· Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA...

51
MATERI PEMANTAPAN UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016 Mata Pelajaran BAHASA INDONESIA SMK NEGERI 1 KOTA SUKABUMI 1. JENIS-JENIS TEKS 1. Teks Anekdot Teks Anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan. Biasanya tokoh dalam anekdot adalah orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Namun, anekdot juga bisa berupa cerita rekaan. Struktur Teks Anekdot Abstraksi: Bagian awal yang berfungsi memberi gambaran tentang isi teks secara umum Orientasi: Bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita atau latar belakang bagaimana peristiwa terjadi Krisis : Bagiat kemelut atau masalah Reaksi : Bagian yang menunjukkan adanya reaksi untuk menyelesaikan masalah Koda : Bagian akhir yang berisi perubahan yang terjadi pada partisipan dan pelajaran yang dapat dipetik dari cerita Ciri-ciri Teks Anekdot Hampir menyerupai dongeng Partisipan biasanya orang penting atau terkenal Bersifat humor atau menyindir dan lelucon yang realistis Memiliki tujuan tertentu Kaidah Teks Anekdot Diawali dengan abstraksi dan diakhiri dengan koda Menggunakan konjungsi untuk menyatakan peristiwa atau akibat Menggunakan pertanyaan retorik Menggunakan kata keterangan waktu lampau Menggunakan kata kerja Menggunakan kalimat perintah Urutan berdasarkan kejadian waktu (keonologis) 2. Teks Laporan Hasil Observasi 1

Transcript of  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA...

Page 1:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

MATERI PEMANTAPANUJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER

(UNBK) 2016

Mata PelajaranBAHASA INDONESIA

SMK NEGERI 1KOTA SUKABUMI

1. JENIS-JENIS TEKS1. Teks Anekdot

Teks Anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan. Biasanya tokoh dalam anekdot adalah orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Namun, anekdot juga bisa berupa cerita rekaan. Struktur Teks Anekdot

Abstraksi: Bagian awal yang berfungsi memberi gambaran tentang isi teks secara umum

Orientasi: Bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita atau latar belakang bagaimana peristiwa terjadi

Krisis : Bagiat kemelut atau masalah Reaksi : Bagian yang menunjukkan adanya reaksi untuk menyelesaikan masalah Koda : Bagian akhir yang berisi perubahan yang terjadi pada partisipan dan

pelajaran yang dapat dipetik dari cerita

Ciri-ciri Teks Anekdot Hampir menyerupai dongeng Partisipan biasanya orang penting atau terkenal Bersifat humor atau menyindir dan lelucon yang realistis Memiliki tujuan tertentu

Kaidah Teks Anekdot Diawali dengan abstraksi dan diakhiri dengan koda Menggunakan konjungsi untuk menyatakan peristiwa atau akibat Menggunakan pertanyaan retorik Menggunakan kata keterangan waktu lampau Menggunakan kata kerja Menggunakan kalimat perintah Urutan berdasarkan kejadian waktu (keonologis)

2. Teks Laporan Hasil Observasi Teks Laporan Hasil Observasi disebut juga teks klasifikasi karena teks tersebut memuat klasifikasi mengenai jenis sesuatu berdasarkan kriteria tertentu. Ciri-ciri Teks Laporan Hasil Observasi

1. bersifat global dan universal2. penekanannya pada pengelompokan berbagai hal3. berkaitan dengan hubungan berjenjang antara sebuah kelas dan subkelas

Struktur Teks Laporan Hasil ObservasiTeks Laporan Hasil Observasi diawali dengan pernyataan umum (klasifikasi) dan diikiuti dengan aspek yang akan dilaporkan.

3. Teks Prosedur Kompleks 1

Page 2:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

Teks Prosedur Kompleks adalah teks yang berisi langkah-langkah atau tahap-tahap yang sistematis untuk mencapai suatu tujuan. Disebut prosedur kompleks karena tahapannya cukup panjang, misalnya prosedur pembuatan KTP atau SIM. Bila langkahnya hanya dua atau tiga tahap, disebut prosedur sederhana, misalnya cara mengoperasikan mesin cuci. Struktur Teks Prosedur Kompleks

1. Tujuan yang akan dicapai2. Langkah-langkah untuk mencapai tujuan

Ciri-ciri Teks Prosedur Kompleks1. Kalimat imperatif (perintah): berfungsi untuk meminta atau melarang melakukan

sesuatuContoh: Gunakan pensil 2B!

Tulislah dengan huruf kapital!2. Kalimat deklaratif (pernyataan): berfungsi untuk memberikan informasi atau berita.

Contoh: Mereka sudah mengerjakan soal dengan baik.Saya dapat mengerjakan soal dengan mudah.

3. Kalimat interogatif (pertanyaan): berfungsi untuk memeinta informasi tentang sesuatu. Kalimat interogatif dibedakan atas:

a. Kalimat interogatif yang membutuhkan jawaban ya atau tidakContoh: Apakah Anda dapat membuat karya tulis?

Apakah Anda pernah ditilang?b. Kalimat interogatif yang membutuhkan jawaban berupa informasi

Contoh: Bagaimana cara membuat karya tulis? Kapan Anda ditilang?

4. Menggunakan partisipan manusia: Anda, Saudara, Kamu5. Menggunakan konjungsi temporal: jika, apabila, seandainya, pertama, kemudian,

setelah6. Menggunakan verba material seperti melakukan dan verba tingkah laku seperti

menerima atau menolak

4. Teks Negosiasi Teks Negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencapai kesepakatan di antara pihak-pihak yang memunyai kepentingan berbeda. Tujuan Teks Negosiasi

Menyatukan perbedaan pendapat dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan berbeda

Mendapatkan penyelesaian atau jalan keluar dari masalh yang dihadapi Mendapatkan atau mencapai kesamaan persepsi, pemahaman, dan persetujuan

Struktur Teks Negosiasi1) Orientasi : memulai negosiasi; biasanya

didahului dengan salam2) Permintaan : hal berupa barang atau jasa yang diinginkan calon pembeli atau

konsumen3) Pemenuhan : pemenuhan barang atau jasa yang diinginkan pembeli atau konsumen4) Penawaran : puncak terjadinya negosiasi5) Persetujuan : keputusan kedua belah pihak atas negosiasi yang telah dilakukan6) Pembelian : keputusan pembeli/konsumen membeli/memakai barang/jasa7) Penutup : kalimat penutup, biasanya berisi

salam penutup Ciri-ciri Teks Negosiasi

Menghasilkan kesepakatan Menghasilkan keputusan yang saling menguntungkan Memrioritaskan kepentingan bersama Merupakan sarana untuk mencari penyelesaian atas suatu masalah Mengarah pada tujuan praktis

Ciri Kebahasaan Teks Negosiasi Menggunakan bahasa yang santun Terdapat ungkapan persuasif (bahasa untuk membujuk) Berisi pasangan tuturan Keputusan atau kesepakatan menguntungkan kedua belah pihak Bersifat memerintah atau memenuhi perintah

2

Page 3:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

Contoh Pasangan Tuturan bertanya – menjawab/tidak pertanyaan mengucapkan salam – menjawab salam menawarkan – menerima/menolak mengusulkan – menerima/menolak

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Mengajak untuk membuat kesepakatan Memberikan alasan pentingnya ada kesepakatan Membandingkan beberapa pilihan Memerjelas dan menguji pandangan yang dikemukakan Mengevaluasi kekuatan dan komitmen bersama Menetapkan dan menegaskan kembali tujuan negosiasi

Negosiasi Melalui Surat Penawaran- Untuk menawarkan barang atau jasa kepada calon konsumen dapat dilakukan dengan

menggunakan surat penawaran. - Hal yang perlu diperhatikan tentang surat penawaran

1) Surat Penawaran dikeluarkan oleh penjual kepada calon pembeli yang berisi mengenai barang atau jasa yang ditawarkan

2) Maksud Surat Penawaran adalah agar calon pembeli tertarik dan akhirnya mau membeli

3) Surat Penawaran terdiri atas tiga bagian: Alinea pembuka: berisi pengenalan Isi : pemberitahuan tentang barang atau jasa yang ditawarkan Penutup : ajakan untuk membeli barang atau jasa yang ditawarkan

- Contoh alinea pembuka Melalui surat ini, perkenankanlah kami memperkenalkan perusahaan kami kepada

Bapak. Perusahaan kami bernama .... Kami telah membuka iklan yang dimuat pada harian Sinar, 28 Oktober 2015 yang

menyatakan bahwa perusahaan Saudara membutuhkan peralatan kantor ....- Contoh bagian isi surat penawaran

Sehubungan dengan hal itu, perkenankanlah kami menawarkan beberapa produk alat tulis kantor yang kami pasarkan. Bersama ini kami lampirkan daftar barang beserta harganya.

Jika perusahaan Bapak membutuhkan layanan kami, Bapak dapat menghubungi kami melalui nomor telepon .... Kami akan memberikan potongan harga khusus jika akumulasi pembelian ...

- Contoh bagian penutup Kami percaya bahwa Saudara tidak akan melewatkan kesempatan ini. Besar harapan kami agar tawaran ini bisa diterima. Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

5. Teks Eksplanasi Kompleks Teks Eksplanasi Kompleks adalah teks yang berisi proses yang berhubungan dengan fenomena alam, sosial, ilmu pengetahuan, budaya, dan lainnya. Teks ini mempunyai fungsi sosial, yaitu menjelaskan proses terjadinya sesuatu menurut prinsip sebab-akibat.

Struktur Teks Eksplanasi Kompleks1) Pernyataan Umum

Berisi penjelasan umum tentang fenomena yang akan dibahasa, bisa berupa pengenalan fenomena tersebut atau berupa penjelsannya. Penjelasan umum berupa gambaran secara umum tentang apa, mengapa, dan bagaimana peristiwa alam tersebut bisa terjadi.

2) Deretan PenjelasBerisi penjelasan tentang proses, alasan terjadinya fenomena tersebut, dan akibatnya. Penjelasan bisa lebih dari satu paragraf. Bagian penjelas mendeskripsikan sebab dan akibat peristiwa alam yang terjadi.

3) Interpretasi (Opsional)Teks penutup bersifat opsional (pilihan), bukan keharusan. Teks penutup merupakan intisari atau kesimpulan dari pernyataan umum dan deskripsi. Opsionalnya dapat berupa tanggapan atau pengambilan kesimpulan atas pernyataan yang ada dalam teks tersebut.

Konjungsi dalam Teks Eksplanasi Kompleks3

Page 4:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

1) Konjungsi Eksternal adalah konjungsi yang menghubungkan dua peristiwa, deskripsi benda, atau antara klausa kompleks dan klausa simpleks.Contoh: Penambahan : dan, atau Perbandingan : tetapi, sementara, daripada Waktu : setelah, sebelum, ketika, sejak Sebab-akibat : sehingga, karena, sebab, jika, walaupun, meskipun

2) Konjungsi Internal adalah konjungsi yang menghubungkan argumen atau ide yang terdapat di antara dua klausa simpleks atau ua kelompok klausa.Contoh: Penambahan : selain itu, di samping itu, lebih lanjut Perbandingan : akan tetapi, sebaliknya, sementara itu, di sisi lain, daripada Waktu : pertama, kedua, kemudian, lalu Sebab-akibat : akibatnya, sebagai akibat, sebab, jika, walaupun

6. Teks Ulasan Film atau Drama Teks Ulasan Film atau Drama adalah teks yang berisi tinjauan, ulasan, kupasan, tafsiran, evaluasi terhadap karya, baik berupa film atau drama. Ulasan tersebut bisa berupa komentar, kritik, dan saran untuk mengetahui kelebihan atau kekurangan karya tersebut.- Manfaat

Memperoleh wawasan yang luas Melatih diri untuk berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan berbagai masalah Melatih diri untuk bersikap objektif dan jujur dalam menilai sesuatu Mengambil hikmah dari tokoh film atau drama sebagai motivasi untuk meraih cita-cita

- Struktur Teks Film atau Drama1) Orientasi berisi gambaran umum – judul, keguanaa – film atau drama yang akan diulas. 2) Tafsiran Isi memuat pandangan penulis mengenai film atau drama yang diulas. Pada

bagian ini pengulas membandingkan karya tersebut dengan karya lain yang dianggap mirip. Pengulas juga menilai kelebihan dan kekurangan film atau drama dari sisi setting waktu, tempat, tokoh, penokohan, dan cara pengambilan sudut pandang film atau drama.

3) Evaluasi berisi penilaian terhadap film atau drama, penampilan, dan produksi. Bagian ini juga berisi gambaran terinci film atau drama yang diulas

4) Rangkuman berisi ulasan akhir berupa simpulan film atau drama berupa opini pembuat ulasan

- Kaidah KebahasaanTeks ulasan yang baik harus disusun sesuai dengan struktur teks, kaidah kebahasaan, dan ejaan. Perhatikan kaidah-kaidah berikut:- Istilah adalah kata gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna

konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Istilah khusus adalah istilah yang digunakan untuk bidang tertentu dan pemakaiannya hanya dipahami oleh orang yang berkecimpung dalam bidang tersebut. Contoh: Istilah umum: film, ikan, bunga. Istilah khusus: komedi, gurame, mawar

- Sinonim adalah kata yang memiliki bentuk yang berbeda, tetapi memiliki arti atau pengertian yang sama atau mirip. Antonim adalah kata yang artinya berlawanan satu dengan yang lain.

- Verba/kata kerja Verba Aktif adalah verba yang subjeknya berperan sebagai pelaku atau

menunjukkan tindakan atau perbuatan. Contoh: Mereka sedang menonton film komedi.

Verba Pasif adalah verba yang subjeknya berperan sebagai penderita, sasaran tindakan, atau hasil. Contoh: Film horor kini banyak disiarkan oleh televisi Indonesia

- Nomina atau kata benda adalah kelas kata yang menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda atau segala yang dibendakan. Kata benda dibedakan atas

4

Page 5:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

kata benda konkret seperti meja, kursi, lemari dan kata benda abstrak seperti pikiran, angin, harapan.Contoh:

Nomina Dasar Nomina Turunan Imbuhan (Afiks)Rumahjalanpanahtoko

perumahanjalanapemanahpertokoan

pe-an- anpe-per-an

- Pronomina atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina.Contoh: 1. Kata Ganti pemilik : -ku, -mu, -nya2. Kata Ganti petunjuk : ini, itu3. Kata Ganti penghubung: yang4. Kata Ganti tak tentu : siapa, barang siapa, sesuatu, masing-masing5. Kata Ganti orang : ia, dia, saudara, bapak, ibu, tuan, nyonya

- Konjungsi adalah kata tugas atau kata penghubung yang berfungsi menghubungkan dua buah klausa, kalimat, atau paragraf.Konjungsi yang biasanya digunakan dalam teks ulasan film atau drama adalah:a. Konjungsi Koordinatif: dan, atau, tetapib. Konjungsi Subordinatif: jika, agar, supaya, meskipun, alih-alih, sebagai, sebab,

karena, maka, sesudah, sebelum, sementarac. Konjungsi Korelatif: baik ... maupun ...., buka ... melainkan ...., tidak hanya ...

tetapi ...., jangankan ... pun ...., demikian (rupa) ... sehingga ...., dengan demikian ... maka ....

d. Konjungsi antarkalimat: sungguhpun demikian, sebaiknya, di sampin itu, setelah itu, sementara itu, sekalipun demikian, meskipun demikian, selanjutnya

- Preposisi adalah kata tugas yang berfungsi sebagai unsur pembentuk frasa preposisional. Contoh: di, ke, dari, pada, daripada, dengan, secara, tanpa, bagi

- Artikel adalah kata tugas yang membatasi makna jumlah nomina. Contoh: si, sang- Kalimat simpleks adalah kalimat yang memiliki satu verba utama.

Contoh: Sinetron Preman Pensiun banyak digemari penonton.Banyak pelajar mengunjungi perpustakaan.

- Kalimat kompleks adalah kalimat yang memiliki dua verba utama atau lebih.Contoh: Horor adalah jenis film yang berisi kejadian mistis dan berhubungan dengan

kejadian-kejadian yang menakutkan serta menyeramkan sebagai nyawa dari film tersebut.

Sci-Fi adalah jenis film fantasi imajinasi pengetahuan yang dikembangkan untuk mendapatkan dasar pembuatan alur film yang menitikberatkan pada peneitian dan penemuan teknologi.

- Ejaan

7. Teks Cerpen/Novela. Pengertian

Cerita Pendek NovelCerita pendek (cerpen) adalah bentuk prosa naratif fiktif yang memiliki alur tunggal. Menurut KBBI cerita pendek adalah cerita atau kisah pendek dengan jumlah kata kurang dari 10.000 dengan memberi kesan tunggal dan ceritanya terpusat pada salah satu tokoh.

Novel adalah bentuk prosa naratif fiktif yang memiliki alur lebih dari satu. Menurut KBBI novel adalah karangan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekitarnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.

5

Page 6:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

b. Ciri-ciriCerita Pendek Novel

Jumlah kata tidak lebih dari 10.000 (2-20 halaman) Isi cerita berasal dari kehidupan sehari-hari Tidak mengangkat/menggambarkan semua kisah

pelakunya Tokoh yang digambarkan mengalami masalah/konflik

hingga pada penyelesaiannya Kata-katanya sangat sederhana sehingga mudah

dipahami Kesan yang ditinggalkan sangat mendalam sehingga

pembaca ikut merasakan isi cerita Hanya berisi satu kejadian (alur tunggal) Penokohan sangat sederhana, tidak mendalam

Jumlah kata lebih dari 35.000 (minimal 100 halaman)

Memerlukan waktu minimal dua jam untuk membaca

Bergantung pada pelaku, bisa lebih dari satu pelaku

Menyajikan lebih dari satu impresi, efek, dan emosi

Skala novel luas Unsur kepadatan dan

intensitas kurang diutamakan

Ciri Bahasa Teks Cerpen/Novel Mendeskripsikan latar tempat, waktu, dan suasana, serta watak tokoh. Menggunakan perumpamaan dan majas Melukiskan sesuatu dengan mengunakan kata sifat Menggunakan penggambaran waktu lampau Mencantumkan penyebutan tokoh (nama, kata ganti, julukan, dan sebutan) Memuat kata-kata yang merujuk pada peristiwa yang dialami pelaku

c. Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Unsur Intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam, yaitu:

Tema adalah permasalahan utama yang menjiwai seluruh isi cerita. Contoh tema: percintaan, sosial, budaya, lingkungan hidup, agama

Amanat adalah pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca. Amanat bisa berupa nasihat, anjuran atau larangan untuk melakukan sesuatu. Contoh: Hendaknya kita selalu berbakti kepada orang tua; Janganlah kita senang berbohong kepada orang tua.

Latar atau setting adalah segala keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar terbagi menjadi tiga, yaitu latar waktu, latar tempat, latar suasana

Perwatakan adalah cara pengarang menyajikan/menggambarkan watak tokoh dan penciptaan citra tokoh.

Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam cerita. Pengarang bisa menjadi tokoh utama dalam cerita atau pengarang hanya sebagai pencerita. - Sudat pandang dibagi menjadi dua, yaitu (1) sudut pandang orang pertama dan (2)

sudut pandang orang ketiga. - Sudut pandang orang ketiga terbagi me4njadi dua, yaitu: (1) Sudut pandang orang

ketiga serba tahu (pengarang mengertahui segala tingkah laku, perilaku, keadaan lahir dan batin tokoh cerita) dan (2) Sudut pandang orang ketiga terarah (pengarang hanya sebatas mengetahui kondisi lahiriah para pelaku).

Alur adalah pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat. Secara umum, alur atau jalan cerita terbagai dalam bagian-bagian berikut:

1) Pengenalan cerita, yaitu bagian cerita yang berupa pengenalan tokoh, lukisan, waktu, tempat atau kejadian yang merupakan awal cerita.

2) Menuju pada konflik, yaitu bagian yang menceritakan masalah yang dihadapi pelaku cerita.

3) Puncak ketegangan atau klimaks, yaitu masalah dalam cerita sudah sangat gawat, konflik telah memuncak.

4) Ketegangan menurun atau antiklimaks, yaitu masalah telah berangsur-angsur dapat diatasi dan kekhawatiran mulai hilang.

5) Penyelesaian/resolusi, yaitu masalah telah diatasi atau diselesaikan Gaya bahasa

Unsur Ekstrinsik Nilai-nilai dalam cerita Latar belakang kehidupan pengarang Situasi sosial ketika cerita itu dibuat

d. Nilai-nilai dalam Cerita Pendek/Novel6

Page 7:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

Nilai agama adalah nilai-nilai yang terkandung dalam cerita berkaitan dengan ajaran agama

Nilai sosial adalah nilai yang dapat dipetik dari interaksi para tokoh dalam cerita dengan tokoh lain, lingkungan, dan masyarakat sekitar tokoh.

Nilai moral adalah nilai-nilai yang terkandung dalam cerita dan berkaitan dengan akhlak atau etika yang berlaku dalam masyarakat.

Nilai budaya adalah nilai-nilai yang berhubungan dengan kebiasaan, tradisi, adat-istiadat yang berlaku.

e. Struktur Teks Cerpen/Novel Abstrak, yaitu ringkasan atau inti cerita yang akan dikembangkan menjadi rangkaian

peristiwa atau gambaran awal cerita. Abstrak bersifat opsional, artinya teks cerpen/novel tidak harus memakai abstrak.

Orientasi, yaitu bagian teks cerpen/novel yang berisi pengenalan tokoh dan latar cerita. Pengenalan tokoh berkaitan dengan pelaku utama, sedangkan pengenalan latar berkaitan dengan ruang, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita.

Komplikasi, yaitu bagian alur peristiwa dalam cerita. Komplikasi dimulai dengan munculnya konflik, lalu peningkatan konflik, hingga konflik mencapai puncaknya (klimaks).

Evaluasi, yaitu bagian cerita yang ditandai dengan adanya konflik yang mulai diarahkan pada pemecahannya.

Resolusi, yaitu bagian cerita ketika konflik sudah dipecahkan atau menemukan penyelesaian

Koda, yaitu bagian akhir cerita yang berisi nilai-nilai atau pelajaran yang dapat dipetik pembaca

8. Teks Biografi Teks Biografi merupakan tulisan yang membahas kehidupan seseorang atau secara sederhana dapat diatikan sebagai sebuah kisah atau riwayat hidup seseorang.

a. Ciri-ciri Teks Biografi- Memiliki struktur: orientasi, peristiwa atau masalah, reorientasi- Memuat fakta yang disajikan dalam bentuk narasi- Disusun berdasarkan pengalaman hidup seseorang

b. Struktur Teks Biografi- Orientasi: bagian yang menjelaskan pengenalan tokoh, berisi gambaran awal tokoh

yang diceritakan- Peristiwa atau masalah: bagian yang berisi peristiwa atau kejadian yang pernah dialami - Reorientasi: berisi pandangan penulis tentang terhadap tokoh yang diceritakan.

Reorientasi bersifat opsional

c. Kaidah Kebahasaan 1. penggunaan kalimat simplek atau kalimat tunggal yaitu kalimat yang hanya

mengandung satu struktur subjek, predikat, objek atau keterangan. Contoh: Nelson Mandela berjuang selama hidup.

2. Penggunaan pronomina atau kata ganti seperti ia, mereka, -nya. Contoh: Perjuangannya yang tak kenal lelah menjadikan Nelson Mandela dijuluki “Sang Pembela Kulit Hitam”.

3. Penggunaan kata kerja material untuk menunjukkan aktivitas nyata yang dilakukan oleh partisipan/tokoh. Contoh: Hamka adalah tokoh agama yang rajin menulis novel.

4. Penggunaan kata tanya siapa, apa, mengapa. Contoh: Siapa yang tak kenal pejuang hebat seperti Jenderal Sudirman.

5. Penggunaan partikel sang, bung. Contoh: Bung Karno adalah seorang perintis kemerdekaan RI.

6. Penggunaan konjungsi seperti ketika, kemudian, setelah. Contoh: Ketika bergerilya Sudirman selalu menganjurkan anak buahnya agar dalam keadaan suci dan hadas.

7. Menggunakan kata-kata yang menunjukkan kejadian atau peristiwa, waktu, dan tempat. Contoh: Rolihlahla Mandela lahir pada 18 Juli 1918 di Umtata, Afrika Selatan.

7

Page 8:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

d. Hal-hal yang perlu diperhatikan: judul biografi, gaya penceritaan, teladan hidup tokoh, foto atau gambar tokoh

9. Teks Pantun Teks Pantun adalah bentuk puisi lama yang terdiri atas empat larik dengan rima akhir A-B-A-B.a. Ciri-ciri Pantun: tiap bait terdiri atas 4 baris, tiap baris trdiri atas 4 – 5 kata, saja A-B-A-B.

Selain bentuk empat baris, juga terdapat pantun dua baris, baris 1 sampiran, baris 2 isi. Pantun dua baris ini disebut karmina atau pantun kilat.

b. Jenis-jenis Pantun- Pantun Agama - Pantun Nasihat

Asam hadis asam gelugur Jangan suka makan mentimunKetiga asam riang-riang Mentimun itu banyak getahnyaMenangis di pintu kubur Jangan suka duduk melamunTeringat badan tidak sembahyang Melamun itu tidak ada gunanya

- Pantun Teka-teki - Pantun JenakaKalau puan, puan perana Limau purut di tepi rawaAmbil gelas di dalam peti Buah di lanting belum masakKalau Tuan bijaksana Sakit perut sebab tertawaBinatang apa tanduk di kaki? Melihat kucing duduk berbedak

- Pantun tentang Lingkungan AlamNangka Belanda namanya sirsakDibuat jus sangatlah nikmatKalau hutan banyak dirusakJangan berharap membawa manfaat

c. Struktur Teks Pantun- Terdiri atas empat baris: baris 1-2 sampiran, baris 3-4 isi- Sampiran berfungsi sebagai pengantar untuk mempermudah memahami isi.

d. Kaidah Kebahasaan Penggunaan diksi atau pilihan kata yang tepat dapat memberikan efek tertentu yang

diharapkan. Contoh: Engkau adalah pelita hatiku. Penggunaan kata pelita hatiku terasa lebih puitis daripada Engkau adalah penerang hatiku

Penggunaan bahasa kias untuk menyatakan sesuatu secara tidak langsung. Bahasa lias dapat berbentuk ungkapan, peribahasa, dan majas.

Pengimajian: kata-kata yang dipilih (diksi) hendaknya dapat menimbulkan imaji visual (dilihat), imaji auditif (didengar) dan imaji taktil (dirasakan).Contoh: Burung dara si burung merpati

Terbang tinggi jauh melayangWahai adik si jantung hatiSungguh wajahmu selalu terbayang

Baris 1, 2, 3 menimbulkan imaji visual, namun baris 4 menimbulkan imaji taktil Pengulangan bunyi (rima) dan naik turunnya bunyi (irama) akan memperindah bunyi

pantun. Selain itu, juga pendengar akan lebih mudah mengingat dan mengimplementasikan pesan moral yang terdapat dalam pantun.

10. Teks Cerita Sejarah Teks Cerita Sejarah adalah teks yang menjelaskan fakta kejadian masa lalu yang menjadi asal atau latar belakang terjadinya sesuatu yang mempunyai nilai kesejarahan. Teks cerita sejarah bisa bersifat naratif atau deskriptif.a. Kaidah Teks Cerita Sejarah: menceritakan masa lalu; menggunakan verba;

menggunakan frasa adverbia; menggunakan kalimat naratif/deskriptif; berdasarkan fakta.b. Struktur Teks Cerita Sejarah

Orientasi berisi informasi tentang situasi cerita sejarah seperti latar belakang sejarah, waktu, dan judul. Pada teks cerita sejarah, judul dapat berupa nama benda, nama tempat, atau peristiwa. Judul biasanya menggunakan kata-kata asal-usul, asal mula, sejarah yang mendukung kesejarahan.

8

Page 9:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

Kriteria judul yang baik adalah: asli dan relevan, singkat dan berbentuk frasa, awal kata menggunakan huruf kapital (kecuali preposisi dan konjungsi), tanpa tanda baca di akhir judul, menarik perhatian dan logis, sesuai dengan isi.

Urutan Peristiwa Sejarah terdiri atas beberapa paragraf yang menyediakan rekaman peristiwa berdasarkan urutan peristiwa sejarah tersebut. Bagian ini merupakan inti dari teks cerita sejarah. Rekaman peristiwa membahas seluruh alur cerita sejarah dari awal sampai akhir secara kronologis.

Reorientasi berisi cerita akhir paparan yang biasanya berupa akibat dari rangkaian peristiwa sebelumnya seperti kekalahan, kemenangan, kematian. Bisa juga berisi simpulan, komentar, atau evaluasi dari peristiwa yang terjadi.

Contoh Teks Cerita Sejarah

Orie

n ta

si

Sejarah Sumpah PemudaSumpah Pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia.

Urut

an P

erist

iwa Pada 28 Mei 1928 diadakan pembahasan dan dilanjutkan dengan pertemuan berikutnya,

yakni 21 Agustus 1928. Pertemuan akhir ini dihadiri oleh seluruh organisasi pemuda, yang kemudian memutuskan mengadakan kongres pada 28 Oktober 1928. Susunan panitianya melibatkan seluruh organisasi pemuda. Kongres tersebut menghasilkan Sumpah Pemuda:(1) Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air

Indonesia.(2) Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.(3) Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Reor

i en

tasi

Demikianlah rumusan Sumpah Pemuda tahun 1928. Namun, perlu diketahui bahwa Sumpah Pemuda tidak lahir begitu saja. Banyak hal yang melandasi tekad para pemuda untuk bersatu. Mereka sadar, Indonesia tidak akan mencapai kemerdekaan kalau para pemuda tidak bersatu.

11. Teks Berita Yeks berita adalah teks yang memaparkan suatu kejadian atau informasi yang ditulis di media cetak, disiarkan di radio atau televisi, atau diunggah di media online. Bisa juga diartikan sebagai berita yang dikirimkan dari suatu tempat ke tempat lain. a. Ciri-ciri Teks Berita

- berisi fakta, bukan opini (pendapat) - unik atau jarang dijumpai- menggunakan bahasa yang mudah dimengerti - judul berita mewakili seluruh isi berita- alur berita umumnya runtut (kronologis) - bersifat objektif, bukan hasil

rekayasa- menggunakan bahasa yang menarik untuk menarik minat pembaca/pendengar

b. Manfaat Membaca Teks Berita- Memperoleh wawasan dan pengetahuan yang lebih luas- Melatih berpikir kritis dan kreatif serta bertindak efektif dalam menyelesaikan

permasalahan- Mengambil hikmah, terutama sebagai motivasi dalam meraih cita-cita

c. Unsur Pembentuk Teks Berita dapat dirumuskan dengan 5W + 1H, yaitu:- What : Barita tentang apa?- Who : Siapa yang terlibat dalam peristiwa itu?- Why : Mengapa hal tersebut terjadi?- When : Kapan peristiwa itu terjadi?- Where : Di mana peristiwa tersebut terjadi?- How : Bagaimana peristiwa tersebut dapat terjadi?

d. Struktur Teks Berita Orientasi berisi pembuka tentang hal yang akan diberitakan. Dalam hal ini termasuk

judul berita. Oleh karena itu, judul harus dibuat semanarik mungkin agar pembaca tertarik untuk membaca berita tersebut karena judul merupakan kata kunci yang mewakili isi berita.

Peristiwa merupakan inti suatu berita. Peristiwa disebut juga tubuh berita. Pada tahap ini, berita dipaparkan sedemikian rupa sehingga informasi atau peristiwa yang terjadi dapat disajikan secara terperinci dan objektif.

9

Page 10:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

Sumber berita adalah orang atau sumber yang memberikan informasi tentang berita atau peristiwa yang terjadi. Sumber berita tidak selalu berada di akhir berita, ia bisa berada di dalam berita itu sendiri.

e. Ciri Kebahasaan Teks Berita Penggunaan nomina sebagai subjek atau pemberi informasi . Contoh: Kepala Pusat

Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyataka, operasi darurat asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Riau terus dilakukan.

Predikat pada teks berita dapat berbentuk kelompok kata verba atau kelompok kata adjektiva. Contoh: Tim pemadam kebakaran sebanyak lima belas personel sudah berangkat setelah subuh.

Adverbia atau kata keterangan pada teks berita dapat berbentuk:- Keterangan tempat: Presiden Joko Widodo meninjau kebakaran hutan di Riau.- Keterangan waktu: Hari ini Presiden Joko Widodo berkunjung ke Palangkaraya.- Keterangan tujuan: Kedatangan Presiden Joko Widodo di Riau diharapkan agar

masyarakat merasa lebih diperhatikan.- Keterangan similatif: Cara berpikir kita dalam menanggapi kehadiran Presiden Joko

Widodo di Riau jangan seperti anak-anak.- Keterangan penyebab: Presiden Joko Widodo terlambat tiba di Riau karena masih

banyak tugas yang harus diselesaikan.- Keterangan kesalingan: Presiden dan masyarakat hendaknya saling memahami.- Keterangan alat: Masyarakat Riau bekerja sama memadamkan kebakaran hutan

dengan peralatan apa adanya.Contoh Teks Berita

Orie

n ta

si

Penggulangan Kebakaran HutanKebakaran hutan merupakan salah satu penyebab kerusakan hutan yang paling besar dan sangat merugikan. Perbaikan kerusakan hutan akibat kebakaran memerlukan waktu yang lama, apalagi mengembalikannya menjadi hutan kembali.

Peris

tiwa

Apabila terjadi kebakaran hutan, menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, cara yang dapat dilakukan untuk melakukan pemadaman kebakaran hutan adalah sebagai berikut.(1) Melakukan penyemprotan air secara langsung apabila kebakaran hutan berskala kecil(2) Jika api dari kebakaran berskala luas dan besar, kita dapat melokalisasi api dengan

membakar daerah sekitar kebakaran dan mengarahkan api ke pusat pembakaran; umumnya dimulai dari daerah yang menghambat jalannya api seperti sungai, danau, jalan, dan puncak bukit.

(3) Melakukan penyemprotan air secara merata dari udara dengan menggunakan helikopter atau pesawat udara.

(4) Membuat hujan buatan.Sumber berita Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho

12. Teks Opini/Editorial a. Pengertian Opini

Menurut KBBI opini adalah pendapat, pemikiran, atau pendirian. Menurut Wikipedia opini adalah pendapat, ide, atau pikiran untuk menjelaskan kecenderungan atau preferensi tertentu terhadap perspektif danideologi, tetapi bersifat tidak objektif karena belum terujui kebenarannya.

b. Tujuan penulisan Opini adalah untuk memberi tahu, meyakinkan pendapat, menghibur pembaca

c. Struktur Teks Opini terdiri atas:- Pernyataan pendapat : berisi pernyataan pendapat (thrsis statement) awal- Argumentasi : berisi analisis subjektif berdasarkan fakta dan data- Pernyataan ulang : berisi pernyataan ulang pendapat (reinteration)

d. Kaidah Kebahasaan1. Terdapat kalimat utama dalam setiap paragraf. Kalimat utama adalah kalimat yang

mewakili gagasan utama. 2. Menggunakan adverbial frekuensi. Adverbia frekuensi adalah kata keterangan yang

menunjukkan intensitas kegiatan, seperti sering, kadang-kadang, jarang, dan kerap. Contoh: Hal ini tentu seringkali membuat pusing masyarakat.

10

Page 11:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

3. Menggunakan konjungsi yang digunakan untuk menata argumentasi. Konjungsi ini menunjukkan urutan dari sebuah peristiwa, seperti pertama, kedua, kemudian, dan berikutnya. Contoh: Kemudian, tak lama setelah itu, imbas dari kenaikan BBM mulai terasa.

4. Menggunakan konjungsi untuk memperkuat argumentasi. Konjungsi ini menunjukkan tambahan argumen dari argumen sebelumnya, seperti bahkan, juga, selain itu, dan lagi pula, dan justru. Contoh: Selain itu, cabai dan bawang pun ikut-ikutan naik.

5. Menggunakan konjungsi yang menyatakan harapan. Konjungsi ini terdiri dua bagian kalimat. Kalimat yang pertama berisi pernyataan sedangkan kalimat kedua berisi tujuan atau harapan. Contoh: Pemerintah mencari strategi-strategi jitu untuk mengatasi masalah ekonomi agar ekonomi Indonesai tidak semakin parah.

6. Menggunakan verba (kata kerja) material, relasional, dan mental. • Verba material adalah kata kerja yang menunjukkan perbuatan fisik atau peristiwa,

seperti berlari, atau mencuci. Contoh: Akibat kebijakan tersebut, masyarakat harus membeli BBM lebih mahal. 

• Verba relasional adalah kata kerja yang mengandung pengertian A adalah B. Kata kerja ini biasanya digunakan untuk menjabarkan sebuah definisi. Contoh: Ironi memang, Indonesia adalah negara agraris, dan dahulu terkenal dengan swasembada beras, justru bermasalah dengan harga beras. Selain itu, adapula kata kerja relasional atributif. Kata kerja relasional atributif adalah kata kerja yang menyatakan milik. A memiliki B, contoh Budi memiliki tiga buah mobil. 

• Verba mental adalah kata kerja ini terdiri atas kata kerja yang menerangkan persepsi, afeksi, kognisi.

- Kata kerja persepsi adalah kata kerja yang berkaitan dengan pancaindera, contoh melihat, mendengar, mencium. Contoh: Pemerintah harus melihat kondisi ekonomi masyarakat Indonesia secara real.

- Sedangkan kata kerja afeksi adalah kata kerja yang berkaitan dengan perasaan psikologis seseorang, seperti marah, sedih, khawatir, dan senang. Contoh: Masyarakat Indonesia khawatir dengan kondisi perekonomian Indonesia saat ini.

- Kata kerja kognisi adalah kata kerja yang berkaitan dengan proses memahami sesuatu, seperti berpikir, mengerti, dan memahami. Contoh: Saya memahami bahwa kondisi perekonomian Indonesia saat ini dipengaruhi oleh merosotnya nilai tukar rupiah.

7. Kaya akan kosakata. Dalam teks editorial/opini diperlukan kosakata yang luas dan menarik. Kosakata yang menarik tersebut mencakup hal-hal berikut:- Aktual : sedang menjadi pembicaraan orang banyak atau baru saja terjadi- Fenomenal: luar biasa, hebat, dan dapat dirasakan pancaindra- Editorial : artikel dalam surat kabar yang mengungkapkan pendirian editor atau

pimpinan surat kabar- Imajinasi : daya pikir untuk membayangkan (dalam angan-angan)- Modalitas : cara pembicara menyatakan sikap terhadap suatu situasi dalam

komunikasi antarpribadi (barangkali, harus,)- Nukilan : kutipan atau tulisan yang dicantumkan pada suatu benda- Tajuk Rencana : karangan pokok dalam surat kabar- Teks Opini: teks yang merupakan wadah untuk mengemukakan pendapat atau pikiran- Keterangan aposisi: keterangan yang memberi penjelasan kata benda. Jika ditulis,

keterangan ini diapit tanda koma atau tanda pisah atau tanda kurung- Keterangan pewatas: keterangan tambahan yang memberi penjelasan kata benda,

tetapi tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan seperti kata keterangan aposisi.

13. Teks Iklan

1. PengertianMenurut KBBI, iklan adalah berita atau pesan untuk mendorong, membujuk khalayak agar tertarik pada barang atau jasa yang ditawarkan.

2. Tujuan Periklanan

11

Page 12:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

Membuat konsumen sadar akan merek baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif.

Membujuk konsumen untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan. Menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan konsumen. Memberikan nilai tambah dengan cara menyempurnakan kualitas dan inovasi pada

merek dengan memengaruhi persepsi konsumen. Sebagai pendamping untuk memfasilitasi perusahaan dalam proses komunikasi

pemasaran

3. Jenis-jenis Iklan.a. Iklan Informatif

- Menjelaskan kepada konsumen cara kerja produk- Mengoreksi kelebihan dan kekurangan produk- Membentuk/menciptakan kesadaran/pengalaman dan pengetahuan tentang produk- Menginformasikan perubahan kerja dan kemasan produk

b. Iklan Persuasif- Menganjurkan atau membujuk orang/konsumen untuk membeli- Mengubah persepsi atau cara pandang konsumen- Membujuk khalayak untuk memilih merek tertentu- Menggunakan barang atau jasa - Menciptakan kesukaan, preferensi, dan keyakinan sehingga konsumen mau membeli

c. Iklan Peringatan- Menjalin hubungan baik dengan konsumen- Mengingatkan pembeli agar membeli dan mendapatkan suatu produk- Menjaga kesadaran akan produk- Mendorong pembelian ulang barang dan jasa- Mengingatkan bahwa suatu produk dibutuhkan dalam waktu dekat

4. Sifat Iklan- Memungkinkan setiap orang menerima pesan yang sama tentang produk yang

diiklankan- Dapat diulang-ulang untuk mengukuhkan penerimaan informasi- Mampu menggugah dan memengaruhi perasaan khalayak- Tidak memaksa khalayak untuk memperhatikan dan menanggapinya karena

merupakan komunikasi yang monolog (satu arah)

5. Media PeriklananMedia Kelebihan Kekurangan

Koran Fleksibilitas; ketepatan waktu; penerimaan luas; tingkat kepercayaan tinggi

Usia penggunaan pendek; mutu reproduksi tidak bagus

Televisi Menggabungkan gambar, suara, dan gerakan; merangsang indra; perhatian tinggi; jangkauan tinggi

Biaya absolut tinggi

Surat langsung

Fleksibilitas; tidak ada persaingan iklan dalam media yang sama; personalisasi

Biaya relatif tinggi

Radio Penggunaan massal; pemilihan geografis dan demografis tinggi; biaya rendah

Hanya penyajian suara

Majalah pemilihan geografis dan demografis tinggi; kredibilitas dan gengsi;reproduksi bermutu tinggi; usia penggunaan panjang

Perencanaan pembelian iklan lama

Reklame Fleksibilitas; penggunaan paparan tinggi; biaya rendah; persaingan rendah

Pemilihan pengguna terbatas

Brosur Fleksibilitas; terkendali penuh Produksi berlebihan dapat menyebabkan pengeluaran biaya yang sia-sia

Telepon Banyak pengguna Biaya relatif tinggiInternet Pemilihan pengguna tinggi; kemungkinaqn

interaktifMedia relatif baru dengan jumlah pengguna yang rendah di beberapa negara

12

Page 13:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

6. Cara Membuat iklan- Belajar dari kesalahan iklan lain- Gunakan tulisan yang menarik (natural)- Singkat, padat, dan jelas- Tambahkan testimoni- Gunakan media grafis dengan efisien- Coba ucapkan semua kalimat dalam iklan dan rekamlah- Paparkan iklan Anda pada beberapa lokasi- Perbaiki iklan hingga berhasil

7. Ciri-ciri Isi Iklan yang Baik- Objektif dan jujur- Unik dan menarik- Singkat dan jelas- Tidak bertentangan dengan SARA dan tidak menyinggung produk lain

8. Struktur Teks Iklan- Orientasi : pengenalan produk- Tubuh Iklan : judul, subjudul, teks isi, logo, foto produk, nama perusahaan- Justifikasi : putusan (alasan, pertimbangan) tentang produk yang diiklankan

2.Bentuk Karangan1. Bentuk Karangan

Berdasarkan gagasan yang disampaikannya, karangan dapat digolongkan menjadi bentuk narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

a. Narasi atau cerita adalah karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa yang biasanya disusun menurut urutan waktu.

- Ciri-ciri narasi: (1) Berupa kisah, (2) Melukiskan perbuatan dan tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu, (3) Ada tokoh yang diceritakan; (4) Memiliki alur atau plot.

- Langkah-langkah menyusun narasi: (1) Menentukan tema atau topik karangan; (2) Menentukan tujuan; (3) Mengumpulkan data; (4) Menyusun kerangkan karangan; (5) Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan narasi.

- Narasi terdiri atas narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Narasi ekspositoris adalah narasi yang ditulis berdasarkan fakta atau

pengalaman yang nyata. Narasi ekspositoris disebut juga narasi nonfiktif. Contohnya : otobiografi, biografi, dan cerita sejarah.

Contoh : Umar Khayam lahir di Ngawi Jawa Timur pada 30 April 1932,meraih doctor dari Cornel University Amerika Serikat.Ia mengajar sebagai guru besar pada Fakultas Sastra Universitas Gajah Mada sampai pension pada tahun 1977.Beliau juga anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia.Karya tulisnya adalah Seribu Kunang-kunang di Manhattan,Sri Sumarah dan Bawuk, Mangan Ora Mangan Kumpul, Sugih Tanpa Banda,Para Priyayi, dan Jalan Menikung. (narasi ekspositoris - biografi)

Narasi sugestif adalah narasi yang ditulis berdasarkan imajinasi semata.Narasi sugestif disebut juga narasi fiktif.Contohnya : dongeng, cerpen, roman, novel, anekdot.

Contoh :Mereka terkejut melihat harimau sangat besar melepaskan Pak Balam dan terus berlari ke dalam hutan yang sangat gelap malam itu. Dengan Cepatmereka berlari ke tempat Pak Balam terbaring.Dalam cahya samar-samar dari potongan kayu yang menyala, mereka melihat betapa kaki Pak Balam hancur, betisnya kena gigitan harimau, daging dan otot betis koyak hingga kelihatan tulangnya yang putih, dan darah mengalir amat banyak.

(narasi sugestif – Harimau-Harimau Karya Muhtar Lubis)

13

Page 14:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

b. Deskripsi adalah bentuk karangan yang menggambarkan atau melukiskan sesuatu sehingga pembaca seakan-akan melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami sendiri apa yang dilukiskan dalam karangan tersebut. Deskripsi sering menjadi segmen dari narasi atau eksposisi.- Ciri-ciri karangan deskripsi:

1) Mendeskripsikan suatu objek (benda, tempat, suasana) dengan jelas.2) Melibatkan observasi pancaindra.3) Menjelaskan ciri-ciri objek seperti warna, ukuran, bentuk, dan keadaan secara

terperinci. 4) Metode penulisan menggunakan cara objektif, subjektif, atau kesan pribadi penulis

terhadap suatu objek.

- Langkah-langkah menyusun karangan deskripsi:1) Tentukan abjek atau tema yang akan dideskripsikan.2) Tentukan tujuan.3) Mengumpulkan data dengan mengamati objek yang akan dideskripsikan.4) Data disusun ke dalam kerangka karangan.5) Uraikan data dalam kerangkan karangan menjadi karangan deskriptif.

Contoh :Tepi danau itu bersih, tampak tak ada sampah yang berhamburan. Tempat

sampah disediakan sedemikian rupa sehingga terjangkau pengunjung. Perahu yang disediakan memadai untuk melayani wisatawan domestik. Setiap pengunjung diharuskan mematuhi aturan kawasan wisata. Jika pengunjung melanggar aturan akan ditegur dengan penuh kearifan. Tempat parkir disediakan cukup luas. Pengunjung memarkir kendaraannya secara teratur di tempat yang telah disediakan.

c. Eksposisi atau paparan merupakan bentuk karangan yang memberi keterangan, menjelaskan, memaparkan, menguraikan, memberi informasi sejelas-jelasnya mengenai suatu hal.

- Ciri-ciri eksposisi:1) Bersifat nonfiksi, informatif/menjelaskan/memaparkan2) Berdasarkan fakta3) Tidak memengaruhi pembaca4) Menggunakan pronomina (kata ganti) kita atau saya5) Menggunakan istilah dan bahasa baku6) Bagian awal merupakan pernyataan pendapat dan bagian akhir berupa penegasan

- Langkah-langkah menyusun eksposisi:1) Menentukan tema atau topik karangan2) Menentukan tujuan3) Mengumpulkan data4) Menyusun kerangkan karangan5) Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan eksposisi

Contoh : Ada beberapa syarat agar barang dan jasa perusahaan nasional kita mampu

berkompetisi secara global. Yang pertama adalah ketepatan waktu dalam penyediaan barang dan jasa. Yang kedua adalah kualitas produk. Barang dan jasa yang kita jual harus sampai dengan tepat waktu dan bermutu baik. Yang ketiga adalah unsur harga. Barang dan jasa itu hendaknya kita jual dengan harga yang mampu bersaing dan terjangkau. Selanjutnya yang tidak kalah pentingnya adalah kecepatan. Kita harus dapat dengan cepat menyediakan barang dan jasa secara tepat waktu, berkualitas tinggi, dan harga terjangkau.

d. Argumentasi berasal dari kata argumen yang artinya alasan. Karangan argumentasi maksudnya karangan yang isinya berupa pendapat yang bertujuan untuk meyakinkan pembaca terhadap suatu permasalahan dengan mengemukakan alasan, bukti, atau contoh nyata.

14

Page 15:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

- Ciri-ciri karangan argumentasi1) Menjelaskan pendapat, gagasan yang berisi argumen-argumen untuk

mempertahankan atau menyanggah suatu pendapat atau sikap.2) Bertujuan meyakinkan pembaca agar mengikuti hal yang disampaikan penulis3) Menyajikan fakta yang diperjelas dengan angka, prta, statistik, grafik, gambar, atau

bentuk lain4) Menggunakan logika/penalaran sebagai landasan berpikir5) Ada analisis dan sintesis pembahasan objek6) Sumber ide dari pengalaman, pengamatan, dan penelitian7) Memengaruhi pembaca agar pembaca menyetujui bahwa pendapat, sikap, dan

keyakinan penulis benar8) enggunakan bahasa formal, rasional, objektif, bermakna lugas / denotasi.

- Langkah-langkah menyusun karangan argumentasi1) Menentukan tema atau topik karangan2) Menentukan tujuan3) Mengumpulkan data4) Menyusun kerangka karangan5) Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan argumrntasi

Contoh :Makanan tradisional lebih baik daripada makanan cepat saji. Makanan tradisional banyak mengandung serat yang berguna untuk memperlancar kerja alat-alat pencernaan dan melindungi kita dari kanker serta berbagai penyakit lainya. Makanan cepat saji miskin serat, kaya lemak dan gula. Akibatnya, terjadi obesitas dan peningkatan kolesterol dalam darah

e. Persuasi adalah karangan yang tujuannya untuk mengajak, menghimbau, membujuk atau memengaruhi pembaca. Pembaca diharapkan mau mengikuti atau melaksanakan ide atau kemauan penulis. Oleh karena itu, selain dikemukakan fakta yang meyakinkan pembaca, dalam karangan persuai digunakan pernyataan-pernyataan yang mengadung sugesti.- Ciri-ciri persuasi

1) Berangkat dari keyakinan bahwa pikiran manusia dapat diubah.2) Meyakinkan pembaca3) Menghasilkan kesepakatan atau perubahan sikap pada pembaca4) Menghindari konflik agar perubahan sikap tercapai5) Perlu fakta dan data

- Teknik menulis persuasi 1) Rasionalisasi, yaitu proses menggunakan akal untuk memberi suatu dasar

pembenaran bagi suatu masalah.2) Identifikasi, 3) Sugesti4) Konformitas5) Kompensasi

Contoh :Tahukah Anda, larutan penyegar “Herbal Alami”dapat menyembuhkan bibir pecah-

pecah, sariawan akibat panas dalam. Larutan penyegar ini dikemas dalam botol ukuran kecil yang cantik. Jika Anda sakit, maka minumlah larutan “Herbal Alami” ini tiga kali sehari @ 1 botol. Untuk pencegahan Anda cukup meminumnya satu kali sehari @ 1 botol. Larutan penyegar ini juga cocok untuk semua umur. Kalau tidak mencobanya Anda pasti menyesal. Untuk itu kami sarankan Anda untuk minum larutan penyegar ini agar terhindar dari penyakitpanas dalam. Selamat mencoba.

3. Istilah Kebahasaan1. Macam-macam Makna

15

Page 16:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

a. Makna leksikal atau makna leksis adalah makna yang terdapat dalam kamus.b. Makna gramatikal atau makna struktural adalah makna yang timbul dalam pertalian

dengan kalimat.c. Makna denotatif atau makna lugas adalah makna yang sebenarnya, sesuai dengan

makna kamus.d. Makna konotatif atau makna kias adalah makna kata yang mendapat nilai rasa tertentu.

2. Perubahan Maknaa. Meluas: cakupan makna yang sekarang lebih luas daripada makna yang lama ⇒ berlayar,

saudara, putera, puterib. Menyempit: cakupan makna yang dahulu lebih luas daripada cakupan makna yang

sekarang ⇒ sarjana, pendetac. Amelioratif: arti baru dirasakan lebih tinggi/baik nilai rasanya daripada yang dahulu ⇒

wanita lebih baik daripada perempuan; istri nilainya lebih baik daripada binid. Peyoratif: arti baru dirasakan lebih rendah daripada dahulu ⇒ bini, perempuan, kaki

tangane. Sinestesia: perubahan makna akibat pertukaran tanggapan antara dua indra yang

berlainan.2. Kata-katanya pedas ⇒ pertukaran antara indra perasa dengan indra pendengaran.3. Potongan bajunya manis ⇒ pertukaran antara indra perasa dengan indra penglihatan.

f. Asosiasi: perubahan makna karena adanya persamaan sifat ⇒ catut, amplop

3. Istilah Kebahasaan1. Homonim: kata-kata yang mempunyai bentuk dan bunyi sama, tetapi arti berbeda. [bisa

‘racun’ dan bisa ‘dapat’]2. Homofon: kata-kata yang mempunyai bentuk dan arti berbeda, bunyi sama. [sangsi

‘ragu’ dan sanksi ‘hukuman’]3. Homograf: kata-kata yang mempunyai bentuk sama, bunyi dan arti berbeda. [seret

‘tidak lancar’ dan seret ‘ditarik’]4. Sinonim adalah kata-kata yang mempunyai arti sama (persamaan makna kata). [mati =

wafat = gugur = mampus = mangkat = meninggal = tewas]5. Antonim adalah kata-kata yang mempunyai makna yang berlawanan. [besar x kecil]6. Hiponim adalah kata-kata yang maknanya sudah tercakup oleh makna yang lebih luas,

yaitu superordinatnya.• mujair, paus, hiu merupakan hiponim dari ikan.• ikan merupakan superordinat bagi mujair, paus, hiu.

7. Akronim adalah singkatan yang merupakan gabungan fonem, suku kata, atau kombinasinya dan diucapkan sebagai satu kata. [ABRI, hankam, mabes, OSIS]

8. Polisemi adalah kata-kata yang mempunyai makna lebih dari satu atau bermakna ganda.• Ayah membeli sepeda motor merek Honda.• Ibu menjadi motor kegiatan PKK.• Cecep menjadi motor kesebelasan SMKN 1.

4. Ungkapan/Idiom adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat tetap dan digunakan untuk menyatakan suatu maksud dengan arti kiasan.

a. Bahasa Indonesia1. hutan perawan : masih asli; belum dimanfaatkan2. soko guru : tiang utama3. makan tanah : miskin sekali4. emas hitam : minyak bumi5. petani gurem : petani kecil; buruh tani6. modal dengkul : modal tenaga, tidak punya uang 7. patah arang : patah semangat dan sulit diperbaiki8. daftar hitam : orang yang dicurigai9. bawah tangan : perjanjian tanpa melalui pihak berwenang10. naik daun : sedang berkembang, mulai dikenal

a. Bahasa Asing1. vini vidi vici : datang, lihat, menang2. status quo : kondisi/keadaan yang ada3. modus operandi : cara kerja, prosedur

16

Page 17:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

4. ora et labora : bekerja dan berdoa5. simbiose mutualistis : kerja sama saling menguntungkna6. hotel prodeo : penjara7. minus malum : kerugian yang paling sedikit8. persona non grata : orang yang tidak bisa diterima/disenangi9. mensana in corporesano : pikiran yang sehat terdapat dalam tubuh yang kuat10. citius, altius, fortius : makin cepat, makin tinggi, makin kuat

7. Peribahasa adalah kalimat, perkataan, atau kelompok kata yang tetap susunannya dan mengiaskan suatu maksud tertentu. Bergantung di akar lapuk.

‘Mengharapkan pertolongan dari orang yang tidak mampu memberikan pertolongan.’ Kalah jadi abu, menang jadi arang.

‘Pertengkaran yang tidak akan menguntungkan bagi pihak mana pun.’ Menegakkan benang basah.

‘Melakukan pekerjaan yang mustahil dapat dilaksanakan. Manis jangan cepat ditelan, pahit jangan cepat dimuntahkan.

‘Segala nasihat hendaknya dipikirkan dan dipertimbangkan dahulu sebelum diterima atau ditolak.’

Rusak bangsa oleh laku. ‘Derajat seseorang bila berkelakuan buruk tidak akan dihargai orang lain.’

Bahasa menunjukkan bangsa. “Baik buruk kelakuan menunjukkan tinggi rendah asal (keturunan).”

Mencabik baju di dada. “Menceritakan aib atau cela sendiri atau keluarga sendiri.”

Lepas bantal berganti tikar. “Seorang laki-laki kawin dengan saudara perempuan atau keluarga istrinya yang meninggal.

Sepala-pala mandi biarlah basah. “Mengerjakan sesuatu jangan tanggung-tanggung.”

Bayang-bayang sepanjang badan. “Tepat benar menurut keadaannya (harapannya, kemampuannya).”

Catatan tambahan1. Ungkapan: kelompok kata atau gabungan kata yang menyatakan makna khusus (makna

unsur-unsurnya seringkali menjadi kabur) (KBBI.1995: hlm 1105) tinggi hati “sombong”2. Idiom: konstruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna anggota-

anggotanya (KBBI.1995: hlm 366) --> kambing hitam “menjadi sasaran”3. Pepatah: peribahasa yang mengandung nasihat atau ajaran dari orang tua-tua

(KBBI.1995: hlm 749) --> tong kosong nyaring bunyinya4. Peribahasa: kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya dan biasanya

mengiaskan makna tertentu (KBBI.1995: hlm 155) --> Manikam sudah menjadi sekam “tidak berharga lagi”.

5. Bidal: peribahasa atau pepatah yang mengandung nasihat, peringatan, sindiran (KBBI.1995: hlm 130) --> Biar putih tulang, jangan putih mata “lebih baik mati daripada mendapat malu”

6. Perumpamaan: peribahasa yang berupa perbandingan (KBBI.1995: hlm 1102) --> Bagai anak ayam kehilangan induk.

7. Pesan tersurat artinya pesan disampaikan secara tertulis. Pesan tersirat atau pesan tersamar artinya pesan disampaikan secara tidak tertulis tetapi tersimpul, terkandung, atau tersembunyi di dalam puisi atau prosa tersebut.

- Lafaladalah cara seseorang atau sekelompok orang di suatu masyarakat bahasa mengucapkan bunyi bahasa.

17

Page 18:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

- Lafal baku dalam bahasa Indonesia adalah lafal yang tidak terpengaruh oleh lafal bahasa daerah atau bahasa asing.

- Tekanan adalah ucapan yang ditekankan pada suku kata atau kata sehingga bagian itu diucapkan lebih keras (tinggi) daripada bagian yang lain.

- Intonasi adalah lagu kalimat; ketepatan tinggi rendah, keras lembut, panjang pendek, cepat lambat nada pada pengucapan kalimat.

- Jeda adalah hentian sebentar dalam ujaran.- Ciri bahasa Indonesia baku adalah formal, dinamis, cendikia, dan pelafalannya tidak

mencerminkan kedaerahan atau asing.

4. Unsur Intrinsik dan Unsur EkstrinsikProsa Fiksi, Prosa Faktual, dan Puisi

Dalam setiap karya tulis – prosa fiksi, prosa faktual, atau puisi – mempunyai dua unsur pembentuk karya tulis tersebut, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik 1. Pengertian Prosa

Prosa ialah karya sastra yang berbentuk cerita yang bebas, tidak terikat oleh rima, irama dan kemerduan bunyi seperti puisi. Bahasa prosa seperti bahasa sehari-hari. Menurut isinya prosa terdiri atas prosa fiksi dan prosa nonfiksi.

1) Prosa FiksiProsa fiksi adalah prosa yang berupa cerita rekaan atau khayalan pengarangnya. Isi cerita

tidak sepenuhnya berdasarkan pada fakta. Prosa fiksi disebut juga karangan narasi sugestif/imajinatif. Prosa fiksi berbentuk cerita pendek, dongeng dan novel.1. Cerpen adalah cerita rekaan yang pendek dalam arti hanya berisi pengisahan dengan fokus

pada satu konflik saja dengan tokoh-tokoh terbatas dan tidak berkembang. Alur cerita sederhana hanya memaparkan penyelesaian konflik yang diungkapkan.

2. Novel berasal dari bahasa Italia, novella yang berarti barang baru yang kecil. Kemudian, kata tersebut menjadi istilah sebuah karya sastra dalam bentuk prosa. Novel lebih panjang isinya dari pada cerpen. Konflik yang dikisahkannya lebih luas. Para tokoh dan watak pun lebih berkembang sampai mengalami perubahan nasib. Penggambaran latar lebih detail. Bersamaan dengan perjalanan waktu terjadi perubahan-perubahan hingga konflik terselesaikan.

3. Dongeng adalah cerita rekaan yang sama dengan cerpen atau novel. Hanya dalam dongeng yang dikisahkan adalah tentang hal-hal yang tak masuk akal atau tak mungkin terjadi. Misalnya, orang dapat menjelma jadi binatang, binatang dapat bekata-kata, dan sebagainya. Dongeng biasanya menjadi sarana penyampaian nasihat tentang moral atau bersifat alegoris. Contoh dongeng: Kancil dan Buaya, Jaka dan Pohon Ajaib, Eneng dan Kaos Kaki Ajaib, dan lain-lain.2) Prosa Nonfiksi

Prosa nonfiksi ialah karangan yang tidak berdasarkan rekaan atau khayalan pengarang, tetapi berisi hal-hal yang berupa informasi faktual (kenyataan) atau berdasarkan pengamatan pengarang. Karangan ini diungkapkan secara sistematis, kronologis, atau kilas balik dengan menggunakan bahasa semiformal. Karangan ini berbentuk eksposisi, persuasi, deskripsi, atau campuran. Prosa nonfiksi disebut juga karangan semi ilmiah. Yang termasuk karangan semi ilmiah ialah: artikel, tajuk rencana, opini, feature, tips, biografi, reportase, iklan, pidato.

2. Unsur IntrinsikUnsur Intrinsik adalah unsur yang membangun karya tulis tersebut dari dalam, unsur

yang memang harus ada dalam karya tulis tersebut. Unsur intrinsik untuk masing-masing jenis karya tulis berbeda. Artinya unsur intrinsik prosa fiksi berbeda dengan unsur intrinsik prosa faktual, berbeda pula dengan unsur intrinsik puisi. Untuk mengetahui perbedaan tersebut, perhatikan uraian berikut ini dengan saksama.

1. Unsur Intrinsik Prosa Fiksi Yang termasuk unsur intrinsik prosa fiksi adalah: 1. Tema

18

Page 19:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

Tema merupakan ide pokok atau inti persoalan yang disampaikan pengarang melalui cerita yang dibuat. Pengarang tidak hanya membeberkan rangkaian persoalan melalui cerita yang dibuat, tetapi pengarang juga memberikan pemecahan masalah atau jalan keluar mengatasi persoalan yang ada.

Tema dapat bersumber pada pengalaman pengarang, pengamatan pada lingkungan, permasalahan kehidupan dan sebagainya. Misalnya tentang cinta, kesetiaan, ketakwaan, korupsi, perjuangan mencapai keinginan.

Tema dalam karya sastra umumnya tersamar di dalam seluruh elemen cerita. Untuk mempertegas tema, pengarang menggunakan dialog antartokoh untuk mengungkapkan jalan pikiran, perasaan, kejadian-kejadian penting dengan setting tertentu.

Tema yang terkandung dalam karya sastra, identik dengan tema karya sastra tersebut. Semakin kompleks persoalan yang dimunculkan, biasanya tidak menjemukan pembaca karena pembaca ikut berpikir untuk menafsirkannya. Karya sastra yang berbobot biasanya bertema universal dan bersifat monumental.

2. Tokoh dan Penokohan/PerwatakanTokoh adalah individu yang berperan dalam sebuah cerita. Penokohan terdiri atas

tokoh cerita, yaitu orang-orang yang terlibat secara langsung sebagai pemeran sekaligus penggerak cerita dan orang-orang yang hanya disertakan di dalam cerita. Watak tokoh, yaitu penggambaran karakter serta perilaku tokoh-tokoh cerita. Untuk menimbulkan konflik, biasanya di dalam cerita ada tokoh yang berperan penting dengan kepribadian yang menyenangkan dan ada tokoh yang berseberangan tindak-tanduk dan perilakunya dengan tokoh sentral tersebut. Tokoh dalam cerita dibedakan atas 4 macam, yaitu:1. Tokoh Protagonis (Utama) adalah tokoh yang memegang peran utama dalam cerita.

Ia terlibat dalam semua bagian cerita. Ia adalah tokoh sentral.2. Tokoh Antagonis adalah tokoh yang karakteristiknya berlawanan dengan tokoh

protagonis. Tokoh ini selalu berupaya menggagalkan segala upaya tokoh protagonis. Dengan munculnya tokoh ini, persoalan menjadi semakin rumit sehingga cerita menjadi semakin menarik.

3. Tokoh Tritagonis adalah tokoh yang tidak memegang peran tokoh utama dalam cerita. Tokoh ini hanya terlibat dalam bagian-bagian tertentu dari rangkaian cerita. Ia berperan sebagai penghubung antara tokoh protagonis dan tokoh antagonis.

4. Tokoh Bawahan atau Figuran adalah tokoh pendukung tokoh utama. Kehadiran tokoh ini sangat diperlukan untuk mendukung tokoh utama.

Untuk melukiskan atau menggambarkan watak tokoh, digunakan 3 cara, yaitu:1. Cara Analitik atau cara langsung yaitu pengarang menjelaskan watak tokoh secara

langsung.2. Cara Dramatik yaitu pengarang tidak secara langsung menceritakan watak tokoh,

tetapi bisa berupa:a. Menggambarkan tempat atau lingkungan sang tokohb. Menampilkan dialog antartokohc. Menjelaskan tingkah laku, perbuatan, atau reaksi tokoh terhadap suatu kejadian.

3. Cara gabungan analitik dan dramatik yaitu penggunaan kedua cara tersebut secara bersamaan karena kedua cara tersebut saling melengkapi.

3. Plot atau AlurPlot atau alur adalah rangkaian peristiwa yang disusun sedemikian rupa sehingga terjalin suatu jalan cerita yang menarik. Alur dapat disebut juga rangkaian atau tahapan serta pengembangan cerita. Dari mana pengarang memulai cerita, mengembangkan dan mengakhirinya. Pola plot dalam sebuah cerita umumnya terdiri atas 5 tahap, yaitu:1. Pengenalan cerita, penggambaran tokoh, latar, dan suasana.2. Pengungkapan peristiwa, peristiwa awal yang akan menimbulkan kesukaran pada

tokohnya.3. Menuju konflik, munculnya perbedaan-perbedaan, keterlibatan orang ketiga, situasi

yang menyebabkan akan menambah kesulitan pada tokoh.4. Puncak konflik, Disinilah cerita mendebarkan yang akan mengubah nasib tokohnya,

dilematis, berhasil atau gagal.5. Penyelesaian, akhir cerita, penjelasan atau penilaian terhadap tokoh tentang nasib

yang dialami tokoh setelah mengalami peristiwa puncak.19

Page 20:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

Berdasarkan urutan peristiwa dalam cerita, plot dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:1. Plot maju (linier)2. Plot mundur (flashback)3. Plot gabungan

Skema Plot

4. Latar (Setting)Latar atau setting adalah gambaran/lukisan mengenai waktu, tempat, dan suasana terjadinya peristiwa-peristiwa dalam cerita. Tokoh-tokoh cerita hidup pada waktu, tempat, dan suasana tertentu. Jadi, di mana, kapan, dan suasana yang bagaimana tokoh mengalami suatu peristiwa, itu disebut latar atau setting.Latar atau setting dibedakan atas:1. Latar waktu adalah masa terjadinya peristiwa dalam cerita.2. Latar tempat adalah lokasi terjadinya peristiwa dalam cerita3. Latar suasana adalah keadaan yang melatarbelakangi peristiwa yang terjadi dalam

cerita. Suasana dapat berupa psikologi (sedih, gembira, takut, tenang, tegang, dsb.), sosial (gambaran kehidupan masyarakat pada saat peristiwa dalam cerita terjadi), budaya, dan sebagainya.

5. Gaya BahasaGaya bahasa dalam cerita adalah ciri khas bahasa yang digunakan oleh pengarang dalam mengungkapkan gagasannya. Pengarang menggunakan diksi atau pilihan kata yang khas sesuai dengan kepribadiannya. Ada yang menggunakan bahasa yang lugas, ada yang bercerita dengan bahasa pergaulan atau bahasa sehari-hari. Ada juga yang bercerita dengan gaya satire atau sindiran halus, menggunakan simbol-simbol, dan sebagainya. Penggunaan bahasa ini sangat membantu menimbulkan daya tarik dan penciptaan suasana yang tepat bagi pengembangan tema serta alur cerita. Setiap pengarang besar biasanya sudah memiliki ciri khas penggunaan bahasa dalam ceritanya.

6. Sudut Pandang (Point of View)Sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan diri atau mengambil posisi dalam menuturkan cerita. Pengarang bisa terlibat langsung dalam cerita atau hanya sebagai pengamat yang berdiri di luar cerita yang dituturkan.Ada 4 macam sudut pandang pencerita, yaitu:1. Sudut pandang mahakuasa adalah pengarang bercerita seakan-akan mengetahui

segala hal, apa yang dikerjakan, dipikirkan, atau yang dirasakan oleh tokoh cerita.2. Sudut pandang orang pertama adalah apabila pengarang/penulis terlibat dalam

cerita, ia dapat berperan sebagai pelaku utama atau pelaku sampingan. Dalam hal ini, biasanya pengarang menggunakan kata aku sebagai tokoh cerita.

3. Sudut pandang orang ketiga atau peninjau adalah pengarang hanya menceritakan kehidupan tokoh-tokoh dalam cerita. Pengarang tidak lagi menyebut tokoh dengan aku tetapi dengan menyebut dia atau nama tokoh.

4. Sudut pandang objektif adalah pengarang mencritakan atau melukiskan apa yang dialami atau dilakukan oleh tokoh cerita.

7. Amanat atau PesanAmanat adalah pesan moral atau nasihat yang disampaikan pengarang melalui cerita yang dikarangnya. Pesan dapat disampaikan oleh pengarang dengan cara tersurat yakni

20

(5)

(4)

(3)

(2)

(1)Perkenalan

Pertikaian

Konflik

Klimaks

Penyelesaian

Page 21:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

dijelaskan oleh pengarang langsung atau melalui dialog tokohnya; dan secara tersirat atau tersembunyi sehingga pembaca baru akan dapat menangkap pesan setelah membaca keseluruhan isi cerita. b. Pesan eksplisit (tersurat) artinya pesan disampaikan secara langsung (tertulis dalam

cerita)c. Pesan implisit (tersirat) artinya pengarang menyampaikan pesan secara tidak

langsung, pembaca harus mencari sendiri.

2. Unsur Intrinsik Prosa Faktual1. Tema: pokok persoalan yang dikupas dalam prosa faktual.2. Tujuan: hal yang hendak dicapai, untuk apa prosa faktual itu dibuat.3. Masalah: merupakan persoalan yang akan dipecahkan dalam prosa faktual. Masalah

biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.4. Metode: adalah teknik atau cara memecahkan masalah dalam prosa faktual 5. Kesimpulan

3. Unsur Intrinsik Puisi1. Tema: (Latin: thema) adalah pokok pembicaraan.2. Amanat: adalah gagasan yang mendasari karya sastra, pesan-pesan yang disampaikan

pengarang kepada pembaca/pendengar. Pesan tersebut dapat disampaikan secara eksplisit (tersurat) atau implisit (tersirat).

3. Rima: adalah pengulangan bunyi yang berselang di larik sajak atau akhir larik sajak yang berdekatan (persajakan).

4. Ritme/irama: alunan yang terjadi karena perulangan dan pergantian kesatuan bunyi dalam arus panjang pendek bunyi, keras lembut, tekanan dan tinggi rendah nada.

5. Metrum: adalah ukuran irama yang ditentukan oleh jumlah dan panjang tekanan suku kata dalam tiap baris.

6. Majas/diksiMajas adalah gaya bahasa yang digunakan pengarang yang merupakan ekspresi pengarang dengan menggunakan ragam bahasa, kosa kata, struktur kalimat yang dapat menghasilkan efek tertentu. Diksi adalah pilihan kata yang digunakan untuk menghasilkan plastik bahasa yaitu pilihan kata yang mempunyai ‘tenaga’ untuk menggambarkan daya cipta sastra sebagai buah pikiran dan perasaan yang terkandung dalam karya sastra itu.

3. Unsur EkstrinsikUnsur Ekstrinsik atau unsur luar adalah hal-hal yang mempengaruhi karya tulis baik yang berjenis prosa fiksi, prosa faktual, atau puisi. Unsur ekstrinsik tersebut bisa bermacam-macam, misalnya unsur sosiologi, ideologi, politik, ekonomi, budaya, agama, biografi pengarang. Dengan adanya unsur ekstrinsik, karya tulis menjadi lebih bermakna. Nilai-nilai karya tulis dapat ditemukan melalui unsur-unsur ekstrinsik tersebut. Karya tulis dengan tema yang sama, belum tentu mempunyai nilai yang sama. Perbedaan ini muncul karena perbedaan pemahaman, penghayatan, sudut pandang pengarang.

Unsur Intrinsik dan Unsur EkstrinsikProsa Fiksi Prosa Faktual Puisi

Intrinsik Ekstrinsik Intrinsik Ekstrinsik Intrinsik Ekstrinsik- tema- tokoh dan

perwatakan- plot atau alur- latar atau setting- teknik penceritaan- diksi

- sosiologi- ideologi- politik- ekonomi- budaya

- Tujuan- Masalah- Metode- Penyim

pulan

- Latar belakang pengarang (politik, sosial, budaya, dll)

- tema-amanat- rima- ritme/irama-metrum-majas-kesan-diksi

-sosiologi- ideologi-politik-ekonomi-budaya

21

Page 22:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

Plot atau alur adalah perjalinan/jalan cerita dari awal hingga akhir. Tokoh merupakan figur pelaku/pemeran dalam cerita. Karakter adalah gambaran sifat kejiwaan, sikap, tingkah laku, budi pekerti, tabiat tokoh. Latar/setting adalah keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana terjadinya lakuan/cerita dalam karya sastra. Gaya bertutur atau bercerita menggunakan gaya orang pertama (pengarang menjadi tokoh utama) atau gaya orang ketiga (pengarang menceritakan tokoh tertentu). Kesan adalah apa yang terasa/terpikir sesudah mendengar pembacaan atau membaca karya sastra. Resensi adalah tanggapan atau ulasan suatu hasil karya/buku yang diresensi. Yang perlu dikemukakan dalam resensi karya sastra adalah judul, pengarang, tema, alur/plot, nilai-nilai, latar belakang pengarang, kelebihan dan kekurangan karya sastra tersebut.

5. EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD)

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) mulai berlaku sejak 17 Agustus 1972. Sebelum EYD digunakan, ejaan yang digunakan di Indonesia adalah (1) Ejaan van Ophuysen dan (2) Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.

Ketentuan yang berlaku dalam EYD adalah:

Menggunakan Huruf Kapital pada teks1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata awal kalimat. Misalnya

: Ada gula ada semut. Apa maksudmu?

2. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. Misalnya : Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”

“Kenapa engkau terlambat,” katanya.

3. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan.Misalnya : Allah, Quran, Alkitab, Islam, Weda, Kristen, Hindu, Budha

Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Yang Mahaesa Bimbinglah hamba-Mu ya Tuhan, ke jalan yang Engkau ridoi.

Tuhan akan memberi petunjuk yang benar kepada hamba-Nya.

4. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya : Haji Agus Salim Imam Syafii

Nabi Ibrahim Sultan HasanudinCatatan: Bila tidak diikuti nama orang, tidak ditulis dengan huruf kapital

5. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang.Misalnya : Gubernur Joko Widodo Bupati Wiranatakusumah

Profesor Supomo Jendral Ahmad YaniHuruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan atau nama instansi yang merujuk kepada bentuk lengkapnya.Misalnya: Sidang itu dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia.

Sidang itu dipimpin oleh PresidenProgram itu telah direncanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Tetapi perhatikan penulisan berikut :- Para gubernur mengadakan rapat di provinsi.- Brigadir Jendral Ahmad baru dilantik menjadi mayor jendral.

6. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.Misalnya : Dewi Sartika Susilo Bambang Yudoyonna

22

Page 23:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

Wage Rudolf Supratman Halim Perdanakusumah

7. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.Misalnya : bahasa Indonesia suku Sunda

bangsa Belanda bahasa Arab

Perhatikan: penulisan berikut tidak menggunakan huruf capital:- pengindonesiaasn- kesunda-sundaan- kebelanda-belandaan

8. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya , dan peristiwa sejarah.Misalnya : tahun Hijriah tarikh Masehi

hari Jumat Perang Diponogoro hari Lebaran hari Galungan hari Natal Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

9. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi.Misalnya : Asia Tenggara Danau Toba

Selat Sunda Gunung Krakatau Jalan Thamrin Bukit Menoreh

Tetapi, perhatikan penulisan berikut :berlayar ke teluk pergi ke arah baratmandi di kali menyebrang ke selatbatik Solo peuyeum Bandung

10. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.Misalnya : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Dewan Perwakilan Rakyat Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

11. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata partikel, seperti di, ke, dari, untuk, dan, yang, yang tidak terletak pada posisi awal.Misalnya : Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma

Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Kejuruan majalah Horison, harian Republika

12. Huruf kapital atau huruf besar dipakai dalam singkatan nama gelar dan sapaan.Misalnya : Dr. Doktor Ir. Insinyur

Ny. Nyonya M.A. Master of Arts Prof. Profesor dr. dokter

13. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagi kata ganti atau sapaan.Misalnya : Silakan duduk, Dik! Biarlah saya yang ambil, Nek!

Kapan Bapak berangkat? Surat Saudara sudah saya terima. Besok Paman akan datang. Apakah Ibu jadi pulang?

Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata Anda yang digunakan sebagai sapaan

Pemakaian Tanda BacaTanda Titik (.)1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan merupakan pertanyaan atau seruan.

Misalnya : Ayahku tinggal di Solo.

23

Page 24:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

Hari ini tanggal 2 Juli 2013. Sudilah kiranya Saudara mengabulkan permohnan ini. Dia menanyakan siapa yang akan datang.

2. Tanda titik digunakan di belakang angka atau huruf dalam satu bagan, ikhtisar, atau daftar.Misalnya : I. Patokan Umum

1.1 Isi Karangan1.2 Ilustrasi

1.2.1 Gambar Tangan1.2.2 Tabel1.2.3 Grafik

Catatan : Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika suatu angka atau huruf itu merupakan yang terakir dalam deretan angka atau huruf.

3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.Misalnya : pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)

4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka waktu.

Misalnya : 1.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik) 0.20.30 jam (20 menit, 30 detik) 0.0.30 jam (30 detik)

5. Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda seru atau tanda tanya, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.Misalnya: Keraf, Gorys. 1993. Komposisi.Ende-Flores : Nusa Indah.

Siregar, Merari.1920.Azab dan Sengsara. Weltervreden: Balai Poestaka.6. a. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.

Misalnya: Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.231 orang.Desa itu berpenduduk 24.200 orang.

b. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.Misalnya: Lihat halaman 2345 dan seterusnya

Ia lahir pada tahun 1956 di BandungNomor gironya 5645678

7. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.Misalnya: Laskar Pelangi

Acara Kunjungan Joko WidodoBentuk dan Kebudayaan (Bab I UUD ’45)

8. Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat.

Misalnya : Jalan Diponegoro 82 Kantor Penempatan TenagaBandung Jalan Cikini 71 April 2013 Jakarta

Yth. Sdr. Moh. HasanJalan Arif Rahman Hakim 43Palembang

Tanda Koma (,) dipakai:A. Untuk pemerian: Saya membawa majalah, buku, koran, dan agenda kerja. B. Dalam kalimat berikut:

- Saya ingin datang, tetapi hari hujan.- Kalau hujan, saya tidak akan datang.

C. Di belakang kata: Oleh karena itu, ... Jadi, ... Lagi pula, ... Meskipun begitu, ... akan tetapi, .... D. Untuk mengapit keterangan tambahan:

24

Page 25:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

- Guru saya, Pak Dahlan, lucu sekali.

Tanda Titik Koma (;) dipakai untuk:A. Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. Misalnya: Malam makin

larut; pekerjaan belun juga selesai. B. Menggantikan kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara dalam kalimat

majemuk. Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk memasak di dapur; adik menonton televisi; saya sendiri mendengarkan radio.

Tanda Titik Dua (:) dipakai:A. Di akhir pernyataan jika diikuti pemerian. Contoh: Kita memerlukan perabot rumah

tangga: meja, kursi, lemari. B. Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.

Tempat sidang : Ruang Sidang C. Dalam teks drama.Hari, tanggal : Sabtu, 28 April 2013 Ibu : “Bawa kopor ini, Mir!”Waktu : Pukul 16.00 Amir : “Baik, Bu.”

Tanda Hubung (-) dipakai untuk:A. Menyambung kata yang terpisah oleh pergantian baris.

... pekerjaan itu diper-cayakan kepada kakaknya.

B. Merangkai bentuk kata berikut: se-Indonesia, rahmat-Nya, juara ke-2, urutan ke-3

Tanda Pisah (–) dipakai untuk:A. Membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun

kalimat. Kemerdekaan bangsa ini – saya yakin akan tercapai – diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.

B. Menegaskan adanya keterangan aposisi. Rangkaian temuan itu – evolusi, teori kenisbian, pembelahan atom – telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.

C. Menyatakan “sampai ke” atau “sampai dengan”. Jakarta – Bandung, tahun 1910 – 1945, tanggal 5 – 10 Juli

Tanda Elipsis (...) Dipakai untuk menandai ada bagian kalimat yang dihilangkan. Tanda-tanda kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.

Tanda Tanya (?) Dipakai pada akhir kalimat tanya atau kalimat yang disangsikan kebenarannya. - Kapan kamu berangkat?- Ia dilahirkan tahun 1890?Tanda Seru (!) Dipakai di belakang kalimat seruan atau perintah.- Alangkah serunya peristiwa itu!- Bereskan barang-barangmu sekarang juga!

Penulisan Kata

a. Kata Turunan1) Bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan (prefiks) dan akhiran (sufiks)

sekaligus, unsur gabungan itu ditulis serangkai: menggarisbawahi, menyebarluaskan, penghancurleburan, dilipatgandakan.

2) Kata-kata berikut ditulis serangkai: adikuasa, antarkota, tritunggal, dasawarsa, narasumber, subseksi

b. Bentuk UlangBentuk ulang ditulis lengkap dengan menggunakan tanda hubung: anak-anak, dibesar-besarkan, narasumber-narasumber

c. Gabungan Kata1. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-

unsurnya ditulis terpisah.

25

Page 26:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

Misalnya: duta besar simpang empat kambing hitam persegi panjang model linear kereta api cepat luar biasa

2. Gabungan kata termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung (-) untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan.Misalnya: alat pandang-dengar mesin-hitung tangan

buku sejarah-baru orang-tua muda anak-istri saya ibu-bapak kami

3. Gabungan kata berikut ditulis serangkai.Misalnya: adapun antarkota olahraga

adakalanya manakala cendramata belasungkawa bumiputra dukacita darmawisata manasuka puspawarna akhirulkalam kilometer daripada beasiswa paramasastra saptamarga kasatmata darmabakti segitiga

Pemenggalan Kata

1. Pemenggalan kata dasar:a) Huruf diftong (ai, au, oi) tidak dipenggal: au-la, pan-tai, am-boi, sau–da-rab) Huruf konsonan yang berurutan dipenggal sbb.: Ap – ril, ul- tra, in – stru – men, in –

struk – tur, bang – krut

2. Pemenggalan kata-kata berikut dapat dilakukan dengan dua cara: intro – speksi atau in – tro – spek – si

kilo – meter atau ki – lo – me – ter pasca – panen atau pas – ca – pa – nen

d. Kata Ganti ku, mu, kau, dan nya 1) Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya: Apa yang

kumiliki boleh kauambil.2) Kata ganti ku, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya

Misalnya : Bukuku, bukumu, dan bukunya ada di rumah temanku.

e. Kata Depan di, ke, dan dari Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutiknya, kecuali gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata, seperti kepada dan daripadaMisalnya: Di mana rumahmu? Rumahku di desa Tegalarum.

Kamu akan pergi ke mana? Saya akan ke perpustakaan.Orang itu berasal dari mana? Orang itu berasal dari Sumatera Barat.

Catatan: Kata-kata yang ditulis miring dalam kalimat berikut ditulis serangkaiNilai Adi lebih baik daripada nilai Bayu. Bawakan buku itu kemari!Surat itu ditujukan kepada ibunya. Kesampingkan dulu saja masalah

itu.Dia masuk, kemudian keluar lagi.

f. Partikel1) Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya: biarlah,

maukah, apatah 2) Partikel –pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya, kecuali pada kata adapun,

andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, walaupun

3) Partikel per yang berarti mulai, demi, tiap ditulis terpisah: per 1 April, satu per satu, per lembar

g. Singkatan dan Akronim1) Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, pangkat, diikuti tanda titik: Sdr. Prof. Dr.

Achmad S., M.Pd.. (Saudara Profesor Doktor Achmad Sejati, Master Pendidikan)

26

Page 27:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

2) Singkatan nama resmi lembaga ditulis dengan huruf kapital tanpa diikuti tanda titik: DPR, MPR, SMK, GBHN

3) Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik: dll., dsb., dst., hlm., ybs. Singkatan yang berikut ditulis dengan titik di setiap akhir huruf: a.n. (atas nama), d.a. (dengan alamat), s.d. (sampai dengan)

4) Akronim nama diri yang terdiri atas gabungan huruf awal ditulis dengan huruf kapital ABRI, AURI, PASI, KONI, OSIS

5) Akronim berikut hanya huruf awal yang ditulis dengan huruf kapital: Akabri, Polri, Secapa, Stekmensi

6) Akronim berikut seluruhnya ditulis dengan huruf kecil: pemilu, tilang, radar, rudal, siskamling, posyandu

h. Angka dan Lambang Bilangan1) Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor.

a) Angka Arab: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9b) Angka Romawi: I. II. III. IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D (500), M (1.000), V

(5.000), M (1.000.000)2) Penulisan lambang bilangan tingkat: abad XX atau abad ke-20, juara II atau juara ke-2

atau juara kedua 3) Bila mendapat akhiran –an, penulisannya sebagai berikut: tahun 50-an, uang 5.000-an,

harga 2.000-an 4) Penulisan lambang mata uang tidak menggunakan titik dan spasi: Rp500,00, US$100

Penulisan Unsur SerapanUnsur serapan yang penulisannya sudah disesuaikan dengan EYD antara lain:octaaf - oktaf, vaccine – vaksin, machine - mesin, patient - pasien systeem – sistem, analisa - analisis

6. Majas/Gaya BahasaMajas atau gaya bahasa adalah kata-kata kiasan atau perbandingan yang tepat untuk

membentuk plastik bahasa. Plastik bahasa adalah daya cipta pengarang/seseorang dengan menggunakan pilihan kata yang tepat guna mendapatkan “tenaga” dalam mengungkapkan pikiran dan perasaannya

Berdasarkan isi kiasan atau perbandingan yang dikandungnya, majas atau gaya bahasa dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu 1. Majas Perbandingan, 2. Majas Penegasan, 3. Majas Pertentangan, 4. Majas Sindiran

1. Majas Perbandingan1. Eufemisme: Berasal dari kata Yunani eu yang artinya “bagus, menyenangkan” dan phemeoo

yang berarti “berkata”. Majas perbandingan berupa ungkapan-ungkapan yang tidak menyinggung, atau ungkapan-ungkapan yang halus untuk menggantikan kata-kata yang mungkin dirasakan menghina, tak pantas, tak sopan atau tak diizinkan adat, jika dikatakan secara wajar. Gaya ini disebut juga gaya bahasa pelembutan atau ungkapan pelembut.

a. Itulah pandang yang penghabisan, karena sebentar itu juga ia pun menutupkan matanya.b. Anak muda itu mengeluarkan keluhan panjang dan penghabisan.c. Orang itu telah berubah akal. (= gila)

2. Litotes: Berasal dari kata Yunani litos yang berarti “sederhana”. Litotes adalah gaya bahasa yang bertujuan merendahkan diri dengan mempergunakan kata yang berlawanan artinya dengan yang dimaksud. Contoh:a. Takkan dapat saya membalas segala kebajikan ibu kepada saya yang hina lagi miskin ini.b. Perjuangan kami hanyalah setitik air di samudra luas.

3. Hiperbola: Berasal dari bahasa Yunani: hyper artinya “di atas, melampaui, lewat” dan ballein artinya “melemparkan”. Jadi, gaya bahasa hiperbol ialah mengatakan sesuatu dengan sengaja dilebih-lebihkan dari keadaan yang sebenarnya. Gaya ini termasuk kiasan, maksudnya untuk menegaskan atau sebagai ungkapan pengeras. Contoh:a. Kemenangan berturut-turut memabukkan manusia.

27

Page 28:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

b. Hujan surat selebaran turun dari langit, orang-orang Indonesia harus menyerahkan senjatanya kepada sekutu.

c. Tangisnya menyayat hati yang mendengarnya.4. Metafora: dari kata Yunani meta berarti “di belakang, di seberang” dan phore yang berarti

“membawa, yang membawa” majas yang memperbandingkan secara langsung suatu hal dengan hal lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama.a. Raja siang telah pergi ke peraduannya. (raja siang = matahari; dewi malam = bulan; kupu-

kupu malam = wts)b. Bunga desa itu terkulai, patah dengan cara tak wajar.c. Jalan Braga urat nadi masyarakat borjuis di Bandung.

5. Personifikasi: bahasa Latin persona “orang, diri, pribadi” dan facere “membuat” majas perbandingan yang menggambarkan binatang, tumbuhan, benda mati seolah-olah dapat berbuat seperti manusia.

a. Kuas sang pelukis itu menari-nari di atas kanvas.b. Di tepi-tepi tasik itu pohon-pohon kayu bercermin dengan tiada bergerak-gerak.

2. Majas Penegasan1. Antiklimaks: Berasal dari bahasa Yunani: anti yang berarti “lawan” dan klimax yang berarti

“tangga”. Gaya bahasa ini merupakan kebalikan dari gaya bahasa klimaks. Jadi, dalam antiklimaks gagasan yang terpenting dikemukakan lebih dahulu, baru kemudian gagasan-gagasan yang berturut-turut semakin berkurang pentingnya/makin turun/melemah. Contoh:a. Tiap hari, tiap jam malahan tiap detik boleh dikatakan adinda tidak berhenti menderita.b. Jangankan sepuluh ribu, seribu, bahkan seratus orang pun tak ada yang menyaksikan

pertandingan itu.c. Kepala sekolah, guru, dan siswa juga hadir dalam acara syukuran itu.d. Di kota dan desa hingga pelosok kampung orang merayakan HUT ke-67 RI

2. Klimaks: Berasal dari kata Yunani: klimax yang berarti “tangga”. Klimaks adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa gagasan atau hal berturut-turut makin lama makin menghebat/naik, dari yang kurang penting/lemah hingga yang paling penting/kuat atau paling hebat. Contoh:a. Dia masih ingat betapa Hazil datang pada petang hari ke rumahnya – sehari yang lalu? –

dua hari? – tiga hari? – seminggu? Sebulan? Setahun? Sepuluh tahun? – Guru Isa tidak ingat lagi dan tidak dapat menghitungnya

b. Kugedor-gedor lagi. Lebih keras lagi dari tadi. Lebih berat dari tadi. Lebih hebat. Dengan tinju, dengan kaki, dengan badan.

c. Semua orang dari anak-anak, remaja, hingga orang tua ikut antre minyak.d. Ketua Rt, Rw, kepala desa, gubernur bahkan presiden sekalipun tak berhak mencampuri

urusan pribadi seseorang.

3. Pararelisme: a. Anafora adalah pengulangan kata atau kata-kata pada awal kalimat atau penggalan

kalimat. Tujuannya sama dengan repetisi yaitu menonjolkan atau menegaskan artinya. Biasanya digunakan dalam bentuk puisi.

Tangis yang berkepanjangan. Tangis desa. Tangis hutan. Tangis anak-anak. Tangis istri-istri yang memeram duka dalam bersendiri.

Cinta adalah pengertianCinta adalah kesetiaanCinta adalah rela berkorban

b. Epifora Gaya bahasa epifora merupakan kebalikan dari anafora, yaitu pengulangan kata atau kata-kata pada akhir kalimat atau bagian kalimat. Tujuannya sama dengan repetisi dan anafora.

Alam menjadi saksi. Pohon-pohon menjadi saksi. Matahari menjadi saksi.

28

Page 29:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

Burung-burung menjadi saksi.

Contoh Majas Paralel dalam puisiSegala, Segala

Ani, ya Aniku, Ani Segala kulihat segala membayangMengapa kamas engkau tinggalkan? Segala kupegang segala mengenangLengang sepi rasanya rumahLapang meruang tiada tentu Sekalian ruang asa mengingat,

Sebanyak itu cita melenyap.Buka lemari pakaian berkata,Di tempat tidur engkau berbaring Pilu pedih menyayat di kalbu,Di atas kursi engkau duduk Pelbagai rasa datang merusakPergi ke dapur engkau sibuk

4. Retoris: majas penegasan yang menggunakan kalimat tanya, namun pertanyaan itu tidak memerlukan jawaban karena jawaban pertanyaan tersebut sudah diketahui bersama. Siapakah yang tidak ingin hidup bahagia? Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan sekolah formal saja?

5. Pleonasme: Berasal dari bahasa Yunani pleon artinya “lebih banyak” dan pleonazoo artinya ”punya limpah”. majas penegasan yang mempergunakan kata yang maknanya telah terkandung dalam kata yang terdahulu. Contoh:b. Maka olenglah kapal itu ke kiri ke kanan, serta mengangguk ke muka ke belakang.c. Mereka melihat ke jurang ke arah air terjun yang gemuruh berderau jatuh ke bawah.d. Semua siswa yang di atas agar segera turun ke bawah.

Contoh Majas Pleonasme dalam puisiDalam Gelombang

Alun bergulung naik meninggi, Di dalam suka di dalam dukaTurun melembah jauh ke bawah Waktu bahagia waktu meranaLidah ombak menyerak buih Masa tertawa, masa kecewaSurut kembali di air gemuruh

Kami berbuai dalam nafasmu,Kami mengalun di samudra-Mu Tiada kuasa tiada berdayaBersorak gembira tinggi membukit Turun naik dalam ‘rama-Mu.Sedih mengaduh jatuh ke bawah (Oleh: St. Takdir Alisjahbana)Silih berganti tiada berhenti

6. Repetisi: Berasal dari kata Latin: repeteree artinya “mengulang, melakukan sekali lagi”; repetitio artinya “pengulangan, ulangan”. Gaya repetisi ialah pengulangan kata, kelompok kata/frase atau kalimat. Beberapa contoh:i. “Ya, mati semua-muanya. Gedung-gedungnya mati, toko-tokonya mati, rumah-rumahnya

mati, lampu-lampunya, radio-radionya, mobil-mobilnya mati semua.”ii. Yang ada hanya kami berdua. Yang ada hanya kami berdua. Yang ada hanya kami berdua.iii. Cinta adalah keindahan. Cinta adalah kebahagiaan. Cinta adalah pengorbanan.iv. Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharap.

7. Tautologi: Berasal dari bahasa Yunani to auto berarti “yang sama” dan logos berarti “perkataan”. Majas penegasan yang mengulang beberapa kali kata dalam sebuah kalimat.

i. Disuruhnya aku bersabar, bersabar, dan sekali lagi bersabar, tetapi aku sudah tidak tahan lagi.ii. Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin bertukar pikiran saja.iii. Seharusnya sebagai sahabat kita hidup rukun, akur, dan bersaudara.iv. Ia mencintai, mengasihi, dan mengagumi suaminya yang gigih memperjuangkan

kehidupan keluarganya. (tautologi sinonimi)

29

Page 30:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

3. Majas Pertentangan1. Antitesis: Berasal dari bahasa Yunani: anti artinya “lawan” dan these artinya

“penempatan”. Jadi, antitesis adalah sebuah gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan, dengan mempergunakan kata-kata atau kelompok kata yang berlawanan maknanya. Tujuannya agar paduan kata itu mendapat perhatian. Contoh:b. Tetapi rupanya di mana jua pun di atas dunia ini, asal ditempati oleh manusia, kita akan

bertemu dengan yang tinggi dan yang rendah, kita akan bertemu dengan kekayaan dan kemiskinan, kesukaan dan kedukaan, tertawa da ratap tangis.

c. Kabar perkara belasting itu segeralah pecah dan kembang pada seluruh negri, ... sehingga tua muda, kecil besar, laki-laki perempuan, tahulah kabar ini.

d. Kaya atau miskin, bodoh atau pandai, bukanlah ukuran nilai seseorang.2. Paradoks: Berasal dari bahasa Yunani: para artinya “di samping berhubungan dengan” dan

doxa artinya “pikiran, pendapat”. Paradoks adalah semacam gaya bahasa yang seolah-olah mengandung pertentangan. Tetapi jika diteliti dengan saksama ternyata tidak, karena objek yang dikemukakan berlainan atau juga segi tinjauannya berbeda. Maksudnya untuk mengintensifkan pernyataan.b. Sungguhpun ia muda, tetapi telah tua pikirannya, ia selalu memikirkan masalah

kemiskinan itu.c. Hatinya selalu sunyi tinggal di Jakarta yang ramai ini.

4. Majas Sindiran1. Ironi: Berasal dari kata Yunani: eirooneia yang berarti “mengolok”. Ironi atau sindiran adalah

semacam acuan yang ingin mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud yang berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian kata-katanya itu. Ironi bisa bersifat halus, tetapi juga bisa bersifat kasar dan menyakitkan hati. Misalnya:a. Pagi benar Saudara datang, padahal acara sudah dimulai satu jam yang lalu.

b. Berapa kali sudah istrinya yang setia itu menerima hardik dan dengking suaminya, akan ganti terima kasih.

2. Sinisme: Berasal dari kata Yunani: cynikus yang berarti “anjing”. Sinisme termasuk bahasa sindiran yang bermaksud mencemooh atau memandang rendah. Dalamnya terdapat pandangan atau gagasan yang tidak melihat sesuatu kebaikan apa pun dan meragukan sifat-sifat baik yang ada pada manusia. Misalnya:a. Tapi juga perempuan-perempuan beragama ini pun harus hidup dan mempunyai uang. Dan

uang tidak dapat mereka minta kepada Tuhannya, biarpun mereka sembahyang tiga belas kali sehari.

b. Kami dan tentera sering berdiam diri, tapi ketahuilah bahwa kami berjuang menghadapi berbagai-bagai rintangan; kekuragan salvarsan, dan obat-obat lainnya dan kelebihan kritik-kritik saudara-saudara.

c. Kerjakanlah soal-soal itu kalau Kaubisa!3. Sarkasme: Berasal dari kata Yunani: sarx artinya “daging”. Sarkazoo artinya “merobek daging”. Sarkasme merupakan bahasa sindiran yang terkasar karena memaki orang dengan kata-kata kasar, tak sopan didengar telinga dan selalu menyakitkan hati. Gaya ini biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah. Contoh:

a. Hei, mana anjing Sukarno!b. Rasailah pula olehmu bekas tanganku, hai anjing Belanda!c. Hai anjing, jangan kencing di situ!

Berikut ini contoh penggunaan majas dalam karya sastra seperti prosa fiksi.Ada senyum di bibirnya. Tapi……………wajahnya sangat pucat. Pucat seputih kapas. Al-Quran besar yang kertas jilidnya telah koyak, dia dekap erat.….Sekarang Aki tertawa terbahak-bahak. ‘Anak ini persis bapaknya, keras kepala,’ pikir Aki.….Ani duduk di ranjang reyot di kamar kenangan saat Aki menggat menari-nari kembali. Ani mengusap-ngusap sebuah kotak yang terbungkus kertas kado rapi. (Dari: Kado Cantik buat Aki, oleh Tina Rakhmatin)

30

Page 31:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

Malam bagai remaja putri mengurai rambutnya yang legam. Lelaki itu melewati bayang-bayang pepohonan ketapang yang merimbun di sepanjang halaman. Jarak ke selatan cahaya bulan merenta menyapu pepohonan tua. (Dari: Malam Putih, oleh Korrie Layun Rampan)Beberapa contoh penggunaan majas pada karya sastra berbentuk puisi.Contoh Majas PerumpamaanBlues untuk Bonnie….Mengepulkan asap rokok kelabu,Seperti tungku-tungku yang menjengkelkan.….Maka dalam blingsatanIa bertingkah bagai gorilla.….Bagai ikan hitamIa menggelapar dalam jala.….Bagai batu lumutanWajahnya kotor, basah dan tua.Maka waktu bagaikan air bahMelanda sukmanya yang lelah. Oleh: W.S. Rendra

Contoh Majas PersonifikasiAnak Molek VMalu dan malu nyala pelita Seperti meratap mencucuri mata Seisi kamar berduka cita Seperti takut gentar berkata

Oleh Rustam EfendiContoh Majas PleonasmeDalam GelombangAlun bergulung naik meninggi, Turun melembah jauh ke bawah Lidah ombak menyerak buih Surut kembali air di gemuruh.

7. Penalaran dalam ParagrafPenalaran Deduktif: Pola ini diawali dengan mengemukakan pernyataan yang umum lalu diikuti dengan pernyataan-pernyataan khusus. Penalaran deduktif terdiri atas tiga bentuk.

a. SilogismeSilogisme adalah proses pengambilan simpulan dengan mengungkapkan terlebih dahulu pernyataan yang bersifat umum (premis umum) disusul dengan pernyataan khusus (premis khusus).

Contoh:PU: Semua peserta ujian diwajibkan mengenakan atribut dan seragam dari sekolah asalnya.PK : Susi adalah salah seorang peserta ujian.K : Susi wajib mengenakan atribut dan seragam sekolah asal.

b. Sebab-akibat-akibatPola ini diawali dengan pengungkapan fakta yang merupakan sebab, lalu disusul dengan simpulan yang berupa akibat.

Contoh:Masyarakat kita masih rendah tingkat kedisiplinannya. Dapat dilihat dari kurang

sadarnya menjaga kebersihan lingkungan. Masih banyak penduduk yang membuang sampah di selokan dan di kali. Saat datang musim hujan, aliran air di selokan dan kali tersumbat, tidak lancar. Akhirnmya, banjir melanda di mana-mana.

c. Akibat-sebab-sebab31

Contoh Majas MetaforaAfrika Selatan

Tapi kulitku hitamDan sorga bukan tempatku berdiamBumi hitamIblis hitamDosa hitamKarena itu: Aku bumi lata Aku iblis laknat Aku dosa melekat Aku sampah di tengah jalan Oleh : Subagjo Sastrowardojo

Page 32:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

Pola ini dimulai dengan pernyataan yang merupakan akibat, kemudian ditelusuri penyebabnya.

Contoh:Dua dari tiga remaja di kota-kota besar di Indonesia menurut penelitian, pernah berpacaran. Separuh di antaranya telah terlibat pergaulan bebas. Kebanyakan dari mereka terpengaruh oleh budaya barat yang bebas. Mereka dengan serta merta mengadopsinya dari tayangan-tayan gan film di media elektronik. Ditambah lagi, pembinaan agama di rumah maupun di sekolah sangat kurang.

Penalaran Induktif: Pola penalaran ini bermula dari pengungkapan hal-hal yang khusus, kemudian ditarik suatu simpulan yang bersifat umum. Berikut adalah pola-pola penalaran induktif.

a. GeneralisasiGeneralisasi ialah pengambilan simpulan umum berdasarkan fakta dan data yang bersifat khusus. Data dan fakta diperoleh melalui penilaian, pengamatan, atau hasil survei.Contoh:

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan kepada SMA Teladan saat mereka melaksanakan upacara, semua siswa memakai sepatu hitam dan kaos kaki putih. Pakaian mereka putih-putih dan kemeja dimasukkan ke dalam celana dan ke dalam rok, memakai ikat pinggang, warna hitam. Pakaian mereka dilengkapi dengan dasi dan topi abu-abu. Jadi dapat dikatakan siswa SMA Teladan, pakaiannya seragam dan tertib sewaktu mengikuti upacara.

b. KausalitasSebab-akibat

Pola ini dimulai dengan mengemukakan fakta-fakta yang menjadi sebab, lalu ditarik simpulan yang merupakan akibat.

Contoh:Hutan banyak ditebangi secara ilegal oleh oknum pengelola hutan. Terjadi kebakaran

hutan di mana-mana. Pengawasan terhadap hutan lindung sangat lemah. Penduduk sekitar pun ikut-ikutan sampai membuka ladang dengan menebangi hutan. Akibatnya, setiap datang musim hujan, bencana longsor terjadi.

Akibat-sebabPola ini dimulai dengan mengungkapkan fakta-fakta yang merupakan akibat lalu

dikemukakan peristiwa yang menjadi penyebabnya.Contoh:

Ketika hujan, banjir melanda di mana-mana. Para penduduk mengungsi di tempat yang tinggi. Mereka harus menunggu air surut kembali. Ini disebabkan saluran air tersumbat oleh sampah yang dibuang warga sembarangan.

c. Analogi

Analogi ialah pengambilan simpulan dengan mengambil kesamaan dari suatu hal yang diperbandingkan. Biasanya dua hal atau lebih yang dibandingkan dianggap memiliki kesamaan sifat dasarnya.Contoh:

Seorang yang menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung. Sewaktu mendaki, ada saja rintangan seperti jalan yang licin yang membuat seseorang jatuh. Ada pula semak belukar yang sukar dilalui. Dapatkah seseorang melaluinya? Begitu pula bila menuntut ilmu seseorang akan mengalami rintangan seperti kesulitan ekonomi, kesulitan memahami pelajaran, dan sebagainya. Apakah dia sanggup melaluinya? Jadi, menuntut ilmu sama saja halnya dengan mendaki gunung untuk mencapai puncaknya.

32

Page 33:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

8. Kalimat BakuKalimat yang baku harus terhindar dari hal-hal berikut ini:1. Penggunaan struktur bahasa daerah

Tidak Baku Baku- Bola itu ditendang oleh saya.- Para siswa pada nongkrong di kantin.- Ini bukunya Andi.

- Bola itu saya tendang.- Para siswa nongkrong di kantin.- Ini buku Andi.

2. Penggunaan struktur bahasa asing Tidak Baku Baku

- Rumah di mana saya tinggal banyak nyamuknya.

- Perkataan dari orang itu sulit dipahami.

- Rumah tempat tinggal saya banyak nyamuknya.

- Perkataan orang itu sulit dipahami.

3. Penggunaan kalimat yang kontaminasi (rancu) Tidak Baku Baku

- Di SMKN 1 akan mengadakan LKS. - Di SMKN 1 akan diadakan LKS. atau- SMKN 1 akan mengadakan LKS.

4. Penggunaan kalimat yang pleonastis (penggunaan kata secara berlebihan)Tidak Baku Baku

- Pemandangan itu sangat indah sekali.- Agar supaya sukses kita harus bekerja

keras.- Para hadirin dimohon berdiri.- Banyak siswa-siswa yang terlambat,

- Pemandangan itu sangat indah. atau Pemandangan itu indah sekali.

- Agar sukses kita harus bekerja keras.- Hadirin dimohon berdiri.- Banyak siswa yang terlambat.

5. Penggunaan istilah/kata yang salah Tidak Baku Baku

- anggauta, fihak, syah (resmi), dipersilahkan, merubah/merobah, pertanggungan jawan

anggota, pihak, sah, dipersilakan, mengubah, pertanggungjawaban

Kalimat EfektifKalimat efektif adalah kalimat yang memunyai daya capai informasi yang tepat dan baik. Ciri-ciri kalimat efektif adalah:1. Memiliki pola kalimat yang benar2. Menggunakan pilihan kata (diksi) yang tepat3. Tidak menggunakan kata secara berlebihan4. Dalam bahasa tulis menggunakan ejaan dan tanda baca yang tepat5. Menggunakan logika/penalaran yang tepat6. Tidak ambigu

Perhatikan contoh berikut ini!

1. Penggunaan kata secara berlebihan (pleonastis)Tidak Efektif Efektif

- Dia berdiri lalu naik ke atas panggung.- Fosil itu sudah ada sejak zaman dahulu kala.- Agar supaya nyaman, pengunjung dilarang

merokok.

- Dia berdiri lalu naik ke panggung.- Fosil itu sudah ada sejak zaman dahulu.- Agar atau Supaya (gunakan salah satu)

nyaman, pengunjung dilarang merokok.

2. Penggunaan kata depan yang tidak tepatTidak Efektif Efektif

- Kepada para siswa harap kumpul di aula!- Di sekolah akan mengadakan pentas seni.- Kepada para peserta harap mendaftarkan

- Para siswa harap kumpul di aula!- Sekolah akan mengadakan pentas seni.- Para peserta harap mendaftarkan diri!

33

Page 34:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

diri!

3. Penggunaan gramatika yang tidak tepatTidak Efektif Efektif

- Mereka saling tuduh-menuduh.

Di hari Lebaran kita saling maaf-memaafkan.

- Kedua pihak saling baku tembak.

- Mereka saling tuduh. Atau Mereka tuduh-menuduh.

- Di hari Lebaran kita saling memaafkan.- Kedua pihak saling tembak atau Kedua

pihak baku tembak.

4. Penalaran yang tidak logisTidak Logis Logis

- Yang membawa HP harap dimatikan!- Yang membawa motor harap dikunci!- Yang membawa anak harap dipangku!

- Saya terlambat karena jalan macet.- Berikutnya sambutan Ketua OSIS. Waktu

dan tempat kami persilakan!

- HP harap dimatikan!- Motor harap dikunci!- Yang membawa anak harap memangku

anaknya! Atau Anak harap dipangku!- Saya terlambat karena lalu lintas macet.- Berikutnya sambutan Ketua OSIS. Waktu

dan tempat kami sediakan! Atau Berikutnya sambutan Ketua OSIS. Ketua PSIS kami persilakan!

5. Kalimat ambigu (bisa ditafsirkan lebih dari satu makna)Tidak Efektif Efektif

- Menurut pengakuan adik ayah Irma adalah orang kaya. Siapa yang kaya?

- Ayam makan belalang mati. Apa yang mati?

- Menurut pengakuan adik, ayah Irma adalah orang kaya. (yang kaya: ayah Irma)

- Menurut pengakuan adik ayah, Irma adalah orang kaya. (yang kaya: Irma)

- Ayam, makan belalang mati.- Ayam makan, belalang mati.- Ayam makan belalang, mati.

9. Glosariumafiks: (imbuhan) bentuk terikat yang apabila ditambahkan pada kata dasar akan mengubah

makna gramatikal. Afiks terdiri atas: Prefiks (awalan): afiks/imbuhan yang ditambahkan pada bagian depan/awal sebuah kata

dasar atau bentuk dasar. Contoh: memakan, berjalan, terlambat, dipakai Infiks (sisipan): afiks/imbuhan yang disisipkan di tengah kata. Contoh: telunjuk, gemetar Konfiks (awalan dan akhiran): afiks tunggal yang terjadi dari dua unsur yang terpisah.

Contoh: kemerdekaan, menaikkan, berhadapan Sufiks (akhiran): afiks/imbuhan yang ditambahkan pada bagian belakang/akhir sebuah

kata dasar atau bentuk dasar. Contoh: makanan, lupakan, hadapi

Verba Tindakan Pelaku Proses HasilKata dasar Prefiks me- Prefiks pe- Konfiks pe-an Sufiks -an

- masak- tulis- tembak- cuci

memasakmenulismenembakmencuci

pemasakpenulispenembakpencuci

pemasakanpenulisanpenembakanpencucian

masakantulisantembakancucian

anekdot: jenis teks yang berisi peristiwa-peristiwa lucu, konyol, atau menjengkelkan sebagai akibat dari krisis yang ditanggapi dengan reaksi. Anekdot mempunyai struktur teks: abstraksi^orientasi^krisis^reaksi^koda. Tanda “^” berarti “diikuti oleh”.

argumentasi: alasan yang digunakan untuk mempertahankan pendapat. bilingual: berhubungan dengan kemampuan untuk menggunakan dua bahasa. =>multilingual definisi: batasan, pengertian. Contoh: mamalia adalah hewan yang menyusui.

34

Page 35:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

demokrasi: nama bentuk atau sistem pemerintahan; gagasan atau pandangan yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara. Demokrasi dipraktikkan di berbagai bidang, misalnya ekonomi, politik, bahasa, dan budaya.

demonstrasi: unjuk rasa: melakukan protes dengan menghimpun masa. deskripsi: jenis teks yang berisi gambaran keadaan (sifat, bentuk, ukuran, warna, dan

sebagainya) sesuatu (manusia atau benda) secara individual dan unik. Teks ini mengutamakan hubungan antara keseluruhan dan bagian-bagiannya. Struktur teksnya adalah pernyataan tentang hal yang dideskripsikan^bagian yang dideskripsikan.

diskusi: jenis teks yang berisi tinjauan terhadap sebuah isu dari dua sudut pandang yang berbeda, yaitu sisi yang mendukung dan menentang isu tersebut. Teks diskusi sering disebut teks argumentasi dua sisi. Struktur teksnya adalah isu^argumentasi yang mendukung^ argumentasi yang menentang^kesimpulan/ rekomendasi.

editorial: jenis teks pada koran atau majalah yang merupakan ungkapan wawasan atau gagasan terhadap sesuatu yang mewakili koran atau majalah tersebut. Editorial juga disebut tajuk rencana.

eksemplum: jenis teks rekaan yang berisi insiden yang menurut partisipannya tidak perlu terjadi. Secara pribadi, partisipan menginginkan insiden itu dapat diatasi, tetapi ia tidak dapat berbuat apa-apa. Struktur teksnya adalah abstrak^orientasi^insiden^interpretasi^koda.

eksplanasi: jenis teks yang berisi penjelasan hubungan logis dari beberapa peristiwa. Pada teks eksplanasi, sebuah peristiwa timbul karena ada peristiwa lain sebelumnya dan peristiwa tersebut mengakibatkan peristiwa yang lain lagi sesudahnya. Struktur teksnya adalah pernyataan umum^urutan alasan logis.

eksposisi: jenis teks yang berfungsi untuk mengungkapkan gagasan atau mengusulkan sesuatu berdasarkan argumentasi yang kuat. Teks ini berbeda dengan teks diskusi yang berisi dua sisi argumentasi; teks eksposisi hanya berisi satu sisi argumentasi: sisi yang mendukung atau sisi yang menolak. Struktur teksnya adalah pernyataan pendapat (tesis)^argumentasi^penegasan ulang pendapat. => diskusi.

fungsi (nomina), fungsional (adjektiva): istilah umum yang digunakan untuk menyatakan kegunaan. Dalam Linguistik Sistemik Fungsional (LSF), fungsi mengacu pada tiga hal: fungsi ideasional, fungsi interpersonal, dan fungsi tekstual. => makna metafungsional.

fungsi ideasional: fungsi untuk mengungkapkan realitas fisik dan biologis serta berkenaan dengan interpretasi dan representasi pengalaman.

fungsi interpersonal: fungsi untuk mengungkapkan realitas sosial serta berkenaan dengan interaksi antara penutur/penulis dan pendengar/pembaca.

fungsi tekstual: fungsi untuk mengungkapkan realitas semiotis/simbol dan berkenaan dengan cara penciptaan teks dalam konteks.

gagasan: pendapat; opini. genre: secara sempit, jenis teks atau wacana; secara luas, konteks budaya yang

melatarbelakangi lahirnya teks. => teks. pada konteks budaya yang lebih luas, genre adalah proses sosial yang berorientasi pada tujuan yang dicapai secara bertahap. Dikatakan sosial karena manusia berkomunikasi dengan menggunakan genre atau teks; dikatakan berorientasi pada tujuan karena orang menggunakan genre atau teks untuk mencapai tujuan komunikasi; dan dikatakan bertahap karena untuk mencapai tujuan tersebut, biasanya dibutuhkan beberapa tahap melalui pembabakan dalam struktur teks. => struktur teks.

interpretasi: kesan, pendapat, pandangan, atau tafsiran teoretis menginterpretasi: menafsirkan

kalimat: gugusan kata dalam satuan ortografis yang diawali oleh huruf besar dan diakhiri oleh tanda titik (.). Dalam LSF, kalimat tidak dibedakan dengan klausa dalam hal bahwa kalimat dan klausa mempunyai kedudukan yang sama dalam tata bahasa, yaitu keduanya mengandung setidak-tidaknya subjek dan predikator. => klausa. Menurut kompleksitasnya, kalimat dibedakan menjadi kalimat simpleks dan kalimat kompleks.

kalimat simpleks: kalimat yang hanya terdiri atas satu verba utama yang menggambarkan aksi, peristiwa, atau keadaan. Kalimat simpleks (yang sesungguhnya sama dengan kalimat tunggal) hanya mengandung satu struktur: subjek^predikator^(pelengkap)^(keterangan). Unsur yang diletakkan di dalam kurung belum tentu ada dalam kalimat. Pada contoh berikut ini yang dimaksud verba utama adalah menulis. Verba tinggal pada unsur subjek dianggap bukan verba utama. Kalimat tersebut mempunyai satu struktur, yaitu subjek^predikator^keterangan cara.

35

Page 36:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

Pak guru yang tinggal di rumah dinas itu mengajar dengan baik.Subjek predikator keterangan cara

kalimat kompleks: kalimat yang terdiri atas lebih dari satu aksi, peristiwa, atau keadaan sehingga mempunyai lebih dari satu verba utama dalam lebih dari satu struktur. Struktur yang satu dan struktur yang lain biasanya dihubungkan oleh konjungsi, tetapi sering pula hubungan itu hanya ditunjukkan oleh tanda koma atau titik koma, bahkan tidak ditunjukkan oleh tanda baca apa pun. Kalimat kompleks dibagi menjadi dua jenis, yaitu kalimat kompleks parataktik dan kalimat kompleks hipotaktik.

kalimat kompleks parataktik: kalimat kompleks yang terdiri atas dua struktur atau lebih yang dinyatakan dengan hubungan konjungtif sejajar dengan makna, antara lain dan, tetapi, dan atau. Contoh berikut ini mengandung dua verba utama, yaitu masing-masing disebut, dalam dua struktur yang dirangkaikan oleh konjungsi dan. Contoh tersebut mempunyai dua struktur (yang kebetulan sama), yaitu masing-masing subjek^predikator^pelengkap. Struktur 1 dan struktur 2 berhubungan secara sejajar dengan konjungsi dan.

Struktur 1Yang pertama disebut makhluk hidup

subjek predikator pelengkap

Struktur 2dan yang kedua disebut makhluk mati.

kata perangkai: konjungsi subjek predikator pelengkap

kalimat kompleks hipotaktik: kalimat kompleks yang dapat dinyatakan dengan hubungan konjungtif tidak sejajar dengan makna, antara lain apabila, jika, karena, dan ketika. Pada contoh berikut ini, struktur 1 dan struktur 2 dirangkaikan dengan konjungsi apabila. Kedua struktur itu berhubungan secara tidak sejajar. Struktur 2 menjadi syarat berlangsungnya kejadian pada struktur 1.

Struktur 1Tanaman kacang itu akan tumbuh subur

subjek predikator pelengkap

Struktur 2apabila petaninya rajin

menyiram-nya.

kata perangkai: konjungsi subjek predikator pelengkap

kalimat imperatif: kalimat yang berfungsi untuk memerintah. Contoh: Ambilkan aku minum! kalimat deklaratif: kalimat yang berfungsi untuk menyampaikan informasi atau berita. Contoh:

Akhir-akhir ini, harga buku mahal. kalimat interogatif: kalimat yang berfungsi untuk bertanya. Terdapat dua macam kalimat

interogatif, yaitu kalimat interogatif yang dijawab ya atau tidak dan kalimat interogatif yang jawabnya berupa informasi. Secara berturut-turut kedua jenis kalimat interogatif itu dapat dicontohkan sebagai berikut: Dapatkah Anda berenang? dan Pukul berapakah Anda pulang?

kata: satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, yang dapat berupa morfem tunggal atau morfem gabungan. => morfem. Kata dapat digolongkan menjadi beberapa jenis. (jenis kata di bawah ini tidak disusun menurut abjad).

kata benda (nomina): kata yang mengacu pada orang, benda, atau hal-hal yang bersifat abstrak semacam perasaan atau kualitas, misalnya kursi, bangunan, persetujuan, keputusan, dan konsep.

kata kerja (verba): kata yang menunjukkan aksi, peristiwa, atau keadaan, misalnya menulis, pergi, mengira, dan memasak.

kata keterangan (adverbia): kata yang dapat memberikan keterangan tentang kapan, bagaimana, di mana, atau dalam keadaan bagaimana sesuatu berlangsung, misalnya kemarin, di Jakarta, dan dengan cepat.

36

Page 37:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

kata ganti (pronomina): kata yang digunakan untuk menggantikan benda dan menamai seseorang atau sesuatu secara tidak langsung, misalnya ia, -nya, mereka, kita, dan kami.

kata sifat (adjektiva): kata yang digunakan untuk menerangkan kualitas sesuatu, seperti ciri, wujud, warna, atau ukuran, misalnya bagus, cantik, mahal, muda, penting.

kata sandang (artikula): kata penentu (determiner) yang digunakan untuk mengawali kata benda atau kelompok kata benda, misalnya sebuah, suatu, beberapa, dan sebagian.

kata sambung (konjungsi): kata yang digunakan untuk merangkaikan dua kalimat tunggal atau lebih, misalnya dan, tetapi, setelah, sebelum, apabila, dan karena.

kata depan (preposisi): kata gramatikal yang selalu diikuti oleh benda atau kelompok kata benda, misalnya di, ke, dalam, dengan, pada, untuk, dan dari.

kata bilangan (numeralia): kata yang digunakan untuk menunjuk jumlah atau angka, misalnya satu, dua, tiga, empat, dan lima.

kata seru (eksklamasi): kata penanda wacana yang digunakan untuk mengungkapkan ketakjuban, kemarahan, keterkejutan, dan sebagainya, misalnya ah, em, oh, wah.

kelompok kata: kata kompleks. Kelompok kata meliputi kelompok nomina, kelompok verba, kelompok adjektiva, kelompok adverbia, dan kelompok preposisi. Kelompok kata berbeda dengan frasa dalam hal bahwa kelompok merupakan perluasan dari kata, sedangkan frasa merupakan bentuk singkat dari kalimat. Kelompok kata dianggap sebagai kata kompleks (apabila dianalogikan dengan kalimat kompleks), sedangkan frasa merupakan konstruksi kata-kata yang berjajar. Kelompok mengandung muatan logis sebagaimana tercermin pada pola urutannya, sedangkan frasa lebih menunjukkan bentuk fisik, yang rangkaian setiap kata di dalamnya belum diberi peran tertentu, khususnya peran sintaktis dan semantis. Pada tradisi LSF, istilah frasa hanya digunakan pada penyebutan frasa preposisi. => kelompok preposisi.

kelompok nomina: kelompok kata dengan nomina sebagai inti dan kata-kata lain sebagai penjelas. Kata-kata lain yang berfungsi sebagai penjelas itu dapat berupa nomina, verba, adjektiva, atau kata-kata yang lain. Pada contoh berikut ini, meja adalah nomina yang berfungsi sebagai inti dan kata-kata lain berfungsi sebagai penjelas. Perlu dicatat bahwa kata-kata penjelas diperinci sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.

dua meja belajar baru dengan empat kaki itupembilang benda penjenis pedeskripsi penegas penunjuknumeralia nomina verba adjektiva frasa preposisi demonstratifpenjelas inti penjelas

kelompok verba: kelompok kata dengan verba sebagai inti dan kata-kata lain sebagai penjelas. Pada contoh berikut ini belajar adalah kata inti dan akan adalah kata penjelas.

akan belajarverba 2 verba 1penjelas Inti

kelompok adjektiva: kelompok kata dengan adjektiva sebagai intinya. Kelompok adjektiva dibentuk dengan menggabungkan adjektiva dan adverbia.

sangat belajaradverbia adjektivapenjelas Inti

kelompok adverbia: dalam bahasa Inggris, kelompok kata dengan inti adverbia dan penjelas yang berupa adverbia lainnya. Pada contoh kelompok adverbia dalam bahasa Inggris berikut ini, easily (dengan mudah) merupakan inti dan very merupakan penjelas.

very Easilyadverbia 1 adverbia 2

penjelas IntiAkan tetapi, padanannya dalam bahasa Indonesia-yaitu dengan sangat mudah– terdiri atas tiga kata. Kata sangat berfungsi sebagai penjelas dan dua kata sisanya dengan mudah yang berfungsi sebagai inti merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Dengan sangat mudahadverbia 1: penjelas

37

Page 38:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

adverbia 2: inti

kelompok preposisi: kelompok kata yang mengandung preposisi sebagai inti dan kata-kata lain sebagai penjelas. Pada contoh berikut ini, setelah merupakan preposisi yang menjadi inti dan tepat merupakan penjelas.

tepat setelahadjektiva preposisipenjelas inti

frasa preposisional berbeda dengan kelompok preposisi. Pada frasa preposisional tidak terdapat kata inti dan kata penjelas, sedangkan pada kelompok preposisi terdapat preposisi utama yang berfungsi sebagai kata inti dan terdapat kata lain yang berfungsi sebagai penjelas. Contoh di ruang kelas berikut ini di bukan preposisi menjadi inti dan ruang kelas juga tidak merupakan penjelasan di.

di ruang kelaspreposisi kelompok nomina

frasa preposisional

Perbedaan lain antara kelompok preposisi dan frasa preposisional adalah bahwa unsur selain unsur inti pada kelompok preposisi dapat dihilangkan, sedangkan pada frasa preposisional tidak dapat karena preposisi pada frasa preposisional bukan unsur inti dan kelompok nomina yang mengikutinya juga bukan penjelas.

keterangan: unsur kalimat yang biasanya dipenuhi oleh adverbia. Keterangan bersifat sirkumstansial atau yang meliputi keterangan tempat, keterangan waktu, atau keterangan cara.

klasifikasi (nomina), mengklasifikasikan (verba): pengelompokan, mengelompokkan. => Laporan.

klausa: gugusan kata yang mengandung setidak-tidaknya subjek dan predikator. Dilihat dari strukturnya, klausa dan kalimat itu sama. => kalimat.

konjungsi: kata sambung. => kalimat kompleks. konteks (nomina), kontekstual (adjekstiva): lingkungan tempat bahasa digunakan untuk

berinteraksi dengan sesama, baik secara lisan maupun tulis. Apabila bahasa yang terikat oleh norma-norma budaya yang digunakan untuk berinterasi itu adalah teks, lingkungan beserta situasi yang melingkupinya adalah konteks. Jadi, bahasa selalu terungkap sebagai teks dalam konteks. Dengan konteks, bahasa yang digunakan dalam interaksi itu dapat saling dimengerti.

kritik: tanggapan atau kecaman yang disertai pertimbangan baik atau buruk terhadap suatu karya atau pendapat.

laporan: jenis teks yang berisi penjabaran umum mengenai sesuatu yang didasarkan pada hasil observasi. Teks laporan juga sering disebut teks klasifikasi. Teks ini mengutamakan hubungan antara kelas dan subsubkelas atau anggota-anggota kelas yang ada. Struktur teksnya adalah pernyataan umum/klasifikasi^anggota/ aspek yang dilaporkan.

makna: arti suatu bentuk bahasa. makna metafungsional: makna yang secara simultan terbangun dari tiga fungsi bahasa, yaitu

fungsi ideasional, fungsi interpersonal, dan fungsi tekstual. =>Fungsi. makna khusus: makna istilah yang digunakan di bidang ilmu tertentu. makna umum: makna istilah yang digunakan dengan cara yang sama pada semua bidang. meneroka (berasal dari kata dasar teroka): menjelajahi; menelusuri. mengonversi: mengubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain.menyunting: memerbaiki teks berdasarkan kaidah-kaidah yang benar.morfem: satuan bentuk bahasa terkecil yang mempunyai makna secara relatif stabil dan tidak

dapat dibagi lagi menjadi bagian bermakna yang lebih kecil. multilingual: berhubungan dengan kemampuan untuk menggunakan dua bahasa atau lebih. =>

bilingual. naratif: teks rekaan yang berisi komplikasi yang menimbulkan masalah yang memerlukan waktu

untuk melakukan evaluasi agar dapat memecahkan masalah tersebut. Teks naratif umumnya dijumpai pada dongeng, hikayat, cerita pendek, atau novel. Struktur teksnya adalah abstrak^orientasi^komplikasi^evaluasi^resolusi^koda.

38

Page 39:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

negosiasi: bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencari penyelesaian bersama di antara pihak-pihak yang mempunyai perbedaan kepentingan. Teks yang mengandung unsur negosiasi disebut teks negosiasi. Struktur teksnya adalah pembukaan^isi^penutup.

observasi (nomina), mengobservasi (verba): pengamatan, mengamati. => laporan penceritaan (recount): jenis teks yang berisi pengungkapan pengalaman atau peristiwa yang

dilakukan pada masa lampau. Struktur teksnya adalah orientasi^urutan peristiwa^reorientasi.

prosedur: jenis teks yang berisi langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Langkah-langkah itu biasanya tidak dapat dibalik-balik, tetapi apabila teks prosedur kompleks mengandung langkah-langkah yang dapat dibalikbalik, teks tersebut disebut protokol. Struktur teksnya adalah tujuan yang akan dicapai^langkah-langkah.

struktur teks: tata organisasi teks, yaitu cara teks disusun. Sebuah teks ditata sesuai dengan jenisnya. Misalnya, teks prosedur kompleks mempunyai struktur teks tujuan yang akan dicapai^langkah-langkah; teks laporan mempunyai struktur teks pernyataan umum/klasifikasi^anggota/aspek yang dilaporkan.

teks: satuan lingual yang dimediakan secara tulis atau lisan dengan tata organisasi tertentu untuk mengungkapkan makna secara kontekstual. Istilah teks dan wacana dianggap sama dan hanya dibedakan dalam hal bahwa wacana lebih bersifat abstrak dan merupakan realisasi makna dari teks. jenis teks yang secara umum dikenal adalah deskripsi, laporan, prosedur, penceritaan, eksplanasi, eksposisi, diskusi, surat, editorial, iklan, negosiasi, anekdot, naratif, eksemplum, dan lain-lain. jenis teks tersebut mempunyai struktur teks yang berbeda dan memanfaatkan bentuk-bentuk bahasa yang berbeda (misalnya, jenis verba, konjungsi, partisipan, dan kelompok kata). Struktur teks dan bentuk-bentuk bahasa itu menjadi ciri yang menandai teks-teks tersebut.

tilang: kata yang terbentuk dari kata bukti pelanggaran. transitivitas: aspek gramatika yang menyangkut verba, partisipan, dan sirkumtansi yang

berkaitan dengan verba tersebut. Secara eksperiensial, klausa merupakan sarana untuk mengaktualisasikan pola pengalaman manusia terhadap peristiwa yang berlangsung di sekitarnya (yang direalisasikan oleh verba atau kelompok verba). Partisipan umumnya berupa pelaku (yang direalisasikan oleh nomina atau kelompok nomina). Sirkumstansi merupakan perwujudan dari keterangan (tempat, waktu, cara) yang mencakupi terealisasinya verba di dalam kalimat. Sirkumstansi (yang tidak selalu ada dalam kalimat) direalisasikan oleh adverbia atau kelompok adverbia. => verba.

verba: kata yang menunjukkan aksi, peristiwa, atau keadaan. Terdapat enam jenis verba dalam bahasa. => transitivitas.

verba material: verba yang berupa perbuatan fisik atau peristiwa, misalnya membaca, menulis, dan memukul. Pada verba material terdapat partisipan yang melakukan sesuatu yang disebut aktor dan partisipan yang lain (tidak selalu ada) yang dituju oleh verba tersebut yang disebut sasaran. Contoh, Ayah (aktor) membaca (verba: material) koran (sasaran).

verba mental: verba yang berupa persepsi (misalnya: melihat, merasa), afeksi (misalnya: suka, khawatir), dan kognisi (misalnya: berpikir, mengerti). Pada verba mental terdapat partisipan pengindera (senser) dan fenomena. Contoh: Ayah (pengindera) mendengar (verba: mental) kabar itu (fenomena).

verba relasional: verba yang berupa hubungan intensitas (yang mengandung pengertian A adalah B), sirkumstansi (yang mengandung pengertian A pada/di dalam B), dan milik (yang mengandung pengertian A mempunyai B). Verba yang pertama tergolong ke dalam verba relasional identifikatif, sedangkan verba yang kedua dan ketiga tergolong ke dalam verba relasional atributif. Pada verba relasional identifikatif terdapat partisipan token (token) atau teridentifikasi (identified) dan nilai (value) atau pengidentifikasi (identifier). Contoh: Ayah (token) adalah (verba relasional identifikatif) pelindung keluarga (nilai). Pada verba relasional atributif terdapat partisipan penyandang (carrier) dan sandangan (attribute). Contoh: Ayah (penyandang) mempunyai (verba relasional atributif) mobil baru (sandangan).

verba verbal: verba yang berupa pemberitahuan atau pewartaan (misalnya:memberitahukan, mengatakan). Pada verba verbal terdapat partisipan pewicara dan wicara. Contoh: Ayah (pewicara) berkata (verba verbal): Saya lelah (wicara) atau ayah (pewicara) berkata (verba verbal) bahwa ia lelah (wicara).

verba perilaku: verba yang berupa perilaku, baik fisik maupun psikologis. Yang pertama disebut verba perilaku verbal, yaitu verba yang menunjukkan perpaduan antara ucapan pada verba verbal dan tindakan pada verba material (misalnya: memuji, menggerutu, menertawakan); dan yang kedua disebut verba perilaku mental, yaitu verba yang menunjukkan perpaduan antara ungkapan perasaan pada verba mental dan tindakan pada verba material (misalnya:

39

Page 40:  · Web viewMATERI PEMANTAPAN. UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) 2016. Mata Pelajaran. BAHASA INDONESIA. SMK NEGERI 1. KOTA SUKABUMI. JENIS-JENIS TEKS. Teks Anekdot. Teks Anekdot

mengagumi, mencintai). Pada verba perilaku terdapat partisipan pemerilaku (behaver) dan sasaran (tidak harus ada) untuk verba perilaku verbal, serta pemerilaku dan fenomena untuk verba perilaku mental. Contoh untuk yang pertama: Ayah (pemerilaku) menggerutu (verba pemerilaku verbal). Contoh untuk yang kedua: Ayah (pemerilaku) mencintai (verba perilaku mental) kami (fenomena).

verba eksistensial: verba yang berupa keberadaan sesuatu (misalnya: ada, terdapat). Partisipan pada verba ini disebut eksisten, dan biasanya terletak di belakang verba tersebut. Contoh: Ada/terdapat (verba eksistensial) dua perguruan tinggi negeri (eksisten) di Solo.

wacana => teks.

Catatan Tambahan:Ide pokok terdapat pada awal,akhir, dan campuran• Baca kalimat kedua, jika kalimat diawali dengan :• pengulangan kata/frasa kunci , Kata/frasa ganti maka ide pokok terdapat di awal kalimat.• Penanda ide pokok di awal : beberapa, secara umum• Penanda ide pokok di akhir, jadi, maka, dengan demikian, oleh karena itu.• Jika opsi jawaban merupakan isi kalimat pertama dan kalimat terakhir, maka itu campuran• Kalau ada kalimat “Menurut pendapat ...... (bukan gagasan utama)• Kalau diawali dengan “Dengan demikian ...... (itu kalimat utama)• Kalau ada kalimat “pada dasarnya....... atau pada haikatnya...... (merupakan kalimat utama)

a. Kalimat fakta adalah kalimat yang tidakmengandung unsur subjektivitasb. Kalimat pendapat adalah kalimat yang mengandung unsur subjektivitas.c. Penentuan tema paragraf dapat dilihat dari kata yang diulang-ulang (kata kunci)d. Kalimat memo, perhatikan kata kunci yang diperintahkannya. Kata harap.... menjadi salah

satu indikator kalimat memo.e. Kalimat pengumuman kata kuncinya : Diumumkan......., diberitahukan.....f. Kalau di akhir paragraf diakhiri dengan kalimat ...Jadi ......; ... dengan demikian .... dan

yang sejenisnya, itu salah ciri paragraf induktif.g. Menyontek kata dasarnya sontek bukan contek.h. Kata yang baku itu wawas diri bukan mawas diri (lihat KBBI cetakan 2008)i. Wawas diri terdiri atas: introspeksi diri, ekstrofeksi (melihat orang lain); retrosfeksi

(melihat ke masa lampau)j. Simpulan terdiri atas: simpulan induktif, deduktif, dan implikatif (hasil penelitian)k. Tanggapan positif dan negatif. Positif sifatnya optimis negatif sifatnya pesimis.l. Majas yang sering muncul : personifikasi, metafora, hiperbola, paralelisme, repetisi.m. Isi surat pribadi ada kalimat terakhir bagian isi.

Daftar PustakaHusen dan Eni Rita Zahara. 2015. Seri Pendalaman Materi Bahasa Indonesia untuk SMK/MAK.

Jakarta: Erlangga

Kemeterian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2015. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik SMA/MA/SMK/MAK Kelas X, XI, XII. Jakarta: Kemendikbud RI

Waridah, Ernawati. 2012. Pedoman Umum EYD Ejaan Yang Disempurnakan. Jakarta: Cmedia

40