IKD
-
Upload
rico-pratama -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
description
Transcript of IKD
![Page 1: IKD](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072002/563db8b4550346aa9a962cbc/html5/thumbnails/1.jpg)
NAMA : AYU WULANDARI
NIM : 2014 111 019
JURUSAN : MANAJEMEN KEUANGAN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MUHAMMADIYAH
SAMARINDA
![Page 2: IKD](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072002/563db8b4550346aa9a962cbc/html5/thumbnails/2.jpg)
MANUSIA SEBAGAI SUBJEK DAN OBJEK PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
![Page 3: IKD](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072002/563db8b4550346aa9a962cbc/html5/thumbnails/3.jpg)
RINGKASAN
![Page 4: IKD](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072002/563db8b4550346aa9a962cbc/html5/thumbnails/4.jpg)
LEMBAR DEDIKASI
![Page 5: IKD](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072002/563db8b4550346aa9a962cbc/html5/thumbnails/5.jpg)
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur senantiasa saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkah, rahmat, dan karunia-Nya saya dapat menyelasaikan makalah ini. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang memberikan
kritik dan saran sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini ditulis guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar. Judul yang
dipilih untuk makalah ini adalah “Manusia Sebagai Subjek dan Objek Pengembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi”.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Seperti kata pepatah “Tak
Ada Gading Yang Tak Retak”. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran guna
menyempurnakan makalah ini.
Demikian makalah ini dibuat, untuk kesalahan yang ada pada makalah ini dapat berguna
bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
![Page 6: IKD](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072002/563db8b4550346aa9a962cbc/html5/thumbnails/6.jpg)
DAFTAR ISI
JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . i
RINGKASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . ii
LEMBAR
DEDIKASI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
iii
KATA
PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
iv
DAFTAR INSTRUMEN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . vi
BAB I PENDAHULUAN
a.Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . 1
b. Tujuan
Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1
c.Metode Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . 1
BAB II MANUSIA SEBAGAI SUBYEK PENGEMBANGAN (IPTEK)
a.Motivasi Manusia Untuk Mengembangkan IPTEK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . 2
![Page 7: IKD](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072002/563db8b4550346aa9a962cbc/html5/thumbnails/7.jpg)
b. Potensi Dasar Manusia Dalam Mengembangkan
IPTEK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
c.Karakter Dasar Manusia Pengembang
IPTEK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
d. Perspektip Spiritual Manusia Sebagai Subjek Pengembang IPTEK . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . 2
BAB III MANUSIA SEBAGAI OBJEK PENGEMBANGAN IPTEK
a.Posisi Manusia Dalam Sistem Kehidupan Alam
Semesta . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
b. Kondisi Manusia Sebagai Suatu Sub Sistem Dalam Sistem Kehidupan Alam
Semesta . . . . . . . . . 3
c.Situasi Yang Dihadapi Manusia Sebagai Objek Pengembangan IPTEK . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . 3
d. Perspektif Spiritual Manusia Sebagai Objek Pengembangan IPTEK . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . 3
BAB IV PELUANG DAN TANTANGAN MANUSIA DALAM MENGEMBANGKAN IPTEK
a.Peluang Yang Dihadapi Manusia Dalam Mengembangkan IPTEK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . 4
b. Tantangan Yang Dihadapi Manusia Dalam Mengembangkan IPTEK . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . 4
c.Sikap Manusia Terhadap Peluang Dan Tantangan Dalam Mengembangkan
IPTEK . . . . . . . . . . . 4
d. Perspektif Spiritual Terhadap Peluang Dan Tantangan Dalam Mengembangkan
IPTEK . . . . . . . 4
BAB V PENUTUP
a.Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . 5
b. Implikasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . 5
![Page 8: IKD](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072002/563db8b4550346aa9a962cbc/html5/thumbnails/8.jpg)
DAFTAR INSTRUMEN
![Page 9: IKD](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072002/563db8b4550346aa9a962cbc/html5/thumbnails/9.jpg)
![Page 10: IKD](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072002/563db8b4550346aa9a962cbc/html5/thumbnails/10.jpg)
![Page 11: IKD](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072002/563db8b4550346aa9a962cbc/html5/thumbnails/11.jpg)
![Page 12: IKD](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072002/563db8b4550346aa9a962cbc/html5/thumbnails/12.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan. Secara biologis manusia dikatakan sebagai
homo sapiens, artinya spesies mamalia yang memiliki tingkat kecerdasanyang tinggi
dibandingkan dengan spesies lainnya, selain itu, dapat diartikan sebagai manusia
berpikir.
Ilmu pengetahuan dan teknologi menurut Ashley Montagu menyebutkan bahwa “Ilmu
pengetahuan adalah pengetahuan yang disusun dalam suatu system yang berasal dari
pengamatan, studi dan pengalaman untuk menentukan hakikat dan prinsip hal yang
sedang di pelajari. Sedangkan menurut Drs. H. Ali As’ad menafsirkan ilmu sebagai suatu
sifat yang kalau dimiliki oleh seorang maka menjadi jelaslah apa yang terlintas di dalam
pengertiannya.
Teknologi adalah ilmu terapan dari rekayasa yang diwujudkan dalam bentuk karya cipta
manusia yang didasarkan pada prinsip ilmu pengetahuan.
B. Tujuan Penulisan
1. Agar pembaca mengetahui mengapa manusia sebagai subyek pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi;
2. Agar pembaca mengetahui mengapa manusia sebagai objek pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi;
3. Agar pembaca mengetahui apa saja peluang dan tantangan manusia dalam
mengembangkan ilmi pengetahuan dan teknologi.
C. Metode Penulisan
![Page 13: IKD](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072002/563db8b4550346aa9a962cbc/html5/thumbnails/13.jpg)
BAB II
MANUSIA SEBAGAI SUBYEK PENGEMBANGAN (IPTEK)
Manusia merupakan asal terciptanya IPTEK, oleh karena itu manusia di sebut sebagai
Subyek IPTEK. Manusia dengan ilmu pengetahuan yang di miliki terus melakukan pengamatan
dan analisis untuk menemukan ide atau gagasan yang dapat mempermudahkan manusia
dalam melakukan kegiatannya dalam kehidupan sehari-hari. Ide atau gagasan tersebut
dituangkan manusia dalam teknik/cara atau benda-benda yang dapat digunakan manusia
lainnya untuk memudahkan kehidupan mereka.
Manusia juga disebut sebagai Objek IPTEK sebab manusia adalah pengguna dari IPTEK
tersebut (yang telah diciptakan manusia). Sehingga dapat disimpulkan bahwa manusia
membuat IPTEK untuk manusia itu sendiri dan manusia-manusia lainnya.
A. MOTIVASI MANUSIA UNTUK MENGEMBANGKAN IPTEK
Motivasi yang paling tinggi nilainya adalah keyakinan, bahwa pekerjaan itu benar
dan harus dilakukan.
Keyakinan itu memerlukan waktu untuk ditanamkan ke dada manusia, namun sekali tertanam
ia akan “hidup” terus, selama bisa mewariskan ke generasi berikutnya. Manusia akan bekerja
bebas tanpa paksaan, merdeka tanpa harus tunduk pada kendala ekonomi; mereka bekerja
semata-mata karena yakin kebenarannya, dan untuk itu mereka akan selalu menemukan
jalan, agar pekerjaannya bisa berhasil. Motivasi inilah yang dimiliki oleh para Nabi, yang juga
diwarisi ummat Islam di masa lalu, sehingga bisa mengangkat bangsa yang “ummiy” (buta
huruf) menjadi bangsa yang meninggalkan jejak yang luar biasa pada dunia iptek.
B. POTENSI DASAR MANUSIA DALAM MENGEMBANGKAN IPTEK
POTENSI YANG DIMILIKI MANUSIA
Dalam berbagai literature, khususnya dibidang filsafat dan antropologi dijumpai berbagai
pandangan para ahli tentang hakekat manusia. Sastraprateja, misalnya mengatakan bahwa
manusia adalah makhluk yang historis. Hakikat manusia itu sendiri adalah suatu sejarah,
suatu peristiwa yang semata-mata datum. Hakikat manusia hanya dilihat dalam perjalanan
sejarahnya, dalam sejarah perjalanan bangsa manusia. Saatraprateja lebih lanjut mengatakan,
bahwa apa yang kita peroleh dari pengamatan kita atas pengamatan manusia adalah suatu
![Page 14: IKD](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072002/563db8b4550346aa9a962cbc/html5/thumbnails/14.jpg)
rangkaian anthtropoligical constans, yaitu dorongan-dorongan dan orientasi yang dimiliki
manusia.
Lebih lanjut, Sastraprateja menambahkan ada sekurang-kurangnya 6 anthtropoligical
constans yang dapat di tarik dari pengalaman umat manusia, yaitu:
1. Relasi manusia dengan kejasmanian, alam, dan lingkungan ekologis
2. Keterlibatan dengan sesama
3. Keterkaitan dengan srtuktur sosial dan institional
4. Ketergantungan masyarakat dan kebudayaan pada waktu dan tempat,
hubungan timbal balik antara teori dan praktis.
5. Kesadaran religious dan para religious
6. Merupakan satu sintesis dan masing-masing saling mempengaruhi.
Keenam masalah tersebut tampak merupakan rangkaian kegiatan yang tidak bisa
ditinggalkan oleh manusia, yang secara umum dapat dikatakan bahwa dalam
beresksistensinya manusia tidak bisa melepaskan dari ketergantungannya pada orang lain.
Dr. Alexis Carrel (seorang peletak dasar-dasar humaniora di Barat ) mengatakan bahwa
manusia adalah makhluk yang misterius, karena derajat keterpisahan manusia dari dirinya
berbanding terbalik dengan perhatiannya yang demikian tinggi terhadap dunia yang ada luar
dirinya. Pendapat ini menunjukkan tentang betapa sulitnya memahami manusia secara tuntas
dan menyeluruh. Sehingga setiap kali seseorang selesai memahami dari satu aspek tentang
manusia, maka muncul pula aspek yang lainnya.
Manusia memiliki kemampuan yang tinggi untuk beradaptasi dengan perubahan yang
terjadi dalam kehidupannya, baik perubahan social maupun perubahan alamiah. Manusia
menghargai tata aturan etik, sopan santun, dan berbagai makhluk yang berbudaya. Manusia
tidak liar, baik secara social maupun alamiah.
Manusia yang baru lahir dari perut ibunya masih sangat lemah, tidak berdaya dan tidak
mengetahui apa-apa. Untuk menjadi hamba Allah yang selalu menyembah-Nya dengan tulus
dan menjadi khalifah-Nya dimuka bumi, anak tersebut membutuhkan perawatan, bimbingan
dan pengembangan segenap potensinya kepada tujuan yang benar. Ia harus dikembangkan
segala potensinya kearah yang positif melalui suatu upaya yang disebut sebagai al-Tarbiyah,
al-Ta’dib, al-Ta’lim atau yang kita kenal dengan “pendidikan”.
![Page 15: IKD](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072002/563db8b4550346aa9a962cbc/html5/thumbnails/15.jpg)
Karena pendidikan yang mengarahkan ke arah perkembangan yang optimal maka
pendidikan dalam mengembangkannya harus memperhatikan aspek-aspek kepentingan yang
antara lain :
1. Aspek Pedagogis
Dalam hal ini manusia dipandang sebagai makhluk yang disebut ‘Homo Educondum’
yaitu makhluk yang harus didik. Inilah yang membedakannya dengan makhluk yang lain. Jadi
disini pendidikan berfungsi memanusiakan manusia tanpa pendidikan sama sekali, manusia
tidak dapat menjadi manusia yang sebenarnya.
2. Aspek Psikologis
Aspek ini memandang manusia sebagai makhluk yang disebut ‘Psychophyisk Netral’
yaitu makhluk yang memiliki kemandirian (selftandingness) jasmaniahnya dan rohaniah.
Didalam kemandirian itu manusia mempunyai potensi dasar yang merupakan benih yang
dapat tumbuh dan berkembang.
3. Aspek Sosiologis Dan Kultural
Aspek ini memandang bahwa manusia adalah makhluk yang berwatak dan
berkemampuan dasar untuk hidup bermasyarakat.
4. Aspek Filosofis
Aspek ini manusia adalah makhluk yang disebut ‘Homo Sapiens’ yaitu makhluk yang
mempunyai kemampuan untuk berilmu pengetahuan.
Manusia sebagai makhluk paedagogik membawa potensi dapat dididik dan dapat
mendidik. Sehingga dengan potensi tersebut mampu menjadi khalifah di bumi, pendukung
dan pengembang kebudayaan. Ia dilengkapi dengan fitrah Allah berupa keterampilan yang
dapat berkembang, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk yang mulia.
Fitrah manusia dapat tumbuh dan berkembang dengan baik melalui pendidikan. Oleh
karena itu pendidikan Islam bertugas membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan
perkembangan fitrah manusia tersebut sehingga terbentuk seorang yang berkepribadian
muslim. Potensi dasar tersebut atau lebih dikenal dengan istilah fitrah harus terpelihara dan
berkembang dengan baik. Sebab tugas pendidikan adalah menjadikan potensi dasar itu lebih
berdaya guna, berfungsi secara wajar dan manusiawi.
![Page 16: IKD](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072002/563db8b4550346aa9a962cbc/html5/thumbnails/16.jpg)
Dalam pandangan lain, Pendidikan merupakan upaya manusia yang diarahkan kepada
manusia lain dengan harapan mereka, ini berkat pendidikan (pengajaran) itu kelak menjadi
manusia yang shaleh, yang berbuat sebagai mana yang seharusnya diperbuat dan menjauhi
apa yang tidak patut dilakukannya.
C. KARAKTER DASAR MANUSIA PENGEMBANG IPTEK
![Page 17: IKD](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072002/563db8b4550346aa9a962cbc/html5/thumbnails/17.jpg)
KESIMPULAN
Sains dan teknologi sendiri sudah menjadi bagian dari kehidupan kita. Mereka memiliki
peranan penting yaitu membantu meringankan masalah yang dihadapi manusia. Sains dan
Teknologi saling terkait satu sama lain (tidak terpisah). Hal ini dapat diperjelas dengan
teknologi yang mana ia akan berubah sifatnya jika tidak dibarengi dengan ilmu sains. Sudah
menjadi sifat dasar teknologi yang egois dimana ia selalu menginginkan sesuatu yang lebih
baik dari yang lain. Kemajuan teknologi yang tidak terkendali sering kali berakibat pada
pengerusakan lingkungan. Begitu pula dengan ilmu pengetahuan sains. Kemajuan sains
tergantung dari perkembangan alatnya. Sains tidak akan berkembang, jika alat-alat yang
digunakan masih monoton. Padahal untuk menciptakan sesuatu, diperlukan alat yang canggih
pula agar hasil yang didapat maksimal. Itulah mengapa sains dan teknologi sangat erat
hubungannya. Masing-masing dari mereka memiliki fungsi yang berbeda. Fungsi ini jika
dipadukan, akan menghasilkan penemuan yang luar biasa.
Berkat kemajuan ilmu dan teknologi manusia dapat menciptakan alat-alat serta
perlengkapan yang canggih untuk berbagai kegiatan, sehingga dalam kegiatan kehidupannya
tersedia berbagai kemudahan. Hal ini memungkinkan manusia dapat melakukan kegiatan
dengan lebih efisien dan efektif. Dengan ilmu dan teknologi tumbuhlah berbagai industry yang
hasilnya dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Teknologi dapat membawa dampak
positif berupa kemajuan dan kesejahteraan manusia sebaliknya dpat berdampak negative
berupa ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang berakibat
kehancuran alam semesta. Netralisasi teknologi dapat digunakan untuk kemanfaatkan
sebesar-besarnya bagi kehidupan manusia dan atau di gunakan untuk kehancuran manusia itu
sendiri.
D. IMPLIKASI
![Page 18: IKD](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072002/563db8b4550346aa9a962cbc/html5/thumbnails/18.jpg)