INOVASI LAYANAN TRANSAKSI E-GOVERNMENT PADA BIDANG ...

28
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602- 73470-5-2 569 INOVASI LAYANAN TRANSAKSI E-GOVERNMENT PADA BIDANG PERIZINAN DI BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KOTA MALANG Agresi Indah Purnamasari 1 , Yossi Indra Wardani 2 , Della Aulia Hidayah 3 Universitas Muhammadiyah Malang Alamat Korespondensi: [email protected] ABSTRAK Inovasi dalam pelayanan publik sangat dibutuhkan sebagai salah satu upaya menuju pelayanan yang lebih baik atau good governanced dan juga untuk memenuhi kebutuhan dari masyarakat. Inovasi layanan transaksi E-government pada bidang perizinan di kota Malang yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki pelayanan yang mudah, efisien, transparan dan akuntabel serta mengantisipasi sistem antrian yang panjang hanya untuk mendapatkan suatu pelayanan yang sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasannya dalam inovasi layanan transaksi E-government dilakukan upaya dan kerjasama. Kemudian masih adanya beberapa faktor penghambat tentunya disinilah tantangan terhadap pemerintah dalam terciptanya inovasi layanan transaksi E-government sehingga terwujudnya good governance. Kata Kunci : Pelayanan Publik, Inovasi, Transaksi, Electronic Government, Good Governance ABSTRACT Innovation in public service is needed as one of the efforts towards better service or good governanced and also to meet the needs of the community. Innovation of E-Government transaction services in licensing areas in Malang City that aims to improve and improve the service that is easy, efficient, transparent and accountable and anticipates a long queue system only for Have a simple service. The results of this research show that the innovation in E- Government transaction service is done by efforts and cooperation. Then there are some obstacle factors, this is the challenge to the government in the creation of E-Government transaction service innovations so that the realization of good governance. Keyword : Public Service, Inovation, Transaction, Electronic Government, Good Governance PENDAHULUAN Pelayanan publik pada hakikatnya merupakan sebuah pemenuhan hak-hak kebutuhan dasar dari negara kepada masyarakatnya. Salah satu kebutuhan mendasar dari masyarakat adalah kesehatan. Dalam pelayanan publik, pemerintah diharapkan dapat memberikan pelayanan publik yang baik bagi masyarakat. Tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan publik yang berkualitas, prosedur jelas, waktu ringkas, dan biaya pantas terus meningkat dari waktu ke waktu. Tuntutan itu terus berkembang sesuai dengan kesadaran bahwa warga negara berhak untuk mendapatkan pelayanan, dan pemerintah berkewajiban untuk melayani. Ketika krisis ekonomi melanda Indonesia, pelayanan publik tidak terhindarkan dari masalah tersebut. Bagian pendahuluan berisi uraian tentang ruang lingkup, rumusan masalah kajian literatur terdahulu (state of the art, telaah

Transcript of INOVASI LAYANAN TRANSAKSI E-GOVERNMENT PADA BIDANG ...

Page 1: INOVASI LAYANAN TRANSAKSI E-GOVERNMENT PADA BIDANG ...

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

569

INOVASI LAYANAN TRANSAKSI E-GOVERNMENT PADA

BIDANG PERIZINAN DI BADAN PELAYANAN PERIZINAN

TERPADU KOTA MALANG

Agresi Indah Purnamasari1, Yossi Indra Wardani2, Della Aulia Hidayah3

Universitas Muhammadiyah Malang

Alamat Korespondensi: [email protected]

ABSTRAK

Inovasi dalam pelayanan publik sangat dibutuhkan sebagai salah satu upaya menuju pelayanan

yang lebih baik atau good governanced dan juga untuk memenuhi kebutuhan dari masyarakat.

Inovasi layanan transaksi E-government pada bidang perizinan di kota Malang yang mempunyai

tujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki pelayanan yang mudah, efisien, transparan dan

akuntabel serta mengantisipasi sistem antrian yang panjang hanya untuk mendapatkan suatu

pelayanan yang sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasannya dalam inovasi layanan

transaksi E-government dilakukan upaya dan kerjasama. Kemudian masih adanya beberapa faktor

penghambat tentunya disinilah tantangan terhadap pemerintah dalam terciptanya inovasi layanan

transaksi E-government sehingga terwujudnya good governance.

Kata Kunci : Pelayanan Publik, Inovasi, Transaksi, Electronic Government, Good Governance

ABSTRACT

Innovation in public service is needed as one of the efforts towards better service or good

governanced and also to meet the needs of the community. Innovation of E-Government

transaction services in licensing areas in Malang City that aims to improve and improve the

service that is easy, efficient, transparent and accountable and anticipates a long queue system

only for Have a simple service. The results of this research show that the innovation in E-

Government transaction service is done by efforts and cooperation. Then there are some obstacle

factors, this is the challenge to the government in the creation of E-Government transaction

service innovations so that the realization of good governance.

Keyword : Public Service, Inovation, Transaction, Electronic Government, Good Governance

PENDAHULUAN

Pelayanan publik pada hakikatnya merupakan sebuah pemenuhan hak-hak

kebutuhan dasar dari negara kepada masyarakatnya. Salah satu kebutuhan

mendasar dari masyarakat adalah kesehatan. Dalam pelayanan publik, pemerintah

diharapkan dapat memberikan pelayanan publik yang baik bagi masyarakat.

Tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan publik yang berkualitas,

prosedur jelas, waktu ringkas, dan biaya pantas terus meningkat dari waktu ke

waktu. Tuntutan itu terus berkembang sesuai dengan kesadaran bahwa warga

negara berhak untuk mendapatkan pelayanan, dan pemerintah berkewajiban untuk

melayani. Ketika krisis ekonomi melanda Indonesia, pelayanan publik tidak

terhindarkan dari masalah tersebut. Bagian pendahuluan berisi uraian tentang ruang

lingkup, rumusan masalah kajian literatur terdahulu (state of the art, telaah

Page 2: INOVASI LAYANAN TRANSAKSI E-GOVERNMENT PADA BIDANG ...

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

570

pustaka), pernyataan kebaruan ilmiah dan permasalahan penelitian yang disertai

dengan tujuan artikel ilmiah.

Konsep inovasi dapat ditelusuri dalam tataran penyelenggaraan pemerintahan

yaitu pilihan publik yang memandang sistem pemberian pelayanan kepada publik

merupakan salah satu pusat perhatian dan menjadi nilai yang akan dimaksimalkan.

Inovasi dalam pemerintahan daerah mulai mendapat perhatian sejak lahirnya

otonomi daerah melalui Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, kemudian

diperbaharui menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2003 tentang

Pemerintahan Daerah menjadi dasar setiap lembaga pemerintahan daerah

melakukan inovasi dalam menyelenggarakan pemerintahan di daerahnya agar dapat

berjalan efektif dan efisien khususnya terkait pelayanan publik. Hal ini sesuai yang

diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun2008 tentang Pedoman

Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah sebagai rujukan dalam memperbaiki

kinerjanya melalui inovasi dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Bahwasannya pada tahun 2003 yang berkaitan dengan e-Government,

presiden mengeluarkan INPRES Nomor 3 Tahuni 2003 tentang Kebijakan dani

Strategi Nasional dalam Pengembangan E-Government, Presiden

menginstruksikan kepada Menteri, Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen,

Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi atau Tinggi Negara, Panglima TNI,

Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, JaksaiAgung Republik Indonesia,

Gubernur, Bupati/Walikota. Dengan terbitnya inpres pada tahun 2003 tersebut di

beritahukan kepada kepala daerahidi seluruh Indonesia, maka dalam hal ini yang

berkaitan dengan pemerintah kota Malang sendiri dalam memulai pelaksanaan

dalam meningkatkam e-Government yang dalam hal ini bertujuan untuk

memberikan pelayanan kepada masyarakat dan yang dimana dalam ini tidak adanya

intervensi dari pegawai atau birokrat sebagai pelayan masyarakat dan juga tidak

memerlukan sitem antri lagi yang akan membutuhkan waktu yang sangat lama dan

membuang-buang waktu yang dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada

masyarakat. Dalam penerapan e-Goverment sendiri mempunyai tujuan dapat

menciptakan good governance.

Dalam pemanfaatan tekonologi untuk sekarang ini yang semakin meningkat

yang dimana daat mempermudah masyarakat dapat mengakses berbgai macam

Page 3: INOVASI LAYANAN TRANSAKSI E-GOVERNMENT PADA BIDANG ...

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

571

informasi secara update, hal tersebut, dapat mengurangi adanya korupsi dengan

cara meningkatkan transparansi dan akuntabilitas lembaga publik. Selain hal

tersebut, dengan di bukanya akses informasi dapat memperluas dan mempermudah

partisipasi publik dimana masyarakat diharapkan dapat terlibat aktif dalam

pengambilan keputusan/kebijakan oleh pemerintah. Penerapan e-Government

disini juga dapat diharapkan membantu memperbaiki kinerja dan efisiensi birokrasi

serta dapat membantu meningkatkan dalam perekonomian pada masyarakat.

Bahwasannya terdapat 3 pelayanan dari e-Government yang dibuat oleh

pemerintah kota Malang antara lain, Pelayanan pengaduan online, pelayanan data

dan Informasi melalui website, Pelayanan akses internet dalam e- Goverment di

kota Malang, juga diterapkan pada bidang perizinan melalui Badan Pelayanan

Perizinan Terpadu Kota Malang dapat mempermudah dalam memberikan

pelayanan publik daniinformasi pentingikepada masyarakat yang berupa prosedur

dan tata cara yang diperlukan masyarakat di kotaiMalang dalam mengurus

perizinan. Selain itu masyarakat untuk sekarang ini dipermudah setelah adanya e-

Goverment dapat mengakses seluruh informasi yang ada dalam bidang perizinan di

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Malang.

Namunidalam penerapan e-Government oleh pemerintah kota Malang dalam

bidang perizinan, masih terdapat beberapa faktor yang menjadi permasalahan atau

menjadi penghambat di kota Malang terkaitidengan e-Government yaitu masih

terdapat masyarakat yang melakukan pelanggaran dalam bidangiperizinan, terlihat

bahwa pembangunan di kota Malang sangat pesat, diantaranya pembangunan ruko,

apartmen, mini market, dan pengembangan perumahan yang sangat luas. Untuk

dapat mendirikan bangunan tersebut maka diperlukan izin, dalam hal perizinan

inilah yang sering dilanggar oleh masyarakat kota Malang. Banyak masyarakat

yang tidak mendapatkan izin tetapi tetap mendirikan bangunan dan juga banyak

yang menggunakan cara curang dalam mendapatkan izin untuk mendirikan

bangunan mereka.

Kemudian masih terdapat beberapa masyarakat di Kota Malang yang belum

mengetahui tentang layanan e-Government dan masih banyak masyarakat yang

belum memanfaatkan layanan tersebut. Namun permasalahan yang terjadi disini

adalah tidak hanya pada masyarakatnya saja, tetapi dimana website Badan

Page 4: INOVASI LAYANAN TRANSAKSI E-GOVERNMENT PADA BIDANG ...

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

572

Perizinan dalam layanan e-Governmenti tidak selalu memberikan informasi

terupdate (terbaru) dalam informasi yang akan di sampaikan kepada masyarakat.

Sehingga disini masyarakat kesulitan dalam mendapatkan informasi dan kurang

memahami prosedur terkait perizinan.

Tabel 1. Rata – Rata Kepuasan, Rata –Rata Harapan dan Indeks Kepuasan

Terhadap Layanan Perizinan

Unsur

Rata-rata

Harapan

Rata-rata

Kepuasan

Indek

s

Layanan Perijinan

Persyaratan Pelayanan 3.60 2.93 0.38

Prosedur Pelayanan 3.60 2.63 0.34

Waktu Pelayanan 3.67 2.37 0.31

Biaya/ tarif 3.63 2.90 0.38

Produk / hasil layanan 3.67 2.93 0.39

Kompetensi pelaksana 3.67 2.90 0.38

Perilaku pelaksana 3.67 2.57 0.34

Maklumat pelayanan 3.50 3.03 0.38

Penanganan pengaduan,

saran dan masukan

3.70

2.73

0.36

Rata-rata 3.63 2.78 3.27

Indeks 81.71

Sumber: Laporan Survey Kepuasaan Masyarakat Tahun 2015

BerdasarkaniTabel diatas bahwasannya diketahuiibahwa dalam Indeks

Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap layanan perijinan di kota Malang sebesar

81,71 atau termasuk dalam kategori A (Sangat Baik). Nilai IKM tersebut

diperoleh dari nilai rata-rata kepuasan sebesar 2,78i dan nilai rata-rataiharapan

sebesar 3,63. Walaupun dalam indeks sudah masuk pada kategori SangatiBaik,

tetapi masih terdapat gap karena harapan masyarakat terhadap layanan

perijinan belum sepenuhnya terpenuhi.

Berdasarkanidariipemaparan lataribelakang diatas, rumusan masalah yang

akan diteliti dan dibahas dalam penelitianiini yaitu bagaimana inovasi dalam

layanan transaksiie-Government untuk mewujudkan pelayanan publik yang baik

Page 5: INOVASI LAYANAN TRANSAKSI E-GOVERNMENT PADA BIDANG ...

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

573

pada bidang perizinan di kota Malang dan apa saja faktor penghambat

penyelenggaraan inovasi dalam layanan transaksi e-Government untuk

mewujukan pelayanan publik yang baik pada bidang perizinan di kota Malang.

Dimana didalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahuidan menganalisa

inovasi layanan transaksi e-Government dalam upaya mewujudkan pelayanan

publik yang baik khusunya pada bidang perizinan di Kota Malang dan

mengetahui apa saja faktor penghambat penyelenggaraan inovasi dalam layanan

transaksi e-Government untuk mewujudkan pelayanan publik yang baik pada

bidang perizinan di kota Malang.

Gambar 1. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Malang

(https://malangvoice.com/soal-izin-satu-pintu-bagian-hukum-masih-koreksi-perda)

METODE PENELITIAN

Penelitian tentang Inovasi layanan transaksi E-Goverment pada bidang

perizinan di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Malang menggunakan

metode berupa pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif berupa

pengamatan dengan melihat, mencatat, mendeskripsikan, dan melaporkan kegiatan

dengan cara mengumpulkan dokumen berupa data, gambar, grafik, peta, hasil

wawancara dan jenis data lainnya yang berkaitan dengan pembuatan dan prosedur

dalam tentang Inovasi layanan transaksi E-Goverment pada bidang perizinan di

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Malang. Reduksi Data (Data Reduction),

Penyajian Data (Data Display).

Analisis data menggunakan Teknik Deskriptif, deskriptif dapat diartikan

sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan dan

Page 6: INOVASI LAYANAN TRANSAKSI E-GOVERNMENT PADA BIDANG ...

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

574

melukiskan keadaan subyek dan objek penelitian seseorang, lembaga masyarakat

dan lain-lain pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau

sebagaimanaadanya. Dimana dalam penulisan menggunakan seluruh data yang

dapat diperoleh dari studi literatur dan data dari lapangan yaitu berupa arsip-arsip

atau dokumen dari Instansi. Hasil wawancara kepada responden yang telah

ditentukan oleh penulis, selanjutnya penulis mendeskripsikan dan menganalisa

segala apa yang terjadi di Kota Malang mengenai layanan transaksi e-government

dalam bidang perizinan untuk mewujudkan Good Governance. Melihat aspek

permasalahan yang terjadi dalam penerapan layanan transaksi e-government.

Bogdan dan Taylor menjelaskan bahwa metodologi penelitian

kualitatifmerupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi yang

merupakan kombinasi dari teknik wawancara, observasi, dokumentasi. Dalam

menganalisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data menurut

Miles dan Hubberman (dalam Sugiyono, 2011) yaitu pengumpulan data,

pengolahan data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

KERANGKA TEORI ATAU TINJAUAN PUSTAKA

a. Organisasi

Pengertian Organisasi

Menurut Siagian dalam Sofyandi (2007) mengartikan organisasi sebagai

bentuk kerjasama secara formal antar dua orang atau lebih dalam rangka mencapai

tujuan yang telah ditentukan, didalam organisasi tersebut juga terdapat pemimpin

atau atasan dan sebagaian yang lain disebut bawahan.

Struktur Organisasi

Menurut Suranto (2005) struktur organisasi adalah mengelompokkan dan

memfokuskan pembagian kerja serta menunjukkan hubungan aktivitas pekerjaanya

sampai batas tertentu juga menunjukkan tingkan spesialisasi kerja.

Faktor - Faktor Mempengaruhi Struktur Organisasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur organisasi menurut Ernie (2006)

dibagi menjadi 4, yaitu:

1. Strategi Organisasi, dibuat sebagai upaya pencapaian tujuan organisasi.

Page 7: INOVASI LAYANAN TRANSAKSI E-GOVERNMENT PADA BIDANG ...

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

575

2. Skala Organisasi, organisasi dapat dibedakan sesuai dengan skalannya.

3. Teknologi, faktor teknologi berkaitan dengan pekerjaan dilakukan, serta terkait

dengan penggunaan alat-alat bantu. Lingkungan yang menuntut organisasi

dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan tertentu.

b. Pengertian Pelayanan Publik

Pengertian pelayanan publik menurut Sinambela (2008, h.5) diartikan

sebagai setiap aktivitas pemerintah terhadap masyarakat dalam menjalani sebuah

kegiatan, dan hasilnya tidak selalu berbentuk barang tetapi juga jasa. Pelayanan

publik adalah kegiatan atau rangkaian dalam rangka pemenuhan kebutuhan

pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara

dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan

oleh penyelenggara publik.

c. Kualitas Pelayanan Publik

Pengertian mengenai kualitas pelayanan menurut pendapat Supranto (2001)

merupakan sifat dari penampilan produk atau kinerja yang merupakan bagian utama

dari strategi organisasi (perusahaan) dalam rangka meraih keunggulan yang

berkesinambungan, baik sebagai pemimpin pasar (pemerintah) ataupun sebagai

strategi untuk terus berkembang. Konsep kualitas pelayanan harus bersifat

menyeluruh, dan memang belum sepenuhnya menjadi bagian dari organisasi

pemerintah, tidak terkecuali dalam penyediaan layanan/jasa pada masyarakat,

dimana pemerintah masih belum membudayakan nilai–nilai kualitas dalam

pelayanannya. Hal ini sering menyebabkan masyarakat mengeluhkan kualitas

layanan yang diberikan oleh pemerintah.

d. Efektivitas Pelayanan Publik

Pada prinsipnya efektivitas pelayanan publik merupakan segala usaha yang

ditempuh demi terwujudnya tujuan organisasi, meskipun dengan keterbatasan

sumber-sumber yang dimilikinya. Suatu pekerjaan dapat dikatakan efektif apabila

tujuan dan sasaran yang dicapai sesuai dengan rencana. Guna menjamin

efektivitasnya perlu ditekankan mengenai adanya pendelegasian atau pembagian

wewenang, tugas dan tanggung jawab secara transparan/jelas dan tegas. Sehingga

siapa melakukan apa dan bertanggung jawab kepada siapa secara tegas diatur. Oleh

Page 8: INOVASI LAYANAN TRANSAKSI E-GOVERNMENT PADA BIDANG ...

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

576

karenanya efektivitas pelayanan publik menjadi prasyarat utama bagi pelaksanaan

proses pelayanan.

e. Ukuran Kualitas Pelayanan Publik

Menurut Sinambela (2008) pada dasarnya tujuan pelayanan publik adalah

memuaskan masyarakat. Untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan

prima yang tercermin dari :

Transparansi

Akuntabilitas

Kondisional

Partisipatif

Kesamaan hak

Keseimbangan hak dan kewajiban

Menurut Parasurahman dalam Agus Dwiyanto (2005), agar layanan dapat

memuaskan kepada orang/pelanggan atau sekelompok orang yang dilayani maka

harus diperhatikan beberapa persyaratan pokok yaitu:

1. Bukti langsung (tangibles), meliputi penampilan fasilitas fisik, peralatan,

personel dan media komunikasi.

2. Keandalan (reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan yang

dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.

3. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf untuk membantu para

pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap, cepat dan antusias.

4. Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan,

profesional dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, sehingga

pelanggan merasa lebih bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan.

5. Empathy, kedekatan dan kemudahan untuk mencapai sarana layanan dan

melakukan hubungan, ramah tamah, komunikasi yang baik, perhatian pribadi

dan memahami kebutuhan para pelanggan.

f. Efektivitas

Pengertian Efektivitas

Page 9: INOVASI LAYANAN TRANSAKSI E-GOVERNMENT PADA BIDANG ...

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

577

Menurut Sedamaryanti (2009) mengartikan efektivitas sebagai ukuran yang

memberikan gambaran tentang seberpa jauh target yang telah dicapai, yang

berorientasi kepada keluaran dan masalah penggunaan masukan kurang menjadi

perhatian utama, sedangkan menurut Yamit (2003) mengartikan efektivitas sebagai

ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh tujuan tercapai, baik secara

kualitas maupun waktu yang berorientasi pada keluaran yang dihasilkan.

g. Ukuran Efektivitas

Menurut Sedamaryanti (2009, h.60) ukuran efektivitas dibagi menjadi 4

ukuran, yaitu sebagai berikut:

1. Input

2. Proses Produksi

3. Output

4. Input

Menurut Susanto (2007, h.23) input merupakan suatu yang masuk kedalam

sistem, yang mana input tersebut sebagai dasar dari suatu yang akan diwujudkan

atau dilaksanakan berdasarkan apa yang direncanakan. Proses produksi menurut

pendapat Sutanta (2003, h.5) yaitu komponen sistem yang mempunyai peran utama

mengolah masukan agar menghasilkan keluaran yang berguna bagi pemakainnya.

Output merupakan unsur-unsur yang memiliki berbagai macam bentuk keluaran

yang dihasilkan oleh komponen pengolahan. Pengertian produktivitas sendiri

menurut Sedamaryanti (2009, h.58) merupakan suatu ukuran atas penggunaan

sumber daya dalam organisasi yang biasanya dinyatakan sebagai rasio dari keluaran

yang dicapai dengan sumber daya yang digunakan.

h. E-Government

E-Government menurut Wyld dalam Akadun (2009, h.131) merupakan

suatu pemerosesan teknologi informasi yang digunakan pemerintah untuk

mengkomunikasikan, menyebarkan atau mengumpulkan informasi sebagai

fasilitas transaksi dan perizinan untuk suatu tujuan.

Menurut Indrajit (2002, h.11-13) pembuatan visi e-Government yang baik

akan berlandaskan pada 4 prinsip, yaitu:

1. Fokus pada perbaikan pelayanan pemerintah kepada masayrakat.

2. Membangun lingkungan yang kompetitif.

Page 10: INOVASI LAYANAN TRANSAKSI E-GOVERNMENT PADA BIDANG ...

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

578

3. Memberikan penghargaan terhadap inovasi dan memberikan ruang

kesempatan bagi kesalahan.

4. Tekankan pada pencapaian efisiensi.

Jenis – Jenis Pelayanan e-Government

Menurut Indrajit (2006, h.30-32) jenis-jenis e-Governmentdibagi menjadi 3

kelas utama, yaitu:

1. Publikasi, menurut Indrajit merupakan komunikasi satu melalaui internet.

2. Interkasi, menurut Indrajit adanya interaksi oleh pemerintah dengan mereka

yang berkepentingan.

3. Transaksi, menurut Indrajit merupakan interaksi dua arah yang didalamnya

terdapat transaksi yang berhubungan dengan uang dari satu pihak lainya (tidak

gratis).

Manfaat e-Government

Menurut Al Gore dan Tony Blair dalam Indrajit (2002, h.5) manfaat dari e-

Government yaitu berupa:

1. Memperbaiki kinerja suatu pelayanan pemerintah kepada stakeholdernya.

2. Meningkatkan transparansi, control dan akuntabillitas.

3. Mengurangi biaya administrasi, relasi dan intraksi.

4. Memberikan peluang untuk mendapatkan sumber-sumber penghasilan baru.

5. Menciptakan suatu lingkungan masyarakat up to date.

6. Memberdayakan masyarakat dan pihakpihak lain yang ikut andil dalam

pembuatan kebijakan publik secara merata dan demokratis.

Unsur dan Faktor Penerapan e-Government

Unsur-unsur penerapan menurut Wahab (1990, 45) meliputi:

1. Adanya program yang dilaksanakan.

2. Adanya kelompok target.

3. Adanya pelaksanaan.

Penerapan menurut penjelasan di atas mempunyai unsur penting yaitu

program, target dan pelaksanaan dalam mewujudkan tujuan yang diinginkan. Untuk

kegagalan sebuah program eGovernment menurut Azis dalam Kumorotomo (2009,

h.7) dibagi menjadi 3 permasalahan, yaitu:

1. Masalah Budaya.

Page 11: INOVASI LAYANAN TRANSAKSI E-GOVERNMENT PADA BIDANG ...

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

579

2. Resistensi dan penolakan.

3. Kurangnya kesadaran pada manfaat dan penghargaan terhadap teknologi.

4. Keengganan berbagi data dan informasi..

i. Masalah Kepemimpinan

Terjadi konflik kepentingan antara pemerintah pusat dan daerah.

1. Belum tersosialisasikan peraturan dan belum merata penerapan.

2. Anggaran dalam pengembangan eGovernmen sistem dalam APBN/ APBD

belum menjadi prioritas.

3. Masalah Infrastruktur

4. Adanya ketimpangan digital.

5. Ketersediaan infrastruktur masih terpusat di kota-kota besar.

6. Ketidaktetatapan peraturan dalam sistem pelayanan publik di Indonesia .

7. Untuk meminimaliris permasalahan penerapan e-Governmentdiatas, faktor

yang harus

Bagi makalah yang menggunakan data sekunder atau studi literature adalah

menggunakan studi pustaka. Studi pustaka digunakan untuk memahami tentang

apa yang menjadi fokus penulisan. Sedangkan kerangka teori adalah teori yang

digunakan dalam makalah ini. Teori menjadi sangat berguna untuk membantu

menganalisis dan menjawab fenomena yang sedang di teliti. Teori adalah analisis

data untuk menjawab rumusan masalah yang dituangkan dalam hasil atau

pembahasan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berbicara mengenai pemerintahan, bahwasannya pandangan terkait

pemerintahan merupakan bentuk suatu usaha agar pemerintahan dalam melayani

masyarakat menjadi lebih baik sesuai dengan harapan masyarakat. Apalagi

sekarang ini kita masuk pada era Pemerintahan yang terdesentralisasi dan memiliki

semangat entrepreneur. Dimana usaha dalam memperbaiki kualitas pelayanan

pemerintah yaitu dengan melakukan perubahan atau perombakan orientasi

pelayanan. Maka adanya perbaikan kualitas pelayanan publik sangat diperlukan

untuk mewujudkan pemerintahan yang baik atau good governance. Tentunya dalam

memperbaiki kualitas pelayanan publik, pelaksanaanya harus dilakukan

Page 12: INOVASI LAYANAN TRANSAKSI E-GOVERNMENT PADA BIDANG ...

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

580

menyeluruh dan terintegrasi, dimana dalam proses pembenahan ini juga diperlukan

manajemen yang tepat baik secara internal maupun eksternal.

Terkait perbaikan kualitas pelayanan publik, bahwasannya

manajemen pemerintah menggunakan manajemen public, yang mana disini

Manajemen publik focus manajemen publik berada di dalam internal organisasi

sektor publik yang artinya, bagaimana pemerintah mengatur organisasi sektor

public agar bekerja dengan optimal sehingga mencapai tujuan, namun juga tidak

mengabaikan eksternal organisasi sektor publik yang selalu berpengaruh terhadap

kebijakan publik dan intervensi politik. Dewasa ini pelayanan publik menjadi tugas

dan tanggung jawab pemerintah daerah, sehingga kualitas pelayanan publik saat ini

menjadi sorotan utama.

Pelayanan publik saat ini memang menjadi topik yang menarik untuk di

bahas dan didalami. Dimana pelayanan publik merupakan usaha dalam memenuhi

keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara dan negara

didirikan oleh publik dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Bahwasannya tujuan pelayanan publik adalah untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat sehingga masyarakat sebagai pengguna layanan merasa

puas. Kepuasaan masyarakat dapat dicapai apabila suatu pelayanan dirasa

berkualitas. Dimana bentuk dari pelayanan yang berkualitas salah satunya adalah

adanya transparansi dalam pelayanan tersebut. Transparansi disini berarti suatu

pelayanan yang diberikan haruslah bersifat terbuka, mudah serta dapat diakses oleh

semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah

dimengerti. Selain transparansi, pelayanan publik harus memiliki Akuntabilitas

yakni dimana pelayanan yang diberikan harus dapat dipertanggung jawabkan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Terkait dengan efektivitas dan efisiensi suatu pelayanan, bahwasannya

dalam pelayanan tersebut haruslah kondisional. Kondisional artinya pelayanan

yang diberikan sesuai kondisi dan kemampuan pemberi pelayanan tersebut namun

tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektifitas. Selain kondisional, pelayanan

haruslah bersifat partisipatif, dimana dalam pelayanan ini masyarakat ikut

berpartisipasi dalam memberikan aspirasi, namun pemerintah juga tidak kebutuhan

dan harapan masyarakat. Dimana dalam prinsip – prinsip tersebut haruslah terdapat

Page 13: INOVASI LAYANAN TRANSAKSI E-GOVERNMENT PADA BIDANG ...

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

581

kesamaan hak, yang artinya, tidak ada diskriminasi dilihat dari aspek apapun

termasuk suku, ras, agama, golongan, status sosial dan lain-lain. Akibatnya adalah

akan terjadi keseimbangan hak dan kewajiban, artinya pelayanan tersebut telah

mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima layanan public.

Dengan melihat berbagai permasalahan yang dihadpi masyarakat terhadap

kualitas pelayanan publik khususnya pada bidang perizinan, pemerintah kota

Malang membentuk Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T). Dimana tujuan

daripada dibentuknya BP2T adalah untuk memperbaiki iklim investasi untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi dan memberikan perhatian terhadap usaha

mikro, kecil dan menengah. Dalam hal ini pemerintah juga tidak bisa tergesa – gesa

dalam menjalankan pelayanan public maka dari itu ada beberapa upaya yang

dilkukan pusat (BKPM) dalam rangka perbaikan kualitas perizinan yaitu dengan

endorong terciptanya kebijakan dan kepastian hukum melalui peraturan terkait

penanaman perizinan. Kemudian memberikan kemudahan khusunya pelayanan

perizinan baik ditingkat pusat, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota.Selanjutnya

adalah melakukan pengembangan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan

Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) serta disediakannya online tracking system.

Jenis perizinan yang telah dapat dilayani melalui SPIPISE adalah yaitu Izin Prinsip,

Izin Usaha dan Surat Persetujuan Pembebasan Bea Masuk Barang Modal dan

Bahan Baku.

Berbicara tentang SPIPISE bahwasannya terdapat sub system informasi

penanaman modal, dimana dalam sub system ini terdapat berbagai informasi terkait

penanaman modal, investasi, kebijakan peraturan perundang – undangan serta tata

cara pengajuan perizinan. pelayanan penanaman modal, dan sub sistem pendukung

pelayanan perizinan. Selanjutnya ada sub system pelayanan penanaman modal,

dimana dalam sub sistem ini terdapat aplikasi layanan yang sudah electronic atau

online. kemudia agar suatu pelayanan dapat dikatakan transparansi dalam proses

perizinan, SPIPISE menyediakan tracking system yang memungkinkan penanam

modal memantau proses penyelesaian permohonan perizinan dan nonperizinan

penanaman modal.

Page 14: INOVASI LAYANAN TRANSAKSI E-GOVERNMENT PADA BIDANG ...

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

582

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015- 2019

menetapkan tantangan utama pembangunan yang terkait dengan penanaman modal

dapat dikelompokkan atas:

1. Pembangunan tata kelola untuk menciptakan birokrasi yang efektif dan efisien;

2. Pertumbuhan ekonomi;

3. Percepatan pemerataan pembangunan antar wilayah; serta

4. Percepatan pembangunan kelautan.

Terkait pada RPJMN tersebut bahwasannya adapun tantangan dalam

melaksanakan pelayanan dan tatakelola pemerintahan yang baik, tantangan pertama

dalam pelayanan dan tatakelola pemerintahan yang efektif dan efisien adalah

meningkatkan integritas dan mewujudkan akuntabilitas, efektifitas, serta efisiensi

dari birokrasi dalam menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan, dan

pelayanan publik terkait perizinan secara utuh di tingkat Pusat, Provinsi dan

Kabupaten/Kota. Bahwasannya BP2T dibentuk untuk memberikan kemudahan

masyarakat khusunya dalam mendapatkan pelayanan perizinan dan nonperizinan

baik usaha maupun pelayanan penanaman modal

Kebijakan - kebijakan yang ditujukan untuk meningkatkan penanaman

modal diharapkan dapat menjawab keresahan masyarakat terkait perizinan baik

dalam proses maupun pelayanannya. Dimana upaya untuk meningkatkan perizinan

dan penanaman modal secara keseluruhan sangat diperlukan untuk mendukung

pencapaian sasaran pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Kemudian diharapkan

upaya ini dapat membantu membalikkan kecenderungan perlambatan pertumbuhan

ekonomi dan penanaman modal yang saat ini terjadi.

Bahwasannya rincian arah kebijakan dan strategi yang akan ditempuh

adalah memberikan kemudahan, kepastian, dan transparansi proses pelayanan

perizinan dan nonperizinan penanaman modal, melalui pembentukan penguatan

kelembagaan PTSP Pusat melalui pelimpahan atau pendelegasian kewenangan

perizinan dan nonperizinan dari Kementerian/Lembaga kepada BKPM atau

menempatkan pejabat penghubung (Liaison Officer/LO) Kementerian/Lembaga di

BKPM. Kemudian adanya penyederhanaan maupun standarisasi prosedur dan

penyelenggaraan proses perizinan paralel untuk mempersingkat waktu. Hal ini

nantinya akan menjawab keresahan masyarakat terkait lamanya proses perizinan.

Page 15: INOVASI LAYANAN TRANSAKSI E-GOVERNMENT PADA BIDANG ...

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

583

Selanjutnya melakukan penguatan Investment Relation Unit bahwasannya dalam

rangka meningkatkan layanan pengaduan permasalahan perizinan. Serta melakukan

peningkatan kapasitas aparatur BP2T. Kemudian merubah mindset aparatur

menjadi problem solver dan lebih tanggap dalam melayani masyarakat. Dan

pemanfaatan SPIPISE yang mana untuk melayanani masyarakat khusunya pada

bidang perizinan online. Mendorong penguatan kelembagaan dan sumber daya

manusia PTSP di daerah, antara lain melalui: Penilaian kualifikasi PTSP

1. Melakukan sosialisasi dan pendalaman terkait tata cara perizinan maupun

kebijakan kebijakan terkait perizinan

2. Melakukan peningkatkan koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri

dalam pembinaan BP2T di Daerah.

3. Pelaksanaan perizinan penanaman modal secara utuh melalui BP2T Pusat juga

beserta proses penyederhanaan perizinan dilakukan secara bertahap mulai dari

sektor prioritas. Kemudian adapun penguatan kelembagaan BP2T di daerah

dimulai dari wilayah yang sangat potensial dan strategis.

Adapun bahwasanya pengembangan SPIPISE untuk mendukung

penyelenggaraan BP2T di Pusat dan Daerah yang mudah, cepat, murah dan

transparan yakni dengan mengembangkan aplikasi elektronik pelayanan perizinan

dan nonperizinan yang dilimpahkan atau didelegasikan kepada BP2T, melakukan

pengembangan sistem pertukaran data untuk mengintegrasikan sistem informasi

pelayanan perizinan dan nonperizinan Kementerian/Lembaga dengan SPIPISE,

kemudian melakukan pengembangan dan pemanfaatan online tracking system

dalam proses perizinan dan nonperizinan untuk BP2T daerah, serta dashboard

informasi kinerja PTSP yang dapat diakses Menteri/Pimpinan Lembaga dan

Presiden, dan melakukan validasi dan pengolahan data untuk meningkatkan akurasi

dan pemanfaatan data penanaman modal untuk perencanaan, monitoring,

perumusan kebijakan dan pelayananperizinan maupun penanaman modal.

Jika berbicara e-Government, e-Government sendiri merupakan sebuah

pinovasi sistem pemerintahan yang identik pada kekuatan teknologi digitalisasi, di

mana semua dapat dikendalikan dalam suatu sistem mulai dari pekerjaan

administrasi, pelayanan terhadap masyarakat, pengawasan dan pengendalian

sumber daya milik organisasi yang bersangkutan, keuangan, pajak, retribusi,

Page 16: INOVASI LAYANAN TRANSAKSI E-GOVERNMENT PADA BIDANG ...

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

584

karyawan dan sebagainya. E-Government merupakan salah satu inovasi yang selalu

dikaitkan dengan revolusi industri 4.0 yang diharapkan mampu meningkatkan

pelayanan publik yang berbasis pada pemnfaatan teknologi informasi dan

komunikasi sehingga layanan publik menjadi lebih transparan, akuntabel, efektif

dan efisien.

E-Government dimaknai berbeda – beda pada beragam maupun masing

masing individu. Hal ini disebabkan karena berbagai hal yaitu, walaupun sebagai

sebuah konsep E-Government memiliki prinsip – prinsip dasar yang universal,

namun karena setiap negara memiliki dalam implementasi atau penerapannya

berbeda - berbeda, maka definisi dari ruang lingkup E-Government pun menjadi

beraneka ragam, kemudian dalam implementasi aplikasi E-Government sangatlah

lebar mengingat sedemikian banyaknya tugas dan tanggung jawab pemerintah

sebuah negara yang berfungsi untuk mengatur masyarakatnya melalui berbagai

jenis interaksi dan transaksi, yang mana pengertian dan penerapan E-Government

di sebuah negara tidak dapat dipisahkan dengan kondisi internal baik secara makro

maupun mikro dari negara yang bersangkutan, sehingga pemahamannya teramat

sangat ditentukan oleh sejarah, budaya, pendidikan, pandangan politik, kondisi

ekonomi, dari negara yang bersangkutan dan Visi, misi, strategi pembangunan

sebuah negara yang memiliki khas tersendiri mengakibatkan terjadinya beragam

pendekatan didalam proses pengembangan bangsa sehingga berpengaruh terhadap

penyusunan prioritas pengembangan bangsa.

Selain itu, untuk melaksanakan maksud tersebut pengembangan E-

government diarahkan untuk mencapai empat tujuan menurut Inpres RI No.3 Tahun

2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government,

yaitu:

1. Pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik yang memiliki

kualitas dan lingkup yang dapat memuaskan masyarakat luas serta dapat

terjangkau di seluruh wilayah Indonesia pada setiap saat tidak dibatasi oleh

sekat waktu dan dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat.

2. Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha untuk meningkatkan

perkembangan perekonomian nasional dan memperkuat kemampuan

menghadapi perubahan dan persaingan perdagangan internasional.

Page 17: INOVASI LAYANAN TRANSAKSI E-GOVERNMENT PADA BIDANG ...

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

585

3. Pembentukanmekanisme dan saluran komunikasi dengan lembagalembaga

negara serta penyediaan fasilitas dialog publik bagi masyarakat agar dapat

berpartisipasi dalam perumusan kebijakan negara.

4. Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan efisien

serta berdampak pada kelancaran transaksi dan layanan antar lembaga

pemerintah dan pemerintah daerah otonom.

Sementara, adapun kelemahan dari layanan transaksi e-Government

diantaranya terkait pelayanan yang diberikan melalui situs pemerintahan tersebut,

belum ditunjang oleh sistem manajemen dan proses kerja yang efektif

karenaberhubungan dengan kesiapan peraturan, prosedur dan keterbatasan sumber

daya manusia terkait penggunaan teknologi maupun dalam sumber daya aparatur

sangat dalam sistem manajemen dan proses kerja pemerintah, kemudian belum

mapannya strategi serta tidak memadainya anggaran yang dialokasikan untuk

pengembangan transaksi elektronik untuk kepentingan publik masingmasing

institusi, inisiatif-inisiatif tersebut merupakan upaya instansi secara sendiri-sendiri

dengan demikian sejumlah faktor seperti standardisasi, keamanan informasi,

otentikasi dan berbagai aplikasi dasar yang memungkinkan interoperabilitas antar

situs secraa andal, aman, dan terpercaya untuk mengintegrasikan system

Meskipun e-Government telah diterapkan oleh pemerintah kota Malang

dalam bidang perizinan terdapat 3 faktor yang menjadi permasalahan di kota

Malang terkait dengan e-Government yaitu :

1. Sebagian besar masyarakat kota Malang masih banyak yang melakukan

pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan dalam bidang perizinan , apalagi saat

ini pembangunan yang terjadi di kota Malang amatlah pesat hal tersebut

diwujudkan dengan maraknya pembangunan berbagai fasilitas diantaranya

pembangunan rumah toko (ruko), mini market, apartemen, renovasi

rumah,serta pengembangan perumahan. Untuk dapat melaksanakan

pembangunan tersebut maka diperlukan suatu Izin hal inilah yang seringkali

dilanggar oleh masyarakat kota Malang banyak diantara mereka tidak memiliki

izin terhadap bangunan maupun usahanya. Sebagai contoh kasus yang terjadi

di kota Malang yaitu selama tahun 2009 pelanggaran terhadap izin gangguan

atau izin (HO) dan izin usaha menempati urutan teratas dalam per-bulannya

Page 18: INOVASI LAYANAN TRANSAKSI E-GOVERNMENT PADA BIDANG ...

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

586

pelanggaran terhadap izin tersebut mencapai sekitar 22 kasus. Sehubungan

dengan ini,

2. Sebagian besar masyarakat Kota Malang khusunya masyarakat pelosok atau

pedesaan masih banyak yang belum mengetahui apakah layanan e-Government

itu, sehingga belum banyak yang memanfaatkan layanan tersebut.

3. Kemudian seringkali website terkait perizinan sulit untuk diakses atau error.

Dimana ha ini tentunya memnghambat proses perizinan dan keberhasilan

maupun kesiapan inivasi layanan e-government.

Layanan Transaksi E-Government Pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

Kota Malang

Sebagai salah satu upaya dalam memberikan pelayanan pada transaksi e-

Goverment maka BP2T mempunyai inovasi terobosan baru yang pertama ialah

Sistem Informasi Manajamen BP2T- Online. Sehingga yang diharapkan dengan

adanya terobosan inovasi baru ini menggunakan platform berbasis online dengan

teknologi ini dapat membantu kegiatan pelayanan perizinan yang aman dan terpadu.

Dengan menggunakan sistem online atau yang disebut (PTSP) dapat memberikan

kemudahan dakam melakukan transakasi pembayaran penerbitan SK, sehingga

inovasi baru dengan sistem berbasis online seperti ini secara mutu dapat

memberikan kepuasan pada masyarakat dalam mengurus perizinan dengan mudah,

aman dan akurat tentunya. Dengan menggunakan PTSP-Online kemudahan yang

didapat hanya dengan menyambungkan koneksi pada internet sudah bisa

mengoperasikan untuk melakukan proses perizinan online melalui media PC

maupun laptop juga bisa. Dan aplikasi yang dapat digunakan untuk mengakses

yaitu browser semisal Mozila Firefox atau Windows Internet Explore/.

Dan yang kedua website BP2T Pada tahun 2006, Dinas Perizinan

membangun website perizinan dibawah portal kota Malang. Laman website BP2T

yang dapat di akses adalah www.perijinan.malangkota.go.id ataupun dapat juga

diakses melalui website kota Malang www.malangkota.go.id dengan klik

“perijinan online” selanjutnya akan masuk pada web perizinan. Pilihan Fasilitas-

fasilitas yang ada di dalam website :

a. Informasi Perizinan :

1) Persyaratan

Page 19: INOVASI LAYANAN TRANSAKSI E-GOVERNMENT PADA BIDANG ...

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

587

2) Mekanisme

3) Waktu penyelesaian dan biaya

4) Download formulir

5) Pengajuan izin online

6) Simulasi penghitungan retribusi IMB dan IG/HO

7) Proses dalam pengaduan secara online akan dapat di tindak lanjuti sesusai

dengan aturan ketentuan yang ada maka akan segera di proses.

8) Validasi data dari pemohon

9) Data statistik dari perkembangan

Pada poin yang ke ketiga terkait Informasi Perizinan Touchscreen atau

menggunakan teknologi media online untuk lebih mudah dan efisen saat meng entry

data,dimana menjadi salah satu media informasi yang digunakan oleh BP2T adalah

komputer touchscreen atau layar sentuh. Masyarakat dapat mencari informasi

mengenai persyaratan, mekanisme, masa berlaku dan biaya retribusi. Disamping itu

terdapat program simulasi penghitungan biaya retribusi IMB dan Izin Gangguan.

Sistem yang bekerja yaitu pda Komputer touchscreen juga akan terhubung dengan

SIM PTSP-Online, sehingga masyarakat dapat melakukan pengecekan sejauh mana

proses izin yang diajukan. Best poin yaitu fasilitas yang terhubung dengan

komputer touchscreen adalah multimedia informasi.

Sehubungan dengan berbagai upaya dan factor diatas terkait e-Government,

tentunya tidak mungkin jika kinerja kualitas pelayanan public terutama di bidang

penanaman modal hanya stagnan disitu saja. Seiring berkembangnya era revolusi,

saat ini Indonesia masuk dalam era revolusi industri 4.0. yang dimana pada era yang

baru ini lebih mengedepankan jasa robot dibanding jasa manusia karena untuk

memangkas waktu.

Indonesia saat ini disebut revolusi industri 4.0 sebagai perubahan

fundamental pada bidang industri yang telah masuk pada era baru. Secara bahasa

sederhananya revolusi industri 4.0 yang dapat dimaksud dengan perkembangan

teknolgi pabrik. Sehingga dalam revolusi industri 4.0 ini peran atau kontribusi

manusia tidak lagi mendominasi karena pada prinsipnya yang sangat dominan yaitu

mesin-mesin yang serba cepat robotik mampu bekerja lebih cepat apabila

Page 20: INOVASI LAYANAN TRANSAKSI E-GOVERNMENT PADA BIDANG ...

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

588

dibandingkan dengan tenaga manusia, secara kuantitas da kualitisa akan lebih

unggul pada mesin-mesin robotik yang serba cepat.

Teknologi menghasilkan inovasi disruptif, yang mengganggu kemapanan.

Disrupsi, yang disebut Rhenald Kasali bukan sekedar fenomena hari ini (today),

melainkan fenomena "hari esok" (the future) yang dibawa oleh para pembaharu ke

saat ini, hari ini (the present) tidak memberi helaan nafas yang panjang bagi suatu

pemerintahan untuk punya cukup waktu memikirkan kebijakan yang antisipatif.

Perkembangan peradabab Revolusi Industri 4.0 menyebabkan terjadinya fenomena

disrupsi, dengan didukung kemajuan teknologi juga telah menyebabkankan

terjadinya kondisi transisi revolusi teknologi yang secara fundamental dalam

kehidupan kita sehigga akan terjadi perubahan secara signifikan.

Transformasi organisasi pemerintah menjadi sebuah konsep yang harus

terus diupayakan oleh pemerintah sebagai alat bagi aparat pemerintah agar lebih

responsif terhadap perubahan. Adanya dampak dari revolusi industri 4.0 salah

satunya adalah otomatisasi dan adanya pengurangan jumlah tenaga kerja manusia

dalam proses produksi. Hal ini tercatat oleh Klaus Schwab, Industri IT di Lembah

Silicon tahun 2014 dimana menghasilkan pendapatan sebesar AS$1,09 triliun

hanya dengan mempekerjakan 137,000 orang.

Konsekuensi dari perkembangan pada era Revolusi Industri 4.0 adalah

meningkatnya tuntutan akuntabilitas dan transparansi dari organisasi pemerintah

serta responsif yang tinggi dancepat, sehingga membawa pada perubahan

paradigma desain organisasi.Revolusi industri 4.0 digadang-gadang mampu

memberikan manfaat pada peningkatan produktivitas di berbagai industri seperti

petrokimia, otomotif, semen, makanan dan minuman, serta yang lainnya. Tak heran

jika gelombang revolusi industri 4.0 ini dinilai lebih unggul dibanding sebelumnya.

Beberapa keunggulannya antara lain sebagai berikut:

1. Mampu meningkatkan taraf hidup

Seiring dengan peningkatan produktivitas, revolusi industri 4.0 mampu

meningkatkan kualitas hidup masyarakat di seluruh belahan dunia. Peningkatan

produktivitas dapat menaikkan rata-rata pendapatan per kapita di dunia. Artinya,

tingkat kesejahteraan masyarakat juga akan mengalami kenaikan sehingga

kemampuan masyarakat untuk mengakses kesehatan naupun transaksi akan

Page 21: INOVASI LAYANAN TRANSAKSI E-GOVERNMENT PADA BIDANG ...

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

589

semakin baik. Secara lebih lanjut, hal ini akan berpengaruh pada meningkatnya usia

harapan hidup.

2. Teknologi dalam genggaman

Revolusi industri 4.0 yang mencakup internet untuk segala sesuatuny saat ini

telah terwujud dalam sebuah benda yang dinamai ponsel pintar (smartphone).

Sebuah smartphone ini dapat dipasangi dengan berbagai aplikasi yang

memungkinkan pengguna untuk mengelola investasi, mengatur keuangan,

mengakses beberapa website, memesan taksi, ojek, bahkan makanan, membeli tiket

pesawat, mengatur perjalanan, main game, dan lain sebagainya. Semua itu bisa

dilakukan dengan mudah dan cepat melalui satu perangkat teknologi, sebab seluruh

data untuk mengakses hal tersebut telah tersimpan di awan (cloud computing). Kini

ponsel bukan hanya sekadar berfungsi sebagai perangkat komunikasi dan mengirim

pesan singkat saja, tetapi sudah mencakup berbagai kebutuhan. Tak heran jika

kecanggihan dan kemudahan teknologi seolah berada dalam genggaman.

Meski dianggap mampu memberikan manfaat besar bagi peradaban manusia,

namun revolusi industri 4.0 tetap saja memiliki celah yang menjadi kelemahannya.

Beberapa kelemahan atau sisi negatif dari revolusi industri gelombang keempat ini.

3. Mempersempit lapangan kerja

Revolusi industri 4.0 mengintegrasikan teknik otomatisi, komputer, dan

jaringan internet untuk meningkatkan produktivitas di bidang industri. Artinya,

proses produksi dalam industri lebih banyak dijalankan oleh mesin-mesin atau

robot yang dinilai lebih produktif dan efisien. Contohnya saja dalam industri

makanan di Jepang, banyak pengusaha yang menggunakan robot untuk

memproduksi sushi dengan berbagai topping. Tidak hanya itu, bahkan banyak

restoran yang menggunakan robot untuk melayani para customernya. Dengan

demikian, tenaga kerja manusia harus bersaing dengan robot, sehingga lapangan

kerja untuk tenaga kerja manusia semakin sempit.

4. Hilangnya privasi

Penyebaran data pribadi dalam bentuk digital yang semakin mudah

menyebabkan hilangnya privasi. Pengguna aplikasi smartphone tak lagi memiliki

tempat yang aman untuk menyimpan data pribadinya. Sehingga ruang untuk

menyimpan privasi tidak lagi menjadi sebuah hal yang rahasia. Sementara pada

Page 22: INOVASI LAYANAN TRANSAKSI E-GOVERNMENT PADA BIDANG ...

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

590

realitanya, inovasi – inovasi baru telah diciptakan oleh pemerintah Kota Malang

pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu guna menunjang

laju perkembangan pelayanan public yang prima. Selain itu, inovasi yang di

munculkan terkait revolusi industry juga bermanfaat untuk mendukung adanya

good governance. Ketika inovasi tersebut mampu berdaya saing dalam skala global

maka good governance lambat laun semakin maju.

Gambar 2. Realisasi Pemerintah Kota Malang dalam Menyelenggarakan Pemerintahan di

Era Revolusi Industry 4.0.

Bisa diperhatikan bahwa dari gambar diatas adalah sebuah website resmi

dari pemerintah kota malang bidang penanaman modal yang sudah diterapkan guna

mempermudah masyarakat melakukan pelayanan perizinan tidak perlu bersusah

payah dalam mengaksesnya. Sudah tampak dari website tersebut fitur – fitur yang

ada sudah hampir semuanya dicantumkan. Tidak hanya itu kurang lebih ada 15 jenis

pelayanan perizinan yang sudah disediakan oleh pemerintah kota malang.

Gambar 3. Jenis Perizinan Pemerintah Kota Malang

Tidak hanya dalam aspek tersebut, pemerintah kota malang juga

menerapkan inovasi terbaru dimana inovasi tersebut digadang – gadang mampu

Page 23: INOVASI LAYANAN TRANSAKSI E-GOVERNMENT PADA BIDANG ...

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

591

memangkas waktu dalam pelayanan dan cepat terselesaikan. Badan Pelayanan

Perizinan Terpadu (BP2T) Kota Malang bertekad meningkatkan pelayanan

perijinan dengan beragam program inovasi dengan mudah, cepat dan akurat. Tujuan

mereka untuk memberikan kemudahan dan kepuasan kepada pemohon yang

mengurus perijinan. Tak hanya mengurus perijinan saja, mereka juga membuat

program unggulan menerbitkan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) hanya 15 menit,

drafter gambar gratis, dan mobil keliling antar kecamatan.Selain itu, berkas

persyaratan IMB harus sudah masuk di Kantor BP2T Kota Malang terlebih

dahulu. Kemudian, lanjut bagi masyarakat kurang mampu ingin mengurus ijin

mendirikan bangunan, tapi bingung dengan desain gambar bangunan, pihaknya

sudah menyiapkan petugas khusus membuat gambar drafter bangunan secara gratis.

Tak hanya melayani mengurus IMB secepat 15 menit dan gambar drafter

bangunan gratis saja, pihaknya juga rutin menggencarkan sosialisasi program

perijinan melalui mobil keliling. Mobil keliling fungsinya untuk memberikan

informasi, pengaduan, pelayanan perizinan. Operasionalnya mulai jam kerja pagi

sampai sore dan lokasinya menyebar ke kecamatan. Ketika hari libur melayani di

Mall dan terminal. Program itu menurutnya ingin menyuguhkan pelayanan

perijinan kepada masyarakat secara mudah cepat dan cermat. Artinya cepat dalam

menyelesaikan ijin sesuai Standart Operasional Prosedur (SOP) dan cermat dalam

mempertanggungjawaban kepastian hukumnya.

Dalam era revolusi industry 4.0 tentu pemerintah juga masih merasa dilema.

Birokrasi masih kesulitan untuk bisa mengikuti langkah milenial yang kian hari

melaju kencang dan lebih kencang lagi. Sebab, birokrasi masih muncul dengan

rumit di meja-meja yang terpisah oleh fungsi. Citra akan alur yang panjang,

lamanya waktu, dan kelambanan masih melekat pada birokrasi yang ada di kantor-

kantor pemerintah. Sehingga, apa yang sering kita sebut sebagai reformasi birokrasi

harus terus disuarakan. Isu yang jarang dibahas, apalagi oleh masyarakat sipil.

Pembahasan itu bisa dimulai, salah satunya lewat apa yang disuarakan

Schwab (2015) bahwa: "I can't imagine a topic more important than the relationship

between government and innovation." Hadirnya inovasi dalam birokrasi lebih

banyak disebabkan bagaimana cara pemerintah memperlakukan teknologi, semisal

teknologi digital. Hubungan antara teknologi, inovasi, dan sektor publik jadi

Page 24: INOVASI LAYANAN TRANSAKSI E-GOVERNMENT PADA BIDANG ...

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

592

niscaya. Sayangnya, inovasi itu secara tidak sengaja tak diperbolehkan ada oleh

pola pikir dan sejumlah aturan dalam birokrasi itu sendiri. Seperti, aparaturnya yang

tak suka bersentuhan atau tak menjadikan internet sebagai suatu kebutuhan sehari-

hari.

Minimnya inovasi pun dikarenakan aparatur yang keliru dalam mengartikan

semangat kewirausahaan (entrepreneurship spirit) dalam sektor publik. Pola pikir

bahwa tugas aparatur bukan mencari keuntungan seperti pada sektor privat memang

benar. Tetapi, semangat kewirausahaan itu dimaksudkan supaya, misalnya menurut

Osborne dan Gaebler (2003) dalam bukunya Reinventing Government: How the

Entrepreneurial Spirit is Transforming the Public Sector, hadirnya inovasi dalam

memberikan pelayanan dengan kualitas prima. Perlunya persaingan di dalam

pemberian pelayanan. Setidaknya masyarakat berhenti mengeluh saat mengurusi

segala hal yang cuma bisa diberi oleh pemerintah: perizinan dan non-perizinan.

Sulit rasanya bagi pemerintah untuk bisa dengan prima melayani bila

aparaturnya masih memiliki pola pikir yang bukan tak ramah, tetapi memunggungi

internet karena tak mengerti manfaat dari internet. Tak mengerti itu bukan pula

sebab tak mau, namun tak mampu karena sebagian dari mereka lahir dan tumbuh

di zaman yang belum mengenal internet. Jadi ada kecanggungan kolektif dari

aparatur birokrasi terhadap teknologi digital.Semakin banyak tantangan dalam

setiap sisi. Baik dalam dunia kerja, kehidupan sehari – hari ataupun dunia

pendidikan.

Keberadaan seorang pemimpin dalam organisasi ataupun individu sangat

dibutuhkan untukmembawa organisasi atau individu kepada tujuan yang telah

ditetapkan. Berbagai gaya kepepimpinan akan mewarnai perilaku seorang

pemimpin dalam menjalankan tugasnya. Karakteristik generasi Y mendorong tren

dimana anak muda sekarang lebih selektif dalam memilih pekerjaan yang sesuai,

dan hal ini tidak lepas dari sikap kepemimpinan yang mereka miliki. Tahun 2020

hingga tahun 2030 diprediksi bahwa Indonesia akan mencapai puncak populasi usia

produktif sebesar 70% dari total penduduk Indonesia (Sebastian, Amran dan Youth

Lab, 2016).

Hal ini bisa menjadi keuntungan untuk perekonomian dan kemajuan

Indonesia apabila generasi millenial sebagai generasi dengan jumlah yang besar

Page 25: INOVASI LAYANAN TRANSAKSI E-GOVERNMENT PADA BIDANG ...

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

593

dapat dikelola dengan baik. Terlebih mereka memiliki leadership yang baik

sehingga mampu mengelola individu mereka sendiri ataupun sekala perusahaan

atau organisasi. Penelitian ini ingin mengetahui tentang bagaimana leadership dari

generasi (Y) di Indonesia.

Era 4.0, di mana segala aspek menggunakan basis internet (internet of thing/

IoT), serta cloud system, menjadi hal paten bagi generasi milenial yang ada di

birokrasi. Pada realitanya, salah satu pilar utama munculnya pemerintahan berkelas

dunia ada pada penerapan E-Government. Apabila penerapan E-Government

dipantau ekfektif, maka pergeseran revolusi industry dari era 3.0 ke 4.0 akan lebih

cepat terjadi. Namun, bila melihat dari data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB )

saat memaparkan peringkat EGDI (E-Government Development Index )

berdasarkan survei tahun 2016, Indonesia memperoleh peringkat ke-116 EGDI.

Peringkat tersebut turun 10 tingkat dibanding tahun 2014 yang menduduki

peringkat ke-106. Kondisi tersebut jelas masih jauh berada di bawah negara-negara

tetangga seperti Malaysia (peringkat ke-60) dan Filipina (peringkat ke-71), yang

artinya sektor publik di Indonesia harus lebih bekerja keras membangun sistem e-

government. Masih belum banyaknya aparatur yang tidak kompeten di bidang

teknologi dan informatika harus menjadi catatan penting para pengambil kebijakan,

baik di pusat dan daerah.

KESIMPULAN

Revolusi Industri 4.0 pada hakikatnya memberikan kesempatan besar dalam

mengaktualisasikan fungsi dan peranan organisasi pemerintah dalam menjalankan

tugas- tugasnya, perkembangan IT yang cepat dapat menjadi peluang dalam

percepatan penerapan E-government, dimana sebagai digitalisasi data dan

informasi seperti E-Budgeting (Perhitungan), E-Project planning(Perencanaan

Proyek ), system delivery, penatausahaan, E-Controlling, E-Reporting hingga E-

Monev serta apllikasi lainnya.

Transformasi birokrasi mengarah ke E-Government pada era revolusi

industri 4.0, dilakukan dengan merubah desain birokrasi pemerintah yang lebih

kondusif guna mengembangkan inovasi dan membangun kolaborasi serta sinergitas

didahului dengan mengembangkan gaya kepemimpinan transformasi yang visioner

terukur pada berbagai standart kepemimpinan sehingga dapat memastikan inovasi

Page 26: INOVASI LAYANAN TRANSAKSI E-GOVERNMENT PADA BIDANG ...

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

594

yang dikembangkan memberikan nilai plus pada kualitas pelayanan,

menyelaraskan visi dan lingkungan internal yang diimbangin dengan kemampuan

untuk memberikan respon terhadap perubahan lingkungan eksternal yang bergerak

kondusif dalam era revolusi industri 4.0.

Dalam pengoptimalisasian layanan transaksi E-Government, dilakukan

berbagai upaya dan kerjasama antara BP2T dan Diskominfo Kota Malang.

Diantaranya aktivitas pengembangan Sistem Informasi Manajemen PTSP-Online,

website BP2T, Perizinan keliling, Pemasangan jaringan internet gratis di berbagai

kelurahan di Kota Malang, Sosialisasi kelompok informasi masyarakat ( KIM ) di

Kota Malang,Berbagai pelatihan e-government untuk masyarakat kota Malang

maupun SKPD di Kota Malang,Program KANTAYA (Kantor Maya),Kerjasama

antara pemerintah dengan private sector dalam mengembangkan layanan transaksi

e-government, serta penyusunan suatu RENSTRA (Rencana Strategi) mencakup

Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) yang disusun sejak tahun 2009-2013

melalui Roadmap.

DAFTAR PUSTAKA

Aminudin, A. (2017). Peran Badan Penanaman Modal Dalam Meningkatkan

Pelayanan Perijinan Tentang Investasi Pariwisata Di Kota Batu. JISIP:

Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 6(2).

Basuki, J. (2019). Ekologi Administrasi Publik Di Indonesia Dalam Menghadapi

Revolusi Industri 4.0: Perspektif Kebijakan Publik. Public Inspiration, 3(2),

57-69.

Fitria, Y., Prakoso, C. T., & Apriani, F. (2019). Inovasi Smart Card “Syaharie

Jaang” Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Di Dinas

Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Dpmptsp) Kota

Samarinda.

Hadi, Krishno, Asworo, Listiana, Taqwa, Iradhad. (2020). “Inovasi Dialogis:

Menuju Transformasi Pelayanan Publik Yang Partisipatif (Kajian Sistem

Pelayanan Malang Online). Journal of Government and Civil Society,

4(1),115–129, DOI: http://dx.doi.org/10.31000/jgcs.v4i1.2438

Hastuti, I. W., & Sulandari, S. (2018). Analisis Inovasi Pelayanan Perizinan Jemput

Bola Di Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Page 27: INOVASI LAYANAN TRANSAKSI E-GOVERNMENT PADA BIDANG ...

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

595

(Dpmptsp) Kabupaten Semarang. Journal of Public Policy and Management

Review, 7(4), 43-61.

Kartini, I. A. N. (2018). Evaluasi Indeks Kepuasan Masyarakat (Ikm) Terhadap

Pelayanan Publik Pada Upt Pelayanan Perizinan Terpadu (P2t) Badan

Penanaman Modal Provinsi Jawa Timur Periode Oktober-Desember

2015. Media Mahardhika, 16(3), 356-370.

Kurniawan, A. D. (2015). INOVASI PELAYANAN PUBLIK (Studi Deskriptif

Tentang Inovasi Pelayanan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Di Badan

Penanaman Modal Dan Perizinan Kabupaten Lamongan). Jurnal Kebijakan

dan Manajemen Publik, 3, 170-171.

Lutfiana, N., & Larasati, E. (2019). Inovasi Sistem Informasi Tenaga Kesehatan

(Sinakes) Online Pada Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Kota Semarang. Journal of Public Policy and Management

Review, 8(2), 32-51.

Muharam, R. S. (2019). Inovasi Pelayanan Publik Dalam Menghadapi Era

Revolusi Industri 4.0 Di Kota Bandung. Decision: Jurnal Administrasi

Publik, 1(01), 39-47.

Nurmandi, Achmad. dkk. 2018. Pelayanan Sektor Publik. Yogyakarta: Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

Rahadian, A. H. (2019). Revitalisasi Birokrasi Melalui Transformasi Birokrasi

Menuju E-Governance Pada Era Revolusi Industri 4.0. In Prosiding Seminar

STIAMI (Vol. 6, No. 1, pp. 85-94).

Rahaju, T. (2018). Analisis Kesiapan Inovasi Layanan Sistem Informasi

Manajemen Dan Pelayanan Perizinan Elektronik (Simppel) Di Dinas

Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dan Tenaga Kerja

Kabupaten Tuban. Publika, 6(5).

Rahmi Hidayah, Nadiyah, & Farid Maruf, Muhammad. (2018). Efektivitas

Penerapan Layanan Sistem Informasi Tanda Tangan Elektronik (Sittek) Di

Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Dpmptsp)

Kabupaten Sidoarjo. Publika, 6(6).

Ridirio, S. N. (2019). Hubungan Kualitas Pelayanan Publik Dengan Kepuasan

Masyarakat Dalam Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan Di Dinas

Page 28: INOVASI LAYANAN TRANSAKSI E-GOVERNMENT PADA BIDANG ...

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

596

Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dan Tenaga Kerja Kota

Batu. JISIP: Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 8(2), 166-172.

Riyanto, J. (2018). Perancangan Aplikasi Pelayanan Perizinan Dan Non Perizinan

Pada Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota

Padang Panjang Berbasis Web.

Wismanu, R. E., Nuh, M., Widodo, N., & Aziz, N. A. (2019). Model Inovasi

Pemerintah Daerah Bidang Pelayanan Perizinan dalam Mewujudkan

Smart City (Studi Pendekatan Sistem Dinamik Pada Pemerintah Kabupaten

Sragen). Jurnal Ilmiah Administrasi Publik, 4(4).

Yuningsih, R. (2016). Kualitas Pelayanan Publik Di Kantor Perwakilan

Pemerintah Daerah Kabupaten Tolitoli Di Kota Palu. Katalogis, 4(8).