Io-sirup-FIX Hesti Sma Rohmah

7
Sebelum mengkonsumsi obat, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut agar obat yang anda konsumsi berkhasiat dan manjur mengobati penyakit: 1. Perhatikan tentang cara pakai obat. Selain diminum dengan menggunakan sendok, beberapa obat berbentuk cair juga diberikan dalam bentuk tetes (drop) khususnya bagi balita. Selain itu, ada pula bentuk obat cair kering misalnya antibiotik amoksisilin yang harus dicampur terlebih dahulu dengan air sebelum dikonsumsi. Perhatikan jenis sediaan cair yang anda terima apakah termasuk larutan yang langsung dapat dikonsumsi dengan sendok takar, diteteskan menggunakan alat penetes ataukah perlu dicampur dengan air terlebih dahulu. 2. Cermati aturan pakainya. Aturan pakai obat akan berpengaruh pada kefektifan dan keamanannya. Sebagai contoh, obat yang diberi aturan pakai sehari tiga kali maka obat tersebut pada dasarnya diminta untuk dikonsumsi tiap 8 jam agar menghasilkan efek terapi yang sesuai sehingga usahakan tiap 8 jam anda mengonsumsi obat ini. Pemakaian obat yang tidak sesuai dengan aturan pakainya dapat menyebabkan overdosis (dosis terlalu tinggi) ataupun underdosis (dosis terlalu rendah) sehingga berbahaya bagi tubuh. 3. Biasanya obat berbentuk cair disertai dengan keterangan kocok dahulu” khususnya bagi sediaan suspensi dan emulsi. Oleh karena itu, sebelum digunakan kocoklah terlebih dahulu agar obat tercampur dengan merata.

Transcript of Io-sirup-FIX Hesti Sma Rohmah

Page 1: Io-sirup-FIX Hesti Sma Rohmah

Sebelum mengkonsumsi obat, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut agar obat

yang anda konsumsi berkhasiat dan manjur mengobati penyakit:

1. Perhatikan tentang cara pakai obat. Selain diminum dengan menggunakan sendok,

beberapa obat berbentuk cair juga diberikan dalam bentuk tetes (drop) khususnya bagi

balita. Selain itu, ada pula bentuk obat cair kering misalnya antibiotik amoksisilin

yang harus dicampur terlebih dahulu dengan air sebelum dikonsumsi. Perhatikan jenis

sediaan cair yang anda terima apakah termasuk larutan yang langsung dapat

dikonsumsi dengan sendok takar, diteteskan menggunakan alat penetes ataukah perlu

dicampur dengan air terlebih dahulu.

2. Cermati aturan pakainya. Aturan pakai obat akan berpengaruh pada kefektifan dan

keamanannya. Sebagai contoh, obat yang diberi aturan pakai sehari tiga kali maka

obat tersebut pada dasarnya diminta untuk dikonsumsi tiap 8 jam agar menghasilkan

efek terapi yang sesuai sehingga usahakan tiap 8 jam anda mengonsumsi obat ini.

Pemakaian obat yang tidak sesuai dengan aturan pakainya dapat menyebabkan

overdosis (dosis terlalu tinggi) ataupun underdosis (dosis terlalu rendah) sehingga

berbahaya bagi tubuh.

3. Biasanya obat berbentuk cair disertai dengan keterangan “kocok dahulu” khususnya

bagi sediaan suspensi dan emulsi. Oleh karena itu, sebelum digunakan kocoklah

terlebih dahulu agar obat tercampur dengan merata.

4. Taati takaran pemakaiannya. Takaran pakai obat akan sangat mempengaruhi

keberhasilan suatu terapi. Jika aturan pakai obat sirup yang anda terima adalah dalam

takaran sendok teh maka berarti anda harus mengonsumsinya sejumlah 5 mL, jika

dalam takaran sendok makan maka jumlah yang harus dikonsumsi adalah 15 mL.

Sendok makan dirumah bukanlah alat takar yang sesuai untuk hal itu sehingga

gunakan alat takar yang ada dalam produk obat atau mintalah apoteker atau petugas

farmasi untuk menyertakan alat takar atau sendok takar yang dimaksud. Untuk bayi

tidak menggunakan sendok takar tetapi menggunakan pipet.

Page 2: Io-sirup-FIX Hesti Sma Rohmah

5. Perhatikan lama pemakaian. Obat sirup tertentu misalnya antibiotik harus dikonsumsi

sampai tuntas, sedang obat sirup yang membantu meredakan gejala seperti batuk,

pilek, panas maupun alergi hanya digunakan secukupnya saja hingga gejala mereda.

Untuk itu perlu anda tanyakan kepada dokter atau apoteker tentang lama pemakaian

obat sirup tersebut. Pemakaian jangka panjang suatu obat tanpa indikasi penyakit

yang jelas dapat menyebabkan timbulnya penyakit baru seperti gangguan liver dan

ginjal, oleh karena itu gunakan obat dengan bijak.

Setelah menggunakan obat berbentuk cair seperti sirup, maka anda perlu

menyimpannya di tempat yang sesuai. Penyimpanan obat yang keliru dapat menyebabkan

obat mudah rusak, tidak stabil dan berisiko untuk dikonsumsi sehingga anda harus benar-

benar memperhatikan lokasi dan cara penyimpanan obat, sebagai berikut:

1. Simpanlah obat pada tempat yang bersih, kering, terlindung dari cahaya matahari

langsung dan pada suhu ruangan (tidak terlalu panas atau dingin yaitu antara 20-30 0C). Beberapa obat terkadang perlu disimpan dalam suhu yang lebih dingin, misal

ditempatkan di dalam kulkas/lemari es, untuk itu tanyakan apoteker tentang cara

penyimpanan obat tersebut. Ada baiknya jika memiliki tempat khusus untuk

penyimpanan obat yang memenuhi persyaratan tempat penyimpanan obat diatas.

2. Jangan simpan obat dalam freezer karena suhu yang terlampau dingin akan merusak

stabilitas obat sehingga obat tidak dapat digunakan lagi.

3. Jangan simpan obat di tempat yang panas misal di dashboard mobil atau ditempat

yang terkena cahaya matahari langsung seperti di jendela kamar karena suhu yang

terlampau panas akan dapat merusak stabilitas obat.

4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak. Perlu kita ingat bahwa obat dapat berbahaya

layaknya racun sehingga jangan sampai obat yang kita simpan terminum oleh anak-

anak. Oleh karena itu pilih tempat yang aman, yang tidak dapat dijangkau oleh anak-

Page 3: Io-sirup-FIX Hesti Sma Rohmah

anak karena biasanya rasa keingintahuan anak-anak terhadap suatu hal dapat

menyebabkan mereka tertarik untuk mengonsumsi obat yang kita simpan.

5. Tutup wadah sirup dengan rapat dan bersihkan bekas sirup yang tercecer dalam

kemasan. Dengan menutup wadah sirup rapat-rapat maka dapat meminimalkan

kontaminasi mikroba. Selain itu, wadah yang tertutup rapat juga dapat memperlambat

proses oksidasi obat. Oksidasi adalah proses terurainya obat yang disebabkan oleh

kandungan oksigen di udara, sehingga obat yang tertutup rapat akan memiliki

stabilitas yang lebih panjang.

6. Beberapa obat misal sirup kering yang berisi antibiotik, tidak boleh disimpan lebih

dari 7 hari setelah tercampur dengan air. Larutan oralit untuk anak-anak yang biasa

tersedia dalam botol besar juga hanya boleh disimpan selama 24 jam. Oleh karena itu,

baca petunjuk penyimpanan yang tertera pada kemasaan produk agar lebih aman saat

digunakan.

Pada dasarnya obat sirup masih aman untuk dikonsumsi selama tidak terjadi perubahan

warna, rasa dan aroma dari obat sirup. Namun, mengingat resiko kontaminasi mikroba dan

oksidasi yang mampu mengurangi stabilitas obat maka sebaiknya obat sirup tidak disimpan

dalam kurun waktu lebih dari 3 bulan. Masa kedaluarsa yang tertera pada obat hanya

merupakan petunjuk stabilitas obat saat kemasan belum dibuka atau belum digunakan, namun

jika obat sudah digunakan maka alangkah baiknya kita tidak mengonsumsi kembali obat yang

telah disimpan lama ataupun yang telah berubah aroma, rasa dan warnanya. Untuk

menghindari hal tersebut, belilah obat sirup dalam ukuran yang sesuai, jangan yang terlalu

besar sehingga anda tidak perlu menyimpannya dalam waktu yang lama. Jika terdapat

keraguan terhadap produk obat yang anda konsumsi, maka hubungilah apoteker terdekat

untuk mendapatkan saran terkait obat. Hanya membutuhkan sedikit upaya untuk menjadi

pasien yang bijak dalam menggunakan dan menyimpan obat sirup, jadi mengapa tidak mulai

mencoba?

Minuman yang dilarang diminum bersama obat-obatan

1. Susu

Jika sedang mengkonsumsi antibiotik, misalnya ampisilin, amoxilin, kloramfenikol,

antibiotic golongan tetrasiklin dan fluorokuinolon (contoh: siprofloksasin) sebaiknya

jangan minum susu. Jika tetap ingin minum susu, tunggu sampai dua jam setelah atau

sebelum minum obat. Susu dan produk olahannya serta suplemen; zinc, magnesium,

zat besi, dapat menghambat penyerapan antibiotik. Antibiotik bila berikatan dengan

Page 4: Io-sirup-FIX Hesti Sma Rohmah

zat-zat tersebut dapat membentuk zat yang tidak larut dan tidak dapat diserap oleh

tubuh. Akibatnya, obat menjadi tidak manjur dan kesembuhan menjadi lama.

2. Jus jeruk

Jus jeruk tidak boleh dikonsumsi berbarengan dengan obat tekanan darah, kanker, dan

penurun kolesterol statin, atau obat yang digunakan untuk menekan sistem kekebalan

tubuh pascatransplantasi organ. Bahan kimia dalam jeruk, furanocoumarins, dapat

menghapus sebuah enzim yang memecah obat dalam tubuh.

3. Kopi

Kandungan kafein dalam kopi dapat merangsang kinerja susunan saraf pusat. Jadi,

ketika mengunakan obat-obat yang merangsang saraf pusat (seperti obat asma yang

mengandung teofilin dan epinefrin) dapat meningkatkan efek stimulant sistem saraf

pusat yang berlebihan.

4. Teh

Kandungan zat tannin yang terdapat dalam teh dapat mengikat senyawa aktif obat

sehingga sukar untuk di absorpsi dan diserap tubuh. Selain itu senyawa tannin di

dalam saluran pencernaan akan melapisi dinding usus sehingga menghambat

penyerapan obat.

5. Alkohol

Mengonsumsi alkohol dengan obat anti histamin atau anti alergi (seperti obat alergi,

flu, dan batuk) dapat menambah rasa kantuk dan memperlambat performa motoric

dan mental. Selain itu juga, konsumsi alkohol yang bersamaan dengan parasetamol

dapat meningkatkan kerusakan hati dan pendarahan lambung. Maka dari itu,

sebaiknya hindari konsumsi makanan yang mengandung alkohol berlebihan seperti

tape ketan atau tape beras.

Makanan

1. Sayuran kaya vitamin K

Sayuran seperti brokoli, kubis, selada, bayam, dan alpukat sebaiknya dihindari ketika

sedang meminum obat anti koagulan karena dapat mengurangi efektifas obat tersebut.

Obat ini bekerja mengencerkan darah, sedangkan vitamin K dapat membekukan

darah.

Contoh sediaan sirup

Page 5: Io-sirup-FIX Hesti Sma Rohmah

sirup obat batuk, sirup obat demam, sirup yang mengandung antibiotik, sirup yang

mengandung vitamin.