Isi

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menopause adalah periode terhentinya siklus seksual dan menghilangnya hormon-hormon kelamin wanita dengan cepat bahkan hamir tidak ada. Hal ini terjadi seiring dengan bertambahnya usia yang berkisar antara 40 sampai 50 tahun. Pada proses ini siklus seksual biasanya menjadi tidak teratur, dan ovulasi sering tidak terjadi. Sesudah beberapa bulan siklus ini pun terhenti sama sekali. Penyebab menopause adalah “matinya” (burning out) ovarium. Sepanjang kehidupan seksual wanita, kira-kira 400 folikel primodial tumbuh menjadi folikel matang dan berovulasi, dan beratus-ratus dari ribuan ovum berdegenerasi. Pada usia sekitar 45 tahun, hanya tinggal beberapa folikel primodial yang akan dirangsang oleh FSH dan LH. Produksi esterogen dari ovarium berkurang sewaktu jumlah folikel primodial mencapai nol. Ketika produksi esterogen turun dibawah nilai kritis, esterogen tidak lagi dapat menghambat produksi gonadotropin FSH dan LH. Sebaliknya gonadotropin FSH dan LH (terutama FSH) diproduksi sesudah menopause dalam jumlah besar dan kontinu, tetapi ketika folikel primodial yang tersisa menjadi atretik produksi esterogen oleh ovarium turun secara nyata menjadi nol. Hilangnya esterogen seringkali menyebabkan terjadinya 1

description

yulla

Transcript of Isi

Page 1: Isi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menopause adalah periode terhentinya siklus seksual dan menghilangnya hormon-

hormon kelamin wanita dengan cepat bahkan hamir tidak ada. Hal ini terjadi seiring

dengan bertambahnya usia yang berkisar antara 40 sampai 50 tahun.

Pada proses ini siklus seksual biasanya menjadi tidak teratur, dan ovulasi sering tidak

terjadi. Sesudah beberapa bulan siklus ini pun terhenti sama sekali.

Penyebab menopause adalah “matinya” (burning out) ovarium. Sepanjang kehidupan

seksual wanita, kira-kira 400 folikel primodial tumbuh menjadi folikel matang dan

berovulasi, dan beratus-ratus dari ribuan ovum berdegenerasi. Pada usia sekitar 45 tahun,

hanya tinggal beberapa folikel primodial yang akan dirangsang oleh FSH dan LH. Produksi

esterogen dari ovarium berkurang sewaktu jumlah folikel primodial mencapai nol. Ketika

produksi esterogen turun dibawah nilai kritis, esterogen tidak lagi dapat menghambat

produksi gonadotropin FSH dan LH. Sebaliknya gonadotropin FSH dan LH (terutama

FSH) diproduksi sesudah menopause dalam jumlah besar dan kontinu, tetapi ketika folikel

primodial yang tersisa menjadi atretik produksi esterogen oleh ovarium turun secara nyata

menjadi nol. Hilangnya esterogen seringkali menyebabkan terjadinya perubahan fisiologis

yang bermakna pada fungsi tubuh termasuk :

1. Rasa panas (hot flushes) dengan kemerahan kulit yang ekstrim

2. Sensasi psikis dispnea

3. Gelisah

4. Letih

5. Ansietas

6. Keadaan psikotik

7. Kalsifikasi tulang

1

Page 2: Isi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN ANALISI KASUS

2.1. Aspek Anatomi

2.1.1 Genetalia Externa

a. Mons Pubis

- daerah dengan peninggian

- Letak : Ventral dari symphisis pubis

- terisi oleh lemak-ditutupi rambut (pubertas)

b. Labia Majora

- homolog dengan scrotum pria

- mempunyai 2 lipatan kulit yang memanjang

- berjalan kea rah caudal dank e dorsal dari mons pubis

- tertutupi kulit yang mengandung banyak kelenjar lemak-ditumbuhi rambut

(pubertas)

2

Page 3: Isi

c. Labia Minora

- Memiliki 2 lipatan kecil

- Letak antara labia majora

d. Vestibulum Vagina

- Celah antara kedua labia minora

e. Clitoris

- Homolog dengan penis

- terdiri dari jaringan erektil

21.2 Genitalia Interna

a. Ovarium

Organ yang menghasilkan ovum (sel telur) pada saat pubertas, juga menghasilkan

hormone esterogen dan progesterone yang mempengaruhi pertumbuhan genitalia

externa dan siklus menstruasi. Ovarium terletak pada dinding lateral cavum pelvis

dua pada sisi kiri dan dua pada sisi kanan. Bentuk ada dewasa muda adalah ovoid

pipih dengan panjang ± 4cm, lebar ± 2cm dan tebal ±1cm serta berat ±7 gram.

Difiksasi oleh mesoovarium, ligamentum suspensorium ovarii, dan ligamentum

ovarii proprium.

b. Tuba Uterine

merupakan pipa atau saluran yang terbagi atas 2, di bagian kiri dan kanan.

Berfungsi menerima dan membawa ovum dari ovarium ke cavum uteri (rongga

uterus), dan juga mengalirkan spermatozoa dalam arah yang berlawanan. Terjadi

vertilisasi di tempat ini terutama pada bagian ampulla tubae. Panjang masing-

masing tuba uterine adalah ± 10cm. terbagi menjadi 4 bagian mulai dari uterus kea

rah ovarium yaitu pars uterine tubae, isthmus tubae, ampulla tubae, infundibulum

tubae.

c. Uterus

Adalah organ berongga dengan dinding muskuler tebal, terletak di dalam cavum

pelvis antara vesica urinaria dan rectum, kea rah caudal berhubungan dengan

vagina. Merupakan organ tempat tertanamnya ovum yang telah dibuahi, secara

normal tertanam dalam lapisan endometrium uterus dan merupakan tempat normal

3

Page 4: Isi

organism tumbuh dan mendapat makanan sampai ia lahir. Berbentuk seperti buah

pear, dalam keadaan tidak hamil memiliki panjang ±7,5cm, lebar ±5cm (di cranial),

dan tebal ±2,5cm dengan berat 30-40gr. Mempunyai 3 lapisan : Fundus, Corpus dan

Cervix

d. Vagina

Merupakan organ copulasi wanita, jalan lahir dan saluran menstruasi. Merupakan

tabung fibromuskuler yang dapat diregangkan dengan panjang ±7,5-9cm. pada

gadis, introitus vagina ditutupi lipatan mucosa yang disebut hymen, namun masih

ada celah untuk dilalui oleh hasil menstruasi. Ada beberapa bentuk hymen antara

lain : Hymen annularis, hymen septus, hymen cribriformis dll. Dan hymen yang

tidak dapat sobek dan tidak memiliki celah disebut hymen imperforatus. Sisa-sisa

dari hymen yang robek disebut crunculae hymenalis.

4

Page 5: Isi

2.2 Aspek Histologi

2.2.1 Ovarium

Terdapat di rongga perut, permukaannya ditutupi oleh epitel selapis kubis yang disebut

germinal epithelium dan dibawahnya terdapat jaringa ikat padat yang disebut tunika

albuginea. Bila dilihat dengan mikroskop akan tampak 2 bagian ovarium yaitu bagian

cortex dan medulla.

a. Cortex ovarium

Terdiri dari jaringan ikat adat, sabut retikuler, serta sel yang berbentuk sekoci (spindle

shaped) yang merupakan tunika albuginea dan ditutupi oleh germinal epithelium.

Keadaan dewasa bagian cortex ini akan terbentuk folikel-folikel ovarial, corpus luteum,

dan corpus albicans.

Folikel ovarial terdiri dari immature ovum (oosit I) yang dikelilingi oleh sel epitel yang

diksebut sel folikuler. Tergantung tingkat perkembangannya maka bentuk folikel

onvarial terdiri atas beberapa tingkatan antara lain : Folikel primodial (primitif) banyak

terdapat pada masa pretnatal dan terdiri dari oosit I yang dikelilingi satu lapis sel

folikel pipih, folikel primer (primary folikel) adalah folikel yang terdapat pada bayi

(setelah lahir). Jadi folikel ini sama strukturnya dengan folikel primodial hanya saja

terdapat pada bayi bukan janin dan growing folikel adalah folikel yang terdapat setelah

pubertas atas pengaruh folikel stimulating hormon. Perubahan yang terjadi pada

growing folike adalah : Oosit I membesar danmembentuk membran yang bersifat

refraktil yaitu zona pellucid yang merupakan bahan muko-protein, sel folikular berubah

menjadi selapis kubis kemudian berubah menjadi selpais silindris dan akhirnya menjadi

berlapis kubis. Pertumbuhan folikel tidak simetris sehingga ada satu sisi yang

berkembang lebih cepat sehingga oosit menjadi excentris, kemudian akan timbul

ruangan kecil yang berisi cairan folikuli yang disebut call exner bodies, terbentuk

lapisan Theca-folikuli yang berasal dari jaringan ikat stromatransparan yang disebut

glassy membran.

Lapisan Theca folikuli terdir dari dua lapisan yaitu Theca interna dan theca externa.

Setelah folikel primer akan berubah menjadi folikel de graaf yaitu folikel yang sudah

matang. Pada folikel ini call exner bodies bergabung menjadi satu ruangan besar yang

5

Page 6: Isi

disebut anthrum folikuli yang juga berisi liquor folikuli. Selanjutnya sel –sel folikel

mengelilingi oosit akan mengadakan spesifikasi menjadi tiga macam bentukan sel yaitu

Corona radiate, Cumulus Oophorus, dan Membran granulose. Folikel de graaf yang

matang terbentuk dari folikel primer dalam waktu 10-14 hari. Folikel ini memumyai

anthrum yang besar dan bagian yang menonjol pada permukaan bebas ovarium yang

disebut stigma. Pada bagian stigma ini terjadi penipisan pada tunica albuginea dan

theca folikuli.

Pada setiap bulan beberapa folikel akan tumbuh bersama untuk berlomba manjadi

folikel de graaf, tetapi pada umumnya yang kemudian mencapai kematangan sampai

terjadi ovulasi biasanya hanya satu folikel saja, sedangkan folikel lainnya akan

mengalami degenerasi menjadi foliculus atreticus. Atresia folikel bisa terjadi pada

semua tingkatan folikel sehinggan bentunya bisa bermacam-macam. Atresia folikel

pada folikel de graaf dan growing folikel akan menyebabkan perubahan-perubahan :

Oosit merupakan struktur yang aling awal terjadi degenerasi dan akhirnya akan

menghilang, zonna pellucid membengkak dan struktur ini menghilang paling akhir, sel-

sel folkel mengalami degenerasi sehinggan batas membrane granulosa menjadi tidak

teratur karena sel-selnya berserakan dan pada akhirnya akan menghilang juga, glassy

membran mengalami penebalan sehingga tampak sebgai suatu struktur yang jelas dan

disenut membrane slaviasky, sel theca interna menjadi theca lutein sel. Pada akhirnya

bentukan atresia folikel ini akan menjadi corpus albicans.

Setelah ovulasi sisa folikel de graaf yang terdiri dari dinding anthrum akan melipat

(kolaps) menjadi struktur kelenjar yang disebut corpus luteum, terbentuknya corpus

luteum ini karena angaruh dari LH dan sesuai dengan bentuk asalnya maka dalam

corpus luteum ini akan terdiri dari dua macam sel, Granulosa lutein yaitu sel yang

berasal dari sel-sel yang semula menyusun membrane granulosa dan terletak pada

bagian tengah corus luteum dan terdiri dari sel-sel basa, ucat dan mengandung lipit

droplets serta pigkmen lipofuchsin, sel-sel ini menghasilkan hormone progesterone.

Yang kedua adalah theca lutein sel. Sel-sel yang berasa dari theca interna, letaknya

ppada bagian tepi corpus luteum dan terdiri dari sel-sel yang kecil dengan inti gelap.

Selanjutnya bila terjadi fertilisasi, corpus luteum akan membesar sampa memenuhi

oovarium dan disebut corpus luteum graviditatis, hal ini akan berlangsung terus sampai

6

Page 7: Isi

lacenta telah terbentuk sempurna yaitu ada kehamilan 5 bulan. Apabila placenta telah

semppurna dan dapat memenuhi kebutuhan hormon progesterone, barulah kemudian

corpus luteum ini akan mengalami degenerasi menjadi corus albicans. Tetepi bila tidak

terjadi fertilisasi corpus luteum akan segera mengalami degebnerasi menjadi corpus

albicans, sehingga produksi hormone progesterone akan segera terhenti. Terhentinya

produksi hormone progesterone secara mendadak inilah yang kemudian akan

menyebabkan menstruasi. Corpus albicans merupakan jaringan parut sehingga

dalamnya tidak mengandung sel-sel lagi, ada sediaan sebgaian bentukan pucat dan

homogen.

b. Medulla Ovarium

Terdiri dari jaringan ikat kendor fibro-elastik dan mengandung banyak pembuluh

darah, pembuluh lymfe, saraf dan otot polos.

2.2.2 Tuba Uterina Fallopi

Merupakan saluran yang akan menyalurkan oosit yang telah masuk ke dalam ruamg

peritoneal pada saat ovulasi untuk mancapai cavum uteri, struktur ini terdiri dari empat

bagian yaitu infundibulum, ampilla, isthmus, bagian intra mural. Dinding tuba terdiri dari

tiga lapisan yaitu :

a. Mukosa

b. Lapisan muskularis

c. Lapisan serosa

2.2.3 Uterus

Terdiri dari lima bagian diman adari bagian tersebut ada beberaa yang mempunyai struktur

mikroskopis yang sama. Kelima bagian tersebut adalah corpus, cervix, fundus yang

merupakan bagian atas corpus, ithsmus yang merupakan daerah sempit peralihan corpus

menjadi cervix, portio vaginalis yang merupakan penonjolan cervix kedalam vagina.

a. Perubahan siklik endometrium

Meliputi seluruh permukaan endometrium, kecuali endometrium serviks. Perubahan ini

akan terjadi lengka selama 21 – 35 hari dengan rata-rata 28 hari, jumlah inilah yang

kemudian akan menjadi acuan dalam membuat oral kontrasepsi. Dengan memakai

7

Page 8: Isi

perhitungan 1 menstruasi sebagai hari 1 siklus maka gambaran mikroskopis yang

terjadi pada lapisan endometrium bisa dibagi menjadi empat fase yaitu :

1. Fase Proliferatif

Berakhirnya menstruasi

2. Fase Progestational

Pembentukan corpus luteum serta sekresi progesterone oleh corpus luteum.

3. Fase Iskemik (Pre-menstrual)

Terjadi penyempitan coiled arteri sehingga timbul gangguan aliran darah menuju

endometrium. Terjadi kira-kira 13-14 hari setelah ovulasi.

4. Fase Menstrual

Pada fase inilah terjadi external-menstrual discharge yang berlangsung selama 3-5

hari dengan masa interval 28 hari.

Pada kehamilan terjadi hipertrofi myometrium sehingga uterus membesar.

Pembesaran uterus ini dipengaruhi oleh hormone estrogen dan progesterone. Pada

menoupose, uterus menjadi atrofi dan mengecil yang berakibat sebagai berikut :

jumlah pembuluh darah berkurang, epitel permukaan menjadi silindris rendah atau

bahkan menjadi kubis. Keadaan ini disebabkan karena pembenutkan hormone

estrogen dan progesteron dalam ovarium menurun. Pada menopause lanjut, folikel

primer bahkan menghilang.

8

Page 9: Isi

2.3 Aspek Fisiologi

2.3.1 Siklus Menstruasi

Fluktuasi kadar esterogen dan progesterone selama siklus ovarium menimbulkan

perubahan mencolok pada uterus, menghasilkan siklus haid atau siklus uterus atau siklus

menstruasi. Karena mencerminkan perubahan hormone selama siklus ovarium, maka siklus

haid berlangsung rerata 28 hari, seperti halnya siklus ovarium. Manifestasi nyata

perubahan siklik di uterus adalah perdarahan haid seklai selama siklus haid (yaitu sekali

sebulan), siklus menstruasi terdiri dari tiga fase yaitu :

1. Fase Haid

Adalah fase yang paling jelas, ditandai oleh pengeluaran darah dan sisa endometrium

dari vagina. Hari pertama haid dianggap sebagai hari ermulaan siklus baru. Saat ini

bersamaan dengan pengakhiran fase luteal ovarium dan dimulainya fase folikular.

9

Page 10: Isi

Sewaktu corpus luteum berdegenerasi karena tidak terjadi fertilisasi dan implantasi

ovum yang dibebaskan selama siklus sebelumnya 18, kadar progesterone dan

esterogen darah turun tajam 19, 20. Karena efek akhir progesterone dengan esterogen

adalah mempersiapkan endometrium untuk implantasi ovum yang dibuahi, maka

terhentinya sekresi sua hormone ini, meyebabkan dalam uterus yang kaya vaskuler dan

nutrient ini kehilangan hormone-hormon penunjangnya. Turunya kadar hormone

ovarium juga merangsang pembebasan suatu prostaglandin uterus yang menyebabkan

vasokonstriksi pembuluh-pembuluh endometrium, menghambat aliran darah ke

endometrium. Penurunan penyaluran O2 yang terjadi kemudian menyebabkan

kematian endometrium, termasuk pembuluh darahnya. Perdarahan yang terjadi melalui

kerusakan pembuluh darah ini membilas jaringan endometrium yang mati kedalam

lumen uterus, sebagian laisen dalam uterus terlepas selama haid, kecuali laisan dalam

yang tipis berupa sel epitel dan kelenjar, yang menjadi asal degenerasi endometrium.

Prostaglandin uterus yang sama juga merangsang kontraksi ritmik ringan myometrium

uterus. Kontraksi ini membantu mengelurkan darah dan sisa endometrium dari rongga

uterus keluar melalui vagina sebagai darah haid. Kontraksi uterus yang terlalu kuat

akibat produksi berlebihan prostaglandin yang meyebabkam kram haid (dismenore)

yang dialami oleh sebagian wanita. Pengeluaran darah rerata selama satu kali haid

adalah 50-150ml. darah yang merembes pekan melalui endometrium yang

berdegeneresi membeku di dalam rongga uterus, kemudian diproses oleh fibrinolisin,

suatu pelarut fibrin yang menguraikan fibrin membentuk anyaman bekuan. Karena itu

darah haid biasanya tidak membeku karena telah membeku di dalam uterus dan

bekuan tersebut telah larut sebelum keluar vagina. Namun jika darah mengalir keras

melalui pembuluh yang rusak, maka darah menjadi kurang terpajan ke fibrinolisin,

sehingga jika darah haid banyak, maka dapat terluhat bekuan darah. Selain darah dan

sisa endometrium, darah haid banyak mengandung leukosit. Sel-sel darah putih ini

berperan dalam mencegah infeksi pada endometrium yang terbuka.

Haid biasanya berlangsung selam 5-7 hari setelah degenerasi corpus luteum. Setelah

degenarasi korpus luteum, bersamaan dengan bagian awal fase folikular ovarium,

penghentian efek progesterone dan esterogen akibat degenerasi korpus luteum

menyebabkan terkelupasnya endometrium (haid) dan terbentuknya folikel-folikel baru

10

Page 11: Isi

ovarium di bawah pengaruh hormone gonadotropik yang kadarnya meningkat.

Turunya sekresi hormone gonad mengilangkan pengaruh inhibitorik dari hipotalamus

dan hipofisis anterior sehingga sekresi FSH dan LH meningkat dan fase folikular baru

dapat dimulai. Setelah 5-7 hari dibwah pengaruh FSH dan LH, folikel-folikel yang

beru berkembang, telah menghasilkan cukup esterogen untuk mendorong perbaikan

dan pertumbuhan endometrium.

1. Fase proliferative

Kemudian darah haid terhenti dan dase proleferatif siklus uterus dimulai bersamaan

dengan bagian terakhir fase folikular ovarium ketika endometrium mulai memperbaiki

diri dan berproliferasi dibawah pengaruh esterogen dan folikel-folikel yang baru

berkembang. Saat aliran darah haid berhenti yang tersisa adalah lapisan endometrium

tipis dengan ketebalan kurang dari 1mm. esterogen merangsang proliferasi sel epitel,

kelenjar, dan pembuluh darah di endometrium, meningkatkan ketebalan lapisan ini

menjadi 3-5mm. fase proliferative yang didominasikan oleh esterogen ini berlangsung

dari akhir haid lhingga ovulasi. Kadar puncak esterogen memicu lonjakan LH yang

menjadi penyebab ovulasi.

2. Fase Sekretorik atau Progestasional

Setelah ovulasi terbentuk korpus luteum baru, uterus masuk ke fase sekretorik atau

progestasional, yang bersamaan waktunta dengan fase luteal ovarium. Korpus luteum

mengeluarkan sejumlah besar progesterone dengan esterogen. Progesterone mengubah

endometrium tebal yang telah dipersiapkan esterogen menjadi jaringan kaya vascular

dan glikogen. Periode ini disebut fase sekretorik, karena kelenjar endometrium aktif

mengeluarkan glikogen, atau fase progestasional (sebelum kehamilan) merujuk kepada

lapisan subur endometrium yang mampu menopang kehidupan embrio, jika

pembuahan dan implantasi tidak terjadi, maka korpus luteum berdegenerasi dan fase

folikular dan fase haid baru dimulai kembali.

11

Page 12: Isi

2.3.2 Mekanisme Menopause

Pada usia 40 sampai 50 tahun, siklus sesual biasanya menjadi tidak teratur, dan

ovulasi sering tidak terjadi. Sesudah beberapa bulan sampai beberapa tahun, siklus

terhenti sama sekali, seperti dierlihatkan pada gambar 1-2

Gambar 1-2.Sekresi estrogen selama kehidupan seksual wanita

Periode ketika siklus berhenti dan hormone-hormon kelamin wanita menghilang

dengan cepat sampai hampir tidak ada disebut Menopause. Penyebab menopause

adalah matinya (burning out) ovarium. Sepanjang kehidupan seksual wanita, kira-

kira folikel primodial tumbuh menjadi folikel matang dan berovulasi dan berates-

ratus dari ribuan ovum berdegenerasi. Pada usia sekitar 45 tahun, hanya tinggal

beberappa folikel primodial yang akan dirangsang oleh FSH dan LH.

Produksi esterogen dari ovarium berkurang sewaktu jumlah folikel primodial

mencapai nol. Ketika produksi esterogen turun dibawah nilai kritis, esterogen tidak

data lagi menghambat produksi ginadotropin FSH dan LH (trutama FSH) diproduksi

sesudah menopause dalam jumlah yang banyak dan continue, tetapi ketika folikel

rimodial yang tersisa menjasi atretik, produksi esterogen oleh ovarium turun secara

nyata menjadi nol.

12

Page 13: Isi

(gambar 1-3. Kecepatan total sekresi hormone gonadotropin di seluruh kehidupan seksual wanita dan

pria, khusunya menunjukan peningkatan hormon-hormon gonadotropin yang tiba-tiba pada saat

menopause)

Pada saat menopause seorang wanita harus menyesuaikan kembali hidupnya, dari

kehidupan yang secara fisiologis dirangsang oleh produksi esterogen dan

progesterone menjadi kehidupan yang kosong tanpa hormon-hormon tersebut.

Hilangnya esterogen seringkali menyebabkan terjadinya erubahan fisiologis yang

bermakna pada fungsi tubuh termasuk :

1. Rasa panas

2. Sensasi psikis dismea

3. Gelisah

4. letih

5. Ansietas

6. Kadang-kadang keadaan psikotis yang bermacam-macam

7. Penurunan kekuatan dan kalsifikasi tulang

13

Page 14: Isi

2.4 Aspek Biokimia

2.4.1 Steroid Genesis di Ovarium

Esterogen adalah suatu Famili hormone yang disintetsis di berbagai jaringan. 17β-Estradiol

adalah esterogen primer yang berasal dari ovarium. Di sebagian spesies, esteron yang

disintesis di banyak jaringan berjumlah lebih banyak. Pada kehamilan estriol diproduksi

relative lebih banyak, dan senyawa ini berasal dari plasenta. Jalur umum dan likalisasi

subseluler enzim-enzim yang berperan dalam tahap awal sintesis estradiol sama dengan

jalur lokalisasi enzim yang terlibat dalam biosintesis androgen.

14

Gbr. Biosintesis Estrogen

Page 15: Isi

Esterogen dibentuk oleh aromatisasi androgen dalam suatu proses kompleks yang

melibatkan 3 tahap hidroksilasi yang masing-masing memerlukan O2 dan NADPH.

Kompleks enzim aromatase diperkirakan termasuk suatu P450 monookdigenase.

Estradiol dibentuk jika substrat kompleks enzim ini adalah testosterone, sedangkan

esteron terbentuk dari aromatisasi androstenedion. Sumber berbagai steroid ovarium

sulit diungkapkan, tetapi diketahui terjadi perpindahan substrat abtara 2 tipe sel. Sel teka

adalah sumber androstenedion dan tetstosteron. Keduanya diubah oleh enzim aromatase

di sel granulose masing-masing menjadi esteron dan estrediol.

Progesteron suatu precursor bagi semua hormone steroid, diproduksi dan disekresi oleh

korpus luteum sebagai produk akhir dari suatu hormone Karena korpus luteum tidak

mengandung enzim yang dapat mengubah progesterone menjadi hormone steroid lain.

Cukup banyak esterogen yang dihasilkan dari aromatisasi androgen di jaringan perifer.

Ada pria aromatisasi perifer testosterone menjadi estradiol (E2) membentuk 80%

produksi estradiol. Pada wanita androgen adrenal adalah substrat yang penting karena

hamper 50% E2 yang diproduksi selama kehamilan berasal dari aromatisasi androgen.

Perubahan androstenedion menjadi esteron adalah sumber utama esterogen pada wanita

pasca menopause. Aktivitas aromatase terdapat di sel adipose dan juga di hati, kulit dan

jaringan lain.. peningkatan aktivitas enzim ini data berperan menyebabkan estrogenisasi

yang menandai penyakit-penyakit, seperti sirosis hati, hipertiriodisme, penuaan dan

obesitas. Inhibitor aromatase member harapan sebagai obat bagi kanker payudara, dan

mungkin keganasan saluran reproduksi wanita lainnya.

15

Page 16: Isi

BAB III

DIAGNOSIS BANDING

MENOPAUSE KARSINOMA ENDOMETRIUM

Anamnesis Fisik

Diagnostik

Pem

Penunjang

Anamnesis Fisik

Diagnostik

Pem.

Penunjang

Perdarahan

abnormal

uterus

Palpasi,

pemeriksaan

denyut jantung,

pemeriksaan

suhu tubuh.

Pap smear Perdarahan

abnormal

uterus

Palpasi,

kolposkopi,

inspeksi

Pap smear,

CT scan

Hot flushes

vertigo

depresi

BAB IV

16

Page 17: Isi

PENATALAKSANAAN

BAB V

17

MENOPAUSE

KOMPLIKASI

KEGANASAN

KARSINOMA ENDOMETRIUM

(bila pendarahan berlanjut pascamenopause)

Osteoporosis, Fraktur Vertebra, Fraktur colles dan Fraktur panggul

Terapi penggantian esterogen (ERT), terpai pengganti hormone (HRT)

Terpai Irradiasi, pemberian obat-obatan progestasional.

Page 18: Isi

KESIMPULAN

1. Menopause adalah fase fisiologis fungsi ovarium yang teratur yang ditandai dengan

adanya gangguan-gangguan menstruasi disertai dengan gejala fisik dan psikis.

2. Gangguan diakibatkan terhentinya sekresi esterogen dan progesterone

3. Tanda-tanda wanita mengalami menopause yaitu rasa panas “hot Flushes” dengan

kemerahan kulit, gelisah, letih, dan kadang-kadang psikotis yang bermacam-macam, dan

penurunan kekuatan dan kalsifikasi tulang di seluruh tubuh..

4. Dapat menimbulkan komplikasi dan juga keganasan jika tidak dikenali dengan baik

gejalanya ditangani dengan benar.

DAFTAR PUSTAKA

18

Page 19: Isi

1. Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2. Jakarta : EGC. Hal

584.

2. Subagjo, H. Sudibjo, Ni Wayan Tirthaningsih, 2002. Anatomi. Surabaya : FK Unair.

3. Guyton, Arthur C, 2007. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit Edisi II. Jakarta :

EGC.

4. Murray, Robert K; dkk. 2009. Biokimia Harper Edisi 27. Jakarta: EGC.

5. Price, Sylvia, A, Wilson, Lorraine, M, 2002. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Edisi VI. Jakarta : EGC

6. Grandy, Deborah, 2006. The New England Jornal of Medichine. Management of Menopausal Symtoms

19