Isi

47
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan zat makanan pokok yang diperlukan bagi pertumbuhan dan kesehatan badan serta untuk mempertahankan kehidupan dan fungsi normal dari organ-organ yang menghasilkan energi (Almatsier, 2001:3). Berdasarkan Fungsi masing-masing zat gizi tidak dapat berdiri sendiri dalam membangun tubuh dan menjalankan proses metabolism. Sebagai sumber energi, zat gizi untuk pertumbuhan, perkembangan, mempertahankan jaringan tubuh serta zat gizi sebagai pengatur atau regulasi proses didalam tubuh. Berdasarkan klasifikasinya zat gizi dibagi menjadi makronutrien dan mikronutrien. Pada jumlah makronutrien terbagi menjadi kabohidrat, lemak dan protein. Sedangkan mikronutrient terbagi menjadi mineral dan vitamin. Status gizi masyarakat mempengaruhi perkembangan sosial dan ekonomi suatu Negara. Keadaan kurang gizi akan menyababkan fisik dan mental anak-anak terganggu, kecerdasan menurun, produktivitas kerja rendah, dan tingkat kematian tinggi, sehingga sangat merugikan dan mengganggu laju pembangunan bangsa. Upaya perbaikan gizi akan lebih efektif jika merupakan bagian dari kebijakan penanggulangan kemiskinan dan pembangunan SDM.

description

jhjhbb

Transcript of Isi

30

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangGizi merupakan zat makanan pokok yang diperlukan bagi pertumbuhan dan kesehatan badan serta untuk mempertahankan kehidupan dan fungsi normal dari organ-organ yang menghasilkan energi (Almatsier, 2001:3). Berdasarkan Fungsi masing-masing zat gizi tidak dapat berdiri sendiri dalam membangun tubuh dan menjalankan proses metabolism. Sebagai sumber energi, zat gizi untuk pertumbuhan, perkembangan, mempertahankan jaringan tubuh serta zat gizi sebagai pengatur atau regulasi proses didalam tubuh. Berdasarkan klasifikasinya zat gizi dibagi menjadi makronutrien dan mikronutrien. Pada jumlah makronutrien terbagi menjadi kabohidrat, lemak dan protein. Sedangkan mikronutrient terbagi menjadi mineral dan vitamin. Status gizi masyarakat mempengaruhi perkembangan sosial dan ekonomi suatu Negara. Keadaan kurang gizi akan menyababkan fisik dan mental anak-anak terganggu, kecerdasan menurun, produktivitas kerja rendah, dan tingkat kematian tinggi, sehingga sangat merugikan dan mengganggu laju pembangunan bangsa. Upaya perbaikan gizi akan lebih efektif jika merupakan bagian dari kebijakan penanggulangan kemiskinan dan pembangunan SDM. Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan (Kepmenkes, 2004). Puskesmas berperan penting dalam menjaga stabilitas gizi masyarakat, melalui program kesehatan puskesmas dan upayah wajib maupun pembangunan puskesmas.Dalam makalah ini akan dibahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi gizi masyarakat serta peran Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai lembaga kesehatan dalam menangani masalah-masalah gizi yang terjadi di dalam masyarakat.1.2 Rumusan MasalahApakah ada hubungan antara gizi dengan puskesmas.1.3 TujuanAgar mahasiswa fakultas kedokteran gigi mampu memahami dan mengerti hubungan antara gizi dengan program puskesmas.1.4 HipotesaTerdapat hubungan antara gizi dengan puskesmas yaitu pada program puskesmas.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gizi2.1.1 Definisi GiziGizi merupakan substansi (berasal dari makanan) yang mengandung energy atau bahan pembangun untuk kelangsungan hidup serta pertumbuhan organisme (Dorland, 2012).Kata gizi berasal dari bahasa arab Al Gizzai yang artinya makanan dan manfaatnya untuk kesehatan. Menurut dialek mesir mesir Al Gizzai dibaca ghizi. Gizi juga dapat diartikan sari makanan yang bermanfaat untuk kesehatan yang sebaik-baiknya agar tubuh selalu dalam kesehatan yang optimal (Wiboworini, 2007). Dalam kata lain gizi adalah zat-zat makanan yang diperlukan bagi pertumbuhan dan kesehatan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Notoatmodjo,2007). Pemberian makanan yang sebaik-baiknya harus memperhatikan kemampuan tubuh seseorang mencerna makanan, umur, jenis kelamin, jenis aktivitas, dan kondisi lain seperti sakit, hamil, serta menyusui ( Wiboworini,2007).Ilmu gizi merupakan ilmu dan seni yang berkaitan dengan seluk beluk makanan dalam hubungannya dengan kesehatan tubuh. Seni yang berarti dalam penyajian makanan harus mempertimbangkan hiasan, warna, bentuk, dan rasa (Almatsier, 2006).Menurut WHO mengartikan ilmu gizi sebagai ilmu yang mempelajari proses yang terjadi pada organisme hidup. Proses tersebut mencakup pengambilan dan pengolahan zat padat dan cair dari makanan yang diperlukan untuk memelihara kehidupan pertumbuhan berfungsinya organ tubuh dan menghasilkan energi (Wiboworini,2007). Dari uraian diatas bisa dikatakan bahwa ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari nasib makanan sejak ditelan sampai diubah menjadi bagian tubuh dan energi serta diekskresikan sebagai sisa (Notoatmodjo, 2007). 2.1.2 Fungsi Gizi1. Berperan di dalam mekanisme pertahananan tubuh2. Mengatur metabolisme dan berbagai keseimbangan air, mineral dan cairan tubuh3. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh (zat pembangun)Protein, mineral dan air diperlukan untuk membentuk sel-sel baru memelihara dan mengganti sel yang rusak. Makanan juga bermanfaat untuk memulihkan badan yang baru sembuh dari sakit.4. Memberi energy (zat pembakar)Karbohidrat, lemak, dan protein, merupakan ikatan organik yang mengandung karbon yang dapat dibakar dan dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan atau aktivitas seperti mandi, menyapu, juga berkebun (Margaret, 2009).2.1.3 Komponen Zat GiziZat gizi merupakan unsur yang penting dalam nutrisi mengingat zat gizi tersebut dapat memberikan fungsi tersendiri pada nutrisi, kebutuhan nutrisi tidak akan berfungsi secara optimal kalau tidak mengandung beberapa zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, demikian juga zat gizi yang cukup pada kebutuhan nutrisi akan memberikan nilai yang optimal. Ada beberapa komponen zat gizi yang dibutuhkan pada nutrisi bayi dan anak yang jumlahnya sangat berbeda untuk setiap umur, secara umum zat gizi dibagi menjadi dua golongan yaitu golongan makro dan golongan mikro. Untuk zat gizi golongan makro terdiri dari kalori dan H2O (air), untuk kalori berasal dari karbohidrat, protein dan lemak. Sedangkan kelompok gizi mikro terdiri dari vitamin dan mineral. Berikut adalah penjelasan dari golongan zat gizi mikro dan makro :1. KarbohidratKarbohidrat merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah disetiap makanan, dan zat gizi ini harus tersedia cukup karena apabila terjadi kekurangan karbohidrat sebanyak 15% dari kalori yang ada, dapat menyebabkan kelaparan dan berat badan menurun. Sebaliknya, apabila jumlah kalori yang tersedia atau yang berasal dari karbohidrat dalam jumlah yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan berat badan (obesitas). Karbohidrat berdasarkan gugus penyusun gulanya dapat dibedakan menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Fungsi karbohidrat adalah salah satu pembentuk energi yang paling murah karena pada umumnya sumber karbohidrat ini berasal dari tumbuh-tumbuhan (beras, jagung, singkong, dan sebagainya), susu, buah-buahan yang merupakan makanan pokok (Adnani, Hariza, 2011).2. LemakLemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut vitamin A,D,E,K yang larut dalam lemak. Komponen lemak terdiri dari lemak alamiah sebanyak 98% diantaranya trigliserida, dan gliserol. Sedangkan 2%nya sisanya asam lemak bebas yang diantaranya adalah monogliserida, digliserida, kolesterol dan fosfolipid termasuk lesitin, safalin, sfingomielin, dan serebrosid. Lemak ini merupakan sumber yang kaya akan energi, sebagai pelindung organ tubuh seperti pembuluh darah, saraf, organ dan lain-lain terhadap suhu tubuh, dapat membantu rasa kenyang (penundaan waktu pengosongan lambung), komponen lemak dalam tubuh harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan lemak akan menyebabkan terjadinya perubahan kulit khususnya asam linoleat yang rendah, berat badan kurang. Sumber lemak yang cukup dapat diperoleh dari susu, mentega, kuning telur, daging, ikan, keju, kacang-kacangan, dan minyak sayur (Adnani, Hariza, 2011).3. ProteinProtein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan protoplasma sel, selain itu tersedianya protein dalam jumlah yang penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan untuk keseimbangan osmotik. Protein ini terdiri dari 24 asam amino diantaranya sembilan asam amino essensial seperti : threonin, valin, leusin, isoleusin, lisin, triptofan, fenilalanin, metionin, dan histidin. Sedangkan selebihnya merupakan asam amino non essensial. Jumlah protein dalam tubuh tersebut harus tersedia dalam jumlah yang cukup, karena apabila jumlahnya kurang dapat menyebabkan kelemahan, edema, kwashiorkor (apabila kekurangan protein saja), atau marasmus (jika kekurangan protein dan kalori). Komponen zat gizi protein banyak diperoleh dari susu, telur, daging, ikan, unggas, keju, kedelai, kacang, buncis dan padi-padian (Adnani, Hariza, 2011).4. AirAir merupakan kebutuhan nutrisi yang sangat penting, mengingat kebutuhan air pada bayi relatif tinggi 75-80% dari berat badan dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 55-60%. Air bagi tubuh dapat berfungsi sebagai pelarut untuk perlukaan seluler, sebagai medium untuk ion, transport nutrien dan produk buangan dan pengaturan suhu tubuh. Sumber zat air dapat diperoleh dari air dan semua makanan (Adnani, Hariza, 2011).5. VitaminVitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untuk mengkatalisator metabolisme sel yang dapat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan serta dapat memepertahankan organisme. Vitamin yang dibutuhkan antara lain :a. Vitamin AVitamin A (retinol) yang harus tersedia dalam jumlah yang cukup yang mempunyai pengaruh dalam kemampuan fungsi mata serta pertumbuhan tulang dan gigi dan dalam pembentukan maturasi epitel, vitamin ini dapat diperoleh dari hati, minyak ikan, susu, kuning telur, margarin, tumbuh-tumbuhan, sayur-sayuran dan buah-buahan (Adnani, Hariza, 2011).b. Vitamin BVitamin B kompleks (thiamin) yang merupakan vitamin yang larut dalam air akan tetapi tidak larut dalam lemak, yang dapat menyebabkan penyakit beri-beri, kelelahan, anoreksia, konstipasi, nyeri kepala, insomnia, takikardia, edema, asam piruvat dalam darah akan meningkat apabila tersedia dalam jumlah yang kurang. Kebutuhan vitamin ini dapat diperoleh dari dalam hati, daging, susu, padi, biji-bijian, kacang dan lain-lain (Adnani, Hariza, 2011).c. Vitamin B2Vitamin B2 (riboflavin) merupakan vitamin yangt sedikit larut dalam air, vitamin ini harus tersedia dalam jumlah yang cukup, apabila kurang dapat menyebabkan fotofobia, penglihatan kabur, gagal dalam pertumbuhan. Vitamin ini dapat diperoleh didalam susu, keju, hati, daging, telur, ikan, sayur-sayuran hijau dan padi (Adnani, Hariza, 2011).d. Vitamin B12Vitamin B12 (sianokobalamin) merupakan vitamin yang sedikit larut dalam air. Pada vitamin ini sangat baik untuk maturasi sel darah merah dan sumsum tulang, pengaruh kekurangan vitamin ini dapat mengakibatkan anemia dan vitamin ini dapat diperoleh dari daging organ, ikan, telur, susu, dan keju (Adnani, Hariza, 2011).e. Vitamin CVitamin C (asam askorbat) merupakan vitamin yang larut dalam air yang mudah dioksidasi dan dipercepat oleh panas dan cahaya. Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan lamanya proses penyembuhan luka, vitamin ini dapat tersedia dalam tomat, buah semangka, kubis, sayu-sayur hijau (Adnani, Hariza, 2011).f. Vitamin DVitamin D merupakan vitamin yang dapat larut dalam lemak dan akan stabil dalam suasana panas, vitami9n ini berguna dalam mengatur penyerapan dan pengendapan kalsium dan fosfor dengan memperngaruhi permeabilitas membran usus, mengatur kadar alkali fosfatase serum, kekurangan vitamin ini akan menyebabkan pertumbuhan jelek dan osteomalasia. Vitamin ini dapat diperoleh dari dalam susu, margarin, minyak ikan, pemaparan cahaya matahari atau sumber ultraviolet lain (Adnani, Hariza, 2011).

g. Vitamin EVitamin E merupakan vitamin yang larut dalam lemak dan tidak stabil terhadap sinar ultraviolet yang dapat berfungsi dalam meminimalkan oksidasi karoten, vitamin A dan asam linoleat serta menstabilkan membran apabila terjadi kekurangan dapat menyebabkan hemolisis sel darah merah pada bayi prematur dan akan menyebabkan kehilangan keutuhan syaraf. Vitamin E dapat diperoleh dari minyak, biji-bijian dan kacang-kacangan (Adnani, Hariza, 2011).h. Vitamin KVitamin K merupakan vitamin yang larut dalam lemak yang dapat berfungsi sebagai pembentukan protombin, faktor koagulasi II, VII, IX, X yang harus tersedia dalam tubuh yang cukup, apabila terjadi kekurangan dapat menyebabkan perdarahan dan metabolisme tulang yang tidak stabil. Vitamin ini tersedia dalam sayuran berdaun hijau, daging dan hati (Adnani, Hariza, 2011).6. MineralMineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok mikro, yang terdiri dari kalsium, klorida, khromium, kobalt, tembaga, fluorin, yodium, besi, magnesium, mangan, fosfor, kalium, natrium, sulfur dan seng. Kesemuanya harus tersedia dalam jumlah yang cukup (Adnani, Hariza, 2011).Kalsium merupakan mineral yang berguna untuk pengaturan struktur tulang dan gigi, kontraksi otot, iritabilitas syaraf, koagulasi darah, kerja jantung dan produksi susu. Apabila kekurangan kalsium dapat menyebabkan mineralisasi tulang dan gigi yang jelek, osteomalasia, osteoporosis, rakhitis dan gangguan pertumbuhan. Tersedianya kalsium ini dapat diperoleh dari susu, keju, sayur-sayuran berdaun hijau, kerang (Adnani, Hariza, 2011).Klorida sangat berguna dalam pengaturan osmotik, keseimbangan asam basa, yang tersedia dalam garam, daging, susu, dan telur. Khromium berguna untuk glikemia dan metabolisme insulin yang tersedia dalam ragi, tembaga yang berguna untuk pembentukan sel darah merah, pembentukan hemoglobin, penyerapan besi, kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, osteoporosis (Adnani, Hariza, 2011).Fluor merupakan mineral yang berguna untuk pengaturan struktur gigi dan tulang yang apabila tersedia dalam jumlah yang kurang menyebabkan karies gigi. Sumber dari fluor terdapat pada air, makanan laut, tumbuh-tumbuhan. Mineral yodium yang apabila kekurangan dapat menyebabkan gondok, mineral tersebuit terdapat dalam garam. Besi merupakan mineral yang merupakan struktur dari hemoglobin untuk pengangkutan CO2 dan O2, kekurangan besi dapat menyebabkan anemia, zat tersebut terdapat dalam hati, kuning telur, daging, sayuran hijau, padi, dan tumbuhan. Magnesium berguna dalam aktivitas enzim pada metabolisme karbohidrat, apabila kekurangan menyebabkan malabsorbsi yang menyebabkan hipokalemia dan hipokalsemia, magnesium dapat diperoleh dari biji-bijian, kacang-kacangan. Mangan mineral yang berfungsi dalam aktivitas enzim yang terdapat dalam kacang-kacangan, padi, biji-bijian dan sayuran hijau. Fosfor merupakan unsur pokok dalam pertumbuhan tulang dan gigi, kekurangan fosfor dapat menyebabkan kelemahan otot, fosfor dapat diperoleh dari susu, kuning telur, padi-padian. Kalium berfungsi dalam kontraksi otot dan hantaran impuls saraf, keseimbangan cairan, pengaturan irama jantung, kalium dapat diperoleh dari semua makanan. Natrium berguna dalam pengaturan tekanan osmotik, pengaturan keseimbangan asam basa, keseimbangan cairan. Kekurangan ini dapat menyebabkan kram otot, nausea, dehidrasi, hipotensi, natrium ini dapat diperoleh dari garam, susu, tepung. Sulfur merupakan unsur pokok dalam protein seluler yang membantu proses metabolisme jaringan syaraf, sulfur ini dapat diperoleh dari makanan protein yang mengandung 1%, dan seng merupakan unsur pokok dari beberapa enzim karbonik anhidrase yang penting dalam pertukaran CO2 yang tersedia dalam daging, padi-padian, kacang-kacangan dan keju (Adnani, Hariza, 2011).2.1.3.1 Metabolisme Karbohidrat2.1.3.1.1 Diabetes Melitus2.1.3.1.1.1 Pengertian Diabetes MelitusDiabetes Melitus merupakan salah satu penyakit tertua pada manusia. Berasal dari istilah kata Yunani, Diabetes yang berarti pancuran dan Melitus yang berarti madu atau gula. Kurang lebih istilah Diabetes Melitus menggambarkan gejala diabetes yang tidak terkontrol, yakni banyak keluar air seni yang manis karena mengandung gula. Oleh karena demikian, dalam istilah lain penyakit ini disebut juga Kencing Manis. Secara definisi medis, definisi diabetes meluas kepada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik yang sifatnya absolut maupun relatif (Suyono,2005).2.1.3.1.1.2 FisiologiDiabetes melitus sangat erat kaitannya dengan mekanisme pengaturan gula normal. Pada kondisi normal, kadar gula tubuh akan selalu terkendali, berkisar 70-110 mg/dL, oleh pengaruh kerja hormon insulin yang diproduksi oleh kelenjar pankreas. 1. Setiap sehabis makan, terjadi penyerapan makanan seperti tepung-tepungan (karbohidrat) di usus dan akan kadar gula darah meningkat. Peningkatan kadar gula darah ini akan memicu produksi hormon insulin oleh kelenjar pankreas.2. Hormon insulin diproduksi oleh kalenjar pankreas. Dalam kelenjar pankreas mengandung kurang lebih 100.000 pulau Langerhans dan setiap pulau mengandung 100 sel beta. Oleh sel beta-lah hormon insulin diproduksi, dimana sel beta dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel. Untuk kemudian di dalam sel, glukosa tersebut dimetabolisasikan menjadi tenaga energi. 3. Berkat pengaruh hormon insulin ini, gula dalam darah sebagian besar akan masuk ke dalam berbagai macam sel tubuh (terbanyak sel otot) dan akan digunakan sebagai bahan energi dalam sel tersebut. 4. Sel otot kemudian menggunakan gula untuk beberapa keperluan yakni sebagai energi, sebagian disimpan sebagai glikogen dan jika masih ada sisa, sisa sebagian tersebut diubah menjadi lemak dan protein (Suyono,2005).2.1.3.1.1.3 Patofisiologi1. Jika hormon insulin tidak ada, maka glukosa tak dapat masuk ke sel dengan akibat glukosa akan tetap berada di dalam pembuluh darah yang artinya kadar glukosa di dalam darah meningkat.2. Sebaliknya, disamping sel beta, terdapat juga sel alfa yang memiliki fungsi memproduksi glukagon yang bekerja sebaliknya dari hormon insulin, yakni meningkatkan kadar glukosa darah. 5. Dalam keadaan seperti ini badan acapkali menjadi lemah karena tidak adanya sumber energi didalam sel. Hal inilah yang paling rentan terjadi pada diabetes melitus tipe 1 (Suyono,2005).

2.1.3.1.2 Kolesterol2.1.3.1.2.1 Pengertian KolesterolKolesterol adalah termasuk keluarga lemak, zat ini merupakan salah satu dari komponen lemak itu sendiri. Kehadiran lemak sendiri dalam tubuh sesungguhnya memiliki fungsi sebagai zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh disamping zat gizi lainnya seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Lemak adalah cadangan energi yang memberikan kontribusi kalori paling tinggi. Acapkali kolesterol menjadi momok dan kerap dibicarakan sebagai sumber masalah kesehatan degeneratif dewasa ini. Namun demikian, bukan berarti kolesterol tidak memiliki fungsi bagi tubuh manusia. Dalam berbagai proses metabolisme tubuh, kolesterol juga mengambil peran penting diantaranya (Anonim, 2009).

2.1.3.1.2.2 Fisiologi KolesterolKolesterol sendiri sebenarnya merupakan lemak yang tidak terlalu larut di dalam darah. Karena sifatnya yang tidak terlalu larut dalam darah itu, maka kolesterol butuh bantuan untuk dapat beredar dalam pembuluh darah tubuh. Kolesterol dalam darah akan terikat pada suatu kendaraan yang disebut lipoprotein yang dapat membantu kolesterol untuk beredar di dalam pembuluh darah tubuhSelain diproduksi sendiri dari tubuh, tubuh juga mendapatkan kolesterol dari makanan yang konsumsi sehari-hari, terutama dari kuning telur, kerang-kerangan seperti udang, kepiting, jeroan (usus, babat, hati, limpa, otak, ginjal, dan jantung) serta makanan yang berasal dari susu (mentega, keju).Kolesterol diproduksi di dalam hati ser 1gr/hari serta juga usus halus kemudian akan beredar didalam darah. Dalam kandungan darah, kolesterol terikat oleh suatu zat lipoprotein, zat tersebut terdiri dari:1. Kilomikron, kilomikron adalah suatu zat yang memiliki fungsi membawa energi dalam bentuk lemak ke otot.2. VLDL (Very Low Density Lipoprotein), zat yang berfungsi untuk membawa kolesterol yang telah dikeluarkan oleh hati ke jaringan otot untuk disimpan sebagai cadangan energi.3. LDL (Low Density Lipoprotein),4. IDL (Intermediate Low Density Lipoprotein), dan HDL (High Density Lipoprotein) (Anonim, 2009).2.1.3.1.2.3 Patofisiologi KolesterolNamun sayangnya, dalam menjalankan fungsinya, kolesterol yang memiliki kepadatan protein lebih rendah (VLDL, ILDL, LDL) mudah sekali menempel dalam dinding pembuluh darah koroner sehingga menimbulkan plak (timbunan lemak pada dinding pembuluh darah ini akrab disebut dengan plak aterosklerosis).Jika pembuluh darah tersumbat oleh timbunan lemak tersebut, maka dampak lebih jauhnya diantaranya adalah stroke, serangan jantung, dan lainnya yang mengarah fatal kepada tubuh manusia. Oleh karena itu LDL akrab dewasa ini dikenal sebagai sebutan kolesterol jahat.Sementara HDL bersifat menangkap kolesterol yang sedang dalam keadaan bebas di pembuluh darah untuk kemudiannya terbawa ke dalam hati untuk diproses lebih lanjut. Oleh karenanya HDL akrab dianggap sebagai kolesterol yang baik.Sejatinya, kolesterol yang butuhkan tersebut dalam keadaan normal diproduksi sendiri oleh tubuh sudah dalam jumlah yang tepat. Namun, seiring dengan kesembarangan pola makan yang ada, jumlah menjadi berlebih jauh dari yang sekedar dibutuhkan oleh tubuh.Timbulnya kolesterol dalam jumlah yang kelewat tinggi, diantaranya disebabkan oleh terlampau berlebihnya asupan makanan yang berasal dari lemak hewani, telur dan serta makanan-makanan yang dewasa ini disebut sebagai makanan sampah (junkfood).Penting adanya untuk mengenal lebih jauh karakter setiap lipoprotein yang ada guna menumbuhkan kesadaran pentingnya gaya hidup sehat agar memudahkan mengontrol dan mengendalikan status kesehatan tubuh (Anonim, 2009).2.1.3.1.3 Asam Urat2.1.3.1.3.1 Pengertian Asam UratAsam urat merupakan hasil akhir dari metabolisme purin yang berada dalam tubuh, berfungsi sebagai antioksidan yang berperan untuk meregenerasi sel. Kadar asam urat dalam tubuh harus terpenuhi dengan baik tidak kurang ataupun berlebih (Rajab, 2009).

2.1.3.1.3.2 Fisiologi Asam UratPembentukan asam urat dimulai dengan metabolisme DNA dan RNA menjadi Adenosine dan Guanosin. Proses ini berlangsung secara terus menurut di dalam tubuh, sebagian besarsel tubuh diproduksi digantikan, terutama darah.nosine yang dibentuk kemudian dimetabolisme menjadi hipoksasin. Hiposaksin menjadi xanthine. Sedangkan guanosin dimetabolisme menjadi xantin.Kemudian xanthine dari hasil metabolisme hiposantin dan guanosin dimetabolisme dengan bantuan enzim xanthine axidase menjadi asam urat. Keberadaan enzin zanthine oxidase menkjadi sangat penting dalam metabolisme purin, karena mengubah hipoksantin menjadi xanthine, kemudian xanthine menjadi asam urat (Rajab, 2009).2.1.3.1.3.3 Patofisiologi Asam UratAsam urat merupakan hasil akhir metabolisme purin (nukleoprotein) yang berasal dari makanan maupun sel-sel rusak yang seharusnya dibuang melalui urin atau feses. Asam urat asalahasam lemah yang pada pH normal (7) akan terionisasi di dalam darah dan jaringan menjadi ion urat. Sebagian besar asam urat ekstraseluler membentuk garam monosodium urat (MSU). Garam urat lebih mudah larut di dalam plasma, cairan sendi, dan urin.Umumnya darah manisia dapat menampung asam urat sampai tingkat tertentu. Bila kadar asam urat plasma melebihi daya larutnya, maka plasma darah menjadi sangat jenuh (hiperurisemia). Pada keadaan ini,darah tidak dapat mampu menampung asam urat lagi sehingga terjadi pengendapan kristal asam urat di berbagai organ seperti sendi dan ginjal.Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5 7 mg/dl dan pada perempuan 2,6 6 mg/dl. Perjalanan penyakit yang klasik biasanya dimulai dengan suatu serangan atau seseorang memiliki riwayat pernah cek asam uratnya tinggi di atas 7 mg/dl, dan makin lama makin tinggi. Jika demikian, kemungkinannya untuk menjadi penyakit gout itu semakin besar. Biasanya 25% orang yang asam uratnya tinggi akan menjadi penyakit gout. Kadar asam urat darah meningkat apabila :1. Adanya gangguan metabolisme purin bawaan (inborn error of purine metabolism) akibat kekurangan hipoxantin guanin phosphoribosil tranferase. Asam urat mengalami peningkatan pada keadaan metabolisme purin yang abnormal. Asam urat yang kronik diantara akut yang biasanya urat darah dalam batas normal akan emngalami perubahan karena peningkatan sintesa asam urat sebagai cacat metabolik bawaan.2. Adanya kelainan gen yang bisa menurun lainnya yang mengakibatkan terjadinya aktifitas fosfribosil pirofosfat sintetase (Rajab, 2009).2.1.4 Fungsi Zat GiziFungsi gizi dalam tubuh mempunyai beberapa macam, diantaranya :a. Memberi EnergiZat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan kegiatan/aktivitas. ketiga zat gizi termasuk ikatan organik yang mengandung karbohidat yang dapat dibakar. Ketiga zat gizi terdapat dalam jumlah paling banyak dalam bahan pangan. Dalam fungsi sebagai zat pemberi energi, ketiga zat gizi tersebut dinamakan zat pembakar atau zat energi (Almatsier, 2006).b. Pertumbuhan dan Pemeliharaan Jaringan TubuhProtein, mineral, dan air adalah bagian dari jarian tubuh. Oleh karena itu, diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara, dan mengganti sel-sel yang rusak. Dalam fungsi ini ketiga zat gizi tersebut dinamakan zat pembangun (Almatsier, 2006)c. Mengatur Metabolisme dan Berbagai Keseimbangan Air, Mineral, dan Cairan TubuhDiperlukan untuk mengatur proses tubuh. Protein mengatur keseimbangan air didalam sel, bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh dan membentuk anti bodi sebagai penangkal organism yang bersifat infektif dan bahan-bahan asing yang dapat masuk ke dalam tubuh. Mineral dan vitamin diperlukan sebagai pengatur dalam proses oksidasi, funsi normal saraf danotot serta banyak proses lain yang terjadi di dalam tubuh termasuk proses menua. Air diperlikan untuk melarutkan baha-bahan didalam tubuh, seperti didalam darah, cairan pencernaan, jaringan, dan mengatur suhu tubuh, peredaran darah, ekskresi. Dalam fungsi mengatur proses tubuh ini, protein, mineral, air, dan vitamin danamakan zat pengatur (Almatsier, 2006).2.1.5 Status Gizi2.1.5.1 Definisi Status GiziStatus gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut dapat dilihat dari variabel pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan, dan panjang tungkai (Gibson, 1990). Jika keseimbangan tadi terganggu, misalnya pengeluaran energi dan protein lebih banyak dibandingkan pemasukan maka akan terjadi kekurangan energi protein, dan jika berlangsung lama akan timbul masalah yang dikenal dengan KEP berat atau gizi buruk (Depkes RI, 2000).Status gizi dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan secara efisien akan tercapai status gizi optimal yang memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin (Almatsir, 2001).

2.1.5.2 Kategori Status GiziStatus gizi dibagi menjadi tiga katergori, yaitu :1.Status gizi normal Status gizi normal merupakan suatu ukuran status gizi dimana terdapat keseimbangan antara jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh dan energi yang dikeluarkan dari luar tubuh sesuai dengan kebutuhan individu. Energi yang masuk ke dalam tubuh dapat berasal dari karbohidrat, protein, lemak dan zat gizi lainnya. Status gizi normal merupakan keadaan yang sangat diinginkan oleh semua orang (Apriadji, 1986).Ciri-ciri gizi baik (normal) adalah :a.Bertambah umur, bertambah berat, bertambah tinggi.Berdasarkan ukuran antropometri, pertumbuhan usia, berat dan tinggi anak yang sehat terkait dengan kecukupan asupan makronutrein, kalsium, magnesium, fosfor, vitamin D, yodium dan seng (Depkes RI, 2008).b.Postur tubuh tegap dan otot padat. Pertumbuhan dan perkembangan rangka tubuh serta otot, dikaitkan dengan kecukupan asupan makronutrein, kalsium, magnesium, fosfor, vitamin D, yodium dan seng (Depkes RI, 2008).c.Rambut Berkilau dan Kuat. Anak yang sehat mempunyai rambut berkilau dan kuat, terkait dengan kecukupan asupan makronutrien, seng, vitamin C, dan vitamin E (Depkes RI, 2008).d.Kulit dan kuku bersih serta tidak pucat. Kulit lembab dan tidak bersisik, terkait dengan kecukupan asupan vitamin A, C, dan E. Kuku berkilau dan kemerahan dikaitkan dengan kecukupan asupan zat besi, vitamin C dan E, kalsium, magnesium, fosfor, dan seng (Depkes RI, 2008).e.Wajah ceria, mata bening dan bibir segar. Kejiwaan anak ditandai dengan sifatnya yang ceria, aktif berkomunikasi dan mudah berteman. Sikap ini terkait dengan kecukupan asupan baik makro dan mikronutrein. Wajah anak yang ceria dan kulit wajah yang lembut, terkait dengan kecukupan asupan vitamin C dan E. Mata anak yang jernih bersinar dan kemampuan melihat dengan baik, sangat terkait dengan kecukupan asupan vitamin A dan vitamin C. Bibir yang lembab dan segar, tergantung dengan kecukupan vitamin E dan zat besi (Depkes RI, 2008).f.Gigi bersih dan gusi merah muda. Gigi anak yang utuh berkilat, gusi merah muda berkilat dan lidah bersih, tergantung pada kecukupan asupan niasin, asam folat, riboflavin dan vitamin B12 (Depkes RI, 2008).g.Nafsu makan baik dan buang air besar teratur.Diharapkan dengan kecukupan asupan zat gizi dan serat dari makanan, BAB si kecil menjadi lancar dan nafsu makan baik (Depkes RI, 2008).h.Bergerak aktif dan berbicara lancar sesuai umur.Motorik anak yang sehat, adalah yang dapat bergerak aktif, lincah bermain dan berbicara lancar sesuai usia. Ini dikaitkan dengan kecukupan asupan makronutrien, zat besi, seng, vitamin B dan yodium (Depkes RI, 2008).i.Penuh perhatian dan bereaksi aktif. Seorang anak yang cerdas, mampu bersikap penuh perhatian, rasa ingin tahu, bereaksi aktif dan berprestasi. Semua terkait dengan kecukupan asupan makro dan mikronutrein terutama yodium, zat besi, seng, asam lemak omega-3 dan omega-6 (Depkes RI, 2008).j.Tidur yang nyenyak. Dengan berpedoman pada pola makan 4 sehat 5 sempurna, kebutuhan zat gizi dan serat anak akan tercukupi sehingga tidurnya nyenyak (Depkes RI, 2008).2.Status gizi kurang Status gizi kurang atau yang lebih sering disebut undernutrition merupakan keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari energi yang dikeluarkan. Hal ini dapat terjadi karena jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari anjuran kebutuhan individu (Wardlaw, 2007).3.Status gizi lebihStatus gizi lebih (overnutrition) merupakan keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh lebih besar dari jumlah energi yang dikeluarkan. Hal ini terjadi karena jumlah energi yang masuk melebihi kecukupan energi yang dianjurkan untuk seseorang, akhirnya kelebihan zat gizi disimpan dalam bentuk lemak yang dapat mengakibatkan seseorang menjadi gemuk (Apriadji, 1986).Masalah gizi anak secara garis besar merupakan dampak dari ketidak seimbangan antara asupan dan keluaran zat gizi (nutritional imbalance), yaitu asupan yang melebihi keluaran atau sebaliknya, di samping kesalahan dalam memilih bahan makanan untuk dimakan (Arisman, 2009).2.1.6 Masalah Gizi2.1.6.1 Gizi Lebih1. ObesitasObesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbun dalam jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan kadang terjadi perluasan ke dalam jaringan organnya (Misnadierly, 2007). Obesitas merupakan keadaan yang menunjukkan ketidakseimbangan antara tinggi dan berat badan akibat jaringan lemak dalam tubuh sehingga terjadi kelebihan berat badan yang melampaui ukuran ideal. Terjadinya obesitas lebih ditentukan oleh terlalu banyaknya makan, terlalu sedikitnya aktivitas atau latihan fisik, maupun keduanya (Misnadierly, 2007).2. HipervitaminosisHipervitaminosis adalah keadaan kelebihan vitamin dalam tubuh.2.1.6.2 Gizi KurangSeseorang yang kekurangan gizi disebabkan oleh konsumsi gizi yang tidak mencukupi kebutuhannya dalam waktu tertentu. Tubuh akan memecah cadangan makanan di dalam lapisan lemak yang berada di bawah lapisan kulit dan lapisan organ tubuh, yaitu usus dan jantung (Adiningsih, 2010).2.1.6.3 Gizi BurukBila kondisi kurang gizi berlangsung lama, hal ini akan berakibat semakin berat tingkat kekurangannya. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya pemecahan lemak yang berlangsung secara terus-menerus (Adiningsih, 2010).1. Penyakit kurang energy protein (KEP)Penyebab KEP dapat dibagi kepada dua penyebab yaitu malnutrisi primer dan malnutrisi sekunder. Malnutrisi primer adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh asupan protein maupun energi yang tidak adekuat. Malnutrisi sekunder adalah malnutrisi yang terjadi karena kebutuhan yang meningkat, menurunnya absorpsi dan/atau peningkatan kehilangan protein maupun energi dari tubuh (Kleigmen et al, 2007).a.Marasmus Marasmus adalah penyakit yang timbul karena kekurangan energy (kalori) sedangkan kebutuhan protein relatif cukup. Marasmus merupakan gambaran KKP dengan defisiensi energi yang ekstrem (Sediaoetama,1999).Ciri-ciri marasmus sebagai berikut :1. Badan nampak sangat kurus seolah-olah tulang hanya terbungkus kulit2. Wajah seperti orang tua3. Mudah menangis/cengeng dan rewel4. Kulit menjadi keriput5. Jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (baggy pant/pakai celana longgar)6. Perut cekung, dan iga gambang7. Sering disertai penyakit infeksi (umumnya kronis berulang)8. Diare kronik atau konstipasi (susah buang air besar)

b.Kwashiorkor Bentuk kekurangan kalori protein yang berat, yang amat sering terjadi pada anak kecil umur 1 dan 3 tahun. Kwashiorkor adalah suatu sindroma klinik yang timbul sebagai suatu akibat adanya kekurangan protein yang parah dan pemasukan kalori yang kurang dari yang dibutuhkan.Kwarshiorkor adalah penyakit gangguan metabolic dan perubahan sel yang menyebabkan perlemahan hati yang disebabkan karena kekurangan asupan kalori dan protein dalam waktu yang lama.Ciri-ciri kwarshiorkor :1. Edema (pembengkakan), umumnya seluruh tubuh (terutama punggung, kaki, dan wajah)2. Pandangan mata sayu3. Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah dicabut tanpa rasa sakit4. Terjadi perubahan status mental menjadi apatis dan rewel5. Terjadi pembesaran hati6. Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk7. Terdapat kelaina kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman lalu terkelupas (crazy pavement dermatosis)8. Sering disertai penyakit infeksi yang umumnya akut9. Anemia dan diare c.Marasmus-kwashiorkorAdapun marasmus-kwashiorkor memiliki cirri gabungan dari beberapa gejala klinis kwashiorkor dan marasmus disertai edema yang tidak mencolok.2.Anemia defisiensi zat besiAnemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis, karena cadangan besi kosong (depleted iron store) yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang (Bakta, 2006). Anemia defisiensi besi merupakan tahap defisiensi besi yang paling parah, yang ditandai oleh penurunan cadangan besi, konsentrasi besi serum, dan saturasi transferin yang rendah, dan konsentrasi hemoglobin atau nilai hematokrit yang menurun.3.Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)Gangguan akibat kekurangan yodium adalah rangkaian efek kekurangan yodium pada tumbuh kembang manusia. Spektrum seluruhnya terdiri dari gondok dalam berbagai stadium, kretin endemik yang ditandai terutama oleh gangguan mental, gangguan pendengaran, gangguan pertumbuhan pada anak dan orang dewasa.a. Gondok Gondok/goiter adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan pembesaran kelenjar thyroid.b. Gondok Endemik Gondok endemik bukan penyakit melainkan suatu istilah kesehatan dalam konsep kesehatan masyarakat yaitu apabila dalam masyarakat terdapat prevalensi gondok / atau penderita gondok di masyarakat itu lebih dari 10% dari jumlah penduduk setempat, maka daerah tersebut disebut daerah gondok endemik.c. Kretin Endemik Seseorang disebut kretin endemik apabila lahir di daerah gondok endemik. Kelainan kretin terjadi pada waktu bayi dalam usia kandungan atau tidak lama setelah dilahirkan dan terdiri atas kerusakan pada saraf pusat dan hipotiroidisme. 4.Kurang Vitamin A (KVA) KVA merupakan suatu ganguan yang disebabkan karena kurangnya asupan vitamin A dalam tubuh. KVA dapat mengakibatkan kebutaan, mengurangi daya tahan tubuh sehingga mudah terserang infeksi, yang sering menyebabkan kematian khususnya pada anak-anak. Selain itu KVA dapat menurunkan epitelisme sel-sel kulit. Faktor yang menyebabkan timbulnya KVA adalah kemiskinan dan minim pengetahuan akan gizi.2.2 Puskesmas2.2.1 Definisi PuskesmasMenurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004, Puskesmas merupakan UPTD kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pemberdayaan kesehatan di suatu wilayah kerja (Bachsin, 2010).Menurut Depkes RI 1991 Pukesmas merupakan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilaya kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Bachsin, 2010).2.2.2 Program PuskesmasKegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun fasilitasnya, karenanya kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat berbeda-beda. Namun demikian kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut :1. Kesejahteraan ibu dan Anak ( KIA )2. Keluarga Berencana3. Usaha Peningkatan Gizi4. Kesehatan Lingkungan5. Pemberantasan Penyakit Menular6. Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat8. Usaha Kesehatan Sekolah9. Kesehatan Olah Raga10. Perawatan Kesehatan Masyarakat11. Usaha Kesehatan Kerja12. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut13. Usaha Kesehatan Jiwa14. Kesehatan Mata15. Laboratorium ( diupayakan tidak lagi sederhana )16. Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan 17. Kesehatan Usia Lanjut18. Pembinaan Pengobatan Tradisional (Notoatmodjo, 2007).Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya. Setiap kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa ( PKMD ) (Notoatmodjo, 2007).Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas seperti tersebut di atas, Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat ( contoh: Pekan Imunisasi Nasional ) (Notoatmodjo, 2007).Dalam hal demikian, baik petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah Pusat bersama Pemerintah Daerah. Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat terjadi, misalnya karena timbulnya wabah penyakit menular atau bencana alam. Untuk mengatasi kejadian darurat seperti di atas bisa mengurangi atau menunda kegiatan lain (Notoatmodjo, 2007).2.2.3 Sasaran Kegiatan PuskesmasSasaran program Kegiatan Pukesmas meliputi: a. Penderita penyakit (pasien) yang berhubungan dengan masalah kesehatan lingkungan (yang datang ke puskesmas atau yang diketemukan di lapangan)b. Masyarakat umum (klien) yang mempunyai masalah kesehatan lingkungan (yang datang ke puskesmas atau yang menemui petugas klinik sanitasi di lapangan)c. Lingkungan penyebab masalah bagi penderita/klien dan masyarakat sekitarnya (Notoatmodjo, 2007).

BAB IIIKONSEP MAPPING

LANGSUNGTIDAK LANGSUNGKELAINANFAKTOR YANG MEMPENGARUHI GIZIMETABOLISMESTATUS GIZIPENILAIAN KARBOHIDRATPROTEINVITAMINMINERALAIRLEMAKGIZIZAT GIZIPROGRAM PUSKESMAS

BAB IVPEMBAHASAN

Menurut WHO mengartikan ilmu gizi sebagai ilmu yang mempelajari proses yang terjadi pada organisme hidup. Proses tersebut mencakup pengambilan dan pengolahan zat padat dan cair dari makanan yang diperlukan untuk memelihara kehidupan pertumbuhan berfungsinya organ tubuh dan menghasilkan energi (Wiboworini,2007). Dari uraian diatas bisa dikatakan bahwa ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari nasib makanan sejak ditelan sampai diubah menjadi bagian tubuh dan energi serta diekskresikan sebagai sisa (Notoatmodjo, 2007). Zat gizi merupakan unsur yang penting dalam nutrisi mengingat zat gizi tersebut dapat memberikan fungsi tersendiri pada nutrisi, kebutuhan nutrisi tidak akan berfungsi secara optimal kalau tidak mengandung beberapa zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, demikian juga zat gizi yang cukup pada kebutuhan nutrisi akan memberikan nilai yang optimal. Ada beberapa komponen zat gizi yang dibutuhkan pada nutrisi bayi dan anak yang jumlahnya sangat berbeda untuk setiap umur (Adnani, 2011).Pada masa pertumbuhan perkembangan dan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya tubuh manusia memerlukan substansi kimia yang disebutzat gizi. Zat gizi atau disebut nutrien adalah setiap zat yang dicerna,diserap dan digunakan untuk mendorong kelangsungan faal tubuh. Beberapa zat gizi dapat dibuat oleh tubuh sendiri dan sebagian besar lainnya harus diperoleh dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Zat gizi yang diperolehr tubuh terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Setiap zat gizi memiliki fungsi yang spesifik. Masing-masing zat gizi tidak dapat berdiri sendiri dalam membangun tubuh dan menjalankan proses metabolisme (Linna, 2012).Metabolisme adalah proses pemecahan zat-zat gizi di dalam tubuh untuk menghasilkan energi atau untuk pembentukan struktur tubuh. Suatu rentetan reaksi kimia dari awal hingga akhir yang terjadi dalam metabolisme dinamakan jalur metabolisme. Jalur metabolisme terdiri atas reaksi-reaksi anabolisme dan katabolisme (Linna, 2012).Gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral didalam tubuh akibat ketidak seimbangan jumlah zat baik yang dibutuhkan tubuh dengan jumlah zat yang dimasukkan kedalam tubuh. Gangguan ini terjadi karena tubuh setiap waktu memerlukan bantuan zat sebagai bahan dasar proses dalam tubuh akan tetapi persediaan zat tersebut tidak terjangkau atau belebihan. sehingga gangguan seperti gizi kurang dan berlebih terjadi (Linna, 2012).Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien (Linna, 2012).Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi, ada FaktorExternal dan factor internal. Faktor eksternal yang mempengaruhi status gizi antara lain masalah pendapatan, masalah pendidikan, masalah pekerjaan, masalah budaya. Lalu faktorinternalyang mempengaruhi status gizi antara lain, usia , kondisi fisik, infeksi dan demam (Linna, 2012).Dari faktor faktor yang mempengaruhi status gizi sehingga dilakukan penilaian status gizi, Penilaian status gizi dibagi menjadi dua yaitu dari penilaian status gizi secara langsung dan penilaian status gizi secara tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung meliputi penilaian antropometri, klinis, biokimia, biofisik. Penilaian status gizi secara tidak langsung terdiri dari,survey konsumsi makanan, statistik vital, faktor ekologi (Linna, 2012).Kegiatan pokok puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun fasilitasnya, karenanya kegiatan pokok di setiap puskesmas dapat berbeda-beda. Namun demikian kegiatan pokok puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah, kegiatan kesejahteraan ibu dan anak ( KIA ), usaha peningkatan gizi, kesehatan lingkungan, penyuluhan kesehatan masyarakat, usaha kesehatan sekolah, kesehatan usia lanjut (Notoadmojo, 2007).

BAB VPENUTUP

5.1 KesimpulanGizi merupakan substansi (berasal dari makanan) yang mengandung energy atau bahan pembangun untuk kelangsungan hidup serta pertumbuhan organisme. Sebagaian masyarakat belum paham benar akan cara konsumsi zat gizi yang baik dan benar, sehingga dapat menyebabkan beberapa penyakit. Diantaranya adalah penyakit gizi berlebih, gizi kurang dan gizi buruk. Dalam mengatasi kelainan kesehatan tersebut puskesmas berperan penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakan melalui pelayanan sebagai penunjang kesembuhan dan pemberantasan penyakit pada masyarakat untuk memenuhi kesehatan bersama.

5.2 SaranDiharapkan mahasiswa kedokteran gigi dapat mengerti dan memahami serta dapat menerapkan ilmu tentang status gizi di dalam lingkungan bermasyarat serta dapat lebih mengetahui peranya sebagai tenaga kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Adnani, Hariza, 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta : Nuha MedikaAdiningsih,Sri. 2010. Waspadai Gizi Balita Anda. Jakarta: Elex Media KomputindoSuyono S. 2005. Patofisiologi Diabetes Mellitus. Dalam Soegondo S dkk (eds), Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Penerbit FKUI. Jakarta. Bachsin, Said Fuad. 2010. Konsep Pukesmas. Kalimanta : word pressNotoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta.Tarwotjo, Ignatius,dkk. 1988. Hubungan makanan tercemar dengan keadaan-keadaan gizi. Ciloto: Workshop on national food contamination. 58-61.Almalsier, Sunita. 2009. Prinsip dasar ilmu gizi. PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.Depkes RI. 2008. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Departemen Kesehatan RIKumala, Poppy. 1995. Menejeman pelayanan kesehatan primer. Jakarta: EGC. 8-9, 52-53.Supariasa. et.al. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGCSuryana. 2005. Posyandu gizi. Jakarta: EGC. 12, 41-42.Wiboworini Budiyanti. 2007. Gizi dan Kesehatan. Jakarta: Sunda Kelapa Pustaka. Hal: 45, 53, 62-63.