penurunan fungsi kognitif (p < 0.05)

Individu dengan gangguan bipolar akut dan bipolar dengan remisi menunjukkan fungsi memori verbal yang buruk, dan secara umumnya semua tipe gangguan bipolar menunjukkan penilaian yang rendah dibanding dengan kontrol terkait penilaian pembelajaran dan memori verbal.

Individu dengan gangguan bipolar secara umunya turut meilhatkan penilaian yang lebih rendah dibanding kontrol terkait fungsi eksekusi frontal. Kelompok dengan gangguan bipolar depresi menunjukkan penilaian buruk terkait kefasihan verbal (termasuk fungsi eksekusi frontal) dibanding kelompok lain nya.

Page 5: journal bipolar

Kelompok dengan ganggguan bipolar euthymic dan gangguan bipolar depressed menunjukkan penilaian yang relatif rendah terkait kefasihan dalam mengkategorikan (animal-naming subtest) di banding 2 subjek lain.

Hubungan antara variabel

Berdasarkan uji korelasi PEARSON menunjukkan terdapatnya hubungan signifikan antara fungsi psikososial dengan penilaian neuropsikologi.

Tes juga menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan antara fungsi psikososial dengan durasi dari gangguan bipolar, frekuensi episode,tipe episode, frekuensi rawat inap atau frekuensi cobaan bunuh diri.

Terdapat hubungan signifikan antara fungsi sosial dan pekerjaan dengan fungsi eksekusi frontal.

Terdapat hubungan signifikan antara variabel klinis dengan penilaian neuropsikologis. Jadi , ditarik kesimpulan bahwa semakin lama durasi dari gangguan, semakin menonjol disfungsi memori dan penurunan atensi.

Terdapat juga hubungan antara frekuensi rawat inap dan bunuh diri dengan penilaian memori

Setelah diobservasi hasil tes korelasi, didapatkan juga kesimpulan bahwa pasien yang mempunya lebih banyak episode mania menunjukkan disfungsi kognitif dan disfungsi memori dan pembelajaran verbal dibanding kelompok lain.

Terdapat hubungan antara fungsi eksekusi frontal dengan fungsi pekerjaan, di mana individu yang menunjukkan fungsi kerja yang baik memberikan nilai yang lebih baik pada tes FAS.

Diskusi

Page 6: journal bipolar

Kelainan kognitif pada gangguan bipolar

3 kelompok dari individu dengan gangguan bipolar menunjukkan performa yang buruk dibanding dengan kelompok kontrol, terutama pada memori verbal dan fungsi eksekusi frontal. Di tarik konklusi bahwa upaya belajar dan memori verbal mengalami penurunan yang signifikan pada individu dengan gangguan bipolar, yang terbukti penurunan ini berdiri secara independen. Pasien yang mengalami gangguan bipolar akut menunjukkan penurunan pada penilaian recognition memory. Hasil ini menujukkan terdapatnya penurunan proses kognitif yang kompleks pada individu tersebut.Defisit pada memori verbal, khususnya upaya mengingat kembali, menandakan terdapat implikasi pada fungsi lobus frontalis, dan penurunan pada keupayaan untuk encoding menunjukkan kelainan pada lobus temporalis medial. Hasil tes juga menunjukkan penurunan atensi bersifat selektif pada individu dengan gangguan bipolar. Di dapati juga individu dengan gangguan bipolar mempunyai penurunan pada fungsi eksekusi frontal.

Manifestasi klinis, fungsi psikososial dan fungsi kognitif.

Terdapat hubungan antara upaya pembelajaran dan memori verbal dengan fungsi psikososial, durasi gangguan, frekuensi hospitalisasi, upaya membunuh diri, dan frekuensi terjadi episode mania. Individu dengan gangguan bipolar I menunjukkan lebih banyak disfungsi memori verbal dibanding dengan gangguan bipolar II. Studi ini juga menunjukkan relevensi dari usaha untuk mengurangi terjadinya episode mania karena individu dengan episode mania mempunyai defek kognitif yang lebih besar dibanding kelompok gangguan bipolar lainya. Individu dengan riwayat gejala psikosis (tanpa melihat tahapan gangguan bipolar mereka saat diuji) menunjukkan hasil yang buruk pada penilaian memori verbal. Di dapatkan juga dalam studi ini kesimpulan bahwa individu dengan kesulitan dalam mengingat kembali informasi secara umumnya mempunyai hasil penilaian daya fungsi yang lebih buruk. Pada penilaian fungsi pekerjaan, di dapati individu dengan klasifikasi “fungsi pekerjaan buruk” mengalami defiit pada memori verbal dan kelancaran berbicara. Di dapati juga kesulitan individu dalam menyimpan dan mengingat kembali informasi dapat mengurangi keuntungan dari intervensi secara psikologis dalam usaha terapi. Lobus frontalis, terutamanya bagian prefrontal, mungkin berkontribusi pada performa neuropsikologis sebagian dari kelompok individu dengan gangguan bipolar yang di uji.

Implikasi klinis

Implikasi klinis dari disfungsi kognitif yang bersifat persisten ini adalah durasi gangguan yang lebih lama, tidak komplians pada terapi dan fungsi sosial yang buruk. Secara tradisinya, disfungsi kognitif lebih dikaitkan dengan skizofrenia dibanding dengan gangguan bipolar. Namun, hasil dari studi ini dan studi lainya menunjukkan tanda tanda progresif akan terjadinya disfungsi kognitif dan psikososial pada individu dengan gangguan bipolar. Studi ini juga menunjukkan hasil fungsional yang buruk dikaitkan dengan disfungsi kognitif dan disfungsi ini dapat juga dilihat pada individu gangguan bipolar dengan remisi.

Kesimpulan

Page 7: journal bipolar

Performa terhadap memori verbal dan fungsi eksekusi yang rata rata buruk di lihat pada individu dengan gangguan bipolar dibanding dengan subjek kontrol, menandakan bahwa disfungsi kognitif ini bersifat stabil dan berjalan kronis. Defisit kognitif yang bersifat spesifik di dapati hampir mirip dengan defek kognitif pada pasien skizofrenia, walaupun defisit kognitif lebih menonjol pada pasien skizofrenia. Individu dengan riwayat gejala psikotik, bipolar tipe I, durasi gangguan yang lebih lama, dan frekuensi episode mania yang tinggilebih rentan menunjukkan gangguan neuropsikologis. Gangguan kognitif pada individu dengan gangguan bipolar dapat memberi gambaran kenapa individu ini mengalami penurunan fungsi, walaupun pada fase remisi. Defisit kognitif dan penurunan fungsi secara general dari individu dengan gangguan bipolar mungkin dapat dikurangkan dengan perlaksanaan rehabilitasi neuropsikologis.

DAFTAR PUSTAKA

Page 8: journal bipolar

1. E.D. Slyvia, H. Gitayanti. Gangguan Bipolar.Buku Ajar Psikiatri, 1st ed. Badan Penerbit FKUI, Jakarta.2010 p. 197 – 208

2. National Health Service (United Kingdom) : Bipolar disorder.last reviewed 29th February 2012. Accessed on 19th may 2013 http://www.nhs.uk/conditions/Bipolar-disorder/Pages/Introduction.aspx

3. Quick Reference to the Diagnostic Criteria from DSM – IV – TR : Bipolar Disorder. American Psychiatric Association. Book Promotion & Service LTD.2000. p. 179 – 191

4. M.A Anabel, V. Eduard, R. Maria et al. Article: Cognitive Function Across Manic or Hypomanic, Depressed, and Euthymic States in Bipolar Disorder. American Journal of Psychiatry Vol. 161, 2004. P. 262 – 270.