ING.B5 Pembelajaran Teks Anekdot · PDF file2 BAB I PENDAHULUAN A. KOMPETENSI YANG TERCAKUP...

download ING.B5 Pembelajaran Teks Anekdot · PDF file2 BAB I PENDAHULUAN A. KOMPETENSI YANG TERCAKUP Istilah Anekdot yang digunakan di dalam materi pelatihan ini mengacu pada teks

If you can't read please download the document

Transcript of ING.B5 Pembelajaran Teks Anekdot · PDF file2 BAB I PENDAHULUAN A. KOMPETENSI YANG TERCAKUP...

  • BAHAN PELATIHAN ING-B5

    PEMBELAJARAN TEKS ANEKDOT

    PENULIS: DRA. SITI WACHIDAH, M.A., PH.D.

    Bahan Pelatihan Terintegrasi Guru SMP Jam Pertemuan: 18 x 45 menit

    DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA 2004

  • 1

    DAFTAR ISI

    Halaman

    BAB I PENDAHULUAN

    A. KOMPETENSI YANG TERCAKUP 1

    B. PENTINGNYA MEMPELAJARI BAHAN PELATIHAN 1

    C. TUJUAN 2

    BAB II MATERI PELATIHAN 3

    A. SIKLUS I: LISAN 4

    1. BUILDING KNOWLEDGE OF FIELD (BKOF) 4

    B. SIKLUS II: TULIS 6

    1. MODELING OF TEXT (MOT) 6

    2. JOINT CONSTRUCTION OF TEXT (JCOT)- LISAN 23

    3. INDEPENDENT CONSTRUCTION OF TEXT (ICOT) 32

    C. MERANCANG PROGRAM BELAJAR DAN PEMELAJARAN TEKS ANEKDOT 34

    BAB III EVALUASI 40

    DAFTAR PUSTAKA

  • 2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. KOMPETENSI YANG TERCAKUP

    Istilah Anekdot yang digunakan di dalam materi pelatihan ini mengacu pada teks

    yang menurut Kurikulum 2004 bertujuan untuk menceritakan suatu kejadian yang

    tidak biasa dan lucu. Anekdot mirip dengan Recount jika dilihat tujuannya untuk

    memaparkan suatu kejadian atau peristiwa yang sudah lewat. Perbedaan utama

    adalah bahwa Anekdot biasanya menceritakan suatu kejadian yang tidak biasa

    untuk tujuan menghibur atau melucu. Karena perbedaan inilah maka struktur

    generik dari Anekdot berbeda dengan struktur generik Recount.

    Sebagaimana tersebut di dalam Kurikulum Bahasa Inggris 2004 untuk Sekolah

    Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah, jenis teks Anekdot sudah mulai

    dipelajari sejak di Kelas II. Standar kompetensi yang terkait dengan penguasaan

    jenis teks ini adalah mampu berkomunikasi secara lisan dan tulis, secara

    interaksional ataupun monolog, dalam bentuk atau terkait dengan teks Anekdot,

    dengan menggunakan struktur skematik (generik) serta ragam bahasa yang

    berterima.

    B. PENTINGNYA MEMPELAJARI BAHAN PELATIHAN

    Jenis teks ini menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari karena dapat

    dengan mudah ditemui di berbagai media masa, elektronik maupun cetak, di

    buku-buku pelajaran bahasa, dsb. Oleh karena itu penguasaan jenis teks ini dapat

    juga dipakai sebagai tolok ukur tingkat literasi. Dengan demikian, pembelajaran

    jenis teks ini bukan hanya akan berpengaruh terhadap perkembangan keterampilan

    literasi dalam bahasa Inggris, tetapi juga dalam bahasa Indonesia, dan bahkan

    dalam bahasa ibu sekalipun.

  • 3

    C. TUJUAN

    Istilah mampu berbahasa Inggris berarti mampu menggunakan berbagai jenis

    teks yang digunakan di dunia nyata. Oleh karena itu akan semakin kecil

    kemungkinan seorang guru yang tidak memiliki kemampuan berbahasa Inggris

    dapat diberi wewenang untuk mengajar bahasa Inggris, karena hanya dengan

    penguasaan yang baik terhadap jenis teks yang diajarkan, seorang guru dapat

    memberikan bentuk fasilitasi yang memang diperlukan siswa. Untuk itulah maka

    bahan pelatihan ini memiliki tujuan ganda, yakni agar peserta pelatihan mampu:

    1. melakukan komunikasi secara lisan dan tulis, dalam bentuk interaksi

    maupun monolog, dalam bentuk atau terkait dengan jenis teks Anekdot.

    2. merancang proses pembelajaran jenis teks Anekdot untuk siswa SMP/MTs

    Di dalam konteks kurikulum berbasis kompetensi ditekankan pentingnya

    memandang produk bahasa atau teks (misalnya, Report, Anekdot, Dongeng, dsb.)

    sebagai suatu alat atau media untuk berkomunikasi, bukan sebagai ilmu yang

    dapat dikuasai dengan cara diterangkan guru. Penguasaan menggunaan alat

    tersebut tentunya hanya dapat diperoleh dengan cara berusaha dapat menggunakan

    alat tersebut, secara terus menerus. Untuk dapat mengetahui dengan baik isi,

    sistematika, dan ciri-ciri leksikogramatika dari teks Anekdot, misalnya, siswa

    perlu membaca (secara kritis) bukan hanya satu, dua atau tiga teks, tetapi

    kemungkinan puluhan. Begitu juga untuk dapat menghasilkan satu teks yang baik,

    siswa perlu melakukannya bukan hanya dengan sekali atau dua kali latihan, tetapi

    berkali-kali.

    Di dalam usaha siswa menguasai penggunaan suatu alat, bimbingan dari orang

    yang lebih berpengalaman biasanya akan membantu mempermudah ataupun

    mempercepat proses penguasaannya. Oleh karena itulah maka peran guru

    seharusnya bukan hanya menjelaskan tetapi, lebih penting lagi, memberikan

    fasilitasi terhadap usaha siswa membuat dan memahami alat tersebut. Kerja

    kelompok juga akan memfasilitasi proses belajar individu, karena siswa lain,

    terutama yang memiliki penguasaan yang lebih baik, biasanya juga berpotensi

    menjadi Fasilitator yang efektif.

  • 4

    BAB II

    MATERI PELATIHAN

    Materi pembelajaran Anekdot ini disampaikan melalui dua siklus, Lisan dan Tertulis,

    yang masing-masing terdiri dari empat tahap atau fase kegiatan, yakni (1) Building

    Knoweledge of the Field (untuk selanjutnya, BKOF), (2) Modeling ot Text (untuk

    selanjutnya, MOT), (3) Joint Construction of Text (untuk selanjutnya, JCOT), dan (4)

    Independent Construction of Text (untuk selanjutnya, ICOT). Pembagian ke dalam

    siklus Lisan dan Tertulis dimaksudkan untuk menunjukkan adanya dominasi kegiatan

    dengan salah satu moda. Bukan berarti bahwa di dalam siklus Lisan, misalnya,

    kegiatan dengan media tertulis tidak dibolehkan sama sekali. Pada penggunaan bahasa

    dalam kenyataan sehari-hari, kegiatan membaca seringkali dibarengi dengan kegiatan

    membicarakan isi dari bahan yang dibaca tersebut. Atau, pada saat mendengarkan

    suatu pesan, si pendengar merasa perlu untuk mencatat pesan-pesan tersebut secara

    tertulis.

    Pembagian ke dalam empat tahap di dalam setiap siklus juga tidak berarti bahwa

    hanya kegiatan yang termasuk dalam fase yang besangkutan saja yang dibolehkan

    untuk dikerjakan. Misalnya, sampai pada tahap ICOT, guru masih melihat ada siswa

    yang masih mengalami kesulitan untuk membuat teks secara mandiri. Dalam situasi

    ini guru lebih baik mengajak siswa tersebut untuk melakukan kegiatan yang

    sebenarnya termasuk dalam fase JCOT daripada tetap membiarkan siswa tersebut

    mengalami kesulitan dan tidak dapat melaksanakan tugas, sudah barang tentu dengan

    cara yang langsung mengarahkan pada penyelesaian secara mandiri. Di samping itu,

    ada kemungkinan untuk mempelajari satu teks dengan tujuan tertentu dua fase harus

    dilaksanakan secara bersama-sama, saling tumpang tindih, karena kalau

    dilaksanakan sendiri-sendiri diperkirakan akan membosankan dan komunikasi

    berlangsung tidak wajar.

  • 5

    A. SIKLUS I: LISAN

    1. BUILDING KNOWLEDGE OF THE FIELD

    Pembelajaran jenis teks Anekdot ini dilaksanakan langsung setelah pembelajaran

    jenis teks Recount, karena Anekdot pada dasarnya adalah menceritakan kejadian

    atau peristiwa yang terjadi di waktu lampau. Namun Anekdot biasanya

    menceritakan kejadian yang tidak biasa, lucu dan menghibur. Penambahan kesan

    ini dapat dianggap sebagai perbedaan ke arah peningkatan ke kompetensi yang

    sedikit lebih tinggi.

    Tujuan kegiatan awal ini adalah untuk mengarahkan perhatian siswa terhadap hal-

    hal khusus yang terkait dengan jenis teks Anekdot, antara lain struktur generic

    (generic structure) dan unsur-unsur leksikogramatika yang menjadi ciri khusus

    dari jenis teks tersebut, terutama mengenai topic yang sedang dibicarakan.

    Kegiatan lisan menjadi ciri utama dari tahap ini; Fasilitator sebagai pengarah dan

    siswa menjadi peserta aktif dalam interaksi tersebut. Fasilitator dapat memberikan

    pertanyaan, komentar serta balikan terhadap jawaban ataupun pernyataan peserta.

    Diharapkan partisipasi aktif peserta di dalam interaksi ini akan semakin

    memperbaiki kualitas berbicaranya secara sedikit demi sedikit tetapi

    berkelanjutan.

    Dalam kegiatan ini, Fasilitator akan menanyakan beberapa pertanyaan yang dapat

    Anda jawab berdasarkan pengalaman pribadi atau yang pernah Anda baca atau

    dengar.

    Pernahkan Anda alami suatu kejadian yang tidak biasa, yang lucu,

    yang aneh? Apakah itu?

    Kapan? Di mana?

    Kata-kata kunci apa saja yang dapat Anda gunakan untuk

    menceritakan Anekdot Anda tadi?

    Kata kerjanya? Dalam tense apa?

  • 6

    Cerita lucu apa yang pernah Anda baca atau Anda dengar? Siapa

    pengarangnya?

    Tahukah Anda penulis Anekdot yang terkenal? Siapa?

    Anehnya di mana? Lucunya di mana?

    Mengapa, menurut Anda, Anekdot menjadi bagian penting dari

    hidup manusia?

    Dsb.

    Di samping pertanyaan-pertanyaan di atas Anda dapat juga menambahkan

    pertanyaan lainnya yang relevan, dan menanyakannya kepada peserta lain ataupun

    Fasilitator. Fasilitator akan menuliskan jawaban-jawaban yang langsung mengarah

    pada pembahasan tentang Anekdot, di papan tulis, untuk nantinya dapat

    digunakan untuk kegiatan Modelling of the Text ataupun untuk Joint

    Construction of the Teks.

    REFLEKSI

    Kegiatan-kegiatan apa saja yang baru saja Anda lakukan dalam tahap BKOF tadi?

    Buatlah daftar kegiatan tersebut di dalam matrik seperti di bawah, bersama-sama

    dengan anggota lain di dalam kelompok Anda atau dengan seluruh kelas. Anda

    perlu melihat Modul ING-C2 (Pedoman Penyusunan Rencana Pengajaran Bahasa

    Inggris untuk Kurikulum 2004) untuk menentukan poin-poin apa yang dapat

    dimasukkan ke