Isi

16
1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akut abdomen merupakan sebuah terminologi yang menunjukkan adanya keadaan darurat dalam abdomen yang dapat berakhir dengan kematian bila tidak ditanggulangi dengan pembedahan. Keadaan darurat dalam abdomen dapat disebabkan karena perdarahan, peradangan, perforasi atau obstruksi pada alat pencemaan. Peradangan bisa primer karena peradangan alat pencernaan seperti pada apendisitis atau sekunder melalui suatu peritonitis karena perforasi tukak lambung, perforasi dari Payer’s patch,pada typhus abdominalis atau perforasi akibat trauma Akut abdomen meliputi 20-40% dari pasien rawat inap, dan 50-65% dari kasus akut abdomen tidak memiliki diagnosis awal yang akurat (Dombal and Margulies, 1996). Dalam sebuah penelitian, diperoleh data bahwa penyebab terbanyak akut abdomen adalah nyeri abdomen non spesifik (33,0%), diikuti dengan apendisitis akut (23,3%) dan kolik bilier (8,8%). Nyeri abdomen non spesifik banyak terdapat pada wanita muda, sedangkan apendisitis akut

description

jurnal analisis

Transcript of Isi

10

BAB 1. PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangAkut abdomen merupakan sebuah terminologi yang menunjukkan adanya keadaan darurat dalam abdomen yang dapat berakhir dengan kematian bila tidak ditanggulangi dengan pembedahan. Keadaan darurat dalam abdomen dapat disebabkan karena perdarahan, peradangan, perforasi atau obstruksi pada alat pencemaan. Peradangan bisa primer karena peradangan alat pencernaan seperti pada apendisitis atau sekunder melalui suatu peritonitis karena perforasi tukak lambung, perforasi dari Payers patch,pada typhus abdominalis atau perforasi akibat trauma Akut abdomen meliputi 20-40% dari pasien rawat inap, dan 50-65% dari kasus akut abdomen tidak memiliki diagnosis awal yang akurat (Dombal and Margulies, 1996). Dalam sebuah penelitian, diperoleh data bahwa penyebab terbanyak akut abdomen adalah nyeri abdomen non spesifik (33,0%), diikuti dengan apendisitis akut (23,3%) dan kolik bilier (8,8%). Nyeri abdomen non spesifik banyak terdapat pada wanita muda, sedangkan apendisitis akut banyak pada pria muda, dan kolik bilier pada wanita tua. Hampir separuh kasus akut abdomen memerlukan tindakan operatif. Pada akut abdomen, apapun penyebabnya, gejala utama yang menonjol adalah nyeri akut pada daerah abdomen. Kadang-kadang penyebab utama sudah jelas seperti pada trauma abdomen berupa vulnus abdominis penetrans namun kadang-kadang diagnosis akut abdomen baru dapat ditegakkan setelah pemeriksaan fisik serta pemeriksaan tambahan berupa pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan radiologi yang lengkap dan masa observasi yang ketat. Pasien akut abdomen dapat jatuh pada kondisi yang mengancam nyawa. Oleh karena itu, dalam penanganannya diperlukan diagnosis awal, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan yang tepat. Maka dari itu, dalam hal ini kami akan membahas jurnal yang terkait evaluasi dan manajemen nyeri abdomen di departemen gawat darurat1.2 TujuanTujuannya agar perawat mengetahui tindakan apa saja yang akan dilakukan apabila menemukan pasien dengan nyeri akut pada abdomen.. selain itu, perawat dapat mengetahui pemeriksaan apa saja yang dilakukan pada pasien dengan nyeri akut pada abdomen. 1.3 ManfaatPerawat dapat menambah wawasannya tentang perbedaan nyeri yang dirasakan pada pasien dengan nyeri akut abdomen dengan nyeri pada penyakit atau organ yang lain. Selain itu, perawat dapat melakukan beberapa pemeriksaan terkait dengan penetuan penegakkan diagnose pada pasien dengan penyakit nyeri akut pada abdomen. Serta, perawat dapat megetahui manajemen yang akan dilakukan saat pasien terdignosis nyeri akut pada abdomen.

BAB 2. PEMBAHASAN2.1 Judul JurnalJurnal yang penulis angkat pada makalah ini berjudul Evaluation and management of acute abdominal pain in the emergency department.2.2 Penulis/PenelitiJurnal yang berjudul Evaluation and management of acute abdominal pain in the emergency department merupakan jurnal Amerika yang ditulis oleh Cristoper R Macaluso dan Robert M McNamara pada tahun 2012. Penulis tersebut berada pada departemen yang sama yaitu Departement of Emergency Medicine di Universitas School of Medicine.2.3 Nama JurnalNama jurnal dari judul jurnal Evaluation and management of acute abdominal pain in the emergency department yaitu International Journal of General Medicine yang merupakan jurnal terbitan tahun 2012 dari halaman 789-797.2.4 Analisis Jurnal Jurnal ini menjelaskan mengenai evaluasi dan manajemen nyeri akut abdomen pada pasien yang berada di ruang gawat darurat. Nyeri abdomen adalah keluhan yang paling umum untuk kunjungan ke gawat darurat, dan sekitar 8 juta (7%) dari 119 juta pengunjung gawat darurat mengeluhkan nyeri abdomen pada tahun 2006 di Universitas School of Medicine, Amerika. Maka dari itu penulis melakukan penelitian jurnal ini. Keterampilan dokter pada kasus ini yang di utamakan karena terdapat masalah yaitu dokter sering salah mendiagnosa pasien meskipun sudah dilakukan pemeriksaan penunjang seperti tomography (CT), ultrasonografi, dan laparoskopi. Diagnosa yang dikatakan akurat harus mencakup diskripsi nyeri pasien dan gejala terkait , medis , bedah dan social. Hal ini harus didapatkan karena dapat memberikan informasi penting untuk penatalaksanaan yang akan diberika pada pasien. Mendiskripsikan nyeri pasien dapat dilakukan dengan pemeriksaan skala nyeri PQRST. 1) Penjelasan dalam jurnal pada pasien yang mengalami nyeri akut abdomen akan dirasakan nyeri pada daerah tengah abdominal karena impuls aferen dari organ lokal visceral buruk. Nociceptors visceral dapat dirangsang oleh distensi, peregangan, kontraksi kuat, dan iskemia. Nyeri dari struktur foregut, yang meliputi abdomen, pankreas, hati, sistem empedu, dan duodenum proksimal, biasanya akan menuju ke daerah epigastrium. 2) Karakter daripada nyeri harus bisa dibedakan nyeri yang dihasilkan oleh organ yang dipersarafi, dibandingkan dengan nyeri khas "tajam", dan nyeri lokal somatik yang disebabkan oleh iritasi peritoneum parietal atau lainnya.Nyeri somatik adalah nyeri yang ditularkan melalui nervus tulang belakang yang berasal dari peritoneum parietal atau struktur mesoderm dari dinding abdomen.Bahayanya rangsangan ke peritoneum parietal bisa menyebabkan terjadinya inflamasi atau kimia yang alami (misalnya, darah, cairan peritoneal terinfeksi, dan isi lambung). 3) Serangan atau onset nyeri yang dirasakan jika berat harus segera ditangani, hal ini mempertimbang terjadinya darurat vascular seperti pecah aneurisma aorta abdominal (AAA) atau diseksi aorta dan perforasi ulkus, volvulus, ischemia mesentrika, dan torsi. Namun, kondisi ini juga dapat terjadi tanpa onset akut.Sebagai contoh, hanya 47% dari pasien usia lanjut dengan ulkus perforasi terbukti melaporkan onset akut nyeri. Demikian juga, volvulus, terutama dari kolon sigmoid, bisa terjadi dengan onset rasa sakit yang bertahap. Masalah vascular yang serius seperti ischemi mesentrik, onset nyerinya dapat terjadi secara bertahap.Sebaliknya, orang akan berharap onset nyerinya bertahap dalam proses infeksi atau inflamasi.Rasa sakit yang dapat membangunkan pasien dari tidur harus menjadi pertimbangan yang serius. Waktu onset nyeri menetapkan durasi rasa sakit dan memungkinkan dokter untuk menafsirkan temuan saat ini dalam kaitannya dengan progresif yang sementara diharapkan dari berbagai penyebab sakit abdomen. 4) Intensitas yang dapat dideskripsikan akan berbeda seperti pasien yang lebih tua mungkin kurang melaporkan gejalanya. 5) Selain itu perawat maupun dokter juga harus menanyakan hal yang membuat rasa sakit buruk dan apa yang meningkatkan rasa sakit.Hal ini penting untuk mencatat apakah gerakan seperti batuk atau berjalan memperburuk rasa sakit dan menunjukkan iritasi peritoneal. Pasien harus ditanya tentang apa perawatan yang telah dilakukan terutama analgesik dan antasida. Pasien dengan nyeri abdomen yang menjadi fokus utama dalam melakukan anamnese yaitu pada gastrointestinal dan perkemihan. Namun, penting juga menanyakan pada pasien tentang demam dan gejala gejala yang berhubungan dengan kardiopulmonal. Tanda dan gejala harus ditempatkan dalam konteks klinis, termasuk usia dan perjalanan penyakit pasien. Gejala yang mungkin muncul yaitu anoreksia, muntah. Muntah menjadi tanda yang umum pada pasien dengan gangguan pencernaan. Keadaan ini terjadi dalam obstruksi pada usus kecil, kecuali obstuksi parsial. Apabila muntah empedu yang terjadi pada bayi merupakan pertanda serius penyakit abdomen seperti malrotasi usus. Selain itu juga muncul gejala diare, hal ini sering terjadi pada kondisi seperti usus buntu. Gangguan pada urogenial juga dapat muncul dan menyebabkan gangguan pada abomennya contohnya seorang laki-laki yang mengalami torsi testis dapat hadir sebagai nyeri abdomen, mual, dan muntah. Pada wanita, rahim yang membesar akibat kehamilan dapat menyebabkan pergeseran organ abdomen dan dapat mempersulit mendiagnosa kondisi yang terjadi, terutama pada kasus usus buntu.Anamnese lain yang dapat di tanyakan pasien dengan nyeri abdomen yaitu riwayat operasi sebelumnya, karena hal tersebut dapat menjadi komplikasi seperti obstruksi dari adhesi. Selain itu juga perlu menanyakan kondisi medis penyebab nyeri abdomen seperti termasuk diabetic ketoacidosis, hiperkalsemia, dan penyakit Addison. Penyebab metabolik yang kurang umum lain dari nyeri akut pada abdomen adalah uremia, keracunan timbal, keracunan metanol, edema angio herediter, dan porfiria.Obat yang diberikan kepada pasien harus ditinjau dengan memperhatikan faktor yang dapat mempengaruhi integritas mukosa lambung (steroid dan obat anti-inflamasi), imunosupresif agen (merusak pertahanan tuan rumah dan generasi dari inflamasi respon matory), dan apapun yang dapat mengganggu nosisepsi (Narkotika juga menjadi penyebab nyeri akibat sembelit).Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk pasien dengan nyeri abdomen yaitu 1) pemeriksaan fisik yaitu dengan memperhatikan posisi pasien, spontan gerakan, pola pernapasan dan ekspresi wajah. Selain itu dilakukan Inspeksi, Auskultasi dan Perkusi. Inspeksi penting untuk mendeteksi luka bekas bedah, perubahan kulit termasuk tanda-tanda herpes zoster, penyakit hati (Caput medusa), dan perdarahan (tanda abu-abu Turner dari ekimosis sayap dengan sumber retroperitoneal, Cullentanda umbilikus kebiruan dengan perdarahan intraperitoneal). Dengan distensi, perkusi akan memungkinkan diferensiasi antara obstruksi usus besar (drum seperti timpani) dan ascites (pergeseran kusam).Auskultasi adalah diagnostic utilikus yang terbatas, dan mendengarkan bising usus dapat megefektifkan waktu, meskipun hal ini mengungkapkan suara bernada tinggi dalam obstruksi usus kecil awal atau diam dengan ileus atau terlambat dalam perjalanan setiap nyeri abdomen. 2) Pemeriksaan tanda tanda vital tidak bisa menentukan diagnose akurat , seperti contoh Demam menunjuk penyebab infeksi atau komplikasi dari abdomen.Namun, demam tidak hadir di lebih dari 30% dari pasien dengan usus buntu dan mayoritas dari mereka dengan kolesistitis akut. 3) Pemeriksaan Dubur. Nilai diagnostik dari pemeriksaan dubur dalam evaluasi sakit abdomen akut adalah terbatas.Namun, hal itu mungkin digunakan dalam mendeteksi iskemia usus, intususepsi, atau kanker usus besar. Disarankan bahwa, seseorang tidak harus melakukan pemeriksaan ini pada anak-anak karena menambahkan biaya yang signifikan dan menimbulkan ketidaknyamanan.

Dalam menegakan diagnosa dibutuhkan pemeriksaan yang akurat selain penjelasan diatas dapat dilakukan dengan mengenali tanda tanda yang muncul pada pasien dengan gangguan nyeri abdomen. Sebagai perawat hal ini perlu diketahui saat melakukan anamnesa. Tanda tanda tersebut seperti Carnet , tanda mata tertutup, tanda Murphy, tanda psoas, tanda obturator dan tanda rovsing. Pemeriksaan yang cermat dibutuhkan dalam menilai nyeri abdomen, karena hampir semua penyakit dada muncul dengan sakit abdomen khususnya pemeriksaan cardiopulmonal. Pemberian analgesik perlu diberikan untuk mengurangi nyeri pada pasien, petugas tidak perlu ragu karena analgesik tidak mengaburkan diagnosa atau mengganggu pengobatan pasien. Seperti literature mengatakan ada larangan dokter dalam memberikan morfin, namun hal ini dibantah dengan peenelitian yang diakukan Thomas dengan hasil prospektif dimana 15mg morfin tidak mempengaruhi akurasi diagnosa. Mereka merekomendasi penggunaan morfin sesuai dosis, karena dapat meringankan nyeri pasien.Tes diagnostik yang yang paling sering digunakan dalam menetukan nyeri abdomen yaitu CT. CT dapat menampilkan gambar sesuai dengan apa yang diinginkan, juga dapat menampilkan gambar tiga dimensi. Pemeriksaan ultrasonografi sebagai tambahan diagnostik sangat berguna pada pasien. Selain itu, pemeriksaan ekokardiografi juga akan mengidentifikasi miokard yang parah dengan depresi sebagai penyebab kardiogenik syok.Pada pasien muda, sejumlah besar cairan bebas terdeteksi oleh USG . Pada pasien yang tidak stabil ini paling sering disebabkan pecahnya kehamilan, limpa, atau hemorrhagic kista ovarium ektopik. Sebuah tes kehamilan urin segera akan menjadi langkah pertama dalam membedakan ini. Tempat yang tepat untuk pasien yang tidak stabil dengan akut abdomen aneurisma aorta adalah ruang operasi atau, dalam beberapa intervensi, suite untuk darurat penempatan stent aorta. Dengan indeks klinis yang tinggi (jika mungkin, didukung oleh samping tempat tidur darurat ultrasonografi), kebanyakan pasien dikirim langsung ke operasi akan ditemukan AAA akut, dan hampir semua orang lain akan memiliki diagnosis alternatif yang masih perlu intervensi operasi. Kesimpulannya, dalam menegakan diagnosa pada pasien dengan nyeri akut abdomen perlunya pemeriksaan yang akurat dan tidak bisa ditegakkan apabila hanya menggunakan satu pemeriksaan diagnosa. Sehingga penulis menyampaikan beberapa pemeriksaan yang dapat digunakan untuk menentukan penyakit pasien. Pentingnya kolaborasi yang dilakukan oleh tenaga medis seperti dokter, perawat ,dan farmasi untuk meningkatkan proses penyembuhan pasien. 2.4.1 Kelebihan JurnalKelebihan dari jurnal tersebut adalah jurnal ini memberikan informasi terbaru tentang kesehatan terutama pasien dengan nyeri abdomen. Penulis juga memberikan tanda maupun gejala yang rinci, beserta contoh sehingga pembaca tidak bingung dengan apa yang dimaksdukan oleh penulis. 2.4.2 Kekurangan JurnalKekurangan pada jurnal ini adalah tidak dincantumkannya gambar dari setiap penjelasannya. Contohnya seperti tanda tanda yang dijelaskan pada jurnal yang tidak disertai gambar membuat pembaca bingung meninterpretasikan tanda tersebut seperti apa. 2.4.3 Kemungkinan Diterapkan pada pelayanan Kesehatan di IndonesiaPenjelasan dalam jurnal ini dapat diterapkan di Indonesia. Hal yang terpenting untuk penerapannya yaitu kolaborasi yang dilakukan oleh semua tenaga medis professional yang ada dirumah sakit. Namun, penerapan dari jurnal hanya bisa dilakukan di rumah sakit yang mempunyai fasilitas yang bagus, seperti tersedianya alat alat pendukung untuk menegakkan diagnosa (CT, Ultrasonografi dan ekokardiografi). 2.5 Implikasi KeperawatanPerawat dalam hal ini membantu dokter dalam menegakkan diagnosa yaitu dengan anamneses pasien yang baru masuk rumah sakit. Ketelitian perawat dibutuhkan dalam hal ini karena kesalahan dalam melakukan anamnese akan menyebabkan kesalahan mendiagnosa penyakit pasien. Selain itu perawat juga berkolaborasi dengan bagian farmasi dalam pemberian obat untuk pasien.

BAB 3. PENUTUP3.1 KesimpulanAkut abdomen merupakan sebuah terminologi yang menunjukkan adanya keadaan darurat dalam abdomen yang dapat berakhir dengan kematian bila tidak ditanggulangi dengan pembedahan. Keadaan darurat dalam abdomen dapat disebabkan karena perdarahan, peradangan, perforasi atau obstruksi pada alat pencemaan. Peradangan bisa primer karena peradangan alat pencernaan seperti pada apendisitis atau sekunder melalui suatu peritonitis karena perforasi tukak lambung, perforasi dari Payers patch,pada typhus abdominalis atau perforasi akibat trauma (Dombal and Margulies, 1996).Dalam menegakan diagnosa pada pasien dengan nyeri akut abdomen perlunya pemeriksaan yang akurat dan tidak bisa ditegakkan apabila hanya menggunakan satu pemeriksaan diagnosa. Sehingga penulis menyampaikan beberapa pemeriksaan yang dapat digunakan untuk menentukan penyakit pasien. Pentingnya kolaborasi yang dilakukan oleh tenaga medis seperti dokter, perawat ,dan farmasi untuk meningkatkan proses penyembuhan pasien. Perawat dalam hal ini membantu dokter dalam menegakkan diagnosa yaitu dengan anamneses pasien yang baru masuk rumah sakit. Ketelitian perawat dibutuhkan dalam hal ini karena kesalahan dalam melakukan anamnese akan menyebabkan kesalahan mendiagnosa penyakit pasien. Selain itu perawat juga berkolaborasi dengan bagian farmasi dalam pemberian obat untuk pasien.

3.2 Saran Diharapkan bagi semua pemberi pelayanan kesehatan lebih teliti dalam menegakkan diagnosa. Dalam menegakan diagnosa diperlunya pemeriksaan yang akurat dan tidak bisa hanya dengan satu pemeriksaan. Sehingga kolabasi tenaga medis sangat dibutuhkan demi keselamatan pasien.