Ikterus Prehepatik Dan Post Hepatik
-
Upload
intan-sulistiani -
Category
Documents
-
view
1.269 -
download
41
Transcript of Ikterus Prehepatik Dan Post Hepatik
-
8/10/2019 Ikterus Prehepatik Dan Post Hepatik
1/2
Definisi
Ikterus adalah warna kuning pada kulit, konjungtiva dan selaputakibat penumpukan bilirubin. Sedangkan hiperbilirubinemia adalah ikterus dengan
konsentrasi bilirubin serum yang menjurus ke arah terjadinya kernikterus atau ensefalopati
bilirubin bila kadar bilirubin yang tidak dikendalikan.
Atau bisa juga Ikterus adalah akumulasi abnormal pigmen bilirubin dalarn darah yang
menyebabkan air seni berwarna gelap, warna tinja menjadi pucat dan perubahan warna kulit
menjadi kekuningan. Icterus merupakan kondisi berubahnya jaringan menjadi berwarna
kuning akibat deposisi bilirubin. Ikterus paling mudah dilihat pada, sklera mata karena
elastin pada sklera mengikat bilirubin.
Ikterus harus dibedakan dengan karotenemiayaitu warna kulit kekuningan yang disebabkan
asupan berlebihan buah-buahan berwarna kuning yang mengandung pigmen lipokrom,
misalnya wortel, pepaya dan jeruk. Pada karotemia warna kuning terutama tampak pada
telapak tangan dan kaki disamping kulit lainnya. Sklere pada karotemia tidak kuning. Istilah
ikterus dapat dikacaukan dengan kolestasis yang umumnya disertai ikterus. Definisi
kolestasis adalah hambatan aliran empedu normal normal untuk mencapai duodenum.
Kolestatasis ini dulu sering dinamakanjaundice obstruktif.
Normalnya, bilirubin total
Ikterus yang ringan dapat dilihat paling awal pada sklera mata, dan kalau ini terjadi kadar
bilirubin sudah berkisar antara 2-2,5 mg/dL (34 sampai 43 uniol/L). Jika ikterus sudah jelas
dapat dilihat dengan nyata maka bilirubin mungkin sebenamya sudah mencapai angka 7
mg%.Ikterus (jaundice) didefinisikan sebagai menguningnya warna kulit dan sklera akibat
akumulasi pigmen bilirubin dalam darah dan jaringan. Kadar bilirubin harus mencapai 35-40
mmol/l sebelum ikterus menimbulkan manifestasi klinik. (3)
Jaundice (berasal dari bahasa Perancis jaune artinya kuning) atau ikterus (bahasa Latin
untuk jaundice) adalah pewarnaan kuning pada kulit, sklera, dan membran mukosa oleh
deposit bilirubin (pigmen empedu kuning-oranye) pada jaringan tersebut.
Etiologi ikterusIkterus merupakan suatu keadaan dimana terjadi penimbunan pigmen empedu pada tubuh
menyebabkan perubahan warna jaringan menjadi kuning, terutama pada jaringan tubuh yang
banyak mengandung serabut elastin sperti aorta dan sklera (Maclachlan dan Cullen di dalamCarlton dan McGavin 1995). Warna kuning ini disebabkan adanya akumulasi bilirubin pada
http://4.bp.blogspot.com/-K7f9jWqrE8E/Tu3ebBKfXuI/AAAAAAAAAIM/1B74W_WW_8E/s1600/images+(1).jpg -
8/10/2019 Ikterus Prehepatik Dan Post Hepatik
2/2
proses (hiperbilirubinemia). Adanya ikterus yang mengenai hampir seluruh organ tubuh
menunjukkan terjadinya gangguan sekresi bilirubin. Berdasarkan penyebabnya, ikterus dapat
dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Ikterus pre-hepatikIkterus jenis ini terjadi karena adanya kerusakan RBC atau intravaskular hemolisis, misalnya
pada kasus anemia hemolitik menyebabkan terjadinya pembentukan bilirubin yang berlebih.Hemolisis dapat disebabkan oleh parasit darah, contoh:Babesia sp., danAnaplasma
sp. Menurut Price dan Wilson (2002), bilirubin yang tidak terkonjugasi bersifat tidak larut
dalam air sehingga tidak diekskresikan dalam urin dan tidak terjadi bilirubinuria tetapi terjadi
peningkatan urobilinogen. Hal ini menyebabkan warna urin dan feses menjadi gelap. Ikterus
yang disebabkan oleh hiperbilirubinemia tak terkonjugasi bersifat ringan dan berwarna
kuning pucat. Contoh kasus pada anjing adalah kejadian Leptospirosis oleh
infeksiLeptospira grippotyphosa.
2. Ikterus hepatikIkterus jenis ini terjadi di dalam hati karena penurunan pengambilan dan konjugasi oleh
hepatosit sehingga gagal membentuk bilirubin terkonjugasi. Kegagalan tersebut disebabkan
rusaknya sel-sel hepatosit, hepatitis akut atau kronis dan pemakaian obat yang berpengaruhterhadap pengambilan bilirubin oleh sel hati. Gangguan konjugasi bilirubin dapat disebabkan
karena defisiensi enzim glukoronil transferase sebagai katalisator (Price dan Wilson 2002).
Ikterus
3. Ikterus Post-HepatikMekanisme terjadinya ikterus post hepatik adalah terjadinya penurunan sekresi bilirubin
terkonjugasi sehinga mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonjugasi. Bilirubin terkonjugasi
bersifat larut di dalam air, sehingga diekskresikan ke dalam urin (bilirubinuria) melalui ginjal,
tetapi urobilinogen menjadi berkurang sehingga warna feses terlihat pucat. Faktor penyebab
gangguan sekresi bilirubin dapat berupa faktor fungsional maupun obstruksi duktus
choledocus yang disebabkan oleh cholelithiasis, infestasi parasit, tumor hati, dan inflamasi
yang mengakibatkan fibrosis.
Migrasi larva cacing melewati hati umum terjadi pada hewan domestik. Larva nematoda yang
melewati hati dapat menyebabkan inflamasi dan hepatocellular necrosis(nekrosa sel hati).
Bekas infeksi ini kemudian diganti dengan jaringan ikat fibrosa (jaringan parut) yang sering
terjadi pada kapsula hati. Cacing yang telah dewasa berpindah pada duktus empedu dan
menyebabkan cholangitis atau cholangiohepatitis yang akan berdampak pada
penyumbatan/obstruksi duktus empedu. Contoh nematoda yang menyerang hati anjing
adalah Capillaria hepatica.Cacing cestoda yang berhabitat pada sistem hepatobiliary anjing
antara lain Taenia hydatigena danEchinococcus granulosus. Cacing trematoda yang
berhabitat di duktus empedu anjing meliputiDicrocoelium dendriticum, Ophisthorcis
tenuicollis, Pseudamphistomum truncatum, Methorcis conjunctus, M. albidus, Parametorchiscomplexus, dan lain-lain (Maclachlan dan Cullen di dalam Carlton dan McGavin 1995).