HUMOR DAN PESAN MORAL TEKS ANEKDOT PADA BUKU AJAR …

14
245 HUMOR DAN PESAN MORAL TEKS ANEKDOT PADA BUKU AJAR BAHASA INDONESIA KELAS X SMA KURIKULUM 2013 (HUMOR AND MORAL MESSAGE OF ANECDOTAL TEXTS IN INDONESIAN LANGUAGE TEACHING MATERIALS FOR THE TENTH GRADE OF 2013 CURRICULUM SENIOR HIGH SCHOOL) Sri Wahyuni SMAN 1 Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan, Jalan Merdeka No. 1 Barabai kode pos 71315, e-mail [email protected] Abstract Humor and Moral Message of Anecdotal Texts in Indonesian Language Teaching Materials for e Tenth Grade of 2013 Curriculum Senior High School. e purpose of this research is to describe the characteristics of humor and moral message of anecdotal texts in Indonesian language teaching materials for the tenth grade SMA, 2013 Curriculum. is research used pragmatic and moral approach. To reveal humor in anecdotal text, the writer used discourse analysis techniques based on conflict theory, peculiarity theory, unexpected/misunderstood theory, and configuration theory. e data of this research is anecdotal text, the writer used content analysis method. Data analysis technique used is document. Based on the discussion, the forms of humor in the anecdotal textare critical humor, humor to ease the burden of messages and humor of purely message. e moral message contained in the text are: do not be afraid of losing job position, there is always a way and solution in everything, be honest and not do corruption; our earth product should not be exported, must be careful to report an incident; look at what the content of a person is saying; do not bribe others; do not assume others wrong; use yourwealth well; be steadfast and not lustful; do not accuse others without evidence; give help to others who are experiencing calamities or difficulties; treat parents well; do not distinguish social status; there will always be a way to solve a problem; be careful with bribery in the form of luxury. Key words: humor, moral message, anecdotal text Abstrak Humor dan Pesan Moral Teks Anekdot pada Buku Ajar Bahasa Indonesia Kelas X SMA Kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan wujud humor dan pesan moral yang terdapat dalam teks anekdot pada buku ajar bahasa Indonesia kelas X SMA K13. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan pragmatis dan pendekatan moral. Untuk mengungkapkan humor pada teks anekdot tersebut penulis menggunakan teknik analisis wacana berdasarkan teori konflik, teori keganjilan, teori tak diharapkan/salah paham, dan teori konfigurasi. Data penelitian ini adalah teks anekdot, maka penulis menggunakan metode analisis isi. Berdasarkan hasil pembahasan wujud humor yang terdapat dalam teks anekdot tersebut, yaitu humor kritik, humor meringankan beban pesan, dan humor semata-mata pesan. Pesan moral yang terdapat dalam teks tersebut, yaitu jangan takut kehilangan

Transcript of HUMOR DAN PESAN MORAL TEKS ANEKDOT PADA BUKU AJAR …

Page 1: HUMOR DAN PESAN MORAL TEKS ANEKDOT PADA BUKU AJAR …

245

HUMOR DAN PESAN MORAL TEKS ANEKDOT PADA BUKU AJAR BAHASA INDONESIA KELAS X SMA KURIKULUM 2013

(HUMOR AND MORAL MESSAGE OF ANECDOTAL TEXTS IN INDONESIAN LANGUAGE TEACHING MATERIALS

FOR THE TENTH GRADE OF 2013 CURRICULUM SENIOR HIGH SCHOOL)

Sri Wahyuni

SMAN 1 Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan, Jalan Merdeka No. 1 Barabai kode pos 71315, e-mail [email protected]

Abstract

Humor and Moral Message of Anecdotal Texts in Indonesian Language Teaching Materials for The Tenth Grade of 2013 Curriculum Senior High School. The purpose of this research is to describe the characteristics of humor and moral message of anecdotal texts in Indonesian language teaching materials for the tenth grade SMA, 2013 Curriculum. This research used pragmatic and moral approach. To reveal humor in anecdotal text, the writer used discourse analysis techniques based on conflict theory, peculiarity theory, unexpected/misunderstood theory, and configuration theory. The data of this research is anecdotal text, the writer used content analysis method. Data analysis technique used is document. Based on the discussion, the forms of humor in the anecdotal textare critical humor, humor to ease the burden of messages and humor of purely message. The moral message contained in the text are: do not be afraid of losing job position, there is always a way and solution in everything, be honest and not do corruption; our earth product should not be exported, must be careful to report an incident; look at what the content of a person is saying; do not bribe others; do not assume others wrong; use yourwealth well; be steadfast and not lustful; do not accuse others without evidence; give help to others who are experiencing calamities or difficulties; treat parents well; do not distinguish social status; there will always be a way to solve a problem; be careful with bribery in the form of luxury.Key words: humor, moral message, anecdotal text

Abstrak

Humor dan Pesan Moral Teks Anekdot pada Buku Ajar Bahasa Indonesia Kelas X SMA Kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan wujud humor dan pesan moral yang terdapat dalam teks anekdot pada buku ajar bahasa Indonesia kelas X SMA K13. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan pragmatis dan pendekatan moral. Untuk mengungkapkan humor pada teks anekdot tersebut penulis menggunakan teknik analisis wacana berdasarkan teori konflik, teori keganjilan, teori tak diharapkan/salah paham, dan teori konfigurasi. Data penelitian ini adalah teks anekdot, maka penulis menggunakan metode analisis isi. Berdasarkan hasil pembahasan wujud humor yang terdapat dalam teks anekdot tersebut, yaitu humor kritik, humor meringankan beban pesan, dan humor semata-mata pesan. Pesan moral yang terdapat dalam teks tersebut, yaitu jangan takut kehilangan

Page 2: HUMOR DAN PESAN MORAL TEKS ANEKDOT PADA BUKU AJAR …

246

jabatan, selalu ada cara dan solusi dalam segala hal, jadilah orang jujur dan tidak korupsi; hasil bumi kita tidak perlu diekspor harus hati-hati melaporkan suatu kejadian; lihatlah apa isi yang disampaikan seseorang; jangan melakukan penyuapan; jangan selalu menganggap orang lain salah, manfaatkan kekayaaan dengan baik; jadilah orang yang teguh pendirian dan jangan tergoda hawa nafsu; jangan asal menuduh seseorang tanpa ada bukti; berilah pertolongan kepada orang yang mengalami musibah atau kesulitan; memperlakukan orang tua dengan baik; jangan membedakan status sosial; akan ada jalan keluar sebuah masalah; hati-hati dengan wujud penyuapan yang berupa kemewahan.Kata-kata kunci: humor, pesan moral, teks anekdot

PENDAHULUAN

Teks anekdot sebagai salah satu genre teks yang wajib dipelajari siswa SMA/MA. Teks anekdot merupakan hal baru bagi siswa karena materi ini masuk pada bahan ajar K13. Ada apa dengan teks anekdot sehingga masuk pada bahan ajar K13? Penggunaan teks anekdot sebagai materi, sumber belajar, maupun sisipan dalam pengembangan strategi pembelajaran akan mengarahkan pada pencapaian keberhasilan siswa. Dengan kata lain, teks anekdot mampu menjadi salah satu sarana dalam mengembangkan diri, peningkatan kompetensi kebahasaan, berbahasa, bersastra, maupun pembentukan karakter.

Teks anekdot merupakan cerita narasi atau percakapan yang lucu dengan berbagai tujuan, baik sebagai hiburan, sindiran, atau kritik tidak langsung. Pada mulanya teks anekdot menceritakan tokoh-tokoh terkenal berbagai bidang tertentu seperti politik, sosial, dan agama. Selain itu, teks anekdot menceritakan peristiwa nyata dalam kehidupan sehari-hari. Anekdot yang menceritakan tokoh dan peristiwa tertentu diciptakan untuk suatu tujuan, misalnya mengkritik atau menasihati. Anekdot selalu disajikan berdasarkan pada kejadian nyata dan melibatkan orang-orang yang sebenarnya, apakah terkenal atau tidak, biasanya di suatu tempat yang dapat diidentifikasi. Namun, seiring waktu modifikasi pada saat penceritaan kembali dapat mengubah sebuah anekdot tertentu menjadi sebuah fiksi, sesuatu yang diceritakan kembali tapi “terlalu bagus untuk nyata”. Anekdot dipilih sebagai sarana mengkritik karena kritikan yang disampaikan dapat menyindir orang atau pihak yang dikritik. Anekdot juga bertujuan untuk menyampaikan nasihat. Nasihat dalam teks anekdot dikemas dalam bentuk humor melalui pesan tersirat.

Sebagai salah satu jenis teks yang termasuk dalam gender cerita, teks anekdot memiliki tujuan sosial yang sama dengan teks cerita ulang. Hanya saja peristiwa yang ditampilkan membuat partisipan yang mengalaminya merasa jengkel atau konyol. Struktur teks anekdot, yaitu abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda. Cerita yang ditampilkan dalam teks anekdot lucu dan menarik. Selain itu, dalam teks anekdot juga banyak nilai-nilai atau pelajaran yang dapat kita ambil sebagai pesan moral.

Teks anekdot sebagai salah satu jenis wacana humor yang memiliki karakteristik tertentu. Wacana humor merupakan salah satu jenis wacana yang menyajikan sesuatu secara lucu. Teks anekdot merupakan salah satu folklore yang termasuk jenis dongeng. Menurut Danandjaja (1984: 117), lelucon dan anekdot adalah dongeng-dongeng yang dapat menimbulkan rasa menggelikan hati, sehingga menimbulkan tawa bagi yang mendengarnya maupun yang menceritakan. Anekdot bukanlah lelucon, karena tujuan utamanya hanya untuk membangkitkan tawa, tetapi untuk mengungkapkan suatu kebenaran yang lebih umum daripada kisah singkat itu sendiri, atau untuk

Page 3: HUMOR DAN PESAN MORAL TEKS ANEKDOT PADA BUKU AJAR …

247

melukiskan suatu sifat karakter dengan ringan sehingga menghentak dalam kilasan pemahaman yang langsung pada intinya. Ada perbedaan antara lelucon dan anekdot. Danandjaja (1984:118) mengungkapkan bahwa anekdot menyangkut kisah fiktif lucu pribadi seorang tokoh atau beberapa tokoh yang benar-benar ada, maka lelucon menyangkut kisah fiktif lucu anggota suatu kolektif seperti suku bangsa, golongan, bangsa, dan ras.

Teks anekdot mengandung humor. Humor dalam teks anekdot dapat berupa kelucuan atau kekonyolan tokoh atau peristiwa tertentu. Humor terjadi karena keberadaan penyimpangan-penyimpangan dalam teks anekdot. Penyimpangan-penyimpangan tersebut dapat berupa penyim -pangan makna tertentu. Jika makna sesuatu seharusnya A, tetapi dalam anekdot ternyata sesutau bermakna B. Humor dalam anekdot juga dapat dimunculkan dengan penyimpangan bunyi-bunyian. Bunyi sebuah kata atau frasa disimpangkan menjadi bunyi lain sehingga menimbulkan efek humor.

Humor menurut Baldwin (dalam Rafiek, 2017: 411), yaitu instrumen sosial yang menyediakan suatu cara efektif untuk mengurangi kesukaran atau beban psikologis, mengkomunikasikan jarak perasaan-perasaan dan ide-ide, mempertinggi hubungan atau kekerabatan, juga humor menjaga hubungan-hubungan sosial ketika mengkomunikasikan informasi negatif. Sejalan dengan Baldwin, menurut Brownell (dalam Rafiek, 2017: 411) bahwa humor memberikan suatu cara untuk mengomunikasikan ide-ide atau perasaan-perasaan, menyampaikan kritik dan mengekspresikan permusuhan dalam cara atau sikap yang dapat diterima secara sosial.

Cerita humor dapat memberikan lebih banyak daripada sekadar hiburan semata, dengan gaya yang lucu, cerita humor dapat menyampaikan suatu wawasan yang arif dalam bentuk ungkapan sambil tampil menghibur. Suatu cerita humor juga dapat menyampaikan siratan menyindir, kritikan sosial berlapis tawa, sebagai sarana persuasi untuk memudahkan masuknya pesan yang ingin disampaikan.

Penelitian yang berhubungan dengan humor memang sudah ada yang meneliti, yaitu tesis“Humor Opera Van Java di ANTV” yang diteliti oleh Rusidah (2013). Penelitian ini mendeskripsikan tentang jenis-jenis humor yang ada pada “Opera Van Java” yaitu, humor kelegaan, humor konflik, dan humor keganjilan. Humor kelegaan terdiri dari humor kuliah, humor salah intonasi, humor orang dewasa. Humor konflik terdiri dari humor interupsi, humor tolak bala, dan humor pepatah. Humor keganjilan terdiri dari humor puisi, humor keseleo lidah (salah ucap), humor definisi, humor permainan kata (pun), humor ungkapan penjerat, dan humor statistik.

Peneliti juga menemukan penelitian tentang humor yang ada dalam jurnal dengan judul “Makna dan Fungsi Humor dalam Kumpulan Cerita Abu Nawas”, oleh Asyura, Effendy, dan Martono (2014). Masalah dalam penelitian ini adalah makna dan fungsi humor dalam kumpulan cerita Abu Nawas dan mendeskripsikannya sebagai tujuan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan teknik studi dokumenter. Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi sastra dengan mengaplikasikan teori bisosiasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala humor dalam kumpulan cerita Abu Nawas dikembangkan berdasarkan wacana humor politik, pergaulan, dan agama serta terdapat enam amanat yang terkandung. Selain itu, tergambar adanya tiga fungsi humor yaitu fungsi memahami, fungsi mempengaruhi, dan fungsi menghibur. Fungsi humor tersebut tergambar sebagai bentuk kritik sosial dalam pemerintahan dan kehidupan sosial.

Jenis humor menurut Setiawan (dalam Rafiek, 2017:411) dibedakan menjadi tiga jenis, yakni

Page 4: HUMOR DAN PESAN MORAL TEKS ANEKDOT PADA BUKU AJAR …

248

(1) humor personal, yaitu kecenderungan tertawa pada diri kita, misalnya bila kita melihat sebatang pohon yang bentuknya mirip dengan orang sedang buang air besar; (2) humor dalam pergaulan, misalnya senda gurau di antara teman, kelucuan yang diselipkan dalam pidato atau ceramah di depan umum; (3) humor kesenian, atau seni humor.

Jenis humor menurut Jarkasi (dalam Rafiek, 2017:414) membagi humor atas (1) humor bahasa, yaitu kelucuan-kelucuan yang disebabkan oleh penuturan kalimat atau ungkapan-ungkapan bahasa; (2) humor tingkah laku, yaitu perilaku dan sikap tokoh yang sengaja dibuat-buat untuk menimbulkan kelucuan;, (3) humor pergunjingan, yaitu kelucuan-kelucuan yang disebabkan gelar-gelar khusus, dan (4) humor pornografi, yakni kelucuan-kelucuan yang disebabkan oleh pikiran asosiatif terhadap hal-hal yang berbau seks.

Moral adalah aturan kesusilaan yang meliputi semua norma untuk kelakuan, perbuatan dan tingkah laku yang baik. Pesan moral akan membantu siswa untuk lebih peka terhadap baik buruknya sesuatu dan dapat menolak untuk melakukan hal-hal yang tidak baik. Pesan-pesan moral dapat disampaikan pengarang secara langsung dan bisa pula secara tidak langsung. Moral diartikan sebagai norma dan konsep kehidupan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. Pesan moral yang terkandung dalam karya sastra bertujuan untuk mendidik manusia agar mengenal nilai-nilai etika dan budi pekerti. Nilai pendidikan moral menunjukkan peraturan-peraturan tingkah laku dan adat istiadat seorang individu atau dari suatu kelompok yang meliputi perilaku, tata krama yang menjunjung tinggi budi pekerti dan nilai susila.

METODE

Sumber penelitian ini adalah teks anekdot, maka penulis menggunakan metode analisis isi. Metode analisis isi berhubungan dengan isi komunikasi, baik secara verbal dalam bentuk bahasa, maupun nonverbal. Isi yang dimaksud dalam karya sastra adalah pesan-pesan. Isi dalam metode analisis isi terdiri dari dua macam, yaitu isi laten dan isi komunikasi. Isi laten adalah isi yang terkandung dalam dokumen dan naskah, sedangkan isi komunikasi adalah pesan yang terkandung sebagai akibat komunikasi yang terjadi. Metode isi laten, yaitu menganalisis teks tentang humor yang ada pada teks anekdot. Setelah itu, dengan metode isi komunikasi peneliti mendeskripsikan pesan moral yang ada pada teks anekdot.

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan pragmatis dan pendekatan moral. Menurut Endraswara (2013: 9), pendekatan pragmatik, yaitu penelitian sastra yang berhubungan dengan resepsi pembaca terhadap teks sastra. Untuk mengungkapkan humor pada teks anekdot tersebut penulis menggunakan teknik analisis wacana berdasarkan teori konflik, teori tak diharapkan/salah paham, teori inkongruitas, teori ambivalensi, dan teori konfigurasi. Pendekatan moral adalah pendekatan yang bertolak dari asumsi dasar bahwa salah satu tujuan kehadiran sastra di tengah-tengah masyarakat pembaca adalah berupaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berpikir, dan berketuhanan (Semi, 2012:89).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis humor dan pesan moral teks anekdot yang ada pada buku buku ajar Bahasa Indonesia kelas X Kurikulum 2013. Berdasarkan hasil analisis data di atas ditemukan bahwa wujud humor pada enam belas teks anekdot terbagi atas tiga bagian yaitu,

Page 5: HUMOR DAN PESAN MORAL TEKS ANEKDOT PADA BUKU AJAR …

249

humor kritik, humor meringankan beban pesan, dan humor semata-mata pesan. Yang termasuk humor kritik yaitu, humor politik (teks A1, A7, A10, A16), humor Hukum (A5), dan humor interupsi (teks A13). Humor meringankan beban pesan yaitu, humor pendidikan (A2), humor sosial (teks A3, A4, A6, A11, A15). Humor semata-mata pesan yaitu, humor sosial (teks A8, A9, A12) dan humor bahasa (teks A14). Humor politik terdapat pada teks A1, A7, A10, dan A16.

Humor teks A1, yaitu humor politik menggunakan teori Keganjilan. Keganjilan terdapat pada bagian akhir teks. Keganjilan ini terjadi karena ada ketidaksinkronan antara pertanyaan dengan jawaban. Hal ini terjadi karena perbedaan persepsi antara Tono dan Udin. Persepsi Udin atas pertanyaan Tono bahwa dosen yang tidak mau berdiri saat mengajar karena capek atau kakinya tidak kuat berdiri. Persepsi Tono atas pertanyaannya kepada Udin bahwa dosen itu tidak mau berdiri saat mengajar karena dosen itu juga seorang pejabat. Jawaban Tono tersebut mengandung fakta yang sering terjadi bahwa banyak pejabat yang takut kehilangan jabatannya. Karena dosen tersebut juga seorang pejabat, maka ia tidak akan mau berdiri ketika mengajar, karena jika ia berdiri, kursi tersebut akan diduduki orang lain.Di dunia politik banyak pejabat yang takut kehilangan jabatannya.

Kutipan Pesan moral

Tono : “Bukan itu sebabnya,Din. Sebab dia juga seorang pejabat.”

Udin : “Loh,apa hubungannya.”Tono : “Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang

lain.”

Jangan pernah takut jika kehilangan jabatan. Jabatan itu sebuah amanah yang harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh bukan sekadar aji mumpung. Moral baik merupakan modal utama ketika ingin jadi pejabat

Humor pada teks A2, yaitu humor pendidikan. Humor ini muncul karena terdapat keganjilan pada tokoh sesekor keledai yang diajarkan membaca oleh Nasrudin. Seperti kita tahu bahwa keledai terkenal sebagai binatang yang bodoh dan lambat. Di sinilah keganjilan yang terjadi bahwa Nasrudin bisa mengajari seekor keledai membaca. Secara logika keledai itu jelas tidak akan bisa membaca. Tetapi ternyata di cerita ini Nasrudin berhasil membuat keledai itu bisa membaca. Padahal memang keledai itu tidak bisa membaca tetapi Nasrudin membuat tampilan keledai itu membolak-balik setiap lembaran buku seolah-olah membaca buku. Keledai itu sebenarnya tidak membaca tetapi mencari biji gandum yang diselipkan Nasrudin di setiap lembaran buku.

Kutipan Pesan Moral

Namun, bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya?” tukas Timur Lenk. Nasrudin menjawab, Memang demikianlah cara keledai membaca, hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya”.

Pada teks A2 ini pesan moral yang ingin disampaikan, yaitu bahwa kita selalu punya cara dan solusi dalam segala hal. Apa yang telah dilakukan Nasrudin, yaitu mengajari seekor keledai membaca dengan meletakkan biji gandum di setiap halaman buku merupakan suatu solusi untuk menyelesaikan tantangan raja.Buku bukan sekadar dilihat-lihat saja tapi harus dipahami isinya.

Humor pada teks A3 yaitu, humor sosial. Pada teks A3 ini terjadi keganjilan yaitu, perbedaan

Page 6: HUMOR DAN PESAN MORAL TEKS ANEKDOT PADA BUKU AJAR …

250

antara makna dan interpretasi karena terjadi ketidakkonkruenan antara makna pernyataan ibu dan interpretasi presiden. Presiden dengan bangga mengatakan bahwa ibu tersebut adalah seorang ibu yang mampu menjadikan keempat anaknya sukses dan menjadi orang yang jujur. Persepsi presiden terhadap pernyataan ibu bahwa anaknya adalah pegawai yang bekerja di KPK, Polda, kejaksaan, dan DPR iut salah. Walaupun keempat anak ibu itu bekerja di kantor pemerintahan, tetapi mereka bukan pegawai kantor tersebut. Pekerjaan mereka di KPK, POLDA, Kejaksaan, dan DPR adalah juga pedagang kue sama dengan ibunya. Kesalahpahaman ini membuat presiden dan pembaca jengkel. Makna yang diharapkan presiden tentang jabatan anak-anak si ibu tidak sesuai dengan jawaban si ibu. Disinilah muncul kelucuan karena terjadi kontradiksi makna.

Kutipan Pesan Moral

Bapak Presiden : “Meskipun hanya jualan kue, Ibu ini bisa menjadikan anaknya sukses dan jujur tidak korupsi, karena kalau mereka korupsi pasti kehidupan Ibu ini sudah sejahtera dan tinggal di rumah mewah.”

Bapak Presiden : “Apa jabatan anak di POLDA, KPK, Kejaksaan dan DPR?”

Ibu Tua : “Sama. . . jualan kue juga.”

Pesan moral pada teks A3 ini terletak pada pernyataan Bapak presiden yang mengatakan bahwa walaupun ibu tersebut hanya berjual kue, tetapi ia mampu menghidupi keempat anaknya dan membuat anak-anaknya sukses dan tidak korupsi. Jadilah pejabat yang jujur dan tidak korupsi agar kehidupan masyarakat sejahtera

Humor pada teks A4, yaitu humor sosial. Teori yang digunakan untuk mengungkapkan humor pada teks A4 ini, yaitu teori relief. Pada teks A4 ini memberikan suasana hangat dan membuktikan secara tidak penting. Pengunjung restoran bingung karena hanya antara nangka lokal dan nangka impor dapat mempengaruhi rasa sebuah masakan. Padahal nangka yang digunakan nangkanya sama. Tapi jawaban pelayan restoran membuat pembaca tertawa karena nangka yang dimaksud adalah sama, yaitu nangka Yogya.

Makna kata impor ini sebenarnya menunjukkan benda atau nangka yang berasal dari wilayah yang sama. Karena restoran yang berada di Amsterdam maka disebut nangka impor. Hal ini lah yang menimbulan kelucuan. Kalau di Indonesia memang nangka Yogya tersebut merupakan nangka lokal. Tetapi karena sudah berpindah negara maka nangka Yogya tersebut akan menjadi nangka impor.

Kutipan Pesan Moral

“Mas, apa rahasianya kok gudeg di sini rasanya lebih enak dibandingkan dengan di tempat aslinya?” “Oh, itu karena nangkanya, Mas. Di Yogya kan pakai nangka lokal. Nah kalau kami di sini memakai nangka impor, “ jawabnya.“Emang nangkanya impor darimana?” “Dari Yogya, Mas…”

Hasil bumi kita untuk kesejahteraan rakyat bukan untuk menyulitkan rakyat. Sebaiknya hasil bumi kita tidak perlu diekspor.

Humor pada teks A5 yaitu, humor hukum. Pengungkapan humor pada teks A5 ini menggunakan keganjilan. Pada teks A5 ini pembaca akan merasa aneh dan heran dengan kejadian yang dialami pelapor. Pelapor yang ingin minta perlindungan hukum tapi justru dia yang dihukum.

Page 7: HUMOR DAN PESAN MORAL TEKS ANEKDOT PADA BUKU AJAR …

251

Kejadian tersebut merupakan penyimpangan dari ketentuan-ketentuan yang lazim. Humor atau kelucuan pada teks A5 ini terletak pada penangkapan pelapor kemalingan karena ia melakukan tindakan illegal, yaitu merekam wajah sang maling tanpa minta izin kepada maling tersebut. Hal ini sungguh aneh dan lucu karena pelapor merasa beruntung setelah kemalingan telah berhasil merekam kejadian tersebut. Pelapor yang berusaha untuk mengungkapkan pelaku kemalingan tersebut dengan mengatakan bahwa ia berhasil merekam wajah maling tersebut justru dianggap salah oleh pihak polisi. Ia malah ditangkap karena dianggap telah melakukan tindakan illegal, yaitu merekam wajah sang maling tanpa izin.

Kutipan Pesan Moral

Pelapor : “Pak saya kemalingan.”Polisi : “Kemalingan apa?”Pelapor : “Mobil, Pak. Tapi saya beruntung Pak…”Pelapor : “Iya pak. Saya Beruntung karena CCTV

merekam dengan jelas. Saya bisa melihat dengan jelas wajah malingnya.”

Polisi : “Sudah minta izin malingnya untuk merekam?’Pelapor : “Belum… “ (sambil menatap polisi dengan

penuh keheranan.)Polisi : “Itu illegal. Anda saya tangkap.”Pelapor : (hanya bisa pasrah tak berdaya).

Masyarakat harus hati-hati melaporkan suatu kejadian. Bukannya mendapat perlindungan hukum malah jadi dihukum. Lemahnya sistem hukum akan membuat masyarakat akan bertindak sewenang-wenang. Teks A5 merupakan sindiran bagi para penegak hukum agar bertindak adil kepada siapapun dan melindungi masyarakat kecil. Kalau memang mereka benar janganlah mencari kesalahan lain dengan membalikkan keadaan.

Humor pada teks A6 yaitu, humor sosial. Pengungkapan humor pada teks A6 ini menggunakan teori keganjilan. Ada hal aneh dan ganjil pada teks A6 ini, yaitu saran dari pasien rumah sakit jiwa terhadap masalah yang dihadapi supir ambulans. Pasien itu menyarankan bahwa sang supir harus mencopot satu baut pada masing-masing ban sehingg setiap ban memiliki tiga baut dan jika ada toko baut, sang supir harus membeli baut. Hal tersebut menyimpang dari kebiasaan pada umumnya. Humor pada teks A6 ini terletak pada pernyataan pasien rumah sakit jiwa yang mengaku dirinya gila, tetapi tidak bego.Tidak sewajarnya pasien rumah sakit gila bisa berpikir dan memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi orang lain.

Kutipan Pesan Moral

Mendengar teriakan itu, salah seorang pasien gila nyeletuk, “Bang, copotin aja tuh satu baut dari masing-masing tiga roda lainnya, terus pasang ke bannya. Jadi, masing-masing ban dapat tiga baut. Nanti kalau ada toko baut, Abang tinggal beli empat baut.”Mendengar usul pasien gila tersebut, si sopir langsung lega.“Pinter juga, Lo. Tapi, kenapa Lo masuk rumah sakit jiwa, sih?”Pasien itu menjawab, ‘Heloooo . . . pliiiisss dech! Kita ini Cuma gila. Bukan bego kaya Lo.”

Jadi, jangan memandang siapa yang memberi saran, nasihat, atau pendapat tetapi lihatlah apa isi yang disampaikan. Berpikirlah dengan tenang saat mendapat musibah dan bersabarlah, jalan keluar akan segera tampak, serahkan saja semunya kepada Tuhan.

Page 8: HUMOR DAN PESAN MORAL TEKS ANEKDOT PADA BUKU AJAR …

252

Humor pada teks A7, yaitu humor hukum. Pengungkapan humor pada teks A7 ini meng-gunakan teori tak diharapkan/ salah paham. Pada teks A7 ini pembaca akan merasakan puncak konflik di sebuah sidang pengadilan, yaitu terjadinya serangan pertanyaan yang dilontarkan jaksa penuntut umum kepada saksi. Humor atau kelucuan pada teks A7 ini terletak pada jawaban saksi ketika disuruh hakim menjawab pertanyaan jaksa penuntut umum yaitu, saksi mengira bahwa jaksa penuntut umum tidak sedang berbicara kepadanya tetapi kepada hakim. Humor atau kelucuan pada teks A7 ini terletak pada jawaban saksi ketika disuruh hakim menjawab pertanyaan jaksa penuntut umum, yaitu saksi mengira bahwa jaksa penuntut umum tidak sedang berbicara kepadanya tetapi kepada hakim. Kesalahpahaman yang terjadi di sidang tersebut, yaitu antara saksi dan jaksa penuntut umum. Sikap saksi yang pura-pura tidak mendengar tuduhan jaksa penuntut umum menyebabkan orang lain merasa jengkel karena apa yang diharapkan tidak sesuai dengan yang terjadi.

Kutipan Pesan Moral

“Bukankah benar bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?” ulang pengacara. Saksi masih tidak menanggapi. Akhirnya, hakim berkata, “Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.” “Oh, maaf.” Saksi terkejut sambil berkata kepada hakim, “Saya pikir dia tadi berbicara dengan Anda.”

Sebagai manusia berbudi jangan menerima suap dari siapapun dan memberikan keterangan palsu di pengadilan sebagai bentuk pembelaan kepada pihak yang terlibat kejahatan. Hukum untuk semua orang, kaya atau miskin, pejabat, pengusaha atau pun rakyat jelata. Semua harus diperlakukan sama. Jangan sampai hukum menjadi bumerang bagi rakyat miskin. Jangan sampai kebenaran hanya milik orang kaya, pejabat, atau pengusaha. Jangan melakukan penyuapan kepada orang lain untuk melindungi kejahatan yang diperbuat.

Humor pada teks A8, yaitu humor sosial. Pengungkapan humor pada teks A8 ini menggunakan teori keganjilan. Pembaca akan merasakan hal yang aneh dan ganjil karena kelalaian penjaga kebun. Humor atau kelucuan pada teks A8 ini terletak pada perkataan kanguru yang mengatakan bahwa walaupun seribu kaki pagar itu dibuat oleh penjaga, kecuali pagar itu dikunci pada malam hari. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat ketidakkonkuenan antara akal penjaga kebun dan kanguru. Pada cerita ini kanguru terlihat lebih pintar dari penjaga kebun.

Kutipan Pesan Moral

Ketika pagar itu dibuat dua puluh kaki tingginya, unta yang ada di samping kandang kanguru bertanya, “Seberapa tinggi kamu pikir para pengurus binatang akan membuat pagarnya?”Kanguru itu berkata, “Sekira seribu kaki, kecuali seseorang mengunci pintu pada malam hari!”Ketika pagar itu dibuat dua puluh kaki tingginya, unta yang ada di samping kandang kanguru bertanya, “Seberapa tinggi kamu pikir para pengurus binatang akan membuat pagarnya?”Kanguru itu berkata, “Sekira seribu kaki, kecuali seseorang mengunci pintu pada malam hari!”

Demikianlah juga yang tergambar di kehidupan nyata, apabila seseorang ceroboh, tidak hati-hati, dan tidak teliti akan menimbulkan akibat dan akan mendapat masalah. Kesempatan yang ada selalu bisa dimanfaatkan orang lain untuk meraih keutungan. Tanggaplah terhadap kejadian yang terjadi jangan mentok pada cara yang itu-itu saja. Jangan selalu menganggap orang lain salah, tapi hal itu terjadi karena kecerobohan dan kelalaian kita

Page 9: HUMOR DAN PESAN MORAL TEKS ANEKDOT PADA BUKU AJAR …

253

Humor pada teks A9, yaitu humor sosial. Untuk mengungkapkan humor pada teks A9 menggunakan teori tak diharapkan/salah paham. Pada teks A9 ini ada muncul sebuah kondisi yang tidak diharapkan karena terjadi salah paham. Kesalahan persepsi ini terjadi pada pemuda yang salah paham menanggapi perkataan Nasrudin. Ketika ia jatuh miskin dan minta saran dari Nasrudin. Humor atau kelucuan pada teks A9 ini terletak kesalahpahaman pemuda terhadap pernyataan Nasrudin yang mengatakan bahwa keadaan pemuda itu akan kembali normal, tenang, dan bahagia.

Pada teks A9 ini terjadi kontradiksi makna dari pernyataan Nasrudin “Jangan khawatir,”, “segalanya akan normal kembali. Tunggu saja beberapa hari ini. Kau akan kembali tenang dan bahagia”. Pemuda itu mengira bahwa keadaan kembali normal yang dikatakan Nasrudin berarti ia kembali kaya. Tapi maksud Nasrudin bukan begitu. Ternyata pemuda itu salah tafsir. Maksud Nasrudin bahwa ia akan kembali tenang dan bahagia karena dalam waktu yang tidak lama pemuda itu akan terbiasa dengan hidupnya yang miskin dan tidak punya teman. Kondisi ini menimbulkan perasaan tidak senang, mengecewakan.

Kutipan Pesan Moral

“Jangan khawatir,” jawab Nasruddin, “segalanya akan normal kembali. Tunggu saja beberapa hari ini. Kau akan kembali tenang dan bahagia.”Pemuda itu gembira bukan main.“Jadi, saya akan segera kembali kaya?’“Bukan begitu maksudku. Kau salah tafsir. Maksudku dalam waktu yang tidak terlalu lama, kau akan terbiasa menjadi orang miskin dan tidak mempunyai teman.”

Orang yang pandai memanfaatkan uangnya dengan baik, maka uangnya akan semakin bertambah, tetapi jika tidak pandai mengelola keuangan walaupun uangnya banyak, sedikit demi sedikit akan habis terkisis. Inilah yang terjadi dengan pemuda kaya itu, karena ia tidak pandai mengelola uang akhirnya uangnya habis dan jatuh miskin. Manfaatkanlah kekayaaan kita denga baik, jangan dihambur-hamburkan karena akan membuat kita miskin.

Humor pada teks A10, yaitu humor politik. Humor atau kelucuan gila jabatan ini terjadi karena keganjilan yang terjadi pada tokoh B yang mendapat tawaran dari tokoh A. Tokoh B merupakan perwakilan dari tokoh yang tidak kuat dengan ujian karena akhirnya tergiur dengan uang. Hal ini menggambarkan bahwa terdapat ketidaksinkronan antara komitmen awal tokoh B. Puncak kelucuannya terletak pada jawaban B (5). Pada jawaban ini si B terlihat seperti orang lain yang mempunyai kelemahan, yaitu ia tergoda juga dengan uang 50 miliar rupiah. Tapi yang juga membuat pembaca tertawa pernyataan si B agar ia tidak terlihat seperti orang yang lemah iman karena uang si B mengatakan bahwa si A adalah orang yang mempunyai keteguhan hati dan sungguh-sungguh, maka ia bersedia menerima tawaran si A untuk melepas jabatannya kepada si A dengan jawaban ‘Transaksi kita jadi’. Inilah keganjilan yang pada awalnya si B tidak mau menjual jabatannya tetapi dengan uang 50 milyar si B tegoda juga untuk menjualnya kepada si A.

Page 10: HUMOR DAN PESAN MORAL TEKS ANEKDOT PADA BUKU AJAR …

254

Kutipan Pesan Moral

A : ”Kalau 1 miliar rupiah bagaimana?”B(4) : ”Satu miliar. . . Ah, rupanya kamu ini benar-benar

tulus hati, menunjukkan bahwa kamu mempunyai semangat tinggi untuk mengabdi pada bangsa. Oleh karena itu, akan kupertimbangkan dengan baik-baik tawarannmu.”

A : ”Ah, nggak perlu dipertimbangkan, kuberi kamu 50 miliar rupiah!”

B(5) : ”Keteguhan hatimu sungguh-sungguh mengharukan! Oke, sekali ini kutentukan sendiri. Transaksi kita jadi!”

Sebagai pengemban amanah negara maka tetap teguh pendirian walaupun uang miliaran rupiah di depan mata dan jangan mengikuti hawa nafsu dengan menginginkan uang ataupun jabatan dengan maksud yang lain.

Humor pada teks A11, yaitu humor sosial. Teori yang digunakan, yaitu teori tak diharapkan/salah paham. Pada teks A11 ini terjadi kontradiksi makna. Dalam teks ini, X berarti kelucuan, yaitu bos yang salah sangka, sedangkan M1 dan M2 terletak pada status seorang pemuda yang pada saat itu ada di perusahaan. Kelucuan (X) terjadi karena makna yang diharapkan (M2), tetapi ternyata makna yang diamati (M1) yang muncul. Bos menyangka pemuda itu adalah salah satu karyawan perusahaannya (M2) tetapi ternyata pemuda itu pengantar pizza (M1). Bos yang salah sangka kepada pemuda pengantar pizza dengan memberikan uang dua ratus ribu menimbulkan pembaca tertawa karena dengan penuh keyakinan ia memberi hukuman kepada seorang karyawan yang malas bekerja dengan memecatnya. Tetapi bagi pengantar pizza walaupun ia terkejut dan bingung dengan apa yang telah dilakukan bos tersebut tetapi hal itu merupakan suatu keberuntungan karena tanpa disangka-sangka ada orang yang memberinya uang sebesar gajinya dua minggu.

Kutipan Pesan Moral

Si bos mengeluarkan dompetnya dan mengambil dua lembar uang seratus ribuan. Ia mengulurkannya kepada pria muda itu, “Ini gajimu untuk dua minggu dan cepat pergi dari sini. Aku tak mau melihatmu lagi!” …… Suasana menjadi hening sampai akhirnya seorang staf menjawab dengan sedikit ketakutan, “Ia tak bekerja disini. Ia adalah pengantar pizza yang mengantar pesanan personalia.”

Salah sangka atau salah paham sering kali terjadi pada siapapun. Dalam melakukan hal hendaklah hati-hati. Selidiki dulu permasalahannya, jangan asal menuduh dan memutuskan sesuatu yang tanpa ada bukti yang kuat. Seseorang sering kali menjadi korban salah sangka. Salah sangka merupakan hal yang bisa merugikan baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.

Humor pada teks A12, yaitu humor sosial. Pengungkapan humor pada teks ini menggunakan teori konfigurasi. Humor atau kelucuan pada teka A12 ini terletak pada pernyataan warga yang meminta satu permintaan kepada pejabat bahwa jangan memberitahukan kepada siapapun bahwa ia telah menolong pejabat itu.Pada teks ini terjadi peningkatan pemahaman warga terhadap situasi yang ada. Warga mulai mamahami bahwa pejabat yang ia tolong itu adalah pejabat yang sering muncul di televisi yaitu, pejabat yang koruptor. Humor atau kelucuan pada teka A12 ini terletak pada pernyataan warga yang meminta satu permintaan kepada pejabat bahwa jangan memberitahukan kepada siapapun bahwa ia telah menolong pejabat itu. Permintaan warga itu karena ia sadar bahwa

Page 11: HUMOR DAN PESAN MORAL TEKS ANEKDOT PADA BUKU AJAR …

255

pejabat yang ia tolong itu yang wajahnya sering muncul di televisi bukan pejabat yang muncul karena prestasinya tetapi karena dia ternyata adalah seorang koruptor.

Kutipan Pesan Moral

“Aku ini seorang pejabat Negara.”Kali ini warga tersebut baru ingat bahwa wajah orang yang dia tolong sering muncul di televisi.“Karena kamu sudah menolongku, kamu boleh minta apa saja yang kamu mau. Ayo, katakan saja keinginanmu, pasti aku penuhi!” kata si pejabat. “Kalau begitu, saya punya satu permintaan.”“Katakan saja!”“Tolong Bapak jangan bilang kepada siapa pun bahwa saya yang menolong Bapak saat itu.”

Menolong orang lain merupakan suatu keharusan bagi manusia. Siapapun yang mengharapkan pertolongan sebaiknya ditolong, baik diminta maupun tidak diminta sebagai inisiatif sendiri. Berilah pertolongan jika ada yang mengalami musibah atau kesulitan.

Humor pada teks A13, yaitu humor interupsi. Untuk mengungkapkan humor pada teks A13 ini digunakan teori konfigurasi. Tindakan sang cucu yang membuat replika meja makan yang ia persiapkan untuk orang tuanya merupakan pengungkapan sebuah fakta yang ada di dalam teks yang memiliki hubungan dengan kejadian di kehidupan nyata bahwa ada anak yang mengabaikan orang tuanya yang sudah pikun. Ada peningkatan pemahaman dari sang cucu terhadap situasi yang ada (yang dihadapi) dan menimbulkan apresiasi sang cucu. Pemahaman itu yaitu, sang cucu melihat sebuah kejadian ketika orang tuanya memperlakukan kakeknya ketika makan bersama. Secara tiba-tiba suatu hari ia membuat persepsi bahwa itukah yang juga akan terjadi ketika ayah ibunya sudah tua. Maka untuk mengatasi hal tersebut ia membuat replika meja makan dengan maksud untuk persiapan ayah ibunya.

Kutipan Pesan Moral

Suatu hari sang ayah Memperhatikan anaknya sedang membuat replika mainan kayu. “Sedang apa, sayang?” Tanya ayah pada anaknya. “Aku sedang membuat meja buat ayah dan ibu. Persiapan buat ayah dan ibu bila aku besar nanti. Ayah anak kecil itu langsung terdiam.

Apa yang dilakukan anak kecil itu merupakan sebuah renungan. Ketika orang tua yang sudahpikun dan rabun hendaklah tetap memperlakukan mereka dengan sebaik-baiknya. Jangan ada perbedaan perlakuan kepada siapapun.

Humor pada teks A14, yaitu humor bahasa. Pengungkapan humor pada teks ini menggunakan teori teori konfigurasi. Ada situasi yang aneh terjadi di teks A14 ini. Ada persepsi lain tentang kalimat yang diucapkan seseorang yang dikait-kaitkan dengan tingkat pendidikan seseorang. Jawaban yang diucapkan oleh tiga orang dari latar belakang pendidikan yang berbeda dianggap sebagai ciri khas orang tersebut. Pada teori konfigurasi terjadi peningkatan pemahaman terhadap situasi yang ada (yang dihadapi). Pemahanan ini terjadi pada Gus Dur yang diberikan pertanyaan, mengapa sebuah pertanyaan yang sama tetapi dijawab berbeda dari orang yang berbeda padahal jawaban tersebut mempunyai makna yang sama, yaitu membenarkan pertanyaan orang lain. Pemahanan ini muncul tiba-tiba dan seolah-olah membawa sebuah makna baru dari sebuah kalimat jawaban “ho..oh”, “betul”, dan “benar”.

Page 12: HUMOR DAN PESAN MORAL TEKS ANEKDOT PADA BUKU AJAR …

256

Humor atau kelucuan pada teks A14 ini terletak pada jawaban Gus Dur, yaitu Ho..oh. Jawaban Gus Dur ini adalah jawaban yang “senjata makan tuan”. Mengapa demikian? Jawaban Gus Dur ‘Ho..oh” ini akan membuat pembaca tertawa karena Gus Dur sendiri yang mengatakan bahwa jawaban “ho..oh” adalah jawaban dari orang yang tamatan SD. Dengan menjawab ‘ho..oh’, berarti Gus Dur adalah tamatan SD bukan seorang sarjana.

Kutipan Pesan Moral

Gus Dur : (tertegun sejenak) “Ooh begini, kalau Anda bertanya kepada tamatan SD adalah Ho . . oh. Kalau Anda bertanya kepada tamatan SMA jawabannya betul. Sementara itu, kalau Anda bertanya kepada tamatan universitas jawabannya benar.”

Ajudan Presiden Bill Clinton : (mengangguk) “Jadi Anda ini seorang sarjana?”

Gus Dur : “Ho . . . oh!”

Profesi seseorang tidak menjamin kecerdasan dan status pendidikan. Dalam pergaulan jangan membedakan status sosial dengan melihat penggunaan bahasa seseorang.

Humor pada teks A15, yaitu humor sosial. Pengungkapan humor pada teks A15 ini menggunakan teori relief. Pada teori ini humor memberikan dampak emosi pendengar atau pembaca. Nasrudin yang tekenal sebagai orang cerdik selalu mendapat tantangan dari Raja Timur Lenk. Nasrudin dicoba ataun ditantang memanah, padahal ia bukan ahli memanah. Tantangan itu dengan maksud ingin mempermalukan Nasrudin. Sebagai orang yang banyak akal Nasrudin selalu menerima tantangan apapun. Humor atau kelucuan pada teks A15 ini terletak pada pernyataan (teriakan) Nasrudin bahwa ketika anak panahnya mengenai sasaran ia mengatakan bahwa inilah gaya Nasrudin memanah. Pernyataan tersebut didukung pada pernyataan sebelumnya ketika dua anak panahnya tidak mengenai sasaran. Anak panah Nasrudin yang pertama dikatakannya bahwa itu adalah gaya memanah Tuan Wajir. Anak panah yang kedua yang juga tidak mengenai sasaran itu dikatakannya sebagai gaya memanah Tuan Walikota. Hal ini tentu hanya akal-akalan Nasrudin saja untuk mangelabui Raja Timur Lenk. Seandainya anak panah ketiga atau keempat pun yang juga tidak mengenai sasaran, Nasrudin akan mengatakan bahwa gaya memanah itu adalah gaya orang lain sampai pada anak panah yang tepat sasaran barulah ia katakan bahwa itu gaya dia memanah.

Kutipan Pesan Moral

Nasrudin terpaksa mengambil busur dan tempat anak panah. Dengan memantapkan hati, ia membidik sasaran dan mulai memanah. Panah melesat jauh dari sasaran. Segera setelah itu, Nasrudinberteriak, Demikianlah gaya Tuan Wazir memanah.”Segera dicabutnya sebuah anak panah lagi. Ia membidik dan memanah lagi. Masih juga panah meleset dari sasaran. Nasrudin berteriak lagi, “Demikianlah gaya Tuan Walikota memanah.”Nasrudin segera mencabut sebuah anak panah lagi. Ia membidik dan memanah lagi. Kebetulan kali ini panahnya menyentuh sasaran. Nasrudin pun berteriak lagi, “Dan yang ini adalah gaya Nasrudin memanah. Oleh karena itu, kita tunggu hadiah dari Paduka Raja.”

nilah pesan moral yang ingin disampaikan kepada pembaca bahwa pertama, apapun masalah yang dihadapi selama kita masih bisa berpikir akan selalu ada jalan keluar. Kedua, selalu berbuat baiklah kepada orang lain.

Page 13: HUMOR DAN PESAN MORAL TEKS ANEKDOT PADA BUKU AJAR …

257

Humor pada teks A16, yaitu humor politik. Pengungkapan humor pada teks A16 ini menggunakan teori keganjilan. Pada teks A16 ini terjadi pertemuan antara ide-ide atau situasi yang bertentengan atau bertolak belakang dengan kejadian sebelumnya sehingga terjadi penyimpangan-penyimpangan (keganjilan) dari ketentuan-ketentuan yang lazim. Keganjilan ini terlihat dari tindakan pejabat yang pada awalnya bersikeras untuk tidak menerima hadiah mobil Ferari dari perusahaan pemenang tender. Namun Bule sebagai wakil pihak pemenang tender terus membujuk pejabat itu agar mau menerima hadiah dari bosnya. Dengan segala cara, ia kerahkan untuk membujuk pejabat itu, akhirnya dengan saran bahwa pejabat itu membeli mobil itu dengan harga Rp. 10.000,00, maka pejabat itu mau menerimanya. Alasan pejabat itu membeli mobil itu dengan penafsiran bahwa ia tidak menerima suap.

Kutipan Pesan Moral

Anda mau menyuap saya? Ini apa-apaan? Jangan gitu, ya. Haree gene ngasih-ngasih hadiah, apa kata dunia?”Bule : “Tolonglah, Pak. Diterima. Kalau tidak, saya nanti dianggap gagal membina relasi oleh kantor pusat.”Dirjen : “Ah, jangan samakan dengan pejabat lain. Saya ini orangnya jujur dan bersih!”

Inilah pesan moral yang ingin disampaikan. Harus hati-hati dengan wujud penyuapan. Jangan tergoda dengan kemewahan yang ditawarkan orang lain karena itu harta yang tidak baik.Bagaimanapun caranya apabila itu di luar kewajaran, maka sudah tentu itu hal yang tidak benar. Walaupun nyatanya mobil itu dibeli, namun harganya itu di luar batas kewajaran, sama juga itu namanya penyuapan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan wujud humor yang terdapat dalam teks anekdot tersebut yaitu, humor kritik, humor meringankan beban pesan, dan humor semata-mata pesan. Yang termasuk humor kritik, yaitu humor politik terdapat pada teks A1, A7, A10, A16, humor hukum terdapat pada teks A5, dan humor interupsi tedapat pada teks A13. Humor meringankan beban pesan yaitu, humor pendidikan terdapat pada teks A2, humor sosial terdapat pada teks A3, A4, A6, A11, A15. Humor semata-mata pesan, yaitu humor sosial terdapat pada teks A8, A9, A12 dan humor bahasa terdapat pada teks A14. Humor politik terdapat pada teks A1, A7, A10, dan A16.

Pesan moral yang terdapat dalam enam belas teks anekdot, yaitu pesan moral yang terdapat dalam teks tersebut, yaitu jangan takut kehilangan jabatan, selalu ada cara dan solusi dalam segala hal, jadilah orang jujur dan tidak korupsi; hasil bumi kita tidak perlu diekspor harus hati-hati melaporkan suatu kejadian; lihatlah apa isi yang disampaikan seseorang; jangan melakukan penyuapan; jangan selalu menganggap orang lain salah, manfaatkan kekayaaan dengan baik; jadilah orang yang teguh pendirian dan jangan tergoda hawa nafsu; jangan asal menuduh seseorang tanpa ada bukti; berilah pertolongan kepada orang yang mengalami musibah atau kesulitan; memperlakukan orang tua dengan baik; jangan membedakan status sosial; akan ada jalan keluar sebuah masalah; hati-hati dengan wujud penyuapan yang berupa kemewahan.

Saran

Peneliti lain untuk mengungkapkan humor pada teks anekdot khususnya dan teks humor

Page 14: HUMOR DAN PESAN MORAL TEKS ANEKDOT PADA BUKU AJAR …

258

pada umumnya dapat menggunakan teknik lain, misalnya dengan teknik praanggapan, implikatur, atau maksim.

DAFTAR RUJUKAN

Asyura, Muhammad, Effendy, dan Martono. 2014. “Makna dan Fungsi Humor dalam Kumpulan Cerita Abu Nawas”. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran. No. 4, tahun 2013, Vol. 3. Pontianak: Universitas Tanjung Pura.

Danandjaja, James.1984. Folkor Indonesia (Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain). Jakarta: Grafiti.Endraswara, Suwardi. 2013. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta. CAPS.Rafiek, M. 2017. Teori Sastra: Dari Kelisanan sampai Perfilman. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Rusidah. 2013. Humor Opera Van Java di ANTV. Banjarmasin: PSM PBSI.Semi, M. Atar. 2012. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.