Isi

37
MANGGARAI-PARUNGPANJANG MANGGARAI-BEKASI 1. RUANG LINGKUP PEKERJAAN Sebuah sistem radio microwave digital memberikan solusi untuk jaringan telekomunikasi terestrial sampai jarak 80 km (untuk kondisi lintasan khusus tertentu, jarak jangkauan yang lebih jauh mungkin saja dapat dicapai) yang terdiri dari perangkat baseband yang dipasang di dalam (indoor), atau perangkat RF Transceiver indoor atau outdoor dan sebuah antena parabola. Masing-masing terminal mentransmisikan dan menerima informasi ke dan dari terminal lawan secara bersamaan (full duplex). Perencanaan dan analisa yang hati-hati sebelum tahap instalasi peralatan diperlukan dalam merancang suatu sistem radio microwave. Lintasan radio (radio path) yang tidak dirancang secara baik akan menghasilkan system outage secara periodik dalam durasi waktu tertentu yang pada gilirannya akan mengakibatkan kegagalan sistem dari keseluruhan jaringan. Langkah-langkah yang digunakan dalam perancangan dan perencanaan sistem jaringan radio microwave adalah sebagai berikut: 1.1 Melakukan Perancangan Path Profile Suatu sistem radio microwave memerlukan perencanaan dan analisa yang hati-hati sebelum instalasi peralatan. Lintasan radio (radio path) yang tidak dirancang secara baik akan menghasilkan system outage secara periodik yang dalam durasi 1

description

Isi

Transcript of Isi

MANGGARAI-PARUNGPANJANGMANGGARAI-BEKASI

1. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Sebuah sistem radio microwave digital memberikan solusi untuk jaringan telekomunikasi terestrial sampai jarak 80 km (untuk kondisi lintasan khusus tertentu, jarak jangkauan yang lebih jauh mungkin saja dapat dicapai) yang terdiri dari perangkat baseband yang dipasang di dalam (indoor), atau perangkat RF Transceiver indoor atau outdoor dan sebuah antena parabola. Masing-masing terminal mentransmisikan dan menerima informasi ke dan dari terminal lawan secara bersamaan (full duplex).

Perencanaan dan analisa yang hati-hati sebelum tahap instalasi peralatan diperlukan dalam merancang suatu sistem radio microwave. Lintasan radio (radio path) yang tidak dirancang secara baik akan menghasilkan system outage secara periodik dalam durasi waktu tertentu yang pada gilirannya akan mengakibatkan kegagalan sistem dari keseluruhan jaringan.

Langkah-langkah yang digunakan dalam perancangan dan perencanaan sistem jaringan radio microwave adalah sebagai berikut:1.1 Melakukan Perancangan Path ProfileSuatu sistem radio microwave memerlukan perencanaan dan analisa yang hati-hati sebelum instalasi peralatan. Lintasan radio (radio path) yang tidak dirancang secara baik akan menghasilkan system outage secara periodik yang dalam durasi waktu tertentu pada gilirannya akan mengakibatkan kegagalan sistem dari keseluruhan jaringan.

Profil lintasan (path profile) adalah representasi grafis dari lintasan radio (radio path) antara dua ujung link hop. Hal yang mendasar sekali untuk memperoleh performans radio microwave yang benar adalah availabilitas line of sight harus dipenuhi, artinya harus ada lintasan radio yang bebas halangan antara dua ujung link hop.

Path profile bisa diperoleh berdasarkan peta topografi suatu daerah yang ingin kita rancang sistem jaringan radionya. Perancangan path profile ini didasarkan pada contour-contour yang terdapat pada peta tersebut. Hasil pembacaan contour kemudian diterjemahkan ke dalam profil elavasi tanah antara dua tempat (sites) pada lintasan tersebut.

1.2 Simulasi Software

Setelah diperoleh hasil pembacaan contour dan jarak antara sebuah transmitter dan receiver dari peta, kemudian disimulasikan pada software Winprof dengan melakukan penyesuaian tinggi antena transmitter , antena receiver , vegetasi, frekuensi, nilai persentase presnel zone serta koefesien (K) sehingga kita dapat melihat apakah terjadi losses (obstruction) pada lintasan yang akan dirancang. 1.3 Perhitungan Path ProfileMerupakan hal penting dalam perancangan sistem jaringan radio microwave untuk mengetahui path profile yang dirancang. Langkah awal dari tahap ini adalah mencari dan menentukan spesifikasi dari komponen radio yang akan digunakan dan kemudian melakukan perhitungan yang diperlukan untuk perancangan. Perhitungan-perhitungan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Perhitungan Free Space LossPerhitungan redaman atmosfer antara dua site, perhitungan FSL bergantung pada jarak dan frekuensi yang digunakan.

b. Perhitungan Received Signal Level (RSL)Perhitungan level sinyal input yang diinginkan pada penerima.

c. Perhitungan Effective Isotropically Radiated Power (EIRP)

Perhitungan daya emisi/pancaran isotropis dari satu site ke site lawannya.

d. Perhitungan Receiver Threshold LevelPerhitungan level threshold radio penerima, dispesifikasikan pada kriteria BER yang diinginkan.

e. Perhitungan Fade MarginDitentukan dari perhitungan ratio antara Received Signal Level dan Receiver Sensitivity Threshold1.4 Analisa

Melakukan analisa terhadap hasil simulasi software, hasil perhitungan lintasan (path profile calculation).

2. SPESIFIKASI PERANCANGAN

2.1 Manggarai-ParungpanjangTabel 1

Ref.

NODESCRIPTIONDESIGN CONDITIONUNITREMARKS

12345

1Site name: R01A ManggaraiAltitude:18 m

Latitude: 612 44SLongitude: 106 50 58 E

2Facing name: R48 ParungpanjangAltitude: 52 m

Latitude: 6 20 39 S

Longitude: 106 34 3 E

3Site A Antenna Height (AGL) Above Ground Level, ini diperlukan untuk menentukan path inclination80m

4Site B Antenna Height (AGL), ini diperlukan untuk menentukan path inclination80m

5Antenna Type

Masukan tipe dan jenis antena, sizeDish Antena (parabolic), diameter 1.8 m

6Antenna Gain

Masukan gain antena (dBi) yang akan diinstal di site ini. Informasi ini ada pada spesifikasi antenanya+30.0dBi

7Transmission Line Type

Masukan tipe dan jenis saluran (feeder line) yang digunakan, size dan lainnya.WBC-400R

8Transmission Line Loss

Masukan karakteristik redaman saluran (feeder line) dari saluran yang akan digunakan untuk menghubungkan antena dengan perangkat pemancar dan penerimanya.1dB

9Transmission Line Length

Masukan panjang saluran feeder yang akan digunakan untuk menginterkoneksi perangkat pemancar dan penerimanya. 85m

10Connector Loss

Masukan jumlah loss konektor yang digunakan. Informasi ini ada di data sheet connector. Biasanya sampai f = 3GHz, 0.25 dB/connector.0.25/ konektordB

11Path Length

Masukan jarak antara dua site dimana perhitungan dibuat.33.3km

12Frequency

Masukan frekuensi kerja dari perangkat radio.2762MHz

13Radio Type

Masukan tipe/model perangkat radio yang digunakan. Info ini untuk referensi saja.Imtel InstituteDigital Microwave Radio Relay System

Series A

14Transmitter Power

Masukan daya output pemancar. Info ini diperoleh dari spesifikasi pabriknya.

+33dBm

15Receiver Threshold level Criteria

Masukan karateristik performansi radio penerima sebagai fungsi dari BER pada minimum level yang dikehendaki.10-3BER

16Receiver Threshold Level

Masukan level threshold radio penerima. Informasi ini ada pada spesifikasi pabrik radionya.-87dBm

17Transfer Data Rate4x2Mbps

18Modulation Type QPSK

2.2 Manggarai-Bekasi

Tabel 2

Ref.

NODESCRIPTIONDESIGN CONDITIONUNITREMARKS

12345

1Site name: R01A ManggaraiAltitude:18 m

Latitude: 612 44SLongitude: 106 50 58 E

2Facing name: R02 BekasiAltitude: 20 m

Latitude: 7 11 32 S

Longitude: 106 59 54 E

3Site A Antenna Height (AGL) Above Ground Level, ini diperlukan untuk menentukan path inclination50m

4Site B Antenna Height (AGL) Above Ground Level, ini diperlukan untuk menentukan path inclination50m

5Antenna Type

Masukan tipe dan jenis antena, sizeDish Antena (parabolic), diameter 1.2 m

6Antenna Gain

Masukan gain antena (dBi) yang akan diinstal di site ini. Informasi ini ada pada spesifikasi antenanya+36.0dBi

7Transmission Line Type

Masukan tipe dan jenis saluran (feeder line) yang digunakan, size dan lainnya.WBC-400R

8Transmission Line Loss

Masukan karakteristik redaman saluran (feeder line) dari saluran yang akan digunakan untuk menghubungkan antena dengan perangkat pemancar dan penerimanya.1dB

9Transmission Line Length

Masukan panjang saluran feeder yang akan digunakan untuk menginterkoneksi perangkat pemancar dan penerimanya. 55m

10Connector Loss

Masukan jumlah loss konektor yang digunakan. Informasi ini ada di data sheet connector. Biasanya sampai f = 3GHz, 0.25 dB/connector.0.25/ konektordB

11Path Length

Masukan jarak antara dua site dimana perhitungan dibuat.17.33km

12Frequency

Masukan frekuensi kerja dari perangkat radio.7013.623MHz

13Radio Type

Masukan tipe/model perangkat radio yang digunakan. Info ini untuk referensi saja.Imtel Institute

Digital Microwave Radio Relay System

Series B

14Transmitter Power

Masukan daya output Pemancar. Info ini diperoleh dari spesifikasi pabriknya.+30dBm

15Receiver Threshold level Criteria

Masukan karateristik performansi radio penerima sebagai fungsi dari BER pada minimum level yang dikehendaki.10-3BER

16Receiver Threshold Level

Masukan level threshold radio penerima Informasi ini ada pada spesifikasi pabrik radionya.-84dBm

17Transfer Data Rate4x2Mbps

18Modulation TypeQPSK

3. DATA TOPOGRAFI

3.1 Manggarai-Parungpanjang

Table3Distance(km)Altitude (m)Vegetation(m)

0.00018.0020.00

2.00018.0020.00

4.00018.0010.00

5.20017.0010.00

6.00017.0010.00

7.30014.0010.00

8.05024.0010.00

9.00024.0010.00

10.30025.0010.00

11.70031.0010.00

12.00031.0010.00

13.95021.0010.00

14.20031.0010.00

14.45031.0010.00

15.45039.0010.00

16.00039.0010.00

17.05032.0010.00

17.80038.0010.00

19.00038.0010.00

20.55041.0010.00

22.30039.0010.00

23.30048.0010.00

25.00031.0010.00

27.30031.0010.00

29.30051.0010.00

31.00051.0010.00

32.00051.0010.00

33.30052.0010.00

3.2 Manggarai-Bekasi

Tabel 4Distance(km)

Altitude (m)

Vegetation (m)

0.000

18.00

30.00

2.250

18.50

30.00

3.300

13.00

30.00

4.000

7.00

30.00

5.400

4.00

30.00

6.000

5.00

30.00

7.000

7.00

10.00

8.000

10.00

10.00

9.000

13.00

10.00

11.400

17.00

10.00

12.00017.0010.00

13.00018.0010.00

14.40019.0010.00

15.00019.0010.00

16.00019.5010.00

17.000

20.00

10.00

17.33

20.00

10.00

Keterangan :

Titik referensi pembacaan countour pada peta topografi adalah Manggarai Distance: jarak dari titik nol ke titik pembacaan countour pada peta

Altitude: ketinggian daerah berdasarkan pembacaan countour pada peta topografi

Vegetation : ketinggian suatu objek, seperti pepohonan, bangunan gedung dsb yang berada di daerah pembacaan countourNilai vegetasi pada pembacaan countour untuk link Parungpanjang- Manggarai- bekasi ini diasumsikan setinggi 10 m dan 30 m untuk gedung.

4. PERANCANGAN PATH PROFILE

4.1 Hasil Simulasi Software

a. Manggarai-Parungpanjang

Figure 1

Figure 2

Figure 3b. Manggarai-Bekasi

Figure 4

Figure 5

Figure 64.2 Analisa Hasil SimulasiSimulasi dilakukan untuk mengetahui seberapa baik kondisi link komunikasi yang akan dirancang menggunakan spesifikasi dan parameter-parameter tertentu yang pada aplikasinya menggunakan sebuah software bernama Winprof. Parameter-parameter yang mempengaruhi kondisi suatu link komunikasi yang disimulasikan software Winprof adalah :

Figure 7Dimana:

H1

= tinggi antena di site A

H2

= tinggi antena di site B

Coeef K= jari-jari kelengkungan bumi

Frekuensi= frekuensi kerja

Fresnel

= persentase presnel zoneKetinggian antena dan nilai koefisien K sangat mempengaruhi, jika terjadi obstruction atau redaman pada kedua link maka salah satu solusinya adalah dengan menambah ketinggian dari antena yang digunakan.

Berdasarkan hasil simulasi software Winprof, ada beberapa hal yang dirasakan perlu untuk dicermati dan dianalisa.

a. link Manggarai Parungpanjang

Dari hasil pembacaaan countour pada peta topografi dan disimulasikan dengan software Winprof (Figure 1, 2 dan 3), dapat dianalisa bahwa daerah link komunikasi Manggarai Parungpanjang merupakan dataran rendah yang mayoritas terdapat pemukiman penduduk.

Ketinggian minimal antena setelah dicoba beberapa nilai dalam simulasi software Winprof adalah 79 m. Karena saat mencoba simulasi untuk link komunikasi Manggarai-Parungpanjang, tinggi antena di bawah 50 m akan menghasilkan kondisi link yang tidak baik, karena terdapat obstruction (Ditunjukkan pada Figure 3). Pada Figure 1, digunakan nilai koefesien K standar yaitu 1.33, dimana jari-jari kelengkungan bumi diasumsikan normal dan nilai presnel zone 60 % (kondisi ideal yang biasa digunakan), hasil simulasi menunjukan bahwa link komunikasi Manggarai-Parungpanjang berada dalam kondisi baik, karena tidak adanya obstruction. Pada Figure 2, perubahan nilai koefisien K yang semakin kecil akan berpengaruh pada kondisi link. Nilai koefisien K 0.70 merupakan nilai terkecil yang akhirnya akan membuat link komunikasi Manggarai-Parungpanjang terdapat obstruction loss.

Figure 8 Pada Figure 3, terlihat pengarus koefisien K yang mengakibatkan obstruction loss sebesar 0.1 dB pada jarak 23.75 km dengan altitude 80 m, hal ini karena jari-jari kelengkungan bumi semakin naik sehingga makin mendekati dan menabrak presnel zone.Ketinggian antena ketika terjadi obstruction loss adalah 78 m, dan untuk mencegah terjadinya obstruction loss maka ketinggian antenna harus ditambah. Setelah dicoba dalam beberapa ketinggian antenna, ketinggian antenna minimal adalah 79 m. Pemasangan efektif antea terdapat pada ketinggian 80 m

Figure 9

Figure 10b. link Manggarai-Bekasi

Dari hasil pembacaaan countour pada peta topografi dan disimulasikan dengan software Winprof (Figure 4, 5 dan 6), dapat dianalisa bahwa daerah link komunikasi Cepu Bojonegoro merupakan dataran rendah yang mayoritas terdapat pemukiman penduduk dan gedung. Ketinggian minimal antena setelah dicoba beberapa nilai dalam simulasi software Winprof adalah 44 m. Karena saat mencoba simulasi untuk link komunikasi Manggarai-Bekasi, tinggi antena di bawah 44 m akan menghasilkan kondisi link yang tidak baik, karena dikhawatirkan terdapat obstruction (Ditunjukkan pada Figure 6).

Pada Figure 5, perubahan nilai koefisien K yang semakin kecil akan berpengaruh pada kondisi link. Nilai koefisien K 0.52 merupakan nilai terkecil yang akhirnya akan membuat link komunikasi Manggarai-Bekasi terdapat obstruction loss.

Figure 11 Pada Figure 6, terlihat pengarus koefisien K yang mengakibatkan obstruction loss, hal ini karena jari-jari kelengkungan bumi semakin naik sehingga makin mendekati dan menabrak presnel zone.Ketinggian antena ketika terjadi obstruction loss adalah 43 m, dan untuk mencegah terjadinya obstruction loss maka ketinggian antenna harus ditambah. Setelah dicoba dalam beberapa ketinggian antenna, ketinggian antenna minimal adalah 44 m.

Pemasangan efektif antena terdapat pada ketinggian 50 m

Figure 12

Figure 135. PERHITUNGAN LINTASAN (PATH CALCULATION)

5.1 Free Space Loss (FSL)

Free Space Loss merupakan rugi-rugi yang dikarenakan adanya udara bebas. Dengan mengetahui jarak lintasan dan frekuensi yang digunakan maka nilai FSL dapat dicari dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

dimana:

d = jarak yang ditempuh di udara (panjang lintasan)

f = frekuensi kerjaa. Untuk link Manggarai-ParungpanjangFSL (dB)= 92.4 + 20 log d (km) + 20 log f (GHz)

= 92.4 + 20 log 33.3 + 20 log 2.762

= 92.4 + 30.45 + 8.82

= +131.67 dBb. Untuk link Manggarai-BekasiFSL (dB)= 92.4 + 20 log d (km) + 20 log f (GHz)

= 92.4 + 20 log 17.33 + 20 log 7.013623

= 92.4 + 24.7759 + 16.9188

= +134.0947Pada link Bekasi-Manggarai-Parungpanjang ini nilai LD/C dan LDIFF = 0, karena tidak adanya obstruction pada lintasannya. LEQ =1Untuk mendapat nilai RSL, sebelumnya harus mencari nilai loss saluran di TX dan RX (LTX), dengan menggunakan persamaaan 3, karena pada link radio microwave ini digunakan pesawat radio dari Imtel Institute Digital Microwave Radio Relay System Series B yang memiliki spesifikasi seperti di bawah ini: Loss Connector = LCON = 0.25 dB/ konektor x 4 = 1 dB Loss feeder

= 4.5 dB/100 mUntuk nilai PTX, GTX, GRX, diperoleh dari spesifikasi antenna yang digunakan, yaitu:

-TX Power level

= +33 dBm

Gain antena link Manggarai-Parungpanjang= 30.0 dBi

Gain antena link Manggarai-Bekasi

= 36.0 dBi

Maka pembagi pada persamaan 3 adalah 100m, karena nilai loss feeder pada spesifikasi radio dihitung per 100 m.

dimana :

TXL = Panjang saluran feeder (m)

LX = Rugi-rugi saluran feeder (dB)

Nilai TXL didapat dari ketinggian antena yang digunakan ditambah 5m karena diasumsikan jarak dari perangkat ke antena (x) adalah 5 m, maka didapat:

Panjang Kabel = tinggi antena + x = tinggi antena + 5 m.

a. Untuk link Manggarai-Parungpanjang

Nilai RSL untuk link Manggarai-Parungpanjang adalah sebagai berikut:

b. Untuk link Manggarai-Bekasi

Nilai RSL untuk link Manggarai-Bekasi adalah sebagai berikut:

Effective Isotropically Radiated Power (EIRP), merupakan perhitungan daya emisi/pancaran isotropis dari satu site ke site lawannya, dengan persamaan sebagai berikut:

(pers. 4)a. Untuk Manggarai-Parungpanjang

b. Untuk Manggarai-Bekasi

5.2 Thermal Fade Margin

Untuk mengetahui thermal fade margin ditentukan berdasarkan perhitungan rasio Received Signal Level (RSL) dan Receiver Level Thresholdnya, dengan persamaan sebagai berikut:

(pers. 5)

dimana :

FM

= Fade Margin

Cmin

= Level daya yang diterima untuk minimum quality (dBm)

Error rate= 10- 3Berdasarkan spesifikasi perangkat radio yang digunakan untuk link Parungpanjang-Manggarai-Bekasi ini, yakni radio Imtel Institute Digital Microwave Radio Relay System Series B,threshold level input penerimanya adalah -85 dBm, BER 10- 3 dan sistem modulasinya adalah tipe modulasi QPSK. Berikut Ini perhitungan Thermal Fading Margin :a. Untuk link Manggarai-Parungpanjang

b. Untuk link Manggarai-Bekasi

5.3 Performance Objective5.3.1 QualityMerupakan parameter yang menunjukan kualitas sebuah link komunikasi, yang bisa dilihat dari nilai availability dan system outage time dari link yang dimaksud.5.3.2 Availabilitya. Manggarai-Parungpanjang

b. Manggarai-Bekasi

5.3.3 Outage Timea. Manggarai-Parungpanjang

b. Manggarai-Bekasi

5.4 Tabel Perhitungan Lintasan (Path Calculation Table)Setelah mencoba membaca countour pada peta topografi untuk link Parungpanjang- ManggaraiBekasi, dan menghitung hal-hal yang diperlukan dalam perancangan jaringan radio microwave ini, diperoleh tabel perhitungan lintasan (path calculation table) seperti berikut:

a. Manggarai-ParungpanjangRef.

NODESCRIPTIONDESIGN CONDITIONUNITREMARKS

12345

1Site name: R01A ManggaraiAltitude:18 m

Latitude: 612 44SLongitude: 106 50 58 E

2Facing name: R48 ParungpanjangAltitude: 52 m

Latitude: 6 20 39 S

Longitude: 106 34 3 E

3Site A Antenna Height (AGL) Above Ground Level, ini diperlukan untuk menentukan path inclination80m

4Site B Antenna Height (AGL), ini diperlukan untuk menentukan path inclination80m

5Antenna Type

Masukan tipe dan jenis antena, sizeDish Antena (parabolic), diameter 1.8 m

6Antenna Gain

Masukan gain antena (dBi) yang akan diinstal di site ini. Informasi ini ada pada spesifikasi antenanya+30.0dBi

7Transmission Line Type

Masukan tipe dan jenis saluran (feeder line) yang digunakan, size etc.WBC-400R

8Transmission Line Loss

Masukan karakteristik redaman saluran (feeder line) dari saluran yang akan digunakan untuk menghubungkan antena dengan perangkat pemancar dan penerimanya.1dB

9Transmission Line Length

Masukan panjang saluran feeder yang akan digunakan untuk menginterkoneksi perangkat pemancar dan penerimanya. 85m

10Transmission Line Loss

Informasi ini berdasarkan perhitungan dari saluran yang digunakan per spesifikasi.

Lf = (TXL x LTX) 100

dimana:

TXL = Panjang saluran feeder (m)

LTX = Rugi-rugi saluran feeder (dB)3.825dB

11Connector Loss

Masukan jumlah loss konektor yang digunakan. Informasi ini ada di data sheet connector. Biasanya sampai f = 3GHz, 0.25 dB/connector.0.25/ konektordB

12Divider/Combiner Loss

Dalam hal sistem menggunakan divider atau combiner, masukan loss dari perangkat tersebut (LD/C). Info ini ada pada data sheet pabrik0dB

13Equipment Tolerance

Jika ada komponen lain yang akan merngintrodusir loss antara perangkat radio dan antena (LEQ), masukan loss semua item ini0dB

14Path Length

Masukan jarak antara dua site dimana perhitungan dibuat.33.3km

15Frequency

Masukan freuensi kerja dari perangkat radio.2762MHz

16Free Space Attenuation

Informasi ini berdasarkan perhitungan redaman atmosfere antara dua site.

FSL = 92.4 + 20 Log d + 20 Log f

d = jarak lintasan (Km)

f = frekuensi kerja (Ghz)+131.67 dB

17Difraction Loss

Jika lintasan mengenai obstruksi dan menghasilkan difraksi pada 60% Fresnell Zone, masukan harga tersebut. 0

18Radio Type

Masukan tipe/model perangkat radio yang digunakan. Info ini untuk referensi saja.Imtel Institute

Digital Microwave Radio Relay System

Series A

19Transmitter Power

Masukan daya output pemancar. Info ini diperoleh dari spesifikasi pabriknya.

+33dBm

20Received Signal Level

Informasi ini diperoleh dari perhitungan Level Sinyal yang diinginkan di input radio penerimanya. RSL = (PTX + GTX + GRX) (LTX + LRX + LCONN + LD/C + LEQ + FSL + LDIFF)

Dimana;

RSL = Received Signal Level

PTX = Daya Output Pemancar

GTX = Gain antena pemancar

GRX = Gain antena penerima

LTX = Loss saluran feeder di TX

LRX = Loss saluran feeder di RX

LCONN = Loss connector

LD/C = Loss Divider/Combiner

LEQ = Loss Equip Tolererance

FSL = Free Space LossLDIFF = Difraction Loss-45.67dBm

21Effective Isotropically Radiated Power (EIRP)

Infomasi ini berdasarkan perhitungan daya emisi/radiasi pancaran isotropis dari satu site ke site lawannya. Info ini bisa digunakan untuk tujuan peraturan setempat.

EIRP = (PTX + GTX + GRX) (LTX + LRX + LCONN + LD/C + LEQ)Dimana:

EIRP = Effective Isotropically

Radiated Power

PTX = Daya Output Pemancar

GTX = Gain antena pemancar

GRX = Gain antena penerima

LTX = Loss saluran feeder di TX

LRX = Loss saluran feeder di RX

LCONN = Loss konektor

LD/C = Loss Divider/Combiner

LEQ = Loss Equip Tolererance86dBm

22Receiver Threshold level Criteria

Masukan karateristik performansi radio penerima sebagai fungsi dari BER pada minimum level yang dikehendaki.10-3BER

23Receiver Threshold Level

Masukan level threshold radio penerima yang dispesifikasikan pada kriteria threshold yang di tunjukan pada (19). Informasi ini ada pada spesifikasi pabrik radionya.-87dBm

24Thermal fade Margin

Informasi ini berdasarkan perhitungan ratio/perbedaan antara unfaded RSL dan Receiver level thresholdnya.41.33dB

25Worst Month Availability

Dihitung berdasarkan ITU-R P.530

26Worst Month Outage Time

Dihitung berdasarkan ITU-R P.530

27Annual Availability

Dihitung berdasarkan ITU-R P.530

28Annual Outage Time

Dihitung berdasarkan ITU-R P.530

b. Manggarai-Bekasi

Ref.

NODESCRIPTIONDESIGN CONDITIONUNITREMARKS

12345

1Site name: R01A ManggaraiAltitude:18 m

Latitude: 612 44SLongitude: 106 50 58 E

2Facing name: R02 BekasiAltitude: 20 m

Latitude: 7 11 32 S

Longitude: 106 59 54 E

3Site A Antenna Height (AGL) Above Ground Level, ini diperlukan untuk menentukan path inclination50m

4Site B Antenna Height (AGL) Above Ground Level, ini diperlukan untuk menentukan path inclination50m

5Antenna Type

Masukan tipe dan jenis antena, sizeDish Antena (parabolic), diameter 1.2 m

6Antenna Gain

Masukan gain antena (dBi) yang akan diinstal di site ini. Informasi ini ada pada spesifikasi antenanya+36.0dBi

7Transmission Line Type

Masukan tipe dan jenis saluran (feeder line) yang digunakan, size dan lainnya.WBC-400R

8Transmission Line Loss

Masukan karakteristik redaman saluran (feeder line) dari saluran yang akan digunakan untuk menghubungkan antena dengan perangkat pemancar dan penerimanya.4.5dB/100mdB

9Transmission Line Length

Masukan panjang saluran feeder yang akan digunakan untuk menginterkoneksi perangkat pemancar dan penerimanya. 55m

10Transmission Line Loss

Informasi ini berdasarkan perhitungan dari saluran yang digunakan per spesifikasi.

Lf = (TXL x LTX) 100

Dimana:

TXL = Panjang saluran feeder (m)

LTX = Rugi-rugi saluran feeder (dB)2.475dB

11Connector Loss

Masukan jumlah loss konektor yang digunakan. Informasi ini ada di data sheet connector. Biasanya sampai f = 3GHz, 0.25 dB/connector.0.25/ konektordB

12Divider/Combiner Loss

Dalam hal sistem menggunakan divider atau combiner, masukan loss dari perangkat tersebut (LD/C). Info ini ada pada data sheet pabrik0dB

13Equipment Tolerance

Jika ada komponen lainnya yang akan merngintrodusir loss antara perangkat radio dan antena (LEQ), masukan loss semua item ini0dB

14Path Length

Masukan jarak antara dua site dimana perhitungan dibuat.17.33km

15Frequency

Masukan freuensi kerja dari perangkat radio.7013.623MHz

16Free Space Attenuation

Informasi ini berdasarkan perhitungan redaman atmosfer antara dua site.

FSL = 92.4 + 20 Log d + 20 Log f

d = jarak lintasan (Km)

f = frekuensi kerja (Ghz)

+134.0947dB

17Difraction Loss

Jika lintasan mengenai obstruksi dan menghasilkan difraksi pada 60% Fresnell Zone, masukan harga tersebut. 0

18Radio Type

Masukan tipe/model perangkat radio yang digunakan. Info ini untuk referensi saja.Imtel Institute

Digital Microwave Radio Relay System

Series B

19Transmitter Power

Masukan daya output Pemancar. Info ini diperoleh dari spesifikasi pabriknya.+30dBm

20Received Signal Level

Informasi ini diperoleh dari perhitungan Level Sinyal yang diinginkan di input radio penerimanya. RSL = (PTX + GTX + GRX) (LTX + LRX + LCONN + LD/C + LEQ + FSL + LDIFF)

Dimana;

RSL = Received Signal Level

PTX = Daya Output Pemancar

GTX = Gain antena pemancar

GRX = Gain antena penerima

LTX = Loss saluran feeder di TX

LRX = Loss saluran feeder di RX

LCONN = Loss konektor

LD/C = Loss Divider/Combiner

LEQ = Loss Equip Tolererance

FSL = Free Space LossLDIFF = Difraction Loss-39.0447dBm

21Effective Isotropically Radiated Power (EIRP)

Infomasi ini berdasarkan perhitungan daya emisi/radiasi pancaran isotropis dari satu site ke site lawannya. Info ini bisa digunakan untuk tujuan peraturan setempat.

EIRP = (PTX + GTX + GRX) (LTX + LRX + LCONN + LD/C + LEQ)Dimana:

EIRP = Effective Isotropically

Radiated Power

PTX = Daya Output Pemancar

GTX = Gain antena pemancar

GRX = Gain antena penerima

LTX = Loss saluran feeder di TX

LRX = Loss saluran feeder di RX

LCONN = Loss konektor

LD/C = Loss Divider/Combiner

LEQ = Loss Equip Tolererance+95.05dBm

22Receiver Threshold level Criteria

Masukan karateristik performansi radio penerima sebagai fungsi dari BER pada minimum level yang dikehendaki.10-3BER

23Receiver Threshold Level

Masukan level threshold radio penerima yang dispesifikasikan pada kriteria threshold yang di tunjukan pada (19). Informasi ini ada pada spesifikasi pabrik radionya.-84dBm

24Thermal fade Margin

Informasi ini berdasarkan perhitungan ratio/perbedaan antara RSL dan Receiver level thresholdnya.44.9553dB

25Worst Month Availability

Dihitung berdasarkan ITU-R P.530

26Worst Month Outage Time

Dihitung berdasarkan ITU-R P.530

27Annual Availability

Dihitung berdasarkan ITU-R P.530

28Annual Outage Time

Dihitung berdasarkan ITU-R P.530

EMBED Equation.3

1

_1276924260.unknown

_1276924269.unknown

_1276924273.unknown

_1276924277.unknown

_1276926483.unknown

_1276926512.unknown

_1276926523.unknown

_1276926505.unknown

_1276924281.unknown

_1276924285.unknown

_1276924286.unknown

_1276924282.unknown

_1276924278.unknown

_1276924275.unknown

_1276924276.unknown

_1276924274.unknown

_1276924271.unknown

_1276924272.unknown

_1276924270.unknown

_1276924264.unknown

_1276924266.unknown

_1276924268.unknown

_1276924267.unknown

_1276924265.unknown

_1276924262.unknown

_1276924263.unknown

_1276924261.unknown

_1276924252.unknown

_1276924256.unknown

_1276924258.unknown

_1276924259.unknown

_1276924257.unknown

_1276924254.unknown

_1276924255.unknown

_1276924253.unknown

_1276924248.unknown

_1276924250.unknown

_1276924251.unknown

_1276924249.unknown

_1276924246.unknown

_1276924247.unknown

_1276924245.unknown