Intervensi Trauma Ginjal
-
Upload
dwiindahrahmadiantia -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of Intervensi Trauma Ginjal
-
7/26/2019 Intervensi Trauma Ginjal
1/4
A. Rencana Keperawatan
DIAGNOSA
KEPERAWATAN/DAT
A PENUNJANG
TUJUAN/KRITERIA RENCANA TINDAKAN RASIONAL
syok hipovolemik
berhubungan dengan
pengeluaran darah
masif pada arteri renal.
Tujuan : dalam waktu
1X24 jam gangguan
volume dan syok
hipovolemi teratasi.
Kriteria evaluasi :
Klien tidak mengeluh
pusing. !embran mukosa
lembab.
Turgor kulit normal.
TT" dalam batas
normal.
#$T % & detik.
'rine ( )** ml+hari. ,aboratorium : nilai
hematokrit dan protein
serum meningkat.
-'+kreatinin
menurun.
Mandiri
!onitoring status /airan 0turgor kulit
membran mukosa urine output.
Kaji perdarahan dalam.
3uskultasi tekanan darah bandingkan
kedua lengan ukur dalam keadaan
berbaring duduk atau berdiri bila
memungkinkan.
Kaji warna kulit suhu sianosos nadi
umlah dan tipe /airan pengganti
ditentukan dari keadaan status /airan.
5enurunan volume /airan
mengakibatkan menurunnya produksi
urine monitoring yang ketat pada
produksi urine %)** ml+hari karena
merupakan tandatanda terjadinya syok
hipovolemik
5erdarahan harus dikendalikan.
6ipotensi dapat terjadi pada
hipovolemik yang memberikan
manifestasi sudah terlibatnya sistem
kardiovaskuler untuk melakukan
kompensasi mempertahankan tekanan
darah.
!engetahui adanya pengaruh
-
7/26/2019 Intervensi Trauma Ginjal
2/4
perifer dan diaforesis se/ara teratur.
5antau frekuensi jantung dan irama.
K!a"ra#i
5ertahankan pemberian /airan
intravena.
5embedahan perbaikan
peningkatan perifer.
5erubahan frekuensi dan irama jantung
menunjukkan komplikasi disritmia.
alur yang paten penting untuk
pemberian /airan /epat dan
memudahkan perawat dalam melakukan
kontrol intake dan output /airan.
5embedahan ditujukan pada trauma
ginjal major dengan tujuan untuk segera
menghentikan perdarahan. 7elanjutnya
mungkin perlu dilakukan debridement
reparasi ginjal 0berupa renorafi atau
penyambungan vaskuler atau tidak
jarang harus dilakukan nefrektomiparsial bahkan nefrektomi total karena
kerusakan ginjal yang sangat berat.
yeri berhubungan
dengan robekan pada
abdomen dan ginjal.
Tujuan : nyeri dapat
terkontrol.
Kriteria hasil :
yeri menurun sampai
Mandiri
Kaji intensitas nyeri perhatikan lokasi
dan karakteristik.
6asil pengkajian membantu evaluasi
derajat ketidaknyamanan dan
ketidakefektifan analgesik atau
-
7/26/2019 Intervensi Trauma Ginjal
3/4
tingkat yang dapat
diterima oleh klien atau
sampai klien tidak
mengalami nyeri. 7uhu tubuh normal
-edrest danberikan tindakan untuk
memberikan rasa nyaman seperti
posisi yang nyaman mengelap bagian
punggung pasien mengganti alat
tenun yg kering setelah diaforesis
memberi minim hangat lingkungan yg
tenang dgn /ahaya yg redup dan
sedatif ringan jika dianjurkan berikan
pelembab pada kulit dan bibir.
Kompres air hangat.
K!a"ra#i
-erikan analgesik sesuai dengan
resep.
menyatakan adanya komplikasi. posisi yang nyaman dapat membantu
meminimalkan nyeri dan tindakan
tersebut akan meningkatkan relaksasi.5elembab membantu men/egah
kekeringan dan pe/ahpe/ah di mulut
dan bibir.
Kompres air hangat dapat mengurangi
rasa nyeri karena air hangat
memvasodilatasi vaskuler.
3nalgesik membantu mengontrol
nyeri dengan memblok jalan rangsang
nyeri. yeri pleuritik yang berat sering
kali memerlukan analgetik narkotik
untuk mengontrol nyeri lebih efektif.8angguan eliminasi
urine berhubungan
dengan kerusakan pada
ginjal
Tujuan : eliminasi urine
/ukup atau kembali
normal.
$ !onitor intake dan output urine.
$ !onitor paralisis ileus 0bising usus.
hasil monitoring memberikan informasi
tentang fungsi ginjal dan adanya
komplikasi. #ontohnya infeksi dan
perdarahan.
8angguan dalam kembalinya bising
usus dapat mengindikasikan adanya
-
7/26/2019 Intervensi Trauma Ginjal
4/4
$ 9nspeksi dan bandingkan setiap
spe/imen urine.
$ ,akukan kateterisasi bila
diindikasikan.
$ 5antau posisi selang drainase dan
kantung sehingga memungkinkan
ridak terhambatnya aliran urine.
komplikasi /ontoh peritonitis obstruksi
mekanik.
berguna untuk mengetahui aliran urine
dan hematuria kateterisasi meminimalkan kegiatan
berkemih pasien yang kesulitan
berkemih manual. hambatan aliran urine memungkinkan
terbentuknya tekanan dalam saluran
perkremihan membuat resiko
kebo/oran dan kerusakan parenkim
ginjal.