INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar...

120
PENGARUH DEBT COVENANT, TUNNELING INCENTIVE, DAN INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014- 2016) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Disusun Oleh: Tika Nurlita 11140820000074 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018 M

Transcript of INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar...

Page 1: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

PENGARUH DEBT COVENANT, TUNNELING INCENTIVE, DAN

INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-

2016)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:

Tika Nurlita

11140820000074

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 2: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

ii

INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun

2014 – 2016)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Tika Nurlita

11140820000074

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I

Yusro Rahma, SE.,M.Si

NIP. 19800506 200801 2 016

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/ 2018 M

Page 3: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Selasa, 3 April 2018 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa/i:

1. Nama : Tika Nurlita

2. NIM : 11140820000074

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : Pengaruh Debt Covenant, Tunneling Incentive dan

Intangible Assets Terhadap Keputusan Transfer Pricing

Pricing Pada Perusahaan Manufaktur (Studi Empiris

Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

tahun 2014 – 2016)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke

tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 3 April 2018

1. Dr. Rini, M.Si., Ak.,CA.

NIP.19760315 200501 2 002

(___________________)

Penguji I

2. Wilda Farah, SE.,M.Si.,Ak.,CPA.,CA.

NIP.19830326 200912 2 005

(___________________)

Penguji II

Page 4: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Senin, 21 Mei 2018 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa/i:

1. Nama : Tika Nurlita

2. NIM : 11140820000074

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : Pengaruh Debt Covenant, Tunneling Incentive dan

Intangible Assets Terhadap Keputusan Transfer Pricing

Pricing Pada Perusahaan Manufaktur (Studi Empiris

Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

tahun 2014 – 2016)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 21 Mei 2018

1. Hepi Prayudiawan, SE.,MM.,Ak.,CA

NIP. 19720516 200901 1 006

(___________________)

Ketua Penguji

2. Drs.Abdul Hamid Cebba, MBA.,Ak.,CPA

NIP.19620502 199303 1 003

(___________________)

Penguji Ahli

3. Yusro Rahma, SE., M.Si

NIP.19800506 200801 2 016

(___________________)

Pembimbing

Page 5: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Tika Nurlita

No. Induk Mahasiswa : 11140820000074

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan

dan mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

atau tanpa ijin pemilik karya

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

karya ini

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap

dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, agar dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Jakarta, Mei 2018

(Tika Nurlita)

Page 6: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Tika Nurlita

2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 26 Desember 1996

3. Alamat : Jalan Kemiri V no.8 RT.001/03

Pondok Cabe Udik, Pamulang,

Kota Tangerang Selatan

4. Telepon : 082112107140

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SD (2003-2009) : SDN Pondok Cabe Udik II

2. SMP (2009-2012) : SMPN 2 Kota Tangerang Selatan

3. SMA (2012-2014) : SMAN 3 Kota Tangerang Selatan

4. S1 (2014-2018) : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Nama Ayah : Tholib Naini

2. Nama Ibu : Asni

3. Anak Ke : 2

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Anggota Bidang Penelitian dan Pengembangan Himpunan Mahasiswa

Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2014-2015

2. Anggota Departemen Media Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas

Ekonomi dan Bisnis 2015-2016

3. Anggota Bidang Disaster Management Unit Kegiatan Mahasiswa

KMPLHK RANITA UIN Jakarta 2016-2017

4. Bendahara Umum Unit Kegiatan Mahasiswa KMPLHK RANITA UIN

Jakarta 2017-2018

Page 7: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

vii

5. Forum Relawan Penanggulangan Bencana Indonesia

V. SEMINAR DAN WOKSHOP

1. Dialog Jurusan dan Seminar Konsentrasi HMJ Akuntansi FEB UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, “Right Way, Bright Future with Accounting”, 2014.

2. Dialog Konsentrasi dan Pengenalan Organisasi Akuntansi oleh HMJ

Akuntansi FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016

3. Workshop Aplikasi Akuntansi Zahir oleh HMJ Akuntansi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2016

4. Workhop “The Strategic Role of Private Sector in Effort to Create

Community Resilience to Disaster”, oleh Indonesian National Platform

for Disaster Risk Reduction, 2017

5. Pelatihan Manajemen Keuangan dan Pengelolaan Dana Kegiatan

Mahasiswa oleh Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018

Page 8: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

viii

ABSTRACT

THE EFFECT OF DEBT COVENANT, TUNNELING INCENTIVE, AND

INTANGIBLE ASSETS ON THE MANUFACTURING COMPANIES

DECISION TO TRANSFER PRICING

(Empirical Study on Manufacturing Companies Listed on Indonesian Stock

Exchange year 2014-2016)

This research to examine the effects of debt covenant, tunneling incentive and

intangible assets on the manufacturing companies decision to transfer pricing. This

study used the sample of manufacturing companies listed in Indonesian Stock

Exchanged during 2014-2016. The number of manufacturing companies sampled

in this study were 39 companies for 3 years, total sample research is 117 financial

statements. The method used is purposive sampling method. Hypothesis testing in

this research using logistic regression with the support of SPSS 24 version software.

The results of analysis in this research showed that tunneling incentive effected

toward the manufacturing companies decision for transfer pricing. While debt

covenant and intangible assets did not effected on the manufacturing companies

decision for transfer pricing.

Keywords: Debt Covenant, Tunneling Incentive, Intangible Assets, Transfer

Pricing

Page 9: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

ix

ABSTRAK

PENGARUH DEBT COVENANT, TUNNELING INCENTIVE DAN

INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING

PERUSAHAAN MANUFAKTUR

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2014-

2016)

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Debt Covenant, Tunneling

Incentive, dan Intangible Assets terhadap keputusan Transfer Pricing perusahaan

manufaktur. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI selama tahun 2014-2016. Jumlah perusahaan manufaktur yang

menjadi sampel penelitian ini yaitu 39 perusahaan selama 3 tahun, total sampel

penelitian adalah 117 laporan keuangan. Metode yang digunakan adalah metode

purposive sampling. Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan analisis regresi logistik dengan bantuan software SPSS versi 24.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tunneling incentive memiliki rpengaruh

terhadap keputusan transfer pricing perusahaan manufaktur, namun debt covenant

dan intangible assets menunjukan bahwa variabel tersebut tidak berpengaruh

terhadap keputusan transfer pricing perusahaan manufaktur.

Kata Kunci: Debt Covenant, Tunneling Incentive, Intangible Assets, Transfer

Pricing

Page 10: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya haturkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan

berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengaruh Debt Covenant, Tunneling Incentive dan Intangible Assets

terhadap Keputusan Transfer Pricing Pada Perusahaan Manufaktur (Studi Empiris

Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini

disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam keberhasilan penulisan dan peyusunan skripsi

ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, terutama kepada:

1. Kedua orang tua tercinta yaitu Bapak Tholib dan Ibu Asni yang tidak pernah

lelah memberikan doa, semangat, perhatian, cinta, bimbingan dan dukungan

moril maupun materil kepada penulis.

2. Kakak Penulis, Arief Effendi dan seluruh keluarga besar yang selalu

memberikan doa dan dukungan kepada penulis

3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc. M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Ibu Yessi Fitri, SE.,M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 11: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

xi

5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., M.M., Ak sekaku Sekretaris Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

6. Ibu Yusro Rahma, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

meluangkan waktu, pikiran, perhatian, bimbingan, dan memberikan

pengarahan kepada penulis. Terimakasih untuk semua arahan dan saran yang

telah Ibu berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya siding

skripsi.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan tidak

ternilai harganya kepada penulis

8. Seluruh Staff Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan bantuan kepada penulis.

9. Sahabat seperjuangan dari semester awal hingga sekarang, Riana, Shofa, Pri

dan Risda yang saling membantu dan mendukung tiada henti dalam

menyelesaikan tugas-tugas selama masa perkuliahan. Terimakasih telah

mewarnai kehidupan masa perkuliahan.

10. Sahabat seperjuangan antar jurusan Anis, Pratiwi, Ayu Rochima, Deby, dan

Najah, terimakasih untuk support dan kerjasamanya dalam menghilangkan

kepenatan penulisan skripsi.

11. Mity, Yipyip, Cendai, Cawet, Buken, Lakosa, Cebin, Lukindo, Japro, Nabe,

Suheng, Lombeh, Mase, Ore-Ore, Lampos, Uwawe, Degeng, dan Mipo yang

telah memberikan semangat, dan dukungannya kepada penulis. Terimakasih

Page 12: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

xii

atas persaudaraan dan selalu mengajak penulis liburan untuk rehat sejenak dari

segala kegiatan kampus.

12. Keluarga Besar KMPLHK RANITA UIN Jakarta, yang telah memberikan

banyak pelajaran, semangat, motivasi, tempat mengadu, persaudaraan, jaringan

dan rumah dalam berorganisasi di kampus. Terimakasih atas kekeluargaannya.

13. Sahabat penulis, Ricky, Bang Amid, Vian, Qwen, Bang Ghalu, terimakasih

atas dukungan yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan

skripsi.

14. Sahabat penulis, Mashiva, Rifa, Nabila, Monika, Devi, Anita, Hany, dan

Oktaviani. Terimakasih untuk semangat dan doa yang selalu diberikan kepada

penulis.

15. Teman-teman Akuntansi 2014, terimakasih atas dukungan dan do’a kepada

penulis. Terimakasih atas cerita selama masa perkuliahan.

16. Teman-teman Kuliah Kerja Nyata (KKN) GROVE 119 yang telah memberikan

banyak kenangan dan pembelajaran selama masa pengabdian. Terimakasih

untuk setiap doa dan dukungannya.

17. Kak Ema Herviana dan Kak Nur Wachidah yang sudah mengajari dan

membantu cara mengolah data skripsi.

18. Senior dan adik-adik akuntansi UIN Jakarta

19. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas

kerjasasama dan dukungannya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan

baik.

Page 13: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

xiii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena

terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang

membangun dari berbagai pihak. Demikianlah, penulis berharap semoga skripsi ini

dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi yang membacanya.

Jakarta, Mei 2018

Tika Nurlita

Page 14: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

xiv

DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ...................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .............................. v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. vi

ABSTRACT ........................................................................................................ viii

ABSTRAK ............................................................................................................ ix

KATA PENGANTAR .......................................................................................... x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Pembatasan Masalah ................................................................................. 10

C. Rumusan Masalah ..................................................................................... 11

D. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 12

E. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 14

A. Tinjauan Literatur...................................................................................... 14

B. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ............................................................... 30

C. Pengembangan Hipotesis ......................................................................... 36

Page 15: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

xv

D. Kerangka Pemikiran ................................................................................39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................41

A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................41

B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................41

C. Metode Pengumpulan Data .....................................................................42

D. Metode Analisis Data ..............................................................................43

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian.......................................................48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................52

A. Gambaran Umum Penelitian ...................................................................52

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian...........................................................53

C. Pembahasan .............................................................................................64

BAB V PENUTUP ..............................................................................................70

A. Kesimpulan .............................................................................................70

B. Implikasi Penelitian .................................................................................70

C. Keterbatasan ...........................................................................................71

D. Saran ........................................................................................................72

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................74

LAMPIRAN ........................................................................................................78

Page 16: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

xvi

DAFTAR TABEL

2.1 Hasil-hasil penelitian terdahulu ....................................................................31

3.1 Operasionalisasi variabel penelitian ..............................................................51

4.1 Tahap penyeleksian sampel dengan kriteria .................................................53

4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif .........................................................................54

4.3 Hasil Uji Frekuensi Transfer Pricing ............................................................56

4.4 Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model ....................................................58

4.5 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi ........................................................59

4.6 Hasil Uji Kelayakan Model Regresi .............................................................60

4.7 Hasil Uji Matriks Klasifikasi ........................................................................61

4.8 Hasil Uji Koefisien Regresi Logisitik ...........................................................63

Page 17: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

xvii

DAFTAR GAMBAR

2.1 Skema Kerangka Pemikiran ..........................................................................40

Page 18: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Sampel Perusahaan ..............................................................................79

2. Pengukuran Gabungan ....................................................................................81

3. Pengukuran Transfer Pricing ..........................................................................85

4. Pengukuran Debt Covenant.............................................................................87

5. Pengukuran Tunneling Incentive .....................................................................92

6. Pengukuran Intangible Assets .........................................................................97

7. Output Hasil Penelitian Data ...........................................................................99

Page 19: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Globalisasi menyebabkan perkembangan perekonomian cukup pesat

sehingga perekonominan saat ini tidak mengenal batasan negara. Fenomena

globalisasi secara tidak langsung mendorong merebaknya konglomerasi dan

divisionalisasi/departementasi perusahaan. Dalam lingkungan perusahaan

multinasional dan konglomerasi serta divisionalisasi terjadi berbagai transaksi

antar anggota (divisi) yang meliputi penjualan barang dan jasa, lisensi hak dan

harta tak berwujud lainnya, penyediaan pinjaman dan lain sebagainya.

Transaksi-transaksi yang terjadi dalam lingkungan perusahaan seperti ini

nantinya akan menyulitkan dalam penentuan harga yang harus ditransfer.

Penentuan harga atas berbgai transaksi antar anggota atau divisi tersebut lazim

disebut dengan transfer pricing (Mangoting, 2000).

Transfer pricing dalam transaksi penjualan barang atau jasa dilakukan

dengan cara memperkecil harga jual antara perusahaan dalam satu grup dan

mentransfer laba yang diperoleh kepada perusahaan yang berkedudukan di

negara yang menerapkan tarif pajak yang rendah (Lubab, 2015). Dengan biaya

ekspor di bawah harga yang di kirim dari negara pajak tinggi ke negara pajak

yang rendah, perusahaan multinasional mampu mengurangi tarif pajak global

yang efektif (Cristea & Nguyen, 2014 dalam Laskmita, 2017). Hal tersebut

dapat mengakibatkan terjadinya pengalihan penghasilan, dasar pengenaan

pajak, atau biaya dari suatu wajib pajak lainnya yang dapat direkayasa untuk

1

Page 20: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

2

menekan keseluruhan pajak terutang atas wajib pajak yang mempunyai

hubungan istimewa tersebut (Rosa, 2017). Selain itu, sebagai perusahaan yang

berorientasi pada laba, maka perusahaan juga akan berusaha untuk

mendapatkan keuntungan yang maksimal melalui berbagai macam cara

termasuk efisiensi biaya yang dapat dilakukan dengan tindakan transfer pricing

(Hartati, 2014).

Transfer pricing menimbulkan sejumlah masalah, dan sulit

menyelesaikan masalah tersebut, antara lain menyangkut bea cukai, ketentuan

anti dumping, dan persaingan usaha tidak sehat. Meskipun beberapa

perusahaan berkeinginan untuk menyesuaikan harga secara wajar dalam satu

kebijakan namun hal itu langsung menimbulkan 2 pertentangan dari

perusahaan-perusahaan lainnya (Folsom dan Gordon, 1999: 1039 dalam Lo et

al., 2010). Para ahli mengakui bahwa transfer pricing memungkinkan

perusahaan untuk menghindari pajak berganda, tetapi juga terbuka untuk

penyalahgunaan. Hal ini dapat digunakan untuk mengalihkan keuntungan ke

negara yang tarif pajaknya rendah, dengan memaksimalkan beban, dan pada

akhirnya pendapatan (Pricewaterhouse Coopers, 2009: 15 dalam Yuniasih et

al., 2013).

Transfer pricing yang dilakukan oleh perusahaan multinasional didorong

oleh alasan pajak maupun non pajak (Lubab, 2015). Selain alasan pajak, alasan

non pajak seperti debt covenant juga memiliki pengaruh terhadap keputusan

transfer pricing (Rosa, 2017). Kontrak hutang jangka panjang (Debt Covenant)

merupakan perjanjian untuk melindungi pemberi pinjaman dari tindakan-

Page 21: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

3

tindakan manajer terhadap kepentingan kreditur, seperti pembagian dividen

yang berlebihan, atau membiarkan ekuitas berada dibawah tingkat yang telah

ditentukan. Perjanjian ini membatasi segala aktivitas perusahaan yang dapat

merusak nilai pinjaman. Dengan adanya batasan-batasan ini dapat memicu

pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan karena tidak mampu bergerak

bebas. Untuk menghindari pelanggaran tersebut maka kecenderungan salah

satu praktek yang dilakukan perusahaan laba adalah dengan melakukan

transfer pricing. Sesuai dengan The Debt Covenant Hypotesis dalam teori

akuntansi positif, semakin cenderung suatu perusahaan untuk melanggar

perjanjian hutang maka manajer akan cenderung memilih prosedur akuntansi

yang dapat mentransfer laba periode mendatang ke periode berjalan..

Berdasarkan teori akuntansi positif, debt covenant akan mendorong para

pemegang saham mayoritas untuk melakukan transfer pricing. Penelitian

terkait tentang debt covenant telah dilakukan oleh Rosa et al., (2017) yang

menunjukan bahwa debt covenant berpengaruh positif terhadap transfer

pricing.

Selain itu, keputusan untuk melakukan transfer pricing juga dipengaruhi

oleh kepemilikan saham. Struktur kepemilikan di Indonesia terkonsentrasi

pada sedikit pemilik (Claessens et al., 2000 dan Zuang et al., 2000 dalam

Yuniasih et al., 2013), sehingga terjadi konflik keagenan antara pemegang

saham mayoritas dengan pemegang saham minoritas (Prowsen, 1998 dalam

Yuniasih et al., 2013). Kepemilikan saham di Indonesia cenderung

terkonsentrasi menyebabkan munculnya pemegang saham pengendali dan

Page 22: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

4

minoritas (La Porta et al., 2000 dalam Yuniasih et al., 2013). Pemegang saham

pengendali berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

no.15 adalah entitas yang memiliki kepemilikan saham 20% atau lebih yang

secara langsung atau tidak langsung berpengaruh signifikan terdahap kendali

perusahaan (Sundari dan Yugi, 2016).

Undang-Undang no.36 tahun 2008 pasal 18 ayat (4) menyebutkan bahwa

hubungan istimewa antara wajib pajak badan dapat terjadi karena kepemilikan

atau penguasaan modal saham suatu badan oleh badan lainnya sebanyak 25%

(dua puluh lima persen) atau lebih sahamnya dimiliki oleh suatu badan. Dengan

adanya hubungan istimewa yang dimiliki oleh perusahaan, diindikasikan

terjadi transaksi yang penentuan harganya tidak wajar. Hubungan istimewa

dapat mengakibatkan ketidakwajaran harga, biaya, dana atau imbalan lain yang

diealisasikan dalam suatu transaksi persahaan. Transaksi antar wajib pajak

yang mempunyai hubungan istimewa tersebut dikenal dengan istilah transfer

pricing (Rosa et al,2017).

Dengan adanya pemegang saham mayoritas dan pemegang saham minoritas

tidak dapat dipungkiri ada beberapa perbedaan kepentingan yang dapat

menimulkan masalah keagenan. Munculnya masalah keagenan antara

pemegang saham mayoritas dengan pemegang saham minoritas ini disebabkan

oleh beberapa hal berikut. Pertama, pemegang saham mayoritas terlibat dalam

manajemen sebagai direksi atau komisaris yang kemungkinan besar melakukan

ekspropriasi terhadap pemegang saham minoritas (Mitton, 2002 dalam

Yuniasih et al., 2013). Kedua, hak suara yang dimiliki pemegang saham

Page 23: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

5

mayoritas melebihi hak atas aliran kasnya, karena adanya kepemilikan saham

dalam bentuk bersilang, piramida dan berkelas (Claessens et al.,2000 dalam

Yuniasih et al., 2013). Bentuk kepemilikan seperti ini akan mendorong

pemegang saham mayoritas untuk mengutamakan kepentingan mereka sendiri

yang sangat berbeda dengan kepentingan investor dan stakeholder lain. Ketiga,

pemegang saham mayoritas mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi

manajemen dalam membuat keputusan-keputusan yang hanya

memaksimumkan kepentingannya dan merugikan kepentingan pemegang

saham minoritas. Keempat, lemahnya perlindungan hak-hak pemegang saham

minoritas, mendorong pemegang saham mayoritas untuk melakukan tunneling

yang merugikan pemegang saham minoritas (Claessens et al., 2002 dalam

Yuniasih et al., 2013).

Gilson dan Gordon (2003) dalam Marfuah dan Andri (2014)

mengidentifikasi dua kemungkinan cara yang dapat dilakukan pemegang

saham pengendali untuk mendapatkan manfaat privat atas kontrol dari

kebijakan perusahaan yaitu melalui kebijakan operasi perusahaan dan

kebijakan kontraktual dengan pihak lain. Bentuk-bentuk manfaat privat yang

dapat diperoleh melalui kebijakan operasi perusahaan antara lain gaji dan

tunjangan tinggi, bonus dan kompensasi besar, serta dividen. Sedangkan cara

untuk memperoleh manfaat privat melalui kebijakan

kontraktual antara lain dilakukan melalui tunneling. Tunneling merupakan

transfer sumber daya keluar dari perusahaan untuk kepentingan pemegang

saham pengendali (Johnson et al. 2000 dalam Marfuah dan Andri 2014).

Page 24: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

6

Contoh tunneling adalah tidak membagikan dividen, menjual asset atau

sekuritas dari perusahaan yang mereka kontrol ke perusahaan lain yang mereka

milikidengan harga di bawah harga pasar, dan memilih anggota keluarganya

yang tidak memenuhi kualifikasi untuk menduduki posisi penting di

perusahaan (La Porta et al., 2000 dalam Yuniasih et al., 2013).

Beberapa penelitian tentang tunneling incentive telah dilakukan.

Mutamimah (2008) yang menemukan bahwa terjadi tunneling oleh pemilik

mayoritas terhadap pemilik minoritas melalui strategi merger dan akuisisi. Lo

et al., (2010) menemukan bahwa konsentrasi kepemilikan oleh pemerintah di

Cina berpengaruh pada keputusan transfer pricing, dimana perusahaan

bersedia mengorbankan penghematan pajak untuk tunneling keuntungan

keperusahaan induk. Aharony et al., (2010) dalam Yuniasih et al., 2013

menemukan bahwa tunneling incentive setelah initial public offering (IPO)

berhubungan dengan penjualan hubungan istimewa sebelum IPO.

Faktor lain yang mempengaruhi keputusan perusahaan

dalam melakukan transfer pricing adalah intangible asset. Aktivitas transfer

pricing perusahaan multinasional berhubungan dengan transfer pricing dari

kedua barang berwujud maupun tidak berwujud, hal tersebut harus berdasarkan

pada prinsip ketentuan harga pasar wajar (Deanti, 2017). Penelitian yang

dilakukan oleh Richardson, Grant et al., (2013) terhadap perusahaan di

Australia menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, aset

tidak bewujud, dan multinationality secara signifikan berhubungan positif

terhadap agresivitas harga transfer setelah mengendalikan sektor industri. Hasil

Page 25: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

7

regresi tambahan menunjukkan bahwa transfer pricing meningkat melalui aset

tidak berwujud dan multinationality. Berdasarkan penelitian yang dilakukan

oleh Grant, et al (2015) diduga bahwa intangible asset berpengaruh terhadap

keputusan melakukan transfer pricing.

Kasus yang berkaitan dengan transfer pricing terjadi pada Google di

Inggris, Starbucks Inggris, Amazon Inggris dan lain-lain. Starbucks Inggris

misalnya, yang tidak membayar pajak korporasi sama sekali pada tahun 2011

padahal berhasil mencetak penjualan sebesar £398 juta. Mereka juga mengaku

rugi sejak tahun 2008 dengan jumlah kerugiannya mencapai £112 juta atau

sekitar Rp.1,7 triliun. Dengan kerugian ini Starbucks tidak pernah membayar

pajak korporasi. Bahkan selama 14 tahun beroperasi di Inggris, Starbucks

hanya membayar pajak sebesar £8,6 juta. Kemudian Google Inggris pada tahun

2011 juga berhasil mencatat pendapatan sebesar £398 juta tetapi hanya

membayar pajak sebesar £6 juta. Hal yang sama juga terjadi di Amazon Inggris

dimana mereka berhasil melakukan penjualan di Inggris sebesar £3,35 miliar

selama tahun 2011 tetapi hanya membayar pajak sebesar £1,5 juta. Hal tersebut

bisa terjadi karena perusahaan-perusahaan tersebut menggunakan praktik

transfer pricing untuk meminimalkan pembayaran pajak mereka. Caranya

dengan memanfaatkan celah-celah peraturan yang ada, mereka dapat

memindahkan keuntungan di Inggris ke luar negeri dengan tarif pajak yang

jauh lebih rendah (Setiawan, 2014).

Kasus mengenai transfer pricing di Indonesia terjadi pada PT. Adaro

Indonesia dengan anak perusahaanya yaitu Coaltrade services International Pte

Page 26: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

8

Ltd, yang telah menunjukan bahwa adanya indikasi penyalahgunaan sistem

harga transfer yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Timpangnya harga

transfer yang dilakukan antara PT. Adaro dengan anak perusahaanya apabila

dibandingkan dengan harga pasar batubara secara internasional sebenarnya

juga telah melanggar UU perpajakan yang berlaku di indonesia. Dalam Pasal 2

ayat (1) Undang-Undang Perpajakan No. 11 Tentang Pajak Pertambahan Nilai

mengatur tentang transaksi yang berhubungan dengan transfer pricing.

Adapun kasus lain yang terjadi pada PT. Toyota Motor Manufacturing

Indonesia (TMMIN) dengan Direktorat Jenderal Pajak. PT Toyota Motor

Manufacturing Indonesia (TMMIN) merupakan perusahaan yang bergerak

dalam bidang perakitan produk Toyota dan eksportir kendaraan dan suku

cadang Toyota. Kasus yang terjadi pada perusahaan otomotif asal Jepang itu

melibatkan nilai pajak yang besar dan proses yang cukup alot. Sengketa dengan

TMMIN ini terjadi karena adanya koreksi yang dilakukan oleh Ditjen Pajak

terhadap nilai penjualan dan pembayaran royalti TMMIN terkait laporan pajak

tahun 2008 dimana saat itu pemegang saham TMMIN adalah Toyota Motor

Corporation sebesar 955 dan sisanya 5% dimiliki PT. Astra International Tbk.

Dalam SPT Pajaknya, TMMIN menyatakan nilai penjualan mencapai Rp.32,9

Triliun, namun Ditjen Pajak mengoreksi nilainya menjadi Rp.34,5 Triliun

sehingga ada koreksi sebesar Rp.1,5 Triliun. Dengan adanya koreksi tersebut,

PT. TMMIN harus menambah pembayaran pajak sebesar Rp. 500 Miliar.

Ditjen pajak mencurigai laporan pajak dari TMMIN dengan mengoreksi

bisnis TMMIN dan membandingkannya sebelum tahun 2003 dan sesudah

Page 27: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

9

2003. Sebelum tahun 2003, perakitan mobil (manufacturing) Toyota Astra

digabung dengan bagian distribusi di bawah Toyota Astra Motor (TAM).

Namun sesudah 2003, bagian perakitan dipisah dengan TMMI sedangkan

bagian distribusi dan pemasaran berada dibawah TAM. Mobil-mobil yang

diproduksi oleh TMMIN dijual terlebih dahulu ke TAM kemudian dari TAM

dijual ke Auto 200. Dan dari Auto 200, mobil-mobil itu dijual ke konsumen.

Dari sinilah mulai tercium jejak-jejak transfer pricing. Sebelum dipisah,

margin laba sebelum pajak (gross margin) TAM mengalami peningkatan 11%

hingga 14% pertahun, namun setelah dipisah gross margin TMMIN hanya

sekitar 1,8% hingga 3% pertahun. Sedangkan, di TAM, gross margin mencapai

3,8% hingga 5% pertahun. Dan jika digabung dengan TMMIN maka

persentasenya masih sebesar 7%. Artinya lebih rendah 7% dibandingkan saat

masih bergabung yang mencapai 7%. Aparat pajak menduga adanya permainan

harga dimana laba sebelum pajak TMMIN berkurang setelah tahun 2003

karena pembayaran royalty dan pembelian bahan baku yang tidak wajar.

Penyebab lainnya yaitu penjualan mobil kepada pihak terafiliasi seperti TAM

(Indonesia) dan TMAP (Singapura) dibawah harga pokok produksi sehingga

mengurangi peredaran usaha. Benar saja, Ditjen pajak menemukan bahwa

terjadi penjualan beberapa mobil ke TAM dengan harga jual 4% dibawah harga

produksi. Sedangkan dari TAM ke Auto 200 penjualan dilakukan dengan

mengambil margin 50% yang mana harga ini belum merupakan harga yang

berlaku kepada konsumen. Sampai saat ini kasus belum juga diputus, walaupun

sidangnya telah lama berakhir yaitu pada tahun 2013 (Kontan, 2013).

Page 28: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

10

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini

karena, sebagian besar penelitian sebelumnya mengenai pengaruh pajak,

ukuran perusahaan, mekanisme bonus, kepemilikan asing, leverage dan

tunneling incentive terhadap keputusan transfer pricing. Pada penelitian ini,

hendak di uji apakah ada faktor lain yang mendorong perusahaan terhadap

keputusan transfer pricing diperusahaan.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Yuniasih et al (2013).

Peneliti menggunakan variable independen yang sama yaitu Tunneling

Incentive,dan Keputusan Transfer Pricing sebagai variabel dependennya.

Persamaan lain juga pada objek yang akan diteliti yaitu perusahaan manufaktur

yang listing di Bursa Efek Indonesia. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya

yaitu pada penelitian ini menambahkan Debt Covenant dan Intangible Assets

sebagai variable dependennya. Selain itu, perbedaan juga terletak pada periode

penelitian yang hendak diteliti adalah tahun 2014-2016. Dengan demikian

peneliti memberi judul penelitian ini sebagai “Pengaruh Debt Covenant,

Tunneling Incentive, dan Intangible Assets terhadap Keputusan Transfer

Pricing di Perusahaan Manufaktur”.

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka pembatasan masalah yang

hendak diteliti adalah:

1. Menguji Debt Covenant, Tunneling Incentive, Intangible Assets dan

pengaruh terhadap Keputusan Transfer Pricing.

Page 29: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

11

Dari sekian banyak factor yang mempengaruhi transfer pricing,

penelitian ini hanya fokus untuk menguji Debt Covenant, Tunneling

Incentive, Intangible Assetd dan pengaruhnya terhadap Keputusan

Transfer Pricing. Adapun Debt Covenant yang dimaksud adalah

perjanjian hutang yang dilakukan oleh pihak perusahaan kepada kreditur..

Tunneling Incentive yang dimaksud adalah sikap yang dilakukan oleh

pemegang saham pengendali terhadap pemegang saham minoritas.

Intangible Assets yang dimaksud adalah penelitian dan pengembangan

yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Dan Transfer Pricing yang

dimaksud adalah harga yang ditetapkan dalam transaksi yang terjadi antara

perusahaan yang memiliki hubungan istimewa.

2. Hanya pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia

Dari sekian banyak perusahaan manufaktur di Indonesia, penelitian

ini hanya berfokus pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa

Efek Indonesia dengan periode pengujian tahun 2014-2016.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, rumusan masalah yang hendak

diteliti adalah:

1. Apakah Debt Covenant berpengaruh terhadap Keputusan Transfer Pricing

?

Page 30: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

12

2. Apakah Tunneling Incentive berpengaruh terhadap Keputusan Transfer

Pricing ?

3. Apakah Intangible Assets berpengaruh terhadap Keputusan Transfer

Pricing ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan

bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:

1. Pengaruh Debt Covenant terhadap Keputusan Transfer Pricing

2. Pengaruh Tunneling Incentive terhadap Keputusan Transfer Pricing

3. Pengaruh Intangible Assets terhadap Keputusan Transfer Pricing

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kontribusi Teoritis

a. Mahasiswa Jurusan Akuntansi, sebagai bahan referensi untuk

menambah ilmu pengetahuan terkait dengan Debt Covenant,

Tunneling Incentive, Intangible Assets dan Transfer Pricing.

b. Masyarakat, sebagai sarana informasi dan menambah

pengetahuan akuntansi, khususnya mengenai Debt Covenant,

tunneling incentive, intangible asset terhadap keputusan transfer

pricing perusahaan manufaktur di Indonesia

Page 31: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

13

c. Peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang

akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini

d. Penulis, sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan

mengenai pengaruh Debt Covenant, Tunneling Incentive, Intangible

Assets terhadap keputusan Transfer Pricing perusahaan manufaktur di

Indonesia.

2. Kontribusi Praktis

a. Regulator, dalam hal ini adalah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Penelitian ini diharapkan dapat

memberikan gambaran bagaimana Debt Covenant, Tunneling Incentive

dan Intangible Asset mempengaruhi atau tidak mempengaruhi

perusahaan untuk mengambil keputusan melakukan transfer pricing.

b. Eksekutif Perusahaan, sebagai tinjauan yang diharapkan dapat

dijadikan informasi untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong

kebijakan manajemen dalam mengambil keputusan Transfer Pricing.

Sehingga dapat membantu suatu pengambilan keputusan dan

menambah kesadaran akan pentingnya etika bisnis.

Page 32: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Keagenan

Teori Keagenan adalah teori yang terjadi pada saat adanya hubungan

antara dua pihak yang saling terikat, dimana kedua belah pihak sepakat

untuk memakai jasa. Teori keagenan menunjukkan bahwa perusahaan

dapat dilihat sebagai suatu hubungan kontrak (loosely defined) antara

pemegang sumber daya (Nurjanah et al., 2014)

Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan bahwa dalam hubungan

antara manajemen perusahaan (agen) dan pemegang saham (principal)

terdapat suatu kontrak satu orang atau lebih pemegang saham yang

memerintahkan agen untuk melakukan suatu jasa atas nama pemegang

saham dan memberikan wewenang kepada agen untuk membuat

keputusan yang terbaik bagi pemegang saham. Jika kedua belah pihak

memiliki hubungan untuk memaksimalkan utilitas merupakan alasan yang

baik untuk percaya bahwa agen tidak selalu bertindak untuk kepentingan

principal. Principal juga dapat membatasi tindakan agen dengan

memberikan insentif sesuai prilaku agen dan menimbulkan biaya untuk

memantau dalam membatasi kegiatan agen yang menyimpang.

Beberapa faktor yang menyebabkan munculnya masalah keagenan

(Colgan, 2001) yaitu:

14

Page 33: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

15

a. Moral Hazard

Biasanya terjadi pada perusahaan besar yang memiliki kompleksitas

pekerjaan yang tinggi, dimana seorang manajer dapat melakukan

pekerjaan yang tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham

maupun pihak kreditur. Hal ini dapat memungkinkan manajer

melakukan kegiatan diluar kontrak yang disepakati antara manajer

dan pemegang saham.

b. Penahanan Laba (Earning Retention)

Masalah ini berkisar pada kecenderungan untuk melakukan investasi

yang berlebihan oleh pihak manajemen (agen) melalui peningkatan

dan pertumbuhan dengan tujuan untuk memperbesar kekuasaan,

prestise, atau penghargaan bagi dirinya, namun dapat

menghancurkan kesejahteraan pemegang saham.

c. Horison Waktu

Konflik ini muncul dari akibat kondisi arus kas, dimana pemegang

saham lebih menekankan pada arus kas untuk masa mendatang yang

kondisinya belum pasti, sedangkan manajemen cenderung lebih

menekankan kepada hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan mereka.

Perbedaan horizon waktu inilah yang menyebabkan konflik antara

manajemen dan pemegang saham.

d. Penghindaran Risiko Manajerial

Masalah ini muncul ketika ada batasan diversifikasi portofolio yang

berhubungan dengan pendapatan manajerial atas kinerja yang

Page 34: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

16

dicapainya, sehingga manajer akan berusaha meminimalkan risiko

saham perusahaan dari keputusan investasi yang meningkatkan

risikonya. Misalnya manajemen lebih senang dengan pendanaan

ekuitas dan berusaha menghindari peminjaman utang, karena

mengalami kebangkrutan atau kegagalan.

Dari pemaparan yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa

masalah-masalah keagenan dapat muncul karena terdapat pihak-pihak

yang berbeda kepentingan tetapi saling bekerja sama dalam pembagian

tugas yang berbeda. Masalah-masalah ini dapat merugikan para pemegang

saham karena tidak terlibat langsung dalam operasional perusahaan

sehingga sulit untuk mengakses informasi yang memadai.

Namun, masalah-masalah antara pemegang saham dan agen dapat

dikurangi dengan upaya pensejajaran kepentingan kedua belah pihak.

Kehadiran kepemilikan saham oleh manajerial (insider ownership) dapat

digunakan untuk mengurangi agency cost yang berpotensi timbul, karena

dengan memiliki saham perusahaan diharapkan manajer merasakan

langsung manfaat dari setiap keputusan yang diambilnya (Nurjanah et

al.,2014). Jensen & Meckling (1976) membagi biaya keagenan ini

kedalam monitoring cost, bonding cost dan residual loss. Monitoring cost

merupakan biaya yang timbul dan ditanggung oleh principal untuk

memonitor prilaku agent. Bonding cost merupakan biaya yang ditanggung

oleh agent untuk menetapkan dan mematuhi mekanisme bahwa agent akan

bertindak untuk kependingan principal. Sedangkan residual loss adalah

Page 35: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

17

sebuah pengorbanan yang berupa berkurangnya kemakmuran principal

sebagai akibat dari perbedaan keputusan agent dan keputusan principal

(Godfrey: 1994).

2. Teori Akuntansi Positif

Teori akuntansi positif adalah penjelasan atau penalaran untuk

menunjukkan secara ilmiah kebenaran pernyataan atau fenomena

akuntansi, seperti apa adanya sesuai fakta (Nurjanah et al., 2014). Ia juga

menyebutkan bahwa teori ini berupaya menjelaskan sebuah proses yang

menggunakan kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan akuntansi, serta

penggunaan kebijakan akuntansi yang paling sesuai untuk menghadapi

kondisi tertentu di masa mendatang. Pada prinsipnya teori ini beranggapan

bahwa tujuan dari teori akuntansi adalah untuk menjelaskan dan

memprediksi praktik-praktik akuntansi.

Menurut Watts dan Zimmerman (1986) dalam Nurjanah et al., 2014,

menyebutkan bahwa Teori Akuntansi Positif dapat menjelaskan tentang

sebab kebijakan akuntansi menjadi suatu masalah bagi perusahaan dan

pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan, dan untuk

memprediksi kebijakan akuntansi yang hendak dipilih oleh perusahaan

dalam kondisi tertentu. Teori ini mengusulkan tiga hipotesis manajemen

laba, yaitu:

Page 36: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

18

a. Hipotesis Rencana Bonus (The Bonus Plan Hypotesis)

Para manajer perusahaan dengan rencana bonus akan lebih

memungkinkan untuk memilih prosedur akuntansi yang dapat

menggantikan pelaporan laba untuk periode mendatang ke periode

sekarang atau dikenal dengan income smoothing. Dengan hipotesis

tersebut apabila manajer dalam sistem penggajiannya sangat

tergantung pada bonus akan cenderung untuk memilih metode

akuntansi yang dapat memaksimalkan gajinya, misalnya dengan

metode akrual (Watts dan Zimmerman, 1986 dalam Januarti, 2004).

b. Hipotesis Perjanjian Hutang (The Debt Covenant Hypotesis)

Manajer perusahaan yang mempunyai ratio leverage

(debt/equity) yang besar akan lebih suka memilih prosedur akuntansi

yang dapat menggantikan pelaporan laba untuk periode mendatang ke

periode sekarang. Dengan memilih metode akuntansi yang dapat

memindahkan pengakuan laba untuk periode mendatang ke periode

sekarang maka perusahaan akan mempunyai leverage ratio yang kecil

(Watts dan Zimmerman, 1986:216). Alasannya adalah laba yang

dilaporkan yang makin meningkat akan menurunkan kelalaian teknis.

Sebagian besar dari perjanjian hutang berisi kesepakatan bahwa

pemberi pinjaman harus bertemu selama masa perjanjian. Sebagai

contoh, perusahaan yang mendapat pinjaman boleh sepakat

memelihara level tertentu dari hutang terhadap harta, laporan bunga,

modal kerja, dan harta pemilik saham. Jika kesepakatan semacam itu

Page 37: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

19

dikhianati, perjanjian hutang tersebut bisa memberikan/mengeluarkan

penalti, seperti pembatasan dividen atau tambahan pinjaman.

Dengan jelas, prospek dari pelanggaran kesepakatan

membatasi kegiatan perusahaan dalam operasional perusahaan itu

sendiri. Untuk mencegah, atau paling tidak menunda, pelanggaran

semacam itu, perusahaan bisa memilih kebijakan akuntansi tertentu

yang bisa meningkatkan laba masa kini. Berdasarkan hipotesis

kesepakatan hutang, ketika perusahaan mendekati kelalaian, atau

memang sudah berada dalam lalai/cacat, lebih cenderung untuk

melakukan hal ini.

c. Hipotesis Biaya Politik (The Political Cost Hypotesis).

Semakin besar biaya politik perusahaan, semakin mungkin

manajer perusahaan untuk memilih prosedur akuntansi yang

menangguhkan pelaporan laba periode sekarang ke periode

mendatang. Hipotesis ini berdasarkan 3 asumsi bahwa perusahaan

dengan biaya politik yang besar lebih sensitif dalam hubungannya

untuk mentransfer kemakmuran yang mungkin lebih besar

dibandingkan dengan perusahaan yang biaya politiknya kecil. Dengan

kata lain perusahaan besar cenderung lebih suka menurunkan atau

mengurangi laba yang

Tiga hipotesis diatas menunjukkan bahwa teori akuntansi positif

mengakui adanya 3 hubungan keagenan, yaitu (1) antara manajemen

dengan pemilik, (2) antara manajemen dengan kreditur, (3) antara

Page 38: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

20

manajemen dengan pemerintah (Chariri dan Ghozali, 2003 dalam Januarti,

2004). Masalah keagenan juga muncul disebabkan karena adanya asimetri

informasi antara agen dan pemilik saham, dimana agen lebih banyak

mempunyai informasi dibandingkan pemilik saham sehingga

memungkinkan adanya moral hazard (Riahi et al., 2000 dalam Januarti,

2004) dilaporkan dibandingkan perusahaan kecil.

3. Debt Covenant

Debt Covenant adalah kontrak yang ditujukan pada peminjam oleh

kreditur untuk membatasi aktivitas yang mungkin merusak nilai pinjaman

dan recovery pinjaman (Cochran, 2001 dalam Verawaty, 2011). Perjanjian

ini membatasi kemampuan manajer untuk berinvestasi, membayar

dividen, menambah pinjaman dan kemudian membatasi aktivitas yang

berpotensi merugikan manajer. Perjanjian juga membatasi pembagian

dividen kepada pemegang saham, misalnya, dapat secara efektif memaksa

perusahaan-perusahaan yang berpengaruh untuk menginvestasikan

kembali arus kas mereka, dan demikian mengurangi masalah overhang

hutang terkait dengan ketidakinginan manajer untuk melakukan proyek-

proyek NPV positif sebagai rasio hutang terhadap pertumbuhan ekuitas.

Perjanjian juga membatasi penjualan asset atau merger dan akuisisi yang

kemungkinan mengurangi penggantian asset, sementara pembatasan sewa

dan transaksi jual dan sewa kembali serta perjanjian negatif dalam

pencairan tuntutan (Nikolaev, 2010).

Page 39: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

21

Namun perjanjian juga dapat menjadi mengikat bahkan untuk

kesehatan finansial perusahaan, dengan demikian menahan kemampuan

manajer untuk membuat keputusan yang dapat meningkatkan nilai

perusahaan. Pembatasan perjanjian dapat mengakibatkan kegagalan baik

untuk meninggalkan asset tidak produktif atau ketidakmampuan untuk

investasi dalam proyek-proyek yang baik (Beneish dan Tekan,

[1993,1995])

4. Tunneling Incentives

Berdasarkan struktur kepemilikan perusahaan, struktur kepemilikan

mencerminkan jenis konflik keagenan yang dapat terjadi. Ada 2 macam

struktur kepemilikan, yaitu struktur kemilikan tersebar dan struktur

kepemilikan terkonsentrasi (Mutamimah, 2008). Struktur kepemilikan

tersebar mempunyai ciri bahwa manajemen perusahaan dikontrol oleh

manajer (La Porta et al., 2000 dalam Yuniasih et al.,2013). Manajer lebih

mengutamakan kepentingannya dibanding kepentingan pemegang saham.

Dalam struktur kepemilikan ini, pemegang saham secara umum tidak

bersedia melakukan monitoring, karena mereka harus menanggung

seluruh biaya monitoring dan hanya menikmati keuntungan sesuai dengan

proporsi kepemilikan saham mereka. Jika semua pemegang saham

berperilaku sama, maka tidak akan terjadi pengawasan terhadap

manajemen (Zhuang et al., 2000 dalam Yuniasih et al.,2013). Dengan

demikian konflik yang mungkin terjadi dalam struktur kepemilikan

Page 40: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

22

tersebar yaitu konflik antara manajer dan pemegang saham (Jensen dan

Meckling, 1976).

Perbedaan kondisi kepemilikan terkonsentrasi antara negara maju dan

negara berkembang seperti Indonesia yaitu pada negara maju, kepemilikan

terkonsentrasi memiliki pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.

Namun jika di negara berkembang seperti Indonesia, kepemilikan

terkonsentrasi lebih di dominasi oleh keluarga sendiri dan lemahnya

perlindungan terhadap pemilik saham minoritas yang dapat menimbulkan

konflik antara pemegang saham mayoritas dengan pemegang saham

minoritas (Liu dan Lu, 2007 dalam Yuniasih et al., 2013).

Mutamimah (2008) dalam Yuniasih et al., (2013) menyebutkan bahwa

Tunneling merupakan perilaku manajemen atau pemegang saham

mayoritas yang mentransfer aset dan profit perusahaan untuk kepentingan

mereka sendiri, namun biaya dibebankan kepada pemegang saham

minoritas. Sansing (1999) dalam Yuniasih et al.,(2013) juga menunjukkan

bahwa pemegang saham mayoritas dapat mentransfer kekayaan untuk

dirinya sendiri dengan mengorbankan hak para pemilik minoritas, dan

terjadi penurunan pengalihan kekayaan ketika persentase kepemilikan

pemegang saham mayoritas menurun.

Tunneling Incentive muncul dalam dua bentuk yaitu yang pertama

adalah pemegang saham pengendali dapat memindahkan sumber daya dari

perusahaan ke dirinya sendiri melalui transaksi antara perusahaan dengan

pemilik. Transaksi tersebut dapat dilakukan dengan penjualan asset,

Page 41: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

23

kontrak harga transfer, kompensasi eksekutif yang berlebihan, pemberian

pinjaman dan lainnya. Bentuk kedua adalah pemegang saham pengendali

dapat meningkatkan bagiannya atas perusahaan tanpa memindahkan asset

melalui penerbitan saham dilutif atau transaksi keuangan lainnya yang

mengakibatkan kerugian bagi pemegang saham non pengendali (Johnson,

2000:22 dalam Noviastika, 2016)

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tunneling incentive

merupakan pemindahan sumber daya berupa asset, pembagian

keuntungan, pemberian hak istimewa yang diberikan kepada pemegang

saham mayoritas (principal) dan merugikan pemegang saham minoritas

(agent).

5. Intangible Assets

Asset tidak berwujud dapat digolongkan menjadi asset tidak berwujud

yang dapat diidentifikasi (identifiable intangible asset) dan asset tidak

berwujud yang tidak teridentifikasi (unidentifiable asset). Asset tidak

berwujud yang dapat diidentifikasi terpisah dan dikaitkan dengan hak

tertentu dan keistimewaan selama periode manfaat yang terbatas.

Sedangkan asset tidak berwujud yang tidak dapat diidentifikasi merupakan

asset yang dapat dikembangkan secara internal atau dibeli namun tidak

mampu diidentifikasi dan sering memiliki masa manfaat yang tidak

terhingga seperti penelitian dan pengembangan, iklan, goodwill¸ inovasi

produk dan lain-lain (Wild, Subramanyam dan Halsey 2004).

Page 42: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

24

Menurut PSAK no.19 (Penyesuaian 2015), pengakuan asset berwujud

dapat dilakukan jika kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh

manfaat ekonomi masa depan dari asset tersebut dan biaya perolehan asset

dapat diukur dengan jelas. Asset tidak berwujud dapat diperoleh dengan

cara sebagai berikut:

a. Pembelian tunai biaya perolehan aset tidak berwujud terdiri atas

harga beli, termasuk bea masuk (impor), pajak yang sifatnya tidak

dapat direstitusi (non-refundable) dan semua pengeluaran yang

dapat dikaitkan langsung dalam mempersiapkan aset tersebut

sehingga siap digunakan sesuai dengan tujuan.

b. Pembelian angsuran aset tidak berwujud yang dibeli secara kredit,

biaya perolehannya sebesar nilai tunainya. Selisih antara jumlah

pembayaran dengan nilai tunai dicatat sebagai beban bunga

ditangguhkan.

c. Pertukaran aset tak berwujud yang diperoleh melalui pertukaran aset

sejenis atau pertukaran aset tidak sejenis. Biaya perolehan aset tidak

berwujud diukur sebesar nilai wajar aset yang diterima, yang sama

dengan nilai wajar aset yang diserahkan setelah diperhitungkan

jumlah uang tunai atau kas yang diserahkan.

d. Ditukar dengan instrumen ekuitas perusahaan aset tidak berwujud

yang diperoleh dengan menukarnya dengan instrumen perusahaan

pelapor, biaya perolehannya adalah nilai wajar instrumen yang

diterbitkan yaitu sama dengan nilai wajar aset.

Page 43: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

25

e. Aset tidak berwujud yang dihasilkan secara internal digunakan

dalam menentukan apakah suatu aset tidak berwujud yang dihasilkan

secara internal memenuhi syarat untuk diakui, entitas

menggolongkan proses dihasilkannya aset tidak berwujud menjadi

dua tahap yaitu tahap penelitian (riset) dan tahap pengembangan.

Jika entitas tidak dapat membedakan antara 17 tahap riset dan tahap

pengembangan pada suatu proyek internal untuk menghasilkan aset

tidak berwujud, maka entitas memperlakukan pengeluaran untuk

proyek itu seolah-olah sebagai pengeluaran yang terjadinya hanya

pada tahap riset saja.

Aset tidak berwujud merupakan hak, keistimewaan, dan manfaat

kepemilikan atau pengendalian. Dua karakteristik umum aset tidak

berwujud adalah tingginya ketidakpastian masa manfaat dan tidak

adanya wujud fisik (Subramanyam dan Wild, 2008).

Salah satu bentuk asset tidak berwujud adalah Research and

Development. Borg dan Gall dalam Sugiyono (2011:9), menyatakan

bahwa Penelitian dan Pengembangan (Research and Develompment),

merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau

memvalidasi produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran.

Sedangkan menurut Sugiyono (2011:407) mengatakan bahwa metode

penelitian dan pengembangan (Research and Development) adalah metode

penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan

menguji keefektifan produk tersebut

Page 44: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

26

Menurut PSAK no.20 yang telah direvisi, Riset adalah penelitian

yang orisinal dan terencana yang dilaksanakan dengan harapan

memperoleh pengetahuan dan pemahaman teknis atau ilmiah yang baru

sedangkan pengembangan adalah penerapan hasil riset atau pengetahuan

lain ke dalam suatu rencana atau desain untuk menghasilkan bahan, alat,

produk, proses, system atau jasa, sebelum dimulainya produksi komersial

atau pemakaian. Salah satu contoh dari kegiatan riset dan pengembangan

adalah kegiatan yang bertujuan untuk menemukan pengetahuan baru,

formulasi dan desain keumngkinan alternative-alternatif produk dan

proses baru atau disempurnakan, serta rancangan peralatan dan cetakan

yang melibatkan teknologi baru.

Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan Reseacrch and

Development tentunya akan memerlukan biaya yang harus dikeluarkan.

PSAK nomor 20 tentang Biaya Riset dan Pengembangan menjelaskan

bahwa biaya riset dan pengembangan harus mencakup semua biaya yang

secara langsung dapat di distribusikan ke kegiatan riset dan pengembangan

atau yang dapat dialokasikan menurut dasar yang wajar pada kegiatan

tersebut. Biaya riset harus di akui sebagai beban dalam periode terjadinya

dan tidak boleh diakui sebagai aktiva dalam periode berikutnya.

Sedangkan biaya pengembangan suatu proyek diakui sebagai beban dalam

periode terjadinya kecuali apabila telah dipenuhi kriteria untuk pengakuan

sebagaimana yang dijelaskan pada paragraf 24. Biaya pengembangan yang

Page 45: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

27

telah diakui sebagai beban tidak boleh diakui sebagai aktiva dalam periode

berikutnya.

6. Transfer Pricing

a. Definisi Transfer Pricing

Dalam sebuah organisasi yang terdesentralisir, keluaran dari

sebuah divisi digunakan sebagai pemasukan bagi divisi lain. Transaksi

yang terjadi diantara divisi terkait menimbulkan mekanisme transfer

pricing yaitu harga yang digunakan untuk membeli barang antara satu

divisi dengan divisi lain. Henry Simamora, 1999:272 dalam

Mangoting (2000) mendefinisikan transfer pricing sebagai suatu

harga jual khusus yang dipakai dalam pertukaran antar divisional

untuk mencatat pendapatan divisi penjual (selling division) dan biaya

divisi pembeli (buying divison). Yuniasih et al., 2013 menyebutkan

bahwa Transfer pricing adalah harga yang terkandung pada setiap

produk atau jasa dari satu divisi yang di transfer ke divisi yang lain

dalam perusahaan yang sama atau antar perusahaan yang mempunyai

hubungan istimewa. Transfer pricing sering juga disebut dengan

intracompany pricing, intercorporate pricing, interdivisional atau

internal pricing yang merupakan harga yang diperhitungkan untuk

keperluan pengendalian manajemen atas transfer barang dan jasa

antar anggota (grup perusahaan).

Page 46: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

28

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7

Tahun 2010, pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah

bila satu pihak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan pihak

lain, atau mempunyai pengaruh signifikan atas pihak lain dalam

mengambil keputusan. Transaksi antara pihak-pihak yang mempunyai

hubungan istimewa adalah suatu pengalihan sumber daya, atau

kewajiban antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa,

tanpa menghiraukan apakah suatu harga diperhitungkan.

Henry Simamora (1999:273) dalam Mangoting (2000)

menyebutkan bahwa tujuan penetapan harga transfer adalah untuk

mentransmisikan data keuangan diantara departemen-departemen

atau divisi-diisi perusahaan pada waktu mereka saling menggunakan

barang dan jasa satu sama lain. Selain itu, transfer pricing digunakan

untuk mengevaluasi kinerja divisi dan memotivasi manajer divisi

penjual dan divisi pembeli menuju keputusan-keputusan yang serasi

dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan.

Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

transfer pricing adalaha keputusan yang diambil oleh perusahaan

untuk menentukan harga atas transaksi barang dan jasa yang terjadi

dengan perusahaan yang memiliki hubungan istimewa sesuai dengan

prinsip kewajaran.

Page 47: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

29

b. Metode Transfer Pricing

Penetapan transfer pricing dapat digunakan dengan beberapa metode.

Metode transfer pricing yang sering digunakan oleh perusahaan-

perusahaan konglomerasi dan divisionalisasi/ departementasi

(Mangoting, 2000), yaitu :

1. Harga Transfer Dasar Biaya (Cost-Based Transfer Pricing)

Dalam metode ini perusahaan menggunakan metode transfer atas

dasar biaya variabel dan biaya tetap yang terdapat dalam 3 bentuk

biaya yaitu : biaya penuh (full cost), biaya penuh ditambah mark-

up (full cost plus markup) dan gabungan antara biaya variabel dan

tetap (variable cost plus fixed fee).

2. Harga Transfer atas Dasar Harga Pasar (Market Basis Transfer

Pricing)

Apabila ada suatu pasar yang sempurna, metode transfer pricing

atas dasar harga pasar inilah merupakan ukuran yang paling

memadai karena sifatnya yang independen. Namun keterbatasan

informasi pasar yang terkadang menjadi kendala dalam

mengunakan transfer pricing yang berdasarkan harga pasar.

3. Harga Transfer Negosiasi (Negotiated Transfer Prices)

Beberapa perusahaan memperkenankan divisi-divisi dalam

perusahaan yang berkepentingan dengan transfer pricing untuk

menegosiasikan harga transfer yang diinginkan. Harga transfer

negosiasian mencerminkan prespektif kontrolabilitas yang

Page 48: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

30

inheren dalam pusat-pusat pertanggungjawaban karena setiap

divisi yang berkepentingan tersebut pada akhirnya yang akan

bertanggung jawab atas harga transfer yang dinegosiasikan

B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu

mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam

table berikut:

Page 49: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

31

Tabel 2.1

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1 Thesa Refgia (2017) Pengaruh Pajak,

Mekanisme bonus,

Ukuran

Perusahaan,

Kepemilikan

Asing, dan

Tunneling

Incentive terhadap

Transfer Pricing

Variabel Tunneling

Incentive dan

Transfer Pricing,

sumber

pengambilan data

Variabel Pengaruh

Pajak,

Mekanisme

bonus, Ukuran

Perusahaan,

Kepemilikan

Asing, Tahun

penelitian, sampel

sektor industri

Pajak, kepemilikan asing, dan

Tunneling Incentive

berpengaruh signifikan

terhadap Transfer Pricing.

Mekanisme bonus dan ukuran

perusahaan tidak berpengaruh

terhadap Transfer Pricing.

2 Ria Rosa, Rita Andini,

Kharis Raharjo (2017)

Pengaruh Pajak,

Tunneling

Incentive,

Mekanisme Bonus,

Debt Covenant dan

Good Corporate

Governance

terhadap Transaksti

Transfer Pricing

Variabel Tunneling

Incentive dan Debt

Covenant, sumber

pengambilan data,

sampel yang

digunakan

Variabel Pengaruh

pajak, Mekanisme

Bonus, Good

Corporate

Governance, Tahun

pengambilan

sampel, dan tahun

penelitian

debt covenant dan good

corporate governance

berpengaruh terhadap transfer

pricing. Sedangkan variabel

pajak, tunneling incentive

dan mekanisme bonus tidak

berpengaruh terhadap transfer

pricing

Bersambung pada halaman selanjutnya

31

Page 50: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

32

Tabel 2.1 (lanjutan)

No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

3 Dwi Noviastika F,

Yuniadi Mawoyan,

Suhartini Karjo (2016)

Pengaruh Pajak,

Tunneling

Incentive dan Good

Corporate

Governance

(GCG) terhadap

indikasi melakukan

Transfer Pricing

pada perusahaan

manufaktur yang

terdaftar di Bursa

Efek Indonesia

Variabel Tunneling

Incentive dan

Transfer Pricing,

sampel yang

digunakan

perusahaan

manufaktur yang

terdaftar di BEI

Variabel Good

Corporate

Governance

(GCG). Periode

pengambilan

sampel.

Pajak dan tunneling incentive

berpengaruh signifikan

terhadap indikasi melakukan

transfer pricing

4 Batsyeba Sundari dan

Yugi Susanti (2016) Transfer Pricing

Practices:

Empirical

Evidence From

Manufaccturing

Companies in

Indonesia

Variabel Debt

Covenant, Transfer

Pricing. sampel

yang digunakan

perusahaan

manufaktur yang

terdaftar di BEI

Variabel Pengaruh

Pajak, Kepemilikan

Asing, Rencana

Bonus. Tahun

sampel penelitian,

tahun penelitian

Pajak dan kepemilikan asing

berpengaruh signifikan positif

terhadap keputusan transfer

pricing. Rencana bonus dan

debt covenant tidak

berpengaruh signifikan

terhadap keputusan transfer

pricing

Bersambung pada halaman selanjutnya

32

Page 51: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

33

Tabel 2.1 (lanjutan)

No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

5 Marfuah dan Andri

(2014)

Pengaruh Pajak,

Tunneling

Incentive dan

Exchange Rate

pada Keputusan

Transfer Pricing

Perusahaan

Variabel Tunneling

Incentive dan

Keputusan Transfer

Pricing, Objek

Penelitian

Variabel pengaruh

pajak dan exchange

rate, tahun data

penelitian

Tunneling Incentive

berpengaruh Positif terhadap

Transfer Pricing, Pajak

berpengaruh

negatif signifikan terhadap

keputusan transfer pricing,

exchange rate berpengaruh

positif tidak signifikan

terhadap transfer pricing

6 Ika Nurjanah et al.,

(2014)

Faktor Determinan

Keputusan

Perusahaan

melakukan

Transfer Pricing

Variabel Transfer

Pricing, Objek

Penelitian

Variabel Faktor

Determinan,

tahun data

penelitian

Pajak,skema bonus,

kepemilikan asing, dan

ukuran perusahaan memiliki

pengaruh signifikan

terhadap transfer pricing.

Bersambung pada halaman selanjutnya

33

Page 52: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

34

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

7 Gran Richardson,

Grantly Taylor dan

Roman Lanis (2013)

Determinants of

Transfer Pricing

Aggresiveness:

Emperical

Evidence from

Austrialian Firms

Variabel

Intangible Assets

dan transfer

pricing

Variabel ukuran

perusahaan,

profitability,

leverage,

multinationality

dan sektor

industri sebagai

variabel kontrol.

Tahun data

penelitian dan

sampel penelitian

Firm size, profitability,

leverage, intangible assets

dan multinationality

berpengaruh positif terhadap

transfer pricing

aggressiveness dengan

variabel kontrol sektor

industri.

8 Ni Wayan Yuniasih et

al., (2013)

Pengaruh Pajak dan

Tunneling

Incentive Pada

Keputusan

Transfer Pricing

Perusahaan

Manufaktur yang

Listing di Bursa

Efek Indonesia

Variabel

Tunneling

Incentive dan dan

keputusan

Transfer Pricing,

Objek Penelitian

Variabel

Pengaruh Pajak,

tahun penelitian

dan tahun data

penelitian

Pajak dan Tunneling

Incentive memiliki pengaruh

dalam keputusan Transfer

Pricing

Bersambung pada halaman selanjutnya

34

Page 53: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

35

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

8 Agnes W. Y Lo,

Raymond M.K. W,

and Michael F (2010)

Tax, Financial

Reporting, and

Tunneling

Incentive for

Income Shifting:

An Empirical

Analysis of the

Transfer Pricing

Behavior of

Chinese-Listed

Companies

Variabel

Tunneling

Incentive, Lokasi

Penelitian,

Variabel Tax,

Financial

Reporting, dan

Income Shifting

Pajak, dan tunneling

berpengaruh terhadap

perilaku transfer pricing

perusahan di China

9 Yenni Mangoting

(2000)

Aspek Perpajakan

dalam Praktek

Transfer Pricing

Variable Transfer

Pricing

Variabel aspek

perpajakan

Keberhasilan transfer

pricing dari sisi pajak

adalah adanya

transaksi karena adanya

hubungan istimewa

Sumber: Diolah dari berbagai referensi

35

Page 54: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

36

C. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Debt Covenant terhadap Keputusan Transfer Pricing

Manajer perusahaan yang mempunyai ratio leverage (debt/equity)

yang besar akan lebih suka memilih prosedur akuntansi yang dapat

menggantikan pelaporan laba untuk periode mendatang ke periode

sekarang. Dengan memilih metode akuntansi yang dapat memindahkan

pengakuan laba untuk periode mendatang ke periode sekarang maka

perusahaan akan mempunyai leverage ratio yang kecil (Watts dan

Zimmerman, 1986). Alasannya adalah laba yang dilaporkan yang makin

meningkat akan menurunkan kelalaian teknis. Sebagian besar dari

perjanjian hutang berisi kesepakatan bahwa pemberi pinjaman harus

bertemu selama masa perjanjian.

Dalam debt covenant hypothesis, makin dekat suatu perusahaan

terhadap pelanggaran pada akuntansi yang didasarkan pada kesepakatan

utang, maka kecenderungannya adalah semakin besar kemungkinan

manajer perusahaan memilih prosedur akuntansi dengan perubahan laba

yang dilaporkan dari periode masa depan ke periode masa kini.

Sundari dan Yugi (2016) menemukan bahwa debt covenant tidak

berpengaruh signifikan terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan

transfer pricing. Namun hasil penelitian yang dilakukan oleh Ria et al.,

(2017) menunjukan bahwa debt covenant berpengaruh terhadap transfer

pricing.

Page 55: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

37

Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis alternatif sebagai berikut:

H1: Debt Covenant berpengaruh terhadap Keputusan Transfer Pricing

2. Pengaruh Tunneling Incentives terhadap Keputusan Transfer

Pricing

Tunneling merupakan perilaku manajemen atau pemegang saham

mayoritas yang mentransfer aset dan profit perusahaan untuk

kepentingan mereka sendiri, namun biaya dibebankan kepada

pemegang saham minoritas (Zhang, 2004 dalam Mutamimah, 2008

dalam Yuniasih et al.,2013).

Sansing (1999) dalam Yuniasih et al.,(2013) menunjukkan bahwa

pemegang saham mayoritas dapat mentransfer kekayaan untuk dirinya

sendiri dengan mengorbankan hak para pemilik minoritas, dan terjadi

penurunan pengalihan kekayaan ketika persentase kepemilikan

pemegang saham mayoritas menurun. Mutamimah (2008) dalam

Yuniasih et al.,(2013) menemukan bahwa terjadi tunneling oleh

pemilik mayoritas terhadap pemilik minoritas melalui strategi merger

dan akuisisi.

Lo et al., (2010) menemukan bahwa konsentrasi kepemilikan oleh

pemerintah berpengaruh pada keputusan transfer pricing. Aharony et

al., (2010) menemukan bahwa tunneling incentive setelah initial public

offering (IPO) berhubungan dengan penjualan hubungan istimewa

sebelum IPO.

Page 56: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

38

Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Marfuah dan Andri

(2014) menunjukan bahwa Tunneling Incentive berpengaruh Positif

terhadap Transfer Pricing. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian

dari Yuniasih et al., (2013) yang menunjukan bahwa Tunneling

Incentive memiliki pengaruh dalam keputusan Transfer Pricing. Agnes

W. Y Lo, Raymond M.K. W, and Michael F (2010) juga

mendeskripsikan bahwa tunneling berpengaruh terhadap perilaku

transfer pricing perusahan di China.

Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis alternatif sebagai

berikut:

H2: Tunneling Incentives berpengaruh terhadap Keputusan Transfer

Pricing

3. Pengaruh Intangible Assets terhadap Keputusan Transfer Pricing

Research & Development yang merupakan bagian intangible assets

juga dikenal sebagai salah satu faktor strategis bagi perusahaan dalam

memahami hubungan antara intensitas R&D terhadap kinerja perusahaan

karena akan berdampak pada kebijakan strategis yang diambil oleh

perusahaan termasuk keputusan perusahaan dalam melakukan transfer

pricing.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Grubert (2008) dalam

Grant, et al. (2013) menemukan bahwa resiko agresivitas transfer pricing

meningkat karena terdapat perbedaan dalam interpretasi penilaian harga

Page 57: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

39

transfer, dan kesulitan bagi perusahaan adalah untuk mendefinisikan

dengan tepat transaksi mengenai harta tidak berwujud. Sedangkan

penelitian yang dilakukan oleh Grant, et al. (2013), diduga bahwa

intangible asset berpengaruh terhadap keputusan melakukan transfer

pricing. Sehingga dalam penelitian ini hipotesis yang dirumuskan adalah

sebagai berikut

H3: Intangible Assets berpengaruh terhadap Keputusan Transfer Pricing

D. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar

2.1 sebagai berikut:

Page 58: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

40

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Pengaruh Debt Covenant, Tunneling Incentive dan Intangible Assets

terhadap keputusan transfer pricing perusahaan

Basis Teori:

Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori Akuntansi Positif

Variabel Independen Variabel Dependen

Debt Covenant (X1)

(Ria, et al.,2017)

Tunneling Incentive (X2)

(Yuniasih, et al.,2013)

Intangible Assets (X3)

(Richardson, et al.,2013)

Transfer Pricing (Y)

(Yuniasih, et al.,2013)

Model Analisis: Regresi Logisitik

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Adanya kemungkinan tindakan penyelewengan dalam penggunaan

kebijakan transfer pricing pada perusahaan di Indonesia berhubungan

dengan transaksi yang memiliki hubungan istimewa

Page 59: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Metode ini menggunakan metode data kuantitatif. Penelitian ini

bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang digunakan untuk

menjelaskan pengaruh variable independen, yaitu Debt Covenant, Tunneling

Incentive dan Intangible Assets terhadap variable dependen, yaitu Keputusan

Transfer Pricing. Untuk memfokuskan penelitian, maka ruang lingkup

penelitian difokuskan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2014-2016.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi dan Sampel

Setelah menentukan ruang lingkup penelitian, peneliti selanjutnya

menentukan populasi yang akan di uji. Penelitian ini dilakukan pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sebagian

besar penanaman modal asing dilakukan pada perusahaan yang bergerak di

bidang manufaktur dan mempunyai kaitan intern perusahaan yang cukup

substansial dengan induk perusahaan di luar negeri (Gunadi, 1994 dalam

Yuniasih, 2013). Sedangkan sampel yang akan diuji dalam penelitian ini

adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2014-2016.

41

Page 60: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

42

2. Metode Pengambilan Sampel

Sampel dalam penelitian ini menggunakan metoda purposive sampling

dengan kriteria sebagai berikut:

a. Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia selama tahun 2014-2016.

b. Perusahaan yang laporan keuangannya tersedia di website BEI periode

2014-2016

c. Perusahaan sampel dikendalikan oleh perusahaan asing dengan

persentase kepemilikan 20% atau lebih. Hal ini sesuai dengan PSAK No.

15 yang menyatakan bahwa pemegang saham pengendali adalah pihak

yang memiliki saham atau efek yang bersifat ekuitas sebesar 20% atau

lebih.

C. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode dokumenter, yaitu teknik pengambilan data dengan cara

mengumpulkan, mencatat dan mengkaji data sekunder yang berupa laporan

keuangan perusahaan manufaktur yang dipublikasikan oleh Bursa

Efek Indonesia. Serta dari berbagai buku pendukung dan sumber lainnya

yang berhubungan dengan transfer pricing. Data sekunder dalam penelitian

ini berupa laporan keuangan yang diperoleh dari www.idx.co.id yang berupa

laporan keuangan tahunan yang telah diaudit (audited financial statement).

Page 61: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

43

D. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis kuantitatif. Dimana alat analisis dalam penelitian ini adalah analisis

model logit atau regresi logistik (logistic regression) dengan bantuan

program IBM Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi 24.

Penelitian ini menggunakan regresi logistik karena variabel dependen dalam

penelitian ini bersifat dikotomi atau dummy yang mana diproksikan dengan

penjualan kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa. Dalam hal ini

maka dapat dianalisis dengan menggunakan regresi logistik (logistic

regression) karena tidak memerlukan asumsi normalitas data dalam variabel

bebasnya (Ghozali,

2016:321). Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini akan diolah dengan

menggunakan analisis berbagai uji statistik sebagai berikut:

1. Uji Statistik Deskriptif

a. Uji Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu

data

yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,

maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness

(kemencengan distribusi) (Ghozali, 2016). Uji deskriptif yang

digunakan, antara lain rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum

dan minimum. Statistik deskriptif mampu menyajikan ukuran-

ukuran numerik yang sangat penting bagi data sampel, sehingga

Page 62: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

44

secara konstektual dapat lebih mudah dimengerti oleh

pembaca.

b. Uji Frekuensi

Frekuensi deskriptif adalah susunan data menurut kelas-kelas

tertentu atau pengelompokkan data ke dalam kategori yang

menunjukan banyaknya data dalam setiap kategori, dan setiap data

tidak dapat dimasukkan ke dalam dua atau lebih kategori.

2. Analisis Regresi Logistik

Alat analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian

adalah analisis regresi logistik (Logistic Regression). Teknik ini

digunakan karena variabel dependen dalam penelitian ini yaitu transfer

pricing bersifat dikotomus atau merupakan variabel dummy. Analisis

regresi logistik merupakan alat analisis yang digunakan untuk mengukur

seberapa jauh pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Dalam analisis regresi logistik tidak memerlukan uji asumsi

klasik karena didalam analisis regresi logistik dihasilkan suatu

analisis model fit yang menggambarkan apakah data dari penelitian

ini baik untuk digunakan dalam penelitian (Ghozali, 2016:328). Uji yang

dilakukan dalam uji regresi logistik adalah sebagai berikut:

a. Menilai Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Page 63: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

45

Langkah pertama adalah menilai overall fit model terhadap data.

Beberapa tes uji statistik diberikan untuk melakukan penilaian

terhadap hal ini. Hipotesis yang digunakan untuk menilai model fit

ini adalah:

H0: Model yang dihipotesakan fit dengan data

HA: Model yang dihipotesakan tidak fit dengan data

Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesa

nol agar supaya model fit dengan data. Statistik yang digunakan

berdasarkan pada fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah

probabilitas bahwa model yang dihipotesakan menggambarkan data

input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L

ditransformasikan menjadi -2LogL. Penurunan likelihood (-2LL)

menunjukkan model regresi yang baik atau dengan kata lain model

yang dihipotesikan fit dengan data.

b. Uji Koefisien Determinasi

Cox dan Snell’s R square merupakan ukuran yang mencoba

meniru ukuran R² pada multiple regression yang didasarkan pada

teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1

(satu) sehingga sulit diinterpretasikan. Nagelkerke’s R square

merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk

memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) samapai 1 (satu).

Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell R²

dengan nilai maksimumnya. Nilai nagelkerke’s R² dapat

Page 64: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

46

diintrepretasikan seperti nilai R² pada multiple regression. Nilai

nagelkerke’s R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

bebas dalam menjelaskan variabel-variabel terikat sangat terbatas.

Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel bebas memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen.

c. Uji Kelayakan Model Regresi

Uji Hosmer dan Lemeshow digunakan untuk menguji hipotesis

nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada

perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat

dikatakan fit). Jika nilai Hosmer and Lemeshow Goodness-of-fit test

statistics sama dengan atau kurang dari 0,05 maka hipotesis nol

ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan42

nilai observasinya sehingga goodness fit model tidak baik karena

model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik

Hosmer and Lemeshow Goodness-of-fit lebih besar dari 0,05 maka

hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu

memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat

diterima karena cocok dengan data observasinya.

d. Uji Matriks Klasifikasi

Uji matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksidari

model

regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan dalam

Page 65: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

47

membuat keputusan transfer pricing. Kekuatan prediksi dari model

regresi untuk memprediksi kemungkinan terjadinya variabel terikat

dinyatakan dalan persen.

e. Pengujian Hipotesis Penelitian

Estimasi parameter menggunakan Maximum Likelihood

Estimation (MLE).

Ho = b1 = b2 = b3 = … = bi = 0

Ho ≠ b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ … ≠ bi ≠ 0

Hipotesis nol menyatakan bahwa variabel independen (X) tidak

memiliki pengaruh terhadap variabel dependen yang diperhatikan

dalam populasi. Pengujian terhadap hipotesis dilakukan

menggunakan α = 5%. Kaidah pengambilan keputusan adalah:

1) Jika nilai probabilitas (sig.) < α = 5% maka hipotesis alternatif

di dukung.

2) Jika nilai probabilitas (sig.) > α = 5% maka hipotesis alternatif

tidak di dukung

f. Model Regresi Logistik yang Terbentuk

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi

logistik

dengan melihat pengaruh Debt Covenant, Tunneling Incentive dan

Intangible Assets terhadap keputusan perusahaan melakukan

transfer pricing. Adapun model regresi dalam penelitian ini adalah:

Page 66: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

48

TP = α + β1DEBT + β2 TUN + β3 INTANG + ε

Keterangan:

TP = Transfer Pricing, 1 untuk perusahaan yang

melakukan transaksi ke pihak yang memiliki

hubungan istimewa, 0 untuk perusahaan yang

melakukan transaksi ke pihak yang tidak memiliki

hubungan istimewa.

α = Konstanta

DEBT = Debt Covenant

TUN = Tunneling Incentive

INTANG = Intangible Assets

ε = Koefisien Error

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Untuk menguji hipotesis yang diajukan, variabel yang diteliti dalam

penelitian ini diklasifikasian menjadi variabel dependen dan variabel

independen yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Transfer Pricing (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan

perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Dalam penelitian

Yuniasih et al., (2013) Transfer pricing dihitung dengan pendekatan

dikotomi yaitu dengan melihat keberadaan penjualan kepada pihak yang

mempunyai hubungan istimewa. Perusahaan yang melakukan penjualan

Page 67: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

49

kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa diberi nilai 1 dan

yang tidak diberi nilai 0.

2. Debt Covenant (X1)

Kontrak hutang jangka panjang (Debt Covenant) merupakan

perjanjian

untuk melindungi pemberi pinjaman dari tindakan-tindakan manajer

terhadap kepentingan kreditur, seperti pembagian dividen yang

berlebihan, atau membiarkan ekuitas berada dibawah tingkat yang telah

ditentukan. Debt covenant diproksikan dengan rasio hutang atau rasio

leverage (Rosa et al., 2017). Dalam penelitian ini jenis rasio leverage

yang digunakan adalah menggunakan rasio DER yaitu perbandingan

antara total hutang dengan total ekuitas. Debt to Equity Ratio adalah

rasio yang digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas. Rasio ini

menggambarkan perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan

perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri perusahaan

untuk memenuhi kewajibannya.

3. Tunneling Incentive (X2)

Secara konseptual Tunneling incentive diproksikan dengan

persentase kepemilikan saham di atas 20% sebagai pemegang saham

Debt to Equity Ratio = 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐇𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠

𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐄𝐤𝐮𝐢𝐭𝐚𝐬

Page 68: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

50

pengendali oleh perusahaan asing (Yuniasih et al.,2013). Mutamimah

(2008) menjelaskan bahwa kriteria struktur kepemilikan terkonsentrasi

didasarkan pada UU Pasar Modal No. IX.H.1, yang menjelaskan

pemegang saham pengendali adalah pihak yang memiliki saham atau

efek yang bersifat ekuitas sebesar 20% atau lebih. PSAK No. 15 juga

menyatakan tentang pengaruh signifikan yang dimiliki oleh pemegang

saham dengan persentase 20% atau lebih.

4. Intangible Assets (X3)

Asset tidak berwujud dapat digolongkan menjadi asset tidak

berwujud yang dapat diidentifikasi (identifiable intangible asset) dan

asset tidak berwujud yang tidak teridentifikasi (unidentifiabke intangible

asset). Research and Development (R&D) merupakan bagian dari asset

tidak berwujud yang berupa kegiatan penelitian dan pengembangan

yang memiliki kepentingan komersial dalam kaitannya dengan riset

ilmiah murni dan pengembangan aplikatif di bidang teknologi. (Lu

et al., 2010 dalam Kurniawan & Mertha 2016).

Pengukuran variabel asset tidak berwujud dilakukan dengan

Variabel penelitian dan pengembangan dilambangkan dengan R&D

(research and development) menggunakan pengukuran dengan

variabel dummy, dimana jika perusahaan menyajikan biaya

TUN = 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐊𝐞𝐩𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐓𝐞𝐫𝐛𝐞𝐬𝐚𝐫

𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐁𝐞𝐫𝐞𝐝𝐚𝐫

Page 69: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

51

penelitian dan pengembangan dalam laporan keuangannya, maka

skornya adalah 1. Jika tidak, maka skornya adalah 0 (Trisnajuna dan

Sisdyani 2015)

Tabel 3.1

Operasional Variabel

Variabel Indikator Skala

pengukuran

Debt Covenant

(X1)

(Rosa, 2017)

Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio = Total Hutang

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

Rasio

Tunneling

Incentive (X2)

(Yuniasih et al.,

2013)

TUN = 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐊𝐞𝐩𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐓𝐞𝐫𝐛𝐞𝐬𝐚𝐫

𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐁𝐞𝐫𝐞𝐝𝐚𝐫

Rasio

Intangible

Assets (X3)

(Trisnajuna

dam sisdyani,

2015)

1= Adanya pengeluaran riset dan

pengembangan pada Laporan

Keuangan

0= Tidak terdapat pengeluaran

riset dan pengembangan pada

Laporan Keuangan

Nominal

Keputusan

melakukan

Transfer

Pricing (Y)

(Yuniasih et al.,

2013)

1= Adanya transaksi kepada

pihak yang memiliki

hubungan istmewa

0= tidak adanya transaksi

kepada pihak yang memiliki

hubungan istmewa

Nominal

Page 70: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

52

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Penelitian

Penelitian ini menggunakan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) periode 2014 – 2016 sebagai populasi. Fokus penelitian

ini adalah ingin mengetahui pengaruh antara debt dovenant, tunneling incentive

dan intangible assets terhadap keputusan transfer pricing pada perusahaan.

Perusahaan sektor manufaktur adalah salah satu dari tiga sektor yang

terdapat di Bursa Efek Indonesia yakni (1) sektor pertama yang terdiri dari sub

sektor agrikultur dan pertambangan, (2) sektor kedua yang terdiri dari

subsektor basic industry kimia, sektor industri aneka macam serta sektor

barang konsumsi, dan (3) sektor ketiga terdiri dari sub sektor property dan real

estate, sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi, sektor keuangan serta

sektor perdagangan, jasa dan investasi. Perusahan manufaktur merupakan jenis

perusahaan yang memproduksi barang dari bahan baku menjadi barang jadi

yang siap didistribusikan kepada konsumen.

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk menentukan sampel

adalah metode purposive sampling dimana penelitian ini mengindikasikan

bahwa sampel yang digunakan merupakan representasi dari populasi yang ada,

serta sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian mengambil sampel selama tiga

tahun yakni tahun 2014 hingga 2016. Data yang digunakan yakni diambil dari

laporan keuangan tahunan perusahaan pada tahun 2014, 2015 dan 2016 yang

di akses dalam situs www.idx.co.id.

52

Page 71: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

53

Adapun tahapan proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah

ditetapkan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Tahap Penyeleksian Sampel dengan Kriteria

No Kriteria Jumlah

1 Jumlah perusahaan terdaftar di BEI tahun 2014-2016 146

2 Perusahaan yang laporan keuangannya tidak tersedia

di website BEI (21)

3

Perusahaan sampel yang tidak dikendalikan oleh

perusahaan asing dengan presentase kepemilikan

20% atau lebih (73)

4 Data Outlier (13)

Jumlah Sampel dalam Setahun 39

Jumlah Sampel selama 3 tahun (39 x 3 tahun) 117

Sumber: Data Sekunder yang diolah

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model

regresi logistik (logistic regression). Tujuannya untuk memperoleh

gambaran menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen yaitu debt

covenant, tunneling incentive dan intangible assets terhadap variabel

dependen yaitu keputusan transfer pricing pada perusahaan.

Page 72: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

54

a. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Tabel 4.2

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Min. Max. Mean Std.

Deviation

DEBT 117 ,153 2,560 ,85416 ,549210

TUN 117 ,205 ,952 ,52934 ,225270

INTANG 117 0 1 ,26 ,439

Valid N

(listwise)

117

Sumber: Output SPSS

Tabel 4.2 menggambarkan hasil statistik deskriptif seluruh

variabel independen dalam penelitian. Tujuan dari hasil uji statistik

deskriptif adalah untuk melihat kualitas data penelitian yang

ditunukan dengan angka atau nilai yang terdapat pada mean dan

standar deviasi. Apabila mean menunjukan angka yang lebih besar

dibandingkan standar deviasi, maka dapat dikatakan kualitas data

menjadi lebih baik.

Berdasarkan table 4.2 nilai statistik deskriptif untuk variabel

debt covenant (DEBT) menunjukan bahwa nilai rata-rata (mean)

sebesar 0,85416 atau 85,4%. Hal tersebut menunjukan Debt

Covenant yang diproksikan dengan rasio Debt to Equity Ratio

(DER) bahwa rata-rata perusahaan sampel memiliki DER sebesar

85,4%. Sedangkan untuk nilai minimum, maksimum, dan standar

deviasi pada variabel ini adalah 0,153, 2,560 dan 0,549210.

Page 73: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

55

Variabel tunneling incentive (TUN) menunjukan bahwa nilai

rata-rata (mean) adalah sebesar 0,52934 atau 52,9%. Hal ini

menunjukan bahwa tunneling incentive yang diproksikan dengan

kepemilikan saham oleh pihak asing pada perusahaan yang

terdaftar di BEI tahun 2014-206 adalah rata-rata sebesar 52,9%.

Sedangkan untuk nilai minimum, maksimum dan standar deviasi

pada variabel ini adalah 0,205, 0,952 dan 0,225270

Variabel intangible assets (INTANG) menunjukan bahwa nilai

rata-rata (mean) adalah sebesar 0,26 atau 26%. Hal tersebut

menunjukan bahwa 26% perusahaan mencantumkan pengeluaran

research & development pada laporan keuangannya. Sedangkan

untuk nilai minimum, maksimum dan standar deviasi pada variabel

ini adalah 0, 1 dan 0,439.

Page 74: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

56

b. Hasil Uji Frekuensi

Tabel 4.3

Hasil Uji Frekuensi Transfer Pricing

Sumber: Output SPSS

Berdasarkan hasil tabel 4.3 menunjukan bahwa distribusi

frekuensi untuk variabel transfer pricing ditunjukan dengan

adanya transaksi penjualan pada pihak yang memiliki relasi atau

hubungan istimewa. Dari 117 sampel perusahaan, ada 9

perusahaan yang tidak melakukan praktik transfer pricing atau

sekitar 7,7% dan sisanya sebesar 108 perusahaan melakukan

praktik transfer pricing yang dibuktikan dengan adanya penjualan

kepada pihak yang memiliki relasi dengan persentase 92,3%.

Perbandingan tersebut menunjukan bahwa perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI lebih banyak yang melakukan praktik

TP

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

V

a

l

i

d

TIDAK ADA

TRANSAKSI

PIHAK

BERELASI

9 7,7 7,7 7,7

ADA

TRANSAKSI

PIHAK

BERELASI

108 92,3 92,3 100,0

Total 117 100,0 100,0

Page 75: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

57

transfer pricing dibandingkan dengan perusahaan yang tidak

melakukan praktik transfer pricing.

2. Hasil Analisis Regresi Logistik

Regresi Logistik digunakan untuk mengukur seberapa jauh

pengaruh variabel debt covenant, tunneling incentive dan intangible

assets terhadap variabel transfer pricing yang bersifat dikotomus atau

merupakan variabel dummy (adanya transaksi kepada pihak berelasi).

Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan tingkat

signifikansi (α) sebesar 5% atau 0,05. Hosmer and Lemeshow’s

Godness Fit Test digunakan untuk menilai kelayakan model regresi

yang digunakan. Uji yang dilakukan dalam uji regresi logistik adalah

sebagai berikut (Ghozali, 2016):

a. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Pengujian ini dilakukan unyuk mengetahui apakah model fit

dengan data baik sebelum maupun setelah variabel independen

dimasukan ke dalam model. Pengujian dilakukan dengan

membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood (-2LL) pada awal

(Block Number=0) dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada

akhir (Block Number =1). Adanya penurunan nilai -2LL

menunjukan bahwa model regresi yang baik atau model yang

dihipotesiskan fit dengan data. Berikut ini disajikan data hasil uji

kesesuaian keseluruhan model:

Page 76: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

58

Tabel 4.4

Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model

Sumber: Output SPSS

Berdasarkan table 4.4 menunjukan bahwa nilai Block Number

=0 (nilai awal) model yang hanya memasukan konstanta

mempunyai nilai -2LL sebesar 63.458. Sedangkan pada Block

Number =1 (nilai akhir) mengalami penurunan setelah masuknya

beberapa variabel independen dalam penelitian, nilai -2LL menjadi

47.654. Penurunan ini menunjukan bahwa model regresi yang baik

dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data, artinya

penambahan variabel independen yaitu debt covenant, tunneling

incentive dan intangible assets akan memperbaiki model fit

penelitian ini.

b. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa

besar variabilitas variabel-variabel independen mampu

memperjelas variabel-variabel dependen. Koefisien determinasi

pada regresi logistic dapat dilihat pada nilai Nagelkerke R Square.

Berikut hasil pengujian koefisien determinasi:

Keterangan -2 Log Likelihood

Block Number = 0 63.458

Block Number = 1 47.654

Page 77: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

59

Tabel 4.5

Hasil Pengujian Koefisien Determinasi

Step -2 Log

likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 47,654a 0,126 0,302

Sumber: Output SPSS

Berdasarkan table 4.5 menunjukan bahwa nilai Nagelkerke R

Square adalah 0,302 yang berarti variabel dependen yang dapat

dijelaskan oleh variabel independen seperti debt covenant,

tunneling incentive, dan intangible assets adalah sebesar 30,2%

dan sisanya sebesar 69,8% dijelaskan oleh variabel-variabel lain

seperti pajak (Refgia, 2017), kepemilikan asing (Refgia, 2017),

skema bonus (Nurjanah et al., 2014), ukuran perusahaan (Nurjanah

et al., 2014), profitabilitas (Grant et al., 2013) serta variabel-

variabel lain yang berada di luar model penelitian.

c. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi

Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test digunakan

untuk menilai kelayakan model regresi yang digunakan. Model ini

untuk menguji hipotesis nol bahwa data empiris sesuai dengan

model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga

model dapat dikatakan fit (Ghozali, 2016: 329). Berikut ini

disajikan data hasil pengujian kelayakan model regresi.

Page 78: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

60

Tabel 4.6

Hasil Uji Kelayakan Model Regresi

Sumber: Output SPSS

Tabel 4.6 menunjukan bahwa nilai Chi-Square sebesar 6,493

dengan signifikansi (p) sebesar 0,592. Berdasarkan hasil tersebut,

karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (p > 0,05) maka

model dapat disimpulkan mampu memprediksi model

observasinya atau model dapat dikatakan fit dengan data dan

model dapat diterima sehingga model ini dapat digunakan untuk

analisis selanjutnya.

d. Hasil Uji Matriks Klasifikasi

Matriks klasifikasi menunjukan kekuatan prediksi dari model

regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan membuat

keputusan transfer pricing. Tabel klasifikasinya menghitung

estimasi yang benar (correct) dan salah (incorrect). Hasil uji

matriks klasifikasi ditunjukan pada table 4.7 berikut ini:

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 6,493 8 ,592

Page 79: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

61

Tabel 4.7

Hasil Uji Matriks Klasifikasi

Classification Tablea

Observed Predicted

TP

Percentage

Correct

TIDAK ADA

TRANSAKSI

PIHAK

BERELASI

ADA

TRANSAKSI

PIHAK

BERELASI

Step 1 TP TIDAK

ADA

TRANS

AKSI

PIHAK

BEREL

ASI

0 9 ,0

ADA

TRANS

AKSI

PIHAK

BEREL

ASI

1 107 99,1

Overall

Percentage

91,5

a. The cut value is ,500

Sumber: Output SPSS

Berdasarkan table 4.7 diatas menunjukan bahwa kekuatan

model regresi dalam memprediksi tingkat prediksi model adalah

sebesar 91,5% dimana 0,0% tidak ada transfer pricing dan 99,1%

ada transaksi transfer pricing telah mampu diprediksi oleh model.

Artinya kemampuan prediksi dari model dengan variabel debt

covenant, tunneling incentive, dan intangible assets secara statistik

memprediksi sebesar 99,1%.

Page 80: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

62

Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi

kemungkinan terjadinya transaksi pada pihak berelasi adalah

sebesar 99,1%. Hal ini menunjukan bahwa dengan menggunakan

model regresi yang digunakan terdapat 116 perusahaan (99,1%)

diprediksi melakukan transfer pricing dari 117 perusahaan yang

melakukan transfer pricing. Kekuatan prediksi model perusahaan

yang dinyatakan tidak melakukan transaksi transfer pricing adalah

sebesar 0,0% yang berarti bahwa dengan model regresi yang

digunakan terdapat hampir tidak ada perusahaan yang tidak

melakukan transaksi transfer pricing. Sehingga secara keseluruhan

ketepatan klasifikasi sebesar 91,5%.

e. Hasil Uji Hipotesis dan Model Regresi Logistik yang

Terbentuk

Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan

antara nilai probabilitas (sig). Apabila angka signifikansi

menunjukan angka yang lebih kecil terlihat 0,05 maka koefisien

regresi adalah signifikan pada tingkat 5%. Hal tersebut berarti H0

ditolak dan H1 diterima, yang menunjukan bahwa variabel

independen berpengaruh secara signifikan terhadap terjadinya

variabel dependen.

Hasil pengujian memberikan model regresi logistik yang

terbentuk yang disajikan pada tabel dibawah ini:

Page 81: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

63

Tabel 4.8

Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik

Variabel B Sig.

Step 1a Debt Covenant -,686 ,319

Tunneling Incentive 11,361 ,009

Intangible Assets -,392 ,640

Constant -1,208 ,444

Sumber: Output SPSS

Hasil pengujian terhadap koefisien regresi logistik

menghasilkan model berikut ini:

TP= -1,208 – 0,686 DEBT + 11,361 TUN – 0,392 INTANG + ɛ

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukan bahwa variabel debt

covenant sebagai variabel independen memiliki koefisien regresi

negative sebesar -0,686 dengan tingkat signifikansi 0,319 yang

berada diatas 0,05 (5%). Karena tingkat signifikansi lebih besar

dari α=5% maka hipotesis kesatu (H1) ditolak yang berarti debt

covenant tidak berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing.

Variabel tunneling incentive sebagai variabel independen

memiliki koefisiensi regresi positif sebesar 11,361 dengan tingkat

signifikansi 0,009 yang berada dibawah 0,05 (5%). Karena tingkat

signifikansi lebih kecil dari α= 5% maka hipotesis kedua (H2)

diterima, artinya tunneling incentive berpengaruh terhadap

keputusan transfer pricing.

Page 82: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

64

Variabel intangible assets memiliki koefisiensi regresi

negative sebesar -0,392 dengan tingkat signifikansi 0,640 yang

berada diatas 0,05 (5%). Karena tingkat signifikansi lebih besar

dari α= 5% maka hipotesis ketiga (H3) tidak diterima yang berarti

intangible assets tidak berpengaruh terhadap keputusan transfer

pricing.

C. Pembahasan

1. Pengaruh Debt Covenant terhadap Keputusan Transfer Pricing pada

Perusahaan Manufaktur

Berdasarkan hasil uji regresi logistik diatas, dapat diketahui besarnya

koefisien regresi negatif dengan tingkat signifikansi yang berada diatas

0,05. Oleh karena itu hipotesis pertama yang menyatakan bahwa debt

covenant berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing pada

perusahaan manufaktur ditolak. Adapun nilai beta yang dihasilkan

menunjukan bahwa terdapat hubungan negatif antara debt covenant

dengan keputusan transfer pricing pada perusahaan manufaktur, yaitu

dimana semakin meningkatnya debt to equity ratio maka semakin

menurunnya keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian dari Sundari dan Yugi

(2016) dimana dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi debt to equity

ratio pada perusahaan tidak mempengaruhi keputusan transfer pricing

pada perusahaan. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Lubab

(2015) yang menyatakan bahwa debt covenant tidak berpengaruh terhadap

Page 83: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

65

keputusan transfer pricing, dimana pada perusahaan besar system

pengontrolan dan pengawasannya lebih ketat, dikarenakan laporan

keuangannya akan di publikasikan.

Namun hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Rosa et., al

(2017) yang menyatakan bahwa debt covenant berpengaruh terhadap

transfer pricing. Hasil penelitian ini juga tidak mendukung teori akuntansi

positif yang mengusulkan hipotesis perjanjian hutang bahwa makin dekat

suatu perusahaan terhadap pelanggaran pada akuntansi yang didasarkan

pada kesepakatan hutang, maka kecenderungannya adalah semakin besar

kemungkinan manajer perusahaan memilih prosedur akuntansi dengan

perubahan laba yang dilaporkan dari periode masa depan ke periode masa

kini.

2. Pengaruh Tunneling Incentive terhadap Keputusan Transfer Pricing

pada Perusahaan Manufaktur

Hasil uji regresi logistik menunjukan bahwa tunneling incentive

(TUN) sebagai variabel independen memiliki koefisien regresi positif

dengan tingkat signifikansi yang berada dibawah 0,05 (5%). Dengan

demikian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa tunneling incentive

berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing pada perusahaan

diterima. Semakin besar tunneling maka semakin tinggi keputusan

perusahaan untuk melakukan transfer pricing.

Page 84: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

66

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Yuniasih et al., (2012) yang menyatakan bahwa tunneling incentive

berpengaruh positif terhadap keputusan transfer pricing. Hasil

penenelitian ini juga konsisten dengan penelitian Noviastika et al., (2016)

yang mengatakan bahwa perusahaan yang memiliki kepemilkan saham

terkonsentrasi pada satu pihak atau satu kepentingan cenderung akan

melakukan tunneling di dalamnya dengan cara melalui transfer pricing.

Transaksi transfer pricing itu dilakukan dengan melalui penjualan antar

perusahaan terafiliasi.

Sejalan dengan penelitian oleh Marfuah dan Andri (2014) yang

mengatakan bahwa Tunneling pada struktur kepemilikan yang

terkonsentrasi disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, pemegang

saham mayoritas mempunyai insentif dan kemampuan untuk melakukan

transaksi-transaki dengan harga tertentu. Kedua, lemahnya perlindungan

hak-hak pemegang saham minoritas. Dan yang ketiga yaitu pemegang

saham mayoritas memiliki kekuatan (power) untuk mempengaruhi

manajemen dalam membuat keputusan-keputusan yang hanya

memaksimumkan kepentingkan pemegang saham minoritas.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Rosa et al., (2017) yang

menyatakan bahwa tunneling incentive tidak berpengaruh terhadap

transfer pricing. Ia juga menyatakan bahwa transaksi pihak terkait lebih

umum digunakan untuk tujuan transfer kekayaan daripada pembayaran

dividen karena perusahaan yang terdaftar harus mendistribusikan dividen

Page 85: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

67

kepada perusahaan induk dan pemegang saham minoritas lainnya. Kondisi

yang unik dimana kepemilikan saham di Indonesia cenderung

terkonsentrasi sehingga ada kecenderungan pemegang saham mayoritas

untuk melakukan tunneling (Rosa et al., 2017).

Semakin besar kepemilikan saham yang dimiliki maka semakin besar

kemungkinan untuk melakukan transfer pricing. Hal ini dikarenakan jika

perusahaan anak membeli persediaan kepada perusahaan induk dengan

harga diatas rata-rata maka memberikan keuntungan yang lebih bagi si

perusahaan induk sebagai pemegang saham mayoritas. Namun atas

transaksi tersebut, pemegang saham minoritas akan merasa dirugikan

karena berkurangnya dividen yang diterima atas besarnya pembebanan

biaya transaksi tersebut.

3. Pengaruh Intangible Assets terhadap Keputusan Transfer Pricing

pada Perusahaan Manufaktur

Berdasarkan hasil pengujian diatas, dapat diketahui bahwa besarnya

koefisien regresi variabel intangible assets menunjukan angka koefisien

regresi negatif dengan tingkat signifikansi diatas 0,05 (5%). Oleh karena

itu hipotesis ketiga yang menyataan bahwa intangible assets berpengaruh

terhadap keputusan transfer pricing pada perusahaan manufaktur ditolak

yang berarti intangible assets tidak berpengaruh terhdap keputusan

transfer pricing pada perusahaan manufaktur.

Page 86: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

68

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Kurniawan dan

Mertha (2016) dan Santoso (2016) dimana dapat disimpulkan bahwa

investor menilai perusahaan dengan murni mempertimbangkan atau

melihat tingginya intensitas research and development dan nilai asset tidak

berwujud yang tinggi tanpa memperhatikan peningkatan kinerja keuangan

perusahaan yang diperoleh dari pemanfaatan asset tidak berwujud yang

dimiliki perusahaan.

Hasil penelitian oleh Santoso (2016) mengatakan bahwa rendahnya

pelaporan biaya penelitian dan pengembangan di Indonesia disebabkan

karena ketidak konsistenan standar akuntansi mengenai perlakuan dan

pelaporan R&D di dalam laporan keuangan tahunan perusahaan, sehingga

informasi yang di peroleh dianggap kurang relevan dalam strategi

pengambilan keputusan bagi investor.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Deanti (2017) yang menyatakan bahwa intangible assets tidak

berpengaruh signifikan terhadap keputusan perusahaan dalam melakukan

transfer pricing.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian dari Grant et

al., (2013) yang menyatakan bahwa intangible assets berpengaruh positif

terhadap transfer pricing aggressiveness dengan variabel kontrol sektor

industri.

Dari sampel yang digunakan dalam penelitian ini, jumlah perusahaan

yang melaporkan biaya penelitian dan pengembangan di Indonesia masih

Page 87: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

69

sangat rendah. Hal tersebut ditunjukan dari timpangnya perbandingan

jumlah perusahaan yang melaporkan dan yang tidak melaporkan biaya

penelitian dan pengembangan di dalam laporan keuangannya.

Page 88: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

70

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014 – 2016 dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Debt covenant tidak berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing.

Penelitian ini konsisten dengan penelitian Sundari dan Yugi (2016) dan

Lubab (2015). Namun hasil penelitian ini tidak konsisten dengan

penelitian Rosa et al., (2017).

2. Tunneling incentive berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing. .

Penelitian ini konsisten dengan penelitian Yuniasih et al., (2012),

Noviastika et al., (2016), Marfuah dan Andri (2014). Namun hasil

penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Rosa et al., (2017).

3. Intangible assets tidak berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing.

Penelitian ini konsisten dengan penelitian dari Deanti (2017), Kurniawan

dan Mertha (2016), dan Santoso (2016). Namun hasil penelitian ini tidak

konsisten dengan penelitian Grant et al., (2013).

B. Implikasi Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan

tambahan kontribusi berupa informasi terkait faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi keputusan transfer pricing pada perusahaan manufaktur.

70

Page 89: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

71

Adapun faktor yang mempengaruhi keputusan transfer pricing perusahaan

manufaktur pada penelitian ini adalah tunneling incentive.

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi bagi para

eksekutif perusahaan untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong

kebijakan manajemen dalam mengambil keputusan transfer pricing. Hasil

penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai pengembangan

penelitian baru terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

transfer pricing perusahaan manufaktur.

C. Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin dapat

memicu kebiasan informasi atau ketidak akuratan hasil penelitian, diantaranya:

1. Penelitian ini hanya menguji variabel debt covenant, tunneling incentive

dan intangible assets . Variabel lain yang berpengaruh terhadap keputusan

transfer pricing perusahaan manufaktur seperti pajak (Thesa, 2017),

kepemilikan asing (Thesa, 2017), skema bonus (Nurjanah et al., 2014),

ukuran perusahaan (Nurjanah et al., 2014), profitabilitas (Grant et al.,

2013) dan lainnya tidak diuji dalam penelitian ini.

2. Periode penelitian yang digunakan hanya tiga tahun yaitu dari tahun 2014

sampai 2016.

3. Penelitian ini hanya berfokus pada sektor perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI sehingga sampel yang digunakan relatif sedikit yaitu

hanya 39 perusahaan.

Page 90: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

72

4. Dalam pengukuran intangible assets, peneliti menggunakan biaya riset dan

pengembangan sebagai variabel dummy.

5. Dalam mengukur transfer pricing, peneliti menggunakan proksi adanya

transaksi kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa yang dijadikan

sebagai variabel dummy.

6. Dari data yang diolah, banyak perusahaan yang tidak mencantumkan biaya

penelitian dan pengembangan dalam laporan keuangannya sehingga

memungkinkan adanya ketimpangan sebaran data yang dihasilkan.

D. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, penelitian ini diharapkan memberikan

kontribusi pada ilmu terkait akuntansi dan manajemen mengenai transfer

pricing. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi khazanah keilmuan

tambahan mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan

transfer pricing pada perusahaan manufaktur.

Penelitian mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang

lebih berkualitas dengan memperhatikan beberapa masukan sebagai berikut:

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel pengujian

lain faktor yang mempengaruhi keputusan transfer pricing seperti Tax

Planning dan Good Corporate Governance (GCG) serta menambah

variabel lain yang berkaitan dengan transfer pricing.

2. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan rentang waktu yang lebih

lama dengan harapan memberikan hasil yang lebih baik. Karena untuk

Page 91: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

73

menganalisis intangible assets sebaiknya dibutuhkan rentang waktu

penelitian yang lebih lama.

3. Penelitian selanjutnya menggunakan sampel selain perusahaan

manufaktur seperti seluruh sektor misalnya, untuk mengetahui seberapa

besar transaksi transfer pricing yang terdapat di perusahaan selain sektor

manufaktur.

4. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan proksi lain untuk

menggambarkan intangible assets sehingga memungkinkan adanya hasil

yang berbeda jika menggunakan proksi lain.

5. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan alternatif proksi

lain untuk variabel transfer pricing, seperti menggunakan nilai related

pasty transaction (RPT) yang terdapat pada laporan keuangan perusahaan

(Nurjanah, 2014).

6. Penelitian selanjutnya diharapkan memperoleh data yang lebih banyak

terkait perusahaan yang mencantumkan biaya penelitian dan

pengembangan di laporan keuangannya agar tidak terjadi ketimpangan

data.

Page 92: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

74

DAFTAR PUSTAKA

Aharony, Joseph, Jiwei Wang, dan Hongqi Yuan, “Tunneling as An Incentive for

Earnings Management During The IPO Process in China”, Journal of

Accounting and Public Policy, Vol. 29: 1-26, 2010.

Budiman, Judi dan Setiyono, “Pengaruh Karakter Eksekutif Terhadap

Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)”, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta,

2014.

Cariri, Anis, dan Imam Ghozali, “Teori Akuntansi”, Badan Penerbit Universitas

Diponegoro, 2003.

Claesens, S, D. Simeon, H.P.L Larry, “The Separation of Ownership and Control

in East Asia”, Journal of Financial Economics 81-112, 2000.

Colgan, P. Mc, “Agency Theory and Corporate Governance: A Review of the

Literature From a UK Perspective”, Working paper, 2001.

Deanti, Laskmita Rachmah, “Pengaruh Pajak, Intangible Assets, Leverage,

Profitabilitas, dan Tunneling Incentive Terhadap Keputusan Transfer Pricing

Perusahaan Multinasional Indonesia”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN

Jakarta, 2017.

F, Dwi Noviastika, Yuniadi Mayowan Mayowan, and Suhartini Karjo. "Pengaruh

Pajak, Tunneling Incentive, dan Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Indikasi Melakukan Transfer Pricing pada perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia", Jurnal Perpajakan, 2016

Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, BP

Undip, Semarang, 2016.

Gilson, R. J., dan J. N. Gordon, “Controlling Shareholders”,

Columbia Law School The Center for Law and Economic Studies 435,West

116th St. New York, NY 10027-7201 Working Paper No. 228, 2003.

Godfrey, J., Hodgson, Allan, Ann Tarca, Jane Hamilton, and Scott Holmes, "Accounting Theory 7 Edition", John Willey and Sons, Sydney, 1994

Hartati, Winda, Desmiyawati, dan Julita, “Tax Minimization, Tunneling Incentive

dan Mekanisme Bonus terhadap Keputusan Transfer Pricing Seluruh

Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia”, Universitas Riau, 2014.

Ikatan Akuntan Indonesia, PSAK No.7, Jakarta, 2014.

Januarti, Indira, “Pendekatan dan Kritik Teori Akuntansi Positif”, Universitas

Diponegoro, Semarang, 2007.

Jensen, Michael dan William H. Meckling, “Theory of The Firm: Managerial

Behavior Agency Cost and Ownerhsip Structure”, University of Rochester,

Rochester NY U.S.A, 1976.

Page 93: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

75

Johnson, S., R. La Porta, F. Lopez-de-Silanes, dan A. Shleifer, “Tunneling.

American Economic Review 90”, (2): 22-27, 2000.

Kontan. News. Maret 26, 2013. artikel diakses pada tanggal 15 Desember 2017, dari http://nasional.kontan.co.id/news/sengketa-pajak-toyota-motor-menantipalu-

hakim

Kurniawan, A Prawira, and I Made Mertha. "Kinerja Keuangan Sebagai

Pemediasi Pengaruh Intensitas Research and Development dan Aset Tidak

Berwujud pada Nilai Perusahaan", E-Journal Akuntansi Universitas

Udayana, 2016.

La Porta, R., F. Lopez-de-Silanes, A. Shleifer, dan R.W. Vishny, “Investor

Production and Corporate Governance”. Journal of Financial Economics.

Hlm. 3-27, 2000.

Lewellen, Katharina, “Financing Decisions When Managers Are Risk Averse”,

Mit Sloan School of Management, Working Paper, 2003.

Lo, W. Y. A., Raymond. M.K. W., and Micheal F. “Tax, Financial Reporting, and

Tunneling Incentive for Income Shifting: An Empirical Analysis of the Transfer

Pricing Behavior of Chinese-Listed Companies”, Journal of the American

Taxation Association Vol. 32 No. 2: hlm.1-26, 2010.

Low, Angie, “Managerial Risk-Taking Behavior and Equity-Based

Compensation”, Fisher College of Business Working Paper, 03-003, 2006.

Liu, Q., and Z. Lu, “Corporate Governance and Earnings Management in The

ChineseListed Companies: A Tunneling Perspective”, Journal of Corporate

Finance 13: hlm. 881–906, 2007

Lubab, Fikrul, “Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan

melakukan transfer pricing (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 – 2015), Journal Jurusan

Akuntansi, Universitas Trunojoyo, 2016.

Mangoting, Yenni. “Aspek Perpajakan dalam Praktek Transfer Pricing”,

Universitas Kristen Petra, 2000.

Marfuah, dan Andri Puren Noor Azizah, “Pengaruh Pajak, Tunneling Incentive

dan Exchange Rate pada Keputusan Transfer Pricing Perusahaan”, JAAI

Volume 18 No.2, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2014.

Mitton, “A Cross Firm Analysis of the Impact of Corporate Governance on The

East Asian Financial Crisis”, Journal of Financial Economics hlm.1-31, 2002.

Mutaminah, “Tunneling atau Value Added dalam Strategi Merger dan Akuisisi di

Indonesia”, Manajemen & Bisnis Vol. 7 No. 1, 2008.

Nikolaev, Valeri V, “Debt Covenant and Accounting Conservatism”, Journal of

Accounting Research Vol. 48. No.1 March, U.S.A, 2010.

Page 94: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

76

Nurjanah, Ika. Isnawati dan Sondakh, Antonius G. “Faktor Determinan Keputusan

Perusahaan Melakukan Transfer Pricing”. Universitas Lambung Mangkurat,

Banjarmasin, 2014.

Riahi, Ahmed, Belkaoui, “Accounting Theory,Ed. Fourth”, Thomson Learning,

2000.

Paligorova, Teodora, “Corporate Risk Taking and Ownership Structure”, Bank of

Canada Working Paper 2010-3, 2010.

Refgia, Thesa, “Pengaruh Pajak, Mekanisme Bonus, Ukuran Perusahaan,

Kepemilikan Asing, dan Tunneling Incentive terhadap Transfer Pricing

(Perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang listing di BEI tahun 2011-

2014)”, JOM Fekon Vol. 4 No.1, Universitas Riau, 2017

Richardson, Grant, Grantly Taylor, dan Roman Lanis, “Determinants of Transfer

Pricing Aggresiveness: Empirical Evidence from Australian Firms”, Journal

of Contemporary Accounting & Economics, Vol.9, hlm.136-150, 2013.

Rosa, Ria, Andini, Rita, dan Kharis Raharjo, “Pengaruh Pajak, Tunneling

Insentive, Mekanisme Bonus, Debt Covenant dan Good Corporate Governance

(GCG) terhadap Transaksi Transfer Pricing (Studi pada perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015)”, Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Pandanaran Semarang, 2017.

Sansing, R. C, “Economic Foundations of Valuation Discounts”. The Journal of

the American Taxation Association 21: hlm.28–38, 1999.

Santoso, Adi. "Analisis Investasi Corporate Social Responsibility dan Intensitas

Research and Development pada Perusahaan Go-Public." Publikasi

Ilmiah. 2016. https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/7334

Setiawan, Hadi, artikel diakses pada tanggal 15 Desember 2017, dari

http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/2014_kajian_pprf_Transfe r%20Pricing%20dan%20Risikonya%20Terhadap%20Penerimaan%20Ne

gara.pdf.

Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D”, Alfabeta, 2011.

Sundari, Bastyeba, dan Yugi Susanti, “Transfer Pricing Practices: Empirical

Evidence From Manufacturing Companies in Indonesia”, Faculty of

Economics Gunadarma University, Indonesia, 2016.

Trisnajuna, Made dan Eka Ardhani Sisdyani, “Pengaruh Aset Tidak Berwujud dan

Biaya Penelitian dan Pengembangan terhadap Nilai Pasar dan Kinerja

Keuangan Perusahaan” E-Jurnal Akuntansi, Universitas Udayana, Bali, 2015.

Verawaty. 2011. “Earnings Management Ditinjau dari Sudut Ethnics”. Jurnal

MbiA Universitas Bina Darma

Page 95: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

77

Watts, Ross L dan Zimmerman J.L, “Positive Accounting Theory”, Prentice-Hall,

London, 1986.

Yuniasih, Ni Wayan. Rasmini, Ni Ketut dan Wirakusuma, Made Gede, “Pengaruh

Pajak dan Tunneling Incentive pada Keputusan Transfer Pricing Perusahaan

Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia”. Universitas Udayana, Bali,

2013.

Zhuang, J., E. David, W. David, M.A.C. Virginita, “Corporate Governace and

Finance in East Asia- A Study of Indonesia, Republic of Korea, Malaysia,

Philippines and Thailand”, Asia Development Bank, Manila, 2000.

Page 96: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

78

LAMPIRAN

Page 97: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

79

LAMPIRAN 1

Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur di BEI periode 2014-2016

No Kode Nama Perusahaan

1 ADMG Polychem Indonesia Tbk

2 AFMG Asahimas Flat Glass Tbk

3 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk

4 ASII Astra International Tbk

5 BRAM Indo Kordsa Tbk

6 BRPT Barito Pasific Tbk

7 BTON Beton Jaya Manunggal Tbk

8 CEKA Cahaya Kalbar Tbk

9 CTBN Citra Turbindo Tbk

10 DLTA Delta Djakarta Tbk

11 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk

12 FPNI Titan Kimia Nusantara Tbk

13 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk

14 GDYR Goodyear Indonesia Tbk

15 GJTL Gajah Tunggal Tbk

16 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

17 INRU Toba Pulp Lestari Tbk

18 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk

19 IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk

20 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk

21 KBLI KMI Wire and Cable Tbk

22 KBRI Kertas Basuki Rachmat Indoesia Tbk

23 KICI Kedaung Indag Can Tbk

24 LION Lion Metal Works Tbk

25 LMSH Lionmesh Prima Tbk

26 MERK Merck Tbk

27 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk

28 POLY Asia Pasific Fibers Tbk

29 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk

30 SKLT Sekar Laut Tbk

31 SMCB Holcim Indonesia Tbk

32 SQBI Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk

33 SRSN Indo Acitama Tbk

34 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 98: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

80

Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur di BEI periode 2014-2016 (lanjutan)

No Kode Nama Perusahaan

35 TPIA Chandra Asri Petrochemical

36 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk

37 UNVR Unilever Indonesia Tbk

38 VOKS Voksel Electric Tbk

39 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk

Page 99: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

81

LAMPIRAN 2

PENGUKURAN GABUNGAN

PERUSAHAAN MANUFAKTUR 2014 – 2016

NO. KODE TAHUN TP DEBT TUN INTANG

1 ADMG 2014 1 0,580 0,323 0

2 AFMG 2014 1 0,230 0,439 0

3 ARNA 2014 1 0,385 0,245 0

4 ASII 2014 1 0,964 0,501 0

5 BRAM 2014 1 0,735 0,602 0

6 BRPT 2014 1 1,212 0,521 0

7 BTON 2014 1 0,185 0,456 0

8 CEKA 2014 1 1,389 0,870 0

9 CTBN 2014 1 0,969 0,420 1

10 DLTA 2014 1 0,312 0,583 0

11 DVLA 2014 1 0,285 0,927 0

12 FPNI 2014 1 1,759 0,952 0

13 GDST 2014 1 0,556 0,514 0

14 GDYR 2014 1 1,168 0,850 0

15 GJTL 2014 1 1,681 0,495 0

16 INDF 2014 1 1,084 0,501 1

17 INRU 2014 1 1,576 0,896 1

18 INTP 2014 1 0,165 0,510 1

19 IPOL 2014 1 0,844 0,410 0

20 JPFA 2014 1 1,974 0,306 0

21 KBLI 2014 1 0,422 0,269 0

22 KBRI 2014 0 0,919 0,340 0

23 KICI 2014 1 0,230 0,436 0

24 LION 2014 1 0,352 0,288 1

25 LMSH 2014 1 0,207 0,255 0

26 MERK 2014 1 0,294 0,740 1

27 PICO 2014 1 0,631 0,762 0

28 POLY 2014 1 1,303 0,517 0

29 ROTI 2014 1 1,232 0,315 1

30 SKLT 2014 1 1,162 0,268 0

31 SMCB 2014 1 0,963 0,806 0

32 SQBI 2014 1 0,245 0,905 0

33 SRSN 2014 1 0,409 0,352 1

34 TOTO 2014 1 0,647 0,395 0

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 100: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

82

PENGUKURAN GABUNGAN

PERUSAHAAN MANUFAKTUR 2014 – 2016 (Lanjutan)

NO. KODE TAHUN TP DEBT TUN INTANG

35 TPIA 2014 1 1,168 0,554 0

36 UNIT 2014 0 0,824 0,359 0

37 UNVR 2014 1 0,668 0,850 1

38 VOKS 2014 1 2,012 0,325 0

39 WIIM 2014 0 0,560 0,225 1

40 ADMG 2015 1 0,569 0,495 0

41 AFMG 2015 1 0,260 0,439 0

42 ARNA 2015 1 0,599 0,245 0

43 ASII 2015 1 0,940 0,501 0

44 BRAM 2015 1 0,595 0,602 0

45 BRPT 2015 1 0,884 0,521 0

46 BTON 2015 1 0,228 0,456 0

47 CEKA 2015 1 1,322 0,870 0

48 CTBN 2015 1 0,763 0,482 1

49 DLTA 2015 1 0,182 0,583 0

50 DVLA 2015 1 0,414 0,927 0

51 FPNI 2015 1 1,426 0,952 0

52 GDST 2015 1 0,472 0,514 0

53 GDYR 2015 1 1,151 0,938 0

54 GJTL 2015 1 2,246 0,495 0

55 INDF 2015 1 1,130 0,501 1

56 INRU 2015 1 1,668 0,924 1

57 INTP 2015 1 0,158 0,510 1

58 IPOL 2015 1 0,833 0,410 0

59 JPFA 2015 1 1,809 0,578 0

60 KBLI 2015 1 0,510 0,294 0

61 KBRI 2015 0 1,793 0,340 0

62 KICI 2015 1 0,433 0,436 0

63 LION 2015 1 0,406 0,288 1

64 LMSH 2015 1 0,190 0,255 0

65 MERK 2015 1 0,355 0,740 1

66 PICO 2015 1 0,592 0,762 0

67 POLY 2015 1 1,251 0,517 0

68 ROTI 2015 1 1,277 0,315 1

69 SKLT 2015 1 1,480 0,268 0

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 101: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

83

PENGUKURAN GABUNGAN

PERUSAHAAN MANUFAKTUR 2014 – 2016 (Lanjutan)

NO. KODE TAHUN TP DEBT TUN INTANG

70 SMCB 2015 1 1,037 0,806 0

71 SQBI 2015 1 0,311 0,905 0

72 SRSN 2015 1 0,688 0,352 1

73 TOTO 2015 1 0,636 0,379 0

74 TPIA 2015 1 1,098 0,450 0

75 UNIT 2015 0 0,895 0,359 0

76 UNVR 2015 1 2,258 0,850 1

77 VOKS 2015 1 2,014 0,205 0

78 WIIM 2015 0 0,423 0,225 1

79 ADMG 2016 1 0,552 0,495 0

80 AFMG 2016 1 0,529 0,439 0

81 ARNA 2016 1 0,628 0,237 0

82 ASII 2016 1 0,872 0,501 0

83 BRAM 2016 1 0,497 0,602 0

84 BRPT 2016 1 0,775 0,521 0

85 BTON 2016 1 0,235 0,456 0

86 CEKA 2016 1 0,606 0,870 0

87 CTBN 2016 1 0,355 0,482 1

88 DLTA 2016 1 0,155 0,583 0

89 DVLA 2016 1 0,418 0,921 0

90 FPNI 2016 1 1,090 0,904 0

91 GDST 2016 1 0,511 0,873 0

92 GDYR 2016 1 1,005 0,938 0

93 GJTL 2016 1 2,197 0,495 0

94 INDF 2016 1 0,870 0,501 1

95 INRU 2016 1 1,089 0,924 1

96 INTP 2016 1 0,153 0,510 1

97 IPOL 2016 1 0,814 0,295 0

98 JPFA 2016 1 1,054 0,510 0

99 KBLI 2016 1 0,416 0,294 0

100 KBRI 2016 0 2,015 0,340 0

101 KICI 2016 1 0,571 0,436 0

102 LION 2016 1 0,457 0,288 1

103 LMSH 2016 1 0,388 0,255 0

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 102: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

84

PENGUKURAN GABUNGAN

PERUSAHAAN MANUFAKTUR 2014 – 2016 (lanjutan)

NO. KODE TAHUN TP DEBT TUN INTANG

104 MERK 2016 1 0,277 0,741 1

105 PICO 2016 1 1,304 0,762 0

106 POLY 2016 1 1,225 0,579 0

107 ROTI 2016 1 1,024 0,315 1

108 SKLT 2016 1 0,919 0,268 0

109 SMCB 2016 1 1,452 0,806 0

110 SQBI 2016 1 0,351 0,905 0

111 SRSN 2016 1 0,784 0,352 1

112 TOTO 2016 1 0,694 0,379 0

113 TPIA 2016 1 0,865 0,450 0

114 UNIT 2016 0 0,774 0,359 0

115 UNVR 2016 1 2,560 0,850 1

116 VOKS 2016 1 1,493 0,301 0

117 WIIM 2016 0 0,366 0,225 1

Keterangan:

TP : Transfer Pricing

DEBT : Debt Covenant

TUN : Tunneling Incentive

INTANG : Intangible Assets

Page 103: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

85

LAMPIRAN 3

Pengukuran Transfer Pricing

No Nama Perusahaan 2014 2015 2016

1 ADMG 1 1 1

2 AFMG 1 1 1

3 ARNA 1 1 1

4 ASII 1 1 1

5 BRAM 1 1 1

6 BRPT 1 1 1

7 BTON 1 1 1

8 CEKA 1 1 1

9 CTBN 1 1 1

10 DLTA 1 1 1

11 DVLA 1 1 1

12 FPNI 1 1 1

13 GDST 1 1 1

14 GDYR 1 1 1

15 GJTL 1 1 1

16 INDF 1 1 1

17 INRU 1 1 1

18 INTP 1 1 1

19 IPOL 1 1 1

20 JPFA 1 1 1

21 KBLI 1 1 1

22 KBRI 0 0 0

23 KICI 1 1 1

24 LION 1 1 1

25 LMSH 1 1 1

26 MERK 1 1 1

27 PICO 1 1 1

28 POLY 1 1 1

29 ROTI 1 1 1

30 SKLT 1 1 1

31 SMCB 1 1 1

32 SQBI 1 1 1

33 SRSN 1 1 1

34 TOTO 1 1 1

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 104: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

86

Pengukuran Transfer Pricing (lanjutan)

NO KODE 2014 2015 2016

35 TPIA 1 1 1

36 UNIT 0 0 0

37 UNVR 1 1 1

38 VOKS 1 1 1

39 WIIM 0 0 0

Page 105: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

87

LAMPIRAN 4

Pengukuran Debt Covenant (2014)

NO. KODE TOTAL HUTANG TOTAL EKUITAS DEBT

1 ADMG 2.128.788.495.025 3.668.059.203.980 0,58035827

2 AMFG 733.749.000.000 3.184.642.000.000 0,23040235

3 ARNA 349.995.874.987 909.942.258.556 0,384635258

4 ASII 115.840.000.000.000 120.187.000.000.000 0,963831363

5 BRAM 1.632.845.687.500 2.221.132.775.000 0,735140963

6 BRPT 15.926.062.500.000 13.141.387.500.000 1,211901141

7 BTON 27.206.679.934 146.882.061.921 0,185228064

8 CEKA 746.598.865.219 537.551.172.122 1,388888917

9 CTBN 1.435.376.875.000 1.480.970.237.500 0,969213856

10 DLTA 237.047.063.000 760.396.104.000 0,311741554

11 DVLA 273.816.042.000 962.431.483.000 0,284504452

12 FPNI 2.042.012.500.000 1.160.575.000.000 1,759483446

13 GDST 484.175.000.000 870.448.000.000 0,556236559

14 GDYR 845.008.587.500 723.719.525.000 1,167591254

15 GJTL 10.059.605.000.000 5.983.731.000.000 1,681159297

16 INDF 44.710.509.000.000 41.228.376.000.000 1,084459621

17 INRU 2.658.197.368.421 1.686.986.842.105 1,575707233

18 INTP 4.100.172.000.000 24.784.801.000.000 0,165430903

19 IPOL 1.624.597.047.920 1.925.847.285.000 0,84357522

20 JPFA 10.440.441.000.000 5.289.994.000.000 1,973620575

21 KBLI 396.594.755.312 940.756.718.451 0,421569942

22 KBRI 622.270.000.000 677.045.000.000 0,919096958

23 KICI 18.065.657.377 78.680.086.844 0,229609017

24 LION 156.124.000.000 443.979.000.000 0,351647263

25 LMSH 23.964.000.000 115.951.000.000 0,206673509

26 MERK 162.908.670.000 553.690.856.000 0,294223154

27 PICO 395.526.000.000 626.627.000.000 0,631198464

28 POLY 14.714.196.842.440 11.293.492.255.120 1,302891657

29 ROTI 1.182.771.921.472 960.122.354.744 1,231897076

30 SKLT 178.206.785.017 153.368.106.620 1,161954652

31 SMCB 8.436.760.000.000 8.758.592.000.000 0,963255281

32 SQBI 90.473.777.000 368.878.493.000 0,245267151

33 SRSN 134.510.685.000 328.836.439.000 0,409050425

34 TOTO 796.096.371.054 1.231.192.322.674 0,646606023

35 TPIA 12.696.225.000.000 10.865.600.000.000 1,168478961

36 UNIT 199.073.815.553 241.653.558.598 0,823798403

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 106: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

88

Pengukuran Debt Covenant 2014 (lanjutan)

NO. KODE TOTAL HUTANG TOTAL EKUITAS DEBT

37 UNVR 9.534.156.000.000 14.280.670.000.000 0,667626659

38 VOKS 1.038.049.413.765 515.855.185.377 2,012288416

39 WIIM 478.482.577.195 854.425.098.590 0,560005292

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 107: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

89

Pengukuran Debt Covenant 2015 (lanjutan)

NO. KODE TOTAL HUTANG TOTAL EKUITAS DEBT

1 ADMG 2.099.897.062.069 3.693.347.517.241 0,568562003

2 AMFG 880.052.000.000 3.390.223.000.000 0,259585284

3 ARNA 536.050.998.398 894.782.477.056 0,599085266

4 ASII 118.902.000.000.000 126.533.000.000.000 0,939691622

5 BRAM 1.555.726.300.000 2.613.339.728.571 0,595301974

6 BRPT 14.682.986.111.111 16.609.847.222.222 0,883992846

7 BTON 34.011.648.533 149.104.596.755 0,228105969

8 CEKA 845.932.695.663 639.893.514.352 1,321989795

9 CTBN 1.338.146.930.556 1.752.938.819.444 0,763373436

10 DLTA 188.700.435.000 1.038.321.916.000 0,181735965

11 DVLA 402.760.903.000 973.517.334.000 0,413717238

12 FPNI 1.957.757.142.857 1.372.685.714.286 1,426223878

13 GDST 379.524.000.000 804.410.000.000 0,471804179

14 GDYR 886.580.361.111 770.584.402.778 1,150529855

15 GJTL 12.115.363.000.000 5.394.643.000.000 2,245813671

16 INDF 48.709.933.000.000 43.121.593.000.000 1,129594934

17 INRU 2.746.881.578.947 1.646.592.105.263 1,668222245

18 INTP 3.772.410.000.000 23.865.950.000.000 0,158066618

19 IPOL 1.759.954.829.485 2.113.406.249.960 0,832757464

20 JPFA 11.049.774.000.000 6.109.692.000.000 1,808564818

21 KBLI 524.437.909.934 1.027.361.931.042 0,510470453

22 KBRI 934.667.601.389 521.253.607.073 1,793114884

23 KICI 40.460.281.468 93.371.607.348 0,433325318

24 LION 184.730.654.202 454.804.831.746 0,406175663

25 LMSH 21.341.373.897 112.441.377.144 0,189800005

26 MERK 168.103.536.000 473.543.282.000 0,354990858

27 PICO 358.697.000.000 605.788.000.000 0,592116384

28 POLY 15.973.257.551.995 12.765.985.771.375 1,251235732

29 ROTI 1.517.788.685.162 1.188.534.951.872 1,277024864

30 SKLT 225.066.080.248 152.044.668.111 1,480262893

31 SMCB 8.758.592.000.000 8.449.857.000.000 1,036537305

32 SQBI 109.974.035.000 354.053.487.000 0,310614184

33 SRSN 233.993.478.000 340.079.836.000 0,688054548

34 TOTO 947.997.940.999 1.491.542.919.106 0,635582073

35 TPIA 13.549.166.666.667 12.345.083.333.333 1,097535456

36 UNIT 217.565.067.467 242.974.314.739 0,895424143

37 UNVR 10.902.585.000.000 4.827.360.000.000 2,258498434

38 VOKS 1.026.591.706.684 509.652.927.872 2,014295711

39 WIIM 398.991.064.485 943.708.980.906 0,422790365

Page 108: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

90

Pengukuran Debt Covenant 2016 (lanjutan)

NO. KODE TOTAL HUTANG TOTAL EKUITAS DEBT

1 ADMG 1.819.744.852.151 3.299.173.454.301 0,551575986

2 AMFG 1.905.626.000.000 3.599.264.000.000 0,529448798

3 ARNA 595.128.097.887 948.088.201.259 0,627713853

4 ASII 121.949.000.000.000 139.906.000.000.000 0,871649536

5 BRAM 1.404.512.071.429 2.824.923.571.429 0,497185866

6 BRPT 15.165.162.162.162 19.572.540.540.541 0,774818278

7 BTON 33.757.198.849 143.533.430.069 0,235187014

8 CEKA 538.044.038.690 887.920.113.728 0,605959962

9 CTBN 567.608.445.946 1.601.048.905.405 0,354522866

10 DLTA 185.422.642.000 1.197.796.650.000 0,154803106

11 DVLA 451.785.946.000 1.079.579.612.000 0,418483214

12 FPNI 1.525.214.285.714 1.399.200.000.000 1,090061668

13 GDST 425.487.000.000 832.123.000.000 0,511327051

14 GDYR 764.370.162.162 760.506.067.568 1,005080952

15 GJTL 12.849.602.000.000 5.848.678.000.000 2,197009649

16 INDF 38.233.092.000.000 43.941.423.000.000 0,870092259

17 INRU 2.359.053.333.333 2.166.653.333.333 1,088800546

18 INTP 4.011.877.000.000 26.138.703.000.000 0,153484165

19 IPOL 1.705.547.405.808 2.095.421.806.336 0,813939895

20 JPFA 9.878.062.000.000 9.372.964.000.000 1,053888823

21 KBLI 550.076.575.595 1.321.345.840.449 0,416300229

22 KBRI 844.568.778.363 419.158.054.955 2,014917209

23 KICI 50.799.380.910 89.009.754.475 0,57071701

24 LION 215.209.902.816 470.603.093.171 0,457306605

25 LMSH 45.512.000.000 117.316.000.000 0,387943673

26 MERK 161.262.425.000 582.672.469.000 0,27676342

27 PICO 372.723.897.214 285.842.884.248 1,303946741

28 POLY 15.434.143.836.172 12.597.004.579.196 1,225223325

29 ROTI 1.476.889.086.692 1.442.751.772.026 1,023661253

30 SKLT 272.088.644.079 296.151.295.872 0,918748788

31 SMCB 11.702.538.000.000 8.060.595.000.000 1,451820616

32 SQBI 124.404.091.000 354.829.699.000 0,35060225

33 SRSN 315.096.071.000 402.053.683.000 0,783716415

34 TOTO 1.057.566.418.720 1.523.874.519.542 0,693998361

35 TPIA 13.345.959.459.460 15.427.945.945.946 0,865050961

36 UNIT 188.891.359.540 244.021.820.832 0,774075691

37 UNVR 12.041.437.000.000 4.704.258.000.000 2,559688903

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 109: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

91

Pengukuran Debt Covenant 2016 (lanjutan)

NO. KODE TOTAL HUTANG TOTAL EKUITAS DEBT

38 VOKS 999.166.542.590 669.043.551.888 1,493425263

39 WIIM 362.540.740.471 991.093.391.804 0,365798767

Page 110: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

92

LAMPIRAN 5

Pengukuran Tunneling Incentive 2014

NO KODE SAHAM TERBESAR MODAL SAHAM TUN

1 ADMG 1.255.996.417 3.889.179.559 0,322946369

2 AMFG 190.359.000.000.000 434.000.000.000.000 0,438615207

3 ARNA 1.800.000.000 7.341.430.976 0,245183808

4 ASII 20.288.255.040 40.483.553.140 0,501148083

5 BRAM 270.923.182 450.000.000 0,602051516

6 BRPT 3.638.494.330 6.979.892.834 0,521282263

7 BTON 82.000.000 180.000.000 0,455555556

8 CEKA 517.771.000 595.000.000 0,870203361

9 CTBN 336.029.420 800.371.500 0,419841811

10 DLTA 9.341.223.000 16.013.181.000 0,58334587

11 DVLA 1.037.800.912 1.120.000.000 0,926607957

12 FPNI 5.296.579.215 5.566.414.000 0,951524485

13 GDST 4.212.730.000 8.200.000.000 0,513747561

14 GDYR 34.850.000 41.000.000 0,85

15 GJTL 1.724.972.443 3.484.546.000 0,495035061

16 INDF 4.396.103.450 8.780.426.500 0,500670833

17 INRU 1.244.369.130 1.388.576.166 0,896147551

18 INTP 1.877.480.863 3.681.231.699 0,510014315

19 IPOL 2.642.460.920 6.443.379.509 0,410104809

20 JPFA 3.260.566.615 10.660.522.910 0,305854285

21 KBLI 1.078.662.200 4.007.235.107 0,269178666

22 KBRI 2.953.918.550 8.687.995.734 0,34

23 KICI 60.195.140 138.000.000 0,436196667

24 LION 15.006.000 52.016.000 0,288488157

25 LMSH 2.452.700 9.600.000 0,255489583

26 MERK 16.574.150 22.400.000 0,739917411

27 PICO 432.875.000 568.375.000 0,761601056

28 POLY 1.289.079.472 2.495.753.347 0,516509163

29 ROTI 1.594.467.000 5.061.100.000 0,315043568

30 SKLT 184.980.375 690.740.500 0,2678001

31 SMCB 6.179.612.820 7.662.900.000 0,806432659

32 SQBI 9.268.000 10.240.000 0,905078125

33 SRSN 2.119.652.045 6.020.000.000 0,352101669

34 TOTO 391.154.680 990.720.000 0,394818597

35 TPIA 1.819.769.755 3.286.962.558 0,553632639

36 UNIT 27.073.425 75.422.200 0,358958304

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 111: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

93

Pengukuran Tunneling Incentive 2014 (Lanjutan)

NO. KODE SAHAM TERBESAR MODAL SAHAM TUN

37 UNVR 6.484.877.500 7.630.000.000 0,849918414

38 VOKS 270.141.312 831.120.519 0,325032659

39 WIIM 472.018.070 2.099.873.760 0,224784022

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 112: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

94

Pengukuran Tunneling Incentive 2015 (Lanjutan)

NO. KODE SAHAM TERBESAR MODAL SAHAM TUN

1 ADMG 1.925.414.417 3.889.179.559 0,495069561

2 AMFG 190.359.000.000.000 434.000.000.000.000 0,438615207

3 ARNA 1.800.000.000 7.341.430.976 0,245183808

4 ASII 20.288.255.040 40.483.553.140 0,501148083

5 BRAM 270.923.182 450.000.000 0,602051516

6 BRPT 3.638.494.330 6.979.892.784 0,521282266

7 BTON 82.000.000 180.000.000 0,455555556

8 CEKA 258.885.000 297.500.000 0,870201681

9 CTBN 386.029.420 800.371.500 0,482312801

10 DLTA 467.061.150 800.659.050 0,58334587

11 DVLA 1.037.800.912 1.120.000.000 0,926607957

12 FPNI 5.296.579.215 5.566.414.000 0,951524485

13 GDST 4.212.730.000 8.200.000.000 0,513747561

14 GDYR 384.500.000 410.000.000 0,937804878

15 GJTL 1.724.972.443 3.484.408.600 0,495054582

16 INDF 4.396.103.450 8.780.426.500 0,500670833

17 INRU 1.283.649.894 1.388.883.283 0,924231654

18 INTP 1.877.480.863 3.681.231.699 0,510014315

19 IPOL 2.642.460.920 6.443.379.509 0,410104809

20 JPFA 6.165.985.835 10.660.522.910 0,578394314

21 KBLI 1.177.826.408 4.007.235.107 0,293924957

22 KBRI 2.953.918.550 8.687.995.734 0,34

23 KICI 60.195.140 138.000.000 0,436196667

24 LION 150.060.000 520.160.000 0,288488157

25 LMSH

2.452.700 9.600.000 0,255489583

26 MERK 16.574.150 22.400.000 0,739917411

27 PICO 432.875.000 568.375.000 0,761601056

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 113: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

95

Pengukuran Tunneling Incentive 2015 (Lanjutan)

NO. KODE SAHAM TERBESAR MODAL SAHAM TUN

28 POLY 1.289.079.472 2.495.753.347 0,516509163

29 ROTI 1.594.467.000 5.061.100.000 0,315043568

30 SKLT 184.980.375 690.740.500 0,2678001

31 SMCB 6.179.612.820 7.662.900.000 0,806432659

32 SQBI 9.268.000 10.240.000 0,905078125

33 SRSN 2.119.652.045 6.020.000.000 0,352101669

34 TOTO 391.154.680 1.032.000.000 0,379025853

35 TPIA 1.480.383.520 3.286.962.558 0,450380403

36 UNIT 27.073.425 75.422.200 0,358958304

37 UNVR 6.484.877.500 7.630.000.000 0,849918414

38 VOKS 170.000.000 831.120.519 0,204543139

39 WIIM 472.018.070 2.099.873.760 0,224784022

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 114: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

96

Pengukuran Tunneling Incentive 2016 (Lanjutan)

NO. KODE SAHAM TERBESAR MODAL SAHAM TUN

1 ADMG 1.925.414.417 3.889.179.559 0,495069561

2 AMFG 190.359.000.000.000 434.000.000.000.000 0,438615207

3 ARNA 1.740.000.000 7.341.430.976 0,237011014

4 ASII 20.288.255.040 40.483.553.140 0,501148083

5 BRAM 270.923.182 450.000.000 0,602051516

6 BRPT 3.638.494.330 6.979.892.784 0,521282266

7 BTON 82.000.000 180.000.000 0,455555556

8 CEKA 517.771.000 595.000.000 0,870203361

9 CTBN 386.029.420 800.371.500 0,482312801

10 DLTA 467.061.150 800.659.050 0,58334587

11 DVLA 1.031.800.912 1.120.000.000 0,921250814

12 FPNI 5.032.280.695 5.566.414.000 0,904043554

13 GDST 7.159.870.000 8.200.000.000 0,873154878

14 GDYR 384.500.000 410.000.000 0,937804878

15 GJTL 1.724.972.443 3.484.408.600 0,495054582

16 INDF 4.396.103.450 8.780.426.500 0,500670833

17 INRU 1.283.649.894 1.388.883.283 0,924231654

18 INTP 1.877.480.863 3.681.231.699 0,510014315

19 IPOL 1.903.153.710 6.443.379.509 0,295365764

20 JPFA 5.819.366.685 11.410.522.910 0,51

21 KBLI 1.177.826.408 4.007.235.107 0,293924957

22 KBRI 2.953.918.550 8.687.995.734 0,34

23 KICI 60.195.140 138.000.000 0,436196667

24 LION 150.060.000 520.160.000 0,288488157

25 LMSH 24.527.000 96.000.000 0,255489583

26 MERK 331.843.000 448.000.000 0,740720982

27 PICO 432.875.000 568.375.000 0,761601056

28 POLY 1.443.805.382 2.495.753.347 0,578504837

29 ROTI 1.594.467.000 5.061.100.000 0,315043568

30 SKLT 184.980.375 690.740.500 0,2678001

31 SMCB 6.179.612.820 7.662.900.000 0,806432659

32 SQBI 9.268.000 10.240.000 0,905078125

33 SRSN 2.119.652.045 6.020.000.000 0,352101669

34 TOTO 391.154.680 1.032.000.000 0,379025853

35 TPIA 1.480.383.520 3.286.962.558 0,450380403

36 UNIT 27.073.425 75.422.200 0,358958304

37 UNVR 6.484.877.500 7.630.000.000 0,849918414

38 VOKS 250.000.000 831.120.519 0,300798734

39 WIIM 472.018.070 2.099.873.760 0,224784022

Page 115: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

97

LAMPIRAN 6

Pengukuran Intangible Assets

No KODE 2014 2015 2016

1 ADMG 0 0 0

2 AFMG 0 0 0

3 ARNA 0 0 0

4 ASII 0 0 0

5 BRAM 0 0 0

6 BRPT 0 0 0

7 BTON 0 0 0

8 CEKA 0 0 0

9 CTBN 1 1 1

10 DLTA 0 0 0

11 DVLA 0 0 0

12 FPNI 0 0 0

13 GDST 0 0 0

14 GDYR 0 0 0

15 GJTL 0 0 0

16 INDF 1 1 1

17 INRU 1 1 1

18 INTP 1 1 1

19 IPOL 0 0 0

20 JPFA 0 0 0

21 KBLI 0 0 0

22 KBRI 0 0 0

23 KICI 0 0 0

24 LION 1 1 1

25 LMSH 0 0 0

26 MERK 1 1 1

27 PICO 0 0 0

28 POLY 0 0 0

29 ROTI 1 1 1

30 SKLT 0 0 0

31 SMCB 0 0 0

32 SQBI 0 0 0

33 SRSN 1 1 1

34 TOTO 0 0 0

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 116: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

98

Pengukuran Intangible Assets (lanjutan)

NO. KODE 2014 2015 2016

35 TPIA 0 0 0

36 UNIT 0 0 0

37 UNVR 1 1 1

38 VOKS 0 0 0

39 WIIM 1 1 1

Page 117: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

99

LAMPIRAN 7

Output Hasil Penelitian Data

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DEBT 117 ,153 2,560 ,85416 ,549210

TUN 117 ,205 ,952 ,52934 ,225270

INTANG 117 0 1 ,26 ,439

Valid N

(listwise)

117

Sumber: Data Sekunder yang di olah

2. Hasil Uji Frekuensi

TP

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

V

a

l

i

d

TIDAK ADA

TRANSAKSI PIHAK

BERELASI

9 7,7 7,7 7,7

ADA TRANSAKSI

PIHAK BERELASI

108 92,3 92,3 100,0

Total 117 100,0 100,0

Sumber: Output SPSS

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 118: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

100

3. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log

likelihood

Coefficients

Constant

Step 0 1 70,002 1,692

2 63,790 2,291

3 63,460 2,470

4 63,458 2,485

5 63,458 2,485

a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 63,458

c. Estimation terminated at iteration number 5 because

parameter estimates changed by less than ,001.

Iteration Historya,b,c,d

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant DEBT TUN IA

Step 1 1 65,498 1,130 -,178 1,401 -,108

2 53,739 ,945 -,411 3,581 -,265

3 49,386 ,192 -,601 6,563 -,398

4 47,896 -,649 -,665 9,423 -,409

5 47,660 -1,117 -,681 11,027 -,394

6 47,654 -1,206 -,686 11,351 -,392

7 47,654 -1,208 -,686 11,361 -,392

8 47,654 -1,208 -,686 11,361 -,392

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model.

c. Initial -2 Log Likelihood: 63,458

d. Estimation terminated at iteration number 8 because parameter estimates changed by

less than ,001.

Sumber: Output SPSS

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 119: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

101

4. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Model Summary

Step -2 Log

likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke

R Square

1 47,654a ,126 ,302

a. Estimation terminated at iteration number 8 because

parameter estimates changed by less than ,001.

Sumber: Output SPSS

5. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 6,493 8 ,592

Sumber: Output SPSS

6. Hasil Uji Matriks Klasifikasi

Classification Tablea

Observed Predicted

TP Percentage

Correct TIDAK ADA

TRANSAKSI

PIHAK BERELASI

ADA

TRANSAKSI

PIHAK

BERELASI

S

t

e

p

1

TP TIDAK ADA

TRANSAKSI

PIHAK

BERELASI

0 9 ,0

ADA

TRANSAKSI

PIHAK

BERELASI

1 107 99,1

Overall Percentage 91,5

a. The cut value is ,500

Sumber: Output SPSS

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 120: INTANGIBLE ASSETS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING · Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

102

7. Hasil Uji Regresi Logistik

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

S

t

e

p

1a

DEBT -,686 ,688 ,994 1 ,319 ,504

TUN 11,361 4,349 6,824 1 ,009 85939,9

06

INTANG -,392 ,839 ,218 1 ,640 ,676

Constant -1,208 1,579 ,586 1 ,444 ,299

a. Variable(s) entered on step 1: DEBT, TUN, INTANG.

Sumber: Output SPSS

Correlation Matrix

Constant DEBT TUN INTANG

S

t

e

p

1

Constant 1,000 -,359 -,846 -,324

DEBT -,359 1,000 -,100 ,277

TUN -,846 -,100 1,000 ,045

IA -,324 ,277 ,045 1,000

Sumber: Output SPSS