Isi
-
Upload
ikhwan-medhy-paputungan-korompot -
Category
Documents
-
view
219 -
download
6
description
Transcript of Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menopause adalah periode terhentinya siklus seksual dan menghilangnya hormon-
hormon kelamin wanita dengan cepat bahkan hamir tidak ada. Hal ini terjadi seiring
dengan bertambahnya usia yang berkisar antara 40 sampai 50 tahun.
Pada proses ini siklus seksual biasanya menjadi tidak teratur, dan ovulasi sering tidak
terjadi. Sesudah beberapa bulan siklus ini pun terhenti sama sekali.
Penyebab menopause adalah “matinya” (burning out) ovarium. Sepanjang kehidupan
seksual wanita, kira-kira 400 folikel primodial tumbuh menjadi folikel matang dan
berovulasi, dan beratus-ratus dari ribuan ovum berdegenerasi. Pada usia sekitar 45 tahun,
hanya tinggal beberapa folikel primodial yang akan dirangsang oleh FSH dan LH. Produksi
esterogen dari ovarium berkurang sewaktu jumlah folikel primodial mencapai nol. Ketika
produksi esterogen turun dibawah nilai kritis, esterogen tidak lagi dapat menghambat
produksi gonadotropin FSH dan LH. Sebaliknya gonadotropin FSH dan LH (terutama
FSH) diproduksi sesudah menopause dalam jumlah besar dan kontinu, tetapi ketika folikel
primodial yang tersisa menjadi atretik produksi esterogen oleh ovarium turun secara nyata
menjadi nol. Hilangnya esterogen seringkali menyebabkan terjadinya perubahan fisiologis
yang bermakna pada fungsi tubuh termasuk :
1. Rasa panas (hot flushes) dengan kemerahan kulit yang ekstrim
2. Sensasi psikis dispnea
3. Gelisah
4. Letih
5. Ansietas
6. Keadaan psikotik
7. Kalsifikasi tulang
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN ANALISI KASUS
2.1. Aspek Anatomi
2.1.1 Genetalia Externa
a. Mons Pubis
- daerah dengan peninggian
- Letak : Ventral dari symphisis pubis
- terisi oleh lemak-ditutupi rambut (pubertas)
b. Labia Majora
- homolog dengan scrotum pria
- mempunyai 2 lipatan kulit yang memanjang
- berjalan kea rah caudal dank e dorsal dari mons pubis
- tertutupi kulit yang mengandung banyak kelenjar lemak-ditumbuhi rambut
(pubertas)
2
c. Labia Minora
- Memiliki 2 lipatan kecil
- Letak antara labia majora
d. Vestibulum Vagina
- Celah antara kedua labia minora
e. Clitoris
- Homolog dengan penis
- terdiri dari jaringan erektil
21.2 Genitalia Interna
a. Ovarium
Organ yang menghasilkan ovum (sel telur) pada saat pubertas, juga menghasilkan
hormone esterogen dan progesterone yang mempengaruhi pertumbuhan genitalia
externa dan siklus menstruasi. Ovarium terletak pada dinding lateral cavum pelvis
dua pada sisi kiri dan dua pada sisi kanan. Bentuk ada dewasa muda adalah ovoid
pipih dengan panjang ± 4cm, lebar ± 2cm dan tebal ±1cm serta berat ±7 gram.
Difiksasi oleh mesoovarium, ligamentum suspensorium ovarii, dan ligamentum
ovarii proprium.
b. Tuba Uterine
merupakan pipa atau saluran yang terbagi atas 2, di bagian kiri dan kanan.
Berfungsi menerima dan membawa ovum dari ovarium ke cavum uteri (rongga
uterus), dan juga mengalirkan spermatozoa dalam arah yang berlawanan. Terjadi
vertilisasi di tempat ini terutama pada bagian ampulla tubae. Panjang masing-
masing tuba uterine adalah ± 10cm. terbagi menjadi 4 bagian mulai dari uterus kea
rah ovarium yaitu pars uterine tubae, isthmus tubae, ampulla tubae, infundibulum
tubae.
c. Uterus
Adalah organ berongga dengan dinding muskuler tebal, terletak di dalam cavum
pelvis antara vesica urinaria dan rectum, kea rah caudal berhubungan dengan
vagina. Merupakan organ tempat tertanamnya ovum yang telah dibuahi, secara
normal tertanam dalam lapisan endometrium uterus dan merupakan tempat normal
3
organism tumbuh dan mendapat makanan sampai ia lahir. Berbentuk seperti buah
pear, dalam keadaan tidak hamil memiliki panjang ±7,5cm, lebar ±5cm (di cranial),
dan tebal ±2,5cm dengan berat 30-40gr. Mempunyai 3 lapisan : Fundus, Corpus dan
Cervix
d. Vagina
Merupakan organ copulasi wanita, jalan lahir dan saluran menstruasi. Merupakan
tabung fibromuskuler yang dapat diregangkan dengan panjang ±7,5-9cm. pada
gadis, introitus vagina ditutupi lipatan mucosa yang disebut hymen, namun masih
ada celah untuk dilalui oleh hasil menstruasi. Ada beberapa bentuk hymen antara
lain : Hymen annularis, hymen septus, hymen cribriformis dll. Dan hymen yang
tidak dapat sobek dan tidak memiliki celah disebut hymen imperforatus. Sisa-sisa
dari hymen yang robek disebut crunculae hymenalis.
4
2.2 Aspek Histologi
2.2.1 Ovarium
Terdapat di rongga perut, permukaannya ditutupi oleh epitel selapis kubis yang disebut
germinal epithelium dan dibawahnya terdapat jaringa ikat padat yang disebut tunika
albuginea. Bila dilihat dengan mikroskop akan tampak 2 bagian ovarium yaitu bagian
cortex dan medulla.
a. Cortex ovarium
Terdiri dari jaringan ikat adat, sabut retikuler, serta sel yang berbentuk sekoci (spindle
shaped) yang merupakan tunika albuginea dan ditutupi oleh germinal epithelium.
Keadaan dewasa bagian cortex ini akan terbentuk folikel-folikel ovarial, corpus luteum,
dan corpus albicans.
Folikel ovarial terdiri dari immature ovum (oosit I) yang dikelilingi oleh sel epitel yang
diksebut sel folikuler. Tergantung tingkat perkembangannya maka bentuk folikel
onvarial terdiri atas beberapa tingkatan antara lain : Folikel primodial (primitif) banyak
terdapat pada masa pretnatal dan terdiri dari oosit I yang dikelilingi satu lapis sel
folikel pipih, folikel primer (primary folikel) adalah folikel yang terdapat pada bayi
(setelah lahir). Jadi folikel ini sama strukturnya dengan folikel primodial hanya saja
terdapat pada bayi bukan janin dan growing folikel adalah folikel yang terdapat setelah
pubertas atas pengaruh folikel stimulating hormon. Perubahan yang terjadi pada
growing folike adalah : Oosit I membesar danmembentuk membran yang bersifat
refraktil yaitu zona pellucid yang merupakan bahan muko-protein, sel folikular berubah
menjadi selapis kubis kemudian berubah menjadi selpais silindris dan akhirnya menjadi
berlapis kubis. Pertumbuhan folikel tidak simetris sehingga ada satu sisi yang
berkembang lebih cepat sehingga oosit menjadi excentris, kemudian akan timbul
ruangan kecil yang berisi cairan folikuli yang disebut call exner bodies, terbentuk
lapisan Theca-folikuli yang berasal dari jaringan ikat stromatransparan yang disebut
glassy membran.
Lapisan Theca folikuli terdir dari dua lapisan yaitu Theca interna dan theca externa.
Setelah folikel primer akan berubah menjadi folikel de graaf yaitu folikel yang sudah
matang. Pada folikel ini call exner bodies bergabung menjadi satu ruangan besar yang
5
disebut anthrum folikuli yang juga berisi liquor folikuli. Selanjutnya sel –sel folikel
mengelilingi oosit akan mengadakan spesifikasi menjadi tiga macam bentukan sel yaitu
Corona radiate, Cumulus Oophorus, dan Membran granulose. Folikel de graaf yang
matang terbentuk dari folikel primer dalam waktu 10-14 hari. Folikel ini memumyai
anthrum yang besar dan bagian yang menonjol pada permukaan bebas ovarium yang
disebut stigma. Pada bagian stigma ini terjadi penipisan pada tunica albuginea dan
theca folikuli.
Pada setiap bulan beberapa folikel akan tumbuh bersama untuk berlomba manjadi
folikel de graaf, tetapi pada umumnya yang kemudian mencapai kematangan sampai
terjadi ovulasi biasanya hanya satu folikel saja, sedangkan folikel lainnya akan
mengalami degenerasi menjadi foliculus atreticus. Atresia folikel bisa terjadi pada
semua tingkatan folikel sehinggan bentunya bisa bermacam-macam. Atresia folikel
pada folikel de graaf dan growing folikel akan menyebabkan perubahan-perubahan :
Oosit merupakan struktur yang aling awal terjadi degenerasi dan akhirnya akan
menghilang, zonna pellucid membengkak dan struktur ini menghilang paling akhir, sel-
sel folkel mengalami degenerasi sehinggan batas membrane granulosa menjadi tidak
teratur karena sel-selnya berserakan dan pada akhirnya akan menghilang juga, glassy
membran mengalami penebalan sehingga tampak sebgai suatu struktur yang jelas dan
disenut membrane slaviasky, sel theca interna menjadi theca lutein sel. Pada akhirnya
bentukan atresia folikel ini akan menjadi corpus albicans.
Setelah ovulasi sisa folikel de graaf yang terdiri dari dinding anthrum akan melipat
(kolaps) menjadi struktur kelenjar yang disebut corpus luteum, terbentuknya corpus
luteum ini karena angaruh dari LH dan sesuai dengan bentuk asalnya maka dalam
corpus luteum ini akan terdiri dari dua macam sel, Granulosa lutein yaitu sel yang
berasal dari sel-sel yang semula menyusun membrane granulosa dan terletak pada
bagian tengah corus luteum dan terdiri dari sel-sel basa, ucat dan mengandung lipit
droplets serta pigkmen lipofuchsin, sel-sel ini menghasilkan hormone progesterone.
Yang kedua adalah theca lutein sel. Sel-sel yang berasa dari theca interna, letaknya
ppada bagian tepi corpus luteum dan terdiri dari sel-sel yang kecil dengan inti gelap.
Selanjutnya bila terjadi fertilisasi, corpus luteum akan membesar sampa memenuhi
oovarium dan disebut corpus luteum graviditatis, hal ini akan berlangsung terus sampai
6
lacenta telah terbentuk sempurna yaitu ada kehamilan 5 bulan. Apabila placenta telah
semppurna dan dapat memenuhi kebutuhan hormon progesterone, barulah kemudian
corpus luteum ini akan mengalami degenerasi menjadi corus albicans. Tetepi bila tidak
terjadi fertilisasi corpus luteum akan segera mengalami degebnerasi menjadi corpus
albicans, sehingga produksi hormone progesterone akan segera terhenti. Terhentinya
produksi hormone progesterone secara mendadak inilah yang kemudian akan
menyebabkan menstruasi. Corpus albicans merupakan jaringan parut sehingga
dalamnya tidak mengandung sel-sel lagi, ada sediaan sebgaian bentukan pucat dan
homogen.
b. Medulla Ovarium
Terdiri dari jaringan ikat kendor fibro-elastik dan mengandung banyak pembuluh
darah, pembuluh lymfe, saraf dan otot polos.
2.2.2 Tuba Uterina Fallopi
Merupakan saluran yang akan menyalurkan oosit yang telah masuk ke dalam ruamg
peritoneal pada saat ovulasi untuk mancapai cavum uteri, struktur ini terdiri dari empat
bagian yaitu infundibulum, ampilla, isthmus, bagian intra mural. Dinding tuba terdiri dari
tiga lapisan yaitu :
a. Mukosa
b. Lapisan muskularis
c. Lapisan serosa
2.2.3 Uterus
Terdiri dari lima bagian diman adari bagian tersebut ada beberaa yang mempunyai struktur
mikroskopis yang sama. Kelima bagian tersebut adalah corpus, cervix, fundus yang
merupakan bagian atas corpus, ithsmus yang merupakan daerah sempit peralihan corpus
menjadi cervix, portio vaginalis yang merupakan penonjolan cervix kedalam vagina.
a. Perubahan siklik endometrium
Meliputi seluruh permukaan endometrium, kecuali endometrium serviks. Perubahan ini
akan terjadi lengka selama 21 – 35 hari dengan rata-rata 28 hari, jumlah inilah yang
kemudian akan menjadi acuan dalam membuat oral kontrasepsi. Dengan memakai
7
perhitungan 1 menstruasi sebagai hari 1 siklus maka gambaran mikroskopis yang
terjadi pada lapisan endometrium bisa dibagi menjadi empat fase yaitu :
1. Fase Proliferatif
Berakhirnya menstruasi
2. Fase Progestational
Pembentukan corpus luteum serta sekresi progesterone oleh corpus luteum.
3. Fase Iskemik (Pre-menstrual)
Terjadi penyempitan coiled arteri sehingga timbul gangguan aliran darah menuju
endometrium. Terjadi kira-kira 13-14 hari setelah ovulasi.
4. Fase Menstrual
Pada fase inilah terjadi external-menstrual discharge yang berlangsung selama 3-5
hari dengan masa interval 28 hari.
Pada kehamilan terjadi hipertrofi myometrium sehingga uterus membesar.
Pembesaran uterus ini dipengaruhi oleh hormone estrogen dan progesterone. Pada
menoupose, uterus menjadi atrofi dan mengecil yang berakibat sebagai berikut :
jumlah pembuluh darah berkurang, epitel permukaan menjadi silindris rendah atau
bahkan menjadi kubis. Keadaan ini disebabkan karena pembenutkan hormone
estrogen dan progesteron dalam ovarium menurun. Pada menopause lanjut, folikel
primer bahkan menghilang.
8
2.3 Aspek Fisiologi
2.3.1 Siklus Menstruasi
Fluktuasi kadar esterogen dan progesterone selama siklus ovarium menimbulkan
perubahan mencolok pada uterus, menghasilkan siklus haid atau siklus uterus atau siklus
menstruasi. Karena mencerminkan perubahan hormone selama siklus ovarium, maka siklus
haid berlangsung rerata 28 hari, seperti halnya siklus ovarium. Manifestasi nyata
perubahan siklik di uterus adalah perdarahan haid seklai selama siklus haid (yaitu sekali
sebulan), siklus menstruasi terdiri dari tiga fase yaitu :
1. Fase Haid
Adalah fase yang paling jelas, ditandai oleh pengeluaran darah dan sisa endometrium
dari vagina. Hari pertama haid dianggap sebagai hari ermulaan siklus baru. Saat ini
bersamaan dengan pengakhiran fase luteal ovarium dan dimulainya fase folikular.
9
Sewaktu corpus luteum berdegenerasi karena tidak terjadi fertilisasi dan implantasi
ovum yang dibebaskan selama siklus sebelumnya 18, kadar progesterone dan
esterogen darah turun tajam 19, 20. Karena efek akhir progesterone dengan esterogen
adalah mempersiapkan endometrium untuk implantasi ovum yang dibuahi, maka
terhentinya sekresi sua hormone ini, meyebabkan dalam uterus yang kaya vaskuler dan
nutrient ini kehilangan hormone-hormon penunjangnya. Turunya kadar hormone
ovarium juga merangsang pembebasan suatu prostaglandin uterus yang menyebabkan
vasokonstriksi pembuluh-pembuluh endometrium, menghambat aliran darah ke
endometrium. Penurunan penyaluran O2 yang terjadi kemudian menyebabkan
kematian endometrium, termasuk pembuluh darahnya. Perdarahan yang terjadi melalui
kerusakan pembuluh darah ini membilas jaringan endometrium yang mati kedalam
lumen uterus, sebagian laisen dalam uterus terlepas selama haid, kecuali laisan dalam
yang tipis berupa sel epitel dan kelenjar, yang menjadi asal degenerasi endometrium.
Prostaglandin uterus yang sama juga merangsang kontraksi ritmik ringan myometrium
uterus. Kontraksi ini membantu mengelurkan darah dan sisa endometrium dari rongga
uterus keluar melalui vagina sebagai darah haid. Kontraksi uterus yang terlalu kuat
akibat produksi berlebihan prostaglandin yang meyebabkam kram haid (dismenore)
yang dialami oleh sebagian wanita. Pengeluaran darah rerata selama satu kali haid
adalah 50-150ml. darah yang merembes pekan melalui endometrium yang
berdegeneresi membeku di dalam rongga uterus, kemudian diproses oleh fibrinolisin,
suatu pelarut fibrin yang menguraikan fibrin membentuk anyaman bekuan. Karena itu
darah haid biasanya tidak membeku karena telah membeku di dalam uterus dan
bekuan tersebut telah larut sebelum keluar vagina. Namun jika darah mengalir keras
melalui pembuluh yang rusak, maka darah menjadi kurang terpajan ke fibrinolisin,
sehingga jika darah haid banyak, maka dapat terluhat bekuan darah. Selain darah dan
sisa endometrium, darah haid banyak mengandung leukosit. Sel-sel darah putih ini
berperan dalam mencegah infeksi pada endometrium yang terbuka.
Haid biasanya berlangsung selam 5-7 hari setelah degenerasi corpus luteum. Setelah
degenarasi korpus luteum, bersamaan dengan bagian awal fase folikular ovarium,
penghentian efek progesterone dan esterogen akibat degenerasi korpus luteum
menyebabkan terkelupasnya endometrium (haid) dan terbentuknya folikel-folikel baru
10
ovarium di bawah pengaruh hormone gonadotropik yang kadarnya meningkat.
Turunya sekresi hormone gonad mengilangkan pengaruh inhibitorik dari hipotalamus
dan hipofisis anterior sehingga sekresi FSH dan LH meningkat dan fase folikular baru
dapat dimulai. Setelah 5-7 hari dibwah pengaruh FSH dan LH, folikel-folikel yang
beru berkembang, telah menghasilkan cukup esterogen untuk mendorong perbaikan
dan pertumbuhan endometrium.
1. Fase proliferative
Kemudian darah haid terhenti dan dase proleferatif siklus uterus dimulai bersamaan
dengan bagian terakhir fase folikular ovarium ketika endometrium mulai memperbaiki
diri dan berproliferasi dibawah pengaruh esterogen dan folikel-folikel yang baru
berkembang. Saat aliran darah haid berhenti yang tersisa adalah lapisan endometrium
tipis dengan ketebalan kurang dari 1mm. esterogen merangsang proliferasi sel epitel,
kelenjar, dan pembuluh darah di endometrium, meningkatkan ketebalan lapisan ini
menjadi 3-5mm. fase proliferative yang didominasikan oleh esterogen ini berlangsung
dari akhir haid lhingga ovulasi. Kadar puncak esterogen memicu lonjakan LH yang
menjadi penyebab ovulasi.
2. Fase Sekretorik atau Progestasional
Setelah ovulasi terbentuk korpus luteum baru, uterus masuk ke fase sekretorik atau
progestasional, yang bersamaan waktunta dengan fase luteal ovarium. Korpus luteum
mengeluarkan sejumlah besar progesterone dengan esterogen. Progesterone mengubah
endometrium tebal yang telah dipersiapkan esterogen menjadi jaringan kaya vascular
dan glikogen. Periode ini disebut fase sekretorik, karena kelenjar endometrium aktif
mengeluarkan glikogen, atau fase progestasional (sebelum kehamilan) merujuk kepada
lapisan subur endometrium yang mampu menopang kehidupan embrio, jika
pembuahan dan implantasi tidak terjadi, maka korpus luteum berdegenerasi dan fase
folikular dan fase haid baru dimulai kembali.
11
2.3.2 Mekanisme Menopause
Pada usia 40 sampai 50 tahun, siklus sesual biasanya menjadi tidak teratur, dan
ovulasi sering tidak terjadi. Sesudah beberapa bulan sampai beberapa tahun, siklus
terhenti sama sekali, seperti dierlihatkan pada gambar 1-2
Gambar 1-2.Sekresi estrogen selama kehidupan seksual wanita
Periode ketika siklus berhenti dan hormone-hormon kelamin wanita menghilang
dengan cepat sampai hampir tidak ada disebut Menopause. Penyebab menopause
adalah matinya (burning out) ovarium. Sepanjang kehidupan seksual wanita, kira-
kira folikel primodial tumbuh menjadi folikel matang dan berovulasi dan berates-
ratus dari ribuan ovum berdegenerasi. Pada usia sekitar 45 tahun, hanya tinggal
beberappa folikel primodial yang akan dirangsang oleh FSH dan LH.
Produksi esterogen dari ovarium berkurang sewaktu jumlah folikel primodial
mencapai nol. Ketika produksi esterogen turun dibawah nilai kritis, esterogen tidak
data lagi menghambat produksi ginadotropin FSH dan LH (trutama FSH) diproduksi
sesudah menopause dalam jumlah yang banyak dan continue, tetapi ketika folikel
rimodial yang tersisa menjasi atretik, produksi esterogen oleh ovarium turun secara
nyata menjadi nol.
12
(gambar 1-3. Kecepatan total sekresi hormone gonadotropin di seluruh kehidupan seksual wanita dan
pria, khusunya menunjukan peningkatan hormon-hormon gonadotropin yang tiba-tiba pada saat
menopause)
Pada saat menopause seorang wanita harus menyesuaikan kembali hidupnya, dari
kehidupan yang secara fisiologis dirangsang oleh produksi esterogen dan
progesterone menjadi kehidupan yang kosong tanpa hormon-hormon tersebut.
Hilangnya esterogen seringkali menyebabkan terjadinya erubahan fisiologis yang
bermakna pada fungsi tubuh termasuk :
1. Rasa panas
2. Sensasi psikis dismea
3. Gelisah
4. letih
5. Ansietas
6. Kadang-kadang keadaan psikotis yang bermacam-macam
7. Penurunan kekuatan dan kalsifikasi tulang
13
2.4 Aspek Biokimia
2.4.1 Steroid Genesis di Ovarium
Esterogen adalah suatu Famili hormone yang disintetsis di berbagai jaringan. 17β-Estradiol
adalah esterogen primer yang berasal dari ovarium. Di sebagian spesies, esteron yang
disintesis di banyak jaringan berjumlah lebih banyak. Pada kehamilan estriol diproduksi
relative lebih banyak, dan senyawa ini berasal dari plasenta. Jalur umum dan likalisasi
subseluler enzim-enzim yang berperan dalam tahap awal sintesis estradiol sama dengan
jalur lokalisasi enzim yang terlibat dalam biosintesis androgen.
14
Gbr. Biosintesis Estrogen
Esterogen dibentuk oleh aromatisasi androgen dalam suatu proses kompleks yang
melibatkan 3 tahap hidroksilasi yang masing-masing memerlukan O2 dan NADPH.
Kompleks enzim aromatase diperkirakan termasuk suatu P450 monookdigenase.
Estradiol dibentuk jika substrat kompleks enzim ini adalah testosterone, sedangkan
esteron terbentuk dari aromatisasi androstenedion. Sumber berbagai steroid ovarium
sulit diungkapkan, tetapi diketahui terjadi perpindahan substrat abtara 2 tipe sel. Sel teka
adalah sumber androstenedion dan tetstosteron. Keduanya diubah oleh enzim aromatase
di sel granulose masing-masing menjadi esteron dan estrediol.
Progesteron suatu precursor bagi semua hormone steroid, diproduksi dan disekresi oleh
korpus luteum sebagai produk akhir dari suatu hormone Karena korpus luteum tidak
mengandung enzim yang dapat mengubah progesterone menjadi hormone steroid lain.
Cukup banyak esterogen yang dihasilkan dari aromatisasi androgen di jaringan perifer.
Ada pria aromatisasi perifer testosterone menjadi estradiol (E2) membentuk 80%
produksi estradiol. Pada wanita androgen adrenal adalah substrat yang penting karena
hamper 50% E2 yang diproduksi selama kehamilan berasal dari aromatisasi androgen.
Perubahan androstenedion menjadi esteron adalah sumber utama esterogen pada wanita
pasca menopause. Aktivitas aromatase terdapat di sel adipose dan juga di hati, kulit dan
jaringan lain.. peningkatan aktivitas enzim ini data berperan menyebabkan estrogenisasi
yang menandai penyakit-penyakit, seperti sirosis hati, hipertiriodisme, penuaan dan
obesitas. Inhibitor aromatase member harapan sebagai obat bagi kanker payudara, dan
mungkin keganasan saluran reproduksi wanita lainnya.
15
BAB III
DIAGNOSIS BANDING
MENOPAUSE KARSINOMA ENDOMETRIUM
Anamnesis Fisik
Diagnostik
Pem
Penunjang
Anamnesis Fisik
Diagnostik
Pem.
Penunjang
Perdarahan
abnormal
uterus
Palpasi,
pemeriksaan
denyut jantung,
pemeriksaan
suhu tubuh.
Pap smear Perdarahan
abnormal
uterus
Palpasi,
kolposkopi,
inspeksi
Pap smear,
CT scan
Hot flushes
vertigo
depresi
BAB IV
16
PENATALAKSANAAN
BAB V
17
MENOPAUSE
KOMPLIKASI
KEGANASAN
KARSINOMA ENDOMETRIUM
(bila pendarahan berlanjut pascamenopause)
Osteoporosis, Fraktur Vertebra, Fraktur colles dan Fraktur panggul
Terapi penggantian esterogen (ERT), terpai pengganti hormone (HRT)
Terpai Irradiasi, pemberian obat-obatan progestasional.
KESIMPULAN
1. Menopause adalah fase fisiologis fungsi ovarium yang teratur yang ditandai dengan
adanya gangguan-gangguan menstruasi disertai dengan gejala fisik dan psikis.
2. Gangguan diakibatkan terhentinya sekresi esterogen dan progesterone
3. Tanda-tanda wanita mengalami menopause yaitu rasa panas “hot Flushes” dengan
kemerahan kulit, gelisah, letih, dan kadang-kadang psikotis yang bermacam-macam, dan
penurunan kekuatan dan kalsifikasi tulang di seluruh tubuh..
4. Dapat menimbulkan komplikasi dan juga keganasan jika tidak dikenali dengan baik
gejalanya ditangani dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA
18
1. Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2. Jakarta : EGC. Hal
584.
2. Subagjo, H. Sudibjo, Ni Wayan Tirthaningsih, 2002. Anatomi. Surabaya : FK Unair.
3. Guyton, Arthur C, 2007. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit Edisi II. Jakarta :
EGC.
4. Murray, Robert K; dkk. 2009. Biokimia Harper Edisi 27. Jakarta: EGC.
5. Price, Sylvia, A, Wilson, Lorraine, M, 2002. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi VI. Jakarta : EGC
6. Grandy, Deborah, 2006. The New England Jornal of Medichine. Management of Menopausal Symtoms
19