Makalah+e Government

37
Perbandingan E-Procurement Indonesia dan Korea Selatan BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Keberadaan teknologi informasi menjadi salah satu faktor penting dalam pelaksanaan reformasi sektor publik. Penerapan teknologi informasi dalam upaya meningkatkan kinerja serta pelayanan pemerintah kepada masyarakat salah satunya terimplementasi dengan adanya e-government dalam praktek pemerintahan. Inovasi pelayanan secara elektronik oleh pemerintah, atau yang biasa disebut dengan e-government ini berkembang sangat pesat. Banyak keuntungan yang diperoleh negara-negara yang telah menerapkan e-government ini. Selain sebagai jalan untuk mempermudah akses pelayanan publik, e- government juga dapat berfungsi untuk mengurangi celah-celah yang sering disalahgunakan atau dikorupsi. Salah satu implementasi e-government yang dapat menutup celah tersebut adalah e-procurement. E-procurement adalah sebuah istilah untuk menyebut metode elektronik yang digunakan dalam tiap tahap proses pembelian dari indentifikasi persyaratan- persyaratan hingga pembayaran, dan secara potensial manajemen kontrak (www.scottish-enterprise.com ). Inovasi pelayanan pengadaan barang dan jasa melalui e- procurement ini dilakukan karena banyaknya kasus korupsi terkait dengan pengadaan tersebut. Di Indonesia sendiri, kasus korupsi pengadaan barang dan jasa tergolong cukup tinggi. Menurut Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP), proses pengadaan barang dan jasa rawan penyimpangan 1

description

makalah

Transcript of Makalah+e Government

Page 1: Makalah+e Government

Perbandingan E-Procurement Indonesia dan Korea Selatan

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Masalah

Keberadaan teknologi informasi menjadi salah satu faktor penting dalam pelaksanaan

reformasi sektor publik. Penerapan teknologi informasi dalam upaya meningkatkan kinerja

serta pelayanan pemerintah kepada masyarakat salah satunya terimplementasi dengan adanya

e-government dalam praktek pemerintahan. Inovasi pelayanan secara elektronik oleh

pemerintah, atau yang biasa disebut dengan e-government ini berkembang sangat pesat.

Banyak keuntungan yang diperoleh negara-negara yang telah menerapkan e-government ini.

Selain sebagai jalan untuk mempermudah akses pelayanan publik, e-government juga dapat

berfungsi untuk mengurangi celah-celah yang sering disalahgunakan atau dikorupsi. Salah

satu implementasi e-government yang dapat menutup celah tersebut adalah e-procurement. E-

procurement adalah sebuah istilah untuk menyebut metode elektronik yang digunakan dalam

tiap tahap proses pembelian dari indentifikasi persyaratan-persyaratan hingga pembayaran,

dan secara potensial manajemen kontrak (www.scottish-enterprise.com).

Inovasi pelayanan pengadaan barang dan jasa melalui e-procurement ini dilakukan karena

banyaknya kasus korupsi terkait dengan pengadaan tersebut. Di Indonesia sendiri, kasus

korupsi pengadaan barang dan jasa tergolong cukup tinggi. Menurut Lembaga Kebijakan

Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP), proses pengadaan barang dan jasa rawan

penyimpangan atau korupsi (kpk.go.id, 2010). Dari 28.000 kasus korupsi yang ditangani

KPK, 80 persen di antaranya kasus pengadaan barang/jasa dan 90 persen di antaranya akibat

penunjukkan langsung (PL). Deputi Bidang Monitoring Evaluasi dan Pengembangan Sistem

Informasi LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah), Himawan

Adinegoro, mengungkapkan bahwa dominasi kasus tindak korupsi adalah kasus pengadaan

barang dan jasa yang dilakukan secara manual dengan cara penunjukkan langsung (Tanjung,

2010).

Saat ini, e-Procurement merupakan salah satu pendekatan terbaik dalam mencegah

terjadinya korupsi dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah. Dengan e-Procurement

peluang untuk kontak langsung antara penyedia barang/jasa dengan panitia pengadaan

menjadi semakin kecil, lebih transparan, lebih hemat waktu dan biaya serta dalam

pelaksanaannya mudah untuk melakukan pertanggung jawaban keuangan. Hal tersebut

1

Page 2: Makalah+e Government

Perbandingan E-Procurement Indonesia dan Korea Selatan

dikarenakan sistem elektronik tersebut mendapatkan sertifikasi secara internasional (Jasin,

Zulaiha, Rachman, & Ariati, 2007).

Namun, implementasi e-procurement di Indonesia ini belum berjalan maksimal. Hal

ini terkjadi karena berbagai sebab. Salah satunya adalah belum adanya ketegasan tentang

peraturan hukum yang memayungi proses E-Procurement. Akibatnya belum ada standar baku

mengenai tata kelola proses E-Procurement baik dari segi rantai birokrasi, waktu,

penggunaan standar teknologi informasi, sumber daya manusia dan sebagainya. Lalu,

keharusan memilih barang dan jasa dengan harga terendah membuat banyak departemen/

instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah, harus siap menerima barang dan jasa yang

tak sesuai standar (portal.pengadaannasional-bappenas.go.id, 2009).

Berbeda dengan Indonesia, Korea Selatan telah sukses menerapkan e-procurement ini.

Di Korea Selatan, e-procurement dikenal dengan Korea On-line E-Procurement System

(KONEPS). KONEPS ini mulai diterapkan sejak tahun 2002. Sistem KONEPS di Korea

sudah terintegrasi dengan baik, terbukti dengan banyaknya penghargaan internasional yang

diberikan kepada KONEPS. Tiga tahun sejak diterapkan, KONEPS telah mendapatkan

penghargaan the best practice in procurement by the U.N.

Melihat keberhasilan Korea Selatan menerapkan KONEPS tersebut, penulis merasa

perlu untuk membandingkan sistem e-procurement di Indonesia dengan KONEPS di Korea

Selatan. Perbandingan ini memiliki tujuan untuk mengetahui faktor-faktor keberhasilan

Korea Selatan dalam menerapkan KONEPS sehingga dapat menjadi bahan pembelajaran bagi

Indonesia.

II. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perbandingan E-Procurement di Indonesia dan Korea Selatan?

2. Apa saja kekurangan dan kelebihan E-Procurement di Indonesia dan Korea

Selatan?

III. Tujuan

1. Mengetahui perbandingan E-procurement Indonesia dan Korea Selatan dilihat dari analisis lembaga dan prosedurnya

2. Mengetahui kelemahan serta kelebihan dalam impelementasi e-procurement di masing-masing negara tersebut

2

Page 3: Makalah+e Government

Perbandingan E-Procurement Indonesia dan Korea Selatan

BAB II

KERANGKA TEORI

II.1 E-Government

II.1.1 Definisi

e-Government secara umum dapat didefinisikan sebagai penerapan teknologi

informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan kinerja dari fungsi dan layanan

pemerintah tradisional. Lebih spesifik lagi, e-government adalah ―penggunaan teknologi

digital untuk mentransformasi kegiatan-kegiatan pemerintah yang bertujuan untuk

meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan penyampaian layanan.1 Beberapa definisi yang

diajukan mengenai e-government.

Electronic (or e) government is the process of transformation of the relationships of

government with its constituents – the citizens, the businesses – and between its own organs,

through the use of the tools of Information and Communications Technology (ICT).2

Bank Dunia (World Bank) mendefinisikan e-Government sebagai berikut: “e-

Government refers to the use of information and communications technologies to improve the

efficiency, effectiveness, transparency and accountability of government.”3

Di sisi lain, UNDP (United Nation Development Programme) dalam suatu

kesempatan mendefinisikannya secara lebih sederhana, yaitu: e-Government adalah

penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (ICT- Information and Communication

Technology) oleh pihak pemerintahan.

Clay G. Wescott (Pejabat Senior Asian Development Bank), mendefinisikannya

sebagai berikut: e-Government adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi

(ICT) untuk mempromosikan pemerintahan yang lebih effisien dan penekanan biaya yang

efektif, kemudahan fasilitas layanan pemerintah serta memberikan akses informasi terhadap

masyarakat umum, dan membuat pemerintahan lebih bertanggung jawab kepada

masyarakat.

II.1.2 Prinsip-prinsip e-government

1 Forman, Mark, e-Government: Using IT to transform the effectiveness and efficiency of government (2005)2 Satyanarayana, 2004, e-Government: The Science of the Possible, New Delhi: Prentice Hall of India, hal. 13 http://www.egovernment-institute.com/main.php?go=l_definisi diakses pada 30 November 2011

3

Page 4: Makalah+e Government

Perbandingan E-Procurement Indonesia dan Korea Selatan

1. Build services around citizens’ choices

2. Make government and its services more accessible

3. Facilitate social inclusion

4. Provide information responsibly

5. Use government resources effectively and efficiently

II.1.3 Peran e-government

e-Government adalah penggunaan teknologi informasi, khususnya internet, untuk

memberikan pelayanan publik yang lebih nyaman dan berorientasi pelanggan, biaya yang

efektif, dan sama sekali berbeda dan cara yang lebih baik. Ini mempengaruhi hubungan

pemeritah dengan warga negara, pebisnis, dan lembaga-lembaga publik lainnya serta proses

internal bisnis dan karyawan. Gerakan e-government didorong oleh kebutuhan pemerintah

untuk memotong biaya dan meningkatkan efisiensi, memenuhi harapan warga negara dan

meningkatkan hubungan warga, memfasilitasi pembangunan ekonomi, menyediakan sebuah

alat yang ampuh untuk menciptakan kembali pemerintah daerah. Hal ini mendorong

transformasi dari paradigma birokrasi tradisional, yang menekankan standardisasi,

departmentalization, dan efisiensi biaya operasional, dengan paradigma "e-government",

yang menekankan membangun jaringan terkoordinasi, kolaborasi eksternal, dan layanan

pelanggan.

II.1.4 Manfaat e-government

Satyanarayana (2004) menjelaskan manfaat dari skema implementasi e-government

pada berbagai stakeholders, yaitu manfaat e-government pada pemerintah, bisnis, masyarakat

dan industri Teknologi Informasi dan Komunikasi.

1. Manfaat e-government pada pemerintah

a) Law and policy making

b) Regulation

a. Better compliance due to stringent tracking and monitoring system

b. Better revenues

c. Better coordination between related regulatory agencies due to shared

database4

Page 5: Makalah+e Government

Perbandingan E-Procurement Indonesia dan Korea Selatan

d. More transparency in enforcement of laws

e. Better compliance to law owing to simplification of procedures

c) Provision of service to constituents

a. Better image

b. Cost cutting

c. Better targeting of benefits

d. Control of corruption

2. Manfaat e-government pada masyarakat

Daya tarik e-government muncul dari janji penyediaan layanan yang efisien dan

nyaman untuk warga negara. Memberikan pelayanan pada warga dengan cara cara

konvensional membutuhkan biaya langsung dan biaya tidak langsung jauh lebih tinggi

daripada layanan secara elektronik. Selain penghematan biaya, bentuk keuntungan

lain bagi warga diantaranya:4

a) Meningkatkan transparansi yang juga akan mengurangi korupsi

b) Perencanaan pribadi yang lebih baik dan kerja profesional yang muncul dari

kepastian dalam berurusan dengan pemerintah

c) Kualitas hidup yang lebih baik sebagai dampak dari penggunaan TIK dalam

bidang seperti kesehatan, pendidikan, pekerjaan, kesejahteraan dan keuangan

d) Mudah mengakses informasi badan pemerintah dan programnya

e) Dapat memilih dari beberapa saluran penyampaian layanan

f) Fasilitas seperti satu jendela dan login tunggal akan menghapus kompleksitas

mengunjungi beberapa lembaga pemerintahatau situs web

3. Manfaat e-government pada bisnis

Bisnis juga mendapat sebagian besar manfaat yang disebutkan di atas, yaitu

mengurangi biaya, transparansi dan kenyamanan. Selain itu, ada beberapa manfaat

tambahan berbeda yang mereka peroleh dari inisiatif e-government yang dirancang

dengan baik. Manfaat itu adalah:

a) Meningkatkan kecepatan bisnis. Interaction with bureaucratic government is one

of impediments to the growth of industry and business. With the digitalization of

the G2B (Government to Business) interface, the velocity of business increases.4 Satyanarayana, hal 17

5

Page 6: Makalah+e Government

Perbandingan E-Procurement Indonesia dan Korea Selatan

b) Mudah dalam berbisnis dengan pemerintah.

e-Procurement implemented in a few countries, not only creates transparency but

also enhances the ease of doing business with government. e-Procurement

provides a convenient internet-based medium for online registration of suppliers,

bidding for works and projects, and tracking the status of their award

4. Manfaat e-government pada industri Teknologi Informasi dan Komunikasi

The ICT industry is a special stakeholder in the government movement. If e-

government were to become a priority and a part of the vision of all democratic

governments, the biggest beneficiary would be the ICT industry, spanning across its

various segments such as software, hardware, networking, storage, security,

consultancy, IT education, training, and facilities management.

II.2 E-Procurement

II.2.1 Definisi

e-Procurement adalah proses pengadaan barang/jasa pemerintah yang pelaksanaannya

dilakukan secara elektronik yang berbasis web/internet dengan memanfaatkan fasilitas

teknologi komunikasi dan informasi yang meliputi pelelangan umum secara elektronik yang

diselenggarakan oleh Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).5

Beberapa definisi mengenai e-procurement, diantaranya

Bank Dunia menyebutkan sebuah definisi berlapis tiga dari e-procurement dari segi

pemerintahan (electronic Government Procurement, e-GP) dalam e-GP: World Bank Draft

Strategy (2003). Tingkat pertama menyatakan bahwa e-GP adalah penggunaan teknologi

informasi dan komunikasi khususnya internet oleh pemerintahan-pemerintahan dalam

melaksanakan hubungan pengadaan dengan para pemasok untuk memperoleh barang, karya-

karya, dan layanan konsultasi yang dibutuhkan oleh sektor publik. Definisi tingkat kedua dan

ketiga membuat perbedaan tipis antara e-tendering dengan e-purchasing.

Menurut Scottish Enterprise dalam e-Business Factsheet menyebut bahwa e-

procurement adalah sebuah istilah untuk menyebut metode elektronik yang digunakan dalam

5 http://forum.pengadaannasional-bappenas.go.id/index.php/e-procurement diakses pada 30 November 20116

Page 7: Makalah+e Government

Perbandingan E-Procurement Indonesia dan Korea Selatan

tiap tahap proses pembelian dari indentifikasi persyaratan-persyaratan hingga pembayaran,

dan secara potensial manajemen kontrak.6

II.2.2 Manfaat e-procurement

Manfaat yang ditawarkan e-procurement meliputi:7

1. Pengurangan biaya pengadaan

Pengurangan dalam biaya dapat dicapai melalui proses yang efisien seperti perluasan

basis pemasok, negosiasi harga yang lebih baik, dan pemendekan siklus pengadaan,

sehingga mengurangi inventori.

2. Pelacakan transaksi yang mudah dan pembayaran terotomatisasi

Meminimalkan beberapa biaya pasca pembelian, sehingga menjamin kepuasan

pelanggan.

3. Kendali yang lebih baik

Melalui sarana-sarana pelaporan dan analisis yang mudah dan efektif, seseorang dapat

meningkatkan efisiensi dalam pemeliharaan laporan, memeriksa pembelian tidak

terkendali, dan menciptakan integrasi data yang utuh

4. Otomatisasi tugas-tugas repetitif

Jika beberapa pembelian yang dilakukan adalah teratur, sistem secara otomatis

menyetujui pembelian tersebut berdasarkan pada pembeli dan jumlah yang diminta

6 www.scottish-enterprise.com/publications/e-procurement.pdf diunduh pada 1 Desember 20117 http://www.icfaipress.org/Books/E-Procurement_overview.asp diakses pada 1 Desember 2011

7

Page 8: Makalah+e Government

Perbandingan E-Procurement Indonesia dan Korea Selatan

BAB III

PEMBAHASAN

III.1 E-Procurement di Indonesia

III.1.1 Lembaga yang Melaksanakan E-Procurement di Indonesia

Hingga tahun ini e-procurement di Indonesia sudah terlaksana selama 5 tahun (2008-

2011). E-Procurement di Indonesia dimulai pada tahun 2008 dengan keluarnya Keppres

nomor 80 tahun 2003 yang mengatur tentang pengadaan barang/jasa pemerintah. Secara

eksplisit keppres tersebut mengijinkan proses pengadaan melalui e-procurement.

Untuk mengakomodai e-procurement di Indonesia, pemerintah dengan berlandaskan

beberapa hal mendirikan lembaga yang mengakomodasi layanan pengadaan tersebut yang

dinamakan LPSE (Lembaga Pengadaan Secara Elektronik). LPSE sebenarnya merupakan

unit kerja yang dibentuk oleh Kementerian/Lembaga/Perguruan Tinggi/BUMN dan

Pemerintah Daerah untuk melayani Unit Layanan Pengadaan (ULP) yang akan melaksanakan

pengadaan secara elektronik. Bagi ULP atau instansi yang tidak membentuk LPSE maka

dapat melaksanakan pengadaan secara elektronik dengan menjadi pengguna dari LPSE

terdekat.

Sumber: http://www.lkpp.go.id

Sejarah singkat

8

Page 9: Makalah+e Government

Perbandingan E-Procurement Indonesia dan Korea Selatan

Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dikembangkan oleh Pusat

Pengembangan Kebijakan Pengadaan Barang/jasa – Bappenas pada tahun 2006 sesuai dengan

instruksi Presiden no 5 tahun 2004 tentan Percepatan Pemberantasan Korupsi. E-procurement

menjadi salah satu dari 7 flagship Dewan Teknologi Informasi Nasional (Detiknas) dan di

bawah koordinasi Bappenas. Pada tahun 2007 telah dilakukan pelelangan secara elektronik

melalui LPSE oleh Bappenas dan Departemen Pendidikan Nasional. Pada waktu itu baru

terdapat satu server LPSE yang berada di Jakarta dengan alamat www.pengadaannasional-

bappenas.go.id yang dikelola oleh Bappenas.

Pada bulan Desember 2007, Presiden mengeluarkan Keppres nomor 106 tentang

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Lembaga ini merupakan

‘pemekaran’ Pusat Pengadaan yang sebelumnya berada di Bappenas. Dengan adanya

Keppres ini, seluruh tugas menyangkut kebijakan pengadaan barang dan jasa pemerintah

menjadi tanggung jawab LKPP, termasuk di dalamya pengembangan dan implementasi

electronic government procurement.

Peran LKPP adalah membantu pemerintah dalam menyusun dan merumuskan

strategi, penentuan kebijakan dan standar prosedur pengadaan barang/jasa pemerintah,

termasuk pembinaan sumber daya manusia. LKPP juga diberi tugas untuk mengembangkan

sistem informasi serta melakukan pengawasan penyelenggaraan pengadaan barang/jasa

pemerintah secara elektronik. Selain itu, LKPP juga diberi tugas untuk melakukan bimbingan

teknis, advokasi dan bantuan hukum.

Pada tahun 2008, instansi pemerintah pusat dan daerah mulai menerapkan e-

procurement di pemerintahnya. Pada kuartal 2 tahun 2008, Departemen Keuangan

meluncurkan lelang e-proc perdana. Sementara itu, Departemen Pendidikan Nasional juga

meluncurkan lelang perdana melalui LPSE pada Desember 2008.

Pada tahun 2009, LPSE berkembang jauh lebih cepat dari sebelumnya. Hingga akhir 2009

tercatat:

9

Jumlah LPSE 34

Jumlah Instansi

Pengguna

47

Total Paket 1.722

Total Pagu 3,3 trilyun

Cakupan Provinsi 19

Page 10: Makalah+e Government

Perbandingan E-Procurement Indonesia dan Korea Selatan

(Sumber: http://lpse.blogdetik.com)

Yang cukup menarik, pengelola LPSE telah membentuk semacam komunitas mandiri.

Tahun 2009, LPSE Provinsi Jawa Barat dan LPSE DIY misalnya, berhasil mendirikan LPSE

kabupaten di provinsinya. LPSE juga memberikan bantuan sosialisasi dan training di provinsi

lain. Semua ini atas inisiatif dan koordinasi mereka sendiri. Ini merupakan efek berantai

implementasi LPSE.  Adanya efek berantai dan komunitas LPSE ini akan sangat

mempercepat penyebaran LPSE ke seluruh instansi.

Pada tahun 2010, LKPP mengembangkan sistem Otoritas Sertifikat Digital (OSD)

bekerja sama dengan Lembaga Sandi Negara. Sistem ini merupakan perwujudan konsep

Publik Key Infrastruktur/Infrastruktur Kunci Publik/IKP. Pengembangan telah dimulai sejak

2009 dan diharapkan dapat diterapkan secara bertahap pada tahun 2010. Melalui penerapan

OSD ini, setiap penyedia barang/jasa akan memiliki satu sertifikat digital yang dapat

digunakan untuk melakukan pengamanan dokumen penawaran.

LKPP juga sedang merancang sistem e-purchasing seperti diamanatkan draf perpres

pengadaan barang/jasa. Sistem e-purchasing ini diharapkan dapat selesai segera setelah

Perpres Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ditetapkan oleh Presiden.

Implementasi LPSE yang tersebar membawa konsekuensi bahwa setiap LPSE

independen satu dengan lainnya. Penyedia harus mendaftar di setiap LPSE untuk mengikuti

lelang di LPSE tersebut. Di Jakarta misalnya, seorang penyedia akan mendaftar dan

melakukan verifikasi di LPSE Kem. Keuangan, LPSE Kem. Pendidikan Nasional, LPSE

Kepolisian RI, dan LPSE Kem. Kesehatan. Pada tahun 2010 ini LKPP akan mengembangkan

sistem agregrasi melalui Inaproc yang memungkinkan penyedia cukup mendaftar &

verifikasi hanya di satu LPSE untuk dapat mengikuti lelang di seluruh LPSE. Implementasi

sistem agregrasi ini akan dilakukan secara bertahap dimulai dari LPSE Kota Yogyakarta dan

LPSE Prov. Daerah Istimewa Yogyakarta.

10

(: http://lpse.blogdetik.com)

Page 11: Makalah+e Government

Perbandingan E-Procurement Indonesia dan Korea Selatan

Struktur Organisasi LPSE

Lembaga Pengadaan Secara Elektronik memiliki struktur organisasi sebagai berikut:

Struktur Organisasi LPSE

Sumber: http://lkpp.go.id/eproc/app?service=page/PublicStrukturOrganisasi

III.1.2 Prosedur Pelaksanaan E-Procurement di Indonesia

Layanan e-Procurement memiliki karakteristik yang berbeda dengan pelayanan

elektronik lainnya, dimana inisiatif ini melibatkan banyak pihak yaitu diantaranya lembaga

pemerintah, panitia pengadaan, pejabat pembuat komitmen, penyedia barang/jasa, konsultan,

pajak, dan bank. Implementasi e-procurement ini dilakukan secara tersebar dan otonom.

Secara garis besar, prosedur pengadaan barang dan jasa secara on-line adalah sebagai

berikut:

a. Pendaftaran

Pendaftaran secara on-line

Pendaftaran secara on-line dapat dilakukan melalui http://www.pengadaannasional-

bappenas.go.id. Pada halaman utama SPSE tersebut, klik link mendaftar sebagai

penyedia barang/jasa. Lalu mengisi alamat email perusahaan pada kolom Alamat

email, kemudian unduh Formulir Pendaftaran dan Formulir Keikutsertaan.

Selanjutnya, cek email yang sudah didaftarkan untuk melihat konfirmasi dari sistem.

Klik link yang tercantum dalam email tersebut. lalu, akan tampil form pendaftaran 2

yang berisi data pribadi dan juga user serta password yang dapat digunakan untuk

masuk ke dalam aplikasi SPSE.

11

Page 12: Makalah+e Government

Perbandingan E-Procurement Indonesia dan Korea Selatan

Pendaftaran secara offline

Setelah melakukan proses pendaftaran secara online, calon penyedia melakukan

proses pendaftaran secara offline dengan datang langsung ke LPSE setempat.

Pendaftaran offline ini dilakukan oleh pimpinan perusahaan ataupun orang yang

dikuasakan. Pada pendaftaran offline ini dibutuhkan berkas pendukung yang harus

diserahkan ke kantor LPSE, yaitu:

KTP direksi/pemilik perusahaan/pejabat yang berwenang di perusahaan

(fotokopi);

NPWP (fotokopi);

Surat Ijin Usaha Perusahaan (SIUP)/Surat Ijin Jasa Konstruksi (SIUJK)/ijin

usaha sesuai bidang masing-masing (fotokopi);

Tanda Daftar Perusahaan (fotokopi);

Formulir Pendaftaran (Form_Penyedia.xls) dan Formulir Keikutsertaan

(Formulir_Keikutsertaan.doc) yang telah diunduh, di-print dan diisi lengkap.

Berkas-berkas tersebut dimasukkan ke dalam amplop tertutup dan diserahkan dengan

melampirkan berkas asli pada amplop yang berbeda. Dokumen tersebut akan

diperiksa oleh Verifikator dan dokumen yang asli akan dikembalikan. Jika sudah

lengkap dan sesuai, maka calon penyedia akan segera diberitahukan melalui email.

b. Login

Setelah mendaftar dan mendapat kode akses (user id dan password), Penyedia dapat login

ke dalam SPSE dengan memasukkan kode akses, kemudian tekan tombol login.

c. Isi Data Penyedia

Penyedia dapat mengisi form isian untuk data Penyedia mulai dari data umum, identitas

perusahaan, ijin usaha, akta, pemilik, pengurus, tenaga ahli, perlatan, pengalaman, neraca,

sampai dengan pajak. Pengisian ini dilakukan secara on-line.

d. Daftar Lelang

Penyedia dapat menentukan sendiri jenis lelang yang akan diikuti dengan cara mengisi:

Jenis Lelang, adalah jenis lelang yang akan diikuti. Pilih salah satu apakah Lelang

yang sesuai kualifikasi atau semua lelang yang akan diikuti;

Di Propinsi, adalah lokasi Propinsi lelang yang akan diikuti;

Di Kabupaten/Kota, adalah lokasi Kabupaten/Kota lelang yang akan diikuti.

e. Download Dokumen Lelang

Penyedia dapat mendownload dokumen lelang dengan cara:

12

Page 13: Makalah+e Government

Perbandingan E-Procurement Indonesia dan Korea Selatan

Metode Pascakualifikasi Satu File

Klik link nama lelang pada halaman ”Home”. Lalu akan tampil halaman “Informasi

Lelang”. Klik link nama dokumen pada kolom ‘Dokumen Lelang’ lalu simpan dalam

folder yang diinginkan.

Metode Pascakualifikasi Dua File

Langkah untuk mengunduh dokumen lelang pada metode prakualifikasi dua file sama

dengan mengunduh dokumen lelang pada metode pascakualifikasi satu file. Hanya

saja pada metode prakualifikasi dua file, dokumen lelang yang diunduh terbagi

menjadi dua file, yaitu ‘Dokumen Prakualifikasi’ dan ‘Dokumen Lelang’.

f. Unggah Dokumen Kualifikasi dan Dokumen Penawaran

g. Proses Lelang

Panitia membuka penawaran

Evaluasi

Pengumuman pemenang

h. Masa Sanggah

Peserta yang keberatan atas pemenang yang telah ditetapkan dapat melakukan

sanggahan ke pihak LPSE secara on-line.

III.2 E-Procurement di Korea Selatan

III.1.1 Lembaga yang Melaksanakan E-Procurement di Korea Selatan

Penerapan e-procurement di Korea Selatan didasari atas dua alasan. Pertama,

pengadaan pemerintah yang ditandai dengan kertas berorientasi prosedur, pekerjaan padat

karya, dan proses yang rumit. Hal tersebut tentu menyebabkan inefisiensi, transparansi

rendah dan kualitas layanan yang buruk. Kedua, lingkungan pengadaan yang telah berubah.

Kemajuan yang semakin cepat membuat transasksi komersial menjadi lebih mudah dilakukan

secara online, dan lebih menekankan pada layanan pelanggan dan bisnis transparansi

Sejarah Singkat

Lembaga yang mewadahi pelayanan e-procurement di Korea adalah Public

Procurement Service (PPS). Public Procurement Servise merupakan pusat procuring agency

di Korea Selatan. Layanan pengadaan umum (PPS) diciptakan pada tanggal 17 Januari 1949,

di bawah kantor Perdana Menteri dan saat ini memiliki 935 karyawan. Saat awal

13

Page 14: Makalah+e Government

Perbandingan E-Procurement Indonesia dan Korea Selatan

pembentukannya, lembaga ini bernama Provisional Office of Foreign Supply (POFS) yang

bertanggung jawab dalam mengelola persediaan bantuan luar negeri.

POFS dikonsolidasikan dengan kantor pengadaan luar negeri (the Office of Foreign

Procurement), dan selanjutnya menjadi kantor pasokan asing. Kemudia pada tanggal 2

Oktober 1961, lembaga ini diperluas dari lembaga pengadaan procurement domestik menjadi

agen procuring pusat. Sejak saat itu, barang-barang yang diperlukan untuk malaksanakan

program-program pembangunan ekonomi pemerintah diperoleh dalam jumlah yang banyak

tanpa hambatan. Lembaga Ini juga telah menggunakan sumber daya keuangan yang terbatas

dengan cara yang efisien. Lembaga ini telah mendorong pertumbuhan ekonomi Korea dengan

waktu yang cepat dalam dekade terakhir.

Pada tahun 1967, PPS menambahkan fungsi baru yaitu menstabilkan pasokan dan

permintaan, serta harga bahan baku asing utama dan kebutuhan dasar. Dengan fungsi-fungsi

ini di tempat, PPS mampu untuk menstabilkan perekonomian nasional selama krisis sumber

daya internasional di akhir 1970-an dan selama krisis mata uang Asia 1997.

PPS ini merupakan tempat pembelian barang dan jasa, dan kontrak proyek-proyek

konstruksi untuk pusat dan pemerintah daerah yang bernilai lebih dari $42,000 dan proyek-

proyek konstruksi kontrak senilai lebih dari $2,5 juta. Apabila kontrak kurang dari jumlah ini

dilakukan secara independen oleh masing-masing organisasi publik.

Public Procurement Service (PPS) memilki peran sebagai berikut:

1. Pengadaan dalam negeri dan luar negeri

2. Kontrak untuk proyek-proyek pembangunan besar pemerintah.

3. Sebagai lembaga persediaan dan pasokan bahan baku

4. Lembaga koordinasi dan audit properti urusan pemerintah

5. Manajemen dan operasi KONEPS

Peran penting lain PPS adalah mengoperasikan sistem e-Procurement yang digunakan

oleh semua organisasi pemerintah. PPS telah menetapkan standar umum prosedur e-

Procurement, dan menyediakan informasi penting tentang pengadaan termasuk produk,

harga, pemasok dan pelanggan.

14

Page 15: Makalah+e Government

Perbandingan E-Procurement Indonesia dan Korea Selatan

Struktur Organisasi

Sumber: www.pps.go.kr

III.1.2 Prosedur Pelaksanaan E-Procurement di Korea Selatan

KONEPS merupakan sistem online yang memungkinkan pemrosesan yang nyaman

dan cepat untuk seluruh prosedur administratif terkait pengadaan publik, meliputi,

15

Page 16: Makalah+e Government

Perbandingan E-Procurement Indonesia dan Korea Selatan

pengajuan harga, kontrak, pembayaran, dan penyampaian produk. Informasi pengadaan,

meliputi penerimaan permintaan pembelian (purchase request) dan pengumuman pelelangan

kepada publik, pemenangan kontrak dan status kontrak, disediakan secara online, sehingga

menjamin keadilan dan transparansi dari seluruh transaksi. Sistem pengadaan elektronik ini

adalah sistem bidding online pertama di Republik Korea. Sistem ini digunakan oleh sekitar

770 lembaga dan institusi, 35.000 organisasi publik, dan 160.000 perusahaan (Agency, 2002).

Pelaksanaan KONEPS ini terpusat pada sati sistem yang dikelolah oleh PPS. Prosedur e-

procurement melalui KONEPS ini di bagi menjadi dua bagian, yaitu pengadaan untuk

masyarakat lokal dan pengadaan untuk masyarakat luar Korea Selatan. Jadi, peserta

pengadaan barang dan jasa tidak hanya bisa diikuti oleh masyarakat lokal Korea Selatan saja,

tetapi juga seluruh masyarakat di dunia. Pengadaan untuk masyarakat luar Korea Selatan ini

bertujuan untuk memperoleh barang-barang dari luar negeri yang dibutuhkan oleh

Pemerintah Korea Selatan.

Prosedur e-procurement untuk masyarakat Korea Selatan

a. Registrasi

Semua perusahaan yang ingin berpartisipasi pada penawaran yang telah diumumkan

PPS sebelumnya, diharuskan untuk melakukan registrasi hingga satu hari sebelum

penawaran dibuka.

b. Prosedur untuk pengadaan

- Purchase Request (PR)

PPS akan memeriksa Purchase Request (PR) dari perusahaan yang telah

melakukan registrasi sebelumnya serta memutuskan jenis dan metode kontrak

yang sesuai.

- Persiapan dokumentasi penawaran

Dokumen-dokumen terkait pengadaan barang dan jasa akan dipublish di pusat

informasi PPS sehingga dapat dilihat oleh peserta.

- Pengumuman Penawaran

Penawaran dibuka secara on-line melalui www.g2b.go.kr. Penawaran ini

dilakukan secara terbuka dengan tujuan memaksimalkan kompetisi penawaran.

- Penawaran Obligasi

Peserta menetapkan tawaran obligasi dengan PPS dengan jumlah tidak kurang dari

5% dari harga yang telah ditetapkan di dokumen penawaran.

- Pengajuan Penawaran

16

Page 17: Makalah+e Government

Perbandingan E-Procurement Indonesia dan Korea Selatan

Semua penawaran harus diserahkan ke PPS sebelum tanggal dan jam yang telah

ditentukan di undangan penawaran.

- Putusan Kontrak

Pemenang diberikan kepada peserta yang menawarkan harga terendah, tapi

berkualitas, serta bertanggung jawab sesuai dengan persyaratan yang telah

ditetapkan dalam dokumen penawaran. Spesifikasi dan persyaratan dipilih yang

paling menguntungkan untuk pemerintah. Selanjutnya, akan ada pemberitahuan

tertulis kepada pemenang.

- Performance Bond

Pemenang harus menetapkan performance bond atau jaminan dengan jumlah tidak

kurang dari 10% dari jumlah kontrak.

- Tes dan Pemeriksaan

Setelah dilakukan tes dan pemeriksaan, pemenang penawaran dapat segera

memasok barang-barang yang dibutuhkan.

- Pembayaran

Pemenang dapat mengajukan permintaan untuk pembayaran dengan meyertakan

sertifikat penerimaan dan sertifikat pemeriksaan.

- Penutupan Kontrak

Kontrak akan ditutup ketika pemenang penawaran sudah melakukan

kewajibannya dan PPS telah memberikan pembayaran.

Prosedur e-procurement untuk masyarakat luar negeri

a. Purchase Request (PR)

Para entitas publik dapat melakukan permintaan pengadaan barang dari luar negeri

kepada PPS melalui KONEPS.

b. Mengajukan spesifikasi lelang

Setelah menerima PR< PPS mempersiapkan syarat-syarat kondisi dan spesifikasi

barang yang dibutuhkan ke dalam undangan penawaran. Undangan penawaran akan

di publish ke publik melalui KONEPS selama 7 hari. Masa 7 hari tersebut, PPS akan

menerima perusahan-perusahaan yang mendaftar –yang tentunya perusahaan yang

relevan dengan kebutuhan. Pengumuman terbuka ini untuk memastikan kesempatan

yang sama dan kompetisi yang adil. Lalu, PPS akan menyelesaikan dokumen tender

dan spesifikasi sesuai dengan hukum internasional dan praktek-praktek perdagangan.

17

Page 18: Makalah+e Government

Perbandingan E-Procurement Indonesia dan Korea Selatan

c. Publikasi Undangan Penawaran

d. Registrasi

Untuk para calon peserta dapat mendaftar maksimal sehari sebelum mengirimkan

tawaran mereka. Untuk peserta dari luar negeri diperbolehkan untuk registrasi

melebihi batas waktu, asalkan pendaftaran selesai sebelum masuk padatahap kontrak.

Kegagalan mendaftar akan mengakibatkan penolakan penawaran. Untuk masyarakat

luar negeri, mereka adalah produsen asli. Pemohon tersebut harus melampirkan

formulir pendaftaran atau sertifikat dari kantor untuk bukti. Dokumen-dokumen

lampiran tersebut dianggap berlaku apabila dikeluarkan oleh otoritas publik yang

relevan di negara pemohon.

e. Deposit Penawaran

Pada prinsipnya, deposit penawaran dibebaskan dengan pengajuan Memorandum of

Bid Bond Payment. Namun, dalam kasus dimana deposit penawarn diperlukan,

penawar harus melakukan deposit dengan jumlah tidak kurang dari 5% dari total

harga penawaran.

f. Pengajuan Penawaran

Semua penawaran harus disiapkan dalam bahasa inggris dan diajukan di tempat yang

ditunjuk pada tanggal dan jam (waktu standar Korea Selatan) yang telah ditentukan.

Metode pengiriman penawaran telah ditentukan dalam undangan penawaran.

Penawaran yang tiba setelah tenggat waktu tidak akan diterima. Penawaran ini harus

disiapkan dengan menggunakan formulir yang disediakan oleh PPS.

g. Pembukaan Penawaran

Tawaran akan dibuka secara on-line melalui KONEPS.

h. Teknik Pemeriksaan atas Penawaran

Pemeriksaan pada dasarnya dilakukan oleh entitas publik yang melakukan permintaan

pengadaan barang sebelumnya ke PPS. Namun, pemeriksaan ini juga dapat dilakukan

oleh entitas publik bersama dengan PPS. Teknik pemeriksaan ini akan menghasilkan

tiga keputusan, yaitu diterima, dapat diterima, dan ditolak.

i. Putusan Kontrak

Pemenang diberikan kepada peserta yang menawarkan harga terendah, tapi

berkualitas, serta bertanggung jawab sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan

dalam dokumen penawaran. Spesifikasi dan persyaratan dipilih yang paling

18

Page 19: Makalah+e Government

Perbandingan E-Procurement Indonesia dan Korea Selatan

menguntungkan untuk pemerintah Korea Selatan. Selanjutnya, akan ada

pemberitahuan tertulis kepada pemenang sebagai tanda bahwa kontrak mulai berlaku.

j. Penerbitan Letter of Credit

Setelah kontrak dibuat, PPS akan menerbitkan letter of credit melalui bank di Korea

Selatan. Penerbitan ini tidak dapat ditarik kembali dan tidak dapat dipindahtangankan.

Kemudian, pihak bank akan memberitahu mengenai penerbilan letter of credit ini.

k. Deposit Performance Bond

Setelah ada pemberitahuan dari bank tentang penerbilan letter of credit, kontraktor

atau pemasok harus melakukan deposit performance bond dengan jumlah yang tidak

kurang dari 10% dari jumlah kontrak. Performance bond ini akan dirilis oleh PPS

setelah kontrak berakhir atau kadaluwarsa.

l. Tes dan pemeriksaan

PPS akan menentukan pihak yang berhak untuk melakukan pemeriksaan terhadap

kontraktor.

m. Pengiriman

Kontraktor atau pemasok melaksanakan kewajiban sesuai dengan kontrak dan letter of

credit. Pengiriman harus dilakukan sesuai dengan tanggal yang telah ditentukan. Jika

pemasok gagal memenuhi kontrak, maka performance bond akan disita. Selain itu,

apabila terdapat kerusakan atau spesifikasi barang yang berbeda, maka PPS berhak

melakukan permintaan penggantian atau kompensasi secara tunai dari pihak pemasok.

n. Prosedur Kargo Barang-barang Impor

- Shipping Advice

Shipping advice akan mencakup nomor kontrak, nomor letter of credit, deskripsi

dari barang yang akan dikirim, dan nomor B/L.

- Pengiriman

Ketika kargo tiba dipelabuhan, pihak PPS bertugas untuk membongkar kargo

tersebut. Selanjutnya PPS juga melakukan pengurusan bea cukai, dan kemudian

menyerahkan barang-barang tersebut ke entitas publik yang melakukan

permintaan pengadaan barang ke PPS.

Aapabila terdapat kerusakan atau spesifikasi barang yang berbeda, maka PPS

berhak melakukan permintaan penggantian atau kompensasi secara tunai dari

pihak pemasok

o. Pemeriksaan Dokumen Pengiriman

19

Page 20: Makalah+e Government

Perbandingan E-Procurement Indonesia dan Korea Selatan

Jika terdapat doukumen yang tidak lengkap atau terdapat perbedaan dokumen, maka

PPS dapat mengirimkan klaim terhadap pemasok.

p. Pembayaran untuk Barang-barang yang Telah Dikirim

Pembayaran dilakukan oleh bank yang menerbitkan letter of credit, dan dilakukan

setelah pemasok menyelesaikan pengiriman.

q. Penutupan Kontrak

Kontrak akan ditutup ketika pemenang penawaran sudah melakukan kewajibannya

dan PPS telah memberikan pembayaran. Selanjutnya PPS akan memerintahkan bank

untuk menutup letter of credit dan melepaskan performance bond ke pemasok.

III.3 Analisis Perbandingan E-procurement di Indonesia dan Korea Selatan

Pada dasarnya, implementasi e-procurement memerlukan komitmen dari berbagai

pihak yang menjalankannya. Korea Selatan memiliki komitmen yang lebih besar daripada

Indonesia dalam menjalankan e-procurement ini. Hal ini terlihat dari lembaga yang

mengelola e-procurement di Korea Selatan, yaitu PPS. Lembaga e-procurement di Korea

telah menunjukan akuntabilitas kinerjanya kepada publik. Seperti pada transparansi yang

dilakukan oleh lembaga PPS yang membuat publik semakin percaya akan kinerjanya sebagai

lembaga e-procurement. Lembaga ini juga mendapat dukungan sepenuhnya dari pimpinan .

Lain halnya di Indonesia, yang ada hanyalah transparansi semu. Hal ini ini dipengaruhi

kurangnya dukungan dari pimpinan. Dalam hal ini pimpinan berperan sebagai kekuatan

politis yang dapat mencegah tindakan korupsi. Akibat dukungan lemah ini, implementasi

LPSE tidak dilakukan dengan sepenuh hati sehingga kinerjanya pun masih belum melihatkan

keberhasilan yang signifikan dibandingkan dengan lembaga e-procurement di Korea.

Hal-hal berikut ini menjadikan implementasi eprocurement, khususnya LPSE di

Indonesia, menjadi kasus yang menarik dan mungkin tidak ada duanya di dunia:

1. Undang-undang otonomi daerah.

UU ini membawa implikasi bahwa setiap daerah (kabupaten/kota/provinsi) menjadi

wilayah otonom yang memiliki kewenangan sangat luas. Untuk pengadaan

barang/jasa PPK di setiap instansi memiliki kewenangan penuh dalam hal proses

pengadaan dan tidak dapat diintervensi oleh pemerintah pusat.

2. Indonesia negara kepulauan dengan infrastruktur telekomunikasi yang sangat tidak

merata.

Di Jakarta saja, tidak semua tempat memiliki akses internet; apalagi di luar Pulau

20

Page 21: Makalah+e Government

Perbandingan E-Procurement Indonesia dan Korea Selatan

Jawa. Implementasi eprocurement terpusat seperti Korea (Koneps), Italia (CONSIP),

maupun Singapura tidak akan bisa diterapkan di negara kita. Sistem eprocurement

harus didistribusikan dan dikelola masing-masing instansi.

3. Kondisi geografis, sosial, dan ekonomi yang beragam

Indonesia memiliki ratusan suku bangsa, ribuan pulau, ratusan kabupaten/kota, dan

beragam budaya. Sesuatu yang baru, apalagi mengubah kondisi yang telah ada,

seringkali menjadi hambatan besar. Sebagai contoh, di daerah tertentu ada harapan

agar pengusaha lokal selalu menang dalam tender menjadi salah satu penolakan

eprocurement. Pada lelang secara konvensional pun, seringkali ada usaha-usaha

mencegah peserta dari daerah lain mengikuti tender. Usaha ini bahkan dilakukan

dengan cara kekerasan (melakukan sweeping di pelabuhan misalnya). Ada kabupaten

yang letaknya 1 hari perjalanan laut dari ibu kota provinsi. Tidak ada vendor yang

berdomisili di sana yang dapat menyediakan barang/jasa.

Pemerintah Korea Selatan telah memberlakukan kewajiban penggunaan e-

procurement untuk setiap pengadaan barang/jasa baik untuk bisnis, industri maupun

pemerintah sendiri. Lain halnya di Indonesia. Meskipun pemerintah tidak/belum mewajibkan

penerapan eprocurement, namun jumlah instansi yang menerapkan eprocurement terus

bertambah. Kami di LKPP yang mengembangkan LPSE terus menerima permintaan

implementasi sistem. Dari sekian banyak permintaan tersebut tidak semua dapat berjalan

dengan lancar hingga mencapai tender perdana. Beberapa tahap yang harus dilalui sebelum

tender perdana antara lain: terbentuknya tim implementasi, regulasi dari kepala daerah,

training, dan sosialisasi  (penyedia dan pengguna jasa).

Dalam mengimplementasikan e-procurement di indonesia, terdapat berbagai kendala

muncul dalam implementasi ini antara lain, kurang komitmen oleh pimpinan tertinggi

maupun jajaran di tingkat menengah, hal ini tentu mangakibatkan kurangnya dukungan

politis yang mengakibatkan tindakan korupsi. Kemudia, tantangan dari panitia maupun

penyedia dan bahkan dari legislatif, infrastruktur yang sangat terbatas, seperti mahalnya biaya

internet.

Proses atau prosedur masyarakat untuk mengakses layanan e-procurement di Korea

Selatan ini lebih mudah karena sistemnya terintegrasi atau terpusat. Berbeda dengan di

Indonesia yang dilakukan secara tersebar dan otonom. Kelebihan dari sistem KONEPS yang

21

Page 22: Makalah+e Government

Perbandingan E-Procurement Indonesia dan Korea Selatan

terintegrasi ini salah satunya adalah lebih menghemat biaya infrastruktur e-procurement.

Selain itu, hal ini memudahkan pula bagi masyarakat yang ingin mengikuti tender pengadaan

barang dan jasa karena informasi penawaran terintegrasi. Lain halnya prosedur di Indonesia

yang membuat masyarakat terlebih dahulu mencari penawaran yang ditawarkan. Seperti

pada gambar berikut ini.

Gambar III.1

Halaman Umum pada Tab Menu Data Penyedia

Sumber: www.pengadaannasional-bappenas.go.id

Proses ini menjadi tidak praktis karena masyarakat tidak dapat mengetahui

penawaran-penawaran yang dibuka dengan mudah. Selain itu, layanan e-procurement di

Korea Selatan mencakup dalam dan luar negeri. Hal ini tentu saja menjadi keuntungan bagi

pemerintah Korea Selatan karena bisa mendapatkan barang yang lebih berkualitas dari dalam

maupun luar negeri. Perusahaan-perusahaan dari dalam negeri pun menjadi lebih kompetitif

dan dapat bersaing dengan perusahaan luar negeri.

22

Page 23: Makalah+e Government

Perbandingan E-Procurement Indonesia dan Korea Selatan

BAB IV

PENUTUP

IV.1. Kesimpulam

IV.2. Saran

23

Page 24: Makalah+e Government

Perbandingan E-Procurement Indonesia dan Korea Selatan

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Forman, Mark, e-Government: Using IT to transform the effectiveness and efficiency of

government (2005)

Satyanarayana, 2004, e-Government: The Science of the Possible, New Delhi: Prentice Hall

of India, hal. 1

Satyanarayana, , 2004, e-Government: The Science of the Possible, New Delhi: Prentice Hall

of India,hal 17

Internet:

http://forum.pengadaannasional-bappenas.go.id/index.php/e-procurement diakses pada 30

November 2011

www.scottish-enterprise.com/publications/e-procurement.pdf diunduh pada 1 Desember 2011

http://www.icfaipress.org/Books/E-Procurement_overview.asp diakses pada 1 Desember

2011

http://www.egovernment-institute.com/main.php?go=l_definisi diakses pada 30 November

2011

24