Job Schneider Windi

download Job Schneider Windi

of 20

description

Ini merupakan job dari schneider yang diberikan sebagai tugas kelompok

Transcript of Job Schneider Windi

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Banyak aplikasi PLC dalam kehidupan sehari-hari. Khususnya dalam bidang industri dan pabrik. PLC banyak digunakan untuk mengendalikan suatu alat agar melakukan sesuatu yang sesuai dengan kontrol yang diberikan oleh operator. Kontrol tersebut seperti pengaturan waktu, penghitungan, dan lain-lainya yang disusun dalam satu rangkaian yang saling terhubung. Pengaturan waktu dalam PLC menggunakan Time On/Off sedangkan penghitungan dilakukan oleh sebuah counter (piranti pencacah) memungkinkan dilakukannya pencacahan atau (penghitungan) terhadap sejumlah sinyal input. Misalnya dalam suatu program PLC yang digunakan untuk menghitung jumlah orang yang masuk, barang yang akan dimasukkan ke dalam kotak dan sebagainya. Counter-counter yang digunakan dalam penerapan-penerapan semacam ini tersedia sebagai komponen yang terbentuk (built in) di dalam PLC. Dengan pentingnya PLC dalam aplikasi counter serta dapat diterapkan pada pelatihan dasar PLC pada mata kuliah Praktek Pemrograman Logic Control di Politeknik Negeri Sriwijaya, maka penulis sebagai mahasiswa teknik elektronika membuat Aplikasi Gabungan Rangkaian Time On/Time OF dan Counter Up/Down menggunakan PLC.

Capaian Pembelajaran

Capaian Pembelajaran Umum

Mahasiswa memiliki ilmu pengetahuan, memiliki keterampilan dan mempunyai sikap kerja yang diperlukan untuk mengidentifikasi, menjelaskan karakteristik dan menjalankan program atau Ladder Diagram untuk fungsi-fungsi logika AND, OR, NOR, NAND, NOT, dan XOR.

Mahasiswa mampu mengembangkan Ladder Diagram yang melibatkan penggunaan relay internal, latching, timer, counter dan piranti penanganan data PLC.

Capaian Pembelajaran Khusus

Mengetahui aplikasi gabungan rangkaian time on/off dan counter up/down.

Mengetahui prinsip kerja gabungan rangkaian time on/off dan dari counter up/down PLC.

BAB II

LANDASAN TEORI

Dasar Teori

Time On dan Time Off

Perangkat lunak proses yang umum digunakan setelah kontak dan coil adalah timer (pengatur waktu). Di dalam banyak aplikasi kontrol, pengontrolan waktu adalah sesuatu yang dibutukan. Sebagai contoh, sebuah motor atau pompa mungkin harus dikonrol untuk beroperasi selama interval waktu tertentu, atau mungkin diaktifkan setelah berlalunya suatu periode waktu tertentu. Itulah sebabnya, PLC dilengkapi dengan timer untuk mendukung kebutuhan ini. Timer mengukur (atau menghitung) waktu dalam satuan detik atau sepersekian detik dengan menggunakan piranti clock internal CPU. Fungsi timer yang paling umum adalah TIMER ONDELAY (TON) yang merupakan fungsi dasar. Ada beberapa bentuk konfigurasi timer, yang diperoleh dari pengembangan fungsi TON, PLC mempunyai banyak kemampuan untuk memanipulasi fungsi timer. Fungsi dasar yang kedua adalah TIMER OFF DELAY (TOFF).

Timer on-Delay dapat digunakan untuk membentuk sebuah timer off-Delay. Dengan konfigurasi semacam ini, ketika terdapat input seketika ke In 1, output Out I dan timer keduanya menjadi aktif. Karena input dikunci(latched) oleh kontak-kontak timer yang normal tertutup membuka dan mematikan output.

Dengan demikian, operasi dimulai dengan keadaan output yang aktif dan tetap aktif hingga waktu delay berlalu.

Sejumlah PLC dilengkapi dengan, selain timer on-delay, timer off-delay secara built in dan oleh karenanya, pengguna time on delay untuk menghasilkan timer off delay tidak lagi diperlukan. Perhatikan bahwa pada pabrikan LG, timer diperlukan sebagai sebuah komponen tunda pada sebuah anak tangga, ketimbang sebagai sebuah relay. Pada simbol terdapat di dalam gambar kotak yang mempresentasikan timer, angka 0 diletakkan sebelum huruf T yang mengindikasikan bahwa timer yang bersangkutan adalah timer off-delay.

Sebagai ilustrasi penggunaan sebuah timer off-delay, perhatikanlah program Allan Bradley yang diperlihatkan pada gambar di bawah. 10F dipergunakan untuk mengindikasikan bahwa timer yang digunakan adalah timer off-delay, dan bukannya timer on-delay (TON). Basis waktu ditetapkan pada 1:0 yang adalah 1 detik. Preset ditetapkan pada nilai 10sehingga waktu preset timer adalah 10 detik. Paa anak tangga pertama, output timer dihasilkan oleh kontak-kontak EN (dan kata enable) yang berarti tidak terdapat delay antara terjadinya input 1:012/01 dan output dan EN. Sebagai akibatnya, kontak-kontak EN pada anak tangga 2 menutup seketika setelah input diberikan ke 1:012/01. Sehingga, terdapat sebuah output dan 0:013/01 seketika setelah input 1:012/01 diaktifkan. Kontak-kontak TT (dan kata timer-timing) pada anak tangga 3 diaktifkan segera setelah timer berjalan. Karena timer ini adalah timer off-delay, timer dimulai dalam keadaan menyala setelah 10 detik sebelum akhirnya menjadi mati. Sehingga, kontak-kontak IT akan menutup ketika waktu preset 10 detik dimulai. Akibatnya output 0:012/02 berada dalam keadaan aktif selama 10 detik. Kontak-kontak DN (dan kata done), yang normal tertutup, membuka seelah 10 detik sehingga menjadikan output 0:013/03 aktif setelah waktu 10 detik berlalu. Kontak-kontak DN, yang normal terbuka, menutup setelah 10 detik dan dengan demikian output 0:013/04 mati setelah 10 detik berlalu.

Gambar 1. Penerapan timer off-delay

Fungsi timer yang perlu diketahui selain dari tipe TON dan TOF, ada beberapa tipe fungsi timer diantaranya:

Timer satu input

Timer satu input disebut non-retentive timer, digunakan dalam beberapa PLC, ditunjukan dalam gambar 2 bila IN001 diberi energi maka kontak akan tertutup, maka timer TS017 akan mulai menghitung untuk 4 detik, setelah 4 detik output akan ON. Jika IN001 energinya hilang dan kontak terbuka, maka timer akan mereset kembali seperti kondisi awal dan output akan OFF. Bilamana IN001 terbuka diantara interval waktu (misalnya pada saat 2 detik) maka timer akan mereset kembali menjadi nol.

Gambar 2. Timer Satu Input

Timer Dua Input

Tipe timer satu input mempunyai kelemahan yaitu kembali mereset pada saat input kehilangan energi. Gambar 3 dibawah ini adalah tipe dengan dormat blok, dilengkapi dengan line enable/reset, timer akan bekerja apabila diberi energi. Apabila energi hilang akan tetap menghitung samapi nol atau reset pada saat nol. Line IN001 menyebabkan timer berjalan, ketika enable, bilamana input enable kehilangan energi timer akan bekerja sampai 0 dan berhenti tidak mereset 0, catatan, ketika IN001 terbuka dan IN002 tertutup timer serupa dengan gambar 2 contoh lain, IN002 tertutup, IN001 diatur ON setelah 6 detik, IN001 terbuka atau Off, timer mempertahankan hitungan ke 6, tidak mencapai hitungan yang ditetapkan 14 detik, dan output timer masih tetap OFF, timer tidak akan mereset kecuali IN002 terbuka, apabila IN001 kembali ON, hitungan dimulai sampai ke 8 dan output timer akan ON.

Gambar 3. Format Blok Dengan Dua Input

Gambar 3 dengan diagram format coil, keduanya memiliki input masukan energi dan input reset/enable, merupakan pilihan lain, IN 7 untuk pengatur waktu RT31=RN, dan IN8 enable RT31=RS, ketika timer menjadi ON, output 31 (internal) mengatur output 78 menjadi ON. Perhitungan dalam register tidak digambarkan, di dalam beberapa PLC nilai preset waktu sudah tetap misalnya timer 5 detik, timer 10 detik dst.

Gambar 4. Format Coil

Gambar 5 menunjukkan timer dengan tiga input dimana input reset/enable dipisah masing-masing memiliki saluran input yang berbeda, ini banyak digunakan pada kasus-kasus khusu. Ilustrasi gambar merupakan timer untuk kasus spesial, dimana line reset dan enable terpisah menjadi dua, konfigurasi ini digunakan untuk program spesial pengaturan kebutuhan yang tersedia.

Gambar 5. Format Blok Dengan Pemisahan Enable Reset

Timer yang bersifat menyimpan RTO (Retentive Timer ON)

Timer RTO dibuat tetap mempertahankan nilainya, ini berarti bahwa walaupun kondisi input dimatikan (Off) nilai terakhir yang masuk dalam timer akan disimpan (retentive), sehingga bila input diaktifkan lagi (ON), maka timer akan mulai menghitung dari nilai terahir pada saat timer dimatikan. Gambar 6.a menunjukkan diagram ladder RTO, bilamana input 1:012 ON, timer mulai menghitung dengan nilai menambah, setiap 1 detik pada T4:10, apabila input 1:012 Off pada hitungan ke 40, maka angka terakhir akan disimpan. Bilamana 1:012 On kembali hitungan dilanjutkan mulai dari nilai 40 sampai selesai 180, dan timer direset, senadainya pada hitungan 120 direset maka timer dianggap selesai menghitung kembali 0. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 6.b.

Diagram Ladder RTO

Timing Diagram RTO

Gambar 6. Retentive Timer ON (Allen Bradley format)

Counter Up dan Counter Down

Counter merupakan rangkaian logika pengurut, karena counter membutuhkan karakteristik memori, dan pewaktu memegang peranan yang penting. Counter digital mempunyai karakteristik penting yaitu sebagai berikut:

Counter Up adalah rangkaian flip-flop yang dihubungkan secara seri dengan cara output flip-flop yang pertama menjadi input flip-flop berikutnya. Pulsa dari clock menjadi input untuk flip-flop yang pertama dan akan menyebabkan perubahan pada kondisi output untuk saat yang di kehendaki. Counter Up ini berfungsi untuk menghitung secara maju.

Counter Down adalah serangkaian flip-flop yang dihubungkan secara sepi dengan cara output flip-flop yang pertama menjadi input flip-flop berikutnya. Pulsa dari clock menjadi input untuk flip-flop yang pertama dan akan menyebabkan perubahan pada kondisi output untuk saat yang dikehendaki. Counter Up ini berfungsi untuk menghitung secara mundur.

Sebagaimana dengan rangkaian sekuensial yang lain, menyusun counter digunakan flip-flop. Counter dapat digunakan untuk menghitung banyaknya clock-pulsa dalam waktu yang tersedia (pengukuran frekuensi), Counter dapat juga digunakan untuk membagi frekuensi dan menyimpan data.

Ada dua macam counter, yaitu Asinkronous Counter dan Sinkronous Counter. Sinkronous Counter disebut uga Ripple Through Counter atau Counter Serial (Serial Counter), karena output masing-masing flip-flop yang digunakan akan berubah kondisi dari 0ke1 dan sebaliknya secara berurutan, hal ini disebabkan karena flip-flop yang paling ujung dikendalikan oleh sinyal clock, sedangkan sinyal clock untuk flip-flop lainnya berasal dari masing-masing flip-flop sebelumnya. Sedangkan pada Counter sinkron, output flip-flop ynag digunakan bergantian secara serempak. Hal ini disebabkan karena masing-masing flip-flop tersebut dikendalikan secara serempak oleh sinyal clock. Oleh karena itu Counter Sinkron dapat pula disebut sebagai Counter parallel (Parallel Counter).

Counter pada PLC.

Pada PLC Cara kerja dari Counter dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 7. Prinsip kerja counter

Counter dalam PLC bekerja seperti halnya counter mekanik atau elektronik, yang mana membandingkan nilai yang terkumpul dengan nilai setting, hasil perbandingan digunakan sebagai acuan keluaran.

Counter terdiri dari dua elemen dasar yaitu kumparan relay untuk menghitung pulsa-pulsa input dan kumparan relay untuk mengembalikan counter ke posisi awalnya (reset), sedangkan kontak-kontak yang diasosiasikan dengan counter berada pada anak tangga lainnya.

Gambar 8. Program Counter Sederhana

Ketika terdapat sebuah input ke ini, counter akan kembali ke keadaan awalnya (reset). Ketika terdapat sebuah input ke In2, counter mulai menghitung misalnya 10 pulsa input maka setelah pulsa input diterima oleh In2 kontak-kontak counter akan menutup dan akan dihasilkan sebuah output I.

2.1.2.1 Penerapan Counter

Ketika sebuah pulsa input ke X400 maka kedua counter akan melakukan reset. Input ke X400 dapat dihasilkan oleh sakelar tombol tekan yang digunakan untuk menghidupkan ban berjalan. Input yang dihitung adalah X401.

Input ini dapat berupa pulsa input yang diberikan oleh sebuah sensor sel cahaya yang mendeteksi lewatnya kaleng-kaleng ketika bergerak pada ban berjalan.

C460 mulai menghitung segera setelah X400 menutup sekejap. Ketika C460 telah menghitung 6 kaleng, counter akan menutup kontak-kontaknya sehingga menghasilkan sebuah output ke Y430. Output Y430 dapat berupa solenoida yang digunakan untuk mengaktifkan sebuah deflektor yang akan membelokkan pergerakan kaleng-kaleng ke arah kardus lainnya.

Ketika C460 berhenti menghitung, kontak-kontaknya akan menutup sehingga mengakibatkan C461 mulai menghitung 12 pulsa input ke X401 kemudian menutup kontak-kontaknya. Hasil ini mengakibatkan ke dua counter melakukan reset dan pengulangan kembali seluruh proses.

2.1.2.2 Pencacah Maju dan Mundur

Diagram tangga di atas merupakan penggabungan antara Up counter dan Down counter. Di mana ketika sebuah barang masuk, maka sebuah input diberikan ke sini. Hal ini akan menambah nilai perhitungan sebesar I. Ketika sebuah barang keluar, sebuah pulsa input diberikan ke In2. Hal ini akan mengurangi nilai perhitungan sebesar I serta mengurangi akumulasi sebesar I. Ketika akumulasi nilai perhitungan telah mencapai suatu nilai yang ditetapkan (preset), output Out I akan diaktifkan.

Aplikasi aplikasi yang menggunakan counter secara umum bekerja sebagai berikut:

Menghitung hingga ke suatu nilai preset, setelah tercapai akan menghasilkan suatu event.

Membuat suatu event tetap terjadi, sampai counter mencapai nilai reset baru berhenti.

Simbol counter pada ladder diagram ditunjukkan oleh gambar di bawah ini:

Gambar 9. Ladder Diagram untuk Counter Up dan Counter Down

Untuk Software PLC-LG GMWIN 4. Makna simbol ladder diagram Counter pada Software PLC-LG GMWIN 4:CU

: Inputan dari program, misalkan sensor.

R

: Reset (tidak bisa dimasukkan kontaktor, hanya bisa dimasukkan alamat inputnya saja).

RV

: Untuk mensetting counter yang diinginkan (misalkan 3).

IN

: Proses penghitungan counter berjalan.

Sebuah Counter disebut Up counter jika dapat menghitung secara berurutan mulai dari bilangan terkecil sampai bilangan terbesar. Contoh: 0-1-2-3-4-5-6-7-n. Sedangkan Down counter adalah Counter yang dapat menghitung secara berurutan dari bilangan terbesar ke bilangan terkecil.

Gambar 10. Simbol Logika Counter

CTUD

BOOL B BOOL

Gambar 11. Simbol Counter Up/Down pada PLC

Counter atau penghitung input suatu input sinyal dari kerja mesin atau benda-benda lain yang menjadi input juga dalam PLC. Perintah CNC (Fungsi tombol instruksi pada programming console untuk counter) juga sebagai penunda kerja kontak CNT yang mengendalikan kontak lain atau output. Pada CNT bukan waktu yang dihitung melainkan jumlah sinyal yang menjadi input dari CNC itu sendiri. Input yang dihitung CNT dalam PLC antara 0000 hingga 9999 kali hitungan sinyal input. CNT dapat direset bila akan dihentikan kerjanya dan akan bekerja menghitung dari awal bila reset sudah terbuka dan sinyal input ada yang masuk.

Dibawah ini merupakan konfigurasi pin untuk counter up/down.

INST0

CTUD

Keterangan :CU= Up counter pulse input

CD= Down counter pulse input

R= Reset

LD = Load A preset Value

PV = Preset Value

QU= Up counter output

QD = Down counter output

CV= Current Value

BAB III

LANGKAH PERCOBAAN

Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu :

Perangkat komputer

1 buah

Modul PLC

1 buah

Software GMWIN

1 buah

Kabel penghubung/banana

secukupnya

Langkah percobaan pada GMWIN 4.0.

Hidupkan komputer.

Pilih program GMWIN 4.0 pada menu start.

Kemudian pada menu bar pilih new project.

Kemudian akan tampil menu, isi project name lalu pilih GM 6.

Setelah di klik next maka akan muncul menu.

Lalu isi data dan pilih LD (Ladder Diagram).

Klik finish.

Pilih simbol di samping row gambar sesuai yang dibutuhkan dari garis, saklar, dan outputnya serta FB untuk memasukkan data up counter (CTU) dan down counter (CTD).

Lalu buat aplikasi gabungan rangkaian time on/off dan counter up/down serta masukan data dalam PLC dengan kondisi :

Sistem ON/OFF melalui push button Start (%I0.0) dan STOP (%I0.2).

Jika sistem On, maka indikator %Q0.0 akan ON.

Jika sistem Off, maka indikator %Q0.0 akan kedap-kedip dengan durasi 1 detik.

Jika isi tangki belum penuh, maka Supply Valve (%Q0.1) akan ON hingga tangki penuh. (Perhatikan Sensor Upper Level Switch %I0.5).

Jika tangki penuh, dilanjutkan dengan proses mixing, mixer motor (%Q0.2) akan On selama 10 detik.

Dilanjutkan dengan proses pengosongan melalui Drain Valve (%Q0.3)

Drain Valve masih tetap ON selama 5 detik Setelah Sensor Lower Limit Switch %I0.4 tidak terdeteksi.

Proses berulang kembali.

Jika siklus telah berulang 3x (dihitung dari Drain Valve), maka sistem akan OFF dan Indikator Complete (%Q0.4) akan ON.

Jika saat sistem ON, namun tangki sudah penuh, maka dilanjutkan ke proses mixing.

Tips :

Perhatikan kondisi Sensor Upper / Lower Level Switch!

Sensor Upper Level Switch tidak mungkin ON jika Sensor Lower Level Switch tidak On!

Lalu compile dan tunggu proses hingga success.

Setelah itu klik menu connect + write + run + monitor + on pada menu bar dan tunggu proses hingga selesai.

Selanjutnya lakukan pengetesan pada PLC dan catat hasil percobaan.

Setelah selesai disconnect atau stop pada menu bar online program GMWIN 4.

Dan bila perlu save as program tersebut dan simpan pada folder yang diinginkan.

Tutup program GM WIN 4 setelah selesai melakukan percobaan.

Shut down komputer.

BAB IV

HASIL PERCOBAAN4.2 Hasil Percobaan

4.2 Analisa DataPraktikum ini dilakukan percobaan mengenai pengontrol level air pada suatu tangki. Pada pengerjaannya program yang dibuat merupakan gabungan dari beberapa materi yang telah dipelajari pada praktikum percobaan-percobaan sebelumnya. Adapaun program tersebut antara lain terdapat materi latching atau sistem interlock, timer, dan rangkaian counter. Pada instruksi, terdapat control panel yang di dalmnya terdapat switch Start (I0.0) sebagai saklar push button yang digunakan untuk menyalakan program, switch Stop (I0.2) sebagai saklar untuk menghentikan semua program yang sedang berjalan ketika terjadi gangguan, dan sebuah indikator (Q0.0). Rangkaian ini dirancang pada suatu perindustrian sebagai rangkaian pengontrol pencampuran bahan industri (pada praktikum dianalogikan sebagai air) dengan nilai atau takaran yang telah ditentukan.

Pada rangkaian terdapat 4 buah output masing-masing di antara lain:

Indicator (Q0.0)

Supply Valve (Q0.1)

Mixer Motor (Q0.2)

Drain Valve (Q0.3)

Perintah pertama pada sistem adalah mengindikasikan lampu yang akan menyala secara kedap-kedip atau flip-flip apabila semua sistem sedang dalam keadaan off. Ketika tombol start ditekan maka supply valve akan secara otomatis terbuka dan led indikator akan menyala menandakan sistem sedang beroperasi. Pada tangki pendgisian air ini telah diletakkan dua buah sensor lower level switch dan upper level switch yang digunakan untuk mendeteksi ketinggian air. Air akan terus diisi meskipun sensor lower level telah tersentuh, ketika upper level switch tersentuh oleh air yang terdapat pada tangki maka secara otomatis drain valve akan tertutup dan mixer motor akan bekerja. Mixer hanya bekerja selama 10 detik dan kemudian mati, diikuti dengan drain valve yang terbuka untuk kembali mengosongkan tangki. Drain valve akan tetap ON selama 5 detik setelah sensor lower level switch tidak terdeteksi, setelah 3 kali proses tersebut mengulang makan mesin akan berhenti bekerja dan lampu indikator akan flip-flop kembali.

Untuk menyelesaikan program ini, maka yang dilakukan pada row pertama ladder diagram yaitu membuat timer on dan timer off dengan output yang meruapakan lampu indikator itu sendiri. Pada row yang sama juga ditambahkan feedback dari output lain yang digunakan yaitu supply valve, mixer motor, drain valve dan juga lampu indikator itu sendiri yang dipasang secara normally close. Untuk menyalakan led yang akan hidup secara terus menerus ketika tombol start ditekan, maka dibuat rangkaian dengan gerbang OR dengan input normally open dari supply valve, kemudian mixer motor dan lalu drain valve serta menambahkan feedback dari rangkaian pencacah penghitung atau counter untuk membuat indikator kembali flip-flop setelah proses beroperasi sebanyak 3 kali. Feedback diletakkan secara seri terpasang normally closed pada row tersebut.

Kemudian untuk membuat mixer motor bekerja dan supply valve tertutup, maka pada row dibuat rangkaian interlock dengan output supply valve dan ditamabahkan dengan feed back dari output mixer motor menggunakan switch NC. Row selanjutnya membuat rangkaian untuk menghidupkan mixer motor dengan inputan sensor lower dan upper, kedua sensor ini dibuat menggunakan masukan normally open dengan output berupa mixer motor agar saat kedua sensor ini telah mendeteksi bahan makan secara otomatis supply valve akan tertutup dan mixer motor akan berjalan.

Untuk membuat motor yang yang hanya akan beropersi selama 10 detik, maka dibuatlah rangkaian timer menggunakan timer pulse, feedback dar row sebelumnya yang diletakkan sebagai input dan keluarannya yang berupa drain valve. Diinstruksikan pula saat mixer motor bekerja selama 10 detik maka drain valve akan terbuka secara otomatis, untuk itu pada rangkaian ini juga diberikan lacthing dari drain valve pada inputannya dan feed back dari drain valve diletakkan pada rangkaian motor sebelumnya agar motor dapat berhenti bekerja saat drain valve telah terbuka. Row selanjutya lagi dibuat rangkaian untuk menutup drain valve. Rangkaian ini dibuat dengan sensor lower dan upper untuk menutup drain valve, yaitu dengan membuat kedua sensor tersebut sebagai inputan dengan ditambahakan timer off selama 5 detik hal ini bertujuan untuk menutup drain valve setelah 5 detik saat setelah kedua sensor ini tidak mendeteksi lagi adanya bahan di dalam wadah pencampuran. Keluaran dari rangkaian ini menggunakan output memori yang feedbacknya diberikan pada rangkaian drain valve sebelumnya dengan menggunakan switch NC agar drain valve dapat menutup, selain pada drain valve feed back dari memori ini juga diberikan pada rangkaian supply valve. Feedback ini diletakkan secara paralel dengan rangkaian latching dari supply valve feedback ini dibuat dengan menggunakan switch NC, hal ini bermaksud agar pada saat drain valve telah tertutup maka secara otomatis supply valve akan terbuka kembali. Dan pada row terakhir dibuat rangkaian untuk menghentikan kerja sistem setelah 3x melakukan penggulanagan kerja dengan menggunakan rangkaian counter up. Dengan membuat feedback dari output memori pada rangkaian sebelumnya sebagai inputan lalu ditambahkan dengan counter up sebanyak 3 kali dengan keluaran memori 1, lalu feed back dari memori ini akan diletakkan pada rangkaian indikator dan rangkaian supply valve dengan switch NC. Hal ini bertujuan agar pada saat counter telah menghitung sebanyak 3 kali proses maka memori 1 akan menyala dan memutuskan arus pada rangkaian supply valve dan led indikator sehingga supply valve tidak akan terbuka lagi dan led indikator akan kembali bekerja secara flip-flop.

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Dari praktikum percobaan yang telah dilakukan pada pemrograman programmable logic controller maka dapat diketahui dari bebagai aplikasi yang telah dilakukan seperti membuat interlock, penggunakan limit swich, berbagai timer dan juga counter up akan baik dampaknya apabila dipelajari dengan baik karena program-program tersebut berperan pada dunia industri yang menggunakan PLC sebagai program kontrol pengindustrian mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Bolton William, alih bahasa Irzam Harmein. 2004. Programmable Logic Controller (PLC) : Sebuah Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta Erlangga.

Permata Sari, Dewi dan Kusumanto .2014. Bahan Ajar Teknik Elektronika. Politeknik Negeri Sriwijaya: Palembang.

Crispin, Alan J., 1990, Programmable Logic Controller And Their Engineering Allplications, London: Mc. Graw-Hill Book Company.

Festech. 2008. MAS (Manufacturing Automation System) Training Set Manual. Seoul Korea.

GLOFA-GM Series. 2006. Users Manual LG PLC, GMWIN For Window (Model : SK-5700/SK-5900). Korea.

Stenerson, Jon, 2004, Fundamental of Programmable Logic Controller, Sensors, And Communications, Third Edition, Upper Saddle River; Prentice Hall.

CP

R

QU

CU

BOOL

BOOL

QD

CD

BOOL

INT

CV

R

BOOL

LD

CU

QU

SW2

CD

STACK_EMPTY

QD

%MX0

R

STORED_NUMBER

CV

%MX1

LD

STACK_MAX

PV

Gambar 12. Konfigurasi pin untuk counter up/down

1